usg kelinan ginjal
TRANSCRIPT
USG KELINAN GINJAL
A. PENDAHULUAN
USG atau ultrasonografi adalah suatu teknik diagnostik pencitraan yang
menggunakan ultrasonik yaitu gelombang suara dengan frekuensi yang lebih
tinggi dari kemampuan pendengaran manusia. Teknik ini digunakan untuk
mencitrakan organ internal dan otot, ukuran serta strukturnya. Pemeriksaan
USG menggunakan gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz. Pilihan
frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh
pasien. Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-
kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer/probe.
Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal akan menimbulkan
tegangan listrik dimana fenomena ini disebut efek Piezo electric. Bentuk
kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Kristal akan
mengembang dan mengkerut sesuai dengan pola medan listrik yang
melaluinya sehingga dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.
Ultrasonografi resolusi tinggi juga penunjang diagnosa yang
berguna untuk pemeriksaan klinis dalam menentukan ukuran nodul, untuk
mendeteksi nodul multiple yang tidak dijumpai dengan palpasi, dan untuk
mengarahkan pada biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) nodul. Ultrasonografi
dapat mengidentifikasi suatu lesi apakah kistik atau solid, dan mayoritas lesi
kistik bersifat jinak.
1
Ultrasonografi awalnya dikembangkan sebagai alat militer dan diadopsi
oleh dunia medissetelah Perang Dunia II. Pada tahun 1961, Schlegel dkk
pertama kali dilaporkan kegunaansonografi di urologi, untuk mendeteksi batu
ginjal.Ultrasonografi terutama dilakukan oleh ahli radiologi. Namun, dokter
biasanya melakukannonradiologist dan menafsirkan jenis tertentu USG
(misalnya, dokter kandungan, USG janin;urolog, USG transrectal [TRUS]
prostat). Pemeriksaan USG yang ideal adalah satu di manadokter menafsirkan
secara real time saat itu sedang dilakukan. Oleh karena itu, dokter
harusmengamati penelitian selama pemeriksaan USG.
B. ANATOMI GINJAL
Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium,
d idepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis,
kuadratus lumborum, dan iliopsoas mayor). Ginjal pada orang dewasa
penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari
1% berat seluruh tubuh atau sekitar 120-150 gram. Bentuknya seperti biji
kacang, jumlahnya ada 2 buah di kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang
tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda
yaitu korteks dan medulla. Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut
piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun
dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks
2
dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari
kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.
Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus,
tubulus proksimal, lengkung hendle, tubulus distal, dan tubulus urinarius
(papilla vateri). Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama
24 jam dapat menyaring darah 170 liter, arteri renalis membawa darah murni
dari aorta ke ginjal. Lubang – lubang yang terdapat pada pyramida renal
masing – masing membentuk simpul dan kapiler suatu badan malphigi yang
disebut glomerulus. Pembuluh afferent bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena cava inferior.
Fungsi ginjal antara lain :
1) Memegang peranan penting dalam mengeluarkan zat – zata toksik atau
racun
2) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4) Mempertahankan keseimbangan garam–garam dan zat–zat lain dalam
tubuh
5) Menegeluarkan zat sisa–sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum,
kreatinin, dan amonik.
3
C. USG GINJAL NORMAL
Persiapkan alat USG, jelly, tisu, dan handskun, tidak ada persiapan khusus
untuk pasien. Tranducer yang digunakan memeliki kapasitas 3.0 – 5.0 MHz.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua ginjal dengan posisi supine, bila
diperlukan dengan posisi LLD/RLD, dan prone.
Pemeriksaan ginjal kanan
longitudinal
Sagital plane / Pendekatan anterior
Mulai dengan transduser tegak lurus, dari inferior ke bagian sudut paling lateral dari margin costae kanan.
Jika ginjal tidak terlihat disini, geser transduser ke medial dan inferior sampai ginjal terlihat.
Jika ginjal sudah terlihat, putar transduser beberapa derajat ( oblik ) untuk menentukan lokasi dari panjang aksis ginjal.
Jika lokasi panjang aksis sudah ditemukan, pindahkan transduser kanan ke kiri geser ke medial untuk menentukan batas ginjal kanan
4
bergerak kembali ke bagian medial ginjal dan geser melalui bagian lateral dari ginjal sampai terasa berada di luar itu.
