usaha kecil
DESCRIPTION
Manajemen koperasiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha kecil memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan
prekonomian Indonesia . selain sebagai salah satu alternative lapang kerja baru,
usaha kecil juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca
krisis moneter tahun 1997 di saat prusahaan-perusahaan besar mengalami
kesulitan dalam mengembangkan usaha sa’at ini . usaha kecil berkonstribusi besar
pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.
Usaha kecil merupakan suatu bentuk usaha masyarakat yang pendirinya
berdasarkan inisiatif seseorang . sebagai besar masyarakat beranggapan bahwa
usaha kecil hanya menguntungkan pihak-pihak tertntu saja , pada hal besarnya
usaha kecil sangat berperang dalam mengurangi pengangguran yang ada di
Indonesia . usaha kecil banyak menerap banyak tenaga kerja Indonesia yang
masih pengangguran . selain itu usaha kecil telah berkonstribusi besar pada
pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rulisumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Apa Pengertian Usaha Kecil
2. Bagimana bentuk dan jenis usaha kecil ?
3. Bagaimana perencanaan dan implementasi pada usaha kecil ?
4. Bagaimana organisasi pada usaha kecil ?
5. Bagaimana cara membentuk organisasi pada usaha kecil ?
6. Apa peran organisasi pada usaha kecil ?
1
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Operasi dan Usaha Kecil.
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian usaha kecil.
2. Mengetahui bentuk dan jenis usaha kecil.
3. Mengetahui perencanaan dan implementasi pada usaha kecil.
4. Mengetahui organisasi pada usaha kecil.
5. Mengetahui cara membentuk organisasi pada usaha kecil.
6. Mengetahui peran organisasi pada usaha kecil.
D.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Usaha Kecil
Pembahasan mengenai usaha kecil tidak lepas dari pemahaman tentang
lingkungan dan sistem perusahaan berskala kecil serta pengusahaannya. Berbagai
kegiatan yang dilakukan usaha kecil dan hambatan-hamabatan yang dijumpai
dalam dunia usaha tercakup dalam suatu istilah yang disebut entrepreneurship
atau kewirausahaan. Peran sang entrepreneur atau wirausahanya sangat
mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa depan bagi suatu
usaha kecil.
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995.
Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang
mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan
pembangunan ekonomi pada khususnya. Usaha kecil merupakan kegiatan usaha
yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi
yang luas pada masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan
dalam mewujudkan stabilitas ekonomi pada khususnya.
B. Bentuk dan Jenis Usaha Kecil
Pada hakikatnya usaha kecil yang ada secara umum dikelompokkan ke
dalam 3 (tiga) golongan khusus yang meliputi :
1. Industri kecil
Misalnya : Industri Kerajinan Rakyat, Industri Cor Logam, konveksi dan
berbagai industri lainnya.
2. Perusahaan Berskala Kecil
3
Misalnya : Penyalur, Toko Kerjainan, Koperasi, Waserba, Restoran, Toko
bunga, jasa profesi, dan lainnya.
3. Sektor Informal
Misalnya : agen barang bekas, kios kaki lima, dan lainnya.
Berdasarkan bentuk usahanya, maka perusahaan kecil yang terdapat di
Indonesia dapat digolongkan ke dalam dua bentuk :
a. Usaha perseorangan
Usaha Perseorangan bertanggungjawab kepada pihak ketiga atau pihak lain
(dalam hal ini konsumen) dengan dukungan harta kekayaan perusahaan yang
merupakan milik pribadi dari perusahaan yang bersangkutan.
b. Usaha Persekutuan/Partnership
Usaha persekutuan berusaha mencapai tujuan-tujuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Merupakan bentuk kerjasama dari beberapa orang yang
bertanggungjawab secara pribadi terhadap kewajiban-kewajiabn usaha
persekutuannya.
Berbagai ragam dan jenis usaha kecil yang dikenal meliputi :
a. Usaha perdagangan.
Keagenan : agen koran dan majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain.
Pengecer : minyak, kebutuhan sehari-hari, buah-buahan dan lain-lain.
Ekspor/Impor : berbagai produk lokal dan internasional.
Sektor Informal : pengumpulan barang bekas, kaki lima dan lain-lain.
b. Usaha Pertanian.
Pertanian pangan maupun perkebunan : bibit dan peralatan pertanian, buah-
buahan dan lain-lain.
