upaya meningkatkan keterampilan menulis teks
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP
NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh:
MURTIANIS NIM K1207025
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING
AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP
NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh:
MURTIANIS NIM K1207025
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Murtianis. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2011. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas proses menulis teks berita dan (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi dan interpretasi; (4) tahap analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII D dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Objek penelitian adalah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa. Sumber data dalam penelitian meliputi: (1) peristiwa pembelajaran; (2) informan; dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi; (2) wawancara; (3) angket; dan (4) tes. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas (baik proses maupun hasil) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Peningkatan kualitas proses ditandai dari: (1) meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 45%, 61%, dan 84%; (2) meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi dari siklus I sampai siklus III, sebesar 42%, 67%, dan 81%; dan (3) meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, sebesar 48%, 73%, dan 91%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan postes yang dilakukan selama tiga siklus. Pada uji pratindakan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (75) 6 siswa (22%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa (42%), siklus II meningkat sebanyakn 22 siswa (67%), dan siklus III meningkat sebanyak 28 siswa (87%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
God always answer your request, maybe not always with “YES”
but always with “THE BEST” (Budi Hartono)
Yang penting bukan berapa kali aku gagal, tapi yang penting
berapa kali aku bangkit dari kegagalan (Abraham Lincoln)
Yakinlah bahwa apa yang telah kamu lakukan
tidak ada yang sia-sia (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan
Untuk:
1. Bapakku (Pamujo) dan Ibuku (Juariah),
yang senantiasa memberikan doa,
kepercayaaan, dan dukungan
2. Kedua kakakku Dewi Winarsih dan
Yantiana yang selalu memberikan
nasihat dan semangat
3. Mas Arief Yuri Wahyu Nugraha yang
selalu memberikan motivasi dan
bimbingan
4. Teman-teman Bastind 2007
5. Teman-teman Kos Three Ana 2 (Mery,
Dini, Rini, Rima, Yuni, Nia, dan Nur)
6. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah selalu penulis ucapkan ke hadirat Allah
Subhanahu wa Ta`ala yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada kita semua.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswatun hasanah kita Nabi
Muhammad Sallallahu `Alaihi wassalam.
Banyak hambatan yang penulis hadapi selama penulisan penelitian ini.
Namun demikian berkat Allah dan bantuan berbagai pihak sehingga penulisan
penelitian ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan
selama ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
mengizinkan penelitian ini.
2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.
3. Bapak Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta yang turut membantu
mendewasakan peneliti.
4. Bapak Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan motivasi.
5. Bapak Drs. Purwadi selaku Pembimbing II yang telah memberikan
arahan dan motivasi.
6. Bapak/Ibu Dosen di almamaterku
7. Bapak Drs. Soebiyanto, MM, selaku Kepala SMP Negeri 1 Plaosan,
Magetan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah almamaternya.
8. Ibu Eko Hetik, S. Pd yang telah mengizinkan kelasnya untuk dijadikan
subjek penelitian.
9. Siswa-siswi kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, walaupun begitu penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan bagi pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................... i
PENGAJUAN........................................................................................... ii
PERSETUJUAN ...................................................................................... iii
PENGESAHAN........................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
MOTTO ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran ................................................................ 10
2. Hakikat Menulis......................................................................... 16
3. Hakikat Berita ............................................................................ 28
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif .................................... 34
5. Hakikat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) .............................................. 43
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 50
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 53
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 54
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 55
D. Sumber Data Penelitian .................................................................. 56
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 57
F. Teknik Uji Validitas Data ............................................................... 59
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 60
H. Indikator Keberhasilan ................................................................... 60
I. Prosedur Penelitian ......................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi awal ................................................................... 66
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian .................................... 74
1. Deskripsi Siklus I ....................................................................... 74
a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 74
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 76
c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 78
d. Analisis dan Refleksi ............................................................. 82
2. Deskrisi Siklus II ....................................................................... 84
a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 84
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 86
c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 89
d. Analisis dan Refleksi ............................................................. 93
3. Deskripsi Siklus III .................................................................... 95
a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 95
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 97
c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 100
d. Analisis dan Refleksi ............................................................. 104
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 118
B. Implikasi ........................................................................................ 119
C. Saran .............................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita .......................... 24
2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita ............ 26
3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ............................. 39
4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC........... 46
5. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................................... 54
6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses ............................................ 61
7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil.............................................. 62
8. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran Menulis Teks Berita dalam Pelaksanaan
Siklus I, siklus II, dan siklus III ........................................................ 112
9. . Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita ............ 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 51
2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 65
3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran Menulis Teks Berita ...................................................... 113
4. Grafik Tabulasi Nilai Menulis Teks Berita .......................................... 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Pratindakan
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan .......... 130
Lampiran 2 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ......................... 131
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Kepada guru ........................................... 134
Lampiran 4 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru .................... 135
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara dengan Siswa .......................................... 139
Lampiran 6 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa ................... 140
Lampiran 7 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa (Pratindakan)............... 149
Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................. 150
Lampiran 9 : Angket Pratindakan ................................................................... 155
Lampiran 10 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pratindakan............................. 158
Lampiran 11 : Hasil Pengisian Angket Pratindakan ......................................... 173
Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran (Pratindakan) ................. 175
Siklus I
Lampiran 13 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I .............................. 178
Lampiran 14 : Silabus ..................................................................................... 179
Lampiran 15 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................. 180
Lampiran 16 : Contoh Teks Berita .................................................................. 191
Lampiran 17 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I .............................. 192
Lampiran 18 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 196
Lampiran 19 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 198
Lampiran 20 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ..... 203
Lampiran 21 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses
Pembelajaran Siklus I .............................................................. 215
Lampiran 22 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus I .............. 216
Lampiran 23 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 217
Lampiran 24 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I .......................... 222
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Siklus II
Lampiran 25 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ............................. 225
Lampiran 26 : Silabus ..................................................................................... 226
Lampiran 27 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................. 227
Lampiran 28 : Contoh Teks Berita .................................................................. 237
Lampiran 29 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ............................. 238
Lampiran 30 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 242
Lampiran 31 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 244
Lampiran 32 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II .... 249
Lampiran 33 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses
Pembelajaran Siklus II ............................................................. 260
Lampiran 34 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus II ............. 261
Lampiran 35 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 262
Lampiran 36 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ......................... 267
Siklus III
Lampiran 37 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus III ............................ 270
Lampiran 38 : Silabus ..................................................................................... 271
Lampiran 39 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ................ 272
Lampiran 40 : Contoh Teks Berita .................................................................. 282
Lampiran 41 : Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ............................ 283
Lampiran 42 : Lembar Pengamatan Guru ........................................................ 287
Lampiran 43 : Rubrik Penilaian Guru dalam Pembelajaran ............................. 289
Lampiran 44 : Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III ... 294
Lampiran 45 : Daftar Nilai Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Proses
Pembelajaran Siklus III ............................................................ 304
Lampiran 46 : Daftar Nilai Menulis Teks Berita Siswa pada Siklus III ............ 305
Lampiran 47 : Contoh Hasil Pekerjaaan Siswa ................................................ 306
Lampiran 48 : Angket Pascatindakan .............................................................. 311
Lampiran 49 : Contoh Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ......................... 312
Lampiran 50 : Hasil Pengisian Angket Pascatindakan ..................................... 317
Lampiran 51 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus III ........................ 318
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat terlepas
dari kehidupan kita sehari-hari. Hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat
komunikasi yang paling efektif, baik komunikasi secara lisan maupun tulisan.
Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Indonesia adalah
melaui pembelajaran bahasa Indonesia.
Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi para siswa
adalah untuk menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek
keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)
keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading
skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan
berbahasa tersebut tidak dapat dimiliki secara otomatis, tetapi memerlukan proses
untuk belajar dan berlatih. Masing-masing aspek mempunyai keterkaitan satu
sama lain. Aspek menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif atau menerima, sedangkan aspek berbicara dan menulis
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menggunakan.
Melalui pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki, (1)
keterampilan berbahasa Indonesia yang meliputi keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis; (2) pengetahuan yang memadai tentang
kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis; (3) sikap positif terhadap
bahasa Indonesia; dan (4) dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai luhur melalui
pengajaran apresiasi sastra (Swandono, 2007).
Pembelajaran bahasa juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam hal berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis dengan bahasa
Indonesia secara baik dan benar sehingga pada akhirnya siswa dapat
mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi
oleh siswa untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa di atas,
terutama keterampilan menulis.
Penelitian Rankin dan Anderson (dalam Rasty, 2010) tentang kegiatan
berbahasa memperlihatkan bahwa (i) menyimak: 45%, (ii) berbicara: 30%, (iii)
membaca: (16%), (iv) menulis: 9%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan menulis
tidak begitu diminati oleh banyak orang.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan
menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui
latihan dan praktik secara terus-menerus. Melalui latihan secara intensif maka
dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti
mengarang, membuat surat dengan tulisan.
Sabarti Akhadiah (1996: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara
tersurat. Menulis berarti menuangkan ide pikiran, gagasan, pengetahuan, dan
wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa dipahami oleh orang lain.
Tujuan pengajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mempunyai
kemampuan menulis sehingga siswa tidak beranggapan bahwa keterampilan
menulis itu merupakan kegiatan yang rumit. Di samping itu, tujuan yang
diharapakan dalam pembelajaran menulis di sekolah adalah agar siswa mampu
memahami dan dapat mengungkapkan apa yang mereka tangkap, gagasan,
pendapat, pesan, dan perasaan mereka dalam bentuk tertulis.
Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar
siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan atau pendapat secara tertulis
atau pun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman
hidup, ide, imaji, aspirasi, dan lain-lain (Yant Mujiyanto, dkk., 1999: 70).
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah keterampilan menulis teks berita. Pada kelas
VIII, standar kompetensi yang dikembangkan antara lain: menulis rangkuman dari
beberapa teks bacaan yang memiliki kemiripan topik, menulis laporan, menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
surat resmi, menulis ulasan buku biografi, menyunting tulisan sendiri atau orang
lain, menulis teks berita, menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer,
menulis slogan dan poster untuk berbagai keperluan, menulis rencana kegiatan,
menulis surat dinas, dan menulis petunjuk (Kurikulum 2004 SMP: 23-25).
Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi
berbahasa yang harus dikembangkan. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
menulis teks berita, siswa diharapkan dapat menyusun data pokok berita, mampu
merangkai data-data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.
Selama ini kualitas pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII
D SMP Negeri 1 Plaosan masih rendah. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yakni
faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari siswa. Berdasarkan hasil
observasi pembelajaran menulis teks berita pada siswa siswa kelas VIII D SMP
Negeri 1 Plaosan diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif
dalam kegiatan pembelajaran (lihat lampiran 2 halaman 131).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1
Plaosan menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan tidak ada interaksi
antara guru dan siswa sehingga siswa tidak antusias dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, guru belum menggunakan media
dalam pembelajaran menulis teks berita. Guru hanya menggunakan buku paket
atau pun LKS dalam mengajar.
Pengelolaan kelas secara individu juga menjadi kendala dalam
pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Guru
jarang menerapkan metode kerja kelompok dalam mengajar. Sementara itu, faktor
yang berasal dari siswa meliputi kurangnya minat dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Dalam proses pembelajaran menulis
teks berita, siswa belum dapat menulis teks berita secara detail, siswa merasa
kebingungan harus menulis apa, siswa belum dapat menyusun kalimat dengan
struktur kalimat yang baik dan benar. Siswa juga belum memperhatikan ejaan dan
penggunaan kosakata yang baik dalam menulis teks berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Hasil angket menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau
63% kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita. Siswa kurang aktif
selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa jarang membaca berita. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang menyatakan
bahwa pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat
kabar atau pun menonton berita. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang
menunjukkan bahwa dari 27 siswa hanya 3 siswa (11%) yang sering membaca
berita dalam surat kabar, sedangkan 24 siswa (89%) jarang membaca berita (lihat
lampiran 11 halaman 173).
Berdasarkan hasil observasi di kelas mengenai pembelajaran menulis teks
berita, peneliti menemukan bahwa kegiatan menulis teks berita yang diajarkan
oleh guru masih bersifat konvensional, yakni: (1) guru melakukan apersepsi; (2)
guru menjelaskan mengenai materi tentang pembelajaran menulis teks berita; (3)
guru memberikan contoh teks berita dan mengidentifikasi unsur 5W+1H bersama
siswa; (4) guru menyuruh siswa menulis teks berita; (5) guru meminta siswa
untuk mengumpulkan tugasnya.
Berdasarkan uraian di atas, faktor yang diduga sebagai penyebab
rendahnya kualitas pembelajaran menulis teks berita di atas berhubungan erat
dengan metode pembelajaran yang belum inovatif dan tidak adanya kebiasaan
membaca teks berita yang mengakibatkan rendahnya kemampuan menulis teks
berita siswa. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan rendahnya kualitas hasil
pembelajaran menulis teks berita.
Berdasarkan data nilai menulis yang diperoleh dari guru mata pelajaran,
hanya 6 siswa (22%) dari 27 siswa yang nilai menulisnya sudah mencapai standar
ketuntasan minimal (lihat lampiran 7 halaman 149). Tidak adanya media dalam
pembelajaran, metode mengajar yang didominasi dengan metode ceramah, dan
pengelolaan kelas yang bersifat individual membuat para siswa kurang antusias
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa siswa yang
duduk di belakang berbicara sendiri ketika guru memberi penjelasan, salah satu
siswa meletakkan kepalanya di bangku, dan terdapat siswa yang bermain sendiri
di bangku belakang. Selain itu, guru tidak menerapkan tahapan-tahapan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kegiatan menulis yang meliputi prapenulisan, penulisan, dan tahap pascapenulisan
sehingga pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam kegiatan
menulis.
Berdasarkan hal-hal di atas seperti kurangnya motivasi dan antusias siswa
dalam mengikuti pembelajaran, kesulitan siswa dalam menulis teks berita, metode
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sebaiknya guru mencari suatu
pendekatan atau inovasi baru untuk meningkatkan keterampilan menulis teks
berita siswa sehingga pembelajaran tidak terpaku pada konsep konvensional,
yakni guru hanya ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru
kemudian mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru.
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks berita
membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat oleh guru untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu
menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif
dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP
Negeri 1 Plaosan disepakati masalah pembelajaran tersebut diperbaiki dengan
penerapan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini dipilih karena memiliki
beberapa kelebihan. Trianto (2007: 44) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama
dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain.
Sejalan dengan pendapat Trianto di atas, Isjoni (2009: 15) mengungkapkan
bahwa model kooperatif diterapkan untuk memotivasi siswa berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling
memberikan pendapat (sharing ideas).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru menyepakati bahwa metode
kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran menulis berita adalah metode
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Menurut Rini Susanti Wulandari (2010) Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas
reading dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk
melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki tiga
elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi langsung dalam
memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah dibaca.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Muhammad Nur dan Prima
Retno Wikandari (2000: 28). Menurut mereka, CIRC adalah sebuah program
komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis
untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar
kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa.
Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
pembelajaran menulis bertujuan untuk merancang, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa
yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas. Dalam program CIRC,
para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting karangan mereka dengan
kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka (Slavin, 2010: 204).
Metode ini dipilih karena sesuai dengan materi menulis dan juga sesuai
dengan jenjang pendidikan siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Slavin
(2010: 200) yang menyatakan bahwa Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) merupakan sebuah program yang komprehensif untuk
mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih
tinggi di sekolah dasar. Lebih lanjut Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan
bahwa metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, di antaranya: membuat siswa
lebih percaya diri, kelas menjadi lebih hidup, dan terbangunnya kerja sama
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
memungkinkan siswa untuk memberikan tanggapan secara bebas mengenai unsur-
unsur pokok berita dan siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain.
Di samping itu, metode CIRC memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dengan temannya dan menumbuhkan rasa senang yang dapat merangsang
siswa untuk aktif dalam kelompok.
Melalui metode CIRC siswa dapat bekerja secara kelompok, mengidentifikasi
pokok-pokok isi berita terlebih dahulu, mengembangkan unsur-unsur pokok tersebut
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas, kemudian menyunting teks berita
yang telah mereka susun. Dengan metode CIRC siswa dapat melaksanakan kegiatan
menulis sesuai dengan prosedur atau tahapan-tahapan dalam penulisan, yakni tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
mengenai ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui
Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) Pada Siawa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan
Tahun Ajaran 2010/2011”. Melalui penerapan metode ini, diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan antusias siswa dalam pembelajaran menulis sehingga
kualitas pembelajaran menulis akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
Magetan tahun ajaran 2010/2011?
2. Apakah penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
Magetan tahun ajaran 2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas maka
dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa
kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa
kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam pembelajaran menulis teks
berita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Dapat meningkatkan minat atau motivasi, perhatian, dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.
2) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks berita.
b. Bagi guru
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru bahasa dan
sastra Indonesia dalam upaya pengembangan pembelajaran menulis
teks berita.
2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita.
c. Bagi sekolah
1) Memberikan motivasi bagi para guru untuk melakukan inovasi
dalam pembelajaran dengan metode yang bervariasi.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks berita baik proses
maupun hasil sehingga menghasilkan kualitas siswa yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d. Bagi peneliti
Penelitian ini meningkatkan kemampuan peneliti dalam pengembangan
inovasi pembelajaran menulis teks berita.
e. Bagi peneliti lain
Sebagai referensi penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menulis
teks berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran merupakan suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Lebih lanjut Oemar Hamalik (2003:58) juga mengemukakan
bahwa ada lima pengertian pengajaran berdasarkan teori belajar, yaitu:
1) Pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik/siswa di sekolah.
2) Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.
3) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik.
4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Menurut Gino, dkk. (2000: 30) istilah pembelajaran sama dengan
‘instruction” atau pengajaran yang berarti; cara/perbuatan atau mengajarkan.
Pengajaran berarti perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru).
Selanjutnya, pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu usaha untuk
memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti
yang diinginkan atau bisa juga dikatakan sebagai suatu usaha yang dilakukan
secara sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor intern dan ekstern dalam kegiatan belajar-mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal
adalah situasi yang memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berinteraksi
dengan guru dan atau bahan pengajaran di tempat tertentu yang telah diatur
dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi tersebut dapat dioptimalkan dengan
menggunakan metode dan atau media yang tepat agar dapat diketahui
keefektifan kegiatan belajar-mengajar maka setiap proses dan hasilnya harus
dapat dievaluasi (Gino, 2000:30).
Sementara itu, konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful
Sagala, 2007: 61) adalah suatu proses yang melibatkan lingkungan seseorang
yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu pertama dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya
menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk
memperbaiki dan menigkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya
kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan
yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2007:63).
Agus Suprijono (2010: 11) menjelaskan tentang perbedaan antara
pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning
dan pengajaran terjemahan dari teaching. Pengajaran adalah proses perbuatan,
cara mengajarkan. Perbuatan atau cara mengajarkan diterjemahkan sebagai
kegiatan guru mengajari peserta didik; guru menyampaikan pengetahuan kepada
peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Pengajaran seperti ini
merupakan proses instruktif. Guru bertindak sebagai ‘panglima’, guru dianggap
paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui.
Lebih lanjut, Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan tentang
pembelajaran yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan
esensial istilah pembelajaran dengan pengajaran adalah pada tindak ajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pada pengajaran guru mengajar dan peserta didik belajar, sedangkan pada
pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisasi
lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif
pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak didiknya
untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik.
Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik
dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk
mendapatkan respon yang tepat yang melibatkan media dan metode untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Komponen Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen. Menurut Gino, dkk. (2000: 30) komponen tersebut antara
lain sebagai berikut:
1) Guru
Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
2) Siswa
Siswa adalah orang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
3) Tujuan
Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut meliputi
perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.
4) Isi pelajaran
Isi pelajaran atau materi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta,
prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Metode
Metode merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yang meliputi seluruh kegiatan penyajian bahan pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
6) Media
Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar
mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen tersebut.
Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi berhasil tidaknya
pembelajaran. Menurut Gino, dkk. (2000: 36-39) faktor yang memengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain:
1) Motivasi belajar
Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
2) Bahan belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi yang
digunakan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar
dapat diminati olehnya.
3) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran dari sumber
belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan alat
yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,
komputer, tape recorder, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4) Suasana belajar
Suasana belajar merupakan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan
tempat proses pembalajaran berlangsung. Suasana yang dapat mendukung
kegiatan pembelajaran yang baik antara lain: susana kekeluargaan, suasana
sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur fleksibel, jumlah siswa tidak
terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.
5) Kondisi siswa
Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik, melainkan
juga keadaaan psikis siswa.
6) Kemampuan guru
Kemampuan guru maksudnya adalah kemampuan guru dalam menyampaikan
materi, mengelola kelas, serta mangatasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria yang menunjukkan
kemampuan guru adalah sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan,
namun tidak terkesan menggurui.
b) Guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang tepat agar
dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.
c) Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan
memberikan perhatian yang merata kepada seluruh siswa yang ada di
kelas tersebut, baik yang ada di depan maupun di belakang.
d) Guru harus mampu memotivasi siswa agar mau aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran juga
diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 41) yang
menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung
sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari
setiapkomponen tersebut adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena
hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke
arah mana kegiatan itu akan dibawa.
2) Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.
3) Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua
komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
4) Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir.
5) Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran.