Gambaran Melintang
Gambaran melintang / pendekatan anterior
masih dalam potongan sagital, cari
panjang axis dari ginjal kanan. putar
transduser 90 derajat melintang ginjal
mulai dengan potongan melintang
dengan transduser tegak lurus,
dibawah tepi kosta dari sudut medial
tulang rusuk. gerakkan transduser di
bagian lateral dan inferior kanan
sampai ginjal
dari hilus, sedikit geser transduser
superior ke inferior dan pada saat
yang sama geser transduser superior
dan medial untuk menemukan kutub
atas ginjal.
Kemudian geser kembali transduser
ke kutub atas ginjal. geser transduser
inferior dan lateral melalui midkidney
untuk menemukan kutub inferior.
5
Pemeriksaan ginjal kiri
Gambaran Longitudinal
Coronal Plane/ Left Lateral Approach
meskipun pendekatan ini dapat dilakukan dengan pasien supine, umumnya lebih mudah dengan pasien dalam posisi right lateral decubitus. Pencitraan kualitas bisa diperbaiki dengan menempatkan handuk spons atau digulung di bawah sisi kanan pasien. ini membuka ruang rusukmulai dengan transduser tegak lurus, pesawat midkoronal diatas dari krista iliaka
sekali panjang aksis ketemu, sedikit geser sisi transduser ke samping dan pada saat yang sama geser transduser ke bagian depan pasien, pemindaian melalui bagian anterior ginjal sampai berada di luar itu
bergerak kembali ke bagian anterior ginjal. geser menuju pasien kembali, scannning melalui bagian posterior dari ginjal sampai Anda berada di luar itusurvei longitudinal ginjal kiri mungkin harus dilakukan intercostal, Dalam beberapa kasus hanya kutub superior yang dapat dievaluasi idi intercostal.
Potongan Transversal
Transverse plane / left lateral approach
6
masih pada bidang pemindaian koronal, cari sumbu panjang dari ginjal kiri. Putar transduser 90 derajat dan melintang ginjal
gerakkan transduser dari superior ke inferior untuk menemukan midportion dan hilus ginjal. Gerakan ringan dan sedikit obliques transduser mungkin diperlukan untuk menemukan hilus
dari hilus sedikit geserkan transduser superior untuk mengetahui kutub atas ginjal.
gerakkan transduser kembali ke kutub atas ginjal. geser transduser ke inferior melalui midkidney untuk menemukan kutub inferior.
Gambaran Longitudinal
Sagittal Plane / Pendekatan Anterior
1. Gambar Panjang axis ginjal kanan dengan pengukuran superior ke inferior.
panjang aksis sagital ginjal kanan
7
2. Gambar Panjang axis ginjal kanan dengan pengukuran superior ke inferior.
panjang aksis sagital ginjal kanan
3. Gambaran melintang kutub atas ginjal kanan
Kutub atas ginjal kanan gambaran melintang
4. Gambaran longitudinal kutub inferior ginjal kanan
Kutub bawah ginjal kiri gambaran sagital
8
5. Gambaran longitudinal ginjal kanan medial dari panjang axis
Ginjal kanan sagittal medial
6. Gambaran longitudinal ginjal kanan pada lateral dengan sumbu panjang
menyertakan bagian dari hati untuk perbandingan parenkim.
Ginjal kanan sagittal lateral
Gambaran Transversal
Transverse Plane / Anterior Approach
7. Gambaran transversal kutup superior ginjal kanan
9
8. Gambaran Transversal midportion ginjal kanan termasuk hilum dengan
pengukuran anterior to posterior.
Gambaran transversal ginjal kanan midportio
9. Gambaran transversal kutub inferior ginjal kanan
Kutub inferior ginjal kanan
Variasi contur ginjal normal
1. Dromedary hump dan fetal lubulasi
Perubahan pada kontur ginjal yang menyerupai neoplasma. Dromedaly
hump adalah pembengkakkan kortek ginjal yang terjadi pada garis lateral
ginjal. Fetal lubulasi dapat terjadi pada imaturitas pembentukan ginjal
dan tampak kontur ireguler yang multipel. Kedau kelainan tersebut
adalah normal. Tidak didapatkan gejala klinis.
