wayang kampung sebelah periode februari maret 2014 di mnc … · 2016. 2. 27. · jaman prasejarah....

19
1 WAYANG KONTEMPORER DAN KRITIK PEMILU (Studi Analisis Isi Pesan Kritik tentang Pemilihan Umum Legislatif pada Program Acara Wayang Kampung Sebelah Periode Februari Maret 2014 di MNC TV) Arditrisnaningtyas Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Wayang Kampung Sebelah (WKS) is a highly popular television program, featuring contemporary Wayang Kulit performance of a post modern style. Characters in the program are plausible or actual public figures, ranging from farmers to community leaders. In each episode the Dhalang serves as a communicator, and always uses these characters to criticize current events. Recent episodes have contained criticisms of the legislative elections of April 9, 2014. This research will show how many instances of such criticism there have been. The research will use a quantitative content analysis method. It will only examine message of criticism conveyed through verbal language used in WKS. This research will use five units of analysis in order to obtain data from multiple perspectives. These units are: physical, syntactic, referential, propositional, and thematic. The results of this research are shown as follows. In physical units, 40.45% of criticisms were of legislative candidates themselves, 31.77% of their campaigns, and 27.78% of implementation of the election. In syntactic units, 60% of criticisms were of the legislative candidates themselves, 23.85% were of their campaigns, and 16.15% were of the implementation of the election. In propositional units, the 33.3% of the criticisms were of legislative candidates themselves, 50% were of their campaigns, and 16.7% were of the implementation of the election. In thematic units, 75% of the criticisms were of legislative candidates themselves, 25% were of their campaigns, and no episodes were shown to criticize the campaigns of legislative candidates. Keywords: Elections Criticism, Contemporary Puppet, Content Analysis

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    WAYANG KONTEMPORER DAN KRITIK PEMILU

    (Studi Analisis Isi Pesan Kritik tentang Pemilihan Umum Legislatif pada

    Program Acara Wayang Kampung Sebelah Periode Februari – Maret 2014

    di MNC TV)

    Arditrisnaningtyas

    Sri Herwindya Baskara Wijaya

    Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Abstract

    Wayang Kampung Sebelah (WKS) is a highly popular television program,

    featuring contemporary Wayang Kulit performance of a post modern style.

    Characters in the program are plausible or actual public figures, ranging from

    farmers to community leaders. In each episode the Dhalang serves as a

    communicator, and always uses these characters to criticize current events.

    Recent episodes have contained criticisms of the legislative elections of April 9,

    2014.

    This research will show how many instances of such criticism there have

    been. The research will use a quantitative content analysis method. It will only

    examine message of criticism conveyed through verbal language used in WKS.

    This research will use five units of analysis in order to obtain data from multiple

    perspectives. These units are: physical, syntactic, referential, propositional, and

    thematic. The results of this research are shown as follows. In physical units,

    40.45% of criticisms were of legislative candidates themselves, 31.77% of their

    campaigns, and 27.78% of implementation of the election. In syntactic units, 60%

    of criticisms were of the legislative candidates themselves, 23.85% were of their

    campaigns, and 16.15% were of the implementation of the election. In

    propositional units, the 33.3% of the criticisms were of legislative candidates

    themselves, 50% were of their campaigns, and 16.7% were of the implementation

    of the election. In thematic units, 75% of the criticisms were of legislative

    candidates themselves, 25% were of their campaigns, and no episodes were shown

    to criticize the campaigns of legislative candidates.

    Keywords: Elections Criticism, Contemporary Puppet, Content Analysis

  • 2

    Pendahuluan

    Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator

    kepada komunikan melalui sebuah saluran atau media tertentu. Saluran atau media

    merupakan alat yang digunakan sumber atau komunikator untuk menyampaikan

    pesanya kepada penerima. Saluran yang digunakan dalam menyampaikan pesan

    sangat beragam salah satunya adalah melalui media kesenian

    Kesenian merupakan sebuah warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan

    dilestarikan. Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali warisan

    kesenian salah satunya yaitu wayang. Wayang sendiri mempunyai banyak ragam

    mulai dari wayang orang (wayang yang pemeranya adalah manusia), wayang

    golek (wayang dengan boneka kayu), wayang kulit (wayang yang diperankan

    dengan boneka kulit), dll.

    Wayang kulit merupakan seni tradisional yang berasal dari Jawa dan sudah

    dikenal di seluruh Indonesia. Wayang ini merupakan sebuah seni pertunjukan

    yang menampilkan bayangan boneka yang terbuat dari kulit pada helaian kain

    (kelir) dari hasil sorotan lampu pertunjukan (blencong). Boneka yang dipakai

    merupakan boneka yang terbuat dari kulit dan diukir sedemikian rupa sehingga

    membentuk suatu karakter tertentu. Orang yang bertugas memainkan wayang

    adalah Dhalang.

