vianisilv.files.wordpress.com file · web viewmakalah ini membahas tentang pembangunan ekonomi...
TRANSCRIPT
MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA
PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN
DOSEN: Drs. DJOKO SANTOSO, MSi
DISUSUN OLEH :
1. EKA APRILIA (B.131.12.03)
2. ABDUL KHAKIM (B.131.12.0311)
3. YUDI HERMAWAN (B.131.12.0316)
4. SILVIANI (B.131.12.0325)
5. HAYU DESICHA P. (B.131.12.0332)
6. SYAIPUDIN MAJID (B.131.12.03)
7. ACHMAD RIYANTO (B.131.12.03)
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan pada mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Terima kasih.
Semarang, Oktober 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan................................................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan.............................................................. 4
2.2. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan.................................................................. 7
2.3. Indikator Keberhasilan Pembangunan Berkelanjutan ......................................... 7
2.4. Konsep Pembangunan Berkelanjutan.................................................................. 10
2.5. Strategi Pembangunan Berkelanjutan ................................................................. 11
2.6. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan................................................................... 13
2.7. Hambatan Pembangunan Berkelanjutan.............................................................14
BAB III. PENUTUP
5.1. Kesimpulan........................................................................................................ 18
5.2. Saran.................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi
adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan
disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain (Fauzi,
2004). Pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif
pada lingkungan itu sendiri, karena pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan
memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain, pembangunan
ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan
menyebabkan permasalahan pembangunan dikemudian hari.
Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah lama menjadi
perhatian para ahli. Namun istilah keberlajutan (sustainability) sendiri baru muncul
sejak beberapa dekade yang lalu, walaupun perhatian terhadap keberlanjutan sudah
dimulai sejak Malthus pada tahun 1798. Tujuan pembangunan pada hakekatnya
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sedangkan
“Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka”. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi
pelaksanaannya, diantaranya ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu;
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang
yang diikuti pendekatan secara ideal. Pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai
aspek kehidupan yaitu; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta
pertahanan dan keamanan.
Peran penduduk dalam pembangunan berkelanjutan sangatlah penting karena
penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan. Peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan
objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan
1
pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat
tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.
Selanjutnya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara,
diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena penduduk berkualitas
merupakan modal dasar pembangunan berkelanjutan yang diharapkan bisa mengolah
dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal,
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi
keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian pembangunan berkelanjutan?
2. Apa hakikat pembangunan berkelanjutan?
3. Apa saja indikator keberhasilan pembangunan berkelanjutan?
4. Apa konsep dari pembangunan berkelanjutan?
5. Apa saja strategi pembangunan berkelanjutan?
6. Apa tujuan pembangunan berkelanjutan?
7. Apa saja hambatan pembangunan berkelanjutan?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini dibagi dalam dua tujuan yakni dilihat dari
tujuan secara umum dan secara khusus :
1. Tujuan secara umum yaitu untuk memberikan pemahaman mengenai
pertumbuhan ekonomi dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
2. Tujuan secara khusus dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia dan diharapkan mahasiswa dapat
memahami secara mendalam maksud dan tujuan pembangunan berkelanjutan
baik secara teori maupun praktek di lingkungan sehari-hari.
2
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu :
1. Bagi penulis manfaatnya yakni menambah wawasan serta dapat memahami
tentang Pertumbuhan Ekonomi Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan.
2. Bagi pembaca manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Pertumbuhan Ekonomi Dalam
Konsep Pembangunan Berkelanjutan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi
pembangunan yang dapat diartikan sebagai bagian dari Ilmu ekonomi yang
mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf
hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional perkapita, retribusi pendapatan
serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan
ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa berusaha
meningkatkan standar hidupnya ke taraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan
yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut.
Keberlanjutan pembangunan dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa
generasi yang akan datang harus berada dalam posisi yang tidak lebih buruk
daripada generasi sekarang.
Generasi sekarang boleh memiliki sumber daya alam serta melakukan berbagai
pilihan dalam penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya, sedangkan
generasi yang akan datang diharapkan memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan
yang lebih baik serta persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi
yang penting dalam konsep ini adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi
akan datang tetap dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan apabila tidak ada
masalah ketidakmerataan antar generasi (intergenerational inequality).
