web viewkegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama...

72
1 A. Judul Penelitian Peningkatan Kemampuan Menyimak Pokok-pokok Berita Menggunakan Metode Numbered Heads Together dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan tersebut seorang pendidik haruslah mampu melakukan proses pengajaran dengan profesional. Seorang guru yang profesional tentu harus mampu memperhatikan kelebihan dan kekurangan siswanya. Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru yang profesional mesti mahir dalam melaksanakan proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kemahiran dalam mentrasfer ilmu pengetahuan dan memilih model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar menjadi efektif. Pada kenyataannya, hingga sekarang masih banyak guru melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa melibatkan keaktifan siswa. Pembelajaran konvensional yang monoton selalu dijadikan model pembelajaran oleh banyak guru. Cara mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa secara satu arah tentulah tidak terlalu efektif untuk beberapa materi pembelajaran. Dengan demikian,

Upload: trinhdan

Post on 21-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

1

A. Judul Penelitian

Peningkatan Kemampuan Menyimak Pokok-pokok Berita Menggunakan

Metode Numbered Heads Together dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas

VIII Semester Genap SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan

dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan tersebut

seorang pendidik haruslah mampu melakukan proses pengajaran dengan

profesional. Seorang guru yang profesional tentu harus mampu memperhatikan

kelebihan dan kekurangan siswanya. Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru

yang profesional mesti mahir dalam melaksanakan proses pembelajaran yang di

dalamnya terdapat kemahiran dalam mentrasfer ilmu pengetahuan dan memilih

model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar menjadi efektif.

Pada kenyataannya, hingga sekarang masih banyak guru melakukan

kegiatan belajar mengajar tanpa melibatkan keaktifan siswa. Pembelajaran

konvensional yang monoton selalu dijadikan model pembelajaran oleh banyak

guru. Cara mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa secara satu arah tentulah

tidak terlalu efektif untuk beberapa materi pembelajaran. Dengan demikian, sudah

semestinya para guru harus inovatif dalam melakukan pendekatan kegiatan

pembelajaran agar tercipta siswa yang aktif dan kreatif.

Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak

merupakan basis untuk menguasai keterampilan yang lain. Menyimak dalam

pembelajaran tentulah bukan sekadar mendengarkan kata-kata atau kalimat-

kalimat yang diucapkan oleh penutur, menyimak adalah memahami dan mampu

menginterpretasikan suatu simbol lisan yang diucapkan oleh orang lain. Tarigan

(1990: 28) mengemukakan bahwa menyimak merupakan suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta

1

Page 2: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

2

memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran

atau bahasa lisan.

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh

siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Hampir seluruh guru yang

mengajar, tak terkecuali bahasa Indonesia, selalu memberikan penjelasan materi

pelajaran kepada siswa melalui proses lisan. Untuk memahami penjelasan guru,

siswa harus menyimak dengan baik. Jika tidak, siswa menemui kegagalan dalam

proses pembelajaran.

Begitu pentingnya keterampilan menyimak dalam kegiatan pembelajaran,

siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan

senang ketika pembelajaran menyimak berita dimulai. Dari kegiatan menyimak

berita tersebut guru sebagai fasilitator seharusnya bisa meningkatkan kemampuan

menyimak berita siswa dengan model pembelajaran yang efektif dan menarik bagi

siswa. Greene dan Petty (via Tarigan, 1979:4) mengemukakan bahwa

keterampilan yang diperlukan bagi kegiatan menyimak yang efektif banyak

persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam

keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.

Pembelajaran menyimak berita telah dilakukan oleh guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Satu Atap Subah, namun

gambaran yang ada menunjukkan bahwa secara umum hasil tes terhadap siswa

kelas VIII SMP Negeri 6 Satu Atap Subah masih belum memuaskan. Hal ini

didapat dari hasil tes yang diberikan pada tanggal 14 Januari 2016. Hasil ini juga

tergambar saat peneliti melakukan tes ulang dalam bentuk yang sama, para siswa

banyak tidak bisa menjawabnya dengan baik. Hal ini disebabkan karena siswa

kurang berlatih dalam menyimak berita, sehingga nilai ketuntasan belajar hanya

mencapai 58,33%. Jadi dari jumlah 12 siswa, hanya 7 siswa yang tuntas belajar

dan 5 siswa belum mencapai nilai KKM yang diharapkan yaitu 70. Siswa masih

kurang konsentrasi dalam menyimak sehingga mereka sulit memahami dan

mengambil intisari berita yang disimak.

Page 3: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

3

Kondisi tersebut disebabkan pada kenyataan yang ada di lapangan. Guru

mata pelajaran melakukan proses pembelajaran dengan model konvensional

sehingga siswa kurang mampu mengungkapkan kembali isi bahan simakan.

Proses pembelajaran menyimak berita ini pun dilakukan dengan guru

membacakan bahan simakan tanpa mengikutsertakan siswa. Akibatnya, proses

pembelajaran menyimak berita membuat siswa kurang antusias. Selain

keterampilan mengajar guru yang dipandang belum variatif, ketika proses

berlangsung siswa asyik bermain sendiri, kurang antusias, cepat merasa bosan,

dan kegiatan diskusi atau kerja kelompok berlangsung hanya sedikit siswa yang

memperhatikan dan bertanggungjawab mengerjakan tugas kelompok, sehingga

ada anggota kelompok aktif dan tidak aktif. Berdasarkan kedua hal tersebut,

akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

Atas dasar kenyataan lapangan tersebut maka perlu diterapkan sebuah

model pembelajaran baru yang belum pernah diterapkan saat proses pembelajaran

dilakukan di SMP Negeri 6 Satu Atap Subah. Model pembelajaran tersebut adalah

Numbered Heads Together dengan media audio visual yang dapat membantu

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak berita. Penggunaan model

pembelajaran Numbered Heads Together dengan media audio visual dapat

meningkatkan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan memberikan

kesempatan pada siswa untuk memberikan ide dan pertimbangan jawaban yang

paling tepat, selain itu kelebihan pembelajaran NHT mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerja sama siswa, siswa akan lebih kreatif dan aktif,

siswa terlatih menyampaikan pendapat atau hasil pemikirannya di depan kelas,

siswa belajar menghargai perbedaan pendapat dengan orang lain, dan hubungan

antar siswa akan semakin erat. Menurut Hamdani (2011: 89) NHT adalah model

belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok,

kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. NHT atau penomoran

berfikir bersama dalam Trianto (2007: 62) adalah merupakan jenis pembelajaran

Page 4: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

4

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai

alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Media audio visual adalah media pembelajaran yang dilihat dan didengar.

Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan indera pendengar dan indera

penglihatan sekaligus. Oleh karena itu, dengan media ini guru dapat

menyuguhkan pengalaman-pengalaman yang kongkrit kepada siswa yang sangat

sulit jika materi tersebut diceritakan. Guru tidak perlu ceramah, tetapi siswa sudah

bisa memahami banyak hal dengan media audio visual. Munadi (dalam Sufanti,

2010: 88) menyebutkan jenis media audio visual adalah film bersuara, televisi dan

video.

Penerapan model NHT dengan media audio visual untuk menjawab masalah

kesulitan siswa ketika menyimak berita dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian

ini juga diharapkan mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia, khususnya menyimak efektif, menyenangkan, dan bermanfaat

khususnya pada siswa SMP Negeri 6 Satu Atap Subah kelas VIII sebagai objek

penelitian.

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti adalah penelitian tentang kemampuan menyimak berita yang dilakukan

oleh Arif Tri Purwaningsih (2013) dengan judul Peningkatan Kemampuan

Menyimak Teks Berita Melalui Penggunaan Media Audio Siswa Kelas Viii H Smp

Negeri 1 Sedati-Sidoarjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil analisis

data yang telah dipaparkan, penerapan pembelajaran mendengarkan berita dalam

kegiatan belajar-mengajar yang telah dilakukan selama dua siklus telah terbukti

berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan siswa kelas VIII H. Hal ini

dapat ditunjukkan dengan nilai hasil belajar. Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke

atas pada siklus pertama 17 siswa (65. 38 %), dan pada siklus kedua 21 siswa

mendapatkan nilai ≥ 75 dengan menunjukkan persentase (80.76 %).

Penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuni Isnawati (2013) dengan judul

Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita Melalui Model Pembelajaran

Cooperative Script Pada Si Swa Kelas Vii Smp N 4 Purworejo Tahun

Page 5: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

5

Pembelajaran 2012 / 2013. Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini

adalah diketahui dari nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai sebesar 72,97

yang termasuk kategori cukup, sebanyak 17 siswa atau 53,12% siswa mencapai

ketuntasan hasil belajar. Sementara itu, masih ada 15 siswa atau sebesar 48,87%

yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar. Pada siklus II diadakan revisi,

terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas mencapai 79,22, sebanyak 23 siswa atau

71,87% siswa mencapai ketuntasan hasil belajar. Hanya ada 9 siswa atau 28,12%

yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar. Peningkatan dari hasil kemampuan

menyimak berita pada prasiklus ke siklus I sebesar 27,35% dan peningkatan dari

siklus I ke siklus II sebesar 6,25%. Dengan demikian, upaya peningkatan

kemampuan menyimak berita dengan model pembelajaran cooperative script

dapat tercapai.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti

melakukan penelitian tindakan kelas mengenai upaya meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VIII dalam pembelajaran menyimak berita melalui model

pembelajaran Numbered Head Together dengan media audio visual di SMP

Negeri 6 Satu Atap Subah. Dipilihnya siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Satu Atap

Subah sebagai lokasi penelitian karena peneliti sebagai guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Di samping itu, kemampuan siswa kelas VII

menyimak berita masih perlu ditingkatkan lagi. Dalam hal ini judul penelitian

yang akan diteliti adalah “Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita

Menggunakan Model Numbered Head Together dengan media audio visual pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Satu Atap Subah Tahun Pelajaran 2015/2016”.

C. Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan hasil

keterampilan menyimak pokok-pokok berita melalui model Numbered Heads

Together dengan media audio visual pada siswa kelas VIII semester genap SMP

Negeri 6 Satu Atap Subah tahun pelajaran 2015/2016.

Page 6: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil

menyimak pokok-pokok berita melalui model pembelajaran Numbered Head

Together dengan media audio visual pada siswa kelas VIII semester genap SMP

Negeri 6 Satu Atap Subah tahun Pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode

pengajaran membaca yang dapat meningkatkan kemampuan menyimak

berita siswa SMP. Selanjutnya penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

solusi bagi guru dalam pemecahan masalah rendahnya kemampuan

menyimak berita.

2. Bagi Siswa, hasil penelitian akan dapat meningkatkan kemampuannya

dalam menyimak berita dengan lebih baik. Antusias siswa dalam

pembelajaran menyimak berita akan bertambah.

3. Bagi Pihak Sekolah, kontribusi hasil penelitian ini adalah bukti konkrit

untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Dengan demikian,

kualitas sekolah juga akan lebih baik.

F. Penjelasan Istilah

1. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat artinya menaikkan (derajat, taraf)

mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang

mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik. (Purwadarminto,

2003:983)

2. Kemampuan Menyimak

Tarigan (1990: 28) mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

Page 7: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

7

menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

3. Berita

Purwadarminta (1998) mengatakan bahwa berita adalah laporan tentang

satu kejadian yang terbaru.

4. Numbered Heads Together

Menurut Hamdani (2011: 89) NHT adalah model belajar dengan cara setiap

siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru

memanggil nomor dari siswa.

5. Media Audio Visual

Media audio visual menurut Sufanti (2010: 88) adalah media pembelajaran

yang pemanfaatan untuk dilihat dan untuk sekaligus didengar. Siswa dapat

memahami materi pembelajaran dengan indera pendengar dan indera penglihatan

sekaligus.

Berdasarkan penjelasan istilah di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan

kemampuan menyimak berita menggunakan model Numbered Heads Together

dengan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Satu Atap Subah

tahun pelajaran 2015/2016 adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan

memahami informasi berita yang disampaikan oleh komunikan melalui bahasa

lisan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan media

audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Satu Atap Subah.

G. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran

a. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses secara sadar dan terus-menerus. Menurut

Hamalik (2010: 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior

through experiencing).

Page 8: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

8

Menurut Gagne dan Berlier dalam Anni (2006:2), belajar adalah proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Menutut David Ausable dalam Sugandi (2004:38), belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010: 2) belajar ialah proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Kata pembelajaran berasal dari kata ajar, artinya petunjuk yang diberikan

kepada orang agar diketahui atau diikuti. Sedangkan pembelajaran berarti proses,

cara, perbuatan menjadikan orang belajar. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan

tentang pengertian pembelajaran.

Menurut Winataputra (2008: 118) pembelajaran merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan

kualitas belajar pada diri peserta didik. Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni,

2009: 192) pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik

yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.

Pembelajaran menurut Rombepajung (dalam Thobroni, 2011: 18) adalah

pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui

pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Pembelajaran membutuhkan sebuah

proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku.

Berdasarkan pengertian belajar dan pembelajaran tersebut dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses pemerolehan perubahan perilaku yang

yang dilakukan individu secara berulang-ulang untuk mencapai tujuan sebagai

hasil dari pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan individu lain dan

lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta

Page 9: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

9

didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar, memanfaatkan berbagai

sumber untuk mempelajari suatu materi. Dalam pembelajaran guru memiliki

peran yang penting, sehingga harus memiliki keterampilan mengajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

b. Keterampilan Guru

Guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang berperan aktif

sebagai tenaga profesional. Sesuai pendapat Sardiman (2012:125) guru memiliki

peran unik dan kompleks dalam proses belajar mengajar, tidak hanya sebagai

pengajar tetapi juga pendidik dan pembimbing siswa. Oleh karena itu, seorang

guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar. Menurut Anitah (dalam

Afhdila, 2013: 19) keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang

guru antara lain sebagai berikut:

1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

Membuka pelajaran adalah kegiatan guru menciptakan siap mental dan

menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada pembelajaran. Menurut Marno

(2009: 83) komponen keterampilan membuka pelajaran dengan kegiatan

membangkitkan perhatian atau minat siswa, menimbulkan motivasi, memberikan

acuan, serta struktur dan menunjukkan kaitan. Sedangkan menutup pelajaran

adalah kegiatan mengakhiri inti pelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa,

mengetahui tingkat pencapaian siswa dan keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Komponennya: a) meninjau kembali (review); dan b) melakukan evaluasi.

(Djamarah, 2010:140).

2) Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan kegiatan yang selalu digunakan guru dalam setiap

pembelajaran. Guru dapat membuat pertanyaan untuk seluruh kelas, kelompok

atau individu. Dengan bertanya dapat membantu siswa menerima informasi dan

mengembangkan keterampilan kognitif. Menurut Hasibuan (2010: 62-63)

Page 10: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

10

keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu:

keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut.

3) Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan berarti memberikan informasi atau materi belajar secara lisan,

sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa memahami bahan

pelajaran. Komponennya: a) merencanakan penjelasan; b) menyajikan penjelasan

meliputi kejelasan, penggunaan contoh, cara mengorganisasi, penekanan, dan

balikan (Hasibuan dan Moedjiono, 2009:70).

4) Keterampilan Mengadakan Variasi

Dalam proses pembelajaran, guru harus mengadakan variasi mengajar

siswa. Keterampilan menggunakan variasi dalam kegiatan pembelajaran menurut

Hasibuan (2010: 66-67) dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni: a)

Variasi dalam gaya mengajar guru, b) Variasi menggunakan media dan bahan-

bahan pengajaran, c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.

5) Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru menciptakan, memelihara kondisi

belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses

pembelajaran. Artinya kegiatan menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar

yang efektif dan efisien. Komponennya terdiri dari: a) keterampilan bersifat

preventif meliputi sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian

kelompok; b) keterampilan bersifat represif meliputi modifikasi tingkah laku,

penggunaan pendekatan pemecahan masalah kelompok, penemuan serta

pemecahan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

6) Keterampilan Memberikan Penguatan

Memberi penguatan adalah memberikan penghargaan dan persetujuan

terhadap tingkah laku siswa. Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar, mengontrol dan memotivasi perilaku negatif,

menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara iklim kelas yang kondusif.

Komponen keterampilan ini meliputi: a) penguatan verbal; b) gestural; c)

Page 11: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

11

kegiatan; d) pendekatan; simbol/benda; dan e) sentuhan (Hasibuan dan

Moedjiono, 2009:58).

7) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu strategi yang memungkinkan

siswa berinteraksi secara kooperatif saling membagi informasi, membuat

keputusan, memecahkan masalah, melibatkan proses berfikir serta saling

menghargai. Menurut Anitah (2009: 8.21) ada 6 komponen keterampilan yang

perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil antara lain:

a) Memusatkan perhatian

b) Memperjelas masalah dan uraian pendapat

c) Menganalisis pandangan

d) Meningkatkan uraian

e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

f) Menutup diskusi

8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan dimaksudkan untuk agar anak

lebih mendapatkan perhatian serta meningkatkan hubungan guru dan siswa.

