volume vi nomor 2 desember 2016 issn: 2089-306x jurnal

93
Jurnal Achmad Luthfi Hakim, Edi Jaenudin Eka Andriyani, Tettet Fitrijanti, Indri Yuliafitri Eman Herman, Edi Jaenudin Indry Yuliafitri, Diksi Hendrawati, Amelia Rizky Alamanda Putri Wulansari, Setiawan EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X DITERBITKAN OLEH: PUSAT STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN Pengaruh Inflansi Dan Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Rate Of Return Pada Rate Of Financing Terhadap Pembiayaan Bermasalah Pernbankaan Syariah Di Indonesia Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia Effect Of Sale Growth And Islamic Sosial Reporting On Earning Quality Of Manufacturing Company Listed In Indonesia Sharia Stock Index Kinerja Keuangan Dan Kinernja Non Keuangan Pada Bank Syariah Di Asia Hasna Katsurayya Inklusi Keuangan: Efektifitas Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Zakat

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal

Achmad Luthfi HakimEdi Jaenudin

Eka AndriyaniTettet FitrijantiIndri Yuliafitri

Eman HermanEdi Jaenudin

Indry YuliafitriDiksi HendrawatiAmelia Rizky Alamanda

Putri WulansariSetiawan

EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI

Volume VI Nomor 2Desember 2016 I S S N 2 0 8 9 - 3 0 6 X

DITERBITKAN OLEH

PUSAT STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAMFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Pengaruh Inflansi Dan Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of Return Pada Rate Of Financing Terhadap Pembiayaan Bermasalah PernbankaanSyariah Di Indonesia

Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia

Effect Of Sale Growth And Is lamicSosial Reporting On Earning Quality OfManufacturing Company Listed In IndonesiaSharia Stock Index

Kinerja Keuangan Dan Kinernja Non Keuangan Pada Bank Syariah Di Asia

Hasna Katsurayya Inklusi Keuangan Efektifitas Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

1

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI

Dipublikasikan Oleh Pusat Studi Ekonomi amp Bisnis Islam

Fakultas Ekonomi amp Bisnis Universitas Padjadjaran

Penanggung Jawab Syaiful Rahman Soenaria

Dewan Editor Ketua

Erie Febrian

Anggota 1 Syaiful Rahman Soenaria

2 Yunizar 3 Dr Bagja Mulya Riyadi

4 Citra Sukma Dilaga 5 Dr Angki Wibisono

6Amelia Rizky Alamanda 7Atika Irawan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

2

DAFTAR ISI

PENGARUH INFLASI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASILTERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH

Achmad Luthfi Hakim Edi Jaenudin

helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3

PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL RATE OF RETURN DAN RATE OF

FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

Eka Andriyani Tettet Fitrijanti Indri Yulia

Fitrihelliphelliphellip

20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK

UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Eman Herman Edi

Jaenudinhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

36

EFFECT OF SALES GROWTH AND ISLAMIC SOCIAL REPORTING ON EARNING

QUALITY OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA SHARIA

STOCK INDEX

Indri Yuliafitri Diksi Hendrawati Amelia Rizky

Alamandahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

49

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK SYARIAH

DI ASIA

Putri Wulansari Setiawan

63

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

75

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

3

Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi

Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit

sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on

assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of

significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December

2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation

(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect

positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA

Keywords Inflation profit sharing financing ROA

A PENDAHULUAN

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka

sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

4

bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa

mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS

Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)

B TINJAUAN LITERATUR

Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 2: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

1

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI

Dipublikasikan Oleh Pusat Studi Ekonomi amp Bisnis Islam

Fakultas Ekonomi amp Bisnis Universitas Padjadjaran

Penanggung Jawab Syaiful Rahman Soenaria

Dewan Editor Ketua

Erie Febrian

Anggota 1 Syaiful Rahman Soenaria

2 Yunizar 3 Dr Bagja Mulya Riyadi

4 Citra Sukma Dilaga 5 Dr Angki Wibisono

6Amelia Rizky Alamanda 7Atika Irawan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

2

DAFTAR ISI

PENGARUH INFLASI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASILTERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH

Achmad Luthfi Hakim Edi Jaenudin

helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3

PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL RATE OF RETURN DAN RATE OF

FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

Eka Andriyani Tettet Fitrijanti Indri Yulia

Fitrihelliphelliphellip

20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK

UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Eman Herman Edi

Jaenudinhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

36

EFFECT OF SALES GROWTH AND ISLAMIC SOCIAL REPORTING ON EARNING

QUALITY OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA SHARIA

STOCK INDEX

Indri Yuliafitri Diksi Hendrawati Amelia Rizky

Alamandahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

49

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK SYARIAH

DI ASIA

Putri Wulansari Setiawan

63

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

75

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

3

Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi

Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit

sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on

assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of

significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December

2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation

(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect

positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA

Keywords Inflation profit sharing financing ROA

A PENDAHULUAN

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka

sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

4

bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa

mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS

Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)

B TINJAUAN LITERATUR

Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 3: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

2

DAFTAR ISI

PENGARUH INFLASI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASILTERHADAP

PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH

Achmad Luthfi Hakim Edi Jaenudin

helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

3

PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL RATE OF RETURN DAN RATE OF

FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

Eka Andriyani Tettet Fitrijanti Indri Yulia

Fitrihelliphelliphellip

20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK

UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Eman Herman Edi

Jaenudinhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

36

EFFECT OF SALES GROWTH AND ISLAMIC SOCIAL REPORTING ON EARNING

QUALITY OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA SHARIA

STOCK INDEX

Indri Yuliafitri Diksi Hendrawati Amelia Rizky

Alamandahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

49

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK SYARIAH

DI ASIA

Putri Wulansari Setiawan

63

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

75

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

3

Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi

Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit

sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on

assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of

significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December

2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation

(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect

positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA

Keywords Inflation profit sharing financing ROA

A PENDAHULUAN

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka

sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

4

bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa

mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS

Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)

B TINJAUAN LITERATUR

Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 4: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

3

Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi

Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit

sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on

assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of

significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December

2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation

(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect

positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA

Keywords Inflation profit sharing financing ROA

A PENDAHULUAN

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka

sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

4

bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa

mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS

Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)

B TINJAUAN LITERATUR

Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 5: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

4

bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa

mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS

Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)

B TINJAUAN LITERATUR

Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 6: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS

Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)

B TINJAUAN LITERATUR

Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 7: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni

1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat

2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat

3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan

Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 8: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

7

yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi

a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation

b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation

2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah

Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan

1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank

2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap

Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

8

Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani

kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)

a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

9

Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain

b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa

2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34

1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang

2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan

keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad

3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap

4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas

b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

10

Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan

1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa

2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak

2324 Manfaat

1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat

2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread

3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan

5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi

24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

11

yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei

2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah

119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896

119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100

C METODOLOGI

1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

12

Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut

Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia

Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia

Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut

Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015

Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)

Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK

Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

13

hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit

investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

14

inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat

a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen

b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas

c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha

D HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

15

BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah

119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan

bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

16

Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan

mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

17

justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi

yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

18

jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian

REFERENSI

Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi

Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

19

surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat

Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of

Return Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah

Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of

financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to

2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return

total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing

measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah

financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic

method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by

first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at

significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The

thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining

288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant

negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF

A PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik

Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

22

Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2

B TINJAUAN LITERATUR

1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah

Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)

2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasi

yang halal saja

Investasi yang halal

dan haram

Berdasarkan prinsip bagi

hasil jual beli atau

sewa

Memakai perangkat

bunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengan

nasabah dalam

melakukan bentuk

hubungan kemitraan

Hubungan dengan

nasabah dan bentuk

hubungan debitur-

debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

23

pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

24

kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam

perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

25

rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian

dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

26

benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)

C METODOLOGI

Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan

bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari

a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)

b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)

c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)

2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

27

Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang

didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

28

Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan

inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

29

dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

30

banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =

jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)

D HASIL DAN ANALISIS

Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

31

matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi

R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini

CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak

RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

32

Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α

CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak

RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak

Pengujian

Hipotesis

Hipotesis

Awal Hasil Interpretasi

CAR secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secara

parsial

berpengaruh

positif

terhadap NPF

Positif Positif Tidak

signifikan

RF secara

parsial

berpengaruh

negatif

terhadap NPF

Negatif Negatif Tidak

Signifikan

CAR RR dan

RF

mempengaruhi

NPF secara

simultan atau

bersama-sama

- - Signifikan

Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil

Pengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

pada Perbankan Umum Syariah mengalami

penurunanrdquo

Kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pembiayaan bermasalah

Artinya pada saat kecukupan modal

meningkat ternyata menyebabkan tingkat

pembiayaan bermasalah menjadi menurun

Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR

pada perbankan syariah meningkat maka

bank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya Namun hal

ini berakibat bank syariah akan lebih

longgar dalam ketentuan penyaluran

pembiayaanya Jika kondisi ini

terjadi maka risiko pembiayaan diberikan

kepada nasabah yang tidak layak akan

semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Km Suli

Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut

Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang

dilakukan pada perbankan konvensional

menyatakan bahwa CAR berpengaruh

negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)

hal ini mengindikasikan bahwa permodalan

bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus

mampu menutupi seluruh risiko usaha yang

dihadapi oleh bank termasuk risiko

kerugian yang terjadi akibat terjadinya

kredit bermasalah Namun penelitian ini

tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah

dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada

perbankan syariah menyatakan bahwa

hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh

positif hal ini mengidentifikasikan bahwa

ketika CAR meningkat maka perbankan

syariah merasa aman untuk menyalurkan

pembiayaan berakibat pada longgarnya

pemberian pembiayaan

Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss

Sharing Berbanding Return Total

Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang kedua dalam

penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR

mengalami peningkatan maka tingkat NPF

Perbankan Umum Syariah akan mengalami

penurunanrdquo

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

33

Hasil penelitian menunjukan variabel RR

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini

mengindentifikasikan bahwa pembiayaan

bagi hasil pada perbankan syariah terdapat

indikasi moral hazard dan edverse selection

Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan

bagi hasil meningkat akan meningkatkan

pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS

ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini

disebabkan dalam kontak ini keuntungan

yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)

relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut

menanggung kerugian Tidak adanya

ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS

menyebabkan bank menghadapi risiko yang

sangat tinggi terutama risiko terjadinya

moral hazard dan adverse selection karena

adanya informasi yang asimetri (Wiliasih

2005)

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian-penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

bermasalah dan penelitian yang dilakukan

oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RR mempunyai

hubungan negatif tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah Namun pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis

ternyata RR berpenguh signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah

Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang

Murabahah dibanding Pembiayaan PLS

Terhadap Pembiayaan Bermasalah

Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika

tingkat RF mengalami peningkatan maka

tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan

mengalami peningkatanrdquo

Hasil penelitian menunjukkan RF

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah

dibandingkan dengan variabel independen

lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak

terdapat indikasi moral hazard dan edverse

selection dalam penyaluran pembiayaan

baik dari pihak bank maupun pihak

nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih

aman dan fokus dalam menyalurkan

pembiayaan murabahah karena lebih

mudah melakukan maintenance terhadap

debitur murabahah Secara teori juga

pembiayaan murabahah memiliki risiko

lebih kecil dibandingkan dengan

pembiayaan bagi hasil sehingga

penambahan rasio alokasi murabahah

berdampak pada pengurangan rasio

pembiayaan bermasalah

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan

Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF

berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pembiayaan bermasalah Namun

konsisten dengan penelitian yang yang

dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)

menunjukkan bahwa RF berpengaruh

negatif signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah

Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap

Tingkat pembiayaan Bermasalah

Hasil uji F menunjukkan bahwa secara

simultan atau bersama-sama variabel CAR

RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah pada perbankan

syariah Untuk bisa menurunkan tingkat

risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat

pembiayaan bermasalah maka bank syariah

harus meningkatkan kualitas

manajemennya Kualitas dan kinerja bank

syariah dapat diketahui dengan menilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

34

tingkat kesehatan bank Terkait penelitian

ini maka bank harus memperhatikan tingkat

kecukupan modal dan kebijakan

manajemen dalam memberikan

pembiayaan kepada para debitur

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan analisis serta dengan

didukung teorindashteori yang telah dibahas

pada bab-bab sebelumnya penulis

memperoleh kesimpulan sebagai berikut

1 Secara bersama-sama semua variabel

independen memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

Ketiga variabel bebas yakni kecukupan

modal diukur oleh CAR rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan diukur oleh RR dan rasio

alokasi piutang murabahah dibanding

pembiayaan profit loss sharing diukur oleh

RF dalam penelitian ini mempunyai

kontribusi terhadap tingkat pembiayaan

bermasalah sebesar 288110 sedangkan

sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak diteliti pada penelitian

ini

2 Secara parsial variabel kecukupan modal

berpengaruh negatif terhadap tingkat

pembiayaan bermasalah dan signifikan

secara statistik

3 Secara parsial variabel rasio return profit

loss sharing dibanding return total

pembiayaan berpengaruh positif terhadap

tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak

signifikan secara statistik

4 Secara parsial variabel rasio alokasi

piutang murabahah dibanding pembiayaan

profit loss sharing berpengaruh negatif

terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah dan tidak signifikan secara

statistik

2 Rekomendasi

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai mengapa pembiayaan

bermasalah perbankan syariah cukup tinggi

Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan

menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal

ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF

akibat dari adanya masalah kredit yang

disebut CAR sehingga bank diharapkan

dapat meningkatkan CAR agar bank dapat

meminimalisir risiko dari pembiayaan

bersamalah

REFERENSI

Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

35

Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah

Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom

Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and

adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for

measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability

Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research

were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in

the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December

2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the

banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously

affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity

financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting

the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried

to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing

financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable

Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR

and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this

research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th

through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test

hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by

using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis

showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute

to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables

that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect

and RF not significant negative effect on the level of NPF

Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy

A PENDAHULUAN

Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu

sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

37

perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

38

B TINJAUAN LITERTUR

1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

39

pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

40

deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi

pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

41

ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

42

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92

C METODOLOGI

Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas

(Y)

