urin ibd 2012 rev
TRANSCRIPT
URIN
TEORI
Urin mengandung :
1. Air dan garam – garam dalam jumlah sedemikian rupa sehingga terdapat keseimbangan
antara cairan ekstrasel dan intrasel.
2. Asam dan basa.
3. Sisa – sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
4. Zat – zat hasil detoksikasi.
5. Zat – zat lain dikeluarkan dari dalam darah karena kadarnya berlebihan.
Jika kita melakukan urinalisis dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang,
ternyata susunan urin itu tidak banyak berbeda dari susunan urin 24 jam berikutnya. Akan tetapi
kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel – sample urin pada saat – saat yang tidak
menentu di waktu siang atau malam, akan terlihat bahwa sampel urin dapat berbeda jauh dari
sample lain. Oleh karena itu penting sekali untuk memilih sampel urin sesuai dengan tujuan
pemeriksaan.
MEMILIH SAMPEL URIN
1. Urin sewaktu
Yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin
sewaktu cukup baik untuk pemeriksaan rutin.
2. Urin pagi
Yaitu urin pertama – tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih
pekat dari urin yang dikeluarkan pada siang hari. Baik untuk pemeriksaan sediment, protein,
berat jenis dan lain – lain.
3. Urin postpradial
Merupakan urin yang pertama kali dikeluarkan 11/2 – 2 jam sehabis makan. Sampel urin ini
baik untuk pemeriksaan terhadap glukosuria.
4. Urin 24 jam
Yaitu urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Cara mengumpulkannya sebagai berikut: jam 7
pagi urin pertama dikeluarkan, urin ini dibuang. Semua urin yang dikeluarkan kemudian,
termasuk juga urin jam 7 pagi esok harinya harus ditampung dalam botol urin yang tersedia
dan isinya dicampur.
Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 11/2 liter atau lebih
yang dapat ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan biasanya memerlukan zat pengawet.
Urin 24 jam dapat digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif semua zat dalam urin.
Selain itu dikenal juga urin siang 12 jam, urin malam 12 jam, urin 2 jam, urin 3 gelas, urin 2 gelas
dan sebagainya.
WADAH URIN
Botol penampung ( wadah ) urin harus bersih dan kering; bermulut lebar dan dapat disumbat rapat.
SUSUNAN URIN
Urin normal mempunyai susunan yang sangat berbeda – beda, dipengaruhi oleh makanan dan
faktor – faktor lain. Urin normal mengandung sejumlah zat diantaranya : urea, asam urat, kreatinin,
keratin, belerang, indikan, ammonia, klorida, fosfat, vitamin, hormone dan enzim.
Zat – zat patologik dalam urin yaitu : glukosa, protein, zat keton, nanah, darah, lemak, asam amino,
pigmen empedu dan batu urin.
PERCOBAAN URIN
A. Bahan
1. Urine sewaktu
2. Kertas lakmus dan pH indikator universal
3. Kertas saring
4. Reagen kimia (pereaksi)
B. Peralatan
1. Gelas ukur 1 L
2. Urinometer
3. Beaker glass
4. Tabung reaksi
5. Corong
6. Pipet tetes
C. Prosedur
1. Sifat – sifat urin
Catatlah hal – hal dibawah ini :
1. Volume dalam ml
2. Warna, bau dan kejernihan
3. pH urin dengan menguji reaksi terhadap lakmus dan kertas indicator universal. Juga uji
dengan fenolftalein.
4. Berat jenis
Terlebih dahulu ketelitian hydrometer yang akan digunakan harus diuji terhadap air suling.
Bila kesalahan tidak terlalu besar, dapat dilakukan koreksi. Perlu diperhatikan bahwa semua
toluene harus dibuang.
Prosedur :
Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin. Busa yang mungkin terjadi dibuang dengan
memakai sepotong kertas saring atau dengan setetes eter. Letakkan hidrometer didalamnya.
Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Catatlah suhu urin tersebut. Tiap – tiap
urinometer talah ditera pada suhu tertentu. Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera 27,5 0C lakukan koreksi sebagai berikut:
Tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan urinometer bagi tiap penambahan suhu 30C
diatas suhu tera, atau dikurangi 0,001 untuk setiap perbedaan suhu 30C dibawah suhu tera.
2. Jumlah zat padat total
Kalikan kedua angka terakhir dari B.J urin tersebut dengan angka 2,6. Hasilnya menyatakan
secara kasar jumlah zat padat total ( gram ) dalam 1 liter urin / 24 jam.
3. Garam – garam ammonium
Prosedur :
Tambahkan NaOH pada 5 ml urin hingga reaksinya alkalis. Panaskan. Perhatikan bau yang
timbul dan uji uap yang terbentuk dengan kertas lakmus yang dibasahi air .
Sulfat
Prinsip
Dalam suasana asam, sulfat akan mengendap bila bereaksi dengan ion barium, menurut
reaksi:
H++ SO42+ + Ba2+ BaSO4
a) Sulfat Anorganik
Merupakan bagian terbesar (85 – 90 %) dari belerang teroksidasi dan berasal terutama
dari metabolisme protein.
Metoda :
Pada 10 ml urin tambahkan 10 tetes HCL encer dan 10 tetes BaCl2. Terlihat endapan
putih. Saringlah campuran ini, uji filtrate terhadap belerang etereal.
b) Sulfat etereal (organik)
Merupakan senyawaan asam sulfat dengan zat – zat organik seperti indol, kresol, fenol
dan sebagainya. Zat – zat organik tersebut berasal dari metabolisme protein, atau
pembusukan protein dalam lumen usus. Semuanya terurai pada pemanasan dengan
asam. Merupakan 5 – 15 % dari belerang total urin.
