wrote history

5
Wrote History Kamis, 15 Mei 2014 Kerajaan Maiwa A. Kerajaan Maiwa sebagai Lili dari Kerajaan Sidenreng Di Kabupaten Enrekang terdapat sebuah kecamatan Maiwa dimana dulunya di Kecamatan berdiri sebuah Kerajaan yang diperintah oleh seorang raja bernama Latakkebuku yang berkedudukan di Bantilang. Pada masa pemerintahan pua’ta Latakkebuku kerajaan ini mencapai masa kejayaannya , sehingga banyak dari kerajaan yang ada disekitarnya merasa cemburu dan ingin menguasainya. [1] Salah satu kerajaan yang pernah menyerang Kerajaan ini adalah Kerajaan Bone dan Sidenreng. Namun serangan itu dapat di patahkan oleh pasukan Takkebuku. Karena kegigihan pasukan-pasukan Latakkebuku dalam mempertahankan Kerajaan orang-orang Sidenreng kemudian menyebutnya dengan istilah to Mewa, artinya orang yang melawan, to Mewa itulah kemudian berubah menjadi To Maiwang dan akhirnya berubah menjadi to Maiwa yang berpusat di Battilang dan kemudian dipindahkan ke Tapong. [2] 8 Sebelum adanya penamaan Kerajaan Maiwa terhadap kerajaan ini dulunya kerajaan ini terdiri dari dua kerajaan yang masing-masing dipimpin oleh saudara Latakkebuku. Kerajaan itu adalah Kerajaan Limbuang dan kerajaan Lullung sedangkan Latakkebuku pada masa itu di jadikan sebagai raja di raja dari kedua saudarannya ini. [3] Sepeninggal pua’ta Latakkebuku beliau di gantikan oleh anaknya I Bantilan. Pada masa pemerintahannya beliau dipersunting oleh salah seorang keturunan Raja Bone yang kemudian hal inilah merupakan awal terjalinnya hubungan baik dan harmonis antara Kerajaan Maiwa dan Kerajaan Bone. Maiwa merupakan suatu kerajaan kecil yang diperintah oleh seorang Raja (Arung) sebelum tergabung dalam Konfederasi Massenrempulu Kerajaan ini sudah berkembang terutama dalam bidang keagamaan dimana pada masa kepemimpinan Pua’ta Lundu (1602-1625) merupakan pertama kali masuknya agama islam. Masuknya islam dalam Kerajaan ini berhubungan erat dengan masuknya islam di Sidenreng dimana disebutkan dalam Lontara Gowa Tallo bahwa wilayah Sidenreng Rappang masuk islam pada tahun 1609 sementara salah seorang

Upload: mirnawati

Post on 11-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kerajaan maiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Wrote History

Wrote History K a m i s , 1 5 M e i 2 0 1 4

Kerajaan Maiwa

A. Kerajaan Maiwa sebagai Lili dari Kerajaan Sidenreng

Di Kabupaten Enrekang terdapat sebuah kecamatan Maiwa dimana dulunya di

Kecamatan berdiri sebuah Kerajaan yang diperintah oleh seorang raja bernama Latakkebuku

yang berkedudukan di Bantilang. Pada masa pemerintahan pua’ta Latakkebuku kerajaan ini

mencapai masa kejayaannya , sehingga banyak dari kerajaan yang ada disekitarnya merasa

cemburu dan ingin menguasainya.[1]

Salah satu kerajaan yang pernah menyerang Kerajaan ini adalah Kerajaan Bone dan

Sidenreng. Namun serangan itu dapat di patahkan oleh pasukan Takkebuku. Karena kegigihan

pasukan-pasukan Latakkebuku dalam mempertahankan Kerajaan orang-orang Sidenreng

kemudian menyebutnya dengan istilah to Mewa, artinya orang yang melawan, to Mewa itulah

kemudian berubah menjadi To Maiwang dan akhirnya berubah menjadi to Maiwa yang berpusat

di Battilang dan kemudian dipindahkan ke Tapong.[2]

8

Sebelum adanya penamaan Kerajaan Maiwa terhadap kerajaan ini dulunya kerajaan ini terdiri

dari dua kerajaan yang masing-masing dipimpin oleh saudara Latakkebuku. Kerajaan itu adalah

Kerajaan Limbuang dan kerajaan Lullung sedangkan Latakkebuku pada masa itu di jadikan

sebagai raja di raja dari kedua saudarannya ini.[3]

Sepeninggal pua’ta Latakkebuku beliau di gantikan oleh anaknya I Bantilan. Pada masa

pemerintahannya beliau dipersunting oleh salah seorang keturunan Raja Bone yang kemudian

hal inilah merupakan awal terjalinnya hubungan baik dan harmonis antara Kerajaan Maiwa dan

Kerajaan Bone.

Maiwa merupakan suatu kerajaan kecil yang diperintah oleh seorang Raja (Arung)

sebelum tergabung dalam Konfederasi Massenrempulu Kerajaan ini sudah berkembang terutama

dalam bidang keagamaan dimana pada masa kepemimpinan Pua’ta Lundu (1602-1625)

merupakan pertama kali masuknya agama islam. Masuknya islam dalam Kerajaan ini

berhubungan erat dengan masuknya islam di Sidenreng dimana disebutkan dalam Lontara Gowa

Tallo bahwa wilayah Sidenreng Rappang masuk islam pada tahun 1609 sementara salah seorang

Page 2: Wrote History

putra raja Maiwa yakni Janggo ridi kembali dari Gowa membawa ajaran agama islam pada tahun

1608. Janggo ridi adalah orang pertama menerima islam, karena setelah beliau kemudian ada

utusanRaja untuk mempelajari islam seperti I pua’ dan Matindoi di Langgara’na.[4]

Pada masa itu agama islam menjadi agama kerajaan dan sekaligus disebarkan

ke kerajaan-kerajaan tetangganya seperti Enrekang, duri dan bahkan tana toraja. Penyebaran

agam islam itu sudah berlangsung sejak tahun 1615 sampai dengan tahun 1620 seperti ke

Kerajaan Duri dan Kerajaan Enrekang.[5] jadi sebelum tergabung dalam Konfederasi

Massenrempulu hubungan Kerajaan Maiwa dengan Kerajaan yang termasuk dalam Konfederasi

Massenrempulu seperti Duri dan Enrekang telah terjalin sangat baik.

Peran raja-raja Maiwa di

Tapong dalam menyiarkan islam dilakukan secara bersama dengan kerajaan Sidenreng Rappang.

Itulah sebabnya sehingga persahabatan antara Kerajaan Maiwa dan Sidenreng Rappang sangat

erat. Dan menjadi bahagian dari Kerajaan Sidenreng Rappang dengan status lili.[6]jadi sebelum

tergabung dalam Konfederasi Massenrempulu kerajaan ini merupakan lili dari kerajaan

Sidenreng Rappang. Selain itu karena hubungan kekeluargaan dengan Kerajaan Bone baik, maka

kerajaan Maiwa juga merupakan sahabat Kerajaan Bone.Adapun sistem pemerintahan Kerajaan

secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut

Raja

Page 3: Wrote History

Sullebatang Pabbicara

Tarata & Tarata & Tarata &

To Matoa Kampong To Matoa Kampong To Matoa Kampong

Rakyat

Dalam masyarakat maiwa juga dikenal adanya kepala-kepala tingkat bawah seperti Indo

Guru, Jannang dan suro. Setelah masuknya pengaruh islam dan bahkan agama islam menjadi

agama kerajaan system pemerintahan kerajaan berubah dengan memasukkan unsur syarak

sebagai bagian dari pemerintahan Kerajaan. Pejabat syarak seperti Kadhi yang bertugas mengajar

seluk beluk agama islam memimpin pelaksanaan ibadah, membina mesjid, mengatur

pemungutan pajak dan zakat,dan mengatur penyelenggaraan pernikahan., Bilal bertugas

menyuarakan azan. Imam dan guru bertugas mengurus dan melayani kegiatan-kegiatan

keagamaan bagi warga kampung.[7]Dalam bidang social kerajaan maiwa mengusahakan

kemakmuran rakyatnya dengan mengusahakan lapangan pertanian bagi rakyatnya.

B. Kerajaan Maiwa dalam Konfederasi Massenrempulu

Konfederasi massenrempulu didirikan Bone pada waktu Bissu Tonang Arung Enrekang Ke

III sekitar abad XVI M.[8] pada awal pembentukan konfederasi ini terdapat tujuh kerajaan

didalamnnya sehingga disebut Pitue Massenrempulu yang terdiri dari :

1) Kerajaan Endekan yang dipimpin oleh Arung/Puang Endekan

2) Kerajaan Kassa yang dipimpin oleh Arung Kassa'

3) Kerajaan Batulappa' yang dipimpin oleh Arung Batulappa'

4) Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) yang merupakan gabungan dari Buntu Batu, Malua, Alla'.

Buntu Batu dipimpin oleh Arung/Puang Buntu Batu, Malua oleh Arung/Puang Malua, Alla' oleh

Arung Alla'

5) Kerajaan pituriase

6) Kerajaan Letta' yang dipimpin oleh Arung Letta'

7) Kerajaan Binuang yang dipimpin oleh Arung Binuang[9]

Karena terjadinya perang antara Bone dan Wajo yang dimenangkan oleh Arungpone

dalam pertempuran itu maka Binuang dimasukkan kedalam Baqbana binanga dan untuk kerajaan

Page 4: Wrote History

Pituriase penulis tidak mendapatkan penjelasan mengenai keluarnya dari federasi

massenrempulu sehingga Konfederasi Pitue massenrempulu berubah menjadi Limae

massenrempulu karena kerajaan yang tergabung dalam konfederasi tersebut tinggal lima kerajaan

yaitu : Enrekang, Batulappa, Kassa, Letta, dan Duri. Akan tetapi pada tahun 1685 Letta

ditaklukkan oleh Bone yang pada saat itu diperintah oleh Aru Palakka Petta Malampe’E

Gemme’na. hal ini disebabkan oleh tindakan gegabah dan kurang perhitungan membunuh utusan

dari Bone. Tindakan ini ditanggapi bone sebagai suatu penghinaan yang harus diberikan

ganjaran. Kerajaan Bone bersama dengan wajo, soppeng dan sidenreng mengangkat senjata

memerangi Letta[10]. Akibat dari peperangan tersebut tidak hanya dirasakan oleh kerajaan Letta,

tetapi kerajaan yang ada disekitarnya seperti lili dari kerajaan sawitto juga ikut dihancurkan,

sedangkan orang-orang yang ditawan dinyatakan sebagai hamba dan dibagi kepada empat raja

yang bersangkutan.

Tahun 1685 M Latenritette Petta Risompae Dg. Serang Arung Palakka Malampe’E

Gemme’na Raja Bone mengeluarkan Letta dari gabungan Massenrempulu[11]. Pada kesempatan

itu Maiwa yang tadinya menjadi lili dari sidenreng, oleh keempat raja tersebut ditingkatkan

kedudukannya menjadi kerajaan yang berdaulat kemudian dimasukkan kedalam federasi

massenrempulu menggantikan Letta yang telah ditaklukkannya itu. Sedangkan Bilokka,

cerowalie, awanio, dan WettaE yang tadinya berada dibawah kekuasaan soppeng dimasukkan

menjadi lili dari kerajaan sidenreng.

Setelah Letta digantikan oleh Maiwa maka konfederasi Limae massenrempulu terdiri dari

kerajaan Enrekang, Batulappa, Kassa, Maiwa, dan Duri. Didalam federasi massenrempulu Arung

Buttu lebih luas wewenangnya dari arung Enrekang, karena Arung Buttu sebagai panglima

tentara gabungan Massenrempulu dan sebagai pemimpin rapat Federasi yang diadakan di

Enrekang sebagai pusat Massenrempulu. Dimana, rapat federasi ini sering dihadiri oleh Raja

Bone.

Pada tahun 1685 Kerajaan Letta di taklukkan oleh Kerajaan Bone hal ini disebabkan oleh

tindakan gegabah dan kurang perhitungan yang dilakukan oleh Kerajaan Letta membunuh

utusan dari Bone. Tindakan ini ditanggapi Kerajaan Bone sebagai suatu penghinaan yang harus

diberikan ganjaran. Kerajaan Bone bersama dengan wajo, soppeng dan sidenreng mengangkat

senjata memerangi Letta[12]. Akibat dari peperangan tersebut tidak hanya dirasakan oleh

kerajaan Letta, tetapi kerajaan yang ada disekitarnya seperti lili dari kerajaan sawitto juga ikut

Page 5: Wrote History

dihancurkan, sedangkan orang-orang yang ditawan dinyatakan sebagai hamba dan dibagi kepada

empat raja yang bersangkutan.

Tahun 1685 M Latenritette Petta Risompae Dg. Serang Arung Palakka Malampe’E

Gemme’na Raja Bone mengeluarkan Letta dari gabungan Massenrempulu[13]. Pada kesempatan

itu Maiwa yang tadinya menjadi lili dari sidenreng, oleh keempat raja tersebut ditingkatkan

kedudukannya menjadi kerajaan yang berdaulat kemudian dimasukkan kedalam federasi

massenrempulu menggantikan Letta yang telah ditaklukkannya itu. Sedangkan Bilokka,

cerowalie, awanio, dan WettaE yang tadinya berada dibawah kekuasaan soppeng dimasukkan

menjadi lili dari kerajaan sidenreng.

[1] Hasil Wawancara dengan Anonim, 29 agustus 2012

[2] Laporan pengumpulan data,Peninggalan Sejarah Dan Purbakala Kabupaten Enrekang, (Enrekang :

Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan, 1986), hlm. 37

[3] Silla sarang, Sejarah Pemerintahan di wilayah Maiwa. (Enrekang : Sarasehan Sejarah Pemerintahan

Kabupaten Enrekang, 1993 ), hlm.5. [4] Laporan penelitian, Sejarah Kerajaan-Kerajaan Local di Massenrempulu (Enrekang : Kantor

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten ENrekang, 2005 ), hlm. 69. [5] Ibid, hlm 68. [6] Mappasanda, Massenrempulu Menurut Catatan D.F Van Braam Morris (terjemahan, 1991). hlm. 1.

[7] Laporan penelitian, Sejarah Kerajaan-Kerajaan Local di Massenrempulu (Enrekang : Kantor

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten ENrekang, 2005 ), hlm. 65. [8] Palisuri, Sejarah pemerintahan wilayah kerajaan Enrekang Dari Abad XV s/d XX M. ( Enrekang:

serasehan sejarah pemerintahan Kabupaten Enrekang 1993), hlm. 7 [9] Ibid. hlm. 7. [10]Mappasanda, Massenrempulu Menurut catatan D.F. Van Braam Morris (terjemahan,1991). Hlm. 1. [11] Palisuri. 1993. Op. Cit. hlm. 7

[12]Mappasanda, Massenrempulu Menurut catatan D.F. Van Braam Morris (terjemahan,1991). Hlm. 1. [13] Palisuri,Sejarah Pemerintahan Wilayah Kerajaan Enrekang Dari Abad XV s/d XX M. (Enrekang :

serasehan sejarah pemerintahan Kabupaten Enrekang 1993 ) . hlm. 7.