volume vi nomor 2 desember 2016 issn: 2089-306x jurnal
TRANSCRIPT
Jurnal
Achmad Luthfi HakimEdi Jaenudin
Eka AndriyaniTettet FitrijantiIndri Yuliafitri
Eman HermanEdi Jaenudin
Indry YuliafitriDiksi HendrawatiAmelia Rizky Alamanda
Putri WulansariSetiawan
EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI
Volume VI Nomor 2Desember 2016 I S S N 2 0 8 9 - 3 0 6 X
DITERBITKAN OLEH
PUSAT STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAMFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Pengaruh Inflansi Dan Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of Return Pada Rate Of Financing Terhadap Pembiayaan Bermasalah PernbankaanSyariah Di Indonesia
Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Effect Of Sale Growth And Is lamicSosial Reporting On Earning Quality OfManufacturing Company Listed In IndonesiaSharia Stock Index
Kinerja Keuangan Dan Kinernja Non Keuangan Pada Bank Syariah Di Asia
Hasna Katsurayya Inklusi Keuangan Efektifitas Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
1
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI
Dipublikasikan Oleh Pusat Studi Ekonomi amp Bisnis Islam
Fakultas Ekonomi amp Bisnis Universitas Padjadjaran
Penanggung Jawab Syaiful Rahman Soenaria
Dewan Editor Ketua
Erie Febrian
Anggota 1 Syaiful Rahman Soenaria
2 Yunizar 3 Dr Bagja Mulya Riyadi
4 Citra Sukma Dilaga 5 Dr Angki Wibisono
6Amelia Rizky Alamanda 7Atika Irawan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
2
DAFTAR ISI
PENGARUH INFLASI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASILTERHADAP
PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH
Achmad Luthfi Hakim Edi Jaenudin
helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3
PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL RATE OF RETURN DAN RATE OF
FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA
Eka Andriyani Tettet Fitrijanti Indri Yulia
Fitrihelliphelliphellip
20
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA
Eman Herman Edi
Jaenudinhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
36
EFFECT OF SALES GROWTH AND ISLAMIC SOCIAL REPORTING ON EARNING
QUALITY OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA SHARIA
STOCK INDEX
Indri Yuliafitri Diksi Hendrawati Amelia Rizky
Alamandahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
49
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK SYARIAH
DI ASIA
Putri Wulansari Setiawan
63
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
75
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
3
Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi
Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit
sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on
assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of
significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December
2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation
(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect
positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA
Keywords Inflation profit sharing financing ROA
A PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka
sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
4
bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
5
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS
Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)
B TINJAUAN LITERATUR
Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
1
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI
Dipublikasikan Oleh Pusat Studi Ekonomi amp Bisnis Islam
Fakultas Ekonomi amp Bisnis Universitas Padjadjaran
Penanggung Jawab Syaiful Rahman Soenaria
Dewan Editor Ketua
Erie Febrian
Anggota 1 Syaiful Rahman Soenaria
2 Yunizar 3 Dr Bagja Mulya Riyadi
4 Citra Sukma Dilaga 5 Dr Angki Wibisono
6Amelia Rizky Alamanda 7Atika Irawan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
2
DAFTAR ISI
PENGARUH INFLASI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASILTERHADAP
PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH
Achmad Luthfi Hakim Edi Jaenudin
helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3
PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL RATE OF RETURN DAN RATE OF
FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA
Eka Andriyani Tettet Fitrijanti Indri Yulia
Fitrihelliphelliphellip
20
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA
Eman Herman Edi
Jaenudinhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
36
EFFECT OF SALES GROWTH AND ISLAMIC SOCIAL REPORTING ON EARNING
QUALITY OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA SHARIA
STOCK INDEX
Indri Yuliafitri Diksi Hendrawati Amelia Rizky
Alamandahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
49
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK SYARIAH
DI ASIA
Putri Wulansari Setiawan
63
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
75
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
3
Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi
Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit
sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on
assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of
significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December
2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation
(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect
positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA
Keywords Inflation profit sharing financing ROA
A PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka
sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
4
bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
5
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS
Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)
B TINJAUAN LITERATUR
Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
2
DAFTAR ISI
PENGARUH INFLASI DAN PEMBIAYAAN BAGI HASILTERHADAP
PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH
Achmad Luthfi Hakim Edi Jaenudin
helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3
PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL RATE OF RETURN DAN RATE OF
FINANCING TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA
Eka Andriyani Tettet Fitrijanti Indri Yulia
Fitrihelliphelliphellip
20
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA
Eman Herman Edi
Jaenudinhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
36
EFFECT OF SALES GROWTH AND ISLAMIC SOCIAL REPORTING ON EARNING
QUALITY OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN INDONESIA SHARIA
STOCK INDEX
Indri Yuliafitri Diksi Hendrawati Amelia Rizky
Alamandahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
49
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK SYARIAH
DI ASIA
Putri Wulansari Setiawan
63
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
75
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
3
Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi
Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit
sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on
assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of
significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December
2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation
(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect
positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA
Keywords Inflation profit sharing financing ROA
A PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka
sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
4
bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
5
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS
Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)
B TINJAUAN LITERATUR
Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
3
Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan Bagi
Hasilterhadap Profitabilitas Perbankan
Syariah 1Achmad Luthfi Hakim 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract This research was conducted in order to determine whether inflation as macro factor and profit
sharing in financing as micro factor have affect Islamic banking profitability which shows through its return on
assets (ROA) This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5 level of
significance The sample used in the research is quarterly financial banks report period January 2013 - December
2015 with purposive sampling method used for sample data selection The conclusion of this research is inflation
(X1) and profit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y) While partially the inflation is affect
positively but not significant on ROA and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA
Keywords Inflation profit sharing financing ROA
A PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia seperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkan permasalahan yang cukup rumit yang telah membuat perekonomian Indonesia yang semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menimbulkan inflasi Berdasarkan pemaparan tentang terjadinya inflasi di Indonesia pada tahun 2008 terdapat kenaikan inflasi mencapai 50 dari tahun 2007 ke tahun 2008 hal tersebut dikarenakan adanya krisis keuangan di Amerika Serikat disebabkan oleh Propincity to Consume yaitu masyarakat USA hidup dalam konsumerisme di luar batas kemampuan pendapatan yang diterima masyarakat USA terbelit hutang konsumsi dan hutang property yang tidak bisa dilunasinya Oleh karena volume ekonomi Amerika Serikat itu sangat besar maka
sudah tentu dampaknya kepada semua negara pengekspor di seluruh dunia menjadi serius terutama negara-negara yang mengandalkan ekspornya ke Amerika Serikat Sedangkan pada tahun 2008 sampai 2010 inflasi mengalami penurunan 70 hal ini disebabkan para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia dan peningkatan barang ekspor Indonesia Pada tahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuh ekonomi mengalami fluktuatif yang di sebabkan penurunanya tingkat pengangguran di indonesia sebesar 6966 akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi 498 hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga BBM yang menimbulkan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyararakat dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
4
bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
5
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS
Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)
B TINJAUAN LITERATUR
Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
4
bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata uang domestik secara signifikan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi serta ketidakstabilan makro ekonomi Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada bank umum dan akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah Sistem bank syariah menganut sistem bagi hasil yaitu sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristik yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi Kondisi seperti akan membuat masarakat lebih tertarik untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank syariah Akan tetapi hal tersebut tidak disertakaan dengan ketertarikan orang untuk menyimpan dananya di bank syariah dikarenakan tingkat pengembalian atau bagi hasil yang diterima nasabah akan mengalami penurunan Sehingga bank syariah akan mengalami kekurangan dana cadangan minimumnya hal tersebut akan tibul kurangnya modal di bank syariah Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan Menurut Slamet Riyadi (2006169) tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
mendatang Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan seperti telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Loen dan Ericson 20071) Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dialokasikan berbagai bentuk pengalokasian dana salah satunya adalah pemberian Pembiayaan(kredit) Menurut Undang-Undang No10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Loen dan Ericson 200784) Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin baik pula kinerja bank tersebut Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA ROA penting bagi bank karena ROA digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
5
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS
Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)
B TINJAUAN LITERATUR
Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
5
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Semakin besar ROA menunjukan kinerja bank semakin baik karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Husnan 1998) Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenal pada tahun 1992 yakni dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor bank syariah di Indonesia kemudian disusul Bank Syariah Mandiri (1999) yang terus berkembang pesat sampai sekarang Perkembangan bank syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi pengembangan bertahap yang berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah Di tahun 2015 ini perbankan syariah di Indonesia telah memiliki pasar yang signifikan untuk mengambil bagian dalam perkembangan perekonomian demi untuk kesejahteraan masyarakat luas (Ascarya 2007) Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka arsitektur perbangkan Indonesia (API) untuk menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia Secara bersama- sama sistem perbankan syariah dan perbangkan konfensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional (Bank indonesaia) Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia baik dalam bentuk bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) Jumlah Bank syariah mulaih dari tahun 2007 hingga 2010 meningkat dari 3 hingga 11 BUS
Peningkatan yang paling pesat dan signifikan terjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun 2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor Begitu pula perkembangan aset perbankan syariah Indonesia yang terus meningkat mulai dari tahun 2007 yang awalnya 36538 (milyar) terus meningkat dan dapat dilihat pada tahun 2014 perkembangan aset perbankan syariah Indonesia menigkat menjadi 25055 (triliun) (Otoritas Jasa Keuangan Mei2014)
B TINJAUAN LITERATUR
Secara umum bank adalah lembaga keuangan yang melakukan aktivitas mengumpulkan dana masyarakat untuk kemudian menyalurkanya kembali dalam berbagai jenis Definisi bank menurut Undang ndash Undang Tentang Perbankan No10 tahun 1998 menyebutkan bahwa ldquoBank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada mayarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk ndash bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyakrdquo Jadi jelas berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator ataupun perantara bagi peredaran lalulintas uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan kemudian menglola dana tersebut dengan cara memberikan pinjaman kepada maysarakat yang memerlukan dana Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (hukum
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
6
perbankan syariah undang-undang no21 tahun 2008) Bank syariah terdiri atas bank umum syariah unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah Berdasarkan pokok diantara keduanya adalah bahwa bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sementara bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatanya usahanya memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran sedangkan unis usaha syariah merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No21 tahun 2008) Terdapat beberapa penjelasan mengenai fungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yakni
1 Bank syariah dan UUS wajib menjalankan funsi menghimpun dana dan menyalurkan dana maysarakat
2 Bank syariah dan UUS dapat menjalankan sungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat infak sedekah hibah atau dana social lainya dan menyalurkan kepada organisasi pengolah zakat
3 Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkanya kepada penglola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)
4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan
Analisis makro ekonomi merupakan analisis terhadap fakor ndash factor ekternal dan bersifat makro yang berupa peristiwa ndash peristiwa yang terjadi diluar perusahaan sehingga tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu keputusan menajamen perusahaan perbankan adalah faktor internal dan eksternal Faktor internal dapat dikaitkan dengan pengambilan kebijakan dan strategi oprasional bank Sementara faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar perusahaan) meliputi kibijakan moneter fluktiasi nilai tuka tingkat inlfasi volatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan (Siamat 2005) 1 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga ndash harga umum barang ndash barang secara terus ndashmenerus selama periode tertentu Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan presentasi yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi( Nopirin 200025) Jadi bisa dikatakan inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga ndashharga dalam suatu periode waktu tertentu Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) Perubahan IHK dari waktu kewaktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Ada berbagai jenis macam inflasi seperti menurut boediono (1998168) penggolongan pertama jenis inflasi berdasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut dibedakan menjadi empat macam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
7
yaitu Inflasi tingkat ringan Inflasi tingkat sedang inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat inflasi diatas 30 akan tetapi masih di bawah 100 setahun dan inflasi tingkat sangat parah inflasi yang terahir ini dikenal pula dengan nama hiperinflasi yaitu jika tingkat inflasi diatas 100 setahun Penggolongan yang kedua menurut boediono (1998162) adalah atas dasar sebab ndash musabab awal dari inflasi disebabkan dua macam inflasi
a Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakan akan berbagai barang terlalu kuat Inflasi semacam ini disebut demand inflation
b Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi ini disebut cost inflation
2 Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing ndash masing pihak memberikan kontribusi dana (atau ama expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan di anggung bersama sesuai dengan kesepakatan Dalam Musyarakah pemilik kepemilikan dan orang atau lebih berbagai dalam sebuah aset nyata dan berbagai pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut Akad Musyarakah tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka memberikan modal Musyarakah Merekapun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian Al- Qur‟an surat An ndash Nisaa ayat 12 sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis syirkah ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah ( yaitu perkongsian beberapa orang yang terjadi di luar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka) Al- Hadist ldquoDari Abu Hurairah
Rasullah SAW berkata ldquoSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman rdquoAku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainya (HR Abu Dawud ndash no 2936 dalam kitab Al Bayu dan Hakim) ( Syafe‟i Antonio 1999144) 3 Aplikasi Perbankan
1 Pembiayaan ProyekMusyarakah biasanya di aplikasikan untuk pembiyaan proyek di mana nasabah dan Bank sama ndash sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut Setelah proyek itu selesai nasabah mengembaikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah di sepakati untuk bank
2 Modal VenturaPada lembaga keuangan khusus yang di bolehkan melaukan investasi dalam kepemilikan perushaan Musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya baik secra singkat maupun bertahap
Secara garis besar musyarakah terbagi dua yang pertama musyarakah tentang kepemilikan bersama yaitu musyarakah yang terjadi tanpa adanya akad antara kedua pihak Ini ada yang atas perbuatan manusia seperti secara bersama-sama menerima hibah atau wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menerima hibah atau menerima wasiat dan ada pula yang tidak atas perbuatan manusia seperti bersama-sama menjadi ahli waris Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahir karena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-ldquouqud)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
8
Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga teteap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi 4 Mudharabah Kata Mudharabah secara etimologi berasal dari kata darb Dalam bahasa Arab kata ini termasuk diantara kata yang mempunyai banyak arti Diantaranya memukul berdetak mengalir berenang bergabung menghindar berubah mencampur berjalan dan lain sebagainya Perubahan makna tersebut bergantung pada kata yang mengikutinya dan konteks yang membentuknya Menurut terminologis mudharabah diungkap secara bermacam- macam oleh para ulama madzhab Diantaranya menurut madzhab Hanafi ldquo suatu perjanjian untuk berkongsi didalam keuntungan dengan modal dari salah satu pihak dan kerja (usaha) dari pihak lainrdquo Sedangkan madzhab Maliki menamainya sebagai penyerahan uang dimuka oleh pemilik modal dalam jumlah uang yang ditentukan kepada seorang yang akan menjalankan usaha dengan uang itu dengan imbalan sebagian dari keuntungannya Ulama Hijaz menamakan mudharabah qiradh Menurut Jumhur mudharabah adalah bagian dari musyarakahDalam merumuskan pengertian mudharabah Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan Pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pengusaha untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan yang disepakati dengan ketentuan bahwa kerugian ditanggung oleh pemilik modal sedangkan pengusaha tidak dibebani
kerugian sedikitpun kecuali kerugian berupa tenaga dan kesungguhannya Menurut Latifa MAlgaoud dan Mervyn KLewis mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak pemilik modal (shahib al-mal atau rabb al-mal) mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha Menurut Afzalur Rahman sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi dkk syirkah mudharabah atau qiradh yaitu berupa kemitraan terbatas adalah perseroan antara tenaga dan harta seseorang (pihak pertamasupplier pemilik modalmudharib) memberikan hartanya kepada pihak lain (pihak keduapemakaipengeloladharib) yang digunakan untuk bisnis dengan ketentuan bahwa keuntungan (laba) yang diperoleh akan dibagi oleh masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan Bila terjadi kerugian maka ketentuannya berdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalam mudharabah dibebankan kepada harta tidak dibebankan sedikitpun kepada pengelola yang bekerja Al Qur‟an membolehkan Mudharabah ini dengan mengambil dasar QS Al Muzammil ayat 20 ldquo dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ldquoDalam ayat tersebut terdapat kata yadribun yang asal katanya sama dengan mudharabah yakni dharaba yang berarti mencari pekerjaan atau menjalankan usaha Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account) dan mudharabah muqoyyadhah (Restricted Investment Account)
a Mudharabah Mutlaqah (bebas) Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
9
Investment Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara luas Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan (disrectionary right) dalam pengelolaan dana jenis usaha daerah bisnis waktu usaha maupun yang lain
b Mudharabah Muqoyyadah (terikat) Disebutjuga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha atau mudharib investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha yang akan dibiayai jenis instrumen resiko maupun pembatasan lain yang serupa
2322 Syarat dan Rukun Akad Mudharabah a Syarat Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 34
1 Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai jika ia berbentuk barang perhiasan emas perak atau barang dagangan maka tidak sah Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir ldquo Semua orang yang ilmunya kami jaga hafal sepakat bahwa seseorang tidak boleh menjadikannya sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah Namun jika modal itu berupa barang yang akan diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang
2 Bahwa ia diketahui dengan jelas Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan
keuntungan yang diperoleh untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan pada waktu akad
3 Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya) Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar dengan mengambil separo dari keuntungannya Motif dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah jika yang ditetapkan besaran nilai uang bukan prosentase karena bisa jadi keuntungannya menurun sedangkan biayanya tetap
4 Menurut Maliki dan Syafii mudharabah itu bersifat mutlak Artinya pemilik modalinvestor tidak membatasi kepada pengelola usaha untuk menggunakannya dalam usaha apa dan dimana kapan dan dengan siapa harus bermuamallah Namun Hanafi dan Hambali membolehkan mudharabah baik dengan mutlak maupun muqoyyad Baik dengan persyaratan tertentu atau bebas
b Rukun Akad Pembiayaan MudharabahFaktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah 1 Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha) Dalam akad mudharabah minimal harus ada dua pelaku Pihak pertama bertindak selaku pemilik modal (shahib al-mal) sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha (mudharib atau bdquoamil) Tanpa dua pelaku ini maka akad mudharabah tidak ada 2 Obyek mudharabah (modal dan kerja)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
10
Obyek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para pelaku Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai obyek mudharabah sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai obyek mudharabah Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian ketrampilan selling skill management skill dan lain-lain 3 Persetujuan kedua belah pihak (ijab- qobul) Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi dari prinsip at-taraddin minkum (sama-sama rela) Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah Si pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana sedangkan pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja 4 Nisbah keuntunganFaktor yang keempat yaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah Faktor inilah yang membedakan akad mudharabah dengan akad jual beli Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang bermudharabah Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya 2323 Aplikasi dalam perbankan
1 Pembiayaan modal kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2 Investasi khusus disebut juga Mudharabah Muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat ndash syarat yang telah ditetapkan oleh Shahibul Maak
2324 Manfaat
1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2 Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan degan pendapatan hasil usaha bank sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread
3 Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cashflow arus kass usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah
4 Bank akan lebih selektif dan hati ndash hati (prudent) mencari usaha yang benar ndash benar halal aman dan menguntungkan Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar ndash benar terjadi itulah yang akan di bagikan
5 Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penrimaa pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi
24 Profitabilitas Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilatas bank Seluruh manajemen bank baik baik yang mencakup manajemen permodalan manajemen kulitas aktiva manajemen umum manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas pada ahirnya akan mempengaruhi dan bermuara perolehan laba (profitabilitas) pada perusahaan perbankan Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya dan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