6) Sumber Pelajaran
Sumber belajar merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan
yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
7) Evaluasi
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut apabila orang tersebut dapat memahami bahasa
dan gambaran grafik tersebut. Gambar atau lukisan dapat menyampaikan makna-
makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
Menulis diartikan sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan,
pengalaman hidup, ide-imaji, dan lain-lain dengan bahasa tulis yang baik, benar,
dan menarik. Ia mensyaratkan suatu keaktifan dan kreativitas yang lebih jauh
daripada membaca karena kalau membaca itu lebih bersifat memahami ide-ide
orang lain dalam naskah, maka penulis justru mengungkapkannya dalam bentuk
naskah kepada orang lain agar dipahami (Yant Mujiyanto, dkk., 1999:70).
Proses menulis merupakan rangkaian kegiatan mulai dari menemukan
gagasan sampai menghasilkan tulisan (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).
Suyitno dan Purwadi (1998:1) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi
tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu
representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Keterampilan menulis tidak akan datang begitu saja, melainkan harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Pada dasarnya, kegiatan
menulis tidak sekadar melahirkan perasaan atau pikiran, akan tetapi juga
mengungkapkan atau menuangkan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
hidup seseorang dalam bahasa tulis. Penyampaian bahasa tulis tersebut harus
dapat dipahami oleh orang lain sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh
penulis. Oleh karena itu, menulis merupakan suatu proses yang harus dipelajari
dan tidak begitu saja terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah proses atau rangkaian kegiatan menuangkan, mengungkapkan
atau mengekspresikan ilmu pengetahuan, ide atau gagasan, pengalaman hidup,
dan sebagainya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa tulis yang
baik, benar, dan menarik, sehingga tulisan tersebut bisa dipahami oleh orang
lain.
b. Tahap-tahap Penulisan
Sebagai suatu proses, menulis mencakup serangkaian kegiatan mulai dari
penemuan gagasan atau topik yang akan dibahas sampai penulisan buram (draft
akhir). Proses tersebut sebenarnya mencakup beberapa tahap, yaitu tahap
persiapan atau tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Pada tahap
prapenulisan langkah yang biasa dilakukan adalah dengan memikirkan dan
mengerjakan berbagai kegiatan sebelum kegiatan menulis yang sebenarnya dapat
dimulai.
Pada tahap penulisan seseorang berusaha mengembangkan gagasannya,
memecahkan topik ke dalam sub topik, memberikan uraian, contoh, dan
sebagainya dalam wujud rangkaian kata, rangkain kalimat, dan rangkaian
paragraf (Sabarti Akhadiah, dkk., 1996:29).
S. Efendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk., 1999:71) menyatakan bahwa
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif, menulis
merupakan suatu proses. Ada beberapa tahap dalam proses menulis. Tahap-tahap
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mencatat pokok tulisan atau tema.
2) Mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan.
3) Memilih bahan yang paling berkaitan dan menata pilihan tersebut dalam
kerangka tulisan atau outline.
4) Menguraikan apa yang terumus dalam outline ke dalam sebuah karangan.
5) Menyunting karangan yang sudah ada sebelum menerbitkannya.
Menurut Atar Semi (1990:11) menulis merupakan suatu proses kreatif.
Sebagai suatu proses kreatif, seseorang harus mengalami suatu proses yang
secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Secara garis besar, terdapat tujuh
langkah yang harus dilaksanakan di dalam proses menulis, yakni:
1) Pemilihan dan penetapan topik
Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang
penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Di
dalam memilih dan menetapkan topik diperlukan adanya keterampilan dan
kesungguhan.
Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan
di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui
empat sumber, yakni a) pengalaman; b) pengamatan, c) imajinasi; dan d)
pendapat dan keyakinan.
2) Pengumpulan informasi
Langkah kedua yang harus ditempuh adalah mengumpulkan informasi
dan data bagi kelengkapan serta pengayaan topik yang telah dipilih.
Pengumpulan informasi dan data perlu dilakukan agar tulisan menjadi tulisan
yang berbobot dan meyakinkan. Informasi dan data yang dikumpulkan
adalah informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan dan
sesuai pula dengan tujuan tulisan. Data informasi dapat berupa gambar,
statistik, grafik atau beberapa cuplikan pendapat orang lain.
3) Penetapan tujuan
Menetapkan tujuan tulisan merupakan kegiatan yang penting sebelum
mulai menulis karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk,
panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan.
4) Perancangan tulisan
Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai
kembali informasi dan data, memilih subtopik yang perlu dimuat, melakukan
pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih
besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap
paling baik. Hasil merancang tulisan antara lain berupa kerangka tulisan
(outline) dan penetapan gaya penyajian tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
5) Penulisan
Setelah langkah-langkah sebelumnya dipenuhi atau dilalui, langkah
selanjutnya adalah melakukan kegiatan penulisan. Kerangka tulisan yang
telah disiapkan mulai dikembangkan atau ditulis satu persatu.
6) Penyuntingan atau revisi
Setelah draf pertama selesai dan gagasan pokok tertuang ke atas
kertas maka seseorang perlu melakukan langkah selanjutnya, yaitu
penyuntingan atau perevisian. Penyuntingan berfungsi agar tulisan menjadi
lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
7) Penulisan naskah jadi
Setelah penyuntingan selesai, langkah selanjutnya adalah menulis
kembali. Tujuannya agar tulisan yang selesai menjadi rapi dan bersih. Pada
saat seseorang melakukan pengetikan terakhir perlu diperhatikan kembali
masalah ejaan dan tanda baca.
Senada dengan pendapat Atar Semi, Sabarti Akhadiah, dkk., (1996: 3-5)
juga mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi:
1) Tahap Prapenulisan
Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis,
di dalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan menulis karangan
meliputi:
a) Menentukan topik
Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam
tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu,
pengetahuan, dan pengamatan.
b) Membatasi topik
Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk
mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau
cara visualisasi lainnya.
c) Menentukan tujuan penulisan
Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan
dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d) Menetukan bahan penulisan
Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk
mencapai data penulisan.
e) Membuat kerangka karangan
Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap
persiapan penulisan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap penulisan ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada
dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu
kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang
akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang
tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan cepat. Kata-kata
tersebut harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat
tersebut harus disusun menjadi paragraf persyaratan dan ditulis dengan ejaan
yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat.
3) Tahap Revisi
Pada tahap revisi sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti
secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang
memenuhi syarat maka selesailah sebuah tulisan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya kegiatan menulis dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prapenulisan,
penulisan, dan revisi. Ketiga tahap tersebut harus dilalui dalam proses menulis
agar tulisan yang dihasilkan baik.
c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Menulis
Suyitno dan Purwadi (1998:2) berpendapat bahwa pada prinsipnya fungsi
utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir juga
dapat menolong berpikir secara kritis. Tulisan dapat memudahkan manusia
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, menyusun urutan
pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran.
Pada hakikatnya terdapat hubungan antara kegiatan menulis dengan
kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap
kesalahan-kesalahan, baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosa kata. Hal ini
disebabkan karena gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur
sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya (Sujanto,
1998: 58).
Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) mengungkapkan
bahwa keterampilan menulis tidak semata-mata hanya menghasilkan suatu tulisan,
akan tetapi terdapat tujuan dari proses menulis itu sendiri. Tujuan keterampilan
menulis tidak lain agar seseorang memiliki kemampuan atau pengalaman menulis
serta memanfaatkan kemampuan tersebut untuk berbagai keperluan. Selanjutnya
Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 25) merangkum beberapa tujuan
penulisan sebagai berikut:
1) Assigment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri (misalnya para
siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekretaris yang ditugaskan
membuat laporan, notulen rapat)
2) Altruistio purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghilangkan kedukaaan
para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan
dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya tersebut. Seseorang tidak akan dapat menulis
secara tepat guna jika orang tersebut percaya, baik secara sadar maupun secara
tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau
“musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para
pembaca.
5) Self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca.
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian
7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.
Tujuan penulisan adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi,
mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyataannya,
adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur, dalam arti mempunyai tujuan ganda.
Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung informasi-informasi, tulisan yang
informatif pun mempunyai unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan
dapat juga diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca (Sujanto, 1988: 68).
d. Pedoman Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Di dalam setiap pembelajaran pasti diadakan kegiatan evaluasi. Secara umum
dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/ penaksiran terhadap pertumbuhan
dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum
(Harjanto, 2006: 277).
Evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu
kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan (Aunurrahman, 2010:
209). Dalam kegiatan evaluasi terdapat dua aspek yang saling berkaitan, yakni
mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran,
pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu, menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kuantitatif
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pengukuran adalah proses pemerian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Sedangkan penilaian (assesment) adalah penerapan berbagai
cara dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta
didik (Aunurrahman, 2010: 207).
Bentuk tes dibedakan menjadi dua, yakni tes objektif dan tes subjektif.
Dalam penelitian ini, untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks berita
menggunakan alat ukur yang berupa tes. Bentuk tes yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini berupa tes subjektif (uraian). Sebelum menyususn sebuah tes uraian,
terlebih dahulu harus dipersiapkan aspek-aspek apa saja yang hendak dinilai. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan proses penilaian. Berikut ini
merupakan pedoman penilaian untuk keterampilan menulis teks berita.
1) Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita
Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga
merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang
diinginkan..
Nana Sujana (2009: 56) mengungkapkan bahwa apa yang dicapai oleh
siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan
kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajar. Ini
berarti bahwa hasil (prestasi) belajar siswa tidak terlepas dari proses belajar yang
dialaminya. Lebih lanjut Sarwiji Suwandi (2009: 80 – 81) mengungkapkan
bahwa secara umum obyek/sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
meliputi beberapa hal, yakni sikap terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti
pelajaran, keseriusan, semangat); sikap terhadap guru/pengajar (interaksi,
respon); dan sikap terhadap proses pembelajaran (perhatian, kerja sama,
konsentrasi, dsb). Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang
digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 1. Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita
No. Nama Siswa
Keaktifan Siswa selama
Apersepsi
Keaktifan dan perhatian
siswa pada saat guru
menyampaikan materi
Minat dan motivasi
siswa saat mengikuti kegiatan
pembelajaran
Skor Nilai Ket.
(Diadaptasi dari Sarwiji, 2009 : 130)
a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesaui dengan kriteria
berikut.
1 = sangat kurang 4 = baik
2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup
b) Menghitung nilai
Nilai = Skor perolehan siswa x 100 = ....
Skor maksimal (15)
c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
(1) Nilai = 10 – 29 sangat kurang (4) Nilai = 70 – 89 baik
(2) Nilai = 30 – 49 kurang (5) Nilai = 90 – 100 sangat baik
(3) Nilai = 50 – 69 cukup
d) Keaktifan siswa dalam apersepsi
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi
(merespons stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 4 : Jika siswa selama apersepsi (cukup merespons stimulus yang
diberikan guru saat apersepsi).
Skor 3 : Jika siswa cukup aktif pada saat apersepsi (tidak merespons
stimulus yang diberikan guru saat apersepsi).
Skor 2 : Jika siswa kurang efektif pada saat apersepsi (tidak serius dan
sama sekali tidak mau merespons stimulus yang diberikan guru
saat apersepsi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak aktif (sama sekali tidak mau
merespons pertanyaan atau stimulus saat apersepsi)
e) Keaktifan siswa dan perhatian pada saat mengikuti pelajaran
Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru
menyampaikan materi dan aktif bertanya, menjawab, serta
memberikan tanggapan (terjadi interaksi), dan mengerjakan
setiap tugas.
Skor 4 : Jika siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi dan
sesekali mau bertanya, menjawab, serta memberikan tanggapan,
dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 3 : Jika siswa hanya memperhatikan saat guru menyampaikan
materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab, serta
memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru
menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya,
menjawab, serta memberikan tanggapan.
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat
menyampaikan materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti
berbiacara atau membuat gaduh).
f) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajawan
Skor 5 : Jika siswa tampak bersungguh-sunguh dan menunjukkan
adanya kesenangan dalam mengerjakan setiap tugas yang
diberikan; tampak antusias, senang serta bersemangat dalam
menhgikuti pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, secara
sukarela membacakan pekerjaan yang dibuat).
Skor 4 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru serta
tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk).
Skor 3 : Jika siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan namun
kurang bersemangat dan antusias dalam pembelajaran (kurang
serius).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Skor 2 : Jika siswa hanya sekadar mengerjakan tugas yang diberikan dan
terlihat tidak bersemangat dalam pembelajaran (ogah-ogahan,
meletakkan kepala di atas meja).
Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak mau mengerjakan tugas yang
diberikan dan sama sekali tidak bersemangat (tampak bosan,
tertidur).
2) Penilaian Hasil Pembelajaran Menulis Teks Berita
Tabel 2. Pedoman Penilaian untuk Keterampilan Menulis Teks Berita
No Aspek yang dinilai
Skor Kriteria
1 Isi 27-30
22-26
17-21
13-16
Sangat baik-Sempurna: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, dan relevan dengan permasalahan dan tuntas. Cukup-Baik: informasi cukup substansif cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap. Sedang-Cukup; informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, dan permasalahan tidak cukup. Sangat-Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis dan tidak ada permasalahan.
2 Organisasi 18-20
14-17
10-13
7-9
Sangat baik-Sempurna: gagasan diungkapkan dengan jelas, padat tertata dengan baik, urutan logis dan kohesif. Cukup-Baik:kurang lancar, kurang terorganisis tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, dan urutan logis tetapi tidak lengkap. Sedang-Cukup: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. Sangat-Kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisir, dan tidak layak nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3 Kosakata 18-20
14-17
10-13
7-9
Sangat baik-Sempurna: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. Cukup-Baik: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. Sedang-Cukup: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. Sangat-Kurang: : pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai.
4 Peng Bahasa
22-25
18-21
11-17
5-10
Sangat baik-Sempurna: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Cukup-Baik: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. Sedang-Cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai.
5 mekanik 5
4
3
2
Sangat baik-Sempurna: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan. Cukup-Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. Sedang-Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. Sangat-Kurang: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.
Jumlah Skor (Diadaptasi dari Burhan Nurgiyantoro, 2010: 441)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Hakikat Berita
a. Pengertian Berita
Berita adalah pernyataan antarmanusia sebagai pemberitahuan tentang
peristiwa atau keadaan atau gagasan yang disampaikan secara tertulis atau lisan,
atau dengan isyarat jika pernyataan atau pemberitahuan tersebut disalurkan
melalui media pers, orang menyebutnya berita pers (Suriamiharja, 1997: 64).
Syarifudin (dalam Totok Djuroto 2003 :6) menyatakan bahwa berita
adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik
perhatian publik massa media. Pendapat yang senada diutarakan oleh Wahyudi
(dalam Totok Djuroto 2003:6), bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa
atau pendapat yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa
periodik. Peristiwa atau pendapat tidak dipublikasikan melalui media massa
periodik.
Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik
perhatian pembaca. Berita merupakan laporan tercepat dari suatu peristiwa atau
kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta
menyangkut kepentingan mereka. Berita menekankan pada aspek “keanehan”
atau “ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu
atau curiosy (Depdiknas, 2005: 28)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
berita adalah laporan tentang kejadian atau peristiwa yang bersifat unik, menarik
atau memiliki nilai yang penting, masih baru, dan ditujukan atau dipublikasikan
kepada masyarakat luas melalui media massa.
b. Persyaratan Berita
Untuk bisa menulis berita seseorang harus mengetahui persyaratan berita.
Persyaratan dalam menulis berita yaitu 5W+ H (What, Who, Where, Why, When
dan How). Untuk negara Indonesia rumusan tersebut ditambah satu lagi, yaitu S
(Security) atau keamanan (Totok Djuroto 2003 : 10-11).
What (apa) : artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian
apa yang sedang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Who (siapa) : artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu.
Where (di mana) : artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
When (kapan) : artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.
Why (mengapa) : artinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi.
How (bagaimana) : artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.
Security (aman) : Keamanan (aman bagi keseluruhan).
Totok Djuroto (2003:12) menyatakan bahwa selain 5W + 1H, terdapat
satu lagi yang masuk dalam persyaratan berita, yakni kebenaran yang berarti
bahwa sebuah berita harus benar karena banyak kejadian atau peristiwa atau
pendapat orang yang dianggap sebagai sebuah fakta, akan tetapi ternyata berita
tersebut mengandung kebohongan. Padahal, fakta dalam sebuah berita
merupakan data utama.
c. Unsur Berita
Menurut Totok Djuroto (2003:13) agar bisa membuat berita yang baik,
selain harus mengetahui pengertian dan persyaratan berita maka seseorang juga
harus dapat memahami unsur berita, yakni unsur-unsur yang harus terdapat
dalam berita. Selanjutnya, Totok Djuroto (2003:13-25) menambahkan bahwa
sebuah berita harus dapat menarik perhatian pembaca. Unsur-unsur yang harus
diperhatikan dalam menulis berita adalah sebagai berikut.
1) Aktual atau baru (termasa)
Unsur aktual atau baru merupakan bagian penting agar berita kita dapat
menarik perhatian. Sesuatu yang baru, peristiwa yang baru terjadi, kejadian
yang masih hangat dibicarakan masyarakat lebih menarik, dibandingkan
dengan kejadian atau peristiwa yang sudah lama.
2) Jarak
Jauh dekatnya jarak yang terimbas pada berita merupakan unsur yang perlu
diperhatikan. Apabila seseorang ingin membuat berita untuk kepentingan
warga kota maka peristiwa yang terjadi di lingkungan kota, lebih menarik
perhatian daripada peristiwa di kota lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Terkenal (ternama)
Penting tidaknya perstiwa untuk diberitakan, tidak hanya terletak pada besar
kecilnya peristiwa, menarik atau tidaknya kejadian itu, tetapi juga terkenal
atau tidaknya subjek yang terkait pada peristiwa tersebut.
4) Keluarbiasaan
Kejadian atau peristiwa yang aneh dan luar biasa, selalu menarik perhatian.
5) Akibat
Kejadian yang dapat menimbulkan akibat atau pengaruh biasanya menarik
perhatian masyarakat. Suatu kejadian yang mempunyai pengaruh atau
akibat, selalu menarik perhatian masyarakat karena menggugah sifat
egosentris manusia.
6) Ketegangan
Unsur ketegangan dijadikan dasar untuk membuat pembaca tetap tertarik
mengikuti berita yang dibuat atau dipublikasikan.
7) Pertentangan
Perang dan tinju merupakan gambaran dari suatu pertentangan bahkan
sampai dengan mengadu fisik. Perang dan tinju merupakan berita yang
banyak dibaca oleh masyarakat, karena menimbulkan pertentangan yang
dapat menarik perhatian masyarakat.
8. Seks
Masalah seks dapat menarik perhatian. Seks dapat menimbulkan rangsangan
tersendiri. Itulah sebabnya pemberitaan tentang seks banyak diminati.
9. Kemajuan
Pemberitaan tentang kemajuan dapat menarik perhatian khalayak karena
pada hakikatnya semua manusia ingin maju.
10. Human Interest
Human interest disebut juga satu kehidupan yang menarik. Kehidupan yang
menarik pada penampilan berita merupakan rangsangan tersendiri bagi
pembaca. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang selalu ingin
mengetahui yang aneh dan menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
11. Emosi (perasaan)
Emosi merupakan salah satu sifat manusia yang didahului dengan rasa simpati.
Simpati yang ditimbulkan oleh suatu berita, selalu menarik perhatian pembaca
12. Humor
Sesuatu yang lucu biasanya menyenangkan. Humor yang ringan yang dapat
merangsang pembaca untuk ikut tertawa merupakan bagian dari sisi pembuatan
berita agar disenangi.
d. Bahasa Berita
Pada dasarnya bahasa berita tidak berbeda dengan bahasa Indonesia yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ras Siregar (1992: 138) menyatakan bahwa
ciri khas bahasa berita terletak pada kata, kalimat, dan isi pernyataan.
1) Kata
Ciri khas kosakata dalam jurnalistik adalah: 1) mudah dimengerti, artinya setiap
kata yang digunakan itu mudah dipahami pembaca dan pendengar; 2) dinamis,
artinya kata yang ditampilkan harus memberi arti yang lebih hidup,
bersemangat, sesuai dengan kondisi dan situasi pernyataan yang disampaikan;
3) demokratis, artinya setiap kata yang ditampilkan harus bermakna satu dan
dapat diterima oleh orang banyak sejauh media itu sampai; 4) kata yang tepat,
artinya sesuai dengan kebutuhannya.
2) Kalimat
Kalimat yang digunakan dalam berita adalah kalimat yang baik, praktis,
sederhana dengan kata yang secukupnya saja, tidak berlebihan, tidak mubazir,
dan tidak berbunga-bunga.
3) Isi Pernyataan
Isi pernyataan yang dimaksud adalah cara penyampaian yang akan
disampaikan kepada pembaca. Isi pernyataan yang baik memuat pedoman
dalam penyusunan kalimat, yaitu: 1) kesatuan pikiran, setiap kalimat harus
mengandung kesatuan pikiran, satu ide yang utuh, antara pokok yang satu
dengan yang lain harus mempunyai kaitan; 2) Koherensi, artinya terdapat
hubungan yang jelas antara unsur yang membentuk kalimat; 3) penekanan,
artinya setiap pikiran dalam kalimat mendapat tekanan sesuai dengan maksud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pernyataan; 4) variasi, artinya terdapat variasi penggunaan kata dan kalimat
yang sampai digunakan kata atau kalimat yang diulang-ulang;
4) Paralelisme, artinya kesamaan letak penekanan pada setiap kalimat yaitu di
awal, di tengah, maupun di akhir.
