upaya meningkatkan hasil belajar ipa melalui …...terjadi pada siswa kelas iv sdn kutowinangun 04...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV
SDN KUTOWINANGUN 04 SALATIGA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Kristen Satya Wacana
Oleh
RINI
292012546
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS IV SDN KUTOWINANGUN 04 SALATIGA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016
1Rini,
2Sunardi,
3Slameto
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected],[email protected],
[email protected]. 1Mahasiswa PGSD
2 Dosen pembimbing
3Dosen penguji
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model kooperatif
tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN
Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan
Mc Taggat yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdapat 4 tahap yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting). Dan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian adalah
siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13
siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Data diperoleh melalui teknik tes dan observasi.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan lembar tes
hasil belajar. analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif
komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui
penerapan model kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun
04 Salatiga. Di mana pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dari jumlah 28 siswa
terdapat 15 (54%) meningkat menjadi 20 (71%) siswa pada siklus I dan meningkat kembali
menjadi 27 (96%) siswa yang tuntas pada siklus II. hasil tersebut dinyatakan berhasil karena
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%, dengan demikian
hipotesis yang diajukan peneliti dapat dibuktikan kebenaranya.
Kata kunci : Pembelajaran IPA, Kooperatif Learning, Picture And Picture dan Hasil belajar
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, didalam
perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat
diamati dengan indera secara langsung, (Trianto 2010:136) Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui IPA, peserta didik akan dibekali kemampuan berpikir kritis dan logis, bekerja dan
bersikap ilmiah serta dapat merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep
IPA.
Namun pada kenyataannya konsep mata pelajaran IPA untuk sebagian besar siswa
merupakan konsep yang sulit, karena dalam penyampaian materi pembelajaran IPA, guru
kurang mengoptimalisasikan penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar yang ada
sehingga konsep IPA yang telah disampaikan kepada siswa belum bisa digunakan oleh siswa
dalam memecahkan masalah yang mereka jumpai. (Wisudawati & Sulistyowati (2014:11)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV di SDN
Kutowinganun 04 ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran IPA yaitu: guru masih
mendominasikan pembelajaran dengan metode konvensional yaitu ceramah sehingga siswa
menjadi pasif, ada beberapa siswa yang masih sibuk bermain sendiri dan kurang
memperhatikan penjelasan guru, kurangnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeluarkan pendapat, dalam pembelajaran guru masih kurang mengoptimalkan media
belajar dalam pembelajaran IPA sehingga siswa sulit untuk memahami materi yang
disampaikan. Kondisi seperti ini menyebabkan hasil belajar IPA menjadi rendah, seperti yang
terjadi pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Di
mana pada saat siswa melaksanakan Ulangan Harian Semester II pada hari kamis 28 Januari
2016 diperoleh data bahwa dari total 28 siswa yang mengikuti Ulangan harian, terdapat 13
siswa (46%) yang masih belum mencapai KKM (70) dan sedangkan 15 siswa (54%) sudah
mampu mencapai KKM dengan nilai tertinggi 85.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV
untuk menemukan solusi yang tepat dalam upaya mengatasi rendahnya hasil belajar siswa
kelas IV semester II di SDN Kutowinangun 04 tahun ajaran 2015 / 2016 terutama pada
pembelajaran IPA. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah
tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
3
picture. Picture and Picture adalah suatu metode pembelajaran dengan menggunaan media
gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di
urutkan menjadi urutan yang logis. Dimana materi yang diajarkan lebih terarah karena pada
awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat terlebih dahulu. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir
siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. Dapat meningkatkan
tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan
gambar. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang
telah dipersiapkan oleh guru (Istarani 2011:8)
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe picture and picture Pada Siswa Kelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga
semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah yang telah dibahas diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : ”apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04
Salatiga Semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah penerapan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun ajaran 2015 /
2016.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Siswa lebih fokus untuk memahami materi-materi yang disampaikan karena materi
disajikan melalui gambar-gambar.
b. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa
4
c. Kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA dapat berkurang .
