upaya menurunkan kecemasan menghadapi ujian akhir semester menggunakan layanan konseling kelompok...
TRANSCRIPT
-
UPAYA MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
EFFORTS TO REDUCE ANXIETY SEMESTER FINAL EXAM FACE
USING GROUP COUNSELING SERVICES FOR STUDENTS IN CLASS VIII SMP NEGERI 5 BANDARLAMPUNG YEARS 2012/2013
Dian Shinta Ambarsari ([email protected])1 Di bawah bimbingan Yusmansyah2
Shinta Mayasari3
ABSTRACT The purpose of this research was to determine the decrease in anxiety for exams using group counseling services. The problem of this research is the anxiety students have high test. The problem is: could be it decreased by group counseling service?. This research used quasi experimental method with One-Group Pretest-Posttest design. Subjek of this research as much as 6 eighth grade students who have high test anxiety faced. Data collecting technique in this research was used the anxiety scale. The results obtained of this research indicate that students have student test anxiety can be reduced by using group counseling services, as shown from the results of the analysis of the data using the Wilcoxon test, the results of pretest and posttest shown that zhitung = 2.207 > ztabel= 0.027, Ho is rejected and Ha accepted, which meansthat the anxiety students gace higher exam students can be derived by using group counseling services. The conclusion of this research is the anxiety students face higher exam students can be derived by using group counseling services to the students of class VIII in SMP Negeri 5 Bandarlampung Year 2012/2013. The researcher suggestion to (1) The guidance and counseling teacher should be able to help and provide information to the students to recognize the things that can reduce anxiety and lead to exams, so students can be better prepare for the examguide students in improving independence plan further studies to determine the students using group counseling services (2) To Students should continue to prepare for the exam, physical, affective, and cognitive. If there s anxiety the exam, then it is considered a natural thing. (3) To the researchers, should be able to do research on the anxiety of students facing exams on the condition of different subjects using the same service or other services. Keyword: Group Counceling Services, The Anxiety of students facing exams 1 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2 Dosen Pembimbing Utama 3 Dosen Pembimbing Pembantu
-
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kecemasan menghadapi
ujian menggunakan layanan konseling kelompok.Masalah dalam penelitian ini
adalah kecemasan ujian yang tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
Apakah kecemasan menghadapi ujian pada siswa dapat diturunkan
menggunakan layanan konseling kelompok?. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-
Posttes Design. Subjek dalam penelitian sebanyak 6 siswa kelas VIII yang
memiliki kecemasan menghadapi ujian yang tinggi. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan siswa menghadapi ujian siswa
dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok, hal ini
ditunjukkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon, dari hasil
pretest dan posttest yang diperoleh zhitung = 2,207 > ztabel = 0,027 maka, Ho ditolak
dan Ha diterima, yang artinya bahwa kecemasan siswa menghadapi ujian yang
tinggi siswa dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kecemasan siswa menghadapi ujian yang
tinggi siswa dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling
kelompok,pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Bandarlampung Tahun
Pelajaran 2012/2013. Saran yang dapat diberikan adalah (1) Kepada Siswa
hendaknya terus berusaha mempersiapkan diri menghadapi ujian, baik secara
fisik, afektif, dan kognitif. Jika terjadi kecemasan menghadapi ujian, maka hal itu
dianggap suatu hal yang wajar.(2) Kepada guru bimbingan konseling hendaknya
dapat membantu dan memberikan informasi terhadap siswa untuk mengenali hal-
hal yang dapat mengurangi dan memicu kecemasan ujian, sehingga siswa dapat
lebih siap dalam menghadapi ujian
(3) Kepada para peneliti, hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai
kecemasan menghadapi ujian pada kondisi subjek yang berbeda dengan
menggunakan layanan yang sama maupun layanan lainnya.