Perikanan Darat/Laut : Tambak udang, pembuatan krupuk ikan dan produk
lain dari hasil perikanan darat dan laut.
Peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan departemen
pertanian : produsen telur ayam, susu sapi dan lain-lain produksi hasil
peternakan.
4
c. Usaha Industri
Industri logam/kimia : perajin logam, perajin kulit, keramik, fiberglass,
marmer dan lain-lain.
Makanan/minuman : produsen makanan tradisional, minuman ringan,
catering, produk lainnya.
Pertambangan, bahan-galian, serta aneka industri kecil : pengrajin perhiasan,
batu-batuan dan lain-lain.
Konveksi : produsen garment, batik, tenun-ikat dan lain-lain
d. Usaha Jasa
Konsultan : konsultan hukum, pajak, manajemen, dan lain-lain.
Perencana : Perencana Teknis, Perencana sistem dan lain-lain.
Perbengkelan : bengkel mobil, elektronik, jam dan lain-lain.
Restoran : Rumah makan, coffe-shop, cafetaria, dan lain-lain.
e. Usaha Jasa Kontruksi
Kontraktor bangunan, jalan, kelikstrikan, jembatan, pengairan dan usaha-
usaha lain yang berkaitan dengan Teknis Kontruksi Bangunan.
C. Perencanaan Strategis dan Implementasi
Seorang wirausaha yang melangkah masuk ke dalam seluk beluk
kewirausahaan harus siap untuk berkiprah dalam suatu kompetisi yang mungkin
tidak sehat. Tidak tertutup kemungkinan bahwa lingkungan yang dimasuki
tersebut merupakan kawah Candra dimuka yang penuh dengan batu sandungan
yang menghambat kemajuan diri maupun usahanya.
Berbeda dengan kondisi perusahaan besar, dimana personil untuk
perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasannya terdiri atas
beberapa orang. Bagi usaha kecil, wirausaha adalah seorang yang merencanakan
namun terlibat dalam pengawasannya. Bahkan ada usaha kecil dimana
wirausahanya berperan pula sebagai pelaksana. Dalam hal ini, unsur perencanaan
perlu mendapat perhatian yang khusus dan cermat.
5
Untuk itu, sebelum memulai berusaha atau di dalam melanjutkan setiap
periode berusaha, perlu dipikirkan perencanaan strategis yang akurat dan
menyeluruh meliputi seluruh aspek-aspek manajerial dan teknis implementasinya.
Masukan dari lingkungan ekstern dapat berupa adanya peluang-peluang
baru, peluang baru yang diciptakan, maupun evaluasi atas periode operasional
yang lalu untuk mendapatkan gambaran kelayakan dan keterbatasan peluang di
masa depan.
Keseluruhan tahap-tahap dalam perencanaan suatu bisnis usaha kecil
dapat mengacu pada pendirian suatu usaha bisnis seperti langkah-langkah di
bawah ini :
1) Informasi pendahuluan
2) Analisa statistik
3) Ikhtisar keadaan pasar dan produk
4) Analisa dari peluang dan kekuatan perusahaan
5) Analisa dari hambatan dan kelemahan perusahaan.
6) Sasaran.
7) Strategi
8) Struktur organisasi
9) Program kerja.
10) Asumsi dan ketepatan.
a. Melihat Peluang
Bagi seorang yang pesimis, lingkungan yang ada hanyalah sesuatu yang
tidak bergerak dan tidak berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan wirausaha yang
optimis mampu melihat lingkungan yang statis sebagai suatu yang bergolak dan
senantiasa berubah sebagai suatu trend masyarakat yang tidak terduga.sesorang
yang memiliki jiwa wirausaha maka yang diperlukan adalah :
6
5% Ide Segar daan 95% Kerja Keras
b. Menciptakan Peluang
Seringkali peluang tidak kelihatan dan harus diciptakan sendiri oleh
wirausaha dengan atau tanpa memancingnya terlebih dahulu dengan produk atau
jasa-jasa yang tealah ada. Prosedur untuk memulai atau mengembangkan ide
tentang produk atau jasa-jasa baru dapat berpedoman kepada langkah-langkah
berikut :
1. Menyimpan atau memfailkan contoh-contoh kebutuhan atau keperluan yang
ditemukan secara luas namun belum terpenuhi atau belum ada yang
mengerjakannya/menyediakannya.
