siasat.fkip-umt.ac.idsiasat.fkip-umt.ac.id/.../assets/pdf/skripsi_me_2020.docx · web viewmetode...
TRANSCRIPT
ANALISIS KETERAMPILAN BERBICARASISWA KELAS RENDAH PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI JATI 5 KOTA TANGERANG
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam
Bidang Pendidikan Sekolah Dasar
Oleh :
DINIE SEPTIANI RUSDIANA
1686206185
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Dinie Septiani RusdianaNIM : 1686206185Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah DasarJenjang Studi : S1Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
Rendah Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD Negeri Jati 5 Kota Tangerang
Tanggal Sidang Skripsi :Tangerang,
Tanda TanganPenguji I,Asih Rosnaningsih, M.Pd.NBM. 1214747
Penguji II,Dr. Ina Magdalena, M.Pd.NBM. –
Pembimbing I,Asih Rosnaningsih, M.Pd.NBM. 1214747
Pembimbing II,Dr. Ina Magdalena, M.Pd.NBM. –
Mengesahkan,Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Keguruan PGSD
dan Ilmu Pendidikan
Dr.ENAWAR, S.Pd., MM., MOS Najib Hasan, M.PdNBM. 819887 NBM. 752795
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa
Ta`ala, Rabb semesta alam, kepada-Nya kami memohon pertolongan dan
memohon ampunan. Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak di ibadahi selain
Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam
kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarga, sahabatnya,
serta orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman.
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya peneliti
dapat menyelesaikan penyusunan penulisan ini yang berjudul “Analisis
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Rendah Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di SD Negeri Jati 5 Kota Tangerang”. Adapun tujuan dari penyusunan
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Melalui kesempatan yang berharga ini peneliti mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam proses penelitian,
bimbingan, maupun penulisan skripsi. Oleh karena itu. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd, MM., MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3
3. Dr. Ina Magdalena, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Asih Rosnaningsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
senantiasa membimbing, memberikan ilmu serta arahan dengan penuh
kesabaran dan perhatian kepada peneliti dalam menyusun penulisan skripsi.
5. Dr. Ina Magdalena, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
senantiasa membimbing, memberikan ilmu serta arahan dengan penuh
kesabaran dan perhatian kepada peneliti dalam menyusun penulisan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan bekal ilmu kepada peneliti.
7. Ucapan terima kasih dan rasa hormat yang sangat spesial peneliti
persembahkan kepada orang terkasih yaitu, kedua orang tua saya tercinta
Bapak Hendi Rusdiana dan Ibu Maesaroh, serta Kakak Dicky Pratama
Rusdiana dan Kakak ipar Yheli Ulfa Nur’aeni, Calon saya Ari Amaruloh
beserta teman-teman rumah saya yaitu Inge Septyani, Risyulianti, Tito
Aryantama, Ahmad Ramdani, Nurrohman Juliantoro yang sudah memberikan
segala macam dukungan dan semangat dalam menempuh perjuangan kuliah
serta perjuangan skripsi ini.
8. Seluruh Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
angkatan 2016 yang telah ikut menyumbangkan ide, gagasan dan motivasi
kepada peneliti.
4
9. Teman-teman di fakultas lain Universitas Muhammadiyah Tangerang yang
telah menyumbangkan ide, gagasan dan motivasi kepada peneliti, yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu.
Jika ada kekurangan dan kekhilafan, tentu kritik dan saran selalu kami
tunggu. Seperti kata pepatah bahasa kita, “Tak ada gading yang tak retak”,
penulis sendiri merasa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
dinantikan.
Tangerang, 10 Mei 2020
Penulis
Dinie Septiani Rusdiana
5
PERNYATAAN KEASLIAN TULISANSaya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dinie Septiani Rusdiana
Nomor Induk Mahasiswa : 1686206185
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : FKIP
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Analisis Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas Rendah Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD
Negeri Jati 5 Kota Tangerang” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain
karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya ini.
Tangerang, 10 Mei 2020
Dinie Septiani RusdianaNIM. 1686206185
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................11
B. Fokus Penelitian.....................................................................................................17
C. Rumusan Masalah..................................................................................................17
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................18
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................18
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia...……………………………………………..20
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia..................................................20
a. Pengertian Bahasa Indonesia........................................................20
2. Pengertian Keterampilan Berbicara..........................................................21
a. Pengertian Keterampilan..............................................................21
b. Pengertian Berbicara..............................................................................23
c. Pengertian Keterampilan Berbicara........................................................25
d. Aspek Keterampilan Berbicara..............................................................27
e. Tujuan Berbicara....................................................................................29
f. Indikator Keterampilan Berbicara..........................................................31
7
B. Penelitian Relevan..........................……………………………………………..33
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................
A. Jenis Penelitian.......................................................................................................40
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................41
1. Waktu Penelitian...............................................................................................41
2. Tempat Penelitian ............................................................................................41
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian..........................................................................42
D. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................43
E. Instrumen Penelitian..............................................................................................44
F. Analisi Data............................................................................................................51
G. Keabsahan Data......................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................
8
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .........................................................................41
Tabel 3.2 Instrument Penelitian ...................................................................44
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: SK judul ……....………………………………………....................55
Lampiran 2.............................................................................................................57
Lampiran 3....................................................................58
Lampiran 4 ..................................59
Lampiran 5...................................61
Lampiran 6............................................................................62
Lampiran 7 .....................................................................65
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan oleh manusia
untuk memahami dan membawa dirinya menjadi lebih baik, dengan
pendidikan Allah SWT akan meningkatkan derajat manusia. Pendidikan
akan menjadi sarana keselamatan manusia di dunia dan di akhirat kelak,
karena dengan pendidikan manusia mendapatkan berbagai ilmu dan
pengetahuan sehingga manusia dapat membedakan antara kebaikan dan
keburukan. Selain itu pendidikan juga dituntut untuk membentuk
manusia yang berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan tanggung
jawab, yang semuanya itu berdasarkan atas ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Dapat dikatakan bahwa di setiap Negara atau Bangsa selalu
menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita Nasional Bangsa yang
bersangkutan. Hal yang bersangkutan dengan pendidikan ini tertulis
dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar dapat menjadi manusia yang
11
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan pada saat
ini sangat perlu dikembangkan, dalam hal ini misalnya didalam kegiatan
pembelajaran didalam kelas perlunya pengembangan dalam model,
pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
belajar mengajar dikelas.
