vickafitriyani.files.wordpress.com · web viewemulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair...

39
BAB II Macam-macam sediaan umum : 1.1. Sediaan Cair 1.1.1. Elixira Eliksir Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa atau bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula, atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambah gliserol, sorbital dan propilenglikol sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat. 1.1.2. Collutoria Kolutorium Obat cuci mulut SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 1

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

BAB II

Macam-macam sediaan umum :1.1.Sediaan Cair

1.1.1. Elixira Eliksir

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa atau bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula, atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet digunakan sebagai obat dalam.

Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambah gliserol, sorbital dan propilenglikol sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.Penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat.

1.1.2.CollutoriaKolutoriumObat cuci mulut

Koliturium biasanya merupakan larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodoran, antiseptik, analgetika lokal atau astringen. Wadah disimpan dalam botol putih, bermulut kecil.

Penandaan 1. Jika kolutorium harus diracik lebih dahulu sebelum digunakan, maka pada etiket harus disebutkan cara pengencerannya. 2. Harus diberikan tanda yang jelas yaitu untuk obat cucimulut, tidak boleh ditelan.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 1

Page 2: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.1.3.EmulsaEmulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

Zat pengemulsi. Gelatin, Gom akasis, tragakan, sabun, senyawa amonium kwartener, senyawa kolesterol, surfaktan atau emulgator yang lain yang cocok. Untuk mempertinggi kestabilan dapat ditambah zat pengantal, misalnya trgakan, tilosa, natrium karboksimetilselulosa.

Zat pengawet. Emulsa sebaiknya mengandung zat pengawet yang cocok.Penyimpanan. Kecuali dinyatakan lain, simpan dalam wadah yang tertutup baik, ditempat sejuk. Penandaan. Pada etiket harus juda tertera “KOCOK DAHULU”.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 2

Page 3: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.1.4.Gargarisma Obat kumur Gargle

Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan untuk mencegah atau pengobatan infeksi tenggorok.

Tujuan utama penggunaan obat kumur adalah dimaksudkan agar obat terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan dan tidak dimaksudkan zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai untuk dijadikan obat kumur.

Penyimpanan. Dalam wadah berupa botol warna susu atau wadah lain yang cocok. Penandaan. Pada etiket harus tertera : 1. Petunjuk pengenceran sebelum digunakan : 2. “Hanya untuk kumur, tidak ditelan”.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 3

Page 4: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.1.5. Suspensiones Seuspensi

Suspensi adalah sedian yang mengandung bahan obat padat yang berbentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

Zat terdispersi harus halus dan ditak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspense. Kekentalan suspense tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Suspense obat suntik harus mudah disuntikan dan tidak boleh menyumbat jarum suntik.

Suspense obat mata harus steril, zat yang terdispersi harus sangat halus. Jika disimpan dalam wadah dosis ganda, harus mengandung bakterisida.

Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “kocok dahulu!”.

Catatan suspense yang dibuat segar dengan mencampur bahan padat dengan cairan pembawa sebelum digunakan, harus memenuhi persyaratan diatas.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 4

Page 5: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.1.6. Solutiones

LarutanLarutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut.

Kecuali dinyatakan lain sebagai zat pelarut digunakan air suling.

Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injections. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 5

Page 6: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.1.7.GuttaeObat tetes

Guttae, obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebut Farmakope Indonesia.

Jika disebut guttae, obat tetes, tanpa penjelasan lebih lanjut , dimaksudkan adalah guttae, obat tetes, untuk obat dalam.

Guttae, obat tetes untuk obat dalam digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam minuman atau makanan.

Guttae Oria, Tetes mulut untuk obat dalam digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan terlebih dahulu dengan air, untuk dikumur-kumurkan, tidak untuk ditelan

Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan  obat ke dalam tellinga.Kecuali dinyatakan lain, tetes telingan dibuat menggunakan cairan pembawabukan air. Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 6

Page 7: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga: umumnya digunakan gliserol dan  propilenglikol. Dapat juga digunakan etanol-heksilenglikol dan minyak nabati.Zat pensuspensi, dapat digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok.Keasam-kebasaan, kecuali dinyatakan lain, pH 5,0 sampai 6,0.Penyimpanan, kecuali dinyatakan lain, dalam wadah tertutup rapat.

