wrap up b17

44
Problem Based Learning ( PBL ) Kelompok B17 Ketua: Rinda Putri Anggraini (1102009248) Sekretaris: Muhammad Fauzi (1102009183) Anggota Kelompok: Muhammad Ghassan (1102009184) Muhammad Ichsan (1102009185) Rika Yuliana (1102009246) Rina Chairunnisa (1102009247) Sonia Rizky Tatyana (1102008246) Triyoga Perkasa (1102008257) M. Dwi suprayogi (1102008314)

Upload: mgilangg

Post on 10-Aug-2015

57 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up B17

Problem Based Learning

( PBL )

Kelompok B17

Ketua:

Rinda Putri Anggraini (1102009248)

Sekretaris:

Muhammad Fauzi (1102009183)

Anggota Kelompok:

Muhammad Ghassan (1102009184)

Muhammad Ichsan (1102009185)

Rika Yuliana (1102009246)

Rina Chairunnisa (1102009247)

Sonia Rizky Tatyana (1102008246)

Triyoga Perkasa (1102008257)

M. Dwi suprayogi (1102008314)

FAKULTAS KEDOKTERAN

Jakarta

2009

Page 2: Wrap Up B17

SKENARIO 1DEHIDRASI

Seorang anak perempuan, umur 4 tahun, dibawa ke UGD RS karena mengalami mencret lebih sejak 3 hari sebelum ke RS, sehari lebih dari 10 kali, disertai dengan muntah dan kembung. Anak merasa haus dan jumlah kencingnya sedikit. Pemeriksaan fisik : anak tampak lemas, bibir dan lidah kering (tanda-tanda dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan tubuh). Sebelum dibawa ke rumah sakit, ibunya telah memberikan larutan gula garam dengan konsentrasi larutan dan cairan yang sesuai, berupa larutan padat cair. Sebagai seorang muslim, ibu penderita di wajibkan memenuhi hak dalam perawatan anak berupa segera membawa ke rumah sakit bila diare tidak berhenti dan memberi anaknya minuman sesuai dengan etika minum dalam Islam. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Kadar Natrium : 130 mEq/l, Kalium : 2.0 mEq/l dan Klorida : 95 mEq/l.

2

Page 3: Wrap Up B17

Step 1Sasaran Belajar

TIU I Memahami larutan dan cairan TIK 1 Menjelaskan Definisi Larutan dan Cairan TIK 2 Klasifikasi Larutan TIK 3 Klasifikasi Cairan TIK 4 Fungsi Cairan Tubuh TIK 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan

TIU II Memahami larutan padat cair TIK 1 Definisi larutan padat cair TIK 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan padat cair TIK 3 Adsorpsi padat - cair

TIU III Memahami keseimbangan cairan tubuh TIK 1 Definisi keseimbangan cairan tubuh TIK 2 Pengaturan Cairan TIK 3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh

TIU IV Memahami gangguan keseimbangan cairan tubuh (Dehidrasi) TIK 1 Definisi dehidrasi TIK 2 Macam-macam dehidrasi TIK 3 Tanda dan gejala dehidrasi

TIU V Memahami mineral (Natrium, kalium dan klorida) TIK 1 Macam-macam mineral TIK 2 Absorbsi mineral TIK 3 Defisiensi dan kelebihan Mineral TIK 4 Sumber dan kebutuhan Mineral Sehari-hari

TIU VI Memahami gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh (Natrium, Kalium)

TIK 1 Gangguan keseimbangan natrium TIK 2 Gangguan keseimbangan pada kalium

TIU VII Memahami dehidrasi pada anak TIK 1 Definisi dehidrasi TIK 2 Macam-macam dehidrasi TIK 3 Tanda dan gejala dehidrasi

TIU VIII Memahami etika minum dalam Islam TIK 1 Teori etika TIK 2 Dalil terkait etika minum dalam islam

3

Page 4: Wrap Up B17

Step 2

Mandiri

4

Page 5: Wrap Up B17

Step 3 Mensintesis dan Menguji Informasi

TIU I Memahami Larutan dan Cairan

TIK 1. Menjelaskan Definisi Larutan dan CairanLarutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang

terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut).Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau

gas.

TIK 2. Klasifikasi larutan1. Berdasarkan tingkat kejenuhannya :

- Larutan tidak jenuh

Larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh, dengan kata lain larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh (masih dapat larut).

- Larutan jenuh

Larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut setimbang dengan solut padatnya atau larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

- Larutan lewat jenuh

Larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

2. Berdasarkan daya hantarnya :- Larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik.

a. Elektrolit Kuat : Larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya  air),  seluruhnya  dapat  berubah  menjadi  ion-ion  dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α  =  1).

