vol - web.binus.ac.idweb.binus.ac.id/data/wartajwc/wartajwcmay2011.pdf2| warta jwc januari 2011 ceo...

12
What’s Happening CEO Speaks with General Motors Indonesia | 02 Co-Financing Film Through Digital Media | 03 Peluncuran buku Lika-Liku Strategi Perusahaan | 06 Program Musik Binus TV | 07 Congratulation publication achievement | 08 Fokus Kita Creative Thinking | 09 Profile Tubagus Hanafi | 10 Entertainment Section Don’t Go Break My Heart | 11 Vol.05 | V | Mei | 2011 Kritik & Saran Untuk meningkatkan kualitas Warta JWC kita, silahkan layangkan kritik & saran Anda ke: [email protected] Terima kasih untuk partisipasi Anda

Upload: hoangduong

Post on 15-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

What’s Happening

CEO Speaks with General Motors Indonesia | 02

Co-Financing Film Through Digital Media | 03

Peluncuran buku Lika-Liku Strategi Perusahaan | 06

Program Musik Binus TV | 07

Congratulation publication achievement | 08

Fokus Kita

Creative Thinking | 09

Profile

Tubagus Hanafi | 10

Entertainment Section

Don’t Go Break My Heart | 11

Vol.0

5 | V

| M

ei |

2011

Kritik & SaranUntuk meningkatkan kualitas Warta JWC kita, silahkan layangkan kritik & saran Anda ke: [email protected]

Terima kasih untuk partisipasi Anda

2|Warta JWC Januari 2011

CEO Speaks On Growth“Mengintip” Kepemimpinan

ala Managing Director PT General Motors Indonesia

1 Foto bersama sebelum acara dimulai

2 Managing Director PT. General Motors Indonesia, Mukiat Sutikno

3 BBS & PT. General Motors Indonesia menandatangani nota kesepakatan dibidang pendidikan. Cakupannya

antara lain penyusunan case study writing, kegiatan kunjungan, dan/atau penelitian

4 Ratusan orang memadati tempat berlangsungnya CEO Speaks On Growth bersama Mukiat Sutikno

1

Pelindung:Firdaus Alamsjah, Ph.D

Dewan Penasehat:George Wijaya, Stephen Wahyudi Santoso

Pemimpin Umum:Judi ArtoPemimpin Redaksi:Haris Suhendra

Editor in Chief:AdilahReporter & Fotografer: Yeni Mardyana R

Desain Grafis:Luke SantosoIklan & Distribusi:Fanny

What’s Happening:

Warta JWC Januari 2011|3

EO Speaks On Growth kembali hadir, Selasa (6/4). Bertempat di The BINUS BUSINESS

SCHOOL, The Jospeh Wibowo Center, Jakarta Selatan, CEO Speaks kali ini menghadirkan Managing Director PT General Motors Indonesia Mukiat Sutikno.

Di hadapan ratusan hadirin, Mukiat Sutikno berbagi ilmu seputar pengelolaan perusahaan. “Leaders need to be discipline, but most importantly is that leaders need to control yourself fight your ego,” demikian diungkapkan pria yang pernah mengenyam pendidikan di Bond University dan Swinburn, Australia, ini.

Sebagai pemimpin, Mukiat Sutikno selalu berupaya menciptakan hubungan harmonis antara atasan dan bawahan, mendengar masukan dari tim, dan tidak menolak adanya perdebatan asalkan masih sesuai dalam jalurnya. “Being democratic but own your decision,” ujarnya.

Pada 2009 PT General Motors Autoworld Indonesia (GMAWI) berhasil menumbuhkan penjualan sebesar 3% ketimbang 2008. Dan orang yang layak diacungi jempol adalah Mukiat Sutikno. Meski kenaikannya tak terlalu signifikan, apa yang dilakukan Managing Director GMAWI ini dianggap suatu keberhasilan di tengah industri otomotif yang sedang mengalami drop hingga 20,1 persen pada kisaran tahun tersebut.

Yang tak kalah penting dilakukan Mukiat adalah memperkuat media relations. Mukiat paham betul peran media dalam memberikan dukungan dan mengedukasi masyarakat tentang produk-produk Chevrolet.