5) logika, artinya semua dituliskan dengan pemikiran yang logis, wajar, dan apa
adanya.
e. Sifat Berita
Berita, baik untuk surat kabar, radio, maupun televisi memiliki tiga sifat
yang harus dipenuhi, Totok Djuroto (2003:27) berpendapat bahwa terdapat tiga sifat
yang harus dipenuhi dalam sebuah berita, yaitu:
1) Mengarahkan, artinya berita yang dibuat harus mampu mengarahkan perhatian
pembaca, pendengar atau pemirsa sehingga mengikuti alur pemikiran kita.
2) Menumbuhkan atau membangkitkan semangat, artinya berita harus dapat
memberi rangsangan, dorongan, dan semangat bagi pembacanya.
3) Berita yang bersifat memberi penerangan, artinya berita harus mampu memberi
penerangan kepada masyarakat. Memberi penerangan maksudnya adalah
memberikan penjelasan atau contoh-contoh kejadian yang tidak baik agar tidak
ditiru oleh masyarakat.
f. Jenis dan Macam Berita
Menurut Totok Djuroto (2003: 38), jenis berita dilihat dari penyajiannya ada
tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1) Berita Selebaran
Berita selebaran dalam bahasa asing disebut news bulletin. Berita bulletin
adalah berita yang disiarkan secara kilat atau cepat. Biasanya berita yang
bersifat hangat dan singkat, penyajiannya sangat terikat dengan waktu. Jenis
berita tersebut penyajiannya terikat oleh waktu. Semakin cepat berita disiarkan
maka akan semakin baik. Berita yang termasuk dalam kategori bulletin antara
lain:
a) Berita keras : Berita yang biasanya tidak menyenangkan, misalnya tentang
kekerasan, kesengsaraan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b) Berita lunak : Berita yang menyenangkan, misalnya pemberian gelar,
keberhasilan seseorang, dan lain-lain.
c) Berita singkat : Berita yang memiliki nilai tinggi. Oleh karena itu,
penyajiannya secara langsung hanya pada inti berita saja
d) Berita pendek : Berita yang amat penting dan menarik untuk diberitakan,
yakni pada saat berita tersebut masih menjadi pembicaraan masyarakat luas.
e) Berita sisipan : Berita yang memiliki nilai tinggi serta dinantikan oleh
masyarakat luas.
2) Berita Majalah
Berita majalah adalah jenis berita yang penerbitannya secara berkala dan
teratur, misalnya majalah mingguan, dua mingguan atau bulanan. Berita yang
termasuk dalam kelompok berita majalah antara lain:
a) Feature : sesuatu uraian berita dalam ruang lingkup satu pokok yang
merupakan pendalaman tema yang dilihat dari berbagai segi latar belakang
perkembangan sebuah berita.
b) Human Interes : uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa
kemanusiaan.
c) Berita Ringan : uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa
kemanusiaan.
d) Berita Nyata : uraian berita yang secara sistematis memiliki kepekaan
dalam ruang lingkup yang sejenis dan tidak perlu terikat pada keadaan baru
dan lamanya berita.
e) Analisis Berita : berita yang disusun atas dasar data dan fakta serta
keseimbangan analisis tanpa ditambahi pendapat pribadi baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung.
3) Berita Penerangan.
Berita penerangan adalah berita yang mengandung penjelasan lebih lanjut dari
suatu berita yang telah disiarkan atau penjelasan yang bertitik tolak dari berita
yang sudah disajikan tetapi sangat terkait dengan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
g. Hal-hal yang Harus diperhatikan di dalam Menulis Berita
Menulis berita tidak sama dengan menulis surat atau buku harian di
dalam kamar yang merupakan uneg-uneg hati. Djuharie Setiawan (2001: 35)
memberi penekanan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam
menulis berita, yaitu:
1) Tulisan berita harus dapat menyentuh kebutuhan manusia akan informasi,
kesenangan, keingintahuan, ketidakpahaman, dan sebagainya.
2) Berita yang ditulis di dalam surat kabar harus aktual sehingga tidak menjadi
berita yang basi.
3) Penulisan berita untuk surat kabar harus cepat dan singkat tetapi
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dengan sumber yang jelas.
4) Tulisan berita harus dapat menjawab: apa, kapan, siapa, bagaimana, dan di
mana suatu berita yang ditulis sehingga tidak membuat pembaca bertanya-
tanya tentang ketidakjelasan berita.
5) Tulisan berita yang berkelanjutan tentang sesuatu hal, pada akhir berita harus
diungkapkan kembali tentang latar belakang peristiwa tersebut agar pembaca
yang baru membacanya (mengikutinya) menjadi jelas terhadap berita yang
baru dibacanya tersebut.
4. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Sebelum membicarakan tentang pengertian model pembelajaran
kooperatif, terlebih dahulu akan sedikit disinggung mengenai pengertian dari
model pembelajaran itu sendiri. Agus Suprijono (2010: 45-46) menyatakan
bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi
siswa untuk memahami pelajaran sehinggga memungkinkan siswa mencapai
hasil belajar yang lebih baik (Aunurrahman, 2010: 143).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang berkembang adalah
moedel pembelajaran kooperatif. Etin Solehatin (2008: 4) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Keberhasilan kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sendiri.
Carol, et all (dalam Rosini B Abu, 2007) mengungkapkan bahwa
cooperative learning as an instructional methodology provides opportunities for
students to develop skills ingroup interactions and in working with others that
are needed in today’s world. Pendapat Carol tersebut menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran instruksional yang
terdiri dari kelompok siswa dengan karakter yang berbeda-beda. Agar dapat
mengembangkan kemampuan siswa, para siswa berinteraksi dalam kelompok
dan saling melengkapi satu sama lain.
Hal senada juga diungkapkan oleh Johnson dan Stane (dalam Ghaith
Ghazi M, 2005: 45) mengungkapkan Cooperative learning is defined in the
context of this article as an instructional approach that emphasizes conceptual
learning and the development of social skills as learners work together in small
groups according to the principles of: 1) heterogeneous mixed-ability teams; 2)
positive interdependence; 3) individual accountability; 4) face-to-face promotive
interaction; 5) group processing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Johnson dan Stane di atas menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif
terdiri dari lima prinsip, yakni: 1) terdiri atas kelompok yang heterogen; 2)
saling ketergantungan positif; 3) tanggung jawab perorangan; 4) interaksi tatap
muka; dan 5) proses kelompok.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) berpendapat bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu model yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk belajar dan bekerja sama yang anggotanya terdiri dari dua orang atau lebih
yang memungkinkan terjadinya interaksi tatap muka.
b. Unsur-unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif
Bennet (dalam Isjoni, 2009: 60-61) menyatakan ada lima unsur dasar
yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:
1) Positive Interdepedence
Positive Interdepedence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau
sebaliknya.
2) Interaction face to face
Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antarsiswa tanpa
adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada
hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa yang
ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif
sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.
3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya karena
tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota
kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4) Membutuhkan keluwesan
Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antarpribadi,
mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja
yang efektif.
5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
(proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai
dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerja
sama dan berhubungan. Hal tersebut merupakan keterampilan yang penting
dan sangat diperlukan di masyarakat. Para siswa mengetahui tingkat
keberhasilan dan tingkat efektivitas kerja sama yang telah dilakukan.
Sejalan dengan hal di atas, Roger dan David Johson (dalam Anita Lie,
2008: 31) mengungkapkan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning. Menurut Agus Suprijono (2010: 58), ada unsur-unsur
dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola
kelas lebih efektif.
Anita Lie (2008: 32) menjelaskan bahwa untuk mencapai hasil yang
maksimal, ada lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan,
yaitu:
1) Saling Ketergantungan Positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
Dalam kerja sama tersebut, guru harus mampu menciptakan suasana siswa
saling membutuhkan. Inilah yang dimaksud ketergantungan positif.
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur saling ketergantungan
positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung
jawab untuk melakukan yang terbaik. Penilaian kelompok didasarkan atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
rata-rata penguasaaan semua anggota kelompok secara individual. Inilah yang
dimaksud tanggunga jawab individual. Kunci keberhasilan metode kriteria
kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa siswa akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu siswa saja.
Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil
masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.
4) Komunikasi Antaranggota
Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan
cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian
mendengarkan dan berbicara. Pembelajar juga perlu diberitahu secara
eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana
caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan
orang tersebut, menyanggah dalam ungkapan yang lebih halus, mengkritik ide
bukan mengkritik teman, dan berbagai cara lain dalam berkomunikasi.
Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak
perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok. Akan tetapi, bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran kooperatif. Format evaluasi bisa bermacam-macam,
tergantung pada tingkat pendidikan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Trianto (2007: 48) mengungkapkan bahwa terdapat enam langkah utama
atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.
Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase-4 Membimbing kelompok belerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajara pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargi baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sementara itu, langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif secara umum menurut Slavin (dalam Etin Solihatin dan Raharjo,
2009: 10-12) dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut:
1) Langkah pertama adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada
langkah ini menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam
pembelajaran. Dalam merancang program pembelajaran harus
mengorganisasikan materi-materi dan tugas-tugas yang mencerminkan
sistem kerja dalam kelompok kecil.
2) Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang
lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa
dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam
menyampaikan materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang
lebar karena pemahaman dan pendalaman materi akan dilakukan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
ketika belajar secara bersama dalam kelompok. Pada saat siswa belajar, guru
melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa
berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang.
3) Langkah ketiga, dalam melakukan observasi, guru mengarahkan dan
membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok, baik dalam
memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama
kegiatan belajar berlangsung. Pemberian kritrik dan pujian merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan guru.
4) Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-
masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada saat
diskusi kelas, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk
mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap
materi atau hasil kerja yang telah ditampilkan. Pada saat presentasi
berarkhir, guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri terhadap
proses jalannya pembelajaran, dengan tujuan memperbaiki kelemahan yang
ada atau sikap serta perilaku yang menyimpang yang dilakukan selama
pembelajaran.
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran pastilah memiliki keunggulan dan kelemahan.
Berdasarkan beberapa penelitian mengenai pembelajaran kooperatif, Etin
Solihatin dan Rahardjo (2008: 13) menyimpulkan keunggulan dari pembelajaran
kooperatif antara lain:
1) mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individu pada diri siswa
2) berkembangnya sikap ketergantungan yang positif
3) mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa
4) pengembangan ketercapaian kurikulum
5) sikap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratis dalam
kelas
6) mendorong peningkatan prestasi pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Adapun keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan
Parker (dalam Isjoni, 2010: 24-25), antara lain:
1) saling ketergantungan yang positif;
2) adanya pengakuan dalam meresponss perbedaan individu;
3) siswa dilibatkan dalam perancanaan dan pengelolaan kelas;
4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan;
5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antarsiswa dengan guru;
dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan.
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif meliputi:
1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu
memerlukan banyak tenaga, pemikiran, dan waktu;
2) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai;
3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan
siswa yang lain menjadi pasif.
e. Metode-metode dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang
dapat diterapkan, yaitu di antaranya: (1) Students Teams Achievement Division
(STAD); (2) Jigsaw; (3) Teams Games Tournaments; (4) Group Investigation
(GI); (5) Rotating Trio Excange; (6) dan Group Resume. Dari beberapa model
pembelajaran tersebut model yang banyak dikembangkan adalah model Students
Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw (Isjoni, 2009: 73).
Menurut Trianto (2007: 49) setidaknya terdapat empat pendekatan yang
seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif, yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok
(Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Strukturatl yang
meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Agus Suprijono (2010: 89-101) menyatakan ada 11 teknik dalam
pembelajaran kooperatif antara lain: 1) jigsaw; 2) think-pair-share; 3) numbered
head together; 4) group investigation; 5) two stay two stray; 6) make a match; 7)
listening team; 8) inside-outside circle; 9) bamboo dancing; 10) point-counter-
point dan; 11) the power of two.
Slavin (2008: 9-34) mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok besar
jenis metode kooperatif yang telah dikembangkan luas oleh para ahli. Metode itu
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pembelajaran tim siswa
Pembelajaran ini terdiri dari lima prinsip metode pembelajaran. Tiga
di antaranya adalah metode pembelajaran kooperatif yang dapat
diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas, yakni
Students Team-Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament
(TGT), dan Jigsaw. Dua yang lain adalah kurikulum komprehensif yang
dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas
tertentu, yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
digunakan untuk mata pelajaran membaca pada kelas 2-8 dan Teams
Accelerated Instruction (TAI) untuk mata pelaran matematika kelas 3-6.
2) Metode pembelajaran kooperatif yang lain
Metode pembelajaran kooperatif yang lain terdiri dari beberapa jenis,
yakni Group Investigation, Learning Together, Complex Instruction,
Structure Dyadic Methods, Co-op Co-op, Thing-Pair, Numbered Heads
Together, Listening Team, Two Stay Two Stray, Make a Match, Inside-
Outside Circle, Bamboo Dancing, Point-Counter-Point, dan The Power of
Two.
Sementara itu, Anita Lie (2008:25) mengungkapkan bahwa macam atau
jenis dari teknik belajar-mengajar Cooperative Learning meliputi Mencari
Pasangan, Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan-Berempat, Berkirim Salam
dan Soal, Kepala Bernomor, Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua
Tamu, Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran
Kecil-Lingkaran Besar, Tari Bambu, Jigsaw, dan Bercerita Berpasangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
5. Hakikat Metode Pembelajaran Coopertive Integrated Reading and
Composition (CIRC)
a. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari (2000: 28) memberikan
pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah
sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja
dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa.
Metode CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang diperuntukkan siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (kelas 2-8
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program
pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada
siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah
menengah (Slavin, 2010: 11).
Pendapat senada dikemukakan oleh Rini Susanti Wulandari (2010)
yang berpendapat bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) merupakan pendekatan komprehensif pada instruksi di kelas reading
dan writing dengan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen untuk
melaksanakan serangkaian kegiatan bersama. Pada dasarnya CIRC memiliki
tiga elemen dasar, yaitu aktvitas yang berhubungan dengan cerita, instruksi
langsung dalam memahami bacaan, dan menulis terpadu tentang apa yang telah
dibaca.
Canadian Council (on Learning, 2009:4) mengungkapkan bahwa CIRC
are currently in use, a common method involves forming “learning teams”
made up of students (usually four) who are varying levels of reading
proficiency. These students work on different cooperative activities, including
creative writing, peer reading, identification of major elements in a story,
summarizing of stories and stiry retelling, and activities geared toward
practice of basic reading skills (e. g., spelling, decoding, and vocabulary).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Canadian Council di atas menyatakan bahwa CIRC yang akhir-akhir ini
digunakan merupakan metode yang meliputi pembentukan kelompok belajar
yang terdiri atas beberapa siswa (biasanya empat siswa) dengan kemampuan
yang berbeda-beda, melakukan proses penulisan kreatif, membaca secara
berkelompok, mengidentifikasi unsur utama dalam cerita, dan menceritakan
kembali cerita, dan aktivitas yang diarahkan untuk tujuan praktik kemampuan
dasar membaca (meliputi pelafalan, penerjemahan makna, dan kosakata).
CIRC merupakan suatu program pembelajaran kooperatif yang
komprehensif untuk pembelajaran membaca dan menulis di tingkat-tingkat atas
di sekolah dasar. Komposisi kelompoknya pun hampir sama dengan
pembelajaran kooperatif lain, hanya bentuk penugasannya disesuaikan dengan
tugas khas pelajaran bahasa. Pengembangan model CIRC dilaksanakan untuk
mengatasi permasalahan membaca, menulis, dan pembelajaran sastra tradisional
(Suprayekti, 2006: 88).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) adalah salah satu jenis dari pembelajaran
kooperatif untuk pembelajaran membaca dan menulis secara komprehensif yang
diterapkan pada kelas 2-8.
b. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Kessler (1992: 184) menjelaskan bahwa metode pembelajaran CIRC
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) suatu tujuan kelompok; (2) ada
tanggung jawab tiap individu; (3) dalam satu kelompok mempunyai kesempatan
yang sama untuk sukses; (4) tidak ada tugas khusus; (5) penyesuaian diri dengan
kebutuhan menjadi kewajiban tiap individu.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC)
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan.
Demikian halnya dengan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Berikut ini
merupakan kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe
CIRC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1) Kelebihan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Amin Suyitno (2004) mengemukakan bahwa metode CIRC
mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain:
a) siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas
b) siswa dilatih untuk bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain
c) bahan pelajaran dapat disampaikan oleh guru dengan baik karena sudah
ada persiapan dan penguasaan materi sehingga bahan pelajaran tersebut
dapat disampaikan dengan cara yang menarik, lebih mudah diterima, dan
diingat oleh para siswa
d) melatih para siswa untuk berani mengemukakan pendapat
e) tidak bersikap pasif dalam proses pembelajaran
Sementara itu, Rini Susanti Wulandari (2010) mengatakan bahwa
metode CIRC mempunyai banyak kelebihan, diantaranya:
a) membuat siswa lebih percaya diri
b) kelas menjadi lebih hidup
c) terbangunnya kerja sama kelompok.
2) Kekurangan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Pada dasarnya setiap metode yang diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Di atas telah
disebutkan kelebihan dari metode CIRC. Rini Susanti Wulandari (2010)
mengemukakan bahwa kekurangan metode CIRC, yakni kelas menjadi agak
ramai atau gaduh dan banyak waktu yang terbuang.
Menurut Slavin (2010: 213) kekurangan dari metode CIRC, antara
lain:
a) pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil di depan kelas.
b) siswa yang tidak tampil bersikap pasif dalam mengikuti pelajaran
c) apabila tidak bisa mengontrol kelas dengan baik makan akan membuat
kelas menjadi ramai
d) tidak semua guru pandai melaksanakan metode CIRC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
d. Tahap-tahap Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Agus Suprijono (2009: 130) memaparkan langkah-langkah metode
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) sebagai
berikut:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/ kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5) Guru membuat kesimpulan bersama
6) Penutup
CIRC merupakan suatu pembelajaran komprehensif yang memadukan
keterampilan membaca dan menulis. Dalam CIRC siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok secara heterogen. Adapun ringkasan pelaksanaan metode
CIRC pada pembelajaran menulis teks berita dapat dijelaskan pada table
rangkuman pelaksanaan CIRC berikut ini:
Tabel 4. Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode CIRC
Kegiatan Langkah-langkah pembelajaran
Awal 1. Guru melakukan kegiatan apersepsi
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
3. Guru memotivasi agar siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran
4. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen
yang terdiri dari 4-5 siswa
5. Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan
metode CIRC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Inti 1. Guru menjelaskan materi tentang berita
2. Guru membagikan contoh teks berita
3. Guru menyuruh siswa mencermati isi berita
4. Guru menyuruh siswa mengidentifikasi pokok-pokok
unsur-unsur berita berupa 5W+1H
5. Guru meminta siswa menuliskan kembali isi berita
berdasarkan pokok-pokok berita yang telah dicatat
dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
6. Guru menyuruh siswa menyunting hasil tulisannya
terlebih dahulu
7. Guru menyuruh siswa mempresentasikan hasil
pekerjaan siswa
8. Siswa mengumpulkan tugas
Akhir 1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru menutup kegiatan pembelajaran
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tentang
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebagai berikut:
1. Korib Farhan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita Dengan Pembelajaran Kontekstual
Komponen Pemodelan Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Kajoran
Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”.
Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
dan jurnal. Permaslahan yang terjadi, yaitu pendekatan yang digunakan oleh
guru masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan sehingga
ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran tersebut. Faktor lain yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berasal dari siswa adalah kurangnya motivasi untuk menulis teks berita karena
ada anggapan bahwa menulis teks berita adalah kegiatan yang sulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks berita
pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang meningkat
setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen
pemodelan sebesar 12,39%. Rata-rata skor pada siklus I menunjukan
peningkatan dibandingkan dengan rata-rata skor pada prasiklus 68,29%menjadi
74,51%. Rata-rata skor yang dicapai pada siklus II sebesar 80,68% , ini
menunjukan peningkatan sebesar 13,50% dari prasiklus ke siklus I, 69,29% dari
siklus I ke siklus II, dan 18,93% dari siklus prasiklus ke siklus II. Perubahan
tingkah laku yang tampak dalam pembelajaran menulis teks berita dengan
pembelajaran kontekstual komponen pemodelan, yaitu siswa merasa senang,
lebih bersemangat, aktif, dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugasnya.
Persamaan penelitian Karib Farhan dengan penelitian ini adalah sama
pada objek penelitiannya. Kedua penelitian sama-sama menggunakan objek
menulis berita. Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada metode
yang digunakan. Penelitian Karib Farhan menggunakan metode pembelajaran
Kontekstual Komponen Pemodelan, sedangkan penelitian ini menggunakan
metode metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2. Penelitian Wigati tahun 2010 dengan judul “Pembelajaran Kooperatif Model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku Harian pada Siswa Kelas VII B
SMP Negeri 1 Sentolo Tahun Pelajaran 2009/2010).
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dari pembelajaran kooperatif
model CIRC terjadi penerapan dua aspek, yaitu membaca dan menulis dalam
sebuah materi menulis buku harian. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara, angket, dokumen, dan pengamatan.
Permasalahan yang terjadi, yaitu rendahnya kualitas menulis buku
harian siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo yang berhubungan erat
dengan metode pembelajaran dan kebiasaan membaca buku. Dengan kata lain
metode pembelajaran yang tidak memadai dan tidak adanya kebiasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
membaca buku mengakibatkkan rendahnya kemampuan menulis siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan menulis buku harian
siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo. Hal ini ditunjukkan dari nilai yang
diperoleh siswa dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Siklus I nilai terendah
40 menjadi 50 pada siklus II, dan meningkat menjadi 60 pada siklus III. Nilai
tertinggi siklus I 75 menjadi 80 pada siklus II, dan 85 pada siklus III.
