divpenhmtmulm.files.wordpress.com… · web view · 2016-12-28perencanaan pembangkit listrik...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TEKNOLOGI HYBIRD
KONVERSI ENERGI SURYA DAN ANGIN UNTUK FAKULTAS
TEKNIK ULM BANJARBARU
Proposal Penelitian
Disusun Oleh:
Nama : Akhmad Daudi Shabahaini
NIM : H1F114061
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
TERIMA KASIH KEPADA
ii
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc
Kepala Prodi Teknik Mesin
Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.
Mahasiswa
Akhmad Daudi Shabahaini
Wakil Rektor Bidang Akademik
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d
Dosen Pengampuh
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
Dekan Fakultas Teknik
Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini.
Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
mata kuliah Metode Penelitian yang digelar di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Propasal penelitian yang berjudul
“PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TEKNOLOGI HYBRID KONVERSI
SURYA DAN ANGIN UNTUK FAKULTAS TEKNIK ULM BANJARBARU”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis menyadari bahwa proposa ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan dimasa akan datang.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga proposal ini dapat
memberikan inspirasi dan dapat diterima sebaik mungkin bagi kita semua. Sekian.
Banjarbaru, November 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KOPER............................................................................................................i
UCAPAN TERIMA KASIH..............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................2
1.3 Batasan Masalah...........................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka...............................................................................4
2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................4
2.2 Potensi Penggunaan Solar Cell di Indonesia................................5
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya..................................................6
2.4 Sel Surya.......................................................................................8
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Angin..................................................9
2.6 Turbin Angin..................................................................................11
2.7 Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin......................12
2.8 Fakultas Tekniki Universitas Lambung Mangkurat .......................13
BAB II Metode Penelitian..............................................................................16
3.1 Objek Penelitian............................................................................16
3.2 Alat dan Bahan Penelitian.............................................................16
3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................16
3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.....................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya
terus meningkat dikarenakan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi,
dan pola konsumsi energi itu sendiri. Hal ini diperparah dengan tingginya
kebutuhan bahan bakar minyak yang diiringi oleh kenaikan kapasitas produksi.
Menurut blue print pengelolaan energi nasional yang dikeluarkan Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), cadangan minyak bumi di Indonesia
akan habis dalam kurun waktu 18 tahun lagi, sedangkan gas diperkirakan akan
habis 60 tahun lagi dan batubara 147 tahun terhitung dari tahun 2006. Di
Fakultas Teknik ULM Banjarbaru sendiri kebutuhan energi listrik diperlukan
banyak untuk menunjang berbagai alat praktikum, komputasi, perkuliahan, dan
sebagainya. Konsumsi listrik yang banyak tentu akan membuat pelunjakan biaya
yang tidak sedikit dan akan banyak menguras kos atau uang untuk kebutuhan
lainnya.
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi listrik dapat
direalisasikan dengan bantuan teknologi photovoltaic (solar cell), yakni teknologi
yang mampu mengubah sinar matahari secara langsung menjadi listrik.
Sedangkan energi angina akan sangat mendukung disaat intensitas cahaya
berkurang bahkan dimusim penghujan tenaga angina cenderung mendominasi
terhadap tenaga matahari. Pemanfaatan tenaga angin memerlukan turbin angin
untuk menangkap energi kinetiknya, kemudian dihubungkan dengan generator
listrik untuk menghasilkan energi listrik. Hasil keluaran dari turbin angin sangat
2
bergantung pada kecepatan angin dan bentuk sudu, sehingga desain sudu harus
semakin mungkin.
Potensi tenaga angin di Indonesia yang sebesar 9,29 GW, sedangkan
kapasitas terpasangnya baru 0,0006 GW. Untuk energi matahari sendiri
potensinya 4.8 kWh/m2 hari dengan kondisi terpasang baru 8 MW
(DESDM,2005). Indonesia yang berada di wilayah tropis dan dilalui garis
khatulistiwa mempunyai potensi energi matahari yang cukup besar sepanjang
tahun. Energi matahari sangat berpotensi untuk dimanfaatkan secara langsung
sebagai sumber energi alternatif, baik secara termal maupun melalui energi
listrik. Sehingga kedua sumber energi ini, yaitu energi angin dan energi matahari
merupakan sumber energi terbarukan yang harus dimanfaatkan secara maksimal
sebagai sumber energi alternatif.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari perencanaan pembangkit listrik teknologi hybird
konversi energi surya dan angin ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana merencanakan pembangkit listrik teknologi hybrid untuk
kebutuhan supply listrik di Fakultas Teknik ?
b. Bagaimana perbandingan ekonomis dari segi penggunaan listrik dari
PLN dengan pembangkit listrik teknologi hybrid ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dari perencanaan pembangkit listrik teknologi hybird
konversi energi surya dan angin ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan pembangkit listrik teknologi hybrid hanya tefokus pada
Fakultas Teknik ULM Banjarbaru.
b. Data yang didapat adalah konsumsi daya yang terbaru.
3
c. Pengambilan data hasil uji didapat dengan melakukan variasi
pengukuran pada lampu dan alat listrik lain.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian dari perencanaan pembangkit listrik teknologi hybird
konversi energi surya dan angin ini adalah sebagai berikut:
a. Merencankan pembangkit listrik teknologi hybrid dengan cara
mengkonversi energi surya dan angin untuk kebutuhan listrik Fakultas
Teknik.
b. Menghitung dan mengetahui perbandingan nilai ekonomis
penggunaan pembangkit listrik hybrid dengan listrik dari PLN.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian dari perencanaan pembangkit listrik teknologi hybird
konversi energi surya dan angin ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti dapat merancang pembangkit listrik dengan teknologi hybird
yang menggabungkan konversi energi surya dan angin sehingga dapat
membuat energi alternatif yang lebih efisien.
b. Menambah sub bagian dari literatur penelitian tentang pembangkit
listrik berbasis teknologi hybird dicivitas ULM.
c. Fakultas Teknik ULM Banjarbaru mendapatkan pembangkit listrik
alternatif dengan memanfaatkan teknologi hybird dari koversi energi surya
dan angin.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
Fitria.Y, (2009), melakukan penelitian rancang bangun simulasi sitem
hybrid tenaga suya dan tenaga angin sebagai catu daya Base Transceiver
Station (BTS) 3G, mengatakan bahwa perancangan simulasi sistem hybrid
menggunakan dua buah model sel surya tipe STPOO5S-12/Ob dengan
Voc=21,40 V dan Isc=0,33 A akan mempunyai nilai tegangan keluaran dan daya
sebesar 19,26V dan daya 11,44 watt dengan turbin angin poros horizontal
bersudu variable. Simulasi sistem hybrid tenaga surya dan tenaga angin sebagai
catu daya BTS 3G mempunyai waktu delay switching sistem selama 2 ms.
F. Eko.W.W, (2013), melakukan penelitian potensi pembangkit listrik hybrid
menggunakan vertical axis wind turbine tipe savonius dan panel sel surya,
mengatakan bahwa potensi daya listrik keluaran maksimal yang mampu
dihasilkan oleh pembangkit listrik dengan sistem hybrid lebih besar dibangingkan
apabila masing-masing sistem bekerja sendiri-sendiri.
Ethelbert.D.P, (2014), melakukan penelitian pemanfaatan teknologi hybird
berbasis energi surya dan angin, mengatakan bahwa pembangkit listrik hybird
berbasis energi surya dan angin tidak sepenuhnya bergantung pada matahari.
Maka, jika langit mendung atau malam tiba dan matahari lenyap, pembangkit
listrik akan digerakan oleh kincir angin jadi listrik pun tetap mengalir. Sebaliknya,
ketika angin sedang lemah berhembus, panel-panel sel surya penangkap sinar
matahari bisa terus memasok listrik.
Ridwan.Z.W.N, (2014), melakukan penelitian proses pembangkit energi
listrik tenaga angin grup barat PLTH Pandansimo, mengatakan bahwa
5
penggunaan sistem tenaga hybrid kincir angin dan panel sel surya sangat tepat
karena dengan adanya 2 sumber hybrid dapat menjaga ketersedian energi di
kawasan pantai Pandansimo.
Rangga.A, dkk, melakukan penelitian pemanfaatan teknologi pembangkit
listrik hybrid pada peternakan ayam desa Sukonolo Kabupaten Malang,
mengatakan bahwa pembangkit listrik hybrid ini mampu menghasilkan energi
listrik 12 kWh/hari dengan kebutuhan mitra mencapai 5,31 kWh/hari sehingga
peternakan ayam dapat menghemat biaya listrik sebesar Rp.173.637/bulan.
Dengan hasil penerapan pembangkit hybrid terbukti mampu mengurangi biaya
produksi dengan memanfaatkan energi terbarukan pada peternakan ayam Desa
Sukonolo Kabupaten Malang. Sehingga kemandirian energi dapat tercapai.
2.2. Potensi Penggunaan Solar Cell di Indonesia
Semakin besarnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi baik
dilingkungan keluarga sampai dengan perindustrian, maka diperlukan suatu
gagasan dimana bangsa kita dapat menghasilkan energi mandiri yang tentu
sifatnya dapat diperbaharui. Perihal energi merupkan aspek yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan bangsa ini dibandingkan ekonomi, politik, sosial
budaya, pertahanan dan ketahanan sehingga pemerintah dituntut dapat
melakukan eksplorasi dan eksploitasi potensi energi Indonesia dengan mandiri.
Selama ini Indonesia lebih fokus melakukan eksplorasi dan eksploitasi yang
terkandung di dalam bumi sepeti minyak, batu bara, dan gas bumi yang tentu
sifatnya tidak dapat diperbaharui dan akan habis suatu saat nanti.
Indonesia merupakan negara tropis dan juga dilewati garis khatulistiwa
dimana kita dapat memanfaatkan sinar matahari secara maksimal sebagai
sumber energi yang primer. Sinar matahari merupakan pancaran gelombang
elektromagnet yang dapat diserap dan dikonversi menjadi energi listrik. Di
6
khatulistiwa, matahari berada teat diatas kepala pada tengah hari dalam equinox
sehingga sinar matahari yang kaya akan elektromagnet tersebut dapat
dimanfaatkan.
Solar cell merupakan perangkat yang dapat melakukan konversi energi dari
cahaya elektro magnet yang dipancarkan oleh matahari ke energi listrik dan
kemudian dapat kita gunakan dikehidupan sehari-hari. Solar cell juga dapat
menjadi jawaban untuk penyediaan listrik bagi daerah-daerah terpencil yang
tidak dapat dijangkau oleh listrik PLN.
2.3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah
energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak
langsung dengan permusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik.
Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan
dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
menggerakan mesin kalor.
Gambar 2.1 PS10 Solar Power Tower
7
(Sumber:
http://reneweconomy.com.au/wp-content/uploads/2012/07/solar_power_tower.jp
g)
Energi surya merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui
dan ketersediaannya berlimpah di dunia ini. Teknologi berbasis energi surya
adalah teknologi yang mampu memanfaatkan sumber energi surya/matahari
untuk menghasilkan panas, cahaya bahkan listrik. Sumber energi alternatif yang
diharapkan oleh masyarakat tidak hanya bersifat renewable dan mudah
dikonversi menajdi energi listrik, tetapi juga ramah lingkungan. Beberapa
kalangan menilai bahwa energi yang paling sesuai adalah energi surya.
Gambar 2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya(Sumber: http://www.pronen.com/images/fotovoltaik.jpg)
Potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada pada tingkat satisfy
(cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu patokan kita dalam menyusun
perencanaan energi di masa depan. Selain itu potensi ini setidaknya dapat
menjadi penyejuk di tengah panasnya isu krisis listrik yang selama ini
menghantui Indonesia. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh
permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3x1024 Joule
pertahun, energi ini setara dengan 2x1017 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara
dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain,
dengan menutup 0,1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang
8
memiliki efiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh
dunia saat ini. (Ristek, 2012).
Gambar 2.3 Solar House(Sumber: http://survival-mastery.com/wp-content/uploads/2015/08/Solar-house-
810x566.jpg)
2.4. Sel Surya
Sel surya atau sel photo2a2voltaic adalah sebuah alat semikonduktor yang
terdiri dari sebuah wilayah besar diode p-n junction. Dimana, dalam hadirnya
cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan
ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal
sebagai photovoltaics. Sel surya memiliki banyak aplikasi, mereka terutama
cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di
wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel
surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung
dimana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah
pengaturan net metering. Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai untuk
membuat sel surya diantaranya Silikon, Titanium Oksida, Germanium, dll.
9
Gambar 2.4 Sel Surya(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Solar_cell.png)
2.5. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Energi angin adalah sama halnya dengan energi surya, yaitu merupakan
salah satu dari energi alternatif non fosil yang bersifat renewable dimana
ketersediaannya di alam ini sangat berlimpah. Teknologi berbasis energi angin
adalah teknologi yang memanfaatkan seumber energi angin. Angin disebabkan
oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi.
Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke
atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan lebih berat dan bergerak
menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan atmosfer pada suatu suatu
daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan menghasilkan sebuah
gaya.
Syarat-syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut:
10
Tabel Kondisi Angin
kelas angin
kecepatan angin m/d
kecepatan angin km/jam
kecepatan angin
knot/jam1 0.3 ~ 1.5 1 ~ 5.4 0.58 ~ 2.922 1.6 ~ 3.3 5.5 ~ 11.9 3.11 ~ 6.423 3.4 ~ 5.4 12.0 ~ 19.5 6.61 ~ 10.54 5.5 ~ 7.9 19.6 ~ 28.5 10.7 ~ 15.45 8.0 ~ 10.7 28.6 ~ 38.5 15.6 ~ 20.86 10.8 ~ 13.8 38.6 ~ 49.7 21 ~ 26.87 13.9 ~ 17.1 49.8 ~ 61.5 27.0 ~ 33.38 17.2 ~ 20.7 61.5 ~ 74.5 33.5 ~ 40.39 20.8 ~ 24.4 74.6 ~ 87.9 40.5 ~ 47.5
10 24.5 ~ 28.4 88.0 ~ 102.3 47.7 ~ 55.311 28.5 ~ 32.6 102.4 ~ 117.0 55.4 ~ 63.412 >32.6 >118 63.4
Tabel 2.1 Tabel kondisi angin yang ideal sebagai pembangkit listrik tenaga angin(Sumber: https://sebastianusk277.files.wordpress.com/2011/07/kecepatan-
angin.jpg)
Tingkat Kecepatan Angin 10 Meter di Atas Permukaan TanahKelas Angin
Kecepatan Angin m/d Kondisi Alam di Dataran
1 0.00 ~ 0.02 ---------------------------------------2 0.3 ~ 1.5 angin tenang, asap lurus ke atas3 1.5 ~ 3.3 asap bergerak mengikuti arah angin
4 3.4 ~ 5.4 wajah terasa ada angin, daun2 bergoyang pelan, petunjuk arah angin bergerak
5 5.5 ~ 7.9 debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon bergoyang6 8.0 ~ 10.7 ranting pohon bergoyang, bendera berkibar7 10.8 ~ 13.8 ranting pohon besar bergoyang, air berombak kecil8 13.9 ~ 17.1 ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga9 17.2 ~ 20.7 dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan arah angin10 20.8 ~ 24.4 dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh11 24.5 ~ 28.4 dapat menumbangkan pohon, menimbulkan kerusakan12 28.5 ~ 32.6 menimbulkan kerusakan parah13 32.7 ~ 35.9 tornado
Tabel 2.2 Tingkat kecepatan angin 10m di atas permukaan tanah(Sumber: https://nugrohoadi.files.wordpress.com/2008/05/magical-snap-
20080226-1043-006.jpg)
11
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum
energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
2.6. Turbin Angin
Energi angin dapat dikonversikan menjadi energi mekanik, seperti pada
penggilingan biji, ataupun untuk memopa air. Pada perkembangannya, energi
angin dikonversikan menjadi energi mekanik, dan dikonversikan kembali menjadi
energi listrik. Dalam bentuknya sebagai energi listrik, maka energi dapat
ditrasmisikan dan dapat digunakan untuk mencatu peralatan-peralatan elektronik
turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga
listrik.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan
para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin
angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara
Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
12
Gambar 2.5 Kincir Angin(Sumber: http://benergi.com/wp-content/uploads/2015/09/pengertian-energi-
angin.jpg)
2.7. Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Hibrid sistem atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid yang disingkat (PLTH)
adalah gabungan atau integrasi antara dua atau lebih pembangkit listrik dengan
sumber energi yang berbeda. Energi listrik hibrid sangat cocok untuk di pasang di
beberapa wilayah pesisir kawasan Indonesia. Pembangkit listrik ini merupakan
sumber energi terbarukan yang paling relevan untuk dikembangkan di Indonesia
dikarenakan potensi energi surya di Indonesia sangat tinggi, dengan intensitas
radiasi rata-rata 4-5 kWh/m2.
Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga angin saja maupun
tenaga matahari saja, teknologi hibrida ini jelas lebih unggul karena tak
sepenuhnya bergantung pada matahari. Maka, bila langit mendung atau malam
tiba dan matahari lenyap, pembangkit listrik akan digerakana oleh kincir angin
jadi listrikpun tetap mengalir.
Sebaliknya, ketika angin sedang lemah berhembus, panel-panel sel surya
penangkap sinar matahari bisa terus memasok listrik. Pembangkit listrik ini cocok
13
untuk daerah yang cuacanya sering berubah-ubah seperti di pesisir pantai.
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dikombinasikan dengan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau yang sebut hibrid lebih unggul, karena
pembangkit listrik hibrida ini dapat memanfaatkan sinar matahari pada saat
kecepatan angin rendah dan sebaliknya memanfaatkan energi angin pada saat
mendung. (Aji, 2012)
Keterangan:
1. Turbin Angin 3. Baterai 5. Trafo 7. Modul
Surya
2. Inverter 4. Beban 6.Generato Cadangan
Gambar 2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid(Sumber: Phanias, 2014)
2.8. Fakultas Teknik ULM Banjarbaru
Fakultas Teknik Universitas Lambugn Mangkurat didirikan pada tahun
1965. Fakultas Teknik merupakan Fakultas ke-7 yang didirikan di Universitas
Lambung Mangkurat setelah Fakultas Hukum (1960), Fakultas Ekonomi (1960),
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1960), Faklutas Pertanian (1961), Fakultas
Perikanan (1964) dan Fakultas Kehutanan (1964). Pada saat Fakultas Teknik
1
2
3
4
5
6
7
14
didirikan, Universitas Lambung Mangkurat sudah menjadi Universitas Negeri
yang memiliki 2 lokasi, yaitu Banjarmasin dan Banjarbaru. Fakultas Teknik
dibentuk pertama kali di Banjarbaru.
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat berdiri berdasarkan pada
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dengan nomor 296/65 tanggal 27 Desember 1966, dan disempurnakan
berdasarkan Surat Keputusan nomor 75/Bikuk/1966 tanggal 25 Julis 1966
dengan pertama yang terbentuk adalah Jurusan Teknik Sipil.
Sejak tahun 1968 sampai tahun 1983, proses pendidikan di Fakultas
Teknik Universita Lambung Mangkurat, khusunya pada tingkat Sarjana Muda
(D3) dan tingkat Sarjana (S1), dilaksanakan berdasarkan kerjasama dengan
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta dengan cara berafiliasi. Hal ini dikarenakan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat pada saat itu memiliki keterbatasan
sumberdaya manusia. Proses afiliasi ini mensyaratkan mahasiswa yang kuliah di
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat untuk menjadi tenaga pengajar
di Fakultas ini setelah menyelesaikan pendidikannya di tingkat sarjana.
Gambar 2.7 Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat(Sumber: http://ft.unlam.ac.id/id/wp-content/uploads/2016/03/FT-DRONE.jpg)
15
Dalam perkembangannya, Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat memiliki 2 buah gedung (kampus) yang terletak di Banjarbaru dan
Banjarmasin. Pada tahun 1999, Fakultas Teknik mengembangkan diri dengan
membentuk Program Studi Baru, yaitu Program Studi Teknik Arsitektur yang
dibentuk di Banjarmasin. Sedangkan, Program Studi Teknik Sipil tetap berlokasi
di Banjarbaru. Saat ini semua program studi reguler berkampus di Banjarbaru.
Program S-1 Non Reguler dan Magister Teknik berkampus di Banjarmasin.
Sampai dengan perkembangan sekarang. Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat telah mempunyai 4 (empat) Program Studi S1 Regular,
dengan penambahan 2 (dua) program studi baru untuk tahun akademik 2007-
2008 dengan perincian sebagai berikut:
1. Program Studi Teknik Sipil (1965-Banjarbaru)
a. Program Non Reguler (S-1) Program Studi Teknik Sipil (1997-Banjarmasin)
b. Program Magister Teknik (2000-Banjarmasin)
2. Program Studi Teknik Arsitektur (1999-Banjarbaru)
3. Program Studi Teknik Pertambangan (2000-Banjarbaru)
4. Program Studi Teknik Kimia (2005-Banjarbaru)
5. Program Studi Teknik Lingkungan (2006-Banjarbaru)
6. Program Studi Teknik Mesin (2006-Banjarbaru)
7. Program Studi Teknologi Informatika (2012-Banjarmasin)
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini ojek penelitian adalah:
Nama Fakultas : FakultasTeknik
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Lokasi : Banjarbaru
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Alat:- Multitaster
- Wind Tunner
- Solar Cell Kit
- Kincir Angin Kit
- Pipa Baja
- Kabel Listrik
Bahan:
- Sinar Matahari
- Angin
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perizinan dari Fakultas Teknik ULM Banjarbaru;
b. Permintaan data penggunaan pemakaian listrik bulanan dan tahunan
di Fakultas Teknik ULM Banjarbaru;
17
c. Perancangan Solar Cell dan Kincir Angin untuk Fakultas Teknik;
d. Perhitungkan biaya untuk penelitian;
e. Persiapan Alat-alat dalam penelitian;
f. Perhitungan ekonomis dari penggunaan Pembangkit Listrik Teknologi
Hybrid dengan penggunaan listrik PLN;
Alur Penelitian:
18
3.4. Jadwal Penelitian
Jadwal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan
Bulan2015 2016
September OktoberNovember Desember Januari Februari
Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Menyusun Laporan Seminar Proposal Seminar Hasil Sidang Akhir
: Terlaksana
: Belum Terlaksana
19
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, R., dkk, Pemanfaatan Teknologi Pembangkit Listrik Hybrid Pada
Peternakan Ayam Desa Sukonolo Kabupaten Malang, ITN Malang.
Culp, A, W.jr., 2009, Prinsip-prinsip Konversi Energi, Erlangga, Jakarta.
Rudi, D., 2006, Bagaimana Mendapatkan Listrik, CV. Aneka, Solo.
Gitano, Taib, S., dkk, 2008, Design and Testing of a Low Cost Peak-Power
Tracking Controller for a Fixed Blade 1.2 kVA Wind Turbine, Electrical
Power Quality and Utilisation Journal, Vol.XIV, No. 1, pp.95-101.
Harliman, Niko., Supriyatna, Yanto., 2006, Pembangkit daya dengan
menggunakan kincir angin poros vertikal bersudu variable, Skripsi,
Universitas Indonesia.
Jha., A.R., 2011, Wind Turbine Technology, Boca Rotan Florida, USA : CRC
Press.
Kementerian ESDM, 2005, Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006 ± 2025,
Jakarta.
Nasa, 2008, the Savonius wind turbine.
Patel, Mukul R., 1999, Wind and Solar Power System, CRC Press, Boca Raton.
Phanias, Ethelbert D., 2014, Pemanfaatan Teknologi Hybrdi Berbasis Energi
Surya dan Angin, Universitas Palangkaraya.
Raharjo, Puloeng, 2013, Perancangan Sistem Hybrid Solar Cell-Baterai-PLN
Menggunakan Programmable Logic Controllers, Universitas Jember.
Santosa, Ari W.B., 2014, Pemanfaatan Tenaga Angin dan Surya Sebagai Alat
Pembangkit Listrik Pada Bagan Perahu, Universitas Diponegoro.
Susandi, Armi., 2006, Potensi energy dan surya di Indonesia, ITB.
20
Weldermariam, L.E., 2010, Genset-Solar-Wind Hybrid Power System of Off-Grid
Power Station for Rural Applications, Delf University of Techonology.
Wijaya, Uqud A.A., dkk, Rancang Bangun Penjejak Matahari untuk Panel Surya
Pada Sistem Teknologi Hybrid Konversi Energi Surya dan Angin, Instittut
Teknologi Sepuluh November.
Winarto, F.E.W., Sugiyanto, 2013, Potensi Pembangkit Listrik Hybrid
Menggunakan Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dan Panel Sel
Surya, Universitas Gadjah Mada.
Yuliarto, Brian., 2008, Sel surya untuk energi masa depan, Bandung.
Yulinda, Fitria, 2009, Rancang Bangun Simulasi Sistem Hybrid Tenaga Surya
dan Tenaga Angin Sebagai Catu Daya Base Transceiver Station (BTS) 3G,
Universitas Indonesia.