(word) kelompok 2-sosialisasi diversifikasi pangan-thp a 2012

42
LAPORAN HASIL SOSIALISASI PANGAN LOKAL DI SMAN 1 TENGGARANG, BONDOWOSO TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL disusun oleh: KELOMPOK A2 NUR KHOTIJA (121710101008) RIZKI KURNIAWAN (121710101009) EMI KURNIWATI (121710101021) SEPTI WULANDARI (121710101042) NUR WAHYU HIDAYANTI (121710101043) JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

Upload: cazperftp12

Post on 08-Feb-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN

TRANSCRIPT

Page 1: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

LAPORAN HASIL SOSIALISASI PANGAN LOKALDI SMAN 1 TENGGARANG, BONDOWOSO

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL

disusun oleh: KELOMPOK A2

NUR KHOTIJA (121710101008)RIZKI KURNIAWAN (121710101009)EMI KURNIWATI (121710101021)SEPTI WULANDARI (121710101042)NUR WAHYU HIDAYANTI (121710101043)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER2014

Page 2: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan rumah

tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik jumlah maupun

mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pangan merupakan salah satu dari tiga

kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Demi mewujudkan ketahanan pangan

yang baik, maka perlu dicanangkan beberapa program. Salah satunya memajukan

pangan lokal.

Indonesia kaya akan pangan lokal yang pada masing-masing daerah

memiliki potensi pangan lokal yang berbeda-beda. Pangan lokal merupakan

produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang dan dikonsumsi di suatu

daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Umumnya produk pangan

lokal diolah dari bahan baku lokal, teknologi lokal, dan pengetahuan lokal pula.

Di samping itu, produk pangan lokal biasanya dikembangkan sesuai dengan

preferensi konsumen lokal pula. Produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan

budaya lokal setempat, sehingga produk ini sering kali menggunakan nama

daerah, seperti gudek jokya, dodol garut, jenang kudus, beras cianjur, dan

sebagainya.

Pangan lokal menjadi identitas dan berpotensi meningkatkan perekonomian

masyarakat di wilayah tersebut. Inovasi dan kreativitas sangat diperlukan dalam

pemanfaatan pangan lokal agar kualitas yang melimpah juga dapat diimbangi

dengan pemanfaatan yang maksimal. Namun kendala saat ini adalah masyarakat

tidak memanfaatkan pangan lokal yang ada secara maksimal. Hampir sebagian

masyarakat masih berpaku pada satu produk yang dapat dihasilkan dari pangan

lokal tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pensosialisasian tentang pemanfaatan

pangan lokal secara maksimal, sehingga dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat setempat.

Page 3: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

1.2 Tujuan

Tujuan dari sosialisasi di SMAN 1 Tenggarang, Bondowoso adalah untuk

mengenalkan pangan lokal kepada siswa SMA. Sehingga harapannya pemahaman tentang

pemanfaatan pangan lokal dapat tertanam kepada mereka dan mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari – hari.

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari sosialisasi di SMAN 1 Tenggarang

adalah sebagai berikut :

a. Siswa memahami pentingnya mengkonsumsi pangan lokal yang ada di

Indonesia,

b. Siswa memahami pentingnya diversifikasi pangan dan pengoptimalan

pangan lokal daerah, dan

c. Memperkenalkan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas

Jember ke siswa/siswi SMAN 1 Tenggarang.

Page 4: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

BAB 2. REVIEW LITERATUR

2.1 Pangan lokal

Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi,

berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat

lokal tertentu. Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal,

teknologi lokal, dan pengetahuan lokal pula. Di samping itu, produk pangan lokal

biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula. Sehingga

produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal setempat. Karena itu,

produk ini sering kali menggunakan nama daerah, seperti gudek jokya, dodol

garut, jenang kudus, beras cianjur, dan sebagainya (Hariyadi, 2010)

Aneka ragam pangan lokal tersebut berpotensi sebagai bahan alternatif

pengganti beras. Sebagai contoh, di Papua ada beberapa bahan pangan lokal

setempat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan

baku pengganti beras, seperti ubi jalar, talas, sagu, gembili, dan jawawut. Produk

pangan lokal tersebut telah beradaptasi dengan baik dan dikonsumsi masyarakat

Papua secara turun temurun (Wahid Rauf dan Sri Lestari, 2009). Selain di Papua,

beberapa pangan lokal yang telah dimanfaatkan oleh masyarakatnya sebagai

bahan pengganti beras adalah jagung di Madura dan Gorontalo.

Pangan lokal atau pangan tradisional dapat berperan sebagai survival

strategi bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dalam sistem ketahanan

pangan. Pola pangan tradisional dapat menjadi pelengkap makanan pokok selain

beras, Adanya penggunaan bahan lokal yang biasanya lebih terjamin

ketersediaanya sebagai makanan pokok yang murah dan dapat dijangkau oleh

masyarakat setempat, berdampat pada penambahan pendapatan riil rumah tangga.