Guttae nasales, tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung: dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.Cairan pembawa umumnya digunakan air. Cairan pembawa sedapat mungkin mempunyai pH antara 5,5 sampai 7,5 kapasitas dapar sedang, isotonus atau hampir isotonus. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai zat pembawa.

Zat pensuspensi, dapat digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak boleh lebih dari 0,001% b/v.Zat dapar, dapat digunakan dapar yang cocok dengan pH 6,5 dan dibuat isotonus menggunakan natrium klorida secukupnya.Zat pengawet, umumnya digunakan Benzallkonium klorida 0,01% b/v.Penyimpanan, kecuali dinyatakan lain, dalam wadah tertutup rapat.

Guttae Ophthalmicae, tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes mata berair umumnya dibuat menggunakan cairan pembawa berair yang mengandung zat pengawet terutama fenilraksa (II) nitrat atau fenilraksa (II) asetat 0,002% b/v. Benzalkonium klorida 0,01% b/v atau  klorheksidina asetat 0,01% b/v, yang pemilihannya didasarkan atas ketercampuran zat pengawet terhadap obat yang terkandung di dalamnya selama waktu tetes mata dimungkinkan untuk digunakan. Benzalkonium klorida tidak cocok digunakan sebagai zat pengawet untuk tetes mata yang mengandung anestetikum lokal. Tetes mata berupa larutan harus jernih, bebas benda asing, serat dan benang.

Kecuali dinyatakan lain, tetes mata dibuat dengan salah satu cara berikut:1. Obat dilarutkan ke dalam larutan pembawa berair yang mengandung salah satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok dan larutan dan sterilkan dengan cara sterilisasi A yang tertera pada injectiones.2. Obat dilarutkan ke dalam larutan pembawa berair yang mengandung salah satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok dan

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 7

Page 8: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

larutan dijernikan dengan penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutup wadah dan sterilkan dengan cara sterilisasi C yang tertera pada injectiones, masukkan kedalam wadah secara aseptik dan tutup rapat.3. Obat dilarutkan ke dalam larutan pembawa berair yang mengandung salah satu zat pengawet tersebut atau zat pengawet lain yang cocok dan larutan dijernikan dengan penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutup wadah dan sterilkan dengan cara sterilisasi C yang tertera pada injectiones.Semua alat yang digunakan untuk pembuatan tetes mata, begitu juga wadahnya, harus bersih betul sebelum digunakan, jika perlu disterilkan.Kejernihan: memenuhi syarat kejernihan yang tertera pada Injectiones.Sterilitas: memenuhi uji sterilisasi seperti yang tertera pada uji keamanan hayati.Penyimpanan: dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap, volume 10 ml, dilengkapi dengan penetes.Penandaan: pada etiket harus juga tertera “Tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka.

1.1.8. InfusaInfus

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrasi simplisia nabati dengan air pada suhu 90º C selama 15 menit.

Pembuatan. Campur simplisia dengan derajad halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900 C sambil sekali kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Infus daun sena dan infus simplisia yang mengandung minyak astiri, diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga diperoleh masa seperti bubur, buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu. Pada pembuatan infus kulit kina di tambah larutan asam salisilat P 10%dari bobot bahan berkhasiat; pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambah larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera di bawah, infus yang bukan mengandung bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10%

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 8

Page 9: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

simplisia. Untuk pembuatan 100 bagian iinfus berikut, digunakan sejumlah yang tertera.

Daun kina…..……………………………………………………………………………………6 bagian

Daun Digitalis.………………………………………………………………………………..0,5 bagian

Akar Ipeka……….……………………………………………………………………………..0,5 bagian

Daun Kumiskucing………………………………………………..………………………..0,5 bagian

Sale Kortunum………………………………………………………………………………..3 bagian

Daun Sena………………………………………………………………..…………………….4 bagian

Temulawak………………………………………………………………….………………….4 bagian

Derajad halus simplsia yang digunakan untuk infus harus harus mempunyai derajad halus sebagai berikut.Serbuk : (5/8) Akar manis, daun kumia kucing, daun sirih, daun senaSerbuk : (8/10) Dringo, kelembakSerbuk : (10/22) Laos, akar velerian, temulawak, jaheSerbuk : (22/60) Kulit kina, akar ipeka, sekale kormutumSerbuk : (85/120) Daun digital.