    Kesenian wayang yang mencakup seni peran, seni bertutur, seni sastra, seni

    pahat, seni lukis, dan juga seni perlambangan ini telah dikenal masyarakat sejak

    jaman prasejarah. Pada awalnya kesenian ini membawakan cerita Ramayana dan

    Mahabharata yang merupakan ajaran Hindu. Setelah ajaran islam mulai masuk ke

    Indonesia pertunjukan Wayang mulai mengalami pergeseran cerita dimana

    dibagian-bagian tertentu disisipi dengan pesan dakwah dan ajaran-ajaran islam.

    Seiring dengan perkembangan jaman saat ini Wayang Kulit sudah mulai diselipi

    dengan pesan politik dan kritik sosial terhadap pemerintah.

    Baru-baru ini muncul wayang yang cukup fenomenal yaitu Wayang

    Kampung Sebelah yang selanjutnya akan kita sebut dengan WKS, merupakan

    sebuah gendre baru di dunia pewayangan yang diciptakan oleh sejumlah seniman

    dari kota Solo. Kemunculan WKS pada tahun 2000 ini merupakan wujud dari

  • 3

    kegelisahan Ki Jliteng Suparman melihat banyak wayang klasik yang kehilangan

    pakem dan tujuan dari wayang itu sendiri yaitu memberikan tontonan dan

    tuntutan. Kebanyakan wayang klasik sekarang ini hanya menampilkan guyonan

    dan hiburan semata tetapi mengabaikan inti pertunjukan wayang yang seharusnya

    memberikan tuntunan bagi pemirsanya. Dalam WKS, Ki Jliteng mengemas

    pertunjukan wayang dengan sedemikian rupa serta menggunakan bahasa jawa

    sehari-hari dan bahasa Indonesia, sehingga WKS dapat dinikmati oleh semua

    kalangan dari anak kecil sampai orang tua.

    Wayang Kampung Sebelah menjadi sangat menarik selain karena wayang

    ini merupakan wayang kontrmporer atau wayang post modern yang menampilkan

    tokoh nyata dengan tokoh yang beragam, khas dan mencerminkan karakter

    masyarakat kita. Tokoh Lurah Somad yang suka banyak bicara dan membuat

    jengkel warganya, Eyang Sidik Wacana yang bijaksana dan sering menyelesaikan

    konflik, tokoh warga miskin seperti Lik Karyo, Kampret, Hansip, dan masih

    banyak lagi tokoh yang menarik lainya. Dalam setiap ceritanya WKS selalu

    mengangkat isu yang menarik yang mewakili kondisi terkini seperti kasus

    korupsi, eksploitasi alam liar, pemilihan umun, dll yang dikemas secara unik dan

    menarik.

    Selain itu Wayang Kampung Sebelah dapat mengajak khalayak untuk

    melihat cerminan kondisi masyarakat saat ini. Dalam setiap episodenya Dhalang

    selaku komunikator mengajak khalayak untuk melihat cerminan kondisi

    masyarakat melalui drama atau topik yang dibawakan dalam suatu episode. Hal

    ini sangat menarik karena dengan melihat kenyataan kehidupan sosial yang

    tercermin dari cerita WKS, khalayak mampu dapat melihat diri mereka dari sudut

    pandang orang lain kemudian mampu mengoreksi diri mendjadi masyarakat yang

    lebih baik.

    Mulai selasa 31 Desember 2013 WKS mulai masuk ke layar kaca bersama

    salah satu televisi swasta yaitu MNC TV. Setelah penayangan perdana tersebut

    WKS tayang secara regular di MNC TV setiap hari Sabtu dan Minggu pukul

    24.00. Setelah WKS ditayangkan di media massa televisi, WKS menjadi sebuah

    medi yang sangat cocok untuk menyampaikan kritik dari masyarakat kepada

  • 4

    pemerintah melalui perantara Dhalang sebagai komunikatornya. WKS merupakan

    sebuah media yang dapat menyentuh seluruh bagian masyarakat karena audience

    terdiri dari masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi sampai masyarakat

    dengan tingkat pendidikan rendah. Selain itu cara penyampaian yang sederhana

    dan lugas membuat pesan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat.

    Saat ini Wayang Kampung Sebelah merupakan satu-satunya wayang

    kontemporer yang ditayangkan di Televisi. Suci Handayani dalam

    kompasiana.com menyatakan bahwa tayangan WKS memberikan alternative

    hiburan yang mendidik dan sarat dengan kritik sosial . dibandingkan dengan

    kebanyakan program acara saat ini yang hanya mengutamakan rating dan hiburan

    semata tetapi mengabaikan nilai pendidikan dan tuntunan bagi audiens. Selain itu

    WKS selalu menyajikan kritik terhadap peristiwa terkini, sehingga program acara

    ini dapat menjadi bahan referensi masyarakat dalam menanggapi peristiw-

    peristiwa yang terjadi di masyarakat.

