upaya meningkatkan pengetahuan makanan sehat …

27
Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT MELALUI PENERAPAN SENTRA COOKING PADA KELOMPOK BERMAIN B DI PAUD BAITUS SHIBYAAN KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Dewi Nurchayati, Ratna Wahyu Pusari [email protected] [email protected] ABSTRAK Berdasarkan realita lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD Baitusshibyaan khususnya melalui kegiatan atau permainan akan membantu pengetahuan anak tentang makanan sehat. Kegiatan tersebut salah satunya melalui penerapan sentra cooking yang memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan pengetahuannya tentang makanan sehat. Tujuan umum penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat anak, sedangkan tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat anak di PAUD Baitusshibyaan melalui penerapan sentra cooking. Metode penelitian ini menggunakan metode demonstrasi. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik KB B PAUD Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berjumlah 10 anak. Pengambilan data melalui wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Untuk memudahkan menghitung indikator kinerja, peneliti membuat skoring Baik (75% - 100%), Cukup (60% - 74%), dan Kurang (<60%). Data diolah untuk mengetahui indikator keberhasilan kinerja jika mencapai 75% ke atas menunjukkan bahwa pengetahuan anak meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan sentra cooking dapat meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat pada anak usia dini yaitu adanya peningkatan dalam ketercapaian indikator kinerja pada siklus I mencapai 0% dan pada siklus II mencapai 80%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan, “Penerapan sentra cooking dapat meningkatkan pengetahuan makanan sehat pada anak KB B PAUD Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Tahun Ajaran 2014/2015” Kata Kunci : Knowledge,Cooking. 160

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT

MELALUI PENERAPAN SENTRA COOKING PADA KELOMPOK

BERMAIN B DI PAUD BAITUS SHIBYAAN KECAMATAN

BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015

Dewi Nurchayati, Ratna Wahyu Pusari

[email protected] [email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan realita lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan

belajar mengajar di PAUD Baitusshibyaan khususnya melalui kegiatan atau permainan akan membantu pengetahuan anak tentang makanan sehat. Kegiatan tersebut salah satunya melalui penerapan sentra cooking yang memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan pengetahuannya tentang makanan sehat. Tujuan umum penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat anak, sedangkan tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat anak di PAUD Baitusshibyaan melalui penerapan sentra cooking. Metode penelitian ini menggunakan metode demonstrasi. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik KB B PAUD Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berjumlah 10 anak. Pengambilan data melalui wawancara, obsevasi dan dokumentasi. Untuk memudahkan menghitung indikator kinerja, peneliti membuat skoring Baik (75% - 100%), Cukup (60% - 74%), dan Kurang (<60%). Data diolah untuk mengetahui indikator keberhasilan kinerja jika mencapai 75% ke atas menunjukkan bahwa pengetahuan anak meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan sentra cooking dapat meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat pada anak usia dini yaitu adanya peningkatan dalam ketercapaian indikator kinerja pada siklus I mencapai 0% dan pada siklus II mencapai 80%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan, “Penerapan sentra cooking dapat meningkatkan pengetahuan makanan sehat pada anak KB B PAUD Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Tahun Ajaran 2014/2015” Kata Kunci : Knowledge,Cooking.

160

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

ABSTRACT

Based on reality shows that teaching and learning activities in early childhood education Baitusshibyaan especially through activities or games will help children’s’ knowledge about healthy food. The activities apply cooking centers which provide opportunities for children to increase their knowledge in healthy food. The general purpose of this research is increasing knowledge about healthy food for children, while the main goal of this research is increasing knowledge about healthy food for PAUD Baitusshibyaan through the application of cooking centers. This research method is using demonstration method. The object of study is ten early childhood students grade B Baitusshibyaan Bergas Semarang. The data collected through interview, observation and documentation. The researcher made a kind of scoring to help in calculating the performance indicators: Good is in 75% - 100%, adequate is in 60% - 74%, and less is in < 60%. The data is processed to determine the success of performance indicators, if the performance indicators is gain up to 75%, it shows that the knowledge of children increase. The results shows that through the application of cooking centers can increase knowledge of healthy foods in early childhood students. In period 1 shows the performance indicators reach 0% and in period 2 shows the performance indicators reach 80%. The conclusion is applying cooking center can increase children’s knowledge of healthy foods especially for PAUD Baitusshibyaan grade B Bergas Semarang in school year 2014/2015 ”.

Key words: knowledge, cooking. A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pendidikan yang kita

lakukan terhadap anak dimulai dari kelahirannya hingga berusia 6

tahun.Pendidikan ini dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan

yang bertujuan untuk mengoptimalkan semua pertumbuhan dan

perkembangan mereka baik secara jasmani maupun rohani.Kesehatan dan

gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang bayi

karena pemberian makanan yang sehat, akan mempengaruhi perkembangan

kognitif selanjutnya.

161

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan Pasal 131 No. 1 dinyatakan bahwa Upaya pemeliharaan

kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi

yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk

menurunkan angka kematian bayi dan anak (UU Praktek Kedokteran, 2010:

109).

Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam

tumbuh kembang bayi karena pemberian makanan yang sehat, akan

mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang

bayi makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan, dan

ketahanan terhadap penyakit. Anak yang sehat ditunjang oleh keadaan gizi

yang baik, merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal

bagi seorang anak.

Kondisi anak yang sehat hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan

dan pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai, khususnya melalui

makanan sehari-hari oleh anak. Kualitas tumbuh kembang seorang anak

sangat ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan gizi serta tenaga yang

seimbang. Kebutuhan zat gizi yang semakin meningkat, harus diimbangi

dengan variasi hidangan yang disajikan.

