usulan penelitian dosen pemula - siakad.unusu.ac.id
TRANSCRIPT
Kode/Nama Rumpun Ilmu
Bidang Fokus
: 153/Ilmu dan Hama Penyakit Tanaman
: Kemandirian Pangan
USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Potensi Trichoderma sp Lokal dari Rizosfer Bambu sebagai Agen Antagonis Penyakit
Antraknosa pada tanaman Cabai (Capsicum annum, L) Varietas Lokal
di Sumatera Utara
TIM PENGUSUL
Nurliana, S.P., M.P 0109027303 Ketua Tim Pengusul
Novita Anggraini, S.Hut., M.Sc 0128118902 Anggota Tim Pengusul
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA UTARA (UNUSU)
MEI 2017
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... i
RINGKASAN ………………………………………………………………. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2. Pembatasan Masalah ……………………………………………… 2
1.3. Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
1.4. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 2
1.5. Target Luaran ……………………………………………………... 2
1.6. Rencana Target Capaian Tahunan ………………………………… 3
1.7. Roadmap Penelitian ……………………………………………….. 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Cabai (Capsicum annum, L) ………………………………………. 5
2.2. Penyakit Antraknosa pada buah Cabai ……………………………. 6
2.3. Cendawan antagonis Trichoderma sp …………………………….. 7
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………… 8
3.2. Bahan dan Alat ……………………………………………………. 8
3.3. Metode Penelitian …………………………………………………. 9
3.4. Rancangan Penelitian dan Analisis Data ………………………….. 12
3.5. Rencana Pelaksanaan Penelitian ………………………………….. 13
BAB IV : BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Justifikasi Anggaran Penelitian …………………………………… 14
4.2. Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 18
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
ii
RINGKASAN
Cabai varietas lokal jusiber yang diberi nama oleh petani setempat tahan
terhadap penyakit penting yang disebabkan oleh hama Kutu Kebul (Bemisia
tabaci) dan hama Thrips tetapi varietas lokal ini tidak tahan terhadap penyakit
antraknosa merupakan penyakit penting pada tanaman cabai (Capsicum annum,
L) yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp dan menduduki peringkat
kedua setelah penyakit oleh tungau. Upaya pengendalian secara sintetik tidak
membuah hasil yang ditandai dengan semakin menyebarnya serangan Antraknosa
di lapangan. Pengendalian hayati dengan Trichoderma sp rizosfer lokal menjadi
alternatif untuk pengendalian penyakit Antraknosa pada tanaman cabe. Penelitian
bertujuan :1). Eksplorasi Tricoderma sp rizosfer bambu dari 3 (tiga) lokasi di
Sumatera Utara. 2). Untuk mendapatkan 3 (tiga) isolate Trichoderma sp yang
mampu menekan perkembangan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh
cendawa pathogen Colletothricum sp. 3). Uji antagonis Trichoderma sp terhadap
penyakit Antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp.
Uji antagonis Trichoderma terhadap cendawan Colletotrichum sp dengan
dua metode yaitu metode dual culture dan slide culture yang terdiri dari uji
mikoparasit dan makrokopis.
Eksplorasi cendawan antagonis Trichoderma diambil 3 (tiga) isolate dari 3
(tiga) lokasi, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali. Tiap ulangan terdiri
dari 9 (sembilan) unit. Rancangan percobaan yang dilakukan pada uji
antagonisme in vitro adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Masing-masing
perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan, sehingga terdapat 27 unit
percobaan. Pengaruh interaksi antara kedua faktor diamati selama 7 (tujuh) hari
setelah inokulasi. analisis sidik ragam menggunakan program Statistical Analysis
System (SAS) versi 9.1.3. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan
uji Duncan dengan taraf α = 0,05.
Kata kunci : Trichoderma sp, Antraknosa, Cabai.
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Antraknosa yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp
merupakan penyakit penting yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annum,
L) yang berdampak pada nilai jual cabai di pasar dan menurunkan panen 45-60%
(Hidayat et al., 2004). Berdasarkan laporan Badan Penelitian Hortikultura
Lembang dalam Hariati (2007). Sejauh ini upaya petani dalam mengendalikannya
masih banyak menemukan masalah karena tidak efektifnya penggunaan pestisida
sintetis, yang memperparah serangan penyakit tersebut. Selain itu, penggunaan
fungisida sintetis berakibat pada menurunnya kualitas kesehatan petani dan
merusak lingkungan.
Jamur Trichodema sp. dapat digunakan sebagai agensia hayati yang efektif
mengendalikan berbagai penyakit tanaman. Salah satu spesies Trichoderma
adalah T.harzianum yang dapat ditemukan hampir di semua jenis tanah dan di
berbagai habitat. Trichoderma tumbuh sangat baik dan berlimpah di dalam tanah
di sekitar perakaran yang sehat. T. harzianum menghasilkan antibiotik yang
bersifat mengambat perkecambahan spora jamur (Murkalina dkk., 2010).
Mikrob asal rhizosfer bambu memiliki keragaman mikrob yang tinggi.
Dibandingkan tanah non rhizosfer bambu, tanah rhizosfer bambu memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan
menekan patogen tanaman. Sifat biologi tanah rhizosfer bambu yang berkaitan
meliputi: tingginya total bakteri dan mikrob fungsional (bakteri kitinolitik, bakteri
penambat N2), tingginya IAA total tanah dan jumlah mikrob antibiosis (Susanti,
2015).
