workshop pjas p ratmono
TRANSCRIPT
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA2012
SURATMONODirektur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan
Kebijakan Pelaksanaan Pengawasan dan Sampling PJAS
Disampaikan pada Workshop Inisiasi Perkuatan Pengawasan PJAS
Hotel Lumire , 19 September 2012
Namun, PJAS memiliki potensi masalah: (1) Keseimbangan gizi; (2) Penambahan bahan berbahaya, bahan tambahan pangan (BTP) yang melebihi batas amannya, serta (3) kontaminan kimia dan mikroba patogen. Selain itu, sering didapati Buruknya Praktek Penyajian PJAS
2
Pangan jajanan anak sekolah (PJAS) memegang peranan strategis karena merupakan sumber asupan gizi penting bagi anak sekolah.
PJAS sering dikonsumsi oleh anak sekolah. Sebanyak 48% responden memiliki frekuensi jajan sering/selalu yaitu ≥ 4 kali per Minggu, sedangkan 51% siswa kadang-kadang jajan dalam seminggu. Hanya 1% siswa yang tidak pernah jajan.
(Monitoring dan verifikasi profil PJAS Nasional, 2008)
Hasil sebuah survei di Bogor menunjukkan PJAS menyumbang 36% kebutuhan energi anak sekolah
PENTINGNYA PENGAWASAN PJASPENTINGNYA PENGAWASAN PJAS
KLB KERACUNAN PANGAN TH 2001 - 2011
Tempat Tinggal 46.09%Sekolah/Kampus 24.22%Kantor/Pabrik 4.69%Tempat Perayaan 7.59%Asrama 2.34%Tempat Terbuka 6.25%
Supermarket/Pasar 0.78%Tempat Ibadah 1.56%Posyandu 1.56%Lainnya 3.12%Tidak Dilaporkan 7.81%
Gambaran KLB Keracunan Pangan di Indonesia Tahun
2011
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110
50
100
150
200
250
26
4334
164
184
159
179
197
115
163
128
Tahun
4
Pencanangan Gerakan Nasional Menuju Pangan Jajanan yang Aman, Bermutu dan Bergizi oleh Wapres RI,
31 Januari 2011
JAMINAN KEAMANAN, MUTU, DAN GIZI PJAS
• 25 % Keracunan (KLB) terjadi di Sekolah• Periode Tahun 2010 -2011 Pangan Jajanan Tidak
Memenuhi Syarat berkisar 35 – 44 %.• Anak sekolah merupakan cikal bakal generasi
penerus bangsa yang harus disiapkan dengan baik , jika tidak maka hukum sejarah akan berlaku, dimana akan terjadi kemunduran suatu bangsa.
PEMBERDAYAAN KKEMANDIRIAN KOMUNITAS SEKOLAH
PENTINGNYA PENGAWASAN PJASPENTINGNYA PENGAWASAN PJAS
5
TANTANGAN PENGAWASAN PJAS
TANTANGAN PENGAWASAN PJAS
Catchment Area yang sangat luas
Keterbatasan infra struktur dan
Petugas
Wilayah sekolah yang sangat
terpencil dan sulit dijangkau
Beragamnya jenis pangan
Peran Pemerintah Daerah dan BB/BPOM INTERVENSI PJAS
Instrumen kebijakan
Regulasi Daerah terkait PJAS
Program PJAS lainnya terkait kebutuhan spesifik lokal (Misal
pengemba-ngan model kantin sehat &
pengelo-laan PJAs
ImplementasiPengawasan
(Sampling dan
Pengujian) serta tindak
lanjutnya
Pembinaan
(pelatihan,
penyuluhan,
pember-dayaan)
komunitas sekolah, kegiatan
KIE (talkshow
, pameran,
dsb)
Replikasi Model Kantin Sehat
Sekolah dan
Pengelolaan PJAS
Program PJAS
Lainnya (Penyebaran Rapid
Test Kit untuk
pengawasan
mandiri, Penyebaran BTP,
dsb)
6
Kesuksesan Aksi Nasional
PJAS
Pedoman-pelaksana-an tingkat Daerah
Monitoring dan Evaluasi
• Pengawasan dan pembinaan 4.500 SD/MI
• Sampel PJAS MS 56 %
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
• Pengawasan dan pembinaan 9.000 SD/MI
• Sampel PJAS MS 70 %
TAHAPAN PELSAKSANAAN PENGAWASAN PJAS(AKSI NASIONAL PJAS)
• Pengawasan dan pembinaan 13.000 SD/MI
• Sampel PJAS MS 80 %
• Pengawasan dan pembinaan 18.000 SD/MI
• Sampel PJAS MS 90 %
KITA DI SINI
Permasalahan Teknis Sampling PJAS• Jenis sampel yang dijual di sekolah bervariasi • Belum memiliki database jam operasional SD
untuk keperluan sampling dan KIE• Pada saat sampling SD yang dituju sudah
tidak ada kegiatan sehingga aktifitas pedagang sudah tidak ada
• Jumlah SD yang terawasi masih terbatas, tidak sesuai antara jumlah SD dan petugas yang memeriksa
• Pada saat sampling kedua untuk produk yang TMS, penjual sudah tidak berjualan di sekolah semula.