Kata Kunci : Layanan Konseling Kelompok, Kecemasan Menghadapi Ujian
-
PENDAHULUAN
Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan
salah satunya, rasa ini timbul akibat perasaan terancam terhadap suatu hal yang
bisa jadi belum begitu jelas Kecemasan dapat terjadi terhadap siapapun, kapanpun
dan dimanapun, tak terkecuali remaja yang menempuh pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Penyebab terjadinya kecemasan tergantung situasi dan
kondisinya, antara lain di sekolah, misalnya terlalu tingginya target kurikulum,
iklim pembelajaran yang tidak kondusif, padatnya pemberian tugas, kurang
bersahabatnya sikap dan perlakuan guru, penerapan disiplin sekolah yang ketat,
kurang nyamannya iklim sekolah, serta sarana dan prasarana belajar yang sangat
terbatas juga merupakan faktor pemicu terbentuknya kecemasan pada siswa yang
bersumber dari faktor manajemen sekolah (Sudrajat dalam Resminingsih &
Astuti, 2010:19).
Faktor lainnya yang dapat menimbulkan kecemasan pada diri siswa adalah
perasaan khawatir berkaitan penyelesaian tugas. Hal ini biasanya terjadi saat siswa
akan menghadapi evaluasi pembelajaran di sekolah baik itu saat ulangan harian,
ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan ujian nasional
(UN). Siswa merasa sulit menjawab soal, takut salah memilih jawaban, khawatir
nilai yang diperoleh rendaah dan mengharuskn siswa mengikuti remedy.
Kecemasan bisa menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar. Sieber
(dalam Sudrajat, 2012) menyatakan kecemasan dalam ujian merupakan faktor
penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi
psikologis seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, takut gagal,
pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut,
gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti gangguan
pada saluran pencernaan, sering buang air, gangguan jantung, sesak di dada,
gemetaran bahkan pingsan.
Mengingat dampak yang ditimbulkan kecemasan menghadapi ujian beragam,
maka perlu diadakan upaya untuk mengurangi kondisi tersebut, dalam penelitian
-
ini peneliti menggunakan layanan konseling kelompok. Konseling kelompok
merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan secara
berkelompok. Wibowo (2005) mengungkapkan, kegiatan konseling kelompok
merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara
sadar, perasaan-perasaan dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan
kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Hal ini
memberikan gambaran bahwa konseling kelompok dapat membantu siswa dalam
meningkatkan dan membantu perkembangan individu menuju individu yang
sehat, membantu siswa agar dapat mengembangkan kemampuan secara optimal
salah satunya adalah dengan menurunkan kecemasan yang dirasakan siswa
menghadapi ujian.
Masalah dalam penelitian ini adalah kecemasan menghadapi ujian. Dari
masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
kecemasan menghadapi ujian akhir semester (UAS) dapat diturunkan
menggunakan layanan konseling kelompok ?.
Kecemasan Menghadapi Ujian
Secara garis besar. kecemasan adalah keadaan khawatir akan masa depan atau
akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan ataupun adanya pertentangan dalam
diri.
Penelitian Hill membuktikan bahwa kecemasan dapat menjadi faktor penghambat
dalam belajar. Penelitian ini melibatkan 10.000 ribu siswa sekolah dasar dan
menengah di Amerika menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang mengikuti
tes gagal menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya disebabkan oleh
situasi dan suasana tes yang membuat mereka cemas. Sebaliknya, para siswa ini
memperlihatkan hasil yang lebih baik jika berada pada kondisi yang lebih optimal,
dalam arti unsur-unsur yang membuat siswa berada dibawah tekanan dikurangi
atau dihilangkan sama sekali. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya para siswa
tersebut menguasai materi yang diujikan tapi gagal memperlihatkan kemampuan
mereka yang sebenarnya karena kecemasan yang melanda mereka saat
menghadapi tes (Hasan, C.D.,2009)
-
Kecemasan pada diri siswa terwujud dalam perpaduan reaksi yang terjadi baik
dari fisik, afektif, serta motoriknya. Menurut Casbarro, J (2005) menyebutkan
bahwa manifestasi kecemasan ujian terwujud sebagai kolaborasi dan perpaduan
tiga aspek yang tidak terkendali dalam diri individu, yaitu: (a) Manifestasi
kognitif, yang terwujud dalam bentuk ketegangan pikiran siswa, sehingga
membuat siswa sulit konsentrasi, kebingungan dalam menjawab soal dan
mengalami mental blocking, (b) Manifestasi Afektif, yang diwujudkan dalam
perasaan yang tidak menyenangkan seperti khawatir, takut dan gelisah yang
berlebihan (c) Perilaku motorik yang tidak terkendali, yang terwujud dalam
gerakan tidak menentu seperti gemetar.