Sementara itu, rerata kelas siklus I sebesar 55 menjadi 65 pada siklus II, dan
meningkat menjadi 70 pada siklus III.
Persamaan penelitian Wigati dengan penelitian ini adalah sama dalam
subjek dan metode yang digunakan, yakni keduanya sama-sama menggunakan
siswa SMP sebagai subjek penelitian. Selain itu, kedua penelitian ini juga
sama-sama mengguanakan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
Perbedaan antara kedua penelitian ini terletak pada objek
penelitiannya. Objek penelitian Wigati adalah kemampuan menulis buku
harian, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis
berita. Untuk persamaan dalam penelitian ini, yaitu sama-sama menggunakan
metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
3. Sumarni tahun 2010 dengan judul “Peningkatan Kompetensi Siswa dalam
Menulis Teks Berita dengan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII E Semester Genap
pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Permasalahan yang terjadi, yaitu rendahnya kualitas pembelajaran
menulis berita siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Tasikmadu. Hal ini
disebabkan karena siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran
menulis berita. Selain itu, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang
sesuai, guru hanya menyiapkan perangkat kegiatan belajar mengajar dengan
lengkap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai rerata
kompetensi menulis berita siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Tasikmadu
setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Cooperative Learning Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD). Pada saat prasiklus, jumlah
siswa yang tuntas mencapai 13 siswa (34%) dan nilai rerata 65, siklus I
jumlah siswa yang tuntas mencapai 16 siswa (42%) dan nilai rerata 67, siklus
II jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa (58%) dan nilai rerata 68,
sedangkan pada terjadi kenaikan yang cukup signifikan, siswa yang tuntas
mencapai 35 siswa (92%) dan nilai rerata 70.
Persamaan penelitian Sumarni dengan penelitian ini adalah sama-
sama mengambil subjek siswa kelas VIII dengan variabel penelitian
kemampuan atau keterampilan menulis berita. Perbedaan antara penelitian
Sumarni dan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan, penelitian
Sumarni menggunakan metode STAD, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode CIRC.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
Kabupaten Magetan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor. Faktor tersebut
berasal dari siswa itu sendiri maupun dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Para
siswa kurang termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita.
Pada umumnya siswa kelas VIII D jarang membaca berita dalam surat kabar. Selain itu,
penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
besar.
Selama ini pembelajaran menulis teks berita yang dilakukan oleh guru masih
didominasi dengan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Di samping itu dalam mengajarkan keterampilan menulis, guru
belum menerapkan tahapan-tahapan dalam kegiatan menulis sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam melaksanakan keterampilan menulis. Selain itu, guru juga belum pernah
menggunakan media dalam mengajarkan materi menulis berita. Berdasarkan kondisi
tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia untuk mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui tiga siklus. Tiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti dan guru sepakat menggunakan metode
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada pembelajaran menulis
teks berita. Metode ini memang ditekankan untuk pembelajaran bahasa khususnya
pembelajaran membaca dan menulis. Metode ini cocok diterapkan pada siswa kelas 2-8.
Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum diberi tindakan
Proses pembelajaran: 1. Guru
a. Guru belum menggunakan metode yang inovatif dalam pembelajaran menulis teks berita.
b. Guru belum menggunakan media sebagai penunjang dalam pembelajaran menulis teks berita.
2. Siswa a. Siswa kurang tertarik atau antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran menulis teks berita. b. Siswa tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran menulis
teks berita. c. Siswa jarang membaca berita.
Hasil pembelajaran: 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita
rendah. 2. Siswa mengalami kesulitan menentukan berita
apa yang harus ditulis. 3. Siswa mengalami kesulitan menentukan dan
mengembangkan pokok-pokok atau unsur-unsur berita.
4. Siswa kurang detail dalam menulis teks berita. 5. Nilai rata-rata menulis teks berita rendah
Kolaborasi guru dan peneliti, dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
pembelajaran menulis teks berita
Kondisi akhir setelah diberi tindakan
Proses Pembelajaran: 1. Guru
a. Guru menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita.
b. Guru menggunakan media surat kabar dan kliping sebagai penunjang dalam pembelajaran menulis teks berita.
2. Siswa a. Siswa tertarik atau antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC.
b. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode CIRC.
c. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode CIRC, siswa senang membaca berita.
Hasil pembelajaran: 1. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita
meningkat. 2. Siswa lebih mudah menentukan topik berita
yang akan ditulis. 3. Siswa lebih mudah dan cepat dalam
menentukan dan mengembangkan pokok-pokok atau unsur-unsur berita.
4. Siswalebih detail dalam menulis teks berita. 5. Nilai rata-rata menulis teks berita siswa
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
D. Hipotesis Tindakan
Berbagai tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan
membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran
keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
Magetan tahun ajaran 2010/2011. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas
VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
2. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas
VIII D SMP Negeri 1 Plaosan Magetan tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penellitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Plaosan yang beralamatkan di
Jalan Jurusan Sarangan – Plaosan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sekolah ini
terletak dekat dengan kecamatan Plaosan. Sekarang dikepalai oleh Drs.
Soebiyanto, M. Pd. yang bertindak sebagai kepala sekolah. SMP Negeri 1 Plaosan
memiliki 18 ruang kelas yang terbagi menjadi 6 ruang kelas VII, 6 ruang kelas
VIII, dan 6 ruang kelas IX.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester II tahun
pelajaran 2010/2011. Kelas yang dijadikan tempat penelitian adalah kelas VIII D
yang terdiri atas 34 siswa, dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, ibu Eko
Hetik, S. Pd. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran menulis
berita sesuai dengan kompetensi dasar 12.2 Menulis teks berita secara singkat,
padat, dan jelas.
Alasan pemilihan sekolah ini adalah pertama, berdasarkan hasil
wawancara dan observasi awal, keterampilan menulis teks berita siswa pada
umumnya masih rendah dibandingkan dengan keterampilan yang lain. Kedua,
sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang sejenis sehingga
terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, jarak antara sekolah dan
rumah peneliti cukup dekat sehingga mempermudah peneliti dalam hal
akomodasi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan selama tujuh bulan,
yakni pada bulan Desember 2010 sampai bulan Juni 2011. Adapun rincian waktu
dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 5. Tabel Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Waktu/jenis
kegiatan
Des. `10 Jan. `11 feb. `11 Mar. `11 Aprl. `11 Mei. `11 Juni’11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Persiapan survei awal dan penyusunan proposal
Penyusunan instrumen
Pelaksanaan penelitian
Analisis data
Penyusunan laporan
Ujian pendadaran
Revisi
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1
Plaosan tahun pelajaran 2010/2011. Siswa kelas ini berjumlah 34 siswa yang
terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Selain siswa, subjek
dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII D,
yakni ibu Eko Hetik, S. Pd. Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran
menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara peneliti,
guru, siswa, dan staf sekolah yang lain untuk menciptakan suatu kinerja sekolah
yang lebih baik. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.
Wallace (dalam Suwarsih Madya, 2009: 9) mengungkapkan bahwa
penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data secara sistematik
tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan-
keputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan di masa mendatang
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2010: 3) mengemukakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.
Sarwiji Suwandi (2010: 10-11) menyatakan bahwa PTK merupakan
penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan
riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan.
Alternatif pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata
(action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi dalam PBM. Tindakan itu harus direncanakan
dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Jika ternyata tindakan
tersebut belum dapat menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu dilakukan
penelitian siklus berikutnya untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan
yang lain sampai permasalahan tersebut dapat diatasi).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki ciri khusus yang membedakan
dengan jenis penelitian lain. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action)
yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium)
dan ditujukan untuk memecahkan praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu (Suharjono dalam
Suharsimi Arikunto, 2010: 62).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pada dasarnya terdapat empat langkah dalam penelitian tindakan kelas,
yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi
tindakan (action observation), dan refleksi terhadap tindakan (Iskandar, 2009:
115-119).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kualitas proses dan hasil pembelajaran kemampuan menulis teks berita pada siswa
kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan ajaran 2010/2011 dengan menerapkan metode
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Peneliti berusaha mengamati dan mendeskripsikan permasalahan-
permasalahan yang dialami guru dalam pembelajaran menulis teks berita.
Kemudian, peneliti berusaha memberikan alternatif usaha untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Alternatif usaha tersebut diharapkan mampu memberikan
kontribusi ke arah perbaikan pembelajaran menulis berita di kelas.
Dalam penelitian ini, peneliti bersama guru Bahasa Indonesia sebagai
pemegang otoritas pengajaran di dalam kelas menyususn rencana tindakan
bersama, kemudian peneliti bersama guru melaksanakan tindakan berdasarkan
rencana tindakan yang telah disepakati bersama. Kegiatan pelaksanaan tersebut
diikuti pula dengan kegiatan pemantauan atau pengamatan terhadap pembelajaran
di dalam kelas secara menyeluruh. Apabila dirasa kurang maksimal, peneliti mulai
menentukan perencanaan selanjutnya untuk siklus berikutnya.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan realita yang ada. Peneliti
mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan berbagai fenomena dalam
pelaksanaan tindakan serta hasil penelitian dalam data tertulis.
D. Sumber Data Penelitian
Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian
dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut
meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini,
yakni berbagai kegiatan pembelajaran menulis teks berita yang
berlangsung di dalam kelas yang dialami oleh siswa dengan menggunakan
metode Cooperative Reading and Composition (CIRC).
2. Informan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan guru
bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas VIII D SMP
Negeri 1 Plaosan.
3. Dokumen yang berupa kurikulum dan silabus yang ditentukan oleh pihak
sekolah, catatan hasil wawancara dengan guru dan siswa, rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru dan peneliti, catatan
lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus, lembar observasi
aktivitas siswa, hasil tes siswa, daftar nilai, dan foto kegiatan
pembelajaran menulis teks berita.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
lima cara, yaitu :
1. Teknik Nontes
a. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Anas Sudijono,
2005: 76).
Hal senada juga diungkapkan oleh Sarwiji Suwandi (2010: 38)
yang mengungkapkan bahwa observasi adalah segala upaya merekam
segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung
baik dengan alat maupun tanpa alat bantu.
Teknik observasi digunakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran menulis teks berita yang berlangsung di kelas. Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
observasi bertujuan untuk mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan siswa di dalam kelas.
Observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran
di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di tempat
duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil
mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
b. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memeroleh data dari guru dan siswa
tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita di dalam kelas.
Wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk mencari
informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru maupun siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita dan faktor-faktor penyebabnya.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa untuk
mengetahui tanggapan mereka terhadap penerapan metode Cooperative
Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita.
Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga
dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam (Nana
Sudjana, 2009: 68).
c. Angket
Melalui angket yang berisi daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh
peneliti, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara jujur dan
objektif. Penggunaan angket bertujuan untuk mengetahui sikap dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis berita sebelum dan
sesudah diberi metode Cooperative Reading and Composition (CIRC).
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara meminta
informan menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
penelitian yang digunakan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan
data dari informasi yang jumlahnya banyak dan tidak memungkinkan
untuk diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian ini ditetapkan
pada siswa kelas VIII D yang berjumlah 34 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d. Dokumen
Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah
didapatkan dari hasil observasi. Dokumen yang dimaksud berupa berbagai
catatan lapangan pembelajaran menulis teks berita oleh guru di dalam
kelas.
2. Teknik Tes
Sarwiji Suwandi (2008: 49) menyatakan bahwa tes merupakan suatu
bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa
yang sedang dites. Teknik tes digunakan dengan maksud untuk mengetahui
perubahan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran menulis teks
berita melalui metode Cooperative Reading and Composition (CIRC).
Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data dengan
menggunakan tes adalah menyiapkan perangkat bahan tes, menilainya serta
mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran.
F. Teknik Uji Validitas Data
Untuk memeroleh data yang valid, dalam penelitian ini digunakan teknik-
teknik sebagai berikut:
1. Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh
melalui sumber yang sama dengan cara atau teknik yang berbeda. Teknik
ini digunakan untuk membandingkan data yang telah diperoleh dari hasil
observasi dengan data yang diperoleh melalui wawancara, angket, dan
analisis dokumen.
2. Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data adalah uji validitas data dengan mengecek
data yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik ini digunakan untuk
menguji data yang diperoleh dari sumber data yang berbeda, yaitu guru,
siswa, dan dokumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis dan teknik deskripsi komparatif. Data yang berupa hasil observasi
dan wawancara diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Data kualitatif dianalisis
dengan teknik analisis kritis. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk
mengetahui hasil dari tindakan tiap siklus dengan indikator ketercapaian yang
telah ditetapkan sebelumnya sekaligus mengungkapkan kelebihan dan kelemahan
kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Hasil analisis tersebut dijadikan dasar untuk menentukan tindakan yang
akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada tindakan yang telah
dilaksanakan pada siklus sebelumnya. Tindakan atau perbaikan yang akan
dilakukan disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.
Data yang berupa kuantitatif yang berupa hasil tes dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis deskriptif komparatif
dilakukan dengan membandingkan nilai tes pada setiap siklus yang telah
dilakukan.
H. Indikator Keberhasilan
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zani (2006: 105-106) berpendapat
bahwa yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap
berhasil adalah hal-hal sebagai berikut: (1) daya serap terhadap bahan pengajaran
yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok; (2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional
khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan dalam
penelitian ini. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari dua
indikator, yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan hasil.
Indikator ini ditentukan berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru dengan
mempertimbangkan kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Enco Mulyasa (2009: 101-102) mengungkapkan bahwa kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Proses pembelajaran
dikatakan berhasil jika seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran.
Dilihat dari segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil jika sebagian besar (75%)
siswa mengalami perubahan positif dan out put yang bermutu tinggi serta
mendapatkan ketuntasan sesuai dengan criteria yang telah ditentukan.
Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi keaktifan siswa
selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan
materi, serta minat dan motivasi siswa pada saat menngikuti kegiatan
pembelajaran. Sedangkan kualitas hasil yang diukur dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Siswa dikatakan berhasil dalam
menulis berita jika mendapatkan nilai ≥ 75 dan siswa dinyatakan tidak berhasil
(belum lulus) jika mendapatkan nilai di bawah 75 (KKM yang ditetapkan adalah ≥
75). Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses
Tabel 6. Deskripsi Indikator Ketercapaian Proses
Aspek yang diukur Persentase Keterangan
1. Keaktifan siswa selama apersepsi
75% Diamati ketika kegiatan apersepsi berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif selama apersepsi.
2. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi
75% Diamati ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif pada saat guru menyampaikan materi.
3. Minat dan motivasi siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran
75% Diamati ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang aktif tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil
Tabel 7. Deskripsi Indikator Ketercapaian Hasil
Aspek yang diukur
Persentase Keterangan
1. Isi
75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
2. Organisasi 75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
3. Kosakata 75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
4. Pengbahasaan 75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
5. Mekanik (ejaaan)
75% Diamati berdasarkan lembar penilaian. Dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75 pada saat menulis teks berita.
I. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur penelitian sebagai
berikut:
1. Persiapan
Pada tahap ini peneliti mendatangi SMP Negeri 1 Plaosan untuk
meminta izin penelitian kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas di SMP tersebut. Peneliti meminta izin dengan disertai surat
izin penelitian dari Dekan FKIP UNS. Peneliti juga melampirkan proposal
penelitian. Pada tahap persiapan ini, peneliti juga menemui guru Bahasa
Indonesia kelas VIII D untuk merencanakan dan mempersiapkan kegiatan
survei awal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Survei awal
Pada tahap ini peneliti melakukan survei awal pada siswa kelas VIII D.
Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan siswa
dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan yang dilakukan dalam survei
awal ini adalah mengamati jalannya pembelajaran menulis berita dan
menganalisis hasil pretes yang dilaksanakan oleh guru.
3. Pelaksanaan Siklus
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti direncanakan ada tiga
siklus, yakni siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus mencakup empat
tahap, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap
observasi, dan (4) tahap refleksi. Keempat tahap tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
a. Rancangan siklus I
1) Tahap perencanaan tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti bersama guru
bahasa Indonesia menyusun rencana penerapan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) yang akan diterapkan
dalam pembelajaran menulis berita. Kegiatan-kegiatan dalam tahap
perencanaan adalah sebagai berikut:
a) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) menulis berita.
b) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis
berita dengan menggunakan metode Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
c) Peneliti bersama guru menyusun pedoman penilaian yang meliputi
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses terdiri dari
tiga aspek, yaitu (1) keaktifan siswa selama apersepsi; (2) keaktifan
dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi; dan (3)
minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sedangkan penilaian hasil juga terdiri dari lima aspek, yaitu (1) isi,
(2) organisasi, (3) kosakata, (4) pengbahasaan, dan (5) mekanik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran menulis berita
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun bersama peneliti dengan menerapkan metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC).
3) Tahap observasi dan interpretasi
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung dan
penginterpretasian terhadap tindakan guru dan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari penerapan tindakan.
4) Tahap analisis dan refleksi
Suharsimi Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa refleksi adalah
mengingat dan menerangkan kembali suatu tindakan persis seperti apa
yang telah dicatat dalam observasi. Pada tahap ini dilakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran dan juga hasil pembelajaran. Tahap
refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil obsrvasi dan interpretasi
sehingga akan diperoleh kesimpulan mengenai bagian yang perlu
diperbaiki dan bagian yang telah mencapai atau sesuai dengan tujuan
penelitian.
b. Rancangan siklus II
Pada sikus II perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil
yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus
tersebut.
c. Rancangan siklus III
Pada sikus III perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil yang
telah dicapai pada siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut.
4. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran pada setiap siklus yang dilaksanakan oleh guru. Peneliti
mengamati apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa saat pembelajaran
menulis berita berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
5. Penyusunan laporan
Pada tahap ini, peneliti membuat atau menyusun laporan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. Prosedur penelitian tindakan
kelas secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010: 74)
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Apabila permasalahan belum terselesaiakan
Perencanaan tindakan I
Pengamatan/ mengumpulkan data I
Pelaksanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Perencanaan tindakan II
Pengamatan/ mengumpulkan data II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Refleksi I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah
yang telah dipaparkan dalam bab I akan disajikan dalam bab IV. Sebelum hasil
penelitian dipaparkan, pada bab ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai
kondisi awal (pratindakan) pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D
SMP Negeri 1 Plaosan. Dengan demikian, dalam bab ini akan diuraikan tentang:
(1) kondisi awal pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri
Plaosan; (2) pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan (3) pembahasan hasil
penelitian. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan survei awal.
Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis teks berita
serta untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Dalam survei awal
ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1) mengamati proses pembelajaran
menulis teks berita di kelas; (2) membagikan angket untuk diisi siswa; dan (3) melakukan
wawancara dengan guru dan siswa.
Kegiatan survei awal ini menjadi dasar untuk menentukan tindakan apa saja yang
akan dilakukan pada pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Survei
awal dilakukan pada hari Jumat, 4 Februari 2011. Survei awal merupakan kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengawali penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pratindakan yang
dilakukan oleh peneliti meliputi: pembahasan mengenai permasalahan dalam
pembelajaran menulis teks berita dan pembahasan mengenai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran menulis teks berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1. Pembahasan mengenai permasalahan dalam pembelajaran menulis teks
berita
Sebelum proses penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan
survei awal. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal
pembelajaran menulis teks berita serta untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dalam menulis teks berita. Kondisi awal ini digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk perbaikan. Survei
awal dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Februari 2011 pukul 09.45-11.05 WIB.
Survei awal dilakukan dengan mengobservasi pembelajaran menulis teks berita
di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
wawancara dengan guru pengampu dan siswa kelas VIII D.
Observasi dilaksanakan pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia
terutama pembelajaran menulis teks berita. Dalam observasi ini, peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dengan mengambil posisi di tempat duduk
paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti tidak mengganggu jalannya
kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut. Peneliti melakukan pengamatan
selama pembelaran menulis teks berita berlangsung. Segala kejadian yang
terjadi pada saat survei awal peneliti amati dan mencatatnya dalam lembar
observasi. Setelah melakukan kegiatan observasi, peneliti melakukan
wawancara dengan guru pengampu dan siswa-siswa untuk mengetahui
tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis teks berita yang telah
dilaksanakan.
Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan keadaaan
sebagai berikut:
a. Kedisiplinan dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
teks berita
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama
pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa kedisplinan dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran masih minim. Hal ini ditunjukkan dengan
kondisi siswa yang tidak segera berbaris ketika guru sudah sampai di
depan kelas. Beberapa siswa juga masih mengenakan pakaian olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Sebagian siswa belum mengenakan seragam yang seharusnya dikenakan di
kelas. Hal ini membuat guru marah sehingga siswa-siswa tersebut tidak
diizinkan untuk mengikuti pelajaran dan diminta meninggalkan kelas.
Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran nampak pada
saat guru memulai kegiatan belajar mengajar. Pada saat guru membuka
pelajaran, beberapa siswa sibuk mengobrol atau berbicara sendiri dengan
teman sebangkunya. Selain itu, sebagian besar siswa juga tidak segera
menyiapkan buku bahasa Indonesia ketika pelajaran sudah dimulai.
b. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat survei
awal terlihat bahwa siswa kurang berminat terhadap pembelajaran menulis
teks berita. Hanya beberapa siswa saja yang tampak memerhatikan atau
fokus terhadap penjelasan guru. Hal tersebut bisa dilihat dari sikap siswa
selama mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang meletakkan kepala di
meja, melamun, melihat lukisan, berbicara sendiri dengan teman
sebangku, dan sibuk berdandan atau bercermin di kaca.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru pada hari Jumat, 4
Februari 2011 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang berminat
dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis berita. Hal
tersebut merupakan kendala atau kesulitan yang selalu dihadapi guru
ketika mengajar.
Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita
juga diperkuat dengan hasil angket dan hasil wawancara siswa mengenai
tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis teks berita. Hasil angket
menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa dari 27 siswa atau sebesar 63%
siswa kurang menyukai pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran
11 halaman 173). Sementara itu, dari hasil wawancara yang dilakukan
dengan siswa diketahui bahwa mereka kurang tertarik dengan
pembelajaran menulis teks berita karena guru hanya menggunakan metode
ceramah atau sekadar menjelaskan saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Hal di atas membuat siswa kurang bisa memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Selain itu, guru terlalu singkat dalam menjelaskan
atau kurang detail. Guru tidak memberikan contoh terlebih dahulu.
Kurangnya minat atau antusias siswa juga disebabkan kurangnya media
yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Guru hanya menggunakan buku
paket atau LKS. Siswa berharap guru menggunakan media yang bervariasi
dalam pembelajaran menulis teks berita seperti radio, TV, atau surat kabar.
c. Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis teks berita
Berdasarkan hasil observasi dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan
siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal ini dapat
dilihat dari sedikitnya siswa yang berani bertanya pada guru. Siswa belum
berani menanggapi pertanyaan atau respon yang diberikan oleh guru. Pada
umumnya para siswa menjawab pertanyaan dari guru secara bersama-sama.
Saat pembelajaran berlangsung terlihat bahwa banyak siswa yang
tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh guru untuk bertanya
atau mengungkapkan pendapat mereka. Siswa hanya diam saja ketika guru
bertanya sehingga guru sering kali guru harus menunjuk beberapa siswa
untuk menjawab pertanyaan. Dari 27 siswa hanya 5 siswa atau 19% siswa
yang berani menjawab pertanyaan dari guru.
Respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru masih
sangat kurang. Misalnya, ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita
yang telah dibacakan, siswa hanya diam belum berani menjawab secara
individu sehingga guru pun menjawabnya sendiri dan menjelaskannya pada
siswa.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran menulis teks berita
Berdasarkan hasil observasi pratindakan, media yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran menulis teks berita masih terbatas. Guru hanya
menggunakan buku paket bahasa Indonesia atau LKS untuk menyampaikan
materi menulis berita pada siswa. Hal ini akan menimbulkan kurangnya
informasi yang bisa diserap oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan
bahwa guru menggunakan media yang bervariasi dalam pembelajaran
menulis teks berita seperti TV, tape recorder, dan surat kabar. Hal tersebut
juga diperkuat dengan hasil angket yang menunjukkan bahwa sebanyak 17
siswa dari 27 siswa atau sebesar 63% siswa menginginkan adanya media
yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita (lihat lampiran 11
halaman 173).
e. Penggunaan metode dalam pembelajaran menulis teks berita
Pembelajaran menulis teks berita yang telah dilaksanakan oleh guru
pada saat survei awal menunjukkan bahwa guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar,
siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Secara umum
pembelajaran masih bersifat konvensional dan berpusat pada guru (teacher
centered), yakni guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan
kemudian mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa
diketahui bahwa siswa berharap diterapkan metode pembelajaran diskusi
atau kooperatif. Mereka mengungkapkan bahwa metode diskusi atau kerja
kelompok memang jarang diterapkan oleh guru dalam kelas. Selain itu,
dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa menunjukkan bahwa sebesar
55% siswa atau 15 dari 27 siswa menginginkan penerapan metode
kooperatif atau kerja sama dalam pembelajaran menulis teks berita (lihat
lampiran 11 halaman 173).
Interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa masih minim. Guru
kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya
ketika membaca berita, guru tidak meminta salah satu siswa untuk
membacanya tetapi guru memilih untuk membaca sendiri. Guru
menjelaskan materi berita pada siswa, membahas unsur-unsur berita,
kemudian menyuruh siswa untuk menukis berita yang mereka ingat. Hal
ini kurang sesuai karena menulis merupakan proses berbahasa yang terdiri
dari tiga tahap, yakni tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan
(penyuntingan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
f. Pengelolaan kelas
Ketika pembelajaran berlangsung interaksi antara guru dan murid
kurang optimal. Pembelajaran didominasi oleh guru dan masih berpusat
pada guru. Komunikasi yang terjadi selama pembelajaran masih bersifat
satu arah. Selain itu, posisi guru pada saat mengajar lebih banyak di depan
kelas sehingga kurang dapat memantau siswa secara keseluruhan.
Pada umumnya guru sering duduk di meja guru sehingga siswa yang
duduk di belakang tidak fokus terhadap pembelajaran. Mereka bergurau
atau berbicara sendiri dengan teman sebangku. Sebagian siswa pun kurang
serius dalam mengerjakan tugas dari guru. Ketika diminta untuk menulis
berita, siswa becanda sendiri dengan temannya.
2. Pembahasan mengenai upaya peningkatan pembelajaran menulis teks
berita
Berdasarkan tes yang dilakukan pada saat kegiatan pratindakan
diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP
Negeri 1 Plaosan masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari perolehan
nilai akhir tes kemampuan menulis teks berita. Hasil tes menunjukkna bahwa
hanya 6 siswa (22%) yang mendapatkan nilai 75 ke atas, sedangkan 21 siswa
(78%) siswa yang lain mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang
didapat juga masih rendah yaitu 66,3% (lihat lampiran 7 halaman 149).
Berdasarkan hasil perolehan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan siswa dalam menulis teks berita masih tergolong rendah. Adapun
penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita di antaranya
adalah dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebagai berikut:
a. Pengelolaan kelas masih bersifat individu
Guru belum menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pernyataan siswa yang telah
diwawancarai oleh peneliti bahwa guru jarang menerapkan metode diskusi
atau kerja kelompok dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Interaksi antara guru dan siswa masih minim
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada survei awal
tampak bahwa pembelajaran menulis teks berita masih berpusat pada guru.
Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Selama pembelajaran guru hanya memberi penjelasan pada siswa dan
siswa kurang merespon ketika guru memberikan pertanyaan atau meminta
siswa untuk memberikan pendapat mereka.
c. Keterbatasan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Guru hanya menggunakan sumber berupa buku teks atau LKS
ketika mengajar. Guru belum memanfaatkan media lain sebagai penunjang
pembelajaran menulis teks berita seperti surat kabar, tape recorder, VCD
player, dsb.
d. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih didominasi dengan
metode ceramah.
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa guru belum tampak menggunakan metode yang inovatif dalam
mengajar. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga
siswa merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan pretes yang dilakukan pada survei awal diketahui bahwa
kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan menulis teks berita tersebut
tampak pada indikator berikut ini:
a. Siswa jarang membaca berita atau mendengarkan berita
Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa dari 27 siswa hanya 3
siswa (11%) yang sering membaca, sedangkan 24 siswa (89%) jarang
membaca berita. Hal tersebut, juga diperkuat dengan hasil wawancara
dengan guru bahwa rata-rata siswa malam membaca berita atau
mendengarkan berita (lihat lampiran 11 halaman 173).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
b. Siswa mengalami kesulitan untuk menulis tubuh berita
Ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang menanyakan
bagian mana dari teks berita yang disebut dengan tubuh berita. Mereka
belum bisa membedakan antara teras berita dan tubuh berita.
c. Siswa Kesulitan dalam mengembangkan dan mengorganisasikan gagasan
Selama kegiatan menulis berlangsung, sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan untuk memulai kegiatan menulis. Mereka tampak
bingung memilih berita apa yang akan meraka tulis. Hal ini dapat dilihat
dari hasil tulisan siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menulis sebuah teks berita. Pada umumnya siswa hanya
menuliskan berita secara gasis besarnya saja. Siswa kurang mendetail
dalam menuliskan berita.
Pada saat kegiatan menulis teks berita berlangsung, guru belum
menerapkan tahapan-tahapan dalam proses menulis, yakni tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan atau
penyuntingan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks
berita. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan mengenai berita,
membacakan contoh berita kemudian menyuruh siswa untuk menulis
berita yang pernah siswa baca atau lihat kemudian siswa diminta untuk
mengumpulkan tugasnya.
d. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa sebagian besar
siswa belum menggunakan ejaan yang tepat. Hal ini disebabkan karena
minimnya pengetahuan siswa mengenai ejaan yang tepat. Hal ini juga
diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu yang
mengungkapkan bahwa para siswa sering melakukan kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan ejaan dalam menulis.
Hasil pekerjaan siswa juga memperlihatkan bahwa kesalahan-
kesalahan ejaan banyak ditemukan, seperti penulisan huruf besar dan huruf
kecil yang tidak tepat, penggunaan tanda baca, dan yang paling banyak
adalah penggunaan singkatan-singkatan yang tidak lazim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan hasil uji pratindakan di atas, diperlukan solusi atau upaya
untuk meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran
menulis teks berita. Selanjutnya peneliti dengan guru melakukan diskusi untuk
mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis
teks berita di kelasa VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan hasil diskusi
yang telah dilakukan antara peneliti dan guru, disepakati bahwa peneliti akan
melaksanakan penelitian bersama guru kelas sebagai kolaborator dengan
menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composistion
(CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1
Plaosan.
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada survei awal
maka perlu diadakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran menulis teks berita. Tindakan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita.
Pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan melalui tiga siklus yang berkelanjutan
mulai dari siklus pertama, kedua, dan ketiga. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
yang saling berkaitan, yaitu (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan
tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan peneliti bersama Ibu
Eko Hetik, S.Pd pada hari Kamis, 10 Februari 2011. Perencanaan
dilaksanakan di ruang guru SMP Negeri 1 Plaosan. Pada kesempatan ini
peneliti berdiskuisi dengan guru. Hal-hal yang didiskusikan antara lain:
1) Peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan
dilaksanakan.
2) Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dengan guru bahwa akan
diterapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
(CIRC) dalam pembelajaran menulis berita serta menjelaskan langkah-
langkah yang terdapat dalam metode tersebut.
3) Peneliti bersama guru menyusun RPP untuk siklus I.
4) Guru dan peneliti memilih berita yang akan dijadikan materi untuk siklus I.
5) Peneliti bersama guru menyusun atau membuat lembar penilaian siswa,
yaitu berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk
menilai kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Instrumen tes ini
berupa penugasan baik secara kelompok ataupun individu. Sedangkan
instrumen nontes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita. Instrumen nontes berbentuk lembar
observasi dengan kriterian penilaian yang sudah ditentukan.
6) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.
Adapun urutan tindakan yang akan diterapkan dalam siklus I adalah
sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Guru memotivasi agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
4) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita.
5) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita disertai dengan contoh.
6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang.
7) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC.
8) Guru membagikan surat kabar pada tiap-tiap kelompok.
9) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan olahraga.
10) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih
oleh kelompok.
11) Semua kelompok mengumpulkan surat kabar pada guru.
12) Guru menyuruh siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita (berupa
5W + 1 H).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
13) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita
berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa
mereka sendiri.
14) Sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk
menyunting pekerjaannya.
15) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di
depan kelas.
16) Kelompok lain memberi tanggapan.
17) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
18) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan perencanaan ini, juga disepakati bahwa siklus
pertama akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit) yakni
pada hari Rabu 16 Januari 2011.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan perencanaan, tindakan siklus I dilaksanakan pada hari
Rabu 16 Februari 2011 di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Tindakan
akan dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit), yakni pada jam
pertama sampai dengan jam ketiga (06.45 ─ 08.45 WIB). Pembelajaran
dilaksanakan berdasarkan skenario yang telah dibuat dan disepakati oleh guru
dan peneliti pada tahap perencanaan.
Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah berita yang berjudul
”Demo Mahasiswa”. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran menulis berita siklus I adalah sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyuruh
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai.
2) Guru memeriksa kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak masuk.
3) Guru mengingatkan kembali pelajaran mengenai menulis berita yang telah
dilaksanakan pada minggu sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
4) Guru menjelaskan unsur 5W+1H. Kemudian guru juga menjelaskan mengenai
bagian yang ada dalam teks berita, meliputi judul berita, teras berita (inti
berita), dan tubuh berita (rincian dari teras berita). Guru menambahkan bahwa
bagian dalam teks berita juga bisa ditambah dengan ekor berita.
5) Guru meminta siswa untuk membuka buku paket halaman 129 yang berisi
berita “Demo Mahasiswa”. Karena tidak semua siswa mempunyai buku paket,
maka guru meminta siswa yang dalam satu bangku ada dua buku untuk
meminjamkan salah satu buku tersebut pada siswa yang tidak mempunyai
buku.
6) Setelah itu guru menyuruh siswa yang bernomor urut 15, yakni Bagus untuk
membaca berita tersebut. Ketika diminta untuk membaca berita, siswa tersebut
sama sekali belum siap. Hal ini ditandai dengan kebingungan saat ia disuruh
membaca. Bagus tidak tahu halaman berapa yang disuruh untuk dibaca.
Akhirnya guru memberitahu halaman berapa yang harus dibaca. Siswa lain pun
mulai menyimak berita yang dibacakan oleh Bagus.
7) Baru membaca setengah berita, guru meminta siswa yang bernomor urut 16
yang bernama Key Aji untuk meneruskan membaca berita.
8) Guru memberi contoh pada siswa unsur 5W + 1 H pada siswa berdasarkan teks
berita tersebut. Selain itu guru juga menunjukkan bagian mana yang merupakan
judul berita, teras berita, dan tubuh berita.
9) Guru membagi kelas menjadi delapan kelompok dan menjelaskan mekanisme
kerja kelompok dengan menggunakan metode CIRC.
10) Guru membagikan surat kabar dan meminta masing-masing kelomppok untuk
membaca berita yang bertemakan olahraga. Dari berita yang dipilih,
diidentifikasi unsur 5W + 1 H.
11) Guru menyuruh masing-masing anggota kelompok untuk menulis pokok-
pokok berita yang telah didiskusikan menjadi sebuah berita dengan
menggunakan bahasa siswa sendiiri.
12) Siswa diminta untuk menyunting hasil pekerjaannya.
13) Masing-masing kelompok mempresentasikan berita yang telah ditulis dan
kelompok yang lain menanggapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Februari 2011 yang
berlangsung selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit) pada jam pertama sampai
dengan jam ketiga (06.45 ─ 08.45 WIB) di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1
Plaosan. Kegiatan peneliti selama kegiatan observasi adalah mengamati kegiatan
pembelajaran menulis berita siswa kelas VIII D dengan menggunakan metode
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pada siklus
I ini, guru memberikan materi menulis berita dengan tema “Demo Mahasiswa”.
Peneliti mengamati jalannya pembelajaran menulis berita yang
berlangsung selama tiga jam pelajaran. Selain itu, peneliti juga mengamati aktivitas
guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam observasi ini, peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di bangku paling belakang. Hal ini
bertujuan agar peneliti tidakn mengganggu aktivitas siswa maupun guru selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, secara garis besar
diperoleh gambaran mengenai jalannya pembelajaran menulis berita dengan
menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),
sebagai berikut:
1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan
digunakan sebagai pedoman di dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut,
sebelumnya telah disusun oleh guru dan peneliti. Guru berusaha melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun bersama peneliti.
2) Pelaksanaan tindakan I berlangsung dalam satu kali pertemuan dan siswa yang
hadir pada saat pembelajaran berlangsung sejumlah 30 siswa.
3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada
awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat
kembali pembelajaran meulis berita yang telah dilaksanakan pada pertemuan
sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, hanya beberapa siswa saja yang
merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
4) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita
kemudian guru bersama siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita
yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita
yang berupa 5W+1H, hanya sedikit siswa yang berani mengacungkan
tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru.
5) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil sesuai dengan kelompok yang
telah ditetapkan berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan berdasarkan
jenis kelamin siswa. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen.
6) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang
dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Pada saat guru
menjelaskan cara kerja kelompok, hanya beberapa siswa saja yang
memperhatikan. Sebagian siswa sibuk mengobrol sendiri dengan teman
satu kelompok. Guru membagikan surat kabar pada tiap-tiap kelompok
dan meminta masing-masing kelompok unmtuk memilih satu berita yang
bertemakan olahraga.
7) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah
dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan
bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, tampak
bahwa hanya satu atau dua orang siswa daja dalam kelompok yang aktif.
Anggota kelompok yang lain pasif. Sebagian siswa kurang serius dalam
mengerjakan tugas. Mereka berbicara sendiri dengan teman satu
kelompok.
8) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk
presentasi, banyak siswa yang mengeluh. Mereka tampak masih ragu-ragu
dan malu untuk menju membacakan berita.
9) Kelompok lain yang tidak maju, memberikan tanggapan terhadap
kelompok yang presentasi.
10) Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan beberapa
kelemahan baik dari guru maupun dari siswa, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
a. Kelemahan dari pihak guru, yaitu:
(1).Guru kurang bisa memantau dan mengontrol siswa secara
keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di depan.
(2). Guru terlihat kurang ramah atau luwes sehingga siswa terlihat kaku
untuk beraktualisasi.
(3). Guru belum bisa membangkitkan semangat atau motivasi siswa
secara optimal, terutama dalam hal memberikan tanggapan atau
menanggapi. Stimulus yang diberikan guru kurang direspon oleh
siswa. Selain itu, sebagian siswa tampak enggan ketika diminta
untuk menulis berita.
(4). Guru kurang tegas terhadap siswa yang kurang serius dalam
mengikuti pembelajaran atau siswa yang hanya becanda saja. Hal
ini membuat siswa rame karena guru tidak mengingatkan siswa
yang ramai.
(5). Guru belum banyak memberikan balikan atau tanggapan terhadap
hasil pekerjaan siswa.
b. Kelemahan dari pihak siswa, yaitu:
(1). Sebagian besar siswa belum sepenuhnya fokus atau konsentrasi
dalam mengikuti pembelajaran.
(2). Hanya beberapa siswa saja yang tampak sungguh-sungguh dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran.
(3). Siswa kurang serius selama berdiskusi. Pada saat diskusi
berlangsung, tidak semua anggota kelompok aktif dalam bekerja.
Hanya beberapa anggota saja yang aktif, sebagian anggota
kelompok ada yang mengobrol atau bermain sendiri dengan teman
satu kelompok ketika kegiatan berdiskusi sedang berlangsung.
(4). Siswa masih tampak ragu-ragu atau belum mempunyai keberanian
untuk membacakan berita di depan kelas.
(5). Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat
diketahui beberapa kekurangan, yang meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
(a) Siswa kurang detail dalam menulis berita. Siswa belum bisa
mengembangkan pokok-pokok isi berita.
(b) Judul berita yang digunakan kurang bervariasi. Siswa masih
menggunakan judul berita yang sama dengan judul berita yang
mereka baca di surat kabar.
(c) Masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat,
seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang
tepat, penggunaan singkatan yang tidak lazim.
11) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran
menulis berita, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam
pelaksanaan siklus I, sebagai berikut (lihat lampiran 21 halaman 215):
a) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi yang dinyatakan dengan
kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa
menjawab pertanyaan dari guru dan memberikan respon terhadap
stimulus yang diberikan guru pada saat apersepsi sebanyak 14 siswa
atau sekitar 45%, sedangkan 17 siswa atau sekitar 55% lainnya hanya
diam saja ketika apersepsi dan tidak merespon pertanyaan dari guru.
b) Siswa yang aktif pada saat mengikuti pelajaran yang dinyatakan dengan
kriteria “sangat baik dan baik” serta diindikatori oleh kemauan siswa
untuk memperhatikan, memberikan respon atau tanggapan, menjawab
pertanyaan sebanyak 13 siswa atau 42%, sedangkan 18 siswa atau
sebesar 58% lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman
sebangku, tidak menjawab pertanyaan dari guru maupun
memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini didasarkan selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
c) Siswa yang memiliki minat dan motivasi saat mengikuti pembelajaran
yang dinyatakan dengan kriteria “sangat baik dan baik” serta
diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusiasan, dan semangat
dalam menger jakan setiap tugas yang diberikan oleh guru sebesar 15
siswa atau 48%, sedangkan 16 siswa atau 52% lainnya kurang antusias
dan sungguh-sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa atau sebesar 42%, sedangkan 18
siswa atau sekitar 58% lainnya belum tuntas karena msih mendapatkan
nilai dibawah KKM, yakni 75.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi pada siklus I, dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan
baik proses maupun hasil belajar yang memuaskan seperti yang diharapkan.
Selain itu, masih terdapat kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
pelaksanaan siklus I. Hal ini ditandai oleh beberapa hal, yakni sebagai berikut:
1) Masih sedikit siswa yang mampu memperoleh nilai di atas batas ketuntasan
minimal ( KKM). Dari 31 siswa, hanya 13 siswa atau 42% yang mampu
mencapai batas minimal. Sedangkan 18 siswa atau sebesar 58% belum
mencapai ketuntasan (lihat lampiran 22 halaman 216).
2) Siswa kurang serius dan kurang konsentrasi ketika guru memberi penjelasan.
Ketika guru menyampaikan materi, beberapa siswa ada yang berbicara
dengan teman sebangku.
3) Keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung tampak masih kurang. Hal
ini nampak pada saat guru memberika pertanyaan pada siswa, hanya sedikit
siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, pada saat
diskusi kelompok berlangsung banyak siswa yang tidak sungguh-sunggguh.