Pembiasaan dalam mengatur pola makan tiga kali sehari dengan hanya

sedikit makan makanan kecil, di antaranya makan pagi setiap hari

merupakan salah satu upaya pemeliharaan kesehatan bagi anak, hal ini

sependapat dengan hasil penelitian Bellock dan Breslow dalam Santoso

(2004: 18). Dibutuhkan pula kombinasi antara pembiasaan pola makan,

asupan makanan, dan pengaturan porsi makan pada anak serta kepedulian

dan kepekaan orang tua untuk melihat adanya tanda-tanda kurang gizi pada

anak.

Penelitian peningkatan pengetahuan tentang makanan sehat dilakukan

di PAUD Baitusshibyaan, sebagai lembaga pendidikan swasta berbasis

162

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

sentra dengan jumlah murid KB A 17 anak dan KB B 10 anak serta jumlah

pengajar 4 orang. Penelitian dilakukan di PAUD Baitusshibyaan

dikarenakan terdapat beberapa anak yang memiliki pola makan kurang

teratur dan kurang sehat. Makanan yang di bawa anak dari rumah tentunya

tergantung dengan pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam

menyiapkannya. Terdapat beberapa orang tua yang tidak mau repot dalam

menyiapkan bekal makan untuk anak, sehingga ditemukan berbagai jenis

makanan yang dibawa oleh anak baik bergizi maupun kurang baik untuk

anak.

Jumlah porsi bekal yang dibawa anak terkadang juga kurang seimbang

dengan usia dan berat badannya sehingga mengurangi selera makan. Selain

itu ada juga beberapa anak yang sering membawa bekal makanan yang

mengandung zat pewarna yang dibeli di lingkungan dekat dengan sekolah.

Hal tersebut menyulitkan guru dalam membimbing anak tentang makanan

yang sehat dan cara makan yang baik. Oleh karena itu diperlukan sekali

partisipasi dari tenaga pendidik, orangtua, maupun pedagang untuk

memberikan perhatiannya kepada anak dalam menjaga kesehatan.

Memecahkan masalah tersebut diperlukan metode yang tepat agar anak

di PAUD Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015 dapat mengetahui tentang makanan yang sehat sehingga

kebutuhan gizi cukup untuk perkembangan tubuh secara optimal, dan

mendidik kebiasaan makan secara teratur. Salah satu metodenya adalah

melalui penerapan sentra cooking. Sentra cooking adalah salah satu kegiatan

yang dapat memberikan pengetahuan kepada anak tentang proses membuat

atau mengolah bahan makanan, serta memberikan pengetahuan tentang

angka atau jumlah, belajar tentang warna, melatih motorik kasar dengan

memperkenalkan nama-nama benda di dapur.

Melalui penerapan sentra cooking anak dapat meningkatkan

keterampilannya dalam bermain mengolah bahan-bahan masakan sehingga

163

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

menjadi masakan sederhana. Kepuasan anak akan muncul pada saat

membantu melakukan kegiatan pekerjaan yang sebenarnya. Kepercayaan

diri pada anak juga akan berkembang pada saat mereka memiliki

kesempatan menyiapkan makanan yang akan dinikmati teman sekelas dan

guru.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang

makanan sehat melalui penerapan sentra cooking pada KB B di PAUD

Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun ajaran

2014/2015.

2. Kajian Teori

a. Pengetahuan Anak

1) Pengertian Pengetahuan

Seseorang memiliki rasa ingin tahu ketika melihat atau mengalami

kejadian yang mungkin belum pernah dialami. Berawal dari rasa ingin tahu

tersebut, maka seseorang mencoba untuk mencari. Hasilnya ia akan tahu

sesuatu, dan sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan. Pengetahuan

seseorang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, karena

semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin banyak

pengetahuannya.

Pernyataan di atas di dukung oleh beberapa teori, antara lain yaitu

menurut Semiawan dalam Sujiono (2009: 60) pengetahuan merupakan

sesuatu yang diciptakan kembali dan dibangun dari dalam diri seseorang

melalui pengamatan, pengalaman, dan pemahamannya. Pengetahuan

diperoleh melalui suatu dialog oleh suasana belajar yang bercirikan

pengalaman dua sisi (kognitif dan afektif). Dengan demikian, belajar harus

diupayakan agar anak-anak mampu menggunakan peralatan mental (otak)

mereka secara efektif dan efisien serta melibatkan emosi dan kemampuan

kreatifnya sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif saja.

164

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

Sedangkan menurut Wonorahardjo (2010: 17) pengetahuan

kebanyakan menyangkut suatu objek. Pengetahuan sifatnya objektif,

walaupun tidak selalu terlepas dari subjeknya. Cara mengungkapkan

pengetahuan merupakan bagian dan mata rantai dalam proses pengolahan

pengetahuan sebelumnya. Hal ini akan menentukan penerimaan subjek lain

dalam menyerap pengetahuan akan objek yang sama.

Pendapat lain dari Piaget dalam Suyadi (2010: 79) yang menyatakan

bahwa pengetahuan dibangun melalui kegiatan atau aktivitas pembelajaran.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui eksplorasi, manipulasi, dan konstruksi

secara elaboratif. Anak-anak bukanlah suatu objek penerima pengetahuan

yang pasif, melainkan mereka dengan aktif melakukan pengaturan

pengalaman mereka ke dalam struktur mental yang komplek.

Berdasarkan beberapa pengertian pengetahuan yang dipaparkan di

atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan anak dibangun dari hasil

interaksi dengan lingkungan dan sesuai dengan kemampuan berfikir anak.

