vol 1 - pokja redd berau
DESCRIPTION
Update informasi Kelompok Kerja REDD Berau - Volume 1 - bulan Mei 2009TRANSCRIPT
Berperan aktif dalam isu Global
Mei 2009 Volume 1, Issue 1
K abupaten Berau memiliki sumberdaya alam yang khas dibandingkan dengan kawa-
san-kawasan yang berada dalam wilayah administrasi kabupaten di sekitarnya.
Dengan luas kurang lebih 2,3 juta hektar, kawasan administrative Berau 70%-nya
adalah kawasan hutan dengan pembagian hutan lindung (27%), hutan produksi (41%) dan
kawasan budidaya non kehutanan/KBNK (32%). Keragaman dan kekhasan sumberdaya hu-
tan Berau merupakan salah satu bentangan hutan dipterocarp dataran rendah yang tersisa
baik di Sumatera maupun di Kalimantan. Percepatan deforestasi dan degradasi hutan telah
membawa implikasi yang tinggi terhadap hilangnya tutupan hutan berikut karakteristik
ekosistemnya. Kawasan ini juga merupakan habitat yang cukup penting bagi lebih dari 1500
orang utan yang menjadi satu dari tiga populasi terbesar di dunia.
Secara historis, operasi pembalakan baik legal maupun illegal merupakan ancaman yang
sangat besar bagi keberlangsungan ekosistem hutan dipterocarps dataran rendah di Berau.
Secara umum di Kalimantan Timur telah terjadi peningkatan yang tajam laju kehilangan
tutupan hutan dari kisaran angka 500 ribu hektar per tahun pada kurun awal decade dua
ribuan menjadi 900 ribu hektar per tahun pada 2007-2008. pada kisaran angka yang
demikian tinggi, tentu kontribusi pengelolaan hutan di Kabupaten Berau tidak dapat
dilepaskan dari pengelolaan hutan di Kalimantan Timur.
Konversi kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dalam skala yang sangat luas,
pembangunan Hutan Tanaman Industri untuk kebutuhan pasokan pabrik Pulp serta perlua-
san pertambangan emas dan batu bara serta pemanfaatan untuk kebutuhan pangan
masyarakat merupakan beberapa sebab percepatan terjadinya hilangnya tutupan
hutan.
Dengan kondisi tersebut Kabupaten Berau sangat cocok untuk dijadikan wilayah
ujicoba REDD sebagai bagian dari upaya nasional mendukung upaya pengurangan
laju deforestasi dan degradasi hutan. Hal ini juga didukung dengan komitmen Pe-
merintah Kabupaten berau untuk terlibat secara aktif dalam upaya-upaya ini pada
tingkat kabupaten.
Komitmen ini diwujudkan dengan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) REDD Kabu-
paten Berau berdasarkan pada surat keputusan Bupati Berau nomor 313 tahun
2008 tanggal 12 Juni 2008 yang merupakan wadah koordinasi lintas dinas di Kabu-
paten Berau. Berbagai persiapan untuk mendukung program ini dilakukan bersama
dengan dukungan dari mitra kerja Pokja REDD salah satunya The Nature Conser-
vancy. Penyiapan data-data awal menjadi penting untuk melihat kesiapan dari
daerah termasuk didalamnya kesiapan perangkat-perangkat daerah lainnya. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pokja REDD membentuk Sekretariat sehingga
pelaksanaan program dalam berjalan lebih baik.
Dengan dukungan dari semua pihak maka Kabupaten Berau juga dapat berperan aktif
dalam menghadapi isu global yang saat ini tengah dihadapi oleh umat manusia.
(Disarikan dari Laporan Kemajuan Perkembangan Program REDD di Kabupaten Berau)
Inside this issue:
Berperan aktif dalam isu
Global
1
Skenario REDD pada Kawa-
san Hutan Produksi
2
Pentingnya Data Spatial
dalam Kerangka REDD
3
Apa itu Pemanasan Global 2
Penyebab Pemanasan
Global
4
Agenda ke depan 5
Assal cada dikimbukan dan digawai
baik-baik, sala-sala uttanta jadi tan-
dus karring mangarring..Gai.
Siapa kandia batanggung jawab ???
"Melalui dukungan TNC, Alan Purbawiyatna telah membantu POKJA REDD untuk mengembangkan strategi REDD pada ka-
wasan hutan pro- duksi di Berau. Dalam kerangka kerjasama tersebut,
Alan Purbawiyatna telah melakukan pemaparan hasil sementara di ha-
dapan POKJA REDD Berau sebagai salah satu kewajiban beliau sebagai-
mana tertuang dalam ikatan kerjasama dengan TNC. Hasil kajian
khususnya pada kawasan hutan produksi 6 Mei 2009 telah dipresen-
tasikan dan didiskusikan bersama anggota POKJA REDD dan di-
hadiri beberapa perusahaan pengelola hutan produksi yaitu PT. Inhu-
tani I Unit Labanan, PT. Amindo dan PT. Sumalindo Lestari Jaya serta The
Nature Conser- vancy. Pertemuan yang digelar di Sekretariat POKJA
REDD dan dihadiri 14 orang tersebut dipimpin oleh Bapak Darwis Syu-
kur Dinas Kehutanan Berau mewakili Bapak Suparno Kasim Ketua POKJA REDD yang berhalangan hadir.
