wahjudi wardojo - filosofi kelola hutan
DESCRIPTION
filosofiTRANSCRIPT
PERAN SEKTOR KEHUTANAN DALAM
“PEMBANGUNAN NASIONAL ”
BAHAN DISKUSI DI ACARA FGD
10 JULI 2014
Wahjudi Wardojo ([email protected])
Senior Advisor for Conservation Policy, The Nature ConservancyPenasehat Senior Badan Pengelola REDD
1. Perubahan IPTEK: - tuntutan science based transparansi dan akuntabilitas
2. Perubahan Politik Global: sovereignty vs common but differentiate responsibilities dan borderless issues.
3. Global geo-politics no free lunch
4. Perubahan Politik Nasional: - desentralisasi
- pemekaran wilayah- peran masyarakat madani, hak hak adat
PERUBAHAN ADALAH KENISCAYAAN
ALAM SANGAT ESSENTIAL BAGI KEPERLUAN KITA:
ECONOMY and our LIVES.KESEHATAN DAN KESELAMATAN KEHIDUPAN KITAEKONOMI
“We cannot choose between economic growth and sustainability – we must have both.”
Paul Polman, CEO of Unilever
Utilization Hectares
Natural Forest Concessions (IUPHHK-HA) 24,877,255
Plantation Forest Concessions (IUPHHK-HT) 9,393,253
Ecosystem Restoration Concessions (IUPHHK-RE) 185,005
People’s (small scale) Plantation Forests (HTR) 631,628
Community Forests (HKM) 43,387
Village Forests (Hutan Desa) 3,399
Non-Wood Forest Product Plantation Concessions (IUPHHBK-HT)
21,620
Wood Harvesting Permits (IPPKH) 623,287
Converted for Crop Estate Plantations and Transmigration Area
5,929,448
Total 130.68
Existing Forest Land UtilizationSumber: Kementerian Kehutanan 2013
No Arahan/Rencana Luas (Juta Ha)1 Kawasan untuk Konservasi 23.202 Kawasan untuk Perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut 28.403 Kawasan untuk Rehabilitasi 13.534 Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Besar 54.525 Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Kecil 6.976 Kawasan untuk Non Kehutanan 4.06 Jumlah 130.68
Sumber : RKTN tahun 2011-2030
Potensi Sumber Daya Hutan Indonesia
Future-Rationalized Scenario of Allocation (2030)
Sumber: Kementerian Kehutanan 2013
Utilization Hectares (million)
Conservation 23.20
Protection of Naural Forest and Peat Land 28.40
Rehabilitation 11.55
Large-scale enterprises 43.62
Small-scale enterprises 5.97
Non-forestry uses 18.34
Total 112. 34
• 187 million hectares land, 250 million populaton.• Small per-capita land availability leads to conflicts• Compromise needed for solving tenurial conflicts• Land needed for other purposes due to development: 20%• A total of 18.34 million hectares must be allocated for that
compromise.• About 14.28 million hectares of production and protected forests to
be released for people’s forest plantation, non-forest utilization, and residential purposes
Tabel 1: Data Luas Hutan Dan Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap GDP Beberapa Negara di Dunia
(Sumber: World Forest Report 2011, FAO) - diambil dari presentasi APHI Juni 2014
No. NegaraLuas Hutan (x 1000 Ha)
Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap GDP
(%)
1. Russian Federation 809.09 0.8
2. Brazil 519.522 2,8
3. Canada 310.134 2,7
4. USA 304.134 2,7
5. China 206.861 1,3
6. Indonesia 94.732 0,7
7. Sudan 69.949 0,3
8. India 68.434 0,9
9. Sweden 28.203 3,8
10. Japan 24.979 0,7
11. Finland 12.157 5,7
12. Malaysia 20.456 3,0
13. Thailand 18.972 0,8
14. Vietnam 13.797 2,4
15. German 11.076 0,9
16. Ukraine 9.705 1,2
17. Poland 9.337 1,5
HUTAN SANGAT ESSENSIAL BAGI KEPENTINGAN INDONESIA
TAPI
BELUM/TIDAK MEMPEROLEH PERHATIAN SECARA
KOMPREHENSIF
Natural Forests vs Man Made Forests/Plantations
