wrap up mencret b10

Upload: faradiba-febriani

Post on 02-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    1/26

    Wrap Up

    SKENARIO 3 : Mencret

    KELOMPOK B10

    Ketua :Nur Adilah Yasmin (1102012202)

    Sekretaris :Nurfitri Azhri Miranti (1102012204)

    Anggota : Mety Munahari (1102012163)

    Muhammad Fajrin (1102012173)

    Nindya Arafah Tiawan (1102012195)

    Pratistha Satyanegara (1102012211)

    Siti Rafiqah Fajri (1102012282)

    Tommy Widjaya (1102012297)

    Tria Margerrie (1102012299)

    Wildan Yoga Winata (1102011292)

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

    2012/2013

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    2/26

    SKENARIO 3

    MENCRET

    Seorang laki-laki, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 12 kalidalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan malam diwarung nasi

    dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, TD : 85/60 mmHg, nadi:

    120x/menit, pernapasan 34 x/menit, cepat dalam. Volume urin sedikit. Di puskesmas penderitadipasang infus dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta

    untuk diperiksa Analisa Gas Darah.

    Kesannya: terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolic, dengan aniongap yang normal.

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    3/26

    SASARAN BELAJAR

    LI 1. Memahami dan menjelaskan Asam dan Basa

    LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Pengertian Asam Basa

    LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asam Basa

    LI 2. Memahami dan menjelaskan Aspek Biokimia dan Fisiologi Keseimbangan Asam Basa

    LO 2.1 Keseimbangan Asam Basa

    LO 2.2 Indikator Asam Basa

    LO 2.3 Menentukan pH Larutan

    LI 3. Memahami dan menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

    LO 3.1 Definisi Asidosis Metabolik

    LO 3.2 Penyebab dan Gejala Asidosis Metabolik

    LO 3.3 Pemeriksaan Asidosis Metabolik

    LO 3.4 Mekanisme Asidosis Metabolik

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    4/26

    LI 1. Memahami dan menjelaskan Asam dan Basa

    LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Pengertian Asam Basa

    Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat

    merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga

    dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhanaterhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas

    lakmus biru menjadi merah.

    Basa merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, seperti licin jika mengenai kulit dan

    terasa getir serta dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru.

    Konsep asam-basa telah berkembang dan sampai dengan saat ini tiga konsep sangat membantu

    kita dalam memahami reaksi kimia dan pembentukan molekul-molekul baru. Asam menurutArhenius, zat dikatakan sebagai asam jika dalam bentuk larutannya dapat melepaskan ion H+,

    dan ion hydrogen merupakan pembawa sifat asam. Perhatikan bagan 8.9,

    Bagan 8.9. Konsep Asam Arhenius

    dibawah ini diberikan dua contoh asam ;

    HCl H+ + Cl-

    H2SO4 H+ + HSO4-

    Sedangkan basa adalah zat yang alam bentuk larutannya dapat melepaskan ion OH-, dan ion

    hidroksida merupakan pembawa sifat basa.

    Dibawah ini diberikan dua contoh basa, perhatikan juga bagan 8.10.

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    5/26

    Bagan 8.10. Konsep Basa Arhenius

    NaOH Na+ + OH-

    NH4OH NH4+ + OH-

    Dari pengertian tersebut dapat kita cermati bahwa air merupakan gabungan dari ion hydrogen

    pembawa sifat asam dan ion hidroksida pembawa sifat basa, kehadiran kedua ion ini salingmenetralisir sehingga air merupaka senyawa yang bersifat netral.

    H2O H+ + OH-

    Persamaan diatas menunjukkan adanya ion hydrogen [H+] yang bermuatan positif dan ion

    hidroksida [OH-] yang bermuatan negatif. Selanjutnya reaksi-reaksi yang melibatkan kedua iontersebut dikenal dengan reaksi netralisasi.

    Menurut Lowry dan Bronsted, zat dikayakan sebagai asam karena memiliki kemampuan untukmendonorkan protonnya, sedangkan basa adalah zat yang menerima proton, sehingga dalam

    sebuah reaksi dapat melibatkan asam dan basa.

    Perhatikan contoh reaksi pelarutan amoniak dalam air.

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    6/26

    Reaksi kekanan NH3 berperan sebagai aseptor proton (basa) dan H2O sebagai donor proton

    (asam). Sedangkan reaksi ke kiri, ion amonium (NH4+) dapat mendonorkan protonnya, sehingga

    berperan sebagai asam, sering disebut dengan asam konyugasi

    Untuk ion hidroksida (OH-) dapat menerima proton dan berperan sebagai basa dan disebutdengan basa konyugasi.