11
yang sehat merupakan bank yang profitabilitasnya menigkat terus-menerus dari tahun ke tahun Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam memperoleh labaDisamping dapat menjadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan rasio ndash rasio profitabilitas ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber ndash sumber modal Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos ndash pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran ndash ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efisiensi dan kemampuan bank memperoleh laba Oleh karena itu teknis analisis ini disebut juga dengan analisis laporan laba rugi (Siamat1995 dalam Sultan 2011) Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on asset (ROA) pada industri perbankan Return on asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam oprasi perusahaan sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut(Siamat 2002) 25 Return On Asset (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan manfaat aktiva yang dimilikinya Menurut Surat edaran BI No623DPNP tanggal 31 mei
2004 rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata ndashrata total asset (total aktiva) Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan oprasional bank sebelum pajak Total asset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena tingkat kembalian (retrun) semakin besar Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang memperolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat (siamat2005) Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semkin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Rumus ROA menurut surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah
119877119874119860 =119897119886119887119886 119904119890119887119890119897119906119898 119901119886119895119886119896
119903119886119905119886 minus 119903119886119905119886 119905119900119905119886119897 119886119896119905119894119907119886times 100
C METODOLOGI
1 DATA Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk sekala rasio Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data sekunder Data yang diperlukan dalam penelitan ini berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah Indonesia serta website bank Indonesia yang memuat informasi mengenai masalah yang diteliti
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
12
Variabel dependen dalam penelitian ini berupa kinerja perbankan yaitu profitabilitas yang dikur dengan Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajamen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam menglola aktivanya Variabel independent yang digunakan pada penelitian ini berupa tingkat inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi Masing ndash masing variabel didefinisikan sebagai berikut
Inflasi adalah tingkat kenaikan harga yang terjadi secra umum Inflasi yang dihitung dalam penelitian ini adalah angka inflasi dalam tiga bulanan dan dihitung dengan satuan presentase Data mengenai inflasi ini dapat dilihat dari inflastion rate dan bisa diakses di website resmi bank Indonesia
Pembiayan yang dimaksud adalah pembiayaan yang di salurkan Bank Syariah baik dengan prinsip mudharabah dan musyarakah Data pembiayaan ini dapat dilihat dari total pembiyaan yang di berikan pada bank syariah yang bisa diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Perbankan syariah 2 METODOLOGI Adapun sampel yang akan diambil adalah laporan keuangan perbankan syariah jangka waktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia
Teknik pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan atas kriteria ndash kriteria yang ditentukan ldquopurposive samplingrdquo Kriteria untuk sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut
Bank yang akan dijadikan sampel telah menyampaikan laporan keuangan dan di publikasikan pada kurun waktu 2013-2015
Bank yang akan dijadikan sampel telah menjadi bank umum syariah (BUS)
Bank umum syariah (BUS) yang tergolong bank devisa menurut OJK
Ada pun bank ndash bank yang termasuk dalam kriteria tersebut di atas adalah bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri syariah Bank Panin SyariahBank Mega Syariah Indonesi Bank BRI Syariah dan Bank BNI syaria Sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut adalah Bank Bukopin Syariah Bank Jabar Banten Syariah Bank BCA Syariah Bank Victoria Syariah dan Bank Maybank Syariah Metode validitas dan reabilitas data penelitian maka sebelum melakukan analisis regresi berganda (multiple regression) dilakukan pengujian keabsahan presamaan regresi berdasarkan asumsi klasik terhadap data mentah yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas antar variabel bebas sehingga koefisien regresi data penelitian merupakan perkiraan terbaik tak bias Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS for windows versi 160 Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan maka dilakukan pengujian secara statistic untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh inflasi nilai tukar rupiah (kurs) dan kredit investasi terhadap profitabilitas Pengujian statistik yang digunakan untuk menguji
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
13
hipotesis yang telah dikemukakan diatas penulis menggunakan analisis regresi sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel terikatnya 21 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one sample Kolmogorov-smirnov test dan pendekatan grafik yaitu normal probability plot Perhitungan Kolmogorov test dilakukan dengan bantuan SPPS Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya b Uji Heterokedastisitas Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Jika varians konstan maka disebut homokedastisitas jika berbeda disebut heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (besar sedang dan kecil) c Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel bebas dalam satu model Dalam penelitian diasumsikan tidak terjadi multikolinieritas (korelasi yang sempurna antar variabel bebas) Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat hasil estimasi tidak mencerminkan pengaruh suatu variabel itu sendri Melainkan ada pengaruh lain yang terkorelasi (Gujarati 2003 341) 22 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi yang dilihat Untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh inflasi nilau tukar rupiah (kurs) dan kredit
investasi terhadap profitabilitas bank syariah digunaka analisis liner berganda Analisis liner berganda adlaah analisis yang digunakan untuk melihat adanya hubungan kualitas (sebab-akibat) antara dua variabel X atau lebih terhadap variabel Y hubungan ini selanjutnya dapat digunaka untuk mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y Model regresi pertama yang ditetapkan adalah sebagai berikut Dimana Y = profitabilitas bank syariahX = tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi HasilMetode penaksiran yang akan digunakan unutuk menentukan b0 b b2 sebagai taksiran dari β0 β β2 adalah metode kuadrat terkecil ordinal least square OLS) Ordinal least square suatu metode penaksiran parameter model regresi dengan jalan meminimumkan jumlah kuadrat kekeliruan Uji signifikan hasil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan mengunakan uji F dan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t a Analisis Uji F Menurut Imam Ghozali (2011) Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependenPengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 005 (α = 5)Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika FhitunggtFtabel dan probability value (sig) lt 005 maka Ha diterima dan jika FhitungltFtabel dan probability value(sig) gt 005 maka Ha ditolak Hipotesis statistik yang akan diuji dengan Uji F adalah H0 β 1 = β 2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha β 1 = β 2 = 0 tingkat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
14
inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas b Analisis Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independent secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dalam menerangkan variasi variabel dependen uji ini dilakukan dengan syarat
a Bila t hitunglt t tabel maka Ho diterima dan ditolak Ha artinya bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen
b Bila t hitung gt t tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkatan yang digunakan Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikasi t dengan nilai signifikasi 005 dengan syarat-syarat sebagai berikut a Jika signifikasi t lt 005 maka Ho ditolak yang berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen b Jika signifikasi t gt 005 maka Ho diterima yang berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H01 β 1= 0 tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas a1 β1 = 0 tingkat inflasimemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitasH02 β 3 = 0 pembiayaan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Ha2 β3 = 0 pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
c Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan angka yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data (Ghozali 2007) Nilai berkisar antara 0-1 Nilai yang semakin kecil mendekati 0 (nol) menunjukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas Sebaliknya nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen 23 Penentuan Tingkat Signifikansi Probabilitas adalah nilai peluang kekeliruan atau kegagalan untuk menolak Ho Tingkat signifikan yang digunakan adalah ɑ = 005 dengan tingkat kepercayaan 095 yang merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial dan dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Uji yang digunakan adalah uji satu pihak karena berdasrkan teori-teori yang ada hipotesis alternatif yang ditawrakan menuju ke satu pihak yaitu negative 24 Penarikan kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan kemudian dibuatlah generalisasi dan ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen baik secara individual maupun secara simultan Dalam hal ini ditunjukan dengan penolakan Ho atau penerimaan Ha
D HASIL DAN ANALISIS
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam Bank Umum Syariah dengan 3 periode laporan keuangan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 Terdiri dari Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
15
BNI Syariah BRI Syariah Panin Bank Syariah Bank Mega Syariah Adapun data yang dijadikan variabel ndash variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Inflasi (X1) 2 Pembiayaan Bagi Hasil (X2) 3 Data Profitabilitas (Y) Sebelum dilakukannya analisis regresi linier untuk pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan persamaan regresi berdasarkan asumsi klasik Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS ver160 Dari keseluruhan uji asumsi yang dilakukan data yang digunakan telah memenuhi uji normalitas uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas Analisis regresi berganda dalam penelitian digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel pembiayaan murabahah jika variabel bebasnya (dana pihak ketiga margin keuntungan non performing financing dan financing to deposit ratio) dinaikturunkan Penelitian ini menggunakan program IBM SPSS 19 sebagai alat analisis regresi linear berganda Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah
119884 = 120572 + 12057311198831 + 12057321198832 + 120598 Dimana 119884 = Profitabilitas bank syariah X1 = Tingkat inflasi X2 = Pembiayaan Bagi Hasil 120572 = Konstanta 1205731 1205732 = Koefisien regresi variable independen 120598 = Tingkat kesalahan (error) Dari hasil analisis regresi maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 2931 + 0032 X1 ndash 0137X2 + ε Nilai konstanta adalah 2931 yang berarti bahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaan
bagihasilbernilai 0 maka diprediksi variabel Return on Asset( ROA) bernilai positif 2931 Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positif sebesar 0032 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel Inflasi sebesar 1 satuan akan menaikan variable Return on Asset (ROA) sebesar 0032 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Nilai koefisien variabel pembiayaan bagi hasil bernilai negatif sebesar -0137 Nilai tersebut bermakna bahwa setiap peningkatan variabel pembiayaan bagi hasil sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel Return on Asset (ROA) sebesar 0137 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap berlaku sebaliknya Uji Statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang terdapat dalam penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Hipotesis secara simultan yaitu H0β1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Haβ1 = β2 = 0 tingkat inflasi dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Berdasarkan output SPSS di atas nilai signifikansi 0013 gt 005 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi dan pembiayaan bagihasil terhadap profitabilitas Uji t ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau tidak Setelah dilakukan uji t maka dapat disimpulkan bahwa Variabel independen X1 (inflasi) tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel dependen
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
16
Variabel independen X2 (Pembiayaan Bagi Hasil) berpengaruh signifikan dan negatifterhadap variabel dependen Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam menerangkan variabel Artinya koefisien determinasi ini berguna untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen (bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (terikat) Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa nilai R menunjukan korelasi berganda yaitu korelasi antara variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Dari hassil diatas didapatkan angka R sebesar 0343 Nilai tersebut mencerminkan bahwa korelasi antara inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas bersifat kuat karena nilainya melebihi angka 05 Begitu juga nilai R2 Nilai ini menunjukan koefisien determinasi presentase partisipasi pengaruh variabel inflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas Sehingga didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0118 yang artinya bahwa model persamaan regresi dalam penelitian ini mampu menjelaskan hubungan variabel X dan Y sebesar 118 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel ndash variabel diluar model penelitian Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t didapat variabel independen Inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadi maka ROA perbnakan syariah akan semakin meningkat hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa factor Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil tabungan merosot karena masyarakan
mempergunakan dananya untuk mencukupi biaya pengluaran akibat kenaikan harga ndash harga barang sehingga akan mempengaruhi profitabilitas bank akan tetapi inflasi yang terjadi pada tahun 2013 ndash 2015 tidak mempengaruhi perbankan syariah di karenakan perbankan syariah indonesia sudah mampu mengatasi kondisi perekonomian ketika terjadinya ilnfasi Sehingga bisa memaksimalkan profitabilitasnya Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank hal ini sesuai dengan hipotesis awal Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen Pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Hal ini terjadi antara lain disebabkan beberapa faktor yaitu Pengelolaan pembiayaan bagi hasil yang merupakan salah satu komponen aset bank syariah lebih sulit daripada jenis pembiayaan lainnya Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan pembiayaan bagi hasil juga lebih tinggi daripada jenis pembiayaan lainnya Pendapatan bagi hasil bank umum syariah yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil kemungkinan masih belum secara optimal diperoleh sehingga belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu sumbangan pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan bagi hasil masih belum mampu mengoptimalkan kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan laba Sehingga pada akhirnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
17
justru berdampak pada penurunan ROA bank umum syariah Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaan bagi hasil (X2)secara simultan terhadap profitabilitas bank Hasil tersebut didasarkan pada uji F yang telah dilakukan sebelumnya yang melihat pengaruh secara simultan kedua variabel independen terhadap variabel dependen Berdasarkan uji F yang telah dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 didapatkan nilai sig sebesar 0013 Nilai tersebut lebih kecil dari 005 maka Ha diterima Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaan bagi hasilsecara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi berganda didapatkan angka R sebesar 0343 yang mencerminkan bahwa korelasi variabel independen dan variabel dependen tersebut bersifat erat Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan yaitu sebesar 118 menunjukkan persentasi partisipasi dari faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitu pembiayaan bagi hasilyang cukup tinggi dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan Sedangkan sisanya di jelaskan faktor variabel makro dan faktor variabel mikro lainya yang bukan merupakan model penelitian
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan serta memiliki hubungan yang positif Hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasi
yang terjadi maka ROA perbankan syariah akan semakin meningkat Hal ini mengindikasikan bahwa inflasi yang meningkat mendorong adanya peningkatan profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji parsial didapat variabel independen pembiayaan bagi hasil secara parsial memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh terhadap profitabilitas bank Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasil maka akan membuat profitabilitas semakin menurun Hal ini menunjukkan bahwa pada model penelitian ini variabel independen pembiayaan bagi hasil memiliki pengaruh terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji simultan diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) terhadap variabel dependen profitabilitas bank syariah (Y) Hal ini menunjukkan bahwa inflasi (X1) dan pemibiayaan bagi hasil (X2) akan secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas bank syariah b Rekomendasi Produktifitas pembiayaan bagi hasil perlu ditingkatkan melalui penerapan kelayakan pembiayaan yang lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat bank syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan bagi hasil agar pembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai jumlah sampel yang kecil serta tidak meneliti pengaruh setiap akad pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA serta faktor-faktor lain yang juga mungkin berpengaruh Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh setiap
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
18
jenis akad pembiayaan dan ditambahkan dengan faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap ROA Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel penelitian
REFERENSI
Ascarya 2007 akad dan produk bank syariah Rajwali pers Ali Khizer Muhammad Farhan Akhtar amp Prof Hafiz Zafar Ahmed (2011) Bank- Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability ndash EmpiricalEvidence from the Commercial Banks of Pakistan International Journal of Business and Social Science Vol 2 No 6 April 2011 Boediono 1998 Ekonomi moneter edisi 3 Yogyakarta BPFE Dahlan siamat2005 manajemen lembaga keuangan edisi keempat badan penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia Jakarta Fithrie Augustine 2007rdquoProfitabilitas suku bunga inflasi dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan (perusahaan manufaktur yang terdafter di bursa efek Jakartardquo Skripsi tidak dipublikasikan Jurusan akuntansi Universitas Padjadjaran Ghozali Imam 2006 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS ____________ 2013 Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS Gujarati Damondar N 2003 Basic Econometric Internasional Edition New YorkMc Graw-Hill Husnan Suad 1998 Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Kedua Yogyakarta UPP-AMP YKPN httpwwwmerdekacomuangaset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliunhtml Heri Sudarsono 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi
Ir Adiwarman 2007 Ekonomi makro islam Jakarta PT rajagrafindo persada Kasmir 2003 bank dan lebaga keuangan lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada ______ 2008 Pemasaran bank Edisi Revisi Jakarta Pernada Media group Loen Boy dan Sonny Ericson 2008 Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa Jakarta PT Grafindo Mankiw Gregory N2007 macroeconomics 6th edition New York worth publisher Merdeka online 2015 Asset perbangkan syariah Moh Nazir PhD 2005 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor M Anton Syafersquoi 1992 ldquo Apa dan Bagaimana Bank Islam Jakarta Gema insani Perss Mulianti 2010 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Tesis Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Nopirin 2007 Ekonomi Moneter buku 1 edisi 4 Yogyakarta BPFE _____ 2000 Ekonomi Moneter buku 2 edisi 1 Yogyakarta BPFE Pratama Raharja dan Mandala Manurung 2008 Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) Jakarta lembaga penerbit Universitas Indonesia Riyadi Slamet DrsMSi 2006 Banking Assets and Liability management Penerbit FE UI edisi 3 Jakarta Sultan Fajal Al-Rasyid 2011 ldquo pengaruh tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap dana pihak ketiga dan dampaknya pada profitabilitas bank syariah di Indonesiardquo skripsi di publikasi Jurusan akuntansi universitas padjadjaran Sugiyono Drs 2002 Statistika untuk penelitian Bandung CV Alfabeta Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 1 Jakarta Salemba
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
19
surat edaran BI No 623DPNP tanggal 31 mei 2004 Setyorini Winarti ldquo A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek I n d o n e s i a rdquo Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol4 No1 Februari 2012 Sunrsquoan Muammil dan David Kaluge 2007 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi di Indonesia Jurnal Keuangan dan Perbankan XI No2 Mei 2007 hal 347 ndash 361 Sadono Sukirno 2003 ldquoPengantar Teori Mikro Ekonomirdquo Jakarta PT Salemba Empat
Tati Suharti 2001 Buku ajar bank dan lembaga keuangan lainya Bandung Universitas Padjadjaran Triyono Analisis perubahan kurs rupiah terhadap dollar amerika Jurna ekonomi pembangunan vol9 no2 desember 2008 156-167 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang pebankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No10 Tahun 1998 tentang perbankan Undang-Undang Negara republik Indonesia No21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
20
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Rate Of
Return Dan Rate Of Financing Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Perbankan Syariah
Di Indonesia 1Eka Andriyani 2Tettet Fitrijanti 3Indri Yulia Fitri
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract The research was carried to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of
financing giving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to
2015th The thrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return
total financing ratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing
measured by RF The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah
financing in the period of 2011th through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic
method used in this research for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by
first performed classical assumption by using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at
significance 5 The result of these hypothesis showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The
thrid independent variable in this study contribute to the level of non performing financing while the remaining
288110 711890 influenced by other variables that not examined in this research Partially CAR significant
negative effect RR not significant positive effect and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords CAR RR RF Profit Loss Sharing NPF
A PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan bank yang berpotensi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak nasabah dan pihak bank serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi yang beretika mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan (wwwbigoid 2014) Bank syariah mempunyai fungsi tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga yang menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan sebagai lalu lintas transaksi perdagangan (pelayanan jasa) Sehingga prinsip umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah Oleh karena itu bank mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara khususnya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
21
sebagai lembaga penerima dan penyalur dana masyarakat Kesehatan merupakan hal yang paling penting didalam kinerja perbankan Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri akan tetapi pihak lain Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada bank Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya (Bayu Aji Permana 2012) Salah satu indikator kesehatan perbankan adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang lancar atau dengan kata lain tingkat likuiditas yang baik Tingkat likuiditas tercermin dari tingkat Non Performing financing (NPF) semakin kecil tingkat NPF maka likuiditasnya semakin baik Sebaliknya semakin tinggi tingkat NPF maka bank semakin tidak sehat karena likuiditasnya rendah Pada tahun 2008 Bank Indonesia mengularkan peraturan rekonstrukturisasi pembiayaan Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No 1018PBI2008 Dalam peraturan tersebut BI menyatakan bahwa dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah perbankan harus memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip- prinsip syariah Pada tahun 2011 peraturan tersebut disempurnakan dan dikeluarkan Peraturan BI No 139PBI2011 mengenai restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah dan unit usaha syariah masuk dalam 23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabu tanggal 29 Desember 2011 (wwwrepublikacoid 2014) Restrukturisasi pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus namun hanya dibatasi satu kali agar perbankan syariah tetap menjaga prinsip prudential banking Sedangkan pembiayaan dengan kolektibilitas kurang lancar diragukan dan macet peraturannya diserahkan kepada internal bank untuk menetapkan maksimum jumlah pelaksanaan restrukturisasi pembiayaannya Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana kepada masyarakat yang dilakukan oleh perbankan syariah Dana yang disalurkan merupakan dana yang telah dihimpun oleh perbankan dari masyarakat yang memiliki surplus dana Pembiayaan pada perbankan syariah juga dimaksudkan untuk mendorong perekonomian masyarakat pada sektor riil sehingga dana yang terkumpul terus berputar pada masyarakat Namun penyaluran pembiayaan kepada masyarakat rentan akan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Risiko imi bersifat fluktuatif sehingga perlu diamati dengan baik
Gambar 11 Rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Sumber Statistik Perbankan Syariah Diolah)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
22
Terlihat pada gambar 11 yang menunjukan bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 03 namun kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 04 pada tahun 2014 kenaikannya sebesar 076 dan pada akhir tahun 2015 tingkat NPF mengalami penurunan sebesar 019 Namun masih melebihi dari tingkat NPF yang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2
