vital sign

23
A. Pendahuluan I. Standar Kompetensi Dokter Bab IV 1. Area Kompetensi Komunikasi Efektif 1.1. Kompetensi Inti Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain. 1.2. Lulusan Dokter Mampu 1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya 1.1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya Memberikan salam Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan pasien) Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu 1

Upload: joviee-charisma

Post on 04-Aug-2015

153 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Vital Sign

A. Pendahuluan

I. Standar Kompetensi Dokter Bab IV

1. Area Kompetensi Komunikasi Efektif

1.1. Kompetensi Inti

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan

pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi

lain.

1.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya

1.1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

Memberikan salam

Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien

Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya

Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi

waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan

keluhannya dan menggali permasalahan pasien)

Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran,

maupun harapannya

Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang

bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu

Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta

persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan

1.2. Mengumpulkan Informasi

Mampu menggunakan open-ended maupun closed question

dalam menggali informasi (move from open to closed question

properly)

Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang

kurang di mengerti

1

Page 2: Vital Sign

Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat

penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat

kesehatan masa lalu

Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien

Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang

premature saat masih mengumpulkan data

1.3. Memahami Prespektif Pasien

Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang

menyangkut penyakitnya

Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien,

kekhawatirannya, dan harapannya

Melakukan fasilitasi secara professional terhadap ungkapan

emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia,

maupun pasien dengan hambatan komunikasi misalnya bisu-

tuli, gangguan psikis)

Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari

pasien secara professional

Memperhatikan factor biopsikososiobudaya dan norma-

norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan

terapi paripurna dan hubungan dokter-pasien yang

professional

Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh

pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan

umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan,

meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan

penanganan serta prognosis

1.4. Memberi Penjelasan dan Informasi

Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa

takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik

2

Page 3: Vital Sign

Memberi tahu adanya sakit atau tidak nyaman yang mungkin

timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya

Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur

tentang tujuan , keperluan, manfaat, risiko prosedur

diagnostic dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,

rujukan) sebelum dikerjakan

Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau

menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit

Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien

maupun keluarganya

Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-

pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien

Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk

merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat

persetujuan

Menyampaikan berita buruk secara professional dengan

menjunjung tinggi etika kedokteran

Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan

disepakati

2. Berkomunikasi dengan Sejawat

Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi

pasien baik secara lisan, tertulis atau elektronik pada saat

yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu

kedokteran

Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan

benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas,

demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

3. Berkomunikasi dengan Masyarakat

3

Page 4: Vital Sign

Menggunakan bahasa yang di pahami oleh masyarakat

Menggali masalah kesehatan menurut presepsi masyarakat

Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar

masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan

Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara

efektif ketika melakukan promosi kesehatan

Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan

kesehatan secara professional

4. Berkomunikasi dengan Profesi Lain

Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu

cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya

Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang

sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk

pemrosesan klaim

Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum

atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan)

Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka

pemecahan masalah kesehatan masyarakat

2. Area Keterampilan Klinis

2.1. Kompetensi Inti

Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai

kewenangannya

2.2. Lulusan Dokter Mampu

1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang

pasien dan keluarganya

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan

(bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga,

social serta riwayat lain yang relevan

4

Page 5: Vital Sign

Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan

masalah pasien

Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan

pasien dan kewenangannya

Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal

mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada

pasien

Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah

pasien

Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis

dengan jelas dan benar

Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan

laboratorium yang sesuai

Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar

Membuat permintaan pemeriksaan

II. Pentingnya Keterampilan Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan oleh seorang komunikator kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa

berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Agar

komunikasi secara tepat mengena pada sasaran yang hendak dicapainya, maka

suatu komunikasi harus dilakukan secara efektif. Menurut Gordon I. Zimmerman,

komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang

kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan

pertukaran informasi mengenai bagaiman hubungan kita dengan orang lain.

Sedangkan menurut Rudolph F. Verderber, komunikasi mempunyai dua fungsi,

yang pertama fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan

ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi

pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak

5

Page 6: Vital Sign

melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu. Dalam berkomunikasi kita sering

mengalami kendala-kandala sehingga informasi yang kita sampaikan atau terima

tidak jelas atau informasi yang sering berubah arti. Keterampilan komunikasi

sangat diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan

informasi.

