· web viewseluruh ibu kota kecamatan di propinsi nusa tenggara timur telah dapat dihubungi...
TRANSCRIPT
24. DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR
24. DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Timur,
meliputi areal seluas 47,9 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
wilayah Nusa Tenggara Timur meliputi areal persawahan sekitar
104.173 ha atau 2,2%, areal perkebunan negara dan swasta se-
kitar 191.492 ha atau 4%, areal tanaman kayu-kayuan sekitar
460.596 ha atau 9,6%, areal tegalan, ladang dan huma sekitar
541.078 ha atau 11,3%, areal padang rumput sekitar 496.961 ha
atau 10,4%, areal kehutanan seluas 1.487.000 ha atau 31,1%
dan sisanya 1.506.300 ha atau 31,4% dari seluruh luas wilayah
merupakan areal pemukiman dan budi daya yang lain.
Secara administratif Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Ti-
mur terdiri dari 12 Kabupaten/Daerah Tingkat II. Seluruh Da-
erah Tingkat II tersebut meliputi 1 kota administratif Ku-
pang, 98 buah kecamatan, dan 1.723 buah desa dan kelurahan.
Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Nusa Tenggara Timur
diperkirakan mencapai 3.308.764 jiwa. Kepadatannya rata-rata
pada tahun 1988 adalah 69 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata
843
penduduk Indonesia sebesar 91 jiwa per km2). Kabupaten Sikka
merupakan kabupaten yang terpadat di Propinsi Nusa Tenggara
Timur, yaitu 147 jiwa per km2. Sedangkan Kabupaten Sumba Ti-
mur merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk terendah,
yaitu 21 jiwa per km2. Pada tahun 1985 sebesar 8,8% dari pen-
duduk Propinsi Nusa Tenggara Timur tinggal di daerah perkota-
an dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi 9,5%.
Pulau yang relatif padat penduduknya adalah pulau Flores, se-
dangkan pulau-pulau lainnya di Propinsi Nusa Tenggara Timur
pada umumnya tidak padat penduduknya.
Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun keatas) di
propinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 2.160.900 orang
(70,6%). Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan
kerja sebanyak 1.322.652 orang dan angkatan kerja yang beker-
ja berjumlah 1.315.242 orang. Pada tahun 1985 tingkat parti-
sipasi angkatan kerja adalah 61,2%. Menurut tingkat pendidik-
annya angkatan kerja yang ada terbagi dalam: 62% tidak dan
belum pernah tamat Sekolah Dasar (SD), 29,3% tamat SD, 2,8%
tamat Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 1,3% tamat Se-
kolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), 3,9% tamat Sekolah Keju-
ruan dan hanya 0,7% tamat Perguruan Tinggi atau yang seting-
kat. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja di sektor
pertanian 81,9%, di sektor industri 6,6%, di sektor pertam-
bangan dan galian 0,1%, di sektor bangunan 1,3%, di sektor
perdagangan, hotel dan restoran 2,7%, di sektor angkutan dan
komunikasi 0,8%, dan di sektor-sektor yang lain 6,6%. Angka-
angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang
peranan yang sangat dominan dalam penyerapan tenaga kerja.
Dalam periode 1983-1986 tingkat laju pertumbuhan produk-
si daerah di luar minyak dan gas bumi Daerah Tingkat I Nusa
844
Tenggara Timur rata-rata 4,6% per tahun. Dalam periode ter-
sebut sektor pertanian tumbuh rata-rata per tahun 3,6%, per-
tambangan dan galian 5,9%, industri 12,3%, bangunan 2,6%,
perdagangan 9,2%, angkutan dan komunikasi 1,6%. dan sektor-
sektor yang lain 5,4%. Pada tahun 1986, sektor pertanian mem-
berikan sumbangan terbesar kepada PDRB, yaitu 53,7%. Dalam
pada itu sektor industri baru dapat memberikan sumbangan 2,3%
meskipun pertumbuhannya selama Repelita IV cukup tinggi.
Produksi pertanian tanaman bahan makanan di Propinsi Nu-
sa Tenggara Timur pada tahun 1986 antara lain meliputi padi
269.467 ton, kacang-kacangan 14.457 ton, ubi-ubian 899.685
ton dan jagung 299.213 ton. Jagung merupakan makanan pokok
sebagian besar penduduk Propinsi Nusa Tenggara Timur. Produk-
si perkebunan terutama meliputi kelapa, kopi, coklat, kapas,
kapok, jambu mete dan cengkeh. Produksi kehutanan meliputi
kayu dan hasil hutan ikutan seperti cendana, gaharu, nira
lontar, asam, kemiri, madu, kayu putih, lilin dan sirih hutan
yang merupakan komoditi perdagangan yang cukup berarti.
Pada tahun 1987 populasi ternak yang ada mencapai seki-
tar 597.000 ekor sapi, 173.000 ekor kerbau, 181.000 ekor kuda
dan 391.000 ekor kambing. Di samping itu populasi ternak babi
dan ternak unggas telah pula mencapai jumlah yang cukup be-
sar. Hasil ternak ini merupakan salah satu komoditi perda-
gangan yang sangat penting.
Hasil-hasil pembangunan prasarana pengairan seperti ben-
dungan, waduk, embung dan jaringan irigasi telah dapat mem-
perluas areal sawah yang dapat secara teratur. Namun
demikian sebagian besar sawah di pulau Timor, pulau Sumba,
pulau Sawu dan pulau Alor merupakan sawah tadah hujan.