B TINJAUAN LITERATUR
1 Perbankan Syariah Perbankan syariah berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat Syariah Bank Umum syariah dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembelajaran sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Berdasarkan UU No 21 Tahun 2008 Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor pembantu syariah danatau unit syariah
Tabel 21Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber Muhammad Syafirsquoi Antonio dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktik (200934)
2 Non Performing Financing Suatu kredit dinyatakan bermasalah jika bank benar-benar tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan 2008) Sebagai indikator yang menunjukan kerugian akibat risiko kredit adalah tercermin dari besarnya non performing financing (NPF) Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran pokok maupun bagi hasilprofit margin
Bank Islam Bank Konvensional
Melakukan investasi
yang halal saja
Investasi yang halal
dan haram
Berdasarkan prinsip bagi
hasil jual beli atau
sewa
Memakai perangkat
bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan
nasabah dalam
melakukan bentuk
hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dan bentuk
hubungan debitur-
debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
23
pembiayaan mengakibatkan adanya kolektibilitas pembiayaan Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indinesia kategori yang termasuk NPF adalah pembiayaan kurang lancar diragukan dan macet Non performing financing (NPF) akan berdampak pada menurunnya tingkat bagi hasil yang dibagikan pada pemilik dana Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling terkait yaitu hukum dan kepercayaan Suatu bank hanya dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan usahanya apabila nasabah percaya untuk menempatkan uangnya Kemudian setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan bank kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (Rahmawulan 2008) Kredit macet dalam jumlah besar atau bahkan informasi yang tidak benar mengenai kredit macet yang dialami bank tertentu jika tidak segera diambil langkah penanggulangan maka akan menimbulkan kegelisahan pada nasabah bank yang bersangkutan dan memungkinkan terjadinya rush 23 Kecukupan Modal Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (Kusumo 2008) Berdasarkan PBI No 9112007 penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank dan UUS untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa depan Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penelitian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut 1 Kecukupan proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan permodalan dalam menutupi risiko 2 Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha akses pada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham Bank Indonesia ldquoCAR adalah rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)rdquo Menurut Dendawijaya (2005121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Modal inti bank terdiri atas modal disetor agio saham cadangan umum dan laba ditahan Modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap Menurut ketentuan Bank Indonesia bank yang dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8 Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of Internasional Statement) Berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 924DPbS Tujuan perhitungan rasio kecukupan modal pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimun (KPMM) adalah mengukur
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
24
kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berlaku Kriteria penetapan peringkat faktor permodalan 1 Peringkat 1 mencerminkan tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 2 Peringkat 2 mencerminkan tingkat moadal berada lebih tinggo dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan akan tetap berada ditingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas) bulan mendatang 3 Peringkat ke 3 mencerminkan tingkat modal berada sedikit di atas atau sesuai dengan ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini selama 12 (dua belas) bulan mendatang 4 Peringkat 4 mencerminkan tingkat modal sedikit dibawah ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan mengalami perbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang 5 Peringkat 5 mencerminkan tingkat modal berada lebih rendah dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada ditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam) bulan mendatang 24 Rasio Return Profit Loss Sharing dibanding Return Total Pembiayaan Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literature bahwa jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) yang terdiri dari mudharabah dan musyarakah adalah skema pembiayaan yang paling ideal dalam
perbankan syariah Pembiayaan ini menjadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensionalAkan tetapi pembiayaan PLS ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini disebabkan dalam kontak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut menanggung kerugian Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri (Wiliasih 2005) Khan dan Chapra (dalam WIliasih 2005) menjelaskan salah satu penyebab kenapa skema PLS masih kurang diminati oleh bank syariah adalah model pembiayaan berbasis PLS relative berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negative tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai Ini berarti ada kemungkinan terjadi pengikisan nilai pokok dari rekening investasi ketika terjadi kerugianDalam sistem perbankan konvensional hal ini tidak boleh terjadi karena semua jenis simpanan (baik itu giro tabungan maupun depositi) harus mendapat jaminan Akibatnya terdapat pengikisan dana deposan bank syariah akhirnya mulai ragu untuk meningkatkan model pembiayaan ini dalam tahap pertama operasionalnya Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001) mengenai tingkat risiko model- model pembiayaan dalam bank syariah berdasarkan persepsi bank mendapatkan model pembiayaan PLS pada posisi pembiayaan paling berisiko dibandingkan model-model pembiayaan lainnya Dalam bank konvensional untuk menekan tingkat risiko yang tinggi atau kondisi yang berisiko tinggi bank menggunakan kebijakan tingkat suku bunga Jika suku bunga pinjaman tinggi mestinya akan berdampat pada
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
25
rendahnya jumlah pengajuan pinjaman Suku bunga yang tinggi dijadikan insentif agar individu atau perusahaan tidak dengan mudah mengajukan kredit berisiko tinggi Meskipun demikian bank akan mengadapi perusahaandebitur yang memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap investasi berisiko Adanya tiga tipe perusahaandebitur dalam menghadapi risiko yaitu agresif yang sangat berani mengambil risiko kedua moderat mengambil risiko sewajarnya dan terakhir konservatif takut mengambil risiko Sebagai contoh bank meningkatkan tingkat suku bunga berarti menurunkan pengeluaran investasiPerusahaan yang mempunyai risiko proyek investasi tinggi cenderung untuk menyanggupi membayar tingkat suku bunga yang tinggi sedangkan perusahaan yang bagusdengan rating kredit yang bagus cenderung untuk tidak meminta pembiayaan Penerapannya di bank syariah sebagai sikap berhati ndash hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan PLS Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan returntinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko (profit loss sharing mudhorobah dan musyarokah) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazarduntuk debiturdebitur yang tidak bertanggung jawab Semakin tinggi rasio return berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian
dengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih 2005) Nasution dan wiliasih (2007) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan rasio non performing financing (NPF) dan jenis pembiayaan profit loss sharing (PLS) mengembangkan variabel rasio return profit loss sharing (PLS) dibanding return total pembiayaan Variabel ini dikembangkan untuk melihat keseriusan bank dalam mencegah terjadinya moral hazard dan adverse selection Variabel ini cermin tingkat kehati- hatian bank dalam melakukan pembiayaan Variabel tersebut adalah pengembangan dari model penelitian Wu Chan dan Selvili yang mencoba melihat hubungan antara sistem perbankan pasar real estate dan non performing loan (NPL) Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan kredit perbankan berpengaruh terhadap besaran non performing loan Sebagai pembanding mereka juga melihat faktor lainnya yang berpengaruh terhadap non performing loan yaitu macroeconomic performance dan real estate market performance Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik sistem di bank syariah menjadi variabel rasio return pembiayaan profit loss sharing (PLS) dibandingkan dengan return total pembiayaan Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011) 25 Rasio Alokasi Piutang Murabahah dibanding Pembiayaan Profit Loss Sharing Menurut Syamsuddin (2008) ada beberapa alasan akad murabahahsangat populer dalam operasi perbankan syariah yaitu Pertama dari sisi bank syariah investasi jangka pendek yang cukup memudahkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
26
benefit yang berasal dari mark upbisa ditentukan dan dipastikan serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil Kedua dari sisi nasabah murabahahtidak memungkinkan bank-bank syarirsquoah untuk mencampuri manajemen bisnis Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah(Trust financing) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan untuk melakukan pengawasan internal Jika preferensi bank syariah dalam memilih pituang murabahahyang berisiko rendah dikarenakan alasan kehati-hatian hal ini tentunya akan berimplikasi kepada tingkat non performing financingNPF Kebijakan alokasi piutang murobahah(bersiko rendah) dibandingkan alokasi pembiayaan berisiko tinggi (profit loss sharing mudhorobahdan musyarokah) menjadi variabel yang memengaruhi besaran NPF Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijanti dan Qodriyah (2004) terhadap pihak dari Bank Indonesia dan beberapa praktisi di perbankan syariah faktor faktor yang signifikan yang berpengaruh pada tinggi rendahnya non performing financing (NPF) di perbankan syariah adalah jenis produk pembiayaan (dibedakan berdasarkan equiti financing profit loss sharing dan debt financing Murbahah istisnarsquo salam) jenis pembiayaan (produktif dan konsumtif) serta dari jenis sektor ekonomi pembiayaan (industri primer sekunder dan tersier)
C METODOLOGI
Objek penelitian adalah kinerja perbankan pada perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015 yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh penulis dengan fokus penelitian pada pembiayaan
bermasalah (NPF) kecukupan modal (CAR)rate of return (RR) dan rate of financing (RF) Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut 1 Variabel independen atau bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan terdiri dari
a Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana darI sumber-sumber diluar bank seperti masyarakat pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya 2005121)
b Rate of Return (RR) merupakan gambaran perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan oleh pembiayaan PLS dengan return total pembiayaan (M Ihsan 2011)
c Rate of Financing (RF) adalah rasio yang menggambarkan alokasi pembiayaan murabahah dibandingkan dengan pembiayaan berisiko pembiayaan PLS (M Ihsan 2011)
2 Variabel dependen (Y) atau terikat yaitu varibel yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel lain Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank (Nazir 200840) Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2011)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
27
Adapun pertimbangan yang digunakan yaitu dengan melihat 1 Lembaga sudah menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2011 2 Lembaga mengeluarkan produk pembiayaan dengan akad murabahah akad musyarakah dan akad mudharabah sejak tahun 2011 Maka didapatkan sebanyak 10 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mega Syariah Bank BRI Syariah Bank BNI Syariah Bank BCA Syariah Bank BJB Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah dan Bank Panin Syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat sekunder artinya data yang ada diperoleh dari pihak lain yang telah menghimpunnya terlebih dahulu Pihak lain yang telah menghimpun data yang dipakai untuk penelitian ini berasal dari data yang dikeluarkan oleh para perbankan syariah di Indonesia berupa laporan keuangan tahunan serta beberapa dokumen-dokumen lainnya Data yang digunakan diambil dari Laporan keuanganperusahaan penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai 2015 Langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan analisis penelitian ini adalah 1 Melakukan pendataan terhadap objek penelitian Pendataan dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja perbankan selama tahun 2011 sampai tahun 2015 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian berupa pengujian hipotesis komparatif yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya 3 Eksploratif kualitatif Data yang ada akan disajikan dalam bentuk data yang sudah dianalisis Data yang
didapatkan dari hasil kinerja tahunan yang dibuat sebelasperbankan syariah di Indonesia akan disajikan dalam bentuk uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisa yang didapat dari nilai varians-varians tersebut Hipotesis merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasiHipotesis dalam arti penelitian yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono 201184) Uji F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Bentuk hipotesisnya adalah Ho β1 = β2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Ha β 1 = β 2 == β n = 0 ldquoCAR RR dan RFberpengaruh signifikan secara simultan terhadap NPFrdquo Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut Dimana n banyaknya sampel k jumlah variabel x R2 koefisien determinasi Kriteria uji hasil F hitung dibandingkan dengan F table Uji t Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen dan dependen Bentuk hipotesisnya adalah a Ho1 β1 le 0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha1 β1gt0 ldquoJika CAR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami penurunanrdquo b Ho2 β2ge0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
28
Ha2 β2lt0 ldquoJika RR mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah akan mengalami peningkatanrdquo c Ho3 β3 le 0 ldquoJika RF mengalamai peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami peningkatanrdquo Ha3 β3gt0 ldquoJika RF mengalami peningkatan maka pembiayaan bermasalah mengalami penurunanrdquo Penetapan Uji Statistika Penelitian ini meneliti hubungan antara suatu variabel dependen dalam hal ini adalah non performing financing dengan beberapa variabel-variabel independen yaitu tingkat kecukupan modal (CAR) rasio return profit loss sharing dibanding return total pembiayaan (RR) rasio alokasi piutang murabahah terhadap alokasi pembiayaan profit loss sharing (RF) Oleh karena itu tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS) Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa software program Eviews 8 Uji Asumsi Klasik Penggunaan Ordinary Least Square atau OLS mensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi (disebut asumsi klasik Gauss-Markov) Jika asumsi ini dipenuhi maka parameter yang diperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ariefanto 2012 26) Untuk itu perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda adalah 1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah adanya asumsi data mengikuti distribusi normal Dalam melakukan pengujian kenormalan dari data maka dapat digunakan metodependekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis (Rosadi 2012 29) 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ariefianto 2012 26) Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) dan uji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier (BGLM) Jika menggunakan uji BGLM indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Apabila error mengandung korelasi serial maka dapat dilakukan estimasi dengan metode generalized least square melalui respesifikasi model dengan memasukkan komponen lag variabel dependen atau independen ke dalam model atau menggunakan pendekatan Newey-West yang bersifat heteroskedasticity and autocorrelation consistent (HAC) 3 Uji Heteroskedasitas Menurut Rosadi (2012 53) uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah varians dari error bersifat tetapkonstan (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik) Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap suatu variabel independen X atau terhadap nilai fitted variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi) Di dalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian heteroskedastisitas di antaranya yang popular adalah uji White
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
29
dihitung nilai statistik uji White W = 111309711130971113097 dengan n menunjukkan banyaknya data sedangkan 11130971113097 adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi semu antara residual (sebagai variabel dependen) dengan variabel-variabel independen kuadrat dan interaksi antarvariabel independen dalam model regresi yang diuji Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan memperhatikan nilai F dan ObsR-squared Jika nilai prob F lebih besar dari α atau ObsR-squared lebih kecil dari 11130971113097 tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas diartikan sebagai adanya hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebasnya pada model regresi Untuk melihat adanya multikolinearitas pada model dapat dideteksi dengan cara melihat correlation matrix Jika korelasi antara variabel bebas kurang dari 08 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Gujarati 2009) Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan yang lainnya Kalaupun terdapat korelasi korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat hasil estimasi OLS Jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi disertai dengan nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai R squared dan adjusted R squared yang tinggi tetapi memiliki nilai t yang tidak signifikan maka model diindikasikan memiliki masalah multikolinearitas Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS) atau metode kuadrat terkecil Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variable independen OLS dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika bangsa Jerman Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013) OLS adalah salah satu metode yang paling popular dalam mengestimasi nilai rata-rata dari variabel random Dalam penggunaan regresi terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan linear tidak bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode OLS agar penaksir koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) OLS merupakan salah satu metode estimasi parameter untuk regresi linear berganda Pengembangan model untuk penelitian ini adalah sebagai berikut TBH = β0 + β1CAR + β2RR + β3RF + ui Dimana NPF = Pembiayaan Bermasalah rasio β0 = β1 ndash β3 = ui = koefisien regresi variabel gangguanerror Analisis Korelasi Berganda Berdasarkan adanya regresi linear berganda ini kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefisien determinasi (multikorelasi) yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama Koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (CAR RR dan RF) dengan variabel terikat (NPF) Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 hingga 1 Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependennya Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
30
banyak Oleh karena itu digunakan ukuran adjusted R2 untuk menghilangkan bias akibat adanya penambahan jumlah variabel dan jumlah data yang diobservasi 5 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang dihasilkan sudah dapat digunakan sebagai kesimpulan atau apakah hubungan yang terdapat antara variabel-variabel yang diteliti cukup berarti dalam populasi Analisis Secara Simultan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Uji ini dilakukan dengan syarat - Ho diterima bila F-statistik le F-tabel - Ho ditolak bila F-statistik gt F-tabel Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi F gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi F lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen Analisis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t merupakan pengujian hipotesa Ho dan Ha Penilaiannya dilakukan dengan menguji dua arah dalam tingkat signifikansi = α dan df = n ndash k (n= jumlah observasi k =
jumlah variabel) maka hasil pengujian akan menunjukkan - Ho diterima bila | t-statistik | lt | t-tabel | - Ho ditolak bila | t-statistik | gt | t-tabel | Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) dengan syarat-syarat sebagai berikut - Ho diterima jika signifikansi t gt 005 - Ho ditolak jika signifikansi t lt 005 Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh dari variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen 6 Penetapan Tingkat Signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 005 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar 095 karena tingkat signifikansi tersebut yang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar variabel yang diteliti (Nazir 2003460) 7 Penarikan Kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapatkan tadi kita dapat menarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan bagaimana buhungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (Ha)
D HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan pengolahan data Eviews didapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar 1893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah 599 sehingga nilai JB lt 3030 tabel maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini residualnya berdistribusi normal Dari
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
31
matriks korelasi pengolahan data EViews dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen semuanya dibawah 08 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas di dalam model Sedangkan nilai prob F (01944) gt α (005) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini Indikator autokorelasi dapat dilihat pada nilai Prob Chi Square dan membandingkannya dengan nilai signifikansi α Data dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila nilai Prob Chi Square lebih besar dari nilai signifikansi α Pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa residual model ini Prob Chi Square = 03845 yang nilainya lebih besar dari α yang artinya tidak terdapat autokorelasi Model Persamaan Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan metode Least Squares diperoleh persamaan regresi sebagai berikut 1 5149816 merupakan nilai intercept Merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat nilai CAR RR dan RF sama dengan nol 2 -0120372 berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0120372 dengan asumsi variabel RR dan RF tetap 3 0972624 berarti setiap kenaikan RR sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai NPF sebesar 0972624 dengan asumsi variabel CAR dan RF tetap 4 -0066711 berarti setiap kenaikan RF sebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPF sebesar 0066711 dengan asumsi variabel CAR dan RR tetap 1 Analisis Korelasi berganda Untuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahan variabel terikat dapat dilihat melalui koefisien korelasi dan koefisien determinasi
R2 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai adjusted R-squared 0288110 Itu berarti variabel bebas dari CAR RR dan RF secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat NPF sebesar 288110 sedangkan sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini 11 Uji F Uji F adalah uji yang dilakukan dengan menggunakan distribusi F untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersamandashsama terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Kriteria untuk menguji F dapat dilihat dari nilai F hitung dibandingkan dengan F-tabel atau bisa juga dengn pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4912211 gt F-tabel 298 (α = 005 df1 = 3 df2 = 26) dan Prob (F-statistic) 0007779 lt 005 yang berarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR RR dan RF) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel NPF 1 2 Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat Hal ini dapat dilakukan dengan menilai kriteria t-hitung dibandingkan dengan t-tabel atau bisa juga dengan membandingkan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5) Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 205553 (α = 005 df = 26) Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat di bawah ini
CAR |3545905| gt 205553 Ho ditolak
RR |0192010| lt 205553 Ho ditolak RF |0154143| lt 205553 Ho ditolak
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
32
Berdasarkan pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α
CAR Prob 00015 lt 005 Ho ditolak
RR Prob 08492 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
RF Prob 08787 gt 005 Ho tidak dapat ditolak
Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Awal Hasil Interpretasi
CAR secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Signifikan
RR secara
parsial
berpengaruh
positif
terhadap NPF
Positif Positif Tidak
signifikan
RF secara
parsial
berpengaruh
negatif
terhadap NPF
Negatif Negatif Tidak
Signifikan
CAR RR dan
RF
mempengaruhi
NPF secara
simultan atau
bersama-sama
- - Signifikan
Tabel 47 Hasil Uji Hipotesis (Sumber Hasil
Pengolahan Data Eviews 8)
Hipotesis parsial yang pertama dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat CAR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
pada Perbankan Umum Syariah mengalami
penurunanrdquo
Kecukupan modal berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pembiayaan bermasalah
Artinya pada saat kecukupan modal
meningkat ternyata menyebabkan tingkat
pembiayaan bermasalah menjadi menurun
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CAR
pada perbankan syariah meningkat maka
bank syariah akan merasa aman untuk
menyalurkan pembiayaannya Namun hal
ini berakibat bank syariah akan lebih
longgar dalam ketentuan penyaluran
pembiayaanya Jika kondisi ini
terjadi maka risiko pembiayaan diberikan
kepada nasabah yang tidak layak akan
semakin besar (Zakiyah dan Yulizar 2011)
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Km Suli
Astrini I Wayan Suwendra dan I ketut
Suwarna (2014) dalam penelitiannya yang
dilakukan pada perbankan konvensional
menyatakan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)
hal ini mengindikasikan bahwa permodalan
bank yang diwakilkan oleh rasio CAR harus
mampu menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank termasuk risiko
kerugian yang terjadi akibat terjadinya
kredit bermasalah Namun penelitian ini
tidak sama dengan hasil penelitian Zakiyah
dan Yulizar (2011) dalam penelitian pada
perbankan syariah menyatakan bahwa
hubungan antara CAR dan NPF berpengaruh
positif hal ini mengidentifikasikan bahwa
ketika CAR meningkat maka perbankan
syariah merasa aman untuk menyalurkan
pembiayaan berakibat pada longgarnya
pemberian pembiayaan
Pengaruh Variabel Rasio Return Profit Loss
Sharing Berbanding Return Total
Pembiayaan Bermasalah Terhadap
Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang kedua dalam
penelitian ini adalah ldquojika tingkat RR
mengalami peningkatan maka tingkat NPF
Perbankan Umum Syariah akan mengalami
penurunanrdquo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
33