4) Kemampuan guru mengelola kelas melalui penerapan metode CIRC masih
kurang. Guru belum menjelaskan secara rinci penerapan metode CIRC
sehingga pada saat pelaksanaannya, siswa masih tampak bingung dengan
metode tersebut.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan yang
diharapkan dari kegiatan pembelajaran belum tercapai. Suasana pembelajaran
melalui penerapan metode CIRC belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
peneliti dan juga guru sebagai kolaborator melakukan refleksi untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
1) Sebaiknya posisi guru pada saat pembelajaran berlangsung tidak hanya
berada pada titik tertentu saja. Guru perlu berkeliling agar dapat
memantau siswa secara keseluruhan.
2) Guru sebaiknya lebih berinteraksi dengan siswa. Kondisi tersebut bisa
menciptakan suasana pembelajaran yang tidak kaku atau menegangkan.
3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dengan lebih melibatkan
siswa dalam pembelajaran, misalnya dengan meminta salah satu siswa
membaca contoh berita, meminta siswa untuk menanggapi ataupun
memberikan pertanyaan. Selain itu, agar siswa lebih fokus maka guru
sebaiknya juga dapat mengondisikan kelas sehingga kondisi kelas
menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya siswa berani merespon
stimulus atau pertanyaan dari guru.
4) Guru diharapkan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atau kontrol
pada saat kerja kelompok berlangsung. Selain itu, guru lebih rinci atau
jelas dalam menyampaikan penerapan metode CIRC dalam pembelajaran
menulis teks berita pada siswa.
5) Sebaiknya guru mengingatkan atau menegur siswa yang kurang serius
dalam mengikutipembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan menyebut
atau memanggil siswa yang bersangkutan atau diberi pertanyaan.
Adapun dari hasil belajar siswa dalam menulis teks berita mulai
ada peningkatan meskipun masih kurang. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa dibandingkan dengan nilai pretes pada saat
survei awal.
Pada siklus I ini, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan
sebesar 2,8, yakni dari 66, 3 menjadi 69,1 dan nilai tertinggi siswa yang diraih
siswa pada siklus I adalah 80.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus
I dikatakan belum berhasil karena belum mencapai hasil yang maksimal.
Peningkatan memang terjadi pada beberapa indikator yang telah ditentukan
pada survei awal. Akan tetapi, nilai rata-rata menulis teks berita siswa masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
jauh dari batas minimal ketuntasan hasil belajar (KKM=75). Oleh karena itu,
siklus II sebagai perbaikan proses belajar pada siklus I perlu dilaksanakan.
Berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai kolaborator dan peneliti, siklus
II akan dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2011.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I yang telah
dilaksanakan maka disepakati bahwa siklus II perlu dilaksanakan.
Perencanaan dan persiapan tindakan siklus II dilakukan antar peneliti dan
guru kelas selaku kolaborator pada hari Sabtu, 26 Februari 2011 di ruang guru
SMP Negeri 1 Plaosan. Dalam kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan
hasil observasi dan releksi terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan
menerapkan metode CIRC yang dilakukan pada siklus I. Peneliti
menyampaikan kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran menulis teks
berita yang telah dilaksanakan di kelas.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, akhirnya disepakati
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan
pada siklus I. Hal-hal yang disepakati tersebut, antara lain:
1) Agar guru dapat memantau siswa secara keseluruhan, sebaiknya posisi
guru tidak hanya didominasi di depan, akan tetapi juga di belakang. Hal ini
bertujuan agar siswa yang duduk di belakang tidak bermain sendiri.
2) Agar kegiatan pembelajaran tidak berlangsung kaku atau menegangkan,
sebaiknya guru lebih bersifat luwes dalam mengajar, misalnya bisa dengan
cara diselingi dengan humor.
3) Untuk dapat lebih mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan
ataupun pertanyaan, sebaiknya guru memberikan pertanyaan yang memicu
adanya jawaban secara individu (tidak kolektif). Guru perlu memberikan
umpan atau pun motivasi atau menghimbau agar para siswa berani
mengungkapkan gagasannya secara individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
4) Agar siswa tidak ramai sendiri, guru perlu bersikap tegas atau pun
menegur siswa yang ramai sendiri. Hal tersebut sering terjadi pada siswa
yang duduk di belakang.
5) Guru perlu mengontrol jalannya diskusi kelompok agar semua anggota
kelompok berpartisipatif dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut bertujuan
agar diskusi kelompok tidak hanya didominasi oleh siswa tertentu.
Pada perencanaan tindakan ini, guru bersama peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran menulis teks berita
dengan menerapkan metode CIRC. Dalam diskusi yang dilakukan antara
peneliti dan guru disepakati bahwa siklus II akan dilaksanakan pada hari
Rabu, 3 Maret 2011. Siklus II dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 ×
40 menit). Adapun urutan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:
1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam.
2) Guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu.
3) Guru mengecek kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5) Guru menyampaikan kekurangan atau mengevaluasi pembelajaran menulis
teks berita yang telah dilaksanakan sebelumnya.
6) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
7) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita.
8) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita.
9) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ribuan Siswa SMP Ikut Try
Out” pada siswa.
10) Guru meminta salah satu siswa membaca teks berita.
11) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat
dalam teks berita tersebut
12) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC
13) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
14) Guru membagikan kliping yang bertema pendidikan pada tiap-tiap
kelompok.
15) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan pendidikan.
16) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh
kelompok.
17) Semua kelompok mengumpulkan kliping pada guru.
18) Guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan pokok-pokok isi berita
yang telah dibaca yang meliputi 5W+1H.
19) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita
berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa
mereka sendiri.
20) Sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk
menyunting pekerjaannya.
21) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di
depan kelas.
22) Kelompok lain memberi tanggapan.
23) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
24) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan yang direncanakan maka tindakan siklus II
dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pada
jam pelajaran pertama sampai jam ketiga (06.45-08.45 WIB). Pelaksanaan
tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran
menulis teks berita pada tindakan siklus II ini sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru
meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu.
2) Guru mengondisikan kelas terlebih dahulu kemudian melakukan presensi.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
4) Guru guru mengulas sejenak mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus I.
5) Guru menyampaikan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
6) Guru bersama siswa mengulang kembali mengenai materi unsur-unsur
berita.
7) Guru bertanya tentang bagian-bagian dari sebuah teks berita, yakni tediri
dari judul berita, teras berita, tubuh berita, dan bisa juga ditambah dengan
ekor berita. Guru menjelaskan bahwa judul berita tidak harus dibuat sama
persis seperti berita yang dibaca. Akan tetapi, judul berita harus disesuaikan
dengan isi berita. Kemudian guru menjelaskan bahwa teras berita
merupakan isi, dan tubuh berita merupakan rincian secara mendetail. Guru
juga menambahkan bahwa dalam menulis sebuah teks berita itu harus rinci,
jelas, dan mendetail.
8) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ribuan Siswa SMP Ikut Try
Out”. Teks tersebut dipilih karena sesuai dengan tema berita dalam
pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan, yakni bertema pendidikan.
9) Guru menyuruh siswa membaca kan unsur teks berita tersebut kemudian
siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam
teks berita tersebut.
10) Setelah selesai membaca, guru menanyakan unsur 5W+1H yang telah
ditemukan siswa. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Dita
menjawab unsur what, siswa yang bernama Niken menjawab unsur when,
siswa yang bernama Aulina menjawan unsur where, diikuti dengan siswa
yang bernama Devi menjawab unsur why dan siswa yang bernama
Muhammad Ridwan menjawab unsur where. Sedangkan unsur who
dijawab secara bersama-sama. Guru menanyakan mengapa hanya beberapa
siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Para siswa bahwa
mereka takut salah. Akhirnya, guru menekankan pada siswa untuk lebih
berani dan menegaskan pada siswa untuk tidak takut salah karena dari salah
itulah siswa menjadi tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
11) Guru meminta salah satu siswa membuat alternatif judul lain yang bisa
dibuat berdasarkan teks berita tersebut kemudian siswa yang bernama
Dita mengacungkan tangan dan menjawab judul berita lain yang bisa
dibuat adalah ”Persiapan Ujian Nasional”. Sekali lagi guru menegaskan
pada siswa bahwa judul berita bisa dibuat bervariasi, yang penting sesuai
dengan isi berita.
12) Guru menyampaikan kembali agar para siswa menggunakan ejaan yang
benar dalam menulis berita. Guru mengingatkan siswa untuk tidak
menggunakan kembali ejaan-ejaan yang tidak baku.
13) Guru menjelaskan hakikat metode CIRC yang akan diterapkan dalam
pembelajaran menulis teks berita, kemudian guru menjelaskan mekanisme
metode CIRC.
14) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok seperti siklus I,
15) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Pendidikan” pada semua
kelompok.
16) Guru menyuruh siswa memilih satu berita dari kliping tersebut dan
meminta siswa membaca berita yang telah dipilih.
17) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi pokok-pokok
isi berita yang teleh dibaca.
18) Para siswa mulai mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca
19) Setelah selesai mengidentifikasi pokok-pokok berita, siswa diminta untuk
mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi sebuah teks berita
dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
20) Guru mengingatkan kembali agar siswa menggunakan ejaan dengan
tepat. Sesekali guru mencairkan suasana dengan mengatakan pada para
siswa jika mereka pandai menulis berita kelak mereka bisa menjadi
wartawan.
21) Sewaktu siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling kelas untuk
membimbing dan mengontrol jalannya diskusi kelompok. Guru menegur
siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas dan guru juga
menjawab pertanyaan dari siswa yang kurang paham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
22) Sebelum mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa diminta untuk
menyunting teks berita yang telah disusun.
23) Siswa mewakili kelompoknya masing-masing untuk mempresentasikan
hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan.
Kelompok yang tidak maju mulai menanggapi berita yang dibaca teman,
meskipun hanya kelompok tertentu saja yang memberikan tanggapan
(belum merata).
24) Siswa yang maju menjawab pertanyaan atau menanggapi pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kelompok lain.
25) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian
menutup pelajaran.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pukul 06.45-
08.45 WIB di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Kegiatan yang
dilakukan peneliti selama tahap observasi, yaitu mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran menulis teks berita kelas VIII D dengan penerapan metode
pembelajaran CIRC. Pada saat pembelajaran guru mengajarkan materi
menulis teks berita dengan tema ”Pendidikan”.
Observasi difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di kelas tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru
selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, observasi pada siklus II ini
bertujuan untuk mengetahui apakah kelemahan atau kekurangan yang
terdapat pada siklus I susah dapat diatasi atau belum. Dalam kegiatan
observasi tersebut, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di
bangku paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengamati
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh tanpa harus mengganggu jalannya
kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis basar diperoleh
gambaran mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tindakan II berlangsung selama satu kali pertemuan dan
diikuti oleh 33 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks berita sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada
awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa mengingat-ingat
kembali pembelajaran meulis berita yang telah dilaksanakan pada pertemuan
sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini, sudah ada beberapa siswa yang
merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
4) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita kemudian
guru meminta siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi berita yang ada di buku
paket. Ketika guru bertanya mengenai unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H,
beberapa siswa sudah berani mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan
dari guru.
5) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang dilakukan
dengan menggunakan metode CIRC. Penjelasan dilakukan oleh guru sebelum
siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa
memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak bicara sendiri dengan teman satu
kelompok.
6) Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang telah ditentukan seperti
pembelajaran sebelumnya.
7) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Pendidikan” pada tiap-tiap
kelompok.
8) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah dibaca
kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan bahasa
mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana kelas sudah
tampak kondusif meskipun masih ada beberapa siswa kurang sibuk bermain
sendiri atau berbicara sendiri dengan teman satu kelompok.
9) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk presentasi, suasana kelas terlihat
tertib. Beberapa kelompok sudah mulai maju tanpa harus disuruh ataupun
diminta terlebih dahulu untuk maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
10) Kelompok lain yang tidak maju, memberikan tanggapan terhadap
kelompok yang presentasi
11) Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I ini ditemukan
beberapakelemahan baik dari guru maupun dari siswa, yaitu:
a) Kelemahan dari pihak guru, yaitu:
(1). Guru sudah mulai mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif dan kooperatif. Akan tetapi, masih ada beberapa
siswa yang belum sepenuhnya aktif dan tertib.
(2). Guru telah berusaha membangkitkan minat, keaktifan, dan
kesungguhan siswa walaupun belum maksimal. Hal ini terutama
terlihat pada saat guru menyampaikan materi, masih ditemukan
satu beberapa siswa yang duduk di bagian belakang, mereka sibuk
melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran.
(3). Guru belum memberikan penghargaan pada siswa ketika siswa
bisa menjawab atau siswa sudah maju mempresentasikan berita
yang telah ditulis. Hal ini terlihat saat siswa sudah selesai
mempresentasikan berita, guru tidak memberikan applause pada
siswa. Pemberian applause atau penghargaan bisa
membangkitkan semangat siswa sehingga hal tersebut perlu
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Kelemahan dari pihak siswa, yaitu:
(1). Beberapa siswa masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam
mengikuti pembelajaran terutama pada saat guru menjelaskan
materi. Beberapa siswa masih terlihat melakukan aktivitas lain,
seperti berbicara sendiri dengan teman sebangku bahkan ada salah
satu dari siswa yang sempat tertidur.
(2). Belum semua siswa yang ikut menjawab pertanyaan dari guru.
Hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari
guru.
(3). Hanya beberapa kelompok saja yang memberikan tanggapan atau
pertanyaan terhadap teman yang mempresentasikan berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
(4). Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat
diketahui beberapa kekurangan, yang meliputi :
(a) Meskipun siswa sudah cukup detail dalam menulis sebuah teks
berita, akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang lengkap
dalam menulis sebuah berita. Di antara mereka ada yang belum
menuliskan salah satu unsur dari 5W+1H.
(b) Judul berita yang digunakan sudah bervariasi. Akan tetapi,
sebagian besar judul berita yang ditulis siswa kurang tepat
dalam hal penulisannya.
(c) Masih banyak ditemui penggunaan ejaan yang kurang tepat,
seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang kurang
tepat, penggunaan singkatan yang tidak lazim.
12) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran
menulis teks berita, diperoleh gambaran ketercapaiana indikator dalam
pelaksanaan siklus II sebagai berikut (lihat lampiran 33 halaman 260):
a) Siswa yang menunjukkan keaktifan selama kegiatan apersepsi yang
diindikatori oleh kemauan siswa menjaawab pertanyaan dari guru dan
memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat
apersepsi sebanyak 20 siswa atau 61%, sedangkan 13 siswa atau
sebesar 39% hanya diam saja ketika apersepsi dan tidak merespon
ketika guru melakukan kegiatan apersepsi.
b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran
menulis teks berita diindikatori kemauan siswa untuk memperhatikan,
memberikan respon atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan.
Selain itu, keaktifan siswa juga dilihat dari kemampuan siswa untuk
terlibat secara aktif dalam mendiskusikan pokok-pokok berita. Siswa
yang menunjukkan keaktifan selama pembelajaran sebanyak 22 siswa
atau 67%, sedangkan 11 siswa atau sebesar 33% lainnya tampak hanya
berbicara sendiri dengan teman sebangku, tidak menjawab pertanyaan
dari guru maupun memperhatikan penjelasan dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
c) Pada siklus II ini, siswa sudah terlihat lebih antusias dan partisipatif terhadap
pembelajaran menulis teks berita dengan metode CIRC dibandingkan dengan
sikkus I. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran diindikatori oleh adanya
kesungguhan, keantusiasan, dan semangat dalam mengerjakan setiap tugas
yang diberikan oleh guru 24 siswa atau sekitar 73%, sedangkan 9 siswa atau
sekitar 27% lainnya kurang antusias dan sungguh-sungguh.
d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau sebesar 67%, sedangkan 11 siswa
atau sekitar 33% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai
dibawah KKM, yakni 75 (lihat lampiran 34 halaman 261).
d. Analisis dan Refleksi
Bersasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran menulis teks berita pada siklus II, baik kualitas proses maupun kualitas
hasil menunjukkan adanya peningkatan. Kualitas pembelajaran menulis teks berita
lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
pada masing-masing indikator yang telah ditetapkan oleh guru dan peneliti. Penjelasan
secara rinci sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dalam pembelajaran menulis teks
berita melalui penerapan metode CIRC pada siklus II mengalami peningkatan
dari 45% (pada siklus I) menjadi 61%. Siswa pada tahap ini tampak lebih aktif
memberikan respon saat guru melakukan kegiatan apersepsi.
2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan dari 42% (pada siklus I) menjadi 67%. Pada sikus ini,
beberapa siswa mulai berani mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dari guru.
3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II mengalami
peningkatan dari 48% (pada siklus I) menjadi 73%. Pada siklus ini siswa tampak
sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun
individu. Selain di atas, minat dan motivasi siswa diindikatori siswa yang tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis teks
berita pada siklus II telah mencapai 67% dibandingkan dengan siklus I
hanya 42%. Seperti siklus sebelumnya, pada siklus II ini siswa menulis
teks berita berdasarkan berita yang dibaca. Selain itu, dalam siklus II ini
media yang digunakan berupa kliping. Hal ini bertujuan agar siswa lebih
efektif dalam memilih berita. Penggunaan media tersebut, dipandang
cukup efektif karena pada siklus II nilai rata-rata siswa juga mengalami
peningkatan sebesar 5,2 dari 66,3 ( siklus I) menjadi 74,3 (siklus II). Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 84 dan nilai terendahnya 64 (lihat
lampiran 34 halaman 261).
Meskipun telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada
beberapa indikator yang berhubungan dengan kualitas proses maupun kualitas
hasil pembelajaran menulis teks berita, akan tetapi dalam siklus ini siswa yang
telah mendapatkan ketuntasan belajar belum mencapai indikator yang telah
ditentukan. Hal ini didasarkan pada hasil menulis teks berita siswa, yakni siswa
yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa.
Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan siklus III sebagai proses
perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tindakan siklus III diharapkan dapat
meningkatakan kemampuan siswa baik proses maupun hasil belajar siswa serta
dapat mengatasi permasalahan atau pun kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam siklus II. Adapun hal-hal yang dirumuskan berdasarkan kegiatan
observasi dan refleksi yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan siklus II
serta untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks
berita pada siklus berikutnya maka ada beberapa hal yeng perlu dilakukan,
yakni sebagai berikut;
1) Pada siklus II masih ada sebagian siswa yang kurang merespon pertanyaan
atau stimulus yang diberikan oleh guru. Sebagian siswa juga belum berani
mengungkapkan pendapatnya. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu
meotivasi siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa sehingga
siswa tidak merasa takut salah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2) Guru lebih meningkatkan intensitasnya dalam mengontrol kelompok dan
memberikan pengarahan.
3) Guru sebaiknya memberikan penghargaan berupa applause atau tepuk
tangan secara bersama-sama pada siswa yang bertanya, menjawab
pertanyaan maupun memberikan tanggapan, dan mempresentasikan berita.
Pemberian penghargaan berupa applause bisa membuat siswa menjadi
lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
4) Guru perlu menegaskan kembali pada siswa bahwa dalam menulis sebuah
teks berita harus lengkap, yakni memuat unsur 5W+1H. Hal ini bertujuan
agar dalam tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus III, siswa sudah
lengkap dalam menulis sebuah teks berita.
5) Agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan judul berita, guru hendaknya
memberikan penjelasan atau menyampaikan contoh penulisan judul yang
benar.
6) Ketidaktepatan penggunaan ejaan oleh siswa sebagian masih ditemukan
pada siklus II ini. Berkaitan dengan hal tersebut, guru sebaiknya
menekankan kembali tentang penggunaan ejaan yang baik dan benar,
seperti penulisan huruf besar dan hurur kecil, kata depan dan awalan, serta
penggunaan singkatan yang tidak lazim. Dengan demikian, kesalahan
dalam penggunaan ejaan bisa diminimalisasi.
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II, disepakati bahwa siklus III perlu
dilaksanakan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari Sabtu
12 Maret 2011 di riang guru SMP Negeri 1 Plaosan, setelah peneliti
menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan pada siklus II. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan
yang terdapat dalam pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan.
Kemudian peneliti bersama guru berdiskusi untuk mengatasi kekurangan
yang masih ditemukan pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Pada perencanaan tindakan ini, guru dan peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP) menulis berita dengan menerapkan
metode CIRC. Dalam diskusi antara guru dan peneliti disepakati bahwa guru
akan menggunakan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di
Yogya” sebagai contoh sebelum siswa disuruh untuk menulis teks berita.
Teks berita tersebut dipilih karena temanya sesuai dengan tema pembelajaran
yang telah ditentukan, yakni bertema “Lingkungan”.
Dalam diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru disepakati
pula bahwa siklus III akan dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2011.
Siklus III dilaksanakan selama satu kali pertemuan (3 × 40 menit). Adapun
urutan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam siklus II
adalah sebagai berikut:
1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam.
2) Guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu.
3) Guru mengecek kehadiran siswa.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5) Guru menyampaikan kekurangan atau mengevaluasi pembelajaran menulis
teks berita yang telah dilaksanakan sebelumnya.
6) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
7) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai berita.
8) Guru menjelaskan materi mengenai menulis berita .
9) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di
Yogya” pada siswa.
10) Guru meminta salah satu siswa membaca teks berita.
11) Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat
dalam teks berita tersebut.
12) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC.
13) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
14) Guru membagikan kliping yang bertema pendidikan pada tiap-tiap
kelompok.
15) Masing-masing kelompok memilih 1 berita yang bertemakan pendidikan.