Dari presentasi dan diskusi diperoleh gambaran bahwa Program
REDD sangat memungkinkan untuk diejawantahkan pada kawasan
hutan produksi. Hanya saja karena diimplementasikan pada hutan yang
dibebani hak milik maka perlu dikembangkan skenario-skenario yang
sesuai dengan situasi dan kondisi kawasan hutan produksi. Dari aspek
dukungan teknis sebenarnya jika di kawasan produksi telah diterapkan
pengelolaan dengan dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan pro-
duksi lestari (PHPL) maka otomatis akan mengurangi degradasi hutan
dan deforestasi dan pada akhirnya juga akan menurunkan emisi kar-
bon. Dengan demikian komitmen dari pemilik konsesi merupakan
aspek teramat penting bagi pengembangan skenario REDD di hutan
produksi.
Beberapa temuan permasalahan di lapangan dalam penerapan pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL) di Kabupaten
Berau dapat diurai sebagai berikut: Kapasitas masyarakat masih perlu ditingkatkan dalam hal pengambilan keputusan
terkait dengan pemanfaatan dan kemampuan teknis dalam memanfaatkan sumber daya hutan. Disamping itu aspek peren-
canaan pada tingkat unit kelola hutan masih menghadapi keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola hutan.
Demikian pula ketersediaan data yang belum optimal untuk menunjang proses perencanaan tata kelola hutan secara baik.
Sedangkan dari sisi pemerintah, banyak aturan yang masih tidak harmonis antara pusat dan daerah serta perencanaan ru-
ang yang belum sinergis antara tingkat kabupaten, provinsi dan pusat. Dengan demikian, POKJA REDD di Berau sendiri yang
sedang mempersiapkan Kabupaten Berau menjadi pilot project REDD ke depan memiliki agenda besar mensinergi-
kan peran dan tanggung jawab setiap pihak agar implementasi REDD di Berau akan berjalan lancar dan berhasil.
(Ebe dan Alfan)
Halaman 2 Pokja REDD Updates
"Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang di sekitar Anda
ataupun dari diri Anda sendiri? Anda tidak salah, data-data yang ada memang menunjuk-
kan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan
dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu
juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena
alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari
banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu
dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam
yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses
kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu
global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia
yaitu Global Warming (Pemanasan Global). Apakah pemanasan global itu? Se-
cara singkat pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi.
Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi bisa meningkat?
Sumber: www.pemanasanglobal.net
Apa itu Pemanasan Global
“Implementasi prinsip“Implementasi prinsip“Implementasi prinsip“Implementasi prinsip----prinsip PHPL prinsip PHPL prinsip PHPL prinsip PHPL pada tingkat unit manajemen akan pada tingkat unit manajemen akan pada tingkat unit manajemen akan pada tingkat unit manajemen akan mengurangi degradasi hutan dan mengurangi degradasi hutan dan mengurangi degradasi hutan dan mengurangi degradasi hutan dan deforestasi pada akhirnya akan deforestasi pada akhirnya akan deforestasi pada akhirnya akan deforestasi pada akhirnya akan menurunkan tingkat emisi karbon”menurunkan tingkat emisi karbon”menurunkan tingkat emisi karbon”menurunkan tingkat emisi karbon”
Skenario REDD pada Kawasan Hutan Produksi
SEKALA merupakan konsultan yang dikontrak The Nature Con-
servancy untuk membantu POKJA REDD Kabupaten Berau
mengumpulkan dan menyiapkan data-data spatial yang akan
digunakan dalam pengembangan program REDD (Reducing
Emission from Deforestation and Degradation) di Kabupaten
Berau. Kegiatan pengumpulan data ini telah dilakukan sejak
pertengahan tahun 2008. Data-data spatial yang telah dikum-
pulkan dan dianalisis telah dipresentasikan 12 Mei 2009 oleh
Ketut Deddy dan Made Sudana dari SEKALA dihadapan 13 pe-
serta diskusi yang digelar di Sekretariat POKJA REDD. Hadir
dalam diskusi wakil dari BAPPEDA, Dinas Kehutanan, Dinas
Tata Ruang dan Perumahan, Balai
Konservasi Sumber Daya Alam
Wilayah I Berau, Dinas Pertambangan
dan Energi serta The Nature Conser-
vancy.
Sebagaimana diungkapkan Ketut Deddy dalam
presentasinya, data spasial penting untuk di-
pakai dalam menghitung karbon dan sebagai
persiapan untuk mendukung kegiatan REDD.