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berencana untuk melakukan
penelitian untuk mendapatkan isolate Trichoderma sp lokal yang mampu
menekan perkembangan penyakit Antraknosa (Patek) pada tanaman cabai dan
mengidentifikasinya.
2
1.2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan untuk menemukan isolate Trichoderma sp
rizosfer bambu yang mampu menekan perkembangan penyakit antraknosa pada
tanaman cabai (C. annum, L) varietas lokal jusiber.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1) Serangan antraknosa pada tanaman cabai
2) Banyaknya cendawan antagonis di lapangan yang belum dimanfaatkan
secara maksimal
3) Kurangnya pengetahuan petani tentang eksplorasi cendawan antagonis
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Eksplorasi Tricoderma sp rizosfer bambu dari 3 (tiga) lokasi di
Sumatera Utara.
2) Untuk mendapatkan 3 (tiga) isolate Trichoderma sp yang mampu
menekan perkembangan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh
jamur pathogen Colletotrichum sp.
3) Uji antagonis Trichoderma sp terhadap penyakit Antraknosa yang
disebabkan oleh Colletotrichum sp.
1.5. Target Luaran
Target Luaran dari penelitian ini adalah :
1) Jurnal Ilmiah Nasional Tidak Terakrediasi (Published)
3
1.6. Rencana Target Capaian Tahunan
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1) TS+1 TS+2
1
Artikel Ilmiah
dimuat di
Jurnal2)
Internasional
bereputasi
Draf √
Nasional
Terakreditasi
submitted, √
Nasional Tidak
Terakreditasi
published √
2
Artikel ilmiah
dimuat di
Prosiding3)
Internasional
Terindeks
Nasional Draf √
Internasional
3
Invited
speaker dalam
temu ilmiah4)
Internasional
Nasional
4 Visiting
Lecturer5)
Internasional
5 Hak Kekayaan
Intelektual
(HKI)6)
Paten
Paten Sederhana
Hak Cipta
Merek dagang
Rahasia dagang
Desain Produk
Industri
Indikasi
Geografis
Perlindungan
Varietas Tanaman
Perlindungan
Topografi Sirkuit
Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7)
7 Model/Purwarupa/Desain/Karya
Seni/Rekayasa Sosial8)
8 Buku Ajar (ISBN)9)
9 Tingkat Kesiapan Teknologi
(TKT)10)
TKT-1 √
1) TS = Tahun sekarang (tahun pertama penelitian)
2) Isi dengan tidak ada, draf, submitted, reviewed, accepted, atau published
3) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
4) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
5) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
6) Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau granted
7) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
8) Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
9) Isi dengan tidak ada, draf, atau proses editing, atau sudah terbit
10) Isi dengan skala 1-9 dengan mengacu pada Lampiran A
4
1.7. Roadmap Penelitian
PENELITIAN
TAHUN KE-1
- Eksplorasi cendawan Antagonis
Trichoderma sp
- Eksplorasi cendawan pathogen
Colletotrichum sp
PENELITIAN
TAHUN KE-2 - Uji efektifitas Cendawan Trichoderma
sp terhadap viabilitas benih cabai
lokal (jusiber) dengan media tanam
termodifikasi.
PENELITIAN
TAHUN KE-3-4
- Uji efektifitas benih cabai
termodifikasi Trichoderma sp dan
di lapangan terhadap
pertumbuhan vegetatif dan
generatif.
Luaran :
- Isolate cendawan antagonis
Trichoderma sp yang memiliki
kemampuan menekan perkembangan
cendawan pathogen Colletotrichum
sp penyebab penyakit Antraksnosa
pada buah cabai
Luaran :
- Benih tanaman termodifikasi
Trichoderma sp
Luaran :
- Cabai tahan Antraknosa
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Cabai (Capsicum annum, L).
Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 1,075 juta
ton. Dengan rata-rata hasil 8,35 ton/ha. Dibandingkan tahun 2013, terjadi
kenaikan produksi sebesar 61,73 ribu ton (6,09 persen). Kenaikan ini disebabkan
oleh kenaikan produktivitas sebesar 0,19 ton per hektar (2,33 persen) dan
peningkatan luas panen sebesar 4,62 ribu hektar (3,73 persen) dibandingkan tahun
2013. Sumatera Utara merupakan provinsi penghasil cabai terbesar di luar pulau
Jawa dengan produksi sebesar 147.810 ton atau sekitar 13,75 persen dari total
produksi cabai besar nasional, diikuti oleh Sumatera Barat (Direktorat Jenderal
Hortikultura, 2015).
Cabai merah (Capsicum annuum, L) merupakan salah satu komoditas
sayuran unggulan yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Hal ini disebabkan nilai ekonomi cabai
merah yang menjanjikan dan dapat beradaptasi luas. Nilai ekonomi komoditas
cabai merah tercermin dari luas areal tanam tersebut yang menempati urutan
pertamadi antara komoditas sayuran lainnya seperti bawang merah, kentang,
tomat atau kacang panjang (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
2015).