    Reaksi diatas menghasilkan pasangan asam basa konyugasi, yaitu asam 1 dengan basa

    konyugasinya, dan basa 2 dengan asam konyugasinya. Untuk lebih jelasnya contoh lain

    diberikan seperti pada bagan 8.11, dua molekul NH3 dapat bereaksi, dimana salah satu

    molekulnya dapat bertindak sebagai donor proton dan molekul lain bertindak sebagai penerimaproton. Hasil reaksi dua molekul tersebut menghasilkan asam konyugasi dan basa konyugasi.

    Bagan 8.11. Konsep Asam-basa menurut Lowry dan Bronsted

    Perkembangan selanjutnya adalah konsep asam-basa Lewis, zat dikatakan sebagai asam karena

    zat tersebut dapat menerima pasangan elektron bebas dan sebaliknya dikatakan sebagai basa jikadapat menyumbangkan pasangan elektron. Konsep asam basa ini sangat membantu dalam

    menjelaskan reaksi organik dan reaksi pembentukan senyawa kompleks yang tidak melibatkanion hidrogen maupun proton. Reaksi antara BF3 dengan NH3, dimana molekul NH3 memiliki

    pasangan elektron bebas, sedangkan molekul BF3 kekurangan pasangan elektron (Bagan 8.12).

    Bagan 8.12. Konsep Asam menurut Lewis

    NH3 + BF3 F3B-NH3

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    7/26

    Pada reaksi pembentukan senyawa kompleks, juga terjadi proses donor pasangan elektron bebas

    seperti;

    AuCl3 + Cl- Au(Cl4)-

    ion klorida memiliki pasangan elektron dapat disumbangkan kepada atom Au yang memiliki

    orbital kosong (ingat ikatan kovalen koordinasi). Dalam reaksi ini senyawa AuCl3, bertindaksebagai asam dan ion klorida bertindak sebagai basa.

    LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asam Basa

    Berdasarkan Kekuatannya

    1. Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam air dan

    menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh HCL, HN, S, HCl.Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam air dan

    bereaksi dengan asam. Contoh NaOH, KOH, Ba(OH

    2. Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam air kurang

    bereaksi kuat dengan asam. Contoh H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH

    Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam air. Contoh

    NaHCO3, NOH

    Berdasarkan Bentuk Ion

    1. Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif.

    Contoh : SO3-

    2. Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif.

    Contoh : N+

    3.

    Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif.

    Contoh : Cl, C4. Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif.

    Contoh : Na+

    Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa

    1. Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer.

    Contoh : asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH], basa monoprotik [NaOH, KOH]2. Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion Hatau ion

    OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)Contoh : asam diprotik [SH2S], basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]3. Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih

    ion Hatau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)Contoh : asam poliprotik [P], basa poliprotik [Al(OH)3]

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    8/26

    LI 2. Memahami dan menjelaskan Aspek Biokimia dan Fisiologi Keseimbangan Asam

    Basa

    LO 2.1 Keseimbangan Asam Basa

    Keseimbangan asam basa adalah suatu kondisi dimana konsentrasi ion H+ yang di

    produksi setara dengan konsentrasi ion H+ yang dikeluarkan oleh sel. Keseimbangan asam basaadalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun produksi asam menghasilkan ion hydrogen yang

    sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen tetap dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.

    Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui kordinasi dari ketiga system, yaitu

    system buffer, system paru dan system ginjal.Prinsip pengaturan keseimbangan asam basa system buffer adalah menetralisir kelebihan

    ion hydrogen, bersifat temporer, dan tidak melakukan eliminasi. Proses eliminasi dilakukan oleh

    system paru dan ginjal. Selain itu, mekanisme paru dan ginjal dapat menunjang kinerja system

    buffer seperti mengatur sekresi, eskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat sertamembentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia).

    Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru,

    sedangkan jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer.1. Sistem Buffer

    System buffer disebut juga dengan system penahan atau system penyangga, karena dapat

    menahan perubahan pH. System buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan

    basa konjugasinya. Buffer terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen danbasa lemah yang berfungsi sebagai akseptor ion hydrogen.

    Fungsi utama system buffer adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh

    pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraselular. Tetapi system ini

    memiliki keterbatasan, yaitu:

    - Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraselular yang disebabkan

    oleh peningkatan CO2.

    -

    Hanya berfungsi jika system respirasi dan pusat pengendali system pernafasanberkerja normal.

    - Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianya

    ion bikarbonat.

    Beberapa system buffer didalam tubuh seperti:

    a. System buffer asam karbonatbikarbonat

    system buffer asam karbonat-bikarbonat merupakan suatu komponen yang paling

    penting pada pengaturan pH cairan ekstraselular.

    H2O + CO2H2CO3H+ + HCO3-System buffer bikarbonat merupakan system buffer istimewa, system buffer ini tetap

    merupakan system buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun pKanya 6.1.

    b. System buffer proteinsystem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraselular dan interstisial.

    Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstensif dengan system buffer lainnya.