Pembangunan berkelanjutan tidak berarti pembangunan di bidang ekonomi saja tetapi
seperti yang telah dicantumkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara,
pembangunan ekonomi harus didahulukan dengan asumsi bahwa keberhasilan
pembangunan di bidang ekonomi akan membawa berbagai kemudahan dalam
pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Dari uraian diatas tampak adanya konflik antara keberlanjutan pembangunan
ekonomi dengan sumber daya, karena apa yang diperoleh oleh generasi muda yang
4
akan datang merupakan titipan dari generasi masa kini, jadi tanpa ada pengelolaan
yang baik dapat kita bayangkan apa yang diutarakan oleh defenisi diatas tadi untuk
meniadakan masalah ketidakmerataan antar generasi tadi tidak akan terpenuhi.
Namun bila keterkaitan antara kedua bidang tersebut diamati dan dipelajari dengan
seksama, maka akan tampak bahwa keberlanjutan di kedua bidang itu akan saling
mendukung dan menguntungkan. Pembangunan ekonomi berhasil berarti
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melindungi lingkungannya.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. (Menurut Brundtland
Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa
Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan
sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) “pembangunan
tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”.
Menurut Marlina (2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
5
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi,
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar
Pembangunan berkelanjutan).
Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka.
Pembangunan yang dilakukan dengan tidak menurunkan kapasitas generasi
yang akan datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan sumber daya alam dan
memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumber daya
lain baik sumber daya manusia maupun oleh sumber daya kapital. Oleh karena itu
untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik
keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga
akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin
peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.
Pembangunan yang dilaksanakan hendaknya mengacu pada arah tujuan yang
jelas seperti :
o Menciptakan iklim yang merangsang pembangunan industri di negara
berkembang untuk menggeser tekanan pembangunan dari sumber alam
kehutanan atau tanah menuju pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
o Mengembangkan sistem perdagangan internasional untuk mendorong ekspor
barang dan jasa diproses guna memperoleh nilai tambah yang meningkat dan
mengurangi tekanan pada alam sebagai sumber bahan mentah.
o Mengembangkan pariwisata lingkungan, yakni kegiatan pariwisata ke daerah-
daerah yang mempunyai ciri lingkungan khas untuk mendorong timbulnya sifat
kenal lingkungan dan cinta lingkungan.
o Mengusahakan dunia internasional menanami kembali hutan-hutan tropis dan
menetapkan sistem tebang pilih dalam mengeksploitasi hutan produksi.
o Mengusahakan pengembangan keanekaragaman hutan hayati ditempat hutan
asli dan di luarnya untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan dan
6
satwa, menciptakan bibit-bibit unggul bakal sumber obat-obatan, pangan dan
industri di masa depan.
2.2. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu
mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak
berabad tahun yang lalu nenek moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah
pemukiman dan pertanian.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya
tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan
subjek sekaligus objek pembangunan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
upaya peningkatan kualitas secara bertahap dengan memperhatikan faktor
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan pembangunan
Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi,
sosial dan budaya didalam pembangunan. Aspek sosial, maksudnya pembangunan
yang berdimensi pada manusia dalam hal interaksi, interelasi dan interdependesi.
Aspek ekonomi, Suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas
kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan
kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memafaatkannya. Aspek
budaya yaitu pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan
budaya. Pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong
perlakuan yang merata terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti
oleh masyarakat.
2.3. Indikator Keberhasilan Pembangunan
Indikator penggunaan dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap
Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan
pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik
7
masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah.
Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor - faktor sekunder dan tersier
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain :
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP.
Indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,
sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakattermasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur Ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-
kelas sosial. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah
akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan
diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk
yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di
Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah
perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi
terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi
digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industry selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki
produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan,
baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
8
IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Indeks ini dihitung berdasarkan kepada :
a. Angka rata-rata harapan hidup,
b. Angka kematian bayi,
c. Angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi
akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan
lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan
keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai
hasil pembangunan. Olehkarena itu, indeks ini dianggap sebagai yang
paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari
pembangunan.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya
memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan hendaknya
ditujukan kepada pengembangan SDM.
7. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam
kehidupan manusia, Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga
komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata
pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per
kapita. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan
kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge,
attitudedan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga
dan lingkungannya.
9
2.4. Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Memang diakui bahwa konsep keberlanjutan merupakan konsep yang
sederhana namun kompleks, sehingga pengertian keberlajutanpun sangat
multidimensi dan multi-interpretasi. Menurut Heal, (Fauzi, 2004). Konsep
keberlanjutan ini paling tidak mengandung dua dimensi : Pertama adalah dimensi
waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan terjadi dimasa yang
akan datang. Kedua adalah dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan sistem sumber
daya alam dan lingkungan.
