vol. i / 06 / 2016 berita geosinindo · geogrid yang digunakan terbuat dari hdpe, ... making a...
TRANSCRIPT
geosinindo.co.id
Geosinindo Group :
Pada tanggal 10 Mei 2016 yang lalu, di Hotel Century Park Jakarta Pusat telah diadakan acara rutin tahunan mengenai geosintetik yang diprakarsai oleh Ina-IGS ( Indonesian Chapter of International Geosynthetics Society ).
Tujuan diadakannya GEOSintetik-INDONESIA 2016 ini adalah sebagai ajang penyebaran informasi aplikasi teknologi geosintetik terkini kepada end-user, khususnya di bidang infrastruk-tur. Selain itu, diharapkan forum ini juga bisa menjadi ajang pertukaran informasi tentang aplikasi geosintetik di lapangan antara para installer dan pengguna dimana end-user bisa memberikan feedback terhadap terknologi geosintetik yang selama ini telah mereka gunakan.
GEOSINTETIK INDONESIA 2016
TENCATE & GEOSININDO ONE DAY FREE SEMINAR
“ Recent Developments in Geosynthetics for Engineering Structures”
Info lebih lanjut hubungi kami..
Pada penyelenggaraan acara GEOSintetik-INDONESIA 2016 di Hotel Century Park yang lalu, terdapat suatu sesi penga-nugerahan kepada Bapak Krisnawarman Oetomo.
Beliau adalah tokoh yang telah lama berkecim-pung di dunia geosintetik dan merupakan salah seorang yang telah berjasa memperkenalkan penggunaan material geosintetik di Indonesia. Selain itu, Beliau juga merupakan salah satu dari pelopor lahirnya Ina-IGS .
Selamat Pak Oetomo !
International Geosynthetics SocietyIndonesian Chapter
1
RAGAM BERITA
RAGAM EVENT
INSIDE• Geosintetik Indonesia 2016• Tencate & Geosinindo One Day Free Seminar• Pengaruh Disipasi Air Pori...• Handling of Volcanic Waste• Jembatan Merah Putih• Geosinindo is hiring
11
2344
Vol. I / 06 / 2016
BERITA GEOSININDOMedia Seputar Geosintetik
Pada sesi forum, pembicara dari Geosinindo, Bapak Ganny Saputra, memaparkan tentang aplikasi Geotube® berbahan dasar geokom-posit pada konstruksi PEGAR (pengaman pantai ambang rendah). Pemanfaatan material geokomposit ini merupakan salah satu solusi terhadap kendala umum Geotube® dimana penggunaan pasir halus sebagai material pengisi dan kendala terhadap paparan sinar UV tidak lagi menjadi masalah. Aplikasi ini telah dilaksanakan di beberapa area pantai utara jawa dan terbukti penggunaan material ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan pasir halus setempat sebagai material pengisi Geotube®.
Dengan demikian teknologi geosintetik akan semakin mampu menjadi solusi untuk berbagai masalah geoteknik khususnya yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Bertiga memancing ikanAyolah perginya naik kuda
Dengan bangga kami hadirkanNewsletter perdana untuk Anda
“
“
Selamat Pak Oetomo! Terima kasih untuk segala kontribusi dan dedikasinya.
Suasana penganugerahan kepada Pak Oetomo Pak Oetomo sedang menyampaikan pidato kepada Peserta seminar
IntermezzoPak Unang
Rabu, 03 Agustus 2016Bapak Gouw Tjie-Liong sedang memberikan presentasi kepada peserta seminar
Panitia dan pembicara sedang berfoto bersama
NWIDG
BERITA GEOSININDO l Juni 2016
2
TECHNICAL NOTE
PENGARUH DISIPASI AIR PORI DALAM PEMILIHAN MATERIAL GEOSINTETIK PADA APLIKASI STABILISASI TANAH LUNAK
BERITA GEOSININDO l Juni 2016
separasi baik dan mempunyai permeabilitas yang tinggi. Material geosintetik dengan permeabilitas tinggi akan mampu mendisipasi air pori sehingga tekanan air pori tidak terjadi.