    Protein tersusun oleh asam amino yang bersifat amfoter.

    Keadaan pH turun:

    R-NH2 + H+R-NH3+

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    9/26

    Keadaan pH naik:

    R-COOHR-COO- + H+

    Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai cicin imidazole denganpKa = 6. Proses pengaturan melalui system buffer protein berjalan lambat karena ion

    hydrogen harus melalui proses difusi membrane sel yang dipengaruhi oleh pompa

    natrium.c. System buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraselular yang berkerja didalam sel

    darah merah. Hemoglobin dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu

    hisitidin, yaitu asam amino basa yang dapat berikatan secara reversible dengan ionhydrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

    Hemoglobin dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi asam

    karbonat karena didalam sitoplasma terkandung anhydrase karbonat, prosespengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepat melintasi membrane sel

    darah merah tanpa memerlukan mekanisme transportasi aktif membrane sel.

    Pengaturan ini disebut dengan system buffer hemoglobin. Kelompok imidazole pKasekitar 6 merupakan buffer utama hemoglobin.

    d. System buffer fosfat

    buffer fosfat berperan pada pengaturan pH cairan interstisium dan urin. Terdiri dari

    fosfat anorganik dan fosfat organic. Didalam cairan tubulus ginjal dan intrasel bufferfosfat sangat penting. pH intrasel lebih rendah dari cairan ekstrasel begitu juga pada

    urin.

    Semua system buffer berfungsi secara bersamaan karena perubahan konsentrasi ionH+ akan melibatkan seluruh system secara serentak.

    1. System Paru

    Sistem Buffer

    Intrasel

    sistem Buffer Fosfat sistem Buffer protein

    sistem bufferhemoglobin (hanya

    dalam sel darahmerah)

    sistem buffer asam

    amino (semua jenisprotein)

    sistem buffer plasmaprotein

    Ekstrasel

    sistem buffer asamkarbonat

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    10/26

    Peranan system respirasi dalam keseimbangan asam basa adalah mempertahankan

    agar PCO2 selalu konstan walau terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses

    metabolism tubuh. Ventilasi paru dikontrol oleh pH dan PaCO2 darah. 2 reseptoryang mengatur fungsi ventilasi:

    - Pusat pernafasan di medulla oblongata, merespon penurunan pH cairan

    serebrospinal dengan meningkatkan ventilasi alveolar- Carotid dan aortic bodies. Penurunan pH meningkatkan aktivitas reseptor ini

    untuk meningkatkan ventilasi alveolar.Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbangan produksi dan

    eskresi CO2. Jumlah CO2 yang berada didalam darah tergantung pada laju

    metabolism sedangkan proses eskresi CO2 tergantung pada fungsi paru.

    2. Sistem Ginjal

    1. System renal

    Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal, berperan 3 sistem buffer : asamkarbonat-bikarbonat, buffer fosfat, dan pembentukan ammonia. Ion hydrogen,

    CO2, dan NH3 dieskresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energy yang

    dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium dibasolateral tubulus. Pada prosestersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat

    berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi

    bikarbonat dan pengeluaran asam.2. Regenerasi bikarbonat

    Bikarbonat dipertahankan dengan cara reabsorpsi di tubulus proksimal agar

    konsentrasi ion bikarbonat di tubulus sama dengan di plasma. Pembentukan

    HCO3- baru, merupakan hasil ekskresi H+ dengan buffer urin dan dariproduksi dan ekskresi NH4+. Berdasarkan pH urin, ginjal dapat

    mengembalikan bikarbonat ke dalam darah atau membiarkannya keluar

    melalui urin.

    3.

    Sekresi ion hydrogenKemampuan pengaturan (eliminasi) ion H+ dalam keadaan normal sangat

    tergantung pada pH cairan yang berada di tubulus ginjal. ion H+ dieskresikan

    dengan buffer lumen tubulus terutama fosfat. Bila terjadi perubahan pH, makaion H+ di ekskresi melalui lumen tubulus. Proses eliminasi berlangsung di

    tubulus proksimal dan distal serta pada duktus kolingentes.

    4. Produksi dan ekskresi NH4Pasangan ammonium/ammonia tidak berfungsi sebagai buffer secara

    fungsional tetapi mempunyai peran sebagai pengangkut utama proton ke urin.

    Ammonia bergabung dengan ion H+ membentuk ion ammonium yang tidak

    kembali ke sel tubulus dan keluar melalui urin bersamaan dengan ion H+.

    produksi dan ekskresi NH4+ diatur ginjal sebagai respons perubahankeseimbangan asam basa. Anion asam nonvolatile diekskresikan dengan

    NH4+. Setiap eskresi NH4+ dalam urin, HCO3- kembali ke dalam darah.

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    11/26

    LO 2.2 Indikator Asam Basa

    Indikatorasam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan

    mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Indikator asam basa biasanya adalah asam atau

    basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbedadibanding dengan indikator yang terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna

    dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkanhanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan

    warna, yang menandakan kisaran pH.

    Penggunaan Indikator Asam Basa

    Larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian

    dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi

    indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.

    Indikator yang Biasa Digunakan

    Di bawah ini ada beberapa indikator asam basa yang sering digunakan. Indikator dapat bekerja

    pada larutan, maupun alkohol sesuai dengan sifatnya. Inilah contoh indikator yang digunakanuntuk mengetahui pH.

    Indikator pp berwarna pink saat basa dan tak berwarna saat asam

    Daftar indikator asam basa lengkap

    IndikatorRentang

    pH

    Kuantitas penggunaan per 10

    mlAsam Basa

    Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning

    Pentametoksi merah 1,2-2,31 tetes 0,1% dlm larutan 0%

    alcoholmerah-ungu

    tak

    berwarna

    http://www.ilmukimia.org/2013/01/teori-asam-dan-basa.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/-jaBAlIb4WwA/UO50N1zxImI/AAAAAAAAAoc/zVsYWf81W6o/s1600/indikator+pp.jpghttp://www.ilmukimia.org/2013/01/teori-asam-dan-basa.html
  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    12/26

    Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning

    2,4-Dinitrofenol 2,4-4,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 50%

    alcohol

    tak

    berwarnakuning

    Metil kuning 2,9-4,01 tetes 0,1% larutan dlm 90%

    alcoholmerah kuning

    Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye

    Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu

    Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru

    Alizarin natrium

    sulfonat3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu

    -Naftil merah 3,7-5,01 tetes 0,1% larutan dlm 70%

    alcoholmerah kuning

    p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning

    Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru

    Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning

    Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu

    Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah

    Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru

    p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutantakberwarna

    kuning

    Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biru

    Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah

    Neutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70%alcohol merah kuning

    Rosolik acid 6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 90%alcohol

    kuning merah

    Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah

    -Naftolftalein 7,3-8,71-5 tetes 0,1% larutan dlm 70%

    alcohol

    merah

    mawarhijau

    Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuningmerahmawar

    Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru

    Fenolftalein (pp) 8,0-10,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 70%alcohol

    takberwarna

    merah

    -Naftolbenzein 9,0-11,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90%alcohol

    kuning biru

    Timolftalein 9,4-10,61 tetes 0,1% larutan dlm 90%

    alcohol

    tak

    berwarnabiru

    Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merah

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    13/26

    Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac

    Salisil kuning 10,0-12,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90%

    alcoholkuning

    oranye-

    coklat

    Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu

    Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-coklat

    Nitramin 11,0-13,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 70%alcohol

    takberwarna

    oranye-coklat

    Poirrier's biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink

    Asam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutantak

    berwarna

    oranye-

    merah

    Indikator Asam Basa Alami

    Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhanyang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara lain adalah kubis

    ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek, kamboja jepang, bunga sepatu,asoka, bunga kertas). Cara membuat indikator asam basa alami adalah:

    1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.2. Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.

    3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik.

    4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapatberubah warna.

    Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami.

    Warna

    BungaNama Bunga

    Warna Air

    Bunga

    Warna Air Bunga

    Keadaan Asam

    Warna Air Bunga

    Keadaan Basa

    MerahKembangsepatu

    Ungu muda Merah Hijau tua

    Kuning TerompetKuning

    keemasanEmas muda Emas tua

    Ungu Anggrek Ungu tua Pink tua Hijau kemerahanMerah Asoka Coklat muda Oranye muda Coklat

    Kuning Kunyit Oranye Oranye cerah Coklat kehitaman

    Ungu Bougenville Pink tua Pink muda Coklat teh

    Pink EuphorbiaPink keputih-

    putihanPink muda Hijau lumut

    Merah Kamboja Coklat tua Coklat oranye Coklat kehitaman

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    14/26

    LO 2.3 Menentukan pH Larutan

    LO 3.3 Menentukan pH cairan

    Seorang biokimiawan Denmark Soren Sorensen (1909) mengajukan cara pengukuran yang

    lebih praktis yang disebut pH. Ia mendefinisikan pH suatu larutan sebagai logaritma negatif dari

    konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter):

    Karena pH pada dasarnya hanyalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen,larutan asam dan basa pada 25

    oC dapat identifikasi berdasarkan nilai pH-nya seperti berikut :

    Larutan asam : [H+] > 1,0 x 10

    -7M, pH < 7

    Larutan basa : [H+] < 1,0 x 10

    -7M, pH > 7

    Larutan netral : [H+] = 1,0 x 10

    -7M, pH = 7

    Skala pOH yang analog dengan skala pH dapat didefinisikan sebagai :

