waham dan skizofrenia

22
BAB II PEMBAHASAN 1. Sebutkan definisi waham dan jenis-jenis waham ? Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol Jenis Waham Pengertian Prilaku Pasien Waham kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda Dengan orang lain, diucapkan berulang- ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan “Saya ini pejabat di kementrian semarang!” “Saya punya perusahaan paling besar lho “. Waham agama Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang- ulang tetapi tidak sesuai dengan “ Saya adalah tuhan yang bisa menguasai dan mengendalikan semua makhluk”. LBM II Page 3

Upload: hardi

Post on 05-Dec-2015

92 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

waham dan skizofrenia

TRANSCRIPT

Page 1: waham dan skizofrenia

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sebutkan definisi waham dan jenis-jenis waham ?

Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai

dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol

Jenis Waham Pengertian Prilaku Pasien

Waham kebesaran Keyakinan secara

berlebihan bahawa dirinya

memiliki kekuatan khusus

atau kelebihan yang berbeda

Dengan orang lain,

diucapkan berulang-ulang

tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan

“Saya ini pejabat di

kementrian semarang!”

“Saya punya perusahaan

paling besar lho “.

Waham agama Keyakinan terhadap suatu

agama secara berlebihan,

diucapkan berulang-ulang

tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

“ Saya adalah tuhan yang

bisa menguasai dan

mengendalikan semua

makhluk”.

Waham curiga Keyakinan seorang atau

sekelompok orang yang

mau merugikan atau

mencederai dirinya,

diucapkan berulang ulang

tetepi tidak sesuai dengan

kenyataan.

“Saya tahu mereka mau

menghancurkan saya,

karena iri dengan

kesuksesan saya”

Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa

tubuh atau bagian tubuhnya

“Saya menderita kangker”

padahal dari hasil

LBM II Page 3

Page 2: waham dan skizofrenia

terserang penyakit,

diucapkan berulang ulang

tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

pemeriksaan lab tidak

terdapat sel kangker dalam

tubuhnya

Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa

dirinya sudah meninggal

dunia, diucapkan berulang

ulang tetapi tidak sesuai

dengan kenyataan

“Ini saya berada dialam

kubur ya? Ini semua yang

ada disini adalah roh

rohnya”

2. Apa saja Factor yang mempengaruhi gangguan kejiwaan ?

Belum ditemukan etilogi yang pasti mengenai skizofrenia. Ada beberapa hasil

penelitian yang dilaporkan saat ini yang mempengaruhi yaitu :

A. Faktor Biologi

Tidak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomonik ditemukan

pada penderita skizofrenia. Meskipun demikian beberapa gangguan organik dapat

terlihat (telah direplika dan dibandingkan) pada sub populasi pasien. Gangguan yang

paling banyak dijumpai yaitu pelebaran ventrikel tiga dan lateral yang stabil yang

kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit; atropi bilateral lobus temporal

medial dan lebih spesifik yaitu girus parahipokampus, hipokampus dan amigdala;

disorientasi spasial set piramid hipokampu; dan penurunan volume korteks prefrontal

dorsolateral. Beberapa penelitian melaporkan bahwa semua perubahan ini tampaknya

statis dan telah dibawa sejak lahir (tidak ada gliosis), dan pada beberapa kasus

perjalanannya progresif. Lokasinya menunjukkan gangguan perilaku yang ditemui

pada skizofrenia; misalnya, gangguan hipokampus dikaitkan dengan impermen

memori dan atropi lobus frontalis dihubungkan dengan simptom negatif skizofrenia.

Penemuan lain yaitu adanya antibodi sitomegalovirus dalam cairan serebrospinal

(CSS), limposit atipikal tipe P (terstimulasi), gangguan fungsi hemisfer kiri, gangguan

transmisi dan pengurangan ukuran korpus kalosum, pengecilan vermis serebri,

penurunan aliran darah dan metabolisme glukosa di lobus frontal (dilihat dengan PEI),

kelainan EEG, EP P300 auditorik (dengan EEG), sulit memusatkan perhatian, dan

perlambatan waktu reaksi, serta berkurangnya kemampuan menamakan Benda.