Hubungan interpersonal, sosial, dan mengorganisasi adalah hal penting untuk

menyukseskan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Komponennya: a)

mengadakan pendekatan secara pribadi; b) membimbing, membantu belajar siswa;

c) mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; d) merencanakan, melakukan

kegiatan pembelajaran.

c. Aktivitas Siswa

Menurut Rousseau (dalam Sardiman, 2012:96), pengetahuan itu harus

diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,

dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani

maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri,

tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Page 12: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

12

Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani,

dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

Dalam kegiatan belajar diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, proses belajar

tidak dapat berlangsung dengan baik. Sebab pada dasarnya belajar adalah berbuat

untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika

tidak ada aktivitas (Sardiman, 2012:95). Menurut Diedrich (dalam Sardiman,

2012: 101) menggolongkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai

berikut:

1) Visual activities, misalnya; membaca, memerhatikan gambar

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral activities, seperti; menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4) Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6) Motor activites, misalnya; melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparasi, bemain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, misalnya; menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional activities, misalnya; menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menyimak pokok-pokok berita melalui model NHT dengan media audio visual

yaitu meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing

activities, mental activities, dan emotional activities karena pada pembelajaran

tersebut siswa tidak melaksanakan drawing activities dan motor activities. Melalui

Page 13: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

13

aktivitas siswa, pembelajaran akan berpusat pada siswa sehingga hasil belajar

keterampilan menyimak pokok-pokok berita melalui model NHT dengan media

audio visual akan tercapai.

Aktivitas belajar dapat digolongkan menurut tingkatannya sesuai dengan

nilai kriteria. Menurut Suharsimi Arikunto kriteria aktivitas belajar dapat

digolongkan seperti di bawah ini:

N0 Kriteria (%) Tingkatannya

1 2 3

1 Lebih dari 75 Baik

2 56 – 57 Cukup Baik

3 40 – 55 Kurang Baik

4 Kurang dari

40

Tidak Baik

Sumber Suharsimi Arikunto (2006 : 210)

Berdasarkan tabel di atas kriteria aktivitas belajar siswa dapat digolongkan

menurut tingkatannya sesuai dengan nilai kriteria yaitu :

Baik : apabila aktivitas belajar siswa mencapai lebih dari 75%

Cukup baik : apabila aktivitas belajar siswa mencapai antara 56 – 75%

Kurang baik : apabila aktivitas belajar siswa mencapai antara 40 – 55%

Tidak baik : apabila aktivitas belajar siswa mencapai kurang dari 40%.

2. Hakikat Menyimak

a. Pengertian

Setiap keterampilan itu erat berhubungan dengan proses-proses berfikir

yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin

terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan

banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan

berfikir (Dawson dalam Tarigan, 1986: 2).

Page 14: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

14

Menurut Musfiroh dan Rahayu (dalam Yunita, 2013: 10), menyimak

merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat keterampilan yang harus

dikuasai siswa. Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan

baik-baik apa yang diucapkan orang lain. Menyimak adalah kegiatan yang sengaja

dilakukan, memiliki target tingkat pemahaman yang dibutuhkan serta

memperhatikan aspek-aspek nonkebahasaan, seperti tekanan, nada, intonasi,

ritme, dan jangka suara. Dengan demikian, menyimak merupakan kegiatan

mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya

memahami ujaran sebagaimana yang dimaksudkan pembicara dengan melibatkan

seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan

mereaksinya.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang

lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau

bahasa lisan (Tarigan 1994:28). Dengan kata lain, maka menyimak membutuhkan

pemahaman dan perhatian secara lebih untuk mendapatkan suatu informasi.

Akhadi-at (dalam Harviyanto, 2013:23) berpendapat bahwa menyimak adalah

suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung

di dalamnya. Dalam keterampilan menyimak, kemampuan menangkap dan

memahami makna pesan baik tersurat maupun yang tersirat yang terkandung

dalam bunyi, unsur kemampuan mengingat pesan, juga merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh keterampilan menyimak. Oleh karena itu, menyimak

dapat dibatasi sebagai proses mendengarkan, menyimak, serta

menginterpretasikan lambang-lambang lisan.

Menyimak termasuk aspek kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif.

Kegiatan menyimak sama seperti membaca tetapi ada sedikit perbedaannya, yaitu

terletak pada penyampaiannya. Pada saat menyimak, siswa menerima bunyi-bunyi

langsung dari pembicara kemudian terjadi reaksi pemahaman, sedangkan pada

Page 15: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

15

pembelajaran membaca siswa menerima informasi dari sumber tertulis baru

kemudian pemahaman.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak

merupakan proses mendengarkan lambang-lambang bunyi untuk mendapatkan

informasi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai

pemahaman, apresiasi, dan interpretasi dalam menangkap isi dan merespon makna

yang terkandung di dalamnya. Menyimak memiliki makna mendengarkan atau

memperhatikan secara teliti. Faktor kesengajaan dari kegiatan menyimak cukup

besar, lebih besar dari mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha

memahami sesuatu yang disimaknya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan

tingkatan pemahaman belum dilakukan.

b. Tujuan

Pada dasarnya menyimak merupakan suatu peristiwa menerima gagasan,

pesan, atau informasi dari orang lain yang berhubungan dengan fisik dan kejiwaan

seseorang. Bukti dari seseorang bisa memahami pesan tersebut, apabila ia mampu

bereaksi dan memberi tanggapan. Semua kegiatan pasti mempunyai tujuan, begitu

pula dengan kegiatan menyimak. Dalam kegiatan menyimak seorang penyimak

tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai dari hasil menyimak yang

dilakukan.

Menyimak secara singkat merupakan proses mendengarkan untuk

mendapatkan suatu informasi yang diperlukan. Oleh karena itu, menyimak

mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tarigan (1994:56) menyatakan bahwa

tujuan menyimak, yaitu (1) menyimak untuk belajar dan memperoleh

pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara, (2) menyimak untuk menikmati

keindahan audial, yaitu menyimak dengan menekankan pada penikmatan terhadap

sesuatu dari materi yang diujarkan, diperdagangkan atau dipagelarkan (dalam

bidang seni), (3) menyimak untuk mengevaluasi. Menyimak dengan maksud

menilai apa yang disimak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain), (4) menyimak

untuk mengapresiasi materi simakan. Menyimak dengan maksud menikmati serta

Page 16: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

16

menghargai apa yang disimak, misalnya pembacaan puisi, musik, dan lain-lain,

(5) menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. Orang menyimak

dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun

perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat, (6) menyimak dengan

maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, (7) menyimak

untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. Menyimak dengan

maksud memperoleh banyak masukan dari san pembicara, dan (8) menyimak sang

pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang

selama ini diragukan atau menyimak secara persuasif.

Sutari (dalam Harviyanto, 2013:25) merinci lebih jauh tujuan menyimak,

yaitu (1) mendapatkan fakta; (2) menganalisis fakta dan ide. Setelah mendapatkan

fakta atau data, penyimak kemudian melakukan analisis terhadap fakta atau ide

tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan

pengalamannya; (3) mengevaluasi fakta atau ide. Dalam mengevaluasi fakta, fakta

yang diterima penyimak cukup dinilai akurat dan relevan dengan pengetahuan dan

pengalaman penyimak berarti fakta itu dapat diterima. Sebaliknya apabila fakta

yang diterima kurang bermutu, tidak akurat dan kurang relevan dengan

pengetahuan dan pengalaman penyimak, maka penyimak akan menolak fakta

tersebut; (4) mendapatkan inspirasi. Melalui kegiatan menyimak dapat

memperoleh berbagai macam cara untuk membantu dalam menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi; (5) mendapat hiburan. Untuk memperoleh hiburan

antara lain dapat melakukan dengan menyimak. Misal mendengarkan nyanyian

lewat radio, melihat televisi, dan melihat pertunjukan secara langsung; (6)

memperbaiki kemampuan berbicara. Berdasarkan paparan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan menyimak berita dalam penelitian ini, yaitu (1)

memperoleh fakta atau ide, (2) menganalisis fakta atau ide, dan (3) mengevaluasi

fakta atau ide.

Dari beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan di atas, tujuan

menyimak dalam penelitian ini adalah mengumpulkan fakta atau informasi yang

berupa pokok-pokok berita. Selain itu, menyimak dalam penelitian ini bertujuan

Page 17: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

17

untuk mendapatkan pengetahuan dan mengevaluasi hal-hal yang pernah

disimaknya.

c. Jenis-jenis Menyimak

Menurut Tarigan (1980), terdapat beberapa jenis menyimak berdasarkan

keanekaragaman tujuan menyimak, yakni sebagai berikut.

1) Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan

dengan atau mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu

bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Pada umumnya,

sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat

guru. Rekaman tersebut dapat dibuat dari berbagai sumber, misalnya dari siaran

radio atau televisi.