    Tahun 2014 merupakan tahun yang sangat penting bagi rakyat Indonesia,

    karena pada tahun ini terjadi pergantian para pemimpin negara. Pergantian para

    pemimpin negara itu akan dilakukukan dalam dua tahap yaitu Pemilihan Umum

    (Pemilu) legislatif yang dilaksanakan pada 9 April dan Pemilu Presiden dan Wakil

    Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Dengan adanya pemilu tersebut diharapkan

    seluruh rakyat Indonesia dapat ikut serta dan berpartisipasi dalam menentukan

    siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia.

    Dalam setiap pelaksanaan pemilu pasti akan muncul berbagai macam

    informasi yang kebenaranya dipertanyakan. Dengan adanya informasi tersebut

    maka dibutuhkan sebuah media yang mampu memberikan sebuah informasi yang

    netral dan mampu memberikan sudut pandang yang berasal dari masyarakat.

    Salah satu cara media dalam memberikan informasi yang netral adalah dengan

    mengkritisi suatu peristiwa yang sedang terjadi dengan cara melontarkan kritik

    terhadap peristiwa yang terjadi melalui sebuah media tertentu.

    Wayang Kampung Sebelah sebagai pertunjukan yang menghibur dan

    memeberikan tuntunan bagi masyarakat dianggap patut menjadi media pemberi

    informasi yang bersifat netral bagi masyarakat dan mampu menjadi tuntunan

  • 5

    dalam melihat peristiwa pemilu legislatif 2014. Pesan kritik yang disajikan oleh

    WKS dapat membukakan mata masyarakat akan realita kehidupan politik dan

    trik-trik atau pencitraan yang dilakukan oleh para calon anggota legislatif.

    Kritik sosial dipandang sebagai suatu hal yang netral dapat digunakan

    sebagai media pencerah bagi masyarakat. Pandangan kritis dari seseorang

    tentunya perlu dibagikan kepada khalayak agar khalayak dapat menilai sendiri

    positif dan negatif dari sebuah informasi. Dalam penyebaran informasi inilah

    peran media massa sangat dibutuhkan karena media massa lah yang mampu

    menyebarkan informasi secara luas dan serentak kepada khalayak. WKS sebagai

    suatu kesenian yang gemar melontarkan tanggapan kritis terhadap suatu fenomena

    dan peristiwa terkini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna

    kepada masyarakat dalam menentukan pilihan.

    Dengan hadirnya tayangan program acara Wayang Kampung Sebelah

    sebagai wadah kritik terhadap peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di

    masyarakat maka peneliti ingin menelaah lebih dalam tentang kandungan pesan

    kritik terhadap peristiwa pemilu legislatif 2014.

    Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas maka penulis bermaksud

    menyusun skripsi dengan Judul Wayang Kontemporer dan Kritik Pemilu

    (Studi Analisis Isi Pesan Kritik Terhadap Pemilu Legislatif pada Program

    Acara Wayang Kampung Sebelah Periode Februari - Maret 2014 di MNC

    TV)

    Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pendeskripsian tema dalam program acara Wayang Kampung

    Sebelah yang ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode

    Februari - Maret 2014?

    2. Bagaimana pendeskripsian sinopsis dalam program acara Wayang Kampung

    Sebelah yang ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode

    Februari-Maret 2014?

    3. Seberapa sering pernyataan yang mengandung pesan kritik terhadap pemilu

    legislatif ditampilkan dalam program acara Wayang Kampung Sebelah yang

  • 6

    ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari -

    Maret 2014?

    Tujuan

    1. Mendeskripsikan tema program acara Wayang Kampung Sebelah yang

    ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari -

    Maret 2014.

    2. Mendeskripsikan sinopsis dalam program acara Wayang Kampung Sebelah

    yang ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari-

    Maret 2014.

    3. Menunjukan seberapa sering isi pesan kritik terhadap pemilu legislatif

    ditampilkan dalam Wayang Kampung Sebelah yang ditayangkan setiap hari

    Sabtu dan Minggu di MNC TV periode Februari - Maret 2014.

    Tinjauan Pustaka

    a. Kritik Sosial

    Kritik sosial berasal dari dua kata yaitu kritik dan sosisal. Dalam

    kamus besar bahasa Indonesia menyatakan, kritik adalah kecaman atau

    tanggapan, kadang-kadang disertai uraian pertimbangan baik buruk

    terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik membuka diri

    untuk diperdebatkan, mencoba untuk meyakinkan orang lain, dan

    mengundang kontradiksi. Dengan demikian, kritik menjadi bagian dari

    tukar pendapat publik.1

    Teori kritis tentang industri budaya dan kritik budaya massa yang

    diperkenalkan para pemikir Mazhab Frankfurt, dipandang sebagai teori

    pertama yang secara sistematik menganalisis dan mengkritik budaya yang

    dimediakan secara massa dan komunikasi massa didalam teori sosial kritis.