Satu hal yang selalu dilakukan adalah memonitor kualitas produk. “Mulai dari pemesanan hingga pengiriman ke pelanggan agar kondisi prima dan pengiriman tepat waktu,” jelasnya. Strategi lainnya yang dilakukan untuk mendongkrak pasar adalah melakukan marketing by experience dengan prinsip high touch.(YD)

C

2

4

3

4|Warta JWC Januari 2011

INUS INTERNATIONAL selalu terbuka dalam menambah wawasan bagi

para mahasiswanya tak terkecuali di bidang film. Untuk itu, BINUS INTERNATIONAL bekerja sama dengan Kedutaan Besar Perancis mengundang Nicolas Bailly, penggagas dan manajer website www.touscoprod.com, untuk memaparkan pengalaman dan pekerjaannya dalam workshop Co-Financing Film Through Digital Media, Selasa (12/4).

Gelaran ini sebagai rangkaian Festival Sinema Perancis.“Untuk membantu anak muda atau siapapun yang mungkin tertarik membuat film sendiri, tetapi mengalami kendala dengan dana,” ujar Program Coordinator – Art & Design Faculty BINUS INTERNATIONAL Emanuel Saptaputra.Para mahasiswa juga dapat bertemu dan berdiskusi dengan industri terkait. Dibahas pula situasi Indonesia dalam bidang produksi audiovisual.

Sejak 2008, situs Touscoprod memungkinkan pengguna internet turut membiayai film-film secara online. Website Touscoprod mendukung pengembangan, produksi, dan distribusi film independen. Dengan memungkinkan pengguna web untuk mensponsori proyek pilihan mereka, Touscoprod menghasilkan dana tambahan dan bentuk lain dari komunitas co-prod untuk mendukung film ketika dirilis.

“Diharapkan melalui workshop ini, dapat menjadi salah satu solusi mereka untuk tetap dapat meningkatkan kreativitas dengan didukung Touscoprod.com, dimana nantinya mereka dapat men-submit ide mereka melalui portal ini dan memungkinkan untuk mendapat financial

support secara global,” ujar Emanuel.

Ajang inovatif ini juga dapat membantu produser mewujudkan proyek mereka, sembari mengembangkan jalur komunikasi baru dengan khalayak luas. Konsep yang diusung Touscoprod sukses besar di Perancis dan merambah ke luar negeri terutama Asia.

“Temu wicara dengan pendiri Touscoprod di BINUS INTERNATIONAL, mungkin akan membuka peluang untuk meluncurkan proyek serupa di Asia, dan saya harap menjalin hubungan perindustrian, teknik, dan kebudayaan baru antara Perancis dan Indonesia. Sejalan dengan itu, Festival Sinema Perancis mengembangkan dan memperkokoh pertaliannya dengan komunitas pecinta film Indonesia,” ujar Duta Besar Perancis di Indonesia Philippe Zeller.

Festival Sinema Perancis 2011

Festival Sinema Perancis di Indonesia tahun ini menghadirkan film-film terbaru Perancis bertaraf internasional ke hadapan penonton Indonesia. Untuk edisi ke-16 ini, festival mempersembahkan sederet film yang mencerminkan betapa beragamnya produksi dalam negeri Perancis. Adapun film yang diputar sebanyak 21 film mulai 8 April hingga 1 Mei 2011 di Jakarta, Balikpapan, Yogyakarta, Denpasar, Surabaya, dan Bandung.(YD)

Co-Financing Film Through Digital

MediaMengurai

Pendanaan Film Melalui Media Digital

B

1 Nicolas Bally

1

What’s Happening:

Warta JWC Januari 2011|5

6|Warta JWC Januari 2011

INUS BUSINESS SCHOOL bekerja sama dengan

Penerbit Salemba Empat dan BINUS Publishing menggelar peluncuran buku berjudul Lika Liku Strategi Keuangan Perusahaan, Panduan Praktis Meningkatkan Nilai Perusahaan, Senin (11/4). Buku ini merupakan karya dari dosen BBS, Ferdinand Sadeli, MAF, CFA, CPA, FRM.