Pada saat anak bermain sambil belajar, mereka memiliki kesempatan untuk

mengetahui sifat-sifat objek dengan cara mengamati, menyentuh, mencium,

dan mendengarkan. Pengalaman anak secara langsung terhadap objek

melalui penginderaan akan lebih bermakna bagi anak dalam proses

berfikirnya.

2) Jenis-Jenis Pengetahuan

Berdasarkan pengertian pengetahuan di atas, Soemargono dalam

Surajiyo (2012: 59) membagi pengetahuan menjadi beberapa jenis, antara

lain yaitu :

a) Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode

ilmiah. Sebagai contoh pengetahuan nonilmiah yaitu hasil dari

penglihatan, hasil pendengaran, hasil pembauan, hasil pengecapan lidah,

dan hasil perabaan kulit.

165

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

b) Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang

diperoleh dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Sebagai contoh

pengetahuan ilmiah yaitu hasil dari percobaan sains. Pengetahuan ilmiah

mempunyai lima ciri pokok, yaitu : a) empiris, b) sistematis, c) objektif,

d) analitis, dan e) verifikatif.

3) Cara Anak Memperoleh Pengetahuan

Masing-masing anak memiliki cara yang berbeda dalam memperoleh

pengetahuan, salah satunya melalui penginderaan. Dari penginderaan

tersebut anak akan memperoleh berbagai informasi yang kemudian akan

digunakan sebagai dasar berfikirnya. Menurut Piaget dalam Sujiono (2009:

121) berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara anak memperoleh

pengetahuan yaitu :

a) Melalui interaksi sosial

Anak mengetahui sesuatu dari manusia lain ketika anak meneliti atau

melihat sesuatu. Anak tersebut akan tahu tentang objek jika diberitahu

oleh pihak lain.

b) Melalui pengetahuan fisik

Mengetahui sifat fisik dari suatu benda. Pengetahuan diperoleh melalui

kegiatan belajar tentang sifat bulat, panjang, pendek, keras, lemah, dingin

atau panas. Konsep tersebut didapat dari pemahaman terhadap

lingkungan dimana anak berinteraksi langsung.

c) Melalui Logika Mathematical

Melalui pengertian tentang angka, seri, klasifikasi, waktu, ruang dan

konversi atau satuan berat.

4) Cara Anak Membangun Pengetahuan

Pada saat anak bermain sambil belajar, saat itulah anak mulai

membangun pengetahuannya, yaitu dari hasil interaksi dengan lingkungan

dan kemampuan berfikir anak. Menurut Piaget dalam Sujiono (2009: 122)

166

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara anak membangun pengetahuan

dari berbagai metode pembelajaran yaitu :

a) Metode praktik langsung

Melalui kegiatan praktik langsung anak akan dapat pengalaman melalui

interaksi langsung dengan objek.

b) Metode cerita

Anak akan mendapat pengetahuan tentang bagaimana cara

menyampaikan pesan pada orang lain agar orang lain mampu

memahami pesan-pesan yang ingin disampaikan.

c) Metode tanya jawab

Membangun pengetahuan melalui pertanyaan yang diajukan sehingga

anak dapat menjawab dan membuat pertanyaan sesuai informasi yang

ingin diperoleh.

d) Metode proyek

Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan eksplorasi pada

lingkungan sekitar sebagai proyek belajar.

e) Metode bermain peran

Anak dapat mengembangkan pengetahuan sosial karena di tuntut untuk

mempelajari dan memperagakan peran yang akan dimainkan.

f) Metode demonstrasi

Menunjukkan atau memperagakan suatu tahapan kejadian, proses, dan

peristiwa.

5) Alat Memperoleh Pengetahuan

Dalam memperoleh pengetahuan, seseorang tidak hanya

membutuhkan cara saja. Melainkan juga membutuhkan alat sebagai fasilitas

yang mendukung supaya pengetahuan yang diperoleh benar-benar

bermakna. Menurut Hospers dalam Surajiyo (2012: 55) mengemukakan

bahwa ada enam alat untuk memperoleh pengetahuan yaitu :

167

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

a) Pengalaman indra (sense experience) adalah sumber pengetahuan

berupa alat-alat untuk menangkap objek dari luar diri manusia melalui

kekuatan indra.

b) Nalar (reason) adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan

dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan

pengetahuan baru.

c) Otoritas (authority) adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh

seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Pengetahuan karena adanya

otoritas terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain

mempunyai pengetahuan.

d) Intuisi (intuition) adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia

melalui proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu

untuk membuat pernyataan berupa pengetahuan. Peran intuisi sebagai

sumber pengetahuan adalah adanya kemampuan dalam diri manusia

yang dapat melahirkan pernyataan-pernyataan berupa pengetahuan.

e) Wahyu (revelation) adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada

Nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Wahyu dapat dikatakan sebagai

salah satu sumber pengetahuan karena kita mengenal sesuatu dengan

melalui kepercayaan kita.

f) Keyakinan (faith) adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang

diperoleh melalui kepercayaan.

Pengetahuan sangatlah penting jika di bangun sejak dini. Peran serta

dari lingkungan dan cara berfikir seseorang berpengaruh dalam proses

memperoleh pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan,

bahwa pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pembelajar

yang aktif agar terbiasa belajar dan mempelajari berbagai aspek

pengetahuan. Model pendekatan yang dilakukan untuk anak yaitu

berdasarkan perkembangan dan kegiatan bermain. Oleh karena itu sangatlah

168

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

penting jika pendidik memperhatikan perkembangan anak dan keadaan

lingkungan sekitar dalam mendukung proses penerimaan pengetahuannya.

b. Makanan Sehat

1) Pengertian Makanan Sehat

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.

