upaya peningkatan kemampuan berhitung …/upaya... · upaya peningkatan kemampuan berhitung...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN
PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI
HADILUWIH 2 SUMBERLAWANG
SRAGEN TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh:
DWI RAHAYU
K7107027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG
PERKALIAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN
PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI
HADILUWIH 2 SUMBERLAWANG
SRAGEN TAHUN 2011
Oleh:
DWI RAHAYU
K7107027
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu
Bilangan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang
Sragen Tahun 2011.
Oleh :
Nama : Dwi Rahayu
NIM : K7107027
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari : Selasa
Tanggal : 19 April 2011
Persetujuan Pembimbing
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu
Bilangan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang
Sragen Tahun 2011.
Oleh :
Nama : Dwi Rahayu
NIM : K7107027
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 28 April 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd 1. ……………
Sekretaris : Drs. Usada, M.Pd 2. …………...
Anggota I : Drs. Sutijan, M.Pd 3. ……………
Anggota II : Dra. Siti Istiyati, M.Pd 4. ……………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP.19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dwi Rahayu. NIM K7107027. Upaya Peningkatan Kemampuan
Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan pada Peserta Didik
Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011, Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung
perkalian melalui media kartu bilangan pada peserta didik kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah peningkatan kemampuan berhitung perkalian, sedangkan variabel
tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media kartu
bilangan.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah
siswa kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupatan
Sragen yang berjumlah 21 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan, observasi,
tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis
interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika dengan menggunakan media kartu bilangan dapat meningkatkan
keterampilan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2
Sumberlawang Sragen. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan nilai rata-rata peserta didik 60,48 dengan prosentase ketuntasan klasikal
sebesar 38%, siklus I nilai rata-rata kelas 63,62 dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 57% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,45
dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 81%. Selain itu, Kegiatan guru dan
siswa yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang menyatakan bahwa
kegiatan guru pada siklus I adalah 2,33 atau sedang dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 2,67 atau tinggi. Sedangkan skor kegiatan siswa pada siklus
I adalah 2,83 atau cukup dan meningkat menjadi 3,67 atau tinggi. Dengan
demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran matematika
dengan menggunakan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang
Sragen tahun 2011.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Dwi Rahayu. K7107027. Effort to Improve Ability Account Multiplied By
Using Number Card Media at 2nd
Grade Student of Elementary School
Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Academic Year 2011. Script. Surakarta:
Pedagogic and Education Science of Sebelas Maret University. 2011.
The purposes of research to improve ability account multiplied by
number card media at 2nd
grade student in Elementary School Hadiluwih 2
Sumberlawang Sragen academic year 2011.
The variable this research can be destination is improving ability to
account multiplied, while, action variable this research is using card media.
The shape of this research is class action research by using 2 steps. Every
step contains of four steps, they are planning, action, observation, and reflection.
As research object is 21 students of 2nd
grade in Elementary school Hadiluwih 2
Sumberlawang Sragen. Collecting data is done by observation, test, and
documentation. Techniques analysis using interactive analysis model with have
three component, they are reduction data, serving data, and conclusion or
verification.
According to the result of the research, the writer can make conclusion
that studying mathematic lesson by using card media can improve ability to
account multiplied at 2nd
grade student of Elementary School Hadiluwih 2
Sumberlawang Sragen. This can be proved in the first step before doing test
action, score average is 60.62 with percentage 38%, score average step I is 63.62
with percentage 57% and score average step II improve to be 73.45 with
percentage 81%. Therefore, activities teacher and student in the class get
increasing very significant. This can be prove with score that teacher activity in
step I are 2.33 or enough and the step II get increasing to be 2.67 or high score.
While, student score activity step I are 2.83 or enough and can be increasing to be
3.67 or high. So that, can be made conclusion that studying mathematic by using
card media can improve ability to account multiplied at 2nd
grade of student in
Elementary School Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen academic year 2011.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Janganlah kamu menghitung seberapa banyak yang telah kamu terima
dari orang lain, tetapi hitunglah seberapa banyak yang dapat kamu berikan kepada
mereka.
(Penulis)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring doa dan ungkapan syukur
Alhamdulillah, serta baktiku kepada Bapak Gino sekeluarga, Kupersembahkan
karya sederhana ini kepada :
Pembaca pada Umumnya
Semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat.
Keluarga Besar SDN Hadiluwih 2
Tempatku menimba ilmu untuk pengalaman profesiku.
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta
Tempatku belajar dalam memahami dunia anak-anak yang begitu manis.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh Penulis.
Skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung
Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan Pada Peserta Didik Kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Tahun 2011”ini diajukan untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan
yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto. M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta seluruh staf.
4. Drs. Sutijan, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Siti Istiyati, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Purnomo, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 2 Hadiluwih Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen bersama seluruh stafnya yang telah
memberikan bantuan dan dorongan.
7. Berbagai pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami
Surakarta, April 2011
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah. ................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah……………………………………… ..................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
1. Manfaat Praktis ................................................................................. 5
2. Manfaat Teoretis ............................................................................... 6
BAB I LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7
1. Hakikat Kemampuan Berhitung Perkalian ........................................ 7
a. Pengertian Matematika ............................................................... 7
b. Pembelajaran Matematika ........................................................... 8
c. Pengertian kemampuan ............................................................... 9
d. Pengertian Berhitung .................................................................. 10
e. Pengertian Kemampuan Berhitung ............................................. 11
f. Pengertian Perkalian ................................................................... 11
2. Hakikat Media Kartu Bilangan .......................................................... 12
a. Pengertian Media ........................................................................ 13
b. Manfaat Media Pembelajaran....................... .............................. 13
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Fungsi Media Pembelajaran...................................... .................. 15
d. Pemilihan Media Pembelajaran .................................................. 19
e. Macam-macam Media Pembelajaran .......................................... 21
f. Pengertian Kartu Bilangan ………………………… ................. 27
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 29
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 30
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 32
1. Tempat Penelitian ............................................................................. 32
2. Waktu Penelitian ............................................................................... 32
B. Subjek Penelitian ...................................................................................... 32
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................ 32
D. Sumber Data Penelitian ............................................................................. 34
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 35
F. Validitas Data ......................................................................................... 36
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 37
H. Indikator Kinerja ..................................................................................... 39
I. Prosedur Penelitian .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian ........................................................................... 44
B. Deskripsi Kondisi Awal ............................................................................ 45
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 47
1. Siklus I ......................................................................................... 47
2. Siklus II ........................................................................................... 62
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 72
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan….. ......................................................................................... 76
B. Implikasi………. ...................................................................................... 77
C. Saran……………. .................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA…………….. ................................................................ 79
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik Kelas II pada
Kondisi Awal ........................................................................................ 46
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan
ke-1 .................................................................................................. 55
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik
Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus I Pertemuan ke-2 ................... 56
Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus I ................................... 57
Tabel5. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan
ke-1 .................................................................................................. 68
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan
ke-2 .................................................................................................. 69
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus II .................................. 70
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sebelum
Tindakan, Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II ............................. 73
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sterofoam untuk Menempelkan Kartu Bilangan ...................... 28
Gambar 2. Kartu Bilangan .......................................................................... 28
Gambar 3. Ilustrasi penggunaan Media Kartu Bilangan pada
Sterofoam yang Berbentuk Mahkota Bunga ............................. 29
Gambar 4. Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 31
Gambar 5. Prosedur penelitian Tindakan Kelas ......................................... 33
Gambar 6. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Secara Interaktif ........................................................................ 38
Gambar 7. Kartu Bilangan .......................................................................... 44
Gambar 8. Grafik Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik
kelas II pada Kondisi Awal ....................................................... 46
Gambar 9. Perhitungan 4 x 5 dengan Menggunakan Media Kartu
Bilangan .................................................................................... 50
Gambar 10. Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 0 ........................... 50
Gambar 11. Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 1 ........................... 51
Gambar 12. Perkalian Dua Bilangan Satu Angka dengan Hasil <50 ........... 52
Gambar 13. Cara Menghitung Perkalian 3 Angka ....................................... 53
Gambar 14. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus
I Pertemuan ke-1………………………………………….. 55
Gambar 15. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus
I Pertemuan ke-2………………………………………...... 56
Gambar 16. Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung
Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2
pada Siklus I 57
Gambar 17. Perhitungan 3 x 6 dengan Menggunakan Media Kartu
Bilangan………………………………………………….. 64
Gambar 18. Perhitungan 7 x 0 dengan Menggunakan Media Kartu
Bilangan………………………………………………….. 65
Gambar 19. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus
II Pertemuan ke-1………………………………………... 68
Gambar 20. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus
II Pertemuan ke-2………………………………………... 69
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar 21. Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung
Perkalian Peserta Didik Kelas II Sd Negeri Hadiluwih 2
pada Siklus II……………………………………………... 70
Gambar 22. Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan (Pra Siklus),
Siklus I, dan Siklus II……………………………………. 74
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Matematika Kelas II SD
Negeri Hadiluwih 2 .................................................................. 81
Lampiran 2. Silabus Matematika ................................................................. 82
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus I ............. 83
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Siklus II ............ 101
Lampiran 5. Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas
II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus I ........................................... 118
Lampiran 6. Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik Kelas
II SD Negeri Hadiluwih 2 Siklus II .......................................... 119
Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas II dalam
Pembelajaran Matematika Siklus I dan II ................................ 120
Lampiran 8. Lembar Observasi Kegiatan (Aktivitas) Guru dalam
Pembelajaran Siklus I dan II ..................................................... 135
Lampiran 9. Lembar Kisi-kisi Soal ............................................................... 147
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 149
Lampiran 11. Lembar Penilaian Kerja Kelompok Siklus I dan
II………………………………………………………….... .... 152
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia. Menurut
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Seiring dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (IPTEKS), pendidikan saat ini hendaknya diarahkan pada kualitas dan
kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai metode dan media
pembelajaran yang ada untuk mempermudah daya serap peserta didik. Guru harus
mempersiapkan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang
nyata kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat berfikir lebih kritis dan
kreatif.
Matematika adalah cabang ilmu eksak yang mempunyai peranan sangat
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).
Tujuan umum diberikannya matematika di sekolah adalah untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat menghadapi kehidupan dan dunia yang selalu
berkembang dan sarat perubahan, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
logis dan kritis. Tujuan yang lain yaitu untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari serta mempelajari
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Tujuan umum pembelajaran
matematika di sekolah ditekankan pada penataan nalar, pembentukan sikap
peserta didik dan penerapan keterampilan dalam ilmu matematika (Masykur dan
Fathani, 2009: 36).
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Selanjutnya Masykur dan Fathani (2009: 36-37) juga menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran matematika yang begitu bagus ternyata belum dapat
direalisasikan dengan baik, sebab banyak kesulitan yang dihadapi hampir pada
setiap komponen dalam pembelajaran matematika, mulai dari faktor interen
(peserta didik, guru, kurikulum, sarana dan prasarana yang belum memadai)
sampai pada faktor eksteren (peran orang tua dan lingkungan).
Kenyataan di sekolah, matematika masih dianggap sebagai hal yang
menakutkan bagi para peserta didik. Menurut peserta didik kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2 matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami
penerapannya, baik teori maupan konsep-konsepnya sehingga menyebabkan
kemampuan berhitung mereka belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal
ini dapat dilihat dari arsip nilai ulangan harian milik guru kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2. Berdasarkan kenyataan tersebut pembelajaran matematika harus
disajikan secara menarik dan mudah dipahami sehingga membuat peserta didik
menyukai matematika, mengingat Sekolah Dasar merupakan awal pendidikan
untuk pendidikan berikutnya.
Peserta didik dituntut mampu menguasai dan memahami teori, konsep,
dan prinsip-prinsip dalam matematika, maka konsep-konsep yang menjadi dasar
ilmu matematika harus diberikan secara benar. Konsep yang ada pada pelajaran
matematika bersifat abstrak. Penyampaian konsep melalui informasi atau ceramah
belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan, untuk itu
diperlukan interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru harus memperhatikan kesiapan intelektual peserta didik serta
pemilihan metode dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan
peserta didik. Menurut Piaget dalam Nyimas Aisyah (2008: 2.4), “Peserta didik di
sekolah dasar berusia 7-12 tahun berada dalam tahap operasional konkret yaitu
peserta didik berpikir logika didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek”.
Peserta didik dalam belajar matematika perlu bantuan benda-benda konkret dan
peristiwa nyata yang diakui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penggunaan media pembelajaran dalam pengajaran matematika diharapkan dapat
mempermudah peserta didik untuk menerima dan memahami konsep matematika.