Pada USG tanpak penonjolan sepanjang garis ginjal dengan kortek ginjal
yang menebal dan echogenitasnya sama dengan korteks ginjal.
Diagnosis banding adalah neoplasma ginjal, kista, dan abses ginjal.
10
2. Ekstrarenal pelvis
Pelvis ginjal normal digambarkan dengan struktur triangular yang
melayang tanpa sinus ginjal, dengan axis inferior dan medial. Pelvis
ekstrarenal berada diluar dari sinus renal dan dapat menggambarkan
kondisi patologi. Tidak menunjukan gejala klinis.
Diagnosa banding adalah hidronefrosis, kista, vessel, dan aneurisma arteri
renalis.
Gamabran usg menunjukan gambaran sebagian central kista yang
melayang atau diluar dari gijal. tidak tampak aliran darah pada usg
dopler berwarna.
3. Defek junctional perenkim
Didefinisikan sebagai triangular echogenik pada pole atas dari pernkim
ginjal. Defek ini timbul dari perpanjangan sinus normal dimana terdapat
perbedaan yang jelas antara pole atas dan bawah ginjal. Hal tersebut
penting untuk menghilangkan kesalahan dalam membedakan variasi
normal dengan kondisi patologi.
Diagnosis banding cortical scarring, sinus aksesorius ginjal,
angiomiolipoma, infark.
11
Gambaran usg tampak triangular echogenik dengan tipe permukaan
teromedial pada pole atas yang di representasikan sebagai perpanjangan
sinus ginjal ke parenkim. Hubungan dengan sinus ginjal ditunjukan
dengan fokus echogenik sebagai defek junctional parenkim.
4. Duplikasi
Duplikasi dapat terjadi pada ginjal, ureter, atau pelvis renal. Dapat
sebagian atau komplit, unilateral atau bileteral. Bahkan dapat terjadi
duplikasi perdarahan. Tidak terdapat gejala klinis.
Diagnosis bvanding adalah hipertrofi kolum Bertin.
Gambaran usg tampak tampak medula ginjal yang ekogenik yang
dikelilingi area hipoekoik kortek ginjal. Dapat disertai hubungan antara
kedua medula pada bifid ginjal. Regio hillus dapat dilihat pada potongan
sagital dan coronal untuk memvisulisasikan pelvis renal dan ureter.
5. Sinus lipomatosis ginjal
Adalah kondisi benigna dari akumulasi berlebihan dari lemak di sinus
renalis. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang obesitas yang
mencetuskan destruksi atau atrofi dari parenkim ginjal seperti infeksi
kronik, kalkulus kronik, dan posthidronefrosis atrofi. Tidak terjadi gejala
klinis.
Diagnosis banding adalah infeksi, atrofi, dan hidronefrosis.
12
Gambaran usg tampak pembesaran dan peningkatan ekogenitas dari
regio sinus ginjal; hipoekoik area dapat tidak disertai dengan komplek
echo medula karena vairasi ekogenitas dari lemak. Perenkim ginjal
mengalami penipisan bahkan tidak dapat dideteksi. Kontur ginjal normal.
6. Hipertrofi kolum bertin
Dapat disebut juga pseudotumor atau pseudomass adalah kelainan
anatomi umum dimana terdapat lapisan dobel pada kortek ginjal yang
melipat ke medula ginjal. Ini menggantikan sinus ginjal yang memberikan
gambaran massa atau duplikasi bifida sistem duktus. Tidak terdapat
gejala klinis.
Diagnosis banding adalah duplikasi atau bifida ginjal.
Gambaran usg tampak massa homogen yang merupakan perpanjangan
dari portio medula ginjal. Massa tersebut berhubungan dengan korteks
ginjal dan ekogenik.
13
D. USG KELAINAN GINJAL
1. Kelainan kongenital
a. Agenesis ginjal
Adalah kegagalan pembentukan ginjal dan ureter. Kondisi ini dapat
terjadi unilateral atau bilateral dan lebih sering terjadi pada laki-laki.
