library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewfungsi...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p13), “Accounting information system
(AIS). A subsystem of a management information system (MIS) that provides
accounting and financial information as well as other information obtained in
the routine processing of accounting transactions.” Yang memiliki arti sebagai
berikut: Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari SIM yang
menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang
diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p1), “An accounting information
system (AIS) is a collection of resources, such as people and equipment,
designed to transform financial and other data into information.” Yang
terjemahannya adalah: Suatu sistem informasi akuntansi adalah suatu
kumpulan dari sumber daya-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sekumpulan sumber daya seperti
manusia, peralatan, dan modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung-
jawab untuk menyiapkan informasi akuntansi dan informasi keuangan, yang
didapat dari pengumpulan dan pemrosesan rutin transaksi akuntansi.
10
11
2.1.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2009, pp28-29), terdapat 6 komponen
dari suatu sistem informasi akuntansi, yaitu:
1. The people who operate the system and perform various functions. Yang
terjemahannya: People, siapa yang mengoperasikan sistem dan melakukan
berbagai macam fungsi.
2. The procedures and instructions, both manual and automated, involved in
collecting, processing, and storing data about the organization’s activities.
Yang terjemahannya: Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatisasi,
termasuk dalam pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang
aktivitas organisasi.
3. The data about the organization and its business processes. Yang
terjemahannya adalah: Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya.
4. The software used to process the organization’s data. Yang
terjemahannya: Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data
organisasi.
5. The information technology infrastructure, including computers,
peripheral devices, and network communications devices used to collect,
store, process, and transmit data and information. Yang memiliki arti:
Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat tambahan,
dan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, memproses dan mengirimkan data dan informasi.
6. The internal controls and security measures that safeguard the data in the
AIS. Yang terjemahannya: Pengendalian internal dan ukuran keamanan
yang melindungi data dalam SIA.
12
2.1.3 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2009, p29), kerjasama dari keenam
komponen Sistem Informasi Akuntansi sebagaimana yang telah disebutkan di
atas, memungkinkan Sistem Informasi Akuntansi untuk memenuhi tiga fungsi
bisnis yang penting:
1. Collecting and recording data about the activities, organization,
resources, and personnel. Yang terjemahannya adalah: Mengumpulkan
dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi, sumber daya,
dan personil.
2. Processing the data and turning it into information to be used in
decision-making for planning, application and control activities so
management can plan, execute, control, and evaluate activities,
resources, and personnel. Yang terjemahannya adalah: Mengubah data
menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan sehingga
manajemen dapat merencanakan, menjalankan, mengendalikan, dan
mengevaluasi aktivitas-aktivitas, sumber daya, dan personil.
3. Carrying out the necessary controls in order to protect the business
assets, such as data, to ensure that asset and data is available when
needed, accurate, and reliability. Yang terjemahannya adalah:
Menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi aset
organisasi, termasuk datanya, untuk memastikan bahwa aset dan data
tersedia ketika dibutuhkan dan datanya akurat serta dapat diandalkan.
Sedangkan Menurut Jones dan Rama (2006, pp6-7), sistem informasi
akuntansi memberikan lima macam penggunaan informasi akuntansi:
13
1. Producing External Reports (Menghasilkan Laporan-Laporan Eksternal)
Businesses use accounting information systems to produce special
reports to satisfy the information needs of investors, creditors, tax collectors,
regulatory agencies, and others.
Yang terjemahannya: Perusahaan menggunakan sistem informasi
akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, dan badan-
badan pemerintah.
2. Supporting Routine Activities (Mendukung Aktivitas Rutin)
Managers need an accounting information system for handling routine
operating activities during the firm’s operating cycle.
Yang terjemahannya: Para manajer memerlukan suatu sistem informasi
akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi
perusahaan.
3. Decision Support (Mendukung Pengambilan Keputusan)
Information is also needed for non routine decision support at all levels
of an organization. Examples include knowing which products are selling
well and which customers are doing the most buying.
Yang terjemahannya: Informasi juga diperlukan untuk mendukung
pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu
organisasi. Contohnya mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus
dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian.
4. Planning and Control (Perencanaan dan Pengendalian)
An information system is required for planning and control activities as
well. Information concerning budgets and standard costs is stored by the
14
information system, and reports are designed to compare budget figures to
actual amounts.
Yang terjemahannya: Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk
aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan
biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk
membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual.
5. Implementing Internal Control (Menerapkan Pengendalian Internal)
Internal control includes the policies, procedures, and information
system used to protect a company’s assets from loss or embezzlement and to
maintain accurate financial data.
Yang terjemahannya: Pengendalian Internal mencakup kebijakan-
kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk
melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk
memelihara keakuratan data keuangan.
Adapun menurut Salehi, Rostami, dan Mogadam pada kutipan jurnal
“International Journal of Economics and Finance”, fungsi sistem informasi
akuntansi dalam bisnis, sebagai berikut:
“Some of the important functions that an accounting information system
perform in a business are: collecting and recording data about the
activities and transactions; planning; processing the data and turning it
into information to be used in decision-making for planning, application
and control activities; and carrying out the necessary controls in order to
protect the business assets.”
15
Yang terjemahannya: Beberapa fungsi penting yang sistem informasi
akuntansi berikan dalam suatu bisnis, yaitu: mengumpulkan dan menyimpan
data tentang aktivitas-aktivitas dan transaksi-transaksi; merencanakan;
memproses data menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan untuk perencanaan, aktivitas aplikasi dan pengendalian; dan
menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi aset bisnis.
2.1.4 Pengertian Analisis Sistem
Mengacu pada pendapat Menurut Whitten dan Bentley (2007, p32),
pengertian analisis sistem dapat dikemukakan sebagai suatu studi tentang
problem domain (domain dimana terdapat masalah bisnis, peluang, tujuan, dan
batasan-batasan) untuk merekomendasikan peningkatan dan menentukan
persyaratan-persyaratan dan prioritas bisnis sebagai solusi.
Adapun menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p412), “system analysis:
the process of understanding existing systems and problems, describing
information needs, and establishing priorities for further systems work.”
Yang memiliki arti bahwa: analisis sistem: proses memahami sistem dan
masalah-masalah yang ada, menggambarkan kebutuhan informasi, dan
membangun prioritas untuk kerja sistem kemudian.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem
merupakan proses mengidentifikasikan dan menganalisis sistem yang ada dan
mengevaluasi permasalahan, peluang, tujuan, dan hambatan yang terjadi, guna
menghasilkan usulan perbaikan yang diperlukan dan merancang sistem baru
yang dapat menjawab kebutuhan.
16
2.1.5 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p4), “Systems design
means specifying in detail how the many components of the information
system should be physically implemented .” Yang berarti bahwa:
Perancangan system berarti menentukan secara detil bagaimana komponen-
komponen dalam sistem informasi harus diimplementasikan secara fisik.
Adapun menurut Whitten dan Bentley (2007, p33): “system design the
specification or construction of a technical, computer-based solution for the
business requirements identified in a system analysis.” Yang memiliki arti
sebagai berikut: perancangan sistem merupakan spesifikasi atau konstruksi dari
solusi teknis, berbasiskan komputer untuk kebutuhan bisnis yang teridentifikasi
dalam suatu analisis sistem.”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa rancangan sistem adalah proses penentuan kebutuhan (proses dan data)
yang memberikan solusi rancangan sistem baru berbasiskan komputer serta
spesifikasi hardware yang perlu digunakan kepada user.
2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Object Oriented
2.2.1 Rich Picture
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p26), “A rich
picture is an informal drawing that presents the illustrator’s understanding of a
situation.” Yang memiliki arti bahwa: rich picture adalah gambaran informal
yang menyajikan situasi berdasarkan pandangan illustrator.
Dapat disimpulkan bahwa rich picture merupakan gambaran informal
yang menyajikan situasi mengenai proses bisnis perusahaan secara berurut,
untuk memudahkan user dalam memahami situasi yang terjadi.