5

Page 6: Wrap Up B17

Yang tergolong elektrolit kuat adalah :

Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain :

NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI,

Al2(SO4)3 dan lain-lain.

b. Elektrolit lemah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya  yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1).

Yang tergolong elektrolit lemah adalah:

Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S  dan  lain-lain. Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

- Larutan non elektrolit, larutan   yang   tidak   dapat menghantarkan  arus  listrik.  Hal  ini  disebabkan  karena  larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion).

Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan urea Larutan sukrosa Larutan glukosa Larutan alkohol dan lain-lain

3. Berdasarkan fasa/wujud , dibagi atas 9 macam, sebagai berikut :

Solven Solut Larutan

No Fasa Contoh Fasa Contoh

1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus

2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

3 Cair Air Padat Garam Larutan garam

4 Padat Pd Gas H2 Gas oven

5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi

6 Padat Au Padat Ag Sinsin

6

Page 7: Wrap Up B17

7 Gas O2 Gas He Gas untuk menyelam

8 Gas Udara Cair Minyak wangi

Spray

9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer

TIK 3. Klasifikasi cairanCairan tubuh terdiri dari 2 kompartement besar, yaitu :

1). Cairan Ekstrasel Cairan yang terdapat diluar sel tubuh, terdiri dari : Cairan Intersisial : cairan yang berada diantara sel-sel (plasma) Cairan Intravaskular : cairan yang berada dalam pembuluh darah yang

merupakan bagian air dari plasma darah Cairan Transelular : Cairan yang berada dalam rongga khusus, seperti :

cairan otak / Liquor Cerebrospinal, sekresi saluran cerna, sendi.Fungsi Cairan Ekstrasela. Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen dan berbagai ion)b. Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik/ bahan yang telah

mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Pada bayi baru lahir, volume cairan ekstraselular (CES) lebih besar dibandingkan dengan cairan intraselular (CIS). Dengan bertambahnya usia, CES akan berkurang dan CIS akan meningkat. Hal ini disebabkan karena bertambahnya sel jaringan tubuh dan makin berkurangnya jaringan kolagen.

2). Cairan IntraselCairan yang terdapat dalam sel tubuh, volumenya ± 33 % dari berat badan.

Kandungan air di intrasel ditentukan oleh tekanan osmotik ekstraselular. Bila tekanan osmotik ekstraselular meningkat misalnya pada keadaan hiponatremia, air akan keluar dari sel. Sebaliknya pada keadaan tekanan osmotik merendah seperti pada keadaan intoksikasi air maka air masuk ke dalam sel.

Fungsi Cairan Intrasel :

7

Page 8: Wrap Up B17

a. Proses menghasilkan, menyimpan dan menggunakan energib. Proses perbaikan selc. Proses replikasid. Sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan

ekstrasel.

TIK 4. Fungsi Cairan

Memelihara KulitAir di dalam tubuh diperlukan untuk menjaga kelembaban, kelembutan dan elastisitas kulit akibat pengaruh udara panas dari luar tubuh.

Memulihkan PenyakitAsupan air yang cukup ketika sedang sakit berguna untuk meredakan demam dan mengganti cairan tubuh yang terbuang sehingga proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat.

PencernaanCairan sebagai pengangkat nutrisi dan oksigen melalui darah segera mengirimkan ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan dalam usus besar sehingga mencegah sembelit.

Mengatur Suhu TubuhKekurangan air akan menyebabkan suhu tubuh akan naik yang tentunya akan mengganggu keseimbangan dan kesehatan tubuh.

Membuang Racun dan Sisa MakananAir membantu membuang racun di dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernapasan.

TIK 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan

1. Suhu Untuk campuran padat-cair pada umumnya T > maka kelarutan >

2. Sifat Solute dan SolventSuatu solute akan mudah larut dalam solvent yang mempunyai sifat yang sama dengan solute, “Like disolve like” berdasarkan kepolaran dan ketidak polaran.

3. TekananSangat berpengaruh pada gas, tetapi pada larutan padat-cair tekanan tidak berubah (konstan).

8

Page 9: Wrap Up B17

4. Pengaruh Ion SejenisAdanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.

TIU II Memahami larutan padat cair

TIK 1. Definisi larutan Padat Cair

Larutan Padat Cair adalah campuran heterogen antara padat dan cair.

TIK 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan padat cair

Faktor – faktor yang mempengaruhi larutan padat cair  : Jenis zat sebagai solute dan solvent Adanya ion yang terlarut di dalam solvent pH hidrolisa Kompleks Interkasi  antara solute dan solvent Suhu

TIK 3. Adsorpsi padat - cair

Adsorpsi padat –cair merupakan salah satu proses pemisahan campuran yang melibatkan proses perpindahan massa zat terlarut dari fasa cair ke fasa padat.