Hasil penelitian menunjukan variabel RR
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Hal ini
mengindentifikasikan bahwa pembiayaan
bagi hasil pada perbankan syariah terdapat
indikasi moral hazard dan edverse selection
Sehingga menyebabkan ketika pembiayaan
bagi hasil meningkat akan meningkatkan
pembiayaan bermasalah Pembiayaan PLS
ini memiliki risiko yang sangat tinggi hal ini
disebabkan dalam kontak ini keuntungan
yang diperoleh oleh shohibul maal (bank)
relatif tidak pasti bahkan harus siap ikut
menanggung kerugian Tidak adanya
ketentuan jaminan dalam pembiayaan PLS
menyebabkan bank menghadapi risiko yang
sangat tinggi terutama risiko terjadinya
moral hazard dan adverse selection karena
adanya informasi yang asimetri (Wiliasih
2005)
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian-penelitian sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2007) menunjukkan bahwa RR
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
bermasalah dan penelitian yang dilakukan
oleh Mutamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RR mempunyai
hubungan negatif tidak signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis
ternyata RR berpenguh signifikan terhadap
pembiayaan bermasalah
Pengaruh Variabel Rasio Alokasi Piutang
Murabahah dibanding Pembiayaan PLS
Terhadap Pembiayaan Bermasalah
Hipotesis parsial yang ketiga adalah ldquoJika
tingkat RF mengalami peningkatan maka
tingkat NPF Perbankan Umum Syariah akan
mengalami peningkatanrdquo
Hasil penelitian menunjukkan RF
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah
dibandingkan dengan variabel independen
lainnya Hal ini mengidentifikasikan tidak
terdapat indikasi moral hazard dan edverse
selection dalam penyaluran pembiayaan
baik dari pihak bank maupun pihak
nasabah Selain itu pihak bank merasa lebih
aman dan fokus dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah karena lebih
mudah melakukan maintenance terhadap
debitur murabahah Secara teori juga
pembiayaan murabahah memiliki risiko
lebih kecil dibandingkan dengan
pembiayaan bagi hasil sehingga
penambahan rasio alokasi murabahah
berdampak pada pengurangan rasio
pembiayaan bermasalah
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan
Wiliasih (2005) menunjukkan bahwa RF
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah Namun
konsisten dengan penelitian yang yang
dilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)
menunjukkan bahwa RF berpengaruh
negatif signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah
Pengaruh Variabel CAR RR dan RF Terhadap
Tingkat pembiayaan Bermasalah
Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan atau bersama-sama variabel CAR
RR dan RF berpengaruh terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah Untuk bisa menurunkan tingkat
risiko pembiayaan dalam hal ini tingkat
pembiayaan bermasalah maka bank syariah
harus meningkatkan kualitas
manajemennya Kualitas dan kinerja bank
syariah dapat diketahui dengan menilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
34
tingkat kesehatan bank Terkait penelitian
ini maka bank harus memperhatikan tingkat
kecukupan modal dan kebijakan
manajemen dalam memberikan
pembiayaan kepada para debitur
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan analisis serta dengan
didukung teorindashteori yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut
1 Secara bersama-sama semua variabel
independen memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
Ketiga variabel bebas yakni kecukupan
modal diukur oleh CAR rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan diukur oleh RR dan rasio
alokasi piutang murabahah dibanding
pembiayaan profit loss sharing diukur oleh
RF dalam penelitian ini mempunyai
kontribusi terhadap tingkat pembiayaan
bermasalah sebesar 288110 sedangkan
sisanya 711890 dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang tidak diteliti pada penelitian
ini
2 Secara parsial variabel kecukupan modal
berpengaruh negatif terhadap tingkat
pembiayaan bermasalah dan signifikan
secara statistik
3 Secara parsial variabel rasio return profit
loss sharing dibanding return total
pembiayaan berpengaruh positif terhadap
tingkat pembiayaan bermasalah dan tidak
signifikan secara statistik
4 Secara parsial variabel rasio alokasi
piutang murabahah dibanding pembiayaan
profit loss sharing berpengaruh negatif
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah dan tidak signifikan secara
statistik
2 Rekomendasi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mengapa pembiayaan
bermasalah perbankan syariah cukup tinggi
Bank perlu menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Hal
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPF
akibat dari adanya masalah kredit yang
disebut CAR sehingga bank diharapkan
dapat meningkatkan CAR agar bank dapat
meminimalisir risiko dari pembiayaan
bersamalah
REFERENSI
Ali Masyhud 2004 Asset Liability Management ldquoMenyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionalrdquo Jakarta PT Gramedia Antonio Muhammad Syafirsquoi 2011 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta Gema Insani Pers Asosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat 2015 Info Bank Syariah NPF Bank Syariah dan Pembiayaan Bermasalah Bandung CV Mitra Syariah Indonesia Astrini KM Suli I Wayan Suwendra dan I Ketut Suwarna 2014 Pengaruh CAR LDR dan Bank Size Terhadap NPF Pada Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia 2007 Lampiran Surat Edaran No 924DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2008 Peraturan Bank Indonesia No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
35
Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2011 Peraturan Bank Indonesia No 139PBI2011 Perihal Perubahan Atas Peraturan No 1018PBI2008 Perihal restrukrurisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Jakarta Bank Indonesia Bank Indonesia 2014 Outlook Perbankan Syariah 2013 (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Bank Indonesia 2014 Statistik Perbankan Syariah (httpwwwbigoid) (diakses November 2014) Dendawijaya Lukman 2005 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Ihsan Muntoha 2011 Pengaruh Gross Domestic Product Inflasi dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Indonesia 2005 sampai 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Kuncoro Mudrajat 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jakarta Erlangga Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah 2012 Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syaria Di Indonesia Nasution Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih 2007 Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing (PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi Moral Hazard dalam Menyalurkan dan Pihak Ketiga Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nazir Habib dan Muhammad Hasanudin 2008 Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Bandung Kafa Publishing Poetry Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego 2011Pengaruh Variabel Makro dan Mikro Terhadap NPL Perbankan Konvensional dan NPF Perbankan Syariah
Pranata Mohammad Yoga 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabh pada Perbankan Syariah di Indonesia Skripsi Bandung Universitas Padjadjaran Rosadi Dedi 2012 Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews Yogyakarta Penerbit ANDI Sari Novita Intan 2014 Kredit Macet Bak Syariah Lebih Banyak Dari Bank Konvensional (httpwwwmerdekacom) (diakses 2014) Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
36
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia 1Eman Herman 2Edi Jaenudin
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom
Abstract The goals of this research is to examine the effect of banks size financing risk profitability and
adequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia We were using ln from Total Asset for
measuring the banks size Non Performing Financing for financing risk Return on Assets for profitability
Capital Adequancy Ratio for adequacy of capital and Financing to Deposit Ratio for the liquidity This research
were using multiple linear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in
the level of significance of 5 The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December
2015 Purpsive sampling method were used to choose the samples of data The result from this research are the
banks size (X1) financing risk (X2) profitability (X3) and the adequacy of capital (X4) are simultaneously
affecting the liquidity (Y) While as a partially the banks size is not significantly positive affecting the liquidity
financing risk is not significantly negative affecting the liquidity profitability is significantly positive affecting
the liquidity and the adequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity The research was carried
to determine whether capital adequacy ratio rate of return and rate of financing giving effect to non performing
financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th The thrid independent variable
Capital Adequacy measured by CAR return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR
and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF The subject of this
research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th
through 2015th This research used descriptive analysis method Statistic method used in this research for test
hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classical assumption by
using software tools Eviews 8 The test hypothesis performed at significance 5 The result of these hypothesis
showed that CAR RR and RF significant effect on NPF The thrid independent variable in this study contribute
to the level of non performing financing while the remaining 288110 711890 influenced by other variables
that not examined in this research Partially CAR significant negative effect RR not significant positive effect
and RF not significant negative effect on the level of NPF
Keywords liquidity banks size financing risk profitability capital adequacy
A PENDAHULUAN
Sistem perbankan di Indonesia saat ini menerapkan prinsip dual banking system yaitu kondisi dimana bank bebas bunga (bank syariah) beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (bank yang menerapkan sistem bunga) Sistem perbankan syariah muncul sebagai alternatif ditengah-tengah pertentangan masyarakat muslim terhadap penerapan bunga bank yang dianggap riba Riba itu
sendiri merupakan pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio 2014 27) Bank syariah sebagai bagian dari sistem perbankan Indonesia memiliki fungsi yang sama layaknya bank konvensional yaitu sebagai penampung dan penyalur dana dari masyarakat Fungsi utama tersebut menempatkan bank menjadi lembaga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
37
perantara keuangan atau financial intermediary (Muhammad 2014 12) Salah satu indikator untuk menilai kinerja dan kesehatan sebuah bank adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo (Dendawijaya 2009 114) Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Pengelolaan likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi bank hal ini disebabkan karena dana yang dikelola bank sebagian besar berasal dari masyarakat yang sifatnya jangka pendek atau dapat ditarik sewaktu-waktu Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan keyakinan pada nasabah bahwa dana yang mereka simpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan dana oleh nasabah sifat dan jenis dana yang dikelola oleh bank Sehingga bank harus mempertahankan sejumlah aset likuid guna memastikan bahwa bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya Sebaliknya jika bank tak mampu mengelola likuiditas maka akan muncul sebuah risiko yang disebut dengan risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat muncul karena adanya ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid Likuiditas bank dapat diukur menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau
disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai batas bawah target LDR sebesar 78 dan batas atas target LDR 92 peraturan tersebut merubah rentang batas LDR yang sebelumnya berkisar 78-100 pengarturan tentang besaran LDR ditujukan agar bank senantiasa menjaga tingkat likuiditas dalam zona aman Peraturan tersebut menjadi rujukan bagi bank-bank syariah untuk menjaga kinerja FDRnya Tabel 12 menyajikan data FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun 2009 hingga Desember 2015 FDR mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010 tahun 2010 hingga Desember 2014 FDR terus mengalami peningkatan namun kembali mengalami penurunan pada Desember 2015 Jika dibandingkan dengan target dari badan otoritas FDR tahun 2013 2014 dan 2015 ternyata masih melebihi batas atas FDR yang ditetapkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
38
B TINJAUAN LITERTUR
1 Bank Syariah Menururt Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Muhammad mengemukakan dalam bukunya Manajemen Bank Syariah bahwa ldquoBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalakan pada bunga Merupakan lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qurrsquoan dan Hadits Nabi SAW Atau dengan kata lain Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islamrdquo (Muhammad 2014 2) Hampir senada dengan Muhammad Adiwarman A Karim (2013) menjelasakan bahwa bank syariah ialah bank yang berdasarkan prinsip syariah syariah itu sendiri merupakan peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia Pada dasarnya produk perbankan syariah yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian (Karim 2013 97) 1 Produk penyaluran dana 2 Produk penghimpun dana 3 Produk jasa (service) Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba Sedangkan menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya Analisis kinerja bank menurut Lukman Dendawijaya (2009) dikelompokan menjadi tiga Pertama analisis rasio likuiditas analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo Kedua analisis rasio rentabilitas alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan Ketiga analisis rasio solvabilitas analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R Murhadi (2013) digunakan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya Analisis rasio sering digunakan oleh manajer analis kredit dan analis saham Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif sehingga bisa menghindari kesalah penafsiran pada angka mutlak yang ada didalam laporan keuangan PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
39
pembuatan keputusan ekonomi Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan kinerja Bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating Bank Umum Syariah wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile) Good Corporate Governance rentabilitas (earnings) dan permodalan (capital) Tujuan penilaian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2008) adalah agar dapat memberi gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko (Risk-based Bank Rating) adalah penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik rentabilitas dan permodalan Pendekatan tersebut memungkinkan Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengawas perbankan di Indonesia melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan Bank dituntut untuk memelihara dan atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya 2 Asset Liability Management (ALMA) Asset Liability Management (ALMA) adalah suatu proses dari perencanaan pengorganisasian dan pengawasan yang berfungsi sebagai pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank (Karim 2013 471) Menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) Asset Liability Management berfokus pada pengkoordinasian portofolio asetliabilitas bank dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi bank dan bagi hasil yang diberikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan berlandaskan asas kehati-hatian dan memperhatikan tingkat kebutuhan likuiditas serta meminimalkan potensi risiko yang muncul Pada umumnya bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan AssetLiabilities Management Committee (ALCO) Dalam hal kegiatan operasional perbankan syariah dan perbankan konvensional sebenarnya memiliki kemiripan Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini (Antonio 2014 182) 1 Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah) tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah deposit) Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
40
deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya 2 Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap modal mengandung risiko Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko 3 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing) PLS dan non-PLS Salah satu bagian penting dalam ALMA adalah Gap Management Gap adalah perbedaan antara jatuh tempo pricing dari aset dan liabilitas dalam jangka waktu tertentu sedangkan Gap Management merupakan suatu strategi untuk memaksimalkan NIM (Net Income Marjin) melalui siklus pricing (marjinbagi hasil) Strategi ini pada dasarnya meliputi komponene-komponen yang variabel dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus pricing untuk mencapai profitabilitas yang optimal (Karim 2013 472) ALMA bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya Hasil akhir dari manajemen asetliabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya serta kualitas dan komposisi
pendapatan bersih (net income) yang semakin baik (Antonio 2014 183) 3 Ukuran Bank Rose amp Silvia (2010) berpendapat bahwa ukuran institusi keuangan dapat diukur melalui aset deposit atau equity capital yang dimiliki sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity nilai perusahaan ataupun nilai total aktiva dari suatu perusahaan Untuk industri perbankan ukuran bank biasa digunakan adalah total aset Sementara itu Kuncoro amp Suhardjono (2011) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ukuran perusahaan adalah besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan Ukuran perusahaan tersebut dapat dinyatakan dalam total aktiva Semakin besarnya ukuran perusahaan perbankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional bank sehingga bank akan berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan Total aset akan di logaritma natural kan pada pengolahan data sebab selisih total aset tiap bank degan bank lain terlalu besar sehingga untuk mengindari distribusi data yang tidak normal digunakan logaritma natural Rumus Ukuran Bank = ln Total Aset (Iqbal 2012) 4 Risiko Pembiayaan Rsiko pembiayaan atau risiko kredit menurut Lukman Dendawijaya (2009) adalah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
41
ldquorisiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kreditrdquo Muhammad Syafirsquoi Antonio (2014) lebih rinci menjelaskan risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok danatau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas Akibatnya penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang harus dibiayainya Risiko ini akan semakin tampak ketika perekonomian dilanda krisi atau resesi Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengatakan bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancar dalam perhatian khusus kurang lancar diragukan dan macet Dalam hal ini pembiayaan dengan kategori kurang lancar diragukan dan macet merupakan pembiayaan bermasalah atau disebut dengan Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan suatu rasio yang menjelaskan tentang tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah Rumus NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan (Iqbal 2012) 5 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2010 122) Menurut Dahlan Siamat (2005) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah Return on Assets ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya 2009 118) Rumus ROA = Laba bersih x 100 Total aset (Dendawijaya 2009 118) Nilai ROA yang positif menunjukan bahwa bank mampu menghasilkan laba dari pengelolaan asetnya begitu sebaliknya 6 Kecukupan Modal Kecukupan modal sebuah bank dapat diukur menggunakan rasio kecukupan modal atau sering disebut Capital Adequacy Ratio Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yang dimaksud dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah ldquorasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko misalnya kredit yang diberikan Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasional semakin baik juga bank dalam meningkatkan penyaluran dana sehingga akan mengurangi tingkat risiko bankrdquo Rumus CAR = Modal x 100 Aset Tertimbang Menurut Risiko (Dendawijaya 2009 121) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
42
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah mengatur mengenai nilai minimum CAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8 7 Likuiditas Likuiditas menurut Muhammad Syafii Antonio (2014) secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari mengatasi kebutuhan dana yang mendesak memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan Likuiditas yang tersedia harus cukup tidak boleh terlalu kecil sehingga menggangu kebutuhan operasional sehari-hari tapi juga tidak boleh teralalu besar karena kan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas Tidak jauh berbeda Lukman Dendawijaya (2009) didalam bukunya menjelaskan bahwa yang dimaksud likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo Likuiditas bank dapat diukur salah satunya menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagi bank syariah LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi perimintaan deposan untuk menarik kembali uangnnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya 2009 116)Rumus FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga (Danupranata 2015 138) Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No 1541DKMP 1 Oktober 2013 mengatur mengenai nilai FDR yang dianjurkan yaitu berkisar antara 78 sampai 92
C METODOLOGI
Adapaun yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah a Ukuran bank b Risiko pembiayaan c Profitabilitas d Kecukupan modal 2 Variabel Dependen (Terikat) Varibel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono 2011 4) Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah likuiditas
Variabel Konsep Variabel Indikator
Likuiditas
(Y)
Kemampuan bank
dalam memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya atau
kewajiban yang
FDR = Pembiayaan x 100 Dana pihak ketiga
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
43
segera jatuh tempo
(Dendawijaya
2009 114)
(Danupranata
2015 138)
Ukuran bank
(X1)
Suatu skala yang
dapat
mengkalsifikasikan
besar kecilnya
bank menurut
berbagai cara
salah satunya
dengan melihat
total asetnya
(Firmansyah
2013)
(Iqbal 2012)
ln 119879119900119905119886119897 119860119904119890119905
Risiko
pembiayaan
(X2)
Risiko yang
diakibatkan dari
tidak dilunasinya
kembali pinjaman
yang diberikan
atau investasi yang
sedang dilakukan
oleh pihak bank
(Muhammad
2014 358)
NPF = Pembiayaan bermasalah x 100 Total pembiayaan
(Iqbal 2012)
Profitabilitas
(X3)
Kemampuan
perusahaan
memperoleh laba
dalam
hubungannya
dengan penjualan
total aktiva
maupun modal
sendiri (Sartono
2010 122)
ROA = Laba bersih x 100 Total aset
(Dendawijaya
2009 118)
Kecukupan
Modal (X4)
Kemampuan suatu
bank untuk
menyerap atau
menutup kerugian
operasional atau
penyusutan jumlah
nilai asetnya
(Kamus Bank
Indonesia)
CAR
Tahap pengolahan dari analisi data adalah (1) Mendapatkan data dari Laporan Keuangan untuk masing-masing bank (2) Menghitung masing-masing variabel dari setiap bank (3) Melakukan pengujian statistik (4) Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut akan ditarik suatu kesimpulan Adapaun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Secara parsial
Ho1 β1 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ha1 β1 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara ukuran bank terhadap likuiditas Ho2 β2 ge 0 Terdapat pengaruh negative yang tidak signifikan antara resiko pembiayaan terhadap likuiditas Ha2 β2 lt 0 Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara risiko pembiayaan terhadap likuiditas Ho3 β3 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara profotabilitas terhadap likuiditas Ha3 β3 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap likuiditas Ho4 β4 le 0 Terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Ha4 β4 gt 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecukupan modal terhadap likuiditas Secara simultan Ho β = 0 Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Ha β = 0 Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda Model regresi ini merupakan suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa veriabel independen Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas Sedangkan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
44
sebagai variabel independen adalah ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal Formula analisis regresi linier berganda yang digunakan adalah Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε di mana Y likuiditas α konstanta β1 β2 β3 β4 koefisien regresi variabel independen X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal ε tingkat kesalahan (error)
D HASIL DAN ANALISIS
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 160 for windows Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan linier berganda yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi tidak bias dan konsisten Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga uji yaitu uji normalitas uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Dari keseluruhan uji asumsi klasik data yang digunakan telah memenuhi keseluruhan asumsi Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat formula analisis regresi linier berganda sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan
diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa ukuran bank yang diukur dengan ln total aset mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas Hasil dari penelitian Aktar et al (2011) menunjukan bahwa ukuran bank berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa risiko pembiayaan yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas Dampak dari adanya pembiayaan bermasalah bagi bank adalah potensi kehilangan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat kehilang dana tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi likuiditas Sehingga semakin tinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
45
rendah Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan Penelitian Rosadaria amp Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama Selain itu hasil penelitian Nurmaya (2014) juga menunjukan hasil yang serupa yaitu risiko pembiayaan ijarah berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap likuiditas bank syariah Pengaruh Profitabiltas Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa profitabilitas yang tinggi mendorong adanya peningkatan likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakan bahwa Return on Assets memiliki hubungan yang positif terhadap likuiditas Profitabilitas tinggi berarti tinggi pula keuntungan yang didapatkan bank sehingga berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas Penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) dan Palva Vodova (2013) menunjukan hasil yang serupa Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Hasil pengujian secara parsial dengan uji t menunjukan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positf yang signifikan terhadap likuiditas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatakan bahwa capital adequacy memiliki hubungan yang positif
