upaya menurunkan kecemasan menghadapi ujian akhir semester menggunakan layanan konseling kelompok...

12
UPAYA MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 EFFORTS TO REDUCE ANXIETY SEMESTER FINAL EXAM FACE USING GROUP COUNSELING SERVICES FOR STUDENTS IN CLASS VIII SMP NEGERI 5 BANDARLAMPUNG YEARS 2012/2013 Dian Shinta Ambarsari ([email protected]) 1 Di bawah bimbingan Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to determine the decrease in anxiety for exams using group counseling services. The problem of this research is the anxiety students have high test. The problem is: could be it decreased by group counseling service?. This research used quasi experimental method with One- Group Pretest-Posttest design. Subjek of this research as much as 6 eighth grade students who have high test anxiety faced. Data collecting technique in this research was used the anxiety scale. The results obtained of this research indicate that students have student test anxiety can be reduced by using group counseling services, as shown from the results of the analysis of the data using the Wilcoxon test, the results of pretest and posttest shown that z hitung = 2.207 > z tabel = 0.027, Ho is rejected and Ha accepted, which meansthat the anxiety students gace higher exam students can be derived by using group counseling services. The conclusion of this research is the anxiety students face higher exam students can be derived by using group counseling services to the students of class VIII in SMP Negeri 5 Bandarlampung Year 2012/2013. The researcher suggestion to (1) The guidance and counseling teacher should be able to help and provide information to the students to recognize the things that can reduce anxiety and lead to exams, so students can be better prepare for the examguide students in improving independence plan further studies to determine the students using group counseling services (2) To Students should continue to prepare for the exam, physical, affective, and cognitive. If there s anxiety the exam, then it is considered a natural thing. (3) To the researchers, should be able to do research on the anxiety of students facing exams on the condition of different subjects using the same service or other services. Keyword: Group Counceling Services, The Anxiety of students facing exams 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2 Dosen Pembimbing Utama 3 Dosen Pembimbing Pembantu

Upload: ronald-kharismawan

Post on 23-Nov-2015

111 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • UPAYA MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

    PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    EFFORTS TO REDUCE ANXIETY SEMESTER FINAL EXAM FACE

    USING GROUP COUNSELING SERVICES FOR STUDENTS IN CLASS VIII SMP NEGERI 5 BANDARLAMPUNG YEARS 2012/2013

    Dian Shinta Ambarsari ([email protected])1 Di bawah bimbingan Yusmansyah2

    Shinta Mayasari3

    ABSTRACT The purpose of this research was to determine the decrease in anxiety for exams using group counseling services. The problem of this research is the anxiety students have high test. The problem is: could be it decreased by group counseling service?. This research used quasi experimental method with One-Group Pretest-Posttest design. Subjek of this research as much as 6 eighth grade students who have high test anxiety faced. Data collecting technique in this research was used the anxiety scale. The results obtained of this research indicate that students have student test anxiety can be reduced by using group counseling services, as shown from the results of the analysis of the data using the Wilcoxon test, the results of pretest and posttest shown that zhitung = 2.207 > ztabel= 0.027, Ho is rejected and Ha accepted, which meansthat the anxiety students gace higher exam students can be derived by using group counseling services. The conclusion of this research is the anxiety students face higher exam students can be derived by using group counseling services to the students of class VIII in SMP Negeri 5 Bandarlampung Year 2012/2013. The researcher suggestion to (1) The guidance and counseling teacher should be able to help and provide information to the students to recognize the things that can reduce anxiety and lead to exams, so students can be better prepare for the examguide students in improving independence plan further studies to determine the students using group counseling services (2) To Students should continue to prepare for the exam, physical, affective, and cognitive. If there s anxiety the exam, then it is considered a natural thing. (3) To the researchers, should be able to do research on the anxiety of students facing exams on the condition of different subjects using the same service or other services. Keyword: Group Counceling Services, The Anxiety of students facing exams 1 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2 Dosen Pembimbing Utama 3 Dosen Pembimbing Pembantu

  • ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kecemasan menghadapi

    ujian menggunakan layanan konseling kelompok.Masalah dalam penelitian ini

    adalah kecemasan ujian yang tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah

    Apakah kecemasan menghadapi ujian pada siswa dapat diturunkan

    menggunakan layanan konseling kelompok?. Metode yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-

    Posttes Design. Subjek dalam penelitian sebanyak 6 siswa kelas VIII yang

    memiliki kecemasan menghadapi ujian yang tinggi. Teknik pengumpulan data

    dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan. Hasil yang diperoleh dalam

    penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan siswa menghadapi ujian siswa

    dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok, hal ini

    ditunjukkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon, dari hasil

    pretest dan posttest yang diperoleh zhitung = 2,207 > ztabel = 0,027 maka, Ho ditolak

    dan Ha diterima, yang artinya bahwa kecemasan siswa menghadapi ujian yang

    tinggi siswa dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok.

    Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kecemasan siswa menghadapi ujian yang

    tinggi siswa dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling

    kelompok,pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Bandarlampung Tahun

    Pelajaran 2012/2013. Saran yang dapat diberikan adalah (1) Kepada Siswa

    hendaknya terus berusaha mempersiapkan diri menghadapi ujian, baik secara

    fisik, afektif, dan kognitif. Jika terjadi kecemasan menghadapi ujian, maka hal itu

    dianggap suatu hal yang wajar.(2) Kepada guru bimbingan konseling hendaknya

    dapat membantu dan memberikan informasi terhadap siswa untuk mengenali hal-

    hal yang dapat mengurangi dan memicu kecemasan ujian, sehingga siswa dapat

    lebih siap dalam menghadapi ujian

    (3) Kepada para peneliti, hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai

    kecemasan menghadapi ujian pada kondisi subjek yang berbeda dengan

    menggunakan layanan yang sama maupun layanan lainnya.

    Kata Kunci : Layanan Konseling Kelompok, Kecemasan Menghadapi Ujian

  • PENDAHULUAN

    Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan

    salah satunya, rasa ini timbul akibat perasaan terancam terhadap suatu hal yang

    bisa jadi belum begitu jelas Kecemasan dapat terjadi terhadap siapapun, kapanpun

    dan dimanapun, tak terkecuali remaja yang menempuh pendidikan di Sekolah

    Menengah Pertama (SMP). Penyebab terjadinya kecemasan tergantung situasi dan

    kondisinya, antara lain di sekolah, misalnya terlalu tingginya target kurikulum,

    iklim pembelajaran yang tidak kondusif, padatnya pemberian tugas, kurang

    bersahabatnya sikap dan perlakuan guru, penerapan disiplin sekolah yang ketat,

    kurang nyamannya iklim sekolah, serta sarana dan prasarana belajar yang sangat

    terbatas juga merupakan faktor pemicu terbentuknya kecemasan pada siswa yang

    bersumber dari faktor manajemen sekolah (Sudrajat dalam Resminingsih &

    Astuti, 2010:19).

    Faktor lainnya yang dapat menimbulkan kecemasan pada diri siswa adalah

    perasaan khawatir berkaitan penyelesaian tugas. Hal ini biasanya terjadi saat siswa

    akan menghadapi evaluasi pembelajaran di sekolah baik itu saat ulangan harian,

    ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS), dan ujian nasional

    (UN). Siswa merasa sulit menjawab soal, takut salah memilih jawaban, khawatir

    nilai yang diperoleh rendaah dan mengharuskn siswa mengikuti remedy.

    Kecemasan bisa menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar. Sieber

    (dalam Sudrajat, 2012) menyatakan kecemasan dalam ujian merupakan faktor

    penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi

    psikologis seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, takut gagal,

    pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut,

    gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti gangguan

    pada saluran pencernaan, sering buang air, gangguan jantung, sesak di dada,

    gemetaran bahkan pingsan.