2.2 Deversifikasi pangan

Terdapat berbagai pengertian tentang diversifikasi pangan. Menurut

Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, penganekaragaman pangan

atau diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam

pangan dengan prinsip gizi seimbang.

Page 5: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Diversifikasi pangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 68 Tahun

2002 Tentang Ketahanan Pangan adalah upaya peningkatan konsumsi aneka

ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Prinsip dasar dari diversifikasi

konsumsi pangan adalah bahwa tidak satupun komoditas atau jenis pangan yang

memenuhi unsur gizi secara keseluruhan yang diperlukan oleh tubuh. Namun,

dengan adanya peranan pangan sebagai pangan fungsional seperti adanya serat,

zat antioksidan dan lain sebagainya sehingga dalam memilih jenis makanan tidak

hanya mempertimbangkan unsure gizi seperti kandungan energy protein,

karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral tetapi juga mempertimbangkan pangan

dengan peranan sebagai pangan fungsional.

Menurut Suhardjo (2009) semakin beragam konsumsi pangan maka

kualitas pangan yang dikonsumsi semakin baik. Oleh karena itu dimensi

diversifikasi pangan tidak hanya terbatas pada pada diversifikasi konsumsi

makanan pokok saja, tetapi juga makanan pendamping.

Soetrisno (2009) mendefinisikan diversifikasi pangan lebih sempit (dalam

konteks konsumsi pangan) yaitu sebagai upaya menganekaragamkan jenis pangan

yang dikonsumsi, mencakup pangan sumber energi dan zat gizi, sehingga

memenuhi kebutuhan akan pangan dan gizi sesuai dengan kecukupan baik ditinjau

dari kuantitas maupun kualitasnya.

Beberapa pengertian tentang diversifikasi pangan adalah sebagai berikut:

a. Diversifikasi pangan dalam rangka pemantapan produksi padi. Hal ini

dimaksudkan agar laju peningkatan konsumsi beras dapat dikendalikan,

setidaknya seimbang dengan kemampuan peningkatan produksi beras.

b. Diversifikasi pangan dalam rangka memperbaiki mutu gizi makanan

penduduk sehari-hari agar lebih beragam dan seimbang.

Menurut Hafsah(2009) pangan perlu beragam karena beberapa alasan, yaitu:

a. Mengkonsumsi pangan yang beragam adalah alternative terbaik untuk

pengembangan sumber daya manusia berkualitas.

b. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian dan

kehutanan.

Page 6: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

c. Memproduksi pangan yang beragam mengurangi ketergantungan kepada

impor pangan.

d. Mewujudkan ketahanan pangan yang merupakan kewajiban bersama

pemerintah dan masyarakat.

Diversifikasi pangan tidak dimaksudkan untuk menggantikan beras, tetapi

mengubah pola konsumsi masyarakat sehingga masyarakat akan mengkonsumsi

lebih banyak jenis pangan dan lebih baik gizinya. Dengan menambah jenis pangan

dalam pola konsumsi diharapkan konsumsi beras akan menurun.

Pada saat ini mayoritas masyarakat hanya mengkonsumsi bahan pangan

tertentu, sehingga ragam makanan yang dikonsumsi pun menjadi terbatas begitu

pula gizi yang diperoleh dari makanan tersebut. Manfaat diversifikasi pada sisi

konsumsi adalah semakin beragamnya asupan zat gizi, baik makro maupun mikro,

untuk menunjang pertumbuhan, daya tahan, dan produktivitas fisik masyarakat.

Keragaman pangan juga meningkatkan asupan zat-zat antioksidan, serat, serta

penawar terhadap senyawa yang merugikan kesehatan seperti kolesterol. Di

samping itu, keragaman juga memberikan lebih banyak pilihan kepada

masyarakat untuk memperoleh pangan sesuai preferensinya. Manfaat diversifikasi

dari aspek penyediaan adalah semakin beragamnya alternatif jenis pangan yang

dapat ditawarkan, tidak terfokus pada pangan tertentu saja.

Masyarakat Indonesia memiliki sistem budaya dan gaya hidup yang berbeda,

sehingga dimungkinkan bahwa kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan pokok non

beras yang saat ini mulai disosialisasikan akan berbeda. Makanan pokok berupa beras

saat ini dapat digantikan dengan bahan makanan lain, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Jagung adalah tanaman golongan rumputan kedua yang paling luas dibudidayakan di

Indonesia setelah padi. Komoditas ini memiliki potensi untuk menyangga kebutuhan

pangan non beras karena kandungan terbesar biji jagung adalah karbohidrat, dan

potensial digunakan sebagai bahan baku industri.

2. Ubi kayu/singkong menjadi bahan pokok setelah beras dan jagung. Umbi singkong

merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein.

3. Ubi jalar (ketela rambat) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan

adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi.

Page 7: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Selain makanan pokok berupa beras, diversifikasi juga dapat dilakukan terhadap

makanan pokok lain seperti kedelai. Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama

setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama

bagi masyarakat. Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varitas unggul kadar

proteinnya dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung

singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai

kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

Impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia diketahui

mencapai 70%. Oleh karena itu perlu adanya diversifikasi bahan pangan kedelai agar

ketergantungan bahan pangan impor menjadi berkurang dengan bahan makanan sebagai

berikut :

1. Kacang Tunggak

Kacang tunggak dapat dikonsumsi pada setiap tahap pertumbuhannya sebagai

sayuran. Daunnya merupakan sumber makanan penting di Afrika sebagai sayuran

hijau seperti bayam. Polong mudanya seringkali dicampur dengan bahan makanan

lainnya (Davis, 1991)

Biji kacang tunggak yang telah matang pada pengukuran 100 g mengandung 10

g air, 22 g protein, 1,4 g lemak, 51 g karbohidrat, 3,7 g vitamin,3,7 g karbon, 104 mg

kalsium dan nutrisi lainnya. Energi yang dihasilkannya sekitarnya sekitar 1420 kj/100

g. Pada biji yang masih muda dalam 100 g mengandung 88,3 air, 3 g protein, 0,2 g

lemak, 7,9 g karbohidrat, 1,6 vitamin, 0,6 karbon, dan energi yang dihasilkannya

sekitar 155 kj/100 g (Van der Maesen, 1993).

2. Kacang Gude

Kacang gude mengandung energi sebesar 336 kilokalori, protein 20,7 gram,

karbohidrat 62 gram, lemak 1,4 gram, kalsium 125 miligram, fosfor 275 miligram, dan

zat besi 4 miligram.  Selain itu di dalam kacang gude juga terkandung vitamin A

sebanyak 150 IU, vitamin B1 0,48 miligram dan vitamin C 5 miligram.  Hasil tersebut

didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram kacang gude, dengan jumlah

yang dapat dimakan sebanyak 100 %.

2.3 MOCAF (Modified Cassava Flour)

MOCAF adalah produk turunan dan tepung ubi kayu yang menggunakan

prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi. Mikroba yang tumbuh akan

Page 8: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

menghasilkan enzim pektinolitik dan sellulolitik yang dapat menghancurkan

dinding sel singkong, sedemikian rupa sehingga terjadi liberasi granula pati.

Proses liberasi ini akan menyebabkan perubahan karakteristik dari tepung yang

dihasilkan (Subagyo, 2006)

Granula tersebut akan mengalami hidrolisis yang menghasilkan

monosakarida sebagai bahan baku untuk menghasilkan asam-asam organik.

Senyawa asam ini akan terimbibisi dalam bahan, dan ketika bahan tersebut diolah

akan dapat menutupi aroma dan citarasa ubi kayu yang cenderung tidak

menyenangkan konsumen. Menurut Sbagio (2006), selama proses fermentasi

terjadi pula penghilangan komponen penimbul warna, seperti pigmen (khususnya

pada ketela kuning), dan protein yang dapat menyebabkan warna cokelat ketika

pemanasan. Dampaknya adalah warna MOCAF yang dihasilakan lebih putih jika

dibandingkan dengan warna tepung ubi kayu biasa.

Secara teknis, produksi MOCAF sangat sederhana, mirip dengan tepung

ubi kayubiasa tetapi disertai dengan fermentasi. Ubi kayu dibuang kulitnya,

dikerok lendirnya dan dicuci sampai bersih. Selanjutnya, ukuran diperkecil

dengan ukuran tertentu, dan dilakukan fermentasi selama 12-72 jam tergantung

dari bahan baku dan produk apa. Ubi kayu terfermentasi selanjutnya dikeringkan

baik dengan sinar matahari maupun pengering artifical. Namun, mutu prima akan

dihasilkan dengan pengeringan sinar matahari. Bahan yang telah kering kemudian

digiling dan diayak pada ukuran 80-120 mesh (Subagio, 2006).

2.3.1 Aplikasi MOCAF

Menurut Subagio (2006), selama ini tepung ubi kayu digunakan secara

terbatas untuk food ingredient, seperti subtitusi terigu sebesar 5% pada mie instant

yang menghasilkan produk dengan mutu rendah, atau pada kue kering. Namun

tepung ini sangat luas penggunaannya untuk bahan baku industri non pangan,

seperti lem. Dengan karakteristik khasnya, MOCAF dapat digunakan sebagai food

ingredient dengan dengan penggunaanya yang luas. Hasil uji coba menunjukkan

bahwa MOCAF dapat digunakan sebagai bahan baku dari berbagai makanan,

mulai dari mie, bakerry, cookies hingga makanan semi basah. Namun demikian,

yang perlu dicatat adalah bahwa produk ini tidak sama persis karakteristiknya

Page 9: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

dengan terigu, beras, atau yang lainnya. Sehingga dalam aplikasinya diperlukan

sedikit perubahan dalam formula, atau prosesnya sehingga akan menghasilkan

produk yang bermutu optimal.

Kue brownies, kue kukus, dan kue bolu dapat dibuat dengan berbahan

baku 100% MOCAF sebagai tepungnya. Produk yang dihasilkan mempunyai

karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan produk yang dibuat menggunakan

terigu tipe berprotein rendah (soft wheat). Kue-kue berbahan baku MOCAF ini

mempunyai ketahanan tehadap dehidrasi yang tinggi, sehingga mampu dismpan

dalam 3-4 hari tanpa perubahan tekstur yang berarti (Subagio, 2006).

Menurut Subagio (2006), MOCAF juga diujicoba digunakan beragam kue

kering, seperti cookies, nastar, dan kastengel, diman 100% tepungnya

menggunakan MOCAF. Hasilnya menunjukkan bahwa kue kering yang

dihasilkan mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan produk yang

dibuat dengan terigu tipe berprotein rendah. Hanya saja, MOCAF memerlukan

margarin atau mentega yang lebih banyak dibandingkan terigu untuk

mendapatkan tekstur yang baik.

Untuk kue basah, telah diuji coba aplikasi MOCAF pada kue lapis

tradisional yang umumnya berbahan baku tepung beras, atau terigu dengan

ditambah tapioka. Hasilnya menunjukkan bahwa MOCAF dapat menggantikan

tepung beras maupun terigu 100%. Kue lapis yang dihasilkan bertekstur lembut

dan tidak keras. Untuk cita rasanya, hasil uji organoleptik dengan resep standar

menunjukkan bahwa panelis tidak mengetahui bahwa kue-kue tersebut dibuat dari

MOCAF yang berasal dari ubi kayu (Subagyo, 2006)

Beberapa produk bakery yang menghasilkan gluten untuk meningktkan

pengembang volume produksi, seperti roti, sphagheti, dan molen, dapat

menggunakan MOCAF sebesar 20% sebagai pengganti terigu. Pada pembuatan

mie basah dan mie kering, MOCAF dapat menggantikan terigu sebanyak 40%

(Sunarsih, 2011). Sementara pada pembuatan cake, MOCAF dapat menggantikan

terigu sebanyak 70% (Luciana, 2006) dan pada donat, MOCAF dapat

menggantikan sebanyak 70% (Aliya, 2006). Pada pembuatan snack, terigu dapat

disubtitusi oleh MOCAF sebanyak 60% serta makaroni dan pia sebesar 50%.

Page 10: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Selanjutnya untuk nugget dan siomay penggunaan MOCAF sebesar 40%.

Penggunaan terigu pada pembuatan tepung bumbu dapat disubtitusi oleh MOCAF

sebanyak 20%. Selain itu, untuk pembuatan produk gorengan dan keripik

penggunaan terigu dapat disubtitusi oleh MOCAF sebanyak 75%, pada pangsit,

prol tape, dan wafer sebanyak 50%, dan bakpao yaitu sebanyak 20%. Pada

pembuatan produk biskuit, MOCAF dapat menggantikan terigu sebanyak 100%,

sedangkan pada kerupuk, martabak telur, dan manis adalah sebanyak 50%

(Sunarsih, 2011)

2.3.2 Proses Produksi MOCAF

Prinsip pembuatan mocaf adalah dengan memodifikasi sel singkong

dengan cara fermentasi, sehingga menyebabkan perubahan karakteristik yang

dihasilkan berupa naiknya viskositas (daya rekat), kemampuan gelasi, daya

rehidrasi, dan solubility (kemampuan melarut) sehingga memiliki tekstur yang

lebih baik dibandingkan dengan tepung tapioca atau tepung singkong biasa.

Singkong (Manihot esculanta) adalah bahan baku pembuatan MOCAF, Indonesia

memiliki kapasitas produksi bahan baku singkong yang cukup tinggi dan tersebar

diseluruh Indonesia dengan harga per kilogramnya yang variatif. Proses

pembuatan MOCAF dimulai dengan pengupasan biasa, cara ini dapat dillakukan

secara manual atau dengan menggunakan mesin pengupas, kemudian singkong

dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan asam sianida. Setelah bersih,

singkong dipotong dengan mnggunakan mesin perajang (slicer) menjadi

potongan-potongan ukuran 0,2 - 0,3 cm (chip). Selanjutnya dilakukan proses

perendaman dengan ditambahkan bakteri asam sitrat, setelah itu dijemur selama 4

– 5 dengan menggunakan tampah atau dengan menggunakan mesin pengering.

Cip yang sudah kering kemudian digiling dengan menggunakan mesin penepung,

kemudian hasilnya diayak sehingga didapatkan tepung MOCAF yang halus.

Kehalusan tepung akan berpengaruh terhadap daya rekat tepung pada saat

dgunakan (Afandi, 2010).

Page 11: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

ubi kayu

MOCAF

Pengupasan

pencucian

Pengecilan ukuran

Perendaman

Pengeringan matahari

penepungan

pengayakan

Asam sitrat

Kulit

Air

Larutan garam 0,1%

Limbah cair

Limbah cair

Limbah cair

sortiran

Gambar 2.2 Diagram Alir Pembuatan MOCAF

2.3.3 Sifat-sifat Fisikokimia MOCAF

MOCAF adalah tepung cassava atau tepung singkong yang telah

dimodifikasi dengan perlakuan fermentasi. Banyak teknik untuk memodifikasi

bahan berkadar pati tinggi antara lain dengan menggunakan bakteri asam laktat.

Dengan perlakuan fermentasi tersebut dihasilkna tepung singkong yang memiliki

tekstur lembut, putih dan tidak berbau khas singkong. Selain itu, MOCAF juga

memiliki daya gelasi, viskositas yang lebih baik dari pada tepung singkong biasa.

Sehingga memiliki karakteristik ddengan terigu. Namun memiliki perbedaan yang

mendasar yaitu MOCAF tidak memilikizat gluten seperti yang ada pada terigu,

g;iyen merupaka zat yang terkandung dalam protein, terigu kaya akan protein

Penggaraman 5 menit

Page 12: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

sedangkan MOCAF memiliki kandungan protein yang sangat sedikit (Afandi,

2010).

MOCAF memiliki kandungan karbohidrat yang tnggi, namun rendah

protein hal ini menyebabkan MOCAF memiliki kemampuan gelasi, rehidrasi dan

viskositas yang lebh rendah dibandingkan terigu, namun masih lebih baik

dibandingkan dengan tepung singkong biasa atau tepung gaplek. Terigu juga

mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat komplek yang tiak larut dalam air.

Jenis terigu dibedakan atas kandungan protein yang dimiliki oleh terigu,

kandungan protein dalam terigu menentukan kandungan gluten. Kualitas protein

serta gluten ditentukan dengan oleh kualitas Janis gandum. Protein sangat terkait

denga gluten, dimana gluten sendiri adalah suatu zat yang ada pada terigu,

sifatnya zat ini adalah elastic dan kenyal. Semakin tinggi kadar proteinnya maka

semakin banyak gluten yang ada pada tepung tersebut, begitu pula sebaliknya

(Yunus, 2009).

Kualitas terigu juga dipengaruhi oleh jumlah kadar air (moisture) pada

terigu. Kadar air berpengaruh besar sekali terhadap kualitas tepung. Bila kadar air

pada terigu tinggi maka tepung akan mudah rrusak disebabkan oleh pertumbuhan

jamur, dan bau apek. Bila kadar air tinggi maka kualiitas rendah dan harga jual

juga rendah. Kualitas terigu juga dipengaruhi oleh kadar abu yang ada paad terigu,

dimana kadar abu ini sangat mempengaruhi warna produk akhir. Kadar abu yang

tinggi menunjukkan terigu memiliki kualitas yang rendah.

Tabel 1. Perbedaan Komposisi Kimia MOCAF dengan Tepung Ubi Kayu

Komposisi MOCAF Tepung Ubi Kayu

Air (%) Max. 13 Max. 13

Protein (%) Max. 1,0 Max. 1,2

Abu (%) Max. 0,2 Max. 0,2

Pati (%) 85-87 82-85

Serat (%) 1,9-3,4 1,0-4,2

Lemak (%) 0,4-0,8 0,4-0,8

HCN (%) Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi

Page 13: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Tabel 2. Perbedaan Sifat Fisik dan Organoleptik MOCAF dengan Tepung Ubi

Kayu

Parameter MOCAF Tepung Ubi Kayu

Besar butiran/ mesh Max. 80 Max. 80

Derajat keputihan (%) 88-91 85-87

Kekentalan (mPa.s) 52-55 (2% pasta panas)

75-77 (2% pasta dingin)

20-40 (2% pasta panas)

30-50 (2% pasta dingin)

Warna Putih Putih agak kecoklatan

Aroma Netral Kesan ubi kayu

Rasa Netral Kesan ubi kayu

Page 14: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

BAB 3. METODOLOGI SOSIALISASI

3.1 Waktu dan Tempat

Sosialisasi dilakukan di SMAN 1 Tenggarang yang bertempat di Jalan

Raya Situbondo No 9, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso.

Sosialisasi dilakukan pada Sabtu, 22 Februari 2014 pukul 10.30 – 12.30 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam sosialisasi adalah viewer, speaker, dan laptop

sedangkan bahan yang digunakan adalah kuisioner dan contoh produk olahan

mocaf.

3.3 Meode Sosialisasi

Metode yang dilakukan dalam sosialisasi adalah metode tutorial, tanya

jawab, dan debat.

Page 15: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosialisasi mengenai pangan local dilaksanakan pada hari sabtu 22

Februari 2014, tepatnya di SMA Negeri 1 Tenggarang kabupaten Bondowoso.

Tema yang diangkat untuk sosialisasi adalah” Cintai Pangan Lokal Indonesia”.

Sosialisasi di mulai dari jam 10.15-12.45 .Adapun rincian dari kegiatan sosialisasi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Adapun persiapan yang dilakukan oleh kelompok 2 adalah mencari

ruangan dan juga menyiapkan viewer untuk presentasi. Hal ini dilakukan sendiri

oleh kelompok dua, karena pada saat itu sekolah sedang sibuk menghadapi ujian

praktek untuk kelas XII. Penyiapan ruangan dan viewer dibantu oleh para staf-staf

SMA Negeri 1 Tenggarang. Salah satunya adalah pak Rusdi. Walaupun saat jam

10.15 WIB sempat ada kendala, yaitu pak Rusdi yang bertanggung jawab

menyiapkan viewer ternyata masih ada kepentingan yang lain. Namun, Masih ada

staf yang lain yang membantu kita dalam persiapan ini. Sehingga pukul 10.20 kita

sudah bisa memasuki ruang kelas XI IPA 4.

2. Pembukaan

Acara sosialisasi pangan local dibuka dan dipandu oleh seorang

moderator. Penanggung jawab sebagai moderator adalah Emi Kurniawati. Acara

dibuka dengan cukup meriah sehingga tidak membosankan. Tanggapan dari

audiens juga sangat antusias dalam menyambut kedatangan kelompok dua. Hal itu

dibuktikan dengan bagaimana mereka bersikap. Sebenarnya sebelum kita

memasuki ruang kelas, siswa XI IPA 4 sedang melaukan kerja bakti pembuatan

taman dalam rangka menghadapi sekolah adiwiyata. Kami sempat pesimis melihat

keadaan itu, karena setidaknya mereka sudah lelah dengan kegiatan sebelumnya.

Tetapi dugaan kami salah. Ketika kami sampai di XI IPA 4 dan kami berbicara

dengan ketua kelasnya, seketika suasana berubah. Dengan cepat dan cekatan

mereka berusaha merapikan diri mereka untuk mengikuti acara kami. Selain diisi

dengan perkenalan dari kelompok dua dan juga beberapa siswa IPA 4, pada acara

pembukaan juga ditampilkan video universitas jember. Hal ini dilakukan agar

Page 16: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

mereka mengenal almamater kita terlebih dahulu dan juga untuk menghindari

kebosanan. Para siswa cukup antusias dalam menyimak video yang kami

tampikan. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan seputar Universitas Jember.

3. Materi 1

Sekitar pukul 10.30 acara inti pun di mulai. Moderator mempersilahkan

pemateri satu untuk membawakan materi tentang potensi pangan local dan

pembuatan MOCAF. Materi disampaikan oleh Rizki Kurniawan. Penyampaian

materi dilakukan dengan cara presentasi power point dan juga pemutaran video

tentang pembuatan mocaf. Selain itu, pemateri juga sangat memahami kondisi

kelas dengan tetap berkomunikasi dengan audience. Beberapa kali Rizki

menanyakan tentang materinya kepada para siswa, dan siswa pun sangat antusias

dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Rizki. Tidak hanya itu, terdapat

beberapa siswa yang juga mencatat maateri yang disampaikan oleh Rizki. Materi

berlangsung selama 30 menit.

4. Ice Breaking

Setelah penyampaian materi, acara dikembalikan kepada moderator. Untuk

menghilangkan sedikit kejenuhan, moderator melanjutkan acara ice breaking.

Acara ini dilaksanakan dengan melatih konsentrasi audience dengan sebuah

permainan sederhanan. Adapun permainan yang dilakukan adalah permainan

warna. Yaitu jika moderator mengatakan hijau, maka audience harus bertepuk

satu kali, merah dua kali dan jika warna biru harus bertepuk tiga kali. Ice breaking

berlangsung cukup meriah. Ada lima siswa yang tidak berkonsentrasi saat

permainan. Dan kelima siswa tersebut diberi hukuman sesuai dengan kesepakatan

bersama. Dan hukumannya adalah bernyanyi di depan kelas. Acara bernyanyi

semakin meriah dengan adanya sang gitaris elas IPA 4.

5. Materi 2

Setelah acara ice breaking selesai maka dilanjutkan dengan penyampaian

materi ke 2 yaitu tentang pembutan kue brownies dari tepung mocaf. Materi ke 2

ini disampaikan oleh Nur Khotija. Penyampaian materi ke 2 dari Nur Khotija

lumayan serius tetapi tetap santai sehingga siswa-siswi SMAN 1 TENGGARANG

dapat menerima materi dengan baik pula. Bahan-bahan yang digunakan dalam

Page 17: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

tepungmocaf, coklatbubukdan baking powder

Ayak

DCC

Cairkan dg minyakgoreng

Aduk rata

5 sendok adonan

adukdengan spatula

Mixerhingga mengembang

telur, guladangaram

Tuang dlmloyang

kukus 5’

½ adonan

kukus 10’

SKMsisaadonan

Tuang

kukus 20’

Angkat dinginkan

pembuatan brownies ini juga sederhana yaitu tepung mocaf, telur, baking powder,

coklat bubuk, gula, minyak goreng dan susu kental manis. Pembuatan kue

brownies ini juga mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang. Berikut skema

kerja pembuatan kue brownies:

Antusiasme siswa-siswi Tenggarang sangat tinggi dalam menerima

materi, hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa siswa yang mencatat resep dari

pembuatan brownies untuk dapat diaplikasikan sendiri dirumah.