d. Kemampuan siswa dalam menyelasaikan permasalahan pada pembelajaran IPA
meningkat.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat mengetahui berbagai metode-metode pembelajaran yang efektif dan
menyenangakan.
b. Guru dapat memilih metode-metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran.
c. Guru dapat menerapkan salah satu metode ini dari metode yang lain untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa didalam kelas dengan penggunaaan pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture pada pelajaran IPA maupun pelajaran lainnya.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam merupakan makna alam dan berbagai
fenomena / perilaku / karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori dan konsep
melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan manusia. (Mariana dan Praginda
2009:6).
Menurut Susanto (2013:167) mengatakan bahwa sains atau IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan
semua benda yang berada di permukaan bumi baik yang dapat diamati maupun tidak dapat
diamati oleh manusia.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture
Menurut Hamdani, (2011:89) mengatakan bahwa picture and picture merupakan
suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi
urutan logis.
5
Menurut Hamdayama (2014:229) mengatakan bahwa metode pembelajaran picture
and picture merupakan sebuah metode pembelajaran dimana guru menggunakan alat bantu
atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif
belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai
media atau alat peraga untuk mempermudahkan dalam menyampaikan materi ajar.
sintaks metode picture and picture menurut Huda (2015:236) sebagai berikut:
Tabel 2.1
Sintaks metode pembelajaran picture and picture
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan metode picture and picture
adalah: kelebihan metode pembelajaran picture and picture: 1). Materi yang diajarkan lebih
terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan
Fase Perilaku Guru
Fase 1
Penyampaikan
kompetensi
Pada tahap ini guru menyampaikan kompetensi dasar mata
pelajaran yang bersangkutan.
Fase 2
Presentasi materi
Pada tahap penyajian materi, guru telah menciptakan
momentum awal pembelajaran dengan memberikan motivasi
pada beberapa siswa yang kemungkinan masih belum siap.
Fase 3
Penyajikan gambar
Pada tahap ini, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan
mengamati setiap gambar yang ditujukkan.
Fase 4
Pemasangan gambar
Pada tahap ini, guru menunjuk/memanggil siswa secara
bergantian untuk memasang gambar-gambar secara berurutan
dengan logis.
Fase 5
Penjajakan
Pada tahap ini, guru menanyakan kepada siswa tentang alasan /
dasar pemikiran di balik urutan gambar yang disusunnya.
Fase 6
Penyajian kompetensi
Berdasarkan komantar atau penjelasan atau gambar-
gambar,guru bisa mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
Fase 7 Penutup
Di akhir pembelajaran ,guru dan siswa saling berefleksi
mengenai apa yang telah dicapai dan dilakukan.
6
materi secara singkat terlebih dahulu, 2). Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena
guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari, 3). Dapat meningkat
daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang
ada, 4). Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa
mengurutkan gambar, 5). Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru, sedangkan kelemahan metode
pembelajaran picture and picture: 1). Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan
berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran, 2). Sulit menemukan gambar-gambar yang
sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki, 3). Baik guru ataupun siswa
kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu
materi pelajaran, 4). Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan.
Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2015:7) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hamalik (dalam Rusman, 2012:123) mengatakan bahwa hasil
belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga
perbaikan perilaku.
Menurut Soedijarto (dalam Purwanto, 2014:46) mengatakan bahwa hasil belajar
sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang yang telah
mengalami proses kegiatan pembelajaran.
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mega Selfia pada tahun 2012 dengan judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode Picture And Picture
Siswa Kelas IV SDN Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2012/2013”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menerapkan metode picture and
picture terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada siklus I dan
siklus II. Di mana sebelum dilakukan tindakan (kondisi awal) terdapat 9 siswa (39%) yang
tuntas, sedangkan 14 siswa (61%) yang belum tuntas. Dan pada siklus I meningkat menjadi
16 siswa (70%) yang tuntas, sedangkan 7 siswa (30%) belum tuntas. Pada siklus II kembali
meningkat menjadi 21 siswa (91%) yang tuntas, sedangkan 2 siswa (9%) belum tuntas.