    Mengingat dampak yang ditimbulkan kecemasan menghadapi ujian beragam,

    maka perlu diadakan upaya untuk mengurangi kondisi tersebut, dalam penelitian

  • ini peneliti menggunakan layanan konseling kelompok. Konseling kelompok

    merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan secara

    berkelompok. Wibowo (2005) mengungkapkan, kegiatan konseling kelompok

    merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara

    sadar, perasaan-perasaan dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan

    kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Hal ini

    memberikan gambaran bahwa konseling kelompok dapat membantu siswa dalam

    meningkatkan dan membantu perkembangan individu menuju individu yang

    sehat, membantu siswa agar dapat mengembangkan kemampuan secara optimal

    salah satunya adalah dengan menurunkan kecemasan yang dirasakan siswa

    menghadapi ujian.

    Masalah dalam penelitian ini adalah kecemasan menghadapi ujian. Dari

    masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah

    kecemasan menghadapi ujian akhir semester (UAS) dapat diturunkan

    menggunakan layanan konseling kelompok ?.

    Kecemasan Menghadapi Ujian

    Secara garis besar. kecemasan adalah keadaan khawatir akan masa depan atau

    akan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan ataupun adanya pertentangan dalam

    diri.

    Penelitian Hill membuktikan bahwa kecemasan dapat menjadi faktor penghambat

    dalam belajar. Penelitian ini melibatkan 10.000 ribu siswa sekolah dasar dan

    menengah di Amerika menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang mengikuti

    tes gagal menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya disebabkan oleh

    situasi dan suasana tes yang membuat mereka cemas. Sebaliknya, para siswa ini

    memperlihatkan hasil yang lebih baik jika berada pada kondisi yang lebih optimal,

    dalam arti unsur-unsur yang membuat siswa berada dibawah tekanan dikurangi

    atau dihilangkan sama sekali. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya para siswa

    tersebut menguasai materi yang diujikan tapi gagal memperlihatkan kemampuan

    mereka yang sebenarnya karena kecemasan yang melanda mereka saat

    menghadapi tes (Hasan, C.D.,2009)

  • Kecemasan pada diri siswa terwujud dalam perpaduan reaksi yang terjadi baik

    dari fisik, afektif, serta motoriknya. Menurut Casbarro, J (2005) menyebutkan

    bahwa manifestasi kecemasan ujian terwujud sebagai kolaborasi dan perpaduan

    tiga aspek yang tidak terkendali dalam diri individu, yaitu: (a) Manifestasi

    kognitif, yang terwujud dalam bentuk ketegangan pikiran siswa, sehingga

    membuat siswa sulit konsentrasi, kebingungan dalam menjawab soal dan

    mengalami mental blocking, (b) Manifestasi Afektif, yang diwujudkan dalam

    perasaan yang tidak menyenangkan seperti khawatir, takut dan gelisah yang

    berlebihan (c) Perilaku motorik yang tidak terkendali, yang terwujud dalam

    gerakan tidak menentu seperti gemetar.

    Layanan Konseling Kelompok

    Konseling kelompok ini diselenggarakan dalam kelompok dengan memanfaatkan

    dinamika kelompok yang terjadi didalam kelompok itu. Layanan ini pada

    dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan dalam suasana

    kelompok.

    Pelaksanaan konseling kelompok nantinya diharapkan dapat membantu dalam

    upaya untuk membantu siswa menurunkan kecemasan yang dialami. Proses

    konseling menitikberatkan bagaimana peserta kelompok dapat menurunkan

    sekaligus mengelola kecemasan.

    Menurut Hansen dkk ( Wibowo, 2005) tujuan konseling kelompok adalah sebagai

    berikut :

    1. Memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan siswa

    berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karir.

    2. Membantu menghilangkan titik-titik lemah yang dapat mengganggu siswa

    berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karir.