Berdasarkan data ulangan kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 bahwa lebih
dari 50 % dari peserta didik kelas II masih belum dapat menyelesaikan soal
perkalian dengan baik, yaitu 13 dari 21 anak masih mendapatkan skor kurang dari
60. Data tersebut menunjukkan bahwa anak-anak belum dapat memahami konsep
matematika dengan baik, sehingga kemampuan berhitung perkalian mereka masih
rendah. Kemampuan berhitung perkalian merupakan kemampuan dasar yang
harus dimiliki oleh peserta didik karena kemampuan tersebut digunakan pada
setiap tahap pendidikan matematika dari SD sampai perguruan tinggi, apabila dari
pendidikan dasar mereka belum dapat menguasai kemampuan tersebut maka di
pendidikan yang lebih tinggi mereka akan menemui hambatan dalam belajar
matematika. Keadaan peserta didik yang belum menguasai kemampuan berhitung
perkalian tersebut diperparah dengan pasifnya mereka dalam mengikuti
pembelajaran matematika, hal itu disebabkan pembelajaran matematika disajikan
kurang menarik oleh guru. Guru harus mampu melaksanakan pembelajaran
matematika dengan baik agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam pembelajaran
matematika, untuk itu guru perlu membuat dan mengembangkan media
pembelajaran yang tepat, sehingga ketika menanamkan konsep perkalian mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik. Motivasi juga perlu diberikan kepada
peserta didik untuk mempelajari materi tersebut. Penanaman konsep perkalian
pada pembelajaran matematika memerlukan suatu perlakuan yang dapat
membantu peserta didik agar dapat mengingat hasil perkalian sehingga peserta
didik dapat mencapai hasil yang maksimal.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik adalah penggunaan media
pendidikan yang tepat. Paul R. Burden and David M. Byrd (1998: 137)
mengungkapkan gagasannya tentang media pendidikan dalam bahasa inggris
yaitu, “Instructional media are carriers of information between a source and
receiver. The use of these materials can facilitate and enhanced student
learning”. Artinya media pendidikan adalah pembawa informasi antara sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dan penerima. Penggunaan bahan tersebut bisa memfasilitasi dan meningkatkan
belajar siswa. Pentingnya media dalam pendidikan juga diperkuat oleh Arief S.
Sadiman (2006: 17-18), bahwa media pendidikan mempunyai kegunaan antara
lain (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (2)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (3) penggunaan media
pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
Kartu bilangan merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan
dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan perkalian.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bermaksud untuk melakukan perbaikan
dalam pembelajaran matematika khususnya kemampuan berhitung perkalian
melalui penggunaan media kartu bilangan. Untuk itu penulis ingin mengadakan
penelitian tentang “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui
Media Kartu Bilangan Pada Peserta didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Tahun
2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalahnya sebagai berikut:
1. Masih rendahnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD
Negeri Hadiluwih 2
2. Guru belum menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran
matematika.
3. Masih rendahnya keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang akan diidentifikasi, agar
permasalahan yang akan diteliti lebih jelas perlu dilakukan pembatasan masalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan Berhitung Perkalian dengan Hasil < 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kemampuan berhitung perkalian dengan hasil < 50 artinya kemampuan
dalam menggunakan operasi hitung perkalian dengan hasil < 50 dalam
matematika.
2. Kartu Bilangan 0 - 9
Kartu: kertas tebal yang berbentuk persegi panjang (tetapi dapat dibentuk
sesuai dengan kebutuhan bilangan).
Kartu Bilangan adalah kertas tebal yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan
dalam hal ini berbentuk persegi berisi angka-angka 0 – 9 yang mewakili
bilangan yang dikalikan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Apakah penggunaan media kartu bilangan dapat meningkatkan
kemampuan berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih
2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: Meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian melalui media kartu bilangan pada peserta didik kelas II SD
Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik manfaat praktis
maupun teoretis.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Yaitu meningkatnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas
II dan peserta didik mendapat pengalaman baru mengenai belajar
matematika dengan menggunakan media kartu bilangan.
b. Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Yaitu meningkatnya profesionalisme guru.
c. Bagi Sekolah
Yaitu meningkatnya kinerja guru dan mutu sekolah.
2. Manfaat Teoretis
Selain manfaat praktis seperti yang telah dikemukakan di atas, penelitian
ini juga memiliki manfaat teoretis yaitu untuk memberikan landasan bagi para
peneliti lain untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan
kemampuan berhitung peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Berhitung Perkalian
Kemampuan berhitung perkalian yang akan dibahas adalah salah satu
kemampuan berhitung dalam pelajaran Matematika. Kajian teori berikut ini akan
membahas 6 hal yang berhubungan dengan kemampuan berhitung perkalian yaitu
(a) Pengertian Matematika; (b) Pembelajaran Matematika; (c) Pengertian
Kemampuan; (d) Pengertian Berhitung; (e) Pengertian Kemampuan Berhitung;
dan (f) Pengertian Perkalian.
a. Pengertian Matematika
Mata pelajaran matematika adalah kumpulan bahan kajian dan pelajaran
tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan
satu sama lain, sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta lebih
mengembangkan sikap logis, kritis, cermat, disiplin, dan menghargai kegunaan
matematika. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat tentang matematika.
Menurut Andi Hakim dalam Masykur dan Fathani (2009: 42) istilah
matematika berasal dari bahasa Yunani Matheina atau mathenein yang artinya
mempelajari, namun diperkirakan kata tersebut terdapat hubungan dengan kata
sanskerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi.
Menurut Hudoyo dalam Nyimas Aisyah dkk (2008: 1.1) matematika berkenaan
dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur
secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.
Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan
bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen kuantitas.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli matematika di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan
penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan
diantara hal-hal itu. Struktur serta hubungan-hubungan dalam matematika dapat
dipahami dengan penguasaan konsep-konsep yang ada dalam matematika. Hal ini
berarti belajar matematika merupakan belajar konsep dan struktur yang terdapat
dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan-hubungan
diantara konsep-konsep.
b. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan belajar mengajar
matematika. Kualitas pembelajaran matematika diharapkan meningkat apabila
peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran dan guru mampu menerapkan
metode pembelajaran yang tepat dan mengoptimalkan pembelajaran kontekstual.
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat
pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat
komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir sistematis, logis,
kritis, kreatif, dan konsisten.
Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Nyimas Aisyah dkk, 2008: 1.4).
Menurut Nyimas Aisyah dkk (2008: 1.4) materi pembelajaran
matematika perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan
kognitif/pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam
pikiran (struktur kognitif) anak tersebut. Berdasarkan hal tersebut agar
pembelajaran matematika dapat mencapai tujuan maka perlu memperhatikan teori
belajar matematika. Menurut Bruner dalam Gatot Museto, dkk (2007: 6)
menyatakan bahwa dalam belajar matematika ada tiga tahapan yaitu: enaktif,
ikonik, dan simbolik. Enaktif berkaitan dengan benda-benda konkret dalam
belajar, ikonik menunjukkan sajian gambar atau diagram, simbolik memanipulasi
simbol-simbol atau lambang-lambang dari objek tertentu.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di SD pada dasarnya berawal dari hal yang konkret ke
hal yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
c. Pengertian Kemampuan
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:
28) kata kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, berada, kaya.
Kemampuan menurut Chaplin dalam http://www.digilib.petra.ac.id bahwa “ability
(kemampuan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga untuk
melakukan suatu perbuatan”. Robbins berpendapat dalam
http://www.digilib.petra.ac.id bahwa “kemampuan bisa merupakan kesanggupan
bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan/praktik”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu yang bisa
merupakan bawaan sejak lahir ataupun hasil dari latihan.
d. Pengertian Berhitung
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:
253) berhitung berarti mengerjakan hitungan. Berhitung adalah salah satu
keterampilan dasar yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Berhitung termasuk
bagian dari pembelajaran matematika yang lebih dikenal dengan Aritmatika.
Aritmatika berasal dari bahasa Yunani yang artinya angka atau dulu disebut
dengan ilmu hitung yaitu cabang tertua matematika yang mempelajari operasi
dasar bilangan. Operasi dasar tersebut adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) menyatakan
bahwa aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan
dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan
mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Secara singkat aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan tentang
bilangan.
Berhitung dalam Bahasa Inggris disebut dengan arithmetic. Menurut
pendapat David Glover (2007: 26) In arithmetic you add, subtract, multiply, and
divide numbers. You use arithmetic to find the answer to problems and sums. See
also addition, and subtraction. Aritmatika berhubungan dengan menjumlah,
mengurangi, membagi, dan mengalikan bilangan yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
berhitung termasuk dari pembelajaran matematika yang lebih dikenal dengan
aritmatika yaitu mempelajari tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
e. Pengertian Kemampuan Berhitung
Menurut Nyimas Aisyah (2008: 6.5), “Kemampuan berhitung merupakan
salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan
bahwa semua aktifitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini”.
Kemampuan berhitung juga didefinisikan oleh Bismo dalam
(http://rumahlaili.blogspot.com/2009_12_01_archive.html diakses tanggal 11
januari 2011), kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang yang
digunakan untuk memformulasikan persoalan matematika sehingga dapat
dipecahkan dengan operasi perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah,
kurang, kali, dan bagi.
Pendapat lain tentang kemampuan berhitung juga dikemukakan oleh
Masykur dan Fathani (http://rumahlaili.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
diakses tanggal 11 januari 2011) kemampuan berhitung adalah penguasaan
terhadap ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari matematika yang meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan dalam memecahkan persoalan
matematika dengan menggunakan berbagai operasi hitung.
f. Pengertian Perkalian
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 278) perkalian pada hakikatnya
merupakan cara singkat dari penjumlahan. Perkalian dalam bahasa Inggris disebut
Multiplication. Menurut Riedesel, Shcwartz & Clements (1996: 152)
multiplication, like addition, is an operation that maps (assigns) a pair of whole
numbers (factors) to a unique whole number called its product. Thus, the pair of
whole numbers 5, 4 is mapped to the product 20. We may write (5, 4) → 20.
Artinya perkalian, seperti penambahan, adalah sebuah operasi yang memetakan
(menugaskan) sepasang bilangan bulat (faktor) untuk seluruh nomor unik yang
disebut produknya. Demikian, pasangan bilangan bulat 5,4 dipetakan ke produk
20. Kita dapat menulisnya menjadi (5, 4) → 20.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pendapat lain tentang perkalian juga dikemukakan oleh Reys, Suydam,
Lindquist, dan Smith (1998: 161) bahwa multiplication is frequently viewed as a
special case of addition in which all the addends are of equal size. The solution to
multiplication problems can be attained by adding or counting, but multiplication
is used because it is so much quicker. Artinya perkalian sering dipandang sebagai
kasus khusus dari penambahan di mana semua yang di tambahkan adalah dengan
ukuran yang sama. Solusi masalah perkalian dapat dicapai dengan menambahkan
atau menghitung, tetapi perkalian digunakan karena jauh lebih cepat. Selanjutnya
dalam (http:/en.wikipedia.org/wiki/Multiply) disebutkan bahwa Multiplication
(symbol "×") is the mathematical operation of scaling one number by another. It
is one of the four basic operations in elementary arithmetic (the others being
addition, subtraction and division). Artinya perkalian (symbol “x”) adalah operasi
matematika antara suatu bilangan dengan yang lainnya. Perkalian merupakan
salah satu dari empat operasi dasar dalam matematika (operasi yang lain adalah
penjumlahan, pengurangan, dan pembagian).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkalian
merupakan penjumlahan yang berulang yang dapat juga dimaknai sebagai bentuk
pemetaan dari sepasang bilangan.
Operasi perkalian merupakan operasi dasar matematika yang harus
dikuasai peserta didik, sebagai modal awal untuk dapat mempelajari materi-materi
lain dalam matematika (http://masjoker.blogdetik.com/media-pembelajaran-
matematika-teknik-perkalian-menggunakan-bantuan-ruas-garis/). Operasi
perkalian ini diajarkan kepada peserta didik setelah peserta didik menguasai
teknik pernjumlahan dan pengurangan dengan baik.
2. Hakikat Media Kartu Bilangan
Ada beberapa hal yang berhubungan dengan hakekat media kartu
bilangan, untuk itu pada kajian teori berikut ini akan dibahas 6 hal, yaitu (a)
Pengertian Media; (b) Manfaat Media Pembelajaran; (c) Fungsi Media
Pembelajaran; (d) Pemilihan Media Pembelajaran; (e) Macam-macam Media
Pembelajaran; (f) Pengertian Kartu Bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief S.
Sadiman, 2006: 6). Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:
12) menyimpulkan bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu
sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan.
Menurut Gagne dalam Arief S. Sadiman (2006: 6) media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Menurut Briggs dalam Arief S. Sadiman (2006: 6) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
peserta didik untuk belajar. Menurut Criticos dalam Daryanto (2010: 4)
berpendapat bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Paul R. Burden
dan David M. Byrd (1998: 137) mengungkapkan pendapatnya tentang media
dalam bahasa inggris yaitu, instructional media are carriers of information
between a source and a receiver, artinya media pembelajaran adalah pembawa
informasi antara sumber dan penerima pesan. Daryanto (2010: 6) berpendapat
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat membantu menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat dijadikan perangsang belajar
agar peserta didik mencapai tujuan belajar.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Daryanto (2010: 6) mengemukakan manfaat media pembelajaran antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya.
5) Member rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
6) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik
(komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Kemp & Smellie dalam Paul R Burden and David M. Byrd (1998: 137)
menyebutkan dalam Bahasa Inggris bahwa:
Many practical outcomes can be achieved when high quality instructional
media are used as an integral part of classroom instruction or as the
principal means of direct instruction. These outcomes include: (1) The
content of a topic can be more carefully selected and organized; (2) The
delivery of instruction can be more standardized; (3) The instruction can be
more interesting; (4) Learning becomes more interactive whwn applying
accepted learning theory; (5) The length of time required for instruction can
be reduced; (6) The quality of learning can be improved; (7) The instruction
can be provided when and where desired or necessary; (8) The positive
attitude of individuals toward what they are learning and to the learning
process itself can be anhanced; (9) The role of the instructor can be
enhanced.