17
2.2.2 UML (Unified Modeling Language)
2.2.2.1 Pengertian UML
Menurut Whitten & Bentley (2007, p371), “Unified Modeling
Language a set of modeling conventions that is used to specify or describe
a software system in terms of objects.” Yang memiliki arti bahwa: Unified
Modeling Language (UML) adalah suatu kumpulan pemodelan
konvensional yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan
sebuah sistem software yang terkait dengan objek.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p60), “the unified modeling
language (UML), a language used for specifying, visualizing, constructing,
and documenting an information system.” Yang memiliki arti sebagai
berikut: Unified Modeling Language (UML) suatu bahasa yang
digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan
mendokumentasikan suatu sistem informasi.
Dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language (UML)
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan model dalam
sistem informasi berbasis object oriented.
2.2.2.2 Activity Diagram
2.2.2.2.1 Pengertian Event
Adapun menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p162),
“event: an occurrence at a specific time and place that can be described
and is worth remembering.”
18
Yang terjemahannya: event adalah sesuatu yang terjadi pada
waktu dan tempat tertentu dan yang dapat dijelaskan serta perlu diingat.
Menurut Jones dan Rama (2006, p4), “Events are activities that
happen at a particular point in time.” Yang terjemahannya: “Kejadian
(events) adalah aktivitas yang terjadi pada suatu waktu tertentu.”
Maka dapat disimpulkan bahwa event adalah kegiatan signifikan
yang terjadi pada waktu tertentu di dalam suatu proses bisnis, yang
melibatkan aktor atau pelaku di dalamnya.
Event table adalah tabel yang menggambarkan kejadian yang
terjadi dalam rangkaian sistem yang berjalan dalam perusahaan.
2.2.2.2.2 Pengertian Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), “Workflow Table. A two-
column table that identifies the actors and actions in a process.” Yang
terjemahannya: Tabel arus kerja. Tabel dengan dua kolom yang
mengidentifikasi para pelaku dan tindakan yang dilakukannya dalam
suatu proses.
Adapun menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p141), “A
workflow is the sequence of processing steps that completely handles
one business transaction or customer request.” Yang memiliki arti
bahwa: Workflow adalah urutan dari langkah pemrosesan yang secara
lengkap menangani satu transaksi bisnis atau permintaan user.
Dengan kata lain, workflow table merupakan tabel yang memuat
informasi mengenai aktor dan aktivitas-aktivitas pada event-event yang
terjadi secara berurut pada proses bisnis.
19
2.2.2.2.3 Pengertian Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p60), “The UML activity
diagram plays the role of a “map” in understanding business processes
by showing the sequence of activities in the process.” Yang memiliki
arti sebagaji berikut: Diagram aktivitas UML memainkan peran seperti
sebuah “peta” dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan
urutan aktivitas di dalam proses.
Adapun menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p141),
“activity diagram: a type of workflow diagram that describes the user
activities and their sequential flow.” Yang terjemahannya: activiy
diagram: suatu tipe dari workflow diagram yang menjelaskan aktivitas
pengguna dan urutan alurnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa UML activity
diagram merupakan suatu diagram yang menggambarkan urutan
kegiatan dari suatu proses bisnis suatu perusahaan, yang dilakukan oleh
para actor di dalam organisasi tersebut sehingga dapat memudahkan
user dalam memahami proses bisnis yang ada.
2.2.2.2.4 Klasifikasi Activity Diagram
2.2.2.2.4.1 Overview Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), “The overview
diagram presents a high-level view of the business process by
documenting the key events, the sequence of these events, and the
information flows among these events.”
20
Yang memiliki arti sebagai berikut: “Overview diagram
menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis
dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian penting, urutan
kejadian-kejadian ini, dan aliran informasi antar kejadian.”
Dapat disimpulkan bahwa kunci dalam menggambarkan
overview activity diagram adalah dengan memilah dan mencari
event-event utama dalam proses bisnis, mengurutkan rangkaian
event tersebut, kemudian memaparkan alur informasi dan data yang
berlangsung di tengah-tengah event-event tersebut.
2.2.2.2.4.2 Detailed Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), “Detailed diagram.
A UML activity diagram that provides a detailed representation of
the activities associated with one or two of the events shown on an
overview diagram.” Yang memiliki arti sebagai berikut: detailed
diagram menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari
aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang
ditunjukkan pada overview diagram.
Dapat disimpulkan bahwa detailed activity diagram adalah
penjabaran dari overview activity diagram yang ada sebelumnya,
dengan lebih merincikan aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan satu atau dua kejadian pada overview overview diagram.
2.2.2.2.5 Simbol-Simbol Activity Diagram
Simbol-simbol yang digunakan di dalam diagram aktivitas dapat
dilihat pada Lampiran 1 Simbol-Simbol Activity Diagram.
21
2.2.2.3 UML Class Diagram
2.2.2.3.1 Pengertian Class
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p373), “object class a set
of object instances that share the same attributes and behaviors. Often
referred to simply as a class.” Yang memiliki arti bahwa object class
adalah sekumpulan object instances yang memiliki atribut dan behavior
yang sama. Seringkali disebut sebagai sebuah class (Lihat Lampiran 2).
Dengan kata lain, class adalah kumpulan dari objek yang
memiliki behavior dan atribut yang sama.
2.2.2.3.2 Pengertian Atribut
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p372), “attribute the data
that represents characteristics of interest about an object.” Yang
memiliki arti bahwa atribut merupakan sebuah data yang
merepresentasikan karakteristik penting dari sebuah objek.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p181), “Attributes. The
smalles units of data that can have meaning to a user.” Yang memiliki
arti: Atribut. Unit data terkecil yang memiliki makna bagi pengguna.”
Dapat disimpulkan bahwa attribute adalah spesifikasi dari
definisi class yang merepresentasikan karakteristik penting dari sebuah
objek.
2.2.2.3.3 Pengertian Behavior
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p372), “behavior the set of
things that an object can do and that coorespond to functions that act
on the object’s data (or attributes).”
22
Yang memiliki arti bahwa behavior adalah sekumpulan hal yang
dapat dilakukan oleh objek dan dapat disamakan terhadap fungsi-fungsi
yang terjadi dalam data (atribut-atribut) objek.
Dengan kata lain, behavior adalah method sebagai fungsi-fungsi
apa yang dapat dilakukan oleh object dalam sebuah class.
2.2.2.3.4 Pengertian UML Class Diagram
Menurut Whittenn dan Bentley (2007, p400), “class diagram
graphical depiction of a system’s static object structure, showing object
clases that the system is composed of as well as the relationships
between those object classes.” Yang memiliki arti bahwa: class
diagram merupakan gambaran grafis dari suatu struktur objek statis
sistem, yang menunjukkan kelas objek-kelas objek dimana sistem
terdiri dari hubungan diantara kelas objek-kelas objek tersebut.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p157), ”UML class
diagrams can be used to document (a) tables in an AIS, (b)
relationships between tables, and (c) attributes of tables.” Yang
memiliki arti bahwa: “Diagram kelas UML dapat digunakan untuk
mendokumentasikan (a) tabel-tabel dalam SIA, (b) hubungan antar
tabel, dan (c) atribut-atribut tabel.”
Dapat disimpulkan bahwa UML class diagram adalah diagram
yang terdiri dari class-class yang saling berhubungan yang digunakan
untuk menunjukkan hubungan antara class yang satu dengan yang lain.
23
2.2.2.3.5 Pengertian Hubungan dalam Class Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p376), “object class
relationship a natural business association that exists between one or
more objects and classes.” Yang memiliki arti bahwa hubungan object
class merupakan sebuah hubungan bisnis yang wajar, yang ada antara
satu atau lebih objek-objek dan class-class.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p378), “multiplicity the
minimum and maximum number of occurrences of one object class for a
single occurrence of the related object class.” Yang terjemahannya:
multiplicity merupakan jumlah kejadian minimum dan maksimum dari
suatu class untuk satu kejadian tunggal dari class yang terkait.
Adapun menurut Whitten dan Bentley (2007, pp373-378),
hubungan class diagram (Lihat Lampiran 3) dapat dibedakan menjadi:
1. Association
The connecting line represents a relationship between the
classes. Yang berarti bahwa: association adalah garis penghubung
yang menunjukkan hubungan diantara class-class.
2. Aggregation
A relationship in which one larger “whole” class contains one
or more smaller “parts” classes. Conversely, a smaller “part” class
is part of a “whole” larger class. Yang berarti bahwa: Aggregation
merupakan suatu hubungan dimana satu kesatuan class yang lebih
besar berisi satu atau lebih “part” class yang lebih kecil. Sebaliknya,
satu “part”class yang lebih kecil merupakan bagian dari satu
kesatuan class yang lebih besar.