1.1.9. ImunoseraImunoserum

Imunoserum adalah sediaan mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri, antigenvirus atau antigen lain yang digunakan untuk pembuatan sediaan.

Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau taksoid, venin suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi hewan tidak boleh diberi

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 9

Page 10: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

penisilin. Imunoglobulin khas diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan dengan pengendapan fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.

Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai dan ditambahkan serba sama bila sediaan dikemas dalam dosis ganda. Sediaan akhir steril dapat dibagi secara aseptik dalam wadah steril dan tertutup kedap untuk menghindari kontaminasi. Alternatif lain, setelah sediaan dibagikan dalam wadah steril dapat dibekukeringkan  untuk mengurangi kadar air hingga tidak lebih dari 1,0% b/b. Kemudian wadah ditutup kedap dalam hampa udara atau diisi  gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert lain yang sesuai sebelum ditutup kedap; pada setiap kasus wadah ditutup kedap sedemikian rupa untuk meniadakan kontaminasi. Imunoserum direkonsitusi segera sebelum digunakan.

Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan enzim dan pengendapan fraksi paling stabil pada pH 6. Metode pembuatan imunoserum sedemikian rupa sehingga kehilangan aktifitas tidak lebih dari 5% per tahun bila disimpan pada pH 6 pada suhu 20º C dan tidak lebih dari 20% pertahun bila disimpan pada suhu 37º C.

Imunoserum berupa cairan hampir tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, tidak keruh, dan hampir tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang ditambahkan. Sediaan kering berupa padatan atau serbuk warna putih kuning

pucat, mudah larut dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau warna kuning pucat, dan tidak mempunyai sifat sesuai dengan sediaan cair.

Imunoserum, bila perlu direkonstitusi seperti tertera pada label harus memenuhi syarat sebagai berikut:

pH antara 6,0 sampai 7,0.Protein total tidak lebih dari 17%; lakukan penetapan seperti yang tertera pada penetapan kadar nitrogen dalam produk darah metode I. Hasil yang diperoleh kalikan 6,25.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 10

Page 11: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Albumin, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, jika ditetapkan secara elektroforesis, imunoserum menunjukan tidak lebih dari sesepora protein yang mempunyai mobilitas albumin.

Protein asing, jika ditetapkan dengan uji pengendapan menggunakan imunoserum khas, hanya mengandung protein galur hewan yang digunakan.

Fenol, imunoserum yang mengandung fenol sebagai pengawet tidak lebih dari 0,25%, lakukan penetapan seperti yang tertera pada uji bahan tambahan dalam vaksin dan imunoserum.

Toksisitas abnormal, memenuhi syarat. Lakukan uji seperti yang tertera pada uji reaktivitas secara biologi in vivo.

Sterilisasi, memenuhi syarat seperti yang tertera pada uji sterilitas.

Protein, lakukan penetapan potensi dengan membandingakan terhadap baku menggunakan metode seperti yang tertera pada masing-masing monografi.Hasil dinyatakan dalam unit per ml.

Wadah dan penyimpanan, dalam wadah terlindung dari cahaya. Kecuali dinyatakan lain, sediaan cair harus disimpan pada suhu 2º C sampai 8º C, hindari pembekuan.Pada umumnya imunoserum cair setelah disimpan 3 tahun dan potensi imunoserum kering-beku setelah disimpan 5 tahun tidak lagi dapat dianggap sama dengan potensi yang tertera pada etiket.

Penandaan, pada penandaan tertera:1) jumlah minimun unit per ml.2) dosis.3) tanggal kadaluarsa.4) kondisi penyimpanan.5) volume rekonstitusi untuk serbuk-kering.6) bahan tambahan.7) nama spesies sumber imunoserum.