Makanan yang di santap setiap hari harus memenuhi kebutuhan gizi sesuai

dengan standar kesehatan, karena kebutuhan gizi yang tercukupi membuat

kecerdasan meningkat dan hidup sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat

sangatlah penting, terutama dalam mendukung tumbuh kembang anak.

Terdapat beberapa teori yang mendukung tentang pernyataan di atas,

antara lain yaitu menurut Hanifa dan Luthfeni (2006: 2) makanan

merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari manusia. Oleh

karena itu diperlukan makanan yang bergizi dengan jumlah yang cukup

untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Makanan berguna untuk

memenuhi kebutuhan manusia dalam melangsungkan hidupnya karena

dalam bahan makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Selain itu, makanan sehari-hari berguna pula untuk : (a) memberi tenaga dan

panas badan, (b) memperbaiki sel-sel yang rusak, (c) memberi rasa kenyang,

(d) untuk kepuasan, dan (e) untuk pertumbuhan.

Sedangkan menurut Santoso dan Ranti (2004: 88) makanan bagi

manusia merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan hidup serta menjalankan kehidupan. Makan diperlukan

untuk memperoleh kebutuhan zat gizi yang cukup untuk kelangsungan

hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktivitas, pertumbuhan dan

perkembangan. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan sebagai media

untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan

yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang cukup dan

bermutu.

169

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

Pendapat lain dari Nuraini (2007: 14) makanan yang sehat adalah

makanan yang mempunyai zat gizi yang cukup dan seimbang, serta tidak

mengandung (tercemar) unsur yang dapat membahayakan atau merusak

kesehatan. Sangat penting bagi orang tua dalam mengarahkan anak-anak

berkaitan dengan memilih makanan jajanan yang sehat dan halal.

Mengenalkan dan menanamkan konsep sehat dan halal sejak dini, akan

memberikan perkembangan psikologis yang baik terutama pada

pembentukan akhlak yang mulia pada diri anak.

Makanan yang lezat dapat menarik minat anggota keluarga untuk

menyantapnya. Akan tetapi, makanan sehat tidak cukup dengan kriteria

kelezatan saja. Selain lezat, makanan yang dikonsumsi setiap hari haruslah

bersih, dan mengandung zat gizi yang berguna bagi tubuh. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa makanan yang sehat adalah makanan yang lezat,

higienis dan bergizi. Makanan higienis adalah makanan yang tidak

mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun yang dapat

membahayakan hidup manusia serta lezat rasanya sehingga menarik minat

untuk menyantapnya.

2) Syarat-syarat Makanan Sehat

Berdasarkan uraian di atas, makanan sehat merupakan makanan

yang bergizi. Sebelum menyajikan makanan untuk keluarga terutama anak,

perlu sekali mengetahui beberapa syarat makanan agar dalam pengolahan

dan penyajiannya tepat. Menurut Santoso dan Ranti (2004: 149) syarat

makanan sehat untuk anak adalah sebagai berikut:

a) Porsi makan tidak terlalu besar.

b) Makanan cukup basah karena berkuah agar mudah ditelan anak.

c) Potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah

dimasukkan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah.

d) Tidak berduri atau bertulang kecil.

e) Sedikit atau tidak terasa pedas, asam, dan berbumbu tajam.

170

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

f) Bersih, rapi, dan menarik dari segi warna dan bentuk.

g) Dapat melatih anak mandiri, dalam menyiapkan dan makan sendiri.

3) Bahan-bahan Makanan Sehat

Selain mengetahui syarat dari makanan sehat, bahan-bahan makanan

yang sesuai dengan zat gizi juga harus diperhatikan. Hal ini untuk

mendukung kebutuhan gizi seimbang dalam tubuh. Menurut Sediaoetama

dalam Santoso dan Ranti (2004: 102-105) dalam membuat hidangan,

digunakan berbagai jenis bahan makanan yang terdiri atas empat kelompok,

yaitu :

a) Bahan makanan pokok merupakan bahan makanan yang memegang

peranan penting sebagai sumber karbohidrat serta sebagai sumber zat

tenaga. Contohnya : beras, jagung, dan sagu.

b) Bahan makanan lauk pauk merupakan teman makanan pokok yang

memberikan rasa enak, sebagai sumber zat gizi protein dan lemak, serta

sebagai sumber zat pembangun. Contonya : daging, telur, keju, dan

ikan.

c) Bahan makanan sayuran merupakan teman makanan pokok yang

memberikan serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya

dimasak berkuah. Sayuran sebagai sumber vitamin, mineral, dan air

yang berguna untuk sumber zat pelindung. Contohnya : bayam,

kangkung, wortel, dan mentimun.

d) Bahan makanan buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu

acara makan atau dimakan kapan saja. Buah-buahan sebagai sumber

vitamin dan air serta berguna sebagai zat pelindung. Contohnya : nanas,

jeruk, pisang, dan apel.

e) Susu dan telur. Susu adalah cairan berwarna putih yang dikeluarkan

oleh kelenjar susu. Susu berguna sebagai sumber protein, lemak,

vitamin, mineral, dan air. Sedangkan telur merupakan cikal bakal

171

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

makhluk hidup dalam hal ini unggas. Telur berguna sebagai zat

pembangun.

Kriteria makanan yang dikonsumsi setiap hari dapat dikatakan

sebagai makanan sehat apabila dalam proses penyediaan bahan makanan,

pengolahan dan penyajiannya sesuai dengan uraian di atas. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa syarat makanan sehat sangat perlu dipahami

tentang apa yang dibutuhkan atau diperlukan oleh tubuh terutama dalam

penyusunan menu seimbang yang berpedoman kepada gizi seimbang.

