vitamin c

Upload: vini-yulia-anhar

Post on 12-Jul-2015

140 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Nama : Vini Yulia Anhar NIM : I1A011102

VITAMIN C

1. PENGERTIAN VITAMIN C Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai (1).

Gambar struktur kimia vitamin c

Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk, kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C adalah derivate heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan alcohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa. Tubuh kita tidak dapat mensintesis sendiri vitamin C, oleh karena itu kita perlu asupan vitamin C dari makananmakanan yang kita makan setiap hari, karena vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh dalam waktu yang lama (1,2). Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya (2).

2. PERAN VITAMIN C BAGI TUBUH Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan (3). Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natriumaskorbat (1,3). Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81% (4). Beberapa manfaat lainnya dari vitamin C bagi tubuh antara lain : 1. Vitamin C dapat memperkuat otot jantung; 2. Vitamin C berperan penting melalui proses metabolisme kolesterol, karena dalam proses metabolisme kolesterol vitamin C dapat meningkat laju kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam empedu dan mengatur metabolisme kolestreol; 3. Vitamin C dapat meningkatkan kadar HDL dan berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran; 4. Vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi; dan 5. Vitamin C sangat berperan dalam sintesis kolagen sehingga dapat mencegah terserang penyakit jantung koroner (4).

3. DAMPAK AKIBAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN VITAMIN C DALAM TUBUH a. Kelebihan vitamin C Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, sehingga jika ada kelebihan tidak bisa disimpan di tubuh, tetapi akan dibuang melalui ginjal.

Konsumsi vitamin C dosis tinggi akan mempunyai dampak tidak baik bagi tubuh. Terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C akan menyebabkan nyeri pada lambung dan bahkan menyebabkan diare. Hal ini disebabkan karena vitamin C yang bersifat asam. Akibat buruk kedua adalah penumpukan batu ginjal yang merupakan kristal kalsium oksalat, yang dihasilkan oleh reaksi antara asam oksalat, pecahan dari senyawa askorbat yang diekskresikan dalam urin, dengan kalsium. Kelebihan konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12 karena vitamin C dapat mengubah sebagian vitamin B12 menjadi analognya, bahkan salah satu dari analog-analognya itu adalah antivitamin B12 (5,6) Vitamin C sebagai antioksidan akan mendonorkan atom hidrogen radikal sehingga dapat menetralkan radikal tersebut. Namun dari reaksi ini dihasilkan pula radikal antioksidan. Apabila vitamin C dikonsumsi dengan dosis yang terlalu besar di luar kebutuhan, maka akan dihasilkan banyak radikal antioksidan sehingga vitamin C akan berubah menjadi suatu pro-oksidan (5,6). b. Kekurangan vitamin C Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Bahkan, punya korelasi dengan masalah kesehatan seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek (5,6).

4. SUMBER DAN JUMLAH ASUPAN VITAMIN C BAGI TUBUH Sumber vitamin C adalah buah-buahan segar terutama buah jeruk dan tomat. Fungsinya yang pasti tidak diketahui, kecuali bahwa askorbat ikut berperan pada kerja enzim-enzim prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-piruvat oksidase, dan pada pembentukan nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalam laktasi, 35 45 mg untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (3). Sumber vitamin C yang lain yaitu seperti strawberry, brokoli, lobak hijau, kentang, semangka, pepaya, mangga, kembang kol, kubis, nanas, dan bluberri. Dari buah-buahan dan sayuran di atas, yang memiliki kandungan vitamin C paling banyak adalah jeruk, tomat, strawberri, dan brokoli. Sangat disarankan kita langsung mendapat asupan vitamin C dari konsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin C dibandingkan dengan mengkonsumsi suplemen (1,2).

Air, suhu, dan udara sangat berpengaruh pada vitamin C. 25 % dari vitamin C yang terkandung dalam buah-buahan atau sayuran akan hilang oleh proses pemanasan dalam waktu singkat, juga jika kita membekukannya. Bahkan jika kita memasak sumber-sumber vitamin C dalam jangka waktu yang lama, setengah dari vitamin C yang terkandung akan hilang. Begitupun jika kita memasukkan sumber makanan dalam kaleng, hanya satu pertiga bagian vitamin C yang akan tersisa (5). Cara terbaik mengkonsumsi sumber-sumber vitamin C adalah dengan mengkonsumsi ketika mereka masih dalam keadaan segar, sehingga jumlah vitamin C yang dapat kita peroleh semaksimal mungkin. Walaupun asam askorbat pasti banyak diperlukan pada metabolisme, ia dapat disintesis pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan pada semua binatang yang diselidiki kecuali manusia dan primata lainnya dan marmut. Jalan dimengerti bahwa sistem pemindahan hidrogen peranan vitamin dalam system yaitu oksidasi tirosin. Salah satu reaksi analitik dipakai untuk vitamin C adalah reduksi kuantitatif zat warna. Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang (6). Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti: 1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur 2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu 3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan 4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (5).

5. KESIMPULAN Vitamin C itu merupakan substansi yang sangat penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Konsumsi vitamin C yang teratur sebaiknya dilakukan dengan dosis yang tepat sehingga fungsi vitamin tersebut menjadi optimal. Konsumsi vitamin C dalam jumlah yang besar (dosis tinggi) sebaiknya hanya dilakukan dalam masa penyembuhan dan tidak dilakukan secara rutin, serta menggunakan sumber vitamin C alami sebab penggunaannya yang tidak tepat dan berlebihan akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. Suharjo. 1987. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius: Jakarta Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE: Yogyakarta Robert, W.M. 1977. Biokimia. Airlangga University Press: Semarang Supariasa, I.D.N. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press: Jakarta Harper, H.A. 1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh Martin M. EGC: Jakarta