1.1.10. Infundibilia Infus intravenus

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 11

Page 12: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Infus intravenus adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonus terhadap darah, disuntikan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak. Emulsi dibuat dengan air sebanyak fase luar. Diameter fase dalam tidak boleh lebih dari 5 µm. Kecuali dinyatakan lain. Infus interavenus tidak boleh mengandung bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk infus intravenus harus jernih dan praktis bebas partikel.

Emulsi untuk infus intravenus, setelah dikocok, harus homogen dan tidak menunjukan pemisahan fase.

Volume netto. Pindahkan isi wadah ke dalam tabung ukur bersih dan kering. Volume ukur tidak kurang dari nilai nominal.Syarat injeksi. Memenuhi syarat injeksi yang tertera pada injectiones.Penyimpanan. Dalam wadah dosis

tunggal.

1.2. Sediaan Semi Padat

1.2.1. UnguentaSalep

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 12

Page 13: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau

terdispersihomogen dalam dasar salep yang cocok. Pemerian tidak boleh berbau tengik.

Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salep mengandung obat keras atau obat narkotik, kadar obat adalah 10%.

Dasar salep kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar digunakan Vasellin putih. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih dari salah satu bahan dasar berikut :

Dasar salep senyawa hidrokabon Vasellin putih, vasselin kuning atau campurannya dengan malam putih, dengan malam kuning atau dengan senyawa hidrokarbon lain yang cocok.

Dasar salep serap lemak bulu domba; campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian steril alcohol, 8 bagian malam putih, dan 8 bagian vaselin putih; campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi mnyak dalam air. Dasar salep yang dapat larut dalam air polietilenglikola atau campurannya.

Himogenitas jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogeny. Penandaan pada etiket harus tertera “Obat Luar”.

1.2.2 OCULENTASalep mata

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 13

Page 14: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep yang cocok.

Pembuatan. Bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara aseptik dalam tube steril.Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok.

Tube disterilkan dalam otoklaf pada suhu antara 115º dan 116º , selama tidak kurang dari 30 menit.

Homogenitas. Tidak boleh mengandung bagian kasar yang dapat teraba.Sterilitas. Memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati.Penyimpanan. Dalam tube steril, di tempat yang sejuk.Penandaan. Pada etiket harus juga tertera “salep mata”.

1.2.3 CremoresKrim

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 14

Page 15: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak lebih dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.Ada dua tipe krim, krim tipe minyak-air dan krim tipe air-minyak.

Stabilitas. Krim rusak, jika terganggu sistim campurannya terutama disebabkan perubahan suhu dan

perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsi tersebut tidak tercampur satu sama lain.Pengenceran krim hanya hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang dilakukan dengan teknik aseptik.Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.

Zat pengemulsi. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki.Sebagai zat pengemulsi dapat digunakan emulgid. Lemak bulu domba, setaseum, setilalkohol, stearilalkohol, trietanolaminil stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilglikol, sabun.

Zat pengawet. Umumnya digunakan metil paraben 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben 0,02% hingga 0,05%.Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik atau tube, di tempat sejuk.Penandaan. Pada etiket juga harus tertera “Obat Luar”.

1.2.4 Pastae PastaSMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 15

Page 16: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar, biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago ataui sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung kulit.cara pemakaian dengan mengoleskan lebih dahulu pada kain kasa.

Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik, wadah tertutup rapat atau dalam tube.

1.2.5 Gelli Gel

Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistim semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 16

Page 17: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistim dua fase, (misalnya Gel Aluminium Hideroksida). Dalam sistim dua fase, jika ukuran dari partikel dua fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket (lihat suspensi).

Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik  yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago. Walaupun umumnya gel-gel ini mengandung air, etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai contoh minyak mineral dapat dikombinasikan dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep berminyak.

Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara tipikal atau dimasukan ke dalam lubang tubuh.

1.2.6 Implants Implan

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 17

Page 18: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara subkutan) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama. Implan ditanam dengan bantuan injektor khusus

yang sesuai dengan sayatan bedah. Bentuk sediaan ini digunakan untuk pemberian hormon seperti testosteron atau estradiol. Sediaan ini dikemas masing-masing dalam vial atau lembaran kertas timah steril.