Artinya banyak hasil praktis yang dapat dicapai apabila media
pembelajaran berkualitas tinggi yang digunakan sebagai bagian integral dari
pembelajaran di kelas atau sebagai sarana utama pembelajaran langsung. Hasil ini
meliputi: (1) Isi topik dapat lebih hati-hati dipilih dan terorganisir; (2)
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar; (3) Pembelajaran dapat
lebih menarik; (4) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar; (5) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (6) Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan; (7) Proses pembelajaran dapat berlangsung
kapanpun dan dimanapun diperlukan; (8) Sikap positif peserta didik terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
materi pembelajaran dapat ditingkatkan; (9) Peran guru mengalami perubahan ke
arah yang positif.
Keseluruhan manfaat yang diberikan oleh media pembelajaran dapat
dimaksimalkan apabila media pembelajaran berkualitas tinggi, dipilih atau
didesain, diproduksi, dan digunakan sebagai bagian integral dari sistem
pembelajaran.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Daryanto (2010: 8-9) media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (peserta didik). Fungsi media
dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang timbul
dalam proses pembelajaran.
Menurut Gerlach & Ely dalam Daryanto (2010: 9) mengemukakan bahwa
ada tiga kelebihan kemampuan media, yaitu sebagai berikut:
1) Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan
menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.
2) Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali
obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi)
sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya,
serta dapat pula diulang-ulang kejadiannya.
3) Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang
besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya
siaran TV atau radio.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) Verbalisme, artinya peserta didik dapat menyebutkan kata tetapi tidak
mengetahui artinya.hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya
dengan penjelasan lisan (ceramah), peserta didik cenderung hanya
menirukan apa yang dikatakan guru.
2) Salah tafsir, artinya dengan kata atau istilah yang sama diartikan berbeda
oleh peserta didik. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
secara lisan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya
gambar, bagan, model, dan sebagainya.
3) Perhatian tidak berpusat, hambatan ini dapat terjadi karena beberapa hal
antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik
memepengaruhi perhatian peserta didik, peserta didik melamun, guru
membosankan, cara menyajikan bahan tanpa variasi, kurang adanya
pengawasan dan bimbingan guru.
4) Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis
dan psikologis. Sesuatu yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah.
Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga
timbulnya konsep.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan
berusaha menghindari hambatan-hambatan yang muncul dalam proses
pembelajaran.
Menurut Yudhi Munadi (2010: 36) berpendapat bahwa fungsi media
pembelajaran lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang
didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya. Pertama, analisis
fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran,
yakni (1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar; (2) fungsi
semantik; dan (3) fungsi manipulatif. Kedua, analisis fungsi yang didasarkan pada
penggunanya (peserta didik) terdapat dua fungsi, yakni (4) fungsi psikologis dan
(5) fungsi sosio-kultural. Kelima fungsi media tersebut akan dijelaskan di bawah
ini:
1) Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar
Mudhoffir dalam Yudhi Munadi (2010: 37) menyebutkan bahwa “Sumber
belajar pada hakikatnya merupakan komponen system instruksional yang
meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal
itu dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik”. Oleh karena itu,
sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di
luar diri seseorang (peserta didik) dan memudahkan terjadinya proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
belajar. Pemahaman tersebut sejalan dengan pernyataan Edgar Dale dalam
Yudhi Munadi (2010: 37) bahwa “Sumber belajar adalah pengalaman-
pangalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang
mencakup segala sesuatu yang dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa
belajar”. Maksudnya adalah adanya perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
2) Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol
verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami peserta didik
(tidak verbalistik).
3) Fungsi Manipulatif
a) Kemampuan media pemdia pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu, yaitu:
(1) Kemampuan media menghadirkan obyek atau peristiwa yang sulit
dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam,
ikan paus melahirkan anak, dan lain-lain.
(2) Kemampuan media menjadikan obyek atau peristiwa yang
menyita waktu panjang menjadi singkat, misalnya proses
metamorfosis.
(3) Kemampuan media menghadirkan kembali obyek atau peristiwa
yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah),
misalnya peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya.
b) Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan
inderawi manusia, yaitu:
(1) Membantu peserta didik dalam memahami obyek yang sulit
diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom, dan lain-
lain, yakni dengan memanfaatkan gambar, film, dan lain-lain.
(2) Membantu peserta didik dalam memahami obyek yang bergerak
terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorfosis.
(3) Membantu peserta didik dalam memahami obyek yang
membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca Al-Qur’an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sesuai dengan kaidah tajwid, yakni dengan memanfaatkan kaset
(tape recorder).
4) Fungsi Psikologis
a) Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention)
peserta didik terhadap materi ajar.
b) Fungsi Afektif
Yakni media dapat menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu.
c) Fungsi Kognitif
Peserta didik yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang
mewakili obyek-obyek yang dihadapi, baik obyek orang, benda, atau
kejadian/peristiwa. Obyek-obyek itu dipresentasikan atau dihadirkan
dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang
semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (WS. Winkel
dalam Yudhi Munadi, 2010: 45).
d) Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan
imajinasi peserta didik. Imanajinasi (imagination) berdasarkan
Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin dalam Yudhi Munadi,
2010: 46) adalah proses menciptakan obyek atau peristiwa tanpa
pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau
kreasi obyek-obyek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau
dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi
kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik.
e) Fungsi Motivasi
Guru dapat memotivasi peserta didik dengan membangkitkan minat
belajar melalui media yang dapat menarik minat peserta didik.
5) Fungsi Sosial-Kultural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-
kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran, yaitu perbedaan
karakterisik yang menyangkut tentang adat, keyakinan, lingkungan, dan
pengalaman.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran sebagai alat komunikasi khususnya
dalam hubungannya dengan proses pembelajaran harus didasarkan pada kriteria
pemilihan yang objektif, sebab penggunakan media pembelajaran tidak hanya
sekadar menampilkan program pengajaran ke dalam kelas, tetapi juga dikaitkan
dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai, strategi pembelajaran, dan materi
belajar.
Menurut Harjanto (2008: 238) ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan terhadap prioritas pemilihan pengadaan media pembelajaran,
yaitu:
1) Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif.
2) Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif.
3) Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif.
Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka dalam memberikan prioritas
pengadaan media pembelajaran perlu diadakan pengukuran untuk ketiga factor
tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah. Disadari bahwa
setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan. Pengetahuan tentang
keunggulan dan kelemahan setiap jenis media menjadi sangat penting, sehingga
guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus
dapat langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki.
Menurut Arief S. Sadiman dalam Harjanto (2008: 238) bahwa pemilihan
sekaligus pemanfaatan media perlu memperbaiki kriteria berikut ini:
1) Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
2) Keterpaduan (validitas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Media yang digunakan tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang
dipelajari.
3) Keadaan Peserta Didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik perlu
dipertimbangkan.
4) Ketersediaan
Pemilihan media perlu memperhatikan ketersediaannya di sekolah dan
kemudahan ddalam pemerolehannya.
5) Mutu Teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6) Biaya
Hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah
seimbang dengan hasil yang dicapai dan ada kesesuaian atau tidak.
Pendapat lain tentang pemilihan media dikemukakan oleh Brown, Lewis,
dan Harcleroad (1977: 75) bahwa:
Criteria such as the following are often used to guide media selection: (1)
Content, does the item deal with significant curricular content?; (2)
Purposes, for what significantly important instructional purposes may the
item be used?; (3) Appropriateness, is the medium used suited to the
message it seeks to communicate?; (4) Cost, is the item likely to be worth
what it costs, as measured by educational results derived from its use?; (5)
Technical Quality, is the item technically satisfactory in photography,
editing, and sound?; (6) Circumtanses of use, will the item function
effectively in circumtanses and environments in which you are likely to use
it?; (6) Learner verification, is evidence supplied that the producer of the
item has improve it through systematic trial and revision before trial and
revision before to offering it to purchasers?; (7) Validation, are reliable
data available and supplied which prove that student do learn accurately
and efficiently through use of the item?
Menurut pandapat di atas kriteria seperti berikut ini sering digunakan
untuk memandu pemilihan media yaitu: (1) Isi, apakah kesepakatan media dengan
konten kurikuler?; (2) Tujuan, apakah tujuan penting pembelajaran secara
signifikan dapat tercapai dengan media tersebut yang akan digunakan?; (3)
Kelayakan, apakah media yang digunakan sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan?; (4) Biaya, apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pembelajaran yang diharapkan?; (5) Kualitas Teknis, apakah media memenuhi
standar teknis yang memuaskan dalam fotografi, editing, dan suara?; (6) kondisi
penggunaan, akankah media tersebut efektif dalam kondisi dan lingkungan di
mana Anda akan menggunakannya?; (7) Learner verifikasi, adakah bukti
diberikan bahwa produsen media tersebut telah memperbaikinya melalui
percobaan sistematis dan revisi sebelum sidang dan revisi sebelumnya untuk
menawarkan kepada pembeli?; (8) Validasi, apakah data yang dapat dipercaya
tersedia dan disediakan yang membuktikan bahwa peserta didik melakukan
belajar secara akurat dan efisien melalui penggunaan media tersebut?
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam memilih media pembelajaran diperlukan kriteria-kriteria tertentu agar
media yang digunakan tepat dalam pembelajaran kriteria yang harus ada dalam
media tersebut antara lain: (1) isinya sesuai dengan materi yang akan
disampaikan; (2) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3)
kelayakan; (4) biaya; (5) memiliki kualitas teknik yang baik; (6) sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik; (7) verifikasi media; dan (8) validasi media.
e. Macam-macam Media Pembelajaran
Yudhi Munadi (2010: 53) mengklasifikasikan media berdasarkan indera
yang terlibat, hal ini disebabkan pada pemahaman bahwa pancaindera merupakan
pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge)
(Aminuddin Rasyad dalam Yudhi Munadi, 2010: 54). Media dalam pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media
visual, media audio visual, dan multimedia. Penjelasan dari macam-macam media
akan dijelaskan berikut ini:
1) Media audio, yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran
dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari
sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan
non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan
pesan non verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan musik. Jenisnya
antara lain radio dan program media rekam (software), yang disalurkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
melalui hardware, seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph
record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan
pita magnetic (cassette), dan compact disc. Program radio sangat sesuai
untuk sasaran dalam jangkauan yang sangat luas dan dalam dunia
pendidikan ia telah digunakan untuk Pendidikan Jarak Jauh, sedangkan
program media rekam sangat mungkin untuk sasaran dalam jangkauan
terbatas.
2) Media visual, yaitu media yang hanya melibatkan indera peglihatan.
Jenis media ini antara lain, media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan
media visual non-cetak.
a) Media visual-verbal
Media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan-pesan
verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan).
b) Media visual-nonverbal-grafis
Media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat
pesan nonverbal yakni berupa symbol-simbol visual atau unsur-
unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan foto), grafik,
diagram, bagan, dan peta.
c) Media visual nonverbal- tiga dimensi
Media visual nonverbal tiga dimensi adalah media visual yang
memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniature, mock up,
specimen, dan diorama.
3) Media audio visual, yaitu media yang melibatkan indera pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat
disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan nonverbal.
Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui
program audio visual seperti film dokumenter dan film drama. Semua
program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti video dan
televisi.
4) Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang dapat memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui
computer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan
pengalaman terlibat. Termasuk pengalaman berbuat adalah lingkungan
nyata dan karyawisata, sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat
adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.
Pendapat Yudhi Munadi tersebut sejalan dengan pendapat Rudy Bretz
dalam Arief S Sadiman (2006: 20) yang mengidentifikasi media menjadi tiga
unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu
gambar, garis (line graphic), dan symbol yang merupakan suatu kontinum dari
bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu Bretz
juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam
(recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yaitu (1) Media audio visual
gerak; (2) Media audio visual diam; (3) Media audio semi gerak; (4) Media visual
gerak; (5) Media visual diam; (6) Media semi gerak; (7) Media audio; (8) Media
cetak.
Menurut pendapat Heinich, Molenda, Russel, dan Smaldino dalam
Burden & Byrd (1998: 144) menyebutkan bahwa, “A wide variety of media and
resources are available for instructional use including audiovisual materials,
books and duplicated materials, and other resources”. Artinya, berbagai macam
media dan sumber daya yang tersedia dapat digunakan dalam pembelajaran
termasuk bahan audiovisual, buku dan bahan-bahan duplikasi, dan sumber daya
lainnya.