Layanan Konseling Kelompok
Konseling kelompok ini diselenggarakan dalam kelompok dengan memanfaatkan
dinamika kelompok yang terjadi didalam kelompok itu. Layanan ini pada
dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan dalam suasana
kelompok.
Pelaksanaan konseling kelompok nantinya diharapkan dapat membantu dalam
upaya untuk membantu siswa menurunkan kecemasan yang dialami. Proses
konseling menitikberatkan bagaimana peserta kelompok dapat menurunkan
sekaligus mengelola kecemasan.
Menurut Hansen dkk ( Wibowo, 2005) tujuan konseling kelompok adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan siswa
berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karir.
2. Membantu menghilangkan titik-titik lemah yang dapat mengganggu siswa
berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Membantu mempercepat dan memperlancar penyelesaian masalah yang
dihadapi siswa berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karier
-
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat di gambarkan seperti berikut:
Gambar 1.1 Alur Kerangka Pikir
Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa pada siswa yang mengalami kecemasan
tinggi, dalam rentang waktu tertentu diberikan perlakuan menggunakan layanan
konseling kelompok dengan tujuan menurunkan tingkat kecemasan siswa
sehingga diharapkan setelah diberi perlakuan tersebut, maka siswa akan lebih siap
menghadapi ujian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kecemasan menghadapi
ujian menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi
eksperimen. Jenis desain yang digunakan adalah, One-Group Pretest-Posttest
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1.2. pola komponen pretest dan postest
Keterangan :
O1 : Keadaan siswa sebelum diberikan layanan konseling kelompok
X : Perlakuan (pemberian layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII
SMP Negeri
5 Bandar Lampung).
O2 : Keadaan siswa setelah diberikan layanan konseling kelompok
Tingkat Kecemasan Tinggi
Layanan Konseling Kelompok,
Tingkat Kecemasan Rendah
O1 X O2
-
Subjek Penelitian
Subyek penelitian merupakan subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau
sasaran penelitian (Arikunto, 2006: 145).Subjek yang dijadikan penelitian adalah
6 siswa yang mengalami kecemasan menghadap ujian yang tinggi dari hasil
penjaringan subjek melalui penyebaran skala kecemasan pada saat penelitian
pendahuluan.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas (X) dalam penelitian adalah layanan konseling kelompok.
Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kecemasan menghadapi ujian
.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
Kecemasan merupakan faktor penghambat bagi siswa untuk mengikuti ujian.
Kecemasan yang tinggi dalam menghadapi ujian idak dapat dibiarkan begitu saja,
karena hal ini tidak hanya menyanngkut kesehatan mental siswa tetapi juga
menyangkut prestasi belajar siswa. Indikator dalam penelitian ini dibuat
berdasarkan teori Casbarro, J (dalam Tresna,2011:33), berikut indikatornya :
1. Manifestasi kognitif, ditandai dengan sulit berkonsentrasi, bingung,
munculnya mental bloking
2. Manifestasi afektif, terwujud dalam kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan
3. Manifestasi fisiologi terwujud dengan reaksi tubuh.
Sedangkan, layanan konseling kelompok adalah konseling yang dilakukan secara
berkelompok untuk memecahkan masalah kecemasan menghadapi ujian anggota
kelompok.
Terdapat empat tahap layanan konseling kelompok yaitu tahap pembentukan,
peralihan, kegiatan, pengakhiran.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kecemasan. Berikut
ini adalah blueprint dari skala kecemasan yang peneliti pakai.
