VEGF dan Preeklamsi

Oleh:Lydia

(0210070)

Pembimbing:Dr. D. Dian Indahwati Sp.OG

Pendahuluan Definisi preeklamsi

HT + Proteinuri, umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan

Salah 1 penyebab kematian ibu.Dunia 15 % dari 500rbIndonesia (2001) 24%

Preeklamsi Penyebab pasti belum ditemukan Penyakit dengan banyak teori

Diantaranya: Teori Imunologis Teori Vaskulopati & Inflamasi Teori Nutrisi Teori Genetik Teori Invasi Trofoblas Abnormal

Teori Invasi Trofoblas Abnormal

Invasi yang dangkal hipoksia plasenta faktor X ?? preeklamsi

Tahun 2003, Maynard, dkk. sFlt1 (soluble Fms-like tyrosine kinase 1)

S Flt1 (soluble Fms-like tyrosine kinase 1)

VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor)

Protein Diproduksi : jar hipoksia Pada wanita hamil meningkat Fungsi :

Angiogenesis dan vaskulogenesis. Berpengaruh dalam kemotaksis makrofag dan

pertumbuhan sel ginjal. Sebagai vasodilator Berperan dalam sistem hemopoetik pada sum-

sum tulang.

Kadar Total VEGF

Patofisiologi Preeklamsi

sFlt1 mengikat VEGF

Kadar VEGF bebas

(free VEGF) menurun

terjadi vasokontriksi,

Kebocoran dinding

endotel.

Cerebral Blood Brain Barrier rusak Edema otak ,TTIK, dan perdarahan otak Gejala: Nyeri kepala, kejang

Mata Dapat diakibatkan oleh:

Vasospasme arteri choroidal Gangguan dari otak yaitu: vasospasme arteri

serebri posterior dan oedem serebri bagian oksipital

Gejala: penglihatan kabur, amaurosis, dan diplopia.

Kardiovaskular Vasokontriksi Total Perifer Resistent (TPR)

hipertensi.Blood pressure = Cardiac output x TPR

“Kebocoran” oedem dan hemokonsentrasi intravaskular.

Hepar Sindrom HELLP (Hemolisis, Elevated Liver

enzyme, Low count Platelet)

Nyeri Right Upper Quadran (RUQ) yang menunjukkan adanya regangan kapsul hepar karena oedem. Nyeri ini juga bisa terasa sebagai nyeri epigastrium.

Ginjal GFR meningkatnya ureum, kreatinin, dan

asam urat.

Proteinuri

Kesimpulan

Dengan ditemukannya hubungan antara VEGF,

sFlt1,dan preeklamsi maka:

1.Menerangkan penyebab kelainan fungsi dari

organ pada penderita preeklamsi.

2.Memberikan titik terang baru bagi

penanganan pasien preeklamsi, terutama

dalam usaha deteksi dini.