2) Menyimak Intensif

Kegiatan menyimak dalam menyimak intensif adalah penyimak memahami

secara terinci, teliti, dan mendalam bahan yang disimaknya. Menyimak intensif

lebih banyak memerlukan bimbingan guru, termasuk dalam bagian pengajaran

bahasa. Pada dasarnya menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang

jauh lebih diawasi, dan dikontrol terhadap satu hal tertentu.

3) Menyimak Sosial

Menyimak sosial biasanya berlangsung dalam situasi sosial tempat

orangorang mengobrol atau bercengkrama. Menyimak sosial membahas mengenai

hal-hal yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama

lain untuk membuat responsi-responsi yang pantas, mengikuti detaildetail yang

menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang

dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.

4) Menyimak Sekunder

Page 18: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

18

Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan

secara ekstensif, misalnya menyimak musik yang mengiringi ritme-ritme atau tari-

tari rakyat di sekolah, dan pada acara-acara radio yang terdengar secara sayup-

sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah serta menikmati musik

sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah lainnya.

5) Menyimak Estetik

Menyimak estetik ataupun yang disebut juga menyimak apresiatif adalah

fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam

menyimak ekstensif. Contoh kegiatan menyimak estetik yakni menyimak musik,

puisi, membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau rekaman-

rekaman.

6) Menyimak Kritis

Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah

terlihat kekurangannya (atau tiadanya) keaslian, ataupun kehadiran prasangka

serta ketidaktelitian-ketidaktelitian yang akan diamati.

7) Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif sering juga disebut a study – type listening atau

menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan menyimak konsentratif

misalnya seperti menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk umum, merasakan

hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab dan

akibat.

8) Menyimak Kreatif

Menyimak kreatif mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi

seorang anak secara imaginatif, kesenangan-kesenangan akan bunyi, visi atau

penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh

apa-apa yang didengarnya.

9) Menyimak Penyelidikan

Page 19: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

19

Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud

dan tujuan yang agak lebih sempit. Dalam kegiatan menyimak seperti ini

penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang

menarik perhatian, informasi tambahan mengenai suatu topik, atau suatu

pergunjingan atau buah mulut yang menarik.

10) Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut

lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena

penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

11) Menyimak Pasif

Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang

biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan teliti, belajar

dengan tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai suatu

bahasa.

12) Menyimak Selektif

Menyimak selektif merupakan kegiatan menyimak yang melengkapi

kegiatan menyimak pasif. Kita harus berupaya untuk memanfaatkan kedua teknik

tersebut dan dengan demikian berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari

masyarakat bahasa asing.

Dalam penelitian ini menyimak berita termasuk ke dalam jenis menyimak

intensif karena dalam menyimak berita siswa berusaha memahami secara terinci,

teliti, dan mendalam teks berita yang disimaknya. Selain itu, menyimak intensif

lebih banyak memerlukan bimbingan guru, termasuk dalam bagian pengajaran

bahasa.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Menyimak

Ada bebrapa faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak, dikemukakan

oleh Hunt (dikutip Tarigan 1994:97) menyebutkan ada lima faktor yang

Page 20: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

20

mempengaruhi menyimak, yaitu (1) sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) situasi

kehhidupan, dan (5) peranan dalam masyarakat. Sementara itu, Webb (dalam

Tarigan, 1994:97) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi menyimak,

meliputi (1) pengalaman, (2) pembawaan, (3) sikap atau pendirian, (4) motivasi,

daya penggerak, dan (5) perbedaan jenis kelamin. Ditambahkan lagi oleh Logan

(dalam Tarigan, 1986:86), beliau mengemukakan empat faktor yang

mempengaruhi proses menyimak, yaitu (1) faktor lingkungan yang terdiri dari

lingkungan fisik dan lingkungan sosial, (2) faktor fisik, (3) faktor psikologis, dan

(4) faktor pengalaman. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, Tarigan

(1994:99-107) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan

menyimak antara lain:

1) Faktor fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut

menemukan keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang positif dapat memberi pengaruh yang baik bagi

kegiatan menyimak. Faktor yang menguntungkan bagi kegiatan menyimak,

misalnya pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat menyenangkan yang

telah menemukan minat dan pilihan, kepandaian yang beraneka ragam dan lain-

lain.

3) Faktor pengalaman

Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan

menyimak. Kurang atau tidak adanya minat menyimak merupakan akibat dari

pengalaman yang kurang atau tidak sama sekali pengalaman dalam bidang yang

disimak.

4) Faktor sikap

Memahami sikap penyimak merupakan salah satu modal penting bagi

pembicara untuk menarik minat atau perhatian para penyimak. Pada dasarnya

manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap

menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang

Page 21: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

21

menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang

tidak menarik dan tidak menguntukngkan baginya. Kedua hal ini memberi

dampak positif dan dampak negatif bagi penyimak.

5) Faktor motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentun keberhasilan seseorang.

Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu

akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.

6) Faktor jenis kelamin

Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria

dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka

memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Dalam kegiatan menyimak,

sifat, dan gaya menyimak pria dan wanita sanagat berbeda.

7) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menyimak

khususnya terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya, baik yang

menyangkut lingkungan fisik (ruang kelas) maupun lingkungan sosial (suasana

sosial kelas).

Menurut Saddono dan Slamet (dalam Anggereini, 2014: 13-14) terdapat

enam faktor yang harus diperhatikan untuk dapat menyimak secara efektif:

1) Kondisi; fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil.

Penyimakan tidak akan efektif bila kondisi fisik dan mental penyimak

terganggu.

2) Konsentrasi; penyimak berusaha memusatkan perhatiannya terhadap bahan

simakan dengan menyingkirkan berbagai hal yang dapat mengganggu

konsentrasinya.

3) Bertujuan; penyimak hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dalam kegiatan

menyimaknya. Penyimak yang tidak mempunyai tujuan yang jelas tidak akan

melaksanakan penyimakan yang efektif.

Page 22: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

22

4) Berminat; minat merupakan dasar aktivitas seseorang. Oleh karena itu,

penyimak hendaknya mempunyai minat yang kuat terhadap bahan yang

disimaknya.

5) Berkemampuan linguistik; kemampuan linguistik dan nonlinguistik sangatlah

bermanfaat sebagai sarana memahami, menginterpretasi, dan menilai bahan

simakan.

6) Berpengetahuan dan berpengalaman yang luas; penyimak yang mempunyai

kemampuan mendalam dan pengalaman yang luas akan dapat dengan luwes

menerima, mencerna, memahami, dan mereaksi bahan simakan.

e. Tahap-tahap dalam Menyimak

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sudah

barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Menurut Tarigan (1994:58-59)

tahap-tahap menyimak yaitu (1) tahap mendengar, dalam tahap ini baru

mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran

atau pembicaraannya; (2) tahap memahami, setelah mendengar maka ada

keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang

disampaikan oleh sang pembicara; (3) tahap menginterpretasi, penyimak yang

baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami

isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi,

butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran tersebut; (4) tahap

mengevaluasi, setelah memahami serta menafsir atau menginterpretasikan isi

pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat

serta gagasan anag pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, kebaikan dan

kekurangan sang pembicara; dan (5) tahap menanggapi, merupakan tahap terakhir

dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap

serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam

ujaran atau pembicaraannya

Sedangkan menurut Anderson (dalam Tarigan 1994:30-31) mengungkapkan

tahap-tahap menyimak, yaitu (1) mendengar bunyi kata-kata tetapi tidak

memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan; (2) menyimak sebentar-

Page 23: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

23

sebentar; memperhatikan sebentar-sebentar; (3) setengah menyimak; mengikuti

diskusi atau pembicaraan hanya dengan maksud sautu kesempatan untuk

mengekspresikan ide sendiri; (4) menyimak secara pasif dengan sedikit responsi

yang kelihatan; (5) menyimak secara sempit; dalam hal ini makna atau penekanan

yang penting pudar dan lenyap karena sang penyimak menyeleksi butir-butir yang

biasa, yang berkenan, ataupun yang sesuai padanya, yang dapat disetujuinya; (6)

menyimak serta membentuk asosiasi-asosiasi dengan butir-butir yang

berhubungan dengan penglaman pribadi seseorang; (7) menyimak suatu laporan

untuk menangkap ide-ide pokok dan unsur-unsur penunjang, atau mengikuti

petunjuk-petunjuk; (8) menyimak secara kritis; penyimak memerhatikan nilai-

nilai kata emosional dari pembicara; (9) menyimak secara apresiatif dan kreatif

dengan responsi mental dan emosional sejati yang matang.