Saat buku ini ditulis, dosen yang juga berprofesi sebagai Direktur

Investment Bank, Barclays Capital ini telah bekerja selama 15 tahun di berbagai sektor yang meliputi sektor penunjang (auditor), penilai bisnis, konsultan), sektor riil. Dam sektor keuangan. Diharapkan dapat memberikan sudut pandang multidimensi yang bermanfaat bagi pembaca. Apalagi penulis yang juga pernah bekerja di berbagai perusahaan terkemuka di Australia dan Singapura dapat memberikan sudut

pandang lintas negara.

Kombinasi antara pelaku keuangan dan investasi disertai upaya pencarian dana (selama bekerja di sektor riil, pemberi dana (saat bekerja di sektor keuangan), dan penunjang aktivitas investasi dan pendanaan (saat bekerja sebagai profesi penunjang) memberikan gambaran yang lebih lengkap dalam berbagai aktivitas perusahaan.

Buku ini disusun bukan hanya untuk direktur keuangan dan eksekutif keuangan lainnya yang bekerja pada perusahaan, tapi juga praktisi yang terlibat dalam penyusunan kebijakan perusahaan maupun yang betugas mengawasi jalannya perusahaan.

Buku ini juga dapat dipakai analis keuangan berkaitan dengan penelaahan bisnis suatu perusahaan terutama memahami apakah kerangka keuangan uang disusun dapat sustain di

masa mendatang. Penekanannya ada pada betapa pentingnya peran arsitek keuangan dalam berbagai tahap bisnis yang dilalui perusahaan.

”Walaupun sekitar sepertiga isi buku ini merupakan kumpulan artikel yang pernah dipublikasikan harian Seputar Indonesia di rubrik Ekonomi dan Bisnis, kerangka pemikiran yang melandasi buku ini justru merupakan satu kesatuan,” tutur Ferdinand.(YD)

BookLaunch

Lika-Liku Strategi Keuangan Perusahaan

”Panduan Praktis Meningkatkan Nilai

Perusahaan”

www.binus.tv

B

1 Ferdinand Sadeli, MAF, CFA, CPA, FRM saat peluncuran buku Lika-Liku Strategi Keuangan Perusahaan “Panduan Praktis Meningkatkan Nilai Perusahaan”

2 Foto bersama pihak-pihak yang mendukung terbitnya buku ini

1

2

What’s Happening:

Warta JWC Januari 2011|7

ejak mengudara setahun

lalu melalui jalur streaming, BINUS TV semakin matang

dalam menggarap program programnya.

Berbagai program dengan konten informasi, hiburan, dan edukatif hadir di layar BINUS TV.

Program-program BINUS TV seluruhnya karya dari para Binusian disamping program yang merupakan hasil kerjasama dengan stasiun televisi lokal dan nasional di Tanah Air.

Selain program berita dan informasi, BINUS TV memiliki program-program hiburan yang sayang untuk dilewatkan. Di antaranya acara Musik yang dihadirkan secara berkala melalui layar BINUS TV. Saat ini ada tiga program unggulan yang dimiliki BINUS TV yaitu B-Coustic, Kampung Musik, dan Music Blast.

“Pemirsa BINUS TV memang sangat suka dengan program-program musik. Karena itu secara bertahap program musik dan hiburan kami tingkatkan frekuensinya di BINUS TV,” ujar Station Manager Binus TV, Bobie Hartanto, di studio Binus TV, di Gedung R Lantai 3 Kampus Syahdan, Binus University, Palmerah, Jakarta Barat.

Menggarap program musik memang perlu ketekunan dan kreativitas yang dinamis. Program seperti ini selain melibatkan banyak pihak juga memerlukan dukungan perangkat musik memadai.

“Untuk program musik, kami bekerjasama dengan banyak pihak salah satunya dengan Music School of Indonesia,” Jelas Rizza Chairunnisa, Manager Program Binus TV.

Kerjasama dengan Music School of Indonesia menjadi sinergi positif dalam beberapa program musik di BINUS TV. Kerjasama ini melibatkan musisi dan artis yang berada di bawah

Music School of Indonesia.