1.3 Sediaan Padat

1.3.1CompressiTablet

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 18

Page 19: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Sebagian tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul mengunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar digunakan untuk obat hewan, umumnya untuk hewan besar.

Tablet cetak dibuat dengan menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan . kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan  selenjutnya tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.

Tablet tritural merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. Jenis tablet ini sekarang sudah jarang digunakan. Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau melarut sempurna dalam air, dulu umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik. Diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya pada tablet nitrogliserin, diberikan secara sublingual.

Tablet bukal digunakan dengan cara meletakan tablet di antara pipi dan gusi dan tablet sublingual digunakan dengan cara meletakan di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa

mulut. Beberapa obat mudah diserap dengan cara ini ( seperti nitrogliserin dan hormon sieorid tertentu) dan mempunyai banyak keuntungan.

Tablet efervesen yang larut, dibuat dengan cara dikempa, selain zat aktif juga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkn dalam air  akan menghasilkan karbon dioksida. Tablet dilarutakn atau didispersikan dalam air sebelum pemberian.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 19

Page 20: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Tablet efervensen harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab, pada etiket tertera tidak untung langsung ditelan.

1.3.2CAPSULAE Kapsul

Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain.SYARAT KAPSUL harus memenuhi syarat berikut:

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 20

Page 21: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Keseragaman bobot cara untuk kapsul yang berisi obat kering. Timbang 20 kapsul. Timbang lagi kapsul satu per satu. Keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata isi kapsul. Perbedaan dalam persen isi bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B.

Bobot rata-rataisi kapsul

Perbedaan bobot isi kapsul dalam %A B

120 mg atau lebih>120 mg

± 10 %± 7.5%

± 20 %± 15 %

Cara untuk kapsul yang berisi bahan obat cair atau pasta. Timbang 10 kapsul. Timbang lagi kapsul satu per satu. Keluarkan isi semua kapsul. Cuci cangkang kapsul dengan eter P. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsu. Hitung bobot sisi kapsul dan bobot rata-rata isi kapsul. Perbedaan persen dalam bobot isi tiap kapsul

terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.

Waktu hancur. Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat seperti yang tertera pada Compressi. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk manghancurkan kapsul tidak lebih dari 15 menit.Penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya berisi zat pengering, ditempat sejuk.

1.3.3OvulaeOvula

Ovula adalah sediaan padat yang di gunakan melalui vagina, umumnya berbentuk telur, dapat melarut dan melunak pada suhu tubuh.

Bahan dasar. Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Sebagai bahan dasar di gunakan lemak coklat atau

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 21

Page 22: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

campuran polietilengliklol dalam berbagai perbandingan. Bobot 3 gram sampai 5 gram, umumnya 5 gram. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk.

1.3.4 Suppositoria Supositoria

Supositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 22

Page 23: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Bahan dasar. Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Sebagi bahn dasar digunakan lemak cokelat, potietilenglikola berbobot molekul tinggi. lemak atau bahan lain yang cocok . kecuali dinyatakan lain, digunakan lemak cokelat.

Bobot kecuali dinyatakan lain, bobot supositoria dengan dasar lemak cokelat untuk orang dengan wasa 3 g dan untuk anak 2 g. Penyimpanan pada wadah tertutup baik, ditempak sejuk.

1.4 Sediaan Lain

1.4.1 Aerosolum Erosol

Erosol adalah sedian yang mengandung satu atau lebih zat berkhaisat dalam wadah yang beri takanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk memancarkan hingga isinya habis, dapat digunakan untuk obat luar atau atau obat dalam dengan propelan yang cocok. Jika digunakan sebagai obat dalam atau inhalasi, erosol dilengkapi dengan pengaturan dosis. Erosol boleh mengandung bahan pensuspensi, emulgator dan pelarut pembantu.SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 23

Page 24: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Partikel yang terdispersi berukuran antara beberapa perseratus /µm sampai beberapa ratus /µm. Untuk pemakaian secara inhalasi, ukuran partikel tidak boleh lebih besar dari 10µm.