16) Masing-masing anggota kelompok membaca berita yang telah dipilih oleh
kelompok.
17) Semua kelompok mengumpulkan kliping pada guru.
18) Guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan pokok-pokok isi berita
yang telah dibaca yang meliputi 5W+1H.
19) Masing-masing kelompok diminta untuk menulis kembali berita
berdasarkan pokok-pokok isi berita yang telah dicatat dengan bahasa
mereka sendiri.
20) Sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk
menukarkan hasil tulisannya dengan teman satu kelompk unntuk disunting
pekerjaannya.
21) Setelah selsesai ditukarkan, siswa memperbaiki teks berita yang telah
ditulis
22) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan beritanya di
depan kelas.
23) Kelompok lain memberi tanggapan.
24) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
25) Siswa diminta untuk mengisi angket.
26) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan yang direncanakan maka tindakan siklus II
dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Maret 2011 pada
jam pelajaran pertama sampai jam ketiga (06.45 - 08.45 WIB). Pelaksanaan
tindakan tersebut dilakukan di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran
menulis teks berita pada tindakan siklus II ini sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru
meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu.
2) Guru mengondisikan kelas terlebih dahulu kemudian melakukan presensi.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kemudian
guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4) Guru guru mengulas sejenak mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus II.
5) Guru menyampaikan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
6) Guru bersama siswa mengulang kembali mengenai materi unsur-unsur
berita
7) Guru bertanya tentang bagian-bagian dari sebuah teks berita, yakni tediri
dari judul berita, teras berita, tubuh berita, dan bisa juga ditambah dengan
ekor berita.
8) Guru membagikan teks berita yang berjudul “Ada Grebeg Sampah di
Yogya”. Teks tersebut dipilih karena sesuai dengan tema berita dalam
pembelajaran menulis berita yang dilaksanakan, yakni bertema
“Lingkungan”.
9) Guru menyuruh siswa yang sudah menerima teks berita untuk segera
membaca teks berita tersebut.
10) Guru menyuruh siswa membaca teks nberita tersebut kemudian siswa
diminta untuk mengidentifikasi unsur 5W+1H yang terdapat dalam teks
berita tersebut. Kemudian guru menegaskan bahwa unsur 5W+1H wajib
ada dalam sebuah berita. Sebuah berita harus jelas, mendetail, dan
lengkap.
11) Guru bertanya pada siswa apakah teks berita yang telah dibaca lengkap
atau tidak, siswa secara serentak menjawab pertanyaan dari guru bahwa
teks berita tersebut sudah lengkap.
12) Setelah selesai membaca, guru menanyakan unsur 5W+1H yang telah
ditemukan siswa. Tidak lama kemudian siswa yang bernama Dita
menjawab unsur who, siswa yang bernama Aulina menjawab unsur why,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
siswa yang bernama Eva menjawan unsur how. Guru mengingatkan
kembali pada siswa bahwa judul bisa dibuat bervariasi sesuai dengan isi
berita
13) Guru menjelaskan mengenai penulisan judul yang benar.
14) Guru memberikan contoh penulisan judul yang salah di papan tulis.
“Andaikan aku Bisa Terbang”. Kemudian guru bertanya pada siswa
apakah judul yang ditulis benar atau salah. Tidak lama kemudian siswa
yang bernama Rarendra mengacungkan tangan dan menjawan “salah”.
Guru pun meminta siswa tersebut untuk membetulkan judul yang ditulis
oleh guru. Ia membetulkan judul tersebut dengan menuliskan “Andaikan
Aku Bisa Terbang”. Guru mempersilakan siswa tersebut kembali ke
tempat duduknya dengan memberikan applause bersama siswa-siswa
yang lain pada siswa yang bernama Rarendra tersebut.
15) Guru menyampaikan kembali agar para siswa menggunakan ejaan yang
benar dalam menulis berita. Guru mengingatkan siswa untuk tidak
menggunakan kembali ejaan-ejaan yang tidak baku.
16) Guru menjelaskan hakikat metode CIRC yang akan diterapkan dalam
pembelajaran menulis teks berita, kemudian guru menjelaskan mekanisme
metode CIRC.
17) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok seperti siklus I
18) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Lingkungan” pada semua
kelompok.
19) Guru menyuruh siswa memilih satu berita dari kliping tersebut dan
meminta siswa membaca berita yang telah dipilih.
20) Masing-masing kelompok diminta untuk mengidentifikasi pokok-pokok
isi berita yang teleh dibaca.
21) Para siswa mulai mendiskusikan pokok-pokok isi berita yang telah dibaca
22) Setelah selesai mengidentifikasi pokok-pokok berita, siswa diminta untuk
mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi sebuah teks berits dengan
menggunakan bahasa mereka sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
23) Guru mengingatkan kembali agar siswa menggunakan ejaan dengan tepat
dan berita yang ditulis harus lengkap. Sesekali guru mencairkan suasana
dengan mengajak becanda salah satu siswa yang bernama Amirul
Mustaqim. Siswa yang lain pun tampak senang.
24) Sewaktu siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling kelas untuk
membimbing dan mengontrol jalannya diskusi kelompok. Guru menegur
siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas dan guru juga
menjawab pertanyaan dari siswa yang kurang paham.
25) Sebelum mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa diminta untuk
menukarkan pekerjaannya pada teman satu kelompok untuk disunting .
26) Setelah dikembalikan, siswa mulai membetulkan pekerjaan mereka
masing-masing.
27) Siswa mewakili kelompoknya masing-masing untuk mempresentasikan
hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan.
Kelompok yang tidak maju mulai menanggapi berita yang dibaca teman.
Dalam hal ini, semua kelompok memberikan tanggapan terhadap berita
yang disampaikan oleh teman.
28) Siswa yang maju menjawab pertanyaan atau menanggapi pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kelompok lain.
29) Guru merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan .
30) Siswa diminta untuk mengisi angket, kemudian guru menutup pelajaran..
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan metode CIRC yang berlangsung pada hari Rabu, 16
Maret 2011 pukul 06.45 – 08.45 WIB ( jam pelajaran pertama sampai ketiga)
di ruang kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Seperti siklus-siklus
sebelumnya, observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran
menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC, kegiatan yang
dilaksanakan guru, serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Di samping itu, kegiatan observasi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kekurangan yang terdapat pada siklus II sudah dapat teratasi
atau belum. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku
paling belakang. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengamati kegiatan
pembelajaran secara menyeluruh tanpa harus mengganggu jalannya kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh
gambaran mengenai jalannya kegiatan belajar mengajr sebagai berikut:
1) Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dijadikan pedoman saat mengajar.
2) Pelaksanaan tindakan II berlangsung selama satu kali pertemuan dan diikuti
oleh 32 siswa.
3) Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun bersama peneliti.
4) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada awalnya guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
dengan siswa mengenai berita. Kemudian guru bersama dengan siswa
mengingat-ingat kembali pembelajaran menulis berita yang telah
dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan apersepsi ini,
hampir semua siswa merespon atau menanggapi apa yang disampaikan oleh
guru. Para siswa menjawab secara serentak atau bersama-sama pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
5) Setelah memberikan apersepsi, guru menjelaskan materi tentang berita
kemudian guru membagikan contoh teks berita pada siswa.
Setelah selesai membaca, guru meminta siswa mengidentifikasi pokok-
pokok isi berita yang ada di buku paket. Ketika guru bertanya mengenai
unsur-unsur berita yang berupa 5W+1H, beberapa siswa sudah berani
mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam hal
ini, sudah ada perkembangan karena siswa tidak hanya sekadar menjawab
pertanyaan, akan tetapi setelah menjawab mereka juga menjawab sekaligus
membuat kalimat pertanyaan yang berhubungan dengan jawaban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
6) Guru telah memberikan contoh penulisan judul berita yang benar terlebih
dahulu sebelum siswa mengerjakan tugas. Hal ini bertujuan agar judul
berita yang ditulis siswa tidak banyak yang salah seperti yang terjadi pada
siklus II
7) Guru menjelaskan dan mengarahkan mekanisme menulis berita yang
dilakukan dengan menggunakan metode CIRC. Penjelasan dilakukan oleh
guru sebelum siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Hal ini
bertujuan agar siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak bicara
sendiri dengan teman satu kelompok.
8) Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok yang telah ditentukan
seperti pembelajaran sebelumnya.
9) Guru membagikan kliping yang bertemakan “Lingkungan” pada tiap-tiap
kelompok.
10) Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi pokok-pokok berita yang telah
dibaca kemudian menuliskan kembali berita tersebut dengan menggunakan
bahasa mereka sendiri. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, suasana
kelas sudah tampak tenang dan kondusif.
11) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan berita yang telah ditulis. Ketika diminta untuk
presentasi, suasana kelas terlihat tertib. Para siswa mulai maju tanpa harus
disuruh ataupun diminta terlebih dahulu untuk maju.
12) Semua kelompok sudah berpartisipasi memberikan tanggapan terhadap
kelompok yang presentasi. Mereka tanpa ragu-ragu atau malu-malu
memberi tanggapan denngan mengacungkan tangan terlebih dahulu
kemudian beridiri dan mengungkapkan tanggapan mereka. Guru dan siswa
memberi applause pada siswa yang maju maupun siswa yang memberikan
tanggapan.
13) Guru sudah mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif dan
kooperatif. Selain itu, guru mampu membangkitkan minat, antusias, dan
kesungguhan siswa dalam megikuti pembelajaran. Hal ini ditandai
keberanian siswa bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, membenarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
judul berita, dan keberanian siswa menanggapi berita yang disampaikan
oleh teman. Selain itu, guru juga sudah memberikan penghargaan berupa
applause pada siswa yang maju ataupun bertanya.
14) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hampir semua siswa
mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Interaksi maupun respon siswa
terhadap siswa juga semakin baik.
15) Dapat dikataakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan
tindakan pada siklus III sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus sebelumnya.
16) Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus
III ini dapat dilihat dari beberapa indikator, sebagai berikut (lihat lampiran
45 halaman 304) :
a) Siswa yang menunjukkan keaktifan pada saat kegiatan apersepsi yang
diindikatori oleh kemauan siswa menjaawab pertanyaan dari guru dan
memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru pada saat
apersepsi sebanyak 27 siswa atau 84%, sedangkan 5 siswa atau sebesar
16% kurang merespon pertanyaan dari guru .
b) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran
menulis teks berita diindikatori kemauan siswa untuk memperhatikan,
memberikan respon atau tanggapan, dan menjawab pertanyaan. Selain
itu, keaktifan siswa juga dilihat dari kemampuan siswa untuk terlibat
secara aktif dalam mendiskusikan pokok-pokok berita, berani maju
mempresentasikan berita, dan menanggapi berita yang disampaikan
oleh teman. Siswa yang menunjukkan keaktifan selama pembelajaran
sebanyak 26 siswa atau 81%, sedangkan 6 siswa atau sebesar 19%
lainnya tampak hanya berbicara sendiri dengan teman sebangku, tidak
menjawab pertanyaan dari guru maupun memperhatikan penjelasan dari
guru, dan juga melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
c) Pada siklus III siswa terlihat lebih antusias terhadap pembelajaran menulis
teks berita dengan penerapan metode CIRC dibandingkan dengan siklus
sebelumnya. Minat dan motivasi siswa, peneliti nilai dari antusias dan
kesungguhan siswa dalam mengerjakan setiap langkah dalam metode CIRC.
Siswa yang menunjukkan minat terhadap pembelajaran menulis teks berita
dengan metode CIRC sebanyak 29 siswa atau 91%, sedangkan yang 3 siswa
atau 9% lainnya masih tampak kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran. Minat siswa juga diperlihatkan dari hasil angket yang
menunjukkan bahwa 30 siswa atau 84% siswa menyukai metode Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) yang digunakan dalam
pembelajaran menulis teks berita.
d) Siswa yang sudah dapat menulis berita dengan baik dan telah mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 27 siswa atau sebesar 87%, sedangkan 5 siswa
atau sekitar 13% lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di
bawah KKM, yakni 75 (lihat lampiran 46 halaman 305).
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkna hasil observasi pada siklus III, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC sudah
mengalami peningkatan yang signifikan. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
lancar. Kualitas pembelajaran pada siklus III bisa dikatakan lebih baik dibandingkan
dengan siklus-silus sebelumnya, baik siklus I maupun siklus II. Hal ini dapat dilihat
dari adanya peningkatan pada masing-masing indikator sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dalam pembelajaran menulis teks
berita melalui penerapan metode CIRC pada siklus II mengalami peningkatan
dari 61% (pada siklus II) menjadi 84%. Penerapan metode CIRC dapat membuat
siswa aktif selama kegiatan apersepsi. Hal ini tampak pada antusias para siswa
saat menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian besar siswa sudah merespon apa
yang dikatakan oleh guru ketika guru memberikan rangsangan atau pertanyaan.
2) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan dari 67% (pada siklus II) menjadi 81%. Berdasarkan
pengamatan selama pembelajaran berlangsung, para siswa sudah terlihat aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
dalam mengikuti pembelajaran. Mereka sudah berani bertanya dan
menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, partisipasi seluruh anggota
kelompok sudah cukup bagus. Berdasarkan pengamatan peneliti, ketika
kerja kelompok berlangsung tidak ada siswa yang bermain sendiri.
3) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan dari 73% (pada siklus II menjadi 91%). Hal ini
bisa dilihat dari antusias dan semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu.
4) Siswa yang telah mendapatkan ketuntasan belajar dalam menulis teks
berita pada siklus III telah mencapai 87% dibandingkan dengan siklus II
hanya 67%. Seperti siklus sebelumnya, pada siklus III ini siswa menulis
teks berita berdasarkan berita yang dibaca. Pada siklus ini guru
memberikan contoh penulisan judul terlebih dahulu sehingga sebagian
besar siswa sudah benar dalam menulis judul berita. Selain itu, berita yang
ditulis siswa sudah detail dan lengkap. Pada siklus ini, nilai rata-rata siswa
juga mengalami peningkatan sebesar 5,2 dari 74,3 ( siklus II) menjadi 79,5
(siklus III). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 89 dan nilai
terendahnya 70.
Berdasarkan hasil analisis di atas, tindakan pada siklus III dikatakan
berhasil. Hal ini didasarkan atas indikator keberhasilan proses dan hasil belajar
yang telah dicapai siswa. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada
beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata kelas sudah
mencapai batas ketuntasan. Meskipun, dalam pelaksanaan siklus III ini masih
terlihat beberapa siswa yang masih pasif saat mengikuti pembelajaran maupun
pada saat kerja kelompok dan belum mendapatkan nilai ketuntasan. Namun,
secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelaksanaan siklus III sudah
berhasil dan sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan
yakni 75%. Oleh karena itu, penelitian ini selesai pada siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti,
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode CIRC dapat meningkatkan
kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis teks berita pada siklus I,
siklus II, dan siklus III. Dengan demikian, penelitian ini berhasil menjawab
rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan uraian kegiatan
sebagai berikut: peneliti mengadakan survei awal sebelum melaksanakan
tindakan siklus I. Survei awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dan
permasalahan yang terjadi di lapangan. Berdasarkan survei awal tersebut,
peneliti mengetahui bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran menulis
teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti dan guru berkolaborasi untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru,
disepakati bahwa akan diterapkan metode CIRC dalam pembelajaran menulis
teks berita.
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti bersama guru kelas sebagai
kolaboratot menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Siklus I ini
merupakan tindakan awal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
ditemukan dalam pembelajaran menulis teks berita di kelas tersebut.
Berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti pada siklus I ini
tema yang digunakan dalam materi menulis teks berita adalah “Olahraga”.
Tema ini dipilih karena dipandang sebagai tema yang dekat dengan kehidupan
siswa dan tidak asing lagi bagi para siswa. Demikian juga, dengan tugas
menulis teks berita siswa juga mengenai berita olahraga yang dikembangkan
berdasarkan pokok-pokok berita dari berita yang dibaca. Kemudian masing-
masing perwakilan kelompok menyampaiakan berita yang ditulis di depan
kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan. Pada siklus ini
pembelajaran menulis teks berita dengan menerapkan metode CIRC
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Berdasarkan pelaksanaan siklus satu tersebut diperoleh deskripsi hasil
pembelajaran menulis teks berita yang menyatakan bahwa, masih terdapat
kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menulis
teks berita dengan menerapkan metode CIRC yang dilaksanakan pada siklus
satu. Kelemahan tersebut berasal dari guru maupun siswa. Kekurangan yang
ditemukan dari pihak guru, yaitu: (1) guru kurang bisa memantau dan
mengontrol siswa secara keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di
depan; (2) guru terlihat kurang ramah atau luwes sehingga siswa terlihat kaku
untuk beraktualisasi; (3) guru belum bisa membangkitkan semangat atau
motivasi siswa secara optimal, terutama dalam hal memberikan tanggapan atau
menanggapi. Stimulus yang diberikan guru kurang direspon oleh siswa; (4)
guru kurang tegas terhadap siswa yang kurang serius dalam mengikuti
pembelajaran atau siswa yang hanya becanda saja; dan (5) guru belum banyak
memberikan balikan atau tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa.
Kelemahan yang ditemukan dari siswa yaitu: (1) sebagian besar siswa
belum sepenuhnya fokus atau konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran; (2)
hanya beberapa siswa saja yang tampak sungguh-sungguh dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran; (3) siswa kurang serius selama berdiskusi. Pada saat
diskusi berlangsung, tidak semua anggota kelompok aktif dalam bekerja.
Hanya beberapa anggota saja yang aktif, sebagian anggota kelompok ada yang
mengobrol atau bermain sendiri dengan teman satu kelompok ketika kegiatan
berdiskusi sedang berlangsung; (4) siswa masih tampak ragu-ragu atau belum
mempunyai keberanian untuk membacakan berita di depan kelas; dan (5)
berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis berita, dapat diketahui bahwa
siswa kurang detail dalam menulis berita, judul yang digunakan masih sama
dengan teks berita yang dibaca, dan banyak ditemui kesalahan penggunaan
ejaan.
Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan
pada siklus I ini merupakan faktor penyebab kurang maksimalnya kualitas
proses dan hasil kemampuan menulis berita siswa. Hal ini didasarkan pada
jumlah siswa yang telah memperoleh nilai ≥75 (dinyatakan tuntas) dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
menulis teks berita hanya 13 siswa atau sekitar 42 % dari jumlah keseluruhan
(lihat lampiran 22 halaman 216), kemudian peniliti bersama guru mengevaluasi
dan merefleksikan kekurangan yang terdapat dalam siklus I tersebut, sehingga
menghasilkan perencanaan pembelajaran baru, melalui perencanaan baru ini
diharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
pelaksanaan siklus I.
Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan
yang terjadi selama pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini guru masih
menerapkan metode CIRC. Berbeda dengan siklus I, pada siklus ini tema yang
diambil adalah “Pendidikan”. Adapun tugas yang dikerjakan siswa pada siklus
II sama dengan tugas yang dikerjakan pada siklus I, yakni menulis teks berita
kemudian mempresentasikannya. Meskipun menulis teks berita bersifat
individu, tetapi terlebih dahulu siswa dibuat berkelompok. Hal ini bertujuan
agar siswa dapat bertukar pikiran atau mendiskusikan mengenai pokok-pokok
atau unsur-unsur berita yang dibaca kemudian mengembangkannya menjadi
teks berita.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II terlihat bahwa terjadi
peningkatan proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita dari siklus I.
Peningkatan proses dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada
apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi
pembelajaran serta minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran.
Sedangkan peningkatan hasil dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang
telah mencapai ketuntasan belajar dalam menulis teks berita yakni 22 siswa
atau sebesar 67 % (lihat lampiran 34 halaman 261).
Meskipun dalam siklus II ini sudah ada peningkatan baik proses
maupun hasil pembelajaran, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih
ditemukan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan baik yang
berasal dari guru maupun siswa. Kelemahan dari pihak guru yakni; (1) guru
sudah mulai mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan
kooperatif. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya
aktif dan tertib; (2) guru belum maksimal dalam membangkitkan minat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
keaktifan, dan kesungguhan siswa; (3) guru belum memberikan penghargaan
pada siswa ketika siswa bisa menjawab, merespon pertanyaan dari guru, atau
pada saat siswa sudah maju mempresentasikan berita yang telah ditulis.
Sementara itu, kelemahan dari pihak siswa, yaitu: (1) beberapa siswa
masih terlihat belum sepenuhnya fokus dalam mengikuti pembelajaran
terutama pada saat guru menjelaskan materi; (2) belum semua siswa yang ikut
menjawab pertanyaan dari guru, hanya beberapa siswa saja yang berani
menjawab pertanyaan dari guru; (3) hanya beberapa kelompok saja yang
memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap teman yang
mempresentasikan berita; (4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis
berita, dapat diketahui beberapa kekurangan, seperti: siswa yang kurang
lengkap dalam menulis berita, sebagian besar judul berita yang ditulis siswa
kurang tepat dalam hal penulisannya, dan masih banyak ditemui penggunaan
ejaan yang kurang tepat.
Bedasarkan hal di atas, peneliti bersama guru berdiskusi untuk
membuat pencanaan yang baru. Perencanaan ini bertujuan untuk mengatasi
segala kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus II. Pada siklus III
ini, guru dan peneliti berusaha untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan
yang terjadi selama pelaksanaan pembalajaran menulis berita pada siklus I.
Pada pelaksanaan siklus III guru masih menerapkan metode CIRC dalam
menulis berita. Tema yang diambil dalam siklus ini adalah “Lingkungan”.
Berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya siswa menukarkan hasil
pekerjaannya dengan teman satu kelompok untuk disunting.