Hall (1998) menyatakan bahwa asumsi keberlajutan paling tidak terletak pada
tiga aksioma dasar :
1) Perlakuan masa kini dan masa mendatang yang menempatkan nilai positif
dalam jangka panjang.
2) Menyadari bahwa aset lingkungan memberikan kontribusi terhadap economic
wellbeing.
3) Mengetahui kendala akibat implikasi yang timbul pada aset lingkungan.
Konsep ini dirasakan masih sangat normatif sehingga aspek operasional dari
konsep keberlanjutan ini pun banyak mengalami kendala. Perman et al.,(1997)
mencoba mengelaborasikan lebih lanjut konsep keberlanjutan ini dengan mengajukan
lima alternatif pengertian :
1) Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika utilitas yang
diperoleh masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak
menurun sepanjang waktu (non-declining consumption).
2) Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola sedemikian
rupa untuk memelihara kesempatan produksi dimasa mendatang.
3) Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam (natural capital
stock) tidak berkurang sepanjang waktu (nondeclining).
4) Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola untuk
mempertahankan produksi jasa sumber daya alam, dan (5) keberlanjutan
10
adalah adanya kondisi keseimbangan dan daya tahan (resilience) ekosistem
terpenuhi.
Selain definisi operasional diatas, Haris (2000) melihat bahwa konsep
keberlajutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman yaitu :
1) Keberlajutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlajutan
pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang
dapat merusak produksi pertanian dan industri.
2) Keberlajutan lingkungan: Sistem keberlanjutan secara lingkungan harus
mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi
sumber daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga
menyangkut pemeliharaan keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan
fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber
ekonomi.
3) Keberlajutan sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem
yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk
kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
2.5. Strategi Pembangunan Berkelanjutan
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap
elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu
diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif
jangka panjang. Strategi pembangunan berkelanjutan meliputi :
1. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus
dilandasi hal-hal seperti; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi,
meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai
dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal
yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan
11
tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan
adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin
semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat.
Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan
adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan
aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu
mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman (Diversity)
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan
bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini
dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi
keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan
mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat
pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
3. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia
dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau
merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya
keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan
pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan
konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan
tantangan utama dalam kelembagaan.
4. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan, implikasi
pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini.
Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda
dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang
adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka
jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh
karena itu perlu dipertimbangkan.
12
a. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan
kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi
harus seimbang dengan konservasi lingkungan.
b. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan, memperhatikan antara lingkungan fisik
dan lingkungan sosialnya.
c. Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan serta
memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat. Pembangunan
yang dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan kesempatan kerja.
d. Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal
serta berjangka pendek dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan harus
berpedoman untuk selalu mempertahankan stabilitas ekonomi, politik, sosial
budaya dan keamanan nasional.
2.6. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
1. Pada 2015, delapan Tujuan Pembangunan Milenia (MDGs) yang saat ini menjadi
kerangka kerja pembangunan global akan berakhir. MDGs membuat kemajuan
terukur dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan seraya
meningkatkan akses terhadap pendidikan dasar dan perawatan anak dan
kemajuan lainnya.
2. Membawa lingkungan keluar dari kungkungannya, dalam kerangka MDGs,
lingkungan hanya disebut di bawah tujuan tunggal – MDG 7. Sebuah kerangka
kerja baru dapat mengalokasikan peran sentral faktor lingkungan,
memperlakukan mereka sebagai dasar bagi semua hasil pembangunan.
3. Mengarah pada tujuan universal, MDGs fokus pada hasil yang seharusnya
dicapai di dalam negara berkembang, seperti memerangi kemiskinan dan
kelaparan. Dalam kerangka ini, peran negara maju terbatas pada memberikan
bantuan pembangunan dan asistensi teknis. Untuk tujuan baru, banyak yang
menyuarakan tanggung jawab yang bisa diterapkan pada negara maju, termasuk
lebih bertanggung jawab pada produksi dan konsumsi.
13
4. Membangun kemitraan nyata bagi pembangunan, MDGs menekankan pada aksi
di negara berkembang dan kerangka bantuan tradisional. Kemitraan di antara
aktor-aktor kunci seperti sektor swasta dan LSM transnasional, seperti juga
bentuk inovatif kerjasama lain, yang jarang diwujudkan.
5. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sebagai agenda pembangunan global
diusulkan pertama kali oleh pemerintah Kolombia, Peru, Guatemala dan Uni
Emirat Arab sebelum konferensi Rio+20 pada 2012.