Bagian-bagian yang penting dari erosol adalah wadah, propelan, konsentrat yang mengandung zat berkhaisat, katup dan actuator. Dengan membuat variasi terhadap bagian-bagian tersebut dapat dihasilkan semprotan yang mempuanyai sifat-sifat tertentu misalnya ukuran partikel, kesebaran fase dispresi, derajad kebsahan dan derajad kekeringan, keseragaman hasil semprotan, besar tekanan, bentuk dispersi, suhu, luas daerah penyemprotan, dosis yang di semprotkan dan derajad semprotan.

Erosol terdiri dari sistim dua fase atau sistim tiga fase. Dalam hal tertentu suatu zat berkhasiat atau suatu formulasi dapat dilarutkan ke dalam propelan hingga menghasilkan erosol dengan sistim dua fase (gas-cairan). Karena pada umumnya propelan mempunyai daya melarutkan yang kecil maka untuk mendapatkan sistim dua fase, sering dibutuhkan suatu pelarut pembantu. Jika zat berkaisat atau zat berformulasi tidak mungkin dilarutkan pada propelan, maka harus diemulaskikan atau disuspensikan hingga diperoleh tiga fase (gas-cair-padat atau gas-cair-cairan).

Wadah, dapat dibuat dari kaca, plastik, kaca, logam atau

kombinasi dari bahan tersebut. Logam yang digunakan adalah umumnya tahan karat, almunium, baja berlapis timah. Plastik dapat digunakan untuk melapisi wadah yang terbuat dari kaca agar aman atau untuk atau untuk melapisi wadah yang terbuat dari logam guna mencegah perkaratan. Wadah dari kaca harus terbuat dari kaca yang tahan tekanan.

Katup, fungsi utama dari katup adalah mengatur pengaliran zat berkasiat dan propelan. Katup tebuat dari karet plastik, almunium atau baja tahan karatdan harus inert. Jika perlu katup dapat dilengkapi dengan pengatur dosis yang dapat memberikan dosis tertentu secara teliti. Sifat dispersi dari erosol di pengaruhi oleh ukuran, jumlah dan letak lubang-lubang katup. Bentuk katup dibuat untuk mendapatkan jarak penyemprotan atau luas daerah penyemprotan yang baik. Katup memungkinkan propelan

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 24

Page 25: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

keluar bersama-sama zat berkasiat atau formulasi agar tercapai sifat semprotan yang tepat dan membantu mencapai keseimbangan tekanan yang dikehendaki pada waktu erosol digunakan.

Propelan, dimaksudkan untuk menghasilkan tekanan dalam sistim erosol sehingga dapat mendorong bahan dari wadah dan kombinasi dengan komponen lain dapat merubah bahan menjadi suatu bentuk fisika alin yang dikehendaki. Propelan merupakan gas yang dicairkan atau dimampatkan hingga tekanan uapnya lebiah besar dari tekanan luar. Sebagai propelan dapat digunakan hidrokarbon terutama derivat kloro dan fluoro dari metana dan etana, hidrokarbon berbobot molekul lemah misalnya butana, pentana dan gas yang dimampatkan misalnya karbondioksida, nitrogen dan dinitrogen-monoksida. Campuran propelan sering digunakan untuk memperoleh tekanan, penyemprotan dan sifat-sifat hasil semprotan yang dikehendaki. Suatu sistim propelan yang baik harus mempunyai sifat tekanan uap yang cocok, sesuai komponen lain dari erosol tersebut. Propelan seharusnya mempunyai melarutkan yang baik, tetapi persyaratan ini bukan merupakan suatu persyaratan.

Aktuator, adalah bagian yang berhubungan dengan tangkai katup yang jika ditekan atau digerakkan, katup akan terbuka dan zat berkasiat atau formulasi akan menyemprot ke daerah yang dikehendaki. Pada umumnya actuator menentukan arah semprotan dan melindungan tangan atau jari dari propelan yang mendinginkan. Pada lubang actuator terdapat lubang penyemprotan yang ukurannya dapat bermacam-macam. Sifat semprotan dipengaruhi eleh ukuran lubang, bentuk ruang pengembang, sifat propelan zat berkasiat atau formulasi.  

