upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh …/upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ta...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
WIDATI
X 4710177
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Widati
NIM : X4710177
Jurusan/Program Studi : FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3
KEMBANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Widati
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
WIDATI
X4710177
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Widati. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012,
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juli 2012
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan
Kecamatan Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja yang berjumlah 20 siswa
yang terdiri dari 12 siswa putra dan 8 siswa putri. Sumber data berasal dari guru
dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara dan
angket dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik
trianggulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Prosedur
penelitian adalah model siklus yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dari pra siklus sebesar 35%
dan pada siklus I meningkat menjadi 65%. Kemudian pada siklus II meningkat
menjadi 90%. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered
sehingga hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa rendah. Peningkatan terjadi
pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan tindakan pada siklus II
menyebabkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa meningkat tinggi
sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.
Simpulan penelitian ini adalah melalui pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 3
Kembangan Kecamatan Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: pendekatan bermain, hasil belajar, lompat jauh gaya jongkok.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett Dan
Huggett)
Berbicara masalah martabat guru, separuhnya adalah kesejahteraannya
(Wardiman Djojonegoro)
Agar para pendidik jangan menampilkan diri sebagai sosok yang serba tahu,
biarkan anak didik yang menemukan sendiri (Muchlas Samani)
Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi
yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan (Purwanto)
Adanya standar untuk menentukan guru sebagai profesi, memungkinkan tidak
semua orang menjadi guru (Purwanto)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk:
SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga
Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya
Suami dan anak-anakku tercinta,
Segalanya bagiku
Bapak dan Ibuku,
Kasihmu sepanjang jalanku
Bapak dan Ibu Mertuaku,
Sumber inspirasiku
Setiyarto, Salamun, Saefullah, Didik Kambriyatna, Endang Triningsih, Wasis
Priyono, Sri Hartati, Fajriyah.
Bersama kalian segalanya jadi mudah dan cerdas.
FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku
mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas
dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan Penelitian Tindakan
Kelas.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Drs Sunardi, M. Kes, selaku pembimbing I, dan Sri Santoso Sabarini, S. Pd. M.
Or, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar
(PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan.
6. Kepala Sekolah SD Negeri 3 Kembangan yang telah memberikan izin
terlaksananya penelitian.
7. Kolaborator yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan
penelitian.
8. Siswa-siswi SD Negeri 3 Kembangan yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi
terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian.
Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL..........................................................................................................
PERNYATAAN…………………………………………………………...
PENGAJUAN……………………………………………...........................
PERSETUJUAN...........................................................................................
PENGESAHAN……………………………………………………………
ABSTRAK…………………………………………………………………
MOTTO……………………………………………………........................
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Perumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………
1. Pengertian Pendidikan Jasmani………………………………….
2. Lompat Jauh……………………………………………………...
a. Pengertian Lompat Jauh………………………………………
b. Teknik Dasar Lompat Jauh…...................................................
c. Lompat Jauh Gaya Jongkok…………………………………..
3. Pembelajaran……………………………………………..............
a. Pengertian Pembelajaran………………………………………
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
x
xi
xiv
xv
xvi
1
3
3
4
5
5
6
6
6
7
8
8
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
b. Pengertian Belajar……………………………………………..
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran……………………………..
d. Ciri-ciri Perilaku Belajar………………………………………
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar……………………
4. Pengertian Permainan dan Bermain……………………………...
5. Teori Tentang Permainan………………………………………...
6. Pembelajaran Berorientasi Bermain.…………………….............
B. Kerangka Berpikir..............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
1. Tempat Penelitian………………………………………………..
2. Waktu Penelitian…………………………………………………
B. Subyek Penelitian...............................................................................
C. Data dan Sumber Data.......................................................................
D. Pengumpulan Data.............................................................................
E. Uji Validitas Data…………………………………………………...
F. Analisis Data......................................................................................
G. Indikator Kinerja Penelitian…………………………………………
H. Prosedur Penelitian.............................................................................
1. Siklus I…………………………………………………………...
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
b. TahapPelaksanaan………………………………………….....
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
2. Siklus II……………………………………………......................
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
b. TahapPelaksanaan…………………………………………......
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
10
10
12
13
13
15
15
17
20
20
20
21
21
21
22
22
23
23
25
25
25
26
26
26
26
26
27
27
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan……………………………………………..
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus………………………………
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………………
D. Pembahasan…………………………………………………………
BABV SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………….....
B. Implikasi………………………………………………………….....
C. Saran………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN……………………………………………………………….
28
30
37
39
42
42
43
44
45
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..........................
2. Teknik dan alat pengumpulan data……………………………………..
3. Indikator Kinerja Penelitian...............................………………………..
5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian…………………………..
6. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus I………………………………….
7. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus II…………………………………
8. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus……………….
20
21
23
29
33
36
38
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok…………………………
2. Kerangka Berpikir...…………………………………………………….....
3. Skema Siklus………………………………………………………………
4. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lompat Jauh gaya
Jongkok……………………………………………………………………
7
19
24
39
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran…………………………………………………….
2. Rencana Pelaksanaan PembelajaranSiklus I……………………………..
3. Rencana Pelaksanaan PembelajaranSiklus II………………....................
4. Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………..................
5. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I………………..................
6. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I………………....................
7. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I……………………………...
8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I…………………………....................
9. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II………………………….
10. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II………………..................
11. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II………………......................
12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………..
13. Foto-foto Kegiatan…………………………………………....................
14. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………...
15. Surat Ijin Menyusun Skripsi……………………………………………..
16. Surat Permohonan Izin Penelitian…………………………………….....
17. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..
45
46
55
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
79
80
81
82
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu titik lemah budaya pendidikan jasmani di sekolah dasar
selama ini adalah bahwa titik sentral pendidikan bukan siswa melainkan guru.