Kesimpulan :Kemampuan disipasi air pori pada material geosintetik sangat
berpengaruh terhadap performa konstruksi timbunan. Material geosintetik yang digunakan pada aplikasi stabilisasi tanah lunak harus mempunyai permeabilitas dan kemampuan pengaliran searah bidang
yang baik.
Pore water dissipation at M2
Polyfelt® PEC geotextile
Theoretical prediction
Theoretical prediction
HDPE geogrid
Control
Ue/Uo1.0
Gbr. 2. Hasil bacaan tekanan air pori
2.2 Pengaruh Permeabilitas Terhadap Performa Konstruksi Jalan
Konstruksi jalan yang dibangun di atas tanah lunak biasanya mengalami deformasi dalam bentuk jejak roda (rutting). Beban lalu lintas yang dinamis pada konstruksi jalan akan menimbulkan kenaikan tekanan air pori. Jika tekanan air pori ini tidak segera disalurkan, maka akan mengu-rangi kekuatan dari tanah dasar yang akan berpengaruh besar pada performa konstruksi jalan, salah satu indikasinya adalah berapa besar rutting yang terbentuk.
B.R. Christopher dan B. Lacina melakukan sebuah tes untuk mengevalu-asi pengaruh pemakaian berbagai jenis material geosintetik yang mempunyai kemampuan permeabilitas berbeda-beda terhadap perfor-ma konstruksi jalan. Material geosintetik yang digunakan terdiri dari 7 jenis dengan spesifikasi sebagai berikut :
Gbr. 3. Gra�k deformasi dengan load cycles untuk CBR 1%
Gbr. 4. Gra�k tekanan air pori dengan load cycles untuk CBR 1%
Hasil tes ini menunjukkan bahwa performa timbunan akan lebih baik jika menggunakan material geosintetik yang mempunyai kriteria
Pull o
ut re
sista
nce
(kN)
0.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
40.00 80.00 120.00
Clamp movement (mm)
I. Pendahuluan
Salah satu metode dalam stabilisasi tanah lunak adalah menggunakan material geosintetik, paling banyak digunakan adalah geotekstil dan geogrid. Material geosintetik akan berfungsi sebagai separator, filter, dan perkuatan.
2. Kriteria Desain Material Untuk Filtrasi
Ukuran bukaan material geosintetik harus disesuaikan dengan ukuran butiran tanah untuk memastikan bahwa tidak ada material tanah yang dapat melewati material geosintetik tetapi dapat meloloskan air agar tidak terjadi tekanan air pori berlebih di dalam konstruksi. Disipasi air pada material geosintetik dapat dinilai dengan dua properti utama, yaitu permeabilitas dan in-plane drainage.
Permeabilitas adalah kemampuan material geosintetik dalam melolos-kan air dalam arah tegak lurus bidangnya, sedangkan in-plane drainage adalah kemampuan material geosintetik mengalirkan air di dalam bidangnya. Setiap jenis material geosintetik mempunyai perilaku yang berbeda dalam kedua properti ini.
2. 1 Pengaruh In-Plane Drainage Terhadap Pull-out Resistance
Sebuah tes dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh in-plane drainage terhadap pullout resistance. Tes menggunakan 2 jenis material, yaitu geotekstil komposit dan geogrid.
Geotekstil komposit yang digunakan terbuat dari geo-tekstil non woven PP yang diperkuat dengan benang PET, mempunyai kuat tarik 75 kN/m dan elongasi 10%. Geogrid yang digunakan terbuat dari HDPE, mempu-nyai kuat tarik 80 kN/m dengan elongasi 11,5%. Geotekstil komposit, selain sebagai perkuatan, mempunyai karakteristik dapat mengalirkan air pada bidangnya, sedangkan geogrid hanya berfungsi sebagai perkuatan saja. Hasil yang diperoleh dari tes ini seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa performa pullout dari geotekstil komposit dan geogrid hampir sama pada tanah yang tidak jenuh, sedangkan pada tanah jenuh, pullout dari geotekstil komposit lebih baik dari geogrid. Fenomena ini disebabkan adanya pengurangan friksi antara tanah dengan material geosintetik akibat adanya air. Dengan terdisipasinya air pori oleh material geotekstil komposit, maka friksi akan bertambah dan akan meningkatkan kemampuan pullout material. Adanya disipasi air pori ini ditunjukkan dari hasil pembacaan instrumen-tasi tekanan air pori pada Gambar 2.