1) Media audio visual
Heinich et.al dalam Burden & Byrd (1998: 144) juga menjelaskan bahwa,
“…Audiovisual materials include non-projected visuals, projected visuals,
audio media, multimedia, films and videos, electronic distribution systems,
computer-based instructional media, and simulations and games”. Artinya,
bahan audiovisual termasuk non-proyeksi visual, proyeksi visual, media
audio, multimedia, film dan video, sistem distribusi elektronik, media
pembelajaran berbasis komputer, dan simulasi dan permainan.
a) Media non-proyeksi visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Yaitu media visual yang tidak memerlukan listrik dan layar untuk
memproyeksikan gambar. Peralatan yang termasuk media non-
proyeksi visual antara lain: (1) Chalkboards (papan kapur); (2)
Multipurpose boards (papan serbaguna); (3) Display boards (papan
display); (4) Graphic materials (materi grafis); (5) Still picture
(gambar diam); (6) Flip chart; (7) Maps and globes (peta dan globe);
(8) Realia (benda nyata); (9) Models and mock-ups ( model dan
mock-up); (10) Exhibits (pameran); (11) Dioramas (diorama).
b) Media proyeksi visual
Yaitu yaitu mengarah pada media yang dapat mengatur gambar diam
untuk dapat diperbesar dan ditampilkan pada layar. Proyeksi ini
biasanya dicapai melalui lapisan tipis tembus cahaya, memperbesar
image melalui suatu serangkaian lense, dan menampilkan image ini
ke permukaan (layar).peralatan yang termasuk media proyeksi visual
ada empat, yaitu overhead projector, filmstrips, slides, dan opaque
projection.
c) Media audio
Yaitu media yang membawa informasi dengan suara. Peralatan yang
termasuk dalam media audio antara lain: phonograph records,
audiotapes, compact disc, dan audio cards.
d) Multimedia
Yaitu kombinasi antara media visual dan media audio yang secara
efektif dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kombinasi media dirujuk sebagai sistem multimedia. Hal ini
meliputi menggabungkan setiap media dan mengatur media secara
terstruktur ke dalam presentasi yang sistematis. Ada beberapa tipe
dari sistem multimedia yaitu Multimedia kits, Modules, Learning
centers, Sound-slide combinations, Multi-image systems, dan
Interactive video.
e) Film dan Video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berbagai film dan video secara komersial tersedia bagi guru untuk
digunakan dalam pembelajaran. Hal ini mungkin digunakan sesuai
jenis pengaturan pembelajaran termasuk kelompok besar, kelompok
kecil, atau pembelajaran individual. Film mengacu ke bahan-bahan
plastik selulose yang di atasnya terdapat serangkaian gambar diam.
bila kecepatannya diperbesar, rangkaian ini memberi ilusi gerakan.
Selanjutnya video merupakan tampilan gambar-gambar di televisi-
tipe layar. Video tersedia di dua aturan dasar, yaitu videocassette dan
videodisc.
f) Media Sistem Distribusi Elektronik
Yaitu media yang menggunakan sistem distribusi elektronik
sehingga mampu mengirimkan suara dan gambar-gambar melalui
jarak jauh. Media yang termasuk ke dalam sistem distribusi
elektronik antara lain: radio, televisi, system teleconference, dan
teletex/videotext.
g) Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Komputer mikro di kelas mempunyai potensial untuk berbagai
penggunaan,yaitu dapat meningkatkan belajar dan mempermudah
sebagian dari tugas guru.
h) Simulasi dan Permainan
Permainan dalam pembelajaran dan simulasi dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pendekatan yang digunakan
mempunyai karakteristik masing-masing. Pertama, permainan dalam
pembelajaran adalah kegiatan di mana peserta didik ikut menentukan
aturan dalam permainan itu, yang berbeda dengan kenyataan bahwa
mereka berusaha mencapai tantangan. Permainan dapat
memunculkan ketertarikan peserta didik untuk mencapai
pembelajaran yang efektif. Kedua, simulasi pembelajaran membuat
ulang atau mewakili peristiwa sebenarnya atau situasi yang
menyebabkan peserta didik bertindak, bereaksi, dan buat keputusan..
Memainkan peranan satu jenis simulasi di mana dominan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
keistimewaan secara relatif terdapat interaksi terbuka di antara
peserta didik.
2) Buku dan Bahan-bahan Duplikasi
Bermacam-macam tipe buku dan bahan-bahan duplikasi yang tersedia untuk
digunakan dalam pembelajaran di kelas, antara lain buku teks, sumber bahan,
lembar kerja, dan bahan-bahan duplikasi.
a) Buku Teks
Buku teks adalah sumber utama dalam pembelajaran yang digunakan
oleh guru dan peserta didik. Buku teks semestinya dilihat sebagai
alat bantu mengajar dan seharusnya tidak memperlakukan sebagai
satu-satunya sumber informasi cetak untuk digunakan selama
pembelajaran.
b) Sumber Materi
Sumber materi dalam pembelajaran antara lain buku suplemen,
Koran, majalah, pamphlet dan brosur, ensiklopedia, dan atlas dapat
digunakan untuk memeperkaya kurikulum dan meningkatkan
aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Materi-materi tersebut dapat
digunakan oleh guru sebagai sebuah sumber informasi tambahan
disamping buku teks dan panduan kurikulum. Sumber-sumber
tambahan ini juga dapat digunakan untuk membangun minat peserta
didik terhadap pelajaran.
c) Lembar Kerja
Lembar kerja biasanya digunakan sebagai tambahan pada buku teks
termasuk ruang bagi peserta didik untuk menuliskan jawaban dari
pertanyaan yang ada. Lebar kerja ini hanya dapat digunakan sekali
saja oleh peserta didik dan tidak dapat digunakan dari tahun ke tahun
berikutnya. Seringnya dalam lember kerja tersedia soal-soal latihan,
masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik, kuis
penilaian individu, dan kata-kata sukar yang perlu dipelajari.
d) Bahan-bahan Duplikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Para guru sering menggunakan bahan-bahan duplikasi seperti bacaan
tambahan, latihan soal, panduan diskusi, daftar kata-kata sukar, dan
panduan belajar sebagai tambahan lain dari materi cetak selain buku
teks. Bahan-bahan duplikasi ini mengarah pada sumber belajar yang
biasanya digandakan oleh guru.
3) Sumber-sumber yang lain
Sebagai tambahan terhadap media audiovisual dan buku-buku dan bahan-
bahan duplikasi, guru mempunyai sumber daya lain. Sumber daya tersebut
termasuk sumber daya di kelas, sekolah, dan komunitas. Guru dapat
memperolehnya secara gratis dan sumber daya murah atau membuat materi
pembelajaran sendiri. Di samping itu, asisten kelas mungkin tersedia untuk
membantu pada berbagai aspek dalam pembelajaran seperti mempersiapkan
materi pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa macam media menurut indera yang terlibat dibagi menjadi
4, yaitu media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia.
f. Pengertian Kartu Bilangan
Menurut ST Negoro B Harahap (1998: 156) kartu bilangan adalah kartu
yang memuat lambang bilangan. Kartu bilangan ini berbentuk persegi, tetapi agar
lebih menarik terhadap peserta didik, kartu ini dapat dimodifikasi sesuai dengan
keperluan, dalam hal ini kartu bilangan digunakan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik terhadap perkalian. Kartu bilangan ini termasuk media
visual.
1) Bentuk Kartu Bilangan
Kartu ini terbuat dari karton berbentuk persegi dengan ukuran 12 cm x 12 cm
berisi angka-angka yang mewakili faktor perkalian. Kartu bilangan yang
dimilki peserta didik secara kelompok. Bagian tengah untuk menulis hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
perkalian. Mahkota bunga diisi kartu bilangan yang bertuliskan angka yang
mewakili faktor-faktor yang dikalikan.
Gambar 1. Sterofoam untuk menempelkan kartu bilangan
Gambar 2. Kartu Bilangan
2) Langkah-langkah penggunaan kartu bilangan
Guru menggunakan kartu bilangan untuk memudahkan peserta didik dalam
melakukan kegiatan berhitung perkalian dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Guru mendemonstrasikan cara menggunakan media kartu bilangan
secara langsung dihadapan peserta didik, sebagai contoh untuk
operasi 4 x 6 dengan media kartu bilangan, guru mengambil kartu
bilangan yang bertuliskan angka 4 sebanyak 6 buah, kemudian guru
menempelkan kartu bilangan tersebut pada sterofoam berbentuk
mahkota bunga. Setelah itu menempelkan hasilnya pada lingkaran
tengah mahkota bunga.
Misal : Guru menyebutkan suatu perkalian
Caranya : Guru memberi penjumlahan berulang misal 4 + 4 + 4 + 4
+4 + 4 kita mengambil 6 kartu bilangan yang bertuliskan angka 4,
kemudian tiap angka-angka tersebut ditempelkan pada sterofoam
berbentuk bunga. Maka untuk menunjukkan hasil kali dari 6 x 4 itu
kita hitung jumlah angka yang ada dalam 6 mahkota, dan hasilnya
kita tulis di tengah-tengah mahkota.
4 5 5 6 6 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
6 x 4 ⇨ 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 24
Gambar 3. Ilustrasi Penggunaan Media Kartu Bilangan pada Sterofoam yang
Berbentuk Mahkota Bunga
b) Guru melakukan peragaan dengan mengikutsertakan beberapa
peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan.
c) Guru melatih peserta didik dalam melakukan opersi perkalian
dengan media kartu bilangan secara berulang agar peserta didik
lancar dalam menggunakan media kartu bilangan.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah hasil
penelitian tentang keterampilan berhitung perkalian yang telah disusun oleh
Prihantini dalam (http: //digilib.unnes.ac.id/gdsl/collect/skripsi/archives/doc.pdf)
diakses 3 Desember 2010. Dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berhitung
Peserta didik Kelas III Kranggan Ambarawa Tahun Ajaran 2006/2007 Melalui
Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Memanfaatkan Kartu
Bilangan Pada Pokok Pembahasan Perkalian”. Menyimpulkan bahwa melalui
implementasi pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan kartu bilangan dapat
meningkatkan keterampilan berhitung peserta didik kelas III SD Kranggan
4
24
4
4
4
4
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Ambarawa pada pokok bahasan perkalian dengan hasil sampai dengan 67,2 %.
Saran yang dapat diajukan bahwa dalam mengajar pokok bahasan perkalian
hendaknya mengimplementasikan pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan
kartu bilangan. Belajar kelompok bermanfaat bagi keberhasilan seorang peserta
didik. Peserta didik dilatih bergaul dan bekerja sama secara harmonis, oleh karena
itu seyogyanya peserta didik dimotivasi untuk belajar berkelompok.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal pembelajaran matematika pada pokok bahasan
perkalian yang selama ini dilihat masih kurang sehingga belum menunjukkan
hasil yang diharapkan. Kemampuan berhitung perkalian peserta didik masih
rendah, terbukti dari 68 % peserta didik memiliki skor di bawah KKM. Hal ini
disebabkan karena guru belum menggunakan media yang tepat dalam
menyampaikan materi. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pun masih konvensional sehingga membuat peserta didik
menjadi jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Kemampuan peserta didik harus dikembangkan, maka peneliti akan
melakukan suatu penelitian tindakan kelas. Pada kondisi awal kemampuan
berhitung perkalian peserta didik masih rendah. Oleh karena itu diperlukan
adanya suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian peserta didik. Diantara berbagai media dalam pembelajaran,
media kartu bilangan adalah media yang diharapkan dapat membantu
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Melalui kolaborasi
peneliti dan guru, media kartu bilangan akan diterapkan dengan menggunakan
siklus yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan 2 siklus penelitian, yaitu indikator
ketercapaian siklus I 70 % dan siklus II ditingkatkan mencapai 75%. Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa dengan media
kartu bilangan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan berhitung perkalian
peserta didik. Secara skematis kerangka berfikir dapat digambarkan pada gambar
4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 4. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dalam penelitian ini
diajukan hipotesis sebagai berikut: Melalui media kartu bilangan dapat
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD
Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011.
Kemampuan
berhitung
perkalian peserta
didik masih
rendah.
Guru tidak
menggunakan
media dalam
mengajar Kondisi
Awal
Siklus I
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Guru menggunakan
media kartu bilangan
dalam pembelajaran
matematika pada pokok
bahasan perkalian.
Tindakan
Siklus II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Kemampuan berhitung
perkalian meningkat. Kondisi
Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa
pertimbangan. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek
penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari adanya penelitian ulang, di
samping itu lokasinya terjangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan
daerah tempat tinggal peneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011
selama 4 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April tahun 2011. Siklus
I dilaksanakan mulai dari tanggal 10 s.d 14 Februari 2011 dan siklus II
dilaksanakan mulai tanggal 16 s.d 21 Februari 2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2
Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun 2011. Peserta didik kelas II
berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 8 peserta didik
perempuan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi
Arikunto, 2008: 2).
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan
penelitian dimulai dari permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dalam proses
pembelajaran, kemudian direfleksikan alternative pemecahan masalah tersebut.
Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang
terencana dan terukur. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas membutuhkan
kerja sama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk
menciptakan sukinerja sekolah yang lebih baik.
Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan sampai memperolah hasil yang ditetapkan. Siklus
yang dinamis dengan tindakan yang sama. Menurut Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang
di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b)
tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat
pada gambar 5.
Gambar 5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
a. Tahap persiapan tindakan
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Menyiapkan media pembelajaran
3) Membuat instrumen evaluasi
4) Membuat pedoman observasi
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dibuat.
c. Tahap pengamatan dan interprestasi
Tahap pengamatan dan interpretasi dilakukan dengan mengamati dan
menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran.
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat untuk menghindari subyektifitas.
Pada tahap interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti.