Sampai saat ini penggunaan varietas tahan untuk pengendalian OPT cabai
masih terbatas. Hasil survey yang dilakukan di Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Jawa
Timur, dan Bali pada musim kemarau, kemarau basah dan musim penghujan
menempatkan trips (Thrips parvispinus), tungau (Polyphagotarsonemus latus),
ulat buah (Helicoverpa armigera), lalat buah (Bactrocera sp.), antraknos
(Colletotrichum spp.), hawar daun (Phytophthora sp), dan layu bakteri (Ralstonia
solanacearum) sebagai OPT penting pada tanaman cabai merah dan cabai rawit.
Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh OPT tersebut mencapai 25–100%
(Setiawati et al. 2013).
Cabai merah mempunyai daya adaptasi yang ukup luas, oleh karena itu
tanaman ini umumnya dapat dibudidayakan hampir di seluruh wilayah Indonesia
termasuk Provinsi Aceh. Cabai merah cocok ditanam pada dataran rendah
6
maupun di dataran tinggi sampai ketinggian 1.400 mdpl. Suhu yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman cabai 25º - 27º pada siang hari dan 18º - 20ºC pada malam
hari. Pembungaan tanaman cabai merah tidak banyak dipengaruhi oleh panjang
hari. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan cabai merah adalah sekitar 600
mdpl – 1,200 mdpl (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh, 2016).
Cabai mengandung capsaicin yang berfungsi untuk menstimulasi detektor
panas dalam kelenjar hypothalmus sehingga mengakibatkan perasaan tetap sejuk
walaupun di udara yang panas. Penelitian lain menunjukkan bahwa capsaicin
dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan bronchoconstriction
yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya. Hal ini berarti cabai sangat
baik bagi penderita asma dan hipersensitif udara. Capsaicin juga dipergunakan
dalam pembuatan krim obat gosok antirematik maupun dalam bentuk Koyo
Cabai. Penggunaan capsaicin dikalangan pecinta burung ocehan konon dapat
membantu merangsang burung-burung ocehan lebih aktif mengoceh. Selain
capsaicin, cabai pun mengandung zat mucokinetik. Zat ini dikenal sebagai zat
yang mampu mengatur, mengurangi, atau mengeluarkan lendir dari paru-paru.
Oleh karena itu, cabai sangat membantu penderita bronchitis, masuk angin,
influenza, sinusitus dan asma dalam pengeluaran lendir (Kahana, 2009).
2.2. Penyakit Antraknosa pada buah Cabai
Antraknosa merupakan penyakit penting dan menjadi factor pembatas
dalam produksi tanaman Cabai. Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan Jamur
Colletotrichum sp dan Colletotrichum acutatum yang dapat menimbulkan
kerugian hasil panen. Menurut Widodo (2007), terdapat 11 hama dan penyakit
yang menyerang pertanaman cabai di Indonesia. Diketahui bahwa serangan
penyakit Antraknosa di Indonesia menempati urutan kedua setelah tungau.
Penyakit Antraknosa pada cabai disebabkan oleh enam spesies
Colletotrichum yaitu ; C. gloesporioides, C. capsici, C. dematicum, C. coccode, C.
acutatum dan Glomerella cingulate (Park and Kim. 1992).
Berdasarkan laporan Badan Penelitian Hortikultura Lembang dalam
Hariati (2007), kehilangan hasil pada pertanaman cabai akibat serangan
antraknosa dapat mencapai 50-100% pada musim hujan. Sementara berdasarkan
7
Widodo (2007), kehilangan hasil produktivitas cabai sekitar 10-80% di musim
hujan dan 20-35% di musim kemarau.
Infeksi akibat dari transplantasi tanaman mampu menyebarkan penyakit
dari pembibitan ke lapangan, dimana gejala yang ditunjukkan seperti susunan
daun yang tidak beraturan dengan bintik hitam, busuk mahkota, dan busuk buah
(Howard, et, al. 1992).
Pada tahap awal infeksi konidia Colletotrichum yang berada dipermukaan
kulit buah cabai merah akan berkecambah dan membentuk tabung
perkecambahan. Setelah tabung perkecambahan berpenetrasi ke lapisan epidermis
kulit buah cabai merah maka
akan terbentuk jaringan hifa. Kemudian hifa intra dan interseluler menyebar ke
seluruh jaringan dari buah cabai merah (Photita, et al., 2005) Cendawan ini juga
dapat hidup di berbagai ketinggian, sehingga cendawan ini bisa menyerang cabai
yang ditanam di dataran rendah hingga tinggi (Zahara dan Harahap, 2007)
2.3. Cendawan antagonis Trichoderma sp
Mekanisme pengendalian Trichoderma spp. terhadap jamur pathogen
tumbuhan yaitu dengan kompetisi terhadap tempat tumbuh dan nutrisi,
antibiosis, dan parasitisme. Antibiosis mempunyai peran penting dalam proses
pengendalian dan hampir selalu terkait dengan mekanisme lain yaitu kompetisi
dan mikoparasitisme. Satu mekanisme penghambatan yang dimiliki Trichoderma
spp. tidak dapat bekerja sendiri untuk menghasilkan penghambatan yang
signifikan. Konsep pengendalian penyakit dengan agen hayati akan berhasil jika
terdapat keseimbangan antara faktor suhu, pH, dan kelembaban yang optimum
(Berlian, et. Al. 2013).