Gbr. 1. Hasil tes pullout geotekstil komposit dan geogrid
Polyfelt® PEC composite geotextile in partially saturated residual soil
Polyfelt® PEC composite geotextile in partially saturated (ponded) residual soil
Geogrid in partially saturated residual soil
Geogrid in partially saturated (ponded) residual soil
Oleh : Ganny Saputra, S.T.
Rut D
epth
(mm
)
Rut D
epth
(in.
)
Load Cycles
Load Cycles1000 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
1000 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
PWP
(psi)
Pore Pressure Development
Permanent Deformation : CBR =1, Wheel Load = 40 kN
GTsf
GGw
GGw
GGex
GTsf
GTsf
GTsf
GTfW2
GCr-nw
GCr-nw
(CBR 1)
GTfW1
GTfW3
GTfW3
GTfW1
Control
Pore
Pre
ssur
e (k
Pa)
Property
Tult MD (kN/m)
Tult XD (kN/m)
T2% MD (kN/m)
T2% XD (kN/m)
ψ (sec-1)
* Manufacturer’s literarure (NA-not available)** Test Results
NA
NA
NA
NA
1.0*(0.46)**
Fibrillated Woven
Geotextile
38.5
35.9
7.0
8.6
0.7*(0.56)**
Fibrillated Woven
Geotextile
7.0
7.0
14.0
19.3
0.4*(0.32)**
Fibrillated Woven
Geotextile
Geosynthetic
30.6
30.6
NA
NA
0.05*
Fibrillated Woven
Geotextile
29.2
29.2
7.3
7.3
--
Woven Geogrid
35
35
4.4
4.4
1*(1.44)**
Composite Reinforced Nonwoven Geotextile
13.0
19.0
7.3
7.3
--
Extruded Geotextile
GT f W1 GT f W2 GT f W3 GT sf GGw GCrn-w GGEX
0
5
10
15
20
25
30
35
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
20
40
60
80
100
120
0.000.0
0.2
0.4
0.6
0.8
0.04 0.08 0.12 0.16T v
tunnel, completed in 1985, helped stabilise the water levels of the lake. And a sediment retention strucure, completed in 1989, helps to keep immense quantities of sediment from rushing down the Toutle river, preventing significant flooding and navigation problems. Nevertheless, sediment from the avalanche continues to cause flooding concerns to the more than 50,000 inhabitants of Castle Rock, Kelso, Lexington and Longview, which lie downstream on the Cowlitz river.
The Corps recently evaluated two sediment retention structures to see the effectiveness of generating ash build-up and retainage. One system was a cross-valley structure (CVS), created by driving piles into the riverbed and then joined by heavy planks, making a labyrinth checker board system of different levels. By directing the river flow through this, the sediment is deposited into the system. The second system consisted of a combination of horseshoe-shaped structures, with piles, planks and tree roots. This created eddies, where sediment would be deposited, thus generating islands of ash. For this containers based on TenCate Geotube® technology were used. With local volcanic ash as fill material, they block and divert the Toutle river around an island, generating a containment area for the diverted river, forcing the Toutle river to go through the CVS, and not allow it to scour between the CVS and the island, while taking the full force of the river with debris.
This is the first time that volcanic ash has been used to fill geotextile tube containers and to make a structure. The containers must be tight to both the CVS and the island, while having the full height and mass to ensure stability. This required that they have connections that are flat and tight so that they will seal completely. They are, after all, subject to a continuously flowing, strong river current carrying debris, from full-size trees to volcanic boulders, as well as abrasive volcanic ash. The continuous monitoring and measurements have to date shown positive results. The structures with TenCate Geotube® are doing what they were intended to do. The added benefit of using volcanic ash at the site has resulted in a solid, sturdy system. Sumber : Tencate
3
TECHNICAL NOTE
Referensi :1.