2.7. Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Tentunya masih saja ada hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Yaitu masalah kependudukan, masalah kemiskinan, masalah kualitas
lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.
1) Masalah Kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas): Suatu pembangunan
dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.
a) Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia :
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar
setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan
penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Susunan penduduk
memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut: Penyediaan fasilitas
kesehatan, Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah,
Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja dan penyediaan
fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.
b) Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
Tingkat Kesehatan: Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum
ada kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia
masih tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih
14
rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada
masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
Tingkat pendidikan: Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat
dilihat dari lama sekolah dan tingkat melek huruf penduduk.
Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
Artinya, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata masih
berada pada taraf pendidikan dasar. Tingkat melek huruf yaitu
seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat
membaca atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di
Indonesia tergolong rendah.
Tingkat Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan
penduduk suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita
secara umum menggambarkan kemakmuran suatu Negara.
Dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan antara lain
“Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan
ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya
daerah tertinggal, terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
a) Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan
semakin tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan,
dan kebutuhan tersier lainnya.
b) Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan
menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih
besar daripada usia produktif.
c) Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan
yang cukup menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi,
munculnya daerah kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal
tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di daerah pedesaan
(daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan).
15
d) Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan
penduduk manusia.
e) Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk,
barang, dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan
ekonomi penduduk.
2) Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami
suatu kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam
kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi
sehat, air bersih, pengelolaan sampah) rumah sehat, pelayanan pendidikan dan
sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak
atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk
mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu
menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam proses
pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman
buruk atau kumuh dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan
tersebut sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
Saat ini masalah kemiskinan merupakan masalah mendesak yang
dihadapi di Indonesia. Yang paling mudah dan terlihat jelas dari wajah
kemiskinan adalah kondisi jutaan penduduk yang tinggal di permukiman
kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini menunjukkan seriusnya permasalahan
sosial ekonomi, poltik, dan lingkungan yang bermuara pada kondisi
kemiskinan.
3) Masalah Kualitas Lingkungan Hidup
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu
hidup manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan
memberikan dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan
16
lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya
akan menjadi beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga
apa yang menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.
Permasalahan ketersediaan tanah sebagai lahan hijau sangat terbatas.
Selain harga tanah yang mahal, juga kurangnya penghargaan bagi pemilik tanah
terlantar untuk dimanfaatkan sebagai lahan terbuka hijau. Penggunaan ruang
terbuka hijau mulanya diawali dengan tumbuhnya perumahan liar yang semakin
luas dan sulit dikendalikan, yang selanjutnya menimbulkan terbentuknya
kawasan kumuh. Apalagi para penghuni tersebut dikenakan pajak tidak resmi
sehingga mereka merasakan seolah mendapatkan legalitas untuk tinggal di
tempat tersebut. Begitu juga, disisi lain factor golongan berpendapatan rendah
dan kurangnya tingkat pendidikan, mendorong mereka untuk menduduki lahan
ruang terbuka hijau. Seperti pemanfaatan tepian tepian bantaran sungai dan
tepian jalur kereta api sebagai tempat tinggal.
4) Masalah Keamanan dan Ketertiban
Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban karena tidak
disiplinnya masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam
disiplin berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang
dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat terjadi
karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya
pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemamhaman
akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakta dalam pembangunan dan lain
sebagainaya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu,
ekonomi, sosial dan budaya didalam pembangunan.
Hambatan dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia
adalah masalah kependudukan, kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, keamanan
dan ketertiban kota, dan sebagainya.
Bahwa masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi suatu
kawasan tertentu memperlihatkan bahwa kawasan itu sedang dalam proses tidak
berkelanjutan.
Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup yang telah hilang atau rusak,
tercemar, itu merupakan ancaman terhadap proses pembangunan berkelanjutan.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun saran bagi pemerintah agar dapat
menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan dengan jalan menanggulangi
kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan
ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Indonesia
sehingga dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk
generasi yang akan datang.
Saran bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan di
Indonesia. Merawat dan melindungi lingkungan hidup.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://okkifarin.blogspot.in/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-dalam-
konsep.html?m=1
http://yeyen_eriya.blogspot.com/2013/materi/pertumbuhan-ekonomi-dalam-
konsep-pembangunan-berkelanjutan.html
Djajadinigrat, 2001 Untuk Generasi Masa Depan: “Pemikiran, Tantangan dan
Permasalah Lingkungan”, ITB
Elang Lilik, 2003 Kumpulan Makalah Perubahan Lingkungan Global dan
kerjasama Internasional, IPB
Fauzi.A. 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan
Aplikasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
19