6

Page 7: Vital Sign

B. DASAR TEORI

VITAL SIGN

Tanda-tanda vital adalah pengukuran fungsi tubuh yang paling dasar, meliputi empat

tanda vital utama yaitu :

a. Temperatur tubuh

Suhu tubuh normal seseorang bervariasi tergantung pada jenis kelamin, aktifitas

terbaru, makanan dan konsumsi cairan, waktu hari, dan, pada wanita, tahap siklus

menstruasi. Suhu tubuh normal dapat berkisar dari 97,8 ° F (atau Fahrenheit, setara

dengan 36,5 ° C, atau Celsius) sampai 99 ° F (37,2 ° C) untuk orang dewasa yang

sehat. Suhu tubuh seseorang dapat diambil dalam salah satu cara berikut :

- Melalui Mulut

Suhu dapat diambil melalui mulut menggunakan thermometer kaca klasik atau

thermometer digital yang lebih modern untuk mengukur suhu tubuh.

- Melalui Rektal

Suhu diukur pada dubur (menggunakan thermometer kaca atau digital)

cenderung 0,5-0,7o F lebih tinggi daripada ketika di ambil melalui mulut.

- Melalui Ketiak

Suhu dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan gelas atau

termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini cenderung 0,3 dan 0,4 ° F

lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.

- Melalui Telinga

Sebuah termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang

telinga, yang mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ internal).

- Melalui Kulit

Sebuah termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu kulit di dahi

b. Denyut nadi

Denyut nadi adalah pengukuran denyut jantung atau berapa kali denyut jantung per

menit. Nadi normal untuk orang dewasa yang sehat berkisar antara 60 sampai 100

denyut per menit. Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat dengan olahraga,

7

Page 8: Vital Sign

penyakit, cedera, dan emosi. Wanita pada umumnya, cenderung memiliki detak

jantung lebih cepat daripada laki-laki

c. Laju pernafasan

Laju pernafasan adalah jumlah pengambilan nafas seseorang per menit. Laju

pernafasan biasanya di ukur ketika seseorang beristirahat dan hanya menghitung

selama satu menit. Laju pernafasan dapat meningkat jika seseorang mengalami

demam, sakit dan kondisi medis lainnya. Respirasi normal pada orang dewasa di

kisaran 15-20 kali (ekspirasi-inspirasi) per menit. Pada pria, frekuensi pernafasan

lebih kecil daripada frekuensi pernafasan wanita. Cepat lambatnya pernafasan

manusia dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh maupun

aktivitas tubuh.

d. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan darah mendorong terhadap dinding arteri, diukur

dengan manset tekanan darah dan stetoskop oleh perawat atau penyedia layanan

kesehatan lainnya. Setiap kali jantung berdetak, jantung memompa darah ke dalam

arteri dan menghasilkan tekanan darah tertinggi karena jantung berkontraksi. Dua

nomor dicatat ketika mengukur tekanan darah. Jumlah yang lebih tinggi, atau

tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi

dan memompa darah ke seluruh tubuh. Jumlah yang lebih rendah, atau tekanan

diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan

mengisi dengan darah. Baik sistolik dan diastolik tekanan dicatat sebagai "mm Hg"

(milimeter air raksa). Pedoman NHLBI sekarang mendefinisikan tekanan darah

normal sebagai berikut :

- Kurang dari 120 mmHg tekanan sistolik

- Kurang dari 80 mmHg tekanan diastolic

(http://www.medicalcenter.osu.edu)

http://www.bloodpressureuk.org

8

Page 9: Vital Sign

Tanda-tanda vital berguna dalam mendeteksi atau pemantauan masalah medis. Tanda-

tanda vital dapat diukur dalam pengaturan medis, di rumah, di lokasi darurat medis,

atau di tempat lain.

KETERAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN

Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh

kedua pihak, pasien dan dokter. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan

komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari.

Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun

percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses

penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh

dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin

bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa

dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya. Selain itu,

komunikasi yang baik memudahkan dokter untuk menggali informasi dan

menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada pasien. (Van Thiel, 2000) Manfaat

komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:

1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau

institusi pelayanan medis.