Jika unilateral tidak dijumpai gejala klinis selama ginjal yang ada
berfungsi secara normal. Bila bilateral maka tidak ditemukan urine
output.
Diagnosis banding dari kelainan ini adalah renla hipoplasia atau
ectopioa renal.
Gambaran usg yang ditemukan adalah tidak tampak ginjal pada fossa
renalis, sehingga fossa tampak kosong. Dilakukan juga pemeriksaan ke
bagian bawah abdomen dan pelvis untuk menghilangkan kecurigaan
ektopia ginjal.
14
b. Ektopik ginjal
Kelainan kongenital dimana ginjal gagal naik ke posisi yang normal.
Letak ginjal dapat dimana saja seperti di sekitar pelvis, rongga thorak,
bahkan kedua ginjal menempati satu satu sisi yang sama. Biasanya
disertai dengan kelainan ureter yang pendek.
Tidak menimbulkan gejala yang spesifik, bila ginjal terletak di rongga
thorak maka akan menimbulkan gejala seperti hernia diafragmatika.
Diagnosis banding adalah renal ptosis.
Gambaran usg tidak tampak gambaran ginjal pada posisi normal,
pencarian ginjal harus dilakukan ke seluruh rongga abdomen. Udara
usus dan kandung kemih yang penuh akan menyulitkan pencarian
ginjal.
c. Medulari sponge renal
Merupaka kelainan kongenital atosomal resesive yang mempunyai
ditandai dengan pelebaran duktus pengumpul dengan cavitas yang
mengandung garam kalsium dan batu. Kondisi ini biasanya terjadi
bilateral.
Biasnya tiak menimbulkan gejala spesifik, dapat ditemukan nyeri
pinggang, hidronefrosis, atau infeksi.
15
Diagnosis banding adalah nefrocalcinosis
Gambaran usg ditemukan ekogenitas tinggi dengan bayangan akustik
pada papilae ginjal. Bedanya dengan nefrocalcinosis adalah deposit
kalsium terletak pada regio medulocortikal.
d. Ginjal horseshoe
Adalah kelainan ginjal tipe penyatuan yang umum yang terjadi kira-kira
0,25% dari seluruh populasi. kelainan biasanya dihubungkan dengan
posisi ginjal yang salah, malrotasi, dan penyatuan dari pole ginjal,
sehingga horsehoe renal terletak lebih rendah pada rongga peritoneal,
dengan pelvis dan ureter lebih ventral. Pole dapat terhubung dengna
parenkim atau jaringan ikat.
Biasanya tidak ditemukan gejala klinis, dapat ditemukan batu dan
infeksi atau gejala nyeri dan demam.
Diagnosis banding yaitu retroperitoneal limpadenopati, pembesaran
pancreas karena pancreatitis atau neoplasma, fibrosis retroperitoneal,
retroperitoneal tumor, retroperitoneal hematom.
Gambaran usg tampak masa ekogenik di anterior aoarta yang
berhubungan dengan pole bawah ginjal. Ekogenitas massa hampir
16
mirip dengan kortek tergantung komposisi dari jaringan ikat atau
parenkim. Lebih terlihat sebagai isthmus.
2. Kista
a. Multikistik displastik ginjal
Adalah kelainan pembentukan ginjal karena obstruksi pada awal
embriologi. Biasanya terjadi unilateral tetapi dapat bilateral atau
segmental kemungkinan dapat dihubungkan dengan hipoplastik atau
atretik renal arteri, vena, dan ureter ginjal. Jaringan ginjal digantikan
oleh jaringan kista besar yang dihubungkan dengna jaringan ikat. Kista
tampak sebagai teminal dialtasi portio tubulus pengumpul.
Gejala klinis biasanya nyeri, hipertensi, infeksi, dan teraba massa.
Diagnosis banding adalah hidronefrosis
Gambaran usg tampak ginjal normal atau pelebaran ginjal dengan
kontur kista yang bermacam bentuk dan ukuran.kompleks sinus echo
tidak tampak dan tidak terdapat hubungan dengan masa.