2.
3.
4.
Pullout capacity of geotextile PEC 200 and geogrid TT201-SAMP con�ned in weathered Bangkok Clay using large pullout apparatusBergado, D.T., Long, P.V., Werner, G., and Loke, K.H. (1996). Proc. 12th Southeast Asian Geotechnical Conference, 6-10 May, Kuala Lumpur, pp.173-178.
Large-scale pullout tests of geotextile in poor draining soilsS.H. Chew, S.A. Tan, K.H. Loke, Ph. Delmas & C.T. Ho. 6th International Conference on Geosynthetic, 25-29 March 1998, Atlanta, Georgia USA, pp 821-824.
Large-scale testing on drainage performance of composite geotextile and geogrid in residual soilS.H. Chew, C.C. Ng, G.P. Karunaratne, S.A. Tan, K.W. Leong, Ph. Delmas & K.H. Loke. Proceedings of the 2nd Asian Geosynthetics Conference, Kuala Lumpur, Malaysia, 29-31 May 2000, pp 291-296.
Roadway Subgrade Stabilization StudyB.R. Christopher, B. Lacina. The First Pan American Geosynthetics Conference & Exhibition, Cancun, Mexico, 2-5 March 2008.
Removal and Retainage of Volcanic Waste
TenCate Geosynthetics is involved in a United States Army Corps of Engineers (USACE) pilot evaluation at Mount Saint Helens (Washington,
US). USACE is here looking for an economical, long-term method to prevent volcanic debris (mainly ash) from the Mount Saint Helens eruption from flowing down the Toutle and lower Cowlitz river systems and eventually
into the Columbia river.
The ash will settle out in the larger rivers, causing the river beds to rise, resulting in major flooding. Structures using TenCate Geotube® contain-ers with an impact-resistant geotextile were evaluated to see their effectiveness in generating ash build-up and retainage.
Mount Saint Helens was once 2,950 metres high. As a result of the huge eruption of this volcano in Skamania County on 18 May 1980, part of it was lost, so that its height is now just 2,550 metres. When it erupted, more than two billion cubic metres of volcanic ash and debris was blasted some 20 kilometres into the sky, which then thundered down the mountain in an immense landslide of mud and rock.
The Corps of Engineers managed to offset the impact of the flow of debris into the Toutle, Cowlitz and Columbia rivers. The Spirit Lake
separasi baik dan mempunyai permeabilitas yang tinggi. Material geosintetik dengan permeabilitas tinggi akan mampu mendisipasi air pori sehingga tekanan air pori tidak terjadi.
Kesimpulan :Kemampuan disipasi air pori pada material geosintetik sangat
berpengaruh terhadap performa konstruksi timbunan. Material geosintetik yang digunakan pada aplikasi stabilisasi tanah lunak harus mempunyai permeabilitas dan kemampuan pengaliran searah bidang
yang baik.
BERITA GEOSINTETIK GLOBAL
Gbr. 2. Hasil bacaan tekanan air pori
2.2 Pengaruh Permeabilitas Terhadap Performa Konstruksi Jalan
Konstruksi jalan yang dibangun di atas tanah lunak biasanya mengalami deformasi dalam bentuk jejak roda (rutting). Beban lalu lintas yang dinamis pada konstruksi jalan akan menimbulkan kenaikan tekanan air pori. Jika tekanan air pori ini tidak segera disalurkan, maka akan mengu-rangi kekuatan dari tanah dasar yang akan berpengaruh besar pada performa konstruksi jalan, salah satu indikasinya adalah berapa besar rutting yang terbentuk.