2. Mengolah masalah yang ditemukan, menggunakan ide-ide segar sebagai
pelengkap pemecahan masalah. Mengembangkannya dan
mengidentifikasikan kondisi- kondisi yang menyertainya saat diujicobakan ke
dalam kenyataan/realisasi.
3. Santailah, selanjutnya biarkan alam bawah sadar kita mengolahnya dan
membuat sugesti-sugesti pengembangannya. Konsentrasi dan perhatikan, lalu
lakukan penambahan serta perbaikan-perbaikan yang perlu agar diperoleh
solusi yang baik. Ciptakan pada saat kesempatan bisnis timbul atau pada saat
dirasakan tepat
Dengan memanfaatkan produk dan jasa-jasa yang telah ada, maka
berbagai situasi dan kondisi yang dapat diciptakan atau dikembangkan
diantaranya adalah :
1. Usaha menciptakan produk/jasa baru dari produk/jasa yang telah ada.
2. Usaha mengembangkan lini-lini produk dan diversifikasi.
3. Usaha mengembangkan jenis-jenis jasa baru dengan memanfaatkan produk-
produk yang telah ada.
4. Usaha menciptakan produk baru dengan memanfaatkan jasa-jasa yang telah
ada.
5. Usaha menciptakan dan mengembangkan manfaat baru dari produk yang
telah ada, dengan memanfaatkan jasa-jasa baru yang diciptakan untuk
keperluan tersebut.
7
c. Kelayakan dan Keterbatasan peluang
Suatu peluang selain dapat diciptakan, dapat pula dikembangkan
perlahan-lahan dengan menyusun kondisi-kondisi yang mendahuluinya hingga
saat peluang tersebut layak ditampilkan. Bagi suatu usaha kecil yang telah
beroperasi dari periode ke periode, maka peluang tidak harus menciptakan sesuatu
yang baru, dapat saja berupa upaya untuk menjadikan aspek-aspek keuangan,
pemasaran, produksi, manajerial, dan lainnya agar lebih efisien, efektif dan
produktif dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Masing-masing peluang
memiliki kelayakan serta keterbatasan untuk dilaksanakan. Konsep untuk
mengetahui apakah suatu peluang menguntungkan atau tidak untuk dilaksanakan
dikenal sebagai proses perencanaan strategis.
Perencanaan strategis adalah proses mengidentifikasi alternatif-alternatif
keputusan yang harus dilaksanakan oleh seorang wirausaha dalam menciptkan,
mengembangkan dan memilih peluang-peluang yang akan dilaksanakan demi
mencapai tujuan-tujuan yang menguntungkan bagi usahanya. Berbagai peluang
dan strategi yang dapat dipilih diantaranya: (menurut Hugo Uytherhoeven dalam
bukunya : Strategy and Organization)
1. Do Nothing Strategy
Langkah stabilisasi oleh wirausaha karena kondisi usaha menunjukkan
indikasi jika dilakukan pengembangan akan memberi tambahan keuntungan
yang tidak banyak, namun jika dilakukan penurunan skala berproduksi akan
menderita kerugian atau kehilangan konsumen.
2. Integrasi vertikal
a. Back-ward: menganalisa dan menentukan tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan untuk menciptakan pengadaan bahan baku dan input lain agar
lebih efisien/
b. Foreward : menganalisa dan menetukan tindakan terhadap saluran
distribusi dan promosi agar lebih efektif.
3. Integrasi Horizontal
a. Spesialisasi : jika persaingan semakin tajam, maka wirausaha selayaknya
menentukan segmen khusus/mempersempit lini dengan hanya melayani
8
konsumen potensial yang memberi kontribusi paling besar bagi
keuntungan perusahaan.
b. Diversifikasi : jika perusahaan berkembang, maka wirausaha perlu
menentukan bauran produk/jasa baru yang akan diproduksi sehubungan
dengan berkembangnya bagian pasar sebagai akibat adanya permintaan
dari konsumen.
c. Diferensiasi : menjadikan output yang unik dari perusahaan untuk meraih
konsumen yang potensial dan memberikan citra unik/berbeda dari usaha
lain yang sejenis maupun menciptakan jasa/produk yang sama.