17
b. Kista
Kista ginjal dapat timbul soliter atau multipel dan unilateral dan
bilateral. Kista ginjal sering terjadi pada pasien usia 30-50 tahun. Dapat
dilihat pada pasien dengan sclerosis tuberus, van hipple-lindau
sindrome, hemodialisis, dan gagal ginjal kronik. Kista tersebut dibentuk
di parenkim ginjal. Kista dapat terlihat sebagai terseptal, multiocular,
atau komplek massa. Dapat terdiri dari infektif kista, hemoragik kista,
calcifikasi kista, septal kista, parapelvis kista.
Gejalan klinis tidak muncul kecuali kista membesar dan menekan ginjal
atau jaringan sekitarnya.
Diagnosis banding adalah abses, hipernefroma ginjal, aneurisma besar
arteri ginjal, dan divertikulum kaliks.
Gambaran usg tampak massa soliter atau multipel dengan dinding
yang berbatas tegas. Tidak tedapat echo internal.
3. Nefrolithiasis
Nefrolithiasis adalh penyakit ginjal yang sering dapat soliter atau multpel
dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai batu besar yang mengisi
18
kaliks dan pelvis. Batu dapat menyebabkan obstruksi dan destruksi
parenkim ginjal dan dapat turun ke ureter dan vesika urinaria.
Gejala klinis dapat tidak ditemukan, bial telah menyebabkan obstruksi
dapat menimbulkan nyeri pinggang atau kolik ginjal.
Diagnosis banding yaitu kalsifikasi artery ginjal.
Gambaran usg hiperekogenitas dengan bayangan akustik pada sistem
duktus. Duktus tampak derdilatasi.
4. Obstruksi
a. Obstruksi ureteropelvic junction
Merupakan obstruksi kongenital yang umum dapat unilateral atau
bilateral. Diintepretasikan sebagai cairan yang mengisi pelvis dan kalik
(hidronefrosis). Tidak seperti obstruksi di distal pada obstruksi
ureteropelvico junction tidak terdapat dilatasi ureter.
Gejala klinis yaitu ditemuakn massa melalui palpasi, infeksi traktus
urinarius yang berulang, hematuri, dan gagal tumbuh.
Diagnosis banding adlah multikistik ginjal
Gambaran usg adalah kista multipelk dengan dilatasi pelvis renalis.
Tidak terdapat dilatasi ureter.
19
b. Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah akibat dari obstruksi dari sistem urinarius yang
umum. Dapat unilateral atau biateral yang ditunjukan oleh dilatasi
pelvis yang progresif. Kaliks dapat menutupi ginjal bila terlalu besar.
Dapat disertai dilatasi ureter.
Gejala klinis dapat asimptomatis atau terdapat nyeri, infeksi, atau
hematuria.
Diagnosis banding yaitu ekstrarenal pelvis, kongenital megakaliks, kista
parapelvis, multipel renal kista, multi kista ginjal, dilatasi fungsional,
duplikasi sistem duktus, pembuluh darah, divertikulum kaliks.
Gambaran usg tampak cairan yang mengisi sistem kalik, dilatasi kalik,
penipisan parenkim ginjal, dan gambaran hidronefrosis menutupi
gambaran ginjal.
20
5. Infeksi
a. Abses
Adalah cavitas yang berisi pus yang dikelilingi jaringan inflamasi yang
disebabkan supurasi pada infeksi lokal. Infeksi dapat timbul dari
hematogen atau dari limfatik.
Gejala klinis adalah nyeri pada pinggang, menggigil, demam,
peningkatan leukosit, malaise, dan teraba masa.
Diagnosis banding yaitu neoplasma, kista, focal pyelonephritis,
multiocular kista nephroma, dan hematoma.
Gambaran usg tampak massa echogenik oval yang ireguler, dengan
dinding tipis, abses kronik dapat membentuk septal atau kluster.
b. Pyelonefritis
Merupakan inflamasi pada ginjal dapat akut atau kronik disebabkan
karena bakteri piogenik. Kondisi umumnya karena reflak dari traktus
urinarius. Ginjal dapat atropi dengan penipisan sistem duktus.
Gejala klinis yang timbul adalah demam, nyeri, menggigil, gagal ginjal,
azotemia, hipertensi.
Gambaran usg tampak ginjal edema, parenkim hipoekoik, iregular
focal area, dan mikroabses.