    3. Membantu mempercepat dan memperlancar penyelesaian masalah yang

    dihadapi siswa berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar dan karier

  • Kerangka pemikiran penelitian ini dapat di gambarkan seperti berikut:

    Gambar 1.1 Alur Kerangka Pikir

    Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa pada siswa yang mengalami kecemasan

    tinggi, dalam rentang waktu tertentu diberikan perlakuan menggunakan layanan

    konseling kelompok dengan tujuan menurunkan tingkat kecemasan siswa

    sehingga diharapkan setelah diberi perlakuan tersebut, maka siswa akan lebih siap

    menghadapi ujian.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kecemasan menghadapi

    ujian menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP

    Negeri 5 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013.

    METODE PENELITIAN

    Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi

    eksperimen. Jenis desain yang digunakan adalah, One-Group Pretest-Posttest

    Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 1.2. pola komponen pretest dan postest

    Keterangan :

    O1 : Keadaan siswa sebelum diberikan layanan konseling kelompok

    X : Perlakuan (pemberian layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII

    SMP Negeri

    5 Bandar Lampung).

    O2 : Keadaan siswa setelah diberikan layanan konseling kelompok

    Tingkat Kecemasan Tinggi

    Layanan Konseling Kelompok,

    Tingkat Kecemasan Rendah

    O1 X O2

  • Subjek Penelitian

    Subyek penelitian merupakan subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau

    sasaran penelitian (Arikunto, 2006: 145).Subjek yang dijadikan penelitian adalah

    6 siswa yang mengalami kecemasan menghadap ujian yang tinggi dari hasil

    penjaringan subjek melalui penyebaran skala kecemasan pada saat penelitian

    pendahuluan.

    Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    Variabel dalam penelitian ini adalah :

    Variabel Bebas (X) dalam penelitian adalah layanan konseling kelompok.

    Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kecemasan menghadapi ujian

    .

    Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

    Kecemasan merupakan faktor penghambat bagi siswa untuk mengikuti ujian.

    Kecemasan yang tinggi dalam menghadapi ujian idak dapat dibiarkan begitu saja,

    karena hal ini tidak hanya menyanngkut kesehatan mental siswa tetapi juga

    menyangkut prestasi belajar siswa. Indikator dalam penelitian ini dibuat

    berdasarkan teori Casbarro, J (dalam Tresna,2011:33), berikut indikatornya :

    1. Manifestasi kognitif, ditandai dengan sulit berkonsentrasi, bingung,

    munculnya mental bloking

    2. Manifestasi afektif, terwujud dalam kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan

    3. Manifestasi fisiologi terwujud dengan reaksi tubuh.

    Sedangkan, layanan konseling kelompok adalah konseling yang dilakukan secara

    berkelompok untuk memecahkan masalah kecemasan menghadapi ujian anggota

    kelompok.

    Terdapat empat tahap layanan konseling kelompok yaitu tahap pembentukan,

    peralihan, kegiatan, pengakhiran.

    Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kecemasan. Berikut

    ini adalah blueprint dari skala kecemasan yang peneliti pakai.

  • No Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah 1. Manifestasi Kognitif 14 2 16 2. Manifestasi Afektif 16 4 20 3. Manifestasi Fisiologis 10 2 12 Jumlah 40 8 48

    Tabel 2. Blueprint Skala Kecemasan

    Pengujian Instrumen Penelitian

    Validitas instrument

    Validitas dalam penelitian ini validitas konstrak (construct validity). Pengujian

    validitas konstrak, dapat dilakukan dengam membuat instrumen yang dikonstruksi

    tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,

    kemudian dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya

    tentang instrumen yang telah disusun. Setelah pengujian konstruk dari ahli, maka

    diteruskan dengan uji coba instrumen.

    Analisis Item

    Rumus yang digunakan untuk mengkorelasikan skor faktor dengan skor total

    skala kecemasan menggunakan SPSS 17 dengan penghitungan rumus product

    moment oleh Pearson. Berdasarkan penghitungan uji validitas pada skala

    kecemasan menghadapi ujian yang berjumlah 48 item, diperoleh bahwa dari 48

    item ada 8 item yang tidak valid/tidak berkontribusi. Item yang tidak valid

    tersebut dihilangkan karena 40 item yang valid dianggap sudah mewakili

    indikator skala kecemasan menghadapi ujian.