Titik lemah ini secara konseptual dapat diubah bilamana perkembangan siswa
dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Perkembangan siswa dan pendidikan
memiliki prinsip yang paralel yaitu merupakan suatu proses yang terpadu dan
berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu, proses pembelajaran jasmani di SD
harus memperhatikan keterpaduan perkembangan anak dalam aspek
perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral, spiritual, emosional dan mendorong
anak belajar sepanjang hayat. Dari aspek keterpaduan perkembangan dan belajar
maka guru pendidikan jasmani sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami
perkembangan anak, kurikulum dan proses pembelajaran di SD harus bersifat
terpadu. Program dan strategi pembelajaran pendidikan jasmani di SD harus
dikembangkan dan diorganisasikan agar merangsang, mempercepat dan
menghindari ekses memperlambat laju perkembangan peserta didik.
Selama ini pilihan utama para guru pendidikan jasmani adalah aktivitas
pendidikan jasmani yang lebih condong ke arah cabang-cabang permainan,
sedangkan kegiatan pendidikan jasmani berupa atletik jarang terlihat. Apabila
dilakukanpun lebih cenderung terfokus pada aktivitas atletik yang bercirikan
pembelajaran teknis sehingga seringkali terkesan membosankan dan pada
akhirnya kurang diminati siswa, serta mungkin juga akhirnya guru sendiri kurang
tertarik pada aktivitas pembelajaran atletik pada khususnya. Padahal bila dikaji
secara cermat, pembelajaran atletik bisa sejalan dengan dunia anak, yaitu bermain,
asalkan guru pendidikan jasmani bekerja secara profesional dalam mengelola
pembelajaran. Upaya pendekatan-pendekatan yang sejalan dengan materi
pembelajaran sangatlah mungkin dilakukan jika hal tersebut membawa ke arah
keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Atletik adalah “mother of sport” atau ibu dari segala cabang olahraga.
Atletik mendasari segala kegiatan yang ada pada sebagian besar cabang olahraga
apapun. Nomor-nomor yang ada dalam atletik seperti jalan, lari, lompat dan
lempar adalah aktivitas yang selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Berjalan cepat, berjalan jauh, berjalan lama setiap saat akan selalu diperlukan
dalam hidup kita. Berlari dengan cepat, mampu berlari jauh dengan cepat atau
mampu berlari lama, juga seringkali diperlukan. Demikian juga dengan berbagai
kemampuan melompat serta melempar seringkali dibutuhkan dalam kehidupan
kita, apalagi bila dikaitkan dengan kebutuhan serta keterkaitan dengan aktivitas
fisik pada cabang olahraga lain. Artinya bahwa pembelajaran atletik tidak boleh
diabaikan utamanya dalam pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar.
Berdasarkan data nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, diketahui
bahwa dari 20 siswa, hanya 35% atau 7 siswa yang dapat mencapai batas
ketuntasan belajar, selebihnya masih berada di bawah KKM yang ditetapkan
pihak sekolah, yaitu pada angka 70. Hal tersebut membuktikan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan belum bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di
kelas V SD Negeri 3 Kembangan memiliki minat dan motivasi yang kurang
terhadap materi pelajaran atletik khususnya lompat jauh. Ketika pembelajaran
lompat jauh, tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri,
malas-malasan dalam mengerjakan tugas gerak yang diberikan oleh guru.
Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang
diberikan. Bahkan seringkali mereka minta ijin ke belakang atau berpura-pura
sakit. Mereka cenderung menyukai aktivitas yang menyenangkan, seperti
sepakbola bagi siswa laki-laki dan kasti bagi siswa perempuan. Maka tidak
mengherankan apabila pelajaran pendidikan jasmani tidak bermain sepakbola atau
kasti mereka belum merasa puas. Situasi tersebut di atas semakin bertambah parah
karena dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru terlalu banyak
ceramah dan mendominasi pembelajaran. Seringkali guru pendidikan jasmani
terjebak pada situasi melatih daripada mengajar. Pembelajaran berorientasi pada
teknik dan hasil akhir, sehingga pada akhirnya suasana pembelajaran tak ubahnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
rutinitas yang membosankan bagi siswa. Pembelajaran tidak berpusat pada siswa
melainkan pada guru. Situasi yang demikian kadangkala tidak disadari dan pada
akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah
bahwa perlu adanya sebuah alternatif untuk mengatasi proses pembelajaran
lompat jauh yang kurang efektif. Alternatif tersebut harus bisa mengatasi
persoalan dalam proses pembelajaran lompat jauh yang mengakibatkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Dari beberapa persoalan dalam proses pembelajaran,
nampaknya solusi yang paling mungkin adalah melalui pendekatan permainan,
mengingat anak usia SD cenderung menyukai aktivitas yang menyenangkan.
Aktivitas yang menyenangkan dalam bentuk permainan akan menumbuhkan
minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui
Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kembangan Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 3
Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui
pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Tahun Pelajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian adalah untuk menentukan dapat tidaknya
pendekatan permainan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan. Manfaat lainnya adalah:
1. Bagi siswa
Meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
2. Bagi guru
a. Menambah pengetahuan tentang macam-macam model pembelajaran.
b. Sebagai usaha untuk mengubah cara pembelajaran dari model konvensional
menjadi pembelajaran kearah PAKEM.
3. Bagi sekolah
a. Sebagai masukkan untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mata
pelajaran Penjasorkes.
b. Sebagai masukkan untuk penyusunan program sekolah berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Syarifudin (2001: 116) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani
adalah phase dari proses pendidikan secara keseluruhan yang berhubungan
dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari
partisipasi dalam aktivitas tersebut”. UNESCO masih dalam Syarifudin,
mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam
rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani,
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Lutan (2001: 14) mendefinisikan Pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan via aktivitas jasmani, permainan dan/atau olahraga. Sedangkan
Subagiyo (2001: 118) mengatakan Pendidikan Jasmani yang dipergunakan
dalam istilah di lembaga-lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
“Pendidikan Jasmani adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan,
dikembangkan, didayagunakan dalam ruang lingkup pendidikan, baik sebagai
sarana, metode, dan merupakan bagian mutlak dari seluruh pendidikan”. Di sisi
lain Sugiyanto (2001: 737) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah
bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk
mengembangkan warga negara segar fisik, mental, emosional, dan sosial
melalui aktivitas fisik.
