upaya meningkatkan motivasi belajar kosakata …
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KOSAKATA
BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA JIGSAW PUZZLE
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk memenuhi sebagian Persyaratandalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S, Pd)
Oleh :
Nama : Iis NamiaNIM : 2014820220
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2018
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Skripsi, 19 Juli 2018
Iis Namia (2014820220)
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR KOSAKATA BAHASAINGGRIS MELALUI MEDIA JIGSAW PUZZLE
xvi + 106 hal., 10 tabel, 6 gambar, 16 lampiran
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi karena kurangnya motivasi belajarkosakata bahasa Inggris. Hal tersebut karena bahasa Inggris yang masihdianggap sulit dan kurangnya media belajar sehingga siswa hanyamenyalin, mencatat dan menghafal kosakata. Padahal, bahasa Inggrismerupakan pelajaran yang penting, karena akan terus dipelajari hingga kejenjang yang lebih tinggi. Atas dasar latar belakang tersebut, penulistergerak untuk meneliti bagaimana cara meningkatkan motivasi belajarbahasa Inggris serta mengajukan solusi dengan menerapkan media jigsawpuzzle. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasibelajar kosakata bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan yaitudengan bermain media jigsaw puzzle. Metode yang digunakan yaitumenggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dengan 3kali pertemuan pada setiap siklus, dengan hipotesis melalui media jigsawpuzzle dapat meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris padakelas 2 di SD Negeri Rorotan 01 Jakarta. Hasil penelitian peningkatanmotivasi belajar kosakata bahasa Inggris telah mencapai indikatorkeberhasilan. Pada pra siklus sebesar 44,64%, siklus I sebesar 71,68% dansiklus II sebesar 85,24%, pada pra siklus ke siklus I terjadi kenaikan sebesar27%, dan siklus I ke siklus II terjadi kenaikan sebesar 13,56% Berdasarkanseluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melaluipenerapan media jigsaw puzzle dapat meningkatkan motivasi belajarkosakata bahasa Inggris pada siswa kelas 2 di SD Negeri Rorotan 01Jakarta.
Kata Kunci : Motivasi belajar, Kosakata bahasa Inggris, Jigsaw Puzzle
Daftar Pustaka 36 (2008-2018)
vii
PERSEMBAHAN
Skripi ini kupersembahkan untuk
Ibu dan Bapak tercinta, adik juga abang tersayang
Tak lupa juga teman-teman seperjuangan
Yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini
viii
MOTTO
Success does not come from what you do occcosionally.
It comes from what you do consistently.
So, do it now and don’t waste your time.
ix
KATA PENGANTAR
Bismilahirrohmannirrohim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penyusun panjatkan
kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan ridho-Nya skripsi ini dapat
penulis rampungkan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, shahabat, serta kepada
umatnya yang selalu melaksanakan ajarannya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
studi strata satu (S-1) tentang Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Kosakata Bahasa Inggris melalui Media Jigsaw Puzzle. Berkat
pertolongan ALLAH SWT serta kesungguhan dan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Iswan, Msi., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi di
fakultas ini.
2. Bapak Azmi Al Bahij, M. Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
3. Ibu Dra. Sriyanti Rahmatunnisa, M.Pd, dosen pembimbing, yang
dengan kesabaran dan keikhlasannya dapat meluangkan waktu,
pikiran, perhatian serta arahan untuk membimbing penyusunan skripsi
ini.
x
4. Ibu Yuana Supriyati, M. Pd., Kepala Sekolah Dasar Negeri Rorotan 01
Pagi Jakarta, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
5. Ibu Mega Azzahra Kusuma Roza., Guru Bidang Studi Bahasa Inggris
yang telah bersedia menjadi kolaborator dalam penelitian ini.
6. Bapak Suarman S. Pd., Guru bidang studi Bahasa Inggris di SMP
Negeri 200 yang telah memberikan masukan serta bersedia menjadi
validator instrumen dalam penelitian ini.
7. Orang tua, keluarga tercinta, abang, DELECITA dan PGSD 8 Bekasi
yang selalu mendukung dan memberikan motivasi serta inspirasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara rinci, yang telah
memberikan bantuan, dukungan serta semangat kepada penulis dalam
rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi.
Terima kasih atas segala perhatian dan partisipasinya. Semoga
partisipasi yang telah diberikan dapat dibalas oleh Allah SWT dan
mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya
bagi peneliti agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kita
semua, Amin.
Jakarta,19 Juli 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
PAKTA INTEGRITAS ................................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ................................ vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
MOTTO ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1B. Fokus Penelitian ................................................................................. 6C. Rumusan Masalah .............................................................................. 6D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1. Tujuan Umum................................................................................ 72. Tujuan Khusus .............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 71. Manfaat Teoritis ............................................................................ 72. Manfaat Praktis ............................................................................. 7
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori1. Hakikat Motivasi Belajar Kosakata bahasa Inggris Kelas 2 .......... 9
a. Pengertian Motivasi ................................................................ 9b. Pengertian Belajar .................................................................. 11c. Pengertian Motivasi Belajar .................................................... 13d. Teknik-Teknik Memotivasi Siswa ........................................... 16e. Pengertian Kosakata bahasa Inggris ..................................... 18f. Karakteristik Siswa Kelas 2 .................................................... 19
2. Hakikat Media Pembelajaran Jigsaw Puzzle ................................ 22a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................ 22b. Fungsi Media Pembelajaran ................................................... 24c. Pengertian Jigsaw Puzzle ...................................................... 27d. Manfaat Jigsaw Puzzle .......................................................... 28e. Cara Bermain Media Jigsaw Puzzle ....................................... 31
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 34C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 371. Tempat Penelitian ......................................................................... 372. Waktu Penelitian ........................................................................... 37
B. Metode Penelitian ............................................................................... 38C. Prosedur Penelitian ............................................................................ 39D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ........................................................... 40E. Desain dan Prosedur Tindakan .......................................................... 40
1. Desain Tindakan ........................................................................... 402. Prosedur Tindakan ....................................................................... 41
F. Teknik Pengambilan Data ................................................................... 461. Definisi Konseptual ....................................................................... 462. Definisi Operasional ..................................................................... 473. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................ 474. Jenis Instrumen ............................................................................ 48
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 49
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 511. Data Hasil Pra Siklus .................................................................... 512. Data Siklus I ................................................................................. 573. Data Siklus II ................................................................................ 70
B. Pembahasan ...................................................................................... 801. Analisis Data ................................................................................. 80
a. Analisis Data Pra Siklus ......................................................... 80b. Analisis Data Siklus I .............................................................. 81c. Analisis Data Siklus II ............................................................. 82
2. Interpretasi Data ........................................................................... 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 100B. Implikasi .............................................................................................. 101C. Saran .................................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 107
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ......................................................................... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Kosakata Bahasa Inggris .... 48
Tabel 4.1 Data Hasil Pra Siklus ................................................................... 54
Tabel 4.3 Temuan yang Harus Diperbaiki Pada Siklus I ............................. 57
Tabel 4.4 Data Hasil Siklus I ....................................................................... 64
Tabel 4.5 Analisis Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I ........................... 65
Tabel 4.7 Temuan yang Harus Diperbaiki Pada Siklus II ............................ 69
Tabel 4.8 Data Hasil Siklus II ...................................................................... 76
Tabel 4.9 Analisis Perbandingan Siklus I dan Siklus II ................................ 77
Tabel 4.12 Analisis Perbandingan Hasil Data Pra Siklus Siklus I danASiklus II ........................................................................................ 84
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Media Jigsaw Puzzle ................................................. 31
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian Model Kemmis & Taggart .................... 41
Gambar 4.2 Grafik Data Pra Siklus ............................................................. 56
Gambar 4.6 Grafik Data Pra Siklus dan Siklus I .......................................... 66
Gambar 4.10 Grafik Data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ........................... 78
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Rata-rata Persentase Kenaikan DataAPra Siklus Siklus I dan Siklus II .............................................. 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Observasi …………………………………………… 107
Lampiran 2. Lembar Observasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……….. 108
Lampiran 3. Foto Kegiatan …………………………………………………... 110
Lampiran 4. Daftar Hadir Siswa …………………………………………….. 114
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………. 115
Lampiran 6. Catatan Lapangan …………………………………………….. 135
Lampiran 7. Lembar Wawancara …………………………………………... 143
Lampiran 8. Berita Acara Seminar Proposal ………………………………. 144
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian …………………………………………… 145
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ………………….. 146
Lampiran 11. Surat Keterangan Validitas …………………………………… 147
Lampiran 12. Kartu Bimbingan ……………………………………………….. 148
Lampiran 13. Kartu Menyaksikan Sidang …………………………………… 150
Lampiran 14. Lembar Bimbingan Pasca Sidang Skripsi …………………... 151
Lampiran 15. Riwayat Hidup Kolaborator …………………………………… 152
Lampiran 16. Riwayat Hidup Penulis ………………………………………… 153
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang berperan penting
dalam menentukan proses pencapaian tujuan seseorang.
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam memberikan, menanamkan serta menumbuhkan nilai-nilai
potensial yang ada pada peserta didik sehingga memiliki
kecerdasan, keterampilan dan akhlak mulia. Sebagaimana dalam
firman Allah SWT dalam Q.S. An Nahl 16:78 yang berbunyi :
Yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dengan tidak mengetahui apa-apa, kemudian Allah S.W.T
memberikan potensi pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu
bersyukur”
2
Dari ayat yang sudah dijelaskan, dikatakan bahwa semua
makhluk di dunia ini terlahir dengan tidak mengetahui apa-apa, untuk
itulah diperlukannya sebuah pendidikan. Salah satu pendidikan yang
patut untuk dipelajari adalah pendidikan bahasa.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial dan emosional siswa dan merupakan faktor utama
dari keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran
bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya
dan budaya orang lain. Pelajaran bahasa juga membantu siswa
mampu mengemukakan gagasan, perasaan dan berpartisipasi
dalam masyarakat.
Bahasa Inggris adalah bahasa yang telah diakui dunia
menjadi bahasa internasional yang keberadaannya kini sudah
menjadi sebuah kebutuhan penting bagi penduduk di hampir seluruh
dunia. Bahasa Inggris juga merupakan keterampilan hidup (life skill)
yang harus dikuasai. Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sudah
mulai dipelajari di semua jenjang pendidikan.
Penguasaan bahasa Inggris merupakan hal penting bagi
masyarakat Indonesia khususnya siswa, agar memiliki kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi. Sejalan dengan hal tersebut
menurut Zaim (2016: 63) bahwa penguasaan kosakata bahasa
Inggris adalah kebutuhan paling mendasar untuk dapat membuat
sebuah kalimat atau ujaran bahasa. Penguasaan bahasa Inggris
3
merupakan tuntutan perkembangan zaman dan penting untuk
diterapkan dalam suatu sekolah, untuk itu sekolah mewajibkan
adanya pengajaran bahasa Inggris sedini mungkin dimulai dari
kosakata dasar dan kosakata yang masih mudah ditemui oleh siswa
juga ada disekitarnya karena anak usia 7-8 tahun masih mudah
untuk mencerna kosakata baru, juga agar anak terbiasa akan
kosakata dalam bahasa Inggris.
Pada kenyataannya, bahasa Inggris masih belum diterima
sepenuhnya oleh masyarakat. Bahasa Inggris juga dianggap
sebagai pelajaran yang ditakuti oleh siswa karena materinya yang
dianggap sulit, membuat siswa tidak tertarik ketika pelajaran bahasa
Inggris berlangsung, seperti pada saat pengamatan awal dikelas 2
Sekolah Dasar Negeri Rorotan 01 Pagi, ketika pelajaran bahasa
Inggris berlangsung siswa bersikap tidak peduli, asyik sendiri, tidak
menunjukkan ketertarikan, tidak memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan materi pelajaran dan tidak adanya aktivitas belajar yang
aktif. Selain itu terlihat dari nilai siswa yang belum mencapai (Kriteria
Ketuntasan Minimal) KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70,
nilai tertinggi pada saat pra siklus yaitu hanya 67 ini menunjukkan
bahwa kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar kosakata
bahasa Inggris. Hal tersebut terjadi karena minimnya media untuk
menyampaikan materi bahasa Inggris, membuat siswa semakin
tidak tertarik belajar bahasa Inggris, padahal media sangat
4
dibutuhkan ketika proses pembelajaran karena dengan media siswa
menjadi lebih tertarik dan berminat untuk belajar.
Usia siswa kelas 2 berkisar antara 7 sampai 8 tahun, jadi
siswa kelas 2 termasuk masa kanak-kanak tengah, kelas 2 juga
merupakan tingkatan rendah pada jenjang pendidikan sekolah
dasar, sehingga sesuai tahapan usianya mereka masih senang
bermain, apalagi untuk pelajaran bahasa Inggris yang dianggap sulit,
untuk itu pembelajaran bahasa Inggris harus menyenangkan, salah
satu cara untuk membuat pembelajaran bahasa Inggris menjadi
menyenangkan adalah dengan media.
Media pembelajaran yang sudah tidak asing lagi, dan sudah
dikenal oleh semua tingkatan usia adalah permainan puzzle. Puzzle
dengan jenis Jigsaw Puzzle adalah sebuah media yang dapat
menyampaikan materi pembelajaran, jigsaw puzzle terdiri dari
papan, potongan-potongan gambar yang bila disatukan akan
menjadi satu kesatuan gambar. Jigsaw Puzzle juga dapat
dimodifikasi sesuai dengan keinginan dan materi pembelajaran.
Berdasarkan Jurnal penelitian Lutfiyani (2016: 5) yang berjudul
Peningkatan Motivasi Belajar melalui Penggunaan Media Puzzle di
kelas 3 menyatakan bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan
melalui media puzzle. Hal ini sejalan dengan pendapat sudjana &
rifai dalam Arsyad yang menyatakan bahwa salah satu manfaat dari
media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran
5
akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar pada siswa. Sejalan dengan hal tersebut Menurut Said dan
Budimanjaya (2016: 99) bahwa belajar menggunakan dengan
media/ permainan kosakata dapat meningkatkan motivasi, gairah
dan minat pada siswa. Belajar kosakata dapat di modifikasi secara
kreatif dengan penggunaan media jigsaw puzzle dalam proses
pembelajaran kosakata bahasa Inggris. Manfaat dari media Puzzle
dan bermain Puzzle adalah dapat melatih otak khususnya otak kiri.
Puzzle juga membuat siswa berpikir bagaimana cara menyelesaikan
teka-teki tersebut, diharapkan dengan menggunakan media
pembelajaran yang menarik siswa menjadi tertarik untuk
mempelajari bahasa Inggris oleh karena itu, berdasarkan uraian
diatas peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tindakan
kelas sesuai permasalah di lapangan dengan mengambil judul
“Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Kosakata Bahasa Inggris
Melalui Media Jigsaw Puzzle”
6
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,
agar lebih fokus maka penelitian ini dibatasi hanya untuk menjawab
mengenai hal berikut yaitu penerapan media Jigsaw Puzzle dalam
meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi The
Things in The House pada kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Rorotan 01
Pagi.
Dalam meningkatkan kosakata dasar bahasa Inggris siswa
sudah tidak lagi dengan menggunakan metode menghafal ataupun
hanya ceramah. Untuk itu peningkatan motivasi belajar kosakata
dasar bahasa Inggris perlu ditingkatkan melalui media Jigsaw
Puzzle.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah media Jigsaw Puzzle dapat meningkatkan motivasi
belajar kosakata dasar bahasa Inggris siswa?
2. Apakah motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat
ditingkatkan melalui media jigsaw puzzle?
3. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Inggris dengan
menggunakan media Jigsaw Puzzle?
7
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
motivasi belajar kosakata dasar bahasa Inggris melalui media
Jigsaw Puzzle pada kelas 2 di SDN Rorotan 01 Pagi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui langkah-langkah proses pembelajaran
bahasa Inggris menggunakan media Jigsaw Puzzle.
b. Untuk mengetahui peningkatan Motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris siswa di kelas 2.
E. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini mempunyai manfaat untuk
mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pendidikan di sekolah dasar.
2. Kegunaan Praktis
a. Pihak Sekolah
Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memberikan
motivasi kepada pihak sekolah untuk dapat mengembangkan
strategi dan media dalam proses belajar dan mengajar.
8
b. Guru
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memotivasi guru-guru
untuk lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran yang
menarik untuk siswa ketika kegiatan belajar mengajar.
c. Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi materi
pembelajaran bagi adik-adik mahasiswa/i Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang akan datang, agar dapat
meneliti lebih lanjut masalah-masalah yang belum diungkap
oleh peneliti.
9
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
1. Hakikat Motivasi Belajar Kosakata Bahasa Inggris Kelas 2
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu hal penting dalam
hidup, karena dengan motivasi akan timbul semangat serta
dorongan untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya motivasi di
dalam hidup maka kita sebagai manusia tidak mudah untuk
berputus asa. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam
Q.S Yusuf 12:87 yang berbunyi
Yang artinya “dan janganlah kamu berputus asa daripada
rahmat Allah, sesungguhnya tidak ada yang berputus asa
daripada rahmat Allah melainkan orang-orang yang kafir”
Menurut Danarjati, dkk (2014: 81) Istilah motivasi
berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti
menggerakkan. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motivasi
10
adalah hal yang penting untuk kegiatan belajar seseorang,
karena motivasi sangat berpengaruh pada hasil belajar
seseorang. Menurut Donald dalam Sriyanti (2013: 133)
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan)
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri
seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan
fisik, karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat
untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia
lakukan untuk mencapainya.
Menurut Terry dalam Danarjati dkk (2014: 74) motivasi
adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang
merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu,
sedangkan Menurut Whittaker dalam Soemanto (2012: 205)
motivasi yaitu adalah kondisi-konsisi atau keadaan yang
mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk hidup
untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh
motivasi tersebut.
Menurut Winkel dalam Khodijah (2014: 151) motivasi
adalah motif yang sudah aktif pada saat tertentu, sedang motif
adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu.
11
Berkaitan dengan motivasi menurut Mujib (2002) dalam
Khairani (2017: 241) motivasi adalah akumulasi daya dan
kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk mendorong,
merangsang, menggerakkan, membangkitkan dan memberi
harapan pada perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang
timbul dalam diri sesorang maupun dari luar tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun. Dorongan tersebut
menyebabkan ketertarikan, keinginan ataupun kesukaan
terhadap suatu objek seperti benda maupun kegiatan atau
aktivitas, yang membangkitkan suatu perasaan ingin tahu dan
menimbulkan perhatian. Motivasi juga menimbulkan seseorang
menjadi bersemangat dan selalu ingin ikut andil dan terlibat
dalam melaksanakan sesuatu kegiatan ataupun aktivitas guna
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Pengertian Belajar
Manusia terlahir dengan ketidakberdayaan. Tanpa
bantuan ALLAH SWT yang telah memberikan hidup dan
lingkungannya, manusia tanpa daya apa-apa, untuk menjadi
berdaya manusia terus menerus belajar, hingga akhir hayat.
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Pada
umumnya belajar diartikan sebagai kegiatan mencari
12
pengetahuan atau yang tidak bisa menjadi bisa dan yang tidak
tahu menjadi tahu. Menurut Syah (2006) dalam Khairani (2017:
5) belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang meliisibatkan proses kognitif.
Menurut Winkel dalam Khairani (2017: 5) belajar
adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan
pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang
semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga
menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Berkaitan
dengan tingkah laku menurut Garry and Kingsley yang dikutip
oleh Sudjana dalam Khairani (2017: 6) belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui latihan-
latihan dan pengalaman.
Sedangkan menurut Mudzakir (1997) dalam Khairani
(2017: 6) belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Menurut
Slamento dalam Wiyani (2013: 17) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
13
lingkungannya, selanjutnya menurut Thorndlike dalam Sani
(2013: 8) menganggap bahwa belajar adalah proses interaksi
antara stimulus (berupa rangsangan yang dapat ditangkap
indera) dengan respon.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha mutlak yang
dilakukan oleh setiap individu dan juga melibatkan segala
aspek yaitu baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
berlangsung secara terus-menurus dan bersifat progresif.
Tahapan belajar akan menimbulkan perubahan tingkah laku
baik sikap, kebiasaan, keterampilan dan ilmu pengetahuan.
c. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan hal penting dalam proses
pembelajaran, karena dengan motivasi belajar akan tercipta
suatu aktivitas belajar yang aktif. Motivasi sangat erat kaitannya
dengan kegiatan belajar, karena tanpa adanya motivasi maka
kegiatan proses belajar tidak akan berjalan dengan baik dan
keberhasilan dalam belajar tidak bisa mencapai hasil yang
maksimal. Motivasi dapat terlihat dari hasil belajar yang akan
diperoleh. Iskandar (2012: 181) berpendapat bahwa motivasi
belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan
dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi tumbuh karena
14
ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu,
mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga
sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk
mencapai prestasi.
Menurut Sardiman (2016: 75) Motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non- intelektual.
Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang walaupun
memiliki inteligensia cukup tinggi bisa menjadi gagal jika
motivasi dalam dirinya kurang. Menurut Sani (2013: 49)
motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi
peserta didik atau individu untuk belajar. Tanpa adanya
motivasi belajar, seorang peserta didik tidak akan belajar dan
akhirnya tidak akan mencapai keberhasilan dalam belajar,
sedangkan menurut Alderfer dalam Hamdu dan Agustina
(2011: 83) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam
melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk
mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Menurut Uno (2016: 23) motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
15
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya
hasrat atau keinginan berhasil, (2) adanya dorongan atau
kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita
masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5)
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan (6) adanya
lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan
yang timbul pada siswa untuk mengadakan perubahan tingkah
laku melalui latihan, pengalaman dan aktivitas belajar untuk
mencapai suatu tujuan. Dimensi motivasi belajar meliputi
instrinsik yaitu kebutuhan dalam belajar dan ekstrinsik yaitu
keinginan untuk memperoleh reward dengan indikator mampu
menuliskan kosakata, mampu membaca kosakata,
menyebutkan nama-nama benda yang sedang dipelajari dan
mampu memilih gambar kosakata sesuai dengan yang
didengar.
16
d. Teknik-teknik Memotivasi Siswa
Motivasi belajar tidak selalu timbul dengan sendirinya,
motivasi belajar dapat ditimbulkan, dikembangkan dan
ditingkatkan oleh seorang pendidik. Menurut Elliot (1996) dalam
Khodijah (2014: 158), ada tiga saat dimana seorang guru dapat
membangkitkan motivasi belajar pada siswa, yaitu sebagai
berikut : 1) Pada saat mengawali belajar, guru harus
membentuk sikap positif pada diri siswa dan menumbuhkan
kebutuhannya untuk belajar dan berprestasi. 2) Selama belajar,
yaitu untuk menstimulasi siswa dapat dilakukan dengan
menimbulkan daya tarik pelajaran, juga dapat dilakukan
dengan mengadakan permainan. 3) Mengakhiri pelajaran,
yakni kompetensi dan reinforcement. Guru harus membantu
siswa mencapai kompetensi dengan meyakinkan mereka
memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Menurut Uno (2016: 34) teknik motivasi yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1)
Pernyataan penghargaan secara verbal, 2) Menggunakan nilai
ulangan sebagai pemacu keberhasilan, 3) Menimbulkan rasa
ingin tahu atau minat, 4) Menjadikan tahap dini dalam belajar
mudah bagi siswa, 5) Menggunakan materi yang dikenal siswa
sebagai contoh dalam belajar, 6) Menggunakan simulasi atau
17
permainan, 7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperlihatkan kemahirannya didepan umum, 8) Memperjelas
tujuan belajar yang hendak dicapai, 9) Memberikan hasil kerja
yang telah dicapai serta 10) Membuat suasana persaingan
yang sehat diantara para siswa.
Menurut Iskandar (2012: 193) teknik memotivasi siswa
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Memberikan
penghargaan dengan menggunakan kata-kata (verbal), 2)
Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk belajar
lebih giat, 3) Mengadakan permainan dan menggunakan
simulasi. Guru mengemas pembelajaran dengan menciptkan
suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan dapat melibatkan afektif dan psikomotorik
siswa. 4) Menumbuhkan persaingan dalam diri peserta didik, 5)
Memberikan contoh yang positif, 6) Penampilan guru,
penampilan guru yang menarik, bersih, rapih dan sopan serta
tidak berlebih-lebihan akan memotivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa teknik yang dilakukan guru
untuk memotivasi siswa yaitu ketika awal pelajaran, selama
proses pembelajaran berlangsung dan pada saat akhir
pelajaran dengan cara memberikan penghargaan dengan
18
menggunakan ucapan secara verbal dan non verbal, selama
pelajaran berlangsung menggunakan sebuah media yang
menarik agar menimbulkan rasa ingin tahu dan semangat siswa
serta mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran
sehingga tercipta aktivitas belajar yang aktif.
e. Pengertian Kosakata Bahasa Inggris
Kosakata merupakan hal yang penting untuk untuk
dipelajari, karena sebelum merangkai kalimat, membuat cerita
dan berbicara dengan orang lain setiap individu terlebih dahulu
harus mengenal kosakata. Menurut Sutrisno (2015: 10)
menyatakan bahwa Kosakata atau Vocabulary merupakan
unsur dalam suatu bahasa. Menurut Zaim (2016: 163) kosakata
atau vocabulary adalah representasi makna yang ingin
diajarkan oleh seorang penutur bahasa untuk disampaikan
kepada lawan bicaranya. Menurut Said dan Budimanjaya
(2016: 98) kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh
seseorang atau entitas lain atau merupakan bagian dari suatu
bahasa tertentu. Kosakata didefinisikan seagai himpunan
semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau
semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh
orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Berkaitan
dengan kosakata menurut Djiwandono (2008: 126) dalam
19
Situmorang (2012: 4) mengatakan bahwa kosakata diartikan
sebagai perbendaharaan kata-kata dalam berbagai bentuknya.
Berdasarkan pendapat berkaitan dengan kosakata
diatas, dapat disimpulkan bahwa kosakata bahasa Inggris
adalah suatu unsur yang ada didalam suatu bahasa yang
setiap katanya memiliki arti atau terjemahan.
Jadi yang dimaksud dengan motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris dalam penelitian ini adalah suatu dorongan
yang timbul pada siswa untuk mengadakan perubahan tingkah
laku melalui latihan, pengalaman dan suatu aktivitas belajar
bahasa Inggris untuk mencapai suatu tujuan. Dimensi motivasi
belajar meliputi instrinsik yaitu kebutuhan dalam belajar dan
ekstrinsik yaitu keinginan untuk memperoleh reward dengan
indikator mampu menuliskan kosakata, mampu membaca
kosakata, menyebutkan nama-nama benda yang sedang
dipelajari dan mampu memilih gambar kosakata sesuai dengan
apa yang didengar.
f. Karakteristik Siswa Kelas 2
Sebagai seorang guru atau calon guru, seyogiyanya
harus mengetahui karakteristik siswa . Khususnya karakteristik
anak Sekolah Dasar. Karakteristik berasal dari kata karakter,
dalam Kamus Bahasa Indonesia Karangan Poerwadarminta
20
dikatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat atau sifat-sifat
kejiwaan.
Para ahli berpendapat mengenai karakteristik siswa
berbeda-beda. Seperti yang dirumuskan menurut Munandar
(1999) dalam Hapsari (2016: 254) menyatakan bahwa, usia
sekolah dasar terbagi menjadi dua fase yaitu, fase kelas rendah
(kelas 1-3 SD) dan fase kelas tinggi (kelas 4-6 SD), tetapi dalam
bahasan ini peneliti fokus pada karakteristik fase kelas rendah.
Berikut adalah karakteristik fase kelas rendah tersebut, yaitu :
1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani
(keterampilan kesehatan) dengan prestasi sekolah. 2) Bersikap
tunduk pada peraturan permainan tradisional. 3) Memiliki
kecenderungan untuk memuji diri sendiri. 4) Suka
membandingkan dirinya dengan orang lain, terutama bila
menguntungkan dirinya. 5) Anak belum menganggap tugas itu
penting, sehingga mereka tidak mempersoalkan bahwa tugas
atau soal harus diselesaikan atau tidak. 6) Anak menginginkan
nilai raport yang baik walaupun mereka tidak memperdulikan
apakah prestasinya pantas dinilai baik atau tidak.
Sedangkan menurut Hosnan (2016: 62) menyatakan
bahwa perkembangan anak usia sekolah dasar (usia 8 tahun)
memiliki ciri-ciri dari mulai fisik, sosial, bahasa dan kognitif. Ciri-
ciri tersebut adalah sebagai berikut : Pada ranah fisik yaitu : 1)
21
Bergerak cepat, bekerja dengan tergesa-gesa. 2) Penuh
dengan energi. 3) Perlu perlepasan energi secara fisik. 4)
Rentang konsentrasi terbatas. Pada ranah sosial yaitu : 1) Suka
bekerja sama. 2) Lebih suka kegiatan yang sama dengan
teman sejenis. 3) Resisten (bertahan) membuat alasan dengan
cepat ketika membuat kesalahan. 4) Kelompok pertemanan
lebih banyak dari usia 7 tahun
Pada ranah Bahasa memiliki ciri yaitu : 1) Bicara aktif.
2) Mendengarkan tapi penuh denngan gagasan sehingga tidak
dapat selalu ingat apa yang telah dikatakannya . 3) Suka dalam
menjelaskan gagasan. 4) Peluasan dan perkembangan
kosakata yang sangat cepat. Pada ranah Kognitif memiliki ciri
yaitu : 1) Suka kegiatan kelompok. 2) Suka menghasilkan
sesuatu. 3) Sering bekerja dengan kuat/ keras 4) Mulai mahir
dalam keterampilan dasar.
Berkaitan dengan karakteristik siswa, menurut Piaget
dalam Sani (2013: 13) ciri-ciri atau karakteristik tahapan
perkembangan kognitif anak dibagi menjadi 4 tahapan yaitu : 1)
Sensorimotor usia 0 sampai dengan 2 tahun, 2) Pra-
Operasional usia 2 sampai dengan 7 tahun, 3) Operasional
Konkret usia 7 sampai dengan 11 tahun dan 4) Operasional
Formal usia mulai dari 11 tahun. Karakteristik siswa kelas 2
yaitu berkisar antara 7-8 tahun yang artinya usia tersebut
22
masuk pada tahapan Operasional Konkret dengan ciri-ciri
sebagai berikut yaitu : 1) logika tentang sifat timbal balik dan
kekekalan, 2) melakukan klasifikasi, 3) tidak lagi bersifat
egosentris, 4) pikiran masih terbatas padda hal-hal konkret, 5)
belum dapat memecahkan persoalan yang absktrak.
Berdasarkan teori yang dipaparkan diatas, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik anak kelas 2 yaitu merupakan
kategori kelas rendah dengan karakteristiknya seperti
menyukai permainan simbolis, menyukai belajar dengan cara
bekerjasama dengan teman, perkembangan kosakata yang
cepat, menyukai kelas yang dikreasikan, belajar secara
bertahap, tidak suka melakukan kesalahan dan suka dipuji.
2. Hakikat Media Pembelajaran Jigsaw Puzzle
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan bagian yang melekat dari proses
pembelajaran. Media berfungsi dan berperan mengatur
hubungan efektif guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius. Arti kata
medius adalah tengah, perantara atau pengantar. Dalam
proses pembelajaran, media seringkali diartikan sebagai alat-
alat grafis, photografis atau alat elektronik yang berfungsi untuk
menangkap, memperoleh, memproses dan menyusun kembali
23
informasi visual atau verbal. Media merupakan segala bentuk
alat yang dipergunakan dalam proses penyaluran atau
penyampaian informasi.
Media pembelajaran merupakan komponen dalam
suatu proses pembelajaran, dengan media pembelajaran
diharapkan penyampaian isi materi dapat lebih mudah dan
menarik. Menurut Dale (1946) dalam Mahfud, dkk (2015: 5)
berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan klasifikasi
pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang
paling abstrak, dimana partisipasi, observasi dan pengalaman
langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
pengalaman belajar yang diterima siswa.
Menurut Wibawanto (2017: 17) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah semua alat bantu yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud
menyampaikan pesan (informasi) pembelajatan dari sumber
(guru) kepada penerima pesan (peserta didik). Menurut Wati
(2016: 3) berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan
alat dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi
antara seorang guru dan siswa. Media pembelajaran digunakan
dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
24
Menurut Nurdin dan Ardiantoni (2016: 119) media
pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar
mengajar. Sesuatu apapun yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan kemampuan
atau keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar atau kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah semua alat bantu yang digunakan
oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar yang didalamnya
terdapat semua materi pelajaran yang ingin disampaikan
kepada peserta didik, sehingga media pembelajaran dapat
membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran merupakan bagian
penting dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, karena
dengan media pembelajaran yang digunakan dapat memotivasi
siswa untuk terus belajar dan mengikuti setiap aktivitas belajar
dikelas. Menurut Kemp & Dayton (1985: 28) dalam Arsyad
(2011: 19) media pembelajaran memiliki tiga fungsi utama
apabila media digunakan untuk perorangan, kelompok atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu : 1)
Memotivasi minat atau tindakan, 2) Menyajikan informasi dan
3) memberi instruksi.
25
Menurut Wati (2016: 10) media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi diantaranya yaitu, 1) fungsi atensi yaitu, fungsi
inti dari media pembelajaran yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada materi
pembelajaran yang disampaikan, 2) fungsi afektif yaitu, fungsi
dari media pembelajaran yang dapat dilihat dari tingkat
kenyamanan siswa, 3) fungsi kognitif yaitu, fungsi dari media
pembelajaran yang terllihat dari tampilan materi pembelajaran
tersebut memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
materi pembelajaran, 4) fungsi kompensatoris yaitu, fungsi
media pembelajaran yaitu untuk mengakomodasi siswa yang
lemah atau lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan.
Menurut Munadi (2013: 37) ada beberapa fungsi media
pembelajaran yaitu : 1) Fungsi media pembelajaran sebagai
sumber belajar, yakni segala macam sumber yang ada di luar
diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar, 2) Fungsi semantik,
yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan
kata (simbol verbal) yang makna atau maksud nya benar-benar
dipahami anak didik, 3) Fungsi manipulatif, yakni kemampuan
media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan
26
dalam bentuk aslinya, 4) Fungsi psikologis, yakni media
pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa serta
menggugah perasaan, emosi, tingkat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap sesuatu serta meningkatkan
motivasi 5) Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan
sosio-kuktural antar peserta komunikasi pembelajaran.
Menurut Ibrahim dalam Nurdin dan Ardiantoni (2016:
120) Secara umum media pembelajaran mempunyai fungsi
sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas sehingga mempermudah siswa dalam
memahami pesan tersebut, 2) Mengatasi keterbatasan ruang
waktu dan daya indera, 3) Menarik perhatian siswa dalam
proses belajar mengajar dan 4) Menimbulkan gairah belajar
pada siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran adalah untuk
menyajikan informasi serta memudahkan terjadinya proses
belajar, untuk menarik perhatian agar siswa berkonsentrasi,
menggugah perasaan senang serta meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam belajar.
27
c. Pengertian Jigsaw Puzzle
Puzzle merupakan suatu alat yang bisa digunakan
dalam proses pembelajaran, puzzle juga memiliki berbagai
macam jenisnya. Menurut Marasaoly (2009: 25) dalam Srianis,
et al. (2014: 5) menyatakan salah satu permainan
edukatif yang dapat mengoptimalkan kemampuan dan
kecerdasan anak adalah permainan Puzzle. Pada intinya,
permainan ini dapat merangsang kecerdasan dan kreativitas
anak. Dari kegiatan ini akan banyak muncul pengetahuan baru
dan pengingatan kembali akan suatu materi pembelajaran.
Menurut Al Azizy (2010: 79) puzzle merupakan suatu
media pembelajaran berupa potongan-potongan gambar yang
disusun hingga terbentuk menjadi gambar yang utuh.
Menurut Rokhmat (2006: 50) Srianis, et al. (2014:
5) menyatakan, “Puzzle adalah permainan kontruksi melalui
kegiatan memasang atau menjodohkan kotak-kotak, atau
gambar bangun-bangun tertentu sehingga akhirnya
membentuk sebuah pola tertentu.”
Ada beberapa cara untuk meningkatkan atau
mengasah kosakata bahasa Inggris siswa. Menurut Airin (2018:
21) cara meningkatkan kosakata bahasa Inggris yaitu, 1)
membaca semua buku dimulai dari buku dengan kosakata
sederhana, 2) Belajar dengan menggunakan media kartu
28
kosakata, dan 3) Belajar kosakata dengan sebuah media
permainan seperti jigsaw puzzle dan lainnya. Sedangkan
menurut Hatch dan Brown dalam Cameron (2007:83) bahwa
ada beberapa tahapan yang membantu siswa dalam
menguasai kosakata yaitu, 1) memiliki sumber untuk
memadukan dengan kata baru, seperti sumber dari gambar, 2)
Menyajikan dengan gambar yang jelas untuk mengenali
kosakata baru, agar siswa lebih tertarik untuk belajar, dan 3)
belajar dengan cara mengartikan kosakata.
Sehingga berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa puzzle adalah suatu media berupa
permaian papan yang terdiri dari potongan-potongan gambar,
huruf, angka dll yang bila disusun akan membentuk suatu pola
atau gambar utuh tertentu. Dimana dengan media jigsaw
puzzle dapat digunakan untuk belajar kosakata bahasa Inggris
siswa sehingga pembelajaran bahasa Inggris dapat
menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar kosakata bahasa Inggris.
d. Manfaat Jigsaw Puzzle
Media permainan puzzle memiliki manfaat yaitu
dengan puzzle siswa akan termotivasi untuk menyelesaikan
teka-teki. Menurut Abdulloh (2012) dalam Anjani dan Nurjanah
(2014: 188) manfaat puzzle sebagai media belajar adalah
29
sebagai berikut : 1) Meningkatkan keterampilan kognitif, yaitu
keterampilan kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk
belajar dan memecahkan masalah, melalui media puzzle anak-
anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun
gambar menjadi utuh. 2) Meningkatkan keterampilan motorik
halus, yaitu anak dapat melatih koordinasi tangan dan mata
untuk mencocokkan kepingan-kepingan puzzle dan
menyusunnya menjadi satu gambar. Keterampilan motorik
halus berhubungan dengan kemampuan anak menggunakan
otor-otot kecilnya khususnya jari-jari tangannya. 3) Melatih
kemampuan nalar dan daya ingat serta konsentrasi, 4)
Pengetahuan melalui Puzzle, yaitu anak akan belajar banyak
hal mulai dari warna, bentuk, gambar-gambar kepingan-
kepingan puzzle sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
Pengetahuan yang didapat dari sebuah permainan biasanya
akan lebih mengesankan bagi anak dibandingkan pengetahuan
yang didapat dari hafalan. 5) Meningkatkan keterampilan
sosial, yaitu media puzzle dapat dimainkan lebih dari satu orang
dan jika puzzle dimainkan secara berkelompok tentunya butuh
diskusi untuk merancang kepingan-kepingan gambar dari
puzzle tersebut, maka hal tersebut akan meningkatkan interaksi
sosial.
30
Menurut Sucianty (2010: 78) dalam Khomsoh (2013: 2)
manfaat puzzle adalah 1) Mengasah otak, 2) Melatih koordinasi
mata dan tangan, 3) Melatih kesabaran dan 4) Menambah
pengetahuan
Menurut Wahyuni dan Yolanita (2010) dalam Husna,
dkk. (2017: 67) Puzzle memiliki beberapa manfaat yaitu : 1)
puzzle dapat menarik minat peserta didik, 2) gambar pada
puzzle dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, karena
tidak semua objek dapat dibawa kedalam kelas, 3) dengan
adanya media puzzle peserta didik dapat melihat, mengamati,
dan melakukan percobaan serta dapat menambah wawasan,
4) meningkatkan keaktifan peserta didik untuk belajar, 5) puzzle
dapat membuat peserta didik termotivasi untuk fokus dalam
mengikuti permaiannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa media jigsaw puzzle dapat dipakai untuk meningkatkan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa selain itu,
media puzzle adalah dapat meningkatkan keterampilan kognitif
berupa menambah wawasan/ pengetahuan, daya ingat dan
konsistensi. Dapat meningkatkan keterampilan motorik halus,
yaitu mengkoordinasi mata & tangan. Dapat meningkatkan
keterampilan sosial seperti kerjasama sesama teman.
31
e. Cara Bermain Media Jigsaw Puzzle
Jigsaw puzzle pertama kali diproduksi tahun 1766 oleh John
Spilbury seorang ahli pembuat peta. Jigsaw puzzle merupakan
teka-teki yang dibuat dari sebuah gambar yang dipotong-
potong dengan desain khusus dan dapat disambung-sambung
kembali menjadi gambar yang utuh. Jigsaw puzzle sangat
menarik bagi siswa dan dapat membantu kreativitas, selain itu
jigsaw puzzle juga memberikan pengalaman edukatif pada
semua usia.
Jigsaw Puzzle adalah alat permainan edukatif yang
sudah dimodifikasi dan di buat oleh peneliti. Berikut adalah
gambar dari media jigsaw puzzle yang dibuat oleh peneliti :
Gambar 2.1 Media Jigsaw Puzzle
Jigsaw puzzle terbuat dari bahan triplex berukuran 90
X 65 cm, dengan tebal 6 mm. Jigsaw puzzle ini dibuat khusus
untuk belajar kosakata bahasa Inggris, yaitu terdiri dari:
1. Papan atau alas jigsaw puzzle. Pada papan atau alas jigsaw
puzzle akan ditempelkan kosakata bahasa Inggris yang
sedang dipelajari sebagai contoh car, tree, motorcycle,
32
bicycle, gate dan sebagainya menggunakan kertas stiker
berukuran 10 x 5 cm.
2. Media ini juga memiliki kepingan-kepingan jigsaw puzzle
berjumlah 12 kepingan, dan di balik kepingan-kepingan
jigsaw puzzle tersebut terdapat gambar dari setiap kosakata
yang sedang dipelajari contohnya picture of car, picture of
tree, picture of motocycle, picture of bicycle dan picture of
gate.
3. Bagian atas jigsaw puzzle bila sudah tersusun secara benar
akan membentuk pola gambar yang sedang dipelajari.
Contohnya ketika sedang belajar tentang materi “The
Garden” maka jigsaw puzzle tersebut akan membentuk
gambar The Garden.
Berikut cara memainkan media jigsaw puzzle yaitu :
1. Guru membagi siswa menjadi kelompok, 1 kelompok
beranggotakan 5-6 siswa.
2. Guru telah menyiapkan 4 amplop untuk setiap kelompok.
1 kelompok akan mendapat 1 amplop berisi 3 sampai 4
soal. Soal berupa gambar dari kosakata contohnya gambar
pohon, lalu siswa diminta untuk menuliskan kosakata
bahasa Inggris tersebut kedalam kotak-kotak yang telah
33
disiapkan. Soal tersebut harus diselesaikan secara
berkelompok.
3. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal dalam
amplop terlebih dahulu, selanjutnya diminta untuk mencari
gambar di balik kepingan jigsaw puzzle. Sebagai contoh
kelompok 1 mendapat soal kosakata dalam amplop yaitu
mobil, pohon dan sepeda. Jadi, kelompok tersebut akan
mencari gambar dari kosakata tersebut yang terdapat di
balik kepingan jigsaw puzzle.
4. Selanjutnya setiap kelompok akan menjodohkan kepingan
puzzle tersebut pada alas jigsaw puzzle, dimana di alas
atau di papan puzzle tesebut sudah terdapat kosakata dari
gambar di balik kepingan jigsaw puzzle.
5. Jigsaw puzzle yang telah tersusun secara benar akan
membentuk satu subtema yang sedang diajarkan pada hari
itu, contohnya the garden dan seterusnya.
34
B. Kerangka Berpikir
Motivasi belajar bahasa Inggris merupakan suatu dorongan
yang timbul dari dalam dan luar diri siswa untuk melakukan
perubahan tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan aktivitas
belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar bahasa
Inggris merupakan unsur dalam belajar yang harus dimiliki oleh
siswa agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang baik serta
prestasi belajar disekolah, dengan adanya motivasi siswa dapat
belajar bahasa Inggris tanpa adanya paksaan dan dapat mengikuti
aktivitas belajar dikelas secara aktif dan menyenangkan. Motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris akan membuat siswa memiliki
dorongan dan keinginan untuk belajar, terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, semangat dalam belajar, memiliki antusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, adanya perasaan senang dalam
mengikuti pembelajaran, adanya reward dalam belajar, adanya
aktivitas belajar yang menyenangkan dan adanya penggunaan
media yang menarik dalam belajar.
Diharapkan dengan adanya motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris siswa dapat menguasai kosakata bahasa Inggris seperti
dapat menulis dan membaca kosakata bahasa Inggris seperti car,
tree, motorcycle dan bicycle atau materi yang sedang dipelajari
sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Kenyataannya pembelajaran bahasa Inggris masih menjadi
35
pelajaran yang dianggap sulit, sehingga kerap kali bahasa Inggris
menjadi pelajaran yang dihindari, maka dari itu seorang guru perlu
merancang pembelajaran bahasa Inggris dengan sedemikian rupa
agar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan yang bukan
hanya dengan metode menghafal, salah satunya dengan cara
menggunakan media jigsaw puzzle, dengan penggunaan media
jigsaw puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Jigsaw
puzzle merupakan salah satu permainan edukatif yang dapat
meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa karena media ini
menuntut siswa untuk berpikir bagaimana cara menjodohkan
kepingan-kepingan puzzle dengan benar.
36
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori diatas, maka hipotesis tindakan pada
penelitian ini adalah : melalui penggunaan media jigsaw puzzle
dapat meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris pada
kelas 2.
37
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Rorotan
01 Pagi. Peneliti memilih Sekolah Dasar ini karena, berdasarkan
observasi pada pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlihat
bahwa pada saat proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya
pada materi penguasaan kosakata masih menggunakan metode
konvensional yaitu dengan cara menghafal tiap kosakata beserta
artinya yang membuat siswa cepat bosan dan kurang berminat
pada saat pelajaran bahasa Inggris berlangsung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai sejak
Bulan April s/d Mei 2017 untuk tahap penyusunan proposal dan
seminar proposal dilanjutkan kembali pada Bulan Januari s/d April
2018 untuk tahapan persiapan penelitian sampai dengan
penyusunan akhir laporan penelitian. Berikut merupakan detail
jadwal penelitian :
38
Tabel 3.1Jadwal Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan
kelas menurut Elliot dalam Arifah (2017: 22) adalah peristiwa sosial
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya,
dimana proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan
hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional.
Sedangkan menurut Taggart dalam Hidayat, dkk. (2015: 42)
penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktek-praktek tersebut
terhadap situasi tempat dilakukannya praktek tersebut. Menguatkan
pendapat ahli sebelumnya menurut Lewin (1958: 201) dalam
Yuliantoro (2015: 13) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas
39
adalah penelitian yang berusaha mengembangkan daya pikir
reflektif, analisis secara cermat dan pengambilan keputusan
sekaligus tindakan yang dilakukan oleh individu atau kolaborator
yang berpartisipasi mengenai “masalah tertentu” yang sama-sama
mereka alami.
Model penelitian tindakan yang digunakan oleh peneliti ini,
yaitu model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis & Taggart.
Penelitian ini meliputi 1 pertemuan pada saat pra-siklus 2 siklus dan
setiap siklus 3 pertemuan dengan 4 tahapan yaitu : Perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
C. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dirancang mengikuti 4 tahapan yang
harus dilalui yaitu : 1) Perencanaan (Planning), 2) Tindakan (Acting),
3) Pengamatan (Observing) dan 4) Refleksi (Reflecting).
Perencanaan dilakukan sebagai dasar untuk identifikasi masalah
dan penetapan alternatif masalah. Pelaksanaan dilakukan dengan
menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario tindakan,
sedangkan pengamatan dilakukan sebagai dasar menilai hasil
tindakan melalui observasi dengan menggunakan format penilaian,
dan refleksi dilakukan sebagai dasar bagi perbaikan pada siklus
berikutnya. Jumlah siklus dapat ditambah atau dikurangi sesuai
dengan peningkatan yang dicapai didalam proses pembelajaran saat
penelitian.
40
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Menurut Tampubolon (2016:35) bahwa keberhasilan
tindakan, apabila rata-rata kelas telah mencapai minimal 75%,
sedangkan keberhasilan pencapaian tindakan ini dibuat berdasarkan
kesepakatan peneliti dengan kolaborator. Bila dari analisis deskriptif
prosentase telah mencapai total skor 80% untuk setiap aspek
indikator verbal, maka tujuan penelitian telah tercapai.
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila :
1. Sebanyak 80% dari siswa dapat menyebutkan nama-nama
benda sesuai gambar
2. Sebanyak 80% dari siswa dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris.
3. Sebanyak 80% dari siswa dapat membaca kosakata bahasa
Inggris
4. Sebanyak 80% dari siswa dapat memilih gambar kosakata
bahasa Inggris sesuai yang didengar dengan benar
E. Desain dan Prosedur Tindakan
1. Desain Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian untuk
meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi
The things in the house melalui media Jigsaw Puzzle. Melalui
penelitian ini, peneliti ingin memperkenalkan dan menerapkan
41
media Jigsaw Puzzle dalam belajar kosakata bahasa Inggris
pada kelas 2, agar siswa tidak lagi menggunakan metode
menghafal.
Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan Januari
hingga Juni, yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, guru
muatan lokal yang mengajar kelas 2. Tindakan dilakukan dengan
cara perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan
(observing) dan refleksi (Reflecting)
Gambar 3.2. Rancangan Penelitian Tindakan ModelKemmis & Taggart
2. Prosedur Tindakan
Sebelum masuk pada kegiatan siklus, peneliti membuat
persiapan yang mencakup semua langkah tindakan secara rinci
yaitu mulai dari pemilihan materi pembelajaran, waktu
pembelajaran, rencana pembelajaran, sitausi kelas, strategi
42
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan menyiapkan
alat pengumpulan data berupa kamera dll.
Adapun tahapan tindakan yang dilakukan sesuai Kemmis &
Taggart terdiri dari :
a. Kegiatan Pra penelitian
Sebelum peneliti melaksanakan siklus I, peneliti
melakukan persiapan-persiapan tindakan yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
1) Membuat surat izin untuk melaksanakan kegiatan
penelitian tindakan kelas disekolah yang akan diteliti.
2) Mencari dan mengumpulkan informasi atau data siswa
yang akan menjadi subjek penelitian yaitu kelas 2 Sekolah
Dasar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti, kenyataan yang terjadi di lapangan adalah proses
belajar mengajar masih menggunakan metode menghafal
kosakata bahasa Inggris secara bersama atau individu.
Hal tersebut menyebabkan pembelajaran di kelas menjadi
membosankan.
3) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian, yaitu pada
bulan Januari sampai dengan Juni 2018.
4) Mempersiapkan media dan alat yang akan digunakan
selama penelitian yang terkait dengan pelaksanaan
43
kegiatan belajar kosakata bahasa Inggris materi The
things in the house melalui media Jigsaw Puzzle.
b. Kegiatan Siklus 1
Setelah melakukan persiapan-persiapan pra penelitian,
peneliti melakukan langkah-langkah penelitian tindakan yang
dimulai dari siklus I dengan tahapan sebagai berikut yaitu :
1) Perencanaan (planning)
Berdasarkan hasil observasi pada pra penelitian,
peneliti menyusun perencanaan untuk melaksanakan
penelitian tindakan siklus I, yaitu : (1) Peneliti bersama
kolaborator menentukan pokok bahasan media
pembelajaran Jigsaw Puzzle untuk meningkatkan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi The
things in the house, selanjutnya peneliti bersama dengan
kolaborator membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
yang akan diberikan kepada anak pada siklus I, (2)
Menyiapkan media yang sesuai dengan tindakan yang
akan diberikan, (3) Menyiapkan alat yang akan digunakan
sebagai alat pengumpulan data, yaitu pedoman
observasi, kamera atau (video recorder) dan catatan
lapangan saat dilaksanakannya penelitian.
44
2) Tindakan (acting)
Setelah menyiapkan peralatan dan tempat, maka
peneliti bersama kolaborator memulai pelaksanaan
sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah
dirancang sebelumnya bersama kolaborator. Program
tindakan disetiap siklus terdiri atas 3 pertemuan masing-
masing berdurasi 35 menit, yaitu 5 menit pembukaan
(apersepsi), 25 menit pengenalan materi kosakata bahasa
Inggris dan permainan melalui media jigsaw puzzle dan 5
menit untuk evaluasi. Setiap akhir siklus I dan II dari
kegiatan belajar melalui media jigsaw puzzle akan
dilakukan evaluasi formatif untuk melihat hasil proses
belajar siswa. Skor hasil evaluasi formatif pada akhir
setiap pokok bahasan tersebut akan menjadi bahan
refleksi yang akan dilakukan oleh peneliti bersama
kolaborator pada akhir siklus I. Refleksi keseluruhan akan
dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator pada akhir
siklus setelah 3 kali pertemuan, sama hal nya ketika
siklus II berlangsung, refleksi juga dilakukan di akhir
pertemuan, yaitu pada pertemuan keempat.
45
3) Pengamatan (observing)
Selama pelaksanaan kegiatan belajar kosakata
bahasa Inggris melalui media Jigsaw Puzzle, peneliti dan
kolaborator mengamati jalannya kegiatan belajar
mengajar dikelas untuk melihat apakah tindakan-tindakan
tersebut sesuai dengan apa yang sudah direncanakan,
dan melihat ketercapaian dari indikator-indikator yang
ingin dicapai. Hasil pengamatan akan di catat dalam
bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan
pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti
dan kolaborator, selain itu peneliti dan kolaborator
melakukan evaluasi formatif disetiap akhir pelaksanaan
pembelajaran melalui media jigsaw puzzle yang diberikan
untuk melihat pengaruh dari dilaksanakannya kegiatan
tersebut bagi siswa, kemudian peneliti dan kolaborator
mengamati hal-hal yang muncul selama kegiatan
berlangsung, dapat ditandai dengan pemberian simbol
checklist () pada lembar pedoman observasi aktivitas
siswa. Laporan hasil observasi digunakan sebagai bahan
tambahan penentuan ketercapaian dari indikator-indikator
variabel didalam penelitian, sehingga menjadi bahan
pertimbangan untuk membuat program perbaikan
berikutnya, selain itu selama tindakan berlangsung
46
peneliti juga melakukan dokumentasi dengan
menggunakan kamera, dengan demikian data yang akan
di peroleh dalam penelitian dapat menjadi bukti autentik
dari hasil penelitian selama kegiatan berlangsung.
4) Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan peneliti
bersama kolaborator. Pelaksanaan refleksi ini bertujuan
untuk menganalisis ketercapaian proses pemberian
tindakan, juga untuk menganalisis faktor penyebab tidak
tercapainya tindakan yang telah dilakukan sebelumnya
yaitu, pada kegiatan belajar kosakata bahasa Inggris
melalui media jigsaw puzzle pada siklus I, apakah
kegiatan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris, lalu bagaimana motivasi belajar
bahasa Inggris siswa sebelum dan sesudah diberikan
tindakan pada setiap akhir siklus.
F. Teknik Pengambilan Data
1. Definisi Konseptual
Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris merupakan suatu
dorongan yang timbul dari dalam dan luar diri siswa untuk
melakukan perubahan tingkah laku melalui latihan, pengalaman
dan aktivitas belajar bahasa Inggris. Dimensi Motivasi belajar
47
kosakata bahasa Inggris meliputi instrinsik (kebutuhan dalam
belajar) dan ekstrinsik (keinginan untuk memperoleh reward)
dengan indikator dapat menuliskan kosakata bahasa Inggris,
dapat membaca kosakata bahasa Inggris, dapat menyebutkan
kosakata bahasa Inggris dan dapat memilih gambar kosakata
bahasa Inggris sesuai dengan yang didengar.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah skor yang diperoleh siswa melalui
observasi dengan menggunakan lembar instrumen berdasarkan
indikator motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi The
things in the house. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
skala ordinal.
Menurut Djaali (2008:26) pemberian skor checklist pada
lembar instrumen penilaian menggunakan skala ordinal dengan
pilihan jawaban yaitu : Skor 3 untuk motivasi tinggi, 2 untuk
sedang dan skor 1 untuk rendah.
3. Kisi-kisi Instrumen
Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional yang
telah dirumuskan diatas, instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur motivasi belajar bahasa Inggris materi The things in
the House adalah sebagai berikut
48
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar MateriKosakata atau Vocabulary.
Variabel Dimensi Indikator Penilaian3 2 1
Motivasibelajar
kosakatabahasaInggris
Instrinsik(Kebutuhanbelajar)
Dapat menyebutkan nama-nama bendayang sedang dipelajari sesuai gambar
Dapat menuliskan kosakata bahasaInggris
Dapat membaca kosakata bahasaInggris
Ekstrinsik(Keinginanuntukmemperolehreward)
Dapat memilih gambar dari kosakatabahasa Inggris sesuai yang diucapkandengan benar.
Keterangan :Indikator 1:Dapat menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan benarIndikator 2:Dapat membaca kosakata bahasa Inggris dengan benarIndikator 3:Dapat menyebutkan nama-nama benda yang sedang dipelajari dengan benarIndikator 4:Dapat memilih gambar dari kosakata bahasa Inggris sesuai yang diucapkandengan benar
4. Jenis Instrumen
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
adalah pedoman observasi yang terdiri atas butir-butir indikator
yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris materi kosakata The things in the house pada
siswa kelas 2 Sekolah Dasar. Peneliti dan kolaborator juga
melakukan pengamatan ketika proses kegiatan pembelajaran
dan dokumentasi pada saat kegiatan belajar.
49
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan
sejak penelitian terlaksana dan dikembangkan selama proses
refleksi sampai penyusunan laporan. Data dikumpulkan pada setiap
kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian, kemudian
akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik
persentase untuk melihat kecenderungan motivasi yang terjadi
dalam belajar kosakata bahasa Inggris.
1. Analisis data akan dihitung dengan statistik sederhana
menggunakan rumus rata-rata (mean) hitung data tunggal
Sudijono (2015:81) yaitu :
= ∑ χKeterangan :
X = Mean yang akan dicari
∑ χ = Jumlah seluruh nilai siswa kelas 2= ℎ / Banyaknya frekuensi yang ada
50
2. Persentase untuk rata-rata kenaikan motivasi belajar dapat
dihitung dengan rumus, sebagai berikut :
= ∑Keterangan :
MX = Persentase rata-rata
∑x = Jumlah skor seluruh siswa kelas 2C dikelas
n = Jumlah total frekuensi/ jumlah total siswa
Pada analisis ini akan diketahui perubahan motivasi belajar bahasa
Inggris materi kosakata the things in the house pada kelas 1 melalui media
Jigsaw Puzzle pada sebelum dan setelah diberikan tindakan siklus I dan
Persentase kenaikan siklus I = Persentase siklus I – Persentase pra siklus
Persentase kenaikan siklus II = Persentase siklus II – Persentase siklus I
51
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan di SD Negeri Rorotan
01 Pagi yang terletak di Jl. Rorotan IX No. 1 RT 11 RW 10 Kelurahan
Rorotan Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara 14140 DKI Jakarta. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 25 siswa,
terdiri dari 12 siswa dan 13 siswi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di kelas, dapat
dideskripsikan data hasil penelitian untuk melihat peningkatan motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris siswa melalui media jigsaw puzzle.
Berikut adalah deskripsi dari penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan :
1. Data Pra Siklus
Pra siklus adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti
sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan. Tahap pra siklus adalah
tahap dimana belum diterapkannya metode atau model
pembelajaran dan belum digunakannya media jigsaw puzzle.
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan
kosakata siswa dan bagaimana motivasi belajar bahasa Inggris
siswa. Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 29 Januari
2018 . Hasil yang didapat pada saat pra siklus di kelas 2 adalah
52
siswa hanya menyalin kosakata bahasa Inggris beserta arti yang
telah ditulis oleh peneliti di papan tulis dan siswa diminta untuk
menghafal nya. Deskripsi dari hasil pra siklus adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti dan kolaborator merancang
dan mendesain kegiatan pembelajaran kosakata bahasa
Inggris. Peneliti membuat indikator yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar kosakata bahasa Inggris di kelas 2 SD Negeri
Rorotan 01 yang berjumlah 25 siswa.
b. Tahap Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan ini, siswa memulai pelajaran dengan
berdo’a bersama-sama, lalu mengucapkan salam. Pada proses
kegiatan belajar mengajar di kelas, peneliti menulis kosakata
bahasa Inggris beserta artinya di papan tulis lalu
memerintahkan siswa untuk menyalin di buku masing-masing
lalu menghafal serta membaca secara bersama-sama.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap pengamatan peneliti dan guru mengamati siswa
ketika sedang menghafal dan membaca kosakata bahasa
Inggris. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu sebagian siswa
masih bingung dan belum tepat ketika membaca kosakata
dalam bahasa Inggris tersebut. Proses pembelajaran juga
53
terlihat monoton, siswa siswi kurang antusias selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah :
1) Kurangnya media pembelajaran saat proses pembelajaran
berlangsung.
2) Saat kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
konvensional, hanya menulis di papan tulis dan mencatat.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Tahap refleksi merupakan tahapan akhir dari serangkaian
tahapan yang telah dilaksanakan di kelas oleh guru dan juga
peneliti. Pada tahap refleksi guru dan peneliti mengkaji
ketercapaian pembelajaran juga motivasi belajar siswa
sebelum diberikan media jigsaw puzzle, ternyata sebagian
siswa masih bingung bagaimana cara membaca kosakata yang
tepat, penulisan kosakata yang masih salah sebagai contoh
chicken di tulis ciken juga siswa terlihat tidak antusias dalam
proses pembelajaran, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
54
Tabel 4.1
Data Hasil Pra-Siklus
No Nama SiswaButir Pengamatan
(Indikator) Total Skor %1 2 3 4
1 AB 2 1 1 1 5 42%2 AH 2 1 1 1 5 42%3 AP 1 2 1 1 5 42%4 AN 2 1 1 1 5 42%5 AS 2 1 1 1 5 42%6 AD 2 1 2 2 7 59%7 BS 2 1 1 2 6 50%8 CS 3 2 2 1 8 67%9 DC 1 2 1 1 5 42%10 FR 2 2 1 1 6 50%11 GP 1 1 1 1 4 34%12 GF 1 1 2 1 5 42%13 IQ 2 1 1 1 5 42%14 KA 1 1 1 1 4 34%15 RA 1 2 1 1 5 42%16 RI 2 1 1 1 5 42%17 MZ 2 1 2 1 6 50%18 NA 1 1 2 1 5 42%19 PN 1 2 1 1 5 42%20 RN 2 1 2 1 6 50%21 RH 1 1 2 1 5 42%22 RM 2 1 2 1 6 50%23 SM 1 2 1 1 5 42%24 SR 2 2 1 1 6 50%25 VA 1 1 1 1 4 34%
JUMLAH 40 33 33 27 133 1116%RATA-RATA 1,6 1,32 1,32 1,08 5,32 44,64%
55
Keterangan :
a) Skor Individu di dapat dengan rumus := ×100%= ×100%= 0,4166667 × 100%= 41,66667% (Di bulatkan menjadi 42%)
b) Rata-rata di dapat dengan rumus := ∑ χ
40 = 1,6Keterangan :
Mx = Nilai Rata-rata
∑x = Jumlah nilai anak
N = Jumlah Anak
c) Persentase kelas di dapat dengan rumus := ∑ χ
1116 = 44,64Keterangan :
Mx = Nilai Rata-rata
∑x = Jumlah skor seluruh anak dikelas
N = Jumlah Anak
Indikator 1 : Menyebutkan nama-nama benda yang sedangdipelajari sesuai gambar
Indikator 2 : Menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan benarIndikator 3 : Membaca kosakata bahasa Inggris dengan benarIndikator 4 : Memilih gambar dari kosakata bahasa Inggris sesuai
yang didengar dengan benar
56
Dari data yang diperoleh pada pra siklus dapat dibuat dalam diagram
grafik yang akan terlihat sebagai berikut :
Gambar 4.2Grafik Hasil Observasi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pra siklus
didapat persentase motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa dalam
materi “the things in the house” secara keseluruhan sebesar 44,64% . Dari
hasil yang diperoleh terlihat bahwa kurangnya persentase motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris pada siswa disebabkan karena belum
diberikannya kegiatan pembelajaran melalui media jigsaw puzzle.
Diharapkan dengan menggunakan media jigsaw puzzle motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris pada kelas 2 C dapat lebih baik dan
meningkat dibandingkan sebelumnya.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
AB AH AP AN AS AD BS CS DC FR GP GF IQ KA RA RI MZ NA PN RN RH RM SM SR VA
57
Tabel 4.3Temuan yang harus diperbaiki pada siklus I
No Temuan pada Pra-Siklus Rencana Perbaikan1 Sebagian besar siswa masih terlihat
banyak diam, ada pula yang bercandadengan teman
Peneliti dan guru akanmemberikan ice breakingagar siswa lebih fokus,konsentrasi & semangat
2 Sebagian siswa masih bingungbagaimana membaca kosakata danmenulis kosakata bahasa Inggris
Peneliti dan guruberusaha untukmembimbing siswa dalambelajar kosakata bahasaInggris
3 Sebelum dikenalkan media jigsawpuzzle siswa belum tertarik untukbelajar bahasa Inggris
Peneliti dan gurumemberikanpembelajaran denganmengenalkan mediajigsaw puzzle, dimanaanak-anak akan bermainjigsaw puzzle bersama-sama dikelas
2. Data Siklus I
Pada siklus I peneliti melaksanakan tindakan kelas sebanyak 3
kali pertemuan. Adapun satuan perencanaan tindakan kelas yang
sudah di rancang oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan
yang dimulai dari tanggal 5 sampai 19 Februari 2018. Berikut
perencanaan penelitian pada siklus I yang sudah dirancang
oleh peneliti :
Tujuan : Meningkatkan kosakata bahasa Inggris
Materi Pokok : Kosakata “the things in the house”
58
Media : Media jigsaw puzzle
Waktu : 35 menit
Pertemuan 1 : Membaca kosakata bahasa Inggris
materi “The Garden”
Pertemuan 2 : Membaca kosakata bahasa Inggris
materi “The Living room”
Pertemuan 3 : Membaca kosakata bahasa Inggris
materi “The Dining room”
a) Pada tahap perencanaan, sebelumnnya peneliti dan
kolaborator berdiskusi dan membuat satuan
perencanaan tindakan kelas yang akan diberikan
kepada siswa. Pemberian tindakan ditekankan pada
kegiatan penguasaan kosakata bahasa Inggris seperti
membaca dan menulis materi “The things in the house”
yang disusun berdasarkan tujuan, kegiatan, media dan
alat pengumpul data.
b) Peneliti menyiapkan media yang disesuaikan dengan
tindakan yang akan diberikan pada siswa. Media
tersebut berupa jigsaw puzzle.
c) Peneliti menyiapkan alat pengumpul data berupa
catatan lapangan, lembar observasi, lembar tes dan
dokumentasi seperti kamera.
59
b. Tahap Tindakan (Action)
1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan kelas pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada Senin, 5 Februari 2018. Pada
pertemuan ini peneliti mulai memberikan tindakan
menggunakan media jigsaw puzzle, sebelum peneliti
memulai tindakan kelas, siswa diminta untuk berdo’a
bersama, selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan
mengajak siswa untuk tepuk semangat. Pada pertemuan
ini, sebelum siswa belajar dengan bermain jigsaw puzzle,
peneliti membaca kosakata yag sedang di pelajari yaitu
“The Garden” menggunakan media edu-card . Peneliti
membaca kosakata tersebut sebanyak 1 sampai 2 kali,
selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk membaca
kosakata tersebut secara bersama-sama dan peneliti
bertanya jawab seputar kosakata yang di pelajari. Setelah
itu, peneliti mengajak siswa untuk belajar kosakata dengan
media jigsaw puzzle lalu peneliti membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, siswa diminta untuk mengerjakan soal
dalam amplop secara berkelompok. Soal berupa gambar
dari kosakata yang sedang dipelajari, lalu siswa diharuskan
untuk menuliskan kosakata tersebut dalam bahasa Inggris.
Kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal dalam
60
amplop, diminta untuk mencari gambar dibalik kepingan
jigsaw puzzle, selanjutnya menjodohkan dan
menempelkan kepingan jigsaw puzzle pada papan jigsaw
puzzle yang sudah terdapat kosakata yang sedang
dipelajari. Setelah soal kelompok selesai dikerjakan,
peneliti memberikan soal tes individu.
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan kelas pada pertemuan kedua
dilaksanakan pada 12 Februari 2018. Pada pertemuan ini
peneliti mulai memberikan tindakan menggunakan media
jigsaw puzzle, sebelum peneliti memulai tindakan kelas,
siswa diminta untuk berdo’a bersama, selanjutnya peneliti
melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk tepuk
lets learn. Pada pertemuan ini, sebelum siswa belajar
dengan bermain jigsaw puzzle, peneliti membaca kosakata
yag sedang di pelajari yaitu “The Living Room”
menggunakan media edu-card. Peneliti mengajak siswa
untuk membaca kosakata tersebut secara bersama-sama
dan peneliti bertanya jawab seputar kosakata yang di
pelajari. Setelah itu, peneliti mengajak siswa untuk belajar
kosakata dengan media jigsaw puzzle lalu peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, siswa diminta
untuk mengerjakan soal dalam amplop secara
61
berkelompok. Soal berupa gambar dari kosakata yang
sedang dipelajari, lalu siswa diharuskan untuk menuliskan
kosakata tersebut dalam bahasa Inggris. Kelompok yang
sudah selesai mengerjakan soal dalam amplop, diminta
untuk mencari gambar dibalik kepingan jigsaw puzzle,
selanjutnya menjodohkan dan menempelkan kepingan
jigsaw puzzle pada papan jigsaw puzzle yang sudah
terdapat kosakata yang sedang dipelajari.
3) Pertemuan 3
Pelaksanaan tindakan kelas pada pertemuan ketiga
dilaksanakan pada 19 Februari 2018. Pada pertemuan ini
peneliti mulai memberikan tindakan menggunakan media
jigsaw puzzle, sebelum peneliti memulai tindakan kelas,
siswa diminta untuk berdo’a bersama, selanjutnya peneliti
melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk tepuk
semangat. Pada pertemuan ini, sebelum siswa belajar
dengan bermain jigsaw puzzle, peneliti membaca kosakata
yag sedang di pelajari yaitu “The Dining room”
menggunakan media edu-card. Peneliti mengajak siswa
untuk membaca kosakata tersebut secara bersama-sama
dan peneliti bertanya jawab seputar kosakata yang di
pelajari. Setelah itu, peneliti mengajak siswa untuk belajar
kosakata dengan media jigsaw puzzle lalu peneliti
62
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, siswa diminta
untuk mengerjakan soal dalam amplop secara
berkelompok. Soal berupa gambar dari kosakata yang
sedang dipelajari, lalu siswa diharuskan untuk menuliskan
kosakata tersebut dalam bahasa Inggris. Kelompok yang
sudah selesai mengerjakan soal dalam amplop, diminta
untuk mencari gambar dibalik kepingan jigsaw puzzle,
selanjutnya menjodohkan dan menempelkan kepingan
jigsaw puzzle pada papan jigsaw puzzle yang sudah
terdapat kosakata yang sedang dipelajari.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan belajar
kosakata bahasa Inggris pada siklus I pemberian perlakuan
pertama pada pertemuan 1 beberapa siswa masih terlihat tidak
aktif dalam kegiatan, belum menunjukkan ketertarikan dan
masih bingung bagaimana cara bermain kosakata bahasa
Inggris melalui media jigsaw puzzle tetapi beberapa siswa juga
sudah ada yang bisa menyebutkan kosakata berdasarkan
dengan benar, menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan
benar, membaca kosakata bahasa Inggris dengan benar. Pada
pertemuan 2 siswa mulai terbiasa dalam bermain jigsaw puzzle,
siswa juga cepat dalam mencocokan kosakata dengan jigsaw
63
puzzle meskipun masih ada beberapa siswa yang belum
paham dan hanya asal tebak dalam mencocokan jigsaw puzzle.
Pada pertemuan 3 siswa semakin aktif selama kegiatan belajar
berlangsung, siswa juga semakin cepat dalam menjawab soal
dan tidak asal menebak dalam mencocokan jigsaw puzzle
dengan kosakata yang dipelajari.
Berdasarkan pengamatan selama kegiatan berlangsung,
setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan pada motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris siswa, serta aktivitas siswa
dibandingkan dengan pra siklus. Hal tersebut terlihat pada tabel
sebagai berikut :
64
Tabel 4.4
Data Hasil Siklus I
No NamaSiswa
Butir Pengamatan(Indikator) Total Skor %
1 2 3 41 AB 3 3 2 3 11 92%2 AH 2 2 2 2 8 67%3 AP 2 2 2 2 8 67%4 AN 2 2 1 1 6 50%5 AS 3 2 1 2 8 67%6 AD 3 3 2 2 10 84%7 BS 3 2 2 1 8 67%8 CS 3 3 2 3 11 92%9 DC 3 3 2 3 11 92%
10 FR 3 1 2 2 8 67%11 GP 3 3 2 2 10 84%12 GF 2 2 2 2 8 67%13 IQ 3 2 2 1 8 67%14 KA 2 2 2 1 7 59%15 RA 2 2 2 2 8 67%16 RI 1 1 2 2 6 50%17 MZ 2 3 1 2 8 67%18 NA 3 3 2 3 11 92%19 PN 3 3 2 2 10 84%20 RN 2 2 2 2 8 67%21 RH 3 2 1 2 8 67%22 RM 3 2 2 2 9 75%23 SM 2 2 2 2 8 67%24 SR 2 2 2 2 8 67%25 VA 2 2 2 2 8 67%
JUMLAH 62 56 46 50 214 1792%RATA-RATA
2,48 2,24 1,84 2 8,56 71,68%
65
Tabel 4.5
Analisis Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I
No NamaSiswa
Skor PersentaseKenaikanPra
SiklusSiklus I Pra
SiklusSiklus I
1 AB 5 11 42% 92% 50%2 AH 5 8 42% 67% 25%3 AP 5 8 42% 67% 25%4 AN 5 6 42% 50% 8%5 AS 5 8 42% 67% 25%6 AD 7 10 59% 84% 25%7 BS 6 8 50% 67% 17%8 CS 8 11 67% 92% 25%9 DC 5 11 42% 92% 50%
10 FR 6 8 50% 67% 17%11 GP 4 10 34% 84% 50%12 GF 5 8 42% 67% 25%13 IQ 5 8 42% 67% 25%14 KA 4 7 34% 59% 25%15 RA 5 8 42% 67% 25%16 RI 5 6 42% 50% 8%17 MZ 6 8 50% 67% 17%18 NA 5 11 42% 92% 50%19 PN 5 10 42% 84% 42%20 RN 6 8 50% 67% 17%21 RH 5 8 42% 67% 25%22 RM 6 9 50% 75% 25%23 SM 5 8 42% 67% 25%24 SR 6 8 50% 67% 17%25 VA 4 8 34% 67% 33%
JUMLAH 133 214 1116% 1792% 676%RATA-RATA 5,32 8,56 44,64% 71,68% 27%
66
Gambar 3.2
Grafik Hasil Observasi Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris siswa pada materi the things in the house ada
peningkatan yang signifikan, dibuktikan dengan beberapa siswa yang
mendapat skor tertinggi adalah AB, CS, DC dan NA. Siswa yang memiliki
skor tinggi cederung lebih bersemangat dan fokus ketika pembelajaran
bahasa Inggris berlangsung, serta selalu ingin menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti, selain itu siswa yang memiliki skor tinggi sudah dapat
mencapai indikator yang sudah ditentukan seperti dapat menyebutkan
nama-nama benda sesuai dengan gambar, menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, membaca kosakata bahasa Inggris dengan benar,
serta dapat memilih gambar kosakata bahasa Inggris sesuai dengan yang
didengar. Sedangkan yang mendapatkan skor terendah adalah RI, AN dan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
AB AH AP AN AS AD BS CS DC FR GP GF IQ KA RA RI MZ NA PN RN RH RM SM SR VA
Persentase Pra Siklus Persentase Siklus I
67
KA. Siswa yang memiliki skor rendah terlihat dari kurang antusiasnya siswa
ketika pembelajaran bahasa Inggris berlangsung. Siswa cenderung lebih
tidak fokus dan masih senang bermain dan juga bercanda selain itu, siswa
yang memiliki skor rendah belum mencapai indikator yang sudah
ditentukan. Siswa yang memiliki skor rendah masih salah dalam penulisan
kosakata bahasa Inggris sebagai contoh chicken menjadi ciken dan leaf
menjadi lief dsb. Berdasarkan hasil data observasi yang didapat pada siklus
I, diketahui bahwa motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa pada
materi the things in the house secara keseluruhan sebesar 71,68%, dari
data pra siklus ke siklus I rata-rata persentase kenaikan mencapai 27%, ini
menunjukkan adanya peningkatan tetapi masih kurang dari target yang
ingin dicapai oleh peneliti sebesar 80%. Untuk itu motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris materi the things in the house pada kelas 2 C di SD Negeri
Rorotan 01 Jakarta belum optimal, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.
Kurangnya persentase motivasi belajar kosakata bahasa Inggris
siswa pada materi the things in the house melalui media jigsaw puzzle,
disebabkan karena ada beberapa siswa yang masih bingung bagaimana
cara bermain puzzle, ada pula yang masih salah dalam penulisan kosakata
bahasa Inggris, untuk itu diperlukannya arahan-arahan dan bimbingan yang
baik serta pemberian reinforcment sehingga motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris pada materi the things in the house menjadi lebih baik
dibandingkan sebelumnya.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
68
Tahap Refleksi merupakan tahapan terakhir pada setiap
siklus, tahap ini dilakukan sebagai bentuk evaluasi kegiatan
selama penelitian dilaksanakan. Pada tahap refleksi, peneliti
bersama kolaborator mengkaji sejauh mana motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris siswa juga mengkaji hasil
pembelajaran yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan.
Pada tahap ini peneliti bersama dengan kolaborator membahas
kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan pertama sampai dengan
pertemuan ketiga di siklus I.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ada
beberapa hal yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan, baik
pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga di
siklus I. Temuan tersebut diantaranya akan dijabarkan dalam
tabel berikut ini:
69
Tabel 4.7Temuan yang Harus Diperbaiki pada Siklus II
No Temuan Pada Siklus I Rencana Perbaikan1 Sebagian siswa masih salah
dalam menuliskan kosakatabahasa Inggris, contohchicken menjadi ciken atauleaf menjadi lief
Peneliti menjelaskankembali, sertamencontohkan dengancara spelling ataudengan cara mengeja
2 Beberapa siswa masih adayang salah dalammemasangkan jigsaw puzzledengan kosakata yangterdapat pada papan jigsawpuzzle
Peneliti menerangkankembali aturanpermainannya agarsiswa tidak lagi salah
3 Ada 1 siswa yang masihmalu ketika di minta untukmaju ke depan kelas untukmembaca kosakata bahasaInggris dan memasangkanjigsaw puzzle
Peneliti berusaha untukmenumbuhkan motivasisiswa denganmemberikanreinforcement baikverbal maupun nonverbal.
4 Sebagian siswa masih adayang salah dalam memilihjawaban berupa gambarkosakata pada lembar soalyang diucapkan oleh peneliti
Peneliti mengucapkankembali kosakata yangdisoalkan menggunakanmedia agar semakinmenarik. Penelitimenggunakan mediaberupa gambar.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat di ketahui pada
siklus I persentase peningkatan motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris melalui media jigsaw puzzle pada siswa kelas 2
C secara keseluruhan sebesar 71,68%, sehingga pada siklus
ini belum mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya,
untuk itu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
70
3. Data Siklus II
Pada siklus II peneliti melaksanakan tindakan kelas sebanyak
3 kali pertemuan. Dimulai dari tanggal 26 Februari sampai dengan
12 Maret 2018. Adapun satuan perencanaan tindakan kelas yang
sudah di rancang oleh peneliti adalah sebagai berikut :
Tujuan : Meningkatkan kosakata bahasa Inggris
Materi Pokok : Kosakata “the things in the house”
Media : Media jigsaw puzzle
Waktu : 35 menit
Pertemuan 4 : Membaca kosakata bahasa Inggris materi
“The Bedroom ”
Pertemuan 5 : Membaca kosakata bahasa Inggris materi
“Bathroom”
Pertemuan 6 : Membaca kosakata bahasa Inggris materi
“Kitchen”
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan pada siklus II disusun berdasarkan
hasil analisis dan refleksi pada siklus I, diketahui bahwa ada
sebagian siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang cukup
dalam belajar kosakata bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari masih
ada siswa yang memiliki skor rendah, juga masih ada beberapa
siswa yang salah dalam penulisan kosakata bahasa Inggris.
71
Untuk itu, pada siklus II ini diharapkan peneliti bersama
kolaborator dapat membenahi kualitas dalam memberikan
pembelajaran kosakata bahasa Inggris melalui media jigsaw
puzzle agar lebih menarik sehingga siswa lebih antusias dalam
belajar dan tidak cepat merasa bosan. Adapun perencanaan
pada siklus II ini adalah sebagai berikut :
a) Membuat satuan perencanaan pada siklus II terlebih
dahulu serta mendiskusikannya dengan kolaborator.
b) Menyiapkan media jigsaw puzzle dan lembar kerja siswa
yang menarik.
c) Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan,
lembar observasi dan dokumentasi (kamera)
2) Tahap Tindakan (Action)
Pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, dengan tindakan yang
akan diberikan sebagai berikut :
a) Pertemuan 4
Pertemuan ini adalah pemberian perlakuan pertama
pada siklus II, pada hari Senin tanggal 26 Februari 2018.
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, siswa berdo’a
bersama. Peneliti menanyakan kabar dan mengajak semua
siswa untuk melakukan ice breaking, setelah itu melakukan
tanya jawab seputar materi yang sudah diajarkan beberapa
waktu lalu, kemudian peneliti menunjukkan gambar dan
72
meminta siswa untuk membaca gambar tersebut, setelah itu
melakukan konfirmasi jawaban yang diberikan siswa.
Setelah kegiatan tanya jawab, peneliti mengajak siswa untuk
bermain jigsaw puzzle dengan cara nama yang dipanggil
berhak untuk mengambil satu kepingan jigsaw puzzle lalu
mencocokannya dengan kosakata yang sesuai. Setelah
permainan selesai, peneliti memberikan reinforcment
kepada semua siswa dikelas karena mereka aktif selama
kegiatan berlangsung, kemudian peneliti memberikan
lembar soal untuk dikerjakan secara individu. Semua siswa
melaksanakan kegiatan dengan senang dan antusias,
sehingga pada pertemuan kali ini sudah banyak siswa yang
benar dan tidak salah dalam menuliskan kosakata bahasa
Inggris.
b) Pertemuan 5
Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua pada
siklus II, hari Senin, tanggal 5 Maret 2018. Siswa berdoa’a
bersama dan mengucapkan salam sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Peneliti menanyakan kabar dan
memberikan motivasi kepada siswa agar suasana kelas
menjadi menyenangkan melalui tepuk semangat,
selanjutnya melakukan tanya jawab tentang materi yang
73
sudah dipelajari, dengan berbagai kosakata, selanjutnya
peneliti mengajarkan cara membaca kosakata dengan edu-
card. Pada pertemuan kali ini, peneliti mengajak siswa untuk
bermain guess word atau tebak kata, dimana peneliti
memberitahu the clue atau petunjuk selanjutnya peneliti
mengajak siswa bernyanyi “Yo Ayo Main Tebak Kata”
bersama seraya memutarkan stick dari siswake siswa,
selanjutnya siswa yang mendapat stick harus menjawab
pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti. Setelah itu
peneliti mengamati siswa pada saat mengerjakan soal
individu, peneliti juga mendampingi siswa yang mengalami
kesulitan serta secara random memilih 7 orang siswa untuk
di menilai cara membaca kosakata siswa apakah sudah
benar atau masih ada yang salah
c) Pertemuan 6
Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua pada
siklus II, hari Senin, tanggal 5 Maret 2018. Siswa berdoa’a
bersama dan mengucapkan salam sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Peneliti menanyakan kabar dan
memberikan motivasi kepada siswa agar suasana kelas
menjadi menyenangkan melalui tepuk semangat,
selanjutnya melakukan tanya jawab tentang materi yang
74
sudah dipelajari, dengan berbagai kosakata, selanjutnya
peneliti mengajarkan cara membaca kosakata dengan edu-
card. Perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan
kelas untuk mencocokan kosakata yang sedang dipelajari
dengan jigsaw puzzle. Setelah selesai bermain jigsaw
puzzle, masing-masing siswa sudah siap dengan alat tulis
yang akan digunakan dalam megerjakan soal secara
individu.
Selain mengamati siswa pada saat mengerjakan soal
individu, peneliti juga mendampingi siswa yang mengalami
kesulitan serta secara random memilih 7 orang siswa untuk
di menilai cara membaca kosakata siswa apakah sudah
benar atau masih ada yang salah.
Pelaksanaan pada setiap pertemuan berlangsung kurang lebih 35
menit. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru dan observer,
sedangkan guru bidang studi sebagai kolaborator. Proses kegiatan
pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Observasi yang dilakukan pada saat
kegiatan proses pembelajaran berlangsung menghasilkan data siklus II
sebagai berikut :
1) Pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa Inggris melalui media
jigsaw puzzle membuat siswa menjadi semangat dan tidak mudah
bosan.
75
2) Suasana pembelajaran yang menyenangkan lebih tercipta, karena
adanya media jigsaw puzzle
3) Hampir semua aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang ada
dikelas, dibuktikan dengan antusiasnya siswa dalam menjawab
pertanyaan dari peneliti dan keingintahuan siswa dalam bermain
jigsaw puzzle.
3) Tahap Pengamatan (Observing)
Hasil pengamatan peneliti berdasarkan lembar observasi,
seperti yang dilakukan pada siklus I. Proses kegiatan pada siklus
II sama dengan siklus I, tetapi pada siklus II siswa lebih aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kosakata bahasa
Inggris melalui media jigsaw puzzle. Pada pertemuan keempat,
kelima dan keenam siswa sudah mulai bisa dalam mencocokan
jigsaw puzzle dengan kosakata bahasa Inggris, hampir semua
siswa sudah dapat menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan
benar tanpa melihat contoh penulisan kosakata di dalam buku.
76
Tabel 4.8
Data Hasil Siklus II
No Nama SiswaButir Pengamatan
(Indikator) Total Skor %1 2 3 4
1 AB 2 3 3 3 11 92%2 AH 2 3 3 3 11 92%3 AP 3 3 1 3 10 84%4 AN 3 3 2 2 10 84%5 AS 3 3 2 3 11 92%6 AD 3 3 3 3 12 100%7 BS 3 2 2 2 9 75%8 CS 3 3 3 3 12 100%9 DC 3 3 3 3 12 100%
10 FR 2 1 2 3 8 67%11 GP 3 3 3 3 12 100%12 GF 2 2 2 2 8 67%13 IQ 3 3 2 2 10 84%14 KA 3 2 2 2 9 75%15 RA 3 2 2 2 9 75%16 RI 2 1 3 3 9 75%17 MZ 2 3 2 2 9 75%18 NA 3 3 3 3 12 100%19 PN 3 3 3 3 12 100%20 RN 3 3 2 2 10 84%21 RH 3 3 2 3 11 92%22 RM 3 2 2 2 9 75%23 SM 3 3 2 2 10 84%24 SR 2 2 2 2 8 67%25 VA 3 3 2 3 11 92%
JUMLAH 68 65 58 64 255 2131%RATA-RATA 2,72 2,6 2,32 2,56 10,2 85,24%
77
Tabel 2.7
Analisis Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II
No NamaSiswa
Skor Persentase KenaikanSiklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 AB 11 11 92% 92% 0%2 AH 8 11 67% 92% 25%3 AP 8 10 67% 84% 17%4 AN 6 10 50% 84% 34%5 AS 8 11 67% 92% 25%6 AD 10 12 84% 100% 16%7 BS 8 9 67% 75% 8%8 CS 11 12 92% 100% 8%9 DC 11 12 92% 100% 8%
10 FR 8 8 67% 67% 0%11 GP 10 12 84% 100% 16%12 GF 8 8 67% 67% 0%13 IQ 8 10 67% 84% 17%14 KA 7 9 59% 75% 16%15 RA 8 9 67% 75% 8%16 RI 6 9 50% 75% 25%17 MZ 8 9 67% 75% 8%18 NA 11 12 92% 100% 8%19 PN 10 12 84% 100% 16%20 RN 8 10 67% 84% 17%21 RH 8 11 67% 92% 25%22 RM 9 9 75% 75% 0%23 SM 8 10 67% 84% 17%24 SR 8 8 67% 67% 0%25 VA 8 11 67% 92% 25%
JUMLAH
214 255 1792% 2131% 339%
RATA-RATA 8,56 10,2 71,68% 85,24% 13,56%
78
Gambar 4.10Grafik Hasil Pra Siklus Siklus I dan Siklus II
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mampu
mendapatkan skor tertinggi adalah AD, CS, DC, GP, NA dan PN,
sedangkan siswa yang mendapatkan skor terendah adalah FR, GF dan SR
dibandingkan dengan siswa yang lain. Berdasarkan data observasi yang
didapat pada siklus II, diketahui bahwa motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris siswa pada materi the things in the house secara keseluruhan
sebesar 85,24% Sedangkan dari data yang didapat pada siklus I ke siklus
II rata-rata persentase kenaikan mencapai 13,56%, ini menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris telah memenuhi target yang telah ditetapkan, yaitu minimal
rata-rata 80%.
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
AB AH AP AN AS AD BS CS DC FR GP GF IQ KA RA RI MZ NA PN RN RH RM SM SR VA
Persentase Pra Siklus Persentase Siklus I Persentase Siklus II
79
4) Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada hasil akhir yang didapat di siklus II dan berdasarkan
hasil pengamatan serta diskusi dengan kolaborator, ternyata
kegiatan pada siklus II menunjukkan hasil yang sangat baik dan
telah mencapai target yang telah diinginkan. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris pada materi the things
in the house melalui media jigsaw puzzle di siklus II telah
mencapai 85,24%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in the
house pada siswa kelas 2 C di SD Negeri Rorotan 01 Jakarta
dapat meningkat melalui media jigsaw puzzle.
Sedangkan pada pelaksanaan penelitian tindakan yang
dilakukan memperlihatkan tercapainya hasil intervensi tindakan
yang diharapkan dari penelitian ini yaitu meningkatkan motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris pada materi the things in the
house dengan selalu memberikan arahan, bimbingan, reward
baik reward secara verbal dan non verbal.
Tercapainya hasil penelitian tindakan pada siklus II dan
pelaksanaan penelitian yang sesuai dengan rencana yang
disusun dan diperoleh hasil peningkatan yang signifikan
sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus
selanjutnya, yaitu siklus III.
80
B. Pembahasan
1. Analisis Data
Setelah dilaksanakan berbagai kegiatan mulai dari pra siklus,
siklus I dan siklus II, maka diperoleh data-data dari hasil
observasi dan refleksi pada siklus I dan II tentang motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris pada materi the things in the
house. Hasil pada observasi awal, siklus I dan siklus II kemudian
dilakukan analisis data sebagai bentuk pengujian hipotesis
tindakan dengan perbandingan antara motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris sebelumm diberikan tindakan dan sesudah
diberikan tindakan akhir siklus I dan siklus II.
a. Analisis Data Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat
pra siklus, diketahui bahwa motivasi belajar siswa dalam
belajar kosakata bahasa Inggris belum baik, dapat terlihat dari
siswa yang tidak aktif selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pada data pra siklus di dapat persentase
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa pada materi
the things in the house secara keseluruhan sebesar 44,64%.
81
b. Analisis Data Siklus I
Analisis data motivasi belajar kosakata bahasa Inggris
siswa pada materi the things in the house dilihat dari lembar
observasi, berdasarkan pengamatan selama kegiatan
berlangsung, setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan
pada siswa. Dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa
dalam menyebutkan kosakata bahasa Inggris sesuai dengan
gambar, menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan benar,
membaca kosakata bahasa Inggris dengan benar dan memilih
gambar kosakata sesuai dengan yang didengar. Motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris siswa mengalami
peningkatan yang signifikan, dibuktikan dengan siswa yang
mampu mendapatkan skor tertinggi yaitu, AB, CS, DC dan NA,
sedangkan siswa yang mendapatkan skor terendah adalah
AN dan RI
Berdasarkan hasil data observasi yang di dapat pada
siklus I, diketahui bahwa motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris pada materi the things in the house secara
keseluruhan sebesar 71,68%, dari data pra siklus ke siklus I
rata-rata persentase kenaikan mencapai 27%.
82
c. Analisis Data Siklus II
Analisis data pada siklus II, dapat dilihat dari motivasi
belajar kosakata bahasa Inggris yang mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan data observasi
yang didapat pada siklus II, diketahui bahwa motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris siswa pada materi the things in the
house secara keseluruhan sebesar 85,24%, dengan rata-rata
persentase kenaikan mencapai 13,56%, ini menunjukkan
adanya peningkatan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris
yang signifikan. Peningkatan motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris pada materi the things in the house telah
memenuhi target yang telah ditetapkan, yaitu minimal rata-
rata 80%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris materi the things in the house pada
kelas 2 C di SD Negeri Rorotan 01 Jakarta Utara dapat
meningkat melalui media jigsaw puzzle.
Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris pada materi
the things in the house mengalami peningkatan yang baik,
bahkan melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya.
Oleh karena itu, peneliti merasa cukup dengan tindakan yang
telah diberikan. Adapun peningkatan motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris materi the things in the house pada
83
siswa kelas 2 C sebelum dan sesudah diberikan tindakan
dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :
Gambar 4.11Grafik Perbandingan Rata-rata Persentase Kenaikan Data Pra Siklus
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar grafik di atas, dapat dideskripsikan bahwa
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa pada materi the things in
the house melalui media jigsaw puzzle sangat baik. Besarnya rata-rata skor
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris pada pra siklus sebesar 44,64%,
pada siklus I 71,68% dan pada siklus II semakin meningkat yaitu 85,24%.
Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar kosakata bahasa Inggris pada
materi the things in the house mengalami peningkatan yang signifikan.
44,64%
71,68%
85,24%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
84
Tabel 4.12Analisis Perbandingan Data Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Analisis siswa pada siklus II
a) AB sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh AB sebesar 92%. AB telah mencapai
85
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
b) AH sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh AH sebesar 92%. AH telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
c) AP sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh AP sebesar 84%. AP telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
86
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
d) AN sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh AN sebesar 84%. AN telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
e) AS sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh AS sebesar 92%. AS telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
87
f) AD sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh AD sebesar 100%. AD telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
g) BS sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh BS sebesar 75%. BS telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar. Walaupun dalam proses pembelajaran BS masih
belum bisa fokus.
88
h) CS sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh CS sebesar 100%. CS telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar. Dalam proses pembelajaran CS sudah dapat fokus,
selalu semangat dan antusias ketika peneliti mengajukan
pertanyaan.
i) DC sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dengan
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan dan optimal. Peningkatan
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat dari
persentase yang diperoleh DC sebesar 100%. DC telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar. Dalam proses pembelajaran DC sudah dapat fokus,
89
selalu semangat dan antusias ketika peneliti mengajukan
pertanyaan.
j) FR sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
cukup baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the
things in the house mengalami peningkatan yang cukup meskipun
belum optimal. Peningkatan motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris dapat dilihat dari persentase yang diperoleh FR sebesar 67%.
FR belum dapat mencapai semua indikator yang sudah ditetapkan
oleh peneliti, FR hanya dapat mencapai indikator yaitu menyebutkan
nama-nama benda sesuai dengan gambar. Untuk indikator yang lain
seperti menuliskan kosakata bahasa Inggris, membaca kosakata
bahasa Inggris dan memilih gambar dari kosakata bahasa Inggris
sesuai dengan yang didengar FR belum dapat mencapainya secara
optimal.
k) GP sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh GP sebesar 100%. GP telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
90
dengan yang didengar. Dalam proses pembelajaran GP sudah dapat
fokus, selalu semangat dan antusias ketika peneliti mengajukan
pertanyaan.
l) GF sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
cukup baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the
things in the house mengalami peningkatan yang cukup meskipun
belum optimal. Peningkatan motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris dapat dilihat dari persentase yang diperoleh GF sebesar 67%.
GF belum dapat mencapai semua indikator yang sudah ditetapkan
oleh peneliti, GF hanya dapat mencapai indikator yaitu menyebutkan
nama-nama benda sesuai dengan gambar. Untuk indikator yang lain
seperti menuliskan kosakata bahasa Inggris, membaca kosakata
bahasa Inggris dan memilih gambar dari kosakata bahasa Inggris
sesuai dengan yang didengar GF belum dapat mencapainya secara
optimal.
m) IQ sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalamai peningkatan yang optimal dan signifikan.
Peningkatan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris dapat dilihat
dari persentase yang diperoleh IQ sebesar 84%. IQ telah mencapai
indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan nama-
nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata bahasa
Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa Inggris
91
dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan
yang didengar.
n) KA sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan,
meskipun KA masih sering malu jika diminta untuk membaca
kosakata. Peningkatan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris
dapat dilihat dari persentase yang diperoleh KA sebesar 75%. KA
telah mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat
menyebutkan nama-nama kosakata dengan benar, dapat
menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca
kosakata bahasa Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar
kosakata sesuai dengan yang didengar. Walaupun dalam proses
pembelajaran KA masih belum bisa fokus.
o) RA sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh RA sebesar 75%. RA telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
92
dengan yang didengar. Walaupun dalam proses pembelajaran RA
masih belum bisa fokus.
p) RI sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh RI sebesar 75%. RI telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar. Walaupun dalam proses pembelajaran RI
masih belum bisa fokus.
q) MZ sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh MZ sebesar 75%. MZ telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
93
dengan yang didengar. Walaupun dalam proses pembelajaran MZ
masih belum bisa fokus.
r) NA sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh NA sebesar 100%. NA telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar. Dalam proses pembelajaran NA sudah dapat
fokus, selalu semangat dan antusias ketika peneliti mengajukan
pertanyaan.
s) PN sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh PN sebesar 100%. PN telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
94
dengan yang didengar. Dalam proses pembelajaran PN sudah dapat
fokus, selalu semangat dan antusias ketika peneliti mengajukan
pertanyaan.
t) RN sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh RN sebesar 84%. RN telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar.
u) RH sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh RH sebesar 92%. RH telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar.
95
v) RM sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan stabil di setiap
siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat di lihat
dari persentase yang diperoleh RM sebesar 75%. RM telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar. Walaupun dalam proses pembelajaran RM
masih belum bisa fokus.
w) SM sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh SM sebesar 84%. SM telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar.
96
x) SR sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
cukup baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the
things in the house mengalami peningkatan yang cukup meskipun
belum optimal. Peningkatan motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris dapat dilihat dari persentase yang diperoleh SR sebesar 67%.
SR belum dapat mencapai semua indikator yang sudah ditetapkan
oleh peneliti, SR hanya dapat mencapai indikator yaitu menyebutkan
nama-nama benda sesuai dengan gambar. Untuk indikator yang lain
seperti menuliskan kosakata bahasa Inggris, membaca kosakata
bahasa Inggris dan memilih gambar dari kosakata bahasa Inggris
sesuai dengan yang didengar SR belum dapat mencapainya secara
optimal.
y) VA sudah memiliki motivasi belajar kosakata bahasa Inggris yang
baik. Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris materi the things in
the house mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan di
setiap siklusnya. Peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris dapat
di lihat dari persentase yang diperoleh VA sebesar 92%. VA telah
mencapai indikator yang sudah ditetapkan yaitu dapat menyebutkan
nama-nama kosakata dengan benar, dapat menuliskan kosakata
bahasa Inggris dengan benar, dapat membaca kosakata bahasa
Inggris dengan benar dan dapat memilih gambar kosakata sesuai
dengan yang didengar.
97
2. Interpretasi Data
Setelah dilakukan kegiatan mulai dari pra siklus, siklus I dan
siklus II, maka diperoleh data hasil observasi mulai dari pra siklus
sebesar 44,64%, pada siklus I sebesar 71,68% dan pada siklus
II sebesar 85,24% dengan adanya data dari hasil observasi
tersebut membuktikan bahwa adanya kenaikan dari pra siklus ke
siklus I sebesar 27%, sedangkan siklus I ke siklus II sebesar
13,56%. Berdasarkan data hasil persentase kenaikan skornya,
maka penelitian ini dikatakan berhasil dengan baik dan
signifikan. Hal ini disebabkan peningkatan motivasi belajar
kosakata bahasa Inggris melalui media jigsaw puzzle telah
mencapai keberhasilan seperti yang telah ditetapkan oleh
peneliti dan kolaborator.
Dalam pelaksanaan penelitian yang dimulai dari tahap
perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan dan tahap
refleksi, peneliti mendapatkan temuan-temuan yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti, yaitu :
a) Penggunaan media jigsaw puzzle dalam pembelajaran,
membuat siswa tidak lagi belajar kosakata bahasa Inggris
dengan cara menghafal.
98
b) Penggunaan media jigsaw puzzle dalam pembelajaran,
membuat siswa lebih tertarik dalam belajar, siswa menjadi
lebih ingin tahu dalam belajar dan selalu ingin mencoba
memasangkan kepingan-kepingan jigsaw puzzle.
c) Adanya reward berupa cap bergambar hi-five membuat
siswa lebih aktif dan semangat dalam kegiatan belajar di
kelas dan siswa berlomba untuk menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
d) Siswa lebih menikmati kegiatan pembelajaran karena
siswa belajar seraya bermain media jigsaw puzzle,
sehingga terciptanya suasana belajar yang
menyenangkan dan tidak monoton.
e) Pembelajaran lebih menyenangkan ketika peneliti
mengajak siswa untuk belajar sambil bermain “guess
word” atau tebak kata.
f) Dari 25 siswa ada 6 siswa yang berhasil mencapai
persentase tertinggi yaitu sebesar 100% pada siklus II.
Siswa tersebut adalah AD, CS, DC, GP, NA dan PN.
Sedangkan 3 siswa yang mendapat persentase terendah
dengan skor 67% yaitu, FR, GF dan SR.
g) Motivasi belajar siswa dalam belajar kosakata bahasa
Inggris mengalami peningkatan yang signifikan
dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan.
99
h) Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa dapat
terlihat dari hasil tes formatif yang diberikan peneliti setiap
akhir pelajaran. Terlihat bahwa setiap siklusnya setiap
siswa mengalami peningkatan yang signifikan.
i) Motivasi belajar kosakata bahasa Inggris terlihat dari
siswa yang sudah bisa menulis kosakata bahasa Inggris
beserta terjemahannya tanpa melihat buku, siswa juga
sudah bisa memilih gambar dari kosakata sesuai dengan
apa yang didengar dan siswa dapat membaca kosakata
bahasa Inggris dengan benar. Ini menunjukkan bahwa
siswa mengerti dan memahami materi yang sudah
dipelajari
j) Hasil belajar pada siswa yang meningkat setiap siklusnya
membuktikan adanya hubungan antara hasil belajar
dengan motivasi belajar. Karena, semakin tinggi motivasi
belajar siswa maka hasil belajar yang akan diperoleh
setiap siswa juga akan terus meningkat dan sebaliknya
semakin rendah motivasi belajar siswa maka hasil belajar
yang diperoleh siswa juga tidak meningkat.
100
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah
dilaksanakan oleh peneliti dan kolaborator di kelas 2 juga pengolahan
data yang sudah diperoleh dari setiap siklus, yaitu mulai dari pra siklus,
siklus I dan siklus II maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Penerapan media jigsaw puzzle dalam pembelajaran kosakata
bahasa Inggris pada kelas 2 di SD Negeri Rorotan 01, terbukti
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dilihat dari hasil
observasi selama penelitian pada pra siklus mencapai 44,64% lalu
pada siklus I mencapai 71,68% dan pada siklus II motivasi belajar
siswa meningkat sampai 85,24%. Peningkatan motivasi belajar
siswa juga dapat dilihat dari nilai yang didapat siswa ketika
mengerjakan tes formatif yang diberikan oleh peneliti dan
kolaborator. Rata-rata persentase kenaikan dari siklus I ke siklus II
adalah 13,56%. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa
motivasi belajar kosakata bahasa Inggris siswa kelas 2 C
meningkat signifikan. Siswa juga sudah termotivasi ketika pelajaran
bahasa Inggris berlangsung. Siswa sudah dapat menulis kosakata
bahasa Inggris beserta terjemahannya tanpa melihat buku.
101
2. Media jigsaw puzzle telah terbukti dapat digunakan siswa sebagai
media untuk meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa
Inggris sesuai dengan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.
3. Cara meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris pada
siswa kelas 2 C menggunakan media jigsaw puzzle adalah dengan
cara, siswa secara berkelompok berusaha untuk mencari jawaban
yang telah diberikan oleh peneliti, selanjutnya siswa secara
berkelompok mencari gambar di balik kepingan jigsaw puzzle dan
menjodohkan/ menempelkannya pada tulisan kosakata yang
terdapat di alas atau papan jigsaw puzzle. Selain itu, peneliti juga
mengajak siswa untuk bermain guess word atau tebak kata, terkait
materi yang sedang dipelajari. Dengan bermain guess word siswa
juga berlomba untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti, dengan bermain guess word siswa menjadi lebih aktif
dan bersemangat ketika pelajaran berlangsung.
B. Implikasi
Penelitian ini dilakukan mengingat pentingnya bahasa Inggris karena
bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional. Bahasa Inggris juga
merupakan pelajaran yang akan terus dipelajari hingga seterusnya
sampai ke tingkat atau jenjang yang lebih tinggi dan semakin rumit.
Untuk itu perlunya pengajaran bahasa Inggris sedini mungkin dimulai
dari mempelajari kosakata yang ada di lingkungan sekitar sehingga
siswa akan terbiasa untuk belajar bahasa Inggris.
102
Melalui media jigsaw puzzle, motivasi siswa dalam mempelajari
kosakata bahasa Inggris dapat ditingkatkan karena siswa akan lebih
bersemangat dan antusias ketika pelajaran bahasa Inggris
berlangsung, karena dalam belajar bahasa Inggris sudah tidak lagi
dengan cara menyalin atau mencatat kosakata di papan tulis dan
menghafal nya. Adanya media jigsaw puzzle siswa dapat bermain juga
belajar, dimana siswa belajar untuk mencari kepingan-kepingan jigsaw
puzzle yang sesuai dengan kosakata dan gambar yang didapat. Jigsaw
Puzzle juga dapat melatih konsentrasi anak dan dapat malatih siswa
untuk kerja sama bersama teman sekelompok, jigsaw puzzle dapat
melatih motorik siswa, dengan jigsaw puzzle siswa juga dapat belajar
tentang warna juga bentuk-bentuk dan jigsaw puzzle melatih siswa
untuk memecahkan teka teki dan memikirkan bagaimana cara
melengkapi kepingan-kepingan jigsaw puzzle agar tersusun dengan
sesuai. Hasil penelitian ini, dapat memberikan informasi bahwa salah
satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar kosakata bahasa Inggris
materi the things in the house adalah dengan cara menerapkan media
jigsaw puzzle dalam pembelajaran.
103
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagi pengelola Pendidikan Sekolah Dasar, agar dapat
mengembangkan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
prinsip pendidikan juga karakteristik anak dan lingkungan.
Meningkatkan pembinaan pada guru-guru, dengan adanya
pembinaan diharapkan akan menjadi dorongan agar dapat lebih baik
dalam memberikan pelayanan kepada siswa.
2. Bagi guru, agar dapat memunculkan kreativitas dalam kegiatan
belajar mengajar seperti media pembelajaran, metode atau model
pembelajaran dan games-games yang dapat di modifikasi dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga proses pembelajaran
berlangsung menyenangkan yang akan membuat siswa merasa
senang dan termotivasi dengan pelajaran bahasa Inggris.
3. Guru diharapkan dapat membuat media pembelajaran seperti alat
permaianan edukatif yang inovatif atau alat permainan edukatif yang
sudah dimodifikasi untuk meningkatkan motivasi belajar kosakata
bahasa Inggris siswa sehingga siswa akan terus termotivasi dalam
belajar.
104
DAFTAR PUSTAKA
Airin, J dkk. 2018. Top Score Toefl Booster. Jakarta. Forum Edukasi.
Azizy, Al. 2010. Efektifitas Pemberian Tugas Media Puzzle dalamPembelajaran Geografi Regional. Jurnal Pelangi Pendidikan, 2(1) hal 73-80(http://jurnal.unimed.ac.id/2010/index.php/pelangi/articlediakses pada 22 Desember 2017)
Anjani, D.A dan Nurjanah, S. 2014. Permainan Puzzle MempengaruhiPerkembangan Kecerdasan Visual Spatial Anak Usia 4-5tahun. Jurnal Ilmiah Kesehatan Volume 7 (2) : 186-192.(http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/download/125/113 diakses 22 Desember 2017)
Arifah, N. F. 2017. Panduan Menulis Penelitian Tindakan Kelas & KaryaTulis untuk Guru. Yogyakarta. Araska.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Pers.
Danarjati, D.P, Murtiadi, A dan Ekawati, A.R. 2014. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta. Graha Ilmu.
Djaali. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta. Grasindo.
Hapsari, I.I. 2016. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Indeks.
Hamdu & Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasibelajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Indonesia.Volume 12 (1) : 81-86.(http://jurnal.pendidikan.indonesia.ac.id//JPI/article/download/33456/2357 diakses pada 22 Desember 2017)
Hidayat & Asip. 2016 Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang. PustakaMandiri.
Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor. GhaliaIndonesia.
Husna, dkk. 2017. Pengembangan Media Puzzle Materi PencemaranLingkungan di SMP Negeri 4 Banda Aceh. Jurnal PendidikanSains Indonesia. Volume 05 No. 01, Hal. 66-71.(http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JPSI/article/download/8413/6802 diakses pada 22 Desember 2017)
105
Iskandar. 2012. Psikologi Pendidikan:Sebuah Orientasi Baru. Ciputat.Referensi.
Khairani, H. M. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Aswaja Pressindo.
Khodijah, N. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.
Khomsoh. 2013. Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan HasilBelajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD. Jurnal PenelitianPGSD Volume 01 No. 02(http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/3119 diakses pada 22 Desember2017)
Lutfiyani, G. 2016. Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan MediaPuzzle di kelas 3. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi14 tahun ke 5(http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd//article/download/1946/1675 diakses pada 22 Juli 2018)
Mahfud, dkk. 2015. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam BerbasisMultietnik. Yogyakarta. Deepublish.
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Nurdin & Ardiantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. RajawaliPers
Sani, A.R. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Said & Budimanjaya. 2016. 95 Strategi Mengajar MultipleIntellegences:Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya BelajarSiswa. Jakarta. Kencana
Sardiman. 2016. Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar. Jakarta. RajawaliPers.
Situmorang, M.A. 2012. Meningkatkan Kemampuan Memahami WacanaMelalui Media Pembelajaran Puzzle. Jurnal Pendidikan Volume1 (1) : 1-10.(http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/view/146diakses pada 22 Desember 2017)
Soemanto, W. 2012. Psikologi Pendidikan:Landasan Kerja PemimpinPendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Srianis, K. Suarni, N. I dan Ujianti, P.R. 2014. Penerapan Metode BermaianPuzzle Geometri untuk Meningkatkan Perkembangan KognitifAnak dalam Mengenal Bentuk. Jurnal Pendidikan Anak UsiaDini Volume 2 (1).(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view/3553 diakses pada 22 Desember 2017)
106
Sriyanti, L. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Ombak.
Sudijono, A. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo
Sutrisno, H. 2015. How to Master Vocabulary For Daily Conversation(Complete Version). Yogyakarta. Indonesia Tera.
Tampubolon, S. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk PengembanganProfesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta. Erlangga.
Uno, H.B. 2016. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Askara.
Wati, ER. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Yogyakarta. Kata Pena.
Wibawanto, W. 2017. Desain dan Pemrograman Multimedia PembelajaranInteraktif. Jember. Cerdas Ulet Kreatif.
Wiyani, NA. 2013. Manajemen Kelas:Teori dan Aplikasi untuk MenciptakanKelas yang Kondusif. Yogyakarta. AR RUZZ MEDIA.
Yuliantoro, A. 2015. Penelitian Tindakan Kelas dengan Metode Mutakhir.Yogyakarta. ANDI.
Zaim, m. 2016. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta Kencana.
LAMPIRAN
107
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Observasi Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar KosakataBahasa Inggris Materi The things in the house Melalui Media jigsaw Puzzle
Nama Anak :
Hari/ Tanggal :
Pengamat :
Penilaian Motivasi Belajar Kosakata Bahasa Inggris
No Indikator yang DiamatiKriteria dan Skor
3 2 1T S R
1 Menyebutkan nama-nama benda sesuai gambardengan benar
2 Menuliskan kosakata bahasa Inggris dengan benar3 Membaca kosakata bahasa Inggris dengan benar4 Memilih gambar kosakata sesuai yang didengar
dengan benar
Keterangan :
T = Tinggi
(Skor 3, motivasi tinggi jika siswa mampu menyelesaikan soal/ tes formatif denganbenar serta mendapat nilai 80-100)
S = Sedang
(Skor 2, motivasi sedang jika siswa mampu menyelesaikan soal/ tes formatifdengan benar serta mendapat nilai 40-60)
R = Rendah
(Skor 1, motivasi rendah jika siswa tidak mampu menyelesaikan soal/ tes formatifserta mendapat nilai 0-10)
Rentang Nilai :
Nilai Keterangan Nilai Keterangan100 Benar 5 40 Benar 280 Benar 4 20 Benar 160 Benar 3 0 Benar 0
108
LEMBAR OBSERVASI Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Motivasi Belajar kosakata bahasa Inggris kelas 2C SDN Rorotan 01 Pagi Jakarta
Tanggal : 29 Januari 2018 – 12 Maret 2018
No Instrumen Skor Kriteria PenilaianNama Siswa
AB
AH
AP
AN
AS
AD
BS
CS
DC
FR
GP
GF
IQ
KA
RA
RI
MZ
NA
PN
RN
RH
RM
SM
SR
VA
1 Menyebutkan nama-nama benda sesuaidengan gambar 3
Siswa memiliki motivasi tinggi dalammenyebutkan nama-nama bendasesuai gambar dengan benar
2Siswa memiliki motivasi sedang dalammenyebutkan nama-nama bendasesuai gambar dengan benar
1Siswa memiliki motivasi rendah dalammenyebutkan nama-nama bendasesuai gambar dengan benar
2 Menuliskan kosakatabahasa Inggris 3
Siswa memiliki motivasi tinggi dalammenuliskan kosakata bahasa Inggrisdengan benar
2Siswa memiliki motivasi tinggi dalammenuliskan kosakata bahasa Inggrisdengan benar
109
1Siswa memiliki motivasi tinggi dalammenuliskan kosakata bahasa Inggrisdengan benar
3 Membaca kosakatabahasa Inggris 3
Siswa memiliki motivasi tinggi dalammembaca kosakata bahasa Inggrisdengan benar
2Siswa memiliki motivasi sedang dalammembaca kosakata bahasa Inggrisdengan benar
1Siswa memiliki motivasi rendah dalammembaca kosakata bahasa Inggrisdengan benar
4 Memilih gambarkosakata bahasa Inggrissesuai dengan yangdidengar
3
Siswa memiliki motivasi tinggi dalammemilih gambar kosakata bahasaInggris sesuai dengan yang didengar
2Siswa memiliki motivasi tinggi dalammemilih gambar kosakata bahasaInggris sesuai dengan yang didengar
1Siswa memiliki motivasi tinggi dalammemilih gambar kosakata bahasaInggris sesuai dengan yang didengar
110
FOTO KEGIATAN
Gambar Pra SiklusSiswa kelas 2 C sedang mencatat/ menyalin kosakata bahasa Inggris
di awal pembelajaran & sebelum diberikan tindakan.
29 Januari 2018
29 Januari 2018
111
Gambar Siklus I
Siswa mengerjakan latihan soal individu materi the things in the house
19 Februari 2018
19 Februari 2018
112
Gambar Siklus II
Siswa mengerjakan soal latihan individu materi the things in the house
12 Maret 2018
12 Maret 2018
113
Gambar Bermain media jigsaw puzzle
Siswa bermain media jigsaw puzzle secara berkelompok
5 Februari 2018
19 Februari 2018
114
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)
Nama Sekolah : SDN Rorotan 01 Pagi
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas : 2 (Dua)
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar Kompetensi
4. Membaca dan menulis kosakata bahasa Inggris sangat
sederhana dalam konteks sekitar peserta didik
Kompetensi Dasar
4.1 Membaca kosakata bahasa Inggris sederhana secara tepat dan
benar
Indikator :
1. Membaca kosakata berdasarkan gambar dengan benar
2. Memilih gambar kosakata sesuai dengan yang didengar
3. Menulis nama-nama benda atau materi terkait dengan benar dan
sesuai gambar yang tepat. Materi The Garden, the living room, the
dining room.
116
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat membaca kosakata berdasarkan gambar dengan
benar
2. Siswa dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan yang
didengar
3. Menulis nama-nama benda atau materi yang terkait dengan benar
B. Karakteristik Siswa yang diharapkan1. Dapat dipercaya (Trustworthines)
2. Rasa hormat dan perhatian (respect)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
5. Berani (courage)
C. Materi PembelajaranSiswa membaca kosakata berdasarkan gambar dengan tema “the
things in the house” dengan 6 subtema yaitu, the garden, the living
room, the dining room, the bedroom, the bathroom dan the kitchen.
Materi pertama sampai dengan materi ketiga yang akan dipelajari yaitu
the garden, the living room,dan the dining room
117
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
4. Cooperative Learning
5. Bermain Puzzle
118
E. Langkah-langkah Kegiatan1. Kegiatan Awal
a. Guru dan siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak
siswa tepuk semangat dan menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini
c. Guru bertanya pada siswa mengenai hal yang berkaitan
dengan topik bahasan. Sebagai contoh: guru bertanya benda
apa yang sering kita temui di rumah? Berkaitan dengan materi
yang sedang di ajarkan yaitu tema ”the things in the house”
d. Guru mengajak siswa mengingat kembali kosakata-kosakata
yang berkaitan dengan topik bahasan.
2. Kegiatan Intia. Eksplorasi
a) Guru meminta siswa berkonsentrasi, lalu guru
memberitahukan cara membaca kosakata terkait dengan
subtema yang sedang diajarkan menggunakan media edu-
card.
b) Guru mengajak siswa untuk membaca kosakata secara
bersama-sama, dilanjutkan dengan guru bertanya pada
siswa terkait kosakata yang sedang dipelajari
menggunakan edu-card.
c) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, 1 kelompok
berisikan 4 anggota/ siswa.
d) Guru telah menyiapkan 6 amplop untuk setiap kelompok, 1
amplop berisi 3-4 soal yang harus dikerjakan secara
berkelompok.
119
e) Kelompok yang sudah selesai mengerjakan tugas
kelompok, diminta untuk mencari gambar di balik kepingan
puzzle sesuai dengan soal yang didapat.
f) Bila sudah, selanjutnya siswa diminta untuk menjodohkan
gambar dibalik kepingan puzzle tersebut pada tulisan
kosakata bahasa Inggris yang terdapat pada alas puzzle.
b. Elaborasia) Setelah puzzle sudah tersusun secara benar, selanjutnya
guru meminta siswa untuk mengejakan latihan soal secara
individu untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran
b) Pada saat siswa mengerjakan soal secara individu, guru
berkeliling memperhatikan setiap individu dan menjadi
fasilitator bagi siswa yang belum mengerti atau masih
bingung.
c. Konfirmasia) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
oleh siswa.
b) Guru bersama siswa bertanya jawab terkait dengan
kosakata yang telah dipelajari dan memberikan
kesimpulan.
3. Kegiatan Penutupa. Guru membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama.
b. Sebagai latihan tambahan, guru bertanya pada siswa terkait
dengan materi yang telah diajarkan
c. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak siswa berdoa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
120
F. Sumber/ Bahan/ Media Pembelajaran1. Buku paket Erlangga (Grow With English Book 2)
2. 1 media jigsaw puzzle ukuran 90 x 65 cm, dengan kepingan puzzle
berjumlah 12 keping dimana di balik kepingan puzzle tersebut
terdapat gambar dari kosakata yang sedang dipelajari.
3. 12 edu-card 2 sisi, sisi pertama gambar dari kosakata lalu di
baliknya terdapat tulisan beserta arti dari kosakata yang sedang di
pelajari
4. 6 Amplop berisi soal-soal kelompok.
