file · web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum...

104
HUBUNGAN SECTIO CAESAREA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PRINGSEWU PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Oleh : ROSNA TIASMALA DEWI NIM :1201S034P

Upload: dangnguyet

Post on 18-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

HUBUNGAN SECTIO CAESAREA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

PRINGSEWU PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Oleh :

ROSNA TIASMALA DEWINIM :1201S034P

AKADEMI KEBIDANAN HAMPAR BAIDURI KALIANDA LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2013

Page 2: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

HUBUNGAN SECTIO CAESAREA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

PRINGSEWU PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2012

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir D III

AKADEMI KEBIDANAN HAMPAR BAIDURI

Diajukan Oleh :

ROSNA TIASMALA DEWINIM :1201S034P

AKADEMI KEBIDANAN HAMPAR BAIDURI KALIANDA LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2013

Page 3: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis ini telah disetujui untuk mempertahankan di hadapan tim penguji Karya

Tulis Ilmiah Jurusan Kebidanan Hampar Biduri.

Judul : HUBUNGAN SECTIO CAESAREA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PRINGSEWU PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Rosna Tiasmala Dewi

NIM :1201S034P

Menyetujui

Pembimbing I KaryaTulis Ilmiah Pembimbing II Karya Tulis Ilmiah

Sumarni, S.ST., M.Kes Indah Fitriagustina, S.STNIDN. 0419097506 NIDN. 0222087902

Direktur Akademi KebidananHampar Baiduri

Novi Eniastina Jasa. S.STNIDN. 0213118101

Page 4: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN KEHAMILAN TRIMESTER 1 DI BPS YUNMAWARTI SUMBEREJO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS BULAN MEI – JUNI 2012

Oleh : Rosna Tiasmala Dewi

NIM :1201S034P

Telah dipertahankan di depan tim penguji ujian sidang KTI dan dinyatakan

LULUS

Akademi Kebidanan Hampar Baiduri

Tanggal 01 Agustus 2013

TIM PENGUJI

Moderator : Sumarni, S.ST., M.Kes (………………….)

Penguji I : Siti Maesaroh, S.ST (………………….)

Penguji II : Indah Fitri Agustina, S.ST (………………….)

MengesahkanDirektur Akademi Kebidanan Hampar Baiduri

Novi Eniastina Jasa, SSTNID. 0213118101

Page 5: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

ABSTRAK

OlehRosna Tiasmala Dewi

Sectio caesarea adalah lahirnya janin, plasenta dan selaput ketuban melalui irisan yang dibuat di dinding perut dan rahim. Di Negara berkembang, section caesarea merupakan pilihan terakhir untuk menyelamatkan ibu dan janin. Angka kematian ibu karena section caesarea yang terjadi sebesar 15,6% dari 1.000 ibu dan kejadian asfiksianya sebesar 8,7% dari kelahiran hidup. Sedangkan dari hasil pre survey yang dilakukan pada bulan maret 2012 didapatkan angka kejadian asfiksia pada bulan Januari – Desember 2011 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pringsewu sebanyak 39 kasus dari 624 persaliana.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan section caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu periode januari – juni tahun 2012 agar dapat dilakukan upaya-upaya meminimalkan angka kejadian asfiksia.

Metode dalam penelitian ini mengggunakan desain penelitian case control. Subjek penelitian adalah Ibu bersalin yang dirawat di RSUD Pringsewu periode Januari – Juni 2012. Data yang dikumpulkan adalah banyaknya ibu bersalin dengan kejadian asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu.

Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara section caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu periode Januari - Juni tahun 2012 yang dintunjukkan dengan nilai nilai X2

hitung = 6,618 ≥ X2tabel = 3,841. Risiko asfiksia

meningkat dengan bertambahnya persalinan yang menggunakan metode section caesarea,hal ini berkaitan dengan perubahan fisiologi akibat proses kelahiran. Section caesarea memicu pengeluaran hormon stress pada ibu yang menjadi kunci pematangan paru – paru bayi yang terisi air atau jika bayi lahir dengan section caesarea tanpa tanda persalinan maka tidak akan mendapat manfaat bagi pengeluaran cairan paru dan penekanan rongga toraks sehingga mengalami peru – paru basah yang kebih persisten.

Kesimpulan penelitian ini adalah setiap bayi yang lahir dengan section caesarea memiliki resiko mengalami kejadian asfiksia lebih tinggi dari pada persalinan normal hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologi akibat proses persalinan.

Kata Kunci:Secti Caesarea, Asfiksia , RSUD PringsewuPustaka, 21 (2003 – 2007)

Page 6: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

RIWAYAT HIDUP

Nama : ROSNA TIASMALA DEWI

Tempat tanggal lahir : Bandar Lampung, 10 Agustus 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Suroso

Nama Ibu : SitiAsmariyah

Anak ke : 1 (satu)

Alamat : Datarajan Blok IV UlubeluTanggamus

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. 1998-2003 : Sekolah Dasar Negeri 1 Datarajan Ulubelu Tanggamus

2. 2003-2006 : SMP Negeri 1 Sumberejo, Lulus Tahun 2006

3. 2006-2009 : SMA Negeri 1 Sumberejo, Lulus Tahun 2009

4. 2010 s/d sekarang : Akademi Kebidanan Hampar Baiduri Kalianda

Page 7: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

PERSEMBAHAN

“Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku tercinta, adikku, orang yang aku sayangi yang selalu

menanti dan siap menerima keberhasilan studiku, rekan – rekan

mahasiswa seperjuangan yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian study ku dan untuk Almamater Akademi

Kebidanan Hampar Baiduri

Lampung Selatan

Tercinta”

Page 8: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan KTI yang berjudul“Hubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni tahun 2013, dapat saya selesaikan. KaryaTulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Hampar Baiduri Kalianda Lampung Selatan.

Penyelesaian KTI ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat:1. Ibu Novi Eniastina Jasa,S.ST, selaku Direktur Akademi Kebidanan Hampar

Baiduri Kalianda Lampung Selatan.2. Ibu Sumarni, S.ST, M.Kes, selaku Pembimbing I Karya Tulis Ilmiah yang telah

memberikan bimbingan dan masukan sehingga menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Siti Maesaroh, S.ST. Selaku Penguji I yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga terselesaikan KaryaTulis Ilmiah ini

4. Ibu Indah Fitri Agustina, S.ST, selaku Penguji II yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga terselesaikan KaryaTulis Ilmiah ini.

5. Staf dosen dan tata usaha Akademi Kebidanan Hampar Baiduri Kalianda Lampung Selatan.

6. Bapak, Ibu, dan saudara tercinta yang telah memberikan dukungan, doa dan semangatnya.

7. Teman-teman di Akbid Hampar Baiduri Kalianda Lampung Selatan.8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan KaryaTulis Ilmiah ini.

Semoga ALLAH SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah diberikan dan semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang kesehatan.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran-saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga ALLAH SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin.

Kalianda, Agustus 2013

Penulis

Page 9: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan................................................................................... i

Halaman Sampul Dalam................................................................................... ii

Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii

Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii

Abstrak.............................................................................................................. v

Persembahan..................................................................................................... vii

Riwayat Hidup Penulis..................................................................................... viii

Kata Pengantar.................................................................................................. ix

Daftar Isi........................................................................................................... xi

Daftar Gambar.................................................................................................. xi

Daftar Tabel...................................................................................................... xii

Daftar Lampiran................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah..................................................................... 5

1.3 Masalah dan permasalahan........................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................ 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian / Jenis Penelitian................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir.............................. 9

2.2 Konsep dasar Sectio Caesarea.................................................... 20

2.3 Penelitian Terdahulu.................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual................................................................... 30

3.2 Variabel dan Definisi Operasional............................................... 30

3.3 Hipotesis...................................................................................... 31

Page 10: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian.......................................................................... 32

4.2 Populasi Penelitian....................................................................... 32

4.3 Sampel Penelitian dan Teknik Sampling..................................... 33

4.4 Lokasi dan waktu penelitian........................................................ 33

4.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................. 33

4.6 Teknik dan pengolahan data........................................................ 34

4.7 Teknik dan Analisis Data............................................................ 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian............................................................................. 37

5.2 Hasil Analisis Statistik...................................................................... 43

5.3 Pembahasan.................................................................................. 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan................................................................................... 53

6.2 Saran.................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.2 Kerangka Konseptual.................................................................. 32

Page 12: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Variabel Definisi Operasional....................................................... 32Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian asfiksia dengan Sectio Caesarea

di RSUD Pringsewu PeriodeJanuari – Juni Tahun 2012………. 43Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Sectio Caesarea

di RSUD Pringsewu Periode Januari – Juni Tahun 2012.............. 43Tabel 4.1 Hubungan Sectio caesarea dengan Kejadian Asfiksia

di RSUD Pringsewu PeriodeJanuari – Juni Tahun 2012............... 44

Page 13: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin PenelitianLampiran 2. Surat Jawaban Izin PenelitianLampiran 3.Hasil Olah Data PenelitianLampiran 4. Lembar Kegiatan Bimbingan KTI

Page 14: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesiamerupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

lainnya.Berbagai faktor yang terkait dengan resiko terjadinya komplikasi yang

berhubungandengan kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui, namun

demikian jumlahkematian ibu dan bayi masih tetap tinggi (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 (2008, dalam Depkes RI),

AKIIndonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB

diIndonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal

inimenunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu

saatmelahirkan. Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami

penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai

1

Page 15: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1995

AKBdiperkirakan sebesar 55 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52

pada tahun 1997 dan turun lagi menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun

1999, kemudian naik menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000.

AKBmenurut hasil SURKESNAS (Survey Kesehatan Nasional)berturut-turut pada

tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 sebesar 45 per

1.000 kelahiran hidup,sedangkan AKBmenurut hasil SDKI 2002 – 2003 terjadi

penurunan yang cukup besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Indonesia, 2005).

Pertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk

menyelamatkan ibu maupun bayi.Bahaya persalinan operasi masih tetap mengancam

sehingga perawatan setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian (I.G.B. Manuaba, 2002).

Di negara berkembang, sectio caesarea merupakan pilihan terakhiruntuk

menyelamatkan ibu dan janin pada saat kehamilan dan atau persalinan kritis. Angka

kematian ibu karena sectio caesarea yang terjadi sebesar 15,6% dari1.000 ibu dan

kejadian asfiksia sedang dan berat pada sectio caesarea sebesar8,7% dari 1.000

kelahiran hidup sedangkan kematian neonatal dini sebesar26,8% per 1.000 kelahiran

hidup.(Sibuea, 2007).

Insiden asfiksia neonatorum di negara berkembang lebih tinggidaripada di

negara maju.Di negara berkembang, lebih kurang 4 juta bayi barulahir menderita

asfiksia sedang atau berat, dari jumlah tersebut 20%diantaranya meninggal. Di

Indonesia angka kejadian asfiksia kurang lebih 40per 1000 kelahiran hidup, secara

Page 16: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

keseluruhan 110.000 neonatus meninggalsetiap tahun karena asfiksia (Dewi dkk,

2007)

Anestesi pada sectio caesarea dapat mempengaruhi aliran darahdengan

mengubah tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik secaralangsung maupun tidak

langsung. Anestesi spinal dan anestesi generalmempunyai pengaruh yang berbeda

pada ibu maupun janinnya.Salah satupengaruh anestesi terhadap janin adalah

terjadinya asfiksia neonatorum.Berdasarkan penelitian sebelumnya menyimpulkan

bahwa anestesiberpengaruh terhadap kejadian asfiksia neonatorum dimana angka

kejadianasfiksia menit pertama pada anestesi spinal lebih rendah dibandingkan

anestesiumum yaitu 15,7% dibanding 52,9%. Sedangkan angka kejadian asfiksia

padamenit kelima pada anestesi spinal lebih rendah dibandingkan dengan

anestesigeneral yaitu 2,9% dibanding 8,6% (Eliza, 2003)

Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya adalah dari faktor persalinan dengan tindakan yaitu persalinan dengan

sectio caesarea. Hansen dan koleganya mempublikasikan British Medical Journal

Online 11 desember 2007, yang meneliti lebih dari 34.000 kelahiran di Denmark.

Mereka menemukan hampir empat kali peningkatan risiko kesulitan bernafas pada

bayi-bayi yang dilahirkan secara sectio caesarea. (Helen Varney, 2007)

Menurut Helen Varney 2007, neonatus yang dilahirkan dengan sectio

caesarea, terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari

pengeluaran cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga mengalami gangguan

pernafasan yang lebih persistan. Kompresi toraks janin pada persalinan kala II

mendorong cairan untuk keluar dari saluran pernafasan.

Page 17: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Dan menurut Anne Hansen dari Aarhus University Hospital, Denmark,

dimana berkaitan dengan perubahan fisiologis akibat proses kelahiran. Proses

kelahiran dengan sectio caesarea memicu pengeluaran hormon stress pada ibu yang

menjadi kunci pematangan paru-paru bayi yang terisi air.

Sander 1978 menemukan bahwa tekanan yang agak besar seiring dengan

ditimbulkan oleh kompresi dada pada kelahiran pervaginam dan di perkirakan bahwa

cairan paru-paru yang didorong setara dengan seperempat kapasitas residual

fungsional. Jadi, pada bayi yang lahir dengan sectio caesarea mengandung cairan

lebih banyak dan udara lebih sedikit di dalam parunya selama enam jam pertama

setelah lahir. Kompresi toraks yang menyertai kelahiran pervagainam dan ekspansi

yang mengikuti kelahiran, mungkin merupakan suatu faktor penyokong pada inisiasi

respirasi (Cunningham, 2005).

Dari studi pendahuluan di RSUD Pringsewu pada tahun 2011 terdapat 624

bayi yang dilahirkan dengan persalinan sectio caesarea. Dari persalinan sectio

caesarea terdapat 39 bayi yang mengalami asfiksia. Sedangkan periode bulan Januari

sampai Maret 2012 terdapat 184 kelahiran, dimana kelahiran sectio caesarea

sebanyak 130 kelahiran dan 52 kelahiran normal sedangkan sisanya kelahiran dengan

tindakan vacum. Dari 130 kelahiran dengan cara sectio caesarea terdapat delapan

bayi yang mengalami gangguan pernafasan sedangkan pada 52 kelahiran normal

terdapat dua bayi yang mengalami gangguan sistem pernafasan.

Bila dilihat dari angka kejadian diatas, asfiksia pada bayi baru lahir masih

cukup tinggi, dimana kejadian asfiksia tersebut dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, salah satunya adalah faktor persalinan dengan tindakan yaitu dengan sectio

Page 18: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

caesarea. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara persalinan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.

1.2 Identifikasi Masalah Rumusan Masalah

Persalinan sectio caesarea terdapat 39 bayi yang mengalami asfiksia.

Sedangkan periode bulan Januari sampai Maret 2012 terdapat 184 kelahiran, dimana

kelahiran sectio caesarea sebanyak 130 kelahiran dan 52 kelahiran normal sedangkan

sisanya kelahiran dengan tindakan vacum. Dari 130 kelahiran dengan cara sectio

caesarea terdapat delapan bayi yang mengalami gangguan pernafasan sedangkan

pada 52 kelahiran normal terdapat dua bayi yang mengalami gangguan sistem

pernafasan.

1.3 Masalah dan permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Apakah ada hubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Pringsewu pada tahun 2012 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kelahiran sectio caesarea dengan kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Pringsewu tahun 2012.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui kejadian persalinan sectio caesarea di RSUD Pringsewu.

b. Diketahui kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Pringsewu.

c. Diketahuihubungan antara persalinan sectio caesarea dengan kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Pringsewu.

Page 19: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat

dan berkepentingan.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan pembaca tentang hubungan sectiocaesareadengan

kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu.

1.5.2. Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan mutu pelayanan dalam

penanganan bayi risiko tinggi, terutama penanganan asfiksia yang disebabkan karena

persalinan dengan sectio caesarea yang merupakan penerapan ilmu dari materi kuliah

yang sudah didapatkan serta merupakan pengalaman pertama dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah.

1.5.2.2 Bagi RSUD Pringsewu

Untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan mutu pelayanan dalam

penanganan bayi risiko tinggi, terutama penanganan asfiksia yang disebabkan karena

persalinan sectio caesarea.

1.5.2.3 Bagi STIKes Aisyah Pringsewu

Menambah kajian dalam bidang ilmu kesehatan anak khususnya neonatologi

serta memacu untuk penemuan teknik penanganan dan perawatan pada bayi yang

lahir yang lebih efektif dan efisien.

Page 20: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

1.5.2.4 Bagi Peneliti yang Akan Datang

Dapat dijadikan referensi/acuan untuk meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian asfiksia.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian/Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup wilayah yaitu RSUD

Pringsewu Kabupaten Pringsewu.Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 1

Maret sampai dengan 1 Juni tahun 2012.Adapun jenis penelitian ini menggunakan

survey analisis dengan pendekatan case control. Subjek dalam penelitian ini yaitu Ibu

bersalin di RSUD Pringsewu, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini Hubungan

sectio caesarea dengan kejadian asfiksia.

Page 21: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

2.1.1 Pengertian Asfiksia

Asfiksia adalah keadaan yang ditandai dengan hipoksemiam (penurunan

paO2), hiperkarbia ( peningkatan paCO2 ), dan asidosis / penurunan PH (Stright,

Barbara 2004).

Asfiksia Neonatorum adalah keadaan yang merupakan kelanjutan dari

kegawatan janin (fetal distress) intrauteri yang disebabkan oleh banyak hal (Manuaba,

2007).

Towel (2002) mengemukakan bahwa kegagalan pernafasan/ asfiksia pada

bayi disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor persalinan yang

meliputi partus lama, partus dengan tindakan (SC, VE dan FE).Sedangkan menurut

Helen Varney (2007), kegagalan pernafasan pada bayi baru lahir adalah disebabkan

karena persalinan dengan tindakan, partus lama, trauma kelahiran, infeksi serta

penggunaan obat-obatan selama persalinan.

2.1.2 Etiologi Asfiksia Neonatorum (Manuaba, 2007)

9

Page 22: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Ada beberapa faktor etiologi asfiksia neonatorum yaitu :

a) Maternal

Faktor maternal disebabkan oleh hipotensi, syok dengan sebab apapun,

anemia maternal, penekanan respirasi atau penyakit paru, malnutrisi, asidosis,

dan dehidrasi, supine hipotensi yang dapat mengakibatkan aliran darah

menuju plasenta akan berkurang sehingga O2 dan nutrisi makin tidak

seimbang untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, transportasi O2 makin

turun sehingga konsumsi O2janin tidak terpenuhi, metabolisme janin sebagian

menuju metabolisme anaerob sehingga terjadi timbunan asam laktat dan

piruvat, serta menimbulkan asidosis metabolic, semuanya memberikan

kontribusi pada penurunan konsentrasi O2 dan nutrisi dalam darah yang

menuju plasenta sehingga konsumsi O2 dan nutrisi janin makin menurun.

(a) Uterus

Faktor uterus disebabkan oleh aktivitas kontraksi memanjang /

hiperaktivitas dan gangguan vascular. Dari kedua faktor ini dapat

menyebabkan aliran darah menuju plasenta makin menurun sehingga O2 dan

nutrisi menuju janin makin berkurang, timbunan glukosanya yang

menimbulkan energi pertumbuhan melalui O2, dengan hasil akhir CO2 atau

habis karena dikeluarkan melalui paru atau plasenta janin, tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan, metabolisme beralih menuju metabolisme anaerob yang

menimbulkan asidosis.

(b) Plasenta

Page 23: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Faktor plasenta disebabkan oleh degenerasi vaskularnya, solusio

plasenta, dan pertumbuhan hipoplasia primer. Yang akan mengakibatkan

fungsi plasenta akan berkurang sehingga tidak mampu memenuhi O2 dan

nutrisi metabolisme janin, metabolisme beralih menuju metabolisme anaerob

dan akhirnya asidosis dengan pH darah turun.

(c) Tali pusat

Faktor tali pusat disebabkan oleh kompresi tali pusat, simpul mati

(lilitan tali pusat), dan hilangnya Jelly Wharton. Hal ini dapat mengakibatkan

aliran darah menuju janin berkurang, tidak mampu memenuhi O2 dan nutrisi,

danmetabolisme berubah menjadi metabolisme anaerob

(d) Janin

Faktor janin di sebabkan oleh infeksi, anemia janin, dan perdarahan.

Dari faktor tersebut tersebut dapat mengakibatkan Kebutuhan metabolisme

makin tinggi, sehingga ada kemungkinan tidak dapat dipenuhi oleh aliran

darah dari plasenta, aliran nutrisi dan O2 tidak cukup menyebabkan

metabolisme janin menuju metabolisme anaerob, sehingga terjadi timbunan

asam laktat dan piruvat, kemampuan untuk transportasi O2 dan membuang

CO2 tidak cukup sehingga metabolisme janin berubah, menjadi menuju

anaerob yang menyebabkan asidosis, dapat terjadi pada bentuk : plesenta

previa, solusio plasenta, pecahnya sinus marginalis, pecahnya vasa previa dan

dapat menyebabkan aliran darah menuju janin akan mengalami gangguan

sehingga nutrisi dan O2 makin berkurang sehingga metabolism janin akan

beralih menuju metabolisme anaerob yang menimbulkan asidosis

Page 24: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

2.1.3 Patofisiologi Asfiksia Neonatorum ( Varney, Helen 2007 )

Terjadinya hipoksia dimulai dengan frekuensi jantung dan tekanan darah

pada awalnya meningkat dan bayi melakukan upaya megap-megap (gasping). Bayi

kemudian masuk periode apnea primer. Bayi yang menerima stimulasi adekuat

selama apnea primer akan mulai melakukan usaha nafas lagi. Bayi-bayi yang

mengalami proses asfiksia lebih jauh berada dalam tahap apnea sekunder. Apnea

sekunder cepat menyebabkan kematian jika bayi tidak benar-benar didukung oleh

pernafasan buatan dan bila diperlukan, kompresi jantung.Selama apnea sekunder,

frekuensi jantung dan tekanan darah, warna bayi berubah dari biru ke putih karena

bayi baru lahir menutup sirkulasi perifer sebagai upaya memaksimalkan aliran darah

ke organ-organ, seperti jantung, ginjal dan adrenal.Selama apnea, penurunan oksigen

yang tersedia menyebabkan pembuluh darah di paru-paru mengalami

kontriksi.Vasokontriksi ini menyebabkan paru-paru resistean terhadap ekspansi

sehingga mempersulit kerja resusitasi.

Dalam periode singkat, kurang oksigen menyebabkan metabolisme pada bayi

baru lahir berubah menjadi metabolisme anaerob, terutama karena kurangnya glukosa

yang di butuhkan untuk sumber energi pada saat kedaruratan. Neonatus yang lahir

melalui sectio caesarea, terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan

manfaat dari pengurangan cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga

mengalami paru-paru basah yang lebih persisten. Situasi ini dapat mengakibatkan

takipnea sementara pada bayi baru lahir (transient tachypnea of the newborn TTN).

Menurut Wiknjosastro (2004), asfiksia terjadi karena gangguan pertukaran gas

dan pengangkutan O2 dari ibu ke janin, sehingga terdapat gangguan dalam persediaan

Page 25: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

O2 dan dalam menghilangkan CO2 dan dapat berakibat O2 tidak cukup dalam darah

disebut hipoksia dan CO2 tertimbun dalam darah disebut hiperapnea. Akibatnya dapat

menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik

karena mengalami metabolisme yang anaerob serta juga dapat terjadi hipoglikemia.

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya

tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian ( Depkes, 2001 )

1. Denyut jantung janin

Frekuensi normal adalah antara 120-160 denyut semenit, selama his

frekuensi ini bisa turun, tetapi diluar his kembali lagi kepada keadaan semula.

Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak besar artinya, akan

tetapi apabila frekuensi turun sampai di bawah 100 x/mnt di luar his dan

lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.

2. Mekanisme dalam air ketuban

Mekoneum pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada

presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan harus

menimbulkan kewaspadaan. Asalnya mekoneum dalam air ketuban pada

presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila

hal itu dapat dilakukan dengan mudah.

3. Pemeriksaan pH darah janin

Dengan menggunakan amnioskopi yang dimasukkan lewat serviks dibuat

sayatan kecil pada kulit kepala janin dan diambil contoh darah janin.Darah ini

diperiksa pH nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya Ph. Apabila PH itu

Page 26: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

sampai turun dibawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya oleh

beberapa penulis.

4. Anamnesis :

a) Gangguan atau kesulitan waktu lahir

b) Lahir tidak bernafas / menangis

c) Air ketuban bercampur mekoneum

5. Pemeriksaan Fisik :

a) Bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap

b) Denyut jantung < 100 x/menit

c) Kulit sinosis, pucat

d) Tonus otot menurun

e) Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai apgar score.

2.1.5 Tanda dan Gejala

1) Apnu Primer : pernafasan cepat, denyut nadi menurun dan tonus

neuromuscular menurun

2) Apnu sekunder: apabila asfiksia berlanjut, bayi menunjukkan pernafasan

megap-megap yang dalam, denyut jantung terus menurun, bayi terlihat

lemah ( pasif ), pernafasan makin lama makin lemah.

2.1.6 Derajat Berat Ringannya Asfiksia

Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi,

menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan

Page 27: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien dan efektif berlangsung melalui rangkaian

tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.

Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda

penting, yaitu :

1. Penafasan:

Tidak bernapas Menangis lemah; terdengar seperti merengek atau

mendengkur; Lambat, ireguler Baik, menangis kuat.

2. Denyut jantung

Denyut jantung tidak ada < 100x/min > 100x/min

3. Warna kulit

Warna kulit biru - abu-abu atau pucat di seluruh tubuh Badan merah, kaki

dan tangan biru Seluruh tubuh dan anggota gerak merah.

Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau

membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan

menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak kuat, harus segera

ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan vertilasi dengan tekanan

positif (VTP) (Zaira, 2010)

Tabel 2.1 Derajat Berat Ringannya Asfiksia

Tanda Nilai Nilai Nilai0 1 2

Frekuensi jantung

Usaha nafas

Tonus otot

Tidak ada

Tidak ada

Flaksid

Lambat dibawah 100

Lambat tidak teratur

Beberapa fleksi ekstremitas

Di atas 100

Menangis dengan baik

Gerakan aktif

Page 28: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Reflek mudah terjadi

Warna kulit

Tidak ada

Biru pucat

Menyeringai

Tubuh merah muda, ekstremitas biru

Menangis kuat

Merah muda seluruhnya

1) Ringan bila nilai APGAR 7 – 10

2) Asfiksia sedang bila nilai APGAR score 4 – 6

3) Asfiksia berat bila nilai APGAR score 0 – 3

4) WHO menganjurkan skor SIGTUNA yang hanya menggunakan 3 variabel yaitu

pernafasan, denyut jantung dan warna kulit. (Depkes RI, 2002).

2.1.7 Penatalaksanaan Awal Asfiksia

1) Cegah pelepasan panas yang berlebihan, keringkan (hangatkan) dengan

menyelimuti sewluruh tubuhnya terutama bagian kepala dengan handuk

yang kering.

2) Bebaskan jalan nafas : atur posisi-isap lender

Bersihkan jalan nafas bayi dengan hati-hati dan pastikan bahwa jalan nafas

bayi bebas dari hal-hal yang dapat menghalangi masuknya udara kedalam

paru-paru. Hal ini dapat dilakukan dengan:

a) Extensi kepala dan leher sedikit lebih rendah dari tubuh bayi

b) Hisap lendir/cairan pada mulut dan hidung bayi sehingga jalan nafas bayi

bersih dari cairan ketuban, mekoneum/lendir dan darah menggunakan

penghisap lendir dee lee.

3) Rangsangan taktil

Page 29: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Bisa mengeringkan tubuh bayi dan penghisap lendir/cairan dari mulut dan

hidung yang pada dasarnya merupakan tindakan rangsangan belum cukup

untuk menimbulkan pernafasan yang adekuat pada bayi baru lahir dengan

penyulit, maka diperlukan rangsangan taktil tambahan.Selama melakukan

rangsangan taktil, hendaknya jalan nafas sudah dipastikan bersih. Walaupun

prosedur ini cukup sederhana tetapi perlu dilakukan dengan cara yang betul.

Ada 2 cara yang memadai dan cukup aman untuk memberikan rangsangan

taktil yaitu :

a) Menepuk atau menyentil telapak kaki dan menggosok punggung bayi.

Cara ini sering kali menimbulkan pernafasan pada bayi yang mengalami

depresi pernafasan yang ringan

b) Cara lain yang cukup aman adalah melakukan penggosokan pada

punggung bayi secara cepat, mengusap atau mengelus tubuh, tungkai dan

kepala bayi juga merupakan rangsangan taktil, tetapi rangsangan yang

ditimbulkan lebih ringan dari menepuk, menyentil atau menggosok.

Prosedur ini tidak dilakukan pada bayi-bayi dengan apnu, hanya

dilakukan pada bayi-bayi yang telah berusaha bernafas. Elusan pada

tubuh bayi, dapat membantu untuk meningkatkan frekuensi dan dalamnya

pernafasan.

2.1.8 Prognosis

Prognosis tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak

bayi. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan

Page 30: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsy dan bodoh pada masa

mendatang ( Mochtar, Rustam 2001)

2.1.9 Komplikasi

1) Sembab otak

2) Perdarahan otak

3) Anuria atau oliguria

4) Hiperbilirubinemia

5) Obstruksi usus yang fungsional

6) Kejang sampai koma

7) Komplikasi akibat resusitasinya sendiri ( pneumothorak )

(Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 2001)

2.1.10 Resusitasi

1) Langkah-Langka Resusitasi

a) Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh

bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.

b) Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada

alas yang datar.

c) Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).

d) Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut

sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.

e) Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi

dan mengusap-usap punggung bayi.

Page 31: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

f) Nilai pernafasan jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung

selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai

warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila

biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi

tekanan positif.

Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan

positif.

Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 %

melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung

dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag

beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x /

menit.

Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6

detik, hasil kalikan 10.

100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.

60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian

PPV.

60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan

PPV, disertai kompresi jantung.

< 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.

Kompresi jantung

Perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2

cara kompresi jantung :

Page 32: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

(1) Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain

mengelilingi tubuh bayi.

(2) Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan

belakang tubuh bayi.

(3) Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi

dada.

(4) Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV

sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.

(5) Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat

epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 – 0,3 mL / kg BB secara IV.

(6) Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan

obat.

(7) jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai

dosis diatas tiap 3 – 5 menit.

(8) Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak

respon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat

dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro,

2007)

2.2 Konsep Dasar Sectio Caesarea

2.2.1 Pengertian Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah persalinan untuk melahirkan janin dengan berat 500

gram atau lebih, melalui pembedahan di perut dengan menyayat dinding rahim

(Kasdu, Dini, 2003).

Page 33: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta

berat janin di atas 500 gram (Ilmu Bedah Kebidanan, 2004).

Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi

pada dinding abdomen dan uterus (Harry Oxorn & William R Forte, 3003).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk mengeluarkan anak dari rongga

rahim dengan mengiris dinding perut dan dinding rahim (Obstetri Oparetif, 2003).

Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di

atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh / intact

(Saifuddin AB, 2001).

2.2.2 Pembagian Sectio caesarea

1) Sectio caesarea klasik atau corporal : incise memanjang pada segmen atas

Uterus.

2) Sectio caesareatransperitonealis profunda :incise pada segmen bawah

rahim. Teknik ini paling sering dilakukan.

3) Sectio caesareaextra peritonealis : rongga peritoneum tidak dibuka. Dulu

dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uterin yang berat. Sekarang

jarang dilakukan.

Page 34: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

4) Sectio caesareahysterectomy : setelah sectio caesarea dikerjakan

hysterektomi dengan indikasi : atonia uteri, placenta accrete, myoma

uteri, infeksi intra uterin yang berat.

2.2.3 Indikasi Sectio caesarea

1) Indikasi Absolut

Adalah setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak

mungkin terlaksana, yaitu : (Harry Oxorn, 2003)

a) Kesempitan panggul yang sangat berat

b) Neoplasma yang menyumbat jalan lahir

2) Indikasi relative

Adalah kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah

sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat section caesarea akan lebih aman

bagi ibu, anak ataupun keduanya (Harry Oxorn, 2003).

2.2.4 Penyebab Operasi Caesar

1) Faktor Janin

a) Bayi terlalu besar

b) Kelainan letak

c) Letak Sungsang

Risiko bayi lahir sungsang pada persalinan alami diperkirakan 4 kali

lebih besar dibandingkan lahir dengan letak kepala yang normal.Oleh

karena itu, biasanya langkah terakhir untuk mengantisipasi hal terburuk

Page 35: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

karena persalinan yang tertahan akibat janin sungsang adalah operasi.

Namun, tindakan operasi untuk melahirkan janin sungsang baru dilakukan

dengan beberapa pertimbangan, yaitu posisi janin yang berisiko terjadinya

“macet” ditengah proses persalinan.

d) Letak Lintang

Penanganan untuk kelainan letak lintang ini juga sifatnya sangat

individual.Apabila dokter memutuskan untuk melakukan tindakan

operasi, sebelumnya sudah memperhitungkan sejumlah faktor demi

keselamatan ibu dan bayinya. Mengapa janin letak lintang ?.kelainan

letak lintang dapat disebabkan oleh banyak faktor baik janinnya sendiri

maupun keadaan ibu. Di antaranya, adanya tumor di jalan lahir, panggul

sempit, kelainan dinding rahim, kelainan bentuk rahim, plasenta previa,

cairan ketuban yang banyk, kehamilan kembar, dan ukuran janin.Keadaan

ini menyebabkan keluarnya bayi terhenti dan macet dengan presentasi

tubuh janin di dalam jalan lahir.Apabila dibiarkan terlalu lama, keadaan

ini dapat mengakibatkan janin kekurangan oksigen dan menyebabkan

kerusakan pada otak janin.Oleh karena itu, harus segera dilakukan operasi

untuk mengeluarkannya.

e) Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi.

f) Janin Abnormal

Page 36: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetik,

dan hidrosephalus, dapat menyebabkan dokter memutuskan dilakukan

operasi.

2) Faktor Plasenta

Ada beberapa kelainan plesenta yang menyebabkan keadaan gawat

darurat pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan

operasi.

a) Plasenta previa

b) Plasenta lepas

c) Plasenta accrete

d) Vasa previa

3) Faktor kelainan tali pusat

a) Prolaps tali pusat ( tali pusat menumbung )

b) Terlilit tali pusat

4) Faktor Ibu

a) Usia

b) Tulang Panggul

c) Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

5) Faktor hambatan jalan lahir

6) Kelainan kontraksi rahim

7) Ketuban pecah dini

8) Rasa takut kesakitan

2.2.5 Kontra Indikasi Sectio caesarea

Page 37: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Sectio caesarea tidak boleh dikerjakan kalau ada keadaan berikut ini : Kalau

janin sudah mati atau berada dalam keadaan jelek sehingga kemungkinan hidup kecil.

Dalam keadaan ini tidak ada alasan untuk melakukan operasi berbahaya yang tidak

diperlukan (Harry Oxorn, 2003 ). Kalau jalan lahir ibu mengalami infeksi yang luas

dan fasilitas untuk caesarea extraperitoneal tidak tersedia. Kalau dokter bedahnya

tidak berpengalaman, kalau keadaannya tidak menguntungkan bagi pembedahan, atau

kalau tidak tersedia tenaga asisten yang memadai.

2.2.6 Komplikasi Sectio Caesarea

1) Pada Ibu

Telah dikemukakan bahwa dengan kemajuan tehnik pembedahan, dengan

adanya antibiotika, dan dengan persediaan darah yang cukup, sectio caesarea

sekarang jauh lebih aman daripada dahulu. Angka kematian di Rumah Sakit

dengan fasilitas yang baik dan tenaga-tenaga yang kompeten kurang dari 2 per

1000/kelahiran hidup.

2) Pada Bayi

Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio

caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk

melakukan sectio caesarea. Menurut statistik di negara-negara dengan

pengawasan antenatl dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca sectio

caesarea berkisar antara 4 dan 7 %.

3) Komplikasi-komplikasi lain yang bisa timbul

a) Perdarahan

b) Infeksi Puerpural

Page 38: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

c) Luka kandung kencing, embolisme paru-paru Alergi

(Kasdu, 2003 )

2.2.7 Angka Morbiditas Sesudah Sectio caesarea

1) Morbiditas Maternal

Morbiditas maternal labih sering terjadi setelah sectio caesarea daripada

setelah kelahiran normal ; insidensinya antara 15 dan 20 %. Hampir separuh

dari pasien-pasien yang menjalani sectio caesarea mengalami komplikasi

operatif atau post operatif yang sebagian di antaranya bersifat serius dan bisa

membawa kematian. Morbiditas yang standar bagi sectio caesarea adalah

sekitar 20.

2) Mortalitas Janin

Meskipun mortalitas janin pada sectio caesarea telah menurun, namun

angkanya masih 2 kali lipat angka mortalitas pada kelahiran per vaginam yaitu

sekitar 5,5 %. Menurut Dr. Andon Hestiantoro SpOG (K) dari Departemen

Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM menjelaskan bahwa risiko yang dialami

bayi baru lahir terkait persalinan caesar adalah mencapai 3,5 kali lebih besar

dibandingkan dengan persalinan normal.

2.2.8 Nasehat Untuk Ibu Yang Telah Di Lakukan Sectio caesarea

1) Sedapat-dapatnya jangan hamil selama 1 tahun setelah di SC

Page 39: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

2) Kehamilan dan persalinan yang berikutnya harus diawasi dan

berlangsung pada Rumah Sakit yang besar.

2.2.9 Faktor Penyebab Terjadinya Asfiksia

Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabka gangguan

sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi

berkurang.Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat

berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat

menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor

ibu, tali pusat clam bayi berikut ini:

b) Faktor ibu

1) Preeklampsia dan eklampsia

2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)

3) Partus lama atau partus macet

4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan).

c) Faktor Tali Pusat

1) Lilitan tali pusat

2) Tali pusat pendek

3) Simpul tali pusat

4) Prolapsus tali pusat

d) Faktor Bayi

1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

Page 40: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,

ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

3) Kelainan bawaan (kongenital)

4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi

untuk menimbulkan asfiksia.Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka

hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya

tindakan resusitasi.Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali atau

(sepengetahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi.Oleh karena itu,

penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan

persalinan. (www.ummukautsar.wordpress.com, diakses 09 April 2012)

2.3 Penelitian Terdahulu

Neneng Yelis Br. Sitepu, 2011. Meneliti tentang hubungan antara jenis

persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Dr. M Soewandhie

Surabaya. Berdasarkan data studi pendahuluan di RSUD Dr. M. Soewandhie

didapatkan bahwa 63,57% dari kasus asfiksia tahun 2010 bayi lahir dengan persalinan

tindakan. Desain Penelitian menggunakan kasus kontrol. Populasi kontrol penelitian

ini ialah seluruh persalinan di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya pada bulan Januari

sampai Juni 2011 yang keadaan bayi baru lahir tidak asfiksia neonatorum. Prosedur

pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengambilan data sekunder dengan

melihat riwayat jenis persalinan dan faktor-faktor resiko terjadinya asfiksia

Page 41: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

neonatorum melalui rekam medik di RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya periode

Januari sampai dengan Juni 2011. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 73,0 % dari

jenis persalinan tindakan bayi mengalami asfiksia neonatorum, sedangkan 66,9% dari

jenis persalinan normal bayi tidak mengalami asfiksia neonatorum. Hasil analisis uji

chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan

bermakna antara jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum; dengan

besarnya resiko OR: 5,471 artinya jenis persalinan tindakan mempunyai resiko 5,471

kali lebih besar terhadap kejadian asfiksia neonatorum dibandingkan dengan

persalinan normal. Kejadian asfiksia neonatorum pada bayi yang dilahirkan dengan

persalinan tindakan adalah sebagai berikut 100% pada persalinan ekstraksi vakum

dan persalinan sungsang, 60,78% pada persalinan sectio caesarea dan 56% pada

induksi persalinan. Sebanyak 36,77% dari responden kasus memiliki faktor resiko

lain yang dimungkinkan menjadi penyebab asfiksia neonatorum seperti adanya lilitan

tali pusat, kehamilan dengan Preeklampsia, Kala II yang lama, kehamilan prematur,

kelainan kongenital pada bayi, oligohirdamion serta ketuban bercampur meconeum.

Page 42: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESA

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal

khusus. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruktur atau yang lebih

dikenal dengan nama variable (Notoatmojo, 2005).

Bagan 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

Page 43: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

3.2. Variabel dan definisi operasional

variabel independen dan variable dependen

2) Variabel Dependan

Variabel dependent(variabel terikat)adalah merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2004).

Variabel dependent pada penelitian ini adalah kejadian asfiksia.

3) Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel terikat

(Sugiono, 2004). Variabel independent yang diteliti pada penelitian ini adalah sectio

caesarea.

3.3 Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur1. Persalinan

sectio caesarea

Persalinan untuk melahirkan janin dengan melalui pembedahan di perut dengan menyayat dinding rahim yang didapatkan dari catatan medic (Kasdu, 2003)

Rekam Medik Checklist 1= Sectio caesarea

0=Tidak Sectio caesarea

Nominal

2. Kejadian Asfiksia

Keadaan bayi yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera

Rekam MedikChecklist

1=Asfiksia0=Tidak asfiksia

Nominal

Sectio Caesarea Kejadian AsfiksiaVariabel DependenVariabel Independen

Page 44: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

setelah lahir yang didapatkan dari status penyakit (Manuaba, 2007)a. Ringan : nilai APGAR

7-10b. Asfiksia sedang, nilai

APGAR 4-6c. Asfiksia berat, nilai

APGAR 0-3 (Depkes RI, 2002)

3.4 Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di

RSUD Pringsewu tahun 2012

Ha : Ada hubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di

RSUD Pringsewu tahun 2012.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan

pendekatan case control.Korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan

ada tidaknya hubungan (Arikunto, 2002). Alasan peneliti menggunakan metode ini

adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara sectio caesarea dengan

kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu tahun 2012.

Page 45: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

4.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2002). Populasi kasus dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dengan

asfiksia di RSUD Pringsewu dari bulan Maret sampai dengan April 2012 yang

diperkirakan berjumlah 40 bayi.Sedangkan populasi kontrol dalam penelitian ini yaitu

seluruh persalinan di RSUD Pringsewu dari bulan Maret sampai dengan April yang

keadaan bayinya tidak asfiksia.

4.3 Sampel penelitian dan teknik sampling

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, A. Azis Alimul 2007). Jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 74persalinan, yang diambil dari 37 persalinan bayi

dengan asfiksia sebagi sampel kasus dan 37 persalinan bayi yang tidak asfiksia

sebagai sampel kontrol.

Adapun sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu bersalin dengan kejadian sectio caesarea dan yang tidak sectio caesarea

b. Ibu bersalin dengan bayi asfiksia dan yang tidak asfiksia.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian : Mei 2012

No Uraian kegiatan Waktu

Page 46: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

1 Pengajuan judul Maret 2012

2 Pre survey Maret 2012

3 Konsultasi proposal dengan pembimbing Maret – April 2012

4 Seminar Proposal April 2012

5 Pengumpulan data Mei 2012

6 Pengolahan Mei 2012

7 Sidang KTI September 2012

4.5 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

observasi retrospektif yaitu berupa catatan tentang jumlah seluruh persalinan secsio

caesareadan bayi yang lahir asfiksia atau tidak asfiksia di RSUD Pringsewu periode

Januari – Juni tahun 2012.

Instrument penelitian yang digunakan adalah dokumentasi.data yang diambil

adalah seluruh jumlah persalinan secsio caesareadan bayi yang dilahirkan asfiksia

atau tidak di RSUD Pringsewu periode Januari – Juni tahun 2012.

4.6 Teknik Pengolahan Data

Data diolah melalui tahapan - tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Yaitu pemeriksaan data dengan rencana semula seperti yang diiginkan.

b. Coding

Yaitu untuk memberi tanda pada data yang telah diolah untuk mempermudah

mengadakan tabulasi :

Page 47: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

1 : Ibu bersalin dengan sectio caesarea

0 : Ibu bersalin tidak dengan sectio caesarea

1 : Bayi baru lahir dengan asfiksia

0 : Bayi baru lahir tidak dengan asfiksia

c. Processing

Yaitu data yang sudah di beri kode kemudian di masukan ke dalam komputer.

d. Cleaning

Yaitu merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan

apakah ada kesalahan atau tidak.

e. Tabulating

Pada tahap ini rekapitulasi yang sama dikelompokkan dengan teliti dan

teratur, lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian dituliskan dalam bentuk table –

table.

4.7 Teknik dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan melakukan penyeleksian data

sesuai dengan kriteria yang ada. Langkah-langkah analisa data yang dilakukan

peneliti adalah :

4.7.1 Analisis Univariat

Di maksud untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi variabel-

variabel yang di amati, baik variabel dependent maupun variabel independent. Data

dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005).

%100xDCR

Page 48: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Keterangan :

R : Persentase angka kehadiran variabel penelitian

C : Jumlah variabel yang diteliti

D : Jumlah seluruh sampel

4.7.2 Analisis Bivariat

Yaitu menilai adanya hubungan antara sectio caesareaterhadap kejadian

asfiksia dengan memasukkan data dalam tabel silang. Uji statistik yang digunakan

untuk membuktikan hipotesis adalah chi-squere dengan α : 0.05. Rumusan chi square

(Notoatmodjo, 2005):

)1)(1()( 22

bkdK

EEOX

Keterangan :

X2 : Chi Square

O : Nilai – nilai yang diamati

E : Nilai – nilai frekuensi harapan

dK : Derajat Kebebasan (k-1)

k : Kolom

b : Baris

Jika X2hitung ≥ X2

tabel berarti Ho ditolak, ada hubungan yang signifikan secara

statistik antara kedua variabel.Tetapi jika X2hitung < X 2 tabel berarti Ho diterima, tidak

ada hubungan yang signifikan secara statistik antara kedua variabel.

Page 49: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum lokasi penelitian

Pada awalnya RSUD Pringsewu adalah sebuah Poliklinik dengan rawat

tinggal yang mempunyai 10 tempat tidur, dan dikelola oleh Misi Khatolik RSUD

Pringsewu telah mengalami perjalanan panjang dan melampauienam periode zaman

pemerintahan yaitu: Zaman Belanda, Zaman Jepang, Kemerdekaan, Orde Lama, Orde

Baru, dan Reformasi, menghantarken embrio RSUD Pringsewu menjadi seperti

sekarang ini. Pada Agresi II tahun 1949 RSUD Pringsewu dibumi hanguskan dan

pada tahun 1952 dibangun kembali dengan 30 TT.RSUD Pringsewu mulai

berkembang dengan pesat setelah adanya penempatan dokter sepesialis yaitu 4

(empat) bidang sepesialis dasar (Kebidanan, Bedah Umum, Kesehatan Anak, dan

Penyakit Dalam) padatahun 1990.

Pada tahun 1995 berdasarkan SK Mentri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 106/Menkes/Sk/1/1995 dan diundangkan dalam lembaran Daerah nomor 43

tahun 1999 seri D tanggal 19 Mei 1999 Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

ditingkatkan kelasnya menjadi kelas C. Manajemen Rumah Sakit terus berusaha

37

Page 50: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan dan kepuasan pelayanan melalui

pengembangan organisasi, peniingkatan sumberdaya manusia, pengembangan sarana

dan prasarana pelayanan serta dengan peningkatan pola keuangan yang sehat yang

dapat menjadikan RSUD Pringsewu sebagai institusi yang sehat yang dapat

menjadikan RSUD Pringsewu sebagai institusi pemerintahan yang professional dan

akuntabel.

Adapun riwayat singkat RSUD Pringsewu adalah sebagai berikut

Tahun 1936 – 1942 = Poliklinik yang dikelola oleh Misi, Tenaga Medis

adalah Dokter asing (Belanda), obat – obatan mendapat

bantuan dari pemerintah pada saat itu.

Tahun 1942 – 1947 = Dipimpin oleh Dr. Bandrel Munir. Masa Penjajahan

Jepang adalah masa sulit, obat – obatan dapat dikatakan

tidak ada.Pasien yang memerlukan tindakan bedah

hanya diberi minum arak atau diajak ngobrol waktu

dilakukan tindakan.Penyakit terbanyak adalah

Frambosia, malaria, koreng (ulkus tropikum).

Tahun 1947 – 1953 = DR. Abdoel Moeloek (alm) hanya supervise saja.

Tahun 1949 = Bangunan RS dibumi hanguskan oleh tentara

Indonesia (Agresi Balenda ke II)

Tahun 1952 = Dibangun kembali dengan kapasitas 30 TT. Dengan

meningkatnya jumlah tempat tidur.

Tahun 1990 = Pelayanan RSUD Pringsewu semakin meningkat.

Mulai ditempatkan Dokter Spesialis Kebidanan,

Page 51: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

demikian seterusnya diikuti bidang spesialis lainnya

yaitu : Anak, Penyakit Dalam, dan Bedah.

Tahun 1995 s.d. sekarang= Radiologi, Mata, THT, Kulit, dan Kelamin. RSUD

Pringsewu ditingkatkan kelasnya menjadi kelas C,

dengan demikian kegiatan pelayanan lebih berkembang

lagi.

5.1.2 Visi Rumah Sakit

Dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki

visi organisasi sebagai berikut:

“Terwujudnya pelayanan prima di RSUD Pringsewu”

5.1.3 Misi Rumah Skit

Sebagai pendukung dari visi yang ingin diraih, maka Rumah Sakit Umum

Daerah Pringsewu juga memiliki misi, filosofi dan budaya kerja sebagai berikut:

a. Misi RSUD Pringsewu adalah

1. Meningkatkan profesionalisme Sumbar Daya Manusia RSUD

Pringsewu

2. Mengembangkan system administrasi manajemen RS dan system

informasi manajemen RS.

3. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi kesehatan.

Page 52: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

4. Mengembangkan system pembiayaan pelayanan kesehatan. Rumah

Sakit (Billing Sistem)

5. Mengembangkan sarana dan prasarana Rumah Sakit.

6. Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan / kesehatan.

7. Mempersiapkan kemandirian Rumah Sakit dalam sumberdaya.

8. Mendukung Pringsewu Sehat 2010.

b. Filosofi

“Anda Sehat Dan Puas Kami Bahagia”

5.1.4 Tujuan Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewuberupaya melakukan pembangunan

dan pengembangan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang mudah, ramah dan menyenangkan

pelanggan.

b. Tersedianya sumbardaya manusia rumah sakit yang kompeten dan siap

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

c. Tersedianya sarana dan prasarana rumah sakit yang tepat jumlah dan tepat guna

bagi penyelenggara pelayanan efektif dan efisien.

d. Terbentuknya tatanan rumah sakit yang bersih, aman dan nyaman.

e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan RSUD Pringsewu.

Page 53: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

5.1.5 Jenis Pelayanan dan Fasilitas Penunjang

a. Jenis pelayanan

1. Rawat inap

2. Rawat jalan

b. Fasilitas penunjang

1. Instalasi Gawat Darurat

2. Instalasi Bedah Sentral / Tindak Operasi

3. Ruang Persalinan/ Kuretage/ Ruang Ponek

4. Pelayanan Penunjang Radiologi

5. Pelayanan Anasthesi

6. Pelayanan Laboratorium Klinik

7. Farmasi

8. Pelayanan Gizi

9. Pelayanan Rehabilitasi Medik

10. Sarana Penunjang Lain

c. Sarana Penunjang Lain

1. Instalasi Rekamedic

Page 54: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

2. Instalasi Kesehatan Lingkungan

3. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

4. Instalasi Pemulasaraan jenazah

5. Unit Transfusi darah

d. Sarana Pendukung Lain

1. Aula

2. Mushola

3. Kantin

4. Usaha Bersama Dharma Wanita

5.2 Hasil Analisi Statistik

1. Analisis Univariat

a. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Sectio Caesarea Periode

Januari-Juni Tahun 2012

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Sectio Caesarea

di RSUD Pringsewu Periode Januari-Juni Tahun 2012

Sectio Caesarea Jumlah Persentase (%)

Page 55: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Ya 37 50,0Tidak 37 50,0

Jumlah 74 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 74 sampel yang

diteliti di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012, terdapat 37

(50,0%) ibu bersalin dengan section caesarea dan 37 (50,0%) ibu bersalin tidak

dengan sectio caesarea.