24
3. Generalization / Specialization
A technique where in the attributes and behaviors that are
common to several types of object classes are grouped (or abstracted)
into their own class, called a supertype. The attributes and methods of
the supertype object class are then inherited by those object classes
(subtypes). Yang berarti bahwa: Sebuah teknik dimana atribut dan
behavior yang umum ada pada beberapa tipe class object,
dikelompokkan (atau dipisahkan) ke dalam class-nya sendiri yang
disebut supertype. Atribut dan metode class object supertypes
kemudian diwariskan oleh class object yang disebut subtypes.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, pp165-166),
kardinalitas berikut ini digunakan dalam desain basis data:
1. One-to-one relationships
“One-to-one relationships between entities are not nearly as
common as one-to-many relationships, but they do occur in AIS.”
Yang terjemahannya: Hubungan one-to-one antar entitas tidak sering
terjadi seperti hubungan one-to-many, tetapi justru terjadi di SIA.
Contohnya, lihat Lampiran 4A One-to-one Relationship. Antara
event pengiriman dan pembayaran. Diasumsikan sebuah invoice dapat
dibuat setiap sebuah pengiriman terjadi dan setiap invoice hanya berisi
informasi untuk satu pengiriman.
2. One-to-many relationships
“One-to-many relationships are common in accounting systems.
For example, relationships between agents and events are usually
one-to-many. (An event is usually associated with only one agent, but
25
an agent can be involved in many events.)” Yang terjemahannya:
Hubungan one-to-many sangat umum di dalam sistem akuntansi.
Sebagai contoh, hubungan antara agen dengan kejadian biasanya
adalah one-to-many. Sebuah event biasanya berhubungan dengan satu
agen, tetapi seorang agen bisa terlibat dalam banyak event, seperti
terlihat pada Lampiran 4B One-to-many Relationship.
3. Many-to-many Relationship
An order can be for many products, and the same product can
be on many orders. Thus, the relationship between these two entities
is many-to-many. Many-to-many relationships can be converted into
two one-to-many relationships by adding a “junction table”. Yang
memiliki arti bahwa: Sebuah order dapat dilakukan untuk banyak
produk dan suatu produk yang sama bisa terdapat dalam banyak
order. Sehingga, hubungan antara dua entitas ini adalah many-to-
many. Hubungan many-to-many dapat dilihat pada Lampiran 4C
Many-to-many Relationship. Hubungan many-to-many dapat diubah
menjadi dua hubungan one-to-many dengan menambahkan “tabel
persimpangan”. Seperti terlihat pada Lampiran 4D Eliminating many-
to-many relationships using a junction table.
2.2.2.4 Use Case Diagram
2.2.2.4.1 Pengertian Use Case
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p246), “Use case a
behaviorally related sequence of steps (a scenario), both automated
and manual, for the purpose of completing a single business task.”
26
Yang memiliki arti bahwa: use case merupakan rangkaian
langkah-langkah perilaku (sebuah skenario) baik otomatis maupun
manual, untuk tujuan penyelesaian tugas bisnis tunggal.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p288), “Use case. A
sequence of steps involving interaction between an actor and a system
for a particular purpose.” Yang memiliki arti bahwa: Use case adalah
urutan langkah-langkah yang terjadi ketika “pelaku” sedang
berinteraksi dengan sistem untuk suatu tujuan tertentu.”
Dapat disimpulkan bahwa, use case adalah rangkaian langkah-
langkah perilaku yang melibatkan interaksi yang terjadi antara actor
dengan sistem untuk tujuan tertentu.
2.2.2.4.2 Pengertian Actor
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p247), “actor anything
that needs to interact with the system to exchange information.” Yang
terjemahannya: actor merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk
berinteraksi dengan sistem guna bertukar informasi.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p288), “An actor can
be a person, computer, or even another system.” Yang memiliki arti
bahwa: Pelaku dapat berupa orang, komputer, atau bahkan sistem lain.
Dapat disimpulkan bahwa actor merupakan pelaku (berupa
orang atau sistem lain) yang berinteraksi langsung dengan sistem yang
dituju.
2.2.2.4.3 Pengertian Use Case Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p246), “use-case diagram
a diagram that depicts the interactions between the system and external
27
systems and users.” Yang terjemahannya: use case diagram adalah
sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan
sistem eksternal dan pengguna.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p267), “A use case
diagram is a graphical presentation that can provide a list of use cases
that occur in an application.” Yang terjemahannya: Diagram use case
adalah penyajian grafis yang dapat menyajikan daftar use case yang
terjadi di suatu aplikasi.
Dapat disimpulkan bahwa use case diagram adalah suatu
diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dan sistem untuk
menunjukkan keberagaman peran user dalam menggunakan sistem.
2.2.2.4.4 Simbol Use Case Diagram
Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram, dapat
dilihat pada Lampiran 5 Simbol-Simbol Use Case Diagram.
2.2.3 Rancangan Database
2.2.3.1 Pengertian Database
Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), “Database: A shared
collection of logically related data and its description, designed to meet
the information needs of an organization.” Yang memiliki arti “database
adalah sekumpulan data yang berhubungan secara logis dan penjelasan
dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
dari suatu organisasi.”
Adapun menurut McLeod dan Schell (2007, p124), “database is
the collection of all of a firm’s computer-based data.”
28
Yang memiliki arti: basis data merupakan kumpulan dari seluruh
data berbasis komputer sebuah perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa database merupakan suatu struktur
data yang menjadi suatu tempat untuk melakukan penyimpanan data.
2.2.3.2 Pengertian Database Management System
Menurut Jones dan Rama (2006, p156), “A database is
comprehensive collection of related data. The database is managed by a
database management system, which is a set of programs that enables
the user to store, modify, and extract information from a database.”
Yang terjemahannya: Database adalah pengumpulan data terkait yang
komprehensif. Basis data diatur oleh sistem manajemen basis data, yang
merupakan seperangkat program yang memungkinkan pengguna untuk
menyimpan, memodifikasi, dan memperoleh informasi dari basis data.
Adapun menurut McLeod dan Schell (2007, p128), “A database
management system (DBMS) is a software application that stores the
structure of the database, the data itself, relationships among data in the
database, and forms and reports pertaining to the database.” Yang
terjemahannya: Sistem manajemen basis data adalah sebuah aplikasi
peranti lunak yang menyimpan struktur basis data, data itu sendiri,
hubungan antar data di dalam basis data, serta formulir dan laporan yang
berkaitan dengan basis data.”
Maka dapat disimpulkan bahwa database management system
(DBMS) merupakan software yang menyediakan layanan untuk
menyimpan, memodifikasi, dan memperoleh data dalam database.
29
2.2.3.3 Pengertian Rancangan Database
Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), “Database design: The
process of creating a design that will support the enterprise’s mission
statement and mission objectives for the required database system”.
Yang terjemahannya: Rancangan database adalah proses pembuatan
rancangan yang akan mendukung misi dan tujuan perusahaan untuk
sistem database yang diperlukan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rancangan database
adalah proses pembuatan rancangan kumpulan data yang berkaitan untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman
dan identifikasi mengenai sistem informasi yang ada pada suatu
organisasi sebelum memutuskan untuk merancang database yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan
oleh organisasi.
2.2.3.4 Tahapan Perancangan Database
Menurut Connolly dan Begg (2010, p315), tahapan daur hidup
pengembangan sistem database, yaitu:
1. Database planning
Planning how the stages of the lifecycle can be realized most
efficiently and effectively. Yang terjemahannya: Merencanakan
bagaimana langkah dari siklus hidup bisa direalisasikan dengan
paling efisien dan efektif.
2. System definition
Specifying the scope and boundaries of the database system,
including the major user views, its users, and application areas.
30
Yang terjemahannya: Menspesifikasikan ruang lingkup dan
batasan dari sistem database, meliputi pandangan pengguna,
penggunanya, dan area aplikasinya.
3. Requirements collection and analysis
Collection and analysis of the requirements for the new
database system. Yang terjemahannya: Mengumpulkan dan
menganalisis kebutuhan untuk sistem database yang baru.