    Pada senyawa asam kuat, pH dapat ditentukan dengan mengetahui konsentrasi asam pada

    larutan :

    Seperti penjelasan sebelumnya mengenai asam kuat, maka asam lemah tidak mengalami ionisasi

    sempurna dalam air. Jika asam monoprotik lemah kita asumsikan sebagai HA, maka ionisasinyadalam air adalah :

    HA (aq) H+(aq) + A

    -(aq)

    Konstanta kesetimbangan untuk ionisasi asam ini adalah:

    http://1.bp.blogspot.com/-WPM_67QOqU0/T4p902Q4YeI/AAAAAAAAAH4/KLrtfSoFR6c/s1600/images+(10).jpghttp://1.bp.blogspot.com/-I-IIR-mbAr8/T402D9kk2PI/AAAAAAAAAMU/X-GNHT19Eb0/s1600/rumus+asam+kuat.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-HggDhvX8DQc/T41AwAPJjHI/AAAAAAAAANk/F35Q7EEVdsw/s1600/Copy+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-baJnRSIGjRg/T41AeJUtnNI/AAAAAAAAANc/tHH1FXYNaAo/s1600/Copy+(2)+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-WPM_67QOqU0/T4p902Q4YeI/AAAAAAAAAH4/KLrtfSoFR6c/s1600/images+(10).jpghttp://1.bp.blogspot.com/-I-IIR-mbAr8/T402D9kk2PI/AAAAAAAAAMU/X-GNHT19Eb0/s1600/rumus+asam+kuat.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-HggDhvX8DQc/T41AwAPJjHI/AAAAAAAAANk/F35Q7EEVdsw/s1600/Copy+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-baJnRSIGjRg/T41AeJUtnNI/AAAAAAAAANc/tHH1FXYNaAo/s1600/Copy+(2)+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-WPM_67QOqU0/T4p902Q4YeI/AAAAAAAAAH4/KLrtfSoFR6c/s1600/images+(10).jpghttp://1.bp.blogspot.com/-I-IIR-mbAr8/T402D9kk2PI/AAAAAAAAAMU/X-GNHT19Eb0/s1600/rumus+asam+kuat.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-HggDhvX8DQc/T41AwAPJjHI/AAAAAAAAANk/F35Q7EEVdsw/s1600/Copy+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-baJnRSIGjRg/T41AeJUtnNI/AAAAAAAAANc/tHH1FXYNaAo/s1600/Copy+(2)+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-WPM_67QOqU0/T4p902Q4YeI/AAAAAAAAAH4/KLrtfSoFR6c/s1600/images+(10).jpghttp://1.bp.blogspot.com/-I-IIR-mbAr8/T402D9kk2PI/AAAAAAAAAMU/X-GNHT19Eb0/s1600/rumus+asam+kuat.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-HggDhvX8DQc/T41AwAPJjHI/AAAAAAAAANk/F35Q7EEVdsw/s1600/Copy+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-baJnRSIGjRg/T41AeJUtnNI/AAAAAAAAANc/tHH1FXYNaAo/s1600/Copy+(2)+of+rumus+hub.pH+dan+pOH.jpg
  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    15/26

    Karena harga derajat ionisasi asam lemah sangat kecil (mendekati nol), konsentrasi asam dalamlarutan dianggap tetap sama. Karena [H

    +] = [A

    -], maka :

    Sebagai contoh, untuk menentukan pH larutan HCl 0,001 M:Dalam air, HCl akan terionisasi sempurna menjadi ion H

    +dan Cl

    -.

    HCl(aq) H+

    (aq)+ Cl-(aq)

    Maka,

    Sedangkan untuk menentukan pH larutan CH3COOH 0,001 M (Ka=1x10-5

    ):

    Dalam air, CH3COOH terionisasi sebagian menjadi ion H+dan CH3COO-.

    CH3COOH(aq) H+

    (aq) + CH3COO-(aq)

