wings edisi mei-juni-10

36
WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 1 WINGS IN THE BALIEM VALLEY Festival Time The Inflight Magazine Nomor 3 / Mei-Juni 2010

Upload: ristiyono-wicaksono

Post on 08-Mar-2016

251 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Travel & Lifestyle Magazine The Inflight Magazine of WINGS Air

TRANSCRIPT

Page 1: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 1

WINGS

IN THE BALIEM VALLEYFestival Time

The Inflight Magazine Nomor 3 / Mei-Juni 2010

Page 2: WINGS edisi mei-juni-10

2 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Page 3: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 3

Page 4: WINGS edisi mei-juni-10

4 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

ContentNo. 3, MeI - JuNI 2010 8

SABANGSurga Di Ujung Barat IndonesiaDiantara belaian permadani pasir putih, birunya air laut dan semilir angin pantai pagi itu dengan tersenyum Sabang menyambut setiap wisatawan yang berkunjung.

FESTIVAL TIMEIN THE BALIEM VALLEYIn the wild western highlands of the island of New Guinea, far closer to most of Australia than Jakarta, lies the Baliem valley.

12 PENANGMENELUSURI JEJAK BABA-NYONYA ABAD 18Blue Mansion atau juga dikenal dengan nama Cheong Fatt Tze Mansion berdiri megah di Leith Street dengan warna biru yang unik. Bangunan ini didirikan oleh Cheong Fatt Tze memakan waktu tujuh tahun dari tahun 1896-1904 setelah berkonsultasi pada beberapa ahli feng shui.

20 SUPER STUFF

5 COCKPIT’S NOTE6 NEWS16 WARNA-WARNI ETNIK DI TIMUR KALIMANTAN

28 LEISURE30 COVER STORY

Mendengar kata Borneo, selalu terngiang-ngiang tentang hutan, hewan langka, suku Dayak hingga ilmu hitam. Tapi kesan itu menjadi bercampur ketika berada di Balikpapan.

22

FOTO

: TA

WA

KK

AL

Page 5: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 5

Penumpang Wings Air yang berbahagia, sebagaimana kita ketahui bahwa masih banyak daerah terpencil di Indonesia yang belum terlayani oleh sarana transportasi yang memadai.

Hal ini dapat mengganggu kemajuan perekonomian daerah tersebut. Sehubungan dengan sarana transportasi tersebut, sudah menjadi kewajiban kami sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa penerbangan untuk menjangkau daerah tersebut. Memang tidak mudah dalam mewujudkannya. Banyak pertimbangan yang harus kami pikirkan, mulai dari ketersediaan pesawat, kelaikan bandara, potensi ekonomi hingga aspek pelayanan penumpang.

Namun hal itu tidaklah menyurutkan semangat dan komitmen kami untuk terus membuka rute baru menjangkau daerah-daerah terpencil di negara tercinta ini. Sebagai bukti komitmen kami tersebut, pada bulan ini kami telah membuka rute baru menjangkau wilayah Indonesia bagian barat. Rute tersebut adalah Medan-Gunung Sitoli, Medan-Sibolga, Medan-Meulaboh dan rute Medan-Lhokseumawe. Dalam dua bulan kedepan bersamaan dengan kedatangan pesawat ATR ke 6 dan 7 kami dari pabriknya di Toulouse, kami akan membuka rute ke Nusa tengara.

Kami berharap dengan dibukanya rute baru ini dapat meningkatkan potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut.

Selamat menikmati pernerbangan bersama Wings Air.

Achmad HasanDirektur Utama

COCKPIT’S NOTE

SeMANGAT MeNJANGKAu DAeRAH TeRPeNCIL

PRESIDENT DIRECTORAchmad Hasan

DIRECTOR OF PRODUCTIONCapt. Ertata Lananggalih

DIRECTOR OF OPERATIONCapt. Redi Irawan

DIRECTOR OF TECHNICSDedi Yunadi

DIRECTOR OF COMMERCERudy Lumingkewas

DIRECTOR OF FINANCEEdward Sirait

PUBLISHER & EDITOR IN CHIEFMakhfudz Sappe

EDITORA Gener Wakulu, Ed Zoelverdi,Priyanto Sismadi, Ristiyono

DESIGNERRistiyono

BUSINESS DEV. MANAGERLily Suhairy

MARKETINGG. Hardianto

MARKETING SUPPORTAde Kristanti

CIRCULATIONSolichin, Farid K

ADVERTISING Tel.: +62 (21) 98494404Fax.: +62 (21) 3151668Email: [email protected]@lionmag.com

WINGSThe Inflight Magazine

Page 6: WINGS edisi mei-juni-10

6 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

NEWS

Menyambut hari Bumi Internasional tepat pada, 22 April 2010, Accor Hotel wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta

menunjukan aksi solidaritas dengan program bertemakan Earth Guest Day. Acara ini serentak dilaksanakan karyawan Accor di seluruh dunia. Properti Accor wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta yang turut dalam program ini, The Phoenix Hotel Yogyakarta, Novotel Yogyakarta, Ibis Malioboro Yogyakarta, Novotel Semarang,

Ibis Simpang Lima Semarang, Novotel Solo, dan Ibis Solo.

Tujuan aktifitas ini untuk mendukung kepedulian terhadap keselamatan lingkungan yang tidak saja dilingkungan sekitar tetapi juga seluruh dunia.

Kegiatan yang melibatkan 30 karyawan dari tujuh properti di Yogyakarta ini, langsung dipimpin Franck Loison GM The Phoenix selaku delegasi GM Hotel Accor wilayah Jateng & DIY. Dipusatkan di Desa Mrico, Kelurahan Ngestirejo, Gunung Kidul Yogyakarta, pada 15 April 2010. Kegiatan berupa distribusi air bersih serta penanaman pohon mlinjo. Distribusi air berlangsung sampai September 2010, yang dilakukan setiap minggu dengan mendatangkan tiga truk tanki air berisi masing-masing 5000 liter air. Penanaman pohon secara simbolis dilakukan masing-masing GM Hotel Accor wilayah Jateng & Yogyakarta.

Millenium Hotel Sirih Jakarta yang dibangun pada tahun 1994, berlokasi di Jalan Fachruddin 3, terletak di pusat bisnis, perkantoran pemerintah dan pusat belanja.

Anda dapat memilih hotel ini untuk menginap. Hotel ini memiliki 400 kamar yaitu Superior, Deluxe, Millenium Club, Junior Suite, Senator Suite, dan Presidential Suite. Untuk deluxe terletak di lantai 12 dan 13, dengan pilihan pemandangan garden ataupun pool serta

akses broadband internet. Jika Anda ingin lebih privasi dapat memilih Junior Suite, dengan fasilitas access card juga broadband internet, dan menikmati afternoon snacks, kopi & teh, dan evening cocktails di Millenium Club Lounge lantai 15.

Untuk kuliner, Anda dapat menikmati aneka masakan baik cita rasa Indonesia maupun internasional di Café Sirih, sedangkan bagi penyuka masakan Jepang dapat bersantap di Matsu Japanese Restaurant.

Millennium Hotel Sirih Jakarta, Jalan Fachrudin 3, Jakarta, Telepon: (+6221) 2303636 Fax: (+6221) 2300880 atau Email: [email protected].