21
6. Neoplasma jinak
a. Angiomyolpoma
Dapat disebut juga hamartoma adalah tumor jinak yang jarang, non
agrsif pada mesenkim. Terdiri dari pembuluh darah, lemak, dan otot.
Mempunyai tipikal yang lembut, batas tegas, tetapi tidak memiliki
kapsul. Ada tiga bentuk dari angiomiolipoma yaitu unilateral tunggal
tumor dengan komposisi dari jaringan lemak yang terjadi pada wanita
usia pertengahan, multipel atau bilateral tumor dengan defek jaringan
penghubung, dan fetal hemartoma
Gejala klinis asimptomatik, bila tumor membesar akan menyababkan
nyeri, hematuri, dan hipertensi.
Diagnosis banding yaitu renal lipoma, renal cell carcinoma, defek
parenkim junctional, kronik pyelonefritis, willm’s tumor atipikal, abses
renal, renal teratoma, renal liposarcoma, lympoma, hemangioma
cavernosum.
22
Gambaran usg tampak tumor yang ecogenik dengan komposisi lemak,
otot terlihat hipoekoik. Bila tumor besar dapat terlihat perdarahan dan
kompleks nekrosis.
b. Tumor jinak lain
Tumor jinak ginjal cendrung kecil dan dinding yang berkapsul dan
jarang menimbulkan gejala. Meliputi lipoma, fibroma, adenoma,
oncocytoma, muntiocular kistik nefroma, tumor jukstaglomerulus,
leiomyoma, dan hemangioma.
Gejala klinis asimptomatik
Diagnosis banding carcinoma ginjal, dan colum of bertin
Gambaran usg tampak massa yang tidak mengganggu atau menyerang
ginjal. Lesi memiliki kapsul, lembut, batas tegas, tepi reguler.
23
7. Neoplasma ganas
a. Adenocarcinoma
Merupakan keganasan yang paling sering terjadi di ginjal, terjadi diatas
usia 50 tahun, dan laki-laki 2 kali lebih sering dari wanita. Tumor
berasal dari epitel tubular ginjal dan menyebar melalui ekstensi dari
tumor primer, hematogen, dan limfogen. Biasa bermetastase ke paru-
paru, kelenjar limfa, glandula adrenal, otak dan kontralateral ginjal.
Gejala klinis yaitu teraba massa, nyeri pingang, hematuria.
Diagnosis banding adalah adrenal tumor, neuroblastoma, benign renal
tumor, abses.
Gambaran radiologi memiliki tepi iregular, batas tidak tegas, terdapat
perdarahan dan jaringan nekrotik, dapat terlihat seperti obstruktif,
hidronefrosis, penebalan parenkim, dan bila menggunakan duplex usg
dapat melihat pembuluh darah pada jaringan tumor. Jaringan sekitar
seperti hepar dan limpa juga harus dievaluasi untuk mencari
penyebaran.
24
b. Tumor Wilm’s
Tumor wilm’s atau nephroblastoma adalah keganasan berat yang
sering terjadi pada anak dibawah 5 tahun. Tidak seperti hemartoma,
wilim’s tumor jarang terjadi pada masa fetus. Tumor sering mengubah
sistem duktus, dan mendestruksi parenkim ginjal. Tumor berada
intrarenal tetapi adakalanya berada di ekstrarenal. Metastase dapat
terjadi ke paru, nudus limfatikus, tulang secara hematogen, limfogen
dan lngsung dari lesi primer.
Gejala klinis 47-90% mengalami hipertensi, dan teraba massa pada
pinggang atau abdomen. Penurunan berat badan dan hematuria dapat
timbul.
Daignosis banding adalah neuroblastoma, mesoblastic nephroma,
renal cell carcinoma, retroperitoneal sarcoma, carcinoma kortek
adrenal, multikistik ginjal, hemartoma.
Gambaran usg massa besar, solid, dan berbeda dengan jaringan ginjal.
Tampak ekogenik sering homogen dengan perdarahan atau nekrosis
tumor, batas tajam dengan pinggiran yang hipoechoic atau echogenik
dan dapat timbul pseudokapsul dari jaringan ikat. Kalsifikasi terjadi
pada 25 kasus.
25