vaccum frying
TRANSCRIPT
Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Teknologi Pengolahan Hasil Palmae
TEKNOLOGI VACUUM FRYING
Oleh :
Dwi Wahyu K. A1D005001
Messyani Putri F. A1D005010
Skolastika Rayarani A1D005012
Hilarius Ardi Putranto A1D005013
Samsudin A1D005032
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2008
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara tropis yang dikenal memiliki keanekaragaman
tanaman termasuk keanekaragaman jenis buah-buahan yang tumbuh di Indonesia.
Misalnya buah-buah yang dihasilkan di Indonesia, seperti nanas, apel, mangga, nangka,
salak dan juga buah-buahan yang lainnya. Pemanfaatan buah-buahan yang ada di
Indonesia boleh dikatakan kurang optimal. Para pengusaha yang bergerak dibidang
agrobisnis cenderung menjual buah-buahan tanpa adanya pertimbangan untuk
melakukan usaha pengolahan lebih lanjut menjadi sebuah produk makanan olahan,
misalnya dengan mengolahnya menjadi keripik atau produk olahan lain. Padahal dengan
melakukan sedikit pengolahan buah-buahan segar menjadi produk makanan seperti
keripik, kita dapat memperoleh banyak keuntungan diantaranya produk menjadi lebih
tahan lama dan harganya lebih mahal. Keuntungan ini dapat diperoleh apabila kita
melakukan proses penggorengan terhadap buah tersebut. Tentunya dengan beberapa
perlakuan tertentu terlebih dahulu.
Pembuatan keripik dapat dilakukan dengan proses penggorengan yang
memerlukan medium minyak goreng sebagai medium pemanas dan unsur ingredient
produk akhir. Minyak merupakan salah satu bahan yang sangat penting untuk proses
penggorengan. Penggorengan adalah suatu proses pemasakan dengan menggunakan
minyak panas untuk mengurangi kadar air bahan serta mengubah sifat atau eating quality
suatu bahan.
Menggoreng merupakan suatu metode proses menggunakan panas yang
berbeda dengan proses menggunakan panas yang lain dengan mengikuti beberapa
prinsip penggorengan, diantaranya:
a. Proses pemasakan selesai dalam waktu yang relatif singkat karena perbedaan
suhu yang besar antara sumber panas (minyak goreng) dengan makanan serta
ukuran makanan yang dimasak relatif kecil.
b. Produk yang digoreng mempunyai karakteristik yaitu derajat kerenyahan pada
permukaan lebih besar dibanding proses pemasakan yang lain.
c. Media pemindahan panas (minyak goreng) mengalami perubahan komposisi
selama pemasakan.
d. Terdapat masalah-masalah mekanis yang khas yang terlibat dalam operasi
penggorengan komersial.
Peristiwa yang terjadi selama penggorengan, yaitu: (1) air yang terdapat di
permukaan dan dalam bahan berubah menjadi uap, (2) suhu minyak goreng menurun
akibat penambahan bahan pangan, sementara itu terjadi penambahan panas yang
berasal dari sumber panas, (3) suhu tinggi mendorong terjadinya reaksi antara komponen
bahan pangan, (4) terjadi dehidrasi permukaan dan penyerapan minyak terutama bagian
permukaan yang menghasilkan rasa dan tekstur makanan yang disukai.
Sistem penggorengan yang biasa kita kenal adalah sistem penggorengan
dengan tekanan atmosfer dan tekanan vacuum. Penggorengan untuk bahan yang
memiliki kadar air yang tinggi seperti buah dan sayur menggunakan sistem
penggorengan dengan tekanan vaccum dimana suhu yang digunakan untuk proses
penggorengan adalah sekitar 80 - 100°C.
POKOK BAHASAN
Buah-buahan merupakan salah satu produk pertanian yang mudah rusak. Untuk
memperpanjang umur simpan buah-buahan dapat dilakukan dengan pengawetan,
misalnya dengan mengolahnya menjadi keripik buah. Pengolahan pengolahan buah
menjadi keripik buah merupakan salah satu alternatif yang cukup banyak digunakan oleh
industri pada masa sekarang ini. Pembuatan keripik dari buah dapat dilakukan dengan
menggunakan vacuum frying. Penggorengan menggunakan mesin vakum merupakan
salah satu cara untuk menghasilkan makanan yang sehat tanpa mengubah bentuk
aslinya. Penggorengan yang dilakukan dengan tekanan vakum, bahan digoreng pada
kondisi vakum yaitu 70 cmHg dibawah tekanan atmosfer normal, yang menyebabkan
penurunan titik didih minyak dari suhu 110-200oC menjadi 80o-100oC.
A. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat penggoreng vakum yaitu penghilangan air secara cepat dari
permukaan dan bagian dalam bahan pangan dengan pengurangan tekanan pada suhu
penggorengan dibawah titik didih minyak pada kondisi tekanan atmosfer dibawah
normal untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kondisi vakum terjadi melalui
proses penghisapan udara dan uap air dari dalam ruang penggorengan melalui unit
kondensasi oleh pompa vakum. Penghisapan ini dapat mencegah terjadinya kontak
yang intensif antara minyak dengan udara dan uap air dari bahan yang timbul selama
penggorengan sehingga akan mengurangi terjadinya oksidasi dan hidrolisis minyak.
Panas penggorengan yang tidak terlalu tinggi (dibawah suhu normal
penggorengan) dapat menahan terjadinya perubahan warna yang berlebihan,
mengurangi kehilangan flavor dan mencegah kerusakan lebih lanjut nutrisi yang
dikandung oleh bahan yang digoreng dibandingkan dengan penggorengan biasa.
Pengurangan suhu dan tekanan juga mampu mengurangi serapan minyak hingga
sebanyak 42%. Apabila pengemasannya dilakukan dengan baik maka tidak
memerlukan bahan pengawet, sehingga akan dihasilkan suatu produk yang sehat.
B. Komponen Alat
Mesin penggoreng vacuum memiliki beberapa komponen yaitu:
1. Pompa vacuum
Pompa vacuum ini berfungsi untuk menurunkan tekanan udara sekaligus
menghisap udara di dalam ruang penggoreng sehingga tekanan menjadi rendah,
serta untuk menghisap uap air dari bahan.
2. Tabung penggoreng
Tabung ini berfungsi untuk menampung bahan dan minyak goreng yang akan
digunakan untuk proses penggorengan serta mengkondisikan bahan sesuai
tekanan yang diinginkan. Didalam tabung dilengkapi keranjang buah setengah
lingkaran sebagai tempat menampung buah yang akan diproses. Selain itu juga
terdapat pengaduk, sensor pengukur dan pengendali suhu secara otomatis serta
kondensor penyerap panas. Pada pintu tabung penggoreng dibuat jendela kaca
untuk mempermudah melihat poses penggorengan. Daya tampung tabung
adalah sekitar 3-5 kg irisan buah-buahan, atau kapasitas penggorengan sekitar
20 kg/jam dengan minyak sebanyak 40-50 liter.
3. Kondensor
Kondensor terbuat dari suatu lilitan pipa tembaga yang didalamnya dialirkan
cairan refrigerant yang berfungsi untuk mengkondensasi dan menurunkan suhu
uap air dari ruang penggorengan sebelum masuk ke pompa vakum. Kondensor
berfungsi untuk mengembunkan uap air yang dikeluarkan selama penggorengan.
Kondensor ini menggunakan air sebagai pendingin.
4. Unit pemanas
Unit pemanas terdiri dari empat bagian yaitu kompor pemanas, sistem kendali
suhu (thermo controller), solenoid valve dan tabung gas elpiji. Sumber panas
yang digunakan untuk proses penggorengan adalah gas elpiji.
5. Unit pengendali operasi
Unit pengendali ini berfungsi untuk mengaktifkan alat vakum dan unit pemanas.
6. Bagian pengaduk penggorengan
Bagian pengaduk penggorengan berfungsi untuk mengaduk buah yang berada
dalam tabung penggorengan. Bagian ini perlusil yang kuat untuk menjaga
kevakuman tabung.
7. Mesin penggoreng (spinner)
Spinner berfungsi untuk maniriskan kripik setelah dilakukan penggorengan
sehingga kripik yang dihasilkan terbebas dari minyak.