Kemampuan bank

dalam memenuhi

kewajiban jangka

pendeknya atau

kewajiban yang

FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

43

segera jatuh tempo

(Dendawijaya

2009 114)

(Danupranata

2015 138)

Ukuran bank

(X1)

Suatu skala yang

dapat

mengkalsifikasikan

besar kecilnya

bank menurut

berbagai cara

salah satunya

dengan melihat

total asetnya

(Firmansyah

2013)

(Iqbal 2012)

ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905

Risiko

pembiayaan

(X2)

Risiko yang

diakibatkan dari

tidak dilunasinya

kembali pinjaman

yang diberikan

atau investasi yang

sedang dilakukan

oleh pihak bank

(Muhammad

2014 358)

NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan

(Iqbal 2012)

Profitabilitas

(X3)

Kemampuan

perusahaan

memperoleh laba

dalam

hubungannya

dengan penjualan

total aktiva

maupun modal

sendiri (Sartono

2010 122)

ROA = Laba bersih x 100 Total aset

(Dendawijaya

2009 118)

Kecukupan

Modal (X4)

Kemampuan suatu

bank untuk

menyerap atau

menutup kerugian

operasional atau

penyusutan jumlah

nilai asetnya

(Kamus Bank

Indonesia)

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial

Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

44

sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)

D HASIL DAN ANALISIS

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan

diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

45

rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif

terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

46

Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal

E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur

aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

47

simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca

REFERENSI

Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk

Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

48

Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia

Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic Social

Reporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In Indonesia

Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran

1nndputrigmailcom

2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom

Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings

occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to

determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies

including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies

Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial

at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social

Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control

variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality

Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies

A INTRODUCTION

Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial

statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)

The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

51

Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting

Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

52

including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results

that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

53

Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits

B Research Framework

Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an

opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

54

larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that

in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

55

involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)

The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

56

C METHODS

The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable

1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the

amount of disclosure level after scoring on the index ISR

119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897

= Required Score Disclosure

Maximum Score Disclosure

Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component

1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models

119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853

+120787

119853=minus120787

Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

57

to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following

119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783

119812119823119826119842119853minus120783

Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period

Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information

for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

58

value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect

D RESULTS AND DISCUSSION

Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But

the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

59

Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained

E CONCLUSION

Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014

REFERENCES

Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

60

Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146

Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

61

Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712

Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

62

Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama

Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

63

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK

SYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic

banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative

Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the

calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of

Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using

maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the

ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair

return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio

personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that

all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-

financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank

syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif

deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis

secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada

penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non

keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari

sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya

penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi

fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio

investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki

kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non

keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank

1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

64

Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu

Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank

PENDAHULUAN

Besarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industri

keuangan syariah Indonesia yang menempati

peringkat ke empat setelah Iran Malaysia

dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial

Report 2011) Penilaian ini didasarkan

kepada beberapa aspek dalam penghitungan

indeks seperti jumlah bank syariah jumlah

lembaga keuangan non-bank syariah

maupun ukuran aset keuangan syariah yang

memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah

Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

jika melihat beberapa aspek pengukuran

Indonesia di prediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun

pada studi yang sama di tahun 2015

menyatakan bahwa Indonesia turun ke

peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia

Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United

Arab Emirates (Global Islamic Financial

Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus

meningkat yang dialami oleh bank syariah di

Indonesia tidak menjamin kinerja yang

dilakukanya pun bagus Buktinya dalam

studi yang dilakukan Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015 Indonesia

hanya menjadi peringkat ke tujuh pada

peringkat industri keuangan syariah di

dunia hal ini merupakan penurunan dimana

pada tahun 2011 Indonesia sempat

menempati posisi ke kempat

Dalam kondisi perekonomian yang

sedang berkembang sektor bank memiliki

potensi dan peluang yang besar dalam

peranannya yang merupakan suatu lembaga

intermediasi keuangan Sektor perbankan

mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan ekonomi nasional kondisi

perbankan baik tidaknya bisa berdampak

pula pada perekonomian secara keseluruhan

Sehingga upaya memperkuat sektor

perbankan nasional menjadi faktor penting

dalam memperkuat perekonomian nasional

Dengan kinerja yang baik maka bank akan

bisa mencapai laba usaha yang diinginkan

Laba yang meningkat setiap tahunnya belum

tentu dapat memberikan nilai tambah bagi

pemilik modal dan nasabah pemodal

Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan

mengurangi keuntungan maka hasil dari

perhitungan tersebut akan mencerminkan

nilai tambah bagi pemegang saham dan

nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006

340) EVA adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi

dalam suatu perusahaan yang menyatakan

bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya

modal (cost of capital) Menurut Gulo dan

Ernawati (2011) EVA dapat mengukur

kinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapan

penyedia dana (kreditur dan pemegang

saham)

Menurut Hammed (dalam Huda dan

Nasution 2009 132) menyatakan bahwa

lembaga keuangan syariah perlu

menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip

yang mendorong lembaga seperti bank

syariah untuk melaporkan secara optimal

tidak saja kinerja keuangan melainkan

kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam

antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa

pendirian bank syariah memiliki tujuan

untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya

konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam

konteks pengukuran kinerja non keuangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

65

bank syariah dinilai penting untuk

melengkapi pengukuran kinerja keuangan

menggunakan rasio-rasio keuangan yang

berasal dari bank konvensional Hal ini

bertujuan untuk memberikan evaluasi secara

menyeluruh terhadap aspek-aspek yang

dimiliki bank syariah Dari uraian diatas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

kinerja keuangan dan kinerja non keuangan

bank syariah dengan menggunakan metode

Economic Value Added (EVA) dan

Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank

syariah dengan aset tertinggi di negara yang

masuk kedalam tujuh besar Global Islamic

Financial Report pada tahun 2015

KAJIAN PUSTAKA

Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi kepuasan

konsumen dan memberikan kontribusi

ekonomi Kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-

indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi

dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)

Pengukuran kinerja merupakan salah satu

bagian dari sistem pengendalian manajemen

yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan

perencanaan penilaian kinerja dan

operasional karyawan (Antonio etal 2012)

Dalam hal ini pengukuran kinerja juga

dapat diartikan sebagai salah satu alat

manajemen untuk menentukan sejauh mana

tujuan perusahaan telah tercapai

mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis

manajer divisi dan individu di dalam suatu

perusahaan yang juga digunakan untuk

memprediksi ekspektasi perusahaan di masa

depan (Yuwono etal 2004)