Data spasial yang dikumpulkan oleh SEKALA
diantaranya berupa data biomassa, karakter-
istik fisik (topografi, iklim dan lain-lain) dan
kegiatan manusia (anthropogenic distur-
bances). Proses pengambilan data spatial
sendiri dilakukan di tingkat provinsi dan kabu-
paten. Data ini selanjutnya dianalisis dengan
melakukan penilaian terhadap pembangunan
skenario, kesesuaian lahan, analisis ancaman,
analisis biaya dan terhadap tujuan peman-
tauan.
Dengan adanya data-data yang akurat maka
akan mendapatkan kesepakatan antar pihak untuk menegosiasikan rencana pengelolaan sumber
daya alam yang lebik baik. Data spatial yang dikumpulkan dan dianalisis ini, sayangnya menurut
informasi dari SEKALA masih terdapat perbedaan data yang terdapat di level kabupaten, provinsi
dan nasional. Salah satu kemajuan proses ini, hampir semua data dasar telah terkumpul dan
telah diperbaiki dan dimasukkan dalam geoda-
tabase. Dengan demikian data ini siap dipakai
untuk meningkatkan perencanaan ruang, men-
gidentifikasi masalah yang berkaitan dengan
perencanaan ruang, dan identifikasi wilayah
untuk implementasi REDD.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, maka
SEKALA akan meng-update data yang ada ber-
dasarkan hasil masukan dan diskusi, menyusun
desain pengelolaan data kehutanan terpadu
dan akan mempresentasikan hasil analisis dan
laporan akhirnya akhir Juni di Kabupaten
Berau. Selanjutnya POKJA REDD akan mem-
fasilitasi disain mekanisme pengelolaan data
yang akan dijadikan pilot project dalam pengel-
olaan data spatial di tingkat kabupaten dan
provinsi. (Ebe)
Pentingnya data spatial dalam kerangka REDD
Halaman 3 Volume 1, Issue 1
“Data spasial penting untuk dipakai dalam menghitung karbon dan sebagai persiapan untuk mendukung kegiatan REDD”
Agenda bulan Juni 2009
Informasi lebih lanjut
mengenai REDD Program,
kontak :
Iwied Wahyulianto
Koordinator Sekretariat
Kelompok Kerja REDD
Kabupaten Berau
Jalan Anggur No 265
Tanjung Redeb, Berau
Telp/Fax. 0554 - 21232
email :
Hamzah As-Saied
Dinas Kehutanan Kab.
Berau
Jalan Pulau Sambit No 1
Tanjung Redeb
Email:
Fakhrizal Nashr
Berau Program Leader
The Nature Conservancy
JL. Cempaka No. 7 - RT 07/
RW 07
Berau - Tanjung Redeb
77311
Kalimantan Timur
Tel. +62 - 554 23388
Fax. +62 - 554 21814
Hp.: +62-812-5408141
Email : [email protected]
Alfan Subekti
REDD Field Manager
The Nature Conservancy
Jalan Polantas No. 5,
Markoni,
Balikpapan, 76112,
East Kalimantan
Telp.: +62-542-442896
Fax.: +62-542-745730
Email : [email protected]
1. Workshop Joint Working Group bersama dengan Pokja REDD tingkat Propinsi Kaltim
dan Departemen Kehutanan
2. Ground survey dan pengukuran potensi karbon pada beberapa tipe lahan bersama
dengan ICRAF
3. Pendampingan kegiatan penelitian kelembagaan REDD di Kabupaten Berau bersama
dengan tim Peneliti Balitbanghut Samarinda
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan
bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca
yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang diha-
silkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelom-
pok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap be-
berapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC
mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubun-
gan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- pene-
muan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari ma-
salah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis
gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manu-
sialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas
rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan
bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik
(bersambung)
Sumber : www.pemanasanglobal.net
Penyebab Pemanasan Global
Kelompok Kerja (Pokja) REDD Kabupaten Berau dibentuk berdasarkan pada surat keputusan
Bupati Berau nomor 313 tahun 2008 tanggal 12 Juni 2008 yang merupakan wadah koordi-
nasi lintas instansi dan dinas pada Pemerintah Kabupaten Berau.
Tugas dan kewenangan Pokja REDD adalah :
1. Mengumpulkan data dasar terkait pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Berau,
2. Menyusun rencana aksi REDD termasuk sosialisasi kepada masyarakat Berau,
3. Mengakomodir dan mengkaji masukan dari para pihak,
4. Melakukan analisis dan evaluasi yang komprehensif tentang pelaksanaan REDD terma-
suk membantu untuk mengevaluasi proposal dan pengambilan keputusan dalam imple-
mentasi REDD,
5. Membangun dan menyusun skema, strategi, distribusi pemasaran dan pendanaan
REDD,
6. Memberikan saran dan masukan kepada pemerintah untuk penyusunan kebijakan
daerah.
Pokja REDD Updates merupakan lembar informasi internal bagi seluruh anggota Kelompok
Kerja REDD yang diterbitkan oleh Sekertariat Pokja REDD setiap akhir bulan untuk memberi-
kan berbagai perkembangan program REDD di Kabupaten Berau.
Foto-foto: Iwied Wahyu (halaman 1 dan 2); Adji Rahmad (halaman 3)