4) Sentra Cooking

Sentra Cooking atau kelas memasak sangat penting diterapkan pada

pembelajaran anak usia dini. Melalui kegiatan ini diharapkan anak dapat

menemukan hal-hal menarik untuk disentuh, dicicipi, didengar, dicium, dan

dilihat. Pada kegiatan kelas memasak, anak dapat melakukan suatu

percobaan dan membuat penemuan baru bagi diri mereka. Melalui interaksi

dengan lingkungan dan orang lain tersebut, anak belajar mempertajam

kepekaan pada dunianya.

Hal ini didukung oleh pendapat Hanifa dan Luthfeni (2006: 74)

bahwa praktik memasak adalah proses membuat atau mengolah bahan

makanan. Tujuan memasak adalah agar bahan makanan mudah dicerna,

menghasilkan hidangan yang bervariasi dalam hal rasa, warna, rupa, dan

bentuk, serta untuk menjadikan makanan yang sehat dan bersih (terhindar

dari penyakit).

Minantyo (2011: 145) mempunyai pendapat lain bahwa kegiatan

memasak adalah suatu proses penerapan panas pada bahan makanan dari

mentah menjadi makanan matang dengan tujuan tertentu. Sebelum memasak

perlu persiapan diri, dan juga menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan

(Mise en Plase). Tahap-tahap persiapan memasak meliputi : a)

penimbangan, b) pencucian, c) pengupasan, d) pemotongan, e) memeras, f)

172

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

menyaring, g) mengocok, h) mencampur, i) merendam dengan bumbu, j)

adonan penggorengan, k) menggiling, dan l) pembubusan.

Sedangkan menurut Hasan (2010: 284) melalui kegiatan memasak

dapat memberikan pengetahuan kepada anak tentang angka atau jumlah,

belajar tentang warna, melatih motorik kasar dengan memperkenalkan

nama-nama benda di dapur, dan melatih motorik halusnya melalui kegiatan

mematahkan sayur-sayuran dengan tangan. Dengan demikian anak dapat

belajar tanpa beban karena dilakukan dengan bermain.

Kegiatan memasak juga merupakan pelajaran matematika yang

dibentuk oleh budaya, sehingga menjadi sarana yang tepat untuk

membicarakan budaya yang berbeda dan tradisi keluarga. Budaya atau

tradisi tersebut dapat dikenalkan kepada anak melalui cara pengolahan

bahan makanan serta cara penyajian makanan. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa kegiatan di sentra memasak atau sentra cooking

merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan anak dalam mengolah

bahan mentah menjadi makanan siap saji. Melalui kegiatan memasak, anak

dapat belajar mengenai ukuran, tekstur, dan rasa. Mereka bisa mempelajari

jenis makanan yang berbeda dan bisa membandingkan makanan, mengenali

persamaan dan perbedaan.

5) Istilah-istilah dalam memasak

Dalam praktik memasak harus mengerti atau mengetahui istilah-

istilah memasak, supaya tidak keliru atau bingung dalam mempraktekkan

suatu resep makanan. Menurut Hanifa dan Luthfeni (2006: 74) berikut

diuraikan istilah-istilah dalam memasak tersebut :

173

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

a. Menggoreng ialah memasak bahan makanan dengan minyak

goreng yang banyak dan panas.

b. Menumis ialah memasak bahan makanan dengan sedikit minyak

dan bisa ditambah sedikit cairan.

c. Merebus ialah memasak bahan makanan dengan air atau dalam

air mendidih.

d. Mengukus ialah memasak bahan makanan dengan menggunakan

uap air yang mendidih.

e. Menyangan ialah memasak bahan makanan tanpa menggunakan

bahan cair, seperti minyak atau air.

f. Memanggang ialah memasak bahan makanan di atas bara api

dengan menggunakan alat panggang.

g. Membakar ialah memasak bahan makanan di atas bara api.

h. Menyembam ialah memasak bahan makanan di dalam abu yang

panas.

i. Memepes ialah memasak bahan makanan yang telah dirempahi

dengan cara dibungkus oleh daun pisang, kemudian dikukus

atau dibakar.

j. Mengetim ialah memasak bahan makanan di atas uap air

mendidih, baik dalam panci tim atau dandang.

k. Menyetup ialah memasak bahan makanan dengan cara

menggorengnya terlebih dahulu dengan sedikit minyak

kemudian diberi santan banyak dan ditutup, dibiarkan dalam api

kecil.

6) Cara Mengajari Anak Untuk Memasak

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum

melakukan kegiatan memasak. Perencanaan yang hati-hati dan pengawasan

ketat penting dilakukan untuk mencegah kecelakaan. Menurut Nielsen

(2008: 119) diuraikan beberapa cara mengajari anak untuk memasak,

sebagai berikut :

160

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

a. Mengawali dengan aktivitas sederhana dan tidak membutuhkan

panas. Kegiatan sederhana tersebut antara lain kegiatan yang

hanya membutuhkan penyobekan, penaburan, atau mencampur

bahan. Contohnya : salad, roti tawar, susu.

b. Kembangkan kesadaran sensorik. Pada kegiatan memasak, pada

dasarnya adalah kesempatan yang baik bagi anak untuk

menggunakan panca inderanya. Anak akan belajar menggunakan

panca inderanya untuk melihat, merasakan tekstur, mendengar,

serta mencicipi rasa makanan.