Kinerja Keuangan Menggunakan Metode

EVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalah

ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang

sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain

EVA juga merupakan ukuran kinerja yang

secara langsung berhubungan dengan

kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu Analisis penelitian ini dilakukan

karena peneliti ingin mendeskripsikan

kinerja keuangan dan juga ingin melihat

perbedaan besarnya nilai tambah maka

peneliti dalam model analisis data

menggunakan metode EVA EVA

merupakan hasil pengurangan total biaya

modal terhadap laba operasi setelah pajak

Biaya modal sendiri dapat berupa cost of

debt dan cost of equity Langkah ndash langkah

untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)

Menghitung NOPAT (Net Operating After

Tax)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung NOPAT adalah sebagai berikut

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah

laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum

bunga Pajak yang digunakan dalam

perhitungan adalah pengorbanan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

penciptaan nilai tersebut

Menghitung Invested Capital

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagai

berikut

Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash

Hutang Jk Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkan

beberapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

66

Pinjaman jangka pandek tanpa bunga

merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun sejak tanggal

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman

itu tidak dikenai bunga seperti hutang

usaha hutang pajak biaya yang masih harus

dibayar dan lain-lain

Menghitung WACC (Weighted Average

Cost of Capital)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung WACC adalah sebagai berikut

WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)

Keterangan

Perhitungan beban bunga pada bank

syariah adalah margin pembiayaan diterima

karena pembiyaan yang diterima merupakan

dana yang diperoleh dari entitas lain dengan

kewajiban membayar kembali sesuai dengan

persyaratan dalam akad Pembiayaan

diterima diakui sebesar nilai nominalnya

pada saat perjanjian ditandatangani

Menghitung Capital Charges

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagai

berikut

Capital Charges = WACC x Invested

Capital

Menghitung EVA (Economic Value

Added)

Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut

EVA = NOPAT ndash Capital charges

atau

EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested

Capital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai

berikut (Rudianto 2006)

Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA

positif yang menunjukkan telah terjadi

proses nilai

tambah pada perusahaan

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi

impas atau Break Event Point

Apabila EVA lt0 yang berarti EVA

negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai

tambah

Kinerja Non Keuangan Menggunakan

Metode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud

Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk

memberikan kemaslahatan kepada manusia

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan

dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar

manusia bisa hidup dalam kebaikan dan

dapat menjadi hamba Allah yang baik

(Sahroni dan Karim 20167) Metode

analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighted seperti

pada penelitian sebelumnya Metode ini

digunakan untuk melihat seberapa besar

pencapaian indeks maqashid dengan

melakukan penjumlahan masing-masing

rasio yang memiliki bobot nilai tertentu

yang telah ditentukan oleh pakar syariah di

dunia (Antonio etal 2012)

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

67

Ukuran kinerja perbankan syariah

yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah berdasarkan kerangka maqashid

syariah index Tujuannya adalah untuk

mengukur kinerja perbankan syariah yang

selama ini masih menggunakan rasio

keuangan konvensional (Mohammed dan

Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis

menggunakan pendekatan maqashid syariah

index ada beberapa langkah pengukuran

yang dilakukan yaitu menentukan rasio

kerja menghitung rasio kinerja bank syariah

dengan menggunakan masing-masing rasio

melakukan pembobotan masing-masing

rasio kinerja dan terakhir adalah

menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut

Berikut adalah langkah yang dilakukan

dalam penelitian menggunakan maqashid

syariah index

Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan

Berdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja non

keuangan didasarkan pada ketersediaan data

yang

diperlukan dalam penelitian ini Penelitian

ini akan menggunakan enam rasio yang

mewakili

dua variabel untuk diuji pada bank

syariahenam rasio tersebut yaitu

Laba Total Pendapatan (R5)

Mudharabah dan MusyarakahTotal

Pembiayaan (R6)

Pendapatan bebas bungaTotal

pendapatan (R7)

Laba bersih Total Aset (R8)

Zakatlaba bersih (R9)

Investasi sektor rillTotal Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja Berdasarkan

Masing-Masing Rasio Kinerja Non

Keuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalah

dengan melakukan perkalian antara bobot

setiap

variabel dengan bobot dan rasio kinerja

setiap elemen Secara sistematis model

penghitungan ini dapat dibuat seperti

berikut

Maqashid Syariah Index yang kedua

establishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yang

kedua establishing justice

1198822

2 adalah bobot untuk keadilan

E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada

O2

E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada

O2

R6 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen keenam O2

R7 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga

public interest

atau

1198823

3 adalah bobot untuk kepentingan

masyarakat

E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan

pada O3

E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh

pada O3

R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan

pada O3

R9 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesembilan O3

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

68

R10 adalah ukuran kinerja sampel

berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-Masing

Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga

Indikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masing

rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja

kemudian membandingkan kinerja bank

syariah dan manganalisisnya Secara

sistematis penjumlahan tersebut ialah

sebagai berikut

Keterangan

IK (O2) Tujuan Keadilan

IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukan

verifikasi pengukuran kinerja yang

dikembangkan kepada 16 ahli di bidang

perbankan melalui kuisioner Keenambelas

ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan

terkait pembobotan yang diberikan kepada

masing-masing rasio agar dapat terukur

serta mengidentifikasi ulang komponen

pengukuran kinerja apakah diterima dan

sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil

penelitian tersebut maka ditetapkanlah

sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan

syariah menggunakan pendekatan maqashid

syariah index Bobot rata-rata yang

diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam

tabel

Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid

Syariah Index

Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib

(2008)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

Dalam penelitian ini penelitian deskriptif

digunakan untuk menjelaskan hasil dari

perhitungan dalam menganalisis kinerja

bank syariah sedangkan penelitian

kuantitatif digunakan untuk menghitung

tingkat presentasi rasio maqashid syariah

index dan menghitung kinerja keuangan

dengan EVA Pupolasi yang ditentukan

dalam penelitian ini adalah bank syariah

yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan

sampel untuk penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono

2013122) Metode ini digunakan karena

penulis mengambil sampel perbankan

syariah dengan pertimbangan sebagai

berikut

Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia

Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic Financial

Country Index 2015

Bank syariah yang menyediakan Annual

Report yang dipubilkasikan pada tahun

2015

Berdasarkan pertimbangan tersebut

dan setelah mempelajari ketersediaan data

penulis menentukan mengambil enam

sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah

Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi

Islamic Bank Kuwait Finance House Al-

Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia

HASIL PENELITIAN

Kinerja Keuangan Bank Syariah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

69

Penilaian kinerja keuangan

berdasarkan EVA (Economic Value Added)

dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

bagi pihak internal maupun eksternal dalam

mengambil keputusan Secara lengkap EVA

(Economic Value Added) enam bank syariah

dengan aset terbesar di Asia pada tahun

2015 adalah sebagai berikut

Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

nilai Economic Value Added yang dicapai

oleh semua bank yang diteliti bernilai

positif hal ini berarti kinerja keuangan bank

baik karena telah mampu menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi pemilik modal

Perhitungan tingkat kinerja bank

syariah menggunakan metode Economic

Value Added pada enam bank syariah yang

diteliti telah menunjukkan hasil yang baik

Semua bank yang diteliti telah menunjukkan

nilai positif pada hasil akhir perhitungan

Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA

menghasilkan nilai positif karena nilai

NOPAT lebih besar daripada nilai biaya

modal perusahaan hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sudah dapat menambah

nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini

sejalan dengan perhitungan yang dilakukan

pada setiap bank yang diteliti semua

menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih

besar dari pada nilai biaya modal yang harus

dikeluarkan perusahaan

Proporsi modal yang dikeluarkan

untuk kegiatan investasai juga harus

diperhatikan dengan baik karena hal ini juga

akan menekan biaya modal sendiri yang

dikeluarkan Semakin besar modal yang

diinvestasikan semakin besar juga biaya

modal yang akan dikeluarkan sehingga

peran manajemen sangat penting dalam

memilih dimana dana dapat diinvestasikan

dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat

pada biaya modal yang ada di BSM dan

BisB Ketika BSM menginvestasikan

dananya senilai USD 5201204695 dan

BisB menginvestasikan dananya senilai

USD 2218669742 maka secara langsung

kita dapat melihat bahwa biaya modal yang

akan muncul akan lebih besar BSM

dibandingkan BisB karena dana yang

ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun

pada hasil perhitungan biaya modal BisB

lebih besar yaitu USD 26703174

dibandingkan biaya modal BSM yang hanya

mencapai USD 21547050 hal ini terjadi

karena proporsi modal sendiri dibandingkan

total modal dan ekuitas yang diinvestasikan

BisB sangat besar yaitu 0744 jika

dibandingkan BSM yang hanya mencapai

00803 Seperti yang telah dikemukakan

pada penelitian Fatoni Hilman (2011)

proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk

menghindari peningkatan nilai cost of equity

sehingga dapat menurunkan nilai capital

charge menjadi lebih efektif Alternatif lain

manajemen dapat menggunakan sumber

dana lain untuk membiayai modalnya tetapi

tidak begitu mengandung resiko yang

dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim

politik dan perekonomian

Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)

dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen

terus menciptakan laba yang besar dan

menurunkan biaya modal dngan selalu

mengedepankan prinsip kehati-hatian

perbankan (Prudential Banking) itu berarti

kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik

dan perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi para pemilik modal Penciptaan

laba yang besar dan menurunkan biaya

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

70

modal dengan selalu mengedepankan prinsip

kehati-hatian adalah hal yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan nilai

tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat

seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH

ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD

52441286916 dan biaya modal yang harus

dikeluarkan senilai USD 137804785 jika

dibandingkan dengan KFH yang

memperoleh laba lebih besar dibandingkan

ADIB sebesar USD 68999199316 dan

biaya modal yang harus dikelurkan lebih

besar sebesar USD 518934752 bisa

disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan

biaya modal yang dikeluarkan jika

dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH

memiliki laba yang lebih besar namun biaya

modal yang dikelurkan juga besar sehingga

menciptaan nilai tambah yang diperoleh

KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil

dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD

386608084

Pengukuran kinerja keuangan

menggunakan Economic Value Added perlu

diterapkan oleh perbankan syariah karena

dengan menggunakan EVA hasil

perhitungan dapat memperlihatkan secara

jelas apakah perusahaan telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi para pemilik

modal sehingga dengan jelas nasabah atau

calon nasabah dapat melihat kinerja

keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

Namun perlu pengembangan metode EVA

agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya

penyesuaian tentang data-data yang

digunakan dalam perhitungan karena

selama ini masih menggunakan istilah

konvensional

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Perhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-

Syariah dilakukan dengan menghitung

berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio

yang memiliki bobot Empat rasio kinerja

yang berkaitan dengan tujuan syariah

pertama yaitu

pendidikan individu telah dihilangkan dari

analisis ini dikarenakan tidak tersedianya

data

yang memadai

Kinerja Non keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashid

al-Syariah yaitu tujuan keadilan

Perhitungan aspek tujuan keadilan ini

mencakup rasio distribusi fungsional dan

rasio produk bebas bunga Secara lengkap

hasil perhitungan tujuan keadilan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank

Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat

dijelaskan bahwa pencapaian tujuan

keadilan dari

Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai

oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic

Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai

pencapaian tujuan keadilan bank tersebut

berada

diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854

Kinerja Non Keuangan Bank Syariah

Berdasarkan Tujuan Kepentingan

Masyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah

yaitu tujuan kepentingan masyarakat

Perhitungan aspek tujuan kepentingan

masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

71

rasio pendapatan personal dan rasio investasi

sektor riil Berdasarkan tabel IV3

pencapaian optimal tujuan kepentingan

masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam

Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank

dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan

masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain

masih belum memenuhi tujuan kepentingan

masyarakat karena nilai yang diperolehnya

masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan

pencapaian tujuan kepentingan masyarakat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan

Masyarakat Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank

Syariah menggunakan Maqashid Syariah

Index

Perhitungan peringkat maqashid

syariah dengan maqashid syariah index

menggunakan metode perhitungan Sample

Additive Weighted atau penjumlahan

berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai

MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI

terbesar diberi peringkat pertama nilai

terbesar kedua diberi peringkat kedua dan

seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat

pada tabel IV4 dibawah ini

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non

Keuangan (Maqashid Syariah Index)

Bank Syariah 2015

Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkat

kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid

al-Syariah peringkat pertama diraih oleh

Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain

Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu

Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House

dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu

Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)

mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan

puncak dalam Maqashid al-Syariah

Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-

Syariah sendiri juga mencakup tujuan

kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan

Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui

bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap

tujuan pada Tabel IV4 diatas maka

pencapaian tujuan keadilan lebih

mendominasi dengan nilai rata-rata 01854

jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan

kepentingan masyarakat yang hanya sebesar

004920 jika mengacu pada konsep

maslahah maka belum ada bank syariah

yang mencapainya Karena belum ada bank

syariah yang dapat memenuhi semua nilai

dari rata-rata yang ada

Hasil perhitungan kinerja non

keuangan menggunakan Maqashid Syariah

Index menunjukkan peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama

ditempati oleh Bank Islam Malaysia

Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri

Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi

Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi

Bank Perolehan tersebut didasarkan atas

nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan

rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang

diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio

tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan

nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan laporan yang diliris

oleh Global Islamic Financial Reports pada

tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap

diurutan teratas namun untuk Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

72

sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung

mengunakan MSI Bahrain pula naik ke

posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi

turun pada posisi kelima Kuwait turun pada

posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh

ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi

karena rasio yang digunakan atau objek

penilaian yang dilakukan berbeda antara

GIFR dan yang dilakukan peneliti

Dari kedua hasil perhitungan

menunjukkan bahwa perbankan syariah

Indonesia belum bisa menjadi peringkat

pertama dalam hal pencapaian kinerjanya

Meskipun banyak faktor pendukung

Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin

dalam dunia keuangan syariah seperti yang

dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa

Indonesia diprediksi akan menduduki

peringkat pertama dalam beberapa tahun

kedepan Namun pada kenyataannya laporan

GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih

berada di peringkat ketujuh dan dalam

perhitungan Maqashid Syariah Index bank

syariah Indonesia masih berada di posisi

ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia

harus mengupayakan usahanya dalam

memastikan kejujuran dan keadilan dalam

semua transaksi maupun kegiatan usaha

yang dapat menciptakan ketidakadilan

seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini

semata-mata untuk pencapaian tujuan

syariah pembentukan keadilan yang baik

lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul

dalam tujuan keadilan dibandingkan negara

lain Tujuan kepentingan masyarakat pada

bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan

lagi mencakup profitabilitas dan investasi

pada sektor riil karena pencapaian

Indonesia pada tujuan kepentingan

masyarakat ini terbilang sangat kecil jika

dibandingkan dengan negara lain seperti

Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan

Bahrain

Pengukuran kinerja dengan

pendekatan Maqashid Syariah Index perlu

diterapkan oleh industri perbankan syariah

dibandingkan hanya fokus pada rasio

keuangan karena tujuan perbankan syariah

sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian

keuangan melainkan untuk kemaslahatan

umat Bank syariah juga dapat mendukung

dengan menyajikan ketersediaan data

dengan menyiapkan sejumlah laporan

seperti laporan aktivitas pemegang

sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas

terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan

jasa)

PENUTUP

Kinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankan

syariah telah menghasilkan kinerja yang

baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti

semua bank syariah telah mampu

menghasilkan nilai tambah bagi pemilik

modal Hasil perolehan nilai tambah masing-

masing bank berbeda sesuai dengan laba

yang diperoleh jumlah dana yang

diinvestasikan dan biaya modal yang harus

dikeluarkan

Kinerja non keuangan Berdasarkan

metode Maqashid Syariah Index dapat

diketahui pencapaian peringkat sebagai

berikut berurutan dari peringkat pertama dan

seterusnya beserta perolehan nilai MSI

1 Bank Islam Malaysia (028419)

2 Bahrain Islamic Bank (027100)

3 Bank Mandiri Syariah (025903)

4 Kuwait Finance House (021912)

5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)

6 Al-Rajhi Bank (017512)

Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan

Sehingga manajemen perlu menekan biaya

modal seminim mungkin agar nilai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

73

pengembalian kepada pemegang saham

semakin baik Untuk hasil kinerja non

keuangan menggunakan Maqshid Syariah

Index dapat dijadikan acuan bank syariah

dalam operasinya agar lebih memperhatikan

faktor keadilan dan kepentingan masyarakat

agar dapat mencapai tujuan syariah itu

sendiri yaitu kemaslahatan umat

DAFTAR PUSTAKA

Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan Pendekatan

EVA dan MVA pada Perusahaan go

Public skripsi

Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari

Teori ke PraktikGema Insani Jakarta

Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic

Banking Performance Maqashid

Index Implementation in Indonesia

and Jordaniardquo

Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank

Syariah Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk

muslim di Indonesia [Online]

Tersedia httpswwwbpsgoid

diakses pada 5 Maret 2017

Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA

(economic value added) dan MVA

(market value added) Sebagai Alat

Pengukuran Kinerja Keuangan PT

SA Jurnal Institut Pertanian Bogor

Bogor

Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja

Bank Syariah dengan Menggunakan

Metode Economic Value Added (EVA)

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Global Islamic Financial Report 2011

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Global Islamic Financial report 2015

httpwwwgifrnet diakses pada 17

Maret 2017

Kasmir 2012 Manajemen Perbankan

Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah

teori kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia Jakarta Erlangga

Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen

Keuangan Yogyakarta BPFE

Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The

Performance Measures of Islamic

Banking Based on the Maqashid

Framework

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution

2009 Current Issues Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta Kencana

Otoritas Jasa Keuangan Statistik

pertumbuhan perbankan syariah di

Indonesia

[Online]Tersediawwwojkgoididk

analsyariahdatadanstatistikdefault

aspx diakses pada 5 Maret 2017

Ramadhan Reviandi 2016 Analisis

Pengukuran Kinerja Non Keuangan

dan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia Tugas Akhir

Politeknik Negeri Bandung Bandung

Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen

Jakarta Gransindo

Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori

dan Aplikasi Yogyakarta BPFE

Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan

Perencanaan Keuangan Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Soemarso 2004 Akuntansi sebagai

pengantar Jakarta Salemba Empat

Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga

Keuangan Syariah Edisi keempat

Yogyakarta

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

74

Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis

Bandung ALFABETA

Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan

Keuangan Perbankan Syariah

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik

Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas

Muhammadiyah Malang

Van Horne James C dan Wachowicz 2007

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Jakarta Salemba Empat

Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber

daya manusia teori aplikasi dan

penelitian wirawan Jakarta Salemba

Empat

Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard

Menuju Organisasi yang Berfokus

pada Strategi Jakarta PT Gramedia

Pustaka Utama

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwinfosyariahcom2016096-

bank-syariah-terbesar-di-duniahtml

diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwicmioridblog201508inilah-

bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-

dunia diakses pada 17 Maret 2017

httpwwwconvertworldcomidmata-

uangarab-saudisar-

usdhtml13965880000 diakses ada 21

Maret 2017

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

75

INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna Katsurayya

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan

utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan

bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor

keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya

sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana

zakat nasional melalui OPZ di Indonesia

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi

dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan

penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga

penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar

mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan

Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun

Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya

dengan cara menyalurkan zakatnya kepada

mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak

hanya berfungsi untuk menolong

perekonomian mustahik tetapi juga dapat

menjadi instrumen penyeimbang dalam

sektor ekonomi nasional Dalam jangka

panjang tujuan utama zakat adalah

mentransformasi para mustahik menjadi

muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

76

sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di

suatu negara

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk

Indonesia berjumlah 21666 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85 dari total

populasi Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar

Indonesia sangat berpotensi dalam

mengurangi kemiskinan salah satunya

melalui instrumen zakat Berikut data

pertumbuhan penghimpunan dana zakat

infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015

(BAZNAS 2016)

Tabel 11 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun

Rupiah

(miliar)

Petumbuhan

()

2002 6839 -

2003 8528 2470

2004 15009 7600

2005 29552 9690

2006 37317 2628

2007 740 9830

2008 920 6696

2009 1200 3043

2010 1500 2500

2011 1729 1530

2012 2200 2724

2013 2700 2273

2014 3300 2222

2015 3700 2121

sumber Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 11 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk

berzakat melalui organisasi pengelola zakat

(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ

Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun

2004 2005 dan 2007 diduga karena

terjadinya bencana alam tsunami di Aceh

dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data

tersebut belum masih menunjukkan realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

77

zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat

timpang dibandingkan potensi zakat

nasional yang disebutkan dalam penelitian

BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)

dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu

sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun

2015 OPZ hanya mampu menyerap dan

mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun

atau 17 dari total potensi zakat nasional

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia setidaknya

terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat (2) dukungan peraturan

pemerintah (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank amp

European Commission 2008) Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan

yang ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

78

sedang berkembang Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014

bahwa 359 orang dewasa di Indonesia

(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening

di lembaga keuangan formal (Canggih et al

2017)

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka) kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara

online Pada 2016 75 dari dana zakat yang

berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat

didapat dari donasi dan zakat online

(httpswwwduniafintechcomtren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce

diakses pada 7 Juli 2018)

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini yaitu (1)

memoderasi kesenjangan sosial (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

79

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017)

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya

yang tercatat di BAZNAS

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan

dan penyaluran dana zakat nasional melalui

OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015

Teknik penghimpunan data yang digunakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

80

adalah teknik dokumentasi untuk

memperoleh data laporan publikasi

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa zakat memiliki kata

dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh

suci bersih dan baik Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh

BAPPENAS zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector Keberadaan zakat dalam kerangka

ini menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

implikasi positif bagi perekonomian antara

lain akses sumberdaya ekonomi yang

merata dorongan implementasi konsep bagi

hasil harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab praktek ekonomi yang

berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge) keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

81

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka

Upaya pengentasan kemiskinan

harus mampu memadukan antara sosial

inklusif keuangan inklusif dan ekonomi

inklusif Sosial inklusif memberikan akses

seluas-luasnya kepada masyarakat

menyangkut kebutuhan dasar khususnya

bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan

pendidikan dan mobilisasi sosial seperti

yang diamanatkan dalam pembukaan UUD

1945 yang menjadi peran pemerintah dalam

menyediakan kebutuhan masyarakatnya

Keuangan inklusif memperluas akses

masyarakat terhadap sektor keuangan formal

dengan meningkatkan kelayakan

masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif

bertujuan untuk memberikan peluang atau

akses terhadap masyarakat dalam upaya

peningkatan pendapatan seperti

pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam

Susilo 2015)

I PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS

BAZNAS Provinsi BAZNAS

KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut

Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

Ta

hu

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

KabK

ota LAZ

Nasion

al

(Total)

Pertu

mbu

han

20

10

3312

5920

074

30651

22580

82

52560

85806

93

63491

74821

26

15001

64240

975 -

20

11

4040

3967

865

20448

21577

49

82401

49644

26

65996

32693

58

17288

64359

398

1525

20

12

5021

2435

875

25325

28213

46

11797

16104

080

72921

75900

43

22123

98951

344

2797

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

82

20

13

5923

8304

066

16454

82867

203

28168

79746

12

65319

49238

48

26396

04069

729

1931

20

14

8229

3545

780

41545

10200

92

14223

64285

476

13798

91148

652

33000

00000

000

2502

20

15

9406

8893

820

64279

75148

41

88530

91698

50

22081

93434

453

36503

69012

964

1062

sumber Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan

Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya seperti pada

tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada

tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (2797

persen) begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)

Meski demikian setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul

Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

As

hna

f

Nasiona

l

OPZ

BAZN

AS

BAZN

AS

Provins

i

BAZN

AS

KabKo

ta

LAZ

Rp R Rp Rp Rp

(jut

a)

p

(j

ut

a)

(ju

ta)

(ju

ta)

(jut

a)

Fa

kir

Mi

ski

n

15

24

05

8

7

4

3

6

50

7

33

8

9

3

2

22

2

49

6

6

7

2

3

37

1

36

2

7

6

1

9

87

94

67

7

4

8

9

Mu

ala

f

19

09

8

0

9

3

10

0

0

2

7

29

6

2

2

0

5

88

2

1

2

1

59

11

0

5

0

Riq

ob

10

62

7

0

5

2

0

0

0

0

14

9

0

0

4

1

08

7

0

2

2

93

91

0

8

0

Gh

ari

mi

n

13

21

4

0

6

4

1

05

0

1

8

5

2

64

9

0

8

0

6

73

4

1

3

8

27

80

0

2

4

Fii

Sa

bili

lla

h

45

90

56

2

2

4

4

85

9

8

5

5

84

6

23

2

5

2

7

94

2

52

1

9

3

4

27

53

22

2

3

4

4

Ibn

u

Sa

bil

23

48

4

1

1

5

15

0

0

2

6

13

7

50

4

1

5

8

08

7

1

6

6

14

97

0

1

3

Tot

al

20

49

53

7

1

0

0

56

8

03

1

0

0

33

0

96

2

1

0

0

48

7

40

5

1

0

0

11

74

36

7

1

0

0

Di setiap OPZ proporsi penyaluran

ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti

halnya secara nasional menempatkan ibnu

sabil mualaf gharimin dan riqob

berurutan meskipun proporsinya berbeda

dari nasional BAZNAS dan BAZNAS

KabupatenKota juga menempatkan riqob

sebagai kelompok dengan alokasi paling

sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan

gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-

turut di atas riqob sementara BAZNAS

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

83

KabupatenKota menempatkan ibnu sabil

gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum

riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi

dana zakat Sementara itu LAZ

mengalokasikan dana zakat untuk riqob

lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin

dan ibnu sabil berturut-turut

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas

penyerapan dana zakatnya atau disebut

Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio

ini dapat mengukur kemampuan sebuah

lembaga zakat dalam menyalurkan dana

zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan

(Zakat Core Principles 2015) ACR ini

dinyatakan dalam persentase yang dapat

dibagi ke dalam lima kategori yaitu

1 Highly effective (jika ACR ge

90 persen)

2 Effective (jika ACR mencapai

70 ndash 89 persen)

3 Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 ndash 69 persen)

4 Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 ndash 49 persen)

5 Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 33 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR () Keterangan

Nanggroe Aceh

Darussalam 14706 Highly Effective

Sumatera Utara 2919 Below

Expectation

Sumatera Barat 6416 Fairly Effective

Riau 6286 Fairly Effective

Jambi 6910 Fairly Effective

Sumatera

Selatan 6292 Fairly Effective

Bengkulu 3687 Below

Expectation

Lampung 3231 Below

Expectation

Kepulauan

Bangka

Belitung

4527 Below

Expectation

Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective

DKI Jakarta 2528 Below

Expectation

Jawa Barat 3801 Below

Expectation

Jawa Tengah 2117 Below

Expectation

Yogyakarta 2515 Below

Expectation

Jawa Timur 5048 Fairly Effective

Banten 4724 Below

Expectation

Bali 7158 Effective

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

84

Nusa Tenggara

Barat 5617 Fairly Effective

Nusa Tenggara

Timur 5297 Fairly Effective

Kalimantan

Barat 003 Ineffective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Tengah 11372 Highly Effective

Kalimantan

Selatan 6265 Fairly Effective

Kalimantan

Timur 5298 Fairly Effective

Kalimantan

Utara 5983 Fairly Effective

Sulawesi Utara 7810 Effective

Sulawesi

Tengah 1110 Ineffective

Sulawesi

Selatan 1516 Ineffective

Sulawesi

Tenggara 0 Ineffective

Gorontalo 7624 Effective

Sulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 2921 Below

Expectation

Maluku Utara 8022 Effective

Papua 3614 Below

Expectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat

dua provinsi dengan kategori Highly

Effective empat provinsi dengan kategori

Effective sebelas provinsi dengan kategori

Fairly Effective sebelas provinsi dengan

kategori Below Expectation dan enam

provinsi dengan kategori Ineffective

Sedangkan total ACR seluruh provinsi di

Indonesia menunjukkan angka 45 persen

atau kategori Below Expectation Kategori

Below Expectation ini menunjukkan bahwa

total dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia Belum optimalnya

data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

85

lalu kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat Bambang Suherman dalam

httpswwwkiblatnet20180305forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)

Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 340 dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)

Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut

Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Tah

un

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Domes

tik

Bruto

(dala

m

miliar

rupiah

)

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

si

Dana

Zakat

()

201

0

1500164

240975

6864

1331

233380525

400000

064

201

1

1728864

359398

7287

6353

247779600

200000

069

201

2

2212398

951344

7727

0834

262720835

600000

084

201

3

2639604

069729

8564

8666

291205464

400000

091

201

4

3300000

000000

8962

5113

304725384

200000

108

201

5

3650369

012964

8982

5113

305405384

200000

119

sumber bpsgoid dan

puskasbaznascom (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih

baik apabila jumlah penghimpunan dana

zakat semakin besar semakin mendekati

potensi dana zakat nasional Penyaluran

dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup

baik harus ditingkatkan kembali agar dapat

mencapai seluruh pelosok nusantara

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa

tingkat pembayaran zakat khususnya zakat

atas pendapatan terutama pada kalangan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

86

akademisi cukup rendah Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah

2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya

orang yang wajib zakat di Indonesia

menyalurkan zakatnya langsung kepada

mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal

ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut

tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet

Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz

201121)

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

zakat Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi

2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al 2010)

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat dana infak dana

amil dan dana non halal dicampur menjadi

satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri 2015) Dari permasalahan

tersebut diajukan sejumlah solusi guna

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

87

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya

1 Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan

2 Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan

3 Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki

4 Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan

untuk semua manajer keuangan

atau staf keuangan OPZ

sehingga pelaporan keuangan

dapat terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ

5 Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan

Berkaitan dengan peran penting

zakat dalam inklusi keuangan pembayaran

zakat perlu menjadi perhatian semua pihak

yang terlibat Tindakan dan langkah nyata

untuk mempengaruhi masyarakat membayar

zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal

ini bisa dilakukan melalui banyak cara

misalnya dengan menyediakan informasi

yang tepat dan berkelanjutan seminar

kampanye dan juga diskusi terbuka tentang

isu terkini dalam zakat maal Pemahaman

orang yang wajib membayar zakat juga

harus ditingkatkan karena hal ini

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

88

mempengaruhi besaran dana zakat yang

dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah

dan Ulfah 2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif

(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan

program keuangan inklusif yang

memungkinkan masyarakat membuka

rekening tabungan menabung dan menarik

dana melalui perantara agen cabang dan

dikukung dengan penggunaan teknologi

informasi Program ini bertujuan

menyediakan produk-produk keuangan yang

sederhana mudah dipahami dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang belum

dapat menjangkau layanan keuangan Selain

itu juga melancarkan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan

pembagunan antarwilayah di Indonesia

terutama antara desa dan kota

Pada Juni 2017 lalu Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku

Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah

Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku

pandai merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti

nyata pentingnya mengakomodir zakat

sebagai salah satu instrumen inklusi

keuangan baik itu dalam penghimpunan

maupun penyaluran dana zakat

II KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan

begitupun dengan persentase realisasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

89

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran

realisasi pada 06-11 Adapun

penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah

efektif dalam penyalurannya yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam

rangka pengentasan kemiskinan

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan Berdasarkan

data di atas dapat dilihat bahwa

kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan

dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas

dari lembag a zakat itu sendiri sehingga

lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat seperti zakat

profesi zakat maal dan lainnya

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini Salah satunya

pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah

naungan OJK yaitu program Laku Pandai

REFERENSI

[1] Bank Indonesia (2014) Booklet

Keuangan Inklusif Jakarta Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

90

[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A

(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics

and Business) 3(1)

[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp

Prospects Of Contemporary Zakat

Management A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation Dissertasi

tidak Dipublikasikan The Faculty Of

The Programme On Strategy Program

And Project Management Lille

Prancis

[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey

Persepsi Publik Tentang Zakat dan

Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek

[6] Fikri A M Sudarma EG

Sukoharsono dan B Purnomosidhi

(2010) ldquoStudi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Organizationrdquo Jurnal Akuntansi

Multiparadigma Vol 1 No 3 hal

409-420

[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp

Juanda B (2012) Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia Jeddah Islamic Research

and Training Institute

[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran

Strategis Organisasi Zakat Dalam

Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq

Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1

hal 4-7

[9] httpswwwduniafintechcomtren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce

[10] httpswwwwartapilihancomzakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan

[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual

Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011

[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D

W (2013) Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X

91

Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan 6(2)

[13] M Amri Cahyadi (2015)

Permasalahan dalam Penerapan

Akuntansi Zakat PSAK 109

[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia Etikonomi 14(2)

[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)

Outlook Zakat Indonesia 2017

[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income

Research on Humanities and Social

Sciences Vol6 No10 87-94

[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily

Dwi (2015) Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesiarsquos Poverty

Alleviation Programme ResearchGate

Conference Paper May 2013

[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba

Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1

hal 127-143

[19] Wahid H dan RA Kader (2010)

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients Seventh International

Conference

ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and

Waqf Economy Bangi

[20] wwwojkgoid

  • volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
    • Page 1
      • Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
      • Belakang Indopdf
Page 9: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 10: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 11: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 12: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 13: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 14: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 15: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 16: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 17: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 18: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 19: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 20: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 21: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 22: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 23: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 24: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 25: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 26: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 27: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 28: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 29: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 30: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 31: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 32: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 33: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 34: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 35: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 36: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 37: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 38: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 39: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 40: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 41: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 42: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 43: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 44: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 45: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 46: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 47: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 48: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 49: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 50: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 51: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 52: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 53: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 54: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 55: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 56: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 57: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 58: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 59: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 60: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 61: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 62: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 63: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 64: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 65: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 66: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 67: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 68: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 69: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 70: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 71: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 72: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 73: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 74: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 75: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 76: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 77: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 78: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 79: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 80: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 81: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 82: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 83: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 84: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 85: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 86: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 87: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 88: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 89: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 90: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 91: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 92: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal
Page 93: Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN: 2089-306X Jurnal