    Para pemikir Mazhab Frankfurt juga merupakan teoritisi pertama sosial

    yang memandang pentingnya apa yang mereka sebut “industri budaya”

    dalam reproduksi masyarakat kontemporer, yang didalamnya apa yang

    1 Eaglaton, Terry. 2003. Fungsi Kritik. Yogyakarta: Kanisius. 70

  • 7

    dikenal sebagai budaya massa dan komunikasi massa berada pada pusat

    aktivitas waktu luang, yang menjadi agen sosialisasi yang penting,

    mediator realitas politik dan dengan demikian harus dipandang sebagai

    institusi utama masyarakat kontemporer dengan berbagai efek sosial,

    budaya, politik dan ekonomi. Di lain pihak, kini orang pun juga tidak lagi

    bisa membatasi wilayah-wilayah teori kritis hanya pada pemikiran Mazhab

    Frankfurt. Sebab dalam perkembanganya, teori kritis kini lebih merupakan

    hasil perkawinan silang antara sejumlah pemikiran yang bersifat kritis

    terhadap dominasi dan ketidak adilan dalam kehidupan sosial.2

    Dalam Soekamto, kata kritik bermakna suatu penilaian yang

    dikemukakan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan tentang suatu hal,

    dan sosial adalah suatu hal berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau

    berkaitan dengan proses sosial.3 Seperti yang telah dikemukakan Soekamto

    tersebut, dalam program acara Wayang Kampung Sebelah sebagai sebuah

    bentuk komunikasi berupa kritik yang disajikan dalam bentuk pertunjukan

    wayang dimana cerita dalam pertunjukan wayang tersebut merupakan

    refleksi dari realitas kehidupan masyarakat.

    b. Penyebab Kritik

    Masyarakat sebagai kumpulan dari sekelompok manusia yang

    memiliki kebudayaan dan tradisi yang selalu berubah sesuai dengan

    perkembanganya sehingga membentuk suatu aturan tertentu. Di dalam

    sebuah hubungan masyarakat terdapat berbagai reaksi dalam menanggapi

    hubungan tersebut yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku

    masayarakat dan juga perilaku yang lainya.

    Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat berupa

    nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi,

    susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapiasan-lapisan dalam

    2 Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Media. Yogyakarta: LKIS. xxi

    3 Soekamto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 464

  • 8

    masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain

    sebagainya.4

    Dinamika perubahan masyarakat ini dapat disebabkan oleh faktor

    yang berhubungan erat dan melekat dalam diri masyarakat itu sendiri dan

    bisa juga dari faktor eksternal seperti terjadinya perubahan lingkungan,

    adanya penemuan-penemuan baru, kebijakan politik baru, pengaruh dari

    buadaya lain dan sebagainya.

    Narwoko dan Suyanto dalam buku Sosiologi: Teks Pengantar dan

    Terapan, mengemukakan beberapa perspektif yang menjelaskan tentang

    perubahan sosial, misalnya perspektif historis, struktur fungsional,

    struktural konflik dan psikologi sosial. Perspektif sosiohistoris merupakan

    unsur latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi sebagai

    faktor penting terjadinya perubahan sosial. Perspektif fungsionalisme

    struktural melihat perubahan sosial sebagai dinamika adaptif sebagai akibat

    dari perubahan lingkungan eksternal. Perspektif psikologi sosial

    memandang perubahan sosial sebagai akibat dari peran aktor individual

    untuk berinteraksi dan berkembang. Sedangkan perspektif konflik

    menjelaskan fenomena perubahan sosial sebagai adanya proses sosial

    disolatif dalam masyarakat.5

    c. Bentuk Kritik

    Sejak masa pencerahan di Eropa, kritik sosial dituangkan dalam

    bentuk tulisan (sastra). Hal ini dilakukan karena sastra membantu gerakan

    kelas menengah sebagai alat untuk memperoleh harga diri mereka serta

    mengungkapkan tuntutan-tuntutan manusiawi melawan Negara absolut dan

    masyarakat hierarkies.6

    Secara garis besar kritik sosial dapat digolongkan menjadi dua jenis

    berdasarkan cara pengekspresianya, yaitu kritik sosial yang dilakukan

    4 Basrowi, M.S. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indah. 38

    5 Narwoko, Dwi dan Suyanto, Bagong. 2007. Sosiologi: Teks Pengantar & Terpaan. Jakarta:

    Kencana. 378-379 6 Eaglaton. Op. Cit. hlm. 2

  • 9

    secara terbuka dan kritik yang dilakukan secara tertutup atau terselubung.

    Kritik sosial secara terbuka merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan

    dalam menilai, menganalisis dan mengkaji sebuah fenomena sosial secara

    langsung seperti mogok makan, mogok bekerja dan demonstrasi yang

    dilakukan secara masal. Sedangkan kritik sosial yang dilakukan secara

    terselubung biasanya diekspresikan dalam bentuk seni, seperti karikatur,

    musik, drama dan pertunjukan lainya.

    Kritik sosial yang diekspresikan melalui pertunjukan seni salah

    satunya adalah melalui seni Wayang. Pada jaman kemerdekaan wayang

    digunakan sebagai kritik kepada pemerintah dan sekarang wayang masih

    eksis berperan serta dalam mengkritisi keadaan sosial masyarakat dan

    kebijakan pemerintah.

    Kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari

    cara tradisional, ungkapan sindiran melalui komunikasi antar personal dan

    komunikasi sosial, seni sastra dan media massa. Wahana yang terakhir

    inilah, yakni media massa, hingga kini dianggap paling efektif, popular,

    rasional serta institusional.7

    Kritik yang diusung oleh Wayang Kampung Sebelah merupakan

    kritik yang berbentuk seni sastra jawa berupa pertunjukan wayang yang

    dikemas secara lebih menarik dan modern serta di sampaikan dengan

    menggunakan media massa.

    d. Televisi

    Secara epistemologi televisi berasal dari dua kata yaitu Tele yang

    berarti jauh dan Vision yang berarti penglihatan. Secara harfiah dapat diartikan

    bahwa televisi merupakan media yang dapat melihat keadaan dari jarak jauh.

    Menurut Effendy Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film

    (moving picture).8 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa

    7 Mas’oed, Dr. Mochtar. 1999. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan. Yogyakarta: Pusat

    Penerbit UII Press. 49-50 8 Effendi, Onong Utjana. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV Mandar Maju. 21

  • 10

    televisi merupakan gabungan antara radio dan film karena televisi menyiarkan

    gambar bergerak yang disertai dengan suara.

    Dari pengertian di atas mengenai televisi jelas disebutkan bahwa

    televisi merupakan sebuah media informasi yang menyajikan sebuah tayangan

    yang bersifat audio Visual dan dapat dinikmati secara masal. Media televisi

    merupakan salah satu media massa yang sangat diminati oleh masyarakat, hal

    tersebut terbukti dengan semakin bertambahnya stasiun televisi swasta dari

    tahun ke tahun. Televisi juga merupakan media massa yang sering digunakan

    oleh khalayak untuk mencari informasi. Munculnya media televisi sebagai

    salah satu alat komunikasi massa jarak jauh menandakan bahwa kemajuan

    teknologi komunikasi massa telah memberikan suatu fenomena sosial dalam

    kehidupan manusia dalam tinjauan interaksi dan harmoni sosial.

    Peran media televisi sebagai saluran komunikasi manusia, mencirikan

    bahwa proses interaksi manusia merupakan hal terpenting bagi masyarakat

    untuk meningkatkan pengetahuan terhadap informasi yang berkembang.

    Selain itu, tingkat kepentingan dan kebutuhan masyarakat menjadi terpenuhi

    secara terarah dan jelas hal ini terbukti program televisi yang menayangkan

    persoalan masyarakat, lebih banyak ditonton oleh masyarakat dibanding

    dengan tayangan hiburan, namun penontonnya lebih dewasa dan

    berpendidikan, mereka juga dapat memberikan persepsi terhadap muatan acara

    yang ada dalam acara televisi yang ditontonnya.9

    Media televisi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

    kehidupan sosial masyarakat, pengaruh tersebut bisa bersifat positif maupun

    negatif bahkan pengaruh tersebut dapat merubah sikap terhadap suatu ideologi

    tertentu. Hal ini tergantung pada kesiapan masing-masing individu dalam

    menghadapi informasi televisi. Faktor yang paling berpengaruh dalam hal

    tersebut adalah faktor pendidikan karena pendidikan dapat menjadi sebuah

    filter untuk mencegah efek negatif dari tayangan televisi. Faktor pendidikan

    juga bisa menjadi tolak ukur untuk memantau sejauh mana sebuah informasi

    9 Kuswandi, W. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta.

    29

  • 11

    memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat secara moral maupun

    edukasi

    .

    e. Wayang

    Wayang merupakan sebuah hasil kesenian Indonesia yang sangat

    terkenal terutama di Pulau jawa dan Bali. Pertunjukan wayang kulit sudah ada

    sejak zaman Airlangga (abad IX). Pada mulanya pertunjukan Wayang kulit

    disajikan dalam bentuk boneka yang terbuat dari kayu yang ditatah, dimainkan

    dengan menggunakan layar (kelir) dan dalam perkembanganya pada abad XII

    wayang telah disajikan dengan iringan musik seperti tudungan, saron keramik.

    Isi yang disampaikan oleh Dhalang yang semula merupakan sebuah upacara

    religius atau ritual sudah berubah sebagai seni pertunjukan yang

    mengutamakan nilai dan etis.10

    Prof. Kern menyatakan bahwa kata wayang berasal dari bahasa Bikol

    (jawa kuno) yaitu wod dan yang. Kira-kira artinya gerakan yang berulang

    ulang, tidak tetap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa wayang artinya

    bayangan yang bergoyang, bolak-balik (berulang ulang) atau mondar-mandir

    tidak tetap tempatnya.11

    Mengenai asal usul wayang kulit itu ada beberapa pendapat. Kalau kita

    kelompokan terdapat tiga pendapat yang berbeda dari para ahli, yaitu ada yang

    menyatakan wayang berasal dari India, dipihak lain menyatakan bahwa

    wayang berasal dari China, dan dipihak lain mengemukakan bahwa wayang

    kulit merupakan hasil seni dari kebudayaan tanah Jawa.

    f. Wayang Kontemporer

    Seni kontemporer merupakan perkembangan dari seni tradisional karena

    adanya pengaruh modernisasi. Kontemporer sendiri dapat diartkan sebagai

    penghubungan masa lalu yeng kemudian mencoba memaknai kekinian dan

    10

    Soetarno, Sarwanto, Sudarko. 2007. Sejarah Pedalangan. Surakarta: Institut Seni Indonesia

    Surakarta dan CV Cendrawasih. 7 11

    Mertosedono, Amir. 1990. Sejarah Wayang: Asal Usul, Jenis dan Cirinya. Semarang: Dahara

    Prize. 28

  • 12

    merefleksikanya di masa depan, menjadi semacam jembatan untuk memahami

    masa lalu juga.12

    Wayang kontemporer sebagai bentuk dari wayang klasik timbul melalui

    gagasan para pelaku seni guna mempertahankan minat masyarakat terhadap

    pertunjukan wayang. Selain bentuk karakter wayang yang berubah dan

    semakin bervariasi, cerita wayang pun juga mengalami perubahan. Wayang

    klasik baisa menyajikan cerita Mahabharata dan Ramayana, sekarang wayang

    kontemporer lebih menonjolkan cerita tentang kehidupan masyarakat masa

    sekarang. Dalam pertunjukanya wayang kontemporer berperan penting dalam

    menanggapi dan mengkritisi kondisi masyarakat saat ini dalam bidang politik,

    pemerintahan, ekonomi, pembangunan dan sosial budaya.

    g. Wayang Sebagai Media Komunikasi

    Kathy Foley menyatakan wayang mempunyai dua fungsi utama dalam

    kehidupan sosial politik, yaitu: pertama, sebagai terompet pemerintah untuk

    masyarakat, dan kedua, sebagai alat untuk menyampaikan kehendak

    masyarakat untuk pemerintahnya. Dengan demikian, wayang dapat dijadikan

    alat komunikasi dua arah.13

    Dalam kajian ilmu komunikasi secara sederhana komunikasi memiliki

    unsur sumber (source), pesan (Message), media (channel) dan penerima

    (receiver). Dalam menyampaikan sebuah pesan media memiliki peranan yang

    sangat penting dalam menghubungkan sumber dan penerima pesan. Jika

    media yang digunakan dalam komunikasi merupakan wayang maka wayang

    berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan penyampai pesan yaitu

    Dhalang dengan penerima pesan yaitu penonton, dan sebaliknya.

    Dalam sebuah proses komunikasi pasti akan ditemukan beberapa

    batasan dan keterbatasan-keterbatasan. Berbagai keterbatasan tersebut muncul

    karena adanya faktor-faktor internal dan eksternal sebagai berikut:

    12

    “Wayang Beber Kontemporer” https://waybemetro.wordpress.com/2012/04/. 07/07/2014/15.43 13

    Kominfo. 2011. Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam Diseminasi Informasi.

    Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jenderal Informasi dan

    Komunikasi Publik. 58

  • 13

    1. Faktor-faktor yang mempengaruhi source/Dhalang

    Kanti Waluyo menyatakan bahwa dari berbagai hasil penelitian ditemukan

    berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi melalui wayang, yakni

    ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sumber yaitu Dhalang.

    Efektifitas pesan yang disampaikan Dhalang dipengaruhi oleh beberapa

    faktor, yaitu pengetahuan umum baik mengenai seni pedhalangan maupun

    pesan-pesan pembangunan dan pengalaman mendhalang, kemampuan

    seorang Dhalang dalam berkomunikasi, penguasaan terhadap norma-

    norma yang berlaku di tempat pagelaran wayang dan perkumpulan

    Dhalang yang diikuti.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Channel/wayang kulit.

    Sebagai media tradisional wayang mempunyai sedikit perbedaan dengan

    media sekarang, yaitu sifat media terikat oleh pakem, memberikan

    santapan rohani, menghibur dan tidak menggurui, penonton terbatas, dan

    pagelaran yang bagus sangat dipengaruhi oleh suara dhalang dan segi

    estetika

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi situasi dan lingkungan.

    Pagelaran wayang selama 8 jam non-stop membuat penonton bebas mau

    melihat bagian mana. Keadaan tersebut menunjukan bahwa audiens

    memiliki kemampuan untuk memilih pesan-pesan yang disukai sesuai

    dengan kebutuhanya. Dengan demikian, tidak seluruh pesan yang

    disampaikan Dhalang dapat diterima oleh audiens.14

    Sajian dan Analisis Data

    Dalam penelitian ini untuk mengolah data guna mendapatkan prosentase

    frekuensi kemunculan pesan kritik pemilu menggunakan rumus sebagai berikut: 15

    14

    Ibid. hal. 61-64 15

    Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 43

  • 14

    P =

    Keterangan:

    P = Prosentase

    F = Frekuensi

    N = Jumlah Temuan

    Penelitian ini dilakukan menggunakan 5 unit analisi dengan harapan

    penelitian ini mendapatkan hasil dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Unit

    analisis tersebut adalah:

    1. Unit Fisik, pencatatan berdasarkan penghitungan durasi percakapan antar

    tokoh.

    Tabel 1

    Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang

    Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014

    Menggunakan Unit Fisik

    No KATEGORISASI PESAN F %

    1 Kritik terhadap calon legislatif 1123 40.45

    2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 882 31.77

    3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 771 27.78

    JUMLAH 2776 100

    Sumber : hasil koding peneliti

    Dari hasil perhitungan frekuensi diatas ditemukan bahwa pesan kritik

    pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap calon legislatif sebanyak 1123

    detik (40,45%), kemudian pesan kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif

    sebanyak 882 detik (31,77%), dan yang terakhir pesan kritik terhadap

    pelaksanaan pemilu sebesar 771 detik (27,78%).

    2. Unit Sintaksis, pencatatan bahasa verbal berdasarkan kata dimana kata yang

    berbeda tetapi mempunyai makna yang sama dihitung sebagai kesatuan yang

    berbeda.

  • 15

    Tabel 2

    Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang

    Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014

    Menggunakan Unit Sintaksis

    No KATEGORISASI PESAN F %

    1 Kritik terhadap calon legislatif 234 60

    2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 93 23.85

    3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 63 16.15

    JUMLAH 390 100

    Sumber : hasil koding peneliti

    Dari hasil perhitungan frekuensi menggunakan unit sintaksis diatas

    ditemukan bahwa pesan kritik pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap

    calon legislatif sebanyak 234 kata (60%), kemudian pesan kritik terhadap

    kampanye oleh calon legislatif sebanyak 93 kata (23,857%), dan yang terakhir

    pesan kritik terhadap pelaksanaan pemilu sebesar 63 kata (16,15%).

    3. Unit Referensi, pencatatan bahasa verbal berdasarkan kata. Dimana kata yang

    berbeda tetapi mempunyai kesamaan makna dihitung sebagai kesatuan yang

    sama.

    Tabel 3

    Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang

    Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014

    Menggunakan Unit Referensi

    No KATEGORISASI PESAN F %

    1 Kritik terhadap calon legislatif 305 49.35

    2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 211 34.14

    3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 102 16.51

    JUMLAH 618 100

    Sumber : hasil koding peneliti

    Dari hasil perhitungan frekuensi menggunakan unit referensi diatas

    ditemukan bahwa pesan kritik pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap

  • 16

    calon legislatif sebanyak 305 kata (49,35%), kemudian pesan kritik terhadap

    kampanye oleh calon legislatif sebanyak 211 kata (34,14%), dan yang terakhir

    pesan kritik terhadap pelaksanaan pemilu sebesar 102 kata (16,51%).

    4. Unit Proposisional, penghitungan berdasarkan topik utama yang diangkat

    dalam satu scene dalam satu episode.

    Tabel 4

    Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang

    Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014

    Menggunakan Unit Proposisional

    No KATEGORISASI PESAN F (Scene) %

    1 Kritik terhadap calon legislatif 4 33.3

    2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 6 50

    3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 2 16.7

    JUMLAH 12 100

    Sumber : hasil koding peneliti

    Dari hasil perhitungan frekuensi menggunakan unit proposisional

    diatas ditemukan bahwa pesan kritik pemilu yang paling banyak adalah pesan

    kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif sebanyak 6 scene (50%),

    kemudian ditemukan pesan kritik terhadap calon legislatif sebanyak 4 scene

    (33,3%), dan yang terakhir pesan kritik terhadap pelaksanaan pemilu sebanyak

    2 scene (16,7%).

    5. Unit Tematik, penghitungan berdasarkan tema utama dalam sebuah episode.

    Tabel 5

    Hasil Frekuensi Kritik Pemilu pada Tayangan Program Acara Wayang

    Kampung Sebelah di MNC TV periode Februari-Maret 2014

    Menggunakan Unit Tematik

    No KATEGORISASI PESAN F %

    1 Kritik terhadap calon legislatif 3 75

    2 Kritik terhadap kampanye oleh calon legislatif 0 0

    3 Kritik terhadap pelaksanaan pemilu 1 25

    JUMLAH 4 100

    Sumber : hasil koding peneliti

  • 17

    Dari hasil perhitungan frekuensi menggunkan unit tematik diatas

    ditemukan bahwa pesan kritik pemilu didominasi oleh pesan kritik terhadap

    calon legislatif sebanyak 3 episode (75%), kemudian pesan kritik terhadap

    pelaksanaan pemilu sebanyak 1 episode (25%), dan tidak ada satu episode pun

    yang mempunyai tema tentang kritik terhadap pelaksanaan pemilu.