2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan

dokter-pasien yang baik.

3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam

menghadapi penyakitnya. (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)

9

Page 10: Vital Sign

C. HASIL

I. Deskripsi Lokasi

Lokasi yang di tentukan untuk melakukan pemeriksaan vital signs :

1. Kampus Universitas Kristen Duta Wacana, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 5-

25 Yogyakarta 55224

Di kampus UKDW terdapat beberapa gedung, diantaranya ; Gedung Agape,

Gedung Biblos, Gedung C, Gedung Didaktos, Gedung E, Gedung F, Gedung

Gnosis, Gedung H, Gedung Iama dan Gedung Koinonia. Kami banyak

melakukan pemeriksaan vital sign di Gedung Agape dan Gedung Gnosis.

Lokasi ini banyak di temukan orang-orang dengan berbagai macam

pekerjaan. Di Gedung Agape misalnya, terdapat toko buku, kantor dosen,

dan kafetaria. Sedangkan di Gedung Gnosis terdapat bank yaitu Bank Negara

Indonesia (BNI).

2. Jalan Diponegoro Salatiga, Jawa Tengah

Lokasi ini adalah nadi kota Salatiga dimana banyak terdapat rumah makan,

sentra penjualan berbagai barang dan gereja-gereja di sepanjang jalan ini.

Sehingga banyak sekali orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat.

II. Karakterisik Probandus

1. Sdri. Evi (17 tahun)

Pekerjaan Evi sehari-hari membantu Ibunya berjualan minuman di kafetaria

UKDW. Gadis berambut panjang dan memiliki tinggi sekitar 150 cm ini ramah

dan terlihat pemalu.

2. Heri Sambudi (32 tahun)

Tubuh besar dan kekar menjadi salah satu ciri khas satpam yang bertugas di

kampus UKDW ini. Pak Heri memiliki pribadi yang humoris dan tidak sungkan

untuk selalu bertanya.

3. Al Henri Indriyanto (42 tahun)

10

Page 11: Vital Sign

Pimpinan di salah satu cabang bank BNI ini adalah pribadi yang santai dan

ramah pada pegawai-pegawainya. Tak heran sewaktu kami meminta beliau

untuk menjadi probandus kami, beliau tak segan mempromosikan

pegawainya untuk sekalian ikut menjadi probandus kami.

4. Dian (23 tahun)

Muda, good looking, berkulit putih dan memiliki senyum menawan. Hal itu

adalah yang umum di pikirkan saat bertemu dengan salah satu pegawai bank

BNI ini. Selain menarik, beliau juga ramah dan murah senyum.

5. Nyoman Suwitri (67 tahun)

Wanita lanjut usia ini masih aktif di masa tuanya. Beliau senang berkebun

dan jalan-jalan. Tidak heran jika hasil pemeriksaannya masih baik dan tidak

memiliki masalah kesehatan yang lain.

6. Jumarni (57 tahun)

Bu Mar (begitu beliau disapa) adalah nenek dari dua orang cucu yang masih

terlihat bersemangat di masa tuanya. Walaupun sudah di usia lanjut, namun

Bu Mar tak sedikitpun terlihat rambut putih dan tubuhnya masih tegap.

7. Dwikorina Dewanti (47 tahun)

Beliau merupakan seorang dokter yang bekerja di Poliklinik sebuah

universitas swasta di Salatiga. Ramah dan berkarakter sejuk adalah gambaran

untuk wanita ini.

8. Yusak Budi (45 tahun)

Seorang dosen fakutas Theologia ini berperawakan tinggi, besar dan berkulit

putih. Beliau orang yang humoris dan menyenangkan.

9. Devi (21 tahun)

Seorang mahasiswi universitas swasta semester 7 yang memiliki tinggi 158

cm dan memiliki gaya bicara yang medok khas Jawa Timur.

10. Wiwied (36 tahun)

11

Page 12: Vital Sign

Wanita asli Jepara ini sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Ibu

Wiwied adalah wanita karir , walaupun sibuk namun terlihat betul bahwa

beliau tetap menjaga kesehatannya. Beliau adalah vegetarian.