TIU III Memahami keseimbangan cairan tubuh TIK 1. Definisi keseimbangan cairan tubuh

Keseimbangan cairan adalah suatu keadaan dimana pemasukan cairan sama dengan pengeluaran cairan.

TIK 2. Pengaturan CairanPengaturan ekskresi air lebih utama dan lebih penting dibandingkan pengaturan

masukan air.

a). Intake Cairan :

Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-lira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.

9

Page 10: Wrap Up B17

10

Page 11: Wrap Up B17

Masukan air terjadi karena adanya rangsangan haus yang diatur oleh pusat haus di hipotalamus tengah dan akan timbul bila osmolalitas plasma meningkat. Mekanisme rasa haus dan pelepasan hormon antidiuretik (ADH) mungkin saling berkaitan. Namun terdapat beberapa pusat haus yang secara anatomis maupun fisiologis, terpisah sama sekali kaitannya dengan ADH.

b).Output Cairan :

Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a.Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius

merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b.IWL (Insesible Water Loss) :IWL merupakan kehilangan cairan dengan penguapan terjadi melalui paru-paru

dan kulit. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui kulit sekitar 30 ml/100 kal, sedangkan melalui udara ekspirasi sekitar 15 ml/100 kal. Tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

c.Keringat :Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini

berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d.Feces :Feses tetap terbentuk meskipun orang dalam keadaan istirahat, yaitu dengan

sekresi ke dalam traktus gastrointestinal. Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 ml per hari.

TIK 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keseimbangan

11

Page 12: Wrap Up B17

Faktor yang berpengaruh pada Keseimbangan Cairan

a. UsiaKebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan

berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Jenis Kelaminc. Aktivitas fisik

Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

d. Suhu

Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini,cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairan dan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas,sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.

Kekurangan : Klinis Contohnya dehidrasi, hyponatremia, hypokalemia, hipovolemi

Kelebihan : Toksik Contohnya endema, hypernatremia, hypervolemi, asites

12

Page 13: Wrap Up B17

TIU IV Memahami gangguan keseimbangan cairan tubuh (dehidrasi) TIK 1. Definisi dehidrasi

Dehidrasi adalah dimana keadaan volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium cairan diekstrasel.

Akibat dari keadaan ini akan terjadi peningkatan dan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (cairan intrasel berkurang) dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstra sel secara bersamaan (pengurangan volume air tubuh total); 40% dari carian yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel.

Secara klinik perbedaan antara deplesi volume dan dehidrasi terletak pada kadar natrium dan plasma. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik) atau diabetes osmotik.yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan.

Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara berlebihan,kejang hebat,setelah melakukan latihan berat, atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. Dehidrasi dapat timbul pula jika diare hebat dan asupan oral terbatas karena nausen atau muntah,terutama pada anak kecil atau lanjut usia.

TIK 2. Macam-macam dehidrasi

Dehidrasi dapat dibedakan atas : Dehidrasi hipertonik yaitu hilangnya air lebih banyak dari natrium. Ditandai

dengan tingginua kadar natrium serum ( lebih dari 145 mEq/L), dan peningkatan osmolalitas efektif serum ( lebih dari 285 mOsmol/L).

Dehidrasi isotonik yaitu hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.Ditandai dengan normalnya kadar serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mOsmol/L)

Dehidrasi hipotonik yaitu hilangnya natrium lebih banyak daripada air.Ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L), dan penurunan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mOsmol/L).

13

Page 14: Wrap Up B17

TIK 3. Tanda dan gejala dehidrasi

Rasa haus yang meningkat Berkurangnya jumlah buang air kecil Warna urine yang gelap Tidak mampu berkeringat Perubahan ortostatikpada keadaan berat Mulut dan bibir kering Mata kering dan terlihat cekung Mual dan muntah Lesu, lelah dan mudah marah Pusing

Tanda dan gejala Tanda dan gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi

sedangDehidrasi berat

1.keadaan umum dan kondisi bayi dan anak kecil.

Anak lebih besar

Haus,sadar, gelisah

Haus,sadar,gelisah

Haus, gelisah

Haus, sadar merasa pusing pada perubahan

Mengantuk, lemas, extremitas dingin, berkeringat,sianotik,mungkin koma.Biasanya sadar.gelisah,extremitas dinigin dan sianotik.Kulit jari berkeriput, kejang otot.

2. nadi redialis Normal Cepat dan lemah Cepat,halus, kadang-kadang tak teraba.