Potensi bahan galian dan sumber energi yang ada di dae-
845
rah ini, antara lain emas, mangaan, barit, marmer, gips dan
uap geothermal, masih perlu diteliti kemungkinannya dapat di-
kembangkan. Bahan galian yang telah diolah adalah batu kapur
dan tanah liat yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik
semen Kupang.
Obyek pariwisata yang dapat dikembangkan adalah taman
laut, satwa langka di pulau Komodo, danau tiga warna Kalimutu
di pulau Flores dan berbagai obyek seni budaya daerah lainnya.
Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai
kemajuan yang cukup berarti. Seluruh ibu kota kecamatan di
Propinsi Nusa Tenggara Timur telah dapat dihubungi melalui
jalan darat. Pada tahun 1986 seluruh jaringan jalan yang ada
panjangnya 13.396 km yang meliputi 1.131 km jalan nasional,
1.844 km jalan propinsi dan 10.421 km jalan kabupaten. Keada-
an jalan nasional dan jalan propinsi pada umumnya cukup baik,
hanya sekitar 26,2% dari jalan propinsi yang masih dalam
keadaan rusak. Keadaan jalan kabupaten pada umumnya masih
belum memadai dan lebih dari 61,0% dalam kondisi rusak atau
rusak berat.
Bandar udara El-Tari di Kupang telah dapat didarati oleh
pesawat jenis F-28. Di samping bandar udara El-Tari, terdapat
11 bandar udara kecil lainnya yang secara reguler didarati
oleh pesawat-pesawat dari perusahaan penerbangan Merpati Nu-
santara dan pesawat-pesawat penumpang lainnya dalam rangka
penerbangan perintis.
Pelabuhan laut Tenau di Kupang telah dapat melayani pe-
layaran nusantara. Selain itu terdapat pelabuhan penyeberang-
an dan pelabuhan pelayaran perintis antara lain pelabuhan
Kalabahi, Ende, Larantuka, Waingapu, Atapupu, Maumere dan Reo.
846
Di bidang sosial budaya upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 26,0 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985, dan berhasil menaikkan persentase anak umur
7 - 12 tahun yang masuk SD dari 93,7% pada akhir Repelita III
menjadi 98,6% pada akhir Repelita IV.
Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan yang ada te-
lah cukup merata, meliputi 3.750 buah SD, 466.buah SMTP dan
160 buah SMTA, termasuk sekolah kejuruan, dan sebuah Perguru-
an Tinggi Negeri.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 34,3 bayi
per 1.000 penduduk (angka rata-rata nasional 28,7). Angka ke-
matian kasar mencapai 9,8 orang per 1.000 penduduk (angka ra-
ta-rata nasional 7,9); tingkat kematian bayi mencapai 73,0
bayi per 1.000 kelahiran hidup (angka rata-rata nasional
58,04). Harapan hidup rata-rata, yaitu rata-rata umur pendu-
duk, mencapai 59,4 tahun (rata-rata nasional 62,8 tahun).
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah
menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-
sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Persebaran tenaga kerja masih kurang merata serta kete-
rampilan dan tingkat pendidikannya pada umumnya masih memer-
lukan penyesuaian dengan keperluan peningkatan kegiatan
pertanian tanah kering. Bertambah besarnya tenaga kerja di
pedesaan disatu pihak dan rendahnya daya dukung sumber daya
alam yang ada untuk kegiatan pertanian di lain pihak, telah
menimbulkan beberapa masalah seperti penurunan kemampuan la-
847
han yang cepat dan berkembangnya pengangguran di pedesaan.
Keadaan tanah dan topografi yang bergunung-gunung dan
berbukit-bukit dengan iklim yang relatif kering (curah hujan
antara 900 s/d 1.000 mm per tahun) dan musim hujan yang pen-
dek merupakan kendala yang utama dalam usaha perluasan ke-
giatan pertanian. Pada akhir Repelita IV dari lahan kering
seluas 1,5 juta ha baru sekitar 126.000 ha yang telah diman-
faatkan. Prasarana pengairan seperti jaringan irigasi, waduk
dan embung-embung masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Selain dari itu dalam keadaan iklim yang kering, pola berco-
cok tanam secara berpindah-pindah yang masih dilakukan seba-
gian penduduk di hutan yang terbatas luasnya, sangat meng-
ganggu keseimbangan ekologis di daerah ini.
Di bidang perhubungan, prasarana dan sarana perhubungan
darat yang sudah banyak mengalami kemajuan masih perlu di-
tingkatkan lagi untuk mengimbangi meningkatnya arus barang
dan orang sebagai akibat meningkatnya kegiatan perdagangan
antar daerah, kegiatan ekspor dan kegiatan pariwisata. Jang-
kauan prasarana perhubungan darat dan laut ke daerah-daerah
potensial masih perlu diperluas. Peningkatan pelayanan perhu-
bungan laut perlu dipercepat antara lain melalui peningkatan
pembangunan prasarana dan penyediaan sarana pendukung pela-
yanan pelabuhan laut seperti dermaga, gudang dan fasilitas
keselamatan pelayaran. Masalah seperti yang dikemukakan di
atas dihadapi pula oleh pelayanan perhubungan udara. Fasili-
tas perhubungan udara seperti fasilitas landasan, terminal
dan fasilitas keselamatan penerbangan, masih perlu ditingkat-
kan.
Di bidang pendidikan, prasarana dan sarana pendidikan
seperti ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustaka-
848
an, buku-buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA maupun
Perguruan Tinggi, juga masih perlu ditingkatkan untuk mengha-
dapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan
untuk menghasilkan lulusan yang mutunya memadai. Di samping
itu sekolah-sekolah kejuruan untuk menghasilkan tenaga-tenaga
terdidik dengan pengetahuan yang sesuai dengan keadaan alam-
nya masih perlu dikembangkan.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan layanan
kesehatan, terutama dalam pelaksanaan vaksinasi dan pemberan-
tasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan Pus-
kesmas, Puskesmas Keliling, dan fasilitas rumah sakit serta
tenaga medis dan paramedis. Selain itu, jangkauan pelayanan
air bersih untuk penduduk perkotaan serta pedesaan dewasa ini
masih perlu diperluas dan ditingkatkan.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan masih memerlukan
dukungan prasarana dan sarana pendukung, seperti perhubungan,
akomodasi dan telekomunikasi serta tenaga terampil di bidang
kepariwisataan. Demikian pula obyek-obyek wisata yang ada ma-
sih perlu dibenahi agar lebih menarik minat wisatawan untuk
berkunjung.
Hal lain yang dihadapi adalah perlunya peningkatan peran
serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya
dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Di samping itu juga
masih perlunya usaha perkoperasian didorong agar dapat lebih
mandiri dan dapat berperan dalam pembangunan perekonomian di
daerah, terutama di pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan masih menghadapi berbagai
masalah yang menimbulkan kesulitan bagi pemerintah daerah da-
lam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengendalian penggu-
naan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam.
849
Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan kawasan-ka-
wasan tertentu terutama yang diperlukan untuk mendukung pe-
ngembangan permukiman dan pariwisata masih belum tersedia se-
bagaimana mestinya. Mekanisme pengendalian penggunaan ruang
terutama di daerah perkotaan masih belum mantap.
II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di daerah Nusa Tenggara Timur merupakan ba-
gian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Tri-
logi Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin
nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan
pemantapan perwujudan Wawasan Nusantara.
Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V,
pembangunan daerah Nusa Tenggara Timur diarahkan pada pening-
katan perkembangan sektor pertanian dan sektor industri di-
sertai peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi, sehing-
ga dapat memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan
produksi daerah, peningkatan mutu produksi, ekspor dan peme-
rataan hasil-hasil pembangunan di daerah tersebut. Di samping
itu pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lain-
nya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam
rangka pembangunan wilayah, juga diarahkan kepada peningkatan
kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal; perluasan
kesempatan kerja dan berusaha, dan peningkatan pendapatan
nyata, kesejahteraan serta taraf hidup seluruh lapisan masya-
rakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Nusa Tenggara Timur selama
Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui pening-
katan produksi dan perubahan teknologi di sektor pertanian
850
dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara
keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di
berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan yang
telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan di-
tingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kese-
jahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh masyara-
kat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di daerah Nusa
Tenggara Timur serta antara daerah Nusa Tenggara Timur dan
daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Nusa Tenggara Timur yang akan dikembangkan dalam Repe-
lita V pada pokoknya sebagai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan eks-
por. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara
industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha
pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agro-
industri, juga terus didorong. Iklim berusaha yang lebih
mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan
diusahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan
pemberian kemudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-
kegiatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia
melakukan investasi di daerah Nusa Tenggara Timur.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
851
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang-
kutan akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-
sertakan dan mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga akan
diusahakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah dite-
rapkan pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di
samping itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber
daya alam agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan
dan pembangunan yang berkelanjutan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri
dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Se-
jalan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat
mendorong lembaga swadaya masyarakat agar makin banyak ber-
partisipasi dalam pembangunan daerah.
Kegiatan pariwisata, terutama di pulau Komodo, pulau
Flores, pulau Timor dan periwisata bahari selama Repelita V
akan terus ditingkatkan agar dapat berkembang dan mampu mena-
rik wisatawan yang akan atau sedang berkunjung di pulau Bali.
Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pengangkutan dan te-
lekomunikasi dari dan ke lokasi daerah wisata tersebut akan
terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Upaya untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan masya-
rakat Nusa Tenggara Timur akan dilanjutkan. Sejalan dengan
itu peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas
pelayanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang
kesehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan
keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiatan
852
pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang diarahkan
agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja yang ber-
asal dari pertambahan penduduk di pedesaan lebih mampu berta-
ni dengan cara-cara yang lebih maju, dan agar sebagian dari
mereka dapat lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar sektor
pertanian.
Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-
tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-
giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam
hubungan ini partisipasi masyarakat akan disalurkan antara
lain melalui pembayaran iuran pemakaian air irigasi dan ke-
giatan-kegiatan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan,
perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif
tertinggal, daerah kritis dan daerah padat penduduk. Sejalan
dengan itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkat-
kan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula seca-
ra terencana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan
penduduk dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkung-
an yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pem-
bangunan yang serasi antara desa dan kota diharapkan arus ur-
banisasi dapat dikendalikan.
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseim-
bangan kepadatan penduduk di daerah Nusa Tenggara Timur akan
ditempuh berbagai kebijaksanaan seperti peningkatan program
keluarga berencana dan langkah-langkah yang dapat mendorong
perpindahan penduduk antara lain melalui pembangunan per-
tanian di kabupaten-kabupaten yang kurang penduduk terutama
melalui program transmigrasi lokal. Sejalan dengan itu akan
dilaksanakan pengembangan daerah berpotensi yang terisolasi,
853
baik yang berlokasi di wilayah pedalaman maupun di wilayah
pantai secara selektif.
Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-
tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat
mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan
kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengu-
rangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara
itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sektor
informal di kota akan ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan pula lang-
kah-langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain
meliputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah. Upaya
ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi
sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan dunia
usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan mekanisme
perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan aparat
pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribusi
daerah, dan peningkatan hasil pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk men-
dorong agar swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai ke-
giatan pembangunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di
samping itu akan dilanjutkan pula program pendidikan dan pe-
latihan pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komunikasi,
kerja sama, koordinasi, dan penyederhanaan prosedural. Lang-
kah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan usaha
untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan ber-
tanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada Daerah
Tingkat II.
854
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata
Ruang di daerah Nusa Tenggara Timur akan ditingkatkan agar
pemerintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan
ruang dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan
pertanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah.
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
4,2% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan
per kapita penduduk Nusa Tenggara Timur dan penciptaan la-
pangan kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang
terjadi di daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Se-
dangkan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun
diperkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor pertanian
dan sektor industri masing-masing rata-rata akan tumbuh 3,1%
dan 11,0% per tahun. Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor
pertambangan 7,7%, sektor bangunan 5,5%, sektor perdagangan
5,9%, sektor pengangkutan dan komunikasi 6,6% serta sektor
lain-lain 4,4%.
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi
Nusa Tenggara Timur diharapkan akan turun menjadi rata-rata
2,1% per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi
Nusa Tenggara Timur diperkirakan akan berjumlah 3,7 juta ji-
wa. Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan
diusahakan penurunan angka kelahiran kasar dari 34,3 bayi
per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 29,6 pada
akhir Repelita V, dan angka kematian kasar dari 9,8 orang per
855
1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 8,7 pada akhir
Repelita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan
pula peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian
bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 73,0 bayi pada
akhir Repelita IV menjadi 62,0 bayi pada akhir Repelita V.
Bersamaan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik
dari 59,4 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 61,8 tahun
pada akhir Repelita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
tetap dapat ditingkatkan dari 98,6% pada akhir Repelita IV
menjadi 99,0% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lu-
lusan SD yang dapat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 77,5%
pada akhir Repelita IV menjadi 88,5% pada akhir Repelita V,
lulusan SMTP yang dapat ditampung di SMTA diharapkan mening-
kat dari 74,9% pada akhir Repelita IV menjadi 76,1% pada
akhir Repelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini juga
disertai dengan peningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan
diusahakan melalui peningkatan dalam penyediaan prasarana
pendidikan, penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diuraikan di atas di-
perkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang
terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata
meningkat dengan 3,5% per tahun, atau diperkirakan akan ber-
jumlah 1,9 juta jiwa pada akhir Repelita V.
Penyusunan rencana umum tata ruang daerah akan dilanjut-
kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang menjamin
856
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi-
nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan pertanian di daerah Nusa Tenggara Timur akan
dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, diversifikasi
rehabilitasi dan ekstensifikasi. Peningkatan produksi tanaman
pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi dan ekstensi-
fikasi tanaman padi, palawija dan sayuran dan hortikultura.
Untuk menunjang usaha-usaha peningkatan produksi tanaman pa-
ngan akan ditingkatkan pengadaan benih padi, palawija dan
hortikultura melalui balai-balai benih dan penangkar benih
yang diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu
untuk memperoleh benih yang baik dan tahan hama akan diketat-
kan pengawasan mutu dan sertifikasi benih untuk mengatasi ke-
mungkinan timbulnya jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan
kegiatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pe-
ngendalian hama terpadu. Usaha pencetakan sawah akan dilaksa-
nakan di areal irigasi sederhana dan sedang kecil yang terse-
bar di beberapa kabupaten. Bersamaan dengan itu usaha peman-
faatan lahan kering dan padang alang-alang untuk perluasan
tanaman pangan akan terus diupayakan.
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan
petani palawija akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi
tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos
dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Di bidang peternakan, usaha peningkatan populasi ternak
857
akan terus dilanjutkan melalui usaha pengamanan ternak, pe-
ngadaan/redistribusi ternak, pembibitan ternak, dan hijauan
makanan ternak serta pelaksanaan inseminasi buatan. Di sam-
ping itu akan digalakkan pengembangan ternak kecil terutama
kambing, babi, dan unggas. Sejalan dengan itu pengembangan
produksi peternakan melalui usaha pembibitan, penggemukan,
pengadaan makanan ternak dan penyuluhan akan dilanjutkan
pula.
Di bidang perikanan usaha peningkatan produksi perikanan
laut, perikanan air tawar dan tambak akan terus dilanjutkan.
Bersamaan dengan itu usaha pengembangan pola budi daya per-
ikanan laut dan air tawar, mutiara dan rumput laut akan terus
ditingkatkan. Sejalan dengan itu kemampuan operasional pela-
buhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan yang ada akan
ditingkatkan serta pengadaan kolam-kolam dan tambak percon-
tohan serta pembangunan saluran tambak bagi usaha perluasan
usaha di bidang pertambakan akan dilanjutkan.
Untuk meningkatkan produksi perkebunan akan dilanjutkan
usaha intensifikasi kapas, jambu mede dan kapuk, di samping
melanjutkan usaha rehabilitasi dan peremajaan tanaman kelapa
dalam rangka proyek rehabilitasi dan peremajaan tanaman eks-
por (PRPTE), perluasan tanaman coklat, kopi dan cengkeh.
Dalam rangka peningkatan inventarisasi dan evaluasi sum-
ber daya alam dan lingkungan hidup akan dilaksanakan peman-
tapan kawasan hutan tetap, pemetaan kawasan hutan, serta pe-
natagunaan hutan dan inventarisasi potensi hutan produksi dan
hutan konversi (non kayu).
Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian terutama
tanaman pangan dan peternakan akan dilanjutkan pembangunan
embung-embung dan usaha pemeliharaan jaringan pengairan, dan
858
pembangunan jaringan irigasi baru antara lain di daerah iri-
gasi Mauteruda, Wae Ces, Waekunce, Kambaniru, Peruda dan Lem-
bor. Sejalan dengan itu akan ditingkatkan pula kemampuan Ope-
rasional dan Pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi yang ada
agar tetap berfungsi dengan baik. Atas beberapa jaringan
pengairan akan diadakan pemeliharaan berat dan rehabilitasi.
Dalam Repelita V diprioritaskan pembangunan baru irigasi ber-
ukuran sedang dan kecil. Sementara itu pengembangan air tanah
akan dilakukan di daerah-daerah yang sumber air permukaannya
relatif terbatas.
Pembangunan jalan akan meliputi rehabilitasi dan pemeli-
haraan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dan pembangunan
jalan dan jembatan. Peningkatan jalan akan dilanjutkan ter-
utama untuk jalan arteri dan kolektor dalam kota antara lain
pada ruas jalan arteri Kupang-Motoain dan Trans Flores serta
ruas jalan kolektor antara Detusoko-Maurole; Bajawa-Poma; Te-
nau-Bolok dan Simpang Kalimutu. Bersamaan dengan itu akan di-
tingkatkan kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan. Se-
jalan dengan itu peningkatan perhubungan darat akan dilanjut-
kan dengan mengembangkan fasilitas dan pengawasan lalu lintas
jalan, dan menambah jumlah lampu lalu lintas dan rambu-rambu
jalan.
Peningkatan pelayanan angkutan sungai dan penyeberangan
akan dilanjutkan dengan menyelesaikan pembangunan fasilitas
dermaga penyeberangan dan fasilitas penunjangnya antara lain
di Kupang, Larantuka, Labuhan Bajo, Rote, Kalabahi dan Wai-
ngapu.
Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada ke-giatan
pemeliharaan, rehabilitasi dan peningkatan fasilitas pelabuhan
yang mencakup pembangunan dermaga pelabuhan, gudang
859
pelabuhan dan lapangan penumpukan untuk pelabuhan utama dan
pelabuhan perintis. Demikian pula penyediaan fasilitas kesyah-
bandaran dan keselamatan pelayaran akan terus ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara, fasilitas bandar udara El-
Tari, di Kupang akan terus ditingkatkan terutama landasan,
terminal dan fasilitas keselamatan penerbangannya. Demikian
pula bandar udara Waioti, Ende dan Labuhan Bajo akan diting-
katkan agar mampu beroperasi dengan lebih baik.
Untuk menampung peningkatan arus wisatawan ke Nusa Teng-
gara Timur akan dikembangkan fasilitas kepariwisataan di
obyek-obyek wisata antara lain obyek wisata taman laut Mau-
mere, Riung dan Lamalera, danau Kalimutu dan obyek wisata di
pulau Flores serta obyek-obyek wisata lainnya yang tersebar
di seluruh propinsi. Sejalan dengan itu akan ditingkatkan pe-
nyediaan fasilitas keselamatan dan kemudahan wisata seperti
akomodasi, air bersih, listrik dan telekomunikasi pada obyek-
obyek wisata yang memerlukan serta usaha mempersiapkan tena-
ga-tenaga pemandu wisata yang terampil.
Di bidang Pos dan Telekomunikasi akan dibangun beberapa
buah gedung kantor pos pembantu di ibu kota Kecamatan dan kan-
tor pos tambahan serta pendirian beberapa bis surat. Di sam-
ping perluasan jangkauan pelayanan dan penambahan saluran
sambungan telepon di beberapa kota.
Di bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan dan
pengembangan industri dengan orientasi ekspor. Pembangunan
aneka industri yang mengolah hasil sektor pertanian dan in-
dustri kerajinan akan ditingkatkan. Bimbingan dan penyuluhan
akan ditingkatkan dan diarahkan pada peningkatan kemampuan
berproduksi, pelayaran dan manajemen.
860
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Kegiatan penelitian umum dan eks-
plorasi mineral yang telah dilaksanakan di daerah ini terus
dilanjutkan. Di samping itu, beberapa jenis hasil tambang
terutama hasil galian mineral industri yang saat ini berada
dalam tahap awal eksploitasi terus didorong untuk dapat ber-
fungsi semestinya. Bimbingan dan pembinaan pengusahaan bahan-
bahan galian golongan C akan dilanjutkan.
Penyediaan tenaga listrik akan terus ditingkatkan baik
untuk kebutuhan pengembangan industri maupun konsumsi rumah
tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan tenaga listrik, ma-
ka dalam Repelita V akan dipersiapkan pembangunan pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik. Di samping itu akan dilaksanakan
peningkatan sarana distribusi sebanyak 409 gardu distribusi
untuk 36.800 pelanggan baru serta pengembangan tenaga listrik
desa untuk memenuhi kebutuhan 51.847 pelanggan baru di 255
desa.
Dalam rangka mendorong peningkatan iklim penanaman modal
dan untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para pena-
nam modal, maka akan dilaksanakan penyederhanaan dalam sistem
perizinan serta peraturan-peraturan daerah yang lain. Demiki-
an pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan pe-
nyebarluasan data dan informasi penanaman modal, profil pro-
yek penanaman modal, profil potensi daerah serta informasi
pasar. Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal
yang lebih efisien juga akan ditempuh dengan meningkatkan pe-
laksanaan pengendalian dengan instansi terkait.