LBM II Page 4

Page 3: waham dan skizofrenia

Pada individu yang berkembang menjadi skizofrenia terdapat peningkatan

insiden komplikasi persalinan {prematur, berat badan lahir rendah (BBRL), lahir pada

masa epidemi influenza} , lebih besar kecenderungan lahir pada akhir musim dingin

atau awal musim panas, dan terdapat gangguan neurologi minor. Kemaknaan

penemuan-penemuan ini belum diketahui. Bagaimanapun, ini menunjukkan adanya

dasar biologik dan heterogenitas skizofrenia.

B. Faktor Biokimia

Etiologi biokimia skizofrenia belum diketahui. Hipotesis yang paling banyak

yaitu adanya gangguan neurotransmiter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas

dopamin sentral (hipotesis dopamin). Hipotesis ini dibuat berdasarkan tiga penemuan

utama:

Efektivitas obat-obat neuroleptik (misalnya fenotiazin) pada skizofrenia, bekerja

memblok reseptor dopamin pasca sinaps (tipe D2).

Terjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin. Psikosis yang terjadi sukar

dibedakan, secara klinik, dengan psikosis skizofrenia paranoid akut. Amfetamin

melepaskan dopamin sentral. Selain itu, amfetamin juga memperburuk

skizofrenia.

Adanya peningkatan jumlah reseptor D2 di nukleus kaudatus, nukleus akumben,

dan putamen pada skizofrenia.

Penelitian reseptor D1, D5, dan D4, saat ini, tidak banyak memberikan hasil.

Teori lain yaitu peningkatan serotonin di susunan saraf pusat (terutama 5-HT2A) dan

kelebihan NE di forebrain limbik (terjadi pada beberapa penderita skizofrenia).

Setelah pemberian obat yang bersifat antagonis terhadap neurotransmiter tersebut

terjadi perbaikan klinik skizofrenia.

C. Faktor Genetika

Skizofrenia mempunyai komponen yang diturunkan secara signifikan,

kompleks dan poligen.1° Sesuai dengan penelitian hubungan darah (konsanguinitas),

skizofrenia adalah gangguan bersifat keluarga (misalnya; terdapat dalam keluarga).

LBM II Page 5

Page 4: waham dan skizofrenia

Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi risiko. Pada penelitian anak

kembar, kembar monozigot mempunyai risiko 4-6 kali lebih sering menjadi sakit bila

dibandingkan dengan kembar dizigot. Pada penelitian adopsi, anak yang mempunyai

orang tua skizofrenia diadopsi , waktu lahir, oleh keluarga normal, peningkatan angka

sakitnya sama dengan bila anak-anak tersebut disuruh sendiri oleh orang tuanya yang

skizofrenia. (lihat tabel).

Frekuensi kejadian gangguan non-

psikotik meningkat pada keluarga skizofrenia

dan secara genetik dikaitkan dengan

gangguan kepribadian ambang dan skizotipal

(gangguan spektrum skizofrenia), gangguan

obsesif-kompulsif, dan kemungkinan

dihubungkan dengan gangguan kepribadian

paranoid dan antisosial.

D. Faktor keluarga

Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam

menimbulkan kekambuhan dan mem-pertahankan remisi. Pasien yang pulang ke

rumah sering relaps pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang

ditempatkan di residensial. Pasien yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama

keluarga yang hostilitas, memperlihatkan kecemasan yang berebihan, sangat protektif

terhadap pasien, terlalu ikut campur, sangat pengeritik (disebut Ekspresi Emosi

tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak "dibebaskan" oleh keluarganya.

Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi dan

aneh pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar atau tidak

jelas dan sedikit tak logis. Pada tahun 1956, Betson' menggambarkan suatu

karakteristik "ikatan ganda" yaitu pasien sering diminta oleh anggota keluarga untuk

merespons pesan yang bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan. Penelitian

terbaru menyatakan bahwa pola komunikasi keluarga tersebut mungkin disebabkan

oleh dampak memiliki anak skizofrenia.

3. Bagaimana Hubungan gangguan yang dialami ayah klien dengan kondisi anaknya ?

LBM II Page 6

Page 5: waham dan skizofrenia

Pasien dan Ayahnya memiliki hubungan yang menyebabkan pasien bisa mengalami

kondisi gangguan jiwa, karena pada dasarnya gangguan jiwa yang dialami pasien adalah

karena dua faktor pencetus dari ayahnya yaitu keadaan ayahnya yang sering marah marah

kepada pasien dan melarangnya untuk bergaul dengan laki laki.

Seperti yang dijelaskan pada soal nomer 3, bahwa faktor keluarga berpengaruh

terhadap gangguan kejiwaan

Faktor keluarga

Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan

kekambuhan dan mem-pertahankan remisi. Pasien yang pulang ke rumah sering relaps

pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang ditempatkan di residensial.

Pasien yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama keluarga yang hostilitas,

memperlihatkan kecemasan yang berebihan, sangat protektif terhadap pasien, terlalu ikut

campur, sangat pengeritik (disebut Ekspresi Emosi tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak

"dibebaskan" oleh keluarganya.

Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi dan aneh

pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar atau tidak jelas dan

sedikit tak logis. Pada tahun 1956, Betson' menggambarkan suatu karakteristik "ikatan

ganda" yaitu pasien sering diminta oleh anggota keluarga untuk merespons pesan yang

bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan. Penelitian terbaru menyatakan bahwa

pola komunikasi keluarga tersebut mungkin disebabkan oleh dampak memiliki anak

skizofrenia.

4. Bagaimana cara penegakan diagnosis kerja dari scenario ?

Gejala yang ada pada ayah klien : Marah-marah terhadap klien, memukul klien,

melarang klien saat dekat dengan laki-laki, jadi berdasarkan gejala di atas dapat kita

simpulkan bahwa ayah klien mengalami skizofrenia yang tak terinci (undifferentiated).

Dimana pedoman diagnostic skizofrenia yang tak terinci (undifferentiated) menurut

PPDGJ-III adalah sebagai berikut :

Memenuhi criteria umum untuk diagnosis skizofrenia

LBM II Page 7

Page 6: waham dan skizofrenia

Tidak memenuhi criteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,

atau katatonik.

Tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca

skizofrenia.

Gejala yang ada pada klien : mengurung diri di kamar, tidak pernah lagi masuk

kerja, tertawa tawa sendiri, marah-marah, berkata kotor, jarang mandi, mengamuk

dirumah tetangga, ketika ada tamu atau keluarga yang datang merupakan suaminya,

pergi dari rumah.

jadi berdasarkan gejala di atas dapat kita simpulkan bahwa klien mengalami

skizofrenia Hebefrenik.

Dimana pedoman diagnostic skizofrenia Hebefrenik menurut PPDGJ-III adalah

sebagai berikut :

Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia.

Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya di tegakan pada usia remaja

atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun.)

Kepribadian premorbid menunjukan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri,

namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.

Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya di perlukan

pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulanlamanya, untuk memastikan bahwa

gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan:

Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta

mannerism, ada kecendrungan untuk selalu menyendiri, dan

perilakumenunjukan hampa tujuan dan hampa perasaan.

Afekpasien dangkal (shallow) dan tidak wajar, sering disertai oleh

cekikan, atau perasaan puas diri, senyum sendiri, tertawa.tinggi hati,

menyeringai, ungkapan kata yang di ulang ulang.

Proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu,

serta inkoheren.

Gangguan afektif dan dorongan khendak, serta ganggguan proses pikir umumnya

menonjol. Halusinasidan waham mungkin adatetapi biasanya tidak menonjol,

dorongan khendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran

LBM II Page 8

Page 7: waham dan skizofrenia

ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku

tanpa tujuan, dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat

di buat buat terhadap agam, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar

orang memahami jalan pikiran pasien.

5. Apa saja klasifikasi gangguan kejiwaan yang berkaiatan dalam skenario dan Apa saja

jenis gejalanya?

Menurut PPDGJ-III ada beberapa klasifikasi gangguan kejiwaan dinataranya yaitu :

Skizofrenia Paranoid :

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan:

Halusinasi dan/ waham arus menonjol;a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Skizofrenia Hebefrenik :

1. Memenuhi Kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja

atau dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun).3. Kepribadian premorbid menunjukan pemalu dan senang menyendiri (solitary),

namun tidak harus demikian untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini

4. Untuk meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :

a. perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta manerisme, ada kecenderungan untuk menyendiri (solitaris) dan perilaku menunjukan hampa tujuan dan hampa perasaan.

LBM II Page 9

Page 8: waham dan skizofrenia

b. Afek pasien yang dangkal (shallow) tidak wajar (inaproriate), sering disertai oleh cekikikan (gigling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum-senyum sendiri (self absorbed smiling) atau sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyerigai, (grimaces), manneriwme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakalI dan ungkapan dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases), dan

c. proses pikir yang mengalamu disorganisasi dan pembicaraan yang tak menentu (rambling) dan inkoherens

5. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir biasanya menonjol, halusinasi dan waham biasanya ada tapi tidak menonjol ) fleeting and fragmentaty delusion and hallucinations, dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determnation) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga prilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose) Tujuan aimless tdan tampa maksud (empty of puspose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal, dan bersifat dibuat-buar terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

Skizofrenia Tak terinci (undifferentiated)

1. Memenuhi kriteria umu untuk diagnosa skizofrenia2. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik.’3. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca

skiszofrenia

Skizofrenia Residual

Untuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut harus di penuhi semua:

a. Gejala “Negatif” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktifitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketidak adaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang buruk.

b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia

c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia

d. Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya, depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

LBM II Page 10

Page 9: waham dan skizofrenia

Skizofrenia Simpleks

1. Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan berlahan dan progresif dari:

a. gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik. Dan

b. disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.

2. Gangguan ini kurang jelas gejala psokotiknya dibanding dengan sub type skisofrenia lainnya.

6. Kenapa bisa muncul gejala-gejala pada scenario ?

Gejala gangguan jiwa yang muncul terhadap pasien diatas dapat timbul karena

beberapa faktor pencetus yaitu Ayahnya yang marah-marah terhadap klien, memukul

klien, melarang klien saat dekat dengan laki-laki, karena faktor ini merupakan faktor yang

mempengaruhi kondisi psikis pasien seperti yang disebutkan pada permasalahan nomer 3

yaitu Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan

kekambuhan dan mem-pertahankan remisi. Pasien yang pulang ke rumah sering relaps

pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang ditempatkan di residensial.

Pasien yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama keluarga yang hostilitas,

memperlihatkan kecemasan yang berebihan, sangat protektif terhadap pasien, terlalu ikut

campur, sangat pengeritik (disebut Ekspresi Emosi tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak

"dibebaskan" oleh keluarganya.

Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi dan aneh

pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar atau tidak jelas dan

sedikit tak logis. Pada tahun 1956, Betson' menggambarkan suatu karakteristik "ikatan

ganda" yaitu pasien sering diminta oleh anggota keluarga untuk merespons pesan yang

bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan. Penelitian terbaru menyatakan bahwa

pola komunikasi keluarga tersebut mungkin disebabkan oleh dampak memiliki anak

skizofrenia.

7. Apa itu symptome (+) dan (-) ? Dan disorganisasi skizofren?

LBM II Page 11

Page 10: waham dan skizofrenia

Simptom skizofrenia dibagi kedalam 3 kategori yaitu: simptom positif, simptom

negatif, dan disorganisasi.