3. pernafasan Normal Dalam,mungkin cepat

Dalam dan cepat

4. ubun-ubun besar Normal cekung Sangat cekung

5. elastisitas kulit Pada pencubitan,elastisitas kulit kembali segera

lambat Sangat lambat

6. mata Normal cekung Sangat cekung7. air mata Ada kering Sangat kering

8. selaput lendir Lembab kering Sangat kering

14

Page 15: Wrap Up B17

9. pengularan urine Normal Berkurang dan warna tua

Tidak ada urine dalam beberapa jam, kandung kencing kosong.

10. tekanan darah sistolik , kehilangan berat prakiraan kehilangan cairan (%)

4-5 %

40- 50 ml/kg

6-9%

60-90ml/kg

10 % atau lebih

100-110ml/kg

Selain itu, keadaan klinis dari rehidrasi dapat dilihat dari pertimbangan dehidrasi, yaitu: Dehidrasi ringan : turgor berkurang, suara serak Dehidrasi sedang : turgor buruk, suara serak, nadi cepat nafas cepat dan

dalam Dehidrasi berat : sama seperti dehidrasi sedang , tetapi kesadaran menurun

(apatis sampai koma) , otot-otot kaku, sianosis.

Pengobatan cairan pada dehidrasi : Dehidrasi ringan diberikan cairan per oral, berupa oralit, larutan gula-garam, air

tajin, kuah sayur. Banyaknya cairan yang dianjurkan adalah 50ml/kg BB, yang dapat diberikan

dalam waktu 4-6 jam. Dehidrasi sedang diberikan cairan oralitper oral sebanyak 100ml/kg BB selama 4-

6 jam.

Untuk keperluan praktis ,diperlukan pembagian fase terapi cairan parenteral, yang biasanya terdiri dari tiga tahap, yaiitu inisial, tahap lanjut dan tahap akhir.

Tahap inisialTahap inisial hanya diperlukan bila terjadi defisit sirkulasi yang bermakna.

Bila hal tersebut tidak ada, maka fase inisial ini hanya merupakan pemberian cairan yang lebih cepat daripada tahap lanjut atau bahkan ditiadakan sama sekali. Penekanan pada tahap inisial ditujukan untuk mengatasi atau mencegah renjatan dengan cara mengganti volume plasma (intravaskular) secara ideal cairan yang diberikan harus tetap ada dalam ruang intarvaskular.

Cairan yang dianjurkan adalah yang mengandung natrium isotonik yang ditambah dengan larutan elektrolit lain sesuai dengan keperluannya. Larutan yg lazim dipakai sebagai cairan parenteral adalah larutan NaCl 0,9 % dengan glukosa

15

Page 16: Wrap Up B17

5% aa, larutan NaCl 0,9 % - glukosa 5% aa ditambah dengan larutan bikarbonat atau cairan Ringer Laktat – Glukosa. Jumlah yang diberikan 20-30ml/kgBB.

Tahap lanjutDalam tahap lanjut penekanan ditujukan pada pemulihan cairan intertitial.

Prinsip pemberian cairan pada orang yang dehidrasiMetode yang digunakan adalah :

1. BJ plasma dengan rumusKebutuhan cairan = BJ plasma – 1.025 x berat badan x 4 mL

0.001

2. Metode pierce, berdasarkan klinis : dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5 % BB (kg) dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8 % BB (kg) dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10 % BB(kg)

Pemberian cairan deridrasi dapat melalui oral, enternal melalui selanng nasogastrik / intervena. Bila dehidrasi sedang atau Berat sebaiknya diberikan cairan melalui infuse pembuluh darag. Sedangkan untuk dehidrasi ringan atau sedang dapat diberikan cairan per oral atau selang nasogastrik.

Adapun cairan-cairan yang dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi adalah :

Cairan rehidrasi oral dengan komposisi : NaCl (0,9 % larutan saline ) 390 ml Glukosa (5 % dala air ) 400 ml KCl ( 2 mEq/ml) 10 ml NaHCO3 (1 ml mEq/ml) 30 ml Air sampai 1 liter

Cairan rehidrasi paranteral

Cairan rehidrasi parenteral yang biasa digunakan adalah Ringer Laktat, sebanyak 30 ml /kg BB pertama dalam 1 jam pertama, dianjurkan 10 ml/kg BB/jam selma 7 jam berikutnya.

TIU V Memahami tentang mineral (Natrium, Kalium dan Klorida)

16

Page 17: Wrap Up B17

TIK 1. Macam-macam Mineral

Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro.

1. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 100 mg/hari, yaitu kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).

2.  Mineral mikro (trace) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori ini terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).

Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium, kalium & klorida merupakan mineral dengan konsentrasi terbesar yang terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar laju pengeluaran keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan klorida dari dalam tubuh juga akan semakin besar.