4. Likuidasi
Menutup, menjual atau menyerahkan manajemen perusahaan kepada pihak
“asing” (merger) karena perusahaan sudah tidak mungkin untuk
beroperasi/melakukan bisnisnya.
5. Internasionalisasi
Mengadakan kerja sama bisnis dengan pihak luar negeri atau memasuki
segmen pasar internasional sebagai akibat perkembangan bisnis yang lebih
baik dan menguntungkan.
6. Kombinasi
Memilih berbagai strategi alternatif di atas untuk kemudian
menggabungkannya dalam menciptakan komposisi tindakan implementasi
yang strategis antar aspek-aspek manajerial dan teknis agar dicapai kondisi
yang menguntungkan.
7. Ekspansi
Jika diversifikasi hanya menyangkut perluasan produk, internasionalisasi
mengembangkan pasar dan kerjasama luar negeri, maka ekspansi adalah
mengembangkan skala perusahaan dan bentuk lain karena adanya peluang
pasar yang terbuka.
d. Perencanaan Strategis dan Implementasi
Jauh sebelum menentukan pilihan atas perencanaan strategis yang
diputuskan, wirausaha perlu untuk mengetahui apakah keputusan yang
9
diambilnya tersebut layak atau tidak layak, namun apakah mrnguntungkan atau
tidak.
Setelah mengidentifikasi peluang, menyusun perkiraan dan perhitungan,
menilai serta melakukan inovasiyang perlu, maka setiap perenccanaan strategis
perlu untuk dievaluasi kembali tentang prospeknya dalam memberi manfaat
positif yang akan menguntungkan perusahaan. Formulasi strategis bisnis yang
dimaksud merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan wirausaha
sebagaimana diterangkan di bawah ini :
1. Identifikasi bentuk dan macam strategi pengembangan usaha yang akan
dicapai (objectiv).
2. Menganalisis dan mengumpulkan infomasi yang menunjang dari lingkungan
ekstern (luar perusahaan)
3. Membuat peramalan tentang prospek-prospek yang menguntungkan dari
informasi yang diperoleh.
4. Mengidentifikasi kemampuan serta sumber daya yang dimiliki.
5. Merumuskan pilihan-pilihan strategi yang akan dilaksanakan.
6. Melakukan evaluasi awal terhadap berbagai alternatif strategi yang akan
dipilih (test of consistency).
7. Memilih strategi yang akan dieksekusi/dilaksanakan.
8. Implementation/pelaksanaan strategi, terdiri atas :
a. Policy implementation (pelaksana kebijakan).
b. Leadership implementation (praktik kepemimpinan).
c. Organizational Implementation (Kegiatan Organisasi).
Proses pengambilan keputusan senantiasa memerlukan konsentrasi yang
penuh, kehati-hatian, ketelitian serta ketepatan dalam memprediksi atau
meramalkan sesuatu hal. Banyak wirausaha yang kurang hati-hati tidak
melakukan evaluasi pendahuluan, mengalami kegagalan. Namun banyak pula
mereka yang terlalu hati-hati akhirnya kehilangan peluang yang sebenarnya
mampu mereka lakukan. Proses kunci yang menjembatani antara peluang yang
terlihat dengan kenyataan yang ada hanyalah faktor-faktor penghalang untuk
melihat kenyataan kenyataan yang sebenarnya. Atau dengan kata lain, wirausaha
10
Peluang Usaha Lingkungan Usaha Kondisi Intern
Program Kerja
Pemantauan InternImplementasi RencanaPemantauan Lingkungan
Kondisi InternEvaluasiPeluang Baru
Tindak Lanjut
dituntut untuk melihat peluang subyektif mungkin hingga diperoleh informasi
bahwa bisnis yang akan dilakukannya baik atau menguntungkan.
Proses pengambilan keputusan adalah berlangsung terus-menerus dan
selalu berkaitan antara yang mendahului dengan apa yang merupakan
kalanjutannya. Proses pengambilan keputusan dalam perencanaan strategis usaha
kecil dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.
D. Organisasi Pada Usaha Kecil
Organisasi usaha kecil adalah organisasi usaha yang kegiatan usahanya
berskala kecil, dilakukan oleh masyarakat dengan modal yang relatif kecil dab
dikelola dengan manajemen yang sederhana, bergerak dalam lapangan bisnis, baik
perdagangan barang dan jasa maupun industry. Organisasi usaha sederhana sering
11
disebut sebagai unit usaha kecil, dimana usaha ini biasanya dimiliki oleh
perseorangan atau sekelompok orang dengan tidak berbentuk badan hukum.