Prosedur :
Didihkan filtrate dari percobaan ( a ) selama beberapa menit. Bila tidak terbentuk
endapan, tambahkan lagi HCl dan panaskanlah, mungkin perlu ditambahkan BaCl2
hingga mengendap.
4. Fosfat
Tujuan untuk membuktikan adanya fosfat di dalam urine
Prinsip
Fosfat akan berekasi dengan ion molibdat dalam suasan asam dan akan membentuk
senyawaan berwarna biru.
Prosedur
1. Masukan 10 ml urine ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 1 ml asam nitrat
encer dan 2 ml ammonium molibdat.
2. Panaskan selama 1 menit dan amati dalam waktu 5 menit
3. Catat hasil yang diperoleh
5. Kalsium
Tujuan adalah untuk membuktikan adanya kalsium di dalam urine
Prinsip
Kalsium dalam suasana asam akan mengendap pada penambahan NH4-oksalat
Prosedur
1. Masukan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi.
2. Kemudian tambahkan 3 tetes asam asetat encer dan 1 ml ammonium oksalat.
3. Catat hasil yang diperoleh
6. Kreatinin
Reaksi Jaffe
Reaksi ini berdasarkan pembentukan tautomer kreatinin pikrat yang berwarna merah bila
kreatinin direaksikan dengan larutan pikrat alkalis. Warna ini akan berubah menjadi kuning
apabila larutan diasamkan.
Prosedur:
Masukkan 5 ml urin ke dalam sebuah tabung reaksi dan 5 ml ke dalam tabungyang lain.
Tambahkan pada masing – masing tabung 1 ml larutan asam pikrat jenuh dan 1 ml NaOH 10
%. Perhatikan warna yang terbentuk. Tambahkan HCl 20 tetes pada salah satu tabung.
Bandingkan hasilnya terhadap tabung yang tidak ditambahkan HCl.
7. Glukosa
Adanya glukosa dalam urin dapat dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat
mereduksi ion – ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Test ini tidak spesifik terhadap
glukosa, gula – gula lain yang berdaya reduksi maupun zat – zat lain yang bukan gula dapat
juga memperlihatkan hasil positif.
Test Benedict (semi kuantitatif )
Dengan test ini dapat diperhitungkan secara kasar kadar gula dalam urin ( semi kuantitatif ).
Prosedur :
Siapkan 5 tabung reaksi. Isi 10 tetes urin pada tabung pertama, 5 tetes urin pada tabung
kedua sampai kelima. Masukkan kedalam tiap tabung tersebut 2,5 ml pereaksi Benedict
kualitatif, campurkan dengan seksama. Tambahkan ( 1 ) glukosa 0,3 %; ( 2 ) glukosa 1 %;
( 3 ) glukosa 2 % ; ( 4 ) glukosa 5 % dan ( 5 ) sebagai blanko. Panaskan kelima tabung di
atas secara bersamaan selama 5 menit pada penangas air mendidih hingga terjadi
perubahan warna.
Penafsiran
WARNA PENILAIAN KADAR
Biru / hijau keruh : 0 -
Hijau / kuning hijau : + kurang dari 0,5 %
Kuning / kuning kehijauan : ++ 0,5 – 1,0 %
Jingga : +++ 1,0 – 2,0 %
Merah : ++++ lebih dari 2,0 %
PERCOBAAN URIN KUANTITATIF
1. Penetapan Kadar Kreatinin Urin (Folin)
Dasarnya adalah metoder Jaffe. Kratinin bereaksi dengan asam pikrat dalam larutan alkalis
membentuk tautomer kreatinin pikrat yang berwana merah.
Pereaksi :
1. Larutan asam pikrat jenuh
2. NaOH 10%
3. Larutan standard kreatinin mengandung 1 mg/ml
Metoda :
Sediakan 2 labu takar 100 ml. Isilah labu pertama dengan 1 ml urin dan labu kedua dengan 1
ml larutan standard. Tambahkan pada masing-masing labu tepat 20 ml larutan asam pikrat
jenuh dan 1,5 ml larutan NaOh 10 %. Kocok perlahan-lahan dan biarkan selama 25 menit.
Encerkan sampai 100 ml dan campur dengan sebaik-baiknya. Lakukan pembacaan segera
dengan kolorimeter visual. Pada panjang gelombang 540 nm. Buat blanko dengan
menggunakan 1 ml air suling.
Perhitungan :
Kadar kreatinin (g/24 jam) = Rs x 1 ml urin 24 jam x 1 Ru 1 1000
2. Penetapan Kadar Klorida Urin (Schales dan Schales)
Urin dititrasi dengan merkuri nitrat dalam suasana asam. Ion-ion Cl diikat oleh merkuri
membentuk HgCl2 yang tidak terionisasi. Bila terdapat merkuri nitrat berlebihan, maka ion-ion
merkuri tersebut dengan indikator difenilkarbazon akan membentuk warna ungu.
Pereaksi :
1. Larutan indikator difenilkarbazon 0,1 %
2. Larutan merkuri nitrat N/60
3. Larutan standard klorida mengandung 10 meq Cl/liter
Metoda :
Masukkan dengan pipet volumetrik 5 ml urin ke dalam sebuah gelas Erlenmeyer, kemudian
tambahkan 5 tetes indikator. Lakukan dalam duplo. Lakukanlah titrasi dengan larutan
merkuri nitrat. Lakukan juga titrasi terhadap 5 ml larutan standard NaCl. Hitunglah jumlah
NaCl dalam urin 24 jam.
Pergitungan :
Kadar klorida urin = ml merkuri nitrat yang dipakai x 100/A (meq/liter)
A = jumlah ml merkuri nitrat untuk titrasi 5 ml larutan standard NaCl
Kadar NaCl urin (mg/liter) = meq. Klorida/liter x 58,5