B.R. Christopher dan B. Lacina melakukan sebuah tes untuk mengevalu-asi pengaruh pemakaian berbagai jenis material geosintetik yang mempunyai kemampuan permeabilitas berbeda-beda terhadap perfor-ma konstruksi jalan. Material geosintetik yang digunakan terdiri dari 7 jenis dengan spesifikasi sebagai berikut :
Gbr. 3. Gra�k deformasi dengan load cycles untuk CBR 1%
Gbr. 4. Gra�k tekanan air pori dengan load cycles untuk CBR 1%
Hasil tes ini menunjukkan bahwa performa timbunan akan lebih baik jika menggunakan material geosintetik yang mempunyai kriteria
TenCate Geotube® unit being filled. In the background Mount St. Helens
TenCate Geotube® unit in the horseshoe-shaped structures using piles, planks and tree roots. This created eddies, where sediment would be deposited, thus generating islands of ash
The sediment retention structure in the North Fork Toutle River is 575 m long and 56 m high. The aim was to prevent flooding downstream by containing the sediment from Mount Saint Helens (in the background).
The CVS structure.
I. Pendahuluan
Salah satu metode dalam stabilisasi tanah lunak adalah menggunakan material geosintetik, paling banyak digunakan adalah geotekstil dan geogrid. Material geosintetik akan berfungsi sebagai separator, filter, dan perkuatan.
2. Kriteria Desain Material Untuk Filtrasi
Ukuran bukaan material geosintetik harus disesuaikan dengan ukuran butiran tanah untuk memastikan bahwa tidak ada material tanah yang dapat melewati material geosintetik tetapi dapat meloloskan air agar tidak terjadi tekanan air pori berlebih di dalam konstruksi. Disipasi air pada material geosintetik dapat dinilai dengan dua properti utama, yaitu permeabilitas dan in-plane drainage.
Permeabilitas adalah kemampuan material geosintetik dalam melolos-kan air dalam arah tegak lurus bidangnya, sedangkan in-plane drainage adalah kemampuan material geosintetik mengalirkan air di dalam bidangnya. Setiap jenis material geosintetik mempunyai perilaku yang berbeda dalam kedua properti ini.
2. 1 Pengaruh In-Plane Drainage Terhadap Pull-out Resistance
Sebuah tes dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh in-plane drainage terhadap pullout resistance. Tes menggunakan 2 jenis material, yaitu geotekstil komposit dan geogrid.
Geotekstil komposit yang digunakan terbuat dari geo-tekstil non woven PP yang diperkuat dengan benang PET, mempunyai kuat tarik 75 kN/m dan elongasi 10%. Geogrid yang digunakan terbuat dari HDPE, mempu-nyai kuat tarik 80 kN/m dengan elongasi 11,5%. Geotekstil komposit, selain sebagai perkuatan, mempunyai karakteristik dapat mengalirkan air pada bidangnya, sedangkan geogrid hanya berfungsi sebagai perkuatan saja. Hasil yang diperoleh dari tes ini seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa performa pullout dari geotekstil komposit dan geogrid hampir sama pada tanah yang tidak jenuh, sedangkan pada tanah jenuh, pullout dari geotekstil komposit lebih baik dari geogrid. Fenomena ini disebabkan adanya pengurangan friksi antara tanah dengan material geosintetik akibat adanya air. Dengan terdisipasinya air pori oleh material geotekstil komposit, maka friksi akan bertambah dan akan meningkatkan kemampuan pullout material. Adanya disipasi air pori ini ditunjukkan dari hasil pembacaan instrumen-tasi tekanan air pori pada Gambar 2.
Gbr. 1. Hasil tes pullout geotekstil komposit dan geogrid
BERITA GEOSININDO l Juni 2016
LIPUTAN UTAMA
4
JOB OPPORTUNITIES
PRODUCT MANAGER
Responsibilities:
To promote products and responsible for the sales achievement of those products.
Requirements:
• Age between 30 – 35 years old.• Bachelor Degree in Civil Engineering with min. GPA 3.00.
• Have minimum 3 years experience as leader of sales team is a must.• Have experience in business to business sales and marketing in construction
industry, especially infrastructure projects.• Have knowledge in sales management is an advantage.
• Pleasant personality and good sense of business.• Willing to work under pressure and travel throughout Indonesia.
