upgrading batubara
DESCRIPTION
Coal UpgradingTRANSCRIPT
Oleh: Datin Fatia UmarOleh: Datin Fatia Umar
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara “tekMIRA”
E-mail: [email protected]
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara tanggal 12 Januari 2009 komitmen Pemerintah untuk terus mengoptimalkan manfaat dari kegiatan subsektor pertambangan termasuk batubara bagi negara dan masyarakat.
Bauran Energi tahun 2025Bauran Energi tahun 2025Perpres nomor 5 tahun 2006Perpres nomor 5 tahun 2006
Sumber Daya Batubara Sumber Daya Batubara IndonesiaIndonesia
Realisasi Proyeksi
Produksi Batubara Produksi Batubara IndonesiaIndonesia
Pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dan IUP Khusus (IUPK) Operasi Produksi batubara, wajib melakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah batubara yang diproduksi, baik secara langsung maupun kerja sama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK lainnya.
Ketentuan pengolahan dan pemurnian batubara antara lain adalah: ◦ penggerusan batubara (coal crushing), ◦ pencucian batubara (coal washing), ◦ pencampuran batubara (coal blending), ◦ peningkatan mutu batubara (coal upgrading), ◦ pembuatan briket batubara (coal briquetting), ◦ pencairan batubara (coal liquefaction), dan◦ gasifikasi batubara (coal gasification).
Berdasarkan ASTM:Karbon padat (dmmf, dry mineral matter free) <69%Zat terbang (dry mineral matter free) >31%Nilai kalor (mmf, moist mineral matter free) <11.000 kcal/kg.
Berdasarkan PP 45/2003 tentang tarif atas jenis PNBP pada DESDMNilai kalor < 5.100 (adb, air dried basis)
Berdasarkan ISO 2960:1974: batubara dengan nilai kalor < 5.700 kal/g (moist ash free = maf) atau < 10.600 btu/lb (maf)
Kerugian Total moisture tinggi (20 – 40%)Efisiensi pembakaran rendahTemperatur titik leleh abu rendahKecenderungan terjadinya swabakar tinggi
Tingkat kematangan batubara Tingkat kematangan batubara ((coalification)coalification)
Peringkat Zat terbang % berat dmmf
Karbon tertambat, % berat dmmf
Nilai kalor Btu/lb, Mmmf
Lignit BLignit ASub-bituminus CSub-bituminus BSub-bituminus AHigh volatile C bituminusHigh volatile B bituminusHigh volatile A bituminusMedium volatile bituminusLow volatile bituminusSemi antrasitAntrasitMeta antrasit
>3122-3114-228-142-8<2
>6969-7878-8686-9292-98>98
< 6.300≥6.300 dan <8.300≥8.300 dan <9.500
≥9.500 dan <10.500≥10.500 dan <11.500≥11.500 dan <13.000≥13.000 dan <14.000
≥14.000
Dmmf: dry mineral matter freeMmmf: moist mineral matter free
Klasifikasi batubara menurut Klasifikasi batubara menurut ASTMASTM
Kualitas Sumber daya Cadangan
Kelas Nilai kalor (kal/g) adb
Juta ton % Juta ton %
Rendah < 5.100 21.227,63 20,18 8.709,28 41,21
Menengah 5.100-6.100 69.726,02 66,29 9.967,93 47,17
Tinggi 6.100-7.100 13.220,61 12,57 2.272,17 10,75
Sangat tinggi >7.100 1.013.19 0,96 182,47 0,87
Total 105.187,44 100,00 21.131,85 100,00
Sumber Daya Cadangan Batubara Indonesia Berdasarkan KaloriSumber Daya Cadangan Batubara Indonesia Berdasarkan Kalori
Definisi:Upgrading batubara (coal upgrading): suatu proses untuk meningkatkan kualitas batubara peringkat rendah (lignit dan atau sub-bituminus) menghasilkan batubara yang setara dengan batubara bituminus (kadar air rendah dan nilai kalor tinggi)
Keuntungan:• Meningkatkan nilai tambah• Meningkatkan efisiensi pembakaran• Kestabilan kualitas batubara untuk industri yang telah ada• Mengurangi biaya transportasi• Mengurangi emisi: CO2, SOX, NOX & partikulat • Menjaga terjadinya degradasi (fines/dust)
Ukuran Ukuran boilerboiler untuk macam-macam batubara untuk macam-macam batubara
Suhu antara 100° C - 200° C, merupakan reaksi endotermis penguapan air, yaitu air yang menguap berupa air bebas, air sisa/terikat secara fisik dan air yang terjebak pada pori-pori struktur batubara.