“Beberapa program yang kami sengaja garap di luar studio ternyata mampu memberikan warna berbeda pada acara musik Binus TV, sehingga selain memanjakan pemirsa dengan suguhan musik terkini, juga menghadirkan talent yang sudah dikenal publik,” tambah Rizza di sela-sela rekaman program musik baru BINUS TV, Music Blast yang berkerjasama dengan MSI – Music School of Indonesia.

Selain Music Blast, BINUS TV telah lebih dahulu melahirkan program musik B-Coustic. Program ini menampilkan musisi dengan format akustik yang disiarkan langsung dari studio.

B-Coustic yang hadir setiap Kamis pukul 20.30 WIB

hingga 21.30 WIB ini sejak awal telah menjadi program unggulan BINUS TV.

“Saat ini kami sedang meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat menjadi mitra untuk mengisi program B-Coustic seperti perusahaan label rekaman dan manajemen artis,” terang Public Relations BINUS TV, Ichsan Firmansyah.

Program B-Coustic memiliki komunitas penontonnya sendiri yang secara rutin hadir di studio untuk menyaksikan tayangan acara kesayangan mereka. Kelebihan dari program B-Coustic adalah selain ditayangkan live, juga melibatkan floor audience yang dapat me-request lagu secara langsung ke musisi yang tampil dan menyampaikan salam kepada pemirsa yang menyaksikan di rumah.

Selain B-Coustic, satu lagi program music unggulan BINUS TV adalah

Kampung Musik. Program yang berdurasi 60 menit ini merupakan hasil kerjasama BINUS TV dengan Music School of Indonesia yang penggarapannya berada di luar studio.

Berbeda dengan B-Coustic yang digarap secara live di studio, Kampung Musik harus melalui proses rekaman dan editing terlebih dahulu sebelum ditayangkan setiap Jumat pukul 20.00 – 21.30 WIB.

“Kampung Musik sangat unik, karena kami produksi di luar studio dan biasanya diproduksi di pusat keramaian seperti Mal,” ungkap Rizza Chairunnisa yang juga sempat menjadi presenter acara ini bersama Ichsan Firmansyah.

Kampung Musik memiliki ikon program yaitu Putri Kampung yang selalu hadir dalam setiap episodenya. Putri Kampung diperankan salah seorang presenter BINUS TV yang didampingi dua presenter pria lainnya.

Bobie Hartanto mengungkapkan Kampung Musik adalah program yang kerap diproduksi secara besar-besaran dengan melibatkan banyak artis, musisi, maupun dukungan kerjasama dari mitra kerja BINUS TV.

Penasaran dengan program-program BINUS TV? Silakan saksikan melalui www.binus.tv . (Ddk/YD)

WARNAI HARI DENGAN PROGRAM MUSIK BINUS TV

www.binus.tv S

8|Warta JWC Januari 2011

MenjadiIndividu Kompeten

melalui Creative ThinkingUnsur kreatif dibutuhkan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah. Semakin

kreatif seseorang, semakin banyak alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan karena seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif.

Di dunia pendidikan, creative thinking tentu menjadi hal krusial yang patut diperhatikan. Pendidikan yang diterapkan dalam suatu institusi pendidikan hendaknya dapat menghasilkan output berkualitas.

Ini pula yang melatarbelakangi BINUS INTERNATIONAL (BI) dan BINUS BUSINESS SCHOOL (BBS) menerapkan konsep creative thinking dalam kegiatan perkuliahannya. Tuntutan perubahan-perubahan di era globalisasi mengharuskan BI dan BBS melibatkan creative thinking demi menyiapkan anak didiknya menjadi mahasiswa yang siap menghadapi perkembangan.

Apakah Creative Thinking itu?

Menurut Head of Development Department di bawah Research & Development Division BBS, Diah Wihardini B.Sc (Hons), M.Ed., creative thinking merupakan menciptakan sesuatu yang baru atau original dengan melibatkan kemampuan fleksibilitas, originalitas, fluency, elaborasi, brainstorming, modifikasi, imagiry, sociative thinking, dan kemampuan merelasikan sesuatu.

“Ini sesuatu yang jauh di atas level pemikiran yang tinggi. Tujuan creative thinking untuk menstimulasi rasa keingintahuan (curiousity) dan promote divergence, artinya dalam melihat sesuatu kita harus memandangnya dari banyak sisi sebelum menyimpulkannya,” kata Diah.