SALES (CIVIL) ENGINEER (Code: SE)
Responsibilities :
• Developing new business opportunities and follow them up to contract signing.• Providing technical assistance to customers on product applications.
Requirements :
• Bachelor Degree in Engineering (any discipline ), preferable from Civil Engineering from reputable University with min. GPA 2.75.
• Excellent communication in English and computer literate.• Have an experience in business to business sales and marketing in industrial and
construction fields.• Know how about sales and marketing technique, tender process and negotiation.
• Pleasant personality and good sense of business.• Willing to work under pressure and travel throughout Indonesia.
Should you meet the requirements, be sure to send your application, curriculum vitae and recent photograph to: [email protected] within 2 weeks from the posting date and put your name
and applied position in the subject field.
Setelah sekian lama ditunggu, akhirnya masyarakat Ambon dapat menikmati kemudahan transportasi dari berhasilnya proyek Jembatan Merah Putih yang kini telah berdiri megah. Jembatan merah putih merupakan salah satu dari proyek yang telah selesai dan baru saja diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Jembatan Merah Putih adalah jembatan yang membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon yang menghubungkan Kecamatan Sirimau pada sisi utara dan Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Pembangunan ini juga berfungsi untuk menunjang pengembangan fungsi di kawasan teluk Ambon sebagai kawasan pendidikan dan kawasan pemukiman.
Jembatan yang mempunyai panjang 1.140 m ini mempersingkat jarak tempuh dari kota Ambon ke bandara yang pada awalnya ditempuh sekitar 1,5 jam dipangkas menjadi sekitar 45 menit. Sebelum adanya proyek tersebut, perjalanan ditempuh dengan mengitari teluk Ambon terlebih dahulu atau dengan menggunakan transportasi
alternatif yaitu kapal ferry yang waktu tempuhnya sekitar 20 menit, belum terhitung waktu antri.
Jembatan yang dibangun sejak September 2011 tersebut bukan hanya sekedar mempersingkat waktu tempuh, tetapi juga merupakan landmark kota Ambon sebagai representasi persatuan rakyat Maluku pasca konflik bersaudara. Desain Jembatan Merah Putih memiliki kemiripan dengan desain Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Keduanya sama-sama mengusung teknologi jembatan beruji kabel (cable stayed) yang teknologinya sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia dan juga memiliki struktur konstruksi yang baik.
Selain mempunyai konstruksi yang kuat, kesan estetika desain jembatan juga tidak terlewatkan. Keindahan arsitektur jembatan terbesar di Indonesia bagian timur itu juga didukung oleh Geosinindo melalui Nehemiah Walls Indone-sia yang mempunyai produk penggunaan anchorage wall system sebagai aplikasi unit
dinding modular pada konstruksi dinding penahan tanah yang diaplikasikan di kedua sisi oprit dengan tinggi 8,5 m serta kuantitas 2360 m2.
Penggunaan sistem dinding modular Nehemiah sudah cukup existing diaplikasikan pada projek di berbagai negara di Asia. Produk Nehemiah Walls Indonesia mempunyai keunggulan
pada solusi biaya yang efektif, kesan estetik dalam arsitekturnya, serta
instalasi yang cepat dan mudah.
JEMBATAN MERAH PUTIH BERDIRI MEGAHDI AMBON
Nehemiah WallsIndonesia
NWI
Lokasi pemasangan dinding Nehemiah
1.Apakah persamaan dan perbedaan Geotekstil Woven dan Non Woven?
PERBEDAAN PERSAMAAN
Woven
Non Woven
Teranyam
Tidak Teranyam
PermeabilitasTahan jebol
Kurang baik
Sangat baik
Tingkat kemuluran
Rendah
Tinggi
Kuat tarik
Tinggi
Rendah
CARA PEMBUATANMATERIAL
GEOSINTETIK
Woven
Non Woven
x
x
GEOSINTETIK
APLIKASI
FILTRATIONSEPARATIONPROTECTIONREINFORCEMENT
( Frequently Asked Question)
BERITA GEOSININDO l Juni 2016