Dari tiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas jasmani yang
dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan
kecerdasan emosi. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dapat
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Lompat Jauh
a. Pengertian Lompat Jauh
Pengertian lompat menurut Djumidar (2001: 6.13) adalah, ”Suatu
gerakan yang mengangkat tubuh dari satu titik ke titik yang lain yang lebih
jauh atau lebih tinggi dengan ancang- ancang lari cepat atau lamban dengan
menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/ anggota tubuh lainnya
dengan keseimbangan yang baik”.
Pengertian lompat jauh menurut Warisan, Suyatno, Sukardi, Sahudi,
Damami (2005: 31), bahwa, ”Lompat jauh adalah gerakan untuk
menjangkau suatu jarak tertentu dengan sekali lompatan”. Lompat jauh
merupakan salah satu nomor yang dilombakan pada cabang olahraga atletik.
Terdapat tiga gaya dalam lompat jauh, yakni gaya jongkok (gaya tuck), gaya
berjalan di udara (gaya walking in the air), dan gaya menggantung (gaya
hang atau seknapper). Gaya lompat jauh yang cocok untuk usia tingkat
sekolah dasar adalah gaya jongkok (gaya tuck). Gaya ini mudah dipelajari
bagi pelompat/ pemula.
b. Teknik Dasar Lompat Jauh
Menurut Warisan dkk. (2001: 31), ”Agar dapat melakukan lompat
jauh dengan baik, maka perlu dasar-dasar lompat jauh”. Keterampilan dasar
lompat jauh terdiri atas awalan, tumpuan, lompatan, melayang dan mendarat
terdiri atas awalan, tumpuan, lompatan, melayang dan mendarat.
1) Tahap Awalan Atau Ancang-Ancang
Untuk menghasilkan lompatan yang baik harus diperhatikan cara
awalannya. Melakukan teknik awalan yang baik akan menghasilkan
lompatan yang baik pula. Tujuan melakukan awalan yakni untuk
mendapatkan kecepatan berlari seakan melompat dan untuk mendapatkan
hasil lompatan yang optimal. Cara melakukannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
a) Pelompat berlari memasuki tempat awalan
b) Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada
tempat awalan
c) Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang
di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.
2) Tahap Tolakan atau Tumpuan
Hentakan kaki pada saat bertolak harus terjadi pada sol kaki dengan tumit
menyentuh tanah. Pinggang ke depan dengan kaki penolak sedikit
bengkok. Lakukan dengan kuat dan cepat pada salah satu kaki penolak
untuk memperoleh tolakan yang sebesar-besarnya.
3) Tahap Melayang
Gerak tubuh saat melayang adalah menjaga keseimbangan badan agar
tetap siap melakukan pendaratan. Gerakan awalan yang benar dan
tolakan yang kuat akan membawa badan melayang di udara lebih lama.
Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan mendarat.
4) Tahap Pendaratan
Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus di koordinasikan
agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan
adalah gerakan kaki, kepala, lengan, lengan pada saat badan melayang.
Kaki dan tumit menyentuh pasir.
c. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Lari dengan panjang awalan lompat jauh 40-45 meter dengan awalan
yang benar/kuat dan kaki yang kuat bertumpu pada balok tumpu. Tumit
bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan
mata tetap harus ke depan agak ke atas. Pandangan mata tetap lurus ke
depan agak ke atas, harus percaya pada diri sendiri bahwa pada saat ia
bertumpu, lompatan dilakukan dengan mengayun kaki ayun setinggi
mungkin dengan bantuan ayunan kedua tangan ke atas, dengan sudut lompat
+45°. Pada saat melayang, yaitu sikap setelah gerakan lompatan dilakukan
dan badan sudah terangkat tinggi ke atas, pada saat itu keseimbangan jangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sampai jatuh. Kalau mungkin diusahakan membuat sikap atau gerakan
untuk menambah jarak jangkauan lompatan pada waktu pendaratan badan
jatuh di bak pasir dengan gerakan sebagai berikut:
1) Luruskan kedua kaki ke depan
2) Rapatkan kedua kaki
3) Bungkukkan badan ke depan
4) Berat badan dibawa ke depan
Pada saat jatuh di bak pasir / mendarat usahakan jatuh pada kedua
ujung kaki rapat/ sejajar. Segera lipat kedua lutut, bawa dagu ke dada sambil
mengayun ke dua tangan ke bawah arah belakang.
Gambar 1. Rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok
(Tim Bina Karya Guru2005: 47)
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Mohammad Asrori (2009: 6), ”Secara umum pembelajaran
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
pengalaman individu yang bersangkutan”. Pembelajaran berlangsung
melalui lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian
suatu peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan
(olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste):
lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam.
Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara
permukaan licin dan permukaan kasar.
“Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar” (Rudi Susilana, Cepi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Riyana, 2009: 1). ”Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun,
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”,
Zainal Aqib (2010: 41).
Unsur minimal dalam sistim pembelajaran adalah siswa, tujuan dan
prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti.
Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi
membelajarka siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa. Unsur
pembelajaran konkuren dengan unsur belajar yang meliputi motivasi belajar,
sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan subyek
belajar.
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai
pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab
sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut (1)
belajar sifatnya disadari, dalam hal ini semua siswa merasa bahwa dirinya
sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki
pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar
sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul
disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses,
dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun
bertahap (sequensial).
Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta
atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaan-
perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki
dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan
saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita,
seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada
pandangan pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Pengertian Belajar
Sugihartono dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar adalah
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan
suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang
disesuaikan dengan lingkungannya. Menurut Santrock dan Yussen (1994)
yang dikutip Sugihartono dkk (2007: 74) mendefinisikan, ”Belajar sebagai
perubahan yang relatif permanen”.