Berdasarkan tahap-tahap menyimak di atas, maka tahap menyimak yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar dan memahami. Hal ini

dikarenakan tahap mendengar dan tahap memahami sesuai dengan perencanaan

dan tindakan dalam penelitian ini.

f. Penilaian Kemampuan Menyimak

Kurikulum KTSP dimaksudkan untuk menyempurnakan kurikulum

sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada kurikulum

ini diterapkan sistem penilaian berbasis kelas. Sumber data penilaian berbasis

kelas ini dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti portofolio, hasil karya,

penugasan, dan tes tertulis, sedangkan evaluasinya sendiri dilakukan pada proses

dan hasil pembelajaran. Penilaian proses pada kemampuan menyimak dilakukan

oleh guru ketika pembelajaran menyimak sedang berlangsung dan guru harus

merancang model instrumen penilaian, sedangkan dalam penilaian hasil diperoleh

dari hasil simakan siswa berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Penilaian hasil dapat diperoleh melalui tes. Tes pada

kemampuan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menangkap dan memahami informasi yang terkandung dalam wacana yang

diterima melalui saluran pendengaran. Terdapat empat tingkatan dalam tes

Page 24: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

24

kemampuan menyimak yaitu tingkat ingatan, tingkat pemahaman, tingkat

penerapan, dan tingkat analisis (Nurgiyantoro, 1987: 219-223).

1) Tingkat Ingatan

Tes kemapuan menyimak tingkat ingatan hanya sekadar menuntun siswa

untuk mengingat fakta atau menyatukan kembali fakta-fakta yang terdapat dalam

wacana yang telah diperdengarkan. Fakta dalam wacana dapat berupa tanggal,

tahun, peristiwa, dan sebagainya. Bentuk tes yang digunakan dapat berupa tes

bentuk objektif, isian singkat, atapun pilihan ganda.

3. Tingkat Pemahaman

Pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat memahami wacana

yang dipergunakan. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman terhadap isi

wacana, hubungan antar kejadian, hubungan antar ide, hubungan sebab akibat,

dan sebagainya. Pemahaman pada tingkat ini belum kompleks benar, belum

menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Bentuk tes yang digunakan esai atau

objektif.

4. Tingkat Penerapan

Siswa diharapkan dapat menerapkan konsep atau masalah tertentu pada

situasi yang baru misalnya, diperdengakan beberapa buah wacana dengan gambar

yang sesuai. Tingkat kesulitannya bergantung sederhana atau kompleksnya

wacana dan gambar.

5. Tingkat Analisis

Tes kemampuan menyimak pada tingkat analisis menuntut siswa untuk

kerja analisis, untuk memilih alternatif jawaban yang tepat. Analisis yang

dilakukan berupa analisis detail-detail informasi, mempertimbangkan bentuk, dan

aspek kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat, dan

lain-lain.

Jawaban tehadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya

jawaban ini dengan melakukan penskoran berdasarkan jumlah soal dan bobot soal,

sedangkan hasil simakan siswa yang berupa respon dinilai berdasarkan tepat atau

Page 25: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

25

tidaknya respon itu dengan apa yang akan diungkapkan dalam bahan yang

didengarkan.

Dalam penelitian ini tingkatan tes yang akan digunakan ialah tes tingkat

pemahaman. Siswa dituntut untuk memahami isi wacana yang diperdengarkan.

Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran menyimak berita pada kelas VIII

semester genap, yaitu siswa dapat memahami isi berita yang didengar untuk

kemudian mengemukakan kembali isi informasi tersebut secara runtut dan jelas.

2. Hakikat Berita

a. Pengertian

Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada orang

lain. Penyampaian berita dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis baik

langsung atau melalui berbagai media. Untuk pembelajaran menyimak, bahan

simakan berita dapat diambil secara langsung dari penutur atau pembicara,

diskusi, seminar, dan dapat pula diambil dari media radio, televisi, dan

sebagainya.

Djuraid (dalam Harviyanto, 2013:44) menjelaskan bahwa berita adalah

sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau

keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi. Menurut Maessenner (dalam

Harviyanto, 2013:44), berita adalah sebuah informasi yang baru tentang suatu

peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat pendengar. Berbeda

dengan Charnley (dalam Harviyanto, 2013:44) yang menjelaskan berita adalah

laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian dan penting yang

dibutuhkan sekelompok masyarakat. Sementara itu, menurut Morris (dalam

Harviyanto, 2013:45) berita adalah suatu yang baru dan penting yang dapat

memberika dampak dalam kehidupan manusia. Sedangkan menurut Hepwood

(dalam Harviyanto, 2013:45), berita adalah laporan pertama dari kejadian yang

penting sehingga dapat menarik kepentingan umum. Charnely dan Neal (dalam

Harviyanto, 2013:45) mendefinisikan berita adalah laporan tercepat tentang suatu

peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting.

Page 26: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

26

Berbeda dengan Newson dan Wollert yang mendefinisikan berita adala apa saja

yang ingin dan perlu diketahui orang (masyarakat).

Beberapa pengertian berita di atas dapat disimpulkan bahwa berita

merupakan laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang

menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu

yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik.

Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat unsur pokok-

pokok berita, yaitu apa (what), siapa (who), dimana (where), kapan (when),

mengapa (why), dan bagaimana (how). Unsur-unsur pokok harus melekat dalam

setiap penulisan berita, tujuannya agar penyajian suatu informasi menjadi lengkap

dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pembaca atau pendengar.

Menyimak berita dengan tujuan tersebut termasuk jenis menyimak

komprehensif. Penyimak hendaknya mengetahui apa pesan yang sebenarnya

hendak disimak. Cara menemukan pokok-pokok berita, diantaranya:

a. Mengidentifikasi berita-berita utama dari berita-berita yang dibacakan.

Untuk mengidentifikasi berita utama dari seluruh berita yang dibacakan,

penyimak harus tahu atau tanggap pada posisi mana si pembaca berita meletakkan

penekanan atau berita utama. Umumnya, berita utama diletakkan setelah

pendahuluan alinea, dinyatakan secara singkat, di ulas kembali di sepanjang

berita, kemudian dinyatakan kembali dalam kesimpulan.

b. Menggunakan kata tanya 5W + IH untuk melacak kelengkapan isi berita.

Kata tanya 5W + IH dapat membantu melacak kelengkapan isi berita. Selain

itu, kata itu dapat membatasi/memfokuskan perhatian penyimak agar tidak terlalu

meluas atau menyempit. Dengan cara tersebut. Pokok-pokok berita dapat

ditemukan dengan efektif oleh penyimak berita. Kemampuan lain yang perlu

dimiliki oleh penyimak berita (komprehensif adalah menyimpulkan isi berita yang

didengar/disimak. Kesimpulan adalah data yang tidak disampaikan dalam berita,

tetapi hanya diimplikasikan saja. Kesimpulan adalah asil penaksiran murni dari

penyimak terhadap berita yang di dengar. Karena itu, penyimak berita yang baik

Page 27: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

Lead

Body

Body

Headline

Headline

Lead

Body

27

harus dapat menyimak gagasan utama maupun rinciannya secara ekplisit maupun

implisit.

b. Struktur Berita

Sebuah berita pasti memiliki bagian yang disusun secara teratur yang

kemudian membentuk suatu berita yang utuh. Di dalam ilmu jurnalistik teknik

piramida terbalik adalah sistem penulisan di mana isi berita disusun berdasarkan

nilai terpenting yang diprioritaskan atau ditulis terlebih dahulu (Sudarman, 2008:

89). Tujuan dari teknik penulisan piramida terbalik adalah untuk memudahkan

khalayak pembaca bergegas, dengan cepat dapat mengetahui tentang apa yang

terjadi dalam berita (Sudarman, 2008: 89). Pembaca atau pendengar atau pemirsa

ingin segera langsung pada pokok permasalahan yang paling inti, bukan informasi

pelengkapnya (Muda, 2008: 59).

Berita yang baik selain memenuhi persyaratan rumus 5W+1H, harus pula

memenuhi persyaratan bentuk. Dalam jurnalistik, ada yang dikenal dengan bentuk

Piramida Terbalik. Struktur berita langsung pada umumnya mengacu pada

struktur piramida terbalik. Suhandang (2004:115-116), berpendapat bahwa teknik

penulisan berita dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu piramida dan piramida

terbalik. Penulisan dengan piramida ditulis dengan urutan: headline (judul berita),

lead (teras berita), dan body (isi berita). Penulisan dengan konstruksi piramida

terbalik ditulis dengan urutan : lead (teras berita), yang berisi topik utama, body

(isi berita), dan yang terakhir body lagi yang berisi tentang berita yang kurang

penting.