7
Berdasarkan penelitian terdahulu yang diungkapkan diatas dapat di simpulkan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, oleh sebab itu dalam penelitan ini, peneliti menggunakan
model kooperatif tipe picture and picture dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa seperti yang terjadi pada penelitian terdahulu diatas.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah jelaskan, maka hipotesis
tindakan dari penelitian ini adalah : “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture diduga dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada
siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. (Arikunto
2010:130). Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV SDN
Kutowinangun 04 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 untuk mengidentifikasi permasalahan
penelitian dan menentukan rencana tindak lanjut.
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SDN Kutowinangun 04
sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Di mana
tingkat intelektual setiap peserta didik kelas IV sangat beragam, ada sebagian siswa yang
cerdas dan aktif dalam pembelajaran baik dalam hal bertanya maupun menjawab pertanyaan
guru dan ada juga sebagian siswa yang tidak aktif, cenderung mendengarkan penjelasan guru
dan tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata.
Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini digolongkan
menjadi dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Variabel Bebas (independent)
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (X) adalah model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture. Picture and picture merupakan suatu metode pembelajar
8
yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran yang dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis.
Variabel Terikat (dependent)
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar IPA.
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran.
Data dan Cara Pengumpulannya
Teknik Pengumpulan Data
Data tentang hasil belajar peserta didik didapatkan melalui teknik tes evaluasi diakhir
pembelajaran. Sedangkan data dari aktivitas kinerja guru dan aktivitas siswa diperoleh
melalui observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan pengisian lembar
observasi yang dilakukan oleh observer. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk
melakukan pengumpul data adalah instrumen tes dan non tes
Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan hasil akhir dalam pembelajaran yang menjadikan
prasyarat bagi siswa untuk tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa mengalami ketuntasan di atas 80 %
dan siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas di atas 70.
Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang telah
dikumpulkan. Pada penelitian ini, data-data yang dikumpulkan akan berbentuk data
kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif
komparatif yaitu membandingkan hasil nilai evaluasi pada kondisi awal, nilai evaluasi
setelah siklus I dan nilai evaluasi setelah siklus II. Data kualitatif adalah hasil pengamatan
maupun wawancara yang menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari setiap siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas (PTK)
dilaksanakan. Dimana pada kondisi ini hasil belajar IPA dikelas IV masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sistematis pembelajaran yang masih berpusat pada
guru (teacher-centered) sehingga membuat pembelajaran menjadi membosankan dan tidak
menyenangkan bagi siswa, dalam kegiatan proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan
informasi atau materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan
9
untuk mengeluarkan pendapatnya, dan belum adanya pemanfaatan media pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa kesulitan untuk memahami materi yang
disampaikan dan menyebabkan hasil belajar IPA menjadi rendah. Hal ini terlihat pada hasil
ulangan harian yang disajikan dalam tabel 2
Tabel 2
Distribusi Perolehan Nilai IPA Pra Tindakan
Siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 50 – 55 3 11%
2 56 – 61 3 11%
3 62 – 67 7 25%
4 68 – 73 7 25%
5 74 – 79 5 17%
6 80 – 85 3 11%
Jumlah 28 100 %
Rata-rata 68
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa hasil belajar IPA yang diperoleh siswa
masih banyak yang belum mencapai KKM (70). Dimana diketahui siswa yang mendapat nilai
50 – 55 sebanyak 3 siswa dengan presentase 11 %, nilai 56 – 61 sebanyak 3 siswa dengan
presentase 11 %, nilai 62 – 67 sebanyak 7 siswa dengan presentase 25 %, nilai 68 – 73
sebanyak 7 siswa dengan presentase 25 %, nilai 74 – 79 sebanyak 5 siswa dengan presentase
17 %, dan untuk nilai 80 – 85 sebanyak 3 siswa dengan presentase 11 %. Sehingga
berdasarkan hasil belajar tersebut, peneliti akan mengadakan tindakan pembelajaran untuk
membantu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga
dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture dengan pokok bahasan
energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siklus I
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari dua pertemuan dengan tahapan
kegiatan pembelajaran yang sama, hanya saja disetiap pertemuan beda indikator. Dan diakhir
pertemuan (petemuan kedua) pada siklus I akan diberikan lembar evaluasi untuk mengukur
hasil belajar siswa.