-
No Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah 1. Manifestasi Kognitif 14 2 16 2. Manifestasi Afektif 16 4 20 3. Manifestasi Fisiologis 10 2 12 Jumlah 40 8 48
Tabel 2. Blueprint Skala Kecemasan
Pengujian Instrumen Penelitian
Validitas instrument
Validitas dalam penelitian ini validitas konstrak (construct validity). Pengujian
validitas konstrak, dapat dilakukan dengam membuat instrumen yang dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,
kemudian dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya
tentang instrumen yang telah disusun. Setelah pengujian konstruk dari ahli, maka
diteruskan dengan uji coba instrumen.
Analisis Item
Rumus yang digunakan untuk mengkorelasikan skor faktor dengan skor total
skala kecemasan menggunakan SPSS 17 dengan penghitungan rumus product
moment oleh Pearson. Berdasarkan penghitungan uji validitas pada skala
kecemasan menghadapi ujian yang berjumlah 48 item, diperoleh bahwa dari 48
item ada 8 item yang tidak valid/tidak berkontribusi. Item yang tidak valid
tersebut dihilangkan karena 40 item yang valid dianggap sudah mewakili
indikator skala kecemasan menghadapi ujian.
Reliabilitas Instrument
Berdasarkan hasil penghitungan mengggunakan SPSS 17 menggunakan rumus
Cronbach Alfa menunjukkan bahwa realiabilitas instrumen kecemasan
menghadapi ujian sangat tinggi yaitu 0,937. Hasil tersebut menyatakan bahwa
instrument tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
Teknik Analisis Data
Subjek dalam penelitian merupakan data ordinal, maka statistik yang digunakan
adalah nonparametrik dengan menggunakan Wilcoxon matched pairs test,
-
menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.17.0. Dari hasil analisis
data menggunakan uji beda Wilcoxon pada taraf signifikansi = 0,05 (5%)
diketahui p = 2,207 maka p < 0.027.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh untuk mengetahui hasil pretest dan posttest diperoleh dari
hasil penyebaran skala kecemasan menghadapi ujian. Dari hasil penyebaran yang
dilakukan, peneliti membuat rata-rata hasil pretest dan posttest.
Berikut ini adalah data hasil sebelum (pretest) dan setelah pemberian (posttest)
layanan konseling kelompok.
No Nama Sebelum (Pretest)
Sesudah (Post test)
1 Mariza Fanny Ayu 150 112 2 Rara Arifa 147 121 3 Mega Elisya 148 109 4 Ferika Yunita 149 119 5 A. Oktariansyah 152 113 6 Sandhika Novesa 146 104 N = 6 = 892 = 636 148.7 113
Tabel 1. Skor Kecemasan Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Berdasarkan perhitungan pada tabel 1 di atas dapat diketahui perbandingan skor
rata-rata pre test 148.6 dan skor rata-rata post test 113 yang berarti terjadi
penurunan tingkat skor menjadi 35.7 Hasil penyebaran skala pada pertemuan
pertama dijadikan pretets, pada pertemuan kedua sampai keempat dilakukan
perlakuan. Postest dilakukan pada pertemuan terakhir yaitu keempat.
Penelitian Hill (dalam Hasan,C.D.,2012) menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa yang mengikuti tes gagal menunjukkan kemampuan mereka yang
sebenarnya disebabkan oleh situasi dan suasana tes yang membuat mereka cemas.
Sebaliknya, para siswa ini memperlihatkan hasil yang lebih baik jika berada pada
kondisi yang lebih optimal, dalam arti unsur-unsur yang membuat siswa berada
dibawah tekanan dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
-
Sumber munculnya kecemasan belum begitu jelas penyebabnya, menurut
Casbarro, J (dalam Tresna,2011:33) menyebutkan ada 3 faktor penyebab
kecemasan menghadapi ujian itu muncul yaitu (a) Manifestasi kognitif, yang
terwujud dalam bentuk ketegangan pikiran siswa, sehingga membuat siswa sulit
konsentrasi, kebingungan dalam menjawab soal dan mengalami mental blocking,
(b) Manifestasi Afektif, yang diwujudkan dalam perasaan yang tidak
menyenangkan seperti khawatir, takut dan gelisah yang berlebihan (c) Perilaku
motorik yang tidak terkendali, yang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti
gemetar. Sehingga perlu adanya penanggulangan mengatasi kecemasan siswa
menghadapi ujian,dalam penelitian ini menggunakan layanan konseling
kelompok. Kesuksesan konseling kelompok sangat dipengaruhi oleh sejauhmana
keberhasilan tujuan yang akan dicapai dalam konseling kelompok yang
diselenggarakan.