8. Bak penampung air
Alat penggoreng vakum biasanya dilengkapi dengan alat pengering minyak
sentrifugal yang bermanfaat untuk mengeringkan minyak dipermukaan bahan pangan
dengan cepat. Produk diletakkan pada wadah pengering kemudian dibuka sehingga
sisa-sisa minyak goreng menetes keluar wadah dan ditampung dibagian
penampungan.
Berikut ini adalah gambar skema alat penggoreng vaccum (Vaccum frying):
Gambar : Skema Vacuum FryerKeterangan :
1. sumber panas2. tabung penggoreng3. tuas pengaduk4. pengendali suhu5. penampung kondensat6. pengukur vakum7. keranjang penampung
bahan
8. kondensor9. saluran hisap uap air10. water-jet11. pompa air12. saluran air pendingin13. bak air sirkulasi14. kerangka
C. Proses Penggorengan
Minyak merupakan media transfer panas dari sumber panas ke bahan pangan.
Minyak yang biasa digunakan untuk menggoreng adalah minyak nabati, contohnya
yaitu minyak sawit. Minyak ini memiliki karakteristik yang paling baik diantara minyak
nabati yang lain. Minyak sawit memiliki karakteristik asam lemak utama penyusunnya
terdiri atas 35 - 40% asam palmitat, 38 - 40% oleat dan 6 - 10% asam linolenat serta
kandungan mikronutriennya seperti karitenoid, tokoferol, tokotrienol dan fitosterol. Di
samping itu keunggulan minyak sawit sebagai minyak makan adalah tidak perlu
dilakukan parsial hidrogenasi untuk pembuatan margarin dan minyak goreng (deep
frying fat), trans-fatty acid rendah, dan unit cost murah. Klaim produk minyak sawit
sebagai produk sehat telah banyak dilakukan penelitian mendasar, sehingga klaim
unggulannya mempunyai dasar yang kuat. Meskipun minyak sawit mengandung MUFA
(Omega 9) cukup tinggi, kandungan asam lemak jenuhnya (palmitat) juga tinggi yaitu
40%. Namun, asam palmitat yang ada dalam minyak sawit mempunyai nilai positif
karena dapat menurunkan kolesterol LDL.
Selama proses penggorengan terjadi penurunan kualitas minyak. Indikator
penur unan kualitas minyak goreng antara lain, perubahan warna yaitu menjadi lebih
gelap akibat oksidasi, polimerisasi, dan pembentukan senyawa karbonil. Hal ini dapat
mempengaruhi warna produk. Selain itu mutu minyak menurun apabila titik asap
minyaknya rendah, minyak lebih kental (viskus) dan mulai berbuih serta terjadi
peningkatan penyerapan minyak oleh bahan pangan.
Suhu tinggi, tekanan, air, dan kontaminan dapat mempercepat pemecahan
minyak. Trigliserida terhidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol :
C3H5 (OOCR)3 + 3H2O → C3H5(OH)3 + 3HOOCR
Apabila minyak mengalami pemanasan berlebihan, gliserol yang terakumulasi
akibat proses hidrolisis, akan mengalami dekomposisi. Minyak akan mengeluarkan
asap berwarna biru yang bisa menyebabkan iritasi membran mukosa atau selaput
lender. Gliserol mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa aldehid tidak jenuh
disebut acrolein dan air.
Absorbsi minyak selama penggorengan harus minimum. Suhu yang terlalu
rendah dan lama dapat meningkatkan penyerapan minyak. Oleh karena itu minyak
harus dijaga pada suhu optimum selama penggorengan. Molekul-molekul minyak yang
dipanaskan sampai suhu di atas 200 0C bisa menyatu membentuk rantai panjang atau
polimer. Sejalan dengan pemakaian, minyak akan semakin viscous dan semakin
banyak pula minyak yang terserap oleh bahan makanan. Senyawa yang dihasilkan
oleh proses oksidasi atau hidrolisis selama penggorengan cenderung menurunkan
tegangan permukaan antara air dan minyak sehingga mempermudah penetrasi minyak
ke dalam bahan makanan. Rendahnya tegangan permukaan dan meningkatnya
viskositas minyak akan memacu timbulnya buih. Dengan penggorengan vakum
kerusakan minyak dapat ditekan sehingga dihasilkan dengan mutu produk yang
disukai. Kerusakan minyak ini dapat ditekan dengan pengendalian suhu, tekanan, dan
penghilangan uap air yang muncul dari bahan pangan sesegera mungkin.