    Reliabilitas Instrument

    Berdasarkan hasil penghitungan mengggunakan SPSS 17 menggunakan rumus

    Cronbach Alfa menunjukkan bahwa realiabilitas instrumen kecemasan

    menghadapi ujian sangat tinggi yaitu 0,937. Hasil tersebut menyatakan bahwa

    instrument tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.

    Teknik Analisis Data

    Subjek dalam penelitian merupakan data ordinal, maka statistik yang digunakan

    adalah nonparametrik dengan menggunakan Wilcoxon matched pairs test,

  • menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.17.0. Dari hasil analisis

    data menggunakan uji beda Wilcoxon pada taraf signifikansi = 0,05 (5%)

    diketahui p = 2,207 maka p < 0.027.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Data yang diperoleh untuk mengetahui hasil pretest dan posttest diperoleh dari

    hasil penyebaran skala kecemasan menghadapi ujian. Dari hasil penyebaran yang

    dilakukan, peneliti membuat rata-rata hasil pretest dan posttest.

    Berikut ini adalah data hasil sebelum (pretest) dan setelah pemberian (posttest)

    layanan konseling kelompok.

    No Nama Sebelum (Pretest)

    Sesudah (Post test)

    1 Mariza Fanny Ayu 150 112 2 Rara Arifa 147 121 3 Mega Elisya 148 109 4 Ferika Yunita 149 119 5 A. Oktariansyah 152 113 6 Sandhika Novesa 146 104 N = 6 = 892 = 636 148.7 113

    Tabel 1. Skor Kecemasan Sebelum dan Sesudah Perlakuan

    Berdasarkan perhitungan pada tabel 1 di atas dapat diketahui perbandingan skor

    rata-rata pre test 148.6 dan skor rata-rata post test 113 yang berarti terjadi

    penurunan tingkat skor menjadi 35.7 Hasil penyebaran skala pada pertemuan

    pertama dijadikan pretets, pada pertemuan kedua sampai keempat dilakukan

    perlakuan. Postest dilakukan pada pertemuan terakhir yaitu keempat.

    Penelitian Hill (dalam Hasan,C.D.,2012) menunjukkan bahwa sebagian besar

    siswa yang mengikuti tes gagal menunjukkan kemampuan mereka yang

    sebenarnya disebabkan oleh situasi dan suasana tes yang membuat mereka cemas.

    Sebaliknya, para siswa ini memperlihatkan hasil yang lebih baik jika berada pada

    kondisi yang lebih optimal, dalam arti unsur-unsur yang membuat siswa berada

    dibawah tekanan dikurangi atau dihilangkan sama sekali.

  • Sumber munculnya kecemasan belum begitu jelas penyebabnya, menurut

    Casbarro, J (dalam Tresna,2011:33) menyebutkan ada 3 faktor penyebab

    kecemasan menghadapi ujian itu muncul yaitu (a) Manifestasi kognitif, yang

    terwujud dalam bentuk ketegangan pikiran siswa, sehingga membuat siswa sulit

    konsentrasi, kebingungan dalam menjawab soal dan mengalami mental blocking,

    (b) Manifestasi Afektif, yang diwujudkan dalam perasaan yang tidak

    menyenangkan seperti khawatir, takut dan gelisah yang berlebihan (c) Perilaku

    motorik yang tidak terkendali, yang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti

    gemetar. Sehingga perlu adanya penanggulangan mengatasi kecemasan siswa

    menghadapi ujian,dalam penelitian ini menggunakan layanan konseling

    kelompok. Kesuksesan konseling kelompok sangat dipengaruhi oleh sejauhmana

    keberhasilan tujuan yang akan dicapai dalam konseling kelompok yang

    diselenggarakan.