Sehingga didalam proses pembelajaran tidak hanya diartikan
sebagai proses transfer ilmu dari guru untuk muridnya saja. Dalam
pendidikan terdapat beberapa jalur pendidikan yang terdiri dari
pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pada jenjang pendidikan
formal terdiri dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Sekolah Dasar merupakan salah satu tempat dimana siswa
mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya saja menimba
ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul, bermain, dan berbagai
keceriaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sehingga
terjadi interaksi didalamnya. Begitu juga dalam kegiatan belajar
mengajar, dalam hal ini siswa mempunyai hak dan kebebasan untuk
bersuara, berpendapat atau beragumen didalam kelas yang berkaitan
dengan materi pembelajaran di sekolah. Sekolah yang saya observasikan
dalam proses belajar mengajarnya sudah menggunakan Kurikulum 2013
(K-13).
12
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku didalam
sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang
di terapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum-2006
(KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013
masuk kedalam masa percobaannya pada tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Berdasarkan Kurikulum 2013 (K-13) SD/MI Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
berkomunikasi secara efektif dan efesien. Pada hakikatnya pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tertulis, sekaligus mengembangkan
kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Siswa dimungkinkan untuk
memperoleh kemampuan berbahasanya dari bertanya, menjawab,
menyanggah, dan beradu argument dengan orang lain. Sebagai alat
ekspresi diri, Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan
segala sesuatu yang ada didalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan,
pikiran, gagasan dan keinginan yang dimilikinya. Kegiatan berbahasa
Indonesia mencakup kegiatan produktif dan reseptif didalam ada empat
aspek berbahasa, yaitu: mendengar, membaca, berbicara dan menulis.
Semua aspek Bahasa tersebut disajikan secara terpadu. Sehingga seorang
pendidik harus memfokuskan pada faktor tersebut agar peserta didik
mampu menguasai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik.
13
Kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan bahkan inventif
peserta didik perlu secara sengaja dibina dikembangkan. Untuk
melakukan hal tersebut, maka pelajaran Bahasa Indonesia menjadi wadah
yang strategis, melalui membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir tersebut secara
terus-menerus yang akan diteruskan juga melalui mata pelajaran yang
lainnya.
Pengajaran Bahasa Indonesia secara formal sudah dimulai sejak
Sekolah Dasar. Salah satu bidang pengajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar yang memegang peran sangat penting adalah pengajaran
berbicara. Tanpa memiliki keterampilan berbicara yang memadai sejak
dini. Siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar di kemudian hari.
Belajar berbicara merupakan usaha yang terus menerus dan anak-anak
yang melihat tingginya keterampilan berbicara dalam kegiatan pribadinya
akan timbul lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
mau menemukan keuntungan dari kegiatan berbicara ini. Berbicara
semakin penting didalam kehidupan bermasyarakat yang semakin
kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan berbicara,
disamping itu keterampilan berbicara merupakan tuntutan realitas
didalam kehidupan sehari-hari.
Dalam keterampilan berbicara merupakan suatu keterampilan yang
sangat penting dimiliki oleh siswa, kemampuan berbicara adalah
kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengespresikan pikiran,
14
gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima pesan atau informasi
melalui rangkaian nada, tekanan dan penjedaan.
Berdasarkan hasil observasi dari wali kelas 3 di SD Negeri Jati 5,
bahwa masih banyak siswa dalam keterampilan berbicaranya masih
sangat kurang. Jika saya sedang mengajar di dalam kelas, lalu saya
meminta siswa bergantian membacakan buku tentang tema
bercerita/berdongeng pasti ada saja siswa yang keterampilan berbicara
nya masih sangat kurang. Pada saat observasi misalnya: siswa belum bisa
membedakan antara fonem bahasa dan varian alofonik, siswa belum bisa
membedakan potongan bahasa dengan panjang yang berbeda, siswa
belum bisa meningkatkan pola stress bahasa, kata-kata dalam posisi
tertekan dan tidak tertekan, struktur ritmis, dan kontur intonasi, siswa
belum bisa pengurangan bentuk kata dan frasa, siswa belum bisa
menggunakan jumlah unit leksikal (kata-kata) yang memadai untuk
mencapai tujuan pragmatis, siswa belum bisa menghasilkan speeh lancar
pada tingkat pengiriman yang berbeda, siswa belum bisa mematau
produksi lisan sendiri dan menggunakan berbagai perangkat strategis
seperti jeda, pengisi, koreksi diri, mundur untuk meningkatkan kejelasan
pesan, siswa belum bisa menggunakan kelas kata tata bahasa (kata benda,
kata kerja, dll) sistem (mis., Tense, kesepakatan, pluralisasi), urutan kata,
pola, aturan, dan bentuk elips, siswa belum bisa menghasilkan pidato
dalam konsituen alami dalam frasa yang sesuai, kelompok jeda,
kelompok napas, dan konsituen kalimat, siswa belum bisa
15
mengungkapkan makna tertentu dalam berbagai bentuk tata bahasa,
siswa belum bisa menggunakan perangkat yang kohesif dalam wacana
lisan, siswa belum bisa menyelesaikan fungsi komunikatif sesuai situasi,
peserta, dan tujuan, siswa belum bisa menggunakan gaya yang sesuai,
register, implikatur, redundansi, konvensi pragmatis, aturan konvensi,
menjaga lantai, dan menghasilkan, menyela, dan fitur sosiolinguistik
lainnya dalam percakapan tatap muka, siswa belum bisa menyampaikan
tautan dan koneksi antara peristiwa dan mengkomunikasikan hubungan
seperti gagasan fokal dan periferal, peristiwa dan perasaan, informasi
baru dan informasi yang diberikan, generalisasi dan contoh, siswa belum
bisa mengembangkan dan menggunakan serangakaian strategi berbicara,
seperti menekankan kata-kata kunci, mengulang kata-kata, menyediakan
konteks untuk menafsirkan makna kata-kata, meminta bantuan, dan
secara akurat menilai seberapa baik lawan bicara anda memahami anda.
Menurut wawancara tersebut di dapatkan siswa kelas III
mempunyai nilai melebihi KKM hanya 50% siswa dan 43% siswa
mendapatkan nilai pas kkm yaitu dengan nilai kkm 60, hal ini disebabkan
siswa yang kesulitan dalam berbicara.
Penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan untuk
mengidentifikasi penyebab rendahnya keterampilan berbicara pada siswa
sekolah dasar serta mencari solusi untuk mengatasi rendahnya
keterampilan berbicara, sehingga siswa lebih mampu berbicara, bercerita,
tidak malu-malu dan takut lagi dalam mengemukakan pendapatnya, dan
16
siswa juga mampu menghilangkan bahasa daerahnya ketika
berkomunikasi di lingkungan sekolah khususnya dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Berdasarkan penjabaran pada uraian di atas, maka peneliti ingin
melaksanakan penelitian tentang “Analisis Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas Rendah Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD
Negeri Jati 5 Kota Tangerang”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka fokus penelitiannya adalah:
1. Apakah Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Rendah Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Jati 5 Kota Tangerang.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya keterampilan berbicara
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas maka rumusan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana keterampilan berbicara siswa kelas rendah pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Jati 5 Kota Tangerang?
2. Apa faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan berbicara
siswa kelas rendah pada pembelajaran Bahasa Indonesia?
17
3. Solusi apa yang digunakan untuk mengatasi rendahnya keterampilan
siswa dalam berbicara?
D. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan tidak lepas dari adanya tujuan yang akan dicapai agar
langkah yang dilakukan menjadi jelas dan terarah. Demikian pula dengan
penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Mendeskripsikan keterampilan berbicara siswa di SD Negeri Jati 5 Kota
Tangerang.
2. Mendeskripsikan Faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan
siswa dalam berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Mendeskripsikan solusi yang digunakan untuk mengatasi rendahnya
keterampilan siswa dalam berbicara.
E. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
dengan baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perbaikan
proses pembelajaran disekolah, khususnya dalam mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara pada pembelajaran
Bahasa Indonesia.
18
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk
mendukung penelitian lain atau penelitian selanjutnya.
2. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru
sebagai informasi dan masukan bahwa ada beberapa solusi yang
dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
4. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan wawasan kepala sekolah dalam hal membentuk
guru yang professional, dimana setiap guru dalam merancang
maupun melaksanakan pembelajaran dikelas harus menggunakan
strategi, metode, maupun model yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut Sarmadan (2015), “Bahasa Indonesia adalah
bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Pada waktu-waktu terakhir ini semakin dirasakan
betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi”.
Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahasa Indonesia
adalah alat persatuan bangsa Indonesia, sangat penting karena
menjadi salah satu sarana alat komunikasi.(h.35)
Menurut Rina Devianty (2017), “Bahasa merupakan
salah satu ciri yang paling khas dan manusiawi untuk
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa
sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian dari
sistem kebudayaan, bahkan merupakan bagian inti
kebudayaan. Kebudayaan manusia tidak mungkin terjadi tanpa
bahasa karena bahasa merupakan faktor utama yang
menentukan terbentuknya kebudayaan. Dari pengertian
tersebut dapat diartikan bahasa merupakan lambang yang
20
paling khas dan manusiawi yang dapat membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Dan bahasa juga merupakan faktor
utama pembentukan kebudayaan.(h.226)
Menurut Nikelas (1988), “Bahasa adalah suatu sistem
dari simbol vokal arbitrer memungkinkan semua orang dari
satu kelompok sosial tertentu, atau orang lain yang sudah
mempelajari kebudayaan tersebut berkomunikasi atau
berinteraksi”.(Supriadin, 2016, h.150) Berdasarkan definisi
diatas dapat diartikan bahasa merupakan suatu simbol vokal
arbitrer dari kelompok sosial tertentu dan orang lain sudah
mempelajari kebudayaan berkomunikasi atau berinteraksi.(h.3)
2. Pengertian Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Keterampilan
Menurut Tarigan dkk (1980), “Keterampilan hanya
dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berpikir”. Berdasarkan definisi diatas dapat
diartikan keterampilan dapat diperoleh dan dikuasai dengan
jalan praktek dan latihan berbahasa, serta melatih keterampilan
berpikir.(h.1)
Menurut Tarigan (2008), “Keterampilan berbahasa
adalah kemampuan dalam menggunakan bahasa.
21
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:
1) keterampilan menyimak (listening skills); 2) keterampilan
berbicara (speaking skills); 3) keteranpilan membaca
(reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills).
Setiap keterampilan itu, berhubungan erat sekali dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang beranekaragam.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita
melalui suatu hubungan urutan yang teratur: multi-multi pada
masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Setiap keterampilan itu berhubungan erat pula dengan proses-
proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin terampil sesorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperolah dan dikuasai dengan
jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan
bahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir”. (Bagus
Aji Santoso, 2015, h.13). Dari pengertian tersebut dapat
diartikan keterampilan bahasa itu saling berkaitan satu sama
lain tidak dapat dipisahkan.(h.1)
Menurut Slamet (2008), “Keterampilan berbahasa
seseorang meliputi keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Untuk memperoleh keterampilan
22
berbahasa, mula-mula anak belajar menyimak, kemudian
baru belajar berbicara. Selanjutnya belajar keterampilan
membaca dan menulis. Pemerolehan keempat keterampilan
berbahasa oleh seseorang, dilalui dengan urutan yang runtut.
Keempat keterampilan Bahasa tersebut saling berhubungan
satu sama lain”. (Bagus Aji Santoso, 2015, h.14). Dari
pendapat diatas dapat diartikan keterampilan berbahasa
meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pada
awalnya anak belajar menyimak, kemudian lanjut belajar
berbicara. Setelah itu lanjut belajar membaca dan menulis.
Keempat keterampilan bahasa tersebut saling berhubungan
satu sama lainnya.(h.4)
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan berbahasa adalah merupakan
kemampuan dalam menggunakan bahasa. Keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Berbicara ini merupakan
bagian dari salah satu keterampilan berbahasa. Penelitian ini
akan meneliti tentang aspek keterampilan berbicara.