Berikut ini adalah Tabel perbedaan menggoreng buah dengan penggorengan
biasa (atmosfer) dan penggorengan vakum.
No Indikator pembeda Penggorengan biasa Penggorengan vakum
1. Suhu Suhu tinggi 170-200 0C Suhu rendah 80-1000C
2. Tekanan Normal : 760 mmHg Vakum :± 700 mmHg
3. Waktu penggorengan Relatif singkat : 10-15 mnt Lama : 1 jam
4. Karakteristik produk
akhir
Lembek, gosong Renyah
Dalam pembuatan keripik buah, harus digunakan buah dengan kualitas yang
tinggi, baik dari kualitas fisik maupun kimianya sehingga dapat dihasilkan keripik buah
yang memiliki kualitas yang baik pula. Berikut ini adalah diagram alir pembuatan keripik
buah.
Persiapan Bahan
Pengupasan
Pencucian
Penirisan
Pemotongan
Penggorengan
Masukkan minyak ke tabung .
Periksa kedudukan jarum penyetel suhu pada 85°C-95°C,
Tekan tombol pengendali suhu pada posisi on nyalakan kompor gas
Setelah tercapai suhu yang diset, masukkan bahan dan tutup
Setelah vakum meter menunjukkan angka 700 mmHg,
turunkan keranjang ke dalam minyak dengan memutar tuas pengaduk
Goyanglah tuas setiap 5 menit untuk meratakan pemanasan.
Setelah matang, buih pada tabung penggorengan akan hilang
angkat keripik buah dan tiriskan
Diagram Alir Pembuatan Keripik Buah
D. Pemanfaatan penggorengan vakum
Penggorengan vakum dapat mempertahankan rasa dan aroma bahan serta
mampu mengeringkan bahan dengan baik. Alat ini banyak dimanfaatkan untuk
membuat keripik buah, sayuran dan umbi-umbian. Untuk menentukan kondisi tekanan
dan suhu yang sesuai perlu dilakukan percobaan yang berkaitan dengan sifat sensoris
produk yang dihasilkan dan dengan mempertahankan efisiensi penggorengan. Secara
umum, kondisi tekanan rendah yang baik untuk menggoreng buah dengan penggoreng
vakum adalah 70 cmHg pada suhu 90-100oC. pada kondisi tersebut dihasilkan keripik
buah dengan citarasa khas yang hampir sama dengan kondisi aslinya.
Salah satu permasalahan produk ini yaitu sangat higroskopis sehingga
diperlukan metode pengemasan yang baik. Alternatif lain yaitu dengan melapisi bahan
dengan senyawa tertentu untuk sifat higroskopis produk.salah satu bahan tersebut
yaitu maltodekstrin. Maltodekstrin mampu membentuk lapisan film yang stabil selama
penggorengan dan mampu mengurangi penyerapan uap air oleh produk dari udara.
Lapisan maltodekstrin pada bahan dapat mencegah penyerapan minyak yang terlalu
banyak yang menyebabkan produk sukar kering. Pencegahan penyerapan minyak oleh
maltodekstrin juga memberikan tekstur yang disukai. Penggunaan CaCl2 pada bahan
yang digoreng akan memperbaiki kerenyahan keripik. Penambahan CaCl2 ini
dilakukan dengan cara perendaman
Beberapa keuntungan dari penggorengan vakum antara lain sebagai berikut :
1. Warna, rasa dan aroma tidak banyak mengalami perubahan
2. Kandungan serat tinggi
3. Tahan lama meskipun tidak menggunakan bahan pengawet
4. Produk yang dihasilkan benar-benar kering dengan derajat kerenyahan yang tinggi
5. Susut nilai gizi kecil
6. Suhunya tidak terlalu tinggi, sehingga penetrasi panas ke bahan berjalan lambat
yang berakibat produk menjadi kering sempurna dan merata tanpa membentuk
kerak dan nilai susut gizi dapat diperkecil.
7. Dapat meningkatkan niai ekonomis dari bahan yang digoreng.
Tetapi meskipun memiliki banyak keunggulan dan kelebihan, penggorengan
dengan tekanan vacuum memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
1. Harganya yang mahal, sekitar 20 juta sampai 40 juta.
2. Waktu penggorengan lama, kurang lebih 1 jam.
3. Kurang efisien bila digunakan mesin vacuum skala lab karena kapasitasnya yang
kecil.
KESIMPULAN
1. Prinsip kerja alat penggoreng vakum yaitu penghilangan air secara cepat dari
permukaan dan bagian dalam bahan pangan dengan npengurangan tekanan pada
suhu penggorengan dibawah titik didih minyak pada kondisi tekanan atmosfer
dibawah normal untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kondisi vakum terjadi
melalui proses penghisapan udara dan uap air dari dalam ruang penggorengan
melalui unit kondensasi oleh pompa vakum. Penghisapan ini dapat mencegah
terjadinya kontak yang intensif antara minyak dengan udara dan uap air dari bahan
yang timbul selama penggorengan sehingga akan mengurangi terjadinya oksidasi
dan hidrolisis minyak.
2. Komponen penggoreng vakum antara lain : pompa vakum, tabung
penggoreng,kondensor, unit pemanas, unit pengendali operasi, bagian pengaduk
penggorengan, mesin penggoreng (spinner), mesin penggoreng (spinner), bak
penampung air.
3. Keuntungan dari alat penggoreng vaccum antara lain; warna, rasa, dan aroma tidak
banyak mengalami perubahan, kandungan serat tinggi, tahan lama meskipun tidak
menggunakan bahan pengawet, produk yang dihasilkan benar-benar kering dengan
derajat kerenyahan yang tinggi, susut nilai gizi keci.
4. Kelemahan dari alat penggoreng vaccum antara lain; harganya yang mahal, sekitar
20 juta sampai 40 juta, waktu penggorengan lama, kurang lebih 1 jam, kurang efisien
bila digunakan mesin vacuum skala lab karena kapasitasnya yang kecil.
REKOMENDASI
1. Bahan yang digunakan untuk dijadikan keripik buah adalah bahan yang memiliki sifat
fisik yang baik dan kematangan yang optimal, tidak terlalu lunak dan tidak terlalu
keras karena hal tersebut dapat mempengaruhi produk hasil penggorengan.
2. Pengontrolan suhu penggorengan harus selalu diperhatikan untuk menjaga kualitas
produk akhir.
3. Untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan melalui penggorengan vakum, maka
faktor pengemasan penting untuk diperhatikan.
4. Perlu dilakukan perlakuan perendaman (soaking) dan penyalutan (coating) bahan
sebelum penggorengan untuk mendapatkan produk akhir yang memiliki tekstur dan
kenampakan yang seragam.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarini, fitriyana. 2002. Pembuatan Kripik Jamur Tiram Putih Menggunakan Penggoreng Vakum. Pengaruh Lama Perendaman Dalam Larutan Kapur dan Lama Blanching Terhadap Kualitas Produk. Skripsi. Universitas Jenderal Sudirman. Purwokerto.
Anang Lastriyanto. 1997. Penggorengan Buah Secara Vakum (Vacuum Frying) dengan Menerapkan Pemvakum “Water-Jet”. Temu Ilmiah dan Ekspose Alat dan Mesin Pertanian. Cisarua-Bogor, 27 Februari 1997.
http://www.deptan.go.id/index.php?option=content&task=view&id=44. Diakses tanggal 2 April 2008.
http://www.cookeryonline.com. Deep Frying. html. Diakses 2 April 2008..
Wicaksono, Rumpoko. 2002. Penggoreng Vakum. Tugas Mata Kuliah Alat dan Mesin Hasil Perkebunan. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Peristiwa apa saja yang terjadi selama penggorengan?
2. Apa keunggulan penggorengan vakum dibanding penggorengan biasa?
3. Bagaimanakah prinsip penggorengan vakum?
4. Bagaimana cara mengatasi sifat higroskopis produk akhir dari penggorengan
vakum ?
5. Apa perbedaan penggorengan vakum dengan penggorengan biasa?