Wibowo (2005:33) mengungkapkan bahwa kegiatan konseling kelompok
merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara
sadar, perasaan-perasaan dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan
kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Setelah
melewati tahapan-tahapan dan setiap pertemuan pelaksanaan layanan konseling
kelompok maka dapat dilihat perubahan yang terjadi antara sebelum dan setelah
subjek diberikan perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
konseling kelompok dapat menurunkan kecemasan siswa menghadapi ujian, ini
terlihat dari menurunnya skor dan terjadi perubahan pola pikir setelah dilakukan
pemberian konseling kelompok.
Kecemasan menghadapi ujian akhir semester sebelum mendapatkan konseling
kelompok dengan sesudah mendapat konseling kelompok berbeda dan mengalami
penurunan yang signfikan. Hal itu ditunjukkan dengan perilaku siswa saat
konseling kelompok berjalan, diawali dari pengungkapan ciri ciri kecemasan
yang dihadapi oleh masing-masing individu, kemudian disampaikan materi yang
berkaitan dengan itu, dan dilakukan diskusi. Selanjutnya, setelah kegiatan
konseling kelompok dilaksanakan, perilaku siswa menunjukkan kearah penurunan
-
kecemasan, ditandai dengan pemahamannya yang bertambah terkait tentang
kecemasan, bukan hanya penyebab munculnya tetapi bagaimana cara mengatasi
kecemasan itu. Dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada sikap dan
perilaku anggota kelompok seperti yang dijabarkan diatas, maka kecemasan
menghadapi ujian dapat diturunkan menggunakan layanan konseling kelompok.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian kemandirian rencana studi lanjut di SMP Negeri 5
Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
Kesimpulan
Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa kecemasan siswa
menghadapi ujian dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling
kelompok. Simpulan ini dapat terlihat dari hasil pretest dan posttest yang
diperoleh zhitung =2,207. Kemudian dibandingkan dengan ztabel 0,05 = 0.027. Karena
zhitung > ztabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan
signifikan antara skor sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan
perlakuan dengan layanan konseling kelompok kepada subjek.Kesimpulannya
adalah Kecemasan siswa menghadapi ujian yang tinggi dapat diturunkan melalui
layanan konseling kelompok.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah (1) Kepada Siswa hendaknya terus berusaha
mempersiapkan diri menghadapi ujian, baik secara fisik, afektif, dan kognitif. Jika
terjadi kecemasan menghadapi ujian, maka hal itu dianggap suatu hal yang
wajar.(2) Kepada guru bimbingan konseling hendaknya dapat membantu dan
memberikan informasi terhadap siswa untuk mengenali hal-hal yang dapat
mengurangi dan memicu kecemasan ujian, sehingga siswa dapat lebih siap dalam
menghadapi ujian
-
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta
Hasan,C.D. Sisi Lain dari Ujian Nasional. (http://spiritentete.blogspot.com)
Diakses tanggal 13 desember 2012
Latipun.2005.Psikologi Konseling. Malang :UMM Pres Nevid. 2003. Psikologi abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga Ramaiah, Savitri.2003. Kecemasan. Bagaimana mengasati penyebabnya. Jakarta:
Pustaka Populer Obor Resminingsih & Astuti. 2010. Bahan dasar Untuk Pelayanan konseling Pada
Satuan Pendidikan Menengah Jilid 1. Jakarta: Gramedia Santoso.2009.Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17.Jakarta:
PT. ELEX Media Komputind Seniati,L.2008.Psikologi Eksperimen.Jakarta:Indeks Sugiyono, 2011. Metode Penulisan Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Tresna, 2011. Efektifitas konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi
Sistematis Untuk Mengelola Kecemasan Menghadapi Ujian (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun AJaran 2010/2011) Tesis pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung:UPI
Wibowo, M.E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT
UNNES.