b. Pengertian Berbicara
Menurut National Capital Language Resource
Center Amerika (2004), “Ada tiga bidang pengetahuan yang
23
harus menjadi perhatian guru dalam mengajar berbicara,
yaitu: (1) mechanics (pronunciation, grammar, and
vocabulary): pengetahuan yang berhubungan dengan
kemampuan menggunakan kata dalam susunan yang benar
dan lafal yang tepat, (2) functions (transaction and
interaction): pengetahuan yang terkait dengan kemampuan
menggunakan bahasa dengan jelas, sehingga tujuan
komunikasi tercapai (information exchange) dan
pemahaman terjadi di antara pihak yang berinteraksi
(interaction building), dan (3) pengetahuan yang
berhubungan dengan aturan dan norma sosial dan budaya
(turn-taking, length of pauses between speakers, roles of
participants): pemahaman terhadap siapa yang berbicara,
suasana berbicara, dan alasan atau tujuan berbicara”. (Dr. Ni
Made Ratminingsih, 2017 h.114). Berdasarkan pendapat
diatas berbicara adalah suatu kegiatan yang menganalisa
seorang guru dalam menerapkan mengajar berbicara secara
utuh dan menyeluruh.(h.113)
Menurut Akhadiah (1991), “Menyatakan bahwa
proses penyampaian secara lisan disebut berbicara”. (Erwin
Putera Permana 2015, h.135). Berdasarkan definisi
berbicara, berbicara adalah jenis keterampilan berbahasa
24
ragam lisan yang bersifat produktif, proses penyampaiannya
berupa lisan.(h.153)
Menurut Tarigan (2008), “Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengekspresikan, menanyakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”. (Desita,
abdussammad, syambarsil 2015, hal. 3). Berdasarkan
pendapat diatas berbicara merupakan kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi sebagai artikulasi atau kata-kata
yang bisa untuk diekspresikan sebagai pikiran, gagasan,
serta perasaan.(h.16)
Dari ketiga uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa suatu kemampuan yang berasal dari belajar individu
pada lingkungannya bukan kemampuan yang dibawanya
sejak lahir, berbicara merupakan proses yang menuntut
individu untuk memahami kata dari setiap kalimat dengan
pemahaman yang baik maka pesan yang ditulis akan
diterima sesuai dengan maksud dan tujuan dengan
melakukannya kegiatan berbicara akan memperoleh
informasi dan pengetahuan baru yang akan berguna.
c. Pengertian Keterampilan Berbicara
25
Menurut Utari dan Nababan (1993), “Keterampilan
berbicara adalah Pengetahuan bentuk-bentuk bahasa dan
makna-makna bahasa, serta kemampuan untuk
menggunakannya pada saat kapan dan kepada siapa”.
(Dr.Taufina 2016, h. 91). Berdasarkan pendapat diatas
keterampilan berbicara merupakan ilmu pengetahuan dalam
bentuk bahasa, makna bahasa serta kemampuan untuk
digunakan kapan dan kepada siapa.(h.45)
Menurut Ibrahim (2001), “Keterampilan berbicara
adalah, Kemampuan bertutur dan menggunakan bahasa
sesuai dengan fungsi, situasi, serta norma-norma berbahasa
dalam masyarakat yang sebenarnya”. (Dr.Taufina 2016,
h.91). Berdasarkan definisi diatas keterampilan berbicara
merupakan kemampuan dalam bertutur kata dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan fungsi, situasi
serta norma-norma dalam berbahasa dalam masyarakat yang
sebenarnya.(h.36)
Menurut Slamet dan Amir (1996), “Keterampilan
berbicara sebagai menyampaikan pesan melalui bahasa lisan
sebagai aktivitas untuk menyampaikan gagasan yang
disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
menyimak”. (Dr.Taufina 2016, h.91). Berdasarkan pendapat
diatas keterampilan berbicara merupakan keterampilan
26
dalam menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai
aktivitas untuk menyampaikan gagasan yang disusun dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan menyimak.(h.64)
Dari ketiga uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata dan
menggunakan bahasa lisan sesuai dengan fungsi, situasi,
serta norma-norma berbahasa sebagai aktivitas untuk
mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan pikiran,
gagasan, serta perasaan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan penyimak dalam masyarakat yang
sebenarnya.
d. Aspek Keterampilan Berbicara
Menurut Sabarti Akhadiah dkk (1992/1993), “Aspek
berbicara terdiri atas kebahasaan dan non kebahasaan.
Aspek kebahasaan adalah pelafalan bunyi, penempatan
tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme serta penggunaan
kalimat. Dan juga aspek non kebahasaan adalah
kenyaringan suara, kelancaran, sikap berbicara, gerak-gerik
dan mimik muka, penalaran, keberanian dan santun
berbicara”.(Prabantara 2014, h.21). Berdasarkan pendapat
diatas dapat disimpulkan aspek keterampilan berbicara
27
adalah pelafalan bunyi dan penempatan nada seta ada aspek
non kebahasaan meliputi kenyaringan suara.(h.154)
Menurut Haryadi dan Zamzani (1996/1997), “Faktor
kebahasaan adalah pelafalan bunyi, intonasi, pilihan kata
atau diksi, dan susunan kalimat. Selanjutnya, faktor non
kebahasaan adalah semangat dan sikap tenang, keterbukaan,
keintiman, isyarat nonverbal, dan penguasaan topik”.
(Prabantara 2014, h.21). Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan aspek keterampilan berbicara terbagi menjadi 2
faktor yaitu: faktor kebahasaan verbal dan faktor
nonkebahasaan (h.61)
Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi
(1998/1999) “Aspek berbicara terdiri atas aspek kebahasaan
adalah tekanan ucapan, kosakata/diski, dan struktur kalimat.
Aspek non kebahasaan adalah kelancaran, keberanian,
pengungkapan materi wicara, dan sikap”. (Prabantara 2014,
h.21). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan aspek
keterampilan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan
aspek non kebahasaan (h.244)
Dari ketiga uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa aspek keterampilan berbicara adalah pelafalan bunyi
dan penempatan nada serta ada aspek non kebahasaan
28
meliputi kenyaringan suara serta terbagi menjadi 2 faktor
yaitu: faktor kebahasaan verbal dan faktor nonkebahasaan.
e. Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan (1991), “Tujuan berbicara dapat
dibedakan atas lima golongan, yaitu: menghibur,
menginformasikan, menstimulasikan, meyakinkan, dan
menggerakan”.
1) Menghibur
Sesuai dengan namanya, berbicara untuk tujuan
menghibur para pendengar, pembicara menarik perhatian
pendengar dengan berbagai cara seperti humor,
spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah jenaka,
petualangan, dan lain-lain. Humor yang orisinil baik
dalam gerak-gerik, cara berbicara, cara menggunakan
kata atau kalimat akan menawan pembicara. Tujuan
berbicara untuk menghibur biasanya dilakukan oleh
pelawak, pemain dagelan seperti srimulat, pembawa
acara, penghibur, dan lain-lain.
2) Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan menginformasikan dan untuk
melaporkan, dilaksanakan bila seseorang ingin:
a. Menjelaskan suatu proses
29
b. Menguraikan, menafsirkan atau menginterprestasikan
sesuatu hal
c. Memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan
d. Menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal,
atau peristiwa
3) Menstimulasikan
Berbicara untuk menstimulasikan pendengar jauh lebih
kompleks dari berbicara untuk menghibur atau berbicara
untuk menginformasikan, sebab pembicara harus pintar
merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya.
Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahui
kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita
pendengarnya. Berdasarkan keadaan itulah pembicara
membakar semangat dan emosi pendengarnya sehingga
pada akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan
apa-apa yang dikehendaki pembicara.
4) Meyakinkan
Berbicara untuk meyakinkan pendengarnya akan sesuatu
dapat dilakukan dengan meyakinkan pendengarnya.
Pendengar akan tampak yakin dilihat dari sikap
pendengar. Seperti sikap menolak menjadi sikap
menerima.
5) Menggerakkan
30
Berbicara yang mampu menggerakkan diperlukan
pembicara yang berwibawa, panutan, atau tokoh idola
masyarakat. Dengan kepandaiannya dalam berbicara,
kemampuan membakar emosi, kecakapan memanfaatkan
situasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa
massa, pembicara dapat menggerakkan pendengarnya.
Berdasarkan pendapat diatas tujuan berbicara dapat
dibedakan dengan lima golongan yaitu menghibur,
menginformasikan, menstimulasikan, meyakinkan, dan
menggerakkan, tujuan ini juga saling berkaitan satu sama
lain.(h.134-135)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan
berbicara adalah menghibur, menginformasikan,
menstimulasikan, meyakinkan, dan menggerakan.
f. Indikator Keterampilan Berbicara
Menurut H. Douglas Brown (2004),”Adapun
indikator dalam keterampilan berbicara di antaranya :
Microskills
1. Menghasilkan perbedaan antara fonem bahasa Inggris
dan varian alofonik.
2. Menghasilkan potongan bahasa dengan panjang yang
berbeda.
31
3. Menghasilkan pola stres bahasa, kata-kata dalam posisi
tertekan dan tidak tertekan, struktur ritmis, dan kontur
intonasi.
4. Menghasilkan pengurangan bentuk kata dan frasa.
5. Menggunakan jumlah unit leksikal (kata-kata) yang
memadai untuk mencapai tujuan pragmatis.
6. Menghasilkan speeh lancar pada tingkat pengiriman yang
berbeda.
7. Pantau produksi lisan sendiri dan gunakan berbagai
perangkat strategis jeda, pengisi, koreksi diri, mundur-
untuk meningkatkan kejelasan pesan.
8. Menggunakan kelas kata tata bahasa (kata benda, kata
kerja, dll), sistem (mis., Tense, kesepakatan, pluralisasi),
urutan kata, pola, aturan, dan bentuk elips.
9. Menghasilkan pidato dalam konstituen alami: dalam
frasa yang sesuai, kelompok jeda, kelompok napas, dan
konstituen kalimat.
10.Mengungkapkan makna tertentu dalam berbagai bentuk
tata bahasa.
11.Menggunakan perangkat yang kohesif dalam wacana
lisan.
Macroskills
32
12.Menyelesaikan fungsi komunikatif sesuai situasi,
peserta, dan tujuan.
13.Gunakan gaya yang sesuai, register, implikatur,
redundansi, konvensi pragmatis, aturan konvensi,
menjaga lantai dan menghasilkan, menyela, dan fitur
sosiolinguistik lainnya dalam percakapan tatap muka.
14.Menyampaikan tautan dan koneksi antara peristiwa dan
mengkomunikasikan hubungan seperti gagasan fokal dan
periferal, peristiwa dan perasaan, informasi baru dan
informasi yang diberikan, generalisasi dan contoh.
15.Menyampaikan fitur wajah, kinesik, bahasa tubuh, dan
isyarat nonverbal lainnya bersama dengan bahasa verbal.
16.Kembangkan dan gunakan serangkaian strategi berbicara,
seperti menekankan kata-kata kunci, mengulang kata-kata,
menyediakan konteks untuk menafsirkan makna kata-kata,
meminta bantuan, dan secara akurat menilai seberapa baik
lawan bicara Anda memahami Anda. (h.142)
B. PENELITIAN RELEVAN
1. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh
Hidayati (2017) yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Berbicara Melalui Pendekatan
Komunikatif Kelas V Sekolah Dasar Padurenan II
33
Bekasi” Bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pendekatan komunikatif mampu
memberikan pengaruh yang tepat pada keterampilan
berbicara siswa Sekolah Dasar. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action
research). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Padurenan II. Kota Bekasi dengan subyek penelitian
kelas V-A sejumlah 30 siswa yang terdiri atas 11 siswa
laki-laki dan 19 siswa perempuan. Partisipan yang
terlibat di dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
yang berperan sebagai guru yang mengajar di kelas V-A
dan guru kelas V-B sebagai kolaborator. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka
kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat
peningkatan yang signifikan keterampilan berbicara
melalui pendekatan komunikatif pada siswa kelas V
dengan tema satu “Benda-benda di Lingkungan Sekitar”,
Subtema “Manusia dan Lingkungan”. Pada siklus I
sebanyak 19 siswa (63,3%) tuntas, dan 11 siswa (36,7%)
belum tuntas. Sedangkan pada siklus II tema dua
“Peristiwa dalam Kehidupan”, Subtema “Macam-macam
34
Peristiwa dalam Kehidupan”. Sebanyak 30 siswa (100%)
tuntas dengan nilai rata-rata 78,60.
Persamaan penelitian yang akan saya lakukan
dengan skripsi tersebut adalah satu variabel X yang sama
yaitu keterampilan berbicara, selain itu penelitian
tersebut juga memakai variabel Y yang berbeda dengan
saya, Variabel Y pada peneliti menggunakan pendekatan
komunikatif sedangkan saya menggunakan pendekatan
whole language, serta sama-sama menggunakan Quasi
Eksperimen. Persamaan lainnya juga dalam skripsi ini
sama-sama menggunakan dua kelas yaitu kelas A – B.
2. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh
Rini Wahyu Saputri (2018) yang berjudul “Analisis
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Tinggi Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 2 Selo”
Bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
keterampilan berbicara kelas tinggi di SD Negeri 2 Selo,
mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
keterampilan berbicara kelas tinggi, mendeskripsikan
solusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa
kelas tinggi. Jenis penelitian ini kualitatif dengan desain
penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan 3 teknik yaitu observasi,
35
wawancara, dokumentasi. Keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi, yang terdiri dari triangulasi teknik dan
triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan
adalah model analisis interaktif yang memiliki 3
komponen yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan secara verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian
dapat disimpulkan: 1) Keterampilan berbicara siswa
kelas tinggi di SD Negeri 2 Selo dilihat dari aspek
kebahasaan dan non kebahasaan masuk kategori cukup
yaitu sebanyak 23 siswa dari 46 siswa atau sebesar 50%.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan
berbicara siswa yaitu terdiri atas dua faktor, faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas
dari kebiasaan penggunaan bahasa daerah, faktor
keluarga, faktor individu/ siswa. Sedangkan faktor
eksternal terdiri atas faktor lingkungan, faktor guru, dan
faktor sarana prasarana. 3) Solusi yang dapat mengatasi
rendahnya keterampilan berbicara antara lain:
menerapkan metode latihan, memberikan motivasi,
memberikan ice breaking & strategi picture and picture,
menerapkan strategi role playing, menerapkan model
paired storytelling, memberikan media pembelajaran
bersifat kongkret.
36
Persamaan penelitian yang akan saya lakukan
dengan skripsi tersebut adalah terdapat persamaan
variabel X yaitu keterampilan berbicara. Menggunakan
metode yang sama yaitu kualitatif deskriptif. Adapun
perbedaan hasil penelitian yang disimpulkan aspek
kebahasaan di SD Negeri 2 Selo termasuk kedalam
kategori cukup baik, yaitu sebanyak 23 siswa dari 46
siswa atau sebesar 50%. Sedangkan hasil penelitian yang
saya simpulkan di SD Negeri Jati 5 adalah hanya 50%
siswa dan 43% siswa mendapatkan nilai pas kkm yaitu
dengan nilai kkm 60.
3. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh
Hazran (2014) yang berjudul “Kemampuan Berbicara Siswa
Di Kelas III SDN Nomor 1 Tulo Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi”
Bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pembelajaran berbicara siswa di kelas III SDN Nomor 1
Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Selama penelitian
tersebut mengalami permasalahan yaitu: Kurangnya
kemampuan siswa berbicara di kelas III Nomor 1 Tulo
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi? Dan Faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kemampuan siswa berbicara di
kelas III SDN Nomor 1 Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten
37
Sigi? Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
kemampuan siswa berbicara di kelas III SDN Nomor 1 Tulo
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dan faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kemampuan siswa berbicara di kelas
III SDN Nomor 1 Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Deskriptif adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
menyelesaikan, mengolah, menyajikan, menganalisis data
kualitatif. Kemampuan siswa berbicara berdasarkan hasil
penelitian yaitu nilai rata-rata 9,76 dan rata-rata presentase
daya serap individu 61%. Siswa yang tidak mampu
berbicara lebih banyak yaitu 15 orang atau 60% sedangkan
siswa yang mampu berbicara hanya 10 orang atau 40% dari
jumlah siswa 25 orang. Siswa kelas III SDN Nomor 1 Tulo
Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi belum mampu berbicara
tentang peristiwa yang di dengar atau dialami.
Persamaan penelitian yang akan saya lakukan
dengan skripsi tersebut adalah terdapat persamaan
variabel X yaitu keterampilan berbicara, sama-sama
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun
perbedaan hasil penelitian yang disimpulkan kemampuan
berbicara Siswa kelas III SDN Nomor 1 Tulo Kecamatan
Dolo Kabupaten Sigi mendapatkan nilai rata-rata 9,76
38
dan rata-rata presentase daya serap individu 61%. Siswa
yang tidak mampu berbicara lebih banyak yaitu 15 orang
atau 60% sedangkan siswa yang mampu berbicara hanya
10 orang atau 40% dari jumlah siswa 25 orang.
Sedangkan hasil penelitian yang saya simpulkan di SD
Negeri Jati 5 adalah hanya 50% siswa dan 43% siswa
mendapatkan nilai pas kkm yaitu dengan nilai kkm 60.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kualitatif. Dengan jenis metode deskriptif
kualitatif. Menurut Sugiono (2018) Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif karena peneliti menganggap
permasalahan keterampilan berbicara yang
diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga
data yang diperoleh dari para narasumber
tersebut dijaring dengan metode yang lebih
alamiah yakni interview langsung dengan para
narasumber sehingga didapatkan jawaban yang
40
alamiah. Adapun data-data yang diperoleh
tersebut akan dideskripsikan berupa kata-kata,
kalimat, maupun gambar.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
2019 sampai September 2020. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 3.1Jadwal Juli 2019 – September 2020
Penelitian NO KEGIATAN WAKTU
1 Pengajuan Judul Juli 2019
2 Bimbingan Proposal Januari – April 2020
3 Seminar Proposal
Skripsi
Maret – April 2020
4 Bimbingan dan Revisi Hasil Seminar
April 2020
5 Pembuatan Instrument Penilaian
Mei 2020
6 Pengumpulan Data Mei – Juni 2020
7 Pengolahan dan Juli – Agustus 2020
41
analisis data
8 Ujian Skripsi September 2020
2. Tempat Penelitian
Dilaksanakan di SD Negeri Jati 5 yang
beralamat di Jl. Prabu Siliwangi Km.5 Rt. 004/006,
Keroncong Kec. Jatiuwung Kota Tangerang
Banten. Peneliti memilih sekolah ini karena siswa
disekolah ini keterampilan berbicara nya masih
sangat kurang, dan menjadikan siswa menjadi
kurang percaya diri dalam keterampilan
berbicara.
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Sumber penelitian dalam penelitian ini
diambil dari berbagai referensi seperti buku teks,
majalah, koran dan lain-lain. Adapun jenis
penelitian terdiri dari:
1. Data Primer adalah data yang didapatkan dari
hasil wawancara dengan informan yang
berkompeten sesuai fokus penelitian atau data
yang didapat dari pengelihatan langsung. Data
primer dalam penelitian ini yaitu tentang Analisis
42
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Rendah Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Jati
5 Kota Tangerang.
2. Data Skunder merupakan data tambahan
berupa informasi yang akan melengkapi data
primer. Data tambahan yang dimaksud meliputi
dokumen atau arsip didapatkan dari berbagai
sumber, foto pendukung yang sudah ada,
maupun foto yang dihasilkan sendiri, serta data
yang terkait dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data dalam suatu penelitian, adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan
data dimana peneliti mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama
43
penelitian. Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan untuk memantau guru dan anak selama
proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan
oleh rekan guru bersamaan dengan
berlangsungnya tindakan yaitu dengan
mempelajari Bahasa Indonesia dalam
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
berbicara. Pengamatan dilakukan menggunakan
lembar observasi yang diisi dengan tanda
centang atau checklist.
2. WawancaraWawancara adalah intraksi antara dua
orang atau lebih untuk mendapatkan suatu
informasi. Wawancara ini dilakukan kepada guru,
teman, dan orang tua. Ketiga narasumber
diwawancara untuk menambah atau melengkapi
data yang didapat atau data pokok. Dari subjek
peneliti guna memperoleh informasi mengenai perilaku sikap
sosial siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal
secara lebih mendalam dari satu responden atau lebih. Data
yang dikumpulkan melalui wawancara bersifat verbal, artinya
wawancara direkam dalam tape recorder, kamera, dan
44
dilakukan melalui pencatatan sendiri melalui buku catatan agar
data yang diperoleh lebih lengkap dan terperinci.
3. Studi DokumenStudi Dokumen adalah teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data berupa
gambar-gambar atau foto-foto. Dalam hal ini,
peneliti akan mengumpulkan semua dokumen-
dokumen berupa gambar atau pun foto kegitan
observasi dan wawancara.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Berikut instrumen dasar dalam
penelitian ini:
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
No
Kegiatan Fokus Indikator
1 Observasi Keterampilan Berbicara
1. Menghasilkan perbedaan antara fonem bahasa Inggris dan varian alofonik.
2. Menghasilkan potongan bahasa dengan panjang yang
45
berbeda.3. Menghasilkan pola
stres bahasa, kata-kata dalam posisi tertekan dan tidak tertekan, struktur ritmis, dan kontur intonasi.
4. Menghasilkan pengurangan bentuk kata dan frasa.
5. Menggunakan jumlah unit leksikal (kata-kata) yang memadai untuk mencapai tujuan pragmatis.
6. Menghasilkan speeh lancar pada tingkat pengiriman yang berbeda.
7. Pantau produksi lisan sendiri dan gunakan berbagai perangkat strategis jeda, pengisi, koreksi diri, mundur-untuk meningkatkan kejelasan pesan.
8. Menggunakan kelas kata tata bahasa
46
(kata benda, kata kerja, dll), sistem (mis., Tense, kesepakatan, pluralisasi), urutan kata, pola, aturan, dan bentuk elips.
9. Menghasilkan pidato dalam konstituen alami: dalam frasa yang sesuai, kelompok jeda, kelompok napas, dan konstituen kalimat.
10. Mengungkapkan makna tertentu dalam berbagai bentuk tata bahasa.
11. Menggunakan perangkat yang kohesif dalam wacana lisan.
12. Menyelesaikan fungsi komunikatif sesuai situasi, peserta, dan tujuan.
13. Gunakan gaya yang sesuai, register, implikatur, redundansi,
47
konvensi pragmatis, aturan konvensi, menjaga lantai dan menghasilkan, menyela, dan fitur sosiolinguistik lainnya dalam percakapan tatap muka.
14. Menyampaikan tautan dan koneksi antara peristiwa dan mengkomunikasikan hubungan seperti gagasan fokal dan periferal, peristiwa dan perasaan, informasi baru dan informasi yang diberikan, generalisasi dan contoh.
15. Menyampaikan fitur wajah, kinesik, bahasa tubuh, dan isyarat nonverbal lainnya bersama dengan bahasa verbal.
16. Kembangkan dan
48
gunakan serangkaian strategi berbicara, seperti menekankan kata-kata kunci, mengulang kata-kata, menyediakan konteks untuk menafsirkan makna kata-kata, meminta bantuan, dan secara akurat menilai seberapa baik lawan bicara Anda memahami Anda.
2 Wawancara
Keterampilan Berbicara
1. Apakah Siswa sudah bisa Menghasilkan perbedaan antara fonem bahasa Inggris dan varian alofonik.
2. Apakah Siswa sudah bisa Menghasilkan potongan bahasa dengan panjang yang berbeda.
3. Apakah Siswa sudah bisa Menghasilkan pola stres bahasa, kata-kata dalam
49
posisi tertekan dan tidak tertekan, struktur ritmis, dan kontur intonasi.
4. Apakah Siswa sudah bisa Menghasilkan pengurangan bentuk kata dan frasa.
5. Apakah Siswa sudah bisa Menggunakan jumlah unit leksikal (kata-kata) yang memadai untuk mencapai tujuan pragmatis.
6. Apakah Siswa sudah bisa Menghasilkan speeh lancar pada tingkat pengiriman yang berbeda.
7. Apakah Siswa sudah bisa Pantau produksi lisan sendiri dan gunakan berbagai perangkat strategis jeda, pengisi, koreksi diri, mundur-untuk meningkatkan kejelasan pesan.
8. Apakah Siswa sudah
50
bisa Menggunakan kelas kata tata bahasa (kata benda, kata kerja, dll), sistem (mis., Tense, kesepakatan, pluralisasi), urutan kata, pola, aturan, dan bentuk elips.
9. Apakah Siswa sudah bisa Menghasilkan pidato dalam konstituen alami: dalam frasa yang sesuai, kelompok jeda, kelompok napas, dan konstituen kalimat.
10. Apakah Siswa sudah bisa Mengungkapkan makna tertentu dalam berbagai bentuk tata bahasa.
11. Apakah Siswa sudah bisa Menggunakan perangkat yang kohesif dalam wacana lisan.
12. Apakah Siswa sudah
51
bisa Menyelesaikan fungsi komunikatif sesuai situasi, peserta, dan tujuan.
13. Apakah Siswa sudah bisa Gunakan gaya yang sesuai, register, implikatur, redundansi, konvensi pragmatis, aturan konvensi, menjaga lantai dan menghasilkan, menyela, dan fitur sosiolinguistik lainnya dalam percakapan tatap muka.
14. Apakah Siswa sudah bisa Menyampaikan tautan dan koneksi antara peristiwa dan mengkomunikasikan hubungan seperti gagasan fokal dan periferal, peristiwa dan perasaan, informasi baru dan informasi yang
52
diberikan, generalisasi dan contoh.
15. Apakah Siswa sudah bisa Menyampaikan fitur wajah, kinesik, bahasa tubuh, dan isyarat nonverbal lainnya bersama dengan bahasa verbal.
16. Apakah Siswa sudah bisa Kembangkan dan gunakan serangkaian strategi berbicara, seperti menekankan kata-kata kunci, mengulang kata-kata, menyediakan konteks untuk menafsirkan makna kata-kata, meminta bantuan, dan secara akurat menilai seberapa baik lawan bicara Anda memahami Anda.
3 Dokumentasi
Keterampilan
1. Foto siswa kelas 32. Foto wawancara
53
Berbicara dengan guru/wali kelas 3
3. Foto kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
F. Analisis Data Analisis data dalam penelitian tindakan ini
bertujuan untuk memperoleh bukti kepastian
apakah akan terjadi perbaikan, peningkatan, atau
perubahan sebagaimana yang diharapkan. Teknik
analisis data dalam penelitian ini nantinya diolah
berdasarkan analisis kualitatif. Teknik analisis
data kualitatif dilakukan melalui tahap
menyeleksi, menyederhanakan,
mengklasifikasikan, memfokuskan, membuat
abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis.
1. Reduksi Data
Reduksi data merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting untuk dicari tema dan polanya dari
jumlah data yang banyak diperolah di lapangan.
Dengan demikian dapat membantu untuk
memberikan gambaran lebih jelas dan
54
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan
data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
variabel dan lain-lain. Dengan tujuan untuk
mempermudah dalam memahami apa yang
terjadi, dan merencanakan langkah selanjutnya.
3. Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan kesimpulan
penelitian kualitatif yang dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi memungkinkan juga tidak. Atau temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada, yaitu
berupa deskripsi atau obyek yang sebelumnya
masih semu sehingga setelah diteliti menjadi
jelas.
G. Keabsahan Data
Untuk memperoleh penyajian data yang
akurat, maka dibutuhkan pemeriksaan sumber
data. Dalam hal ini, penulis menggunakan
trianggulasi. Trianggulasi dalam pegujian
55
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
trianggulasi sumber, trianggulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu.
1.Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Sebagai contoh, untuk menguji
kredibilitas data tentang keterampilan berbicara,
maka pengumpulan data dan pengujian data
yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru,
teman murid yang bersangkutan dan
orangtuanya. Dari data ketiga sumber tersebut,
tidak bisa di rata-ratakan seperti data kuantitatif,
tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan
spesifik dari ketiga sumber data tersebut. Data
yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data
tersebut.
56
2.Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber data yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut,
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk memastikan data mana yang dianggap
benar atau mungkin semuanya benar karena
sudut pandangnya berbeda-beda.
3.Tirangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi
kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah,
akan memberikan data yang lebih valid sehingga
57
lebih kredibel. Untu itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
menggunakan pengecekan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda-beda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya.
Lampiran 1: SK Judul
58
59
60
Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian Dari Kampus
61
Lampiran 3: Surat Balasan Dari SD
62
Lampiran 4 : Jurnal Bimbingan Dosen Pembimbing 1
63
64
Lampiran 5: Jurnal Bimbingan Dosen Pembimbing II
65
Lampiran 6: Hasil Wawancara
66
67
68
Lampiran 7: Instrumen Observasi
Instrumen Observasi
Keterampilan Berbicara
Sekolah :
Kelas :
Hari/tangal :
Waktu :
PETUNJUK
1. Tuliskan tanda Chek List (√ ) pada kolom “Ya atau Tidak”
beserta deskripsi untuk setiap daftar pertanyaan
Tahap
Pembelaja
ran
Indikator/ Aspek
yang diamati
Realisasi Deskripsi
Ya Tida
k
Keterampi
lan
Berbicara
1. siswa belum bisa
membedakan antara
fonem bahasa dan
varian alofonik
2. siswa belum bisa
membedakan potongan
bahasa dengan panjang
yang berbeda
69
3. siswa belum bisa
meningkatkan pola
stress bahasa, kata-kata
dalam posisi tertekan
dan tidak tertekan,
struktur ritmis, dan
kontur intonasi
4. siswa belum bisa
pengurangan bentuk
kata dan frasa
5. siswa belum bisa
menggunakan jumlah
unit leksikal (kata-kata)
yang memadai untuk
mencapai tujuan
pragmatis
6. siswa belum bisa
menghasilkan speeh
lancar pada tingkat
pengiriman yang
berbeda
7. siswa belum bisa
mematau produksi lisan
70
sendiri dan
menggunakan berbagai
perangkat strategis
seperti jeda, pengisi,
koreksi diri, mundur
untuk meningkatkan
kejelasan pesan
8. siswa belum bisa
menggunakan kelas
kata tata bahasa (kata
benda, kata kerja, dll)
sistem (mis., Tense,
kesepakatan,
pluralisasi), urutan
kata, pola, aturan, dan
bentuk elips
9. siswa belum bisa
menghasilkan pidato
dalam konsituen alami
dalam frasa yang
sesuai, kelompok jeda,
kelompok napas, dan
konsituen kalimat
71
10. siswa belum bisa
mengungkapkan makna
tertentu dalam berbagai
bentuk tata bahasa
11.siswa belum bisa
menggunakan
perangkat yang kohesif
dalam wacana lisan
12.siswa belum bisa
menyelesaikan fungsi
komunikatif sesuai
situasi, peserta, dan
tujuan
13.siswa belum bisa
menggunakan gaya
yang sesuai, register,
implikatur, redundansi,
konvensi pragmatis,
aturan konvensi,
menjaga lantai, dan
menghasilkan,
menyela, dan fitur
sosiolinguistik lainnya
72
dalam percakapan tatap
muka
14. siswa belum bisa
menyampaikan tautan
dan koneksi antara
peristiwa dan
mengkomunikasikan
hubungan seperti
gagasan fokal dan
periferal, peristiwa
dan perasaan,
informasi baru dan
informasi yang
diberikan, generalisasi
dan contoh
15. siswa belum bisa
menyampaikan fitur
wajah, kinesik, bahasa
tubuh, dan isyarat
nonverbal lainnya
bersama dengan
bahasa verbal
16. siswa belum bisa
73
mengembangkan dan
menggunakan
serangkaian strategi
berbicara, seperti
menekankan kata-kata
kunci, mengulang
kata-kata,
menyediakan konteks
untuk menafsirkan
makna kata-kata,
meminta bantuan, dan
secara akurat menilai
seberapa baik lawan
bicara anda
memahami anda
74