Lebih lanjut Reber (1988) dalam Sugihartono, dkk (2007: 74)
mendefinisikan, ”Belajar dalam dua hal. pertama, belajar sebagai proses
memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan
bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan”.
Zainal Aqib (2010: 43)”Belajar adalah proses perubahan di dalam diri
manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia,
maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses
belajar”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan
belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktifitas
dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi
seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses,
bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan
berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Belajar memiliki tiga atribut pokok yaitu: 1) Belajar merupakan
proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan, 2) Hasil
belajar berupa perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut kognitif,
psikomotorik, maupun afektif, 3) Belajar berkat mengalami, baik
mengalami secara langsung (melalui media). Dengan kata lain, belajar
terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan (lingkungan fisik dan sosial)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa
prinsip antara lain:
1) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belejar, baik motivasi
intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik
sebab berkaitan langsung dengantujuan pembelajaran itu sendiri.
2) Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya
dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan/atau terhadap situasi
pembelajarannya.
3) Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa
tidak terlibat aktif dalam situasi pemeblajaran, pada hakekatnya siswa
tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat
merangsang siswa lebih aktif belajar.
4) Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera
mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari
guru sebaiknya, sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap
kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran
tersebut.
5) Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan
dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa
sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.
Proses belajar itu sangatlah kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan
diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu
diketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik.
Prinsip-prinsip belajar menurut Zainal Aqib (2010: 45) adalah:
a) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya
dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
b) Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau
buku pelajaran itu sendiri.
c) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari
sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
d) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah
dipelajari dapat dikuasainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh
secara dinamis antara murid dengan lingkungannya
f) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan.
g) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke
dalam bidang praktek sehari-hari.
d. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar.
Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk
(2007: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila
perilaku menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya
merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan
menyadari pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah
laku yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk
dalam pengertian belajar.
2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan
berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan :
seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami
perubahan dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca.
Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan
membacanya menjadi cepat dan lancar.
3) Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan
positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin
banyak usaha belajar yang dilakukan maka semakin baik dan
makin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan belajar yang
bersifat aktif berarti perubahan tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan karena usaha dari individu sendiri. Perubahan tingkah
laku karena proses kematangan yang terjadi dengan dirinya oleh
dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar.
4) Perubahan bersifat permanen
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau
permanen. Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain
sepeda setelah belajar tidak akan hilang bagitu saja, bahkan akan
berkembang bila terus digunakan atau dilatih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan
yang akan dicapai oleh perilaku belajar dan terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar
mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai
dengan belajar mengetik.
6) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal
sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan suatu proses. Adapun dalam proses tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Dari keseluruhan faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar itu sendiri.
Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
individu pelaku belajar diantaranya adalah faktor jasmaniah dan faktor
psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh,
sedangkan faktor psikologis berkaitan dengan intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
Sementara faktor eksternal dapat berasal dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Faktor keluarga berkaitan dengan cara orangtua mendidik,
hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, serta
pengertian orangtua. Faktor dari sekolah sendiri meliputi kurikulum, metode
mengajar, guru, siswa, peraturan sekolah, keadaan gedung,dan lain-lain.
Faktor masyarakat dapat berupa aktivitas siswa dalam masyarakat,
pergaulan, bentuk kehidupan masyarakat, media masa dan yang lainnya.
4. Pengertian Permainan dan Bermain
Permainan merupakan cabang olahraga yang kita gunakan sebagai alat
dalam usaha pendidikan. Syamsir Azis (2001: 1.4) mengatakan bahwa,
”Permainan adalah suatu kegiatan yang menarik, menantang dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menimbulkan kesenangan yang unik, baik dilakukan oleh seorang atau lebih,
yang dilakukan oleh anak-anak atau orang dewasa, tua atau muda, orang
miskin atau kaya, laki-laki atau perempuan”.
John Dewey (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2), ”Bermain adalah
suatu sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi”. Lebih lanjut J.
Hizinga mengatakan bahwa bermain adalah perbuatan atas kemauan sendiri
yang dikerjakan dalam batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan,
diikuti oleh perasaan, sedangkan permainan adalah keluar dari hidup biasa
masuk ke dalam dunia angan-angan dan sudah ditentukan aturan-aturannya.
Clarence Rainwater (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2),
mengatakan bahwa bermain (play) sebagai cara hidup dan hidup atau
pengalaman hidup yang menyenangkan, dan dilakukan tidak untuk
mendapatkan hasil semata-mata dan kegiatan tersebut dapat diterima oleh
masyarakat sekelilingnya.
Joseph Lee (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2)mengatakan bahwa,
”Bermain merupkan suatu faktor yang mempengaruhi perkembangan tiap
individu”. Lebih lanjut Lawrence Jacks (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2)
mengutarakan bahwa, ”Kepentingan bermain juga terletak pada sifat atau unsur
perangsang terhadap keinginan belajar atau pendidikan”.
Jay Nas (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2) mengatakan bahwa,
”Bermain adalah suatu kegiatan yang khususnya tidak ditujukan mencari
nafkah, dan dapat digunakan untuk mengisi waktu luang secara kreatif”.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa permainan adalah suatu perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan
dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang diikuti rasa senang, serta
dapat menuntun perkembangan jasmani dan rohani. Sedangkan bermain adalah
suatu pandangan atau sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi.