1. Simptom positif

Simptom positif mencakup hal-hal yang berlebihan distorsi, seperti halusinasi,

delusi, gangguan berfikir, dan afek tidak sesuai. Simptom-simptom ini sebagian

besarnya, menjadi ciri suatu episode akut skizofrenia.

a. Halusinasi adalah suatu pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari

lingkungan. Yang paling sering terjadi adalah halusinasi auditori, bukan

visual; 74 % dari sampel menuturkan mengalami halusinasi auditori (Sartorius

dkk, 1970)

b. Delusi adalah keyakinan yang berlawanan dengan kenyataan, semacam ini

merupakan simptom-simptom positif yang umum pada skizofrenia.

2. Simptom negatif

Simptom-simptom negatif cendrung bertahan melampaui suatu episode akut

dan memiliki efek parah terhadap kehidupan orang dengan skizofrenia. Simptom-

simptom ini penting secara prognostik; banyaknya simptom negatif merupakan

prediktor kuat terhadap kualitas hidup rendah. Contohnya :

a. Avolition (apati) kondisi kurangnya energy dan ketiadaan minat atau

ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa yang biasanya merupakan

aktivitas rutin. Misalnya: menjaga kebersihan diri dan mengalami kesulitan

untuk tekun dalam beraktivitas seperti sekolah, bekerja, dan pekerjaan rumah

tangga.

b. Alogia suatu gangguan pikiran negatif, alogia dapat terwujud dalam

beberapa bentuk. Misalnya: miskin percakapan, jumlah percakapan memadai

namun hanya mengandung sedikit informasi dan cendrung membingungkan

serta diulang-ulang.

c. Anhedoniaketidakmampuan untuk merasakan kesenangan yang tercermin

dalam kurangnya minat dalam berbagai aktivitas rekreasional, gagal untuk

mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, kurangnya minat dalam

hubungan seks.

d. Afek datar pada orang dengan skizofrenia yang memiliki afek datar hampir

tidak ada stimulus yang dapat memunculkan respon emosional. Orang dengan

skizofrenia menatap dengan pandangan kosong, otot-otot wajah kendur.

LBM II Page 12

Page 11: waham dan skizofrenia

Ketika diajak berbicara, orang dengan skizofrenia hanya menjawab dengan

suara datar dan tanpa nada.

e. Asosialitas ketidakmampuan yang parah dalam hubungan sosial, mereka

hanya memiliki sedikit teman, keterampiln sosial yang rendah, dan sangat

kurang minatnya untuk berkumpul bersama orang lain.

3. Simptom Disorganisasi

Disorganisasi pembicaraan (gangguan berfikir formal) merujuk

pada masalah dalam mengorganisasi berbagai pemikiran dan dalam

berbicara sehingga pendengar dapat memahaminya. Misalnya: inkoherensi

yang terjadi dalam suatu percakapan, meskipun orang dengan skizofrenia

berulang kali merujuk pada beberapa pemikiran atau tema sentral, berbagai

citra dan potongan pikiran tidak saling berhubungan, sulit untuk

memahami dengan pasti apa yang akan disampaikan oleh orang dengan

skizofrenia kepada pewawancara.

Perilaku aneh (bizzare) perilaku aneh terwujud dalam banyak

bentuk. Orang dengan skizofrenia dapat meledak dalam kemarahan atau

konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti, memakai pakaian yang

tidak biasa, bertingkah laku seperti anak-anak atau gaya yang konyol,

menyimpan makanan, mengumpulkan sampah, atau melakukan aktivitas

seksual yang tidak pantas seperti masturbasi di tempat umum.3

8. Apa itu hendaya dan bagaimana contohnya ?

Hendaya (impairment) adalah kehilangan atau abnormalitas fungsi dimanisfestasi

secara psikologi oleh gangguan fungsi mental seperti daya ingat, perhatian dan fungsi

emosi.

Macam-macam hendaya :

Hendaya fungsi peran. contoh : tidak mau sekolah, menarik diri dari

lingkungan social.

Hendaya pemanfaatan waktu luang. contoh : tidak mau melakukan hobinya

seperti olah raga, musik, dll.