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 9 Februari 2016 dengan
kompetensi dasar membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak
akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut. Pada
10
pertemuan pertama ini terdapat empat indikator pembelajaran antara lain menjelaskan
pengertian energi gerak, mengetahui sumber energi gerak, mengetahui manfaat dan contoh
sumber energi gerak, dan menjelaskan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara.
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama:
a. Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru menyapa siswa dengan selamat pagi kemudian berdoa,
setelah itu mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan menunjukan gambar pohon yang miring
dan mau tumbang sambil menanyakan “Kenapa pohon itu bisa miring dan mau
tumbang?”. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan guru. Setelah melakukan
apersepsi, pengajar menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti
kegiatan inti, pengajar menjelaskan atau menyampaikan materi pembelajaran dengan
bantuan gambar sebagai media pembelajaran, setelah itu membagikan siswa kedalam
kelompok-kelompok kecil, kemudian memberikan instruksi tentang bagaimana cara
kerja maupun apa yang akan dikerjakan siswa didalam kelompok yaitu mengelompokan
gambar – gambar contoh energi angin dan energi air, kemudian pengajar membagikan
lembar kerja kelompok serta gambar kepada setiap kelompok, kemudian pengajar
membimbing siswa saat mengerjakan tugas di dalam kelompok dan setelah itu pengajar
meminta setiap perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil kerja kelompok
didepan kelas dan siswa yang lain diminta untuk menanggapi.
c. Kegiatan penutup
pada kegiatan penutup ini, pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui atau pahami, kemudian memberikan
penguatan dan bersama siswa membuat kesimpulan tentang sumber, manfaat dan
perubahan energi gerak, dan setelah itu memberi pesan kepada siswa untuk mempelajari
materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan II
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 Februari 2016 dengan
kompetensi dasar yang masih sama yaitu membuat suatu karya/model untuk menunjukkan
perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas / baling – baling /
pesawat kertas / parasut. Pada pertemuan ini terdapat empat indikator pembelajaran yaitu
menentukan karya/model yang akan dibuat, mengetahui bahan atau alat yang akan
digunakan, membuat karya/model sesuai rancangan, menguji karya/model yang dibuat dan
11
menyempurnakannya. Berikut ini langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I
pertemuan kedua:
a. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran terlebih dahulu pengajar menyapa siswa dengan selamat
pagi, kemudian mengajak siswa berdoa, setelah itu mengecek kehadiran siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi dengan
mengulas kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa dan memotivasi siswa. Kemudian pengajar menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, pengajar menunjukan gambar karya-karya yang dibuat manusia
untuk menunjukan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara dan air seperti gambar
kincir angin, kincir air, perasut, pesawat keras, dll. Kemudian siswa diminta
memperhartikan dan sambil mendengar penjelasan guru tentang bagaiman cara
pembuatannya. Setelah itu siswa dibagikan kedalam kelompok -kelompok kecil, siswa
didalam kelompok mendengarkan intruksi yang disampaikan guru tentang apa saja yang
akan mereka lakukan didalam kelompok yaitu membuat suatu karya dengan waktu yang
sudah ditentukan, kemudian pengajar membimbing siswa saat membuat karya didalam
kelompok , dan setelah itu setiap perwakilan kelompok diminta maju kedepan untuk
mengurutkan gambar langkah-langkah pembuatan suatu karya sambil menjelaskan
kepada teman-temannya dan siswa yang lain diminta untuk menanggapi.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini, pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum mereka ketahui atau pahami, kemudian guru bersama siswa
meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan tentang
materi yang sudah mereka pelajari, dan setelah itu pengajar memberikan lembar evaluasi
atau tes kepada siswa untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menerima atau
memahami materi pembelajaran.