Begitu pula jika permainan dilaksanakan di sekolah dan direncanakan oleh
guru penjas maka akan sangat berguna untuk membantu anak didik
berkembang secara optimal yang meliputi kognitif, afektif, psikomotorik, dan
sosial emosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5. Teori Tentang Permainan
Beberapa teori tentang permainan dari para ahli dalam Soetoto
Pontjopoetro, dkk. (2002: 1.7-1.8), diantaranya:
a. Teori Kelebihan Tenaga Dari Herbert Spencer
Mengatakan bahwa tenaga yang berlebihan yang ada pada anak itu
menuntut jalan keluar dan dapat disalurkan dalam permainan. Lebih-
lebih bagi pemuda-pemuda yang kurang mendapatkan kesempatan
untuk mengeluarkan atau melayani hasrat bergeraknya.
b. Teori Rekreasi Dari Schaller Dan Lazarus
Permainan itu adalah keasyikan yang bukan dalam bentuk bekerja
dan bermaksud untuk bersenang-senang serta istirahat. Permainan
dilakukan orang setelah lelah bekerja bertujuan menyegarkan
kembali jiwa raganya.
c. Teori Atavisme Dari Stanley Hall
Permainan anak adalah itu adalah ulangan dari pada kehidupan
nenek moyangnya. Teori yang sesuai adalah dari pendapat dari
Haeckel yang mengatakan bahwa menurut hukum dasar biogenese
tiap-tiap anak itu mengulangi perbuatan-perbuatan nenek
moyangnya.
d. Teori Persiapan Dari Atau Latihan Dari Groos
Bermain sebagai latihan manusia belum dewasa untuk menyiapkan
beberapa fungsi-fungsi bagi keperluan hidup.
e. Teori Katarsis Dari Aristoteles
Permainan itu sebagai saluran untuk menyalurkan segala emosi yang
tertahan dan menyalurkan perasaan yang tidak dapat dinyatakan
kearah yang lebih baik.
f. Teori Fantasi Dari Claparede
Anak itu bermain karena dalam hidupnya sehari-hari ia tidak
mendapat kepuasan, sehingga ia melarikan diri ke alam fantasi di
dalam permainannya, tempat ia dapat melepas segala kemauannya,
dapat menjadi raja dan sebagainya.
g. Teori Relaksasi Dari Patrick
Bermain adalah menyenangkan dan karena ingin bermain. Bermain
adalah cara untuk melepaskan diri dari segala beban kehidupan dan
segala macam paksaan. Bermain menimbulkan kepuasan,
menghilangkan ketegangan dan tekanan yang ada pada diri pribadi.
6. Pembelajaran Berorientasi Bermain
Anak-anak itu senang bermain. Permainan itu dilakukan dengan
gembira. Oleh karena itu segala sesuatu yang diajarkan pada waktu bermain
dapat diungkapkannya dengan mudah. Maka sebaiknya semua pelajaran
kepada anak-anak diberikan dalam suasana gembira, sambil bermain. Ahli-ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ilmu pendidikan seperti Gutsmuths, Montessori, dan Frohel menganjurkan
supaya permainan itu menjadi alat pendidikan yang utama, untuk menuntun
pertumbuhan jasmani dan rohani. Umumnya anak-anak bermain dalam suasana
jiwa bebas, lepas dari segala rintangan dan tekanan. Dalam bermain seakan-
akan mencerminkan jiwa mereka, hingga mudah bagi kita untuk mengetahui
tabiat anak. Maka tepat sekali jika para ahli pendidikan mengatakan bahwa
anak yang sedang bermain adalah sebagi buku yang terbuka, yang mudah
terbaca.
Permainan-permainan yang bersifat pertandingan, sifat sportivitas dan
fair play harus dipupuk sepenuhnya dengan menjunjung tinggi peraturan-
peraturan. Peraturan-peraturan baik yang tidak tertulis dan tertulis dalam
permainan harus diperhatikan untuk menumbuhkan jiwa sportivitas pada diri
anak.
Sebagai hiburan dan pengisi waktu luang yang baik, permainan itu
sungguh merupakan hal yang penting sekali. Waktu yang terluang hendaknya
diisi dengan usaha-usaha yang bermanfaat dan berguna bagi petumbuhan dan
perkembangan kesehatan dan jiwa raga anak, dan menambah pengalaman-
pengalaman yang berharga agar hidup anak lebih berarti.
Agar pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat berhasil dengan
baik, maka unsur-unsur bermain harus menjadi pokok pertimbangan
penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan. Unsur yang terkandung dalam
permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah
permainan yang menggembirakan tersebut antara lain: a) menanamkan
kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, b)
penuh tantangan dan kegembiraan, c) memberikan kesempatan untuk unjuk
kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keakfitan siswa dalm proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran pendidikan jasmani khususnya
pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Seringkali materi
yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya
dalam pembelajaran praktik teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.
Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh
guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan
demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya
sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa
berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran
kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat
memancing peran aktif siswa.
Kurang kreatifnya guru dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai
tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan
dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata
Pemanfaatan alat bantu sederhana, bola ban bekas dan tali, sebagai
sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok
pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat memperlihatkan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar lompat jauh gaya
jongkok.
Kondisi awal, guru kurang kreatif dan inovatif dalm proses pembelajaran
penjas, sehingga mengakibatkan: 1) Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan
pelajaran penjaskes 2) Tingkat kesegaran jasmani rendah 3) Dan yang paling
utama hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
Tindakan, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
permainan dan alat bantu pembelajaran. Siklus I, guru dan peneliti menyusun
bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dasar lompat jauh gaya jongkok dengan cara permainan melalui
media pembelajaran (tali rafia dan ban bekas). Siklus II, upaya perbaikan dari
siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar lompat jauh
gaya jongkok pada pembelajaran melaui cara permainan dengan media
pembelajaran (tali, ban bekas, dan kardus).
Kondisi akhir, melalui penggunaan alat bantu (tali, ban bekas, dan
kardus) dalam permainan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
A.