c. Ajak anak untuk menghitung dan mengukur. Kegiatan memasak

juga merupakan pelajaran matematika, dimana anak diajarkan

untuk membaca resep sendiri, menghitung jumlah telur,

mengenali bahwa setengah cangkir lebih sedikit daripada

secangkir utuh dan sebagainya.

d. Berikan pengalaman dari budaya yang berbeda. Anak dikenalkan

dengan makanan khas dari beberapa daerah. Kegiatan ini

membutuhkan kerjasama dengan orang tua atau pengasuh untuk

berbagi resep dan bimbingan dalam menyiapkan makanan favorit

keluarga masing-masing.

e. Awasi aktivitas dari dekat. Dalam kegiatan memasak diperlukan

pengawasan khusus terhadap aktifitas anak terutama pada saat

anak menggunakan peralatan dapur seperti pisau, tumbukan, dan

benda lain yang berbahaya. Oleh karena itu sangat penting

adanya guru pendamping.

f. Pandulah pengamatan anak. Pandu pengamatan anak dengan

menggunakan pertanyaan bebas, sehingga anak dapat mengamati

dari dekat dan menyadari perubahan yang terjadi pada saat

proses memasak.

g. Ajak anak untuk mencicipi makanan baru. Mengajak dan

mendorong anak untuk mencicipi makanan merupakan kegiatan

yang memberikan kesempatan kepada anak untuk memperluas

161

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

pengetahuan rasa dan membantu anak menemukan makanan

baru yang mereka sukai.

h. Gunakan makanan bergizi. Pembiasaan makan sehat seumur

hidup dapat dimulai di ruang kelas anak usia dini. Pengenalan

terhadap makanan yang bergizi dapat di lakukan melalui

kegiatan memasak di sekolah.

Sentra cooking merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak,

karena termasuk dalam area kotor pada zona basah. Oleh karena itu sebelum

melakukan kegiatan memasak, diperlukan perencanaan yang matang

sehingga kegiatan dapat mendukung pengetahuan anak tentang proses

pengolahan makanan sehat serta mengurangi resiko yang berbahaya

terhadap peralatan yang terdapat di kelas memasak.

3. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di KB B PAUD

Baitusshibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa KB B PAUD Baitusshibyaan

Kecamatan Bergas dengan jumlah siswa 10 anak yang terdiri dari 4 siswa

laki-laki dan 6 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat pengumpulan data

menggunakan lembar observasi dan kamera untuk mendokumentasikan

kegiatan pembelajaran. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini

menggunakan analisis kualitatif. Terhadap peningkatan pengetahuan anak

dianalisis secara kuantitatif dengan memberikan skor (1, 2, dan 3). Indikator

kinerja dalam penelitian ini adalah 75% dengan hasil kategori baik.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus

terdiri dari: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi

(observing), dan refleksi (refleccing). Siklus I dilaksanakan dengan kegiatan

memasak makanan sehat dalam kelompok 5 anak sedangkan siklus II

kegiatan memasak makanan sehat dilaksanakan secara individu.

162

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

Rencana aktivitas kegiatan siklus I dan II tersaji dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 1. Kegiatan Siklus I dan Siklus II

Aktivitas Siklus I Siklus II Perencanaan 1. Guru menyusun RKH dengan

indikator (K. 2) 2. Guru menyiapkan bahan

makanan yang sehat. 3. Guru menyiapkan instrument

pengamatan.

1. Guru menyusun RKH dengan indikator (K. 2 dan K. 3)

2. Guru menyiapkan bahan makanan yang sehat.

3. Guru menyiapkan instrument pengamatan.

Pelaksanaan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan rapi.

2. Melaksanakan kegiatan tanya jawab.

3. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan materi.

4. Guru mendemonstrasikan dalam melakukan kegiatan.

5. Anak melakukan kegiatan sesuai perintah.

6. Guru melakukan pengamatan.

1. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan rapi.

2. Melaksanakan kegiatan tanya jawab.

3. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan materi.

4. Guru mendemonstrasikan dalam melakukan kegiatan.

5. Anak melakukan kegiatan sesuai perintah.

6. Guru melakukan pengamatan. Observasi 1. Guru melakukan pengamatan

ketika anak melakukan kegiatan memasak.

2. Aspek yang diamati pada saat kegiatan memasak adalah ketika kegiatan tanya jawab tentang makanan sehat, ketika anak memotong/memetik bahan makanan, mengupas makanan, makan dan minum sambil duduk, berkata sopan

1. Guru melakukan pengamatan ketika anak melakukan kegiatan memasak.

2. Aspek yang diamati pada saat kegiatan memasak adalah ketika kegiatan tanya jawab tentang makanan sehat, ketika anak memotong/memetik bahan makanan, mengupas makanan, makan dan minum sambil duduk, berkata sopan santun.

163

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

santun.

Refleksi Peneliti mengoreksi mengenai keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dan bagaimana ketercapaiannya terhadap siswa. Apabila belum maka dilakukan siklus II.

Peneliti mengoreksi mengenai keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dan bagaimana ketercapaiannya terhadap siswa. Apabila belum maka dilakukan siklus selanjutnya.

B. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada kelompok bermain B yang berjumlah

10 anak terdiri dari 4 anak laki-laki 6 anak perempuan. Sebelum melakukan

tindakan kelas ini peneliti melakukan observasi terlebih dahulu mengenai

masalah ini kurang lebih selama 1 bulan untuk mengetahui seberapa besar

pengetahuan anak tentang makanan sehat. Data penelitian yang diperoleh

berupa data observasi dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran

untuk masing-masing siklus.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tindakan

yang terdiri dari 2 siklus. Data hasil observasi peningkatan pengetahuan

makanan sehat kelompok bermain B PAUD Baitusshibyaan Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang tersaji dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Kondisi Pra Siklus

Indikator

Kondisi Awal Persentase

(%) Tingkat pencapaian perkembangan

Jumlah anak

Menyebutkan berbagai nama makanan, rasa, warna, bentuk dan tekstur (Kog 2)

Baik 0 0% Cukup 2 20% Kurang 8 80%

164

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pengetahuan anak tentang

makanan sehat sebelum penerapan sentra cooking hanya 20% dalam

kategori cukup dan 80% kategori kurang sehingga perlu ditingkatkan

dengan melakukan kegiatan pada siklus I. Pada siklus I dilakukan penerapan

sentra cooking dengan contoh guru selama tiga hari melalui kegiatan

memasak makanan sehat dalam kelompok 5 anak dengan indikator

menyebutkan berbagai nama makanan, rasa, warna, bentuk dan tekstur (Kog

2). Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi, diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 3. Siklus 1

Indikator

Siklus 1

Nilai Pengetahuan

Persentase dalam setiap Pertemuan

1 2 3 Menyebutkan berbagai nama makanan, rasa, warna, bentukdantekstur. (Kog 2)

Baik (3) 0% 0% 0% Cukup (2) 30% 50% 70%

Kurang (1) 70% 50% 30% Jumlah 100% 100% 100%

Berdasarkan hasil penelitian siklus I dari pertemuan pertama sampai

ketiga pengetahuan anak mengalami peningkatan, dapat diketahui bahwa

beberapa anak mulai tahu tentang makanan sehat dengan bantuan guru. Hal

ini terbukti pada pertemuan ketiga masih 0% dalam kategori baik, 70%

cukup, dan 30% kurang, Padahal dalam penelitian tindakan kelas ini

indikator keberhasilan yang diharapkan sebesar 75%. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan

165

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

dalam penelitian tindakan kelas ini, maka selanjutnya akan dilakukan siklus

II.

Namun sebelum memasuki siklus II guru melakukan refleksi untuk

mengetahui kekurangan atau kelebihan dari kegiatan siklus I. Hasil refleksi

menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak yang kurang paham tentang

makanan sehat karena pada saat guru menjelaskan, ada beberapa anak yang

belum fokus untuk memperhatikan. Selain itu peneliti harus lebih jelas lagi

dalam menyampaikan pembelajaran pada anak sehingga anak mudah untuk

menangkap informasi atau penjelasan dalam mengikuti pembelajaran.

Setelah melakukan refleksi, guru kembali mempersiapkan kegiatan untuk

melanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II juga dilakukan penerapan sentra cooking tanpa

bantuan/contoh guru selama tiga hari melalui kegiatan memasak makanan

sehat dalam kelompok 5 anak dengan indikator menyebutkan berbagai nama

makanan, rasa, warna, bentuk dan tekstur (Kog 2). Adapun kegiatan yang

dilakukan meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi,

dan tahap refleksi, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Siklus 2

Indikator

Siklus II

Nilai Pengetahuan

Persentase dalam setiap Pertemuan

1 2 3 Menyebutkan berbagai nama makanan, rasa, warna, bentuk dan tekstur. (Kog 2)

Baik (3) 70% 80% 80%

Cukup (2) 20% 10% 20%

Kurang (1) 10% 10% 0%

Jumlah 100% 100% 100%

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II yang dilaksanakan dalam

tiga kali pertemuan, dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan anak

tentang makanan sehat siklus II pada indikator keberhasilan dengan

166

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

ketuntasan 75%. Hal ini dibuktikan dengan observasi, lembar observasi dan

dokumentasi pengetahuan anak yang mengalami peningkatan dari hasil

siklus I dengan persentase 0% dan mencapai persentase 80% pada siklus II,

sehingga pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan dalam

penelitian tindakan kelas ini.

Pembahasan Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukan bahwa

dengan menerapkan sentra cooking dapat meningkatkan pengetahuan anak

tentang makanan sehat. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan peserta didik dalam

melakukan kegiatan memasak pada siklus I dan mengalami peningkatan

pada siklus II.

Pengetahuan anak dalam proses pembelajaran siklus I cukup,

sebagian besar anak masih membutuhkan bimbingan peneliti dalam

menyelesaikannya. Sebagian besar anak kuarang mematuhi peraturan ketika

mengikuti sentra cooking. Kemampuan anak dalam melakukan kegiatan

memasak cukup baik, meskipun masih ada beberapa anak yang belum

maksimal dalam kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil sentra cooking pada siklus I, dari 10 anak

sebanyak 7 anak yang mendapat kategori cukup yaitu sebesar 70%,

sehingga belum mencapai indikator keberhasilan.

Pada siklus I guru berusaha memperbaiki proses pembelajaran pada

siklus II. Hal yang dilakukan guru adalah menyiapkan media sentra cooking

sesuai tema pada minggu itu, sehingga lebih menarik perhatian siswa untuk

melakukan kegiatan memasak. Kegiatan tersebut ternyata berdampak baik

dalam proses pembelajaran sehingga mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari data keberhasilan siswa pada siklus II. Perhatian siswa terhadap

guru meningkat, pada siklus I siswa kurang antusias dalam mengikuti sentra

cooking, pada siklus II siswa mulai antusias dalam melakukan kegiatan pada

sentra cooking.