LBM II Page 13

Page 12: waham dan skizofrenia

Hendaya perawatan diri. contoh : tidak mau makan, minum, mandi.

9. Bagaimana tata laksana Skizofren? Obat apa yang diberikan pada scenario ? dan berapa

dosisnya ? dan Bagaimana cara edukasi pada pasien skizofren?

Penatalaksanaan :

Dasar pengobatan secara holistik, yaitu:

A. Somatoterapi:

Perbaiki keadaan umum

Pemberian anti psikotik dan monitoring efek samping obat seperti tabel berikut :

1. Neuroleptik tipikal (konvensional)

Neuroleptik dosis efektif tinggi (diberikan dalam dosis terbagi 2 — 3 kali/hari).

Neruoleptik dosis efektif rendah (diberikan dalam dosis terbagi 1 — 2 kali/ harp.

Fluphenazine depot: 25 mg/4 minggu per injeksi im atau haloperidol decanoat.

2. Neuroleptik atipikal (novel)

LBM II Page 14

Page 13: waham dan skizofrenia

Pemberian antipsikotika perlu waktu yang lama. Serangan akut pertama kali

diperlukan terapi rumatan 1-2 tahun setelah remisi. Untuk kekambuhan kedua

kali diperlukan terapi rumatan 5 tahun setelah remisi.

3. Terapi Elektrokonvulsi kalau perlu (gaduh-gelisah atau stupor yang berat)

B. Psikoterapi:

untuk memperkuat fungsi ego dengan cara psikoterapi suportif.

agar penderita dapat bersosialisasi.

C. Manipulasi lingkungan dilakukan agar lingkungan dapat:

memahami dan menerima keadaan penderita.

membimbing pasien dalam kehidupan sehari-hari, memberi kesibukan atau

pekerjaan.

mengawasi minum obat secara teratur dan terus-menerus serta membawa pasien

untuk pemeriksaan ulang.

Kesembuhan pasien skizofrenia dapat berupa:

1. Kesembuhan total (total recovery): mungkin sembuh setrusnya, mungkin

kambuh 1-2 kali.

2. Kesembuhan social (social recovery)

3. Keadaan kronis yang stabil (stable chronicity)

LBM II Page 15

Page 14: waham dan skizofrenia

4. Terjadi deteriorasi

10. Apakah orang dengan skizofren dapat kembali normal?

Seorang dengan skizofren dapat kembali normal, tergantung dari tingkat keparahan

gangguan jiwa yang dialami pasien tersebut seperti yang dijelaskan dalam tabel dibawah

ini.

Prognosis Baik Prognosis Buruk

Onset lambat

Faktor pencetus yang jelas

Onset akut

Riwayat sosial, seksual dan

pekerjaan premorbid yang baik

Gejala gangguan mood (terutama

gangguan depresif)

Menikah

Riwayat keluarga gangguan mood

Sistem pendukung yang baik

Gejala positif

Onset cepat

Tidak ada factor pencetus

Onset tidak jelas

Riwayat social dan pekerjaan

premorbid yang buruk

Prilaku menarik diri atau autistic

Tidak menikah, bercerai atau janda/

duda

Sistem pendukung yang buruk

Gejala negatif

Tanda dan gejala neurologist

Riwayat trauma perinatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari periode 5 sampai 10

tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia, hanya

kira-kira 10-20 % pasien dapat digambarkan memliki hasil yang baik.Lebih dari 50%

pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan di rumah sakit

yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri.

Walaupun angka-angka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia memang tidak selalu

memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor telah dihubungkan dengan

prognosis yang baik.

LBM II Page 16

Page 15: waham dan skizofrenia

Rentang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 10-60%

dan perkiraan yang beralasan adalah bahwa 20-30% dari semua pasien skizofrenia

mampu untuk menjalani kehidupan yang agak normal. Kira-kira 20-30% dari pasien terus

mengalami gejala yang sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna

oleh gangguannya selama seluruh hidupnya.

Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:

1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.

2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.

3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.

4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.

5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.

6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.

7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.

8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.

LBM II Page 17