TIK 2. Absorbsi Mineral

            Kebanyakan mineral (kecuali kalium dan natrium) membentuk  garam-garam dan senyawa-senyawa lain yang sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi dan sebagian besar mineral yang dimakan diekskresi dalam feses. Absorpsi mineral sering memerlukan protein pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.

            Transpor dan penyimpanan juga memerlukan ikatan spesifik pada protein pengemban (protein carrier). Ekskresi sebagian besar mineral dilakukan oleh ginjal, tetapi banyak mineral juga diekskresikan kedalam getah pencernaan dan empedu dan hilang dalam feses.

TIK 3. Difisiensi dan Kelebihan Mineral

            Kekurangan intake semua mineral esensial akhirnya menyebabkan sindroma klinik yang jelas. Sindroma difisiensi mineral jarang terdapat pada orang yang mendpaat berbagai macam makanan yang cukup, bila terjadi difisiensi biasanya sekunder akibat malabsorpsi, pendarahan, berlebihan besi, penyakit ginjal (kalsium) atau masalah klinis lain.

17

Page 18: Wrap Up B17

            Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala toksik. Untuk mineral yang absorpsinya diatur, keracunan timbul bila terjadi gangguan pengaturan absorpsi karena suatu sebab.

TIK 4. Sumber dan Kebutuhan Mineral Sehari-hari

Mineral-mineral esensial dan unsur runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian, buah dan sayur, produk susu, daging dan ikan, tetapi unsur-unsur ini biasanya terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sedikit. 

Mineral-mineral penting :

1). Natrium

            Natrium merupakan kation utama cairan ekstrasel sebagai penentu osmolalitas serta volume cairan tubuh. Berat total natrium dalam tubuh berkisar antara 58 mEq/kgBB, lebih dari 30% diantaranya tidak dapat ditukar dengan kation lain. Dari sejumlah natrium di dalam tubuh, 6,5 mEq/kgBB di dalam plasma, 16,8 mEq/kgBB di cairan interstisial dan 1,4 mEq/kgBB dalam cairan intraselular.

Natrium berperan dalam :

pengaturan keseimbangan asam basa menjaga aktivitas saraf kontraksi otot proses absorpsi glukosa penting dalam mempertahankan tekanan osmotik cairan tubuh sehingga

melindungi tubuh terhadap kehilangan cairan yang berlebihan, serta mengatur volume plasma.

Sumber utama natrium dalam makanan adalah garam dapur (NaCl) yang di gunakan untuk memasak, pada umumnya daging lebih banyak mengandung natrium daripada bahan makanan  nabati, tetapi beberapa makanan yang diproses mendapat tambahan NaCl. Orang mengonsumsi natrium sekitar 10 mEq/100 kal, untuk keperluan praktis sebesar 2-3 mEq/100 kal, sedangkan pada bayi yang tumbuh diperlukan 95-115 mEq natrium/kgBB.

           Ekskresi natrium terutama melalui ginjal, dan sebagian kecil melalui tinja, keringat, air mata dan ekskreta lainnya. Konsentrasi natrium dalam keringat antara 5-40 mEq/l.

18

Page 19: Wrap Up B17

2). Kalium

            Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Jumlah kalium total dalam tubuh antara 50-55 mEq/kgBB pada orang dengan berat badan ideal, kadar rata-rata dalam CIS 150 mEq/l dengan variasi luas antara jaringan yang satu dengan yang lainnya.

Di dalam tubuh kalium berfungsi dalam :

Menjaga keseimbangan cairan-elektrolit Menjaga keseimbangan asam basa Transmisi saraf Pengaturan enzim Kontraksi otot.

Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Sumber utama kalium adalah materi seluler yang kita makan sebagai bahan makanan, seperti : buah-buahan, daging, ikan, sayuran, dan susu.

           Ekskresi kalium 90% terjadi melalui urin, sebagian kecil diekskresi bersama tinja, keringat, yang dalam keadaan normal tidak berarti namun dalam keadaan tertentu mungkin sangat bermakna. Pada orang dewasa, ekskresi kalium dapat bervariasi antara kurang dari 5-1000 mEq/hari.

Kadar kalium dalam plasma rendah, berkisar antara 3,5-5,5 mEq/l. Penurunan atau kenaikan sebesar 2 mEq/l sudah merupakan hal yang dapat mengacaukan fisiologi serta keadaan klinis pasien.

3). Klorida

            Anion utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (CES), Jumlah klorida (Cl) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sekitar 34-38 mEq/kgBB. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas.

Kebutuhan klorida per hari sangat rendah (0,1 mEq/100 kal), namun masukan yang banyak tidak menyebabkan keadaan patologis karena tubuh dapat mengsekkresi klorida dalam jumlah yang besar.