167

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

Pada siklus II guru dapat mengkondisikan siswa sebelum

pembelajaran dengan baik, dalam menyampaikan apresepsi dan

memberikan contoh juga sudah baik, sehingga sebagian besar anak aktif dan

antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil

observasi siklus II mengalami peningkatan sebesar 80% dalam kategori

baik. Hal ini menunjukan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai

indikator kinerja yaitu ketuntasan belajar minimal 75%. Peningkatan

pengetahuan makanan sehat melalui penerapan sentra cooking antara siklus

1 dan siklus II tersaji dalam tabel berikut:

Peningkatan pengetahuan makanan sehat melalui penerapan sentra

cooking antara siklus I dan siklus II tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 4. Siklus I dan Siklus II

No. Hasil

Penelitian

Persentase (%)

Siklus I Siklus II

I.1 I.2 I.3 II.1 II.2 II.3

1. Nilai Baik (3) 0% 0% 0% 70% 80% 80%

2. Nilai Cukup

(2)

30% 50% 70% 20% 10% 20%

3. Nilai Kurang

(1)

70% 50% 30% 10% 10% 0%

Berdasarkan tabel diatas hasil perkembangan pengetahuan

makanan sehat kelompok bermain B PAUD Baitusshibyaan antara

siklus I dan siklus II dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:

168

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

Gambar 1. Grafik Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siklus I

belum mencapai indikator kinerja yaitu sebesar 70% dalam kategori

cukup dan selanjutnya siklus II telah mencapai indikator kenerja

sebesar 80% kategori baik, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan

sentra cooking dapat meningkatkan pengetahuan makanan sehat pada

KB B PAUD Baitusshibyaan kecamatan Bergas tahun ajaran

2014/2015. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa ada

peningkatan pengetahuan anak melalui penerapan sentra cooking pada

KB B PAUD Baitusshibyaan.

C. PENUTUP

Pada bagian ini perlu kita ingat kembali arti makanan sehat menurut

Nuraini (2007: 14) makanan yang sehat adalah makanan yang mempunyai

zat gizi yang cukup dan seimbang, serta tidak mengandung (tercemar)

unsur yang dapat membahayakan atau merusak kesehatan. Berbekal teori

tersebut maka pada Anak Usia Dini memang perlu dikenalkan dengan

makanan yang sehat, maka kegiatan di sentra cooking memberikan

pengalaman kepada anak tentang mengolah bahan makanan dari bahan

makanan mentah menjadi matang. Selain itu anak dapat mengenal berbagai

macam makanan sehat dan tidak sehat baik dari segi warna, bentuk, tekstur,

169

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

maupun rasa dan bau. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat

disimpulkan bahwa melalui penerapan sentra cooking dapat meningkatkan

pengetahuan pada anak KB B PAUD Baitusshibyaan Kecamatan Bergas

tahun pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan, melalui penerapan sentra cooking telah mencapai

indikator keberhasilan dan termasuk dalam kategori cukup pada siklus I

yaitu dari 10 anak 70% anak mendapat nilai cukup (2). Pada siklus II

hasilnya mencapai indikator keberhasilan dan dalam kategori baik yaitu

dari 10 anak dengan persentase 80% yang mendapat nilai baik (3) dengan

skor rata-rata kelas.

Berdasarkan analisis tersebut pengetahuan anak tentang makanan

sehat juga didukung oleh pendapat Piaget dalam Suyadi, 2010: 79 bahwa

pengetahuan dibangun melalui kegiatan atau aktivitas pembelajaran.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui eksplorasi, manipulasi, dan konstruksi

secara elaboratif. Anak-anak bukanlah suatu objek penerima pengetahuan

yang pasif, melainkan mereka dengan aktif melakukan pengaturan

pengalaman mereka ke dalam struktur mental yang komplek. Melalui

kegiatan sentra cooking dapat memberikan pengetahuan kepada anak

tentang angka atau jumlah, belajar tentang warna, melatih motorik kasar

dengan memperkenalkan nama-nama benda di dapur, dan melatih motorik

halusnya melalui kegiatan mematahkan sayur-sayuran dengan tangan.

170

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Jurnal Penelitian PAUDIA

DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. 2010. Undang-undang Praktek Kedokteran. Bandung :

Fokus Media. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Dwitagama, Dedi dan Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks. Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : Diva

Press. Luthfeni dan Hanifa. 2006. Makanan yang Sehat. Bandung : Azka Press. Marsetio, dkk. 2010. Menu Resep Mencerdaskan Anak. Jakarta : Penebar

Plus. Minantyo, Hari. 2011. Dasar-Dasar Pengolahan Makanan. Yogyakarta :

Graha Ilmu. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: PT

Gramedia. Nielsen, Dianne, Miller. 2008. Mengelola Kelas untuk Guru TK. Jakarta :

PT. Indeks. Nuraini, Heny. 2007. Memilih & Membuat Jajanan Anak yang Sehat &

Halal. Jakarta : Qultum Media. Rasyid, Harun dan Mansur. 2009. Penelitian Hasil Belajar. Bandung : CV

Wacana Prima. Santoso, Soegeng dan Lies AnneRanti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta:

Rineka Cipta. Santoso, Soegeng. 2007. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujiono, Yuliani, Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta : PT. Indeks. Surajio. 2012. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.

171

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAKANAN SEHAT …

Upaya Meningkatkan Pengetahuan Makanan Sehat Melalui Penerapan Sentra Cooking Pada Kelompok Bermain B Di PAUD Baitus Shibyaan Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun

Ajaran 2014/2015

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta :

Pedagogia. Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Waluyo, Kusno. 2010. Memahami Gizi untuk Bayi dan Anak. Bandung : PT.

Puri Delco. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Wonorahardjo, Surjani. 2010. Dasar-dasar Sains Menciptakan Masyarakat

Sadar Sains. Jakarta : PT. Indeks. Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta : PT. Indeks.

172