Page 28: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

28

Sementara itu, Masduki (dalam Harviyanto, 2013:50) menyatakan bahwa

struktur penulisan berita dengan struktur piramida terbalik dianggap paling cocok

dan khas untuk penulisan berita. Piramida terbalik adalah suatu bentuk penulisan

yang memprioritaskan pemuatan informasi yang penting di depan, kemudian yang

agak penting, dan yang terakhir berita yang kurang penting. Menurut Masduki,

penyajian urutan berita adalah (1) lead in (peristiwa 1), fakta berita yang paling

penting (apa, di mana, kapan, dan siapa); (2) peristiwa 2, kronologi yang tidak

begitu penting dari peristiwa 1 (bagaimana dan mengapa), dan (3) lead out

(peristiwa 3), gabungan ulang fakta terpenting dan kronologi menyebutkan

konteks peristiwa lain dengan data, waktu, tokoh, atau peristiwa sebelumnya.

Berdasarkan paparan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan struktur

berita piramida terbalik dapat digambarkan sebagai berikut.

c. Jenis-jenis Berita

Berita memiliki keberagaman dalam cara menyajikan. Ada pun jenis-jenis

berita menurut para ahli sebagai berikut. Djuroto (dalam Harviyanto, 2013: 46)

menjelaskan bahwa jenis berita dapat dilihat dari penyajiannya, yaitu sebagai

berikut.

1) Berita Selebaran

Berita selebaran dalam bahasa asing disebut news bulletin. Berita bulletin

adalah berita yang disiarkan secara kilat atau cepat. Biasanya berita yang bersifat

hangat dan singkat, penyajiannya sangat terikat dengan waktu. Jenis berita ini

penyajiannya terikat oleh waktu. Berita itu makin cepat disiarkan akan menjadi

baik. Yang termasuk dalam kategori bulletin yaitu (1) berita keras, merupakan

berita yang biasanya tidak menyenangkan. Misalnya tentang kekerasan,

kesengsaraan, dan lain-lain; (2) berita lunak, merupakan berita yang

menyenangkan. Misalnya pemberian gelar, keberhasilan seseorang, dan lain-lain;

(3) berita singkat, merupakan berita yang memiliki nilai tinggi. Karena itu

penyajiannya secara langsung hanya pada inti berita saja; (4) berita pendek,

merupakan, berita yang amat penting dan menarik untuk diberitakan justru pada

Page 29: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

29

saat berita itu masih jadi pembicaraan masyarakat luas; (5) berita sisipan, berita

yang memiliki nilai tinggi serta dinantikan oleh masyarakat luas.

2) Berita Majalah

Berita majalah adalah jenis berita yang penerbitannya secara berkala dan

teratur. Misalnya majalah mingguan, dua mingguan atau bulanan. Yang termasuk

dalam kelompok berita majalah, yaitu (1) feature, merupakan suatu uraian berita

dalam ruang lingkup satu pokok yang merupakan pendalaman tema tersebut, yang

dilihat dari berbagai segi latar belakang perkembangan berita tersebut; (2) human

interes, merupakan uraian berita tentang sesuatu yang dapat menyentuh rasa

kemanusiaan; (3) berita ringan, merupakan uraian berita tentang sesuatu yang

dapat menyentuh rasa kemanusiaan; (4) berita nyata, merupakan uraian berita

yang secara sistematis memiliki kepekaan dalam ruang lingkup yang sejenis dan

tidak perlu terikat pada keadaan baru dan lamanya berita; (5) analisis berita,

merupakan berita yang disusun atas dasar data dan fakta serta keseimbangan

analisis tanpa ditambahi pendapat pribadi baik secara langsung ataupun secara

tidak langsung.

3) Berita Penerangan

Berita penerangan adalah berita yang mengandung penjelasan lebih lanjut

dari suatu berita yang telah disiarkan, atau penjelasan yang bertitik tolak dari

berita yang sudah disajikan tetapi sangat terkait dengan waktu.

Sementara itu, Masduki (dalam Harviyanto, 2013:49) berpendapat bahwa

jenis berita ada tiga, antara lain (1) hard news, yaitu berita aktual yang baru saja

terjadi; (2) soft news, yaitu berita lanjutan yang lebih bersifat laporan peristiwa

tanpa terikat waktu, lebih menekankan pada aspek human interest, perilaku, dan

tempat-tempat yang bisa mempengaruhi banyak orang; dan (3) indept news, yaitu

berita mendalam (lebih sekadar paparan fakta permukaan) biasanya dikemas

dalam format feature, tetapi bisa pula dalam berita bersisipan, dengan syarat

penekanan isinya terletak pada proses pendalaman kasus atau tinjauan aspek lain

dalam suatu peristiwa.

Page 30: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

30

d. Langkah-langkah Menemukan Pokok Berita

Sebelum mulai menyimak berita, sebaiknya siswa mengetahui langkah-

langkah yang harus dilakukan. Saricoban (dalam Harviyanto, 2013:52) dalam

jurnal The Internet TESL Journal dengan judul “The Teaching of Listening”

menyebutkan hasil penelitiannya bahwa ada beberapa langkah yang harus

dilakukan sebelum kegiatan menyimak yaitu (1) guru hendaknya melakukan

apersepsi dengan bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi siswa dalam

kegiatan menyimak; (2) guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

langkah-langkah menyimak, dan memberikan instruksi yang harus dilakukan

siswa sebelum melakukan kegiatan menyimak; (3) guru memberikan daftar

pertanyaan kepada siswa untuk mempermudah menemukan informasi yang

dibutuhkan; (4) bahan simakan yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan

bahasa sehari-hari yang mudah dipahami; dan (5) untuk melatih pemahaman

siswa hendaknya menggunakan bahan simakan yang kontekstual.

Sejalan dengan pendapat Saricoban, Nurhadi (dalam Nurviyanto, 2013:52)

berpendapat bahwa langkah-langkah menyimak berita untuk menemukan pokok-

pokok berita sebagai berikut.

1) Mempersiapkan diri dengan pikiran terbuka dan menyingkirkan segala hal yang mengganggu dalam menyimak sertamenyiapkan alat tulis yang dibutuhkan.

2) Menyimak berita dengan benar, yaitu konsentrasi dan menyimak berita dengan penuh perhatian.

3) Mengidentifikasi pokok-pokok berita dari berita yang didengar.4) Menemukan pokok-pokok beritadari berita yang didengar. 5) Membuat peta konsep dari pokok-pokok berita yang ditemukan

agar dapat mempermudah dalam memahami pokok-pokok beritanya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, maka untuk mengefektifkan

kegiatan pembelajaran menyimak, peneliti merumuskan langkah-langkah

pembelajaran menyimak untuk menemukan pokok-pokok berita pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 6 Satu Atap Subah, yaitu (1) sebelum melakukan kegiatan

menyimak guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan

memberikan instruksi yang harus dilakukan siswa; (2) siswa diminta untuk

Page 31: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

31

menyimak berita dengan benar, yaitu konsentrasi dan menyimak berita dengan

penuh perhatian; (3) siswa mengidentifikasi berita yang terdapat pada teras berita;

(4) siswa menemukan pokok-pokok berita yang disimak berdasarkan isi berita;

dan (5) siswa membuat peta konsep agar dapat mempermudah dalam memahami

pokok-pokok beritanya. Maksud dari menemukan pokok-pokok berita dalam

penelitian ini adalah menemukan unsur 5W+1H (what, who, when, where, why,

and how) dari sebuah berita yang diperdengarkan. Setelah pokok-pokok berita

ditemukan kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan isi berita.

3. Hakikat Model Numbered Heads Together

a. Pengertian

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered head together

(NHT) Pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan

lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran

dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Menurut Trianto (dalam Nugroho, 2009:21) Pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) merupakan salah satu pembelajaran yang termasuk dalam

pembelajarann kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika

mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian model NHT. Menurut Hamdani

(2011: 89) NHT adalah model belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan

dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

Iru dan Arihi (dalam Mu’arifin, 2013: 38) mengemukakan pembelajaran

kooperatif NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-

Page 32: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

32

pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan tingkat

akademik.

Penomoran berfikir bersama atau NHT menurut Trianto (dalam Nugroho,

2009:39) adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas

tradisional. Hamdani (2009: 90) mengemukakan kelebihan dan kelemahan

menggunakan model NHT. Kelebihanya antara lain; (1) setiap siswa menjadi siap

semua (2) siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh (3) siswa

yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kekuranganya antara

lain; (1) kemungkinan nomor yang sudah dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru

(2) tidak semua anggota kelompoki dipanggil oleh guru.

Menurut Suherman (dalam Nugroho, 2009:21), NHT adalah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu tipe model

pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan terdiri atas

beberapa tahapan yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar

yang berfungsi untuk mengatur interaksi diantara siswa. Number Head Together

merupakan suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada

aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai

sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Dalam mempresentasikan

hasil diskusi semua siswa diberi nomor sehingga siswa harus terus mengikuti

diskusi untuk menyelesaikan soal dan benar-benar menguasai jawaban. Karena

Page 33: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

33

setiap siswa mempunyai kemungkinan nomornya akan dipanggil oleh guru untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

Menurut Trianto (dalam Nugroho, 2009:21), tujuan dibentuknya

pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Agar

pembelajaran berjalan dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi

pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Para ahli menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-

tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang

sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Model Number Heads Together

Dalam pembelajaran NHT guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh

kelas dengan menggunakan empat langkah. Kempat langkah tersebut adalah

sebagai berikut.