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Asfiksia

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Kejadian Asfiksia dengan Sectio Caesarea

di RSUD Pringsewu Periode Januari-Juni Tahun 2012

Kejadian Asfiksia Jumlah Persentase (%)Ya 37 6,7

Tidak 37 93,3Jumlah 74 100,0

Jumlah ibu bersalin di RSUD Pringsewu periode Januari – Juni tahun

2012 yang terdiri dari 74 persalinan, 37 orang diantaranya mengalami kejadian

asfiksia. Dari data tersebut terlihat, bahwa jumlah persalinan yang mengalami

kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012 masih

tergolong tinggi yaitu 6,7%.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Sectio Caesarea dengan Kejadian Asfiksia di RSUD

Pringsewu Periode Januari-Juni Tahun 2012

Tabel 4.3

Page 56: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Hubungan Sectio Caesarea dengan Kejadian Asfiksiadi RSUD Pringsewu Periode Januari-Juni Tahun 2012

Sectio Caesarea

Asfiksia Jumlah P value OR Ci 95%Ya Tidak

N % N % N %Ya 11 33,3 22 66,7 33 100

0,0193,467(1,323-9,083)

Tidak 26 63,4 15 36,6 41 100Jumlah 37 50,0 37 50,0 74 100

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dari 33ibu bersalin yang sectio caesarea 11

(33,3%) diantaranya mengalami asfiksia dan 22 (66,7%) tidak mengalami

asfiksia. Sedangkan dari 41ibu bersalin yang tidak sectio caesarea sebanyak 26

(63,4%) diantaranya mengalami asfiksia dan 15 (36,6%) tidak mengalami

asfiksia.Hasil analisis dengan menggunakan uji chi squarediperoleh p value =

0,019> 0,05dengan demikian hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan

yang bermakna antara sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD

Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012. Hasil analisis juga menemukan OR

= 3,467 yang berarti ibu bersalin dengan sectio caesareaberpeluang 3,467 kali

mengalami asfiksia dibandingkan ibu bersalin yang tidak sectio caesarea.

5.3 Pembahasan

1. Gambaran Sectio Caesarea di RSUD Pringsewu Periode Januari-Juni

Tahun 2012

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

jumlah ibu bersalin di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012, terdapat 33

(44,6%) ibu bersalin dengan sectio caesarea dan 41 (55,4%) ibu bersalin tidak

Page 57: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

dengan sectio caesarea. Dari data tersebut terlihat RSUD Pringsewu memiliki

proporsi pasien ibu bersalin dengan sectio caesarea yang relatif tinggi, hal ini

mungkin karena RSUD Pringsewu menjadi tempat rujukan bagi pasien ibu bersalin

yang memiliki masalah dengan kehamilan dan persalinannya.

Menurut Kasdu Dini (2003), persalinan dengan seksio sesarea dilakukan

dengan tujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka

dinding perut dan dinding rahim.

Melakukan bedah caesar untuk persalinan merupakan fenomena yang saat ini

meluas di kota-kota besar di Indonesia.Beragam alasan melatar belakangi semakin

banyaknya ibu yang memilih persalinan dengan bedah caesar. Menurut Dr. Andon

Hestiantoro, SpOG (K) dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM

menjelaskan bahwa seharusnya persalinan caesar dilakukan atas dasar indikasi medis.

Namun saat ini terjadi kecenderungan lain untuk indikasi persalinan dengan bedah

caesar. Indikasi tersebut seringkali tidak sesuai dengan indikasi medis.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas menurut peneliti masih proporsi

pasien ibu bersalin dengan sectio caesareadi rumah sakit umum Pringsewu tahun

2012, disebabkan karena akibat persalinan yang tidak bisa dilakukan secara normal

baik disebabkan karena faktor janin misalnya janin terlalu besar, faktor ibu misalnya

sempitnya tulang pangul sehingga menghambat jalan keluar bayi.

Kemungkinan kedua faktor penyebab ibu bersalin dengan sectio caesarea di

rumah sakit umum Pringsewu tahun 2012 disebabkan karena atas dasar indikasi

sosial, yaitu memilih waktu dan tanggal kelahiran,faktor pemahaman ibu hamil yang

salah tentang melahirkan caesar lebih aman dibandingkan dengan persalinan normal

Page 58: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

serta pada akhir- akhir ini banyak terdapat banyak kasus sectio caesarea disebabkan

karena adanya dana jampersal.

Operasi Caesar sudah memasyarakat dikalangan kedokteran kebidanan, apalagi

ditunjang oleh perkembangan ilmu anestesi (pembiusan).Bahkan, pada perkembangan

saat ini, operasi caesar dianggap jauh lebih aman daripada sebelumnya.Hal ini

berhubungan dengan kemajuan dibidang teknologi kesehatan, farmasi, maupun di

bidang-bidang penunjang lainnya. Bagi masyarakat perkotaan golongan ekonomi

menengah keatas, operasi caesar merupakan hal yang tidak menakutkan lagi.

Meskipun penyebab harus dilakukannya tindakan operasi adalah untuk

menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya, tetapi sebagian kecil masyarakat memilih

cara ini karena kekhawatiran akan mengalami rasa sakit jika melahirkan secara alami.

Padahal, menjalani persalinan dengan bedah caesar tidak lebih baik daripada

persalinan alami dan juga dalam kehamilan sehat, persalinan alami jauh lebih aman

bagi ibu maupun bayinya.

Anestesi pada sectio caesarea dapat mempengaruhi aliran darahdengan

mengubah tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik secara langsung maupun tidak

langsung. Salah satupengaruh anestesi terhadap janin adalah terjadinya asfiksia

neonatorum ((Eliza, 2003).

Menurut Helen Varney 2007, neonatus yang dilahirkan dengan sectio caesarea,

terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran

cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga mengalami gangguan pernafasan

yang lebih persistan.

Page 59: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Masih adanya adanya efek samping dari Anastesi pada sectio caesareadapat

menyebabkan asfiksiadan juga pentingnya persalinan dilakukan dengan cara normal

karena dapat membantu kelancaran pernapasan bayi untuk mencegah terjadinya

penemonia diharapkan bagi petugas kesehatan untuk lebih menigkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai manfaat dan kerugian jika melakukan sectio caesarea dengan

cara konseling melalui KIE (Komunikasi, informasi dan Edukasi) kepada ibu-ibu

hamilguna menghindari komplikasi yang mungkin terjadi pada tindakan sectio

caesarea baik terhadap ibu maupun bayi yang dilahirkan.

2. Gambaran kejadianAsfiksia di RSUD Pringsewu Periode Januari-Juni

Tahun 2012

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

jumlah ibu bersalin di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012, terdiri dari

554 persalinan normal dan 37 orang diantaranya mengalami kejadian asfiksia.

Terlihat dari data tersebut, bahwa jumlah persalinan yang mengalami kejadian

asfiksia di RSUD Pringsewu periode Januari – Juni tahun 2012 masih tergolong

tinggi yaitu 6,7%.

Menurut Wiknjosastro (2004), asfiksia terjadi karena gangguan pertukaran gas

dan pengangkutan O2 dari ibu ke janin, sehingga terdapat gangguan dalam persediaan

O2 dan dalam menghilangkan CO2 dan dapat berakibat O2 tidak cukup dalam darah

disebut hipoksia dan CO2 tertimbun dalam darah disebut hiperapnea. Akibatnya dapat

menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik

karena mengalami metabolisme yang anaerob serta juga dapat terjadi hipoglikemia.

Page 60: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Berdasarkan teori diatas menurut peneliti terdapatnya kejadian asfiksia

sebanyak 37 bayi di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012 kemungkinan

disebabkan karena komplikasi pada masa kehamilan sepertianemia maternal,

penekanan respirasi atau penyakit paru, malnutrisi, asidosis, dan dehidrasi, supine

hipotensi, degenerasi vaskularnya, solusio plasenta, dan pertumbuhan hipoplasia

primer,simpul mati (lilitan tali pusat), anemia janin, dan perdarahanyang dapat

mengakibatkan aliran darah menuju plasenta akan berkurang sehingga O2 dan nutrisi

makin tidak seimbang untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Towel (2002) mengemukakan bahwa kegagalan pernafasan/ asfiksia pada bayi

disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor persalinan yang

meliputi partus lama, partus dengan tindakan (SC, VE dan FE).Sedangkan menurut

Helen Varney (2007), kegagalan pernafasan pada bayi baru lahir adalah disebabkan

karena persalinan dengan tindakan, partus lama, trauma kelahiran, infeksi serta

penggunaan obat-obatan selama persalinan.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu di atas menurut peneliti adanya

kejadian pnemonia di rumah sakit umum RSUD Pringsewu periode Januari-Juni

tahun 2012, disebabkan masih tingginya persalinan yang dilakukan dengan tindakan

sectio caesarea, berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 di atas didapat

padaperiode Januari-Juni tahun 2012, terdapat 33 (44,6%) ibu bersalin dengan sectio

caesarea.

Tindakan Anestesi pada sectio caesarea dapat mempengaruhi aliran

darahdengan mengubah tekanan perfusi atau resistensi vaskuler baik secara langsung

Page 61: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

maupun tidak langsung. Salah satupengaruh anestesi terhadap janin adalah terjadinya

asfiksia neonatorum ((Eliza, 2003).

Menurut Helen Varney 2007, neonatus yang dilahirkan dengan sectio caesarea,

terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari pengeluaran

cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga mengalami gangguan pernafasan

yang lebih persistan.

3. HubunganSectio Caesarea dengan kejadian Asfiksia di RSUD Pringsewu

Periode Januari-Juni Tahun 2012

Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai X2hitung

= 5,469 dengan X2tabel = 3,814, sehingga X2

hitung ≥ X2tabel yang berarti ada hubungan

yang bermakna antara sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu

periode Januari-Juni tahun 2012. Hasil analisis juga menemukan OR = 3,467 yang

berarti ibu bersalin dengan sectio caesareaberpeluang 3,467 kali mengalami asfiksia

dibandingkan ibu bersalin yang tidak sectio caesarea.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng, 2011.Meneliti

tentang hubungan antara jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum di

RSUD Dr. M Soewandhie Surabaya.Berdasarkan data studi pendahuluan di RSUD

Dr. M. Soewandhie didapatkan bahwa 63,57% dari kasus asfiksia tahun 2010 bayi

lahir dengan persalinan tindakan.

Menurut Helen Varney (2007), bayi yang lahir melalui sectio caesarea,

terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan manfaat dari

pengurangan cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga mengalami paru-paru

basah yang lebih persisten. Situasi ini dapat mengakibatkan takipnea sementara pada

Page 62: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

bayi baru lahir. Di samping itu bayi lahir dengan sectio caesarea yang mengalami

asfiksia juga berkaitan dengan tindakan anestesi yang mempunyai pengaruh depresi

pusat pernafasan bayi.

Namun pada penelitian ini juga ditemukan bayi lahir dengan persalinan spontan

yang mengalami asfiksia sebesar 36,6%. Hal ini berkaitan dengan perubahan

fisiologis bayi baru lahir yaitu proses perubahan dari ketergantungan total ke

kemandirian fisiologis ( Helen Varney, 2007 ).Di samping itu penyebab asfiksia pada

bayi baru lahir dengan spontan adalah dikarenakan adanya faktor anastesi epidural

yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri ibu ada saat persalinan. Sedangkan pada

kasus bayi lahir dengan persalinan sectio caesarea yang mengalami asfiksia

disebabkan karena proses kelahiran sectio caesarea itu sendiri dimana tidak ada

penekanan pada toraks sehingga paru bayi banyak terisi cairan daripada oksigen,

tetapi kebanyakan bayi yang asfiksia tersebut cepat mengalami perbaikan

dikarenakan tindakan yang baik dan tepat serta pengawasan yang lebih lanjut dimana

bayi mendapatkan perawatan yang intensif di ruang NICU.

Menurut Dr. Andon Hestiantoro SpOG ( K ) dari FKUI/RSCM, peningkatan

risiko akibat persalinan dengan bedah caesar tidak hanya terjadi pada ibu, namun juga

terjadi peningkatan risiko bagi bayi yang baru lahir terkait dengan cara persalinan

caesar. Risiko gangguan pernafasan yang dialami bayi baru lahir terkait persalinan

caesar adalah 3,467 kali lebih besar dibandingkan persalinan normal.Di Rumah Sakit

Umum Daerah Pringsewu meskipun angka kejadian asfiksia pada bayi baru lahir

dengan seksio sesarea masih tergolong tinggi, hal ini dapat menjadi masalah serius

pada bayi jika tidak ditanggulangi dengan benar.Diaharapkanbagi pihak rumah sakit,

Page 63: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

adanya tim resusitasi yang tanggap dan tepat dalam menangani kegawatdaruratan

pada bayi baru lahir guna mencegah terjadinya komplikasi pada bayi asfiksia.

Masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat khususnya pasien adalah dengan

adanya bayi yang mengalami asfiksia akan memperpanjang masa perawatan di

Rumah Sakit. Hal ini tidak mempengaruhi keyakinan pada pasien untuk memilih

persalinan dengan bedah caesar karena mengingat adanya Jamkesmas dari

Pemerintah Daerah Pringsewu, sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien

masih terjangkau, yaitu hanya sekedar untuk pembelian obat.

Begitu besarnya bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan janin

akibat persalinan sectio caesarea peran petugas kesehatan sangat signifikan untuk

meningkatkan perilaku ibu agar teratur memeriksakan kondisi kesehatan ibu dan janin

dalam masa kehamilan, penyuluhan yang dilakukan secara berulang-ulang kepada ibu

hamil tentang manfaat ANC dapat berperan dalam membentuk kesadaran yang

diwujudkan dalam tindakan ibu untuk teratur memeriksakan kehamilan sebagai upaya

deteksi awal faktor yang dapat menyebabkan asfiksia karena pengetahuan merupakan

domain penting untuk membentuk perilaku seseorang.

Menurut peneliti hubungan antara sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di

RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012 meman sangat erat kaitannya. Bila

dilihat dari hasil penelitian, angka kejadian asfiksia pada bayi baru lahir masih cukup

tinggi, dimana kejadian asfiksia tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah

satunya adalah faktor persalinan dengan tindakan yaitu dengan sectio caesarea.

Page 64: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah
Page 65: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang berjudul

“Hubungan Sectio Caesarea dengan Kejadian Asfiksia di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Pringsewu Periode Januari-JuniTahun 2012”, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Jumlah kasus ibu bersalin dengan asfiksia di RSUD Pringsewu periode Januari-

Juni tahun 2012 yaitu 6,7%.

b. Jumlah ibu bersalin di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012dengan

sectio caesarea sebesar 33 (44,6%) orang dan sisanya 41 (55,4%) tidak dengan

sectio caesarea.

c. Ada hubungan yang bermakna antara sectio caesarea pada ibu bersalin dengan

kejadian asfiksia di RSUD Pringsewu periode Januari-Juni tahun 2012.

Page 66: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dan analisis data dalam penelitian ini maka saran yang dapat

diberikan adalah:

1. Bagi peneliti

Diharap bisa menerapkan teori- teori yang ada tentang penanganan asfiksia, dan

mengikuti pelatihan-pelatihan agar dapat menekan angka kematian bayi.

2. Bagi rumah sakit daerah pringsewu

a) Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapatmelakukan sosialisasi

tentang manfaat melakukan ANC secara rutin dan teratur pada kehamilan

berikutnya serta sosialisasi kepada ibu untuk menjaga kondisi kehamilan

berikutnya agar tetap dalam keadaan sehat dan normal guna mencegah

terjadinya asfiksia.

b) Dapat maningkatkanpelayanan penanganan bagi bayi baru lahir yang

beresiko mengalami asfiksia.

c) Meningkatkan upaya system rujukan medis dengan menjalin kerjasama

dan komunikasi melalui puskesmas dan klinik bersalin sehingga cepat

memberikan pelayanan yang bermutu.

d) Serta meningkatkan pencatatan dan pelaporan tantang karakteristik ibu

yang bersalin di Rumah Sakit sebagian yang ada di status klien.

3. Bagi Intitusi pendidikan

Page 67: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Menambah wawasan atau pengetahuan peserta didik tentang asfiksia, sehingga

mahasiswa dapat memberikan dan mengaktualisasikan tentang pentingnya

penanganan asfiksia pada saat melakukan tindakan praktik nyata pada masyarakat.

4. Bagi masyarakat (ibu hamil)

- Diharap bagi ibu-ibu hamil agar lebih rajin dan lebih aktif melakukan

kunjungan Antenatal Care sehingga faktor-faktor resiko penyebab asfiksia

yang berasal dari factor ibu dapat dicegah secara dini.

- Memberi keyakinan kepada ibu bahwa persalinan dengan tindakan Sektio

Caesare memilki risiko komplikasi medis lebih tinggi di bandingkan

dengan persalinan normal.

Page 68: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta . Rineka Cipta.

Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Depkes, RI. 2005. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.

_______. 2005. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

_______. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Dewi Y, dkk. 2007 Operasi Caesar, Pengantar dari A sampai Z. Jakarta: EDSA Mahkota

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta, Salemba Medika

Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta, Puspa Swara

Page 69: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta. Salemba Medika

_______, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC

Mochtar, Rustam, 2001. Sinopsis Obstetri. Jakarta, EGC

Neneng Yelis Br. Sitepu. 2011. Hubungan antara Jenis Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr. M Soewandhie Surabaya. Skripsi. Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 2011.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oxorn, Harry, 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta, Yayasan Essentia Medika.

Saifuddin, BA, dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBPSP.

Sibuea D.H., 2007. Manajemen Seksio Sesarea Emergensi; Masalah Dan Tantangan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan FK USU

Sugiono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Straight, Barbara R, 2004. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta, EGC

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta, EGC, 2007

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP

www.ummukautsar.wordpress.com, diakses 09 April 2012

Page 70: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

KELEMAHAN DALAM PENELITIAN

1. Ini merupakan pengalaman pertama dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah

2. Kurangnya pengetahuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah

3. Keterbatasan waktu yang digunakan untuk penelitian dan

4. Keterbatasan biaya yang digunakan dalam penelitian

Page 71: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : ROSNA TIASMALA DEWINIM : 0903024JUDUL : HUBUNGAN SECTIO CAESAREA DENGAN KEJADIAN

ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PRINGSEWU TAHUN 2012

PEMBIMBING I : SITI MAESAROH, S.ST.PEMBIMBING II : EKA TRIWULANDARI, S.ST.

No Tanggal Saran Paraf

Gadingrejo,

Pembimbing I Pembimbing II

(……………...) (………………)

Page 72: file · Web viewhubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di rumah sakit umum daerah (rsud) pringsewu periode januari-juni . tahun 2012. karya tulis ilmiah