Saat ini kurikulum di BI dan BBS tengah

digodok untuk memasukkan unsur creative thinking dalam kurikulum pendidikan. Hal ini dilakukan mengingat tren yang terjadi saat ini yaitu anak didik dituntut memiliki creative dan critical thinking.

“Adanya globalisasi, perubahan-perubahan itu bisa terjadi dengan cepat sehingga anak didik harus diajari agar mampu melihat semua itu,” tuturnya.

Pendekatan dan teaching delivery atau pedagogi yang diterapkan di BI dan BBS akan diubah. Jika dahulu menggunakan pendekatan teaches-centered (dosen aktif, mahasiswa hanya menerima materi), kini lebih mengarah ke student centered learning dimana proses pembelajaran dan pengajaran lebih terkonsentrasi ke mahasiswa.

“Dengan creative thinking ini, student diminta tanpa segan-segan mengeluarkan idenya. Si dosen tidak boleh mematahkan ide tersebut. Dosen berperan sebagai fasilitator untuk student learning,” tuturnya.

Kurikulum di institusi pendidikan ini didefinisi ulang mengenai program objektif dan learning outcomes sehingga benar-benar menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi creative thinking.

Jika outcomes atau kompetensi lulusan berubah, lanjut Diah, otomatis kurikulum juga harus berubah. Development Departement membantu para School untuk lebih melihat bagaimana perubahan-perubahan tersebut harus dilakukan termasuk segala kegiatan teaching learning, dan assessment-nya yang harus dilakukan di kelas guna mengakomodasi perubahan dalam pencapaian graduate competencies ini.

“Sudah setahun lalu kita meninjau ulang kurikulum yang sudah ada dengan memasukkan creative thinking. Sekarang

1 Head of Development Department Research & Development Division BBS, Diah Wihardini B.Sc (Hons), M.Ed

2 Berdiskusi dan berpiir kreatif untuk menemukan cara-cara inovatif

3 Tubagus Hanafi memperagakan adegan dihadapan peserta Design Thinking Workshop

4 Contoh prototype hasil Design Thinking Workshop

1

U

Fokus Kita:

Warta JWC Januari 2011|9

kita sedang mereview, distribusi mata kuliah yang baru di setiap program studi yang ditawarkan. Setelah itu kita merevisi silabus yang nantinya akan dijaga setelah proses teaching, learning, dan assessment-nya untuk memfasilitasi kemampuan creative thinking yang harus dicapai mahasiswa,” ujarnya.

Susah-susah Gampang

Mengenalkan design thinking melalui kurikulum ternyata tidak semudah

membalikkan telapak tangan karena mayoritas mahasiswa Indonesia tidak terbiasa dengan konsep ini. Pun demikian dengan dosen yang menjadi pihak terpenting dalam penerapan creative thinking.

Untuk itu, BINUS mengidentifikasi subject matter expert, menunjuk beberapa dosen yang dianggap bisa menjadi ahli dalam design thinking melalui workshop atau pelatihan. Setelah itu

dosen-dosen ini yang akan masuk di mata kuliah-mata kuliah yang akan menerapkan design thinking approach ini.

“kita lebih mengambil approach design thinking untuk mengajarkan creative thinking lalu meminta para expert ini masuk ke mata kuliah yang akan menggunakan design thinking approach di proses teaching, learning, dan assessment di kelas,” ujarnya.

Diah melanjutkan, ada tiga hal yang dianggap rumit dalam mengaplikasikan konsep ini, yaitu mengajak dosen untuk menyadari

bahwa creative thinking itu benar-benar dibutuhkan mahasiswa, memasukkan creative thinking skill ke dalam kurikulum (proses teaching, learning, assessment), serta cara mengevaluasi apakah si mahasiswa sudah menunjukkan pemikiran inovatifnya.