terhadap likuiditas CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank Hasil dari penelitian Bunda amp Desquilbet (2008) Berger amp Bouwman (2005) dan Palva Vodova (2013) menjukan hasil serupa Pengaruh Ukuran Bank Risiko Pembiayaan Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Likuiditas Dari perhitungan secara simultan dengan uji F untuk melihat apakah ada pengaruh antara ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antar variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anjum Iqbal (2012) yang meyatkan bahwa ukuran bank risiko kredit profitabilitas dan kecukupan modal terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas bank Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Ahmed et al (2011) Palva Vodova (2013) serta Bunda amp Desquilbet (2008) yang menunjukan setiap varibel independennya bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya Hasil regresi menunjukan model persamaan linier sebagai berikut Y = 60020 + 0566 X1 ndash 0232 X2 + 2297 X3 + 1018 X4 + ε di mana
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
46
Y likuiditas X1 ukuran bank X2 risiko pembiayaan X3 profitabilitas X4 kecukupan modal Nilai koefisien pada variabel bebasnya menggambarkan perubahan nilai variabel dependen apabila variabel independen berubah dan variabel independen lainnya diangggap konstan Untuk persamaan diatas apabila ukuran perusahaan naik sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 0566 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar 1 maka likuiditas akan turun sebesar 0232 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 2297 dengan syarat variabel lain konstan Setiap kenaikan kecukupan modal sebesar 1 maka likuiditas akan naik sebesar 1018 dengan syarat variabel lain konstan Nilai koefisien determinasi sebesar 0634 nilai ini menunjukan bahwa variasi variabel ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal dalam mempengaruhi likuiditas adalah sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 dipengaruhi oleh faktor lain diluar ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal
E KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 ukuran bank berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran bank yang meningkat mendorong adanya peningkatan likuiditas meskipun sangat lemah atau tidak signifikan Pengaruh positif yang lemah tersebut dapat disebabkan dari struktur
aset yang tidak didominasi oleh aset lancar sehingga kenaikan total aset tidak signifikan pengaruhnya terhadap likuiditas 2 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 risiko pembiayaan berpengaruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi risiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatu bank menyebabkan likuiditas bank semakin rendah meskipun tidak signifikan Pengaruh yang lemah dari risiko pembiayaan mengidikasikan bahwa risiko pembiayaan bank cenderung menurun karena bank mampu mengelola pembiayaan sehingga dapat menekan angka pembaiayaan bermasalah oleh karena itu risiko pembiayaan tidak lagi menganggu likuiditas perbankan 3 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 profitabilitas berpengaruh berpengaruh positif yang signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai profitabilitas suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang tinggi berpotensi mengahasilkan kas dan setara kas yang melimpah yang kemudian dijadikan oleh bank sebagai sumber likuiditas 4 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 kecukupan modal berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas Berarti semakin tinggi nilai kecukupan modal suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan modalnya dan dapat mengontrol risiko- risiko yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank 5 Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 95 penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal secara
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
47
simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 634 dan sisanya sebesar 366 merupakan faktor lain diluar kerangka model penelitian Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Bagi Bank Manajemen perbankan harus memperhatikan dan menjaga kondisi likuiditasnya agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebelum jatuh tempo Berdasarkan penelitian ini bank harus mampu mengelola profitabilitas dan memperhatikan kondisi kecukupan modal karena kedua hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap likuiditas 2 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas bank baik faktor dari dalam maupun dari luar bank selain ukuran bank risiko pembiayaan profitabilitas dan kecukupan modal seperti variabel inflasi dan suku bunga bank sentral Peneliti juga dapat menambah jumlah bank dan sampel yang dipakai sebagai data penelitian Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat dikaitkan dengan teori dan praktek bisnis perbankan syariah sehingga secara kontekstual dapat dimengerti dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca
REFERENSI
Ahmed Naveed Muhammad Farhan Akhtar amp Muhammad Usman 2011 Risk Management Practices and Islamic Banks An Empirical Investigation from Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Aktar Muhammad Farhan Khizer Ali amp Shama Sadaqat 2011 Liquidity Risk
Management A comparative study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Interdisciplinary Journal of Research in Business Algifari 2000 Analisis Regresi Teori Kasus amp Solusi Yogyakarta BPFE UGM Antonio Muhammad Safirsquoi 2014 Bank Syariah Dari Teori ke Praktik Jakarta Gema Insani Prees Berger Allen N amp Christa H S Bouwman 2005 Bank capital and liquidity creation Bunda Irina amp Jean Baptiste Desquilbet 2008 The Bank Lilqudity Smile Across Exchange Rate Regimes Danupranata Gita 2015 Manajemen Perbankan Syariah Jakarta Salemba Empat Dendawijaya Lukman 2009 Manajemen Perbankan Bogor Ghalia Indonesia Firmansyah Irman 2013 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Bandung Mujahid Press Ghozali Imam 2011 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang BP Universitas Diponegoro Iqbal Anjum 2012 Liquidity Risk Management A Comparative Study between Conventional and Islamic Banks of Pakistan Global Journals Inc (USA) doiOnline ISSN 2249-4588 amp Print ISSN 0975-5853 Kamus Bank Indonesia Bank Indonesia Karim Adiwarman A 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kasmir 2008 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Jakarta PT Raja Grafindo Persada Kuncoro Mudrajad 2004 Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi Yogyakarta UPP AMP YKPN amp Suhardjono 2011 Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Yogyakarta Laporan Keuangan Triwulanan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2015 Situs Intenet
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
48
Otoritas Jasa KeuanganTersedia online di httpwwwojkgoididkanalperbankandata-dan-statistiklaporan-keuangan- perbankanDefaultaspx (diakses Februari 2016) Muhammad 2014 Manajemen Bank Syariah Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN Murhadi Werner R 2013 Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham Jakarta Salemba Empat Nazir Moh 2005 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia Nurmaya Karina 2014 Pengaruh Risiko Pembiayaan Qardh dan Ijarah Terhadap Likuiditas Bank Syariah Skripsi Univesitas Padjadjaran Peraturan Bank Indonesia Nomor 325PBI2001 Tentang Penetapan Status Bank dan Penyerahan Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8POJK032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16POJK032014 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21POJK032014 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Syariah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan 2013 Rosadaria Gladys amp AA Ayu Ratna Dewi 2012 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio sebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010) Universitas Indonesia
Rose Peter amp Hudgins Silva C 2010 Bank Management and Financial Services Eighth Edition MacGraw-Hill International Edition Sartono Agus 2010 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta BPFE Sekaran Uma 2006 Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4 Bu) Jakarta Salemba Sensus Penduduk Berdasarkan Agama 2010 Badan Pusat Statistik Siamat Dahlan 2005 Manajemen Lembaga Keuangan Depok Lembaga Penerbit FEUI Statistik Perbankan Syariah 2015 Otoritas Jasa Keuangan Sucipto 2003 Penilaian Kinerja Keuangan Sugiyono 2011 Statistika untuk Penelitian Bandung Alfabeta Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 11 16 DPNP 2009 Perihal Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor 15 41 DKMP 2013 Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Vodova Palva 2013 Determinants of Commercial Banks in Hungary
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
49
Effect Of Sales Growth And Islamic Social
Reporting On Earning Quality Of
Manufacturing Company Listed In Indonesia
Sharia Stock Index 1Indri Yuliafitri 2Diksi Hendrawati 3Amelia Rizky Alamanda
1Accounting Major Universitas Padjadjaran 2Accounting Major Universitas Padjadjaran 3Accounting Major Universitas Padjadjaran
1nndputrigmailcom
2naufalrizkullahgmailcom 3naufalrizkullahgmailcom
Abstract Earnings quality isnrsquot measured by the level of reported earnings but the gap between actual earnings
occurred and reported Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC) This study aims to
determine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companies
including consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index
(ISSI) 2012-2014 Method of sampling which used was purposive sampling The samples were 37 companies
Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis The results showed that the partial
at 95 percent assurance level sales growth had significant positive effect on earnings quality Islamic Social
Reporting had a positive direction but not significant effect on earnings quality Age companies as control
variable in this study had a positive direction and significant effect to earnings quality
Keywords earnings quality earnings response coefficient sales growth Islamic Social Reporting age companies
A INTRODUCTION
Net income (profit) is often used as a measure of performance or as the basis for other measures such as payments for investment (return on investment) or earnings per share (earnings per share) (IAI 2015) So the earnings information is very useful for users of financial statements such as lenders investors governments and communities to make decisions The information contained in the financial statements must be relevant so as not to mislead the users of financial statements Therefore the information in the financial statements must be of high quality Accounting information in the financial
statements especially the accounting profit is the center of attention of investors (Chu 1997 in Muhammad and Ira 2008) Companies realize that the accounting information which is in the income statement becomes important source of information for potential investors Investors generally only see changes in the earnings information without looking at the quality of earnings informed Investors attention is focused on profits are often used by management to manipulate earnings that are reported in the financial statements for its own sake With the manipulation of earnings profit more information shows what is desired constituent financial statements rather than presenting the truth
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
50
The quality of earnings is defined as the ability of the earnings information in response to the market Earnings response coefficient (ERC) is one measure used to measure the quality of earnings ERC shows that by watching the stock price movements around the date of the financial statements is published it can show the market reaction to earnings information presented by the company Given reaction depends on the quality of the resulting companys earnings High and low ERC depends on good news or bad news contained in earnings (Muhammad and Ira 2008) So the high and low earnings reported by companies not related to the quality of earnings but rather includes the understatement and overstatement of net income (Adhariani 2005) Quality of earnings shows how profit is generated Several studies support that the manipulation of earnings is also often done by management in recording and accounting method used by the company The occurrence of financial scandals is the failure of the financial statements to meet the information needs of users of financial statements Like the Toshiba corporate financial scandals in 2015 proved to exaggerate profits of up to US $ 12 billion over a period of five years As a result of the accounting scandals Toshiba shares fell by about 20 since the start smell of financial issues in April 2015 (Lani Pujiastuti 2015) Moreover in Indonesia PT Kimia Farma and PT Indofarma proven to inflate the net income in the fiscal year 2001 These events often called earnings management Earnings management can be opportunistic in order to maximize their personal interests (Scott 2011) As noted in the agency theory which states that between management and owners have different interests (Jensen amp Meckling 1976)
The events mentioned above provide evidence that the financial statements are not always reliable so that the earnings information contained in the financial statements may not necessarily reflect the companys financial performance sesunggguhnya Earnings management practices are disfunctional behavior in the financial statements The higher the earnings management the lower the earnings quality (Ball and Shivakumar 2007) The companys growth is a thing often overlooked because it involves the companys survival The larger the company the opportunity to grow the greater the company in obtaining or add to its earnings in the future Companies that continue to experience growth it will be easier to attract capital and this is a source of growth Information earnings at companies like these will be responded by the investor (Erma 2014) According to Sri and Andriana (2007) the sales growth is a good prospect to predict future earnings Sales growth in the manufacturing sector is the only source of income in the income statement Thus sales growth becomes important source of information to predict future earnings According Chusnulia et al (2014) in his research expressed positive effect on the growth opportunities earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period The research was supported by research and Ira Muhammad (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth However in the study Ely (2013) the growth opportunities not affect earnings quality as measured by earnings response coefficient (ERC)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
51
Accounting information has limited information it is a non accounting information is presented to improve the quality of corporate profits With the concept of the Triple Bottom Line (people profit and planet) (John Elkington 1997) the company which has an orientation toward the gains or profits must also pay attention to the environment and society Non-accounting information in question here regarding corporate social responsibility or corporate social responsibility (CSR) CSR in Indonesia continues to grow in the implementation and disclosure because of the growing public attention to the companys operations So the company realizes that the survival of the company depends on the relationship with the communities and environment in which it operates With the Law No 40 of 2007 which explains that the company runs its business activities relating to natural resources required to implement social and environmental responsibility if it is breached it will be sanctioned in accordance with the provisions of the legislation in force As the development of conventional economics economic sharia also experiencing growth It is marked by the increasing number of companies that carry out business activities based on Islamic principles Therefore the concept of CSR began to flourish in Islamic economic For companies that run their business based on the principles of sharia including companies belonging to the Islamic capital market is expected to provide a disclosure of the religious dimension in the annual report so as to be useful to stakeholders (Othman and Thani 2010) Islamic Social Reporting (ISR) was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled Social Reporting
Disclosure An Islamic Perspective ISR then further developed more extensively by Rohana Othman Azlan Md Thani and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia Islamic Social Reporting not only helps provide information to stakeholders Muslims to take decisions but also helps management to meet obligations to God society and the environment (Haniffa and Hudaib 2002 in Othman and Thani 2010) Implementation of Islamic Social Reporting is still being debated Given the rating of the companys performance in environmental management in 2013-2014 better known by the rating PROPER show the result that many companies are not responsible for the environment Companies that received red ratings amounted to 516 enterprises and companies that were rated black numbered 21 companies (menlhgoid) Where as many as 239 companies that received red ratings and 11 companies were ranked the black from the manufacturing sector Cases on CSR that still occur in Indonesia such as the disposal of various hazardous chemicals by the industry to the CRB making polluted Citarum River and holds the title as the most polluted river in the world by National Geographic in 2010 (csrindonesiacom) industrial waste PT Wings Surya expressed sewage exceeded the quality standards so that damaged about 18 hectares of rice belonging to village residents Driyorejo District Driyorejo Gresik (nasionalkompascom) pollution of wood processing plants and furniture PT Pinako Rotary Permai in which hundreds of students and nearby residents breathing problems (regionalkompascom) In addition the problem of counterfeiting label halal happened in Riau Islands became disturbing residents Halalness of what is consumed is a very sensitive issue and can be fatal to themselves as well as companies
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
52
including world and the hereafter (wwwhalalmuiorg) From some explanations and examples of cases that occurred in Indonesia shows that companies do not carry out social responsibilities well This is not in accordance with Sharia Enterprise Theory which explains that God as the center of everything and be the center point of the return of the man and the universe (Amanda 2016) Therefore people here just as His representative (Khalifa fil ard) that has a consequence to comply with all the laws of God in bringing the mission of creating and distributing well-being for humans and nature Given Sharia Sharia Enterprise Theory refers to the responsibility towards Allah SWT is certainly a company registered in Sharia Stock Index must undertake responsibility for its performance One form of corporate liability for the mandate given by Allah SWT is by making one disclosure ISR disclosure in the annual report of the company Islamic Social Reporting CSR is a concept developed in sharia economy Research Hong and Andersen 2011 stated more companies disclose CSR the higher the quality of the accrual and reduced earnings management activities The research was supported by several studies diantaranyaa Rulfah research and Nur 2008 stating CSR positive effect on earnings response coefficient which the ERC in the study the authors used as an indicator of earnings quality ERC thus the higher the earnings quality is also higher Research Chih et al 2008 stating CSR adversely affected income smoothing where the lower the income smoothing means higher earnings quality Then Ida studies and Bambang 2015 declared CSR positively affects the ERC However the results of research and Sensi Sayekti 2007 notes the different results
that CSR negatively affect ERC is supported by the results of research Ely in 2013 that the quality of social responsibility a negative influence on the ERC This research was conducted in manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) is included in the consumer goods sector and various sectors of industry ISSI launched in 2011 which is a stock index reflecting the overall Islamic stocks listed on the Stock Exchange Therefore ISSI be one of the real development of the Islamic capital market in Indonesia ISSI constituents namely stocks sharia included in the List of Islamic Securities (DES) and were reviewed during the six months in May and November and effective at the beginning of next month ISSI is a sector that deserves to be taken into account It is marked by the increasing number of Islamic stocks in the List of Islamic Securities (DES) which until 2014 Islamic stocks which belong to the DES as much as 336 The market capitalization value of Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) reached about Rp294689 trillion or a total of 5637 of the total market capitalization The manufacturing sector consists of companies engaged in chemical and basic industry sectors the various sectors of industry and the consumer goods sector However chemical and basic industry sectors relatively less impact on the growth of manufacturing index for only recorded an increase of 1 and the contribution of the industrial sector and the chemical basis of the manufacturing index is small with only 20 (kemenperingoid) On the other hand during the first half of 2010 the index recorded the sharpest growing sector namely the consumer goods sector (4193) and miscellaneous industry (3222) (newsliputan6com)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
53
Consumer goods sector issuers listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers of which 29 issuers included into the ISSI Then for various industry sector issuers listed on the Stock Exchange by 42 issuers of which 36 issuers included into the ISSI Thus we can conclude that 79 of issuers of consumer goods and various industry sectors listed on the Stock Exchange included in ISSI The sharp rise in sectoral indices above are supported by issuers incorporated therein is very well known and predictable boost the sector index such as PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) and PT Astra International Tbk (ASII) Therefore this study uses a manufacturing company that is included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI By looking at some of the above explanation it is irrelevant if drawn questions about how much influence the sales growth and the Islamic Social Reporting on the quality of corporate profits
B Research Framework
Increasing number of companies registered in Indonesia Sharia Stock Index but will steal more concern to many people as well as how the company convince them with the information that companies are reported in the form of financial statements and annual reports According to Sofyan (2008 201) the financial statements are the end result of the accounting process Where the accounting process will not be separated from the accounting policies chosen by the company The companys annual report that reveals social responsibility can not be separated from management policy So it could be an
opportunity for the management to fulfill their own desires For companies listed in ISSI which means the company has been running its operations based on the principles of sharia but in living humans as subjects of economic life is considered not everyone is good This is consistent with agency theory proposed by Eisenhardt (1989) which uses three assumption of human nature namely human beings are generally selfish (self interest) human beings have the power of thought limited on the perceptions of the future (bounded rasionality) and humans always avoid risk (risk averse) The theory also mentions the existence of different interests between principal and agent that will cause opportunistic nature so that the agent (management) are driven to perform earnings management solely to optimize the well-being of himself and no longer works to maximize the benefit and welfare of shareholders In the end if indicated the company is doing earnings management the market response will be negative reflecting the companys earnings quality is low Every company wants financial statements that reflect management success is one of them can be seen from the profits earned by the company However from some previous explanations can lead to gains that are not qualified According Palupi (2006) in Chusnulia (2014) the companys growth factor is one of the factors considered such by investors who have a long-term perspective to get the results of its investments According to Scott (2003) in Ely (2013) the growth opportunities will increase expectations of future earnings that will benefit both investors and companies for their growth opportunities will improve the quality of corporate profits This indicates that the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
54
larger the companys growth opportunities the company is expected to add to profits in the future (Sri Mulyani et al 2007) The growth opportunities the company can be seen from the volume of sales (Chusnulia et al 2014) The higher the companys sales growth the opportunity to make a profit is also higher so the market reaction to the earnings information tend to be positive Therefore the higher the chances of high-growth companies increasingly value the quality of earnings proxied by the ERC (Chusnulia 2014) Research Chusnulia et al 2014 entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange shows that the growth opportunities in proksikan with sales growth has a positive impact on the quality of earnings This illustrates the higher sales growth the higher the profit generated by the company so that companies no longer need to manipulate earnings The study is in line with the results of Naimah and Siddharta 2006 Research Muhammad and Ira ( 2008 ) entitled Effect of Size Growth and Profitability Corporate Response Coefficient Of Profit On Manufacturing Issuer on the JSE stated the companys growth significantly influence earnings response coefficients by proxy sales growth However the results Ely in 2013 and 2014 Erma expressed no effect on the growth opportunities ERC In addition to the accounting information non-accounting information is also used by companies as a tool to interpret financial statements with a better (Chusnulia 2014) One non-accounting information referred to here is the corporate social responsibility (Yossi 2008) Especially manufacturing company that produces more pollution than the non-manufacturing companies so that
in the annual report required additional information (Suwaidan 1997) Research Hong and Andersen (2011) entitled The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Exploratory Study suggested a negative relationship between CSR and earnings management Low earnings management shows that high earnings quality This indicates that the presence of CSR companies tend to reduce or avoid their earnings management practices The research was supported by the results of research Rulfah and Nur (2008) Chih et al (2008) and Ida and Bambang (2015) which suggested a positive relationship between CSR and the quality of earnings Research Chusnulia et al (2014) entitled Factors Affecting Earnings Quality In High Profile Companies Listed on the Stock Exchange stated social responsibility negative effect on the quality of earnings The research was supported by research Sayekti and Sensi (2007) and Ely (2013) However the results MI Mitha and Cecilia (2012) stated CSR disclosure does not affect the ERC Corporate Social Responsibility is a commitment of the company or the business world to contribute to the economic development in a sustainable corporate social responsibility which focuses on the balance between attention to economic social and environmental (Tamba 2015 in Hans et al 2015) CSR can be said that in addition to having economic and legal obligations to shareholders the company is also expected to have attention to stakeholders (Rulfah and Nur 2008) Stakeholders are intended not only businesses and shareholders of the company but includes the surrounding communities and the communities