HUTAN ALAM (NATURAL FORESTSUS $ 6.120/ha/th) tidak bisa diperbandingkan
‘INCOMPARABLE’dengan
MAN MADE- FORESTS/PLANTATIONS
Tahun Jumlah HPH (unit)
Luas Areal Produksi (X Juta M3) Produktivitas*) Hutan alam (m3/ha/th)(x Juta Ha)
SK Efektif Kuota Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 (6/4)1992 580 61.38 42.97 - 26.05 0.612000 362 39.16 27.41 - 3.45 0.122001 351 36.42 25.49 5.6 1.81 (32%) 0.072002 270 28.08 19.66 5.3 3.02 (57%) 0.152003 267 27.8 19.46 6.1 4.10 (67%) 0.192004 287 27.82 19.47 6.7 3.51 (52%) 0.182005 285 27.72 19.4 7.2 5.72 (79%) 0.292006 322 28.78 20.15 9.1 5.59 (61%) 0.282007 323 28.16 19.71 9.1 6.11 (67%) 0.312008 308 25.9 18.13 9.1 4.69 (52%) 0.262009 304 25.66 19.96 9.1 5.42 (60%) 0.272010 304 24.95 17.46 9.1 5.75 (63%) 0.332011 295 23.24 16.27 9.1 6.28 (69%) 0.392012 294 23.9 16.73 9.1 3.77 (41%) 0.23
2013**) 272 22.8 15.96 9.1 2.91 (32%) 0.18Keterangan:Diolah dari berbagai sumber.*)Produktivitas dihitung berdasarkan jumlah produksi kayu terhadap luas efektif**)Data sampai dengan Desember 2013 (RKT belum seluruhnya selesai)** Dari 272 Ijin HPH, hanya 115 yang aktif (37 %)
Perkembangan Usaha Kehutanan Sektor Hulu (HPH) Produktivitas Hutan Alam di
Indonesia sumber: presentasi APHI Juni 2014
PERAN KERAGAMAN HAYATI DAN EKOSISTEMNYA
1.Provisioning Services:• penyedia jasa dan produk : pangan
(termasuk peran mikroba), • obat- obatan (bio medicine) , kayu
dan non-kayu (scorpion), pulp, • penyedia air bersih, udara bersih,• bio-energy, dll
Sumber: The Economics of Ecosystems and Biodiversity (2012)
Peran Mikroba
Pada tahun 2050 : Manusia di bumi diperkirakan mencapai lebih dari 9 Milliar, yang membutuhkan peningkatan produksi pangan sebesar 70 sd 100%.
‘Producing more food with fewer resources may seem too good to be true, but the world’s farmers have trillions of potential partners that can help achieve that ambitious goal. Those partners are microbes’.
How Microbes Can Help Feed The World (American Academy of Microbiology – 2013)
PERAN………
2. Regulating Services:
• penyaring (filtration) polutant, siklus carbon terkait perubahan iklim, (186-192 Miliar tons carbon terserap oleh ecosystem daratan sejak pertengahan abad 20),
• pengatur tata air, • penyerbukan, penyebar biji• perlindungan terhadap bencana, dll.
Peran……….
3. Cultural Services: • Sumber Inspirasi (Kereta
Shinkansen di Jepang; formasi burung migrasi – eg. Flamingo; dan Owa Jawa),
• rekreasi, spiritual, edukasi,• keindahan,
kenyamanan/ammenity, dll.
Peran………
4. Supporting Services: •pembentukan tanah, •fotosyntesa, siklus nutrisi, dll •fungsi natural infrastructure
KARAKTER KERAGAMAN HAYATI YANG HARUS DIPERHATIKAN
• Sangat Tergantung dengan Habitatnya
• Tidak mudah dipindahkan• Sensitive terhadap Perubahan
Lingkungan • Pada tingkat ‘gangguan’ tertentu
menjadi tidak bisa dipulihkan - IRREVERSIBLE (Tidak semua renewable resources).
Sumber: Citra Satelit Landsat 7 ETM+ tahun 2009/2010 (217 scene)Penafsiran pada tahun 2009, Publikasi pada tahun 2011,
Ditjen Planologi, Kemenhut
Unit: Juta hektar
DRIVERS DEGRADASI SD HUTAN
• Failure in Valuing Nature, Failure to Account Full Economic Values of Biodiversity and Natural Capital and Natural Infrastructures,
• Kebijakan yang tidak tepat • Desentralisasi masih mementingkan kewenangan
(authority) dari pada kewajiban (responsibility)• Rencana Tata Ruang Wilayah yang tidak
mempertimbangakan sensitivitas keragaman hayati dan kurang science-based.