Suhu antara 200° C - 300° C, terjadi sedikit perubahan eksotermis karena ikutnya panas pada saat pelepasan air sisa/terikat secara kimia (chemical combined water), oksida karbon dan hidrogen.
Suhu antara 350° C - 460° C, reaksi endotermis dimana pada selang suhu ini batubara mempunyai kecenderungan mengembang dan diikuti dengan terjadinya reaksi esterifikasi batubara (dekomposisi panas) yang ditandai dengan terjadinya penguapan zat terbang dan terbentuknya tar batubara.
Temperatur proses Tekanan proses Kecepatan alir media pengeringan Kelembaban Waktu tinggal dalam pengering Ukuran partikel batubara yang akan
dikeringkan
Permukaan batubara sebelum dan setelah proses pemanasanPermukaan batubara sebelum dan setelah proses pemanasan
Air keluar dalam bentuk gas (evaporasi) Air keluar dalam bentuk cairan/liquid
(dewatering)
•Sistem pengeringan secara cepat dengan menggunakan flash dryer. Tahapan:•Preparasi batubara ( primary dan secondary crushing) untuk mendapatkan batubara berukuran < 3 mm (lolos saringan 8 mesh). •Pengeringan/pemanasan dalam kolom pengering yang berhubungan langsung dengan gas panas yang berasal dari tungku •Pembriketan dengan menggunakan mesin briket double roll, •Pendinginan
dikembangkan oleh PT Kaltim Supa Coal: perusahaan patungan antara White Energy Co. Ltd., Australia dan PT Gunung Bayan Pratama. Lokasi di Tabang, Kalimantan Timur,
•Unggun terfluidasi bertingkat dengan media pemanas uap super panas dengan suhu 210oC. •Tingkat pengeringan I pada tekanan 1,7 bar dan tingkat pengeringan II pada tekanan 3,8 bar dilanjutkan dengan pelapisan tar. •Terdiri atas 5 sub sistem, yaitu preparasi, pengeringan, pembriketan dan penyimpanan, pembangkit daya, dan pengolahan air. •Batubara berkadar air 30% (adb) berkurang menjadi 5% (adb). •Biaya investasi dengan kapasitas 1 juta ton/th: 40 Juta USD, biaya produksi sekitar 6 USD/ton
Alstom, USA dan PT Advance Technology Indonesia
Penurunan kadar air dengan cara evaporasi menggunakan
rotary drying yang diintegrasikan dengan mesin briket Teknologi upgrading yang dikembangkan oleh tekMIRA
sebagai salah satu alternatif untuk memperpendek proses upgrading yang telah dikembangkan sebelumnya.
Terdiri atas 3 bagian proses utama, yaitu preparasi batubara, pengeringan dan pembriketan.
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan rotary dryer pada temperature 150-185°C, kemudian di briket dengan menggunakan mesin briket double roll.