Namun bila semua itu telah berhasil diterapkan, maka akan terjadi keseimbangan antara critical thinking (otak kanan) dan creative thinking (otak kiri). Jika kita bisa menghasilkan lulusan yang lebih baik, maka bangsa ini juga akan menjadi lebih baik karena pada saat mereka mengambil keputusan dalam hal apapun, mereka dapat menggali berbagai kemungkinan sehingga keputusan yang diambil akan lebih bermakna.(YD)

2

3 4

10|Warta JWC Januari 2011

eiring dengan pesatnya pertumbuhan teknologi, dunia semakin butuh individu yang

mampu berpikir kreatif. Namun nyatanya orang-orang dengan kemampuan berpikir kreatif semakin terbatas. Bila ditilik dari perkembangan inovasi di dunia, selama kurun waktu 14 tahun, produk-produk yang inovatif menurun sekitar 15 persen.

”Manusia zaman sekarang lebih banyak berpikir secara analitikal bukan kreatif menggunakan otak kiri,” tutur Program Director MM Executive BINUS BUSINESS SCHOOL Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA.

Saat ini, lanjut Hanafi, banyak di antara warga Indonesia yang terbiasa mengeksploitasi bukan

mengeksplorasi. “Misalnya, orang Indonesia lebih suka mengkritik daripada mencari solusi. Padahal eksplorasi merupakan cikal bakal dari sebuah penemuan atau inovasi,” ujarnya. konsep creative thinking, menurut Hanafi, dirasakan perlu untuk diaplikasikan.

Untuk itu kurikulum BBS saat ini sudah berbasis inovasi. Tujuannya, agar lulusan BBS memiliki nilai lebih dibandingkan lulusan perguruan tinggi lainnya. Nilai tersebut berupa berpikir secara inovatif.

”Di kelas, mahasiswa dibiasakan mengeluarkan ide, tanpa boleh ditertawai teman-temannya.” Hanafi menambahkan, dengan terbiasa dan percaya diri untuk mengeluarkan pendapat atau ide, diharapkan mahasiswa dapat memiliki kebiasaan berpikir secara kreatif yang dapat menghasilkan suatu inovasi.

”Mahasiswa dibiarkan bebas berkreasi, berani mengeluarkan ide walau ada resiko ditertawai orang. Di sisi lain, mahasiswa harus bisa menerima pendapat atau ide kreatif orang lain, tanpa menertawai,” katanya.

Selain hal di atas, mahasiswa juga diberikan paper assignment yang penilaiannya tidak hanya dilakukan dari sisi akademis melainkan juga diukur dari sisi inovasi. Jadi, ide-idenya juga dinilai.

Penerapan creative thinking membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Selain mahasiswa di antaranya yang berperan penting adalah dosen. Karena itu, dosen yang mengajar di BBS juga dibiasakan untuk berpikir secara kreatif.

”Salah satu caranya dengan mengikuti pelatihan design thinking. Tujuannya agar para dosen terbiasa berpikir secara kreatif dan menemukan cara-cara inovatif dalam mengajar,” ujarnya.

Di sisi lain, mahasiswa yang masuk BBS adalah orang-orang yang kreatif. ”At least punya potensi menjadi kreatif. Hal ini dapat dilihat dari tes masuk wawancara. Dari wawancara dapat dilihat kepribadian orang tersebut. Ciri orang kreatif, salah satunya adalah orang yang berani mengambil resiko,” ujarnya.

reatif, impulsif, perfeksionis, dan “berbeda”. Itulah

beberapa hal yang menggambarkan dari seorang Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA, atau lebih akrab disapa Hanafi, Program Director MM Executive BINUS BUSINESS SCHOOL.

“Berbeda”. Hanafi sangat inovasi minded, itulah yang membuatnya berupaya segala sesuatunya dibuat beda. Ia sangat tergila-gila dengan inovasi. Menurut pria yang juga

piawai memetik gitar dan menekan tuts piano ini, kondisi manusia di dunia sudah tak seimbang antara otak kanan dan otak kiri. “Sekarang ini orang lebih analitik, tidak kreatif,” ujarnya kepada redaksi beberapa waktu lalu.

Fokus dari sistem pengajaran yang diterapkan Hanafi berupa penyeimbangan “topi” kanan dan “topi” kiri - demikian ia memberikan kata lain dari otak dengan

sebutan “topi”. Di dalam kelas, dosen yang juga penggemar fotografi dan menonton film ini selalu memberikan penilaian akhir mahasiswa berupa IDE. Dia menitikberatkan penilaian suatu tugas dari idenya. Seberapa inovatif ide dari hasil tugas yang dibebankan kepada mereka, selanjutnya penilaian dari sisi akademis.