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
55
involved consumers employees communities and the environment in all aspects of company operations According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi (2015) there is a fundamental difference between the concept of CSR in conventional and Islamic perspectives CSR in the concept of Islam must be in accordance with the Quran and Sunnah While CSR in western concept sometimes can not be separated from the interests of the company itself so that the implementation of CSR be biased The concept of CSR is not only growing in conventional economics but in an Islamic economy is also experiencing growth CSR concept in Islam is closely related to the companies that run business activities in accordance with this concept so hopefully the company can undertake corporate social responsibility Islamically Haniffa (2002) revealed that the limitations of conventional social reporting so that he put forward the conceptual framework of Islamic Social Reporting (ISR) The purpose of the ISR is to demonstrate accountability to God and the community and to increase the transparency of business activities by providing relevant information tailored to the needs of decision makers Muslim spiritual (Haniffa 2002) With the development of the Islamic capital market the companies included into the List of Islamic Securities is expected to give a religious dimension in the annual report for the benefit of stakeholders Muslims (Othman and Thani 2010) Therefore it takes a reference (guideline) to measure the extent of the companies contained in Sharia Securities List making social responsibility report that also presents aspects of religion in the annual report (Septi 2012)
The annual report is one of the media direct communication between companies and investors (Rulfah and Nur 2008) Islamic Social Reporting which is additional information in the annual report of the company which in Islamic economics accountability needed to produce a true and fair disclosure and transparency So that disclosure of financial and non-financial facts should contain information that is correct accurate and available free to users (Maali et al 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 in Junaidi 2015) Therefore the company revealed the Islamic Social Reporting is expected to make the information in the financial statements more relevant it indicates that the high quality of financial reporting Based on the linkages with financial goals in life cycle explicitly that the companys long term goals are investors and improve company performance (Kaplan amp Norton 1996) Age company is considered the investor in making an investment a companys age reflects the company survive and be evidence that the company is able to compete and be able to take business opportunities that exist in the economy Sri research results and Merry (2007) states that there is a significant influence on the life of the company against the income smoothing in banking companies listed in Jakarta Stock Exchange period 2002-2004 Companies that have long-established generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Companies that have long stood would increase their profits because of their previous experience of management in managing its business
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
56
C METHODS
The object of this research sales growth ( X1 ) Islamic Social Reporting ( X2 ) and earnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) This study also uses control variables potentially affecting the quality of earnings which is the age of the company This study was taken among 2012-2014 the researchers used a span of 3 years on the basis that for more data and shows the actual state of the economy lately This research subject is a manufacturing company that was included in the consumer goods sector and various industry sectors listed on ISSI that meet the criteria specified by author The variables used in this study are as follows Independent Variable
1 Sales Growth Growth opportunities the company can be illustrated by the increase in sales volume Higher sales growth would provide hope for the company to earn a profit in the future It would be advantageous for the company and for investors so investors will give a positive response to greater profits for firms with high growth opportunities because it is expected to provide high benefits in the future Positive investor response to information indicating that the profit of the companys profit better quality 2 Islamic Social Reporting The level of disclosure in this study using the ISR Index which consists of six theme with 43 items that have been put forward by Othman et al 2010 Measurement ISR using a scoring index with a value of 0 and 1 Score 0 not to disclose and score one for the express ISR at the companys annual report Heres the formula for calculating the
amount of disclosure level after scoring on the index ISR
119863119894119904119888119897119900119904119906119903119890 119871119890119907119890119897
= Required Score Disclosure
Maximum Score Disclosure
Dependent Variable In this study the dependent variable is earnings quality is proxied by the ERC The higher the ERC the profit reported more quality and vice versa ERC is a regression coefficient obtained from the proxy s stock price by the accounting profit Stock prices used proxy cummulative adalam abnormal return While proxy accounting profits are unexpected earnings ERC is calculated using the following formula CAR= α+ β(UE)+ ε Where CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings β = Regression coefficient (ERC) e = error component
1 Cumulative Abnormal Return This study uses a model of compliance market (market - adjusted model ) who assume that the best estimate for estimating return securities is the market index return This model does not need to use the estimation period because the return of securities equal to the estimated market return CAR can be formulated in the following models
119810119808119825119842119853(minus120787 +120787) = sum 119808119825119842119853
+120787
119853=minus120787
Where ARit = Abnormal return of company i on day t CARit(-5+5) = Cumulative abnormal return of company on event window on t-5 until t+5 The reason researchers use the observation period of 11 days ie t -1 up
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
57
to 5 + 5 because stock prices tend to fluctuate on a couple of days before and after the earnings announcement and some researchers also used the 11-day event window Meanwhile t0 date for determining the date on which the publication of the financial statements 2 Unexpected Earnings Unexpected earnings is the difference between the actual earnings to earnings expectations are scaled by the price per share at the end of the previous period Unexpected earnings per share are used as independent variables the study calculated random walk model with the following
119828119812119842119853 =119812119823119826119842119853 minus 119812119823119826119842119853minus120783
119812119823119826119842119853minus120783
Where UEit = Unexpected earning of company i on period of t EPSit = Earning per share of company i on period of t EPSit-1 = Earning per share of company i on previous period
Control Variable Selection of control variables in this study is based on studies previously where there are several factors that influence the quality of corporate profits Age of Companies is one of the potential factors that affect the quality of earnings Age companies in this study using a length of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (Bambang 2007) For the reason that when the company is listed on the Indonesia Stock Exchange the company must publish financial statements and annual reports that have been set regulator In addition the company has long operated and listed on the Stock Exchange has a lot more experience in published reports that they will be informed of useful information
for users although not required by the regulator This study uses the Chow test and Hausman test to determine the most appropriate technique to estimate parameters of panel data Chow test is enabled to determine whether the panel data to be processed should be estimated using common or Pooled Fixed Effect or Effect The hypothesis to be tested are as follows Ho Common Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value of F obtained probability is smaller than 005 may be decided to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect used instead of Common Effect However if the probability F that is greater than 005 can be decided to accept and reject Ho Ha or in other words Common Effect models are better used than Fixed Effect Based on the above criteria if the test results show that the Common Effect Chow better than Fixed Effect the panel data regression model using models Pooled Least Square (PLS) Further when the test results indicate that the Fixed Effect Chow is better than the Common Effect Hausman test should be performed to determine the selection method or the Fixed Effect Random Effect Hausman test is used to determine which method is more suitable for panel data regression model which is between Random Effects Model (REM) or Fixed Effect Model (FEM) The hypothesis to be tested are as follows Ho Random Effect Model Ha Fixed Effect Model If the value prob Chi-Sq (χ2) is much greater than 005 then the decision is to accept and reject Ho Ha or in other words the model Random Effect is better to use than the model Fixed Effect However if the
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
58
value prob Chi-Sq (χ2) is much smaller than 005 then the decision is to reject Ho and accept Ha or in other words a model Fixed Effect is better to use than the model Random Effect
D RESULTS AND DISCUSSION
Results of hypothesis testing that has been done to prove that the sales growth partially significant positive effect on the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors This suggests that any increase in the sales growth can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research The test results variable sales growth in line with studies Chusnulia et al (2014) which states growth opportunities positive effect on earnings quality by selecting a sample of high-profile companies listed on the Stock Exchange 2009-2012 period In addition the study Muhammad and Ira (2008) stated the companys growth positive effect on earnings response coefficients by proxy sales growth Which in this study earnings response coefficients are used as a proxy for earnings quality It can be concluded that the higher the companys sales growth the quality of the higher corporate profits This indicates that the market response to earnings informed indicate a positive response So the market reaction that forms show trust in a company that has a high growth rate the company does not need to perform earnings management in other words high-quality earnings informed Results of hypothesis testing that has been done to prove that the Islamic Social Reporting partially no significant effect But
the influence of Islamic Social Reporting on the quality of earnings has a positive direction This suggests that any increase in the disclosure of Islamic Social Reporting information can improve the quality of earnings in the consumer goods sector manufacturing companies and various industry sectors which a sample of this research Based on the results of the regression analysis equation earnings quality improved when ISR increased disclosure in the annual report of the company But the test results stating that the ISR has no significant effect on the quality of earnings it is due to the lack of regulation governing the content of the annual report of companies which belong to the ISSI should disclose social responsibility in Islamic ISR so that the disclosure in the annual report on companies listed in ISSI is a sample of this study still showed a low yield with an average value of 39 Because they rarely study that examines the ISR on the quality of earnings then the reference of this study is still limited to the CSR on the quality of earnings Arguing that the ISR is currently developing an extension of CSR but with more detailed indicators and adapted to religious values So the results of this study are consistent research MI Mitha Dwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012) entitled The Effect of Corporate Social Responsibility Disclosure Of Earning Response Coefficient Results of testing the hypothesis that the life company partially significant positive effect on the quality of earnings The results of this research was supported by the results of the study Sri and Merry (2007) performed the banking company listed on the Jakarta Stock Exchange period 2002-2004
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
59
Companies that have long-established generally have experience from previous management in managing its business Thus a company that has an older age have more trust from the public that the company is able to survive and maintain its existence In addition the company with an increasingly older age generally have more stable profitability compared to a new company or that they have a short lifespan Thus the longer the company was established the company is increasingly able to show the existence in the environment and can further increase investor confidence (Sofia and Keni2013) Proxy of earnings quality in the ERC shows that the older the company the higher the value of the ERC obtained
E CONCLUSION
Based on the analysis and discussion that has been done in previous chapters the researchers obtained the following conclusions 1 Simultaneously sales growth Islamic Social Reporting and firm age affects the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 with the contribution of the influence exerted by 3255 while the remaining 6745 is great contributions influence of other factors not examined 2 The sales growth affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 3 Islamic Social Reporting does not affect the quality of earnings in the manufacturing companies listed in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014
REFERENCES
Adhariani (2005) Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan dan Hubungannya Dengan Current Earnings Response Coefficient (ERC) Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 2 No1 24-57 Ahmadi Nugroho 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure Accounting Analysis Journal Hal 1-11 Amanda K M Agung Y 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Bank Syariah Accounting Analysis Journal 5(1) Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi X Makassar 26-28 Juli 2007 Anis Chariri dan Imam Gozali 2003 Teori Akuntansi Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Ball R and L Shivakumar 2007 Earnings Quality at Initial Public Offerings Journal of Accounting and Economics Forthcoming 45 324ndash349 Bambang Sudaryono 2007 Kajian Atas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJ Pada Tahun 2004-2005 Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 7 No 2 Agustus hlm 107-139 Belkaoui Ahmed Riahi 2001 Teori Akuntansi Jakarta Salemba Empat Beneish M and M Vargus Insider Trading Earnings Quality and Accrual Mispricing The Accounting Review 77 no4 (2002) 755-791 Brown S and Warner J (1985) Using Daily Stock Returns Journal of Financial Economics 21 161-193
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
60
Chandra Natadipurba 2015 Ekonomi Islam 101 Bandung PT Mobidelta Indonesia Charitou A C Clubb dan A Andreao 2001 The Effects of Earnings Permanence Growth and Frim Size on the Usefuilness of Cash Flows And Earnings In Explaining Security Returns Empirical Evidence For The UK Journal of Business Finance and Accounting 563-594 Chih et al 2008 Corporate Social Responsibility Investor Protection and Earnings Management Some International Evidence Journal of Business Ethics 79179ndash198 Chusnulia Aryandhita Widayanti Mekani Vestari dan Dessy Noor Farida 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Jurnal Dinamika Ekonomi amp Bisnis 11(1) 46-64 Collins D W Dan SP Kothari 1989 An Analysis of Intertemporal and Cross- Sectional Determinants of Earnings Response Coefficients Journal of Accounting and Economics 11 143-181 Dechow Patricia M Catherine M Schrand 2004 Earnings Quality The Research Foundation of CFA Institute Eisenhardt KM 1989 Agency Theory An Assesment and Review Academy of Management Review Vol 14 No 1 57-74 Eldon S Hendriksen Michael F Van Breda 2000 Teori Akunting Batam Interaksara Ely Imroatussolihah 2013 Pengaruh Risiko Leverage Peluang Pertumbuhan Persistensi Laba dan Kualitas Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile Jurnal Ilmiah Manajemen 1(1) h75-87 Haniffa R 2002 Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective Indonesian Management amp Accounting Research 1 (2) pp128-146
Hans H A Usil SS dan Delima E 2015 Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Jurnal Manajemen Vol15 No1 Hong Y and Andersen M L (2011) The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Earnings Management An Explarotary Study Journal of Business Ethics 104 page 461-471 Ida Ayu T W dan Bambang S H 2015 Konservatisme Akuntansi Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Earnings Response Coefficient E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 131 173-190 Ikatan Akuntan Indonesia 2015 Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015 Jakarta IAI Imam Ghozali Dr Dwi Ratmo 2013 Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi menggunakan Eviews 8 Semarang Badan Penerbit UNDIP Jensen M C amp Meckling W H (1976) Theory of the Firm Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure Journal of Financial Economics 3(4) 305-360 Jogiyanto Hartono 2007 Teori Portofofio dan Analisis Investasi BPFE Yogyakarta John Elkington 1997 Cannibals with Forks The Triple Botton Line of 21st Centaury Business Oxford UK Capstone Jonas G and J Blanchet (2000) Assessing Quality of Financial Reporting Accounting Horizons 14 (3)353-363 Junaidi 2015 Analisis Pengungkapan CSR Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Index Jurnal Akuntansi amp Investasi Vol 16 No1 Kaplan RS dan Norton DP (1996) Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action Harvard Business Review
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
61
Kieso Weygandt Warfield 2002 Intermediate Accounting Edisi Sepuluh Erlangga Jakarta Lambert RA 2001 ldquoContracting Theory and Accountingrdquo Journal of Accounting amp Economics (32) 3 ndash 87 Lani Pujiastuti 2015 Kasus Skandal Keuangan CEO Toshiba Mundur httpfinancedetikcom (diakses Desember 2015) Liputan6 2010 Indeks Sektor Barang Konsumsi Masih Yang Terbaik httpnewsliputan6com (diakses 1 Mei 2016) Muhammad Arfan dan Ira Antasari 2008 Pengaruh Ukuran Pertumbuhan Dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 50-64 Nasir M 2005 Metode Penelitian Cetakan Keenam Penerbit Ghalia Indonesia Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana 2013 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Jurnal Akuntasi h1-10 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis Yogyakarta BPFE Othman dan Thani 2010 ldquoIslamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysiardquo International Business amp Economics Research Journal Volume 9 Number 4 April 2010 Universiti Teknologi MARA Malaysia Pagano P and F Schivardi 2003 Firm Size Distribution and Growth Scandinavian Journal of Economics 105(2) pp 255-274 Rajan MV and RE Saouma 2006 Optimal Information Asymmetry The Accounting Review Vol 81 No 3 May 677 ndash 712
Riduwan 2010 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian Alfabeta Bandung Romney Marshall B dan Paul John Steinbart 2006 Sistem informasi Akuntansi Jakarta Edisi 9 Salemba 4 Rulfah M Daud dan Nur Afni Syarifudin 2008 ldquoPengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Timelines dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Response Coefficientrdquo (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Jurnal Telaah Riset Akuntansi Vol 1 No1 Januari 2008 Hal 82-101 Santoso Singgih 2014 Statistik Parametrik Jakarta PT Elex Media Komputindo Sayekti Yosefa dan Wondabio Ludovicus Sensi2007 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi XMakasar Schipper K dan L Vincent 2003 Earnings quality Accounting Horizons 17 97-110 Schroeder Richard G dan Clark Myrtle (1995) Accounting Theory Text amp Readings John Wiley amp Sons New York Scott W R (2011) Financial Accounting Theory 6th Edition Scarborough Ontario Prentice-Hall Canada Inc Scott William R (2009) Financial Accounting Theory 5th Edition Canada Pearson Canada Inc Septi Widiawati dan Surya Raharja 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011 Diponegoro Journal Of Accounting Vol 1 No 2 1-15 Sofia PD dan Keni 2013 Pengaruh Umur Perusahaan Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
62
Perusahaan Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 15 No 1 1-12 Sofyan Syafri Harahap 2009 Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Soraya Fitria dan Dwi Hartanti 2010 ldquoIslam dan Tanggung Jawab Sosial Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeksrdquo Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto Sri Daryanti Zen dan Merry Herman 2007 Pengaruh Harga Saham Umur Perusahaan dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Jumal Akuntansl amp ManajemenVol 2 No 2 Sri Mulyani Nur Fadjrih Asyik dan Andayani 2007 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta JAAI 11(1) h35-45 Sri Murni dan Andriana 2007 Pengaruh Insider Ownership Intitutional Investor Dividend Payment dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Jurnal akuntansi dan bisnis Vol 7 No 1 Februari Hal 15-24 Sri Nurhayati 2015 Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta Salemba Empat Stice Earl K Stice James D dan Skousen F K 2004 Akuntansi Intermediate Salemba Empat Jakarta Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif da RampB Bandung Alfabeta Suharto Edi (2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2) Bandung Refika Aditama
Sunarto 2009 ldquoTeori Keagenan dan Manajemen Labardquo Kajian Akuntansi Vol 1 No 1 Februari13-28 Surifah 2010 Kualitas laba dan pengukurannya Jurnal Ekonomi Manajemen dan AKuntansi Vol 8 231-46 Tria KP Etna N A Y 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012 Diponegoro Journal of Accounting Vol 3 No 2 Wibisono 2007 Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility Surabaya Media Grapka Wild JohnJ Subramanyam Halsey 2005 Analisis Laporan Keuangan Buku 1 Edisi 8 Salemba Empat Jakarta Yossi Diantimala 2008 Pengaruh Akuntansi Konservatif Ukuran Perusahaan Dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC) Jurnal Telaah amp Riset Akuntansi Vol 1 No 1 Hal 102-122 Zaenal Fanani 2009 Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Vol 6 No 1 Zahroh Naimah dan Siddharta Utama (2008) ldquoPengaruh ukuran perusahaan pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJrdquo Jurnal simposium nasional akuntansi 11 pontianak _________httpwwwcompascom _________httpwwwcsrindonesiacom _________httpwwwhalalmuiorg _________httpwwwmenlhgoid _________httpwwwojkgoid _________httpwwwsyariahsahamcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
63
KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANK
SYARIAH DI ASIA
Putri Wulansari 1
Setiawan
Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamic
banks in seven countries ranked GFIR 2015 This research method uses descriptive quantitative
Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the
calculation scheme Measurement of financial performance in this study using the method of
Economic Value Added (EVA) Measurement of non-financial performance in this study using
maqashid syariah index consists of six ratios of ten ratios available The ratios consist of the
ratio of education funding research cost ratio training cost ratio promotion cost ratio fair
return ratio functional distribution ratio interest-free product ratio profit profit ratio
personal income ratio and real sector investment ratio From the research result it is found that
all sharia banks have good financial performance by generating positive EVA value In non-
financial performance the result of bank rankings with good performance are as follows Bank
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
Keywords Bank Syariah Economic Value Added (EVA) Maqashid Syariah Index (MSI)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada bank
syariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015 Metode penelitian ini menggunakan kuantitif
deskriptif Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisis
secara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan Pengukuran kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA) Pengukuran kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio dari
sepuluh rasio yang tersedia Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan rasio biaya
penelitian rasio biaya pelatihan rasio biaya promosi rasio pengembalian adil rasio distribusi
fungsional rasio produk bebas bunga rasio labakeuntungan rasio pendapatan pribadi dan rasio
investasi sektor riil Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memiliki
kinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif Pada kinerja non
keuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut Bank
1 Korespondensi penulis putriwlnsrgmailcom
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
64
Islam Malaysia Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri Syariah Kuwait Finance House Abu
Dhabi Islamic Bank Al-Rajhi Bank
PENDAHULUAN
Besarnya potensi keuangan syariah
dapat dilihat pada peringkat industri
keuangan syariah Indonesia yang menempati
peringkat ke empat setelah Iran Malaysia
dan Saudi Arabia (Global Islamic Financial
Report 2011) Penilaian ini didasarkan
kepada beberapa aspek dalam penghitungan
indeks seperti jumlah bank syariah jumlah
lembaga keuangan non-bank syariah
maupun ukuran aset keuangan syariah yang
memiliki bobot terbesar Menurut Ceramah
Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
jika melihat beberapa aspek pengukuran
Indonesia di prediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan (Adzhani dan Rini 2017) Namun
pada studi yang sama di tahun 2015
menyatakan bahwa Indonesia turun ke
peringkat ketujuh setelah Iran Malaysia
Saudi Arabia Bahrain Kuwait dan United
Arab Emirates (Global Islamic Financial
Report 2015) Pertumbuhan aset yang terus
meningkat yang dialami oleh bank syariah di
Indonesia tidak menjamin kinerja yang
dilakukanya pun bagus Buktinya dalam
studi yang dilakukan Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015 Indonesia
hanya menjadi peringkat ke tujuh pada
peringkat industri keuangan syariah di
dunia hal ini merupakan penurunan dimana
pada tahun 2011 Indonesia sempat
menempati posisi ke kempat
Dalam kondisi perekonomian yang
sedang berkembang sektor bank memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam
peranannya yang merupakan suatu lembaga
intermediasi keuangan Sektor perbankan
mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan ekonomi nasional kondisi
perbankan baik tidaknya bisa berdampak
pula pada perekonomian secara keseluruhan
Sehingga upaya memperkuat sektor
perbankan nasional menjadi faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional
Dengan kinerja yang baik maka bank akan
bisa mencapai laba usaha yang diinginkan
Laba yang meningkat setiap tahunnya belum
tentu dapat memberikan nilai tambah bagi
pemilik modal dan nasabah pemodal
Dengan ikut dihitungnya biaya modal akan
mengurangi keuntungan maka hasil dari
perhitungan tersebut akan mencerminkan
nilai tambah bagi pemegang saham dan
nasabah pemodal Menurut Rudianto (2006
340) EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi
dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta
jika perusahaan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya
modal (cost of capital) Menurut Gulo dan
Ernawati (2011) EVA dapat mengukur
kinerja secara tepat dengan memperhatikan
sepenuhnya kepentingan dan harapan
penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham)
Menurut Hammed (dalam Huda dan
Nasution 2009 132) menyatakan bahwa
lembaga keuangan syariah perlu
menggunakan prinsip full disclosure (Prinsip
yang mendorong lembaga seperti bank
syariah untuk melaporkan secara optimal
tidak saja kinerja keuangan melainkan
kinerja non keuangan) Siddiqi (1980) dalam
antonio etal (2012) menyatakan ldquobahwa
pendirian bank syariah memiliki tujuan
untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian Maqashid al-syarirsquoahrdquo Adanya
konsep tentang maqashid al-syarirsquoah dalam
konteks pengukuran kinerja non keuangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
65
bank syariah dinilai penting untuk
melengkapi pengukuran kinerja keuangan
menggunakan rasio-rasio keuangan yang
berasal dari bank konvensional Hal ini
bertujuan untuk memberikan evaluasi secara
menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
dimiliki bank syariah Dari uraian diatas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
kinerja keuangan dan kinerja non keuangan
bank syariah dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA) dan
Maqashid Syariah Index (MSI) pada bank
syariah dengan aset tertinggi di negara yang
masuk kedalam tujuh besar Global Islamic
Financial Report pada tahun 2015
KAJIAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu (Wirawan 2009 5)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu
bagian dari sistem pengendalian manajemen
yang termasuk di dalamnya yaitu keputusan
perencanaan penilaian kinerja dan
operasional karyawan (Antonio etal 2012)
Dalam hal ini pengukuran kinerja juga
dapat diartikan sebagai salah satu alat
manajemen untuk menentukan sejauh mana
tujuan perusahaan telah tercapai
mengevaluasi kinerja dan aktivitas bisnis
manajer divisi dan individu di dalam suatu
perusahaan yang juga digunakan untuk
memprediksi ekspektasi perusahaan di masa
depan (Yuwono etal 2004)
Kinerja Keuangan Menggunakan Metode
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) adalah
ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu
menangkap laba ekonomis perusahaan yang
sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain
EVA juga merupakan ukuran kinerja yang
secara langsung berhubungan dengan
kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu Analisis penelitian ini dilakukan
karena peneliti ingin mendeskripsikan
kinerja keuangan dan juga ingin melihat
perbedaan besarnya nilai tambah maka
peneliti dalam model analisis data
menggunakan metode EVA EVA
merupakan hasil pengurangan total biaya
modal terhadap laba operasi setelah pajak
Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity Langkah ndash langkah
untuk menghitung EVA (Van Horne 2007)
Menghitung NOPAT (Net Operating After
Tax)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung NOPAT adalah sebagai berikut
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak
Laba usaha yang digunakan adalah
laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum
bunga Pajak yang digunakan dalam
perhitungan adalah pengorbanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut
Menghitung Invested Capital
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Invested Capital adalah sebagai
berikut
Invested Capital = Total Hutang amp Ekuitas ndash
Hutang Jk Pendek
Total hutang dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
66
Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan
perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dan atas pinjaman
itu tidak dikenai bunga seperti hutang
usaha hutang pajak biaya yang masih harus
dibayar dan lain-lain
Menghitung WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung WACC adalah sebagai berikut
WACC = (D x rd) (1 ndash Tax) + (E x re)
Keterangan
Perhitungan beban bunga pada bank
syariah adalah margin pembiayaan diterima
karena pembiyaan yang diterima merupakan
dana yang diperoleh dari entitas lain dengan
kewajiban membayar kembali sesuai dengan
persyaratan dalam akad Pembiayaan
diterima diakui sebesar nilai nominalnya
pada saat perjanjian ditandatangani
Menghitung Capital Charges
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Capital Charges adalah sebagai
berikut
Capital Charges = WACC x Invested
Capital
Menghitung EVA (Economic Value
Added)
Rumus yang digunakan untuk
menghitung EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT ndash Capital charges
atau
EVA = NOPAT ndash (WACC x Invested
Capital)
Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai
berikut (Rudianto 2006)
Apabila EVA gt 0 berarti nilai EVA
positif yang menunjukkan telah terjadi
proses nilai
tambah pada perusahaan
Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi
impas atau Break Event Point
Apabila EVA lt0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak terjadi
proses nilai
tambah
Kinerja Non Keuangan Menggunakan
Metode Maqashid Syariah Index
Maqashid al-syarirsquoah adalah maksud
Allah selaku pembuat syarirsquoah untuk
memberikan kemaslahatan kepada manusia
Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan
dlaruriyah hajiyah dan tahsiniyah agar
manusia bisa hidup dalam kebaikan dan
dapat menjadi hamba Allah yang baik
(Sahroni dan Karim 20167) Metode
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighted seperti
pada penelitian sebelumnya Metode ini
digunakan untuk melihat seberapa besar
pencapaian indeks maqashid dengan
melakukan penjumlahan masing-masing
rasio yang memiliki bobot nilai tertentu
yang telah ditentukan oleh pakar syariah di
dunia (Antonio etal 2012)
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
67
Ukuran kinerja perbankan syariah
yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan kerangka maqashid
syariah index Tujuannya adalah untuk
mengukur kinerja perbankan syariah yang
selama ini masih menggunakan rasio
keuangan konvensional (Mohammed dan
Dzuljastri 2008) Dalam melakukan analisis
menggunakan pendekatan maqashid syariah
index ada beberapa langkah pengukuran
yang dilakukan yaitu menentukan rasio
kerja menghitung rasio kinerja bank syariah
dengan menggunakan masing-masing rasio
melakukan pembobotan masing-masing
rasio kinerja dan terakhir adalah
menjumlahkan nilai rasio kinerja tersebut
Berikut adalah langkah yang dilakukan
dalam penelitian menggunakan maqashid
syariah index
Penentuan Rasio Kinerja Non Keuangan
Berdasarkan Maqashid Syariah Index
Dalam penentuan rasio kinerja non
keuangan didasarkan pada ketersediaan data
yang
diperlukan dalam penelitian ini Penelitian
ini akan menggunakan enam rasio yang
mewakili
dua variabel untuk diuji pada bank
syariahenam rasio tersebut yaitu
Laba Total Pendapatan (R5)
Mudharabah dan MusyarakahTotal
Pembiayaan (R6)
Pendapatan bebas bungaTotal
pendapatan (R7)
Laba bersih Total Aset (R8)
Zakatlaba bersih (R9)
Investasi sektor rillTotal Investasi
(Penyaluran) (R10)
Menghitung Kinerja Berdasarkan
Masing-Masing Rasio Kinerja Non
Keuangan Maqashid Syariah Index
Langkah kedua dilakukan adalah
dengan melakukan perkalian antara bobot
setiap
variabel dengan bobot dan rasio kinerja
setiap elemen Secara sistematis model
penghitungan ini dapat dibuat seperti
berikut
Maqashid Syariah Index yang kedua
establishing justice
atau
(O2) adalah maqashid syariah index yang
kedua establishing justice
1198822
2 adalah bobot untuk keadilan
E6 adalah bobot untuk elemen keenam pada
O2
E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh pada
O2
R6 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen keenam O2
R7 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen ketujuh O2
Maqashid Syariah Index yang ketiga
public interest
atau
1198823
3 adalah bobot untuk kepentingan
masyarakat
E8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
E9 adalah bobot untuk elemen kesembilan
pada O3
E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluh
pada O3
R8 adalah bobot untuk elemen kedelapan
pada O3
R9 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesembilan O3
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
68
R10 adalah ukuran kinerja sampel
berdasarkan rasio elemen kesepuluh O3
Menentukan Jumlah Masing-Masing
Rasio Kinerja Perbankan Dalam Tiga
Indikator Kinerja
Menghitung jumlah masing-masing
rasio kinerja dalam tiga indikator kinerja
kemudian membandingkan kinerja bank
syariah dan manganalisisnya Secara
sistematis penjumlahan tersebut ialah
sebagai berikut
Keterangan
IK (O2) Tujuan Keadilan
IK (O3) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat
Peneliti sebelumnya melakukan
verifikasi pengukuran kinerja yang
dikembangkan kepada 16 ahli di bidang
perbankan melalui kuisioner Keenambelas
ahli tersebut diminta menjawab pertanyaan
terkait pembobotan yang diberikan kepada
masing-masing rasio agar dapat terukur
serta mengidentifikasi ulang komponen
pengukuran kinerja apakah diterima dan
sesuai dengan kondisi perbankan Dari hasil
penelitian tersebut maka ditetapkanlah
sepuluh rasio pengukuran kinerja perbankan
syariah menggunakan pendekatan maqashid
syariah index Bobot rata-rata yang
diberikan oleh para ahli dijelaskan dalam
tabel
Tabel Bobot Variabel dalam Maqashid
Syariah Index
Sumber Mohammed Dzuljastri dan Taib
(2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menurut pendekatanya
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
Dalam penelitian ini penelitian deskriptif
digunakan untuk menjelaskan hasil dari
perhitungan dalam menganalisis kinerja
bank syariah sedangkan penelitian
kuantitatif digunakan untuk menghitung
tingkat presentasi rasio maqashid syariah
index dan menghitung kinerja keuangan
dengan EVA Pupolasi yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah bank syariah
yang ada di Asia periode 2015 Sedangkan
sampel untuk penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2013122) Metode ini digunakan karena
penulis mengambil sampel perbankan
syariah dengan pertimbangan sebagai
berikut
Bank syariah yang memilik aset tertinggi
di Asia
Bank syariah di negara yang termasuk
dalam tujuh peringkat Islamic Financial
Country Index 2015
Bank syariah yang menyediakan Annual
Report yang dipubilkasikan pada tahun
2015
Berdasarkan pertimbangan tersebut
dan setelah mempelajari ketersediaan data
penulis menentukan mengambil enam
sampel untuk diteliti yaitu Bank Syariah
Mandiri Bahrain Islamic Bank Abu Dhabi
Islamic Bank Kuwait Finance House Al-
Rajhi Bank dan Bank Islam Malaysia
HASIL PENELITIAN
Kinerja Keuangan Bank Syariah
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
69
Penilaian kinerja keuangan
berdasarkan EVA (Economic Value Added)
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
bagi pihak internal maupun eksternal dalam
mengambil keputusan Secara lengkap EVA
(Economic Value Added) enam bank syariah
dengan aset terbesar di Asia pada tahun
2015 adalah sebagai berikut
Tabel EVA (Economic Value Added) Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
nilai Economic Value Added yang dicapai
oleh semua bank yang diteliti bernilai
positif hal ini berarti kinerja keuangan bank
baik karena telah mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis bagi pemilik modal
Perhitungan tingkat kinerja bank
syariah menggunakan metode Economic
Value Added pada enam bank syariah yang
diteliti telah menunjukkan hasil yang baik
Semua bank yang diteliti telah menunjukkan
nilai positif pada hasil akhir perhitungan
Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVA
menghasilkan nilai positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya
modal perusahaan hal ini menunjukan
bahwa perusahaan sudah dapat menambah
nilai ekonomis kedalam perusahaan Hal ini
sejalan dengan perhitungan yang dilakukan
pada setiap bank yang diteliti semua
menunjukkan bahwa nilai NOPAT lebih
besar dari pada nilai biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan
Proporsi modal yang dikeluarkan
untuk kegiatan investasai juga harus
diperhatikan dengan baik karena hal ini juga
akan menekan biaya modal sendiri yang
dikeluarkan Semakin besar modal yang
diinvestasikan semakin besar juga biaya
modal yang akan dikeluarkan sehingga
peran manajemen sangat penting dalam
memilih dimana dana dapat diinvestasikan
dengan baik Sebagai contoh bisa dilihat
pada biaya modal yang ada di BSM dan
BisB Ketika BSM menginvestasikan
dananya senilai USD 5201204695 dan
BisB menginvestasikan dananya senilai
USD 2218669742 maka secara langsung
kita dapat melihat bahwa biaya modal yang
akan muncul akan lebih besar BSM
dibandingkan BisB karena dana yang
ditanamkan oleh BSM lebih besar Namun
pada hasil perhitungan biaya modal BisB
lebih besar yaitu USD 26703174
dibandingkan biaya modal BSM yang hanya
mencapai USD 21547050 hal ini terjadi
karena proporsi modal sendiri dibandingkan
total modal dan ekuitas yang diinvestasikan
BisB sangat besar yaitu 0744 jika
dibandingkan BSM yang hanya mencapai
00803 Seperti yang telah dikemukakan
pada penelitian Fatoni Hilman (2011)
proporsi ekuitas perlu diperhatikan untuk
menghindari peningkatan nilai cost of equity
sehingga dapat menurunkan nilai capital
charge menjadi lebih efektif Alternatif lain
manajemen dapat menggunakan sumber
dana lain untuk membiayai modalnya tetapi
tidak begitu mengandung resiko yang
dipengaruhi oleh faktor ekternal iklim
politik dan perekonomian
Menurut Karamoy Jilly dkk (2015)
dalam Fatoni Hilman (2011) manajemen
terus menciptakan laba yang besar dan
menurunkan biaya modal dngan selalu
mengedepankan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) itu berarti
kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik
dan perusahaan mampu menciptakan nilai
tambah bagi para pemilik modal Penciptaan
laba yang besar dan menurunkan biaya
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
70
modal dengan selalu mengedepankan prinsip
kehati-hatian adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan nilai
tambah bagi perusahaan Hal ini terlihat
seperti yang terjadi pada ADIB dan KFH
ketika ADIB memperoleh laba sebesar USD
52441286916 dan biaya modal yang harus
dikeluarkan senilai USD 137804785 jika
dibandingkan dengan KFH yang
memperoleh laba lebih besar dibandingkan
ADIB sebesar USD 68999199316 dan
biaya modal yang harus dikelurkan lebih
besar sebesar USD 518934752 bisa
disimpulkan bahwa ADIB dapat menekan
biaya modal yang dikeluarkan jika
dibandingkan dengan KFH Meskipun KFH
memiliki laba yang lebih besar namun biaya
modal yang dikelurkan juga besar sehingga
menciptaan nilai tambah yang diperoleh
KFH sebesar USD 171057242 lebih kecil
dibandingkan ADIB yaitu sebesar USD
386608084
Pengukuran kinerja keuangan
menggunakan Economic Value Added perlu
diterapkan oleh perbankan syariah karena
dengan menggunakan EVA hasil
perhitungan dapat memperlihatkan secara
jelas apakah perusahaan telah mampu
menciptakan nilai tambah bagi para pemilik
modal sehingga dengan jelas nasabah atau
calon nasabah dapat melihat kinerja
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
Namun perlu pengembangan metode EVA
agar sesuai dengan prinsip syariah Adanya
penyesuaian tentang data-data yang
digunakan dalam perhitungan karena
selama ini masih menggunakan istilah
konvensional
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Perhitungan dari kinerja non keuangan
berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-
Syariah dilakukan dengan menghitung
berdasarkan perhitungan dari kriteria rasio
yang memiliki bobot Empat rasio kinerja
yang berkaitan dengan tujuan syariah
pertama yaitu
pendidikan individu telah dihilangkan dari
analisis ini dikarenakan tidak tersedianya
data
yang memadai
Kinerja Non keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Keadilan
Tujuan kedua berdasarkan Maqashid
al-Syariah yaitu tujuan keadilan
Perhitungan aspek tujuan keadilan ini
mencakup rasio distribusi fungsional dan
rasio produk bebas bunga Secara lengkap
hasil perhitungan tujuan keadilan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan Bank
Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa pencapaian tujuan
keadilan dari
Maqashid al-Syariah secara optimal dicapai
oleh Bank Syariah Mandiri Bahrain Islamic
Bank dan Al-Rajhi Bank karena nilai
pencapaian tujuan keadilan bank tersebut
berada
diatas rata-rata yaitu lebih dari 01854
Kinerja Non Keuangan Bank Syariah
Berdasarkan Tujuan Kepentingan
Masyarakat
Tujuan ketiga Maqashid al-Syariah
yaitu tujuan kepentingan masyarakat
Perhitungan aspek tujuan kepentingan
masyarakat ini mencakup rasio profitabilitas
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
71
rasio pendapatan personal dan rasio investasi
sektor riil Berdasarkan tabel IV3
pencapaian optimal tujuan kepentingan
masyarakat hanya diperoleh oleh Bank Islam
Malaysia dan Abu Dhabi Islamic Bank
dengan pencapaian nilai tujuan kepentingan
masyarakat diatas rata-rata Empat bank lain
masih belum memenuhi tujuan kepentingan
masyarakat karena nilai yang diperolehnya
masih dibawah rata-rata Hasil perhitungan
pencapaian tujuan kepentingan masyarakat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Pencapaian Tujuan Kepentingan
Masyarakat Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Peringkat Kinerja Non Keuangan Bank
Syariah menggunakan Maqashid Syariah
Index
Perhitungan peringkat maqashid
syariah dengan maqashid syariah index
menggunakan metode perhitungan Sample
Additive Weighted atau penjumlahan
berbobot Perhitungan ini menghasilkan nilai
MSI (maqashid syariah index) dan nilai MSI
terbesar diberi peringkat pertama nilai
terbesar kedua diberi peringkat kedua dan
seterusnya Penilaian tersebut dapat dilihat
pada tabel IV4 dibawah ini
Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja Non
Keuangan (Maqashid Syariah Index)
Bank Syariah 2015
Sumber Hasil Olahan Microsoft Excel
Berdasarkan di atas didapat peringkat
kinerja non keuangan berdasarkan Maqashid
al-Syariah peringkat pertama diraih oleh
Bank Islam Malaysia diikuti oleh Bahrain
Islamic Bank Bank Syariah Mandiri Abu
Dhabi Islamic Bank Kuwait Finance House
dan yang terakhir Al-Rajhi Bank Abu
Zahrah (2014) dalam Revaindi (2016)
mejelaskan bahwa maslahat menjadi tujuan
puncak dalam Maqashid al-Syariah
Meskipun pembagian tujuan Maqashid al-
Syariah sendiri juga mencakup tujuan
kepentingan masyarakat dan tujuan keadilan
Berdasarkan konsep tersebut dapat diketahui
bahwa dengan melihat rata-rata dari setiap
tujuan pada Tabel IV4 diatas maka
pencapaian tujuan keadilan lebih
mendominasi dengan nilai rata-rata 01854
jika dibandingkan dengan pencapaian tujuan
kepentingan masyarakat yang hanya sebesar
004920 jika mengacu pada konsep
maslahah maka belum ada bank syariah
yang mencapainya Karena belum ada bank
syariah yang dapat memenuhi semua nilai
dari rata-rata yang ada
Hasil perhitungan kinerja non
keuangan menggunakan Maqashid Syariah
Index menunjukkan peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama
ditempati oleh Bank Islam Malaysia
Bahrain Islamic Bank Bank Mandiri
Syariah Kuwait Finance House Abu Dhabi
Islamic Bank dan yang terakhir Al-Rajhi
Bank Perolehan tersebut didasarkan atas
nilai dari setiap rasio tujuan keadilan dan
rasio tujuan kepentingan Masyarakat yang
diperoleh setiap bank kemudian kedua rasio
tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan
nilai akhir MSI Hasil ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan laporan yang diliris
oleh Global Islamic Financial Reports pada
tahun 2015 Meskipun Malaysia tetap
diurutan teratas namun untuk Indonesia
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
72
sendiri naik keposisi ketiga jika dihitung
mengunakan MSI Bahrain pula naik ke
posisi kedua setelah malaysia Abu Dhabi
turun pada posisi kelima Kuwait turun pada
posisi keempat dan Saudi Arabia turun jauh
ke posisi keenam Perbedaan ini tejadi
karena rasio yang digunakan atau objek
penilaian yang dilakukan berbeda antara
GIFR dan yang dilakukan peneliti
Dari kedua hasil perhitungan
menunjukkan bahwa perbankan syariah
Indonesia belum bisa menjadi peringkat
pertama dalam hal pencapaian kinerjanya
Meskipun banyak faktor pendukung
Indonesia untuk bisa menjadi pemimpin
dalam dunia keuangan syariah seperti yang
dinyatakan dalam GIFR 2011 bahwa
Indonesia diprediksi akan menduduki
peringkat pertama dalam beberapa tahun
kedepan Namun pada kenyataannya laporan
GIFR 2015 menyatakan Indonesia masih
berada di peringkat ketujuh dan dalam
perhitungan Maqashid Syariah Index bank
syariah Indonesia masih berada di posisi
ketiga Hal ini berarti bank syariah Indonesia
harus mengupayakan usahanya dalam
memastikan kejujuran dan keadilan dalam
semua transaksi maupun kegiatan usaha
yang dapat menciptakan ketidakadilan
seperti riba kecurangan dan korupsi Hal ini
semata-mata untuk pencapaian tujuan
syariah pembentukan keadilan yang baik
lagi meskipun Indonesia sudah lebih unggul
dalam tujuan keadilan dibandingkan negara
lain Tujuan kepentingan masyarakat pada
bank syariah Indonesia perlu ditingkatkan
lagi mencakup profitabilitas dan investasi
pada sektor riil karena pencapaian
Indonesia pada tujuan kepentingan
masyarakat ini terbilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan negara lain seperti
Malaysia UEA Kuwait Saudi Arabia dan
Bahrain
Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Maqashid Syariah Index perlu
diterapkan oleh industri perbankan syariah
dibandingkan hanya fokus pada rasio
keuangan karena tujuan perbankan syariah
sendiri tidak hanya fokus pada pencapaian
keuangan melainkan untuk kemaslahatan
umat Bank syariah juga dapat mendukung
dengan menyajikan ketersediaan data
dengan menyiapkan sejumlah laporan
seperti laporan aktivitas pemegang
sahamlaporan aktivitas pegawai aktivitas
terkait nasabah (Pendanaan pembiayaan dan
jasa)
PENUTUP
Kinerja keuangan menggunakan
Economic Value Added untuk perbankan
syariah telah menghasilkan kinerja yang
baik yaitu bernilai positif Hal ini berarti
semua bank syariah telah mampu
menghasilkan nilai tambah bagi pemilik
modal Hasil perolehan nilai tambah masing-
masing bank berbeda sesuai dengan laba
yang diperoleh jumlah dana yang
diinvestasikan dan biaya modal yang harus
dikeluarkan
Kinerja non keuangan Berdasarkan
metode Maqashid Syariah Index dapat
diketahui pencapaian peringkat sebagai
berikut berurutan dari peringkat pertama dan
seterusnya beserta perolehan nilai MSI
1 Bank Islam Malaysia (028419)
2 Bahrain Islamic Bank (027100)
3 Bank Mandiri Syariah (025903)
4 Kuwait Finance House (021912)
5 Abu Dhabi Islamic Bank (019918)
6 Al-Rajhi Bank (017512)
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi
oleh biaya modal yang dikeluarkan
Sehingga manajemen perlu menekan biaya
modal seminim mungkin agar nilai
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
73
pengembalian kepada pemegang saham
semakin baik Untuk hasil kinerja non
keuangan menggunakan Maqshid Syariah
Index dapat dijadikan acuan bank syariah
dalam operasinya agar lebih memperhatikan
faktor keadilan dan kepentingan masyarakat
agar dapat mencapai tujuan syariah itu
sendiri yaitu kemaslahatan umat
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Tamba 2012 Analisis Kinerja
Keuangan Menggunakan Pendekatan
EVA dan MVA pada Perusahaan go
Public skripsi
Antonio SyafirsquoI 2001 Bank Syariah dari
Teori ke PraktikGema Insani Jakarta
Antonio etal 2012 ldquoAn Analysis of Islamic
Banking Performance Maqashid
Index Implementation in Indonesia
and Jordaniardquo
Ascarya 2006 Akad dan Produk Bank
Syariah Jakarta PT Raja Grafindo
Persada
Badan Pusat Statistik Jumlah penduduk
muslim di Indonesia [Online]
Tersedia httpswwwbpsgoid
diakses pada 5 Maret 2017
Ermawati Wita Juwita 2011 Analisis EVA
(economic value added) dan MVA
(market value added) Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Keuangan PT
SA Jurnal Institut Pertanian Bogor
Bogor
Fatoni Hilman 2011 Penilaian Kinerja
Bank Syariah dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added (EVA)
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Global Islamic Financial Report 2011
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Global Islamic Financial report 2015
httpwwwgifrnet diakses pada 17
Maret 2017
Kasmir 2012 Manajemen Perbankan
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Mahmud dan Rukmana 2010 Bank syariah
teori kebijakan dan studi Empiris di
Indonesia Jakarta Erlangga
Mamdud M Hanafi 2004 Manajemen
Keuangan Yogyakarta BPFE
Mohammed Dzuljastri dan Taib 2008 The
Performance Measures of Islamic
Banking Based on the Maqashid
Framework
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution
2009 Current Issues Lembaga
Keuangan Syariah Jakarta Kencana
Otoritas Jasa Keuangan Statistik
pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia
[Online]Tersediawwwojkgoididk
analsyariahdatadanstatistikdefault
aspx diakses pada 5 Maret 2017
Ramadhan Reviandi 2016 Analisis
Pengukuran Kinerja Non Keuangan
dan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia Tugas Akhir
Politeknik Negeri Bandung Bandung
Rudianto 2006 Akuntansi Manajemen
Jakarta Gransindo
Santoso 2009 Manajemen keuangan Teori
dan Aplikasi Yogyakarta BPFE
Sawir 2005 Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Soemarso 2004 Akuntansi sebagai
pengantar Jakarta Salemba Empat
Sudarsono Heri 2012 Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah Edisi keempat
Yogyakarta
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
74
Sugiono 2013 Metode Penelitian Bisnis
Bandung ALFABETA
Suwiknyo 2010 Dwi Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Ulum Ihyaul 2005 Akuntansi Sektor Publik
Sebuah Pengantar (Cet2) Universitas
Muhammadiyah Malang
Van Horne James C dan Wachowicz 2007
Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan Jakarta Salemba Empat
Wirawan 2009 Evaluasi kinerja sumber
daya manusia teori aplikasi dan
penelitian wirawan Jakarta Salemba
Empat
Yuwono Sony et al 2004 Petunjuk Praktis
Penyusunan Balance Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwinfosyariahcom2016096-
bank-syariah-terbesar-di-duniahtml
diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwicmioridblog201508inilah-
bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-
dunia diakses pada 17 Maret 2017
httpwwwconvertworldcomidmata-
uangarab-saudisar-
usdhtml13965880000 diakses ada 21
Maret 2017
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
75
INKLUSI KEUANGAN EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN
DANA ZAKAT
Hasna Katsurayya
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional Dalam jangka panjang tujuan
utama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki Hal ini menunjukkan
bahwa zakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu
negara Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor
keuangan menandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya
sebagai pengentas kemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana
zakat nasional melalui OPZ di Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif Populasi
dari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia Sampel menggunakan data penghimpunan dan
penyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan juga
penyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agar
mendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan
Kata kunci Inklusi Keuangan Penghimpunan Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zakat adalah salah satu sektor
penting dalam filantropi Islam Sebagai rukun
Islam ketiga zakat wajib dibayarkan oleh
setiap Muslim yang memenuhi syarat
(muzakki) untuk menyucikan hartanya
dengan cara menyalurkan zakatnya kepada
mustahik (penerima zakat) Zakat ini tidak
hanya berfungsi untuk menolong
perekonomian mustahik tetapi juga dapat
menjadi instrumen penyeimbang dalam
sektor ekonomi nasional Dalam jangka
panjang tujuan utama zakat adalah
mentransformasi para mustahik menjadi
muzakki Hal ini menunjukkan bahwa zakat
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
76
sangat berpotensi untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di
suatu negara
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2015 penduduk
Indonesia berjumlah 21666 juta dengan
persentase penduduk Muslim 85 dari total
populasi Sebagai negara dengan jumlah
penduduk Islam yang sangat besar
Indonesia sangat berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan salah satunya
melalui instrumen zakat Berikut data
pertumbuhan penghimpunan dana zakat
infak dan sedekah (ZIS) tahun 2002-2015
(BAZNAS 2016)
Tabel 11 Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Tahun
Rupiah
(miliar)
Petumbuhan
()
2002 6839 -
2003 8528 2470
2004 15009 7600
2005 29552 9690
2006 37317 2628
2007 740 9830
2008 920 6696
2009 1200 3043
2010 1500 2500
2011 1729 1530
2012 2200 2724
2013 2700 2273
2014 3300 2222
2015 3700 2121
sumber Outlook BAZNAS 2017 (data
diolah)
Gambar 11 Grafik Pertumbuhan
Penghimpunan Dana ZIS
Data tersebut mengindikasikan
bahwa terdapat peningkatan kesadaran
masyarakat yang cukup tinggi untuk
berzakat melalui organisasi pengelola zakat
(OPZ) baik BAZNAS maupun LAZ
Pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun
2004 2005 dan 2007 diduga karena
terjadinya bencana alam tsunami di Aceh
dan gempa bumi di Yogyakarta Namun data
tersebut belum masih menunjukkan realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
77
zakat sebesar Rp 37 triliun yang sangat
timpang dibandingkan potensi zakat
nasional yang disebutkan dalam penelitian
BAZNAS Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan Islamic Development Bank (IDB) yaitu
sebesar Rp 217 triliun dimana pada tahun
2015 OPZ hanya mampu menyerap dan
mengelola dana ZIS sebesar Rp 37 triliun
atau 17 dari total potensi zakat nasional
Sebagaimana perannya untuk
kesejahteraan masyarakat Berbagai
penelitian banyak dilakukan tentang sejauh
mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan
masyarakat Irfan Syauqi Beik amp Laily Dwi
Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang
kemudian menjadi solusi dalam
meningkatkan peran zakat terhadap
pengentasan kemiskinan Dalam optimasi
instrumen zakat di Indonesia setidaknya
terdapat 4 langkah yaitu (1) sosialisasi dan
edukasi publik berkelanjutan mengenai
konsep zakat (2) dukungan peraturan
pemerintah (3) percepatan kapasitas
organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah
kepemimpinan BAZNAS serta (4)
memperkuat kerjasama zakat internasional
Inklusi keuangan merupakan upaya
untuk mendorong sistem keuangan agar
dapat diakses seluruh lapisan masyarakat
sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas sekaligus mengatasi
kemiskinan (Irmawati et al 2013) Inklusi
Keuangan bertujuan untuk meniadakan
segala bentuk hambatan terhadap akses
masyarakat dalam memanfaatkan layanan
jasa keuangan dengan didukung oleh
infrastruktur yang ada (World Bank amp
European Commission 2008) Dengan
demikian inklusi keuangan merupakan suatu
bentuk pengentasan kemiskinan dengan
memaksimalkan infrastruktur keuangan
yang ada agar dapat diakses oleh seluruh
masyarakat yang ada
Inklusi keuangan merupakan isu
yang pada umumnya sering terjadi di
mayoritas negara yang kurang maupun
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
78
sedang berkembang Lebih dari setengah
penduduk Indonesia tidak memiliki akses
pada lembaga keuangan formal Hasil survei
rumah tangga yang dilakukan Bank
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa 62 rumah tangga tidak memiliki
tabungan sama sekali Hal ini
mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan
rekening masyarakat Indonesia dinilai masih
rendah Sementara itu data Bank Dunia
menyebutkan bahwa pada tahun 2014
bahwa 359 orang dewasa di Indonesia
(umur 15 tahun ke atas) memiliki rekening
di lembaga keuangan formal (Canggih et al
2017)
Perkembangan teknologi pun
kemudian menjadi bagian tak terpisahkan
dalam prosesi inklusi keuangan termasuk
memfasilitasi pembayaran dan penyaluran
dana zakat Data yang tercatat menunjukkan
kecenderungan konsumen berperilaku saat
ini Menurut survei yang dilakukan
penghimpun donasi Rumah Zakat
pergeseran tren pembayaran zakat ke online
terjadi sejak 2015 Dari metode pembayaran
zakat yang biasanya dengan cara
konvensional (tatap muka) kini masyarakat
lebih memilih membayar zakat secara
online Pada 2016 75 dari dana zakat yang
berhasil dikumpulkan oleh Rumah Zakat
didapat dari donasi dan zakat online
(httpswwwduniafintechcomtren-baru-
menunaikan-zakat-lewat-e-commerce
diakses pada 7 Juli 2018)
Identifikasi Masalah
Geliat ekonomi syariah mulai
menemukan momentumnya dan gaung
inklusi dalam sektor keuangan menandakan
bahwa zakat memiliki peranan yang penting
Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat
dalam pembagunan ini yaitu (1)
memoderasi kesenjangan sosial (2)
membangkitkan ekonomi kerakyatan (3)
mendorong munculnya model terobosan
dalam pengentasan kemiskinan dan (4)
mengembangkan sumber pendanaan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
79
pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS
2017)
Urgensi dari peran zakat sebagai
instrumen inklusi keuangan kemudian
menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk
mensukseskannya Penelitian ini bertujuan
untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat
sebagai instrumen inklusi keuangan dan
perannya sebagai pengentas kemiskinan
selama 2010-2015 dilihat dari
penghimpunan dan penyaluran dana zakat
nasional melalui OPZ di Indonesia
Kontribusi dan Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efektivitas zakat sebagai instrumen
inklusi keuangan dalam rangka mendukung
pemerintah OPZ serta masyarakat untuk
turut serta membangun inklusi keuangan
melalui zakat
METODOLOGI PENELITIAN DAN
KAJIAN PUSTAKA
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian analisis deksriptif Metode
deskriptif adalah meode yang dilakukan
untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi dalam penelitian ini metode
deksriptif digunakan untuk mengetahui dan
menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi
keuangan dan pengentas kemiskinan melalui
data penghimpunan dan penyaluran dana
zakat melalui dana zakat nasional melalui
BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya
yang tercatat di BAZNAS
Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel
pada penelitian ini adalah penghimpunan
dan penyaluran dana zakat nasional melalui
OPZ di Indonesia pada tahun 2010-2015
Teknik penghimpunan data yang digunakan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
80
adalah teknik dokumentasi untuk
memperoleh data laporan publikasi
Kajian Pustaka
Dari segi bahasa zakat memiliki kata
dasar ldquozakardquo yang berarti berkah tumbuh
suci bersih dan baik Zakat merupakan
kewajiban dari Allah SWT untuk
memberikan sebagian harta kepada yang
berhak menerima dengan ketentuan dan
syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan
Wasilah 2013 278) Dalam Masterplan
Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah
Indonesia (MAKSI) yang dirilis oleh
BAPPENAS zakat merupakan salah satu
pilar penting dalam Religious Financial
Sector Keberadaan zakat dalam kerangka
ini menjadi komplemen penyempurna yang
tidak dimiliki oleh model keuangan
konvensional Penguatan ekonomi syariah
tidak bisa terlepas dari pertumbuhan
pengelolaan zakat di Indonesia Hadirnya
karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang
berkualitas diharapkan memberikan
implikasi positif bagi perekonomian antara
lain akses sumberdaya ekonomi yang
merata dorongan implementasi konsep bagi
hasil harmonisasi sektor keuangan dan
sektor riil investasi berkelanjutan dan
bertanggung jawab praktek ekonomi yang
berhati-hati dan pemenuhan prinsip syariah
Praktik dari semua ini muaranya adalah
bagaimana tujuan pembangunan dan
ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni
mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Literasi keuangan (financial literacy)
yang artinya melek keuangan menurut buku
podoman Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia yang dimaksud dengan
literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge) keyakinan
(confidence) dan ketrampilan (skill)
konsumen dan masyarakat luas sehingga
mereka mampu mengelola keuangan yang
lebih baik Berdasarkan pengertian tersebut
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
81
dapat disimpulkan bahwa konsumen produk
dan jasa keuangan maupun masyarakat luas
diharapkan tidak hanya mengetahui dan
memahami lembaga jasa keuangan serta
produk dan jasa keuangan melainkan juga
dapat mengubah atau memperbaiki perilaku
masyarakat dalam pengelolaan keuangan
sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka
Upaya pengentasan kemiskinan
harus mampu memadukan antara sosial
inklusif keuangan inklusif dan ekonomi
inklusif Sosial inklusif memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat
menyangkut kebutuhan dasar khususnya
bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan
pendidikan dan mobilisasi sosial seperti
yang diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945 yang menjadi peran pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan masyarakatnya
Keuangan inklusif memperluas akses
masyarakat terhadap sektor keuangan formal
dengan meningkatkan kelayakan
masyarakat Sedangkan ekonomi inklusif
bertujuan untuk memberikan peluang atau
akses terhadap masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan seperti
pemberdayaan UMKM (Syaifullah dalam
Susilo 2015)
I PEMBAHASAN
Organisasi pengelola zakat (OPZ)
yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS
BAZNAS Provinsi BAZNAS
KabupatenKota dan LAZ yang terdata oleh
BAZNAS OPZ tersebut selama tahun 2015-
2017 telah melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat sebagai berikut
Tabel 31 Pertumbuhan Penghimpunan
Dana Zakat Tahun 2010-2015
Ta
hu
n
BAZ
NAS
BAZN
AS
Provin
si
BAZN
AS
KabK
ota LAZ
Nasion
al
(Total)
Pertu
mbu
han
20
10
3312
5920
074
30651
22580
82
52560
85806
93
63491
74821
26
15001
64240
975 -
20
11
4040
3967
865
20448
21577
49
82401
49644
26
65996
32693
58
17288
64359
398
1525
20
12
5021
2435
875
25325
28213
46
11797
16104
080
72921
75900
43
22123
98951
344
2797
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
82
20
13
5923
8304
066
16454
82867
203
28168
79746
12
65319
49238
48
26396
04069
729
1931
20
14
8229
3545
780
41545
10200
92
14223
64285
476
13798
91148
652
33000
00000
000
2502
20
15
9406
8893
820
64279
75148
41
88530
91698
50
22081
93434
453
36503
69012
964
1062
sumber Outlook BAZNAS 2017
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
penghimpunan zakat nasional dari tahun ke
tahunnya selalu mengalami peningkatan
Namun pertumbuhan tersebut tidak selalu
meningkat di setiap tahunnya seperti pada
tahun 2013 dan 2015 Peningkatan pada
tahun 2013 (1931 persen) lebih rendah
daripada peningkatan di tahun 2012 (2797
persen) begitu pula peningkatan pada tahun
2015 (1062 persen) yang lebih rendah dari
peningkatan di tahun 2014 (2502 persen)
Meski demikian setiap tahun selalu ada
peningkatan jumlah dana zakat yang
terkumpul
Tabel 32 Penyaluran Zakat berdasarkan
Ashnaf berdasarkan OPZ
As
hna
f
Nasiona
l
OPZ
BAZN
AS
BAZN
AS
Provins
i
BAZN
AS
KabKo
ta
LAZ
Rp R Rp Rp Rp
(jut
a)
p
(j
ut
a)
(ju
ta)
(ju
ta)
(jut
a)
Fa
kir
Mi
ski
n
15
24
05
8
7
4
3
6
50
7
33
8
9
3
2
22
2
49
6
6
7
2
3
37
1
36
2
7
6
1
9
87
94
67
7
4
8
9
Mu
ala
f
19
09
8
0
9
3
10
0
0
2
7
29
6
2
2
0
5
88
2
1
2
1
59
11
0
5
0
Riq
ob
10
62
7
0
5
2
0
0
0
0
14
9
0
0
4
1
08
7
0
2
2
93
91
0
8
0
Gh
ari
mi
n
13
21
4
0
6
4
1
05
0
1
8
5
2
64
9
0
8
0
6
73
4
1
3
8
27
80
0
2
4
Fii
Sa
bili
lla
h
45
90
56
2
2
4
4
85
9
8
5
5
84
6
23
2
5
2
7
94
2
52
1
9
3
4
27
53
22
2
3
4
4
Ibn
u
Sa
bil
23
48
4
1
1
5
15
0
0
2
6
13
7
50
4
1
5
8
08
7
1
6
6
14
97
0
1
3
Tot
al
20
49
53
7
1
0
0
56
8
03
1
0
0
33
0
96
2
1
0
0
48
7
40
5
1
0
0
11
74
36
7
1
0
0
Di setiap OPZ proporsi penyaluran
ini bervariasi BAZNAS Provinsi seperti
halnya secara nasional menempatkan ibnu
sabil mualaf gharimin dan riqob
berurutan meskipun proporsinya berbeda
dari nasional BAZNAS dan BAZNAS
KabupatenKota juga menempatkan riqob
sebagai kelompok dengan alokasi paling
sedikit tetapi BAZNAS mengalokasikan
gharimin ibnu sabil dan mualaf berturut-
turut di atas riqob sementara BAZNAS
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
83
KabupatenKota menempatkan ibnu sabil
gharimin dan mualaf berturut-turut sebelum
riqob yang bahkan tidak mendapat alokasi
dana zakat Sementara itu LAZ
mengalokasikan dana zakat untuk riqob
lebih dari alokasi untuk mualaf gharimin
dan ibnu sabil berturut-turut
Selain data penghimpunan dan
penyaluran ZIS yang telah dijelaskan
sebelumnya hal penting lainnya yang perlu
dianalisis adalah rasio efektivitas
penyerapan dana zakatnya atau disebut
Allocation to Collection Ratio (ACR) Rasio
ini dapat mengukur kemampuan sebuah
lembaga zakat dalam menyalurkan dana
zakatnya dengan cara membagi total dana
penyaluran dengan total dana penghimpunan
(Zakat Core Principles 2015) ACR ini
dinyatakan dalam persentase yang dapat
dibagi ke dalam lima kategori yaitu
1 Highly effective (jika ACR ge
90 persen)
2 Effective (jika ACR mencapai
70 ndash 89 persen)
3 Fairly Effective (jika ACR
mencapai 50 ndash 69 persen)
4 Below Expectation (jika ACR
mencapai 20 ndash 49 persen)
5 Ineffective (jika ACR ˂ 20
persen)
Tabel 33 Allocation to Collection Ratio
(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun
2016
Provinsi ACR () Keterangan
Nanggroe Aceh
Darussalam 14706 Highly Effective
Sumatera Utara 2919 Below
Expectation
Sumatera Barat 6416 Fairly Effective
Riau 6286 Fairly Effective
Jambi 6910 Fairly Effective
Sumatera
Selatan 6292 Fairly Effective
Bengkulu 3687 Below
Expectation
Lampung 3231 Below
Expectation
Kepulauan
Bangka
Belitung
4527 Below
Expectation
Kepulauan Riau 5056 Fairly Effective
DKI Jakarta 2528 Below
Expectation
Jawa Barat 3801 Below
Expectation
Jawa Tengah 2117 Below
Expectation
Yogyakarta 2515 Below
Expectation
Jawa Timur 5048 Fairly Effective
Banten 4724 Below
Expectation
Bali 7158 Effective
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
84
Nusa Tenggara
Barat 5617 Fairly Effective
Nusa Tenggara
Timur 5297 Fairly Effective
Kalimantan
Barat 003 Ineffective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Tengah 11372 Highly Effective
Kalimantan
Selatan 6265 Fairly Effective
Kalimantan
Timur 5298 Fairly Effective
Kalimantan
Utara 5983 Fairly Effective
Sulawesi Utara 7810 Effective
Sulawesi
Tengah 1110 Ineffective
Sulawesi
Selatan 1516 Ineffective
Sulawesi
Tenggara 0 Ineffective
Gorontalo 7624 Effective
Sulawesi Barat 0 Ineffective
Maluku 2921 Below
Expectation
Maluku Utara 8022 Effective
Papua 3614 Below
Expectation
Papua Barat 0 Ineffective
Berdasarkan data pada Outlook
BAZNAS 2017 dari 34 provinsi terdapat
dua provinsi dengan kategori Highly
Effective empat provinsi dengan kategori
Effective sebelas provinsi dengan kategori
Fairly Effective sebelas provinsi dengan
kategori Below Expectation dan enam
provinsi dengan kategori Ineffective
Sedangkan total ACR seluruh provinsi di
Indonesia menunjukkan angka 45 persen
atau kategori Below Expectation Kategori
Below Expectation ini menunjukkan bahwa
total dana zakat yang disalurkan masih lebih
sedikit dibandingkan dana zakat yang
dihimpun
Rendahnya nilai efektivitas
penyerapan atau nilai ACR ini
mengindikasikan adanya pengelolaan zakat
yang belum efektif dilakukan oleh lembaga
zakat Hal ini dapat juga disebabkan oleh
kurang lengkapnya data pelaporan yang
terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum
merepresentasikan keseluruhan data yang
terdapat di seluruh lembaga zakat yang
tersebar di Indonesia Belum optimalnya
data pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan
evaluasi ke depannya agar setiap lembaga
zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah
dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA
Potensi zakat nasional di Indonesia
mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
85
lalu kalau dihitung sampai tahun 2017
jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua
Forum Zakat Bambang Suherman dalam
httpswwwkiblatnet20180305forum-
zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-
217-triliun diunduh pada 22 Juni 2018)
Pada tahun 2017 Rp 217 triliun tersebut
setara dengan 340 dari total Produk
Domestik Bruto (Firdaus et al 2012)
Selanjutnya 34 dari PDB akan menjadi
estimasi untuk perhitungan potensi zakat
tahun 2010-2015 untuk kemudian
dibandingkan dengan jumlah penghimpunan
dana zakat pada tahun tersebut
Tabel 34 Estimasi Perbandingan Potensi
dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat
Tah
un
Realisasi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Produ
k
Domes
tik
Bruto
(dala
m
miliar
rupiah
)
Estimasi
Potensi
Zakat
Nasional
(dalam
rupiah)
Perse
ntase
Realis
asi
atas
Poten
si
Dana
Zakat
()
201
0
1500164
240975
6864
1331
233380525
400000
064
201
1
1728864
359398
7287
6353
247779600
200000
069
201
2
2212398
951344
7727
0834
262720835
600000
084
201
3
2639604
069729
8564
8666
291205464
400000
091
201
4
3300000
000000
8962
5113
304725384
200000
108
201
5
3650369
012964
8982
5113
305405384
200000
119
sumber bpsgoid dan
puskasbaznascom (data diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat
sangat rendah dibandingkan dengan estimasi
potensi zakat di Indonesia Keefektifan zakat
dalam mengentas kemiskinan akan lebih
baik apabila jumlah penghimpunan dana
zakat semakin besar semakin mendekati
potensi dana zakat nasional Penyaluran
dana zakat oleh OPZ yang sudah cukup
baik harus ditingkatkan kembali agar dapat
mencapai seluruh pelosok nusantara
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya pun diindikasikan bahwa
tingkat pembayaran zakat khususnya zakat
atas pendapatan terutama pada kalangan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
86
akademisi cukup rendah Banyak akademisi
yang belum membayarkan zakat terutama
zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah
2016) Tingkat inklusi pembayaran zakat
yang rendah tersebut bertolak belakang
dengan fakta penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim Salah satu kemungkinan
penyebab rendahnya inklusi pembayaran
zakat tersebut adalah masih banyaknya
orang yang wajib zakat di Indonesia
menyalurkan zakatnya langsung kepada
mustahiq tanpa melalui lembaga zakat Hal
ini menyebabkan pembayaran zakat tersebut
tidak terdata oleh pengelola zakat (Dompet
Dhuafa 20093 Uzaifah 2007135 Infoz
201121)
Faktor lain yang juga menjadi salah
satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi
zakat adalah rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pengelola
zakat Kepercayaan kepada organisasi
pengelola zakat yang minim menjadi
penyebab kesenjangan hal ini disebabkan
oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan
zakat yang tidak terpublikasikan kepada
masyarakat (Hafiduddin 2011 Chalikuzhi
2009 dan Wahid et al 2009) Hal ini
mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas
Penelitian tentang akuntabilitas Non
Government Organization (NGO) telah
banyak dilakukan Kenyataannya ditemukan
bahwa NGO memiliki banyak kelemahan
terkait akuntabilitas karena minimnya
penyampaian informasi kepada masyarakat
(Fikri et al 2010)
Ada OPZ yang melaporkan
keuangannya hanya dalam bentuk neraca
yang antara dana zakat dana infak dana
amil dan dana non halal dicampur menjadi
satu Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit
keuangan Dana yang tercampur juga
menyulitkan manajemen untuk melakukan
pentasyarufan karena tidak mengetahui
besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian
amil (Amri 2015) Dari permasalahan
tersebut diajukan sejumlah solusi guna
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
87
mengurangi permasalahan dalam penerapan
PSAK 109 (Amri 2015) di antaranya
1 Memperbaiki niat dan menjaga
amanah masyarakat karena dana
ZIS itu hanyalan titipan yang
harus ditasyarufkan
2 Memperbaiki struktur pengurus
dan manajemen pengelolaan
ZIA karena masih banyak
pengelolaan ZIS hanya sekedar
sampingan
3 Pemaksimalan Forum
Organisasi Zakat (FOZ) yang
ada di daerah-daerah untuk
bersinergi sehingga saling
bertukar ilmu dan informasi
baik dari aturan pemerintah
sampai dengan pelaporan
terhadap muzzaki
4 Adanya pelatihan penggunaan
PSAK 109 yang ditujukan
untuk semua manajer keuangan
atau staf keuangan OPZ
sehingga pelaporan keuangan
dapat terstruktur dan rapi serta
berakibat pada meningkatnya
akuntabilitas OPZ
5 Bagi OPZ yang telah memiliki
dana amil yang cukup
disarankan memiliki software
khusus untuk laporan keuangan
sehingga memudahkan
accounting dalam pelaporan
Berkaitan dengan peran penting
zakat dalam inklusi keuangan pembayaran
zakat perlu menjadi perhatian semua pihak
yang terlibat Tindakan dan langkah nyata
untuk mempengaruhi masyarakat membayar
zakat melalui lembaga zakat khsusunya Hal
ini bisa dilakukan melalui banyak cara
misalnya dengan menyediakan informasi
yang tepat dan berkelanjutan seminar
kampanye dan juga diskusi terbuka tentang
isu terkini dalam zakat maal Pemahaman
orang yang wajib membayar zakat juga
harus ditingkatkan karena hal ini
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
88
mempengaruhi besaran dana zakat yang
dihimpun oleh lembaga zakat (Syahrullah
dan Ulfah 2016)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
meluncurkan program Layanan Keuangan
Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif
(Laku Pandai) Laku Pandai merupakan
program keuangan inklusif yang
memungkinkan masyarakat membuka
rekening tabungan menabung dan menarik
dana melalui perantara agen cabang dan
dikukung dengan penggunaan teknologi
informasi Program ini bertujuan
menyediakan produk-produk keuangan yang
sederhana mudah dipahami dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang belum
dapat menjangkau layanan keuangan Selain
itu juga melancarkan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhuan ekonomi dan pemerataan
pembagunan antarwilayah di Indonesia
terutama antara desa dan kota
Pada Juni 2017 lalu Presiden pun
mengesahkan untuk membuka agen zakat
sebagai salah satu kegiatan dari Laku
Pandai Ketua OJK Muliaman Darmasyah
Hadad menjelaskan pemanfaatan agen laku
pandai merupakan salah satu cara untuk
mempermudah pembayaran zakat dari para
muzzaki dan membantu proses penyaluran
zakat kepada para mustahik
(httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan diunduh pada 22 Juni 2018)
Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh
pemerintah ini kemudian menjadi bukti
nyata pentingnya mengakomodir zakat
sebagai salah satu instrumen inklusi
keuangan baik itu dalam penghimpunan
maupun penyaluran dana zakat
II KESIMPULAN
Penghimpunan dana zakat dari tahun
ke tahunnya selalu mengalami peningkatan
begitupun dengan persentase realisasi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
89
penghimpunan dana zakat dibandingkan
dengan estimasi potensi dana zakat di
Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat
walupun angka realisasi penghimpunan dana
zakat dibandingkan dengan potensi dana
zakat sangat jauh terlampau dengan kisaran
realisasi pada 06-11 Adapun
penyaluran dana zakat lebih dari 50 sudah
efektif dalam penyalurannya yang berarti
juga masih ada sangat banyak evaluasi yang
diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat
dalam menyalurkan dana zakat dalam
rangka pengentasan kemiskinan
Dalam nuansa inklusi keuangan yang
sangat gencar sekarang ini zakat disebut
sebagai salah satu instrumen yang sangat
berperan penting Sehingga perbaikan masif
dari berbagai pihak sangat penting dalam
membantu inklusi keuangan Berdasarkan
data di atas dapat dilihat bahwa
kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan
dana zakatnya terkendala oleh akuntabilitas
dari lembag a zakat itu sendiri sehingga
lebih memilih untuk menyalurkan zakatnya
langsung kepada mustahik Selain itu juga
masih ada rendahnya kesadaran masyarakat
dalam membayar zakat seperti zakat
profesi zakat maal dan lainnya
Lembaga zakat disini berperan untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam
mengelola dana zakat meningkatkan
akuntabilitasnya dan juga melaksanakan
literasi zakat secara masif pada berbagai
kalangan Pemerintah pun perlu mendorong
sarana dan prasaran dalam mendukung
inklusi keuangan zakat ini Salah satunya
pada Juni 2017 lalu pemerintah meresmikan
pembayaran zakat dalam salah satu program
inklusi keuangan yang ada di bawah
naungan OJK yaitu program Laku Pandai
REFERENSI
[1] Bank Indonesia (2014) Booklet
Keuangan Inklusif Jakarta Bank
Indonesia
[2] Buku Statistik BAZNAS 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
90
[3] Canggih C Fikriyah K amp Yasin A
(2017) Inklusi Pembayaran Zakat di
Indonesia Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam (Journal of Islamic Economics
and Business) 3(1)
[4] Chalikuzhi A (2009) Problems amp
Prospects Of Contemporary Zakat
Management A Qualitative Embedded
Case Studies Investigation Dissertasi
tidak Dipublikasikan The Faculty Of
The Programme On Strategy Program
And Project Management Lille
Prancis
[5] Dompet Dhuafa (2009) Survey
Persepsi Publik Tentang Zakat dan
Pengelolaan zakat Maal Jabodetabek
[6] Fikri A M Sudarma EG
Sukoharsono dan B Purnomosidhi
(2010) ldquoStudi Fenomenologi
Akuntabilitas Non Government
Organizationrdquo Jurnal Akuntansi
Multiparadigma Vol 1 No 3 hal
409-420
[7] Firdaus M Beik I S Irawan T amp
Juanda B (2012) Economic estimation
and determinations of Zakat potential in
Indonesia Jeddah Islamic Research
and Training Institute
[8] Hafidhuddin D (2011) ldquoPeran
Strategis Organisasi Zakat Dalam
Menguatkan Zakat Di Duniardquo Al-Infaq
Jurnal Ekonomi Islam Vol 2 No 1
hal 4-7
[9] httpswwwduniafintechcomtren-
baru-menunaikan-zakat-lewat-e-
commerce
[10] httpswwwwartapilihancomzakat-
keuangan-inklusif-dan-pengentasan-
kemiskinan
[11] Infoz (2011) Perlu definisi Kontekstual
Mustahik edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus
2011
[12] Irmawati S Damelia D amp Puspita D
W (2013) Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Email jebiunpadacid Volume VI Nomor 2 Desember 2016 ISSN 2089-306X
91
Pedesaan JEJAK Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan 6(2)
[13] M Amri Cahyadi (2015)
Permasalahan dalam Penerapan
Akuntansi Zakat PSAK 109
[14] Nengsih N (2015) Peran perbankan
syariah dalam mengimplementasikan
keuangan inklusif di
Indonesia Etikonomi 14(2)
[15] Pusat Kajian Strategis Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) (2017)
Outlook Zakat Indonesia 2017
[16] Syahrullah Maria Ulfah (2016)
Response of Indonesian Academicians
toward Factors Influencing the Payment
of Zakat on Employment Income
Research on Humanities and Social
Sciences Vol6 No10 87-94
[17] Syauqi Beik Irfan dan Arsyiati Laily
Dwi (2015) Optimazation of Zakat
Instrument in Indonesiarsquos Poverty
Alleviation Programme ResearchGate
Conference Paper May 2013
[18] Uzaifah (2007) ldquoStudi Deskriptif
Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam
DIY Dalam Membayar Zakatrdquo La Riba
Jurnal Ekonomi Islam Vol 1 No 1
hal 127-143
[19] Wahid H dan RA Kader (2010)
Localization Of Malaysian Zakat
Distribution
Perceptions Of Amil And Zakat
Recipients Seventh International
Conference
ndash The Tawhidi Epistemology Zakat and
Waqf Economy Bangi
[20] wwwojkgoid
- volume VI nomor 2 Desember 2016pdf
-
- Page 1
-
- Volume IV Nomor 2 Desember 2016pdf
- Belakang Indopdf
-