    Maka,

    http://3.bp.blogspot.com/-dn0OgZ9Xkx8/T5zKCdMpBqI/AAAAAAAAAaA/aZ9cpBYYRIY/s1600/panah.bmphttp://2.bp.blogspot.com/-MBmAWnc-1Wo/T4047h3tsWI/AAAAAAAAAMs/mMM3e81G16E/s1600/rumus+asam-lemah.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-I3CJ0b3-FRs/T4p-DwHnTjI/AAAAAAAAAIA/aLNq_wV2M4M/s1600/images+(11).jpghttp://3.bp.blogspot.com/-dn0OgZ9Xkx8/T5zKCdMpBqI/AAAAAAAAAaA/aZ9cpBYYRIY/s1600/panah.bmphttp://2.bp.blogspot.com/-MBmAWnc-1Wo/T4047h3tsWI/AAAAAAAAAMs/mMM3e81G16E/s1600/rumus+asam-lemah.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-I3CJ0b3-FRs/T4p-DwHnTjI/AAAAAAAAAIA/aLNq_wV2M4M/s1600/images+(11).jpghttp://3.bp.blogspot.com/-dn0OgZ9Xkx8/T5zKCdMpBqI/AAAAAAAAAaA/aZ9cpBYYRIY/s1600/panah.bmphttp://2.bp.blogspot.com/-MBmAWnc-1Wo/T4047h3tsWI/AAAAAAAAAMs/mMM3e81G16E/s1600/rumus+asam-lemah.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-I3CJ0b3-FRs/T4p-DwHnTjI/AAAAAAAAAIA/aLNq_wV2M4M/s1600/images+(11).jpghttp://3.bp.blogspot.com/-dn0OgZ9Xkx8/T5zKCdMpBqI/AAAAAAAAAaA/aZ9cpBYYRIY/s1600/panah.bmphttp://2.bp.blogspot.com/-MBmAWnc-1Wo/T4047h3tsWI/AAAAAAAAAMs/mMM3e81G16E/s1600/rumus+asam-lemah.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-I3CJ0b3-FRs/T4p-DwHnTjI/AAAAAAAAAIA/aLNq_wV2M4M/s1600/images+(11).jpg
  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    16/26

    Basa Kuat dan Basa Lemah

    Sama halny dengan asam kuat, maka [OH-] pada basa kuat dapat ditentukan dengan:

    Sedangkan basa lemah MOH yang tidak mengalami ionisasi sempurna dalam air memiliki reaksi

    kesetimbangan:

    MOH(aq) M+

    (aq) + OH-(aq)

    Sehingga memiliki tetapan kesetimbangan:

    Sama halnya dengan asam lemah, karena harga derajat ionisasi basa lemah sangat kecil

    (mendekati nol), konsentrasi basa dalam larutan dianggap tetap sama. Karena [M+] = [OH

    -],

    maka :

    http://1.bp.blogspot.com/-c6s3YAW6t0o/T408z2z1sZI/AAAAAAAAANM/5jQmiZYRXsE/s1600/panah.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-2XAa3yUEKxs/T4054FuYDmI/AAAAAAAAAM8/p5T6ZJ2j2Tw/s1600/rumus+basa+kuat.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-c6s3YAW6t0o/T408z2z1sZI/AAAAAAAAANM/5jQmiZYRXsE/s1600/panah.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-2XAa3yUEKxs/T4054FuYDmI/AAAAAAAAAM8/p5T6ZJ2j2Tw/s1600/rumus+basa+kuat.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-c6s3YAW6t0o/T408z2z1sZI/AAAAAAAAANM/5jQmiZYRXsE/s1600/panah.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-2XAa3yUEKxs/T4054FuYDmI/AAAAAAAAAM8/p5T6ZJ2j2Tw/s1600/rumus+basa+kuat.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-c6s3YAW6t0o/T408z2z1sZI/AAAAAAAAANM/5jQmiZYRXsE/s1600/panah.bmphttp://3.bp.blogspot.com/-2XAa3yUEKxs/T4054FuYDmI/AAAAAAAAAM8/p5T6ZJ2j2Tw/s1600/rumus+basa+kuat.jpg
  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    17/26

    Sebagai contoh, untuk menentukan pH larutan NaOH 0,001 M:

    Dalam air, NaOH akan terionisasi sempurna menjadi ion Na+dan OH

    -.

    NaOH(aq) Na+

    (aq)+ OH-(aq)

    Maka,

    Sedangkan untuk menentukan pH larutan NH4OH 0,001 M (Kb=1x10-5

    ):

    Dalam air, NH4OH terionisasi sebagian menjadi ion NH4+dan OH

    -.

    NH4OH(aq) NH4+

    (aq) + OH-(aq)

    Maka,

    http://1.bp.blogspot.com/-tNVVcOoA8dc/T5zLMuw8kKI/AAAAAAAAAaQ/tKceFPzuhBw/s1600/panah.bmphttp://4.bp.blogspot.com/-PIFCBYmY-HA/T50z-RovJoI/AAAAAAAAAbg/Qh47iMVryVc/s1600/rumus+1.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-2w0ZnWkl4g8/T406rYYXZkI/AAAAAAAAANE/nS4_Qx4VX9M/s1600/rumus+basa+lemah+2.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-tNVVcOoA8dc/T5zLMuw8kKI/AAAAAAAAAaQ/tKceFPzuhBw/s1600/panah.bmphttp://4.bp.blogspot.com/-PIFCBYmY-HA/T50z-RovJoI/AAAAAAAAAbg/Qh47iMVryVc/s1600/rumus+1.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-2w0ZnWkl4g8/T406rYYXZkI/AAAAAAAAANE/nS4_Qx4VX9M/s1600/rumus+basa+lemah+2.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-tNVVcOoA8dc/T5zLMuw8kKI/AAAAAAAAAaQ/tKceFPzuhBw/s1600/panah.bmphttp://4.bp.blogspot.com/-PIFCBYmY-HA/T50z-RovJoI/AAAAAAAAAbg/Qh47iMVryVc/s1600/rumus+1.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-2w0ZnWkl4g8/T406rYYXZkI/AAAAAAAAANE/nS4_Qx4VX9M/s1600/rumus+basa+lemah+2.jpg
  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    18/26