• Masih adanya penyalahgunaan bahan yang dilarang serta penggunaan BTP yang melebihi kadar maks pada pangan a.l mie mengandung formalin dan borax, baso (borax), kudapan (rhodamin B, formalin), makanan ringan (borax, rhodamin B), minuman (rhodamin B)
• Perilaku / kebiasaan yang tidak baik saat mengolah pangan;
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN SAMPLING PJAS TAHUN 2012 – TAHAP 1
Pengujian PJAS di Wilayah Kerja BB/BPOM
Uji Parameter PJAS Lengkap7%
Uji Parameter PJAS Tidak Lengkap
93%
Kesesuaian Jumlah Sampel PJAS
Jumlah Sampel Sesuai Juknis30%
Jumlah Sampel Tidak Sesuai Juknis
70%
Jumlah Sampel Sesuai Juknis Jumlah Sampel Tidak Sesuai Juknis
Kesesuaian Jumlah Sekolah Lokasi Sampling PJAS
Jumlah Sekolah Sesuai Juknis
73%
Jumlah Sekolah Tidak Sesuai
Juknis27%
Jumlah Sekolah Sesuai Juknis Jumlah Sekolah Tidak Sesuai Juknis
Sebaran Lokasi Sampling PJAS di Kabupaten / Kota
Sampling di Kabupaten/Kota
27%
Hanya di Ibukota Provinsi
73%
Sampling di Kabupaten/Kota Hanya di Ibukota Provinsi
SAMPLINGPANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
JUMLAH DAN LOKASI SAMPLING
• 30 SD/ MI/ sederajat :• 15 SD/ MI/ sederajat yang akan
diberikan Bimbingan Teknis• 15 SD/MI lainnya ditentukan
sedemikian rupa sehingga mewakili (representative).
Balai Besar POM
• 15 SD/MI/ sederajat yang merupakan SD/MI/ sederajat terpilih yang akan diberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Balai POM
SASARAN
WAKTU/FREKUENSI SAMPLING
Sampling dilakukan secara serentak oleh Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia sebanyak 2 (dua) tahap yaitu :
– Tahap 1 dilakukan pada bulan Februari – Maret, dan dilaporkan paling lambat tanggal 15 Mei 2012
– Tahap 2 dilakukan pada bulan September-Oktober, dan dilaporkan paling lambat tanggal 5 Desember 2012.
KRITERIA SAMPLING
PJAS yang sering dan
diduga mengandung bahan tambahan
yang dilarang
digunakan pada
pangan, BTP
berlebih dan atau tercemar.
Sebagai tindak lanjut
kasus/masalah dari
suatu PJAS yang
terbukti TMS
berdasarkan hasil
sampling tahun
sebelumnya.
PJAS yang sangat
diminati anak-anak sekolah.
PJAS yang produsennya berada di wilayah
kerja BB/BPOM di ibukota propinsi
dan 1 -2 di Kabupaten
/Kota.
PJAS yang peredarannya luas.
JENIS PJAS DAN PARAMETER UJINo Jenis PJAS Parameter Uji
Kualitatif Kuantitatif1 Minuman berwarna,
minuman serbuk dan sirup
Pewarna yang dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat) Pemanis buatan (siklamat, sakarin),
acesulfam K) Cemaran mikroba : , APM Koliform,
APM E. coli, Salmonella sp, S. aureus, dan .