Inovasi bukanlah hal yang muluk untuk dicapai. Menurutnya, hanya ada satu kuncinya, “Harus

berani berada dalam satu zona, zona berani ambil resiko”.

Selama ini, hanya ada dua tipe manusia terkait inovasi ini. Pertama, orang yang “takut salah”, tipe inilah yang menghambat munculnya inovasi. Kedua, orang yang “takut salah, tapi nekat”.

“Nah, tipe kedua inilah yang harus kita tanamkan pada semua orang, karena yang menjadi stimulus ide-ide baru”, tutup Pak Hanafi.(Yeni, Yunanto, Pramitha)

Tubagus HanafiSoeriaatmadja, MM, MBA

Hasilkan Inovasi dengan Berpikir Kreatif

PROFIL | Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA

K

S

1 Program Director MM Executive BINUS BUSINESS SCHOOL, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA

1

Profile:

Warta JWC Januari 2011|11

heng Zhi En (Gao Yuan Yuan) datang dari daratan Cina dan

bekerja sebagai investment analyst di Hongkong. Namun ternyata Hongkong bukanlah tempat yang hoki untuknya. Kehidupan percintaan dan kariernya tak berjalan mulus, mantan pacarnya menikah dengan wanita lain, pasar investasi pun sedang mengalami krisis keuangan.

Pekerjaannya kerap berada di bawah tekanan. Satu-satu penghiburan bagi dirinya hanyalah Zhang Shen Ran (Louis Koo), seorang pria eksekutif nan tampan yang tempat bekerjanya berada di seberang kantor Cheng Zhi En. Selain tampan, Zhang Shen Ran selalu bersedia memberikan saran setiap Zhi En membutuhkan.

Suatu hari ketika ia sedang berada di kendaraan umum, tiba-tiba muncul lelaki yang pernah mengisi hatinya, sang mantan kekasih (Terence Yin) dan istri yang tengah hamil (Selena Li). Karena buru-buru pergi dari lokasi, Zhi En nyaris tertabrak mobil. Beruntung ia diselamatkan Fang Qi Hong (Daniel Wu) yang berpakaian layaknya pengemis.

Sebagai tanda terima kasih, Zhi

En memberikan semua pemberian mantan kekasihnya kepada Qi Hong. Zhi En berharap cara ini juga dapat membantunya melupakan sang mantan.

Tanpa diketahui sebelumnya, Qi Hong ternyata seorang arsitek yang frustasi dan selalu mabuk-mabukkan. Zhi En pun memberikan semangat kepadanya untuk menghentikan kebiasaan buruknya itu.

Di lain hari, Zhi En berencana mengajak Shen Ran kencan. Namun rencana tinggallah rencana karena pria yang diharapkannya tersebut sudah membuat janji dengan wanita lain. Alhasil Zhi En patah hati. Di saat bersamaan, ia juga berjanji akan berkencan dengan Qi Hong namun

akhirnya

ia membatalkannya.

Tiga tahun kemudian, Shen Ran menjadi bos Zhi En. Meski menjadi bos, Zhi En berpikir bosnya itu sangat rendah hati, namun tanpa meninggalkan image playboy. Bahkan Shen Ran berniat untuk menikahi Zhi En. Bersamaan dengan itu, Qi Hong sudah tidak mabuk-mabukkan lagi dan menjadi arsitek ternama.

Qi Hong pun pindah kantor ke gedung yang letaknya berseberangan dengan Zhi En. Dan mereka pun

kembali bersama. Sama dengan Shen Ran, Qi Hong pun mencintai Zhi En. Lantas, siapakah yang akan dipilih Zhi En?

Genre : Drama percintaan/ komediSutradara : Johnnie To/ Wai Ka FaiPemain : Gao Yuan Yuan, Louis Koo, Daniel WuDurasi : 120 menit

Don’t Go Breaking My HeartKetika Cinta Harus Memilih

C

EntertainmentSection: