library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewbab 2...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Pengertian Manajemen menurut Kosasih dan Soewedo (2009, p1)
adalah pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam
usaha untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Pengertian Motivasi
Oemar Hamalik (2009:128) mengartikan motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Selanjutnya diungkapkan oleh
Ngalim Purwanto (2010:72) definisi motivasi mengandung tiga komponen
pokok, yaitu sebagai berikut.
Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu;
memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya
kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan
mendapat kesenangan.
Motiviasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu.
Untuk menjaga atau menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-
kekuatan individu.
9
10
2.3 Pengertian Pelatihan (Training)
Menurut Rosen (2009, p2), mengatakan ”Saya telah menemukan
bahwa banyak organisasi pelatihan yang gagal untuk mencapai pengembalian
yang diharapkan pada investasi (ROI)”. Pendekatan e-learning diterapkan
pada pelatihan melalui web, daripada sebagai kelas pelatihan, menciptakan
lebih banyak kesempatan orang untuk mulai berfikir.
Pelatihan menurut Dessler (2009, p281) adalah proses mengajarkan
karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka
butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah
satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia
kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti
pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat
perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan, menurut Simamora
(2006, p278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1. Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di
jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana:
kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli.
kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2. Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan
ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian
yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-
11
ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin
komputer atau akses internet
3. Pelatihan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan
pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok individu
untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim
kerja.
5. Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas (creativitas training) berlandaskan pada asumsi
hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan
peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar
pada penilaian rasional dan biaya.
2.4 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2008, p2), metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh pemikiran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan
itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati
12
dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis merupakan
proses yang digunakan dalam penelitian itu yang mana menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara
umum tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu bersifat penemuan,
pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari
penelitian itu adalah data baru dan belum pernah diketahui sebelumnya.
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan
adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu,
sedangkan pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada. Tiga kata kunci penting dari penelitian adalah
pengumpulan data, analisis data dan pemahaman lebih baik. Tiga kegiatan
tersebut merupakan sequence (urutan) yang tidak bisa dibalik. Pengumpulan
data dikerjakan terlebih dahulu, kemudian data dianalisis dan dari interpretasi
temuan analisis diperoleh pemahaman lebih baik.
2.4.1 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008, p93), hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Perumusan Statistik hipotesis penelitian sebagai berikut:
Hipotesis Statistika
H0 : ρ = 0, Jika = 0 berarti tidak ada hubungan
H1 : ρ ≠ 0, Jika ≠ 0 berarti terdapat hubungan
13
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2008, p101
Keterangan:
H0 = Hipotesis Nol
H1 = Hipotesis Alternatif
P = Nilai Korelasi dalam Formulasi yang
dihipotesiskan.
2.4.2 Variabel, Populasi dan Sampel
2.4.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008, p58), variabel adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari serta ditarik
kesimpulannya.
Menurut Sugiyono (2008, p38), pada dasarnya
variabel penelitian adalah segala sesuatu dalam bentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan. Menurut hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi:
a. Variabel Independen
14
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, atau antecedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen
(terikat). Dalam SEM (Structural Equation
Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural), variabel
independen disebut sebagai variabel eksogen.
b. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling/ Pemodelan Persamaan Struktural),
variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.
c. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)
hubungan antara variabel independen dan dependen.
Variabel disebut juga sebagai variabel independen
kedua. Sebagai contoh hubungan perilaku suami dan
isteri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak,
dan akan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut
mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel
15
moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak
ketiga adalah sebagai variabel moderator yang
memperlemah hubungan.
d. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dan dependen, tetapi tidak dapat diamati
dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
penyela/antara yang terletak diantara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
e. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan
atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering
digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian
yang bersifat membandingkan, melalui penelitian
eksperimen.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian
merupakan sesuatu atau nilai yang berbeda dari objek
yang berbeda pula untuk dipelajari dan diambil
kesimpulan oleh peneliti.
2.4.2.2 Populasi Penelitian
16
Menurut Sugiyono (2008, p115), Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: “objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
2.4.2.3 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008, p81), sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
2.4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sekaran (2010, p266), sampling adalah
proses memilih jumlah yang cukup dari elemen yang
tepat dari populasi, sehingga mempelajari sampel dan
pemahaman tentang sifat-sifat atau karakteristik
memungkinkan bagi kita untuk mengeneralisasi seperti
sifat-sifat atau karakteristik dari elemen populasi.
Langkah-langkah dalam sampling, yaitu :
Mendefinisikan populasi
Menentukan kerangka sampel
Menentukan desain sampling
Menentukan ukuran sampel yang sesuai
menjalankan proses sampling
Menurut Sugiyono (2008, p116), teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan
17
sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1. Probability Sampling adalah teknik sampling
(teknik pengambilan sampel) yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Cara ini juga sering disebut dengan Random
Sampling. Ada beberapa teknik probability
sampling antara lain :
- Simple Random Sampling
Yaitu pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi tersebut. Hal ini
dilakukan karena anggota populasi dianggap
homogen.
Menurut Taniredja (2011, p35), teknik simple
random sampling disebut juga sebagai teknik acak,
serampangan, tidak pandang bulu/tidak pilih kasih,
obyektif, sehingga seluruh elemen populasi
mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel
penelitian.
- Proportionate Stratified Sampling
Yaitu teknik pengambilan sampel apabila populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
18
- Dispropostionate Stratified Sampling
Yaitu teknik pengambilan sampel apabila populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak
homogen tetapi berstarta tidak secara proposional.
- Cluster Sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk
menggunakan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk
dari suatu Negara, Propinsi, Kabupaten. Teknik
sampling daerah ini sering digunakan melalui dua
tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah. Dan tahap berikutnya menentukan orang-
orang yang ada pada daerah itu secara sampling
juga.
2. Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Terdapat
beberapa teknik sampel yaitu:
- Sampling Sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
- Sampling Quota
19
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan.
- Sampling Insidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.
- Sampling Purposive
Adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
- Sampling Jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
- Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel. Makin besar jumlah sampel
mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin
kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka
makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan
umum).
20
2.4.2.5 Besarnya Ukuran Sampel
Besarnya ukuran sampel dapat diukur dengan
menggunakan metode dari Roscoe (Taniredja, 2011,
p38), memberikan saran-saran tentang ukuran sampel
untuk penelitian sbb:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-
wanita, pegawai negeri-swasta, dll) maka jumlah
anggota sampel setiap katagori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis
dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda
misalnya). Maka jumlah anggota sampel minimal 10
kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya
variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen)
maka jumlah anggota sampelnya= 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 s.d. 20.
Menurut Ruseffendi dan Sanusi (1994, p95) yang
dikutip oleh Taniredja (2011, p39), besarnya ukuran
sampel tergantung dari jenis penelitian dan teknik
pengambilan sampelnya, misalkan berdasakan jenis
penelitiannya:
21
Penelitian Deskriptif, 10-20% populasi.
Penelitian Korelasional, minimum 30 subyek/ kelompok.
Penelitian Percobaan, minimum 30 subyek/ kelompok.
Penelitian Percobaan Terkontrol ketat, 15 subyek/
kelompok.
Menurut Frankel dan Wallen (1993, p92) yang
dikutip dari teori online jurnal (2012), menyarankan
besar sampel minimum untuk:
Penelitian deskriptif sebanyak 100.
Penelitian korelasional sebanyak 50.
Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group.
Penelitian kausal eksprimental sebanyak 30/15 per
group.
2.4.3 Teknik Pengumpulan Data
2.4.3.1 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2008, p146), instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variable yang diteliti. Dengan demikian jumlah
instrumen akan tergantung pada jumlah variabel yang
diteliti.
Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang
sosial umumnya dan khususnya bidang bisnis yang
sudah baku sulit ditemukan, untuk itu maka penelitian
22
harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian.
Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah
variabel-variabel penelitian yang diterapkan untuk
diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan
definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan
indikator yang akan diukur. Dari indikator ini
kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan
atau pernyataan.
2.4.3.2 Validitas
Menurut Sugiyono (2008, p3) valid adalah
“Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti” Apabila nilai
signifikansi dibawah nilai alpha yang dipersyaratkan
maka instrument pertanyaan tersebut valid
(Trihendradi, 2012).
Menurut Furqon (1997, p12) yang dikutip oleh
Tukiran (2011, p42), mutu penelitian terutama dinilai
dari validitas hasil yang diperoleh. Validitas eksternal
berkaitan dengan tingkat generalisasi hasil penelitian
yang diperoleh.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat
diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait
dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner)
23
dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan
peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila
dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur
pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu
data tercapai jika pernyataan tersebut mampu
mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji
validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-
masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-
masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan
adalah teknik korelasi pearson product moment.
Rumus:
Sumber: Sugiyono, 2008:248
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson.
X = Implementasi Teknik Audit - Berbantuan Komp.
Y = Kualitas Pemeriksaan Pajak.
n = Ukuran sampel/banyak data didalam - sampel.
24
2.4.3.3 Reliabilitas
Menurut Nasution (2007, p77) yang dikutip
oleh Tukiran (2011, p43), suatu alat pengukur
dikatakan realibel bila alat itu dalam mengukur suau
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama.
Menurut Sugiyono (2008, p183), reliabilitas
adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan
sebuah instrumen. Jadi reliabilitas menunjukkan apakah
instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil
ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada
waktu yang berlainan.
Reliabilitas dapat dicari dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach:
Sumber: Sugiyono, 2008:186
Keterangan :
r = Reliabilitas instrumen.
K = Banyaknya butir pertanyaan - atau banyaknya soal.
∑σb² = Jumlah varians butir.
σ t² = Varians total.
25
Tabel 2.1 Tabel Nilai Analisis Reliabilitas
NILAI HUBUNGAN
<0.20
0.20<0.40
0.40<0.70
0.70<0.90
0.90<1.00
=1.00
Hubungan yang sangat kecil
dan diabaikan
Hubungan yang kecil (tidak
erat)
Hubungan yang cukup erat
Hubungan yang erat (reliabel)
Hubungan yang sangat erat
(sangat reliabel)
Hubungan yang sempurna
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2008, p183
2.4.3.4 Pengumpulan Data
Menurut Connolly & Begg (2005, p316),
pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik fact
finding. Teknik Fact Finding adalah proses dengan
menggunakan teknik-teknik untuk mengumpulkan
fact/data mengenai pilihan sistem.5 teknik fact finding:
1. Examining Documentation
Pemeriksaan dokumen, dokumen yang diperiksa
seperti laporan bulanan, bon, kuitansi. Jika
diperiksa akan memperoleh informasi.
2. Interviewing
Melakukan wawancara dengan user.
3. Observing the entreprise in operation
26
Mengamati proses yang sedang berjalan dalam
perusahaan secara langsung.
4. Research
Mengambil semua sumber untuk meneliti
perusahaan-perusahaan yang sesuai.
5. Questionare
Memberikan daftar pertanyaan kepada user untuk
mendapatkan informasi/ data yang lebih lengkap.
Menurut Sugiyono (2008, p401), teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
diterapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
Bila dilihat dari setting-nya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium
dengan metode experiment, dirumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar diskusi, dijalan, dll. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer, dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data,
dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
27
langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen.
2.4.3.4.1 Responden
Responden dari kata asal “respon” atau
penanggap, yaitu orang yang menanggapi.
Dalam penelitian, responden adalah orang
yang diminta memberikan keterangan
tentang suatu fakta atau pendapat.
Keterangan tersebut dapat disampaikan
dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi
angket, atau lisan, ketika menjawab
wawancara. (Subliyanto, 2010)
2.4.3.4.2 Kuisioner
Kuesioner atau angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
respondennya untuk dijawabnya. Teknik
kuesioner digunakan apabila responden
dalam jumlah besar (Sugiyono, 2008, p401).
Dalam hubungannya dengan kebebasan
atau tidaknya responden memberikan
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan,
pertanyaan dapat dibagi dalam dua jenis
yaitu:
28
a. Pertanyaan Berstruktur : Pertanyaan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga
responden dibatasi dalam memberi
jawaban kepada beberapa alternatif saja
ataupun kepada jawaban saja.
b. Pertanyaan Tidak Berstruktur dan
Terbuka : Pertanyaan yang dibuat
sedemikian rupa dan jawabannya serta
cara pengungkapannya dapat bermacam-
macam. Dalam menjawab pertanyaan
terbuka ini, responden tidak terikat pada
alternatif-alternatif jawaban.
Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui kuesioner cukup
sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan angket menurut Sekaran (dalam
Sugiyono, 2008, p163) terkait dengan prinsip
penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik. Prinsip Penulisan
kuesioner menyangkut beberapa faktor antara
lain:
Isi dan tujuan pertanyaan harus jelas
artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
29
mengukur maka harus ada skala yang jelas
dalam pilihan jawaban.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah
terbuka atau tertutup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas,
sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih
jawaban yang disediakan.
2.4.3.4.3 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Observasi
digunakan bila objek penelitian bersifat
perilaku manusia, proses kerja, gejala alam,
responden kecil (Sugiyono, 2008, p401).
2.4.3.4.4 Interview
Interview (wawancara) digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui
hal-hal dari responden lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit (kecil)
(Sugiyono, 2008, p401).
30
2.4.4 Teknik Analisis Data Penelitian
Menurut Sugiyono (2008, p426), dalam penelitian
kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
2.4.4.1 Analisis Statistik
Menurut Sugiyono (2008, p206), terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data
dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik nonparametris.
1. Statistik Deskriptif
Statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan/ menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan
pada populasi jelas akan menggunakan statistik
deskriptif dalam analisisnya.
31
Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara
lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, media,
mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
standar devisiasi, perhitungan persentase.
Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan
pencarian kuatnya hubungan antara variabel melalui
analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis
regresi, dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.
Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi,
regresi, atau membandingkan dua rata-rata atau lebih
tidak perlu diuji signifikansi, tidak ada taraf
kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat
generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan
generalisasi.
2. Statistik Inferensial/ Statistik Induktif/ Statistik
Probabilitas
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan
cocok digunakan apabila sampel diambil dari populasi
yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari
populasi itu dilakukan secara random.
32
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena
kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi
berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat
peluang atau probability. Suatu kesimpulan dari data
sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu
mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang
dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila peluang
kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%.
Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut
dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi
dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila
didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis yang
digunakan. Misalnya uji-t akan digunakan tabel-t, uji-f
digunakan tabel-f. Pada setiap tabel sudah disediakan
untuk taraf signifikansi berapa persen, suatu hasil
analisis dapat digeneralisasi.
Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk
digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada
hubungan signifikansi berati hubungan itu dapat
digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikansi berati
perbedaan itu dapat digeneralisasikan. Statistik
inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris.
3. Statistik Parametris
33
Statistik parametris digunakan untuk menguji
parameter populasi melalui statistik atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel. Parameter
populasi meliputi rata-rata dengan notasi µ (mu),
simpangan baku σ (sigma), dan varians σ2, sedangkan
statistiknya adalah meliputi rata-rata X, simpangan
baku S, dan varians S2. Jadi parameter populasi yang
berupa µ diuji melalui S, dan σ2 diuji melalui S2.
Dalam statistik pengujian parameter melalui statistik
(data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik.
Statistik parametris memerlukan terpenuhinya
banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang
akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya
dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data
homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi
linieritas. Statistik parametris kebanyakan digunakan
untuk menganalisis data interval dan rasio.
4. Statistik Nonparametris
Statistik nonparametris merupakan statistik
yang tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi.
Statistik nonparametris tidak menguji parameter
populasi, tetapi menguji distribusi. Statistik ini sering
digunakan untuk menganalisis data nominal dan
ordinal.
34
2.4.4.2 Jenis Data Penelitian
Jenis data dan analisis dalam penelitian
menurut Sugiyono (2008, p12) dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
kata, kalimat dan gambar. Sedangkan data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif
yang diangkakan.
Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data
diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal
adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan secara
terpisah, secara diskrit atau kategori. Misalnya: dalam
suatu kelas terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria
dan 20 wanita. Data kontinum adalah data yang
bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari hasil
pengukuran. Data kontinum dibagi menjadi tiga, yaitu
data ordinal, data interval dan data ratio. Data ordinal
adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak
mempunyai nilai nol absolut atau mutlak. Data ratio
adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
mutlak.
2.4.4.3 Analisis Regresi
Menurut Sugiyono (2008, p269), regresi digunakan
untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat
35
diprediksikan melalui variabel independen. Analisis
regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa
hubungan fungsional.
Bentuk Persamaan Regresi:
Keterangan:
Y2 = Subyek dalam variabel dependen yang
diprediksikan.
A = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
b = Angka arah koefisien regresi, yang
menunjukkan angka.
X = Subyek pada variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu.
Peningkatan ataupun penurunan variabel dependen
yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+)
maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
Menurut Taniredja (2011, p87) menjelaskan,
Analisis Regresi adalah salah satu metode pengolahan
data yang popular. Analisis ini merupakan analisis dua
variabel Y dan X (dependent dengan independent), yang
akan dibawa ke suatu fungsi tertentu. Analisis ini secara
mudah dapat di artikan sebagai analisis pencocokan
kurva pada suatu fungsi tertentu seperti linear, kuadratik,
exponensial, parabolic, dsb.
Y2 = a + bX
36
2.4.4.4 Analisis Korelasi
Teknik Korelasi Product Moment adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengetahui erat tidaknya
kaitan antara data yang telah disusun menurut peringkat.
Bentuk rumus koefisien korelasi sederhana.
Product Moment:
Sumber:Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2008, p248
Uji Signifikansi korelasi product moment ditunjukan
pada rumus:
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
xi = Jumlah Variabel X
yi = Jumlah Variabel Y
n = Jumlah Sampel
37
Tabel 2.2 Tabel Pedoman Untuk Memberikan
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.0 – 0.199
0.20 – 0.399
0.40 – 0.599
0.60 – 0.799
0.80 – 1.000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2008, p250
Menurut Taniredja (2011, p95), Analisis
Korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah di antara
dua buah variabel atau lebih terdapat hubungan, jika
ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa
besar hubungan tersebut.
Jenis Korelasi
Korelasi positif dan korelasi negative, korelasi
positif adalah hubungan yang sifatnya satu arah.
Korelasi positif terjadi jika antara dua variabel atau
lebih berjalan parallel atau searah yang berarti jika
variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y
juga mengalami kenaikan.
Macam-macam korelasi positif :
Korelasi positif maksimal atau korelasi positif
tertinggi yaitu jika pencaran titik yang terdapat
pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu
38
dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus
yang condong ke arah kanan.
Korelasi positif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran
titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau
beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar
atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan
kecondongan ke arah kanan.
Korelasi positif rendah atau korelasi positif kecil
yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta
korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar
menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah
kanan.
Contoh : korelasi penggunaan media pembelajaran
matematika dengan peningkatan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah matematika. Semakin
tepat pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran, semakin tinggi kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah matematika.
Korelasi negatif adalah korelasi antara dua variabel
atau lebih yang berjalan dengan arah yang
berlawanan, bertentangan atau sebaliknya.
Korelasi negatif terjadi jika antara dua variabel
atau lebih berjalan berlawanan yang berarti jika
variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y
mengalami penurunan atau sebaliknya.
39
Macam-macam korelasi negatif :
korelasi negatif maksimal atau korelasi negatif
sempurna yaitu jika pencaran titik yang terdapat
pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu
dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus
yang condong ke arah kiri.
korelasi negatif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran
titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau
beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar
atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan
kecondongan ke arah kiri.
korelasi negatif rendah atau korelasi negatif kecil
yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta
korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar
menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah
kiri.
Contoh : Semakin tinggi kesadaran hukum semakin
rendah angka kriminalitas.
2.4.4.5 Uji T
Menurut Sugiyono (2008,p244) uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
penjelas secara individual alam menerangkan variasi
variabel terikat. Rumusnya adalah :
t =
40
Keterangan :
t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel.
r = korelasi parsial yang ditemukan.
n = jumlah sampel.
Dasar pengambilan keputusan pengujian:
- Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
- Jika thitung < ttabel maka H0 diterima
2.4.4.6 Uji F
Menurut Sugiyono (2008, p264) uji F digunakan
untuk menguji variabel – variabel bebas secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Selain itu dengan uji F ini
dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang
digunakan sudah tepat atau belum. Rumusnya adalah :
F =
Keterangan :
F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan
Ftabel.
R2 = Korelasi parsial yang ditemukan.
n = Jumlah sampel.
k = Jumlah variabel bebas.
Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah :
- Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
- Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
41
2.4.4.7 Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2005, p250), Analisis korelasi
dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi. Koefisien determinasi ini berfungsi untuk
mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel
independen dan variabel dependen. Dalam
penggunaannya, koefisien determinasi ini dinyatakan
dalam persentase (%) dengan rumus sebagai berikut:
Kd = x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi yang dikuadratkan.
2.5 Analisis Efektifitas
Menurut Yusi (2009, p79) rumus perhitungan Indeks Skor (IS) untuk
mengetahui besar presentase jawaban dari responden, sbb:
Keterangan criteria interpretasi skor:
0%-20% = Sangat Tidak Efektif
21%-40% = Tidak Efektif
42
41%-60% = Cukup Efektif
61%-80% = Efektif
81%-100% = Sangat Efektif
Jumlah Skor Ideal (Skor Ideal) = 5 (Nilai skala tertinggi) x 50
(Jumlah responden) = 250.
2.6 Kerangka Berfikir
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir
Pada awal pertemuan yang dilakukan adalah memulai dengan
merumuskanpermasalahan yang akan diteliti. Setelah tahap perumusan
masalah, selanjutnya melakukan studi pustaka yang dilakukan dari berbagai
sumber di internet serta mencari jurnal yang mendekati permasalahan pada
penelitian. Setelah studi pustaka dan menemukan jurnal-jurnal yang ada,
maka dilanjutkan dengan konsultasi kepada dosen pembimbing untuk
menentukan jurnal yang paling mendekati dengan objek yang diteliti. Jika
tidak disetujui karena jurnal kurang sesuai maka akan dilakukan pencarian
kembali untuk menemukan jurnal yang sesuai.
Setelah disetujui dan melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing untuk mendapat penjelasan mengenai model conceptual
framework serta menemukan variabel dalam jurnal yang terkait dengan
penelitian.
Setelah pembuatan model dan variabel penelitian, dilanjutkan
dengan menyusun pernyataan yang berasal dari sub variabel yang ada,
kemudian melakukan konsultasi kembali dengan dosen pembimbing untuk
43
menilai apakah pernyataan tersebut dapat dimengerti oleh responden dan
disetujui oleh dosen pembimbing. Jika pernyataan telah disetujui oleh
dosen, maka dilakukan perancangan kuisioner yang disebarkan sebanyak 50
sampel. Setelah menerima hasil dari 50 sampel, akan dilakukan cek validasi
dari pernyataan tersebut menggunakan software SPSS 20.0.
Setelah kuisioner telah dibagikan dan diisi oleh para responden, akan
dilakukan pengujian valid dan reliabel. Jika hasil dari kuisioner tidak valid
dan reliabel maka akan dilakukan kembali pengumpulan 50 sampel.
Tahap selanjutnya jika sudah valid dan reliabel, hasil dari 50 sampel
akan diolah menggunakan software SPSS 20.0 untuk menghitung korelasi
dan regresi. Setelah mendapatkan hasil korelasi dan regresi, maka dibuat
rekomendasi yang berasal dari hasil penghitungan yang ada.
Pada tahap rekomendasi, akan dibuatkan Prototype Dashboard
Businness Intelligence untuk mengukur semua variabel secara keseluruhan
maupun sebagian.
Bagian akhir dari penyusunan skripsi adalah membuat kesimpulan
berdasarkan hasil dari perhitungan korelasi dan regresi, serta saran yang
dihasilkan dari penelitian.