Interprestasi ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan
dapat mengatasi permasalahan yang ada.
d. Tahap analisis dan refleksi
Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan
dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu
diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan
hasil penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini
mencapai keberhasilan atau tidak.
D. Sumber Data Penelitian
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
berupa informasi tentang kemampuan berhitung peserta didik dalam pembelajaran
matematika.
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber
data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Informasi dan data dari narasumber yang terdiri dari peserta didik dan guru
kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten
Sragen.
2. Arsip atau dokumen, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, dan buku penilaian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan jenis sumber data yang
dimanfaatkan. Maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta secara
pasif. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 dan
peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun kinerja
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan peserta didik
dalam pembelajaran sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yaitu observasi yang
dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur kemampuan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150).
Tes diberikan kepada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2
Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dimaksudkan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran tindakan. Tes berhitung perkalian diberikan pada awal
penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan peserta didik
dalam berhitung perkalian. Tes ini dilakukan di setiap akhir siklus untuk
mengetahui peningkatan hasil berhitung perkalian peserta didik, dengan kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan
kemampuan berhitung perkalian peserta didik sesuai dengan siklus yang ada.
3. Dokumentasi
Menurut Riduan (2009: 77) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter, dan data yang
relevan dengan penelitian. Kajian dokumen diperlukan untuk memperoleh
berbagai arsip atau data berupa Kurikulum, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dibuat oleh guru, hasil ulangan harian, serta nama
responden penelitian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2
Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Proses pembelajaran yang
dilaksanakan didokumentasikan yang berupa foto dan video.
F. Validitas Data
Validitas data penelitian dapat diukur dengan menggunakan trianggulasi.
Trianggulasi adalah fakta yang sama atau sejenis akan lebih pasti kebenarannya
bila digali dari beberapa sumber yang berbeda, dari beberapa trianggulasi yang
ada peneliti hanya menggunakan trianggulasi data atau trianggulasi sumber. Cara
ini mengarahkan agar di dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam
sumber yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
Selain menggunakan trianggulasi, penelitian ini juga menggunakan
validitas isi untuk mengkaji kesahihan data yang diperoleh dari instrumen tes.
Validitas isi adalah validitas yang berhubungan dengan kemampuan instrumen
untuk menggambarkan atau atau melukiskan secara tepat domain perilaku yang
akan diukur, derajad validitas menunjuk peda kemampuan tes dalam
menggambarkan topik-topik dan ruang lingkup cakupan materi yang akan diukur,
dalam penelitian ini peneliti mengukur kemampuan berhitung perkalian peserta
didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Sragen yang berjumlah 21 peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011
digunakan instrumen tes berhitung perkalian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis interaktif. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2008: 91)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclution drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data-data penelitian yang telah dikumpulkan kemudian direduksi. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data yang direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang member
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil
dari data-data selanjutnya digabungkan dan disimpulkan.
3. Conclution Drawing/ verification (Penarikan Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali pada
benar tidaknya data yang diperoleh dalam melaksanakan penelitian. Setelah
semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang
merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Secara dragmatik proses siklus analisis data interaktif dapat ditunjukkan
pada gambar 6.
Gambar 6. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara
Interaktif (Sumber: Sugiyono, 2008: 92)
Dari bagan di atas langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini
adalah:
1. Melakukan pengklasifikasian data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data, yaitu hasil wawancara awal dan dokumentasi.
Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan daftar nilai ulangan matematika peserta didik
kelas II SD Negeri Hadiluwih 2.
2. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan
informasi yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan.
3. Melakukan analisis data.
4. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
5. Kesimpulan yang dirumuskan dapat dikroscekkan lagi dengan data-
data yang diperoleh untuk mendapatkan kesimpulan yang benar.
Data Display Data
collection
Data
Reduction
Conclutions :
Drawing/verifyin
g
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan berhitung perkalian peserta
didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten
Sragen dengan menggunakan media kartu bilangan. Indikator penelitian ini
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Matematika kelas II serta Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
berhitung peserta didik mencapai rat-rata kelas 65 dan peserta didik yang
memperoleh nilai > 65 mencapai 70 %.
Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
berhitung pekalian peserta didik mencapai rat-rata kelas 65 dan peserta didik yang
memperoleh nilai > 65 mencapai 75 %.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian system berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam
Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan
sebagai berikut: (1) perencanaan; (b) penerapan tindakan; (c) mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan; dan (d) melakukan refleksi. Dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan).
Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi 2 tindakan, yaitu
Tindakan Siklus I dan Tindakan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Tindakan Siklus I
Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada siklus I meliputi 4 tahapan,
yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran lembar kerja
peserta didik (LKPD), lembar observasi, instrumen untuk evaluasi yang berupa
soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan
dalam proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang perkalian
2) Guru menunjukkan perhitungan perkalian sebagai penjumlahan yang
berulang dengan menggunakan media kartu bilangan
3) Guru membimbing peserta didik untuk memperagakan perhitungan
perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan
media kartu bilangan
4) Guru menunjukkan sifat-sifat perkalian dengan menggunakan media
kartu bilangan
5) Guru membimbing peserta didik untuk memperagakan sifat-sifat
perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan
6) Guru menunjukkan perhitungan perkalian dua bilangan satu angka
dengan menggunakan media kartu bilangan
7) Guru membimbing peserta didik untuk menghitung perkalian dua
bilangan satu angka dengan menggunakan media kartu bilangan
8) Guru menunjukkan perhitungan perkalian tiga angka dengan
menggunakan media kartu bilangan
9) Guru membimbing peserta didik untuk menghitung perkalian tiga angka
dengan menggunakan media kartu bilangan
10) Guru memberikan soal kepada peserta didik tentang perhitungan
perkalian
11) Guru mengevaluasi pekerjaan peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah 2 x pertemuan, yakni
pertemuan pertama mempelajari tentang perkalian sebagai penjumlahan yang
berulang dan sifat-sifat perkalian, sedangkan pertemuan kedua mempelajari
tentang menghitung perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian tiga
bilangan.
c. Tahap Observasi
Melaksanakan pengamatan pada saat proses pembelajaran, yang diamati
adalah aktivitas guru dan peserta didik. Hasil pengamatan dari teman sejawat
dapat memberikan informasi apakah guru sudah mengajar sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan juga bagaimana aktivitas peserta didik saat proses
pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat untuk menghindari
timbulnya subjektivitas. Setelah dilakukan pengamatan, terbukti bahwa aktivitas
peserta didik dan guru meningkat pada siklus I (lampiran 7 & 8).
d. Tahap Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari hasil pembelajaran bila hasil
refleksi dan evaluasi siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
berhitung perkalian. Peserta didik kelas II tidak perlu dilanjutkan dengan
menggunakan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya
peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan masih ada kelemahan maka
diperbaiki di siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Selanjutnya sampai
kemampuan berhitung perkalian matematika meningkat.
2. Tindakan Siklus II
Prosedur yang dilaksanakan pada siklus II meliputi 4 tahapan, yaitu
tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan
tahapan tersebut merupakan tindakan perbaikan dari siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan konsep
penggunaan kartu bilangan yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Hasil
refleksi tersebut diantaranya:
1) Peserta didik belum memahami aturan penggunaan media kartu
bilangan.
2) Sebagian besar peserta didik belum mendapatkan kesempatan
menggunakan media kartu bilangan karena jumlah media yang
terbatas.
3) Sterofoam yang digunakan untuk menempelkan kartu bilangan
berbentuk bunga yang memiliki 10 mahkota membuat peserta didik
tidak teratur dalam menempelkan kartu bilangan.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka perlu disusun rencana
perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II, yang meliputi:
1) Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai aturan penggunaan media
kartu bilangan dalam menghitung perkalian.
2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individu untuk
menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan.
3) Sterofoam yang mulanya berbentuk bunga berwarna putih polos kemudian
setiap mahkota diberi nomor untuk menentukan mahkota yang harus diisi
terlebih dahulu.
Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama guru juga menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian dan menetapkan
indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasar pada hasil
refleksi siklus I, yaitu pembelajaran matematika menggunakan media kartu
bilangan yang sudah diperbaiki dan disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, adapun langkah-langkahnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 5-6 peserta
didik, kemudian setiap kelompok diberikan seperangkat media kartu
bilangan.
2) Peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi mengerjakan lembar
kerja peserta didik (LKPD) yang diberikan guru dengan
menggunakan media kartu bilangan. Setiap peserta didik
mendapatkan giliran untuk memimpin kelompoknya dalam
menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan.
3) Peserta didik melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. Selanjutnya
guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil diskusi
masing-masing kelompok.
4) Guru memberikan soal perkalian kepada peserta didik, kemudian
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengerjakan soal tersebut secara individu di depan kelas.
5) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi akhir yang diberikan oleh
guru secara individu.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran matematika
berlangsung, yang diamati adalah aktivitas peserta didik, dan aktivitas guru.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, aktivitas peserta didik dan guru
meningkat jauh lebih baik daripada siklus I (lampiran 7 & 8).
d. Tahap Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua
data yang diperoleh melalui proses observasi dan evaluasi. Sasaran pada siklus II
yaitu kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih
2 meningkat dan peserta didik yang mendapat nilai sama atau di atas KKM atau
dikatakan tuntas sebanyak 75 % (16 peserta didik) dari 21 peserta didik. Hasil
evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu bilangan telah berhasil
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Hadiluwih 2 yang beralamatkan
di Desa Kedungdowo, RT 04 RW 02, Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang,
Kabupaten Sragen. Sekolah ini berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah
(NSS) 101031415024 yang dikepalai oleh Purnomo, S.Pd. Lokasi SD Negeri
Hadiluwih 2 cukup strategis, karena berada di persimpangan jalan yang
menghubungkan dua desa lain dari Desa Kedungdowo, yaitu Desa Bibis dan Desa
Pandanan.
Data personel ketenagaan SD Negeri Hadiluwih 2 terdiri dari satu kepala
sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjaskes, satu guru
Bahasa Inggris, satu penjaga sekolah, satu guru komputer. Semua personil telah
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan
tanggungjawabnya. Jumlah peserta didik SD Negeri Hadiluwih 2 pada tahun
pelajaran 2010/2011 adalah 91 peserta didik. Dengan perincian sebagai berikut:
kelas I sebanyak 21 peserta didik, kelas II sebanyak 21 peserta didik, kelas III
sebanyak 15 peserta didik, kelas IV sebanyak 12 peserta didik, kelas V sebanyak
13 peserta didik, dan kelas VI sebanyak 9 peserta didik. Peserta didik SD Negeri
Hadiluwih 2 berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda, akan
tetapi sebagian besar berasal dari keluarga petani.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga dan media untuk berbagai mata pelajaran tersedia cukup lengkap, namun
guru belum dapat memanfaatkannya dengan baik. Salah satu media yang ada di
SD Negeri Hadiluwih 2 dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Kartu Bilangan
1 2 3
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Media seperti pada gambar 7 adalah kartu bilangan. Media kartu bilangan
tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh guru dalam proses pembelajaran.
Media tersebut hanya terpajang pada dinding kelas dan tidak tersentuh oleh guru.
Karakter peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 tidak jauh berbeda
dengan peserta didik kelas lain dalam pembelajaran matematika. Peserta didik
menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Hal tersebut tercermin pada hasil belajar mereka yang belum tuntas sesuai KKM
dan kemampuan dalam pelajaran matematika khususnya kemampuan berhitung
perkalian masih kurang. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam upaya
meningkatkan kemampuan berhitung khususnya dalam kemampuan berhitung
perkalian dengan menggunakan kartu bilangan yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar matematika.
Melalui penelitian ini diharapkan peserta didik kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2 lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga
kemampuan dalam berhitung perkalian dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil
pembelajaran Matematika kelas II sebelum tindakan, dapat diperoleh
informasi sebagai data awal. Dari peserta didik kelas II yang berjumlah 21
peserta didik, hanya terdapat 8 peserta didik yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dalam aspek hasil belajar Matematika
(lihat lampiran 1), nilai yang diperoleh merupakan cerminan dari
kemampuan berhitung perkalian peserta didik. Berdasarkan daftar nilai
hasil ulangan matematika pada kondisi awal yang terdapat pada lampiran
1, masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), hal itu menunjukkan bahwa kemampuan
peserta didik dalam berhitung perkalian masih rendah, untuk lebih
jelasnya maka kondisi awal kemampuan berhitung perkalian peserta didik
kelas II dapat dilihat dari tabel 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik Kelas II pada
Kondisi Awal
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 25 - 36 2 10%
2 37 - 48 3 14%
3 48 - 60 8 38%
4 61 - 72 3 14%
5 73 - 84 3 14%
6 85 - 96 2 10%
Nilai Rata-rata
Kelas
60.47
Data dari tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti gambar 8, yaitu
grafik nilai hasil ulangan matematika peserta didik kelas II pada kondisi awal.
Gambar 8. Grafik Nilai Hasil Ulangan Matematika Peserta Didik Kelas II
Pada Kondisi Awal
Berdasarkan tabel 1, peserta didik yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu
sebanyak 13 peserta didik atau 62%, dan peserta didik yang mendapat nilai sama
atau di atas KKM yaitu 8 peserta didik atau 38%. Hal ini dapat diartikan bahwa
ketuntasan klasikal sebesar 38% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang
ditetapkan yaitu sebesar 70% peserta didik mendapat ≥ 65 (KKM), dengan kata
lain kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2
masih rendah.
