var kacang tanah ntb
TRANSCRIPT
![Page 1: Var Kacang Tanah NTB](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012318/5571fad84979599169934684/html5/thumbnails/1.jpg)
Keragaan Varietas Unggul Kacang Tanah di Lahan Sawah
Kunto KumoroPeneliti Pada Balai Penglkajian Teknologi Pertanian NTB
Keragaan Kacang Tanah di NTB Wilayah Nusa Tenggara Barat didominasi lahan kering iklim kering, yang ditandaiadanya 3-4 bulan basah dan 8-9 bulan kering (Oldeman, 1980), maka palawija merupakan komoditas penting danstrategis untuk dikembangkan dalam upaya mendorong pembangunan pertanian untuk peningkatan pendapatan dankesejahteraan masyarakat tani di NTB yang masih tergolong lemah dibandingkan dengan sebagian besar provinsi lain diIndonesia.Kacang tanah merupakan salah satu palawija yang sudah lama diusahakan masyarakat tani di pedesaan.Bagi masyarakat tani NTB kacang tanah merupakan salah satu komoditas sumber pendapatan yang potensial, karenadisamping cocok dengan kondisi lahan, harga jualnya cukup baik.Produktivitas kacang tanah tanah di tingkat petanitergolong masih rendah, berkisar 1,1 – 1,2 t/ha (BPS, 2004). Rendahnya produktivitas disebabkan beberapa halantara lain: a. Masih adanya masyarakat tani yang mengusahakan tanaman kacang tanah lokal yang potensi hasilnyarendah; b. Teknologi budidaya yang diterapkan masih bersifat tradisional; c. Mutu benih kacang tanah yang ditanamkurang terjamin kualitasnya, sehingga daya tumbuh tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kacang tanah asalkabupaten Bima yang kemudian mendapat nama menjadi varietas Bima yang potensi hasilnya berkisar 1,6 – 2,5t/ha belum banyak diusahakan oleh petani di luar kabupaten Bima. Masyarakat tani di kabupaten Bima sendiri barudapat mencapai produktivitas rata-rata sebesar 1,2 t/ha (BPS, 2004). Sedangkan Departemen Pertanian telah melepasbeberapa varietas unggul kacang tanah yang mampu mencapai potensi hasil sebanyak 2,0–2,6 t/ha (BPTP,2002), bahkan sekarang ada yang potensi hasilnya berkisar 3,0–4,0 t/ha polong kering (BPTP, 2006). Darifenomena ini tampak masih adanya peluang besar bagi upaya peningkatan produktivitas kacang tanah di NTB melaluiperbaikan dan penerapan teknologi budidayanya. BPTP NTB bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi NusaTenggara Barat melalui Program Penelitian Pengembangan Kapasitas Daerah melaksanakan gelar teknologi varietasunggul kacang tanah di desa Karang Bongkot, kecamatan Labuapi, kabupaten Lombok Barat.Maksud dilaksanakangelar teknologi varietas unggul kacang tanah ini untuk menunjukkan dan memperkenalkan kepada masyarakat tanikeunggulan beberapa varietas kacang tanah dalam hal potensi hasilnya yang tinggi yang diharapkan dapatmeningkatkan pendapatan petani kacang tanah di masa mendatang. Keragaan Teknologi Di pertanaman tampak bahwavarietas Tapir paling cepat terkena penyakit karat. Varietas Bima terkena juga. Sedangkan varietas Singa lebih tahanpenyakit karat. Kasijadi, dkk (2000) juga menyatakan bahwa varietas Tapir tahan terhadap penyakit layu, tetapi rentanterhadap penyakit karat dan bercak daun. Sedangkan varietas Kelinci agak tahan terhadap karat dan bercak daun.Varietas Bima rentan terhadap penyakit karat dan agak rentan terhadap bercak daun. Singa tahan penyakit karat danagak tahan bercak daun. Keragaan agronomis dan produktivitas beberapa varietas kacang tanah di sajikan pada tabelberikut ini. Keragaan tinggi tanaman, bobot 100 biji dan hasil yang diperoleh dari Gelar Teknologi varietas unggul kacangtanah, Desa Karang Bongkot, Lombok Barat. 2006 VarietasTinggi tanaman (cm)Bobot 100 biji (gram)Produktivitas(t/ha) polong kering
Kelinci
Bima
Singa
Tapir
52,3
54,6
65,5
50,9
35,6
36,7
38,3
34,4
1,62
1,59
1,98
BPTP Nusa Tenggara Barat
http://ntb.litbang.deptan.go.id Powered by Joomla! Generated: 15 December, 2008, 17:50
![Page 2: Var Kacang Tanah NTB](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022012318/5571fad84979599169934684/html5/thumbnails/2.jpg)
1,56
Sumber : Data Primer yang diolahDari tabel di atas menunjukkan bahwa varietas Singa mencapai hasil tertinggimencapai 1,98 t/ha polongkering. Sedangkan varietas Bima hanya mencapai hasil 1,59 t/ha polong kering dan Kelincimencapai 1,62 t/ha. Varietas Tapir menunjukkan hasil terendah, hanya mencapai 1,56 t/ha polong kering.
Kesimpulan · Varietas Singa dapat dikembangkan, karena dapat mencapai hasil tertinggi dan tahan terhadap penyakitkarat dan agak tahan terhadap bercak daun.
· Varietas Tapir belum dapat dikembangkan karena varietas ini peka terhadap penyakit karat dan bercak daun.
· Pengembangan varietas Bima sebagai satu-satunya varietas asli NTB tergantung minat petani yang akanmenanamnya.
· Beberapa desa telah mulai mengembangkan varietas Kelinci.
BPTP Nusa Tenggara Barat
http://ntb.litbang.deptan.go.id Powered by Joomla! Generated: 15 December, 2008, 17:50