Paparan Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I yang diperoleh siswa selama
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran IPA kelas
IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel Distribusi Perolehan Nilai Hasil belajar Pada Siklus I
12
Berdasarkan tabel distribusi perolehan nilai hasil belajar pada siklus I dapat diketahui
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture menunjukan
adanya peningkatan hasil belajar IPA dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan.
Dimana dari 28 siswa yang dapat mencapai KKM (70) berjumlah 20 siswa dengan presentase
71 % dengan nilai tertinggi 95, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM (70) berjumlah
8 siswa dengan presentase 29 %.
Dari tabel diatas dimana siswa yang mendapat nilai 60 – 65 berjumlah 8 siswa dengan
presentase 29 %, nilai 66 – 71 berjumlah 9 siswa dengan presentase 32 %, nilai 72 – 77
berjumlah 3 siswa dengan presentase 11 %, nilai 78 – 83 berjumlah 4 siswa dengan
presentase 14 %, nilai 84 – 89 berjumlah 2 siswa dengan presentase 7 %, dan untuk nilai 90 –
95 berjumlah 2 siswa dengan presentase 7 %. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa
yang mengalami ketuntasan dalam belajar lebih banyak dari pada siswa yang belum tuntas.
Tetapi walaupun banyaknya siswa yang tuntas namun ketuntasan tersebut belum sesuai
dengan indikator kinerja hasil belajar IPA yang diharapkan sehingga menyebabkan perlu
adanya perbaikan atau tindak lanjut pada siklus berikutnya yaitu siklus II dengan
memperhatikan hasil belajar pada siklus I dan evaluasi bersama antar guru dan observer.
Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal Dan Siklus I
Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan penelitian tindakan pada siklus I
menunjukan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kutowinangun
04 Salatiga. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa mulai tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran karena materi disajikan dengan bentuk gambar-gambar yang menarik sehingga
siswa lebih terfokus dan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat
dilihat dari hasil belajar pada siklus I, dimana siswa sudah mencapai KKM (70) lebih banyak
dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan penelitian (pra siklus).
No Rentang
Nilai
Frekuensi Persentase (%)
1 60 – 65 8 29 %
2 66 – 71 9 32 %
3 72 – 77 3 11 %
4 78 – 83 4 14 %
5 84 – 89 2 7 %
6 90 – 95 2 7 %
Jumlah 28 100 %
Rata-rata 73
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 60
13
Untuk mengetahui perbandingan ketuntasan hasil belajar tersebut maka dapat
disajikan dalam tabel perbandingan hasil belajar antara kondisi awal dengan siklus I berikut
ini :
Tabel 3
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
No Nilai
Kondisi Awal Siklus I
Jumlah
Siswa Presentase
Jumlah
Siswa Presentase
1 Tuntas 15 54 % 20 71 %
2 Tidak Tuntas 13 46 % 8 29 %
Jumlah 28 100 % 28 100 %
Rata-rata 68 73
Nilai Tertinggi 85 95
Nilai Terendah 50 60
Berdasarkan tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar di atas maka dapat diketahui
bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas setelah dilakukan tindakan siklus I
dengan selisih 17 % dari kondisi awal. Dimana pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas
dalam pelajaran IPA sebanyak 15 siswa (54%) dengan nilai tertinggi 85, namun setelah
dilakukan tindakan siklus I jumlah siswa yang tuntas menjadi meningkat sebanyak 20 siswa
(71%) dengan nilai tertinggi 95. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan
dari 68 menjadi 73.
Siklus II
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tahap pelaksaan tindakan pada siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sama yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan
penutup dan dengan kompetensi dasar yang sama tapi beda indikator. Dan pada akhir
pertemuan (pertemuan kedua) pada siklus II akan diberikan lembar evaluasi / tes untuk
mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran.