0
2
4
6
8
10
0 - 24 25 - 36 37 - 48 48 - 60 61 - 72 73 - 84 85 - 96
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Rendahnya hasil belajar atau ketidaktuntasan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya: (1) Peserta didik merasa takut menghadapi pelajaran
matematika, karena matematika dianggap sulit. Selain itu peserta didik merasa
bosan terhadap pembelajaran matematika, karena pembelajaran matematika
disajikan dengan metode yang konvensional (metode drill); (2) Guru belum
menggunakan media dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan
perkalian, sehingga peserta didik kurang memahami konsep perkalian dan
menyebabkan kemampuan berhitung perkalian mereka rendah. Berdasarkan hasil
diskusi yang dilakukan antara peneliti dengan guru, faktor mendasar yang
menyebabkan rendahnya kemampuan berhitung perkalian peserta didik adalah
guru belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal.
Oleh karena itu, diperlukan suatu media yang tepat agar dapat mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan media kartu bilangan. Melalui
penggunaan media kartu bilangan diharapkan kemampuan berhitung perkalian
peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 mengalami peningkatan sehingga
ketuntasan belajar peserta didik dapat tercapai.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap
siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 10 sampai dengan 16 Februari
2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Kamis, 10 Februari
2010. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi
permasalahan yang muncul yakni penggunaan media kartu bilangan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Selanjutnya disepakati bahwa
pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni
pada hari Kamis 10 Februari dan Senin 14 Februari 2011. Adapun deskripsi
perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan
media pembelajaran, dan penilaian (lampiran 3)
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah:
a) Ruang kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran kooperatif yakni meja
kelas diatur sesuai dengan jumlah kelompok.
b) Menyiapkan media yang akan digunakan, yaitu kartu bilangan dan sterofoam
berbentuk bunga sebagai tempat menempelkan kartu bilangan.
c) Menyiapkan kamera digital dan handphone untuk pendokumentasian proses
pembelajaran
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas peserta
didik selama pelaksanaan pembelajaran Matematika berlangsung. Pengamatan
yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan peserta didik. Pedoman dan lembar
pengamatan dapat dilihat dalam lampiran 7 dan 8. Sedangkan untuk lembar
penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (lihat lampiran 9).
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan media kartu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
bilangan. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer
atau pengamat.
1) Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke-1 pelajaran Matematika kelas II mempelajari tentang
perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, yang pertama guru mengkondisikan kelas dengan
mengatur tempat duduk peserta didik yang dibentuk secara berkelompok.
Selanjutnya guru menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin berdoa.
Selanjutnya setelah berdoa, guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi
kepada peserta didik, dengan mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu
“Naik Delman” kemudian bertanya, “hewan apa yang terdapat dalam lagu naik
delman?Berapa jumlah kaki hewan tersebut?Berapa jumlah kaki dari 3 ekor
kuda?”. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti dimulai dengan guru memberikan pertanyaan kepada
peserta didik tentang perkalian. Kemudian peserta didik menjawab pertanyaan
dari guru tentang perkalian . Selanjutnya, guru mengenalkan media kartu bilangan
sebagai alat bantu dalam menghitung perkalian dan menjelaskan cara penggunaan
kartu bilangan tersebut. Selanjutnya, guru membagikan kartu bilangan dan
sterofoam berbentuk bunga kepada setiap kelompok. Setelah semua kelompok
mendapatkan satu set media kartu bilangan, guru menjelaskan tentang perkalian
sebagai penjumlahan berulang dengan menggunakan media kartu bilangan.
Misalnya, guru menunjukkan perkalian dari 4 x 5, maka cara mengerjakannya
adalah seperti pada gambar 9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 9. Perhitungan 4 x 5 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan
Berdasarkan gambar 9 maka dapat dijelaskan bahwa 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5
merupakan penjumlahan berulang dari angka 5 sejumlah 4 dengan hasil 20 yang
ditempelkan pada tengah bunga. Peserta didik memperhatikan guru dalam
menjelaskan perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan
media kartu bilangan. Selanjutnya, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) kepada setiap kelompok. Kemudian, secara berkelompok peserta didik
mendiskusikan soal-soal perkalian sebagai penjumlahan berulang dengan
menggunakan media kartu bilangan. Kemudian guru menjelaskan sifat-sifat
perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, guru menghitung
perkalian dari 3 x 0, maka cara mengerjakannya adalah seperti pada gambar 10
Kemudian perkalian 5 x 1 dapat dihitung dengan menggunakan media kartu
bilangan seperti pada gambar 11.
Gambar 10. Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 0
5
5
5 5
20
0
0 0
0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 11. Perhitungan Sifat Perkalian pada Bilangan 1
Kemudian, setelah mendapatkan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat perkalian,
secara berkelompok peserta didik berdiskusi tentang soal-soal sifat-sifat perkalian
dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah peserta didik selesai
berdiskusi, guru menugaskan pada setiap kelompok untuk mengirimkan salah satu
anggotanya ke depan kelas untuk memaparkan hasil diskusi masing-masing
kelompok. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi masing-masing
kemudian dilanjutkan pemberian umpan balik oleh guru terhadap hasil pekerjaan
peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran
melalui kegiatan tanya jawab. Kemudian peserta didik mengerjakan soal evaluasi
akhir dari guru tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pelajaran ditutup,
peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan selanjutnya, yaitu tentang perkalian dua bilangan satu angka dan
perkalian tiga bilangan yang hasilnya dua bilangan.
2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan ke-2 pelajaran Matematika kelas II sesuai dengan penjelasan
guru pada pertemuan sebelumnya, yakni mempelajari tentang perkalian dua
bilangan satu angka dan perkalian tiga bilangan yang hasilnya dua bilangan.
1 1
1
1 1
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan kelas dengan mengatur tempat
duduk peserta didik yang dibentuk secara berkelompok. Selanjutnya guru
menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa selesai,
guru memberikan apersepsi kepada peserta didik berupa pertanyaan tentang
perkalian. Setelah itu, guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan ini dimulai dengan guru menjelaskan tentang perkalian dua
bilangan satu angka yang hasilnya <50 dengan menggunakan kartu bilangan.
Misalnya, menghitung perkalian 4 x 7, maka dapat dikerjakan dengan
menggunakan media kartu bilangan seperti pada gambar 12. Empat buah kartu
bilangan yang bertuliskan angka 7 ditempelkan di mahkota sterofoam yang
berbentuk bunga, kemudian hasilnya yaitu kartu yang bertuliskan bilangan 28
ditempelkan pada tengah sterofoam.
Gambar 12. Perkalian Dua Bilangan Satu Angka dengan Hasil <50
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang perkalian dua bilangan satu
angka yang hasilnya <50 dengan menggunakan media kartu bilangan. Guru
membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan satu set media kartu
bilangan kepada masing-masing kelompok. Secara berkelompok peserta didik
berdiskusi tentang cara menghitung perkalian dua bilangan satu angka yang
hasilnya <50 pada LKPD dengan menggunakan media kartu bilangan. Guru
7 7
7
7
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menjelaskan tentang menghitung perkalian tiga bilangan dengan menggunakan
media kartu bilangan. Misalnya, menghitung perkalian 2 x 3 x 7 maka dapat
dikerjakan dengan cara sebagai berikut:
2 x 3 x 7 = (2 x 3) x 7
= 6 x 7
= 42
Kemudian perkalian 2 x 3 x 7 dapat dikerjakan menggunakan kartu bilangan
seperti gambar 13.
Gambar 13. Cara Menghitung Perkalian 3 Angka
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru dalam menghitung perkalian tiga
bilangan dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah itu, secara
berkelompok peserta didik berdiskusi menghitung soal perkalian tiga bilangan
yang ada pada LKPD dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah peserta
didik selesai berdiskusi, guru menugaskan pada setiap kelompok untuk
mengirimkan perwakilannya kemudian menyampaikan hasil diskusi masing-
3 3
6
7
7
7
7 7
7
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
masing di depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap pekerjaan peserta
didik.
Pada kegiatan akhir, melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik
tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru dan peserta didik
bersama-sama menyimpulkan pembelajaran. Selanjutnya, peserta didik
mengerjakan soal evaluasi akhir yang diberikan oleh guru. Guru menutup
pelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik.
c. Pengamatan atau Observasi
Dalam tahap ini guru kelas sebagai peneliti melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan
yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan
perekaman dengan kamera foto dan kamera digital. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan media
kartu bilangan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk
mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan media kartu yang dilaksanakan
menghasilkan perubahan pada kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas
II. Aktifitas yang dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan pembelajaran
dengan materi perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sifat-sifat perkalian
pada pertemuan ke-1 dan perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan
perkalian tiga bilangan pada pertemuan ke-2. Di dalam pelaksanaan penelitian,
peneliti juga melakukan pengawasan serta pembimbingan terhadap peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu bilangan tentang materi
perkalian.
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dengan menerapkan media kartu
bilangan dalam pembelajaran Matematika diperoleh data hasil penilaian belajar
peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada lampiran 5. Berdasarkan
lampiran 5 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik
Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-1
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 35 - 45 3 14%
2 46 - 56 4 19%
3 57 - 67 3 14%
4 68 - 78 1 5%
5 79 - 89 8 38%
6 90 - 100 2 10%
Nilai Rata-rata 69.52
Data dari tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk garfik seperti pada
gambar 14 yaitu grafik frekuensi nilai kemampuan berhitung perkalian peserta
didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus I pertemuan ke-1.
Gambar 14. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-1
Berdasarkan Tabel 2 dan gambar 14, dapat diketahui peserta didik yang
mencapai ketuntasan adalah sebanyak 13 dari 21 peserta didik atau sebanyak 62%
dengan rata-rata kelas mencapai 69,52.
Selanjutnya berdasarkan lampiran 5 juga diperoleh data tentang hasil pada
siklus I pertemuan ke-2 yang dapat dilihat pada tabel 3.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 - 24 35 - 45 46 - 56 57 - 67 68 - 78 79 - 89 90 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik
Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-2
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 23 - 35 5 24%
2 36 - 48 2 10%
3 49 - 61 6 29%
4 62 - 74 4 19%
5 75 - 87 3 14%
6 88 - 100 1 5%
Nilai Rata-rata 57.71
Data dari tabel 3 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar
15, yaitu grafik tentang data frekuensi nilai kemampuan berhitung peserta didik
kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus I pertemuan ke-2.
Gambar 15. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I Pertemuan ke-2
Berdasarkan tabel 3 dan gambar 15, diketahui bahwa pada siklus I
pertemuan ke-2 materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan
perkalian tiga bilangan jumlah peserta didik yang tuntas adalah 8 dari 21 peserta
didik atau sebanyak 38 %, dengan rata-rata kelas mencapai 57,71.
0
1
2
3
4
5
6
7
0 - 24 23 - 35 36 - 48 49 - 61 62 - 74 75 - 87 88 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Selanjutnya dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata siklus 1 yang dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan
lampiran 5, nilai rata-rata pada siklus 1 dapat dibuat tabel 4.
Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 29 - 40 3 14%
2 41 - 52 4 19%
3 53 - 64 2 10%
4 65 - 76 5 24%
5 77 - 88 5 24%
6 89 - 100 2 10%
Nilai Rata-rata 63.62
Data dari tabel 4 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar
16, yaitu grafik frekuensi nilai rata-rata kemampuan berhitung peserta didik kelas
II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus I.
Gambar 16. Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus I
Berdasarkan tabel 4 dan gambar 16 dapat diketahui bahwa pada
pelaksanaan siklus I dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian
sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan
satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan, jumlah peserta didik
yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 12 dari 21 peserta didik atau sebanyak
0
1
2
3
4
5
6
0 - 24 29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
57% dengan rata-rata kelas mencapai 63,62.
Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya ketuntasan sebesar
70% atau sebanyak 15 peserta didik dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang
dicapai peserta didik adalah 65 pada materi yang diajarkan yaitu perkalian sebagai
penjumlahan berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka
dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan. Berdasarkan hal tersebut maka
pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan untuk materi perkalian
belum mencapai harapan, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II.
Peneliti ingin memperdalam pengamatan kegiatan di dalam kelas saat
dilaksanakan tindakan siklus I, untuk itu peneliti menyediakan lembar observasi
untuk aktivitas guru dan peserta didik (lampiran 7 dan 8). Lembar observasi ini
dapat digunakan sebagai data pendukung kemampuan berhitung perkalian peserta
didik selain dari hasil tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan
ditujukan pada guru yang terlampir pada lampiran 8, menunjukkan bahwa
aktivitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh guru sudah cukup aktif dengan
rata-rata skor 2,33.
Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti. Peningkatan
aktifitas dan keaktifan guru terlihat pada pembelajaran dengan menggunakan
media kartu bilangan. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 8 dengan
penjelasan sebagai berikut, aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1)
menggunakan media kartu bilangan, (2) menggunakan berbagai sumber (3)
menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (4) penuh perhatian
terhadap peserta didik, (5) memberikan motivasi kepada peserta didik, (6)
memotivasi kepada kelompok, (7) memberikan tindak lanjut, (8) melakukan
penilaian proses observasi. Aktivitas guru yang aktif yaitu: (1) memberikan
informasi secara tepat, (2) menggunakan multi metode, (3) melakukan penilaian
proses tanya jawab, (4), melakukan penilaian hasil belajar/tes formatif.
