well logging

28
WELL LOGGING Pengertian dan Jenis- Jenis Log Analisa Log Kuantitatif Analisa Log Kualitatif

Upload: riri-purwoko

Post on 25-Jul-2015

524 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Well LOgging

WELL LOGGING

Pengertian dan Jenis-Jenis Log

Analisa Log Kuantitatif

Analisa Log Kualitatif

Page 2: Well LOgging

Radioactive log : Gamma ray log Density Log Neutron Log

Electric log : Resistivity Log SP (Spontaneous Potential) Log

Acoustic log : Sonic log

JENIS-JENIS LOG

PENGERTIAN LOGLog adalah suatu grafik kedalaman (kadang-kadang waktu), dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur.

Page 3: Well LOgging

Prinsip : Log GR adalah perekaman radioaktivitas alami bumi. Sumber radiasinya potassium (K), thorium (Th), Uranium (U) K biasanya berasal dari feldspar dan feldspar biasanya

dijumpai pada batuan sedimen berbutir halus misalnya clay /shale

Umumnya diskala dari kiri ke kanan dalam 0-100 atau 0-150 API

Kegunaan : Estimasi kelempungan Korelasi “well to well” Membedakan reservoar & non reservoar Depth matching antara logging yang berurutan

LOG GAMMA Ray (GR)

Page 4: Well LOgging

Teknik Interpretasi: High GR diasumsikan sebagai shale (>75) dan dibuat shale

base line Low GR diasumsikan sand dan dibuat sand (<) base line Antara shale base line & sand base line : cut-off line Interval di kiri cut-off line : reservoar Interval di kanan cur-off line : non-reservoar

Alat & Cara Pengukuran : Single GR detector (Geiger-Muler counter) Plotted in API unit

LOG GAMMA Ray (GR)

Page 5: Well LOgging

Prinsip :Log densitas mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali kedetektor. Kegunaan : Menghitung densitas Menghitung porositas Menentukan kandungan fluida (cross plot dengan log Neutron).

LOG DENSITAS (ρ)

Teknik Interpretasi:Log densitas mengukur bulk density formasi. Untuk menghitung fraksi porositas menggunakan persamaan berikut;

Φ : porositasρ ma : densitas matriks (tabel)ρb : densitas bulk (log)ρfl : densitas fluida (tabel)

Page 6: Well LOgging

Alat & Cara Pengukuran : Sumber dan 2 detektor dipasang pada suatu pad dan

ditempelkan pada dinding lubang bor. Sinar gamma yang kuat dipancarkan ke formasi Sinar gamma ray akan bertabrakan dengan elektron-elektron,

dipantulkan balik dan terekam dalam log. Banyaknya energi yang hilang akibat tumbukan dengan

elektron-elektron dalam formasi menunjukan densitas elektron dalam batuan.

LOG DENSITAS (ρ)

Page 7: Well LOgging

Prinsip :Mengukur prosentase pori pada formasi dari banyaknya atom hidrogen dalam formasi (dengan asumsi pori terisi oleh hidrogen sebagai air / HC).

Kegunaan : Menghitung nilai porositas batuan Untuk evaluasi litologi (X-plot dengan log densitas) Deteksi gas bearing reservoir pada formasi clean sand

Teknik Interpretasi: Untuk Φ batugamping langsung dibaca dari log Untuk Φ pada litologi lain;

Φ = ΦN (dari log) + 4 %

LOG NEUTRON (NPHI)

Page 8: Well LOgging

Alat & Cara Pengukuran : Sebuah sumber pelepas atom neutron dan 2 detektor

perekam dipasang pada suatu alat dan ditempelkan pada dinding sumur.

Atom neutron ditembakkan ke formasi, sehingga menabrak atom-atom hidrogen dan atom-atom yang bertabrakan tersebut akan melemah energinya.

Detektor akan menghitung atom neutron yang kembali dari formasi sehingga dapat diketahui banyaknya atom H dalam formasi, semakin banyak atom H dalam formasi maka atom neutron yang kembali semakin sedikit

LOG NEUTRON (NPHI)

Page 9: Well LOgging

Prinsip : Mengukur beda potensial antara lumpur pemboran dengan

lubang bor (milivolt) Beda potensial akan timbul jika terjadi perbedaan salinitas

antara lumpur pemboran dengan fluida formasi.

Kegunaan : Identifikasi lapisan permeabel Penentuan batas lapisan Menghitung harga Rw Identifikasi lapisan serpih dan non serpih Membantu korelasi

LOG SPONTANEOUS POTENSIAL (SP)

Page 10: Well LOgging

Teknik Analisa :1. Lihat kurva, ada defleksi ?

- Ada : zona porus & permeabel- Tidak ada : shale/zona tight/air payau (salinitas mud =

salinitas air formasi)2. Defleksinya kemana ?

- (+) atau kekanan : air formasi lebih tawar daripada mud, Rmfe < Rwe

- (-) atau kekiri : air formasi lebih salin daripada mud, Rmfe >Rwe

catatano Lihat perbandingan harga Rmf dengan Rwo Untuk penentuan kandungan fluida harus dicek dengan log

resistivitas dan X-plot log densitas dan log neutron

LOG SPONTANEOUS POTENSIAL (SP)

Page 11: Well LOgging

Alat & Cara Pengukuran : Sebuah elektroda diturunkan ke dalam lubang bor dan

elektroda lain yang berhubungan diletakkan di permukaan

Perbedaan tegangan secara terus menerus dicatat seiring dengan dinaikkannya elektroda pada lubang bor

LOG SPONTANEOUS POTENSIAL (SP)

Page 12: Well LOgging

Prinsip :Mengukur tahanan jenis formasi / batuan dan fluida yang dikandungnya terhadap arus listrik yang melaluinya.

Kegunaan : Membedakan lapisan reservoar dan non reservoar Membedakan water bearing zone dan HC bearing zone Menghitung Rw & Sw

Jenis-Jenis Log Resistivitas:1. Log Induction2. Laterolog

LOG RESISTIVITAS

Page 13: Well LOgging

Kondisi yang cocok untuk pemakaian log Induction dan Laterolog :

Log Induction bekerja dalam : fresh mud - resistivitas formasi < 200 ohm-m - bila Rmf/Rw > 2.0 Log induction tidak akurat pada resistivitas tinggi.

Laterolog akan bekerja lebih baik : Bila lumpur lebih konduktif daripada air formasi: Rmf/Rw <

2.0 - dalam fresh mud tapi resistivitas formasi >200 ohm-m - dalam large borehole >12 in. serta deep invasion (>40in.)

LOG RESISTIVITAS

Page 14: Well LOgging

Teknik Interpretasi:Bandingkan harga MSFL, LLS dan LLD, lihat juga log SP-nya;MSFL // LLS // LLD (low res.) dan SP // shale base line, maka

zona tersebut non reservoar (shale)MSFL // LLS // LLD (high res.) dan SP // shale base line maka

zona tersebut non reservoar (tight formation or coal), lihat GR & X-plot CNL- RHOB

MSFL // LLS // LLD (low res) dan SP tidak seajajar dengan SP shale maka zona tersebut mungkin reservoar dengan fluida bisa air tawar, air asin dan atau HC

LOG RESISTIVITAS

MSFL = Micro Spherically Focussed Log MSFL

LLS = Shallow Laterolog resistivityLLD = Deep Laterolog resistivityCNL = Compensated Neutron Log

Page 15: Well LOgging

Alat dan Cara Pengukuran: Arus DC dilepaskan ke dalam formasi dari satu atau beberapa

elektroda Arus akan melewati formasi dan sampai di permukaan,

perbedaan tegangan dan arus diukur dengan 2 elektroda tambahan di permukaan kemudian dilakukan perhitungan harga resisitivitasnya (ohmmeter)

LOG RESISTIVITAS

Page 16: Well LOgging

Prinsip :Merupakan rekaman waktu yang diperlukan oleh gelombang suara untuk merambat melalui formasi

Kegunaan : Kalibrasi data seismik Menghitung Φ pada lapisan yang diketahui jenis litologinya Evaluasi porositas sekunder (dikombinasikan dengan log

Neutron / Densitas)

LOG AKUSTIK (LOG SONIK)

Teknik Analisa : Tentukan litologinya agar diketahui Δt ma Baca harga dari log Masukkan harga-harga tersebut ke dalam

persamaan berikut agar didapatΦ.

Page 17: Well LOgging

Analisa Log Kualitatif

Page 18: Well LOgging

a. Sandstone1. Low GR2. SP deflected3. MSFL, LLS, LLD tidak

berhimpit (mempunyai harga yang berbeda), kecuali pada well cemented sandstone (ketiga kurva berhimpit)

4. ρma = 2.65 g/cm35. X-plot CNL -RHOB positip6. Δt ma = 184 μs/m

1. LITOLOGIb. Shale

1. High GR2. SP lurus / tidak

mengalami defleksi3. MSFL, LLS dan LLD

berhimpit4. ρ ma > ρ ma batupasir5. X-plot CNL -RHOB

negatip6. Δt ma > Δt ma batupasir

Page 19: Well LOgging

Limestone / dolomite 1. Low GR

2. SP- Tight LS, SP no deflection- Porous LS, SP deflected

3. MSFL, LLS, LLD- Tight LS high MSFL = LLS = LLD- Porous LS depends on fluids,

but lower than tight LS

4. ρ ma- LS = 2.71 g/cm3- Dol = 2.85 g/cm3

1. LITOLOGI

5. - tight : high density, low neutron (radikal ke kanan density // neutron)

- poros : biasanya X-plot density-neutron (+), density tidak sejajar neutron

6. Δt ma

- LS : 161 μs/m- Dol : 144 μs/m

Page 20: Well LOgging

1. SP deflected2. X-plot netron-density positif3. MSFL, LLS dan LLD tidak berhimpit

2. ZONA PORUS & PERMEABEL

1. SP- fresh water : SP (+) (Rmf < Rw)- brine water : SP (-) (Rmf > Rw)

2. Relatif low resistivity, untuk (Rmf<Rw) maka- fresh water : MSFL (LLS) < LLD- brine water : MSFL (LLS) > LLD

3. X-Plot density-neutron- shale : X-plot (-)- non shale : X-Plot (+) sparasi kecil

3. WATER BEARING ZONE

Page 21: Well LOgging

a. Oil1. SP (-)2. High resistivity, MSFL (LLS) < LLD untuk Rmf < Rw3. X-Plot density-neutron (+) sparasi sedang

b. Gas1. SP (-)2. very high resistivity: MSFL/LLS<<LLD3. X-Plot density-neutron (+) sparasi besar

4. HC BEARING ZONE

Page 22: Well LOgging

a. OGC1. Terjadi perubahan beda nilai MSFL (LLS) dengan LLD (pada

gas besar sedang pada oil beda nilainya kecil)2. Terjadi perubahan sparasi pada X-Plot neutron-density

(pada gas sparasinya besar sedang pada oil sedang)

b. OWC1. Terjadi perubahan harga resistivitas (pada oil relative high

resistivity sedangkan pada water relative low resistivity)2. Terjadi perubahan sparasi pada X-Plot neutron-density

(pada oil sparasi sedang, pada water sparasinya kecil)3. Terjadi perubahan defleksi SP dari (-) ke (+)

5. OGC & OWC

Page 23: Well LOgging

Analisa Log Kuantitatif

Page 24: Well LOgging
Page 25: Well LOgging
Page 26: Well LOgging
Page 27: Well LOgging
Page 28: Well LOgging