Trichoderma harzianum merupakan kapang tanah yang bersifat saprofit
yang dikenal sebagai agen biokontrol antagonis yang efektif terhadap sejumlah
kapang fitopatogen (Gveroska & Jugoslav, 2011) seperti Fusarium sp (Hartal et
al., 2010), Phytophthora sp, dan Botrytis sp (Freeman et al., 2004). Sebagian
strain of Trichoderma merupakan organisme strong opportunistic invader,
pertumbuhannya cepat, dan penghasil antibiotik (Woo et al., 2008). Beberapa
penelitian melaporkan bahwa aktivitas antagonistik Trichoderma dihasilkan
8
melalui mekanisme yang berbeda, seperti produksi antibiotik, kompetisi untuk
nutrisi dan ruang, serta produksi enzim-enzim hidrolitik (Saragih et al., 2006;
Liswarni et al., 2007).
9
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 - Desember
2018 di Laboratorium Growth Centre – Medan dan di Lapangan.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Eksplorasi Trichoderma sp lokal dari Rizosfer bambu di lapangan
Bahan yang digunakan adalah beras 1,5 kg, Air, beras, gas. Alat yang
digunakan adalah plastic, petridish, kukusan, panci, kompor gas, plastic, cangkul,
kamera dan alat tulis.
3.2.2. Eksplorasi Cendawan Colletotrichum spi secara in vitro.
Bahan yang digunakan adalah cabai yang terserang antraknosa, media
PDA, aquadest, kemicetyne, alcohol, Clorox, sunlight. Alat yang digunakan
adalah petridish, becker glass, Jarum ose, cork borer, pengaduk, timbangan
analitic, kertas stensil, cling wrap, aluminium foil, incubator, kompor, gas, panic,
autoclave, kapas, kamera dan alat tulis.
3.2.2. Uji Antagonis Trichoderma sp dengan Patogen Antraknosa
Bahan yang digunakan cendawan Trichoderma sp, cendawan
Colletotrichum sp, aquadest, alcohol, sunlight, Clorox. Alat yang digunakan
adalah petridish, becker glass, Jarum ose, cork borer, pengaduk, timbangan
analitic, kertas stensil, cling wrap, aluminium foil, incubator, kompor, gas, panic,
autoclave, kapas, kamera dan alat tulis.
3.3. Metode
3.3.1. Eksplorasi Trichoderma sp lokal dari rizosfer bambu di lapangan
Eksplorasi Trichoderma sp lokal dari rizosfer bambu dilakukan dengan
cara pemerangkapan/umpan (baiting method) di 3 (tiga) lokasi yaitu di kabupaten
Deli Serdang, Kabupaten Asahan dan kabupaten Pakpak yang berada di Provinsi
10
Sumatera Utara dengan beda ketinggian. Eksplorasi ini bertujuan untuk
mendapatkan isolate terbaik dari 3 (tiga) lokasi tersebut.
Persiapan media perangkap cendawan Trichoderma sp
Untuk setiap lokasi menggunakan 500 gr beras dicuci bersih, setelah air
mendidih masukkan beras dan biarkan selama 5 menit. Angkat beras dan tiriskan.
Kemudian dikukus selama 30 menit.lalu didinginkan, setelah itu masukkan ke
dalam plastic ukuran ¼ kg dan pada salah satu sisi dilubangi dengan tusuk gigi.
Gali lubang sedalam 20 cm jarak dari tanaman bambu 5 - 10 cm. Setelah
itu masukkan media yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan sisi yang diberi
lubang letak dibagian bawah secara mendatar. Tutup dengan potongan bambu,
kemudian ditutup kembali dengan plastik dengan rapat. Setelah 4 hari media
perangkap Trichoderma sp dibongkar dan didiamkan selama 1 minggu dengan
suhu ruang. Setelah itu cendawan Trichoderma sp yang terperangkap dibawa ke
Laboratorium untuk dilakukan pemurnian dengan metode monospora.
3.3.2. Isolasi cendawan Colletotrichum sp penyebab penyakit Antraknosa
Cendawan Colletotrichum sp diisolasi dari bagian buah cabai varietas
lokal yang terserang antraknosa. Sampel dipotong ( 1 x 1 x 1 ) cm direndam
Clorox 2,5% selama 1 menit dan ditumbuhkan di media PDA dengan kemicytine
50 mg/L. kemudian diinkubasi pada suhu 27ºC. Colletotrichum dimurnikan
dengan metode monospora sama seperti pemurnian isolate Trichoderma sp.