Gambar 2. Kerangka Berpikir
(Agus Kristiyanto 2010: 134)
Kondisi Awal
Kondisi
Akhir
Melalui pendekatan
dapat meningkatkan
hasil belajar siswa
dalam pembelajaran
lompat jauh gaya
jongkok
Menerapkan model
pembelajaran melalui
pendekatan permainan
Guru kurang kreatif
dan inovatif dalam
proses pembelajaran
Siklus I: Peneliti bersama
kolaborator menyusun pola
pengajaran yang bertujuan
meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses
pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok
Siklus II: Upaya perbaikan
dari siklus I sehingga
meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok
a. Siswa kurang antusias
dan cepat bosan dengan
pelajaran pendidikan
jasmani
b. Rendahnya hasil belajar
siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 3
Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan April
2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian 2011/2012
Apr Mei Jun Jul Ag
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala
sekolah
b. Diskusi dengan teman sejawat
dan kolaborator
c. Penyusunan proposal
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrumen
(lembar observasi)
e. Simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Skripsi
c. Ujian dan Revisi
d. Penggandaan dan Pengumpulan
Laporan
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah semua siswa kelas V SD
Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa terdiri atas 12 siswa putra dan 8
siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer
1. Data hasil belajar lompat jauh gaya jongkok diperoleh dari siswa
2. Data tentang keaktivan siswa diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama
berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3. Data tentang pendekatan bermain diperoleh dari peristiwa yang terjadi
selama berlangsungnya KBM
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas: nilai hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, silabus, kurikulum;
diperoleh dari dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
1 Hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok
Tes Praktik Tes lompat jauh gaya
jongkok
2 Keaktivan siswa Siswa
Pengamatan Lembar pengamatan
3 Pendekatan bermain Peristiwa Pengamatan Lembar pengamatan
4 Nilai hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok
sebelum tindakan
Dokumen Studi Simak Daftar Nilai
5 RPP, silabus, kurikulum Dokumen Studi Simak Analisis Content (isi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur)
dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat
kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall (Ismaryati
2011: 14) validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur
apa yang ingin diukur.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi.
1. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dianalisis dengan triangulasi tiga
sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti,
observer, dan siswa.
3. Pendekatan bermain, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4. Nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok sebelum tindakan, divalidasi
dengan triangulasi peneliti
5. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen
F. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif,
sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis
tersebut adalah:
a. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok; dianalisis dengan menghitung
persentase capaian di siklus I dan siklus II.
b. Keaktifan siswa; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya KBM.
c. Pendekatan bermain; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya KBM lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan
pendekatan bermain.
d. Nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok sebelum tindakan; dianalisis
dengan membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang sudah ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
e. RPP; dianalisis melalui analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi
dasar dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Kriteria ketuntasan minimal materi lompat jauh gaya jongkok di SD
Negeri 3 Kembangan adalah 70. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil
apabila jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM minimal mencapai 80%.
Tabel 3. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang
diukur
Persentase
Cara mengukur Kondisi
awal
Siklus
1
Siklus
2
Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
lompat jauh
gaya
jongkok
35 % 60 %
80%. Dengan membandingkan gerakan
lompat jauh gaya jongkok yang
dilakukan siswa dengan teknik
lompat jauh gaya jongkok yang
benar. Yang diamati adalah: awalan,
saat menolak, saat di udara, sikap
akhir
H. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam
penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya
berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan
pada siswa yang dijadikan subyek penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan
secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari
tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan
tindakan dalam siklus. Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah
PTK pada prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya.
Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindaakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. PTK adalah penelitian praktis untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau
tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan
kolaborator. Melalui kerjasama dan diskusi, diharapkan dapat memecahkan
kebuntuan dalam proses pembelajaran, sehingga mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran secara keseluruhan.
Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah
reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk
kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau
penyempurnaan pada siklus dan seterusnya. Secara sederhana prosedur tindakan
atau langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti
skema berikut:
SIKLUS I
TINDAKAN LANJUTAN
SIKLUS II
HASIL
Gambar 3. Skema Siklus
Penetapan fokus
masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator
menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar
pengamatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan
antara lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
pendekatan berrmain
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
a. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan
bermain yang telah dirancang oleh guru dan peneliti.
b. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok dan penerapan alat bantu
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Pengamatan tindakan
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain (2) kemampuan
melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok (3) aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator
menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar
pengamatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan
antara lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
pendekatan berrmain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
a. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan
bermain yang telah dirancang oleh guru dan peneliti.
b. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok dan penerapan alat bantu
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan tindakan
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain (2) kemampuan
melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok (3) aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 3
Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga selama ini belum
berjalan efektif. Pembelajaran tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa.
Kurang kreativitasnya guru, kurangnya model-model pembelajaran menjadikan
pembelajaran monoton dan tidak menyenangkan bagi siswa. Situasi yang
demikian mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh gaya jongkok,
masih banyak siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja
Kabupaten Purbalingga belum mencapai batas ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh pihak sekolah.
Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas V SD
Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, diperoleh data
sebagai berikut:
a. Siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah
20 siswa terdiri atas 12 siswa putra dan 8 siswa putri.
b. Dari jumlah keseluruhan 20 siswa, hanya 7 siswa atau sekitar 35% siswa yang
berhasil mencapai batas ketuntasan minimal.
c. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit
bahwa siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan belum semuanya mencapai batas
ketuntasan belajar. Hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih
monoton. Kurangnya model-model pembelajaran serta kecenderungan
pembelajaran yang berorientasi pada teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru
belum dapat membangkitkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Kegagalan yang sering dialami siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh juga
mengakibatkan siswa frustasi. Hal tersebut berdampak buruk terhadap motivasi
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
pada khususnya, sehingga mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Adapun hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan pada tahap
pra penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 0 0% -
80-89 Baik 2 10% Tuntas
70-79 Cukup 5 25% Tuntas
60-69 Kurang 4 20% Tidak Tuntas
< 60 Kurang Sekali 9 45% Tidak Tuntas
Jumlah 20 100%
Berdasarkan data tabel 5, dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan
Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil mencapai KKM
dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok hanya 35% yang terdiri
atas kategori baik sebesar 10% dan kategori cukup sebesar 25%. Sisanya sebesar
20% berada dalam kategori kurang dan 45% berada dalam kategori kurang sekali.