2 Jeli, agar-agar atau produk gel lainnya
Pewarna yang dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat) Pemanis buatan (siklamat, sakarin) Cemaran mikroba (MPN , S. aureus)
3 Es (es mambo, lolipop, es lilin, es teler, es cendol, es campur, es cincau, es kelapa, es teh dan sejenisnya)
Pewarna yang dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat) Pemanis buatan (siklamat, sakarin) Cemaran mikroba : , APM Koliform,
APM E. coli, Salmonella sp, S. aureus, dan .
4 Mie (disajikan/siap dikonsumsi)
Pewarna yang dilarang (Methanyl Yellow), Formalin, Boraks
Formalin Cemaran mikroba (MPN E. coli, S.
aureus)
No Jenis PJAS Parameter UjiKualitatif Kuantitatif
5 Bakso (sebelum diseduh/disajikan) Formalin, Boraks Formalin Cemaran mikroba : , APM
Koliform, APM E. coli, Salmonella sp, S. aureus,
C. perfringens.6 Kudapan (makanan gorengan
seperti bakwan, tahu isi, cilok, sosis, ayam goreng, batagor,lumpia, pempek, model, tekwan, sate kikil, lontong dan sejenisnya)
Formalin, Pewarna yang dilarang ( Methanyl Yellow Rhodamin B), Boraks
Pemanis buatan (siklamat, sakarin) (untuk yang rasa manis)
Benzoat Formalin Nitrit (khusus untuk Sosis
Sapi) Cemaran logam berat (Pb) Cemaran mikroba (, MPN
E. coli, Staphylococcus aureus)
7 Makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi dan sejenisnya)
Pewarna yang dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow), Boraks
Pengawet (benzoat, sorbat)
Pemanis buatan (siklamat, sakarin)
Cemaran mikroba (MPN E. Coli, S. aureus)
Jumlah sampel untuk masing-masing
jenis/merek harus memenuhi kebutuhan
untuk pengujian.
Harus ada sampel pertinggal
(retain sample) kecuali sampel
yang mempunyai masa simpan kurang dari 7 (tujuh) hari.
Disampling dan disimpan dalam waktu sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun atau
sama dengan waktu
kedaluwarsa produk yang
bersangkutan.
SAMPEL
TINDAK LANJUT
Jika produk PJAS TMS, maka Balai Besar/Balai POM melakukan tindakan intervensi yaitu:
Bekerja sama dengan pihak sekolah khususnya tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk meningkatkan kesadaran para guru, orang tua murid, murid dan pedagang sekitar sekolah yang bersangkutan terhadap keamanan pangan
Bekerja sama dengan dinas terkait untuk melakukan pembinaan kepada pedagang yang bersangkutan.Bekerja sama dengan dinas terkait untuk melakukan
penelusuran kepada pengolah/pembuat pangan dan selanjutnya melakukan pembinaan kepada pengolah/pembuat pangan yang bersangkutan.