Millenium Hotel Sirih

ACCOR HOTEL JATENG DAN YOGYAKARTA RAYAKAN HARI BUMI

Setiap tahun, masyarakat Kutai Kartanegara di provinsi Kalimantan Timur menggelar pesta adat yang dikenal dengan nama Festival Adat ERAU.

Perhelatan akbar bernuansa tradisi budaya dan sejarah yang diwarisi sejak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura tersebut merupakan bagian acara penobatan Raja/Sultan Kutai. Tapi dalam perkembangannya mengalami transformasi sebagai ungkapan rasa syukur atas panen hasil bumi yang dinikmati rakyat.

Pelaksanaan Festival Erau tahun ini mengambil tema ”Pelas 7 Benua” akan digelar pada tanggal 11-18 Juli 2010 dipusatkan pada sekitar lokasi Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara dan Museum Mulawarman di Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara.

Semarak Festival Adat Erau 2010 hadir selama seminggu di ”kota raja” Tenggarong, karena selain menyajikan beragam kegiatan budaya, seni, olahraga dan permainan tradisional, atraksi kesenian, kuliner khas Kutai, juga menggelar expo dan pasar rakyat. Festival Erau ini diikuti oleh 7 wilayah adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang merupakan kerajaan Kutai Kartanegara seperti Balikpapan, Samarinda, Penajam Paser Utara, Bontang, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara sebagai tuan rumah.

FESTIVAL ERAU DI KUTAI KARTANEGARA

Tarian Memulangkan Ganjur oleh Sekertaris Keraton HAP Gondo Prawiro

Page 7: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 7

Pada kesempatan pembukaan hotel bintang empat baru “HARRIS hotel & conventions Kelapa Gading”, dan Jakarta Fashion & Food Festival yang ke-7 di

Kelapa Gading, Jakarta yang dibuka oleh H. Fauzi Bowo (Gubernur Jakarta), Marc Steinmeyer (Presiden Direktur TAUZIA Manajemen Hotel / Hotel HARRIS & Resorts) memberikan penghargaan dan cek sebesar Rp. 15 juta untuk pemenang pertama Lomba Foto HARRIS Kelapa Gading, Stevanus Roni. Juga kepada para pemenang lainnya, Hongky Zein, M. Yuniadhi Agung, Yauw Toky Yohari, Heru Haryono dan Shri Chandra S diberikan trophy dan uang tunai.

HARRIS hotel & conventions Kelapa Gading memiliki 226 kamar, termasuk 6 suite, 1 Harris Café, 1 Harris Boutique, 11 meeting room, Spa & Fitness Center dengan konsep baru Harris “Happy Feet”, Dino Kids’ didedikasikan untuk tamu anak-anak dan kolam renang. Antoine Villette, General Manager, berharap setiap tamu yang datang dengan pasti dapat menikmati segala fasilitas HARRIS hotels yang Simple-Unique-Friendly. Semua kamar dilengkapi dengan

LCD TV 32 inc, AC, mini bar, kopi dan teh, serta sebuah kotak deposit. Akses internet

gratis tersedia di semua kamar, meeting room,

di restoran dan di semua public area. Dengan

pembukaan HARRIS Kelapa Gading, TAUZIA

kini mengoperasikan enam hotel HARRIS di Indonesia. Hotel HARRIS

yang ke-7 diharapkan dapat dibuka bulan Oktober ini di

Sudirman, Jakarta.

SIMPLE-UNIQUE-FRIENDLYHARRIS HOTEL

Page 8: WINGS edisi mei-juni-10

8 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

SPECIAL sabang

SabangTEKS & FOTO : RISTIYONO

Keindahan terumbu karang dengan berbagai

macam biota laut menjadi daya tarik wisatawan.

Surga Di Ujung Barat Indonesia

Page 9: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 9

Welcome to My Paradise. Sepenggal syair lagu dari album Steven & The

Coconut Treez itu terasa begitu kuat bergema, ketika kami menyambangi pulau paling barat di wilayah Indone-sia, Sabang. Saya sempat membayang-kan, seseru apa perjalanan kami kali ini. Tapi itu dibuyarkan senyum manis pramugari Lion Air yang memban-gunkan semua penumpang saat mengingatkan untuk mengenakan safety belt. Boeing 737-900 ER yang kami tumpangi selama 2,5 jam dari Ja-karta akan mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Aceh memang panas. Tapi itu tak membuat kami surut untuk melan-jutkan perjalanan ke Sabang. Dari bandara, perjalanan dilanjutkan dengan mobil ke pelabuhan Ulee Lheu yang ditempuh selama 30 menit. Set-elah membeli tiket kapal ferry cepat seharga Rp 65.000,- per orang, tepat pukul 15.30 WIB, kapal bertolak.

Ombak tak begitu besar, terbelah diiris laju kapal. Empat puluh lima menit kemudian kapal kami telah sandar di pelabuhan Balohan, Sabang. Sebuah mobil telah menunggu kami. Oh

ya, di Sabang kita tidak menjumpai angkutan umum seperti layaknya di kota lain, yang ada mobil sewa yang dapat di carter atau menunggu semua penumpang penuh. Untuk mencapai pusat kota perlu waktu 15 menit den-gan membayar ongkos Rp 20.000,- per orang.

SEPENGGAL SEJARAHDihuni sekitar 35.000 jiwa dengan luas 153 km persegi, Sabang merupakan kota di pulau yang berada di ujung paling barat Republik Indonesia. Pulau ini dikelilingi Selat Malaka di utara dan timur, Samudera Hindia di selatan dan barat. Tapi tak banyak orang tahu bahwa sebenarnya di sini ada gugus pulau yang pulau Weh, Klah, Rubiah, Seulako dan Rondo.

Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Sta-tion oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada tahun 1887, Firma Delange, dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menam-bah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Sabang seba-gai pelabuhan bebas dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah

vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selan-jutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang Dunia II ikut mempengaruhi kondisi Sabang. Pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibombardir pesa-wat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga terpaksa ditutup.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, Sa-bang menjadi pusat pertahanan Ang-katan Laut Republik Indonesia Serikat

“a place where we can dance n drink a place where we can share some weed

a place where there’s no bull shit and everybody can come

Welcome to my paradise Where the sky so blue

Where the sunshine so bright Welcome to my paradise

Where you can be free Where the party never ending”

{

Atas & Bawah: Pantai Sumur Tiga yang begitu menawan, sayang untuk dilewatkan.

Page 10: WINGS edisi mei-juni-10

10 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

(RIS). Semua aset Pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah In-donesia. Kemudian. pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sa-bang dan mulai dirintis gagasan awal untuk membuka kembali pelabuhan bebas dan kawasan perdagangan be-bas. Gagasan itu terwujud pada tahun 1970. Namun pada tahun 1985 Sabang terpaksa dimatikan sebagai daerah perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Alasannya, Pulau Batam telah dibuka sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

Pada tahun 2000 menjadi era baru untuk Sabang, dimana pemerintahan Presiden KH bdurrahman Wahid kem-bali mencanangkan Sabang sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Aktivitas Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti, Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.

PESONA PANTAI DAN BAWAH LAUTSetelah beberapa saat menyempat-kan diri berkeliling kota Sabang dan membeli berbagai perbekalan yang kita butuhkan, perjalanan pun dilan-jutkan ke tujuan utama, pantai Iboih yang terkenal cantik. Dan benar saja, saat sampai di pantai ini, serta merta

kami tak bias menahan decak kagum. Luar biasa. Sebuah pantai yang begitu jernih airnya. Dasarnya tampak. Saat berada di dermaga, begitu banyak ikan hias berseliweran, seolah me-nyambut kedatangan kami. Awesome!

Perlu juga diketahui, di sepanjang pantai ini banyak bungalow maupun cottage yang bisa disewa dengan harga antara Rp 70.000 hingga Rp 250.000 per malam. Kami memutus-kan menginap di Iboih Inn, sebuah cottage dengan beberapa bangunan yang benar-benar mengesankan.

Rumah panggung yang berdiri di antara pepohonan besar, tepat di sisi pantai Iboih yang menawan menjadi pemandangan yang tak dapat begitu saja dilewatkan. Deburan ombak dan

semilir angin pantai menjadi sebuah harmonisasi irama yang dengan lem-but membelai menghantar tidur. Di antara belaian permadani pasir putih, birunya air laut dan semilir an-gin pantai pagi itu kita menikmati sara-pan. Pagi ini lebih banyak bersantai di pantai, snorkling dan bercengkerama dengan anak-anak pantai sambil ber-main volley pantai. Salah satu tujuan liburan ke pulau ini adalah menikmati keindahan pesona bawah lautnya yang konon luar biasa. Biar lebih afdol tentu harus membuktikannya sendiri dengan menuju beberapa titik untuk snorkling dan diving.

Luar biasa! Hanya kalimat itu yang selalu muncul dari mulut saat menyak-sikan pesona bawah laut Sabang. Bagi penggila snorkling, diving maupun fishing, Sabang sangat kami rekomen-

Searah Jarum Jam: Santai di teras Iboih Inn menikmati indahnya Pantai; Salah satu Resort di Pantai Sumur Tiga; Bersantai di bawah pohon menikmati pantai; Bola volley menjadi permainan favorit buat anak-anak Pantai Iboih.

Page 11: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 11

dasikan. Karena di sekitar pulau ini ter-dapat lebih dari 17 titik penyelaman. Di antaranya, SSS House Reef, Twin Rock, Pipefish Garden, Rubiah Sea Gar-den, Arus Balee, Pulau Seulako, Shark Plateau, Canyon, Sail Rocks, Pantee Gua, Hot Spring, Monkey Garden dan Sabang Wreck. Lokasi penyelaman di sini sudah menjadi favorit bagi para diver, baik domestik maupun mancanegara.

Menjadi pengalaman yang tak mudah dilupakan saat berkelana dari pan-tai ke pantai yang tersebar di pulau Sabang atau yang juga dikenal dengan nama pulau Weh ini. Harus diakui keindahan pulau ini terutama pantai dan pesona kehidupan bawah lautnya memang luar biasa. Seperti Pantai Iboih, Pantai Gapang, Pantai Sumur Tiga, Pantai Pasir Putih, Pantai Kasih dengan karaktristik pasir putih dan air

yang sangat jernih. Kecuali Pantai Anoi Itam yang berpasir hitam legam yang tampak indah dengan pendar-pendar cahaya bila terkena terik matahari.

Di Pantai Iboih ini terdapat banyak perahu kaca yang bisa disewa untuk berkeliling pantai melihat keindahan terumbu karang dengan berbagai jenis biota lautnya. Atau menyeberang ke pulau Rubiah yang tidak jauh dari pantai ini untuk snorkling. Soal maka-nan, tidak usah kuatir. Karena di tepi pantai banyak venue yang berjualan makanan.

Dan jangan kaget jika di lokasi ter-tentu kita bisa melihat ikan hiu, pari, lumba-lumba bahkan paus. Puas bercengkerama dengan karang dan ikan hias, petualangan berikutnya adalah mancing. Dengan menyewa

perahu sekitar Rp 500.000,- kita diantar ke tempat yang baik untuk mancing. Selama tujuh jam kami bergulat den-gan ikan --dan yang pasti kelebihan pulau ini adalah ikan yang melimpah. Sehingga acara mancing tidak perlu menunggu lama untuk umpan dima-kan ikan. Tinggal bagaimana tenaga kita saja, mampu ngga?

Semburat jingga matahari pagi menyapa dengan pesonanya di pantai Iboih

Page 12: WINGS edisi mei-juni-10

12 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Matahari dengan cerahnya bersinar ketika pesawat Wings Air jenis ATR 72-500 mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Pulau Pinang, Malaysia setelah menempuh perjalanan di atas

awan selama kurang lebih 40 menit dari kota Medan. Bandara yang tidak terlalu besar begitu ramai dipadati pengunjung. Kita segera beranjak begitu lolos dari petugas imigrasi.

Pulau Pinang atau Penang ini terkenal sebagai destinasi untuk berobat pun liburan. Namun kunjungan kita kali ini bukan untuk berobat, melainkan menghabiskan waktu

liburan dengan mengunjungi daerah-daerah wisata di Penang yang konon terkenal dengan wisata kota tuanya, bahkan oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan budaya yang harus dilindungi. Bangunan-bangunan tua tersebut tersebar di wilayah George Town.

Benar saja, sampai di pusat kota George Town, kita seolah dibawa oleh mesin waktu ke ratusan tahun silam. Banyak bangunan tua masih berdiri gagah dan begitu terawat dengan apiknya. Kebanyakan bangunan tersebut masih dipakai sebagai tempat tinggal ataupun tempat usaha. Hanya saja bangunan luar tidak boleh dirubah sementara bagian dalam boleh direnovasi.

Baba-NyonyaMenelusuri Jejak

Abad 18 Di Penang

TRAVEL penang

TEKS & FOTO : RISTIYONO

Page 13: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 13

BLUE MANSIONMemang banyak bangunan tua yang sarat dengan sejarah dan budayanya yang cukup mempengaruhi budaya dasar masyarakat Penang. Percampuran antara Melayu, Cina, India bahkan dari Siam membuat tempat ini menarik untuk disimak. Mengitari George Town bukanlah hal sulit, bisa dengan jalan kaki atau naik trishaw, becak khas Penang. Saat berkeliling di Lebuh Leith (Jalan Leith), ada sebuah bangunan gaya Cina berwarna biru mencolok yang menarik perhatian.

Blue Mansion atau juga dikenal dengan nama Cheong Fatt Tze Mansion berdiri megah di Leith Street dengan warna biru yang unik. Konon warna biru ini bukanlah cat tembok biasa melainkan dari Indian Indigo yang dicampur kapur dan tulang rawan. Bangunan ini didirikan oleh Cheong Fatt Tze memakan waktu tujuh tahun dari tahun 1896-1904 setelah berkonsultasi pada beberapa ahli feng shui. Perlu diketahui Cheong Fatt

Tze juga memiliki mansion selain di Penang juga tersebar di Indonesia, Singapore, Hongkong dan Cina. Ada pertalian saudara antara Cheong Fatt Tze dengan Tjong A Fie yang tinggal di Medan dan mendirikan rumah besar yang dikenal sebagai Tjong A Fie Mansion. Tjong A Fie adalah keponakan dari

Kiri atas: The Blue Mansion tampak dari luar; Salah satu ruang dengan detail yang mengagumkan; Tangga penghubung lantai bawah dan atas yang indah; Detail mozaik dari pecahan porselen; Alat pengetuk pintu dari besi yang antik menyerupai kepala barongsai.

Page 14: WINGS edisi mei-juni-10

14 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Cheong Fatt Tze.

Detail-detail kecil rumah ini begitu mengagumkan. Sebuah pintu kuno dengan alat pengetuk pintu dari besi yang antik berbentuk menyerupai kepala barongsai seolah menyambut kedatangan setiap pengunjung. Memasuki rumah seolah terbawa pada masa lampau seperti pada film-film kung fu Cina. Detail ornamen hampir di setiap sudut rumah dua lantai ini

luar biasa indah. Desain rumah ini benar-benar mengutamakan kaidah feng shui. Menariknya, antara sebelah kanan dan kiri selalu seimbang. Seperti di ruang tamu, posisi dan jumlah jendela sama persis antara kanan dan kiri. Juga terdapat 2 cermin

besar yang sama persis digantung di dinding kiri dan kanan. Bahkan jeruji besi di jendelapun berjumlah delapan. Cheong Fatt Tze membangun mansion ini untuk istrinya yang ke tujuh.

Luar biasa! Saat melihat dinding bagian atas terdapat detail mozaik yang menempel menjadi sebuah ornamen indah yang terbuat dari susunan pecahan porselen. Konon untuk mengerjakan mozaik dengan

teknik Chien Nien ini sengaja didatangkan pekerja terampilnya dari Cina. Porselen yang digunakan adalah mangkuk asli dari Cina dan menghabiskan lebih dari 10.000 mangkuk. Belum lagi ukiran kayu, jendela, dan berbagai furniture indah terpajang begitu sempurna. Wajar saja bila Blue Mansion ini mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya adalah “Most Excellent” Heritage Conservation Award dari UNESCO tahun 2000.

Saat ini The Blue Mansion dijadikan hotel. Dengan total 38 kamar, tapi hanya 16 kamar yang disewakan untuk tamu. Jadi sangat dianjurkan untuk reservasi jauh hari sebelumnya bila ingin menginap di tempat ini.

PINANG PERANAKAN MANSIONAda satu lagi rumah besar dan mewah

TRAVEL penang

Page 15: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 15

peninggalan Baba-Nyonya yang wajib dikunjungi, Pinang Peranakan Mansion. Berlokasi di Lebuh Gereja atau Church Street, rumah mewah ini menjadi bukti warna-warni kehidupan mewah Baba-Nyonya pada masa lalu. Rumah mewah dua lantai yang dibangun pada akhir abad-19 ini awalnya adalah milik Kapitan Kwee Chung Keng, pemimpin kelompok Penang dan Perak Hai San dalam perang Larut tahun 1860-1884.

Rumah dengan cat bagian luarnya berwarna apple green itu tampak gagah diusianya yang sudah ratusan tahun. Perpaduan antara Timur dan Barat menjadi ciri khas arsitektur gaya Straits Eclectic yang sangat disukai keluarga Peranakan kaya pada masa itu. Seperti pilar besi padat dengan ukiran gaya Cina yang begitu indah. Juga jendela-jendela bergaya Prancis serta keramik yang diimpor dari Inggris merupakan ciri dari gaya arsitektur Straits Eclectic masa itu. Rumah besar dengan banyaknya ruang yang luas, atap yang tinggi serta jendela besar membuat rumah ini terasa sejuk karena sirkulasi udaranya

bagus.

Patut diacungi jempol usaha restorasi rumah sejarah ini karena apa yang kita lihat sungguh mengagumkan. Segala macam furniture, bahkan sampai peralatan makan seperti mangkuk, piring, sendok yang rata-rata terbuat dari porselen bernilai tinggi terkumpul rapi dalam jumlah yang sangat banyak. Sampai pakaian dan segala macam perhiasan yang dulu dipakai oleh Baba-Nyonya juga terpajang rapi dengan perawatan ekstra hati-hati. Salah satu yang menarik perhatian adalah kursi kayu yang diukir dan dihiasi kerang mutiara dengan cara dipotong-potong menjadi mozaik indah kemudian dibenamkan di kursi kayu tersebut, luar biasa!

Rasa kagum semakin bertambah ketika menelusuri bagian sebelah rumah yang merupakan bangunan kuil untuk menghormati leluhur. Kuil yang luas dan simpel, namun tetap dengan detail yang luar biasa indah. Di bagian atas, di sana terlihat warna-warni relief yang tidak dapat

dilewatkan untuk diabadikan dalam bidikan kamera. Tepat di depan meja sesembahan berdiri tegap sang Kapitan Kwee Chung Keng yang diabadikan dalam bentuk patung dalam ukuran yang sebenarnya.

Selama berkeliling baik di The Blue Mansion maupun Pinang Peranakan Mansion hari itu kami merasa seperti berada di dunia lain dengan berbagai kisah kejayaan dan kekayaan Baba-Nyonya. Kira-kira berapa ya kalau dua Mansion itu dirupiahkan....entahlah!

Kiri atas: Salah satu ruang terbuka bagian tengah rumah; Ruang tidur utama Baba-Nyonya; Lampu antik tetap ter-awat dengan baik (kanan atas); Kuil sesembahan leluhur terdapat patung Kapiten Kwee Chung Keng; Pinang Peranakan Mansion tampak dari luar.

Page 16: WINGS edisi mei-juni-10

16 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

DI TIMUR KALI MANTAN

Mendengar kata Borneo, saya selalu terngiang-ngiang tentang hutan, hewan langka, suku Dayak hingga ilmu hitam. Tapi kesan itu menjadi bercampur ketika berada di Balikpapan. Sebuah kota modern yang

berisi keunikan keragaman Indonesia.

TRAVEL balikpapan

Warna-warni Etnik

Page 17: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 17

DI TIMUR KALI MANTANK

eriuhan Balikpapan di Kalimantan timur sepertinya jauh dari citra tradisional Kalimantan. Pulau terbesar ketiga di

dunia ini adalah tanah bagi empat propinsi Indonesia, sisanya adalah negara Brunei dan dua negara bagian Malaysia yakni Sabah dan Sarawak.

Kini, denyut kehidupan Balikpapan disokong oleh minyak, gas dan bahan tambang lainnya. Sebuah buku panduan wisata menjuluki Balikpapan sebagai “aircon oil boomtown”.Kesan sekilas tentang Balikpapan adalah kota yang modern, dengan hotel dan restoran yang mengesankan, disinggahi banyak maskapai penerbangan, pusat-pusat perbelanjaan dan tentu tak kekurangan pernak-pernik kehidupan malam. Karuan saya jadi bertanya-tanya dalam hati, kemana sejarah dan legenda Borneo, apakah ada di balikpapan atau hilang selamanya?

Sambil merenung, saya menaiki sebuah mikrolet, melewati hotel-hotel mewah, melewati fasilitas kilang minyak Pertamina yang sangat luas, melingkar ke belakang jalan dan lorong dekat Kampung Baru. Akhirnya saya berhenti di pinggir kampung tradisional Indonesia. Saya lalu memperhatikan seorang pria yang sibuk dengan perkakas pertukangannya. Namanya Sawedi. Ia seorang tukang kayu, berasal dari

Sulawesi Selatan. Ia bercerita padaku, “Kami, orang Bugis, datang kesini dari Sulawesi, 50 tahun yang lalu, dan telah menetap di sini.”

Dari generasi ke generasi, Sawedi dan orang-orang Bugis ini telah terkenal akan kepiawaiannya sebagai tukang kayu, keahlian maritim sebagai pelaut dan pembuat kapal, dan sebagai kaum migran ke seluruh daerah di Indonesia. Saya perhatikan, Sawedi dan teman-temannya, Aji dan Amboirang dengan bangga bercerita bahwa merekalah yang membangun pasar ikan yang baru di Balikpapan.Ketika saya bergerak dari rumah-rumah panggung yang berada di atas air di tepi pantai kembali ke daratan, Yusuf dan keluarganya memberi isyarat pada saya untuk singgah di tokonya. Tapi ia tidak meminta saya membeli barang-barangnya, setiap orang malah sangat ramah dan peduli. Mereka bangga akan desanya. Kami pun berdiskusi tentang sejarah dan kebudayaan sambil minum-minum kopi. Yusuf bilang, “Di kampung ini, orang Bugis, Madura, Batak, Jawa, Banjar dan Manado tinggal bersama.”

Setelah berjabat tangan dan berpisah dengan Yusuf dan keluarganya, saya melanjutkan perjalanan. Ketika saya melewati sebuah warung kecil, Naji mengundang saya bergabung bersamanya. Naji menjelaskan ia berasal dari Madura, sebuah pulau di pesisir utara Jawa Timur. Saat

TEKS & FOTO : CAMPBELL BRIDGE

kami minum kopi tubruk bersama keluarganya, kami bicara tentang Islam dan budaya Madura. Obrolan kami berkisah soal masjid-masjid di Pamekasan dan Sumenep, sate Madura dan kerapan sapi yang sangat terkenal di pulau itu.

Tapi pikiran saya masih melayang jauh ke perkampungan yang menjorok ke laut. Cerobong-cerobong yang aneh dari kilang minyak yang menyeruak ke angkasa mengganggu pandangan saya. Menyeberangi jalan setapak yang berbahaya, karena terbuat dari papan yang rapuh, membawa saya

Page 18: WINGS edisi mei-juni-10

18 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

ke sebuah jembatan yang sepanjang 100 meter menuju kampung Bugis. Jembatan ini agak goyah sebenarnya. Memasuki sebuah dunia di mana rumah-rumah kayu dibangun di atas air, saya disambut oleh senyuman di sana-sini. Di tengah keluarga-keluarga, anak-anak, hewan peliharaan, saya terbuai oleh aroma sedap yang berpendar dari dapur-dapur rumah termasuk rokok hingga rempah-rempah.

Di dekat Kebun Sayur, ada pasar tradisional yang menjual benda-benda permata yang ‘handmade’ dan batu-batu berharga lainnya. Sambil saya memperhatikan Rani menjalin batu-batu berharga itu dengan benang, ia bercerita, “Meski ini hanya pekerjaan sampingan, saya telah bekerja di sini selama dua tahun. Setiap kalung terbuat dari batu yang diambil dari pedalaman Kalimantan. Perlu satu jam untuk mengerjakannya.”Rani bercerita bahwa ia berasal dari Kalimantan asli. Sambil mengobrol, saya tak tahan untuk sekaligus memperhatikan lingkungan di sekitar saya yang ‘sangat Indonesia’. Pertama Ibu Ita dengan dagangan satenya yang ditaruh di atas kepalanya. Bersamaan dengan aroma rokok, kacang dan sate yang berembus di sekitar kami, saya mendengar suara adzan di kejauhan. Dan ibunya Rani langsung sholat di

lantai warung itu. Sekonyong-konyong saya merasa tidak berada di atmosfir kota booming minyak dalam beberapa menit itu.

Bila Anda ingin punya pengalaman tentang suku Dayak dan Rumah Panjang di Kalimantan, Anda mesti menjelajah di kawasan utara Balikpapan selama beberapa jam menuju Samarinda. Dari Samarinda, dimulailah salah satu perjalanan sungai paling hebat di dunia, Sungai Mahakam. Atau bisa juga ke utara lagi, melihat-lihat Rumah Panjang milik suku Dayak Kenyah dan Apokayan. Untung saya berkenalan dengan Pak Rustam, pemandu wisata yang baik. Ia menyediakan buat saya taksi ke Samarinda. Pak Rustam punya pengetahuan yang luar biasa tentang kehidupan lokal, khususnya Kalimantan Timur. Ia memang punya mobil ber-AC yang bisa dipakai

TRAVEL balikpapan

Page 19: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 19

di jalur Balikpapan-Samarinda. Bahkan, Rustam juga oke untuk urusan perjalanan menempuh hutan belantara.

Di Kalimantan, festival dan acara seremoni lokal merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan. Pada bulan September, biasanya berlangsung perayaan besar kultur Dayak, yakni di Tenggarong, tepatnya Festival Erau yang berlangsung selama beberapa hari, jadwal untuk tahun ini 11 - 18 juli 2010. Dari Balikpapan, Tenggarong bisa ditempuh dalam beberapa jam. Sementara, sekitar satu jam dari Samarinda, di Pampang, ada desa Dayak Kenyah, di mana kita bisa menyaksikan pertunjukkan tari dan nyanyi setiap hari Minggu. Baik Festival Erau maupun Pampang, sangat direkomendasikan.

Ada banyak tempat makan di Balikpapan. Sebut saja, mau warung khas yang menyajikan masakan Banjar atau restoran modern, semua ada. Ada sebuah restoran yang bernama Bondi, yang di dalamnya ada ruang tamu untuk pastry shop hingga outlet es krim. Bagian ini berhubungan dengan bagian terbuka dari restoran itu, tempat kita bisa menikmati makanan hasil laut lokal.

Selain itu ada Open House, yang terletak di atas bukit. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan ke seluruh kota. Restoran ini juga merangkap coffee house. Ruang makan milik Open House terbentang di dalam ruang-ruang yang biasanya digunakan untuk tempat tinggal. Seluruh isi rumah tidak didekorasi seperti restoran, melainkan sebagaimana layaknya rumah tinggal. Buku-buku dan meja komputer bertebaran sekaligus tertata

apik menghiasi rumah. Ketika saya ngobrol hingga larut malam dengan Victoria Kalalo, publice relations officer Hotel Le Grandeur, ia berkata bahwa saya telah belajar tentang Kalimantan cukup banyak. “Sebenarnya, sekitar 90 persen dari orang-orang yang tinggal di Balikpapan berasal dari tempat lain. Keluarga saya sendiri sebenarnya berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Tapi kami telah bermukim di sini selama bertahun-tahun.”

Kami berdua duduk sambil menikmati kopi Sumatera dalam gelas-gelas kecil, seraya memandang kilau kilang tambang minyak yang berpendar di perairan Selat Makassar. Saya merasa tidak lebih mendalam lagi dalam menemukan keunikan Balikpapan. Tapi, kesan saya, kota ini memang menawarkan banyak fasilitas kehidupan modern, sekaligus keunikan keragaman etnik Indonesia.

Page 20: WINGS edisi mei-juni-10

20 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

SUPER STUFF

Nokia memang tidak pernah berhenti berinovasi. Hal ini dilakukan untuk menarik dan memuaskan para

penggunanya. Baru-baru ini Nokia kembali mengumumkan edisi putih untuk E-72. Tak hanya chasing putih, Nokia juga menawarkan aneka asesories pendukung, seperti Nokia Bluetooth Headset BH-216 atau Nokia StereoHeadset WH- 205, pouch, serta strap yang seluruhnya berwarna putih. E-72 edisi baru ini dibalut chasing yang seluruhnya berwarna putih. Sepintas tak berbeda jauh warha putih pada Blackberry Gemini. Dan Nokia edisi putih ini tampaknya membidik para pengguna wanita.

NOKIA E-72 TAMPIL ELEGAN DENGAN WARNA PUTIH

Bila Anda penggemar film heroik, tentunya Anda masih ingat dengan sosok Tony Stark yang sangat jenius dan berjiwa heroik di

film Iron Man beberapa tahun lalu. Dalam waktu dekat ini dikabarkan akan diputar film sequelnya Iron Man 2 yang kelihatannya tak akan kalah menarik dari film sebelumnya.

Seperti biasa pasti akan muncul segala macam merchandise mengiringi kemunculan film ini. Salah satunya adalah Disney Store. Nampaknya Disney Store tak mau kehilangan momen istimewa peluncuran film tersebut makanya dengan segera memasarkan flashdisk Iron Man 2 berkapasitas 4GB. Flashdisk ini berbentuk karakter Iron Man yang tangguh dan kuat.

Tentunya hal ini menjadi kabar gembira bagi Anda jika Anda adalah fans berat Lady gaga dan gadget lover. Ketenaran penyanyi eksentris, Lady Gaga

mengilhami sebuah perusahaan elektronik Earloomz dalam memproduksi perangkat buatannya. Belum lama ini Earloomz telah meluncurkan headset bluetooth edisi Lady Gaga yang tersedia dalam empat versi yaitu Famous, Monster, Speechless dan Fame. Earloomz Lady Gaga merupakan headset Bluetooth yang dapat disesuaikan dengan gaya pribadi para penggunanya. Versi Earloomz kali ini mendukung Bluetooth v2.1 + EDR

dengan headset dan profil hands-free. Mendukung Multipoint

untuk menghubungkan dua telepon pada saat

yang sama dan keberadaan

fungsi fitur noise reduction.

HEADSET BLUETOOTHLady GAGA

FLASHDISKIron Man 2 4GB

Page 21: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 21

Memanjakan seorang wanita tidak selalu hanya dengan perlakuan dan kata-kata kasih sayang semata

namun dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu contoh misalnya Anda dapat memanjakan wanita dengan memberinya sebuah kamera yang sangat feminim dan sempurna.Kamera tidak ketinggalan jaman dan dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, hampir

Ingin menjadikan mobil Anda sebagai tempat yang tidak membosankan? Tentu hal itu tidaklah sulit. Banyak perangkat hiburan yang

bisa dipasang dalam mobil Anda untuk mengatasi kebosanan dalam perjalanan. Salah satunya

perangkat produk SONY Jepang, yaitu Walkman speaker dock RDP-NWV500. Perangkat yang sekilas seperti termos untuk air minum ini dilengkapi dengan 2-way speaker 16-watt dengan Woofer 56mm dan tweeter 20mm yang mampu menawarkan kualitas suara mencakup area 360 derajat.Selain itu, Sony RDP-NWV500 ini juga memiliki top-mount control dan dilengkapi dengan sebuah remote control. Perangkat tersebut kabarnya baru dirilis pada bulan April 2010 ini, dengan menawarkan sejumlah warna pilihan seperti hitam dan oranye. Anda berminat memilikinya?

setiap wanita sekarang menyukai fotografi, baik sebagai objek untuk difoto ataupun sebaliknya. Dengan disain dan warna yang cantik, SONY Cyber Shot DSC-W350D hadir menjawab kebutuhan para wanita ini.Ada dua pilihan warna yang tersedia saat ini, Jewel Pink dan Pure White yang menekankan kedua pola yang unik dan ditaburi dengan kristal. Dengan berbagai fitur seperti, 14 Megapixel, 4x optical zoom, ISO 80-3200 dan Optical SteadyShot. Kamera dengan LCD 2,7 inch ini dapat merekam video HD 720p. SPESIAL UNTUK PARA WANITA

SONY CYBER SHOT DSC-W350D

DOCK RDP-NWV500SONY WALKMAN SPEAKER

Page 22: WINGS edisi mei-juni-10

22 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

IN THE BALIEM VALLEYIn the wild western highlands of the island of New Guinea, far closer to most of Australia than Jakarta, lies the Baliem valley.

Festival Time

TRAVEL the baliem valley

Page 23: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 23

TEXT & PHOTOS : CAMPBELL BRIDGE

Page 24: WINGS edisi mei-juni-10

24 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Wwhile the verdant green cultivated valley floor sits surrounded by the

rocky peaks of the mountain spine of New Guinea, the real attractions of this spectacularly wonderful area are the tribes who live here. The remarkable unique culture is celebrated annually of the region is celebrated annually at the Baliem Festival.

The Dani people of the Baliem valley are the largest ethnic group among Papua’s two million people who between them speak as many as 250 distinct languages. The huge size of New Guinea and the mountainous terrain have ensured that the different groups who have remained isolated from each other for thousands of years have developed very distinctive cultures and lifestyles.

Over the past 50 years, many changes

have been brought to this remote area by both Indonesians and Europeans but the old ways and traditions remain. From Jayapura the plane to Wamena airport in the heart of the valley passes over the virtually impassable mountains and jungles before swooping into the valley with its villages of market gardens and thatched covered hut compounds. The green fields and the snaking Baliem River make a sight of mountain scenery which is totally unexpected on an equatorial island like New Guinea.

Once on the ground you may be initially startled by the sight of a man walking down the street with a pig under each arm while dressed only in a penis gourd and a few feathers. While many people in the town of Wamena (certainly not everyone) wear western clothes, the dress particularly outside town still remains penis gourds or koteka for men and low slung fibre

skirts for many of the married women. In such a place, the unusual quickly becomes normal – within a day I have ceased to be surprised by sights of an almost naked man operating an ATM machine, using a mobile phone or taking a few pigs for a ride on a motor cycle.

For centuries, warfare was at the centre of the lives of the Dani. Great battles were held over land, women and animals. Warfare also became more ritualised. The complex ancient culture of the Dani has fascinated writers and anthropologists for over 50 years. In “Under the Mountain Wall”, written by Peter Mathieson, he described that to the Dani, “a day of war is dangerous and splendid”. Traditionally, men engaged in warfare rub their bodies and faces with pig grease, fur or ash, wore fancy head dresses of feathers and the fur from strange animals like the cuscus while covering their bodies in all kinds

TTTTTT the baliem valley

Page 25: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 25

of feathers, necklaces, bibs. Long boar tusks protruded from their noses.