III. Analisis Hasil

No Nama/Umur/Pekerjaan Data Vital Signs(TD, suhu, nadi, nafas)

1. Evi/17/Penjual minuman 120/80, 36.7, 56/menit, 20/menit

2. Heri Sambudi/32/Satpam 120/70, 36.75, 52/menit, 24/menit

3 Al Henri/42/Pimpinan

bank

140/90, 36.6, 54/menit, 20/menit

4. Dian/23/Pegawai bank 100/70, 35.9, 60/menit, 18/menit

5. Nyoman Suwitri/67/Ibu

rumah tangga

110/80, 36.5, 62/menit, 24/menit

6. Jumarni/57/Ibu rumah

tangga

140/100, 36.65, 71/menit, 20/menit

7. Dwikorina/47/Pegawai

swasta

110/70, 36.5, 64/menit, 22/menit

8. Yusak/45/Pegawai swasta 110/80, 36.8, 58/menit, 24/menit

9 Devi/21/Mahasiswa 100/70, 36.2, 52/menit, 18/menit

10. Wiwied/36/Pegawai

swasta

110/70, 36,55, 60/menit, 20/menit

Dari hasil pemeriksaan vital signs meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi

pernafasan dan tekanan darah, setiap probandus memiliki angka yang berbeda.

Berbagai factor berikut ikut berperan juga sebagai penentu data tersebut,

misalnya aktivitas atau kegiatan tubuh, posisi tubuh, keadaan lingkungan sekitar,

kondisi kesehatan, jenis kelamin maupun usia. Pada pemeriksaan suhu tubuh,

rata-rata probandus memiliki nilai yang berkisar antara 36-37o C. Pemeriksaan

denyut nadi pada setiap probandus di kisaran 50-60an kali per menit, pada

12

Page 13: Vital Sign

probandus wanita justru lebih tinggi di bandingkan probandus pria. Pada

pemeriksaan frekuensi pernafasan di kisaran 18-24 kali per menit. Pemeriksaan

yang paling beragam adalah pemeriksaan tekanan darah, aktivitas tubuh dan

kondisi kesehatan nampaknya sangat berpengaruh pada tekanan darah.

IV. Percakapan yang Baik

Jovial : Selamat pagi Mbak, apakah Mbak sedang sibuk?

Evi : Pagi juga, Mbak. Wah kebetulan enggak nih. Ada apa ya, Mbak?

Jovial : Oh begitu, nama saya Jovial, Mbak. Saya dari Fakuktas Kedokteran

UKDW. Saya mendapatkan tugas untuk melakukan pemeriksaan vital signs pada

sepuluh orang, apakah Mbak bersedia menjadi salah satunya?

Evi : Wah vital sign itu apa ya Mbak?

Jovial : Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan vital seperti tekanan darah,

suhu, frekuensi pernafasan dan denyut nadi, Mbak.

Evi : Oh begitu. Ya Mbak saya mau mau saja, hehe

Jovial : Oh iya Mbak, maaf Mbak, sebelumnya nama Mbak siapa?

Evi : Evi Mbak.

Jovial : Oke Mbak Evi, apa sebelumnya Mbak pernah di periksa tekanan

darahnya?

Evi : Wah belum e Mbak hehehe

Jovial : Baiklah Mbak, mumpung belum pernah, sekalian biar tau ya Mbak hehe.

Untuk mengukur tekanan darahnya saya pasang alatnya di lengan kanannya ya

Mbak. Nanti saya pompa dan akan agak sedikit menekan tidak apa-apa ya Mbak.

Selagi saya periksa tekanan darahnya, saya pasang pengukur suhunya ya Mbak,

maaf di ketiak bagian tengah ya Mbak.

Evi : Iya Mbak, saya manut Mbaknya saja hehe

Jovial : Tekanan darahnya normal Mbak, 120/80

Evi : Oh berarti engga ada apa-apa ya Mbak? Saya nggak usah minum obat

to?

13

Page 14: Vital Sign

Jovial : Wah ya tidak usah Mbak hehe. Sudah baik kok. Selagi menunggu

pengukur suhu, saya periksa nadinya ya Mbak.