Klorida berperan dalam :

Menjaga keseimbangan cairan-elektrolit Sebagai pengatur derajat keasaman lambung

19

Page 20: Wrap Up B17

Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.

Defisiensi sangat jarang terjadi, kecuali sebagai akibat dari berkeringat/muntah-muntah yang terlalu berkepanjangan dan berat, terapi diuretika, penyakit ginjal, dan terjadi gangguan keseimbangan asam-basa.

TIU VI Memahami gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh (Natrium, Kalium)

TIK 1. Gangguan Keseimbangan Natrium Na+ adalah Ion utama di luar sel, dengan kadar 115 mEq/L Di dalam intrasel mengandung 10 mEq/L Na+

Dipertahankan oleh sistem Na-K-ATP ase Sangat menentukan osmolalitas extrasel selain kadar glukosa dan ureum

a. Hiponatremia Kelebihan cairan relatif yang terjadi bila jumlah asupan cairan melebihi

kemampuan ekskresi dan ketidak mampuan menekan sekresi ADH. Kadar natrium serum <135 mEq/l.

Disebabkan Oleh : Deplesi volume sirkulasi : ADH Haus retensi cairan

Hiponatremia Air sedikit hiponatremia insuff adrenal diare, mual, muntah,

hilangnya Na melalui ginjal Hiponatremia Gangguan Neuro : Infeksi, tumor, vaskuler, GBS Obat-obatan : Kloropropamid, vincristin, siklofosfat, karbamazepin,

tiotiksen Infeksi Paru : TBC, Aspergilosis, pneumonia Pasca Bedah : Idiopatik, ADH ektopik, karsinoma, pemberian ADH

20

Page 21: Wrap Up B17

Hiponatremia terbagi menjadi 2 yaitu:1. Hiponatremia Akut

Kejadian hiponatremia yang berlangsung cepat yaitu kurang dari 24 jam. pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang. Hal ini akibat dari edema sel otak karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel. Kelompok ini di sebut juga sebagai hiponatremia simptomatik atau hiponatremia berat.

2. Hiponatremia Kronik

Kejadian hiponatremia yang berlangsung lebih dari 48 jam, pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran atau kejang, gejala yang timbul hanya ringan seperti lemas, mengantuk kelompok ini di sebut hiponatermia asimptomatik.

Gejala Hiponatremia: Gejala timbul karena edema otak Na < 125 mEq/L nausea, malaise Na 110-120 mEq/L : letargi dan sakit kepala Na < 110 mEq/L : Kejang – kejang dan Koma

b. Isonatremia

Suatu keadaan patologis yang tidak menyebabkan gangguan pada kadar natrium di dalam plasma,keadaan seperti ini di jumpai pada, turunya kadar Na tubuh total diikuti oleh berkurangnyaair tubuh total dalam jumlah seimbang, kondisi normal, peningkatan Na tubuh total diimbangi oleh peningkatan air tubuh total.

c. Hipernatremia

Suatu keadaan yang defisit cairan relatif . hipernatremia umumnya jarang terjadi di sebabkan resultasi cairan menggunakan larutan Nacl 0,9% dalam jumlah yang besar, juga di jumpai pada dehidrasi dan gangguan rasa haus.

Hipernatremia terjadi apabila: adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi Na atau asupan

air yang kurang. Penambahan Na yang berlebihan /melebihi jumlah cairan dalam tubuh Masuknya air tanpa elektrolit kedalam sel

21

Page 22: Wrap Up B17

Gejala Hipernatremia: Berupa gangguan neurologis: letargi, kelemahan otot, kedutan , kejang-kejang dan

koma. Terjadi karena keluarnya cairan dari sel otak Dapat terjadi pendarahan otak.

TIK 2. Gangguan keseimbangan pada kaliumKadar normal kalium plasma berkisar antara 3.5 – 5 mEq/L.

a. Hipokalemia

Kadar kalium kurang dari 3.5 mEq/LDisebabkan Oleh:

1. Asupan kalium kurang2. Pengeluaran kalium berlebihan3. Kalium masuk ke dalam sel

Faktor-faktor yang memindahkan Kalium masuk ke dalam sel (menurunkan kalium ekstrasel):

Insulin Aldosteron Perangsangan β adrenergik Alkalosis

b. HiperkalemiaKadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/L, disebabkan oleh eluarnya kalium

dari intrasel ke ekstrasel

Faktor- faktor yang memindahkan kalium keluar dari sel: Defisiensi Insulin Defisiensi Aldosteron Penghambatan β Adrenergik Asidosis Lisis Sel Kerja Berat Kenaikan Osmolaritas CES

22

Page 23: Wrap Up B17

Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.Terjadi pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume

sirkulasi efektif, pemakaian siklosporin. Hiperkalemia juga timbul akibat koreksi ion kalium berlebihan dab pada kasus – kasus yang mendapat terapi angiotensin converting enzyme inhibitor dan potassium sparing dieuretics. Meskipun babyak faktor ynag mempengaruhi ekskresi kalium, regulasi keseimbangan K+ sangat dipengaruhi oleh kondisi replesi dan deplesi K+ .