3.3.3. Uji antagonis Trichoderma sp terhadap Colletotrichum sp secara in vitro
Uji antagonis dilakukan dengan dua metode yaitu Metode Dual Culture
dan Slide Culture. Metode dual culture dengan menempatkan potongan dari
Trichoderma dan Colletotrichum sp berumur 7 hari setelah inokulasi dengan
menggunakan cork borer yang berdiameter 5 mm, pada media PDA dalam satu
petridish berdiameter 9 cm dengan jarak 3 cm berdampingan. Kemudian
diinkubasi pada suhu 27ºC. selama 7 hari. Sedangkan sebagai control hanya
ditanam 1 jenis cendawan Colletotrichum sp, Kemudian dilakukan pengamatan
11
pertumbuhan radial koloni. Persentase penghambat pertumbuhan ditentukan
berdasarkan persamaan :
Keterangan :
P : Persentase penghambatan
R1 : jari-jari koloni Colletotrichum sp yang tumbuh berlawanan dengan
Trichoderma
R2 : jari-jari koloni Colletotrichum sp yang tumbuh kearah Trichoderma
(Seema & Devaki, 2012)
3 cm
Θ = 9 cm
Gambar : metode dual culture
Metode slide culture ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme
mikoparasit Trichoderma terhadap Colletotrichum sp. Pelaksanaannya sebelum
menuangkan media PDA, bagian tengah petri diberi slide glass. Pada sisi yang
kosong dituang media PDA dan sebagai tempat cendawan Trichoderma dan
Collettotrichum sp dengan jarak antara kedua cendawan tersebut 3 cm. kemudian
diinkubasi selama 7 hari pada suhu 25ºC. Diamati kontak kedua hifa secara
mikroskopis.
C T
T = Inokulum Trichoderma
C = Inokulum Colletotrichum
sp
R1 – R2
P (%) = ---------- x 100%
R1
12
Slide glass
Ket :
T = Trichoderma
C = Colletotrichum
Uji Mikroskopis juga dilakukan untuk masing-masing cendawan Trichoderma sp
dan Colletotrichum sp. Petridish bagian dasarnya dilapisi tissue dan diberi air
supaya lembab. Kemudian di atas tissue diberi penyangga berupa stick sebanyak 2
buah. Di atas stick tersebut diletakkan slide glass. Setelah itu diatas slide glass
diletakan potong inokulan dengan menggunakan cork borer dari masing-masing
cendawan antagonis dan pathogen. Diinkubasi selama 7 hari pada suhu 27ºC.
Inokulan
tissue
stick
slide glass
3.4. Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang dilakukan pada uji in vitro adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali
ulangan, sehingga terdapat 27 unit percobaan. Pengaruh interaksi antara kedua
actor diamati selama 7 (tujuh) hari setelah inokulasi. Data yang diperoleh
dianalisis dengan Microsoft Office Excel 2007 dan dengan analisis sidik ragam
menggunakan program Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.3. Perlakuan
yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji Duncan dengan taraf α = 0,05
(Mattjik & Sumertajaya 2006).
T C
T C
13
3.5. Rencana Pelaksanaan Penelitian
Trichoderma
sp rizosfer
Eksplorasi Trichoderma sp dari rizosfer bambu di
lapangan.
Isolasi Colletotrichum sp dari buah cabai
Persiapan media
(baiting method)
Pemurnian
cendawan
Uji antagonis Trichoderma sp
terhadap Colletotrichum sp
Uji Dual Culture
Uji Slide culture
Uji Mikroskopis
Uji mikoparasit
Trichoderma sp dari 3
(tiga) lokasi dengan
berbeda ketinggian.
14
BAB IV. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
4.1.1. Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor Honor /
Jam (Rp.)
Waktu (Jam /
Minggu) Minggu
Honor Pelaksanaan (Per bulan ke - )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ketua 5.000 15 48 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000
Anggota 5.000 15 48 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000
600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000
Sub Total (Rp.) Rp. 7.200.000,-
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp.) Harga Seluruh Pemakaian
dalam 1 tahun (Rp).
Alkohol 96% Uji Antagonis 5 liter 40.000,- 200.000,-
Aquadest Uji Antagonis 50 liter 8.000,- 400.000,-
Kemicityne Uji Antagonis 5 strip 11.000,- 55.000,-
Media PDA Uji Antagonis 1 paket (500 gr) 1.500.000,- 1.500.000,-
Methylene Blue Uji Mirkoskopis 2 paket 50.000,- 100.000,-
Cling wrap Uji antagonis 3 gulung 35.000,- 105.000,-
Aluminium Foil Sterilisasi 3 gulung 30.000,- 90.000,-
Sunlight Sterilisasi 1 liter 25.000,- 25.000,-
Kapas Sterilisasi 1 gulung besar 20.000,- 20.000,-
Kertas HVS A4 Penyusunan Laporan 2 rim 50.000,- 100.000,-
Kertas HVS F4 Penyusunan Laporan 2 rim 50.000,- 100.000,-
Log book Pencatatan data 2 buah 25.000,- 50.000,-
Alat tulis Pencatatan data 2 paket 30.000,- 60.000,-
15
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp.) Harga Seluruh Pemakaian
dalam 1 tahun (Rp).
Spidol Permanen Pencatatan data 1 kotak 60.000,- 60.000,-
Penjepit kertas besar Penyusunan laporan 2 buah 15.000,- 15.000,-
Kertas folio Penyusunan laporan 1 paket 50.000,- 50.000,-
Kertas Foto Penyusunan laporan 2 paket 30.000,- 60.000,-
Selotip kecil Penyusunan laporan 3 buah 10.000,- 30.000,-
Selotip besar Penyusunan laporan 2 buah 15.000,- 30.000,-
Amplop besar Penyusunan laporan 2 paket 9.000,- 18.000,-
Amplop kecil Penyusunan laporan 1 paket 5.000,- 5.000,-
Dokumen keeper Penyusunan laporan 5 unit 50.000,- 250.000,-
Map plastic Penyusunan laporan 1 paket 50.000,- 50.000,-
Map kertas Penyusunan laporan 1 paket 20.000,- 20.000,-
Plastik ukuran ¼ kg Eksplorasi Trichoderma sp ½ kg 30.000,- 15.000,-
Materai Penyusunan laporan 10 bh 6.000,- 60.000,-
Label nama Uji Antagonis 1 paket 10.000,- 10.000,-
Sub Total (Rp.) Rp. 3.478.000,-
3. Peralatan Penunjang
4. Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Harga Seluruh Pemakaian
dalam Tahun (Rp).