Pertemuan I
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 Februari 2016 dengan
kompetensi dasar Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. Pada
pertemuan pertama ini terdapat empat indikator pembelajaran yaitu menjelaskan pengertian
energi bunyi, mengetahui sumber-sumber energi bunyi, menyebutkan benda-benda yang
menghasilkan energi bunyi, memahami macam-macam bunyi. Adapun langkah-langkah
kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II adalah sebagai berikut :
14
a. Kegiaatan Awal
Pada awal pembelajaran, pengajar membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam kepada siswa, kemudian mengajak siswa berdoa, dan setelah itu mengecek
kehadiran siswa, kemudian bersama dengan siswa membuat kesepakatan atau aturan
selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung, setelah itu memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran kemudian melakukan apersepsi dengan menunjukan
gambar gitar kemudian menanyakan kepada siswa “Apabila gitar ini dipetik maka apa
yang akan terjadi ?”. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan guru, kemudian setelah
apersepsi, pengajar menyampai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru menyampai materi tentang energi bunyi sambil menunjukan
gambar kepada siswa kemudian bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai isi
gambar dan bagi siswa yang menjawab benar maka akan diberi bintang sebagai reward,
kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan tentang hal-
hal yang belum mereka ketahui, setelah itu guru membagikan siswa kedalam beberapa
kelompok, siswa didalam kelompok mendengarkan penjelasan atau instruksi dari guru
mengenai tugas yang akan mereka kerjakan, kemudian siswa mengerjakan tugas didalam
kelompok yaitu mengelompokan gambar alat-alat musik berdasarkan cara
penggunaannya dengan waktu tertentu, guru berkeliling untuk memantau setiap kegiatan
siswa didalam kelompok sambil membimbing kelompok yang memerlukan bantuan,
setelah itu guru meminta setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing-masing, kemudian kelompok yang lain
diminta untuk menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi, setelah itu guru
memberikan umpan balik serta penguatan kepada hasil kerja kelompok.
c. Kegiatan Penutup
Pada tahapan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum mereka pahami, kemudian bersama dengan siswa membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari serta memberikan penguatan dan bertanya
tentang bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan setelah itu
memberikan informasi mengenai pokok materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya dan meminta kepada siswa untuk mempelajari dirumah masing-masing.
15
Peremuan II
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18 Februari 2016 dengan
kompetensi dasar menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. Pada
pertemuan ini terdapat lima indikator pembelajaran yaitu mengetahui sifat-sifat energi bunyi,
memahami bahwa energi bunyi dapat merambat melalui benda gas, benda cair,benda padat,
memahami penyerapan bunyi, menyebutkan contoh benda yang dapat menyerap bunyi,
memahami pemantulan bunyi. Adapun langkah-langkah kegiatan pada pertemuan kedua
siklus II adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
kepada siswa, kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama, setelah itu
mengecek kehadiran siswa, membuat kesepakatan atau aturan dengan siswa, setelah itu
mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemudian guru melakukan
apersepsi dengan mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya, dan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan
gambar-gambar, kemudian siswa dan guru bertanya jawab tentang isi gambar dan bagi
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar maka akan diberikan bintang
sebagai reward. Hal ini bertujuan agar memotivasi siswa untuk lebih aktif didalam kelas,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum mereka pahami, dan setelah itu membagikan siswa kedalam beberapa kelompok,
siswa didalam kelompok mendengarkan penjelasan atau instruksi dari guru mengenai
tugas yang akan dikerjakan dalam kelompok, kemudian siswa mengerjakan tugas
didalam kelompok yaitu mengelompokan gambar berdasarkan sifat bunyi dengan waktu
yang telah ditentukan, kemudian guru berkeliling memantau kegiatan siswa didalam
kelompok serta membimbing anggota kelompok dalam mengerjakan tugas, setelah itu
guru meminta kepada siswa maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
dan siswa yang lain diminta untuk menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi,
setelah itu guru memberikan umpan balik atau penguatan terhadap hasil kerja kelompok.
c. Kegiatan Penutup
16
Sebelum pembelajaran berakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui dan pahami, kemudian bersama siswa
membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, setelah itu guru memberikan
lembar evaluasi kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh setiap siswa
dan setelah siswa menyelesaikan soal evaluasi guru menginformasikan bahwa
pembelajaran telah selesai.