Hipokalemia dan hiperkalemia dapat menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yang disebut aritma. Kelebihan ion kalium darah akan menyebabkan gangguan berupa penurunan potensial trans membran sel. Pada pacemaker jantung terjadi peningkatan frekuensi sedangkan otot jantung penurunan kontraktilitas bahkan ketidakberdayaan otot (flaccid) dan dilatasi. Kekurangan ion kalium ini menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat

TIU VII Memahami dehidrasi pada anak

TIK 1. Definisi dehidrasi

Dehidrasi adalah dimana keadaan volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium cairan diekstrasel.

Akibat dari keadaan ini akan terjadi peningkatan dan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (cairan intrasel berkurang) dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstra sel secara bersamaan (pengurangan volume air tubuh total); 40% dari carian yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel.

Secara klinik perbedaan antara deplesi volume dan dehidrasi terletak pada kadar natrium dan plasma. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik) atau diabetes osmotik.yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan.

Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara berlebihan,kejang hebat,setelah melakukan latihan berat, atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. Dehidrasi dapat timbul pula jika diare hebat dan asupan oral terbatas karena nausen atau muntah,terutama pada anak kecil atau lanjut usia.

23

Page 24: Wrap Up B17

TIK 2. Macam-macam dehidrasi

Dehidrasi dapat dibedakan atas : Dehidrasi hipertonik yaitu hilangnya air lebih banyak dari natrium. Ditandai

dengan tingginua kadar natrium serum ( lebih dari 145 mEq/L), dan peningkatan osmolalitas efektif serum ( lebih dari 285 mOsmol/L).

Dehidrasi isotonik yaitu hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.Ditandai dengan normalnya kadar serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mOsmol/L)

Dehidrasi hipotonik yaitu hilangnya natrium lebih banyak daripada air.Ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L), dan penurunan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mOsmol/L).

TIK 3. Tanda dan gejala dehidrasi

Rasa haus yang meningkat Berkurangnya jumlah buang air kecil Warna urine yang gelap Tidak mampu berkeringat Perubahan ortostatikpada keadaan berat Mulut dan bibir kering Mata kering dan terlihat cekung Mual dan muntah Lesu, lelah dan mudah marah Pusing

Tanda dan gejala Tanda dan gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi

sedangDehidrasi berat

1.keadaan umum dan kondisi bayi dan anak kecil.

Anak lebih besar

Haus,sadar, gelisah

Haus,sadar,gelisah

Haus, gelisah

Haus, sadar merasa pusing pada perubahan

Mengantuk, lemas, extremitas dingin, berkeringat,sianotik,mungkin koma.Biasanya sadar.gelisah,extremitas dinigin dan sianotik.Kulit jari berkeriput, kejang otot.

24

Page 25: Wrap Up B17

2. nadi redialis Normal Cepat dan lemah Cepat,halus, kadang-kadang tak teraba.

3. pernafasan Normal Dalam,mungkin cepat

Dalam dan cepat

4. ubun-ubun besar Normal cekung Sangat cekung

5. elastisitas kulit Pada pencubitan,elastisitas kulit kembali segera

lambat Sangat lambat

6. mata Normal cekung Sangat cekung7. aiir mata Ada kering Sangat kering

8. selaput lender Lembab kering Sangat kering9. pengularan urine Normal Berkurang dan

warna tuaTidak ada urine dalam beberapa jam, kandung kencing kosong.

10. tekanan darah sistolik , kehilangan berat prakiraan kehilangan cairan (%)

4-5 %

40- 50 ml/kg

6-9%

60-90ml/kg

10 % atau lebih

100-110ml/kg

Selain itu, keadaan klinis dari rehidrasi dapat dilihat dari pertimbangan dehidrasi, yaitu: Dehidrasi ringan : turgor berkurang, suara serak Dehidrasi sedang : turgor buruk, suara serak, nadi cepat nafas cepat dan

dalam Dehidrasi berat : sama seperti dehidrasi sedang , tetapi kesadaran menurun

(apatis sampai koma) , otot-otot kaku, sianosis.

Pengobatan cairan pada dehidrasi : Dehidrasi ringan diberikan cairan per oral, berupa oralit, larutan gula-garam, air

tajin, kuah sayur. Banyaknya cairan yang dianjurkan adalah 50ml/kg BB, yang dapat diberikan

dalam waktu 4-6 jam. Dehidrasi sedang diberikan cairan oralitper oral sebanyak 100ml/kg BB selama 4-

6 jam.

25

Page 26: Wrap Up B17

Untuk keperluan praktis ,diperlukan pembagian fase terapi cairan parenteral, yang biasanya terdiri dari tiga tahap, yaiitu inisial, tahap lanjut dan tahap akhir.

Tahap inisialTahap inisial hanya diperlukan bila terjadi defisit sirkulasi yang bermakna.

Bila hal tersebut tidak ada, maka fase inisial ini hanya merupakan pemberian cairan yang lebih cepat daripada tahap lanjut atau bahkan ditiadakan sama sekali. Penekanan pada tahap inisial ditujukan untuk mengatasi atau mencegah renjatan dengan cara mengganti volume plasma (intravaskular) secara ideal cairan yang diberikan harus tetap ada dalam ruang intarvaskular.

Cairan yang dianjurkan adalah yang mengandung natrium isotonik yang ditambah dengan larutan elektrolit lain sesuai dengan keperluannya. Larutan yg lazim dipakai sebagai cairan parenteral adalah larutan NaCl 0,9 % dengan glukosa 5% aa, larutan NaCl 0,9 % - glukosa 5% aa ditambah dengan larutan bikarbonat atau cairan Ringer Laktat – Glukosa. Jumlah yang diberikan 20-30ml/kgBB.

Tahap lanjutDalam tahap lanjut penekanan ditujukan pada pemulihan cairan intertitial.

Prinsip pemberian cairan pada orang yang dehidrasiMetode yang digunakan adalah :

1. BJ plasma dengan rumusKebutuhan cairan = BJ plasma – 1.025 x berat badan x 4 mL

0.01

2. Metode pierce, berdasarkan klinis : dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5 % BB (kg) dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8 % BB (kg) dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10 % BB(kg)

Pemberian cairan deridrasi dapat melalui oral, enternal melalui selanng nasogastrik / intervena. Bila dehidrasi sedang atau Berat sebaiknya diberikan cairan melalui infuse pembuluh darag. Sedangkan untuk dehidrasi ringan atau sedang dapat diberikan cairan per oral atau selang nasogastrik.

Adapun cairan-cairan yang dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi adalah :

Cairan rehidrasi oral dengan komposisi : NaCl (0,9 % larutan saline ) 390 ml

26

Page 27: Wrap Up B17

Glukosa (5 % dala air ) 400 ml KCl ( 2 mEq/ml) 10 ml NaHCO3 (1 ml mEq/ml) 30 ml Air sampai 1 liter

Cairan rehidrasi paranteral

Cairan rehidrasi parenteral yang biasa digunakan adalah Ringer Laktat, sebanyak 30 ml /kg BB pertama dalam 1 jam pertama, dianjurkan 10 ml/kg BB/jam selma 7 jam berikutnya.

TIU VIII Memahami etika minum dalam Islam TIK 1. Teori etika

Teori etika adalah gambaran rasional mengenai hakikat dan dasar perbuatan dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan dan dilarang.

TIK 2. Dalil terkait etika minum dalam islam

Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Alloh, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: �Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan�. (Muttafaqalaih).

Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: �… dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak�. (Muttafaqalaih).

Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: �Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Alloh Subhanahu wa

27

Page 28: Wrap Up B17

Ta’ala dan jika lupa menyebut nama Alloh Subhanahu wa Ta’ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi�. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: �Sesungguhnya Alloh sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya�. (HR. Muslim).

Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan �Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya�. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: �Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk bernafas�. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau berkata, �Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana wadah air.� (HR. Al Bukhari)

Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas disebutkan �Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri�. (HR. Muslim).

(Sumber: Kitab “Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari” By : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan)

28

Page 29: Wrap Up B17

29

Page 30: Wrap Up B17

Daftar isi

DR.dr madjid, amir sjarifuddin, SpAnKIC ; dr. Hegar, badrul , SpA(K) ; DR. Dr M Nur, Busjra, MS ; dkk.2008. Gangguan Keseimbangan air-elektrolit dan asam-basa edisi ke 2. Jakarta : Fakultas kedokteran UI.

Markum, A.H.1991.Buku ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

 Fakhry, Majid.1995.Etika dalam islam (Ethical Theories in Islam).Yogyakarta : Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Pusat studi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

http://etikaislam.wordpress.com/2007/07/15/etika-makan-dan-minum/

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-yenninim23-28793

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/kimia-larutan-kimia-dasar/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/jenis-jenis-larutan-dan-larutan-elektrolit/

http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

http://famm2007.multiply.com/journal/item/64/ETIKA_DALAM_ISLAM_

30