Petridish Uji antagonis 100 bh 22.000,- 2.200.000,-
Tabung reaksi Pengawetan isolat 20 bh 8.000,- 160.000,-
Cover glass dan objek glass Uji mikroskopis 1 paket 80.000,- 80.000,-
Panci ukuran 5 liter Pembuatan media perangkap 1 unit 100.000,- 100.000,-
Gelas ukur Uji Antagonis 2 unit 100.000,- 200.000,-
Sprayer Uji antagonis 1 unit 20.000,- 20.000,-
Buku literature Penyusunan laporan 5 buah 80.000,- 400.000,-
Browsing internet Penyusunan laporan 12 bulan 50.000,- 600.000,-
Fee laboratorium Uji antagonis 6 bulan 300.000,- 1.800.000,-
Sub Total (Rp.) Rp. 5.560.000,-
16
4. Perjalanan
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Harga Seluruh Pemakaian dalam Tahun (Rp).
Perjalanan ke Pakpak
Barat
Eksplorasi jamur Trichoderma
sp
6 hari 175.000,- 1.050.000,-
Medan Deli Serdang Eksplorasi jamur Trichoderma
sp
2 kali 50.000,- 100.000,-
Medan Bandar Pulau Eksplorasi jamur Trichoderma
sp
6 hari 100.000,- 600.000,-
Sub Total (Rp.) Rp. 1.750.000,-
5. Lain-lain
Kegiatan Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Harga Seluruh Pemakaian dalam Tahun (Rp).
Publikasi Jurnal Ilmiah Nasional 1 jurnal 500.000,- 500.000,-
Sub Total (Rp.) Rp. 500.000,- TOTAL AGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUHNYA (Rp). Rp. 18.495.000,-
4.1.2. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Pemula
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan
1 Honor 7.200.000,-
2 Bahan habis pakai 3.478.000,-
3 Peralatan Penunjang 5.560.000,-
4 Perjalanan 1.750.000,-
5 Lain-lain 500.000,-
Jumlah 18.488.000,-
17
4.2. Jadwal Penelitian
NO Jenis Kegiatan Bulan Pelaksanaan (ke-)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal Lengkap √ √ √ √
2 Eksplorasi Trichoderma sp antagonis √ √
3 Eksplorasi Colletotrichum sp √ √
4 Pemurnian Isolat Trichoderma sp √ √
5 Pemurnian Isolat Trichoderma sp √ √
6 Uji Antagonis √ √ √ √
7 Uji Mikoparasit √ √ √ √
8 Uji Mikroskopis √ √ √ √
9 Penyusunan Lapoan √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Pembuatan Jurnal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Publikasi jurnal √ √
18
DAFTAR PUSTAKA
Berlian, I., Setyawan B dan Hadi, H. 2013. Mekanisme Antagonisme
Trichoderma spp terhadap beberapa pathogen tular tanah. Warta Perkaretan
2013, 32 (2), 74-82.
Direktorat jendral Hortikultura. 2015. Statistic Produksi Hortikultura tahun 2014.
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Hortikultura. Jakarta.
Freeman, S., Minz, D., Kolesnik, I., Barbul, O., Zveibil, A., Mayon, M., Nitzani,
Y., Kirshner, RavDavid, D., Bilu, A., Dag, A., Shafir, S., & Elad, Y. (2003).
Trichoderma Biocontrol of Colletotrichum acutatum and Botrytis cinerea
and Survival in Strawberry. Journal of Plant Pathology (110): 361-370.
Gveroska, B. & Ziberoski, J. (2011). Trichoderma harzianum as a biocontrol
agent against Alternaria alternata on tobaco. Journal Technologies &
Innovations (7) : 67-76
Hariati, N. 2007. Analisis Keanekaragaman 23 Genotipe Cabai (Capsicum sp.)
Berdasarkan Penampakan Fenotipik serta Ketahanannya Terhadap Penyakit
Antraknosa (Colletotrichum sp). Skripsi. Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Fakultas Pertanian. IPB. 53 hal.
Hartal., Misnawati., & Indah. B., (2010). Efektifitas Trichoderma sp. dan
Gliocladium sp. dalam Pengendalian Layu Fusarium Pada Tanaman Krisan.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian (1) : 7-12.
Hidayat, I. M., I. Sulastrini, Y. Kusandriani dan A. H. Permadi. 2004. Lesio
sebagai komponen tanggap buah 20 galur dan atau varietas cabai terhadap
inokulasi Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. J.
Hort. 14 (3) : 161-162.
Howard, C. M., Maas, J. L., Chandler, C. K., and Albregts, E. E. 1992.
Anthracnose of strawberry caused by the Colletotrichum complex in
Florida. Plant Dis. 76:976-981.
Kahana, B.P. 2008. Strategi Pengembangan Agribisnis Cabai Merah di Kawasan
Agropolitan Kabupaten Malang. Universitas Diponegoro. Semarang
Liswarni, Y., Rifai, F., & Fitriani. (2007). Efektivitas beberapa spesies
Trichoderma untuk mengendalikan penyakit layu pada tomat, yang
disebabkan oleh Fusarium oxysporum. J. Litbang Pertanian (1) : 39-42.
Mattjik AA, Sumertajaya M. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS
dan Minitab. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
19
Murkalina. 2010. Uji Antagonis Trichoderma harzianum Terhadap Fusarium spp.
Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Cabai (Capsicum annum) Secara In
Vitro. Jurnal Fitomedika. Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Tanjungpura.
Vol. 7, no. 2, Desember 2010: 80 – 85
Park, KS and Kim CH. 1992. Identification, Distribution and Etiology
Characteristic of Anthracnose Fungi of Red Pepperin Korea. Korean J.
Plant Pathology P. 61-69.
Photita, W., Taylor, P.W.J., Ford, R., Lumyong, P. McKenzie, H.C. and Hyde,
K.D. 2005. Morphological and molecular characterization of
Colletotrichum species from herbaceous plants in Thailand. Fungal Divers.
18, 117 -133.
Saragih, Y.S., Silalahi, F.H., & Marpaung, A.E. (2006). Uji resistensi beberapa
kultivar markisa asam terhadap layu Fusarium. Jurnal Hortikultura. (4) :
321-326
Seema, M. & Devaki, N.S. (2012). In Vitro Evaluation of Biological Control
Agent Against Rhizoctonia solani. Journal of Agricultural Technology
(8):233-240.
Setiawati, W, Sumarni, N, Koesandriani, Hasyim, Y, Uhan, ATS, & Sutarya, R
2013, Penerapan teknologi pengendalian hama terpadu pada tanaman cabai
merah untuk mitigasi dampak perubahan iklim, J. Hort., Vol. 23, No. 2,
Hlm. 174-183.
Susanti, W.I. 2015. KAJIAN SIFAT KIMIA DAN BIOLOGI TANAH
RHIZOSFER BAMBU SEBAGAI DISEASE SUPPRESSIVE SOIL. Pasca
Sarjana Institute Pertanian Bogor (IPB).
Widodo. 2007. Status of Chili Antrachnose in Indonesia. p-27. In First
International Symposium and Chili Anthracnose. National Horticultural
Research Institute, Rural Development of Administration. Republic of
Korea. 67
Woo, S.L., Scala, F., Ruocco, M., & Lorito, M. (2006). The Molecular Biology of
the Interactions between Trichoderma spp phytopatogenic fungi and plants.
Phytopatology 96: 181-185
Yuni, P. 2011. Pengaruh Cairan Perasan Beberapa Jenis Daun Terhadap
Pertumbuhan Cendawan Endofit Trichoderma Asal Kakao. Skripsi Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian Unsyiah. Banda Aceh.
Zahara, H. dan L. H. Harahap 2007. Identifikasi jenis cendawan pada tanaman
cabai (Capsicum annuum) pada topografi yang berbeda. Telah
Diseminarkan Pada Temu Teknis Pejabat Fungsional Non Peneliti. Bogor,
2122 Agustus 2007. Page 1-8.
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pelaksana serta Pembagian Tugas
No Nama /
NIDN
Instansi
Asal
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/
Minggu)
Uraian Tugas
1. Nurliana,
S.P., M.P.
/01090227303
Universitas
Nahdlatul
Ulama
Budidaya
Pertanian
Organik
15 Jam Bertanggung jawab
penuh mulai awal
penelitian sampai akhir
hingga pelaporan.
Melakukan eksplorasi
Trichoderma sp dari
rizosfer bambu, isolasi
cendawan penyebab
penyakit antraknosa
Colletotrichum sp dari
buah cabai, uji antagonis
Trichoderma sp terhadap
colletotrichum sp, uji
mikoparasit, uji
mikroskopis.
2. Novita
Anggraini,
S.Hut., M.Sc.
/0128118902
Universitas
Nahdlatul
Ulama
Budidaya
Kehutanan
15 Jam Turut serta dalam
kegiatan eksplorasi
Trichoderma sp dari
rizosfer bambu, isolasi
cendawan penyebab
penyakit antraknosa
Colletotrichum sp dari
buah cabai, uji antagonis
Trichoderma sp terhadap
colletotrichum sp, uji
mikoparasit, uji
mikroskopis.
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
Biodata Ketua Pengusul
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nurliana, S.P., M.P
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional
4 NIK
5 NIDN 0109027303
6 Tempat/Tanggal Lahir Marbau Selatan, 9 Pebruari 1973
7 E-mail [email protected]
8 No. HP 081397303776
9 Alamat Kantor Program Studi Budidaya Pertanian (BDP)
UNUSU.
Jl. H. Abdul Manaf Gaperta Ujung
10 No. Telepon/Faksimile 061-80026202
11 Lulusan yang telah dihasilkan -
12 Mata Kuliah yang diampu Dasar-dasar Agronomi
Pengantar Ilmu Pertanian
Sosiologi Pertanian
Bioteknologi Pertanian
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
1 Nama Perguruan Tinggi Universitas Islam
Sumatera Utara
(UISU) Medan
Universitas
Sumatera Utara
(USU)
2 Bidang Ilmu Budidaya
Pertanian (BDP)
Agroekoteknologi
(AET)
3 Tahun Masuk-Lulus 1991-1995 2009-2012
4 Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Pengaruh Zat
Pengatur Tumbuh
Gibberellin
terhadap
Pertumbuhan
Varietas Tanaman
Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis,
L.)