• Pengujian harus dilakukan terhadap semua parameter uji yang ditetapkan untuk masing-masing jenis PJAS. Jika tidak dilakukan pengujian terhadap parameter yang ditetapkan, harus dilaporkan/diberikan catatan mengapa pengujian parameter tersebut tidak dilakukan pada laporan hasil pengujian PJAS
• Jika ditemukan PJAS selain dari 7 (tujuh) jenis PJAS di atas, maka parameter yang diuji mengacu pada parameter uji jenis pangan yang paling mendekati
• SD/MI/sederajat yang tidak diberikan bimtek tidak dilakukan pengujian mikroorganisme)
POINTERS PENTING PELAKSANAAN SAMPLING PJAS
Hasil Pengawasan PJASTahun 2012
PENGAWASAN PJAS 2009-2012PENGAWASAN PJAS 2009-2012
KETERANGAN :Penyebab TMS antara lain karena mengandung bahan berbahaya, bahan tambahan pangan berlebih dan atau cemaran mikrobaPenggunaan bahan berbahaya : tahun 2009 (12 %), tahun 2010 (18%) dan tahun 2011 (6,96%), tahun 2012 (9%)Penggunaan BTP berlebih : tahun 2009 (21%), tahun 2010 (23%), dan tahun 2011(20,45%), tahun 2012 (24%)Cemaran mikroba : tahun 2009 (67%), tahun 2010 (59%), dan tahun 2011 (69,71%), tahun 2012 (66%)
Hasil Uji Terhadap 7 Jenis Pangan yang Ada Di Juknis PJASHasil Uji Terhadap 7 Jenis Pangan yang Ada Di Juknis PJAS
Keterangan :1. Permasalahan cemaran mikroba melebihi batas maksimal
masih menjadi kendala PJAS yang TMS2. Terjadi kenaikan penyalahgunaan bahan berbahaya dari 6,96%
pada tahun 2011, menjadi 9% pada tahun 2012
N Pelanggaran = 2669
CEMARAN MIKROBA MELEBIHI BATAS
- BB/BPOM yang menguji dengan hasil MS adalah Bandung- BB/BPOM yang tidak menguji mikrobiologi Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Aceh, Pangkal
Pinang, Kep. Riau, dan Gorontalo- Cemaran
Parameter uji Bakso Es Jelly / Agar
Kudapan
Makanan ringan
Mie Minuman Berwarna dan Sirup
MPN Coliform Melebihi Batas Maksimal 78 226 27 23 2 3 109ALT Melebihi Batas Maksimal 86 211 4 366 10 10 132Angka Kapang Khamir Melebihi Batas Maksimal 163 8 3 1 127E. Coli Melebihi Batas Maksimal 21 25 2 29 1 14 12S. aureus positif 4 17 1 31 13 3 2Salmonella positif 3 1 1C.Perfringens Positif 2 1Total 191 646 34 458 29 31 383
CEMARAN MIKROBA MELEBIHI BATAS
BTP MELEBIHI TAKARAN
Dari hasil pengujian PJAS, daerah Jawa Tengah dan Kalimantan Barat adalah daerah dengan hasil uji pemanis dan pengawet buatan melebihi batas maksimal utamanya karena penggunaan pemanis buatan siklamat. Musim kemarau yang terjadi saat pelaksanaan sampling meningkatkan permintaan terhadap produk es serta minuman berwarna yang menjadi penyebab utama penggunaan BTP Pemanis buatan melebihi batas maksimal
CEMARAN LOGAM BERAT
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
BORAKS
5 Besar
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
FORMALI
N
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
METHANIL
YELLOW
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
RHODAMIN
B
•Kemandirian dalam pengawasan PJAS seharusnya berada di tangan Pemerintah Daerah sesuai dengan amanat yang tertuang di PP 28/2004
•Transfer pengetahuan serta sharing lesson learned dari kegiatan BPOM akan membantu Pemda menyusun program pengawasan PJAS yang Lebih Efektif
•Keberlanjutan Program PJAS tergantung pada komitmen yang dibangun oleh tiap stakeholder
Peningkatan Koordinasi dengan Lintas Sektor
PENUTUP• Masalah keamanan pangan utamanya PJAS sangat
kompleks, diperlukan kerjasama antar pemangku kepentingan guna mewujudkan pangan yang aman, bermutu dan bergizi bagi masyarakat, yaitu pemerintah sebagai pengawas;
• Badan POM terus menerus berupaya melakukan pengawasan pangan, namun tidak bisa sebagai single player, perlu kerjasama sinergis antar stakeholder sepanjang rantai pangan dari hulu hingga hilir (form farm to table) secara terintegrasi dalam mewujudkan keamanan PJAS di Indonesia.
• Perlu dukungan infrastruktur yang kuat untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh, disertai dengan kompetensi petugas yang memadai
• Transfer pengetahuan dan sharing pengalaman kepada Pemda untuk terlibat aktif dan menyeluruh dalam pengawasan PJAS, diharapkan nantinya, tiap daerah dapat menyusun sendiri prioritas program PJAS yang spesifik lokasi.
- Tahap 2 ?- Tahun 2013?
Bagaimana Rencana Pengawasan PJAS ke Depan?
Bahan Diskusi Bagaimana Tindak Lanjut Pengawasan PJAS Dapat
Berjalan Efektif
Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan
Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat Telp.: 021- 4241781 Fax 021- 4253856 Email: [email protected]
TERIMA KASIHTERIMA KASIH