1) Penomoran

Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru

membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga

sampai lima orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1

sampai 5 sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda,

sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.

2) Mengajukan Pertanyaan

Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan sebuah

pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi

pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan

usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan

tingkat kesulitan yang bervariasi pula.

3) Berpikir Bersama

Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa menyatukan

pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan menjelaskan jawaban kepada

Page 34: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

34

anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-

masing pertanyaan.

4) Pemberian Jawaban

Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa

dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan

jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok

yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya

disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk

menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban

tersebut. (Trianto dalam Nugroho, 2009:22).

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT

terhadap siswa yang hasil belajar rendah, antara lain adalah sebagai berikut.

1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

2) Memperbaiki kehadiran

3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5) Konflik antara pribadi berkurang

6) Pemahaman yang lebih mendalam

7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

8) Hasil belajar lebih tinggi

Metode Kooperatif Numbered Head Together mempunyai beberapa

kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Setiap siswa menjadi siap semua

2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh

3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai

Kelemahan metode pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

adalah sebagai berikut.

1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru

2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Page 35: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

35

4. Hakikat Media Audio Visual

a. Pengertian Media

Media pembelajaran sangatlah berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Munadi (dalam Mu’arifin, 2013: 6) adalah segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Menurut Kustiono (dalam Mu’arifin, 2013: 6) media pembelajaran adalah

setiap alat, baik hardware maupun softwaresebagai media komunikasi untuk

memberikan kejelasan informasi. Media pembelajaran memperlancar komunikasi

guru dan anak didik dalam pembelajaran serta seringkali media mampu

merangsang pikiran, perhatian, dan keinginan belajar siswa yang mendorong

siswa untuk ingin lebih tahu banyak tentang sesuatu hal.

Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa

(Hamdan dalam Mu’arifin, 2013: 40). Manfaat media pembelajaran sebagai alat

bantu pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (dalam Hamdani, 2011:73) adalah

sebagai berikut.

1) Penyampaian materi dapat diseragamkan2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja7) Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap

proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

b. Pengertian Media Audio Visual

Page 36: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

36

Media dalam pengajaran mempunyai banyak jenis. Dalam pembelajaran

media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan keadaan siswa. Ada dua

macam media yang digunakan untuk kegiatan menyimak, yaitu media audio dan

media audio visual. Akan tetapi media audio visual lebih efektif digunakan karena

kegiatan yang dilakukan adalah mendengar sekaligus melihat kejadian konkret.

Pengertian media audio visual untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan

yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dan visualisasi, yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi

proses belajar mengajar.

Media audio visual menurut Sufanti (dalam Mu’arifin, 2013: 41) adalah

media pembelajaran yang pemanfaatan untuk dilihat dan untuk sekaligus

didengar. Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan indera pendengar

dan indera penglihatan sekaligus. Oleh karena itu, dengan media ini guru dapat

menyuguhkan pengalaman-pengalaman yang kongkrit kepada siswa yang sangat

sulit jika materi tersebut diceritakan. Guru tidak perlu ceramah, tetapi siswa sudah

bisa memahami banyak hal dengan media ini. Jenis media audio visual adalah

film bersuara, televisi dan video.

Media audio visual sesuai dengan namanya menurut Hamdani (2011: 249)

merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar.

Audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa, semakin

lengkap dan optimal. Media audio visual pada dasarnya merupakan media yang

memiliki dua aspek, yakni aspek audio dan aspek visual yang dikemas secara

terpadu. Kelebihan dari media audio visual menurut Kustiono (dalam Mu’arifin,

2013: 42) adalah sebagai berikut:

1) Sangat efektif untuk mengembangkan daya imajinatif siswa2) Mampu menyampaikan pesan-pesan historis sebuah dongengan

atau cerita secara visual3) Efektif untuk demonstrasi pembacaan karya sastra,4) Menyemangatkan belajar siswa melalui alunan musik-musik

instrumental5) Meningkatkan kesemangatan senam atau menari yang tengah

dilatihkan

Page 37: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

37

6) Mengembangkan indera visual sekaligus indera auditif siswa7) Mampu memvisualisasikan objek-objek yang berukuran besar dan

bahkan yang berukuran sangat kecil8) Mampu memvisualisasikan objek-objek yang berlokasi jauh dan

bahkan objek-objek yang terjadi di masa lampau (objek-objek dokumenter)

9) Mampu memvisualisasikan suatu proses aktivitas tertentu

5. Model Numbered Heads Together dengan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Menyimak Berita

Model Numbered Heads Together merupakan suatu model yang diterapkan

dalam pembelajaran. Dengan penggunaan model NHT dengan media audio visual

maka dalam kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan

menyenangkan. Langkah-langkah model Numbered Heads Together dengan

media audio visual pada pembelajaran menyimak berita adalah sebagai berikut.

(1) Guru melaksanakan apersepsi pembelajaran

(2) Guru melaksanakan tanya jawab tentang materi pembelajaran

(3) Guru menjelaskan materi

(4) Siswa dikondisikan menjadi beberapa kelompok beranggotakan

beberapa siswa untuk berdiskusi tentang lembar kerja siswa yang akan

diberikan oleh guru.

(5) Siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor kepala

(6) Guru menayangkan berita secara audio visual

(7) Guru memberikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan secara

berkelompok.

(8) Siswa mendiskusikan jawaban dan memastikan bahwa setiap anggota

kelompok dapat mengerjakanya

(9) Guru memanggil salah satu nomor kepala dan siswa yang nomornya

dipanggil melaporkan hasil karja sama mereka.

(10)Siswa lain memberi tanggapan, kemudian guru mrnunjuk nomor lain

(11)Guru memberikan penguatan kepada siswa.

(12)Guru memberi kesempatan bertanya tentang hasil diskusi kelompok

(13)Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok

Page 38: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

38

(14)Siswa dan guru menyimpulkan materi hasil pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

(15)Siswa mengerjakan tes evaluasi melalui soal tertulis

16) Guru menutup kegiatan pembelajaran

Alasan menggunakan model Numbered Heads Together dengan media

audio visual dalam pembelajaran menyimak berita adalah supaya siswa lebih aktif

dalam pembelajaran karena model Numbered Heads Together menuntut kesiapan

ketika siswa dipanggil sesuai nomor. Sedangkan melalui media audio visual siswa

dapat mendengar dan melihat secara langsung cerita yang ditayangkan oleh guru.

H. Hipotesis Tindakan

Berlandaskan kajian teori yang telah diuraikan, hipotesis penelitian ini

adalah keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Satu

Atap Subah akan meningkat bila menggunakan model pembelajaran Numbered

Head Together.

I. Metode Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 6 Satu

Atap Subah. Sekolah tersebut berlokasi di Desa Mensade, Kabupaten Sambas.

Sekolah ini dipilih karena rendahnya keterampilan siswa dalam menyimak berita.

Sebagian besar siswa juga kurang memiliki keberanian dan masih kesulitan dalam

mengembangkan gagasan yang didapat ketika menyimak berita. Selain itu,

peneliti sendiri merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah

tersebut.

Adapun yang menjadi subjek PTK ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri

6 Satu Atap Subah yang berjumlah 12 siswa. Jumlah itu terdiri dari 5 perempuan

dan 7 laki-laki. PTK ini dilakukan oleh peneliti bersama seorang kolabolator.

Adapun kolabolator PTK ini adalah kepala sekolah, alasan dijadikannya kepala

sekolah sebagai kolaborator karena tidak ada kolaborator lain yang sama-sama

mengajar Bahasa Indonesia.

Page 39: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

39

2. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan sebelum tindakan diberikan kepada siswa.

melakukan pengamatan kelas dalam pembelajaran menyimak berita, mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun rencana yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut.

1) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak berita.

2) Peneliti merencanakan pelaksanaan diskusi kelompok menggunakan metode

Numbered Head Together dengan media audio visual.

3) Menentukan langkah-langkah pelaksanaan keterampilan pembelajaran

menyimak melalui metode Numbered Head Together dengan media audio

visual.

4) Menyiapkan bahan-bahan pelajaran dan instrumen berupa tes, lembar

observasi, lembar penilaian keterampilan menyimak berita, media

pembelajaran, dan dokumentasi kegiatan.

b. Implementasi Tindakan

Tindakan yang dilakukan merupakan realisasi dari rencana yang sudah

dirancang sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(1) Guru melaksanakan apersepsi pembelajaran

(2) Guru melaksanakan tanya jawab tentang materi pembelajaran

(3) Guru menjelaskan materi

(4) Siswa dikondisikan menjadi 2 kelompok beranggotakan 6 siswa untuk

berdiskusi tentang lembar kerja siswa yang akan diberikan oleh guru.