Untuk aktifitas yang dilaksanakan oleh peserta didik yang pertama adalah
mempelajari materi perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sifat-sifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
perkalian secara individu maupun secara kelompok dengan menggunakan media
kartu bilangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditunjukan
pada lampiran 7, menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan
oleh peserta didik dikatakan cukup. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-
rata skor yaitu 3,16. Sesuai dengan kriteria, skor 3 dikatakan cukup.
Penjelasan yang didapat dari lampiran 7 adalah sebagai berikut, keaktifan
peserta didik dikatakan cukup yaitu: (1) aktif memperhatikan penjelasan dari guru,
(2) aktif menjawab pertanyaan dari guru, (3) memiliki keberanian untuk bertanya,
(4) aktif mengerjakan tugas individu, dan (5) aktif mengerjakan tugas kelompok.
Sedangkan untuk aktivitas peserta didik yang tergolong aktif yaitu aktif
menggunakan kartu bilangan.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari pembelajaran Matematika materi perkalian
dengan menggunakan kartu bilangan melalui observasi kemudian dikumpulkan
dan dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses
pelaksanaan tindakan yang terlampir pada lampiran 7 dan 8, pembelajaran
matematika telah menunjukkan peningkatan pada aktivitas dan keaktifan peserta
didik yaitu pada perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat
perkalian. Perubahan menjadi lebih baik dikarenakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat
perkalian sudah menggunakan media kartu bilangan dengan baik serta
menggunakan metode pembelajaran yang tepat, hal tersebut membuat peserta
didik lebih antusias dan lebih memahami materi, karena peserta didik belajar
dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Selain itu peserta didik juga ikut
aktif dalam pembelajaran dengan menghitung secara langsung apa yang dipelajari
dengan menggunakan media kartu bilangan. Hal ini menunjukkan adanya
kesesuaian penggunaan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika
mengenai berhitung perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat
perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan kegiatan siklus I belum tuntasnya pembelajaran matematika
materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian,
perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan
dikarenakan peserta didik belum memahami cara penggunaan media kartu
bilangan dalam pengerjaan hitungan tersebut secara benar. Peserta didik
memerlukan waktu untuk memahami materi dan lebih mengenal perkalian. Guru
harus menggunakan langkah-langkah yang mudah dipahami oleh peserta didik
pada pembelajaran siklus II karena materi perkalian dua bilangan satu angka
dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan memerlukan pemahaman materi
lebih banyak dibandingkan dengan materi perkalian sebagai penjumlahan yang
berulang dan sifat-sifat perkalian. Hal tersebut di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Pertemuan ke-1
Indikator : 1) mendeskripsikan perkalian sebagai penjumlahan yang berulang
2) menjelaskan sifat-sifat perkalian
Media : Kartu Bilangan.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
peserta didik cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, namun beberapa
peserta didik belum mendalami materi perkalian sebagai penjumlahan yang
berulang. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa peserta didik yang kurang tepat
dalam menentukan bilangan terkali atau pengali, dan belum memahami cara
menggunakan media kartu bilangan dengan tepat.
Kemampuan pemahaman peserta didik dikatakan cukup baik untuk
materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian,
sehingga hasil belajar peserta didik pada pertemuan ke-1 menunjukkan perubahan
ke arah yang lebih baik. Walaupun demikian, nilai rata-rata kelas baru mencapai
69,52 dan peserta didik yang memperoleh nilai > 65 adalah 13 peserta didik
(62%) dari 21 peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang
menggunakan media kartu bilangan yang dilakukan belum berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Pertemuan ke -2
Indikator : 1) menghitung perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50
2) menghitung perkalian tiga bilangan.
Media : Kartu Bilangan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
peserta didik cukup aktif memperhatikan penjelasan guru perhatian peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat. Begitu pula perasan senang saat
pembelajaran matematika terlihat pada sebagian besar peserta didik. Dari
pemantauan hasil belajar diperoleh nilai nilai rata-rata kelas mencapai 57,71 dan
peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 8 peserta didik (38%) dari 21
peserta didik kelas II.
Hasil yang diperoleh pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
berbeda karena materi yang disampaikan berbeda. Hasil pada pertemuan pertama
jumlah peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 13 peserta didik (62%),
sedangkan hasil pada pertemuan kedua jumlah peserta didik yang tuntas adalah
sebanyak 8 peserta didik (38%). Hal tersebut terjadi karena materi yang
disampaikan pada pertemuan kedua lebih sulit dipahami dari pada materi yang
disampaikan pada pertemuan pertama.
Selanjutnya, pada pelaksanaan siklus I ditemukan beberapa kelemahan
oleh peneliti. Pertama, peserta didik belum memahami aturan penggunaan media
kartu bilangan. Kedua, sebagian besar peserta didik belum mendapatkan
kesempatan menggunakan media kartu bilangan karena jumlah media yang
terbatas. Ketiga, sterofoam yang digunakan untuk menempelkan kartu bilangan
berbentuk bunga yang memiliki 10 mahkota membuat peserta didik tidak teratur
dalam menempelkan kartu bilangan.
Berdasarkan masalah-masalah diatas maka perlu solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut antara lain: (1) Guru menjelaskan kepada peserta didik
mengenai aturan penggunaan media kartu bilangan dalam menghitung perkalian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individu untuk
menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan; (3) Sterofoam
yang mulanya berbentuk bunga berwarna putih polos kemudian setiap mahkota
diberi nomor untuk menentukan mahkota yang harus diisi terlebih dahulu.
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 17 sampai dengan 21 Februari
2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus II dilakukan pada hari Rabu, 16 Februari
2010. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan
yang dilaksanakan pada pertemuan ke-1 tentang materi perkalian sebagai
penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian sudah menunjukkan
peningkatan yang baik maka perlu ditingkatkan agar peserta didik benar-benar
menguasai pemahaman konsep perkalian sehingga kemampuan berhitung mereka
dapat meningkat. Selanjutnya, pada pertemuan ke-2 siklus I tentang materi
perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan
belum menunjukkan peningkatan yang baik karena rata-rata kelas menurun sangat
drastis dan hanya 8 peserta didik yang mampu mencapai KKM 65. Oleh karena
itu peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media
kartu bilangan untuk mengulang pembelajaran matematika yaitu dengan indikator
perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian pada
pertemuan pertama dan mengulang pembelajaran materi perkalian dua bilangan
satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan peda pertemuan kedua.
Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi permasalahan yang
muncul yakni penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran
Matematika menggunakan media kartu bilangan sebagai upaya untuk mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
berbagai kekurangan yang ada yaitu (1) Guru menjelaskan kepada peserta didik
mengenai aturan penggunaan media kartu bilangan dalam menghitung perkalian;
(2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individu untuk
menghitung perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan; (3) Sterofoam
yang mulanya berbentuk bunga berwarna putih polos kemudian setiap mahkota
diberi nomor untuk menentukan mahkota yang harus diisi terlebih dahulu.
Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Kamis 17 Februari dan
Senin 21 Februari 2011. Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Matematika selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan
media pembelajaran, dan penilaian. (lampiran 4)
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
siklus II masih sama dengan fasilitas dan sarana yang dipersiapkan pada siklus I,
hanya saja sterofoam yang digunakan telah diberi nomor pada tiap mahkota
sehingga dapat mempermudah peserta didik dalam menggunakannya.
3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian
Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktifitas peserta
didik selama pelaksanaan pembelajaran Matematika berlangsung. Pengamatan
yang dilakukan meliputi aktivitas guru dan peserta didik. Pedoman dan lembar
pengamatan dapat dilihat dalam lampiran 4 dan 5. Sedangkan untuk lembar
penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (lihat lampiran 9).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan media kartu
bilangan. Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai
observer atau pengamat.
1) Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke-1 pelajaran Matematika kelas II mempelajari tentang
perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
Kegiatan awal dimulai dengan guru mengkondisikan kelas dan mengatur
tempat duduk peserta didik. Selanjutnya, guru menugaskan kepada ketua kelas
untuk memimpin doa. Setelah selesai berdoa, guru mengajak peserta didik untuk
menyanyikan lagu “Kura-kura”. Guru dan peserta didik menyanyi bersama.
Selanjutnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, guru memberikan pertanyaan tentang kura-kura yang
berhubungan dengan perkalian. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
tentang perkalian. Kemudian guru menjelaskan tentang perkalian sebagai
penjumlahan yang berulang dengan menggunakan media kartu bilangan.
Misalnya, 3 x 6 dapat dikerjakan dengan menggunakan media kartu bilangan
seperti pada gambar 17.
Gambar 17. Perhitungan 3 x 6 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan
6
6 18
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Guru juga menjelaskan cara penggunaan kartu bilangan yang benar. Guru
membagikan kartu bilangan beserta sterofoam berbentuk bunga dengan 2 orang
mendapatkan satu set kartu bilangan. Selanjutnya, guru memberikan soal tentang
perkalian sebagai penjumlahan berulang pada peserta didik. Peserta didik
menghitung perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dengan menggunakan
media kartu bilangan. Kemudian guru menjelaskan tentang sifat-sifat perkalian
dengan menggunakan media kartu bilangan. Misalnya, perkalian 7 x 0 dapat
dihitung dengan menggunakan media kartu bilangan seperti pada gambar 18.
Gambar 18. Perhitungan 7 x 0 dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan
Kemudian peserta didik menghitung dan menunjukkan sifat-sifat perkalian
dengan menggunakan media kartu bilangan. Guru membagikan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) pada setiap kelompok. Kemudian menugaskan kepada
setiap kelompok untuk mengerjakannya dengan baik. Secara berkelompok peserta
didik berdiskusi tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sifat-sifat
perkalian dengan menggunakan media kartu bilangan. Setelah peserta didik
selesai berdiskusi, kemudian guru menugaskan kepada perwakilan kelompok
untuk memaparkan hasil diskusi mereka di depan kelas. Guru kemudian
memberikan umpan balik kepada peserta didik mengenai tugas yang telah mereka
kerjakan. Selanjutnya, guru menunjuk beberapa peserta didik secara acak untuk
menghitung soal perkalian yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang ditunjuk
oleh guru mengerjakan soal dari guru di depan kelas dengan menggunakan media
0 0
0
0
0
0
0
0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
kartu bilangan. Selanjutnya, guru memberikan umpan balik terhadap pekarjaan
peserta didik. Peserta didik menyimak umpan balik yang diberikan oleh guru.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik bersama-sama membuat
kesimpulan pembelajaran. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi akhir dari guru
tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pelajaran dengan
memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya, yaitu mengenai materi perkalian dua bilangan satu angka dan
perkalian tiga bilangan.
2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan ke-2 pelajaran Matematika kelas II sesuai dengan penjelasan
guru di pertemuan sebelumnya yakni mempelajari tentang perkalian dua bilangan
satu angka dan perkalian tiga bilangan yang hasilnya dua bilangan. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, guru mengkondisikan kelas dengan mengatur tempat
duduk peserta didik sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk, kemudian guru
menugaskan kepada ketua kelas untuk memimpin doa. Selesai berdoa, guru
menyapa peserta didik kemudian memberikan pertanyaan kepada peserta didik
tentang perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50. Peserta didik
menjawab pertanyaan dari guru tentang perkalian. Guru memberikan penjelasan
tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik menyimak
penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Kegiatan inti dimulai dengan guru membagikan satu set media kartu
bilangan kepada peserta didik. Setiap 2 peserta didik mendapatkan satu set media
kartu bilangan. Kemudian guru menjelaskan tentang perkalian dua bilangan satu
angka dengan hasil <50 dengan menggunakan media kartu bilangan, selanjutnya
guru memberikan soal latihan kepada peserta didik tentang perkalian dua bilangan
satu angka dengan hasil <50. Peserta didik bersama teman sebangkunya
mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru. Guru menjelaskan tentang
perkalian tiga bilangan dengan menggunakan media kartu bilangan, selanjutnya
guru memberikan soal tentang perkalian tiga bilangan kepada peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Peserta didik bersama teman sebangkunya mendiskusikan soal yang diberikan
oleh guru. Guru memerintahkan kepada peserta didik untuk membentuk
kelompok, kemudian membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada
setiap kelompok. Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan soal-soal yang
ada pada LKPD. Setelah peserta didik selesai berdiskusi, guru menugaskan
kepada perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. Guru
memberikan umpan balik terhadap pekerjaan peserta didik. Guru menunjuk
beberapa peserta didik secara acak untuk mengerjakan soal perkalian dua bilangan
satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga bilangan di depan kelas dengan
menggunakan media kartu bilangan. Peserta didik yang ditunjuk oleh guru
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru menggunakan media kartu bilangan di
depan kelas. Guru memberikan umpan balik terhadap pekerjaan peserta didik.