Tolak ukur yang menentukan bahwa suatu usaha dikategorikan sebagai
usaha sederhana atau usaha kecil adalah berdasarkan ketentuan dalam UU Nomor
9 Tahun 1995 tentang usaha kecil. Di dalam undang-undang itu dijelaskan bahwa
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dab memenuhi
criteria sebagai berikut.
Kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak temasuk tanah dan
bangunan
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah)
Milik warga Negara Indonesia
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau usaha kecil
Bebentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
usaha yang berbadan hukum, temasuk koperasi.
Dalam usaha kecil, struktur organisasi dapat dibuat secara sederhana
tanpa mengurangi tugas dan tanggung jawab yang akan dijalankan. Setelah
bagan/struktur organisasi dibuat selanjutnya perlu ditegaskan tanggung jawab
serta wewenang yang nantinya memberikan arahan dan pedoman dalam
pemberian tugas masing-masing. Perusahaan yang efesien mempunyai karyawan
yang trampil dan berpengetahuan sesuai dengan yang diperlukan. Setiap karyawan
atau pegawai mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Pertimbangkan
faktor karyawan secara seksama, tugas mereka, dan bagaimana mereka akan
diatur dengan sebuah struktur organisasi.
Untuk menjalankan bisnis dengan lancar dan berhasil. Anda harus dapat
mengatur bisnis dengan baik. Seorang wirausaha harus tahu apa yang harus
dilakukan, serta tahu bagaimana mempekerjakan orang di tempat yang tepat.
Perusahaan yang efesien mempunyai struktur organisasi yang sederhana serta
karyawan yang trampil dan berpengetahuan. Setiap karyawan mempunyai
12
pengaruh terhadap keberhasilan usaha karena mereka menempati jabatan dalam
struktur organisasi serta harus sesuai dengan deskripsi pekerjaannya.
Perusahaan yang efesien diatur sedemikian rupa sehingga semua orang
tahu pekerjaan yang harus dikerjakan. Caranya, dengan melakukan identifikasi
secara seksama terhadap orang yang anda pilih dalam penyusunan uraian tugas
untuk semua karyawan. Dengan demikian, perusahaan akan lebih mudah dikelola
karena memiliki alur yang jelas dengan struktur organisasi serta tugas yang sudah
tahu akan tugasnya masing-masing.
E. Membentuk Organisasi
Organisasi yang dibentuk dan dilaksanakan selayaknya mengacu kepada
Struktur Organisasi. Hingga saat ini, belum ada bentuk organisasi yang baku dan
harus ditaati, karena elemen yang diperlukan dari suatu organisasi senantiasa
berpedoman kepada tujuan organisasi serta peran dan tanggung jawab masing-
masing individu terhadap organisasi.
Organisasi yang solid atau kompak dapat tercipta jika masing-masing
individu dalam organisasi merasa memiliki organisasi, sehingga mereka mengerti
dan menerima peran dan tanggung jawab mereka dengan penuh dedikasi dan
disiplin untuk mencapai tujuan organisasi.
Kondisi ini dapat tercipta jika wirausaha mampu menerapkan prinsip-
prinsip manajemen dalam organisasi serta memiliki jiwa kepemimpinan yang
tangguh. Konflik kepentingan dan berbagai beda pendapat yang terjadi hanyalah
merupakan suatu dinamika dari organisasi. Disebut dinamika, karena keberadaan
konflik diperukan sejauh tidak menjadi besar dan berbahaya, dan hal itu akan
menjadikan suatu organisasi menjadi lebih hidup. Namun yang lebih penting
adalah jika seluruh elemen dalam organisasi menyadari pentingnya tujuan dari
organisasi dan bersemangat serta disiplin untuk mencapai tujuan tersebut.