(5) Siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor kepala

(6) Guru menayangkan berita secara audio visual

(7) Guru memberikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan secara

berkelompok.

(8) Siswa mendiskusikan jawaban dan memastikan bahwa setiap anggota

kelompok dapat mengerjakanya

Page 40: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

40

(9) Guru memanggil salah satu nomor kepala dan siswa yang nomornya

dipanggil melaporkan hasil karja sama mereka.

(10)Siswa lain memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain

(11)Guru memberikan penguatan kepada siswa.

(12)Guru memberi kesempatan bertanya tentang hasil diskusi kelompok

(13)Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok

(14)Siswa dan guru menyimpulkan materi hasil pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

(15)Siswa mengerjakan tes evaluasi melalui soal tertulis

(16)Guru menutup kegiatan pembelajaran

c. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan peneliti melakukan observasi terhadap

ketepatan siswa pada saat melaporkan hasil simakan. Kegiatan observasi ini

digunakan untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran. Pada waktu

melakukan observasi peneliti bekerja sama dengan salah seorang guru yang

mengajar di kelas lain. Aspek yang diobservasi ialah aktivitas siswa dan

keterampilan pembelajaran guru.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah akhir tindakan. Pada tahap refleksi peneliti

melakukan perenungan terhadap pelaksanaan tindakan, baik dari sisi proses

maupun hasil. Namun, yang paling diutamakan adalah penilaian proses. Tahap ini

dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kendala dan hambatan yang terjadi pada

saat pelaksanaan tindakan. Apabila di dalam proses tindakan terdapat kendala atau

hambatan, peneliti melakukan perbaikan tindakan. Perbaikan tindakan dilakukan

untuk penyempurnaan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek yang difokuskan

pada perilaku tertentu (Daryanto, 2011:80). Observasi dilaksanakan oleh peneliti

Page 41: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

41

dengan mengamati proses pembelajaran di kelas saat guru tengah memberikan

materi pelajaran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observasi hanya

dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan

kelebihan dalam proses pembelajaran.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana

sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengumpulkan data dan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengklasifikasikan bahan-bahan yang berhubungan

dengan hasil yang sedang diteliti, baik dari sumber dokumen maupun dari buku-

buku. Teknik ini untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang

berupa dokumen sekolah, catatan-catatan, daftar hadir siswa, hasil karya siswa,

dan sebagainya.

c. Tes

Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari

penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan cara tes tertulis. Tes

berbentuk esai berjumlah 3 soal. Materi yang diujikan mengenai kemampuan

siswa menyimak berita yang bersumber televisi. Cuplikan berita diperdengarkan

oleh guru melalui rekaman video berita. Setelah siswa menyimak isi berita, siswa

diberi soal untuk menanyakan isi berita yang disimak.

4. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data, peneliti nantinya akan membandingkan isi catatan yang

dilakukan dengan kolaborator, kemudian data diolah dan disajikan secara

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data-data diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Kualitatif

Teknik análisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik

deskriptif kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian berupa kategori data hasil

Page 42: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

42

observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak

pokok-pokok berita melalui model NHT dengan media audio visual. Data yang

dikumpulkan berupa hasil observasi. Data hasil observasi keterampilan guru dan

aktivitas siswa dianalisis dengan langkah-langkah yang dijelaskan oleh Poerwanti

dkk (2008: 69) sebagai berikut:

1) Menentukan skor terendah

2) Menentukan skor tertinggi

3) Mencari median

4) Membagi rentang skor menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, dan

kurang)

R = skor terendah

T = skor tertinggi

n = banyaknya skor/data

maka untuk mencari n = (T – R )+ 1

Untuk membagi rentang skor menjadi empat kategori dilakukan dengan

menentukan kuartil ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Nilai kuartil dapat ditentukan

setelah mengurutkan data dari nilai terendah sampai tertinggi. Q1 merupakan

kuartil bawah, yaitu 25% jumlah data pertama. Q2 median atau nilai tengah. Q3

quartil atas yaitu 75% jumlah data berikutnya dan Q4 merupakan skor tertinggi.

Untuk rumus yang digunakan sebagai berikut (Sukestiyarno dan Wardono,

2009:23)

Letak Qi = i(n+1)4

Keterangan: Qi = Kuartil ke – i

n = Banyak data

Kuartil ini membagi data menjadi empat bagian sama besar, sehingga dapat

dijadikan batas-batas untuk menentukan kriteria ketuntasan data kualitatif.

Menurut Herryanto dan Hamid (2008: 53), rumus untuk menentukan kuartil

adalah:

Page 43: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

43

Q2 = median

Letak Q2 = ( n+1 ) untuk data ganjil atau genap

Q1 = kuartil pertama

Letak Q1 = ( n +2 ) untuk data genap atau Q1 = ( n +1 ) untuk data ganjil.

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 = (3 +2 ) untuk data genap atau Q3 = ( n +1 ) untuk data ganjil.

Q4= kuartil keempat = T (skor tertinggi)

Nilai yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dikonversikan dengan

tabel ketuntasan data kualitatif untuk mengetahui rentang nilai dan kategorinya.

Perhitungan tersebut kemudian dibuat tabel klasifikasi tingkatan nilai pada

keterampilan guru dan aktivitas siswa.

Tabel Klasifikasi Ketuntasan Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa

Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian

Q3 ≤ skor ≤ T

Q2 ≤ skor < Q3

Q1 ≤ skor < Q2

R ≤ skor < Q1

Sangat Baik (A)

Baik (B)

Cukup (C)

Kurang (D)

b. Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis menggunakan teknik

analisis deskriptif dengan menentukan nilai berdasarkan skor teoritis yang

diperoleh siswa, presentase ketuntasan belajar, dan rerata kelas. Adapun

penyajiannya dipaparkan dalam bentuk presentase dan angka yaitu:

1) Data hasil tes siswa

Skor = BN x 100 (rumus bila menggunakan skala 100)

Keterangan:

Page 44: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

44

B = Banyak butir soal yang dijawab benarN = Banyaknya butir soal

Poerwanti, 2008: 63)2) Data nilai rata-rata kelas

X = ∑ fxN

(Arikunto, 2003:256)

Keterangan:

X = Nilai Rata-rata

∑ fx = Jumlah Nilai

N = Jumlah Siswa3) Data ketuntasan klasikal

P = ∑ Jumlah siswa yang tuntas

∑ Siswa x 100%

(Aqib, 2010:41)

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi

jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut  terdapat ≥ 85% siswa yang telah

tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2010: 241).

Tetapi, menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP

penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang

dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga

pertimbangan, yaitu: kemampan setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas

(sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah berbeda. Maka

dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasan individual adalah

70 dan ketuntasan secara klasikal adalah ≥ 85%. Kriteria ketuntasan minimal

individu dikelompokkan dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan

kriteria sebagai berikut:

Tabel Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi≥70 Tuntas

Page 45: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

45

<70 Tidak TuntasKKM SMPN 6 Subah

5. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan penelitian tindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju

arah perbaikan. Indikator keberhasilan terdiri atas keberhasilan proses dan

keberhasilan produk.

a. Indikator keberhasilan proses dapat dilihat dari beberapa hal.

1) Meningkatnya keterampilan guru dalam pembelajaran menyimak berita

menggunakan model Numbered Heads Together dengan media audio visual

dengan kriteria minimal baik

2) Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak berita

menggunakan model Numbered Heads Together dengan media audio visual

dengan kriteria minimal baik.

b. Indikator keberhasilan produk

Keberhasilan secara produk dapat dilihat berdasarkan peningkatan jumlah

skor rata-rata yang diperoleh pada setiap siklus. Tindakan ini dikatakan berhasil

apabila 85% siswa (ketuntasan klasikal) mendapatkan skor lebih dari atau sama

dengan 70 dari skor maksimal 100.

6. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari-Maret 2016 yang meliputi

keseluruhan kegiatan penelitian dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan,

hal ini disesuaikan dengan kalender pendidikan tahun ajaran 2015/2016.

Kegiatana penelitian ini direncanakan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel: Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian

Jenis Kegiatan 2015 2016

November Desember Januari Februari Maret April

1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan judul

b.Penyusunan

Page 46: Web viewKegiatan pembelajaran di sekolah bertujuan untuk melakukan perubahan dari keadaan lama kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam kegiatan ... anggota

46

proposal

2. Perencanaan tindakan

3. Implementasi

tindakan

a. Siklus I

b.Siklus II

4. Penyusunan laporan