Pengembangan koperasi dilaksanakan melalui peningkatan
kemampuan organisasi, tata laksana dan usaha agar dapat ber-
861
kembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri. Pembina-
an generasi muda dan meningkatkan peranan wanita di bidang
perkoperasian juga akan dilanjutkan. Upaya peningkatan kemam-
puan koperasi itu tetap diprioritaskan pada koperasi primer,
khususnya Koperasi Unit Desa (KUD), yang melaksanakan usaha
dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan
rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil,
perkreditan atau simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkut-
an pedesaan dan berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduk-
si masyarakat pedesaan. Di samping itu mutu kemampuan penge-
lola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk
itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode, materi
dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan kete-
rampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan ko-
perasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga ma-
najemen yang terdidik dan terlatih kepada KUD yang dianggap
masih memerlukan bantuan. Untuk menciptakan iklim yang mendu-
kung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan
dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja
terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk, dan daerah
yang relatif tertinggal akan dilaksanakan kegiatan Proyek Pa-
dat Karya Gaya Baru (PPKGB) secara tersebar diberbagai keca-
matan dan pedesaan. PPKGB ditujukan pada kegiatan pembangunan
yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja sebesar mung-
kin untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan.
Sedangkan untuk mengatasi masalah melimpahnya angkatan kerja
yang terdidik akan diusahakan pelatihan penyebaran serta pe-
nugasan tenaga kerja sukarela terdidik sebagai konsultan ko-
perasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sektor-sektor
862
pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja
melalui mekanisme AKAD dan AKAN akan dilanjutkan.
Dalam pada itu pelatihan tenaga kerja melalui Balai La-
tihan Kerja (BLK) dan latihan keliling akan diarahkan agar
mampu mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan di pedesaan dan
pengembangan industri, khususnya untuk menunjang ekspor dan
usaha mandiri.
Dalam rangka penyebaran penduduk dan tenaga kerja usaha
transmigrasi akan dilanjutkan dengan lebih mendorong transmi-
grasi swakarsa. Selama Repelita V direncanakan akan ditrans-
migrasikan melalui kegiatan transmigrasi umum sebanyak 1.000
KK serta transmigrasi swakarsa dan pemukiman kembali sebanyak
5.000 KK. Di samping itu dalam Repelita V akan dilanjutkan dan
ditingkatkan pembinaan transmigran yang sudah ada di tem-
pat permukiman agar makin mampu meningkatkan kesejahteraannya
masing-masing.
Mutu pendidikan akan ditingkatkan melalui pengadaan alat
peraga dan alat pendidikan lainnya bagi setiap jenis dan jen-
jang sekolah. Demikian juga akan ditingkatkan pengadaan buku-
buku pelajaran dan buku bacaan. Pada tingkat Sekolah Dasar
akan ditingkatkan usaha rehabilitasi gedung SD agar tetap la-
yak ditempati sebagai tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Khusus untuk Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam
rangka memantapkan pelaksanaan wajib belajar bagi anak usia
7 - 12 tahun, akan dibangun SD kecil di daerah-daerah yang
terpencil. Khusus untuk daerah-daerah pemukiman baru yang
telah dihuni, akan dibangun gedung SD baru, dan gedung SMP
baru. Di samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tam-
bahan ruang penunjang seperti ruang praktek dan perpustakaan.
863
Selain itu akan ditingkatkan daya tampung Sekolah Menengah
Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA) yang ada baik Negeri maupun
Swasta dan akan dibangun SMKTA baru serta akan dilaksanakan
pemeliharaan gedung-gedung SMTA.
Pembinaan Pendidikan Masyarakat akan dilaksanakan dengan
berbagai kegiatan antara lain melanjutkan penyelenggaraan Ke-
jar Paket A yang dipadukan dengan pendidikan mata pencaharian
dan penyelenggaraan Kejar Paket B sebagai usaha untuk mendu-
kung perintisan pelaksanaan wajib belajar tingkat SMTP, pe-
nyelenggaraan Program Magang dan penyelenggaraan Kejar Usaha.
Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan usaha-usaha in-
ventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya, pembinaan keba-
hasaan, kesusasteraan dan perpustakaan, pembinaan kesenian,
pembinaan tradisi, serta peninggalan sejarah dan permuseuman.
Sejalan dengan itu, akan lebih digairahkan kegiatan pelesta-
rian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan bu-
daya bangsa.
Di bidang kesehatan, dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di daerah ini akan di-
lakukan pembangunan 26 Puskesmas, 164 buah Puskesmas Pemban-
tu, 14 buah Puskesmas Perawatan dan pengadaan 75 buah Puskes-
mas Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan kondisi wilayah
setempat. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat ini ditujukan
untuk seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan untuk meningkat-
kan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan,
akan lebih didorong peran serta masyarakatnya itu sendiri.
Dengan demikian diharapkan akan lebih banyak Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas Puskesmas.
Upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan akan
864
dilaksanakan melalui seluruh RSU kelas D yang ada. Sedangkan
RSU Ende akan ditingkatkan kelasnya dari D menjadi C. Semen-
tara itu pelayanan kesehatan jiwa juga akan ditingkatkan. Di
samping itu upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan lebih
dimantapkan mutunya.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan
dilaksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan masyara-
kat yang meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit diare,
malaria, demam berdarah, pengamatan serangga penular penya-
kit, tb-paru, kusta, frambusia, penyakit yang menimbulkan
wabah atau kejadian luar biasa serta peningkatan pengamatan
kejadian penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi
akan ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan
sumber pangan yang tersedia, menaikkan mutu makanan untuk me-
menuhi kebutuhan gizi secara aman, meningkatkan pencegahan
penanggulangan kekurangan kalori dan protein, vitamin A dan
anemia gizi melalui kegiatan UPGK di seluruh desa, mencegah
gondok endemik di daerah endemik serta meningkatkan kemampuan
dan pengelolaan program gizi. Di samping itu sistem kewaspa-
daan pangan dan gizi (SKPG) akan dilanjutkan kegiatannya.
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-
naan obat, makanan, kosmetika dan bahan berbahaya akan di-
tingkatkan pengawasannya dengan meningkatkan fungsi balai pe-
meriksaan obat dan makanan yang ada. Sedangkan untuk menjamin
kelancaran distribusi dan pengadaan obat-obatan di unit pela-
yanan kesehatan akan dilanjutkan pembangunan sarana penyim-
panan obat, alat dan perbekalan kesehatan bagi kabupaten/ko-
tamadya yang belum memilikinya. Sementara itu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan rakyat bagi daerah pemukiman
di pedesaan yang rawan air bersih dan rawan penyakit menular
865
akan dilanjutkan usaha penyediaan air bersih dan penyehatan
lingkungan pemukiman.
Dalam rangka menunjang program kesehatan secara Keselu-
ruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan dengan kegiatan penyebarluasan informasi
kesehatan, pengembangan potensi swadaya masyarakat dan pe-
ngembangan metode penyuluhan kesehatan.
Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan
pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain da-
lam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial, pembinaan pekerja
sosial masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam bidang
perumahan dan lingkungan serta pembinaan organisasi sosial
dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-
laksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim
piatu, penyantunan para lanjut usia atau jompo serta penyan-
tunan dan pengentasan penyandang cacat.
Pembinaan generasi muda dalam wadah karang taruna akan
dilaksanakan dengan meningkatkan peran serta Karang Taruna
dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan.Bersamaan dengan itu peranan dan fungsi wanita akan
lebih ditingkatkan dalam menangani masalah-masalah kesejahtera-
an sosial, pencegahan timbulnya masalah kenakalan remaja dan
masalah pelayanan sosial lainnya.
Kegiatan dan usaha di bidang kependudukan dan keluarga
berencana ditujukan untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Untuk itu diusahakan peningkatan kualitas penduduk melalui
peningkatan pendidikan, kesehatan, pemukiman, kesehatan ling-
kungan, pertumbuhan ekonomi serta keserasian sosial di sam-
ping perluasan lapangan kerja.
866
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk akan di-
ajak 214,4 ribu pasangan usia subur menjadi peserta KB Baru
dan dilakukan pembinaan peserta KB Aktif sebanyak 196,0 ribu
agar tetap ber-KB.
Agar terdapat keserasian antara pembangunan kota dan
pembangunan desa maka akan diusahakan peningkatan pembangunan
pedesaan. Di samping itu mobilitas penduduk pedesaan secara
ulang alik meningkat sehingga penduduk tidak terdorong untuk
pindah ke kota. Di samping itu, akan diusahakan pula pengem-
bangan kota-kota kecil sebagai suatu usaha untuk mengendali-
kan hasrat penduduk agar tidak berkeinginan pindah ke kota-
kota besar.
Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan
hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Di samping itu, usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan,
antara lain di kota Kupang, Ende, Maumere, Kalabahi, Atambua,
So'e dan Larantuka. Di propinsi ini diperkirakan akan diper-
baiki lingkungan pemukiman sekitar 240 ha. Kegiatan pemugaran
perumahan desa yang meliputi perbaikan mutu rumah serta per-
baikan lingkungan pemukimannya akan terus dilanjutkan pada
sekitar 490 desa. Dalam pelaksanaannya perhatian khusus dibe-
rikan kepada desa-desa kritis, terbelakang, miskin, desa ne-
layan dan desa pusat pertumbuhan.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dalam
rangka meningkatkan pelayanan dengan menambah jumlah sambung-
an rumah dan hidran umum. Di samping itu akan ditingkatkan
kapasitas penyediaannya dengan merehabilitasi instalasi,
mengurangi kebocoran dan membangun instalasi baru. Program
ini akan dilaksanakan antara lain di kota Kupang, Ende, Mau-
867
mere, Kalabahi, Atambua, So'e, dan Larantuka. Ke dalam pro-
gram ini juga termasuk usaha-usaha untuk menyediakan air ber-
sih bagi penduduk pedesaan, baik dengan sistem perpipaan mau-
pun non-perpipaan. Sejalan dengan itu usaha-usaha di bidang
penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula ditingkatkan.
Sasarannya meningkatkan pemeliharaan dan perbaikan penanganan
air limbah, drainase, dan persampahan. Program ini akan di-
laksanakan antara lain di kota Kupang, Ende, Atambua, dan So'e.
Pembangunan di bidang agama dalam Repelita V akan dilak-
sanakan antara lain berupa bantuan pembangunan atau rehabili-
tasi tempat peribadatan berbagai agama, penyediaan kitab suci
berbagai agama dan pembangunan, rehabilitasi dan perluasan
Balai Nikah dan Penasehatan Perkawinan, serta pengadaan, re-
habilitasi dan perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama, kan-
tor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotama-
dya dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu-
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama akan di-
tingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarananya. Di sam-
ping itu akan disediakan bantuan bagi perguruan agama swasta.