Pelarut pembantu, digunakan untuk memperbaiki kelarutan suatu zat berkhasiat atau formulasi dalam propelan. Untuk mendapatkan sistim satu fase cairan, pelarut pembantu harus larut dalam propelan. Pada umumnya digunakan etanol karena mudah bercampur dengan sebagian besar propelan dan mempunyai daya pelarut yang baik. Dapat juga digunakan propilenglikol, polipropilenglikol, dietilenglikol, monoetileter atau derivat- derivatnya.  

Derajad semprotan, adalah jumlah bobot erosol yang disemprotkan dalam suatu waktu tertentu, dinyatanyakan dalam g tiap detik. Penetapan dilakukan sebagai berikut: plih tidak kurang dari 4 wadah, lepaskan tutup, tekan aktuator masing-masing wadah selama 2 sampai 3 detik. Timbang seksama masing-masing wadah, celupkan ke dalam penangas pada suhu tetap 25 ±1º hingga tekanan tetap, diperiksa menurut cara tertera pada pengujian tekanan.  Keluarkan wadah dari penangas, hilangkan air dengan kertas saring, tekan aktuator masing-masing wadah selama tepat 5,0 detik menggunakan sebuah pencatat waktu kemudian timbang masing-masing wadah. Masukan kembali wadah ke dalam penangas bersuhu tetap, ulangi

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 25

Page 26: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

percobaan 3 kali untuk masing-masing wadah, hitung derajad semprotan rata-rata masing-masing wadah dalam gram tiap detik.

Penguji kebocoran, Pilih 12 wadah catat tangal dan waktu dengan pembulatan sampai 1/2 jam. Timbang wadah satu persatu dengan pembulatan masing-masing mg, catat bobot sebagai W1. Biarkan wadah dengan posisi tegak pada sehu kamar selama 3 hari. Timbang kembali masing-masing wadah, catat bobot sebagai W2 dan catat tanggal serta waktu dengan pembulatan sampai dengan 1/2 jam. Hitung waktu percobaan dalam jam dan catat sebagai T. Hitung derajad kebocoran masing-masing wadah dalam mg tiap tahun dengan rumus

Sediaan memenuhi syarat jeika derajad kebocoran rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dari bobot yang tertera pada eiket dan jika tidak satupun bocor lebih dari 5,0% dari bobot yang tertera pada etiket. Jika satu wadah bocor lebih dari 5,0% tiap tahun, tetapkan kebocoran menggunakan 24 wadah lainnya. Sediaan memenuhi syarat jika 36 wadah yang diperiksa, tidak lebih dari 2 wadah bocor lebih dari 5,0% tiap tahun dan jika tidak satupun bocor lebih dari 7,0% tiap tahun dari bobot yang tertera pada etiket.

Pengujian tekanan. Pilih tidak kurang 4 wadah, lepaskan tutup, celupkan kedalam penangas pada suhu tetap 25 derajad ± 10  hingga tekanan tetap. Keluarkan wadah dari penangas, kocok baik-baik, lepaskan aktuator dan jika ada air hilangkanlah dari tangkai katup. Letakan masing-masing wadah dengan memasang suatu alat pengukur tekanan pada tangkai katup. Baca tekanan dalam wadah pada alat pengukur tekanan.

Pengambilan erosol berdosis terukur

1. Cara I: Cara ini digunakan untuk erosol yang dilengkapi dengan aktuator inhalasi.Alat terdiri dari A= aktuator, B= Adaptor, C= Tabung penghisap bergaris tengah 5 cm, panjang 15 cm, satu ujungnya disempitkan hingga bergaris tengah 8 mm, D= Tabung pengalir dilengakapi dengan penyaring kaca masir berpori kasar untuk menyebarkan gelembung secara merata, E= Ruang

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 26

Page 27: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

penampung berupa botol pengunci gas, berisi larutan penyerap, dihubaungkan dengan sistim hampa udara yang terdiri dari pompa penghisap, pengatur aliran dan pengukur aliran.