Berdasarkan pelaksanaan siklus III terlihat adanya peningkatan kualitas
proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita. Peningkatan proses dapat
dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa pada saat apersepsi, keaktifan dan
perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, serta
minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Sedangkan,
peningkatan hasil dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang telah
mencapai penuntasan belajar dalam menulis teks berita. Pada siklus ini, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 28 siswa atau sebesar 87 %
(lihat lampiran 46 halaman 303).
Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan
bahwa penerapan metode pembelajaran CIRC dalam pembelajaran menulis
teks berita di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan telah berhasil. Keberhasilan
metode pembelajaran CIRC dalam upaya meningkatkan kualitas, proses, dan
hasil pembelajaran menulis teks berita dapat dilihat dari indikator-indikator
sebagai berikut.
1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita
Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa
yang mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik dan baik pada masing-
masing indikator selama kegiatan pembelajaran. Adapun bentuk keaktifan
diamati meliputi sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
keaktifan dalam merespon, kesungguhan dalam mengerjakan tugas, dan
semangat serta antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a. Meningkatnya keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan apersepsi
Pada survei awal atau pada saat tindakan belum dilakukan, siswa
kurang antuasias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini nampak pada
ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan siswa kurang
merespon atau menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
Keaktifan siswa dalam mengikuti apersepsi dari siklus I hingga siklus
III mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari persentase
keaktifan siswa antarsiklus, yaitu 45 % atau sebanyak 14 siswa (siklus
I) menjadi 61% atau sebanyak 20 siswa (siklus I) dan mencapai 84%
atau sebanyak 27 siswa (siklus III).
b. Meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks berita
Pada waktu survei awal, banyak siswa yang kurang fokus dan aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Banyak siswa yang berbicara
sendiri dengan teman sebangku atau melakukan aktivitas lain di luar
pembelajaran. Hal ini, tampak pada ketidakantusiasan siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
bertanya atau pun menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru
bertanya, tidak ada satu pun siswa yang berani mengacungkan jari
untuk menjawab pertanyaan dari guru. Mereka harus ditunjuk terlebih
dahulu oleh guru. Setelah dilakukan tindakan, siswa terlihat lebih aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Mereka berani mengajukan pertanyaan
maupun menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, para siswa juga
berani memberikan tanggapan terhadap berita yang disampaikan teman.
Peningkatan keaktifan dan perhatian siswa selama mengikuti
pembelajaran dapat dilihat dari persentase keaktifan, yakni 42% atau
sebanyak 13 siswa (siklus I), 67% atau 22 siswa (siklus II), dan 81%
atau 26 siswa (siklus III).
c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
menulis teks berita
Pada awalnya, pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak
monoton sehingga membuat siswa kurang serius dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini ditandai dengan siswa yang berbicara sendiri
dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung, mengantuk, dan
melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran. Kondisi tersebut
disebabkan karena guru belum menerapkan metode pembelajaran yang
inovatif. Guru lebih banyak menjelaskan kemudian dilanjutkan dengan
tugas menulis teks berita yang hanya sekedar mengingat-ingat tanpa
memanfaatkan suatu media sehingga siswa mengalami kesulitan.
Penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita
membuat siswa lebih antusias dan aktif. Setelah diterapkan metode
CIRC siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari kesungguhan siswa dalam
mengerjakan setiap tugas, siswa tampak fokus selama pembelajaran
berlangsung, dan keberanian siswa bertanya, menjawab pertanyaan
maupun memberikan tanggapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Setelah diterapkan metode CIRC siswa menjadi lebih aktif dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Hal ini
disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak sekadar
mengingat-ingat berita untuk ditulis, tetapi siswa juga dibantu dengan
media berupa surat kabar dan kliping. Penggunaan media tersebut
memudahkan siswa dalam mencari unsur-unsusr berita.
Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan metode
pembelajaran CIRC dapat membangkitkan minta dan motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Hal ini didasarkan
pada pengamatan peneliti saat pembelajaran berlangsung pada masing-
masing siklus. Pada siklus I siswa yang tampak berminat dan memiliki
motivasi saat mengikuti pembelajaran sebanyak 15 siswa atau 48% dan
pada siklus II meningkat menjadi 67% atau sebanyak 22 siswa. Pada
siklus terakhir juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
yakni sebesar 91% atau 29 siswa.
Adapun peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita
dalam pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III dapat digambarkan
pada rekapitulasi data dalam bentuk tabel dan grafik berikut ini.
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis
Teks Berita dalam Pelaksanaan Siklus I, siklus II, dan siklus III
No Indikator Persentase
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Keaktifan siswa selama apersepsi 45% 61% 84%
2 Keaktifan dan perhatian siswa pada
saat guru menyampaikan materi
42% 67% 81%
3 Minat dan motivasi siswa saat
mengikuti kegiatan pembelajaran
48% 73% 91%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Gambar 3. Grafik Tabulasi Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
Menulis Teks Berita
2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita
Kemampuan siswa dalam menulis teks berita pada penelitian ini
meningkat setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan menerapkam metode
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan dilengkapi
dengan media berupa surat kabar dan kliping. Peningkatan kualitas hasil
belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari
siklus I sampai dengan siklus III. Peningkatan kemampuan siswa dalam
menulis teks berita dinilai berdasarkan pada beberapa kriteria, yakni isi,
organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan penguasaan ejaan (mekanik).
a. Isi
Siswa mampu menentukan ide tulisan dan mengembangkannya
setelah diberi tindakan dengan memanfaatkan media surat kabar dan
kliping. Teks berita yang disertai dengan gambar membuat siswa lebih
tertarik dalam membaca berita. Berdasarkan berita yang dibaca tersebut
siswa menemukan pokok-pokok berita yang nantinya akan dikembangkan
menjjadi sebuah teks berita.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Keaktifan siswa selama apersepsi
Keaktifan dan perhatian siswa
pada saat mengikuti pelajaran
Minat dan motivasi siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Siswa telah mampu mengungkapkan isi berita dengan baik sesuai
dengan berita yang dibaca. Pada saat pretes siswa menulis berita hanya
berdasarkan pada peristiwa yang diingat saja tanpa adanya media yang
digunakan sebagai penunjang. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa
mengalami kesulitan dalam menulis teks berita.
Berbeda dengan saat diterapkan metode CIRC, para siswa dituntut
untuk berkerja sama menemukan unsur-unsur berita berdasarkan berita
dari surat kabar maupun kliping yang telah dibaca terlebih dahulu
kemudian mengembangkannya menjadi sebuah teks berita. Dengan adanya
media tersebut siswa mampu menemukan dan membedakan unsur 5W+1H
yang terdapat dalam sebuah berita sehingga ketika menulis berita, mereka
mampu menulis berita secara lengakap (memuat unsur 5W+1H).
b. Organisasi
Hasil pekerjaan siswa yang berupa teks berita pada tiap siklus
menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan tulisan dengan
baik. Teks berita yang ditulis siswa komunikatif dan mudah dipahami,
meskipun masih ada beberapa pekerjaan siswa yang gagasannya masih
meloncat-loncat atau belum sistematis.
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa terlihat bahwa siswa telah
mampu menuangkan ide mereka berdasarkan berita yang dibaca. Pada saat
pretes gagasan yang dikemukakan siswa sangat minim, kurang padat atau
detail, dan tidak urut atau meloncat-loncat. Hal ini disebabkan karena para
siswa hanya mengandalkan ingatan mereka dalam menulis.
Sebelum diadakan tindakan guru belum menerapkan tahapan-
tahapan dalam kegiatan menulis. Siswa langsung disuruh untuk menulis
tanpa didahului dengan membuat kerangka terlebih dahulu. Hal tersebut
mengakibatkan siswa kesulitan dalam menulis. Akan tetapi, setelah
diterapkan metode CIRC, siswa lebih mudah dalam menulis karena
didahului dengan membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Hasil
pekerjaan siswa menunjukkan bahwa berita yang mereka tulis lebih detail
dan urut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
c. Kosakata
Sebelum diberi tindakan, banyak ditemukan ketidaktepatan dalam
pemilihan kosakata. Sebagian besar siswa masih menggunakan kosakata
yang tidak baku (group, February, scor, dsb). Akan tetapi, setelah diberi
tindakan kesalahan tersebut telah dapat diminimalkan sehingga tulisan
siswa menjadi lebih jelas dan mudah dipahami (maknanya tidak kabur).
d. Pengembangan bahasa
Siswa mampu mengembangkan bahasa dengan baik. Hal ini
ditandai dengan berita yang ditulis oleh siswa lebih kompleks. Pada saat
diadakan pretes pada kegiatan survei awal, hasil pekerjaan siswa
menunjukkan bahwa bahasa yang mereka gunakan masih sederhana dan
hanya berupa garis-garis besarnya saja. Akan tetapi setelah diberi
tindakan, bahasa yang digunakan lebih efektif sehingga tidak
mengaburkan makna.
e. Mekanik (ejaan)
Pada saat survei awal banyak ditemukan kesalahan penggunaan
ejaan. Banyak siswa yang masih kurang tepat dalam menggunakan ejaan,
seperti penggunaan huruf besar dan huruf kecil dan singkatan-singkatan
yang tidak lazim. Selain itu, siswa juga belum bisa membedakan
penggunaan antara di- sebagai kata depan dan di- sebagai awalan. Siswa
juga banyak yang masih salah dalam meuliskan judul berita. Hal tersebut
disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa mengenai ejaan.
Penggunaan metode CIRC dalam penelitian ini melibatkan siswa
untuk membaca berita terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan secara tidak
langsung siswa mengetahui bagaimana bahasa yang digunakan dalam
berita, kosakata maupun dalam hal penulisan ejaan-ejaan. Setelah diberi
tindakan, siswa sudah mulai bisa lebih cermat dalam menulis. Mereka
tidak menggunakan singkatan-singkatan yang tidak lazim. Judul berita
yang mereka tulis sudah bervariasi dan sesuai dengan aturan penulisan
judul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Peningkatan yang terjadi pada kriteria-kriteria di atas, berjalan linier
dengan peningkatan nilai atau kualitas siswa dalam menulis teks berita. Pada
saat survei awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks berita
kurang memuaskan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah siswa yang telah
mendapatkan nilai yang sudah mencapai ketuntasan belajar (≥75), yakni hanya
6 siswa atau 22%.
Setelah diberi tindakan, mulai ada peningkatan yang signifikan dari
siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai ≥75
sebanyak 13 siswa atau 43%. Pada siklus II kemampuan menulis teks berita
siswa mengalami peningkatan. Hal ini tampak pada persentase ketuntasan hasil
belajar siswa yang mencapai 67% atau 22 siswa. Pada siklus III persentase
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 87% atau 27 siswa.
Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Kondisi tersebut
ditandai dengan semakin meningkatnya siswa yang mendapatkan nilai
ketuntasan belajar.
Peningkatan dari setiap aspek penulisan di atas menjadikan
kemampuan siswa dalam menulis teks berita juga mengalami peningkatan. Hal
ini ditandai dengan meningkatnya nilai siswa dalam menulis teks berita yang
diperoleh dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Peningkatan nilai siswa dari
sklus pertama ke siklus berikutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur
kemampuan siswa dalam menulis teks berita.
Tabel 8. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita
Indikator Persentase
Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III
Kemampuan siswa
dalam menulis teks
berita
22% 42% 67% 87%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Gambar 4. Grafik Tabulasi Nilai Menulis Teks Berita
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis
teks berita pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan. Hal ini diindikatori
dengan adanya peningkatan kualitas proses dalam pembelajaran sebagai
berikut:
a. Meningkatnya keaktifan siswa selama apersepsi
Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keaktifan siswa pada saat
guru melakukan kegiatan apersepsi pada siklus I, siklus II, dan siklus III.
Perentase keaktifan siswa selama apersepsi yang diperoleh pada masing-
masing siklus, yaitu 45% (pada siklus I), 61% (pada siklus II), dan
84%(pada siklus III).
b. Meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran
Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keaktifan dan perhatian
siswa selama pembelajaran menulis teks berita berlangsung pada siklus I,
siklus II, dan siklus III. Peningkatan keaktifan dan perhatian siswa pada saat
mengikuti pelajaran dapat dilihat dari perbandingan antarsiklus, yaitu 42%
(pada siklus I), 67% (siklus II), dan 81% (pada siklus III).
c. Meningkatnya minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan
pembelajaran
Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya minat dan motivasi siswa
saat mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita pada siklus I,
siklus II, dan siklus III. Perbandingan persentase keaktifan siswa
antarsiklus, yaitu 48% (pada siklus I), 73% (pada siklus II, dan 91% ((pada
siklus III).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
2. Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis teks berita. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang
memperoleh sesuai dengan ketuntasan belajar (≥75). Pada siklus I jumlah
siswa yang mendapatkan nilai ≥75 sebanyak 13 siswa atau 42%, pada siklus
II kemampuan menulis teks bterita siswa mengalami peningkatan menjadi
67% atau 22 siswa, dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa
meningkat menjadi 87% atau 27 siswa. Selain itu, nilai rata-rata siswa juga
mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa
69,1, siklus II 74,3, dan siklus III mencapai 79,5.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini meliputi: (1) implikasi teoretis; (2) implikasi
paedagogis; dan (3) implikasi praktis. Uraian mengenai implikasi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) terbukti dapat meningkatkan pembelajaran menulis teks berita. Hal ini
dikarenakan metode CIRC memberikan kesempatan pada siswa untuk
memberikan tanggapan mereka mengenai pokok-pokok berita yang telah
dibaca. Di samping itu, penerapan metode CIRC dapat melatih siswa untuk
saling bekerja sama dengan temannya sehingga dapat membuat siswa lebih
aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam penelitian ini, faktor yang menentukan keberhasilan penerapan
metode CIRC tidak hanya ditentukan oleh guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran, tetapi siswa juga mempunyai peran penting dalam pembelajaran.
Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam menyampaikan dan
mengembangkan materi pembelajaran, keterampilan guru dalam mengelola
kelas, dan penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran. Faktor dari siswa
meliputi: keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan dan perhatian siswa
pada saat guru menympaikan materi, minat dan motivasi siswa saat mengikuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain
sehingga harus diupayakan secara maksimal agar kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis teks berita dapat tercapai.
Hal di atas sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad
(2006:3) yang menyatakan bahwa keberhasilan motivasi dan peningkatan hasil
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara
lain: keberhasilan guru dalam mengelola kelas, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, dan siswa itu sendri. Faktor-faktor terebut saling
terkait satu sama lain.
2. Implikasi Paedagogis
Pembelajaran menulis teks berita yang dilaksanakan oleh guru membuat
siswa jenuh dan kurang aktif karena guru belum menerapkan metode yang
inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Selama ini siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru, memperhatikan contoh teks berita yang diberikan oleh
guru, kemudian mulai menulis teks berita. Pada saat melaksanakan kegiatan
menulis teks berita, banyak siswa yang masih bingung dalam menulis sebuah
teks berita.
Melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) siswa diminta untuk membaca teks berita terlebih dahulu,
mengidentifikasi unsur-unsur pokok berita yang dibaca tersebut bersama
anggota kelompok, kemudian mengembangkan unsur-unsur pokok berita yang
telah dibaca menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat, dan jelas. Setelah
menyusun teks berita, siswa diminta untuk membacakan berita yang telah
disusun di depan kelas. Selain itu, metode Cooperative Integrated Reading
and Compositioiatan (CIRC) mampu melatih siswa untuk melakukan kegiatan
diskusi kelompok dan memudahkan siswa dalam menentukan atau
mengidentifikasi unsur-unsur pokok yang terdapat dalam teks berita.
Penelitian yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Plaosan
mengenai penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dalam pembelajaran menulis teks berita membuktikan bahwa dengan
menerapkan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks
berita yang telah dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran tidak hanya sekadar
mendengarkan penjelasan materi dari guru, tetapi siswa dituntut untuk terlibat secara
aktif dalam pembelajaran.
Sesuai dengan Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran
tidak lagi berpusat pada guru (teacher centerd), tetapi pembelajaran berpusat pada
siswa (student centered). Guru dituntut untuk dapat menerapkan metode-metode
yang inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, salah satunya melalui
penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat
mengoptimalkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks berita.
3. Implikasi Praktis
Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk dapat memanfaatkan
metode-metode pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks berita dapat
meningkatkan kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran. Dilihat dari segi
proses, penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kektifan, perhatian, serta
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari segi hasil dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Melalui metode CIRC,
siswa lebih mudah dalam menemukan atau mengidentifikasi unsur-unsur pokok
berita kemudian mengembangkan atau menyusun unsur-unsur pokok tersebut
menjadi teks berita yang singkat, padat, dan jelas.
Penelitian mengenai penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis teks
berita ini dapat memberikan gambaran bahwa keberhasilan kegiatan pembelajaran
tidak hanya tergantung pada ketersampaian materi saja, akan tetapi penggunaan
metode yang tepat juga berpengaruh dalam menentukan kualitas pembelajaran.
Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif permasalaha sejenis
dalam pembelajaran, terutama pembelajaran membaca dan menulis.
C. Saran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, perlu
dilakukan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis
teks berita . penulis menyarankan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
a. Kepala sekolah sebaiknya selalu memantau kemampuan guru dalam
mengajar agar bisa mengetahui kualitas pembelajaran menulis teks berita
yang telah dilaksanakan oleh guru.
b. Kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi pada guru agar dapat
melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran menulis teks berita.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan metode
pembelajaran yang inovatif.
b. Guru dapat menemukan dan memilih metode pembelajaran lain yang lebih
kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis teks berita sehingga siswa tidak mengalami
kejenuhan.
c. Guru sebaiknya memilih metode dan sumber belajar yang relevan dengan
materi menulis berita yang diajarkan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
d. Guru sebaiknya menggunakan media dalam pembelajaran teks berita yang
bervariasi sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
3. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh teks berita.
b. Siswa hendaknya lebih berpartisipatif dalam melakukan kegiatan diskusi
selama pembelajaran menulis teks berita berlangsung.
c. Siswa sebaiknya lebih berpartisipatif dalam menciptakan pembelajaran
menulis teks berita yang kondusif.
d. Siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks berita di kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
e. Siswa sebaiknya selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
informasi melaui berbagai media, baik media cetak maupun media
elektronik untuk mendukung pembelajaran menulis teks berita.
4. Bagi peneliti lain
a. Peneliti yang lain hendaknya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan metode CIRC dengan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan
dan dapat berkolaborasi dengan guru secara optimal.
b. Peneliti lain diharapkan mampu menciptakan metode pembelajaran baru
yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan menulis teks
berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Amin Suyitno. 2004. “Keunggulan Metode CIRC”. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2139254-kelebihan-dan-kelemahan-circ, diunduh 4 Mei 2011
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persasuatda
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo
Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Burhan Nurgiyantoro. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Canadian Council on Learning. 2009. “Lesson in Learning”. http://www.ccl-cca.ca/pdfs/LessonsInLearning/09_23_09EN.pdf, diunduh 25 April 2011
Djuharie Setiawan. 2001. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya
Enco Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Etin Solihatin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Ghaith, Ghazi M. 2005. “Cooperative Learning for the Disaffected ESL/ EFL
Learner”. The International Journal on School Disaffection. Vol 3 No 2
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press
Kessler, Carolyn. 1992. Cooperative Language Learning: A Teacher Resource
Book. United States of Amerika: Prentice Hall Regents
Korib Farhan. 2005. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pengajaran 2004/2005”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang (tidak diterbitkan)
Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Ras Siregar. 1992. Bahasa Pers Bahasa Indonesia Jurnalistik: Kerangka Teori Dasar. Jakarta: PT Grafikatama Jaya.
Resty. 2009. Komik Tanpa Teks Solusi Baru Merangsang Anak Menulis Tanpa Teks. http://msrestyshare.wordpress.com/2010/10/16/komik-tanpa-teks-solusi-baru-merangsang-anak-untuk-menulis/#more-694. Diunduh Senin, 27 Desember 2010.
Rini Susanti Wulandari. 2010. “Metode Cooperative Integrated Reading and Composition untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa dalam Memahami Karya Sastra”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 27 No1
Rosini B Abu. 2007. ”The Effects of Cooperative Learning Methods on Achievement, Retention, and Attitudes of Home Economics Students in North Carolina”. Journal of Vocational and Technical Education. Volume 13, Number 2
Sabarti Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Sarwiji Suwandi. 2009. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka
Slavin , Robert E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonnesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga uriamiharja. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud
Sumarni. 2010. “Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII E Semester Genap pada SMP Negeri 2 Tasikmadu Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana (tidak diterbitkan)
Suprayekti. 2006. “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif”. Jurnal Pendidikan Penabur, Tahun ke-V, No. 07, Desember 2006
Suriamiharja, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud
Suwarsih Madya. 2009. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta
Suyitno dan Purwadi. 1998. Dasar-Dasar Komposisi. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret
Swandono. 2007. “Upaya Guru dalam Meningkatkan Pengajaran Menulis Lewat Pendekatan Keterampilan Proses di SMP Negeri 10 Surakarta”. Jurnal Paedagogia. Jilid 10, Nomor 2, Agustus 2007
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Totok Djuroto. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahar Prize
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Wigati. 2010. ”Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku Harian pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Sentolo Tahun Pelajaran 2009/2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana (tidak diterbitkan)
Yant Mujiyanto, Budhi Setiawan, Purwadi, dan Edy Suryanto. 1999. Puspa Ragam Bahasa Indonesia. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Sebelas Maret
Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya