upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

15
G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018 p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467 131 Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Suharni (1) , Purwanti (2) Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeristas PGRI Yogyakarta E-mail: [email protected] Abstrak Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Siswa akan terdorong untuk belajar apabila mereka memiliki motivasi untuk belajar. 1) Kuatnya kemauan untuk berbuat, 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, 3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar. Sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru yaitu 1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan motivasi siswa. 3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. 4) Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik. 5) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa. 6) Berikan penilaian. 7) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa. 8) Ciptakan persaingan dan kerjasama. Kata kunci: motivasi belajar, upaya guru Abstract Motivation is an absolute requirement in learning. Students who study without motivation (or lack of motivation) will not succeed optimally. Students will be encouraged to learn if they have the motivation to learn. 1) Strong willingness to do, 2) Amount of time provided for learning, 3) Willingness to leave obligations or other tasks, 4) Perseverance in carrying out tasks. Growing student motivation is one technique in developing learning abilities and willingness. As teachers or prospective teachers as much as possible we must always strive to be able to increase learning motivation, especially for students who have difficulty in learning by using various efforts that can be done by the teacher, namely 1) Clarifying the goals to be achieved. 2) Generating student motivation. 3) Create a pleasant atmosphere in learning. 4) Use a variety of interesting presentation methods. 5) Give reasonable praise for each student's success. 6) Give judgment. 7) Give comments on the results of student work. 8) Create competition and cooperation. Keywords: motivation to learn, teacher efforts Info Artikel Diterima Oktober 2018, disetujui November 2018, diterbitkan Desember 2018

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

131

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Suharni (1)

, Purwanti (2)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Univeristas PGRI Yogyakarta

E-mail: [email protected]

Abstrak

Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Siswa yang belajar tanpa motivasi (atau

kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Siswa akan terdorong untuk

belajar apabila mereka memiliki motivasi untuk belajar. 1) Kuatnya kemauan untuk

berbuat, 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, 3) Kerelaan meninggalkan

kewajiban atau tugas yang lain, 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.Menumbuhkan

motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan kemampuan

dan kemauan belajar. Sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu

berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan berbagai upaya yang dapat

dilakukan oleh guru yaitu 1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan

motivasi siswa. 3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar. 4)

Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik. 5) Berilah pujian yang wajar

setiap keberhasilan siswa. 6) Berikan penilaian. 7) Berilah komentar terhadap hasil

pekerjaan siswa. 8) Ciptakan persaingan dan kerjasama.

Kata kunci: motivasi belajar, upaya guru

Abstract

Motivation is an absolute requirement in learning. Students who study without motivation

(or lack of motivation) will not succeed optimally. Students will be encouraged to learn if

they have the motivation to learn. 1) Strong willingness to do, 2) Amount of time provided

for learning, 3) Willingness to leave obligations or other tasks, 4) Perseverance in

carrying out tasks. Growing student motivation is one technique in developing learning

abilities and willingness. As teachers or prospective teachers as much as possible we

must always strive to be able to increase learning motivation, especially for students who

have difficulty in learning by using various efforts that can be done by the teacher,

namely 1) Clarifying the goals to be achieved. 2) Generating student motivation. 3)

Create a pleasant atmosphere in learning. 4) Use a variety of interesting presentation

methods. 5) Give reasonable praise for each student's success. 6) Give judgment. 7) Give

comments on the results of student work. 8) Create competition and cooperation.

Keywords: motivation to learn, teacher efforts

Info Artikel Diterima Oktober 2018, disetujui November 2018, diterbitkan Desember 2018

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

132 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan,

terutama dalam kegiatan belajar, bahwa

kelangsungan dan keberhasilan proses

belajar mengajar bukan hanya

dipengaruhi oleh faktor intelektual

saja, melainkan juga oleh faktor-faktor

non intelektual lain yang tidak kalah

penting dalam menentukan hasil

belajar seseorang, salah satunya

adalah kemampuan seseorang siswa

untuk memotivasi dirinya. Mengutip

pendapat Daniel Goleman (2004: 44),

kecerdasan intelektual (IQ) hanya

menyumbang 20% bagi kesuksesan,

sedangkan 80% adalah sumbangan

faktor kekuatan-kekuatan lain,

diantaranya adalah kecerdasan

emosional atau Emotional Quotient

(EQ) yakni kemampuan memotivasi

diri sendiri, mengatasi frustasi,

mengontrol desakan hati, mengatur

suasana hati (mood), berempati serta

kemampuan bekerja sama.

Motivasi sangat penting artinya

dalam kegiatan belajar, sebab adanya

motivasi mendorong semangat belajar

dan sebaliknya kurang adanya

motivasi akan melemahkan semangat

belajar. Motivasi merupakan syarat

mutlak dalam belajar; seorang siswa

yang belajar tanpa motivasi (atau

kurang motivasi) tidak akan berhasil

dengan maksimal.

Motivasi memegang peranan yang

amat penting dalam belajar, Maslow

(1945) dengan teori kebutuhannya,

menggambarkan hubungan hirarkhis

dan berbagai kebutuhan, di ranah

kebutuhan pertama merupakan dasar

untuk timbul kebutuhan berikutnya.

Jika kebutuhan pertama telah

terpuaskan, barulah manusia mulai ada

keinginan untuk memuaskan

kebutuhan yang selanjutnya. Pada

kondisi tertentu akan timbul

kebutuhan yang tumpang tindih,

contohnya adalah orang ingin makan

bukan karena lapar tetapi karena ada

kebutuhan lain yang mendorongnya.

Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi

atau perpuaskan, itu tidak berarti

bahwa kebutuhan tesebut tidak akan

muncul lagi untuk selamanya, tetapi

kepuasan itu hanya untuk sementara

waktu saja. Manusia yang dikuasai

oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan

akan termotivasi untuk melakukan

kegiatan guna memuaskan kebutuhan

tersebut (Maslow, 1954).

Dalam implikasinya pada dunia

belajar, siswa atau pelajar yang lapar

tidak akan termotivasi secara penuh

dalam belajar. Setelah kebutuhan yang

bersifat fisik terpenuhi, maka

meningkat pada kebutuhan tingkat

berikutnya adalah rasa aman. Sebagai

contoh adalah seorang siswa yang

merasa terancam atau dikucilkan baik

oleh siswa lain mapun gurunya, maka

ia tidak akan termotivasi dengan baik

dalam belajar. Ada kebutuhan yang

disebut harga diri, yaitu kebutuhan

untuk merasa dipentingkan dan

dihargai. Seseorang siswa yang telah

terpenuhi kebutuhan harga dirinya,

maka dia akan percaya diri, merasa

berharga, marasa kuat, merasa

mampu/bisa, merasa berguna dalam

didupnya. Kebutuhan yang paling

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

133

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

utama atau tertinggi yaitu jika seluruh

kebutuhan secara individu terpenuhi

maka akan merasa bebas untuk

menampilkan seluruh potensinya secara

penuh. Dasarnya untuk mengaktuali-

sasikan sendiri meliputi kebutuhan

menjadi tahu, mengerti untuk

memuaskan aspek-aspek kognitif yang

paling mendasar.

Guru sebagai seorang pendidik

harus tahu apa yang diinginkan oleh

para sisiwanya. Seperti kebutuhan

untuk berprestasi, karena setiap siswa

memiliki kebutuhan untuk berprestasi

yang berbeda satu sama lainnya. Tidak

sedikit siswa yang memiliki motivasi

berprestasi yang rendah, mereka

cenderung takut gagal dan tidak mau

menanggung resiko dalam mencapai

prestasi belajar yang tinggi.Meskipun

banyak juga siswa yang memiliki

motivasi untuk berprestasi yang

tinggi.Siswa memiliki motivasi

berprestasi tinggi kalau keinginan

untuk sukses benar-benar berasal dari

dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja

keras baik dalam diri sendiri maupun

dalam bersaing dengan siswa lain.

Pendidikan adalah suatu bentuk

investasi jangka panjang yang penting

bagi seorang manusia. Pendidikan

yang berhasil akan menciptakan

manusia yang pantas dan

berkelayakan di masyarakat serta tidak

menyusahkan orang lain. Masyarakat

dari yang paling terbelakang sampai

yang paling maju mengakui bahwa

pendidikan atau guru merupakan satu

diantara sekian banyak unsur

pembentuk utama calon anggota

utama masyarakat. Pendidkan yang

berhasil akan menciptakan manusia

yang pantas dan berkelayakan di

masyarakat sehingga menjadi penting

pendidikan untuk mencetak manusia

yang memiliki berkualitas dan berdaya

saing

Guru dapat diibaratkan sebagai

pembimbing perjalanan, yang

berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman bertanggung jawab atas

kelancaran perjalanan peserta didik

dalam proses pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran peserta didik

dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor, seperti motivasi, kematangan,

hubungan peserta didik dengan guru,

kemampuan verbal, rasa aman dan

keterampilan guru dalam berkomunikasi

atau berinteraksi dengan siswa

menjadi faktor penting guru dalam

proses pembelajaran. Dimana dalam

proses belajar pada manusia dapat

dirumuskan sebagai suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan dan

nilai sikap. Perubahan itu bersifat

relatif konstan dan berbekas. Sehingga

guru memiliki tanggung jawab yang

besarterhadap proses pembelajaran

peserta didik dalam berupaya

mewujudkan perubahan sikap dan

tingkah laku.

PERMASALAHAN

Guru sebagai seorang pendidik

harus tahu apa yang diinginkan oleh

para sisiwanya. Seperti kebutuhan

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

134 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

untuk berprestasi, karena setiap siswa

memiliki kebutuhan untuk berprestasi

yang berbeda satu sama lainnya. Tidak

sedikit siswa yang memiliki motivasi

berprestasi yang rendah, mereka

cenderung takut gagal dan tidak mau

menanggung resiko dalam mencapai

prestasi belajar yang tinggi.Meskipun

banyak juga siswa yang memiliki

motivasi untuk berprestasi yang

tinggi.Siswa memiliki motivasi

berprestasi tinggi kalau keinginan

untuk sukses benar-benar berasal dari

dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja

keras baik dalam diri sendiri maupun

dalam bersaing dengan siswa lain.

Siswa yang datang ke sekolah

memiliki berbagai pemahaman tentang

dirinya sendiri secara keseluruhan dan

pemahaman tentang kemampuan

mereka sendiri khususnya.Mereka

mempunyai gambaran tertentu tentang

dirinya sebagai manusia dan tentang

kemampuan dalam menghadapi

lingkungan. Ini merupakan cap atau

label yang dimiliki siswa tentang

dirinya dan kemungkinannya tidak

dapat dilihat oleh guru namun sangat

mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Gambaran itu mulai terbentuk melalui

interaksi dengan orang lain, yaitu

keluarga dan teman sebaya maupun

orang dewasa lainnya, dan hal ini

mempengaruhi prestasi belajarnya di

sekolah.

Berdasarkan pandangan di atas

dapat diambil pengertian bahwa siswa

datang ke sekolah dengan gambaran

tentang dirinya yang sudah

terbentuk.Meskipun demikian adanya,

guru tetap dapat mempengaruhi

mapun membentuk gambarang siswa

tentang dirinya itu, dengan tujuan agar

tercapai gambaran tentang masing-

masing siswa yang lebih positif.

Apabila seorang guru suka mengkritik,

mencela, atau bahkan merendahkan

kemampuan siswa, maka siswa akan

cenderung menilai diri mereka sebagai

seorang yang tidak mampu berprestasi

dalam belajar. Akibatnya minat belajar

menjadi turun. Sebaliknya jika guru

memberikan penhargaan, bersikap

mendukung dalam menilai prestasi

siswa, maka lebih besar kemungkinan

siswa-siswa akan menilai dirinya

sebagai orang yang mampu

berprestasi. Penghargaan untuk

berprestasi merupakan dorongan untuk

memotivasi siswa untuk

belajar.Dorongan intelektual adalah

keinginan untuk mencapai suatu

prestasi yang hebat, sedangkan

dorongan untuk mencapai kesuksesan

termasuk kebutuhan emosional, yaitu

kebutuhan untuk berprestasi.

PENGERTIAN MOTIVASI

Motif berasal dari bahasa latin

yaitu movere yang artinya bergerak.

Motif yang di istilahkan needs adalah

dorongan yang sudah terikat pada

suatu tujuan (Ahmadi,1999).Perilaku

manusia senantiasa dilatarbelakangi

motif dan motivasi. Beragamnya

motifdan motivasi mewarnai

kehidupan manusia, misalnya makan

karena lapar, ingin mendapat kasih

sayang, ingin diterima lingkungan dan

sebagainya (Ahmadi, 1998).Pendapat

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

135

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

para ahli dalam literatur yang dibaca

oleh penulis, bahwa pengertian motif

dan motivasi hampir sama dan tidak

ditemukan perbedaan arti yang

mendasar. Maksud dan pengertiannya

sama, hanya berbeda dalam

memformulasikan kalimat pada motif

dan kalimat pada motivasi saja.

Sedangkan arti yang terkandung

dalam motif dan motivasi sebenarnya

memiliki persamaan.Oleh karena itu

dalam penjelasan berikutnya pada

tulisan ini tidak dibedakan antara

motif dan motivasi.

Ahmadi (1998) menjelaskan lebih

lanjut, bahwa motivasi adalah suatu

kekuatan yang terdapat dalam diri

organisme yang menyebabkan

organisme itu bertindak atau berbuat.

Motivasi menurut Winkel (1997)

adalah sebagai daya penggerak dari

dalam diri individu dengan maksud

mencapai kegiatan tertentu dan untuk

mencapai tujuan tertentu.Chaplin

(1999) mendefinisikan motivasi

sebagai variabel penyelang yang

digunakan untuk menimbulkan faktor-

faktor tertentu di dalam organisme,

yang membangkitkan, mengelola,

mempertahankan, dan menyalurkan

tingkah laku menuju suatu sasaran.

Murray (dalam Chaplin, 1999)

juga mengemukakan pendapatnya

sendiri mengenai motivasi.Ia

menyebutkan motivasi sebagai motif

untuk mengatasi rintangan-rintangan

atau berusaha melaksanakan sebaik

dan secepat mungkin pekerjaan-

pekerjaan yang sulit. Walgito (2002)

menyatakan motivasi merupakan

kekuatan yang terdapat dalam diri

organisme yang menyebabkan

organisme itu bertindak atau berbuat

dan dorongan ini biasanya tertuju pada

suatu tujuan tertentu.Sejalan dengan

pendapat diatas, Suryabrata (2000)

menyatakan motivasi suatu keadaan

dalam diri individu yang mendorong

individu untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu guna mencapai suatu

tujuan.

Mengutip pendapat Mc. Donald

(Tabrani, 1992: 100), “motivation is

energy change within the person

characterized by affective arousal and

anticipatory goal reaction.”Motivasi

adalah sesuatu perubahan energi di

dalam pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya afektif dan reaksi

untuk mencapai tujuan. Dari

perumusan yang dikemukakan Mc.

Donald ini mengandung tiga unsur

yang saling berkaitan, yaitu: 1)

motivasi dimulai dari adanya

perubahan energi dalam pribadi, 2)

motivasi ditandai dengan timbulnya

perasaan (affective arousal), 3)

motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi

untuk mencapai tujuan.

Berdasar uraian di atas jelas

kiranya bahwa motivasi bertalian erat

dengan suatu tujuan.Makin berharga

tujuan itu bagi yang bersangkutan,

makin kuat pula motivasinya.Jadi

motivasi itu sangat berguna bagi

tindakan atau perbuatan seseorang.

Penjelasan mengenai fungsi-fungsi

motivasi adalah:

1. Mendorong manusia untuk

bertindak/berbuat. Motivasi

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

136 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

berfungsi sebagai pengerak atau

motor yang memberikan

energi/kekuatan kepada seseorang

untuk melakukan sesuatu.

2. Menentukan arah perbuatan.

Yakni ke arah perwujudan tujuan

atau cita-cita. Motivasi mencegah

penyelewengan dari jalan yang

harus ditempuh untuk mencapai

tujuan. Makin jelas tujuan itu,

makin jelas pula jalan yang harus

ditempuh.

3. Menyeleksi perbuatan. Artinya

menentukan perbuatan-perbuatan

mana yang harus dilakukan, yang

serasi, guna mencapai tujuan itu

dengan menyampingkan perbuatan

yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

(Ngalim Purwanto, 2002: 71)

Jenis-Jenis Motivasi

1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari

dalam diri individu, misalnya

keinginan untuk mendapat

keterampilan tertentu, memperolah

informasi dan pengertian,

mengembangkan sikap untuk

berhasil, menyenangi kehidupan,

keinginan diterima oleh orang lain.

2. Motivasi ekstrinsik, yang timbul

akibat adanya pengaruh dari luar

individu. Sperti hadiah, pujian,

ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan

keadaan demikian orang mau

melakukan sesuatu. (Tabrani, 1992:

120)

Strategi Menumbuhkan Motivasi

Belajar

Ada beberapa strategi yang

dapat digunakan oleh guru untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa,

sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke

peserta didik. Pada permulaan

belajar mengajar hendaknya

seorang guru menjelaskan

mengenai Tujuan Instruksional

Khusus (TIK) yang akan dicapai

siswa. Tidak cukup sampai di situ

saja, tapi guru juga bisa

memberikan penjelasan tentang

pentingnya ilmu yang akan sangat

berguna bagi masa depan

seseorang, baik dengan norma

agama maupun sosial. Makin jelas

tujuan, maka makin besar pula

motivasi dalam belajar.

2. Hadiah. Berikan hadian untuk

siswa-siwa yang berprestasi. Hal

ini akan sangat memacu siswa

untuk lebih giat dalam berprestasi,

dan bagi siswa yang belum

berprestasi akan termotivasi untuk

mengejar atau bahkan

mengungguli siswa yang telah

berprestasi. Hadiah di sini tidak

perlu harus yang besar dan mahal,

tapi bisa menimbulkan rasa senag

pada murid, sebab merasa dihargai

karena prestasinya. Kecuali pada

setiap akhir semester, guru bisa

memberikan hadiah yang lebih

istimewa (seperti buku bacaan)

bagi siswa ranking 1-3.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha

mengadakan persaingan di antara

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

137

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

siswanya untuk meningkatkan

prestasi belajarnya, berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang

telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa

yang berprestasi untuk diberikan

penghargaan atau pujian. Tentunya

pujian yang bersifat membangun.

Bisa dimulai dari hal yang paling

kecil seperti, “beri tepuk tangan

bagi si Budi…”, “kerja yang

bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.

5. Hukuman. Hukuman diberikan

kepada siswa yang berbuat

kesalahan saat proses belajar

mengajar. Hukuman ini diberikan

dengan harapan agar siswa

tersebut mau merubah diri dan

berusaha memacu motivasi

belajarnya. Hukuman di sini

hendaknya yang mendidik, seperti

menghafal, mengerjakan soal,

ataupun membuat rangkuaman.

Hendaknya jangan yang bersifat

fisik, seperti menyapu kelas,

berdiri di depan kelas, atau lari

memutari halaman sekolah.

Karena ini jelas akan menganggu

psikis siswa.

6. Membangkitkan dorongan kepada

anak didik untuk

belajar. Strateginya adalah dengan

memberikan perhatian maksimal

ke peserta didik, khususnya bagi

mereka yang secara prestasi

tertinggal oleh siswa lainnya. Di

sini guru dituntut untuk bisa lebih

jeli terhadap kondisi anak

didiknya. Ingat ini bukan hanya

tugas guru bimbingan konseling

(BK) saja, tapi merupakan

kewajiban setiap guru, sebagai

orang yang telah dipercaya orang

tua siswa untuk mendidik anak

mereka.

7. Membentuk kebiasaan belajar

yang baik. Ajarkan kepada siswa

cara belajar yang baik, entah itu

ketika siswa belajar sendiri

maupun secara kelompok. Dengan

cara ini siswa diharapkan untuk

lebih termotivasi dalam mengulan-

ulang pelajaran ataupun

menambah pemahaman dengan

buku-buku yang mendukung.

8. Membantu kesulitan belajar anak

didik secara individual maupun

kelompok. Ini bisa dilakukan

seperti pada nomor 6.

9. Menggunakan metode yang

bervariasi. Guru hendaknya

memilih metode belajar yang tepat

dan berfariasi, yang bisa

membangkitkan semangat siswa,

yang tidak membuat siswa merasa

jenuh, dan yang tak kalah penting

adalah bisa menampung semua

kepentingan siswa. Sperti

Cooperative Learning, Contectual

Teaching & Learning (CTL),

Quantum Teaching, PAKEM,

mapun yang lainnya. Karena siswa

memiliki tingkat intelegensi yang

berbeda-beda satu sama lainnya.

Ada siswa yang hanya butuh 5

menit untuk memahami suatu

materi, tapi ada siswa yang

membutuhkan 25 menit baru ia

bisa mencerna materi. Itu contoh

mudahnya. Semakin banyak

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

138 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

metode mengajar yang dikuasai

oleh seorang guru, maka ia akan

semakin berhasil meningkatkan

motivasi belajar siswa.

10. Menggunakan media yang baik

dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Baik itu media

visual maupun audio visual.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seperti diketahui, motivasi

belajar pada siswa tidak sama kuatnya,

ada siswa yang motivasinya bersifat

intrinsik dimana kemauan belajarnya

lebih kuat dan tidak tergantung pada

faktor di luar dirinya. Sebaliknya

dengan siswa yang motivasi belajarnya

bersifat ekstrinsik, kemauan untuk

belajar sangat tergantung pada kondisi

di luar dirinya. Namun demikian, di

dalam kenyataan motivasi ekstrinsik

inilah yang banyak terjadi, terutama

pada anakanak dan remaja dalam

proses belajar. Proses pembelajaran

akan berhasil apabila siswa

mempunyai motivasi dalam belajar.

Oleh karena itu, guru perlu

menumbuhkan motivasi belajar

siswa.Untuk memperoleh hasil belajar

yang optimal, guru dituntut kreatif

membangkitkan motivasi belajar

siswa. Sebelum masuk kepada

bagimana upaya seorang guru dalam

memotivasi belajar siswa penulis

terlebih dahulu akan membahas

tentang apa itu motivasi, yang akan

dilanjutkan dengan hal-hal yang perlu

dilakukan oleh guru dalam

memotivasi belajar siswa, ciri-ciri

siswa termotivasi dan fugsi motivasi

bagi siswa.

Motivasi Belajar

Menurut Sudarwan (2002:2)

motivasi diartikan sebagai kekuatan,

dorongan, kebutuhan, semangat,

tekanan, atau mekanisme psikologis

yang mendorong seseorang atau

sekelompok orang untuk mencapai

prestasi tertentu sesuai dengan apa

yang dikehendakinya. Hakim

(2007:26) mengemukakan pengertian

motivasi adalah suatu dorongan

kehendak yang menyebabkan

seseorang melakukan suatu perbuatan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Huitt,W. (2001) mengatakan motivasi

adalah suatu kondisi atau status

internal (kadang-kadang diartikan

sebagai kebutuhan, keinginan, atau

hasrat) yang mengarahkan perilaku

seseorang untuk aktif bertindak dalam

rangka mencapai suatu tujuan.

Ditambahkan Gray (Winardi, 2002)

mengemukakan bahwa motivasi

merupakan sejumlah proses, yang

bersifat internal atau eksternal bagi

seorang individu, yang menyebabkan

timbulnya sikap antusiasme dan

persistensi, dalam hal melaksanakan

kegiatan- kegiatan tertentu. Menurut

Handoko (1992: 59), untuk

mengetahui kekuatan motivasi belajar

siswa, dapat dilihat dari beberapa

indicator sebagai berikut : a) Kuatnya

kemauan untuk berbuat b) Jumlah

waktu yang disediakan untuk belajar

c) Kerelaan meninggalkan kewajiban

atau tugas yang lain d) Ketekunan

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

139

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

dalam mengerjakan tugas. Sedangkan

menurut Sardiman (2001:81) motivasi

belajar memiliki indikator sebagai

berikut: a) Tekun menghadapi tugas.

b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak

lekas putus asa) c) Menunjukan minat

terhadap bermacam-macam masalah

orang dewasa. d) Lebih senang

bekerja mandiri e) Cepat bosan pada

tugas rutin f) Dapat mempertahankan

pendapatnya

Berdasarkan beberapa pendapat

di atas, motivasi dapat diartikan

sebagai kekuatan (energi) seseorang

yang dapat menimbulkan tingkat

kemauan dalam melaksanakan suatu

kegiatan.Kemauan baik yang

bersumber dari dalam diri individu itu

sendiri (motivasi intrinsik) maupun

dari luar individu (motivasi

ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi

yang dimiliki individu akan banyak

menentukan kualitas perilaku yang

ditampilkannya, baik dalam konteks

belajar, bekerja maupun dalam

kehidupan lainnya.

Upaya Meningkatkan Motivasi

Belajar

Upaya meningkatkan motivasi

belajar anak dalam kegiatan belajar di

sekolah, ada beberapa langkah yang

dapat dilakukan oleh guru

diungkapkan Sardiman (2005:92),

yaitu:

1. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai

simbol dari nilai kegiatan

belajarnya.Banyak siswa yang

justru untuk mencapai angka/nilai

yang baik.Sehingga yang dikejar

hanyalah nilai ulangan atau nilai

raport yang baik.Angka-angka

yang baik itu bagi para siswa

merupakan motivasi yang sangat

kuat.Yang perlu diingat oleh guru,

bahwa pencapaian angka-angka

tersebut belum merupakan hasil

belajar yang sejati dan

bermakna.Harapannya angka-

angka tersebut dikaitkan dengan

nilai afeksinya bukan sekedar

kognitifnya saja.

2. Hadiah

Dapat menjadi motivasi yang kuat,

dimana siswa tertarik pada bidang

tertentu yang akan diberikan

hadiah. Tidak demikian jika

hadiah diberikan untuk suatu

pekerjaan yang tidak menarik

menurut siswa.

3. Kompetisi

Persaingan, baik yang individu

atau kelompok, dapat menjadi

sarana untuk meningkatkan

motivasi belajar. Karena terkadang

jika ada saingan, siswa akan

menjadi lebih bersemangat dalam

mencapai hasil yang terbaik.

4. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada

siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai

tantangan sehingga bekerja keras

adalah sebagai salah satu bentuk

motivasi yang cukup penting.

Bentuk kerja keras siswa dapat

terlibat secara kognitif yaitu

dengan mencari cara untuk dapat

meningkatkan motivasi.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

140 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

5. Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau

mengetahui akan diadakan

ulangan. Tetapi ulangan jangan

terlalu sering dilakukan karena

akan membosankan dan akan jadi

rutinitas belaka.

6. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa

dijadikan sebagai alat motivasi.

Dengan mengetahui hasil

belajarnya, siswa akan terdorong

untuk belajar lebih giat. Apalagi

jika hasil belajar itu mengalami

kemajuan, siswa pasti akan

berusaha mempertahankannya atau

bahkan termotivasi untuk dapat

meningkatkannya.

7. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil

menyelesaikan tugasnya dengan

baik, maka perlu diberikan

pujian.Pujian adalah bentuk

reinforcement yang positif dan

memberikan motivasi yang baik

bagi siswa. Pemberiannya juga

harus pada waktu yang tepat,

sehingga akan memupuk suasana

yang menyenangkan dan

mempertinggi motivasi belajar

serta sekaligus akan membang-

kitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman adalah bentuk

reinforcement yang negatif, tetapi

jika diberikan secara tepat dan

bijaksana, bisa menjadi alat

motivasi.Oleh karena itu, guru

harus memahami prinsipprinsip

pemberian hukuman tersebut.

Dalam rangka mengupayakan

agar motivasi belajar siswa tinggi,

seorang guru menurut Winkel (1991)

hendaknya selalu memperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

1. Seorang guru hendaknya mampu

mengoptimalisasikan penerapan

prinsip belajar, pada prinsipnya

harus memandang bahwa dengan

kehadiran siswa di kelas

merupakan suatu motivasi belajar

yang datang dari siswa.

2. Guru hendaknya mampu

mengoptimalisasikan unsur-unsur

dinamis dalam pembelajaran,

karena dalam proses belajar,

seorang siswa terkadang dapat

terhambat oleh adanya berbagai

permasalahan.

Hal ini dapat disebabkan oleh

karena kelelahan jasmani ataupun

mental siswa, sehingga seorang guru

harus berupaya untuk membangkitkan

kembali kinginan siswa dalam belajar.

Upaya yang dapat dilakukan oleh

seorang guru menurut Dimyati

(2002:95) yaitu dengan cara :

1. Memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan

hambatan belajar yang di alaminya

2. Meminta kesempatan kepada

orang tua siswa agar memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

beraktualisasi diri dalam belajar.

3. Memanfaatkan unsur-unsur

lingkungan yang mendorong

belajar.

4. Menggunakan waktu secara tertib,

penguat dan suasana gembira

terpusat pada perilaku belajar.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

141

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

5. Merangsang siswa dengan penguat

memberi rasa percaya diri bahwa

ia dapat mengatasi segala

hambatan dan pasti berhasil.

6. Guru mengoptimalisasikan

pemanfataan pengalaman dan

kemampuan siswa.

Menurut Dimyati (2002) cara

yang dapat dilakukan oleh guru dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa

adalah :

1. Siswa ditugasi membaca bahan

belajar sebelumnya, tiap membaca

hal-hal penting dari bahan tersebut

dicatat.

2. Guru memecahkan hal yang sukar

bagi siswa dengan cara

memecahkannya.

3. Guru mengajarkan cara

memecahkan dan mendidik

keberanian kepada siswa dalam

mengatasi kesukaran.

4. Guru mengajak serta siswa

mengalami dan mengatasi

kesukaran.

5. Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mampu memecahkan

masalah dan mungkin akan

membantu rekannya yang

mengalami kesulitan.

6. Guru memberi penguatan kepada

siswa yang berhasil mengatasi

kesulitan belajarnya sendiri.

7. Guru menghargai pengalaman dan

kemampuan siswa agar belajar

secara mandiri.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi

(Sukadi, 2006) mengatakan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi berprestasi, yaitu sebagai

berikut:

1. Pengalaman pada tahun-tahun

pertama kehidupan Adanya

perbedaan pengalaman masa lalu

pada setiap orang menyebabkan

terjadinya variasi terhadap tinggi

rendahnya kecenderungan untuk

berprestasi pada diri seseorang.

2. Latar belakang budaya tempat

seseorang dibesarkan Bila

dibesarkan dalam budaya yang

menekankan pada pentingnya

keuletan, kerja keras, sikap

inisiatif dan kompetitif, serta

suasana yang selalu mendorong

individu untuk memecahkan

masalah secara mandiri tanpa

dihantui perasaan takut gagal,

maka dalam diri seseorang akan

berkembang hasrat berprestasi

yang tinggi.

3. Peniruan tingkah laku (Modelling)

Melalui modelling, anak

mengambil atau meniru banyak

karakteristik dari model, termasuk

dalam kebutuhan untuk berprestasi

jika model tersebut memiliki

motivasi tersebut dalam derajat

tertentu.

4. Lingkungan tempat proses

pembelajaran berlangsung Iklim

belajar yang menyenangkan, tidak

mengancam, memberi semangat

dan sikap optimisme bagi siswa

dalam belajar, cenderung akan

mendorong seseorang untuk

tertarik belajar, memiliki toleransi

terhadap suasana kompetisi dan

tidak khawatir akan kegagalan.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

142 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

5. Harapan orangtua terhadap

anaknya Orangtua yang

mengharapkan anaknya bekerja

keras dan berjuang untuk

mencapai sukses akan mendorong

anak tersebut untuk bertingkahlaku

yang mengarah kepada pencapaian

prestasi.

Selain beberapa pendapat di atas

menurut Sanjaya, (2009) ada beberapa

hal yang perlu dilakukan oleh seorang

guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Memperjelas tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan yang jelas dapat

membuat siswa paham kearah

mana ia ingin dibawa. Pemahaman

siswa terhadap tujuan

pembelajaran dapat menumbuhkan

minat siswa untuk belajar yang

pada gilirannya dapat meningkatkan

motivasi belajar mereka. Semakin

jelas tujuan yang ingin dicapai,

maka akan semakin kuat motivasi

nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29).

2. Membangkitkan motivasi siswa

Siswa akan terdorong untuk

belajar apabila mereka memiliki

minat untuk belajar. Oleh karena

itu, mengembangkan minat belajar

siswa merupakan salah satu teknik

dalam mengembangkan motivasi

belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah

satu cara yang logis untuk

memotivasi siswa dalam pembelajaran

adalah mengaitkan pengalaman

belajar dengan minat siswa

(Djiwandono, 2006:365).

3. Ciptakan suasana yang

menyenangkan dalam belajar

Siswa hanya mungkin dapat

belajar baik apabila ada dalam

suasana yang menyenangkan,

merasa aman, bebas dari takut.

Usahakan agar kelas selamanya

dalam suasana hidup dan segar,

terbebas dari rasa tegang. Untuk

itu guru sekali-kali dapat

melakukan hal-hal yang lucu.

4. Mengguanakan variasi metode

penyajian yang menarik Guru

harus mampu menyajikan

informasi dengan menarik, dan

asing bagi siswa-siswa. Sesuatu

informasi yang disampaikan

dengan teknik yang baru, dengan

kemasan yang bagus didukung

oleh alat-alat berupa sarana atau

media yang belum pernah dikenal

oleh siswa sebelumnya sehingga

menarik perhatian bagi mereka

untuk belajar (Yamin,2009:174).

Dengan pembelajaran yang

menarik, maka akan

membangitkan rasa uingin tahu

siswa di dalam kegiatan

pembelajaran yang selanjutnya

siswa akan termotivasi dalam

pembelajaran.

5. Berilah pujian yang wajar setiap

keberhasilan siswa Motivasi akan

tumbuh apabila siswa merasa

dihargai. Dalam pembelajaran,

pujian dapat dimanfaatkan sebagai

alat motivasi. Karena anak didik

juga manusia, maka dia juga

senang dipuji. Karena pujian

menimbulkan rasa puas dan

senang (Sanjaya, 2009:30) Namun

begitu, pujian harus sesuai dengan

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

143

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

hasil kerja siswa. Jangan memuji

secara berlebihan karena akan

terkesan dibuatbuat. Pujian yang

baik adalah pujian yang keluar dari

hati seoarang guru secara wajar

dengan maksud untuk memberikan

penghargaan kepada siswa atas

jerih payahnya dalam belajar

(Djamarah, 2002:152).

6. Berikan penilaian Banyak siswa

yang belajar karena ingin

memperoleh nilai bagus. Untuk itu

mereka belajar dengan giat. Bagi

sebagian siswa nilai dapat menjadi

motivasi yang kuat untuk belajar.

Oleh karena itu, penilaian harus

dilakukan dengan segera agar

siswa secepat mungkin

mengetahui hasil kerjanya.

Penilaian harus dilakukan secara

objektif sesuai dengan kemampuan

siswa masing-masing (Sanjaya,

2009:31). Penilaian secara terus

menerus akan mendorong siswa

belajar, oleh karena setiap anak

memilki kecenderungan untuk

memmperoleh hasil yang baik.

Disamping itu, para siswa selalu

mendapat tantangan dan masalah

yang harus dihadapi dan

dipecahkan, sehingga

mendorongnya belajar lebih teliti

dan seksama (Hamalik, 2009:168).

7. Berilah komentar terhadap hasil

pekerjaan siswa Penghargaan bisa

dilakukan dengan mmemberikan

komentar yang positif. Setelah

siswa selesai mengerjakan suatu

tugas, sebaiknya berikan komentar

secepatnya, misalnya dengan

memberikan tulisan “ bagus” atau

“teruskan pekerjaanmu” dan lain

sebagainya. Komentar yang positif

dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).

8. Ciptakan persaingan dan

kerjasama Persaingan yang sehat

dapat menumbuhkan pengaruh

yang baik untuk keberhasilan

proses pemebelajaran siswa.

Melalui persaingan siswa

dimungkinkan berusaha dengan

sungguh-sungguh untuk

memperoleh hasil yang terbaik

(Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab

itu, guru harus mendesain

pembelajaran yang memungkinkan

siswa untuk bersaing baik antar

kelompok maupun antar individu.

Proses pembelajaran akan berhasil

apabila siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Oleh karena itu,

guru perlu menumbuhkan motivasi

belajar siswa. Untuk memperoleh

hasil belajar yang optimal, guru

dituntut kreatif membangkitkan

motivasi belajar siswa. Berikut ini

dikemukakan beberapa petunjuk

untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa.

Ciri Siswa Bermotivasi Tinggi

Menurut Sardiman (1996) siswa

yang memiliki motivasi tinggi

memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain

sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan /tidak

cepat putus asa.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

144 G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

3. Tidak memerlukan dorongan dari

luar untuk berprestasi sebaik

mungkin.

4. Lebih senang kerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang

rutin.

6. Dapat memperthanankan

pendapatnya .

7. Tidak mudah melepaskan hal yang

sudah diyakininya.

Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai fungsi

yang penting dalam belajar, karena

motivasi akan menentukan intensitas

usaha belajar yang dilakukan siswa.

Sardiman (1996:84) mengemukakan

ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk

berbuat. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2. Menuntun arah perbuatan, yakni

ke arah tujuan yang hendak

dicapai, dengan demikian motivasi

dapat memberi arah, dan kegiatan

yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni

menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang

serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

Motivasi diperlukan dalam

menentukan intensitas usaha belajar

bagi para siswa. Menurut Djamarah

(2002:123) ada tiga fungsi motivasi,

yakni :

1. Motivasi sebagai pendorong

perbuatan. Motivasi berfungsi

sebagai pendorong untuk

mempengaruhi sikap apa yang

seharusnya anak didik ambil

dalam rangka belajar.

2. Motivasi sebagai penggerak

perbuatan. Dorongan psikologis

melahirkan sikap terhadap anak

didik itu merupakan suatu

kekuatan yang tak terbendung,

yang kemudian terjelma dalam

bentuk gerakan psikofisik.

3. Motivasi sebagai pengarah

perbuatan. Anak didik yang

mempunyai motivasi dapat

menyeleksi mana perbuatan yang

harus dilakukan dan perbuatan

yang perlu diabaikan.

KESIMPULAN

Motivasi dapat diartikan sebagai

kekuatan seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat kemauan dalam

melaksanakan suatu kegiatan.

Kemauan baik yang bersumber dari

dalam diri individu itu sendiri

(motivasi intrinsik) maupun dari luar

individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki

individu akan banyak menentukan

kualitas perilaku yang ditampilkannya,

baik dalam konteks belajar, bekerja

maupun dalam kehidupan lainnya.

Proses pembelajaran akan berhasil

apabila siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Oleh karena itu, guru

perlu menumbuhkan motivasi belajar

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Vol. 3 No. 1, Bulan Desember Tahun 2018

p-ISSN : 2541-6782, e-ISSN : 2580-6467

145

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

siswa.Untuk memperoleh hasil belajar

yang optimal, guru dituntut kreatif

membangkitkan motivasi belajar

siswa.karena dengan guru kratif

menjadikan siswa tergugah dalam

pembelajaran yang akan dialami siswa

atau siswa yang sedang mengikuti

proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Goleman, Daniel, Emitional Intelligence

Kecerdasan Emosional Mengapa

EQ Lebih Penting Daripada IQ,

Jakata: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2004.

Damin, Sudarman. (2004). Inovasi

Pedididkan. Bandung: Pustaka

Setia

Djamarah. 2002. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta : Rineka

Cipta.

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta Hamalik. 2009. Proses

Belajar Mengajar. Bandung :

Bumi Aksara.

Handoko, T. Hani, 1992. Manajemen

personal dan sumber daya

manusia, edisi kedua, cetak ke

empat. Penerbit Yogyakarta:

UGM

Martinis, Yamin. 2009. Srategi

Pembelajaran Berbasis

Kompetensi. Jakarta : Gaung

Persada

Ngalim Purwanto, (2002), Psikologi

Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sardiman, AM.1996. Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar

Pedoman bagi Guru dan Calon

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

________, 2005. Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Grafindo.

Sukadi, (2006) Guru Powerful Guru

Masa Depan. Bandung Sanjaya,

Tabrani Rusyan, (2001), Pendekatan

dalam Proses Belajar

Mengajar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Oemar, Hamalik (2007). Proses

Belajar. Jakarta: Buki Aksara.

Wina.2009. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta : Kencana

Prenada Media Group

Winkel, W.S, 1991. Bimbingan dan

Konseling di Sekolah

Menengah: PT. Grasindo.

Jakarta.

Wuitt, W. (2001). Motivation To

Learn. An Overview Educational

Psychology Interactive.

Valdosta: Saldosta State

University