Sebagai contoh dari organisasi industri kecil, misalnya Pak Agus
mempunyai usaha industri kerjainan kulit Harry Collections yang memproduksi
barang-barang kerajinan kulitdan produk kulit lainnya. Untuk menunjang berbagai
kegiatan berproduksi dari industri kerajinan kulitnya, ia membutuhkan orang-
13
Direktur
Agus
Sekretaris
Manajer Pembelian
Manajer Produksi
Manajer Keuangan
Manajer Showroom
PersediaanMutu bahanPenyimpananPemesanan
DesainPemotonganProses ProduksiFinishingPengepakanPenggudangan
Akuntansi Perencanaan Keuangan
Penentuan HargaPenjualan lokalPenjualan EksporPramuniagaSatpam
orang yang terampil dan memiliki pengalaman dalam bidang produksi kulit dan
penjualan (lokal maupun ekspor) yang akan membantunya mencapai tujuan
organisasi. Bersama mereka, ia harus mendirikan suatu organisasi dengan tenaga-
tenaga yang berdedikasi dalam mengerjakan berbagai kegiatan yang
membantunya mencapai tujauan organisasi. Ia harus melakukan perencanaan
kebutuhan karyawan yang dapat menggerakkan dan mengembangkan
organisasinya tersebut. Setidaknya ia harus memiliki struktur organisasi
sebagaimana digambarkan berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI HARRY COLLECTIONS
YOGYAKARTA
14
F. Peran Organisasi Pada Usaha Kecil
Organisasi usaha sederhana yang berupa usaha kecil mempunyai peranan
penting dalam kegiatan perekonomian karena ikut memberikan sumbangan,
berupa upaya memproduksi atau mendekatkan barang dan jasa kepada
masyarakat. Usaha kecil juga menjadi fasilitas untuk melancarkan arus barang dan
jasa dari produsen kepada konsumen dalam rangka menciptakan kemakmuran
masyarakat.
Usaha kecil sebagai bagian dari keseluruhan unit ekonomi yang
melakukan berbagai dalam perekonomian, yang dalam kenyataannya merupakan
bagian terbesar dari fasilitas unit usaha yang ada, keberadaannya sangat
diperlukan oleh masyarakat banyak. Oleh karena itulah, kemudian pemerintah
merasa perlu untuk meningkatkan peranan usaha kecil, yang meliputi berikut ini :
1. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha
Usaha kecil yang diselenggarakan masyarakat merupakan lahan kerja
untuk dapat menyerap tenaga kerja. Sehingga, bila pembinaan dan pemberdayaan
terhadap usaha kecil terus dilakukan dengan baik dan terarah, maka usaha kecil
akan lebih berkembang dengan baik.
2. Pengingkatan ekspor
Bila usaha kecil mampu menghasilkan produk dalam jumlah besar dan
kualitasnya baik untuk ditawarkan ke luar negeri, maka berarti akan membuka
peluang untuk meningkatkan ekspor.
3. Produk barang dan jasa daerah
Terciptanya peluang ekspor produk diharapkan memacu semangat para
pengelola usaha kecil di daerah untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk, sehingga nantinya akan memberikan nilai tambah (added value) bagi
daerah.
4. Pemerataan pendapatan dan peningkatan taraf hidup masyarakat
Diselenggarakan usaha kecil berarti peluang kerja tercipta. Adanya
peluang kerja berarti akan memberi kesempatan masyarakat untuk memperoleh
15
pendapatan. Dari berbagai kegiatan unit usaha kecil ini kemudian akan
menghasilkan pemerataan pendapatan masyarakat, yang pada akhirnya akan
berdampak pada kemungkinan peningkatan taraf hidup masyarakat luas.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995.
Sebelum memulai berusaha atau di dalam melanjutkan setiap periode berusaha,
perlu dipikirkan perencanaan strategis yang akurat dan menyeluruh meliputi
seluruh aspek-aspek manajerial dan teknis implementasinya. Wirausaha dapat
melaksanakan semua ide-ide dan keinginannya melalui organisasi. Organisasi
yang dibentuk dan dilaksanakan selayaknya mengacu kepada Struktur Organisasi.
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Harimurti Subanar. Manajemen Usaha Kecil, Edisi Pertama, BPFE
Yogyakarta, 1993
Anggi Andriani. “Definisi Usaha Kecil dan Peranan Fungsi Manajemen”. 06
September 2013. http://anggiandriani96.blogspot.com/2013/09/definisi-
usaha-kecil-dan-penerapan.html
Sely.”Organisasi Usaha Sederhana”. 13 Mei 2011.
http://sellyinthewords.blogspot.com/2011/05/organisasi-usaha-
sederhana.html
18