Paparan Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran model
kooperatif tipe picture and picture pada silus II dengan KKM 70 dapat dilihat langsung pada
tabel dibawah ini :
Tebel Distribusi Perolehan Nilai Hasil Belajar Pada Siklus II
Berdasarkan tabel di atas, setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture dapat dilihat bahwa dari total 28 siswa dengan rata-rata 81 yang
mendapatkan nilai 65 – 70 berjumlah 4 siswa dengan presentase 14 %, nilai 71 – 76
berjumlah 6 siswa dengan presentase 21 %, nilai 77 – 82 berumlah 7 siswa dengan presentase
25 %, nilai 83 – 88 berjumlah 6 siswa dengan presentase 21 %, nilai 89 – 94 berjumlah 2
orang dengan presentase 7 %, dan untuk nilai 95 – 100 berjumlah 3 siswa dengan presentase
11 % dan dengan nilai tertinggi 100. Dengan demikian menunjukan bahwa adanya
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04, dimana dari 28 siswa
yang dapat mencapai KKM (70) berjumlah 27 siswa dengan presentase 96 %. Untuk
mengetahui lebih jelasnya.
Perbandingan hasil belajar IPA pra siklus, siklus I dan siklus II
No Rentang
Nilai
Frekuensi Persentase (%)
1 65 – 70 4 14 %
2 71 – 76 6 21 %
3 77 – 82 7 25 %
4 83 – 88 6 21 %
5 89 – 94 2 7 %
6 95 – 100 3 11 %
Jumlah 28 100 %
Rata-rata 81
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
17
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa
terjadinya peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel Perbandingan hasil belajar IPA
kondisi awal, siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa dari kondisi awal (pra siklus) sampai siklus II. Dimana pada kondisi awal dari total 28
siswa terdapat 15 (54%) yang tuntas dengan nilai tertinggi 85. Setelah dilakukan tindakan
pada siklus I dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture jumlah siswa
yang tuntas meningkat menjadi 20 (71%) dengan nilai tertinggi 95. Dan setelah melanjutkan
siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat sebanyak 27 siswa (96%) dengan nilai tertinggi
100. Dengan demikian penelitian tindakan ini telah mencapai kriteria yang diharapkan karena
ketuntasan klasikal yang dicapai telah lebih dari 80%.
Pembahasan
Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, hasil belajar IPA siswa kelas IV
SDN Kutowinangun 04 Salatiga tergolong rendah. Dimana dari total 28 siswa, yang dapat
mencapai KKM (70) hanya 15 siswa (54%) dan sedangkan siswa yang belum mencapai
KKM (70) berjumlah 13 siswa (46%) dengan nilai rata-rata 68. Mengacu pada hasil belajar
tersebut sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dikelas IV SDN Kutowinangun
04 Salatiga untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam mata pelajaran
IPA. dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture sebagai bentuk tindak
lanjut.
No Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Perse
ntase
Jumlah
Siswa
Prese
ntase
Jumlah
Siswa
Prese
ntase
1 Tuntas 15 54 % 20 71 % 27 96 %
2 Tidak
Tuntas
13 46 % 8 29 % 1 4 %
Jumlah 28 100% 28 100 % 28 100 %
Rata-rata 68 73 81
Nilai Tertinggi 85 95 100
Nilai Terendah 50 60 65
18
Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
picture and picture sudah mengalami peningkatan terutama dalam ketuntasan hasil belajar
IPA dengan selisih antara kondisi awal dengan siklus I sebesar 17 %. Dimana pada kondisi
awal siswa yang tuntas sebesar 54 % dengan nilai tertinggi 85 meningkat menjadi 71 %
dengan nilai tertinggi 95 pada siklus I. Selain ketuntasan, nilai rata-rata juga mengalami
peningkatan yaitu dari 68 pada kondisi awal meningkat menjadi 73 pada siklus I. Namun
peningkatan tersebut masih dikatakan belum optimal karena ketuntasan siswa belum
mencapai 80 % dan dari total 28 siswa terdapat 8 siswa (29%) yang belum masih mencapai
KKM (70). Sehingga dengan demikian peneliti perlu melanjutkan penelitian pada siklus
berikutnya (siklus II) untuk memperbaiki segala kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan kembali dari siklus
sebelumnya (siklus I). Dimana pada siklus I ketuntasan siswa dalam mata pelajaran IPA
mencapai 71 % dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60. Sedangkan ketuntasan siswa
pada siklus II meningkat menjadi 96 % dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65.