Evi : Oke Mbak.

Jovial : Frekuensi nadi Mbak juga baik kok Mbak, 56 kali per menit. Coba saya

lihat pengukur suhunya ya Mbak. Suhu Mbak Evi 36,7o C Mbak.

Evi : Normalnya berapa Mbak suhunya?

Jovial : Suhu normal berkisar kurang lebih 37 o C Mbak, Mbak Evi masih dalam

rentang suhu normal kok.

Evi : Iya Mbak, terimakasih lho sudah di periksa. Gratis lagi hehehe

Jovial : Sama-sama Mbak, saya juga mengucapkan terimakasih lho Mbak sudah

bersedia saya periksa.

Evi : Oh ya saya malah senang Mbak.

V. Percakapan yang Buruk

Jovial : Pemisi Pak saya akan memeriksa tekanan darah, suhu, frekuensi nadi

dan frekuensi pernafasan Bapak. Bapak mau atau tidak?

Heri : Ya boleh-boleh saja.

Jovial : Lengannya di singsingkan ya Pak. Sekalian thermometer ini di letakkan

di ketiak bapak.

Heri : Ya, boleh.

Jovial : Tekanan darah bapak 120/70. Suhunya 36,75.

Heri : Normal apa tidak Mbak?

Jovial : Iya Bapak.

Heri : Kalau suhunya saya panas banget ya Mbak?

Jovial : Oh ngga terlalu kok Pak. Saya hitung frekuensi nadi ya Pak.

Heri : Silakan Mbak.

Jovial : Oh baik Pak, 52 kali per menit. Baik Pak terimakasih untuk

ketersediannya ya Pak.

Heri : Sama-sama Mbak.

14

Page 15: Vital Sign

D. Hambatan dalam Pelaksanaan

Hambatan yang saya alami selama proses pemeriksaan vital signs adalah :

1. Mengkomunikasikan tujuan pemeriksaan vital sign

Ada beberapa probandus yang belum paham mengapa di adakan

pemeriksaan vital signs dan apa itu pemeriksaan vital sign.

2. Mencari probandus yang bersedia di periksa

Beberapa orang yang ditemui menolak untuk diperiksa karena mungkin

belum paham apa itu pemeriksaan vital signs dan belum mau mengetahui

tentang vital signs.

E. Kesimpulan dan Pembelajaran

Kesimpulan dari pembelajaran yang saya dapatkan adalah :

1. Pentingnya keterampilan komunikasi yang efektif

Keterampilan komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan oleh semua tenaga

kesehatan untuk mengkomunikasikan tujuan tindakan secara efektif dan

mudah dimengerti oleh pasien. Selain itu komunikasi yang baik adalah terapi

pertama dalam proses pemulihan karena membangun kepercayaan pasien

kepada dokter atau tenaga kesehatan yang lain dalam penanganan tindakan

pemulihan.

2. Memberikan situasi yang nyaman

Keterampilan ini sangat dibutuhkan agar pasien merasa aman dan

mempercayakan tenaga medis untuk membantu memeriksa maupun

melakukan tindakan medis.

3. Melakukan penggalian data yang runtut dan efisien

Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan data, maka

tenaga medis harus melakukan penggalian data secara runtut dan efisien.

Contohnya pada pengambilan suhu dengan thermometer tubuh yang

memerlukan waktu kurang lebih lima menit, maka pengambilan data

15

Page 16: Vital Sign

sebaiknya dilakukan di awal penggalian atau bisa di sertakan saat mengambil

data yang lain agar diperoleh hasil yang tepat.

4. Memberikan informasi secara terbuka menyangkut hasil pemeriksaan

Pentingnya melaporkan hasil pemeriksaan secara terbuka membuat pasien

merasa di hargai dan memiliki hak untuk mengetahui kondisi tubuhnya.

Keterbukaan ini juga menjadi salah satu factor terciptanya konsultasi yang

harmonis antara dokter dan pasien.

16

Page 17: Vital Sign

Daftar Pustaka

http://www.medicalcenter.osu.edu

http://www.bloodpressureuk.org

Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Penerbit : Jakarta

17