Page 18: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

6. Diskusi

Acara diskusi dipandu oleh Nur Wahyu Hidayat. Diskusi dilakukan

dengan cara tanya jawab antara peserta dan pemateri.Saat diskudi berlangsung,

antusias para siswa sangat tinggi. Terdapat lebih dari 10 siswa yang mangangkat

tangan saat sesi diskusi di mulai. Namun karena waktu yang dimiliki juga

terbatas, maka pemandu diskusi hanya memilih 7 siswa untuk bertanya.

Pertanyaan yang diajukan cukup berbobot. Yaitu mengenai pembuatan mocaf,

diversifikasi pangan, dan juga potensi pangan local. Salah satu siswa yang sangat

aktif dalam sesi diskusi adalah Andi dengan nomor absen 5. Hehe, segitu

deketnya kita dengan mereka ya. Padahal baru pertama kali bertemu dengan

mereka. Sesi diskusi berjalan cukup meriah. Tidaj hanya tanya jawab atar siswa

dan pemateri, tetapi juga ada beberapa tanggapan dari pra siswa.

7. Game

Game dipandu oleh Emi dan Nur. Game yang dilaksanakan bertema

tentang pangan local yang dinamakan game berjodoh. Sebelum kami berangkat ke

SMA Negeri 1 tenggarang, kami sudah menyiapkan gulungan kertas sesuai

dengan jumlah siswa di IPA 4. Adapun gulungan kertas tersebut terdiri dari dua

kata yang berbeda. 17 kertas berisi tulisan “Pangan Lokal” dan 18 kertas lainnya

berisitulisan “Indonesia”. Gulungan keras tersebut dibagi secara acak oleh semua

anggota kelompo dua. Kemudian, pemandu game meminta kepada siswa untuk

membuka gulungan kertas secara bersamaan. Jika kertas mereka berjodoh antara

‘pangan local” dan “Indonesia” maka pasangan berjodoh segera maju untuk

menunjukkan gulumgan kertas kepada peandu game. Siapa yang tercepat,, maka

pasagan tersebut adalah pemenangnya. Dan pemenang tersebut sebenarnya adalah

korban. Karena mereka harus menjelaskan ulang mengenai pangan local. Hehe,

jebakan sih. Siswa cukup antusias dalam mengikuti game ini. Walaupun kedua

pasangan yang bertugas menjelaskan, namun beberapasiswa juga mengajukan diri

untuk menambahkan penjelasan mereka.

Page 19: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

8. Debat pangan local

Debat pangan local yang dilkukan oleh kelompok dua bertema “ Pangan

Lokal vs pangan import”. Hal ini dilaukan dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengetahuan mereka mengenai materi yang sudah disampaikan

pada acara tersebut. Dan debat pangan local ini bisa dikatakan berhasil. Kaena

para peserta sangat berantusias dalam mengikuti debat panggan local. Sistem

debat ini dilaksanakan dengan pembagian kelompok pro dan kontra. Untuk para

siswa IPA 4, kita setting sebagai kelompo pro terhadap pangan local. Sementara

kami berlaku sebagai kelompok kontra. Acara ini dimulai dengan pemberian

pendapat dari Rizki dan tetap dipandu oleh moderator yang berperan untuk

menengahi jalannya acara. Pada acara ini, semua anggota kelompok kami

berperan dan mengikuti acara. Acara berjalan cukup meriah dan sengit. Para siswa

tidak pernah menyerah dalam membela pangan local, dan kami juga tetap

memancing mereka agar wawasan mereka tentang pangan local semakin terbuka.

Saat debat berlangsung, banyak hal yang disampaikan oleh mereka. Yaitu

mengenai kelebihan pangan local, potensi pangan local di daerah masing-masing

dan juga produk-produk pangan local.

9. Pembagian kuisioner

Untuk menyakinkan kembali bahwa pemikiran mereka tentang pangan

local sudah bertambah. Kami juga melakukan pembagian kuisioner kepada para

siswa. Pemberian kuisioner dilakukan oleh septi. Selain itu, septi juga berperan

sebagai fotografer yang mengabadikan acara kami :D. Adapun isi dari kuisioner

tersebut adalah sebagai berikut ;

Saat pembagian kuisioner berlangsung, kami juga melakukan pembagian

brownies mocaf sebagai percobaan produk dan juga untuk mengetahui tingkat

kesukaan mereka terhadap brownies yang dibuat dari mocaf. Untuk

memperkenalkan tentang THP, kita juga menampilkan video yang berisi profil

THP dan kgiatan-kegiatan kami di THP.

10. Pembagian hadiah

Pembagian hadiah ditujukan untuk memberikan reward kepada peserta

yang aktif dan juga memenangkan permainan. Pemberian hadiah ini dilaksanakan

Page 20: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

oleh moderator. Sedangkan yang memberikan hadiah adalah Rizki, dan Nur

Wahyu. Selain pemberian hadiah, kami juga memberikan kenang-kenangan

kepada IPA 4. Pemberian kenang-kenangan dilakukan oleh septi yang kemudian

diserahkan kepada wakil ketua kelas IPA 4.