    Wibowo (2005:33) mengungkapkan bahwa kegiatan konseling kelompok

    merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara

    sadar, perasaan-perasaan dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan

    kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Setelah

    melewati tahapan-tahapan dan setiap pertemuan pelaksanaan layanan konseling

    kelompok maka dapat dilihat perubahan yang terjadi antara sebelum dan setelah

    subjek diberikan perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian

    konseling kelompok dapat menurunkan kecemasan siswa menghadapi ujian, ini

    terlihat dari menurunnya skor dan terjadi perubahan pola pikir setelah dilakukan

    pemberian konseling kelompok.

    Kecemasan menghadapi ujian akhir semester sebelum mendapatkan konseling

    kelompok dengan sesudah mendapat konseling kelompok berbeda dan mengalami

    penurunan yang signfikan. Hal itu ditunjukkan dengan perilaku siswa saat

    konseling kelompok berjalan, diawali dari pengungkapan ciri ciri kecemasan

    yang dihadapi oleh masing-masing individu, kemudian disampaikan materi yang

    berkaitan dengan itu, dan dilakukan diskusi. Selanjutnya, setelah kegiatan

    konseling kelompok dilaksanakan, perilaku siswa menunjukkan kearah penurunan

  • kecemasan, ditandai dengan pemahamannya yang bertambah terkait tentang

    kecemasan, bukan hanya penyebab munculnya tetapi bagaimana cara mengatasi

    kecemasan itu. Dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada sikap dan

    perilaku anggota kelompok seperti yang dijabarkan diatas, maka kecemasan

    menghadapi ujian dapat diturunkan menggunakan layanan konseling kelompok.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian kemandirian rencana studi lanjut di SMP Negeri 5

    Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

    Kesimpulan

    Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa kecemasan siswa

    menghadapi ujian dapat diturunkan dengan menggunakan layanan konseling

    kelompok. Simpulan ini dapat terlihat dari hasil pretest dan posttest yang

    diperoleh zhitung =2,207. Kemudian dibandingkan dengan ztabel 0,05 = 0.027. Karena

    zhitung > ztabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan

    signifikan antara skor sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan

    perlakuan dengan layanan konseling kelompok kepada subjek.Kesimpulannya

    adalah Kecemasan siswa menghadapi ujian yang tinggi dapat diturunkan melalui

    layanan konseling kelompok.

    Saran

    Saran yang dapat diberikan adalah (1) Kepada Siswa hendaknya terus berusaha

    mempersiapkan diri menghadapi ujian, baik secara fisik, afektif, dan kognitif. Jika

    terjadi kecemasan menghadapi ujian, maka hal itu dianggap suatu hal yang

    wajar.(2) Kepada guru bimbingan konseling hendaknya dapat membantu dan

    memberikan informasi terhadap siswa untuk mengenali hal-hal yang dapat

    mengurangi dan memicu kecemasan ujian, sehingga siswa dapat lebih siap dalam

    menghadapi ujian

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta

    Hasan,C.D. Sisi Lain dari Ujian Nasional. (http://spiritentete.blogspot.com)

    Diakses tanggal 13 desember 2012

    Latipun.2005.Psikologi Konseling. Malang :UMM Pres Nevid. 2003. Psikologi abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga Ramaiah, Savitri.2003. Kecemasan. Bagaimana mengasati penyebabnya. Jakarta:

    Pustaka Populer Obor Resminingsih & Astuti. 2010. Bahan dasar Untuk Pelayanan konseling Pada

    Satuan Pendidikan Menengah Jilid 1. Jakarta: Gramedia Santoso.2009.Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17.Jakarta:

    PT. ELEX Media Komputind Seniati,L.2008.Psikologi Eksperimen.Jakarta:Indeks Sugiyono, 2011. Metode Penulisan Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Tresna, 2011. Efektifitas konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi

    Sistematis Untuk Mengelola Kecemasan Menghadapi Ujian (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun AJaran 2010/2011) Tesis pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung:UPI

    Wibowo, M.E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT

    UNNES.