Adaptor harus cocok dengan aktuator inhalasi yang diperiksa dan di tengah adaptor terdapat lubang-lubang pemasuk yang meruncing dan yang secara kedap udara dapat menekan katup erosol sedemikian rupa sehingga dapat dikeluarkan sejumlah ke dalam tabung penghisap.Untuk menghindari hilangnya bahan erosol ke atmosfir pada waktu isi erosol dikeluarkan, maka udara dari ruang penampung dan larutan peresap secara terus menerus dihisap dengan kecepatan 12 sampai 13 liter tiap menit.Alat lain dengan bagian-bagian yang mempunyai prinsip yang sama dengan alat tersebut dapat digunakan.

2. Cara II. Alat terdiri dari tabung tekanan dan sebuah adaptor. Adaptor harus cocok dengan mulut dari tabung tekanan agar kedap cairan.Di tengah terdapat lubang pemasukan yang meruncing dan kedap udaradapat ditembus tangkai katup erosol sedemikian rupa sehingga dapat di keluarkan sejumlah bahan tertentu ke dalam tabung tekanan. Alat lain dengan bagian-bagian yang mempunyai prinsip yang sama dengan alat tersebut dapat digunakan.

Cara pembuatan. Pada umumnya erosol dibuat dengan salah satu cara berikut: 1. cara dingin: ke dalam wadah yang telah didinginkan, masukan propelat dingi dan konsentrat yang umumnya telah didinginkan dibawah suhu Oº C, masing-masingdengan ukuran tertentu. Pasang katup dan aktuator pada wadah sehingga tertutup kedap. 2. cara tekanan: Hilangkan udara dalam wadah dengan cara penghampaan atau dengan cara menambah sedikit peropelan, isikan kosenterat ke dalam wadah, tutup

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 27

Page 28: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

kedap wadah, masukan peropelan dengan penekanan melalui lubang katup ke dalam wadah.

Penandaan pada etiket. Harus tertera: “Peringatan : Isi di bawah tekanan ; wadah jangan dilubangi atau bakar; hindari panas dan jangan disimpan di atas suhu 50º C; Hindarkan dari jangkauan anak-anak

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 28

Page 29: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.4.2 InhalationesInhalasi

Inhalasi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernapasan. Tetasan atau butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga mencapai bronkioli. Inhalasi juga meliputi sediaan yang mengandung obat yang mudah menguap atau serbuk halus atau kabut yang digunakan memakai alat semprot mekanik.

Penandaan. Jika mengandung bahan yang tidak larut, pada etiket harus juga tertera “Kocok Dahulu”.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 29

Page 30: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

1.4.3ExtractaEkstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh

cahaya matahari langsung. Ektrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

Cairan penyari. Sebagai cairan penyari digunakan air, eter atau campuran etanol dan air.

Pembuatan:

Penyarian. Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air air mendidih. Penyarian

dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara meserasi atau perkolasi. Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.

Maserasi. Lakukan cara maserasi dengan cara yang tertera pada Tinctura; suling atau uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari  hingga konsisten yang dikehendaki.

Perkolasi. Lakukan perkolasi yang tertera padaTinctura. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari hingga konsistensi yang dikehendaki. Pada pembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat selanjutkan diuapkan hingga 0,2 bagian, campur dengan perkolat pertama. Pembuatan ekstrak cair dengan penyaring etanol, dapat juga dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa penggunaan panas.

Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air. Hangatkanlah segera pada suhu ± , enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidaki lebih dari  hingga bobot sama dengan bobot simplisia yang digunaka. Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari  hingga konsisten yang dikehendaki.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 30

Page 31: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Ekstrak cair dengan penyaring etanol. Hasil akhir harus dibiarkan di tempat sejuk selama satu bulan, kemudian disaring sambil mencegah penguapan.

Logam berat. Abu 5,0 gram ekstrak cair, 1,2 gram ekstrak ekntal atau 1,0 gram ekstrak kering tidak boleh menunjukan reaksi logam.

Sisa pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan meratakan ekstrak dalam lapisan tipis. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 31

Page 32: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanJadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-

beda, begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat  juga mempunyai efek sampingnya masing-masing.

2. SaranSebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat

tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau

melebihi batasnya

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 32

Page 33: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

Daftar Pustaka

Farmakope Indonesia Edisi III Farmakope Indonesia Edisi IV

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 33

Page 34: vickafitriyani.files.wordpress.com · Web viewEmulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam larutan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi

SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA Page 34