    LI 3. Memahami dan menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

    LO 3.1 Definisi Asidosis Metabolik

    Asidosis metabolic ditandai dengan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekananparsial CO2 didalam arteri. Kadar ion HCO3 normal adalah sebesar 24mEq/L dan kadar normal

    PCO2 adalah 40mmHg dengan kadar ion-H sebesar 40 nanomol/L. penurunan kadar ion-HCO3sebesar 1 meq/L akan diikuti penurunan PCO2 sebesar 1,2 mmHg.

    Menurut cara kompensasi paru-paru dengan cara mengeluarkan CO2 secara hiperventilasi,

    asidosis metabolic dapat dibagi menjadi 3 kelompok:

    1.

    Asidosis metabolic sederhana (simple). Penurunan kadar ion-HCO3 sebesar 1 meq/L diikuti

    penurunan PCO2 sebesar 1,2 mmHg.

    2. Asidosis metabolic bercampur dengan asidosis respirasi. Penurunan kadar ion-HCO3 sebesar

    1 mEq/L diikuti penurunan PCO2 sebesar kurang dari 1,2 mmHg.3.

    Asidosis metabolic bercampur dengan alkalosis respirasi. Penurunan kadar ion-HCO3

    sebesar 1 meq/L diikuti penurunan PCO2 sebesar lebih dari 1,2 mmHg.

    LO 3.2 Penyebab dan Gejala Asidosis Metabolik

    Penyebab Asidosis Metabolik :

    1. Diare berat. Selama pencernaan, getah pencernaan kaya HCO3- biasanya disekresikan ke

    dalam saluran cerna dan kemudian diserap kembali ke dalam plasma ketika pencernaan

    selesai. Selama diare, HCO3- ini hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi. Karena HCO3-

    berkurang maka HCO3- yang tersedia untuk mendapar H+ berkurang sehingga lebihbanyak H+ bebas yg ada di caoran tubuh. Dengan melihat situasi ini dari segi yang

    berbeda, berkurangnya HCO3- menggeser reaksi

    CO2 + H2O H+ + HCO3-

    Ke kanan untuk mengompensasi defisit HCO3-, meningkatkan H+ diatas normal.

    http://2.bp.blogspot.com/-OWia0MACCiI/T5zL61eKsYI/AAAAAAAAAaY/kv8afQjLog4/s1600/rumus+4.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-OWia0MACCiI/T5zL61eKsYI/AAAAAAAAAaY/kv8afQjLog4/s1600/rumus+4.JPG
  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    19/26

    2. Diabetes Melitus. Kelainan metabolisme lemak akibat ketidakmampuan sel menggunakan

    glukosan karena kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan asam keto secara

    berlebihan. Penguraian asam-asam keto ini meningkatkan H+ plasma.3. Olahraga Berat. Ketika otot mengandalkan glikolisis anaerob sewaktu olahraga berat,

    terjadi peningkatan produksi asam laktat yang meningkatkan H+ plasma.

    4. Asidosis Uremik. Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak dapat menyingkirkan H+dalam jumlah normal yang diasilkan dari asam-asam nonkarbonat dari proses-proses

    metabolic sehingga H+ mulai menumpuk di cairan tubuh. Ginjal juga tidak dapat menahan

    HCO3- dalam jumlah memadai untuk menyangga beban asam yang normal.

    Gejala Asidosis Metabolik:

    PH lebih dari 7,1:

    - rasa lelah

    - sesak nafas- nyeri perut

    - nyeri tulang- mual/muntah

    PH kurang dari atau sama dengan 7,1:- gejala pada pH > 7,1

    - efek inotropic negative, aritmia

    - konstriksi vena perifer- dilatasi arteri perifer (penurunan resistensi perifer)

    - penurunan tekanan darah

    - aliran darah ke hati menurun

    - konstriksi pembuluh darah paru (pertukaran O2 terganggu)

    LO 3.3 Pemeriksaan Asidosis Metabolik

    Analisis Gas Darah :

    Pemeriksaan Analisa gas darah penting untuk menilai keadaan fungsi paru-paru.pemeriksaan

    dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis.

    Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa),

    oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau

    kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai

    pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.Meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri,jika sampel darah

    arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat digunakan.

    Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yangdilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas

    darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,

    pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    20/26

    Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+dan dapat

    dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:

    1. Mekanisme dapar kimia

    2. Mekansime pernafasan.

    3.

    mekanisme ginjal .

    tabel gas-gas darah normal dari sample arteri dan vena campuran.

    Parameter Sampel arteri Sampel vena

    Ph 7,35-7,45 7,32-7,38

    PaCO2 35-45 mmHg 42-50 mmHg

    PaO2 80-100mmHg 40 mmHg

    Saturasi

    oksigen

    95%-100% 75%

    Kelebihan

    /kekurangan

    basa

    + atau -2 + atau -2

    HCO3 22-26 mEq/L 23-27 mEq/L

    LANGKAH-LANGKAH MENILAI GAS DARAH

    Berikut ini adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk mengevalusi nilai gas darah

    arteri.langkah-langkah ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai rata-rata adalah:

    Ph=7.4

    PaCO2=40 mmHg

    HCO3=24 mEq/L

    1. pertama-tama,perhatikan pH.pH dapat tinggi,rendah atau normal sebagai berikut :

    pH > 7.4 (alkolisis)

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    21/26

    pH < 7.4 (asidosis )

    pH = 7.4 (normal)

    pH normal dapat menunjukan gas darah yang benar-benar normal atau pH yang normal ini

    mungkin suatu indikasi ketidakseimbangan yang terkompensasi.ketidakseimbangan yang

    terkompensasi adalah suatu ketidakseimbangan di mana tubuh sudah mampu memperbaiki pH

    contohnya,seorang pasien dengan asidosis metabolik primer dimulai dengan kadar bikarbonatyang rendah tetapi dengan kadar karbondioksida yang normal.segera sesudah itu paru-paru

    mencoba mengkompensasi ketidakseimbangan dengan mengeluarkan sejumlah besar

    karbondioksida (hiperventilasi)

    2. langkah berikut adalah untuk menentukan penyebab primer gangguan.hal ini dilakukan

    dengan mengevaluasi PaCO2 dan HCO3 dalam hubunganya dengan pH.

    v pH > 7.4 (alkolisis)

    1. jika PaCO2 < 40 mmHg.gangguan primer adalah alkolisis

    respiratorik(situasi ini timbul jika pasien mengalami hiperventilasi dan blows off terlalu bnayakkarbon dioksida.ingat kembali jika karbondioksida terlarut dalam air menjadi asam karbonik

    bagian asam dari sistem buffer asam karbonik bikarbonat).

    2. jika HCO3 > 24 meq/L ,gangguan primer adalah alkolisis metabolik(situasi ini timbul jika

    tubuh memperoleh terlalu banyak bikarbonat,subtansi alkali bikarbonat dalah basa atau bagianalkali dari sisitem buffer asam karbonik-bikarbonat).

    v pH < 7.4 (asidosis)

    1. jika PaCO2 > 40 mmHg ,gangguan utama adalah asidosis respiratorik.(situasi ini timbuljika pasien mengalami hipoventilasi dan karenanya menahan terlalu banyak karbondioksida

    suatu substansi asam)

    2. jika HCO3 < 24 meq/L,gangguan primer dalah asidosis metabolik

    (situasi ini timbul jika kadar bikarbonat tubuh turun baik karena kehilangan langsung bikarbonatatau bikarbonat atau karena penambahan asam seperti asam laktat atau keton)

    3. langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi.hal

    ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer. jika nilai ini bergerak ke arah yang

    sama dengan nilai primer ,kompensasi sedang berjalan pertimbangkan gas-gas berikut ini:

    pH PaCO2 HCO3

    7.20 60mmHg 24 mmHg7.40 60mmHg 37mmHg

    4. . Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa

    campuran)

    Bagian yang pertama( 1) menunjukkan asidosis respiratorik akut tanpakompensasi (PaCO2 tinggi HCO3 normal)bagian yang kedua (2 ) menunjukkan asidosis

  • 8/11/2019 Wrap Up Mencret b10

    22/26

    respiratorik kronik perhatikan bahwa kompensasi sudah untuk menyeimbangkan PaCO2 yang

    tinggi dan menghasilkan suatu pH yang normal.

    III. Tujuan analisa gas darah

    1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa

    2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler

    3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh.

    IV. Indikasi

    1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.

    2. Pasien deangan edema pulmo.3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS).

    4. Infark miokard.

    5. Pneumonia

    6. Klien syok

    sampel darah

    arteri

    pH

    Asidosis pH< 7,4

    MetabolikHCO3- < 24

    mEq/L

    KompensasiRespiratorik

    PCo2

    40mmHg

    KompensasiGinjal

    HCO3- >24mEq/L

    Alkalosis pH> 7,4

    MetabolikHCO3- >

    24 mEq/L

    KompensasiRespiratorik

    PCO2 >40mmHg

    RespiratorikPCO2