• Governance di Pemerintah, Swasta, maupun Masyarakat masih lemah
BEBERAPA PENDEKATAN MENYEIMBANGKAN PEMBANGUNAN
DAN SUSTAINABILITY
1.SFM : - Fokus pada Hutan Alam Produksi pengelolaan hutan produksi lestari - timber production
2.KPH : Fokus pada Kawasan Hutan (Kons, Lind, Produksi)
3.DAS : Sebagian atau keseluruhan Landscape, fokus pada fungsi hidrologis. Kurang mempertimbangkan isu keragaman hayati
Beberapa……
4. ICDP (Integrated Conservation and Development Program),
5. Biosphere Reserves 6. REDD+ Jurisdictional Approach6. Green Economy: Low Emission
Development, Social inclusiveness, Human well-being, Respect to Natural Capital
7. Landscape (Bentang Alam)
Parameter
SFM PES BIODIVERSITY
CONSERVATION
REDD+
1. Accountability and Methodology
XX X X XXX
2. Incentives: a. Input-based b. Output-based c. Outcome -based
X X X
- X XX
X X -
XXX XXX XXX
3. Governance: a. Government b. Private-sectors c. Community
XXX XXX -
XX XX XX
XX X XX
XXX XXX XXX
4. Non- Forest Coverage
- X XX XXX
5. Cross-Sectoral Involvement
- XX XX XXX
Wahjudi Wardojo
June 21, 2013
Membandingkan REDD+ terhadap Pendekatan lain terkait ‘SUSTAINABLE
NATURAL FOREST’
Parameter
SFM PES BIODIVERSITY
CONSERVATION
REDD+
1. Accountability and Methodology
XX X X XXX
2. Incentives: a. Input-based b. Output-based c. Outcome -based
X X X
- X XX
X X -
XXX XXX XXX
3. Governance: a. Government b. Private-sectors c. Community
XXX XXX -
XX XX XX
XX X XX
XXX XXX XXX
4. Non- Forest Coverage
- X XX XXX
5. Cross-Sectoral Involvement
- XX XX XXX
Wahjudi Wardojo
June 21, 2013
REKOMENDASI
1. Penilaian Peran Hutan dan Kehutanan harus komprehensif. Mempertimbangkan kontribusi peran sektor Kehutanan untuk Pembangunan hanya dari hitungan kontribusi PDB adalah bias.
2. Terapkan ‘valuing nature’ dalam mempertimbangkan derajat sensitivitas dari aspek ekologis, keragaman hayati, physik, sosial-budaya, ekonomi, dan stok karbon
3. UU no 32/2009 Review Rencana Tata Ruang Wilayah dengan KLHS
4. Penerapan Rencana Tata Ruang berdasarkan pendekatan Ekosistem (Ecosystem-based Spatial Planning)
REKOMENDASI
5. Penerapan Kabupaten sebagai wilayah Jurisdiksi yang berwewenang sekaligus yang bertanggung jawab. 6. Terapkan Insentif dan Disinsentif Melalui Mekanisme Fiskal bagi Pemda terkait dengan kondisi hutannya.7. Pengetatan Kredit Perbankan yang terkait dengan Pengusahaan Sumber Daya Alam dan Hutan.8. Hindarkan konversi hutan alam (natural forests) baik yang masih intact maupun yang sudah degraded, semaksimal mungkin.9. Perbaikan dasar hukum (legal reform)
SALAH KAPRAH PEMAHAMAN TENTANG REDD+
• Bahwa REDD+ adalah Produk dan Kepentingan Negara Maju (Developed countries)
• Bahwa REDD+ adalah Perdagangan Carbon (Carbon Trading)
• Pengurangan Emisi bisa dilakukan hanya dengan Penanaman saja tidak perlu mengurangi Deforestasi/Degradasi
• Hutan Indonesia/Hutan Tropis adalah ‘Carbon Neutral’
• Bahwa Setiap Negara Harus Menerapkan REDD+ dengan seluruh scope nya (pengurangan deforestasi, pengurangan degradasi, konservasi, SFM, dan peningkatan stocks)
Perbandingan Stok Karbon Pada Beberapa Land use System
Difference 160 t C/ ha
Sumber : TNC dan ICRAF, 2010
Guidance COP 16 tentang scope REDD+
(Dec. 1/CP.16, Para 70)
Encourages developing country Parties to contribute to mitigation actions in the forest sector by undertaking the following activities, as deemed appropriate by each Party and in accordance with their respective capabilities and national circumstances:
(a) Reducing emissions from deforestation; (b) Reducing emissions from forest degradation; (c) Conservation of forest carbon stocks; (d) Sustainable management of forest; (e) Enhancement of forest carbon stocks;
Sumber: Nur Masripatin, 2014
REDD + : BEYOND CARBON AND BEYOND FOREST
1. REDD+ bukan menghambat pertumbuhan, tetapi justru pertumbuhan yang lebih cerdas
2. REDD+ justru akan meningkatkan posisi Competitiveness Indonesia untuk produk Kehutanan, Perkebunan, dan Sumber Daya Alam lainnya
3. REDD+ akan menjamin Indonesia untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan
Sumber: (W Wardojo dan G Fishbein, 2011)