121
G. Penilaian1. Teknik : Tes Soal secara Individu
2. Bentuk Instrumen : Penilaian Tertulis
3. Lembar Kerja Siswa : Terlampir
Jakarta, 5 Februari 2018
Mengatahui,Kepala Sekolah
Yuana Supriyati, M. PdNIP . 196505041985062001
Guru Bidang Studi/ Kolaborator
Mega Azzahra Kusuma Roza
Peneliti
Iis Namia
Look at the picture! Write the vocabulary based a picture
Name :
Class : 2nd Grade
Subject : English (The Garden)
Look at the picture! Write the vocabulary based a pictureName :
Class : 2nd Grade
Subject : English (The Living Room)
1
2
3
4
5
Look at the picture! Write the vocabulary based a pictureName :
Class : 2nd Grade
Subject : English (The Dining Room)
1
2
3
4
5
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)
Nama Sekolah : SDN Rorotan 01 Pagi
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas : 2 (Dua)
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar Kompetensi
4. Membaca dan menulis kosakata bahasa Inggris sangat
sederhana dalam konteks sekitar peserta didik
Kompetensi Dasar
4.1 Membaca kosakata bahasa Inggris sederhana secara tepat dan
benar
Indikator :
1. Membaca kosakata berdasarkan gambar dengan benar
2. Memilih gambar kosakata sesuai dengan yang didengar
3. Menulis nama-nama benda atau materi terkait dengan benar dan
sesuai gambar yang tepat. Materi The Bathroom, Bedroom dan
the kitchen.
126
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat membaca kosakata berdasarkan gambar dengan
benar
2. Siswa dapat memilih gambar kosakata sesuai dengan yang
didengar
3. Menulis nama-nama benda atau materi yang terkait dengan benar
B. Karakteristik Siswa yang diharapkan1. Dapat dipercaya (Trustworthines)
2. Rasa hormat dan perhatian (respect)
3. Tekun (diligence)
4. Tanggung jawab (responsibility)
5. Berani (courage)
C. Materi PembelajaranSiswa membaca kosakata berdasarkan gambar dengan tema “the
things in the house” dengan 6 subtema yaitu, the garden, the living
room, the dining room, the bedroom, the bathroom dan the kitchen.
Materi kelima yang akan dipelajari yaitu The Bathroom
127
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
4. Cooperative Learning
5. Bermain Puzzle
128
E. Langkah-langkah Kegiatan1. Kegiatan Awal
a. Guru dan siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak
siswa tepuk semangat dan menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini
c. Guru bertanya pada siswa mengenai hal yang berkaitan
dengan topik bahasan. Sebagai contoh: guru bertanya benda
apa yang sering kita temui di rumah? Berkaitan dengan materi
yang sedang di ajarkan yaitu tema ”the things in the house”
d. Guru mengajak siswa mengingat kembali kosakata-kosakata
yang berkaitan dengan topik bahasan.
2. Kegiatan Intia. Eksplorasi
a) Guru meminta siswa berkonsentrasi, lalu guru
memberitahukan cara membaca kosakata terkait dengan
subtema yang sedang diajarkan menggunakan media edu-
card.
b) Guru mengajak siswa untuk membaca kosakata secara
bersama-sama, dilanjutkan dengan guru bertanya pada
siswa terkait kosakata yang sedang dipelajari
menggunakan edu-card.
c) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, 1 kelompok
berisikan 4 anggota/ siswa.
d) Guru telah menyiapkan 6 amplop untuk setiap kelompok, 1
amplop berisi 3-4 soal yang harus dikerjakan secara
berkelompok.
129
e) Kelompok yang sudah selesai mengerjakan tugas
kelompok, diminta untuk mencari gambar di balik kepingan
puzzle sesuai dengan soal yang didapat.
f) Bila sudah, selanjutnya siswa diminta untuk menjodohkan
gambar dibalik kepingan puzzle tersebut pada tulisan
kosakata bahasa Inggris yang terdapat pada alas puzzle.
b. Elaborasia) Setelah puzzle sudah tersusun secara benar, selanjutnya
guru meminta siswa untuk mengejakan latihan soal secara
individu untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran
b) Pada saat siswa mengerjakan soal secara individu, guru
berkeliling memperhatikan setiap individu dan menjadi
fasilitator bagi siswa yang belum mengerti atau masih
bingung.
c. Konfirmasia) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
oleh siswa.
b) Guru bersama siswa bertanya jawab terkait dengan
kosakata yang telah dipelajari dan memberikan
kesimpulan.
3. Kegiatan Penutupa. Guru membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama.
b. Sebagai latihan tambahan, guru bertanya pada siswa terkait
dengan materi yang telah diajarkan
c. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak siswa berdoa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
130
F. Sumber/ Bahan/ Media Pembelajaran1. Buku paket Erlangga (Grow With English Book 2)
2. 1 media jigsaw puzzle ukuran 90 x 65 cm, dengan kepingan puzzle
berjumlah 12 keping dimana di balik kepingan puzzle tersebut
terdapat gambar dari kosakata yang sedang dipelajari.
3. 12 edu-card 2 sisi, sisi pertama gambar dari kosakata lalu di
baliknya terdapat tulisan beserta arti dari kosakata yang sedang di
pelajari
4. 4 Amplop berisi soal-soal kelompok.
131
G. Penilaian1. Teknik : Tes Soal secara Individu
2. Bentuk Instrumen : Penilaian Tertulis
3. Lembar Kerja Siswa : Terlampir
Jakarta, 5 Maret 2018
Mengatahui,Kepala Sekolah
Yuana Supriyati, M. PdNIP . 196505041985062001
Guru Bidang Studi/ Kolaborator
Mega Azzahra Kusuma Roza
Peneliti
Iis Namia
Look at the picture! Write the vocabulary based a picture
Name :
Class : 2nd Grade
Subject : English (The Bedroom)
Look at the picture! Write the vocabulary based a picture
Name :
Class : 2nd Grade
Subject : English (The Bathroom)
Look at the picture! Write the vocabulary based a picture
Name :
Class : 2nd Grade
Subject : English (The Kitchen)
135
CATATAN LAPANGAN
Sebelum masuk kelas, peneliti bertemu dengan kolaborator untuk
mendiskusikan materi dan tindakan-tindakan yang akan diberikan kepada
siswa, kemudian guru peneliti memasuki ruang kelas 2 C. Pada pertemuan
pertama, setelah siswa berdo’a bersama, peneliti bertanya tentang
kehadiran siswa serta kabar siswa. Peneliti bertanya kepada siswa terkait
benda-benda apa saja yang ada di taman (the garden) kemudian, sebelum
bermain jigsaw puzzle peneliti mengajarkan bagaimana cara membaca
kosakata bahasa Inggris materi the garden beserta terjemahan kepada
siswa. Setelah itu, peneliti memperkenalkan jigsaw puzzle dan menjelaskan
bagaimana cara bermainnya. Setelah jigsaw puzzle tersusun secara benar
selanjutnya siswa mengerjakan soal tes terkait dengan materi the garden.
Refleksi :
Pemberian tindakan pada siklus I pertemuan pertama siswa masih
bingung dalam bermain jigsaw puzzle¸untuk itu perlunya arahan dan
bimbingan lagi agar siswa dapat mengerti tata cara bermain.
Hari/ Tanggal : Senin, 05 Februari 2018
Waktu : Pukul 07.00-08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas 2 C
Kegiatan : Pertemuan pertama (Siklus I)
Materi : The Garden
136
CATATAN LAPANGAN
Pada pertemuan kedua, setelah siswa berdo’a bersama, peneliti
bertanya tentang kehadiran siswa serta kabar siswa. Peneliti bertanya
kepada siswa terkait benda-benda apa saja yang ada di ruang tamu (the
living room) kemudian, sebelum bermain jigsaw puzzle peneliti
mengajarkan bagaimana cara membaca kosakata bahasa Inggris materi
the living room beserta terjemahan kepada siswa. Setelah itu, peneliti
memperkenalkan jigsaw puzzle dan menjelaskan bagaimana cara
bermainnya. Setelah jigsaw puzzle tersusun secara benar selanjutnya
siswa mengerjakan soal tes terkait dengan materi the living room
Refleksi :
Pemberian tindakan pada siklus I pertemuan kedua berjalan dengan
lancar sesuai dengan rencana yang telah di susun. Siswa mulai terbiasa
dalam bermain jigsaw puzzle. Meskipun masih ada siswa yangmasih malu
ketika diminta maju kedepan.
Hari/ Tanggal : Senin, 12 Februari 2018
Waktu : Pukul 07.30-08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas 2 C
Kegiatan : Pertemuan kedua (Siklus I)
Materi : The Living Room
137
CATATAN LAPANGAN
Pada pertemuan ketiga, setelah siswa berdo’a bersama, peneliti
bertanya tentang kehadiran siswa serta kabar siswa. Peneliti bertanya
kepada siswa terkait benda-benda apa saja yang ada di ruang makan (the
dining room) kemudian, sebelum bermain jigsaw puzzle peneliti
mengajarkan bagaimana cara membaca kosakata bahasa Inggris materi
the dining room beserta terjemahan kepada siswa. Setelah itu, peneliti
memperkenalkan jigsaw puzzle dan menjelaskan bagaimana cara
bermainnya. Setelah jigsaw puzzle tersusun secara benar selanjutnya
siswa mengerjakan soal tes terkait dengan materi the dining room
Refleksi :
Siswa terlihat semangat ketika kegiatan belajar berlangsung, setiap
siswa berlomba untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan peneliti.
Peneliti memberikan reward bagi siswa yang berani dan mampu menjawab
pertanyaan.
Hari/ Tanggal : Senin, 19 Februari 2018
Waktu : Pukul 07.30-08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas 2 C
Kegiatan : Pertemuan ketiga (Siklus I)
Materi : The Dining Room
138
CATATAN LAPANGAN
Siswa berdo’a bersama, peneliti bertanya tentang kehadiran siswa
serta kabar siswa. Peneliti bertanya kepada siswa terkait benda-benda apa
saja yang ada di ruang tidur (the bedroom) kemudian, sebelum bermain
jigsaw puzzle peneliti mengajarkan bagaimana cara membaca kosakata
bahasa Inggris materi the bedroom beserta terjemahan kepada siswa.
Setelah jigsaw puzzle tersusun secara benar, siswa mengerjakan soal tes
terkait dengan materi the bedroom. Sebelum mengerjakan soal secara
inidvidu peneliti mengajak semua siswa di kelas 2 C untuk bermain “guess
word” atau tebak kata dimana peneliti memberikan clue/ petunjuk lalu siswa
yang bisa menjawab menulis kata tersebut di papan tulis. Kata berupa
materi-materi yang sebelumnya sudah dipelajari.
Refleksi :
Pembelajaran berjalan, terlihat dari semangat siswa dalam
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Siswa menikmati
setiap aktivitas/ kegiatan yang ada di kelas dan tidak merasa bosan, siswa
sudah tidak ada lagi yang malu-malu pada saat maju ke depan kelas untuk
menjawab tebak kata.
Hari/ Tanggal : Senin, 26 Februari 2018
Waktu : Pukul 07.30-08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas 2 C
Kegiatan : Pertemuan keempat (Siklus II)
Materi : The Bedroom
139
CATATAN LAPANGAN
Sebelum masuk kelas, peneliti bertemu dengan kolaborator untuk
mendiskusikan materi dan tindakan-tindakan yang akan diberikan kepada
siswa, kemudian guru peneliti memasuki ruang kelas 2 C. Pada pertemuan
kelima, setelah siswa berdo’a bersama, peneliti bertanya tentang kehadiran
siswa serta kabar siswa. Peneliti bertanya kepada siswa terkait benda-
benda apa saja yang ada di kamar mandi (the Bathroom) kemudian,
sebelum bermain jigsaw puzzle peneliti mengajarkan bagaimana cara
membaca kosakata bahasa Inggris materi the bathroom beserta terjemahan
kepada siswa. Setelah itu, peneliti memperkenalkan jigsaw puzzle dan
menjelaskan bagaimana cara bermainnya. Setelah jigsaw puzzle tersusun
secara benar selanjutnya siswa mengerjakan soal tes terkait dengan materi
the bathroom. Sebelum mengerjakan soal secara inidvidu peneliti mengajak
semua siswa di kelas 2 C untuk bermain “guess word” atau tebak kata
dimana peneliti memberikan clue/ petunjuk lalu siswa yang bisa menjawab
menulis kata tersebut di papan tulis. Kata berupa materi-materi yang
sebelumnya sudah dipelajari.
Hari/ Tanggal : Senin, 5 Maret 2018
Waktu : Pukul 07.30-08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas 2 C
Kegiatan : Pertemuan Kelima (Siklus II)
Materi : The Bathroom
140
Refleksi :
Pemberian tindakan pada siklus II pertemuan keempat berjalan
dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah di susun. Terlihat dari
semangat siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Siswa menikmati setiap aktivitas/ kegiatan yang ada di kelas dan
tidak merasa bosan, siswa sudah tidak ada lagi yang malu-malu pada saat
maju ke depan kelas untuk menjawab tebak kata.
141
CATATAN LAPANGAN
Sebelum masuk kelas, peneliti bertemu dengan kolaborator untuk
mendiskusikan materi dan tindakan-tindakan yang akan diberikan kepada
siswa, kemudian guru peneliti memasuki ruang kelas 2 C. Pada pertemuan
kelima, setelah siswa berdo’a bersama, peneliti bertanya tentang kehadiran
siswa serta kabar siswa. Peneliti bertanya kepada siswa terkait benda-
benda apa saja yang ada di dapur (the kitchen) kemudian, sebelum bermain
jigsaw puzzle peneliti mengajarkan bagaimana cara membaca kosakata
bahasa Inggris materi the kitchen beserta terjemahan kepada siswa.
Setelah itu, peneliti memperkenalkan jigsaw puzzle dan menjelaskan
bagaimana cara bermainnya. Setelah jigsaw puzzle tersusun secara benar
selanjutnya siswa mengerjakan soal tes terkait dengan materi the kitchen.
Sebelum mengerjakan soal secara inidvidu peneliti mengajak semua siswa
di kelas 2 C untuk bermain “guess word” atau tebak kata dimana peneliti
memberikan clue/ petunjuk lalu siswa yang bisa menjawab menulis kata
tersebut di papan tulis. Kata berupa materi-materi yang sebelumnya sudah
dipelajari.
Hari/ Tanggal : Senin, 12 Maret 2018
Waktu : Pukul 07.30-08.30 WIB
Tempat : Ruang kelas 2 C
Kegiatan : Pertemuan keenam (Siklus II)
Materi : The Kitchen
142
Refleksi :
Pemberian tindakan pada siklus II pertemuan keenam berjalan
dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah di susun. Terlihat dari
semangat siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Siswa menikmati setiap aktivitas/ kegiatan yang ada di kelas dan
tidak merasa bosan, siswa sudah tidak ada lagi yang malu-malu pada saat
maju ke depan kelas untuk menjawab tebak kata.
143
CATATAN WAWANCARA
Narasumber : Mega Azzahra Kusuma Roza(Guru Bid. Studi Bahasa Inggris kelas 2 SDN Rorotan 01)
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana proses kegiatan
belajar mengajar bahasa
Inggris di kelas 2 C?
Biasanya saya menulis di papan tulis, lalu
siswa menulis serta menghafal kosakata
yang sedang dipelajari dan saya mengajak
membaca secara bersama-sama
Adakah kesulitan saat
mengajar bahasa Inggris
pada kelas 2 C?
Ada, terkadang siswa tidak tertarik dalam
pelajaran ini sehingga siswa ada yang
berisik. Siswa juga belum mengerti cara
membaca kosakata, belum lagi pelajaran
bahasa Inggris yang dianggap sulit oleh
sebagian siswa.
Bagaimana cara mengatasi
hal tersebut?
Untuk saat ini biasanya saya hanya
mengajak anak untuk bernyanyi bersama
sehingga siswa tidak berisik lagi dan mau
belajar serta memberitahukan pada siswa
bahwa bahasa Inggris juga perlu untuk
dipelajari.
Pernahkan menggunakan
cara lain untuk mengatasi
masalah tersebut?
Untuk saat ini belum, saya hanya menulis di
papan tulis lalu mengajak siswa untuk
membaca bersama.
144
BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL
145
SURAT IZIN PENELITIAN
146
SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SEKOLAH
147
SURAT KETERANGAN VALIDITAS
148
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
149
150
KARTU MENYAKSIKAN SIDANG SKRIPSI
151
LEMBAR BIMBINGAN PASCA SIDANG SKRIPSI
152
RIWAYAT HIDUP KOLABORATOR
Nama : Mega Azzahra Kusuma Roza
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Juni 1986
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sarang Bango RT.06/05 Kel.
Marunda Kec. Cilincing Jakarta
Utara
Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah/ Perguruan Tinggi Tahun Lulus
SD Negeri Marunda 03 1997
MTS Negeri 15 Marunda 2000
SMU Negeri 73 Jakarta 2003
Universitas Indraprasta PGRI 2007
Riwayat Pekerjaan
Nama Instansi/ Perusahaan Sejak Tahun s/dSD Negeri Rorotan 01 Pagi 2005 s/d Sekarang
153
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Iis Namia
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 3 September 1995
Agama : Islam
Alamat : Komplek PERLA RT. 003/ 004 No.
12 Kelurahan Rorotan Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara DKI Jakarta
14140
Telepon : 081909993330
E-mail : [email protected]
Riwayat Keluarga
Orang Tua :
a. Ayah : Agus Rahman
b. Ibu : Aesah Ningsih
Riwayat Pendidikan
1. SDN Rorotan 01 Pagi, tamat tahun 20062. SMPN 200 Jakarta, tamat tahun 20093. SMK Jakarta Timur 2, tamat tahun 20144. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta,
tahun 2014
Riwayat Pekerjaan
1. Menjadi pengajar di TK Merpati 2, Bekasi sejak 2014-20152. Menjadi guru pengganti di Global Insani Islamic School, sejak Januari 2016-
Maret 2016