4. Database design
Conceptual, logical, and physical design of the database.Yang
berarti: Mendesain database secara konsepsual, logikal, dan fisik.
5. DBMS selection (optional)
Selecting a suitable DBMS for the database system. Yang
memiliki arti: Memilih DBMS yang cocok dengan sistem database.
6. Application design
Designing the user interface and the application programs that
use and process the database. Yang artinya: Mendesain user
interface dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses
database.
7. Prototyping (optional)
Building a working model of the database system, which allows
the designers or users to visualize and evaluate how the final system
will look and function. Yang terjemahannya: Membuat model dari
aplikasi database yang memudahkan desainer dan pengguna untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem akhir dapat
terlihat dan berfungsi.
31
8. Implementation
Creating the physical database definitions and the application
programs. Yang terjemahannya: Membuat definisi database secara
fisik dan program aplikasi.
9. Data conversion and loading
Loading data from the old system to the new system. Yang
terjemahannya: Peralihan data dari sistem lama ke sistem baru.
10. Testing
Database system is tested for errors and validated against the
requirements specified by the users. Yang terjemahannya: Sistem
database diuji untuk mencari kesalahan dan divalidasi terhadap
persyaratan yang ditentukan oleh pengguna.
11. Operational maintenance
Database system is fully implemented. The system is
continuously monitored and maintained. When necessary, new
requirements are incorporated into the database system through the
preceding stages of the lifecycle. Yang terjemahannya: Aplikasi
database sepenuhnya diimplementasikan. Sistem dipantau dan di-
maintenance secara berkelanjutan.Ketika diperlukan, kebutuhan
yang baru akan dimasukkan ke dalam aplikasi database melalui
tahap awal dari siklus tersebut.
2.2.3.5 Pengertian SQL
Menurut McLeod dan Schell (2007, p143), “Structured query
language (SQL) is the code that relational database management systems
use to perform their database tasks.” Yang memiliki arti bahwa:
32
Structured query language (SQL) adalah kode yang digunakan oleh
sistem manajemen basis data relasional untuk mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan basis data-nya.”
Adapun menurut Connoly & Begg (2010, p184), “SQL is an
example of transform-oriented language, or language designed to use
relations to transform inputs into required outputs.” Yang memiliki arti
bahwa: SQL adalah contoh dari transform-oriented language atau bahasa
yang didesain dengan menggunakan relasi untuk mengubah input
menjadi output yang diinginkan.
Ideally, a database language should allow a user to:
a) Create the database and relation structures. Yang terjemahannya:
Membuat hubungan struktur dan database.
b) Perform basic data management tasks, such as the insertion,
modification, and deletion of data from the relations. Yang
terjemahannya: Mengerjakan tugas manajemen data dasar seperti
penyisipan, perubahan, dan penghapusan data dari relasi.
c) Perform both simple and complex queries. Yang terjemahannya:
Melakukan query yang sederhana dan kompleks.
Jadi dapat disimpulkan bahwa SQL (Structure Query Language)
adalah suatu bahasa standar yang digunakan untuk mengakses data
relasional guna mengubah input menjadi output yang diinginkan.
2.2.4 Rancangan Formulir
2.2.4.1 Pengertian Rancangan Formulir
Menurut McLeod dan Schell (2007, p429), “form a display of a
single database record, produced by the DBMS.”
33
Yang terjemahannya: formulir adalah tampilan satu record basis
data, yang dihasilkan oleh DBMS.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p288), “Form. A
formatted document containing blank fields that users can fill in with
data.” Yang memiliki arti: Formulir. Dokumen terpola yang berisi field
kosong yang dapat diisi pengguna dengan data.
Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p405), “The
process of designing specific forms is called forms design. The area of
forms design should be given very careful attention by the systems design
team because forms are the interface between the users and the system
itself.” Yang terjemahannya: Proses perancangan formulir tertentu
disebut rancangan formulir. Area rancangan formulir seharusnya
diberikan perhatian yang baik oleh tim perancang sistem karena formulir
adalah interface antara pengguna dan sistem itu sendiri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa formulir adalah suatu
dokumen yang telah terformat yang dapat diisi data oleh pengguna untuk
merekam terjadinya transaksi.
Menurut Mulyadi (2008), manfaat formulir bagi perusahaan adalah:
1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis.
2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan.
4. Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di
dalam organisasi yang sama atau organisasi lain.
34
2.2.4.2 Tipe Input Formulir
Menurut Jones dan Rama (2006, pp263-264), formulir yang
digunakan untuk entri data (Lihat Lampiran 6) dikelompokkan menjadi
tiga jenis:
a. Single-Record Entry Form
A single-record entry form shows only one record at a time. This
form is used to add, delete, or modify data in a single record in a
particular table. Such forms are frequently used for maintaining
master file data. Yang memiliki arti bahwa: Formulir entri satu record
hanya menampilkan satu record pada satu waktu. Formulir ini
digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi data di
satu record satu tabel tertentu. Formulir ini sering kali digunakan
untuk mengarsipkan data file induk.
b. Tabular Entry Forms
The tabular entry form provides a spreadsheet-like design for
entering multiple records in a single table. This type of form is
frequently used to record a batch of events. Yang memiliki arti bahwa:
Formulir entri bentuk tabel menyediakan desain seperti kertas kerja
untuk memasukkan banyak record di satu tabel. Jenis formulir ini
sering kali digunakan untuk mencatat sekumpulan kejadian.
c. Multi-Table Entry Forms
The multi-table entry form is used to add data to more than one
table. Yang memiliki arti bahwa: Formulir entri multitabel digunakan
untuk menambahkan data ke lebih dari satu tabel.
35
2.2.5 Rancangan Layar
2.2.5.1 Pengertian Rancangan Layar
Menurut Jones dan Rama (2006, p271), “Forms are the gateway to
a database.” Yang memiliki arti bahwa “Formulir merupakan pintu
masuk ke basis data.”
Mengacu pada pendapat Satzinger, Jackson, dan Burd (2009,
pp530-531), merancang user interface dapat diartikan merancang input
dan output yang terlibat ketika user berinteraksi dengan komputer untuk
melaksanakan suatu tugas. User interface memungkinkan user untuk
berinteraksi dengan komputer.
Maka, dapat disimpulkan bahwa interface adalah tampilan yang
menghubungkan antara pengguna dengan sistem. Rancangan layar adalah
rancangan input dan output yang terlibat ketika sistem berkomunikasi
dengan sistem terkait lainnya yang sedang beroperasi dan user yang
sedang berinteraksi dengan komputer untuk melaksanakan tugas.
2.2.5.2 Elemen-elemen Antarmuka Formulir
Menurut Jones dan Rama (2006, p271), Form interface elements
are objects on forms used for entering information or performing actions.
All aspects of the form are controlled by the interface elements. Some of
these objects provide an opportunity to improve internal control over
data entry. Yang memiliki arti: Elemen antarmuka formulir merupakan
objek-objek pada formulir yang digunakan untuk memasukkan informasi
atau melakukan tindakan. Seluruh aspek formulir dikendalikan oleh
elemen-elemen antarmuka. Beberapa objek ini memberikan peluang
untuk meningkatkan pengendalian internal atas entri data.
36
Jones dan Rama (2006, pp271-272) menyatakan bahwa beberapa
elemen antarmuka yang penting dalam formulir (Lihat Lampiran 7)
terdiri atas:
1. Text Boxes
Text boxes are spaces on a form that are used to enter information
that is added to a table or to display information that is read from a
table. Yang terjemahannya: Kotak teks adalah ruang pada formulir
yang digunakan untuk memasukkan informasi yang ditambahkan ke
tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari tabel.
2. Label
Labels help the user understand what information needs to be
entered. Yang memiliki arti bahwa: Label membantu pengguna untuk
memahami informasi apa yang perlu dimasukkan.
3. Look-Up Feature
A look-up feature is frequently added to text boxes that are used for
entering foreign keys. Yang berarti: Fitur pencarian sering kali ditam-
bahkan ke kotak teks yang digunakan untuk memasukkan kunci asing.
4. Command Buttons
Command buttons are used to perform an action. Yang berarti:
Tombol perintah digunakan untuk melakukan suatu tindakan.
5. Radio Buttons
Radio buttons allow users to select one of a set of options. Yang
berarti: Tombol radio memungkinkan pengguna untuk memilih salah
satu dari seperangkat pilihan.
37
6. Check Boxes
Check boxes are similar to radio buttons, but more than one option
can be selected. Yang memiliki arti bahwa: Kotak cek mirip dengan
tombol radio, tetapi dapat memilih lebih dari satu opsi.
2.2.5.3 Pengertian Visual Studio
Menurut Whitten dan Bentley (2012, p634), “Most GUI-based
application development environments, such as Microsoft’s Visual
Studio, can be easily used to construct nonfunctional prototypes of user
interface screens.” Yang terjemahannya: Banyak lingkungan
pengembangan aplikasi berbasiskan GUI seperti Microsoft’s Visual
Studio, dapat dengan mudah digunakan untuk membangun prototipe
nonfungsional dari layar antar muka pengguna.
Dengan kata lain, Microsoft Visual Studio merupakan lingkungan
pengembangan aplikasi yang terintegrasi, yang dapat diartikan bahwa
Visual Studio dapat berintegrasi dengan banyak programming tools, yang
dapat digunakan untuk merancang aplikasi layar antar muka pengguna.
2.2.5.4 Pengertian C#
Menurut Hejlsberg, Torgersen, Wiltamuth dan Golde (2010, p1),
C# is a simple, modern, object-oriented, and type-safe programming
language. C# has its roots in the C family of languages and will be
immediately familiar to C, C++, and Java programmers. Yang memiliki
arti bahwa C# merupakan suatu bahasa pemrograman yang sederhana,
modern, berorientasi objek, dan aman. C# bersumber dalam keluarga
bahasa C dan akan segera dikenal oleh programmer C, C++, dan Java.
38
2.2.6 Rancangan Laporan
2.2.6.1 Pengertian Rancangan Laporan
Menurut McLeod dan Schell (2007, p141), “Reports are
aggregated data from the database that are formatted in a manner that
aids decision making.” Yang memiliki arti bahwa: Laporan adalah data
teragregasi dari basis data yang diformat dengan cara yang dapat
membantu dalam pengambilan keputusan”.
Adapun menurut Jones dan Rama (2006, p201), “Report is a
formatted and organized presentation of data.” Yang memiliki arti
bahwa: Laporan adalah penyajian data yang terpola dan tersusun.”
Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2010, p235), “Reports are
a special type of continuous form designed specifically for printing.”
Yang memiliki arti bahwa laporan adalah jenis khusus dari formulir
berkesinambungan yang dirancang khusus untuk dicetak.
Maka, dapat disimpulkan bahwa laporan adalah formulir
berkesinambungan yang berisi data dari sistem informasi yang telah
diolah dan dirancang khusus, tersusun, dan terorganisasi dengan baik
untuk dicetak sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi.
2.2.6.2 Tipe-Tipe Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p212), terdapat empat model
laporan berdasarkan pada organisasi data di laporan:
1. Simple list report is a list of sales transactions.Yang memiliki arti
bahwa simple list report adalah daftar transaksi penjualan.
39
2. Grouped detail report is a list of sales transactions that are
grouped by the type of product sold, with a subtotal for each product
type.Yang memiliki arti bahwa grouped detail report adalah daftar
transaksi penjualan yang dikelompokkan menurut jenis produk yang
dijual, dengan subtotal untuk setiap jenis produk.
3. Summary report would give only summary sales figures, such as
total sales for each product, without listing individual sales
transactions.Yang memiliki arti: Summary report hanya memberikan
ringkasan angka-angka penjualan, seperti total penjualan untuk setiap
produk, tanpa mendaftar masing-masing transaksi penjualan.
4. Single entity report, such as a sales invoice, would provide details
about only one event. Yang berarti: Single entity report, seperti faktur
penjualan, hanya memberikan perincian mengenai satu kejadian.
2.2.6.3 Layout Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p214), umumnya suatu laporan
memiliki:
1. Report Header.The report header shows information that applies
to the overall report (e.g., name of report and company, date of
report, and number of pages).
2. Page Header. A page header can be used to specify information
that appears at the top of each page.
3. Page Footer. A page footer appears at the bottom of each page
and typically includes a page number.
40
4. Report Footer. A report footer appears once, at the end of the
report. Report footers are typically used to present summary
information such as grand totals.
5. Report Details. The report details section contains the main
information in the report. This section presents data about various
entities (events, agents, products and services).
2.2.6.4 Pengertian Crystal Report
Menurut Microsoft (2007, p2), “Crystal Reports provides powerful
reporting and query capabilities for both novice and experienced users.
Use it to select, analyze, summarize, and present data in almost any way
imaginable.” Yang memiliki arti bahwa Crystal Reports menyediakan
kemampuan query dan pelaporan yang powerful, baik untuk pengguna
yang masih pemula maupun berpengalaman. Gunakanlah untuk memilih,
menganalisis, meringkas, dan menyajikan data dalam berbagai cara yang
tersedia.
Dengan kata lain, Crystal Report merupakan sebuah tool
berbasiskan windows, yang dapat digunakan untuk memilih, meringkas,
dan menyajikan data sehingga menjadi laporan yang berkualitas.
2.2.7 Navigation Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p414), “navigation
visibility: a design principle in which one object has a reference to another
object and thus can interact with it.” Yang terjemahannya: navigation
visibility: suatu prinsip perancangan dimana satu objek memiliki referensi
terhadap objek lain sehingga dapat berinteraksi dengan objek tersebut.
41
Dengan kata lain, navigation diagram adalah diagram yang digunakan
untuk menggambarkan urutan dan alur perpindahan dari satu window ke
window lainnya yang terjadi dalam suatu sistem informasi.
2.3 Teori – Teori Khusus
2.3.1 Konsep Produksi
2.3.1.1 Pengertian Produksi
Menurut Groover (2008, p19), “A production system is a collection
of people, equipment, and procedures organized to perform the
manufacturing operations of a company (or other organization).”
Yang memiliki arti bahwa: Sistem produksi merupakan
sekumpulan orang, peralatan, dan aturan yang dikelola untuk
melaksanakan operasi-operasi manufaktur dalam suatu perusahaan (atau
organisasi lain).
Adapun menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p6),
“Production –procuring, transporting, and storing (also called inbound
logistics), coordinating, and assembling (also called operations)
resources to produces a product or deliver a service.”
Yang terjemahannya: Produksi – perolehan, pengiriman, dan
penyimpanan (juga disebut inbound logistics), koordinasi, dan perakitan
(juga disebut operasi) sumber daya-sumber daya untuk menghasilkan
suatu produk atau memberikan jasa.
Sedangkan menurut Nasution dan Prasetyawan (2008, h1),
“Produksi itu merupakan aktivitas pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi yang dapat dijual sebagai bagian dari fungsi organisasi
perusahaan.”
42
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa produksi adalah
kumpulan orang, peralatan, prosedur, dan kegiatan yang dilakukan untuk
menambah nilai suatu produk ataupun menghasilkan produk atau jasa.
2.3.1.2 Pengertian Proses Produksi
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008, h1), “Proses produksi,
yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku
menjadi produk.”
Menurut Prajogo, McDermott, dan Goh (2008), dalam kutipan
jurnal International Journal of Operations & Production Management,
“The production process is therefore concerned with how processes are
designed and controlled to produce the intended output.” Yang memiliki
arti bahwa proses produksi terkait dengan bagaimana proses dirancang
dan dikendalikan untuk menghasilkan output yang diinginkan.
Dengan kata lain, proses produksi adalah suatu metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan baru suatu produk atau jasa
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi.
2.3.1.3 Fungsi Produksi
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008, h1), Fungsi utama dari
kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam
mengolah bahan baku menjadi produk.
2. Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa
mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan.
3. Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa
semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
43
2.3.2 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya
2.3.2.1 Pengertian Biaya
Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p27), “Accountants
define cost as a resource sacrificed or forgone to achieve a specific
objective.” Yang berarti: Para akuntan mendefinisikan biaya sebagai
sejumlah sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain, biaya adalah sejumlah sumber daya yang
dikorbankan untuk menghasilkan atau memperoleh barang atau jasa
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.3.2.2 Klasifikasi Biaya
Menurut Carter (2006, pp2-9 – 2-15), klasifikasi yang paling umum
digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:
1. The product (a single lot, batch, or unit of a good or service).
2. The volume of production.
3. The manufacturing departments, processes, cost centers, or other
subdivisions.
4. The accounting period.
5. A decision, action, or evaluation.
1. Costs in Relation to the Product
Manufacturing cost – also called production cost or factory cost – is
usually defined as the sum of three cost elements: direct materials,
direct labor, and factory overhead. Direct materials and direct labor
together are called prime cost. Direct labor and factory overhead
together are called conversion cost.
44
Yang memiliki arti sebagai berikut: Biaya manufaktur – juga disebut
biaya produksi atau biaya pabrik – biasanya didefinisikan sebagai jumlah
dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung,
keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenga kerja langsung dan
overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.
a. Direct materials are all materials that form an integral part of the
finished product and that are included explicitly in calculating the
cost of the product. Yang berarti: Bahan baku langsung adalah semua
bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan
dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
b. Direct labor is labor that converts direct materials into the finished
product and can be assigned feasibly to a specific product. Yang
memiliki arti bahwa: Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang
melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan
dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.
c. Factory overhead – also called manufacturing overhead, production
overhead, indirect production costs, manufacturing expenses, or
factory burden – consists of all manufacturing costs not traced
directly to specific output. Yang memiliki arti bahwa: Overhead
pabrik – juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau
beban pabrik – terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak
ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik
biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung.
45
d. Indirect materials are those materials needed for the completion of a
product but not classified as direct materials because they do not
become part of the product. Yang berarti: Bahan baku tidak langsung
adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena
bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk.
e. Indirect labor is labor not directly traced to the construction or
composition of the finished product. Yang memiliki arti bahwa:
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara
langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi.
f. Commercial expenses fall into two broad classifications: marketing
expenses and administrative expenses (also called general and
admistrative expenses). Marketing expenses begin at the point at
which the factory costs end. That is, when manufacturing has been
completed and the product is in salable condition. Administrative
expenses include expenses incurred in directing and controlling the
organization. Yang memiliki arti bahwa: Beban Komersial terdiri atas
dua klasifikasi umum: beban pemasaran dan beban administratif (juga
disebut beban umum dan administratif). Beban pemasaran dimulai
dari titik di mana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses
manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual.
Contohnya: Beban iklan, komisi penjualan, gaji bagian penjualan, dan
telepon. Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam
mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Contoh: sewa kantor,
gaji administrasi kantor, penyusutan kantor, dan alat tulis kantor.
46
2. Costs in Relation to the Volume of Production (Biaya dalam
Hubungannya dengan Volume Produksi)
a. Variable Costs (Biaya Variabel)
The total amounts of variable costs change in proportion to changes
in activity within a relevant range. Stated differently, variable costs show
a relatively constant amount per unit as activity changes within a
relevant range. They usually are assignable to operating departments
with reasonable ease and accuracy and are controllable by the
supervisor of a specific operating level. Variable costs generally include
direct materials and direct labor. The following list identifies overhead
costs usually classified as variable costs: Supplies, Fuel, Small tools,
Spoilage, salvage, and reclamation expenses, Receiving costs, Royalties,
Communication costs, Overtime premium, Materials handling.
Yang memiliki arti bahwa: Jumlah total biaya variabel berubah
secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang
relevan (relevant range). Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan
jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam
rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke
departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat
dikendalikan oleh supervisor pada tingkat operasi tertentu. Biaya
variabel biasanya mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Berikut ini adalah daftar biaya overhead yang biasanya
diklasifikasikan sebagai biaya variabel: Perlengkapan, Bahan bakar,
Peralatan kecil, Kerusakan, sisa dan beban reklamasi, Biaya penerimaan,
Royalti, Biaya komunikasi, Upah lembur, Penanganan bahan baku.
47
b. Fixed Costs (Biaya tetap)
Fixed costs are constant in total amount within a relevant range of
activity. Stated differently, fixed costs per unit decrease as activity
increases within a relevan range. Control responsibility for fixed costs
usually rests with middle or executive management rather than operating
supervisors. The following factory overhead costs usually are classified
as fixed costs. Salaries of production executives, Depreciation, Property
tax, Patent amortization, Supervisory salaries, Insurance – property and
liability, Wages of security guards and janitors, Maintenance and
repairs of buildings and grounds, Rent.
Yang terjemahannya: Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam
rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin
kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan.
Tanggung jawab atas pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada
pada tingkatan manajemen menengah atau manajemen eksekutif dan
bukannya pada penyelia operasi. Berikut adalah biaya overhead pabrik
yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap: Gaji eksekutif
produksi, Depresiasi, Pajak properti, Amortisasi paten, Gaji penyelia,
Asuransi – properti dan kerugian, Gaji satpam dan pegawai kebersihan,
Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan, Sewa.
c. Semivariable Costs (Biaya semivariabel)
Some costs contain both fixed and variable elements; these are
called semivariable costs. For example, the cost of electricity is usually
semivariable. The following are other examples of semivariable
overhead costs: Inspection, Cost-department services, Payroll-
48
department sevices, Personnel-department services, Factory office
services, Materials and inventory services, Water and sewage,
Maintenance and repairs of plant machinery, Health and accident
insurance, Payroll taxes, Heat, light, and power.
Yang memiliki arti: Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya
tetap dan biaya variable, jenis biaya ini disebut biaya semivariabel.
Misalnya, biaya listrik biasanya adalah biaya semivariabel. Contoh-
contoh lain dari biaya overhead semivariabel: Inspeksi, Jasa departemen
biaya, Jasa departemen penggajian, Jasa departemen personalia, Jasa
kantor pabrik, Jasa bahan baku dan persediaan, Air dan limbah,
Pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik, Asuransi kecelakaan
dan kesehatan, Pajak penghasilkan, Pemanasan, listrik, dan generator.
3. Costs in Relation to Manufacturing Departments or Other Segments
(Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau
Segmen Lain)
A business can be divided into segments having any of a variety of
names. The division of a factory into departments, processes, work cells,
cost centers, or cost pools also serves as the basis for classifying and
accumulating costs and assigning responsibility for cost control.
Yang terjemahannya: Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-
segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi
departemen, proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga
berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan
mengakumulasikan biaya serta membebankan tanggung jawab untuk
pengendalian biaya.
49
1. Producing Department (Departemen Produksi)
Manual and machine operations such as forming and assembling
are performed directly on the product or its parts. If two or more
different types of machines perform operations on a product within the
same department, it is possible to increase the accuracy of product
costs by dividing the department into two or more cost centers.
Yang berarti: Operasi manual dan operasi mesin seperti
pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk
atau bagian-bagian dari produk. Jika dua atau tiga jenis mesin yang
berbeda melakukan operasi pada satu produk dalam departemen yang
sama, adalah mungkin untuk meningkatkan akurasi dari biaya produk
dengan membagi departemen ini menjadi dua pusat biaya atau lebih.
2. Service Departments (Departemen Jasa)
In a service department, service is rendered for the benefit or other
departments. In some instances, these services benefit other service
departments as well as the producing departments. Although a service
department does not directly engage in production, its costs are part of
factory overhead and are a cost of the product.
Yang memiliki arti: Dalam departemen jasa, jasa diberikan untuk
keuntungan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga
dinikmati oleh departemen jasa yang lain maupun departemen
produksi. Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat
dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari
biaya overhead pabrik dan juga merupakan biaya dari produk.
50
4. Costs in Relation to an Accounting Period (Biaya dalam
Hubungannya dengan Periode Akuntansi)
Costs can be classified as capital expenditures or as revenue
expenditures. A capital expenditure is intended to benefit future periods
and is reported as an asset. A revenue expenditure benefits the current
period and is reported as an expense. Assets ultimately flow into the
expense stream as they are consumed or lose usefulness.
Yang memiliki arti: Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belanja
modal (capital expenditure) atau sebagai belanja pendapatan (revenue
expenditure). Suatu belanja modal dimaksudkan untuk memberikan
manfaat pada periode-periode mendatang dan dilaporkan sebagai aset.
Belanja pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan
dilaporkan sebagai beban. Aset akhirnya akan menjadi beban ketika
dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya.
5. Costs in Relation to a Decision, Action, or Evaluation (Biaya dalam
Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi)
An amount of revenue or other benefit that will be missed or lost if a
particular alternative is followed is called an opportunity cost of that
alternative. A cost that has already been incurred and is, therefore,
irrelevant to a decision is referred to as a sunk cost. In a decision to
discontinue a product or division, some of the product’s or division’s
costs may be unaffected by the decision; these are called unavoidable
costs. The avoidable costs, in contrast, are relevant to the decision.
Yang memiliki arti: Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang
mungkin hilang bila alternatif tertentu diambil disebut biaya oportunitas
51
dari alternatif tersebut. Suatu biaya yang telah terjadi dan, oleh karena itu
tidak relevan terhadap pengambilan keputusan disebut sunk cost. Dalam
suatu keputusan untuk menghentikan suatu produk atau divisi, beberapa
dari biaya produk atau divisi tersebut mungkin saja tidak terpengaruh
dengan keputusan itu. Biaya seperti itu disebut biaya yang tidak dapat
dihindari. Sebaliknya, biaya yang dapat dihindari, justru relevan terhadap
pengambilan keputusan.
2.3.2.3 Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut Carter (2006, pG-3), “Cost accounting Calculation of
costs for the purpose of planning and controlling activities, improving
quality and efficiency, and making decisions.” Yang berarti: Akuntansi
biaya Perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, dan pembuatan keputusan.
Adapun menurut Horngren (2012, p4), “Cost accounting measures,
analyzes, and reports financial and nonfinancial information nrelating to
the costs of acquiring or using resources in an organization.” Yang
memiliki arti bahwa: Akuntansi biaya mengukur, menganalisis, dan
melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan
biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam sebuah organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah suatu kegiatan
pengukuran, penggolongan, dan penyajian informasi keuangan dan non
keuangan yang terkait dengan perolehan atau penggunaan sumber daya
dalam organisasi dengan tujuan untuk perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.
52
Gambar 2.1 Klasifikasi biaya
2.3.2.3.1 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job
Order Costing)
Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p100), “Job-
costing system Costing system in which the cost object is a unit or
multiple units of a distinct product or service called a job.”
Yang memiliki arti bahwa: Sistem job-costing merupakan
sistem biaya dimana objek biaya adalah satu unit atau banyak unit
dari produk atau jasa yang berbeda, yang disebut sebagai suatu
pekerjaan.
Adapun menurut Hendra Setiawan, Tarida Marlin Surya, dan
Yunita Yunita (2010, h140) dalam kutipan jurnal “Evaluasi
Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan Harga
Pokok Produksi (Studi Kasus Pada PT Organ Jaya”, “Job order
costing method. By using this method the company can calculate the
production costs on each order, because by using this method the
production cost on each product can be separated clearly.” Yang
terjemahannya: dengan menggunakan metode job order costing,
suatu perusahaan dapat menghitung biaya produksi pada setiap
pesanan, karena dengan menggunakan metode ini, biaya produksi
pada setiap produk dapat dipisahkan secara jelas.
Sedangkan Carter (2006, pp5-1 – 5-2) mendefinisikan job
order costing sebagai berikut:
53
In job order costing, or job costing, production costs are
accumulated for each separate job; a job is the output identified to
fill a certain customer order or to replenish an item of stock on hand.
Details about a job are recorded on a job order cost sheet, or simply
cost sheet, which can be in paper or electronic form. Although many
jobs may be worked on simultaneously, each cost sheet collects
details for one specific job.
Yang berarti: Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan
pesanan atau biaya pesanan, biaya produksi diakumulasikan untuk
setiap pesanan (job) yang terpisah; suatu pesanan adalah output yang
diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau
untuk mengisi kembali suatu item persediaan.
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya
pesanan (job cost sheet), yang dapat berbentuk kertas atau
elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara
simultan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk
satu pesanan tertentu saja.
2.3.2.3.1.1 Cost sheet
Menurut Carter (2006, pG-3), “Cost sheet (also called
job order cost sheet) A list, on paper or in electronic form, of
details about the cost of manufacturing a specific job.” Yang
terjemahannya: Kartu biaya (kartu biaya pesanan) Suatu
daftar, dalam bentuk kertas maupun elektronik, dari rincian
mengenai biaya produksi dari suatu pesanan tertentu.
54
2.3.2.3.1.2 Materials record cards
Menurut Carter (2006, pG-7), “Materials record cards
Cards which record each receipt and issuance of each kind of
material and serve as perpetual inventory records.” Yang
terjemahannya: Kartu catatan bahan baku Kartu yang
mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dari setiap jenis
bahan baku dan berfungsi sebagai catatan persediaan perpetual.
2.3.2.3.2 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses (Process
Costing)
Carter (2006, p6-2) mendefinisikan sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses, sebagai berikut:
In a process cost system, materials, labor, and factory
overhead are charged to cost centers. The cost assigned to each unit
is determined by dividing the total cost charged to the cost center by
the number of units produced. Cost centers are usually departments
but may be processing centers within departments. The primary
requirement is that all the products manufactured within the cost
center during the period must be the same in terms of resources
consumed; otherwise, process costing will distort product’s costs.
Yang berarti: Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan
ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan
dengan cara membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya
tersebut dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya biasanya
adalah departemen, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dalam satu
55
departemen. Persyaratan utama adalah bahwa semua produk yang
diproduksi dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama
dalam hal sumber daya yang dikonsumsi; bila tidak, perhitungan
biaya berdasarkan proses dapat mendistori biaya produk tersebut.
.2.3.2.4 Akumulasi Biaya-Biaya Produksi
Menurut Carter (2006, p4-13, pp5-1 – 5-2), akumulasi biaya pada
sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan seperti:
a. In job order costing, production costs are accumulated for each
separate job. For job costing to be effective, jobs must be separately
identifiable. For the detail of job costing to be worth the effort, there
must be important differences in unit costs from one job to another.
Yang memiliki arti: Dalam sistem biaya berdasarkan pesanan, biaya
produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Agar
perhitungan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan
harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar rincian dari
perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang
diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per unit
suatu pesanan dengan pesanan lain.
b. Job order costing accumulates the costs of direct materials, direct
labor, and overhead charged to each job. Yang memiliki arti bahwa:
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang
dibebankan ke setiap pesanan.
c. When a job produces a specific quantity for inventory, job order
costing permits the computation of a unit cost. When jobs are
56
performed on the basis of customer specifications, job order costing
permits the computation of a profit or loss on each order. Because
costs are accumulated as an order goes through production, these
costs may be compared with estimates that were made when an
order was received. Job order costing thereby provides opportunities
for controlling costs and for evaluating the profitability of a
contract, product, or product line. Yang terjemahannya: Ketika
suatu pesanan diproduksi dalam jumlah tertentu untuk persediaan,
perhitungan biaya berdasarkan pesanan memungkinkan perhitungan
biaya per unit. Ketika pesanan dikerjakan berdasarkan spesifikasi
pelanggan, perhitungan biaya berdasarkan pesanan memungkinkan
perhitungan laba atau rugi untuk setiap pesanan. Oleh karena biaya
diakumulasikan ketika pesanan tersebut melalui proses produksi,
biaya-biaya ini dapat dibandingkan dengan estimasi yang dibuat
ketika pesanan diterima. Oleh karena itu, perhitungan biaya
berdasarkan pesanan memberikan kesempatan untuk mengendalikan
biaya dan untuk mengevaluasi profitabilitas dari suatu kontrak,
produk, atau lini produk.
2.3.2.5 Peranan Akuntansi Biaya
Menurut Carter (2006, p1-7), “Cost accounting furnishes
management with necessary tools for planning and controlling activities,
improving quality and efficiency, and making both routine and strategic
decisions.” Yang terjemahannya: Akuntansi biaya memperlengkapi
manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan
57
pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pengambilan
keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategik.
Pengumpulan, penyajian, dan analisis dari informasi biaya dan
manfaat membantu manajemen untuk menyelesaikan tugas-tugas berikut:
1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk
beroperasi dalam kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah
diprediksikan sebelumnya.
2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan
pengendalian aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas.
3. Mengendalikan kuantitas fisik persediaan, dan menentukan biaya
dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan penetapan
harga dan evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen, atau divisi.
4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi
satu tahun atau periode yang lebih pendek.
5. Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau
jangka panjang, yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.
2.3.2.6 Sistem Informasi Akuntansi Biaya
The cost accounting information system must reflect the division of
authority so that individual managers can be held accountable. It should
provide management with information that facilitates prompt
identification of activities that require attention (Carter, 2006: p2-5).
Yang memiliki arti bahwa: Sistem informasi akuntansi biaya harus
mencerminkan pembagian otoritas sehingga manajer individual dapat
dimintai pertanggung-jawaban. Sistem tersebut harus menyediakan bagi
58
manajemen informasi yang memfasilitasi identifikasi segera atas
aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian.
2.3.2.7 Biaya Overhead Pabrik
Menurut Carter (2006, p12-1), “Factory overhead is generally
defined as indirect materials, indirect labor, and all other factory costs
that cannot be conveniently identified with or charged directly to specific
jobs, lots, or other final cost objects. Yang memiliki arti bahwa:
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya
yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau
dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau objek biaya lain tertentu.
Menurut Carter (2006, p12-12), “Actual factory overhead is the
amount of indirect cost incurred, while applied factory overhead is the
amount of cost allocated to output.” Yang berarti: Overhead pabrik
aktual adalah jumlah biaya tidak langsung yang terjadi, sedangkan
overhead pabrik yang dibebankan adalah jumlah biaya yang dialokasikan
ke output (meliputi biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung, dan biaya tidak langsung lainnya yang ditentukan dimuka
terlebih dahulu).
Dengan kata lain, biaya overhead pabrik merupakan biaya yang
tidak dapat dengan mudah dibebankan ke produk tertentu, sehingga perlu
dilakukan pembebanan overhead pabrik, dengan cara sebagai berikut:
1. Choose the Period to be Used for the Budget. Yang terjemahannya:
memilih periode yang akan digunakan untuk anggaran.
59
2. Select the Cost-Allocation Bases to Use in Allocating Overhead
Costs to Output Produced. Yang terjemahannya: Memilih dasar
alokasi biaya yang digunakan, untuk mengalokasikan biaya
overhead ke jumlah produk yang dihasilkan.
3. Identify the Overhead Costs Associated with Each-Cost Allocation
Base. Yang terjemahannya: Mengidentifikasi biaya overhead yang
berkaitan dengan tiap-tiap dasar alokasi biaya, misalnya biaya
bahan tak langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.
4. Compute the Rate per Unit of Each Cost-Allocation Base Used to
Allocate Overhead Costs to Output Produced. Yang berarti: Hitung
tarif per unit dari dasar alokasi biaya yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya overhead terhadap output yang dihasilkan.
2.3.2.8 Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p41), “Cost of goods
manufactured refers to the cost of goods brought to completion, whether
they were started before or during the current accounting period.” Yang
terjemahannya: Harga pokok produksi mengacu pada harga barang yang
dibawa sampai pada tahap penyelesaian, apakah barang tersebut dimulai
sebelum atau selama periode akuntansi berjalan.
Dengan kata lain, harga pokok produksi merupakan total biaya
yang dihabiskan dalam pembuatan suatu produk selama periode
akuntansi tertentu.
2.3.2.9 Pengertian Biaya Produksi
Menurut Carter (2006, p2-10), “Manufacturing cost – also called
production cost or factory cost – is usually defined as the sum of three
60
cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead.”
Yang berarti: Biaya manufaktur – juga disebut biaya produksi atau biaya
pabrik – biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya:
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”
Menurut Al-Awawdeh, Waleed Mjalli, Al-Sharairi, Jamal Adel
kutipan jurnal “The Relationship between Target Costing and
Competitive Advantage of Jordanian Private Universities”. “The cost of
production defined as being the value of what companies pay to get the
input of various production, such as: costs of information, raw materials
and labor force.” Yang berarti: biaya produksi didefinisikan sebagai nilai
yang perusahaan bayar untuk memperoleh input dari berbagai produksi,
seperti biaya informasi, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Dengan kata lain, biaya produksi adalah total biaya yang digunakan
untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual, yang
terdiri dari biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik.
2.3.2.10 Laporan Biaya Produksi
The cost of production report is a worksheet presenting the amount
of costs accumulated and assigned to production during a month or
other period. It also the source of information for preparing summary
journal entries to record the cost of units transferred from one producing
department to another and finally to finished goods inventory. (Carter,
2006: p6-7)
Yang terjemahannya: Laporan biaya produksi adalah kertas kerja
yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan
61
ke produksi selama satu bulan atau periode lain. Laporan tersebut juga
merupakan sumber informasi untuk menyusun ayat jurnal ikhtisar guna
mencatat biaya dari unit-unit yang ditransfer dari satu departemen
produksi ke departemen produksi lain dan akhirnya ke persediaan barang
jadi.
2.3.2.11 Varian dan Analisis Varian
Menurut Carter (2006, pG-12), Variance, the difference between
actual costs and budgeted costs, or the difference between actual costs
and standard costs. Yang memiliki arti bahwa: Varians adalah selisih
antara biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan, atau selisih antara
biaya aktual dengan biaya standar.
Adapun menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p227), “A
variance is the difference between actual result and expected
performance”. Yang memiliki arti bahwa: Varians adalah perbedaan
antara hasil aktual dan kinerja yang diharapkan.
Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p238), Columnar
Presentation of Variance Analysis:
Gambar 2.2 Columnar Presentation of Variance Analysis
Kemudian, menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p268),
Columnar Presentation of Variable Overhead Variance Analysis:
Gambar 2.3 Columnar Presentation of Variable Overhead Variance
Analysis
62
Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p272), Columnar
Presentation of Fixed Overhead Variance Analysis:
Gambar 2.4 Columnar Presentation of Fixed Overhead Variance Analysis
2.3.3 Penjualan
2.3.3.1 Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, h202), kegiatan penjualan terdiri dari
transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai.
Dalam transaksi kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan
pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Sedangkan dalam
transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari
pembeli.
2.3.3.2 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, h219), jaringan prosedur yang membentuk
sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.
Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan
mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk
memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
order dari pembeli.
2. Prosedur Pengiriman
63
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang
kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam suatu
order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
3. Prosedur Pembayaran
Dalam prosedur ini, fungsi pembayaran membuat faktur penjualan
dan mengirimkannya kepada pembeli dan pembeli melakukan
pembayaran. Dalam metode tertentu, faktur penjualan dibuat oleh
fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat
surat order pengiriman.
4. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data
penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
5. Prosedur Pencatatan Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tansaksi secara
periodik total penjualan yang terjadi dalam periode akuntansi tertentu
.
2.3.4 Manufaktur
2.3.4.1 Pengertian Manufaktur
Manufacturing can be defined as the application of physical and
chemical processes to alter the geometry, properties, and/or
appearances of a given starting material to make parts or products;
manufacturing also includes the joining of multiple parts to make
assembled products. (Groover, 2009: p39)
64
Yang memiliki arti sebagai berikut: Manufaktur dapat didefinisikan
sebagai aplikasi pengolahan fisik dan kimia untuk mengubah bentuk,
properti, dan/atau penampilan dari bahan baku awal untuk membuat
bagian-bagian atau produk-produk; manufaktur juga meliputi
penggabungan bagian-bagian untuk membuat produk rakitan.
2.3.4.2 Mandrel
Menurut Pranjoto (1998, p9), “Mandrel adalah alat bantu yang
dimasukkan ke dalam pipa. Mandrel ini diharapkan dapat mengurangi
terjadinya perubahan bentuk penampang pipa selama proses bending
berlangsung.”
Sedangkan menurut Bishop dan Eydon (2007, p2), “The steel plug,
or mandrel, supports the pipe internally to reduce the amount of pipe
cross section flattening during pipe bending.” Yang memiliki arti: plug
baja atau mandrel, alat bantu yang dimasukkan ke dalam pipa untuk
mengurangi perubahan bentuk pipa selama proses pelengkungan pipa.
2.3.4.3 Bending
Menurut Pranjoto (1998, p7) Proses bending adalah suatu proses
yang mengubah benda dari bentuk yang lurus menjadi lengkungan.