Coal Drying & Briquetting Coal Drying & Briquetting (CDB)
Proses peningkatan kualitas (upgrading) batubara peringkat rendah, lignit dan atau sub-bituminus (3.500-5.000 kkal/kg) untuk menghasilkan batubara dengan kualitas menyerupai batubara peringkat tinggi (bituminus) dengan kalori 6.200-7.000 kkal/kg melalui penurunan kadar air
Produk
Slurry Serbuk Briket
Upgraded brown coal (UBC)Upgraded brown coal (UBC)
Raw coal Coal Preparation
Slurry Mixing
Recovered Oil
Coal – Oil Separation 130ºC, 100 kPa
Oil Recovery/ Drying 180ºC, 100 kPaCake
Fine UBC
Briqueting
Slurry Dewatering 150-160ºC, 200-350 kPa
Waste Water M
MM
M X
Raw coal Coal Preparation
Slurry Mixing
Recovered Oil
Coal – Oil Separation 130ºC, 100 kPa
Oil Recovery/ Drying 180ºC, 100 kPaCake
Fine UBC
Briqueting
Slurry Dewatering 150-160ºC, 200-350 kPa
Waste Water M
MM
MM XX
Kapasitas : • Pilot plant: 5 ton/hari• Demo plant: 600 ton/hari
Temperatur : 150 - 160°C Tekanan : 200 - 350 kPa Produk : serbuk/briket PILOT PLANT, PALIMANAN
Demonstration plant (Satui)
Fungsi:Sarana penelitianSarana pengujianSarana pelatihan
Perkembangan Teknologi UBC
LiMaxTM Coal Process (LCP) dikembangkan oleh GB
Group, China. Teknologi sudah terbukti dan siap untuk ditingkatkan ke skala komersial
Keuntungan: proses satu tahap dengan biaya rendah, produk batubara hasil proses upgrading stabil tidak menyerap air kembali, dapat ditransportasikan pada jarak jauh tanpa penanganan khusus dan tanpa pembriketan
LiMaxLiMaxTMTM Coal Upgrading Coal Upgrading
•K-Fuel merupakan teknologi upgrading batubara yang dikembangkan oleh Ever Green Energy Inc., USA. •Batubara peringkat rendah dengan nilai kalor 8.000-8.800 Btu/lb dinaikkan menjadi 10.500-11.500 Btu/lb. •Batubara wantah dengan kandungan air sekitar 30-50% diremuk hingga berukuran 2 inchi dipanaskan pada temperatur 450-550oC dan tekanan 4-6 MPa. •Teknologi ini selain menurunkan kadar air dalam batubara, juga mampu menurunkan emisi merkuri (Hg) dan meningkatkan efisiensi pembakaran batubara, hingga menurunkan emisi gas-gas SOx, NOx dan CO2.
•Dikembangkan oleh Rosebud SynCoal Partnership (RSCP) dan US Department of Energy, DOE, USA. • Exergen Pty Ltd‘s mengembangkannya dengan menggunakan tekanan hidrostatik (gravitasi) dalam suatu otoklav vertical yang disimpan di kedalaman 1.000 m. •Kombinasi tekanan dan temperatur (300°C and 100 bar) menyebabkan terjadinya dekomposisi gugus-gugus karboksil dalam batubara dan gas CO2 yang terbentuk mendorong air keluar dari batubara.•Menurunkan kadar belerang dan sodium dalam batubara.
• Teknologi upgrading yang diikuti dengan pembuatan slurry dikembangkan oleh JGC Corp. Jepang.
• Proses HWT sama dengan proses HWD, batubara peringkat rendah dengan air (30:70) dipanaskan pada temperatur ±350C dan tekanan ± 8 MPa.
• Batubara yang dihasilkan dalam bentuk slurry (CWM).
Pabrik HWTCS skala percontohan dengan kapasitas 10.000 ton/th tengah dibangun di Karawang, Jawa Barat. Dalam kegiatan ini tekMIRA turut serta dalam hal pengoperasian dan pengembangannya.
sifat batubara peringkat rendah sifat produk yang diinginkan pasar, Keekonomian lingkungan, kebijakan pemerintah dan isu-isu strategis.
penelitian dan kajian yang mendalam tentang kualitas dan sifat batubara peringkat rendah yang akan di-upgrade,
pengujian teknologi dari mulai skala laboratorium, skala pilot sampai skala percontohan dengan kinerja
sistem dan peralatan serta produk yang betul-betul handal
peran litbang dalam pemilihan teknologi, pembuatan dan pengoperasian peralatan, diversifikasi produk dan validasi teknologi baru yang belum teruji.
penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk jaminan kepastian hukum,
penyediaan dan peningkataninfrastruktur pemanfaatan kerjasama bilateral dan multilateral
Untuk mempercepat penerapan teknologi upgrading di Indonesia diperlukan adanya teknologi yang betul-betul sudah terbukti secara teknis dan ekonomis menguntungkan.
Begitu pula dengan kebijakan dalam mengusahakan batubara peringkat rendah baik untuk ekspor maupun domestik,
penetapan royalti apakah diberlakukan pada batubara wantah atau
batubara produk upgrading, masalah perijinan dan monitoring produk Standar keselamatan untuk transportasi batubara hasil proses upgrading.