11. Penutup

Acara sosialisasi kami berjalan cukup lancar dan menyenangkan. Semua

materi sudah tersampaikan dengan baik. Para siswa-siswi SMAN 1 Tenggarang

juga dapat menerima materi dengan baik. Tibalah saatnya kami diacara terakhir

yaitu penutupan. Sebelum moderator menutup acara sosialisasi, kami kelompok

dua bersama-sama menyampaikan jargon yang telah kami buat. Jargon dari kami

berbunyi “SMAN 1 Tenggarang, cinta pangan lokal Indonesia”. Awalnya kami

mempraktekkan jargon kepada siswa-siswi terlebih dahulu, setelah itu kami

bersama-sama menyerukan jargon tersebut, dan akhirnya semua bertepuk tangan

dan bergembira bersama. Setelah itu moderator menutup acara sosialisasi kami.

Tak lupa sebelum kita meninggalkan ruang kelas kita semua berfoto bersama

sebagai bentuk kekeluargaan dan kenang-kenangan .

12. Penempelan poster

Sebelum kami meninggalkan SMAN 1 TENGGARANG kami tak lupa

menempelkan beberapa poster yang telah kami buat tentang pangan lokal dan

tepung mocaf. Poster hanya ditempel pada salah satu mading saja yaitu pada

mading pengumuman. Penempelan mading dilakukan oleh Emi Kurniawati dan

Rizki Kurniawan.

Page 21: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

BAB 5. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil sosialisasi dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Sosialisasi penting dilakukan dengan tujuan pengenalan pangan lokal

ke masyarakat umum khususnya siswa di kalangan remaja

b. Sosialisasi dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu

persentasi, tanya jawab, diskusi, relaksasi, dan debat.

c. Sosialisasi yang dilakukan di SMAN 1 Tenggarang Kabupaten

Bondowoso berjalan dengan lancar tanpa kendala yang dialami.

4.2 Saran

Kegiatan sosialisasi dapat diterapkan pada mata kuliah lainnya untuk

meningkatkan public speaking mahasiswa.

Page 22: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu

Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu

Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Aliya. 2006. Mengenal Teknik Penjernihan Air. Semarang : CV Aneka Ilmu.

Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa. 2006. “Reaksi Pasar Publikasi

Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.

Davis, M. L. dan Cornwell, D. A. 1991. Introduction to Environmental Enginee-

ring . Second edition. Mc-Graw-Hill, Inc. New York

Hafsah, Mohammad Jafar. (2004), “Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan

Menengah”, Infokop, No. 25, Tahun XX

Hariyadi, P. 2010. Mewujudkan Keamanan Pangan Produk-Produk Unggulan

Daerah.

Rauf, A. Wahid, Sri Lestari. 2009. Pemanfaatan Komoditas Pangan Lokal

Sebagai Pangan Alternatif Di Papua. Jurnal Litbang Pertanian, 28(2),

2009

Subagio, A. 2006. Industrialisasi Modified Cassava Flour (MOCAF) sebagai

Bahan Baku Industri Pangan untuk Menunjang Diversifikasi Pangan

Pokok Nasional.Fakultas Teknologi Pertanian.Universitas Jember. Jember.

Page 23: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Suhardjo. 2009. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.

Sunarsih. (2001). Kepemimpinan Transformasional Dalam Era Perubahan

Organisasi. Jurnal Managemen dan Bisnis. Vol 5 No.2. Desember 2001 :

106-116.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan

Pertama. Penerbit Kencana, Jakarta

Van der Maesen dan Somaatmadja S, 1993. Proses Sumber Daya Nabati Asia

Tenggara l. gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yunus, Cengel. 2009. Heat Transfer. New York : Americas.

Page 24: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Lampiran

Pembukaan dan Perkenalan

Penyampaian materi 1 (Potensi Pangan Lokal

Materi 1 ( pembuatan mocaf)

Pemutaran Video mengenai Universitas Jember

Ice breaking

Penampilan dari siswa XI IPA 4

Page 25: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Penyampaian materi 2 ( pembuatan Brownies Mocaf)

Antusiasme siswa mengikuti materi

Salah satu siswa yang berantusias mencatat materi

Page 26: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Antusiasme siswa saat sesi diskusi

Andi (salah satu penanya saat diskusi

Antusiasme siswa saat sesi diskusiMenjawab prtanyaan

Pembagian brownies mocaf

Page 27: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Pemenang game pangan lokal

Penempelam poster di mading

Review materi

Menjawab pertanyaan

Page 28: (WORD) KELOMPOK 2-SOSIALISASI DIVERSIFIKASI PANGAN-THP A 2012

Foto Bersama

Hasil Pengisian KuisionerHasil pengisian kuisioner

Hasil Pengisian kuisionerPresensi kehadiran