Uji efektifitas
bakteri
Pseudomonas
fluorescens dari
beberapa rizosfer
terhadap penyakit
virus pada tanaman
cabai (Capsicum
annum L.) di
lapangan
5 Nama Pembimbing/promotor
Ir. Dartius, M.S. Ir. Hasmawai
Hasyim, M.S
Dr. Ir. Hasanuddin, M.S.
Dr. Lisnawita, S.P.,
M.Si.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber * Jumlah (Juta
Rp)
1 2017 Teknik Perkembangbiakan
Buni (Antidesma bunius L.
Spreng)
DRPM
Ristekdikti
20
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian
Masyarakat
Pendanaan
Sumber * Jumlah (Juta
Rp)
1 2016 Sosialisasi pelajar SMA dalam
Meningkatkan Motivasi Siswa
Untuk Melanjutkan ke
Perguruan Tinggi
Universitas
Nadhlatul
Ulama
Sumatera
Utara
40
E. Publikasi Ilmiah dalam Jurnal 5 tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Uji efektifitas bakteri
Pseudomonas fluorescens
dari beberapa rizosfer
terhadap penyakit virus pada
tanaman cabai (Capsicum
annum L.) di lapangan
KULTIVAR-
USU
Volume 6. Nomor 1.
Maret 2012
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) 5 tahun terakhir
No Nama Pertemuan
Seminar Ilmiah Judul Waktu/Tempat
1
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1
H. Karya HKI dalam 10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial dalam 10
Tahun Terakhir
No Judul/Tema
/Jenis Rekayasa Sosial
lainnya yang telah
diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau
Institusi Lainnya.
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.
Medan, 26 Mei 2017
Pengusul
Nurliana, S.P., M.P. NIDN : 0109027303
Anggota Pengusul 1
A. Identitas diri
1 Nama Lengkap Novita Anggraini, S.Hut, M.Sc.
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional -
4 NIK -
5 NIDN 0128118902
6 Tempat/Tanggal Lahir Medan, 28 November 1989
7 E-mail [email protected]
8 No. HP 081362955010
9 Alamat Kantor Program Studi Budidaya Pertanian (BDP)
UNUSU.
Jl. H. Abdul Manaf Gaperta Ujung
10 No. Telepon/Faksimile 061-80026202
11 Lulusan yang telah dihasilkan -
12 Mata Kuliah yang diampu Kewirausahaan
Pengantar Ilmu Pertanian
Bahasa Inggris
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
1 Nama Perguruan Tinggi Universitas
Sumatera
Utara (USU)
Medan
Universitas Gadjah
Mada (UGM)
2 Bidang Ilmu Budidaya
Hutan
Silvikultur
3 Tahun Masuk-Lulus 2007-2011 2012-2015
4 Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Induksi akar
dan tunas
pada stek buni
(Antidesma
bunius L.
Spreng)
menggunakan
NAA dan
Rootone F
Pengaruh cekaman
kekeringan terhadap
pertumbuhan dan
fisiologis bibit Black
Locust (Robinia
pseudoacacia)
5 Nama
Pembimbing/promotor
Nelly Anna,
S.Hut., M.Si.
Dr. Ir. Edy
Batara Mulya
Siregar, M.S
Dr. Ir. Eny Faridah,
M.Sc.,
Ir. Sapto Indrioko, S.
Hut, M.P.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber * Jumlah (Juta
Rp)
1 2017 Teknik Perkembangbiakan
Buni (Antidesma bunius L.
Spreng)
DRPM
Ristekdikti
20
2 2017 Sistem Pakar Identifikasi
Defisiensi Unsur Hara Pada
Tanaman Kopi Menggunakan
Metode Certainty Factor
Berbasis Web
DRPM
Ristekdikti
16,5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian
Masyarakat
Pendanaan
Sumber * Jumlah (Juta
Rp)
1 2016 Sosialisasi pelajar SMA dalam
Meningkatkan Motivasi Siswa
Untuk Melanjutkan ke
Perguruan Tinggi
Universitas
Nadhlatul
Ulama
Sumatera
Utara
40
E. Publikasi Ilmiah dalam Jurnal 5 tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Pengaruh cekaman
kekeringan terhadap
pertumbuhan dan fisiologis
bibit Black Locust (Robinia
pseudoacacia)
Jurnal Ilmu
Kehutanan (JIK)
UGM
Volume 9/1/ Januari-
Maret 2015
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) 5 tahun terakhir
No Nama Pertemuan
Seminar Ilmiah Judul Waktu/Tempat
1
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1
H. Karya HKI dalam 10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosiyal dalam 10
Tahun Terakhir
No Judul/Tema
/Jenis Rekayasa Sosial
lainnya yang telah
diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau
Institusi Lainnya.
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.
Medan, 26 Mei 2017
Anggota Pengusul
Novita Anggraini, S.Hut., M.Sc.
NIDN : 0128118902