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan unit analisis yang

    berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pula pada setiap kategorinya. Terbukti

    dengan menggunakan 5 unit analisis dalam penelitian ini, pada unit proposisional

    menunjukan hasil pesan kritik terhadap kampanye yang dilakukan oleh calon

    legislatif mendominasi temuan pesan kritik pemilu. Sedangkan 4 unit analisis lain

    menunjukan bahwa pesan yang mendominasi pesan kritik pemilu adalah pesan

    kritik terhadap calon legislatif.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini

    dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

    1. Pendeskripsian tema dalam program acara Wayang Kampung Sebelah periode

    Februari – Maret 2014, pada 4 episode sampel semuanya memiliki tema

    tentang kritik pemilu.

    2. Pendeskripsian sinopsis dalam program acara Wayang Kampung Sebelah

    periode Februari – Maret 2014. Pada episode dengan judul Arus Artis

    Mendadak Caleg bercerita tentang calon legislatif yang tidak mempunyai

    pengetahuan, pengalaman dan kemampuan tetapi nekat mencalonkan diri

    sebagai calon legislatif. Dalam episode Hutang Janji Dibayar Janji bercerita

    tentang calon legislatif yang mengingkari janji yang diberikan ketika

    kampanye. Pada episode Wakil Rakyat Salah Alamat bercerita tentang calon

    legislatif yang tidak tahu apa yang akan beliau kerjakan ketika sudah menjadi

    wakil rakyat. Kemudian pada episode Pesta Demokrasi bercerita tentang

    pelaksanaan demokrasi yang tidak tepat yaitu menganggap bahwa demokrasi

    adalah bebas tanpa batas.

  • 18

    3. Dalam penelitian analisis isi pesan kritik pemilu pada program acara Wayang

    Kampung Sebelah periode Februari – Maret 2014 di MNC TV ditemukan

    bahwa pesan kritik pemilu dengan kategori pesan kritik terhadap calon

    legislatif mempunyai frekuensi tertinggi. Terbukti dari penggunaan 5 unit

    analisis yang berbeda, 4 unit analisis yaitu, unit fisik, unit sintaksis, unit

    referensi dan unit tematik menunjukan bahwa prosentase tertinggi ditempati

    oleh pesan kritik terhadap calon legislatif. Sedangkan satu unit lainya yaitu,

    unit proposisional prosentase tertinggi ditempati oleh pesan kritik terhadap

    kampanye yang dilakukan oleh calon legislatif.

    Saran

    1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat

    menyimpulkan bahwa terdapat kritik terhadap pemilu dan terdpat kritik

    terhadap peristiwa-peristiwa aktual yang diangkat atau disajikan oleh program

    acara Wayang Kampung Sebelah di MNC Tv. Saran peneliti adalah agar

    program acara Wayang Kampung Sebelah bisa menjadi contoh bagi program

    acara lain bahwa media apapun hendaknya menyajikan sajian yang berguna

    kepada audience dan bukan hanya menjadi media penghibur saja tanpa muatan

    apa-apa.

    2. Penelitian ini telah berhasil dilakukan dengan menggunkan metode analisis isi

    kuantitatif terhadap program acara Wayang Kampung Sebelah di MNC TV

    untuk mengkaji muatan kritik pemilu pada tayangan program acara ini periode

    Februari-Maret 2014. Penelitan ini hanya berfokus kepada pencarian hasil

    penelitian secara kuantitatif, sementara peneliti menilai kajian ini cukup

    menarik untu diteliti menggunakan metode lain seperti analisis wacana untuk

    mencari hasil yang berkaitan dengan kritik pemilu untuk dijadikan

    perbandingan dengan metode kuantitatif ini.

  • 19

    Daftar Pustaka

    Eaglaton, Terry. (2003). Fungsi Kritik. Yogyakarta: Kanisius.

    Effendy, Onong Utjana. (1991). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV

    Mandar Maju.

    Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

    LKIS

    Kominfo. (2011). Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam

    Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika

    RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik.

    Kuswandi, W. (1996). Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.

    Jakarta: Rineka Cipta.

    Mas’oed, Dr. Mochtar. (1999). Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan.

    Yogyakarta: Pusat Penerbit UII Press.

    Mertosedono, Amir. (1990). Sejarah Wayang: Asal Usul, Jenis dan Cirinya.

    Semarang: Dahara Prize.

    Narwoko, Dwi dan Suyanto, Bagong. (2007). Sosiologi: Teks Pengantar &

    Terapan. Jakarta: Kencana.

    Soekamto, Soerjono. (1993). Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

    Soetarno, Sarwanto, Sudarko. (2007). Sejarah Pedalangan. Surakarta: Institut

    Seni Indonesia Surakarta dan CV Cendrawasih.

    Sudijono, Anas. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

    Persada.

    Wayang Beber Kontemporer” https://waybemetro.wordpress.com/2012/04/.

    07/07/2014/15.43