Dengan kata lain sebesar 65% masih belum mencapai batas ketuntasan minimal
yang ditetapkan. Data selengkapnya ada pada lampiran.
Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok melalui pendekatan bermain. Pemilihan tindakan melalui pendekatan
bermain didasarkan pada karakteristik siswa usia sekolah dasar yang cenderung
menyukai aktivitas dalam bentuk bermain. Melalui pendekatan bermain dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok diharapkan dapat meningkatkan
ketuntasan belajar siswa.
Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk mengetahui hasil dari
tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara mengamati peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, kemudian
diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir siklus.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24
April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2012.
Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi
(4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama kolaborator dan
teman sejawat untuk membahas tentang tindakan yang telah dilaksanakan dalam
siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang muncul pada siklus dan
menentukan tindakan berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
1. Deskripsi Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan I
- Penentuan waktu tindakan kelas
- Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
- Perencanaan tindakan yang akan diberikan
- Pembuatan RPP
- Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu
pada hari Selasa tanggal 24 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada
hari Selasa tanggal 1 Mei 2012.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Kegiatan Inti
a) Permainan”Hijau hitam” yang dirancang untuk melatih siswa
melakukan awalan secepat mungkin
b) Bermain melompati ban dengan dua kaki kemudian secara bergantian
dengan satu kaki.
3) Penutup
a) Siswa duduk melingkar rileks. Refleksi pengalaman belajar, siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal
yang baru dipelajari.
b) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
c) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua
adalah sebagi berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan gerakan lompat kardus dengan tolakan pada lungkaran ban
dan mendarat dua kaki
b) Melakukan aktifitas melompat meraih bola yang digantung.
3) Penutup
a) Siswa duduk melingkar rileks.
b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Selasa tanggal 24 April 2012,
sedangkan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2012 diperoleh
data sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh gaya jongkok.
Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran
yang diterapkan yaitu melalui pendekatan bermain berhasil menarik
perhatian siswa. Melalui pendekatan bermain juga meningkatkan
motivasi dan keberanian siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh
gaya jongkok. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih
belum mencapai KKM. Hal tersebut karena masih belum dikuasainya
gerak dasar lompat jauh secara keseluruhan, terutama pada gerakan
menolak, sikap di udara dan mendarat,
2. Berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan, hasil belajar
siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat jika
dibandingkan data pada pra siklus. Dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3
Kembangan yang dapat mencapai ketuntasan belajar pada siklus I
sejumlah 13 siswa atau 65%. Persentase tersebut meliputi 2 siswa atau
10% termasuk dalam kategori baik sekali, 4 siswa atau 20% termasuk
dalam kategori baik dan 7 siswa atau 35% termasuk dalam kategori
cukup hasil belajarnya. Sementara yang belum mencapai ketuntasan
belajar sejumlah 7 siswa 35% terdiri atas kategori kurang 3 siswa atau
15% dan 4 siswa atau 20% termasuk kategori kurang sekali.
Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
siklus I seperti pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 6. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus I
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 2 10% Tuntas
80-89 Baik 4 20% Tuntas
70-79 Cukup 7 35% Tuntas
60-69 Kurang 3 15% Tidak Tuntas
< 60 Kurang Sekali 4 20% Tidak Tuntas
Jumlah 20 100%
Pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Akan tetapi masih banyak
ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I
kurang maksimal. Masalah tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagian siswa masih sering mengalami kesulitan dalam melakukan
gerakan di udara.
2. Sebagian siswa belum menguasai gerak dasar pendaratan di bak pasir.
3. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh sebagian siswa, sehingga
sebagian siswa yang lain kurang mendapat giliran melakukan gerakan.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu
dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi:
1. Memberikan tindakan untuk memperbaiki sikap melayang menggunakan
tali karet gelang yang dipasang dengan ketinggian 30 cm sebagai
penghalang.
2. Memberikan konsep gerak dasar mendarat di bak pasir melalui
permainan melewati tali karet gelang dan mendarat di bak pasir dalam
lingkaran ban dengan dua kaki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Pengaturan giliran dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa sesuai
dengan tingkat kemampuannya.
2. Deskripsi Siklus Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari
tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan
pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada
siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan
hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahan-
permasalahan yang muncul pada siklus dapat teratasi, sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok dapat meningkat lebih maksimal.
a. Perencanaan Tindakan II
- Penentuan waktu tindakan kelas
- Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
- Perencanaan tindakan yang akan diberikan
- Pembuatan RPP
- Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
c. Tindakan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu
pada hari Selasa 15 Mei 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan
kedua pada hari Selasa 22 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2) Kegiatan Inti
a) Permainan melompati halangan tali dan mendarat dengan dua kaki
b) Melakukan gerakan melompat ke bak lompat dan mendarat pada
lingkaran ban dengan dua kaki.
3) Penutup
a) Siswa duduk melingkar rileks.
b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan latihan lompat jauh dengan halangan tali karet dan
mendarat pada bak lompat.
b) Melakukan gerakan lompat jauh secara utuh dari awalan, tolakan.
Sikap di udara, dan mendarat dengan benar.
.
3) Penutup
a) Siswa duduk istirahat melingkar rileks.
b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk
berpendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan pada siswa yang berhasil mencapai KKM dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Peningkatan hasil belajar siswa
berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu
menggunakan pendekatan bermain berhasil menarik perhatian siswa.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tindakan, siswa yang berhasil
mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus dan siklus I.
Dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan 18 siswa atau 90%
berhasil mencapai ketuntasan belajar. Adapun data peningkatan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 7. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus II
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 7 35% Tuntas
80-89 Baik 6 30% Tuntas
70-79 Cukup 5 25% Tuntas
60-69 Kurang 2 10% Tidak Tuntas
< 60 Kurang Sekali 0 0% -
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi
kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten
Purbalingga pada proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siklus II
meningkat menjadi 90%. Prosentase tersebut meliputi jumlah kriteria: baik
sekali 35%, baik 30%, cukup 25%, kurang 10% dan kategori kurang sekali 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d. Refleksi
Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada
siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang
dilakukan berhasil membangkitkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Siswa terlihat lebih
antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan data hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian
diketahui bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui pendekatan
bermain dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Materi pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok yang semula membosankan bagi siswa menjadi
aktivitas yang menyenangkan.
Berdasarkan data pada siklus II (tabel 7) maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian tindakan terhadap materi lompat jauh gaya jongkok
melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 3 Kembangan. Melalui kesepakatan bersama kolaborator, maka
diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil dan hanya sampai pada
siklus kedua. Suasana yang demikian sangat mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran secara maksimal.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok
melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi
pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II,
tindakan yang dilakukan melalui pendekatan bermain berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika
dibandingkan dengan data pada hasil belajar pada tahap pra siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8. Deskripsi Data Perbandingan Hasil belajar Tiap Siklus
Skor Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket Jumlah
Siswa Persen
Jumlah
Siswa Persen
Jumlah
Siswa Persen
90-100 Baik Sekali 0 0% 2 10% 7 35% Meningkat
80-89 Baik 2 10% 4 20% 6 30% Meningkat
70-79 Cukup 5 25% 7 35% 5 25% Meningkat
60-69 Kurang 4 20% 3 15% 2 10% Berkurang
< 60 Kurang Sekali 9 45% 4 20% 0 0% Berkurang
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%
Tabel 8 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas V SD Negeri 3
Kembangan yang berjumlah 20 siswa pada pra siklus adalah sebesar 35%, siklus I
65%, siklus II 90%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan bahwa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan persentase
dari pra siklus ke siklus I sebesar 30%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar
25%.
Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah
merupakan bukti konkrit bahwa melalui pendekatan bermain dapat mengatasi
rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cara
penyampaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak
akan memudahkan guru menyampaikan materi pelajaran secara optimal. Selain itu
siswa juga dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula.
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I
dan siklus II seperti terlihat dalam grafik berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lompat Jauh gaya
Jongkok.
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok
menggunakan pendekatan bermain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
optimal, penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
Pemberian tindakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
menggunakan pendekatan bermain tidak mengurangi makna dari pembelajaran itu
sendiri. Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya
diri, dalam melakukan tugas gerak. Penerapan pendekatan bermain dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar siswa pada proses pembelajaran yang monoton, sehingga pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan dapat berhasil. Hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil
pengamatan pra penelitian.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan melalui aktivitas melompat yang
dikemas dalam suasana bermain, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan
kemudahan siswa dalam mempelajari gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi lompat jauh gaya
jongkok dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan
pendekatan bermain. Aktivitas pembelajaran yang menyenangkan akan
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah tercipta
suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam bentuk permainan yang disukai
siswa dapat dijadikan inspirasi bagi para guru penjas untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran penjas di SD agar lebih terarah dan dapat disesuaikan
dengan program kurikulum.
Berdasarkan data hasil penelitian, jumlah siswa yang berhasil mencapai
ketuntasan belajar dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat jika
dibandingkan data pada pra siklus. Pada siklus I rencana target pencapaian yang
semula 60% setelah dilakukan tindakan mencapai 65%. Dari 20 siswa kelas V SD
Negeri 3 Kembangan, 13 siswa atau 65% berhasil mencapai ketuntasan minimal
yang ditetapkan.
Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah
pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 18 siswa atau
90% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, sedangkan 2 siswa atau 10% berada pada kriteria kurang. Hal itu
berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80% terlampaui, karena
setelah dilakukan tindakan dari 20 jumlah siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan
yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 90%.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan
Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun 2011/2012, telah mencapai keberhasilan
pada siklus II. Dengan tercapainya peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, maka penelitian ini dapat dikatakan
berhasil dan dapat dihentikan.
Setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini, maka diperoleh fakta
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Pendekatan bermain yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Melalui pendekatan bermain dapat menanamkan konsep dasar gerakan lompat
jauh gaya jongkok.
3. Penyampaian materi pembelajaran dengan mempermudah karakteristik tugas
gerak dapat dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian menuju gerakan
yang tingkat kesulitannya lebih kompleks.
4. Pendekatan bermain yang dirancang sesuai dengan karakteristik gerak dasar
lompat jauh gaya jongkok dapat digunakan untuk memberikan konsep gerak
dasar yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD
Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahapan yaitu; (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4)
refleksi.
Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa
terjadi dari 7 siswa atau 35% pada pra siklus, menjadi 13 siswa atau 65% pada
siklus I dan, pada siklus II menjadi 18 siswa atau 90%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Implikasi
Setelah dilakukan penelitian, ditemukan suatu cara yang lebih efektif
untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran atletik dengan materi lompat
lompat jauh gaya jongkok, yaitu melalui pendekatan bermain.
Pendekatan bermain dapat digunakan untuk alternatif pemecahan
masalah kesulitan belajar lompat jauh gaya jongkok. Pendekatan bermain dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan siswa dalam melakukan lompat lompat jauh gaya jongkok.
Pendekatan bermain dapat digunakan sebagai variasi dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok, dan daya tarik terhadap materi, sehingga siswa tidak
bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dapat
berjalan lancar, kondisif, efektif, dan efisien.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Saran
Dari pembahasan di atas dapat disarankan kepada guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD Negeri 3 Kembangan sebagai berikut:
1. Pengembangan model-model pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
2. Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat menggunakan
pendekatan bermain, karena terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar lompat
jauh gaya jongkok.
3. Menggunakan media pembelajaran yang merata dalam pembelajaran
Penjaskes, sehingga tidak membosankan.