Pembangunan di bidang hukum dilanjutkan melalui berbagai
upaya yang pada umumnya merupakan kegiatan menunjang bagi usaha-
usaha penegakan hukum dan peradilan, dalam rangka mendekatkan
jangkauan pelayanan hukum kepada masyarakat serta memeratakan
kesempatan memperoleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan
antara lain pengadaan gedung kantor dan Asrama Karantina Imi-
grasi di Maumere serta rehabilitasi sejumlah kantor Kejaksaan
Negeri, Pengadilan Negeri dan Kantor Imigrasi di beberapa lo-
868
kasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan tugas-tugas pe-
masyarakatan akan diusahakan penyelesaian pembangunan gedung
Rumah Tahanan Negara di So'e, serta rehabilitasi sejumlah
Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah
Tahanan Negara, serta Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak.
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan dilaksanakan
secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk mewujud-
kan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindung-
an hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi
hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan tetap
dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah, ditunjang
dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan yang akan diterima daerah
Nusa Tenggara Timur meliputi program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I untuk Nusa Tenggara
Timur diarahkan penggunaannya untuk membiayai kegiatan Opera-
si dan Pemeliharaan (O4P) jalan propinsi, jaringan irigasi,
rumah sakit dan kegiatan-kegiatan lain yang telah menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat I. Program Pening-
katan Jalan dan Penggantian Jembatan digunakan untuk mena-
ngani peningkatan jalan propinsi dan peningkatan jembatan-
jembatan agar sesuai dengan meningkatnya arus lalu lintas dan
muatan.
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten/
kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat II dalam rangka mengembangkan
869
kegiatan ekonomi dan sosial dalam lingkungan Daerah Tingkat
II.
Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya digunakan
untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi ke-
butuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program
Pembinaan Pendidikan Dasar digunakan terutama untuk membiayai
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar da-
lam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pembangunan sekolah
dasar baru akan dibangun dalam rangka memenuhi kebutuhan akan
prasarana pendidikan di pemukiman baru. Program pelayanan ke-
sehatan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan peme-
liharaan sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit Kabupa-
ten, Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta
untuk penyediaan obat-obatan. Program Rehabilitasi Hutan dan
Tanah Kritis disediakan untuk membantu daerah tingkat II yang
menghadapi masalah tanah kritis, untuk melakukan penyuluhan
dan mengadakan percontohan, pelestarian dengan konservasi dan
mencegah meluasnya daerah kritis, serta melaksanakan kegiatan
lain yang dapat memperkecil erosi.
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.
Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me-
lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan Pembinaan kawasan
konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS, serta
pengendalian dan penanggulangan bencana alam di DAS Benain-
Noemina. Di samping itu kedua DAS tersebut juga dilaksanakan
upaya untuk membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan
870
peran sertanya secara swadaya dalam rehabilitasi hutan dan
tanah kritis. Usaha pelestarian sumber daya alam dan ling-
kungan dan peningkatan fungsinya serta pengendalian kerusakan-
nya juga akan dilaksanakan dengan mengembangkan pola tata
ruang yang dinamis.
Dalam rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan
ditingkatkan 8 buah stasiun meteorologi dan pembangunan 3
buah stasiun meteorologi. Di samping itu akan dilaksanakan
pula peningkatan 2 buah stasiun geofisika.
Dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi hutan dan
tanah kritis akan dilakukan kegiatan reboisasi dan penghijau-
an di DAS terpenting yang meliputi areal lahan kering dan
lahan kritis seluas 100.000 ha penghijauan dan 95.000 ha re-
boisasi. Di samping itu akan dilakukan upaya pembangunan hu-
tan tanaman industri (HTI) seluas 23.000 ha.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian pembangun-
an, kegiatan penataan ruang daerah akan dilanjutkan dan pe-
nyusunannya akan lebih dipadukan dengan berbagai program ter-
kait. Kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya mencakup
penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Tingkat I dan
Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II. Di samping itu ju-
ga dilaksanakan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan
beserta rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis
ataupun kritis.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers. Untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna
siaran radio dan televisi akan ditingkatkan kerja sama lintas,
sektoral dalam penyusunan substansi isi acara-acara siaran.
871
Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, te-
levisi dan film akan dilaksanakan rehabilitasi/pengembangan
pemancar radio dan televisi yang ada.
Di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian
akan dilakukan kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber da-
ya lahan di daerah Nusa Tenggara Timur, serta pengembangan
Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk mendukung pe-
rencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampuan sumber
dayanya.
872
TABELWILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR
DAERAH TINGKAT IILuasWilayah
JumlahKecamatan
JumlahDesa
Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2
1985 1988 1985 1988(Km2) (jiwa) ( j iwa) (jiwa) (jiwa)
Kabupaten:
Sumba Timur 7.085,5 6 99 140.511 148.233 20 21Sumba Barat 4.117,3 7 125 266.940 286.870 65 70
Manggarai 7.229,3 10 255 450.615 492.344 62 68Ngada 3.064,1 8 136 190.409 209.445 62 68
Ende 2.058,7 6 103 214.288 233.930 104 114Sikka 1.771,4 7 90 239.389 259.738 135 147
Flores Timur 3.111,9 13 233 270.002 298.781 87 96Kupang 7.420,8 17 275 470.819 510.872 63 69
Timor Tengah Se la t an 3.973,7 8 166 330.920 351.391 83 88Timor Tengah Utara 2.681,1 5 112 149.390 157.497 56 59Belu 2.489,6 6 73 204.491 217.386 82 87
Alor 2.872,6 5 56 133.470 142.277 46 50
Jumlah 47.876,0 98 1.723 3.061.244 3.308.764 64 69
873
874
874