These days, life in the Baliem valley is somewhat less belligerent but remains an extraordinary cultural experience nevertheless. Every year the Baliem Cultural Festival is staged as a way for the Dani and the local sub tribes, the Lani and the Yali to display their culture and provide a substitute for the real tribal warfare of the past. Held at Muliama village about 20 kilometers from Wamena, the event more or less coincides with Indonesia’s Independence Day celebrations. The spectacle permits the ritual of the warfare of the past to continue today but without the bloodshed.

The festival, which takes place over a number of days in August each year, comprises of several days singing, dancing and traditional music. A definite highlight of the festival is the demonstrations and recreations of

the art of warfare – Dani style. Dozens of warriors both male and female, arrange themselves into armies. Their bodies and faces are decorated with pig grease, clay, ash and fur. They clutch bows, arrows and spears as they feint and charge each other.

The fierce faces of warriors with boar’s tusks protruding from their nostrils brandishing arrows and spears and shouting – “Hu…hu…hu” is a spectacle to behold. Arrows are fired at “opposing” armies and spears are brandished but no blood is shed – it is all intended only as a threatening show of force.

As the day wears on, more light hearted events such as archery and spear throwing competitions and even pig racing (kerapan babi) take place to the amusement of the crowd. Feasts of traditional foods are cooked for the crowds.

For a change of pace and scenery, go on one of the many trekking trips to the spectacular villages of one of the tribes scattered throughout the valley. Treks can be from a couple of hours to a number of days. They offer a great opportunity to see the real Dani lifestyle – from the Dani men’s and women’s separate traditional houses in

the villages and gardens of the Dani to the sturdy wooden bridges across the fast flowing mountain rivers. Unlike in most of Indonesia, in the villages pigs and dogs roam. For Dani men, wives and pigs can be a sign of social status. You will notice people with parts of fingers missing – the result of a custom where both men and women may cut off fingers if bereaved by the loss of loved one. Such sights are not unusual.

The people are most welcoming. It is fascinating to wonder through the fields, over the wooden bridges, and then through the high wooden fences surrounding the villages of neat grass huts. Other things to be seen include many interesting markets and even mummies in various villages. In Wamena and elsewhere there are large numbers of souvenirs available including wooden ceremonial masks, weapons, birds of paradise ornaments, necklaces, spears, bows and arrows, paintings and, of course, the koteka or penis gourd.

As one who has travelled through vast areas of other parts of Indonesia to the east, Papua is a completely different experience.

Page 26: WINGS edisi mei-juni-10

26 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Adanya akar budaya yang erat antara Mandar dengan Makassar adalah salah satu alasan sehingga lomba perahu terkeras, tercepat dan terjauh di dunia, Sandeq Race, tetap

dilaksanakan dengan etape Mandar (Mamuju) – Makassar. Akar budaya yang tumbuh sejak pemerintahan I Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumaparisi’ Kallonna, Raja IX Kerajaan Gowa (1500 – 1546) yang mengubah orientasi kerajaan dari pertanian ke maritim. Sandeq Race adalah ajang aktualisasi kebudayaan orang-orang Mandar (Sulawesi Barat) di mata dunia. Istilahnya, para passandeq (pelaut Mandar) tidak hanya jago kampung saja. Sandeq Race 2010 (XII) akan dilaksanakan pada 29 Juli – 7 Agustus 2010. Kegiatan ini merupakan hajatan terkolosal di Sulawesi Barat, melibatkan pelaut, keluarganya, pengusaha, masyarakat umum, hingga pejabat. Sepertinya tak ada momen kebudayaan di Indonesia se-kolosal Sandeq Race yang pentasnya di laut sepanjang 400 km! Selama sepuluh hari sekitar 47 sandeq akan berlomba dalam beberapa etape, yaitu

Mamuju – Deking (29/7), Deking – Somba (30/7), Somba – Majene (31/7), segitiga di Majene (1/8), Majene – Polewali (2/8), segitiga di Polewali (3/8), Polewali – Ujung Lero (Pinrang/Parepare) (4/8), segitiga Ujung Lero (5/8), Ujung Lero – Barru (6/8), dan Barru – Makassar (7/8). Setiap sandeq akan diikuti satu armada kapal motor yang biasa digunakan nelayan Mandar menangkap ikan tuna. Jadi, setidaknya akan ada 47 sandeq dan 47 kapal motor yang berarak beriringan di sepanjang pesisir barat Sulawesi. Di atas kapal motorlah para pelayar sandeq makan dan beristirahat, setiap selesai berlomba. (M. Ridwan Alimuddin)

SANDEQ RACENapak Tilas Dua Peradaban Maritim

EVENT sandeq race

Page 27: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 27

Page 28: WINGS edisi mei-juni-10

28 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

LEISURE situ cileunca

Sejak dulu Bandung menjadi kota favorit bagi orang Jakarta dan sekitarnya untuk mengisi waktu libur. Apalagi bila libur panjang tiba, kota ini dibanjiri mobil berplat B hingga seringkali

menambah kemacetan di beberapa titik. Alih-alih ingin berlibur menghindar dari keruwetan kota Jakarta, ketemu kemacetan juga di Bandung. Wah!

Namun liburan kali ini kita tidak akan bermacet ria di kota Bandung. Kita menuju Situ Cileunca yang berada di desa Warnasari, Pangalengan, Bandung Selatan yang dapat kita tempuh dengan mobil sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Bandung. Situ atau danau buatan ini bisa menjadi alternatif tempat berlibur bersama keluarga. Menurut penduduk sekitar, situ ini dinamakan Cileunca karena dahulu daerah ini banyak tumbuh pohon leunca. Hijaunya pepohonan, ladang pun sawah tersusun rapi dalam aluran terasiring pada deretan bukit menjadi pemandangan indah sepanjang jalan.

Sesampainya di lokasi, kita bisa menggelar tikar, berleha-leha di bawah rindangnya pepohonan di taman yang cukup luas sambil menikmati udara segar. Atau bisa juga berkeliling danau dengan menggunakan perahu motor atau perahu dayung yang dapat kita sewa. Liburan kita akan semakin asyik dengan kegiatan memetik buah strawberry di kebunnya yang dapat kita tempuh selama 15 menit dengan menggunakan perahu motor. Selama perjalanan tersebut, kita bisa melihat indahnya pemandangan Gunung Wayang, Malabar, dan Windu. Kalau kita tidak membawa bekal makanan, di sini banyak tempat makan. Makanan yang wajib dicoba bila berlibur ke sini adalah Ayam Dadak, dimana penyajiannya serba mendadak alias bila ada yang pesan menu ini, ayam baru ditangkap dan dimasak. Hmm...menarik juga!

Berperahu Ria

TeKS & FOTO : RISTIYONO

DI SITU CILEUNCA

Page 29: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 29

Kupat Tahu Gempol mungkin sudah tidak terasa asing ditelinga orang Bandung. Makanan tradisional yang terdiri dari kupat, tahu, toge, bawang goreng dengan lumuran sambal kacang serta kerupuk ini sudah ada sejak tahun 1965. Pertama kali didirikan oleh ibu Juju yang kemudian diteruskan oleh Ibu Yayah. Warung yang terkesan ala kadarnya ini mulai melayani pembeli dari jam 5.30-11.00 wib. Namun biasanya sekitar jam 10.00 wib kupatnya sudah habis. Jadi kalau tidak ingin kehabisan, ya kita harus buru-buru ke warung yang berada di Jl. Gempol atau tepatnya di pasar Gempol, Bandung ini.

Gerobak sederhana dengan kursi plastik dan meja sederhana yang selalu mangkal di sebelah Pasar

Andir, Jl. Jendral Sudirman, Bandung ini mampu bertahan lebih dari 60 tahun. Bubur Ayam Pak Otong ini buka setiap hari dari jam 18.00-01.00 wib. Memang di Bandung banyak sekali penjual bubur ayam, namun bubur ayam Pak Otong wajib kita coba saat bertandang ke kota kembang ini. Rasa bubur ayamnya memang

Adalah Ibu Maria, yang lebih dikenal dengan Ceu Mar telah membuka warung nasi khas Sunda ini lebih dari 20 tahun silam. Warung C’mar berlokasi di jalan Terusan ABC no. 21, Bandung. Warung ini setiap hari buka melayani pengunjung dari jam 19.00-08.00 wib. Tempat ini akan sangat ramai pengunjung ketika waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Sehingga jangan kaget kalau kita akan menjumpai antrian panjang di pinggir jalan mirip para tamu undangan hajatan mengantri makanan yang disajikan secara prasmanan. Soal harga tergantung dari menu yang kita ambil. Asal tahu saja, menu yang ditawarkan disini adalah menu masakan khas sunda, dan kita mengambil sendiri apa yang ingin kita makan. Tersedia juga berbagai macam minuman seperti teh, kopi, es jeruk dan minuman kemasan botol lainnya.

BANDUNG’S FAVOURITES HAWKER FOOD

berbeda, sangat gurih dengan suwiran ayam kampungnya yang super lebar dibanding tempat lain. Bubur ayam Pak Otong terkenal di kalangan anak muda Bandung sebagai “bubur setan” atau “bubur bondon” lantaran waktu berjualannya hingga dini hari. Buburnya komplit dan porsinya banyak, harganya pun murah.

KUPAT TAHU GEMPOL

WARUNG C’MAR

BUBUR AYAM PAK OTONG

LEISURE bandung

Page 30: WINGS edisi mei-juni-10

30 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Semangat Wings Air Menjangkau Daerah Terpencil

Searah jarum jam: Sesaat sebelum pemecahan kendi peresmian rute baru Wings Air oleh Gubernur Sumatera

Utara didampingi jajaran management Wings Air dan pejabat Pemda Sumut. Peta rute baru Wings Air. Para

penumpang menaiki tangga ATR 72-500. Sesaat setelah tiba di Bandara DR. Ferdinand L Tobing, Tapanuli Tengah.

Dengan dipecahkannya kendi oleh Gubernur Sumatera Utara, H. Syamsul Arifin, SE pada 2 Mei 2010 di Polonia Medan menandakan telah dibu-kanya rute baru Wings Air di wilayah Indonesia

bagian barat. Selanjutnya Gubernur, management Wings Air dan masyarakat melakukan penerbangan perdana pada rute Medan-Sibolga. Kota Medan menjadi hub untuk 2 pesawat baru jenis ATR 72-500 yang baru datang dari pabriknya di Toulouse, Prancis dengan regristrasi PK-WFI dan PK-WFJ. Pesawat berkapasitas 72 seat ini akan melaya- ni rute Medan ke beberapa kota disekitarnya.

Dirut Lion Air, Edward Sirait memaparkan bahwa Medan sebagi kota besar sangat mempengaruhi kemajuan perekonomian kota-kota kecil disekitarnya. Untuk itu Wings Air hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan penerbangan masyarakat. Adapun rute baru yang dibuka adalah rute Medan-Gunung Sitoli dengan nomor

penerbangan IW 1260, dua kali sehari. Rute berikut-nya adalah Medan-Sibolga dengan nomor pener-bangan IW 1254, sekali sehari. Untuk rute Medan-Meulaboh sekali sehari dengan nomor penerbangan IW 1252. Sedang rute Medan-Lhokseumawe, sehari sekali dengan nomor penerbangan IW 1250. Selain rute-rute tersebut, Wings Air juga melayani rute Medan-Penang dengan frekwensi tiga kali sehari.

“Langkah Wings Air akan terus melaju dengan mengembangkan rute-rute feeder ke hub-hub utama. Hal ini dilakukan untuk menjangkau semua daerah yang belum bisa diterbangi dengan pesawat besar dan daerah-daerah terpencil dengan mengu-tamakan kenyamanan, keamanan dan keselamatan penerbangan yang menjadi dasar pelayanan Lion Air dan Wings Air,” jelas Edward Sirait.

NEWS rute baru

Page 31: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 31

Page 32: WINGS edisi mei-juni-10

32 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

Page 33: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 33

Page 34: WINGS edisi mei-juni-10

34 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010

PONSELSemua ponsel dan peralatan elektronik yang menggunakan pemancaran radio tidak diperbolehkan selama berada didalam pesawat, hal ini sangat mengganggu sistem navigasi dan ko-munikasi dengan menara pengawas setempat.

PERALATAN ELEKTRONIKUntuk penggunaan Laptop dan PDA boleh dipergunakan setelah fasten seatbelt “OFF” dengan menggunakan flat mode. Setelah fasten seatbelt “ON” untuk persiapan mendarat maka penumpang harus mematikan pengguna laptop dan PDA tersebut.

BARANG -BARANG BERHARGA LAINNYABarang- barang yang mudah terbakar (seperti korek api), me-ledak (petasan), material yang mengandung magnet, baterai, tabung gas, tidak diperbolehkan untuk dibawa.

MEROKOKPeraturan Pemerintah melarang kegiatan merokok selama dalam penerbangan, Terdapat detektor asap disemua toilet dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar peraturan.

PERJALANAN DENGAN ANAK-ANAKLion Air tidak menyediakan makanan bayi untuk rute do-mestik dan popok tidak disediakan dipesawat. Lion Air hanya menyediakan air panas untuk susu bayi.

BAGASIBarang atau benda tajam harus di pak dalam bagasi dan tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam bagasi kabin.Bawalah benda berharga dalam tas yang anda bawa sendiri.Perhatikan berat bagasi anda.

- Bagasi untuk Rute Domestik Kelas Ekonomi : 25 kg Kelas Bisnis : 40 kg

- Bagasi untuk Rute Internasional Kelas Ekonomi : 20 kg Kelas Bisnis : 30 kg

UTAMAKAN KESELAMATANSabuk pengaman harus selalu terpasang sewaktu take-off dan landing. Dianjurkan untuk selalu memasang seat belt selama penerbangan.

Barang bawaan harus diletakan di atas kepala atau dibawah kursi di depan anda.

Silakan membaca kartu instruksi keselamatan yang terdapat di dalam kantung kursi. Di kartu tersebut anda bisa menge-tahui pintu darurat dan letak jaket pelampung.

Perhatikan baik-baik demo keselamatan dan instruksi yang diberikan oleh cabin crew.

Apa yang harus anda ketahuiTentang keamanan, kenyamanan dan keselamatan Anda didalam pesawat

Selamat Datang...

Page 35: WINGS edisi mei-juni-10

WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010 35

Page 36: WINGS edisi mei-juni-10

36 WINGS MAGAZINE Mei - Juni 2010