Peningkatan dari siklus I dan siklus II ini berselisih antara 25 %. Hal ini menunjukan
peningkatan ketuntasan yang besar. Selain itu, nilai rata-rata pada siklus II juga mengalami
peningkatan dengan selisih 8 angka dari siklus I. Dimana pada siklus I nilai rata-rata siswa
sebesar 73 dan meningkat menjadi 81 pada siklus II.
Walaupun peningkatan yang terjadi pada siklus II belum mencapai 100 %, dimana
dari total 28 siswa terdapat 1 siswa yang nilainya masih dibawah KKM (70), akan tetapi
peningkatan ini sudah dikatakan sudah optimal dan berhasil karena ketuntasan ini sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80 %.
Hipotesis dari penelitian ini terbukti bahwa hasil belajar IPA dapat ditingkatkan
melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui beberapa
tahapan yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan materi sambil
menunjukan gambar kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk maju didepan kelas untuk
memasang atau mengurutkan gambar, kemudian guru bertanya kepada siswa tentang alasan
dalam pengurutan gambar tersebut dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran.
KESIMPULAN
Simpulan
19
Berdasarkan hasil analisis dan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama
penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar pada
pelajaran IPA dikelas IV SDN Kutowinangun 04 Salatiga semester II tahun pelajaran
2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan adanya peningkatan
ketuntasan pada setiap siklus. Dimana pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 15 (54%)
meningkat menjadi 20 (71%) siswa yang tuntas pada siklus I dan meningkat kembali menjadi
27 (96%) siswa yang tuntas pada siklus II. Selain itu nilai rata-rata juga mengalami
peningkatan dari 68 pada pra siklus meningkat menjadi 73 pada siklus I dan meningkat
kembali menjadi 81 pada siklus II. Sehingga dengan demikian penelitian ini dinyatakan
terbukti berhasil karena presentase ketuntasan yang dicapai telah melebihi (80%) indikator
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan.
5.1 Saran
a. Bagi Sekolah
Saran bagi sekolah adalah peneliti mengharapkan kepada Kepala Sekolah
selaku Pimpinan untuk menyarankan atau memberikan masukan kepada para dewan
guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada
pelajaran IPA maupun pelajaran lainnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa
b. Bagi Guru
Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dikelas, peneliti
mengharapkan para guru SD untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe
picture and picture dalam kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa
c. Bagi Siswa
Dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa diharapkan lebih fokus
memperhatikan gambar dan penjelasan dari guru dan lebih giat belajar sera berperan
aktif dalam kegiaan pembelajaran.
d. Bagi peneliti
Untuk peneliti selanjutnya dalam proses pembelajaran, peneliti harus membuat
siswa lebih tertarik dalam pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar yang
lebih bagus,supaya siswa berperan lebih aktif dan pembelajaran semngakin
menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajara.
20
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.
Hamdayama, J. (2014). Model & Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model
Pembelajaran). Medan : Media Persada.
Mariana, M. A., & Praginda, W. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Pengetahuan ALam (PPPPTK IPA).
Selfia, M. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode
Picture And Picture Siswa Kelas IV SDN Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi PJJ. FKIP UKSW.
Suprijono, A. (2015). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: PT Harisma
Putra Utama
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, Dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Wisudawati, A. W., & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasil uji plagiat