Pada kegiatan akhir, guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran. Selanjutnya, peserta didik mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan oleh guru. Guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi
kepada peserta didik.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini guru kelas sekaligus peneliti melaksanakan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan
pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada hasil pembelajaran
berhitung perkalian, aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II dengan menerapkan
penggunaan media kartu bilangan pada pembelajaran matematika diperoleh data
hasil penilaian kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri
Hadiluwih 2 yang terdapat pada lampiran 6. Berdasarkan lampiran 6 diperoleh
data seperti terlihat pada tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 5. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta didik
Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan Ke-1
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 35 - 45 1 5%
2 46 - 56 2 10%
3 57 - 67 3 14%
4 68 - 78 2 10%
5 79 - 89 6 29%
6 90 - 100 7 33%
Nilai Rata-rata 77.62
Data dari tabel 5 dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada
gambar 19, yaitu grafik frekuensi nilai kemampuan berhitung perkalian peserta
didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus II pertemuan ke-1.
Gambar 19. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-1
Berdasarkan tabel 4 dan gambar 19 dapat diketahui bahwa pada
pelaksanaan siklus II pertemuan ke-1 dalam pembelajaran matematika dengan
materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang dan sifat-sifat perkalian,
jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 16 dari 21
peserta didik atau sebanyak 76,2% dengan rata-rata kelas mencapai 77,62.
Selanjutnya berdasarkan lampiran 6 juga diperoleh data tentang hasil
kemampuan berhitung perkalian peserta didik pada siklus II pertemuan ke-2 yang
dapat dilihat pada tabel 6.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 - 24 35 - 45 46 - 56 57 - 67 68 - 78 79 - 89 90 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta Didik
Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-2
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 23 - 35 1 5%
2 36 - 48 2 10%
3 49 - 61 2 10%
4 62 - 74 7 33%
5 75 - 87 8 39%
6 88 - 100 1 5%
Nilai Rata-rata 69.29
Data dari tabel 6 dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada
gambar 20, yaitu grafik nilai kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas
II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus II pertemuan ke-2.
Gambar 20. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II Pertemuan ke-2
Berdasarkan tabel 6 dan gambar 20 dapat diketahui bahwa pada
pelaksanaan siklus II pertemuan ke-2 dalam pembelajaran matematika dengan
materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian tiga
bilangan, jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 16 dari
21 peserta didik atau sebanyak 76,2% dengan rata-rata kelas mencapai 69,29.
Selanjutnya dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata siklus II yang dapat dilihat pada lampiran 6. Berdasarkan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 - 24 23 - 35 36 - 48 49 - 61 62 - 74 75 - 87 88 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
lampiran 6, nilai rata-rata kemampuan berhitung perkalian peserta didik pada
siklus II dapat dibuat tabel 7.
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian Peserta
Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase
1 29 - 40 1 5%
2 41 - 52 2 10%
3 53 - 64 1 5%
4 65 - 76 6 29%
5 77 - 88 10 48%
6 89 - 100 1 5%
Nilai Rata-rata 73.45
Data dari tabel 7 dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada
gambar 21, yaitu grafik frekuensi nilai rata-rata kemampuan berhitung perkalian
peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada siklus II.
Gambar 21. Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 pada Siklus II
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 21, dapat diketahui bahwa pada
pelaksanaan siklus II dalam pembelajaran matematika dengan materi perkalian
sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan
satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan, jumlah peserta didik
yang mencapai ketuntasan adalah sebanyak 17 dari 21 peserta didik atau sebanyak
80,95% dengan rata-rata kelas mencapai 73,45.
0
2
4
6
8
10
12
0 - 24 29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan
pada aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran sudah meningkat,
hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan yang didapat dari lampiran 7 sebagai
berikut, keaktifan peserta didik yang tergolong cukup hanya satu kegiatan yaitu:
Aktif mengerjakan tugas individu. Keaktifan peserta didik yang tergolong aktif
yaitu: (1) aktif dalam memperhatikan penjelasan dari guru, (2) Aktif
menggunakan media kartu bilangan, (3) Aktif menjawab pertanyaan guru, (4)
memiliki keberanian untuk bertanya, (5) aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang didapat dari lampiran 8 untuk aktifitas
guru yang tergolong cukup yaitu: (1) menggunakan berbagai sumber, (2)
menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (3) penuh perhatian
terhadap peserta didik, (4) memberikan tindak lanjut. Sedangkan untuk aktivitas
guru yang tergolong aktif yaitu: (1) memberikan informasi secara tepat, (2)
menggunakan media kartu bilangan, (3) memberikan motivasi kepada peserta
didik, (4) memberikan motivasi kepada kelompok, (5) menggunakan multi
metode, (6) melakukan proses observasi, (7) melakukan penilaian proses tanya
jawab, (8) melakukan penilaain hasil belajar/tes formatif
Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya KKM yaitu nilai 65
pada materi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, sifat-sifat perkalian,
perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50, dan perkalian tiga bilangan.
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes
akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menganalisis perkembangan
kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2.
d. Refleksi
Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan media kartu bilangan pada siklus II, secara umum telah
menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktivitas atau partisipasi peserta
didik dalam pembelajaran meningkat, mereka lebih banyak memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif dalam menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
media. Pemahaman pada kemampuan berhitung perkalian lebih meningkat, yang
tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar perkalian sebagai penjumlahan yang
berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil
<50, dan perkalian tiga bilangan. Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran
yang semakin meningkat menjadikan suasana kelas lebih menyenangkan.
Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa pertemuan pertama
mencapai nilai rata-rata kelas 77,62 dan peserta didik yang memperoleh
nilai > 65 sebanyak 16 peserta didik (76%). Pertemuan ke-2 nilai rata-rata kelas
mencapai 69,29 dengan jumlah peserta didik yang mendapat nilai > 65 sebanyak
16 peserta didik (76%). Berdasarkan kedua pertemuan tersebut diperoleh rata-rata
kelas 73,45 dengan jumlah peserta didik yang mendapat nilai > 65 sebanyak 17
peserta didik atau 80,95%.
Berdasarkan penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila
persentase ketuntasan yang dicapai peserta didik yang memperoleh nilai > 65
mencapai 75% atau sejumlah 16 peserta didik.
Atas dasar ketentuan hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan,
maka pembelajaran melalui media kartu bilangan dilaksanakan pada siklus II
dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan
kemampuan peserta didik yang mendapatkan di bawah rata-rata kelas dan
melaksanakan pengayaan untuk peserta didik yang memperoleh nilai di atas rata-
rata kelas sebagai tindak lanjut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I pertemuan ke-1
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian sebagai
penjumlahan berulang dan sifat-sifat perkalian yang ditandai dengan nilai rata-rata
peserta didik mencapai 69,52 dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai
> 65 sebanyak 13 peserta didik atau 61,9%. Namun pada siklus I pertemuan ke-2
untuk materi perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil <50 dan perkalian
tiga bilangan baru mencapai 57,71 dengan prosentase peserta didik memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
nilai > 65 sebanyak 8 peserta didik atau 38%. Secara keseluruhan, pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata kelas 63,62 dengan prosentase peserta didik yang
memperoleh nilai > 65 sebanyak 12 peserta didik atau 57%. Hasil tersebut belum
sesuai harapan yaitu peserta didik yang tuntas sebanyak 70%, sehingga tindakan
yang dilaksanakan pada siklus I perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil pada siklus
II telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, semula nilai rata-rata pada
siklus I pertemuan ke-1 adalah 69,52 dengan prosentase peserta didik yang
mendapat nilai > 65 hanya 61,9%, pada akhir siklus II nilai rata-rata mencapai
77,62 dengan prosentase peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak
76,2%. Selanjutnya nilai rata-rata pada siklus I pertemuan ke-2 adalah 57,71
dengan prosentase peserta didik yang memperoleh nilai > 65 sebanyak 38%, pada
akhir siklus II nilai rata-rata mencapai 69.29 dengan prosentase peserta didik yang
memperoleh nilai > 65 sebanyak 76,2%.
Peningkatan kemampuan berhitung perkalian peserta didik kelas II dapat
dilihat dengan adanya peningkatan prosentase peserta didik memperoleh nilai >
65 seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi nilai kemampuan berhitung
perkalian peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 sebelum tindakan, sesudah
tindakan siklus I, dan sesudah tindakan siklus II.
Secara lebih rinci perkembangan kemampuan berhitung perkalian peserta
didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kemampuan Berhitung Perkalian
Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sebelum Tindakan (Pra
Siklus), Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II
No. Interval Frekuensi
Pra
Siklus
Siklus I Siklus II
1 23 - 35 2 2 1
2 36 - 48 3 5 1
3 49 - 61 8 1 2
4 62 - 74 3 6 5
5 75 - 87 3 5 10
6 88 - 100 2 2 2
Rata-rata 60.48 63.62 73.45
Jumlah Peserta Didik yang
Tuntas
8 12 17
Prosentase ketuntasan 38% 57% 81%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarkan tabel 8 dapat dibuat grafik nilai kemampuan berhitung
perkalian peserta didik sebelum tindakan (pra siklus), siklus I, siklus II dapat
dilihat pada gambar 22.
Gambar 22. Grafik Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan (Pra Siklus), Siklus
I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel 8 dan gambar 22, dapat diketahui bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media kartu bilangan yang dilaksanakan pada siklus I sudah
memperlihatkan peningkatan kemampuan berhitung perkalian peserta didik
dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata kelas yaitu 63,62 dan jumlah peserta
didik yang tuntas sebanyak 12 peserta didik atau 57% dari 21 peserta didik,
sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilaksanakan tindakan pada
siklus II yang menekankan pada pemahaman cara melakukan operasi hitung
dengan menggunakan media kartu bilangan selama dua kali pertemuan, terlihat
adanya peningkatan kemampuan berhitung perkalian dibandingkan dengan siklus
I, terbukti dengan meningkatnya rata-rata kelas menjadi 73,45 dan jumlah peserta
didik yang tuntas sebanyak 17 peserta didik atau 81% dari 21 peserta didik.
Berdasarkan keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berhitung perkalian peserta
didik kelas II dapat dilakukan melalui media kartu bilangan. Hal ini nampak jelas
0
2
4
6
8
10
12
0 - 24 23 - 35 36 - 48 49 - 61 62 - 74 75 - 87 88 - 100
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
2
3 1 2
3
1
2
3
1
2 3 1
2
3
1 2
3
1 2 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dengan adanya peningkatan prosentase ketuntasan peserta didik pada
pembelajaran matematika seperta yang disajikan pada tabel 8.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan
Sumberlawang Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran Matematika pada peserta
didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten
Sragen dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
Pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan yang dilaksanakan pada
siklus I sudah memperlihatkan peningkatan kemampuan peserta didik dibuktikan
dengan perolehan nilai rata-rata kelas yaitu 63,62 dan jumlah peserta didik yang
tuntas sebanyak 12 peserta didik atau 57% dari 21 peserta didik, sehingga perlu
dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II yang
menekankan pada pemahaman cara melakukan operasi hitung dengan
menggunakan media kartu bilangan selama dua kali pertemuan, terlihat adanya
peningkatan kemampuan berhitung perkalian dibandingkan dengan siklus I,
terbukti dengan meningkatnya rata-rata kelas menjadi 73,45 dan jumlah peserta
didik yang tuntas sebanyak 17 peserta didik atau 81% dari 21 peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
2 siklus selama 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan pada siklus I
dan 2 kali pertemuan pada siklus II tersebut di atas, ternyata hipotesis yang
dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahwa ternyata dengan
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bilangan dalam
pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian
pada peserta didik kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 tahun pelajaran 2010/2011.
Dengan demikian pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kartu
bilangan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pembelajaran matematika di
kelas II sehingga kemampuan berhitung dapat meningkat.
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan penggunaan media kartu bilangan dalam pembelajaran
Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 (dua) siklus. Siklus I
dilaksanakan selama 1 (satu) minggu untuk materi perkalian sebagai penjumlahan
berulang, sifat-sifat perkalian, perkalian dua bilangan satu angka dengan hasil
<50, dan perkalian tiga bilangan, sedangkan siklus II dilaksanakan selama 1 (satu)
minggu untuk mengulang materi yang sama yang belum berhasil pada siklus I.
Dalam setiap tindakan atau siklus tediri dari 4 (empat) tahapan kegiatan,
yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang.
Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan.
Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus
sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian peserta didik. Hal ini didasarkan pada hasil analisis
perkembangan dari pertemuan yang satu ke pertemuan yang lain dalam satu siklus
pertama sampai kedua.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti
yang diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk
membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu
perlu penelitian lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan
media kartu bilangan pada hakikatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh
guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi
masalah peningkatan kemampuan berhitung peserta didik, yang pada umumnya
dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Adanya kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kartu bilangan harus
diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru sangat
diperlukan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup
skripsi ini antara lain :
1. Bagi Guru
Peneliti menyarankan kepada para guru untuk menggunakan media
kartu bilangan dalam pembelajaran matematika pada materi perkalian pada
Sekolah Dasar.
2. Bagi Peserta didik
Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
penggunaan media kartu bilangan dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru serta meningkatkan usaha belajar sehingga kemampuan
berhitung perkalian pada pembelajaran matematika dapat tercapai dengan
baik.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan penyediaan media kartu bilangan sebagai media
alternatif materi berhitung perkalian pada pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar.