www.unlock-pdf.com 068114152 full
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
1/123
EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS
OBAT HIPOGLIKEMIA KOMBINASI
PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELLITUS TIPE 2DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
PERIODE JANUARI – JUNI 2009
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Maria FeaYessy Ayuningtyas
NIM : 068114152
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
2/123
ii
EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS
OBAT HIPOGLIKEMIA KOMBINASI
PADA PASIEN GERIATRI DIABETES MELLITUS TIPE 2DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
PERIODE JANUARI – JUNI 2009
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Maria FeaYessy Ayuningtyas
NIM : 068114152
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
3/123
iii
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
4/123
iv
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
5/123
v
Ketika kumohon kepada Tuhan kekuatan,Tuhan memberiku kesulitan agar aku kuat
Ketika kumohon kepada Tuhan kebijaksanaan,Tuhan memberiku masalah untuk dipecahkan
Ketika kumohon kepada Tuhan kesejahteraan,Tuhan memberiku akal untuk berfikir
Ketika kumohon kepada Tuhan keberanian,Tuhan memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi
Ketika kumohon kepada Tuhan cinta,Tuhan memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong
Ketika kumohon kepada Tuhan bantuan,
Tuhan memberiku kesempatan untuk berusahaKetika kumohon kepada Tuhan kesabaran,
Tuhan memberiku kesempatan untuk melayaniAku tidak menerima apa yang aku pinta,
tetapi aku menerima apa yang aku butuhkan
(Anonim, 2002)
Ia membuat segala sesuatu
indah pada waktunya
Pengkhotbah, 3:11a)
Karya ini kupersembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada untukku
Bapak Ibuku yang selalu memberiku dukungan
..
Sahabat sahabatku yang mewaarnai pelangi hidupku
Almamaterku
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
6/123
vivi
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
7/123
vii
Prakata
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Evaluasi Drug Therapy Problems Obat Hipoglikemia Kombinasi pada
Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009 ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang
mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1. Tuhan yang Maha Baik atas segala berkat dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orangtuaku Bapak Antonius Purwanto dan Ibu Brigita Sri Setyasih yang
dengan tulus mendampingi dengan kasih, memberikan nasehat dan materi untuk
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk
penulis dapat melakukan penelitian.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
8/123
viii
4. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen penguji
skripsi atas dukungan, arahan, kritikan dan masukan serta semangat yang
diberikan kepada penulis.
5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan, saran, semangat, dan dukungan dalam
proses penyusunan skripsi.
6. Ibu dr. Fenty, M.Kes, Sp.PK. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc.,Sp PK (K) selaku kepala Bagian
Pendidikan dan Penelitian (Diklit), Bapak Mt. Sutena, SKM., MM.,M.Sc selaku
Ka Sub Bag Diklit Keperawatan dan Non Medis dan ibu Mamik selaku staff
Diklit
8. Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Ibu Nani, Pak Dirman, Ibu
Dari, Ibu Meta, dr. Endang) atas bantuan dan dukungannya.
9. Seluruh pasien geriatri diabetes mellitus tipe 2 yang menerima terapi obat
hipoglikemia kombinasi Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Segenap dosen pengajar, staf sekretariat Fakultas Farmasi Sanata Dharma atas
dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakak dan adikku, Lukas Okta Prasetyawanto dan Yohanes Karisma
Kristiawanto, atas dukungan dan semangat yang diberikan.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
9/123
ix
ix
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
10/123
x
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
11/123
xi
INTISARI
Diabetes Mellitus pada orang dewasa hampir 90% masuk diabetes tipe 2. Dari jumlah tersebut bahwa 50% adalah pasien berumur lebih dari 60 tahun. Obat
hipoglikemia kombinasi (lebih dari 1 obat hipoglikemia) yang digunakan untuk
mengatasi diabetes yang dialami oleh pasien geriatri harus diperhatikan, mengingatfungsi organ dan aktivitas fisik yang sudah mengalami penurunan. Mengingat hal
tersebut maka dianjurkan pemilihan dan dosis pemberian untuk pasien usia lanjut
harus berhati-hati. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi Drug Therapy Problems pada
pasien geriatri.Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Bahan yang digunakan
adalah lembar rekam medis.Pasien geriatri diabetes mellitus tipe 2 yang menerima obat hipoglikemia
kombinasi di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Sardjito adalah 26 pasien. Karakteristik
pasien berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 57,7% (15
pasien), usia lansia (elderly) terbanyak yaitu 73,1% (19 pasien), komplikasi paling banyak adalah hipertensi 92,3% (24 pasien) dan penyakit penyerta adalah osteoatritis
19,2 % (5 pasien). Terdapat 11 kelas terapi yang diberikan kepada pasien. Drug
Therapy Problems (DTPs) yang terjadi adalah dosis terlalu rendah sebanyak 3,8 % (1
pasien) dan Adverse Drug Reaction (ADR) sebanyak 53,8% (14 pasien).
Kata kunci : drug therapy problems, obat hipoglikemia kombinasi, Diabetes Mellitus
tipe 2
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
12/123
ABSTRACT
Diabetes Mellitus on adults are almost 90% included in DM Type 2. From
that total amount, as much as 50% are patients above 60 years of age. Combined
hypoglycemic drugs (more than 1 hypoglycemic drug) used to treat diabetes on
geriatric patients need a special attention, remembering their body organs and
physically activities are decreasing. Because of that reasons, it is highly
recommended to be aware on drugs selection and dosing on geriatrics. Since then,
the evaluation of DTPs on geriatric needed to be done.
This research is a non experimental with descriptive-evaluative design and
also retrospective type. Medical records used as research materials.
The total amount of geriatric patients with DM Type 2 who get combined
hypoglycemic drugs installation of outpatient RSUP Dr. Sardjito are 26 patients.Percentage for most gender is female with 57,7% (15 patients), the elderly age is
73,1% (19 patients), most complicating disease is hypertension for 92,3% (24
patients) and accompanying disease is ostheoarthritis for 19,2% (5 patients). 11
class of therapy is used. DTPs found are dosage too low as much as 3,8 % (1
patient) and ADR for 53,6% (14 patients).
Keywords: DTPs, combined hypoglycemic drugs, DM type 2
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
13/123
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI .......................................................... vi
PRAKATA .......................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. x
INTISARI ............................................................................................................ xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xviii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx
BAB I PENGANTAR ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1. Permasalahan .............................................................................................. 3
2. Keaslian penelitian ..................................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ...................................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
14/123
xiv
1. Tujuan umum ............................................................................................. 6
2. Tujuan khusus............................................................................................. 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.................................................................. 8
A. Drug Therapy Problems ................................................................................. 8
B. Diabetes Mellitus ............................................................................................ 12
1. Klasifikasi ................................................................................................... 12
2. Gejala .......................................................................................................... 14
3. Diagnosis .................................................................................................... 15
4. Komplikasi ................................................................................................ 16
a. Komplikasi Akut........ ............................................................................. 16
1) Hipoglikemia ...................................................................................... 16
2) Ketoasidosis Diabetik ........................................................................ 16
b. Komplikasi Kronis ................................................................................. 16
1) Makroangiopati (makrovaskuler) ....................................................... 17
2) Mikroangiopati (mikrovaskuler) ........................................................ 17
5. Penatalaksanaan ........................................................................................ 18
a. Terapi non farmakologi ......................................................................... 20
1) Diet .................................................................................................... 20
2) Olah raga ............................................................................................ 20
b. Terapi Farmakologi ............................................................................... 20
1) Terapi Insulin ...................................................................................... 20
2) Terapi Obat Hipoglikemia Oral .......................................................... 22
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
15/123
xv
a. Golongan Sulfonilurea ................................................................... 22
1. Glibenklamid .............................................................................. 23
2. Gliklazid ..................................................................................... 23
3. Glipizid ....................................................................................... 24
4. Glikuidon ................................................................................... 24
5. Glimepiride ................................................................................ 24
b. Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin ............................ 24
c. Golongan Biguanida ....................................................................... 25
d. Golongan Tiazolidindion ............................................................... 26
e. Golongan Inhibitor α- Glukosidase ................................................ 26
f. Golongan Dipeptidyl-peptidase-4 (DPP-4) .................................... 27
g. Golongan Glucagonlike Peptide-1 Agonist (GLP-) ........................ 27
3) Terapi Kombinasi ................................................................................ 29
C. Geriatri ............................................................................................................ 30
D. Keterangan Empiris ........................................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 32
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................... 32
B. Definisi Operasional ....................................................................................... 32
C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 33
D. Bahan Penelitian ............................................................................................. 33
E. Lokasi Penelitian ............................................................................................ 34
F. Tata Cara Penelitian ........................................................................................ 34
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
16/123
xvi
1.Persiapan ..................................................................................................... 35
2. Pengambilan data ....................................................................................... 35
3.Pengolahan data ........................................................................................... 36
F. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................................. 37
1. Karakteristik Pasien .................................................................................... 37
2. Profil Obat ................................................................................................... 37
3. Evaluasi Drug Therapy Problem ................................................................ 38
G. Kesulitan Penelitian........................................................................................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 40
A. Karakteristik Pasien........................................................................................ 40
1. Berdasarkan jenis kelamin.......................................................................... 40
3. Berdasarkan kelompok usia ........................................................................ 41
4. Berdasarkan penyakit komplikasi .............................................................. 42
5. Berdasarkan penyakit penyerta .................................................................. 44
B. Profil Obat ...................................................................................................... 45
a. Obat Susunan Saraf .................................................................................... 46
b. Obat Kardiovaskuler................................................................................... 47
c. Obat Saluran Pernapasan ............................................................................ 48
d. Obat Saluran Cerna .................................................................................... 49
e. Obat Anti Alergi ......................................................................................... 50
f. Cairan untuk Keseimbangan Air, Elektrolit dan Nutrisi ............................. 50
g. Obat Anti Diabetik ..................................................................................... 51
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
17/123
xvii
h. Anti Infeksi ................................................................................................. 54
i. Vitamin, Mineral dan Metabolitropikum .................................................... 55
j. Obat yang Mempengaruhi Darah ................................................................ 56
k. Obat Penyakit Kulit .................................................................................... 56
C. Evaluasi DTPs ................................................................................................ 57
a. DTPs dosis terlalu rendah ........................................................................... 58
b. DTPs Advers Drug Reaction ...................................................................... 59
D. Rangkuman Pembahasan................................................................................ 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65
A. Kesimpulan .................................................................................................... 65
B. Saran ............................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
BIGRAFI PENULIS ........................................................................................... 103
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
18/123
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Peringkat Signifikansi Klinis Interaksi Obat Menurut Tatro(2001) 10
Tabel II. Korelasi Nilai HbA1C dengan Kadar Glukosa Darah ................... 19
Tabel III. Beberapa Sediaan Insulin di Indonesia .......................................... 21
Tabel IV. Obat Hipoglikemia Oral yang Beredar di Indonesia ..................... 28
Tabel V. Jenis dan Presentase Penyakit Komplikasi .................................... 43
Tabel VI. Jenis dan Persentase Penyakit Penyerta ......................................... 44
Tabel VII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Sistem Saraf Pusat ......................... 47
Tabel VIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Kardiovaskuler .............................. 48
Tabel IX. Pengunaan Obat Kelas Terapi Saluran Pernapasan ....................... 49
Tabel X. Pengunaan Obat Kelas Terapi Saluran Cerna ................................ 49
Tabel XI. Pengunaan Kelas Terapi Anti Alergi ............................................. 50
Tabel XII. Pengunaan Kelas Terapi Cairan untuk Keseimbangan Air, Elektrolit,
Dialisis dan Nutrisi ........................................................................ 51
Tabel XIII. Pengunaan Obat Kelas Terapi Anti Diabetik ................................. 51
Tabel XIV. Penggunaan Obat Hipohlikemia Kombinasi .................................. 53
Tabel XV. Pengunaan Kelas Terapi Vitamin, Mineral dan Metabolitropikum 56
Tabel XVI. Pengunaan Kelas Terapi Obat yang Mempengaruhi Darah ........... 56
Tabel XVII. Pengelompokan Kejadian DTPs .................................................... 58
Tabel XVIII. Kejadian DTPs Dosis Terlalu Rendah .......................................... 59
Tabel XIX. Potensial Kejadian DTPs Advers Drug Reaction .......................... 62
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
19/123
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Algoritma untuk Mengotrol Glukosa Darah Menurut AACE ........... 19
Gambar 2. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 41
Gambar 3. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia .......................... 42
Gambar 4. Distribusi Penggunaan Obat Berdasarkan Kelas Terapi ................... 45
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
20/123
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Kajian DTPs Pasien Penggunaan Obat Hipoglikemia Kombinasi
pada Pasien Geriatri DM Tipe II di Instalasi Rawat Jalan RSUP
Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009 .....................74
Lampiran II. Nilai Rujukan dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .................. 100
Lampiran III. Obat Paten yang Digunakan ..................................................... 100
Lampiran IV. Daftar Singkatan ....................................................................... 101
Lampiran V. Surat Ijin Penelitian dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta........... 102
Lampiran VI. Surat Kalaikan Etik ................................................................... 103
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
21/123
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) ialah suatu penyakit yang ditandai dengan kadar
glukosa yang tinggi di dalam darah karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara tepat ( Triplitt, Reasner, Isley, 2005). Diabetes Mellitus
menjadi salah satu penyakit yang menarik perhatian karena penderitanya terus
bertambah banyak. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh WHO di Indonesia pada
tahun 2000, penderita Diabetes Mellitus sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah
penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika
Serikat (AS). WHO memperkirakan bahwa penderita diabetes di Indonesia akan
mengalami kenaikan dari 17 juta jiwa pada tahun 2000, diperkirakan menjadi 21,3
juta jiwa pada tahun 2030 (Anonim, 2009 b).
Hampir 90% Diabetes Mellitus pada orang dewasa merupakan Diabetes
Mellitus Tipe 2. Dari jumlah tersebut, 50% adalah pasien berusia lebih dari 60 tahun.
Berdasarkan data statistik dunia, pasien geriatri pada tahun 2007 berjumlah sekitar
450 juta jiwa (7% dari total penduduk dunia) dan sekitar 50-92% mengalami
gangguan toleransi glukosa. Dapat diperkirakan bahwa dengan laju kenaikan jumlah
penduduk geriatri yang semakin cepat, maka prevalensi pasien gangguan toleransi
glukosa dan diabetes pada geriatri juga akan semakin cepat (Rochmah, 2006).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
22/123
2
Penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan secara total namun bisa
dikendalikan dengan 2 cara yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi
farmakologi yang dapat digunakan adalah terapi obat hipoglikemia yang dapat
diberikan secara tunggal maupun kombinasi. Penelitian oleh Turner, Cull, Frighi, dan
Holman (1999) menyatakan bahwa DM tipe 2 sangat progresif hingga setelah 3 tahun
monoterapi, 50% akan memerlukan lebih dari 1 obat hipoglikemia, dan setelah 9
tahun angka ini akan meningkat menjadi 75%.
Bagi pasien geriatri, pemberian terapi kombinasi ini harus diperhatikan
mengingat fungsi organ dan aktivitas fisik yang sudah mengalami penurunan.
Perubahan fisiologi pada pasien geriatri mempengaruhi kinerja farmakokinetik dan
farmodinamik obat. Proses farmakokinetik meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi, sedangkan proses farmakodinamik berupa antaraksi obat dengan
reseptor. Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi yaitu ginjal yang
merupakan jalur utama ekskresi mengalami perubahan saluran ginjal (laju filtrasi
glomeruler) akibatnya waktu paruh eliminasi obat dapat lebih lama berada dalam
tubuh. Hal ini memungkinkan perpanjangan kinerja farmakologi dan toksikologi obat
(Donatus, 1999). Maka dianjurkan untuk pemilihan obat yang tepat dan pemberian
dosis yang disesuaikan dengan kondisi pasien geriatri, hal tersebut berkaitan dengan
pencapaian outcome dan pencegahan terjadinya DTPs.
Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Apoteker berperan untuk mendampingi, memberikan
konseling dan bekerja sama dengan penderita dalam penatalaksanaan diabetes. Selain
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
23/123
3
itu apoteker juga berperan untuk membantu penderita menyesuaikan pola diet
sebagaimana yang disarankan ahli gizi, mencegah dan mengendalikan komplikasi
yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek samping obat, memberikan
rekomendasi penyesuaian rejimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita
bersama-sama dengan dokter yang merawat penderita. Peran seorang apoteker sangat
penting dalam keberhasilan penatalaksanaan dan pemberian terapi yang tepat,
sehingga tidak menimbulkan Drug Therapy Problems (DTPs). Dengan demikian
diperlukan penelitian tentang keberhasilan penatalaksanaan terapi obat melalui
evaluasi DTPs untuk pasien diabetes.
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Sardjito karena rumah sakit ini
merupakan paling besar di Yogyakarta, dengan jumlah pasien DM tipe 2 yang
mendapatkan terapi kombinasi yang melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit
tersebut cukup banyak. Selain itu, RSUP Dr. Sardjito memiliki instalasi famasi,
instalasi rawat jalan, unit rekam medis dan unit geriatri yang mendukung pelayanan.
Dari data rekam medik yang diperoleh dapat diidentifikasi adanya DTP pada
penggunaan obat hipoglikemia sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan
kualitas layanan RSUP Dr. Sardjito kepada pasien untuk mendapatkan terapi yang
optimal serta untuk mendukung pelaksanaan patient safety saat ini.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
a. Bagaimana karakteristik pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat terapi obat
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
24/123
4
hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
periode Januari-Juni 2009 (berdasarkan jenis kelamin, usia, penyakit komplikasi
dan penyakit penyerta) ?
b. Bagaimana profil penggunaan obat pada pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat
terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 ?
c. Berapa besar angka dan persentase kejadian DTPs pada pengobatan pasien geriatri
DM tipe 2 yang mendapat terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat
Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 yang meliputi:
1) butuh tambahan obat (need for additional drug therapy) ?
2) obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy) ?
3) salah obat (wrong drug ) ?
4) dosis terlalu rendah (dosage too low) ?
5) adverse drug reaction ?
6) dosis terlalu tinggi (dosage too high) ?
2. Keaslian Penelitian
Terdapat beberapa penelitian tentang evaluasi DTPs penyakit Diabetes
Mellitus tipe 2 yang sudah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada subyek penelitian dalam penelitian ini
yaitu pasien geriatri yang mendapat obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat
Jalan, periode yang digunakan Januari-Juni 2009, sedangkan penelitian sebelumnya
tidak memiliki kriteria inklusi tersebut. Maka dapat dikatakan penelitian mengenai
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
25/123
5
Evaluasi Drug Therapy Problems Obat Hipoglikemia Kombinasi pada Pasien Geriatri
Diabetes Mellitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
Periode Januari-Juni 2009 belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait mengenai
evaluasi DTPs obat hipoglikemia untuk penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut ini :
a. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Komplikasi Hipertensi di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito Yogyakarta Periode
Tahun 2007-2008 oleh Herlinawati pada tahun 2009 .
b. Evaluasi Drug Related Problems pada Peresepan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
dengan Komplikasi Ishemic Heart Disease di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari 2005- Desember 2007 oleh Larasati pada tahun 2008.
c. Identifikasi Drug Related Problems dan Pengaruhnya Terhadap Kontrol Gula
Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan yang Diterapi dengan
Insulin di Rumah Sakit D. Sardjito oleh Puspitasari pada tahun 2008.
3. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
a. menjadi sumber informasi tentang DTPs pada pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2
di RSUP Dr. Sardjito
b.
menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan konsep pelayanan farmasi
klinik di RSUP Dr Sardjito serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
26/123
6
B. Tujuan
1.
Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengevaluasi adanya Drug Therapy
Problems obat hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri DM tipe 2 di
Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 .
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :
a.
Mengetahui karakteristik pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat terapi obat
hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 (berdasarkan jenis kelamin, usia,
penyakit komplikasi dan penyakit penyerta).
b. Mengetahui profil penggunaan obat pada pasien geriatri DM tipe 2 yang
mendapat terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP
Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009.
c. Mengetahui besar angka dan persentase kejadian DTPs pada pengobatan
pasien geriatri DM tipe 2 yang mendapat terapi obat hipoglikemia kombinasi
di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni
2009 yang meliputi:
1)
butuh tambahan obat (need for additional drug therapy)
2) obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)
3) salah obat (wrong drug )
4) dosis terlalu rendah (dosage too low)
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
27/123
7
5) adverse drug reaction
6)
dosis terlalu tinggi (dosage too high)
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
28/1238
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Drug Therapy Problems
Drug Therapy Problems (DTPs) merupakan peristiwa yang tidak diinginkan
yang dialami pasien yang memerlukan atau diduga memerlukan terapi obat dan
berkaitan dengan tercapainya tujuan terapi yang diinginkan. Identifikasi DTPs
menjadi fokus penilaian dan pengambilan keputusan terakhir dalam tahap proses
patient care (Cippole, Strand, Morley, 2004). Kejadian DTPs ini menjadi masalah
aktual maupun potensial yang kental dibicarakan dalam hubungan antara farmasis
dengan dokter. Yang dimaksud dengan masalah aktual DTPs adalah masalah yang
sudah terjadi pada pasien dan farmasis harus berusaha menyelesaikannya. Masalah
DTPs yang potensial adalah suatu masalah yang mungkin menjadi risiko yang dapat
berkembang pada pasien jika farmasis tidak melakukan tindakan untuk mencegah
(Rovers, 2003). Mengetahui hal tersebut maka seorang farmasis memegang peran
penting dalam mencegah maupun mengendalikan masalah tersebut.
Ada beberapa hal yang termasuk dalam kategori penyebab timbulnya
permasalahan yang berhubungan dengan DTPs (Cippole dkk., 2004).
1. Butuh tambahan obat (need for additional drug therapy)
Pasien mempunyai masalah medis yang membutuhkan terapi obat meliputi
kondisi penyakit meningkat sehingga membutuhkan obat baru, mengalami penyakit
kronis, terapi obat pencegahan untuk mengurangi risiko berkembangnya kondisi baru
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
29/123
9
dan pemberian pengobatan tambahan untuk mencapai sinergi dan efek tambahan.
2. Obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)
Hal ini terjadi jika pasien menggunakan obat tanpa indikasi yang tepat, terapi
dengan dosis toksis, kondisi pengobatan lebih tepat ditangani dengan terapi non-
farmakologi, terapi obat diberikan untuk menghindari efek merugikan dari
pengobatan yang lain dan penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol atau merokok,
polifarmasi yang sebaiknya terapi tunggal dan terapi efek samping akibat suatu obat
yang sebenarnya dapat digantikan dengan obat yang lebih aman.
3. Salah obat (wrong drug )
Pasien mendapatkan terapi tidak tepat seperti obat bukan yang paling efektif
dan aman, pasien alergi atau kontraindikasi, sudah resisten terhadap infeksi, dan
kondisi pengobatan yang tidak dapat sembuh dengan produk obat.
4. Dosis terlalu rendah(dosage too low)
Penyebab terjadinya ialah dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon
yang diinginkan, interaksi obat mengurangi jumlah ketersediaan obat yang aktif,
durasi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang diinginkan, pemilihan
obat, dosis, rute pemberian dan sediaan obat tidak tepat.
5. Adverse Drug Reaction
Penyebabnya ialah pasien menerima produk obat yang menyebabkan reaksi
alergi atau idiosinkrasi, pengaturan dosis obat diganti terlalu cepat, bioavalibilitas
atau efek obat diubah oleh obat lain atau makanan dan interaksi obat.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
30/123
10
Salah satu yang menjadi kriteria terjadinya DTPs Adverse Drug Reaction
adalah terjadinya interaksi obat. Tidak semua obat bermakna secara klinis. Beberapa
interaksi obat secara teoritis mungkin terjadi, sedangkan interaksi obat yang lain yang
harus dihindari atau memerlukan pemantauan yang cermat. Tatro (2001) menilai
interaksi obat melalui peringkat signifikasi, onset, tingkat keparahan efek interaksi
dan dokumentasinya.
a. Peringkat Signifikansi
Peringkat signifikansi interaksi bervariasi dari derajat 1 sampai 5. Derajat 1
adalah interaksi yang parah dan telah terdokumentasi dengan baik. Derajat 5 adalah
interaksi yang dokumentasinya tidak lebih dari possible atau unlikely.
Tabel I. Peringkat Signifikansi Klinis Interaksi Obat Menurut Tatro (2001)
Peringkat signifikansi Signifikansi Dokumentasi1 Major Suspected atau lebih
2 Moderate Suspected atau lebih
3 Minor Suspected atau lebih
4 Major/Moderate Possible
Minor Possible5
Any Unlikely
b. Onset
Onset adalah mulai efek kerja interaksi suatu obat yang terbagi dalam 2
kelompok yaitu r apid dan delayed. Onset rapid ialah efek akan terjadi dalam kurun
waktu 24 jam setelah pemakaian obat yang berinteraksi, sehingga diperlukan tindakan
segera. Onset delayed ialah efek tidak akan terjadi sampai beberapa hari atau minggu
setelah pemakaian obat. Tidak memerlukan tindakan segera.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
31/123
11
c.
Tingkat keparahan efek interaksi
Berdasarkan tingkat keparahan efek interaksi suatu obat terbagi dalam 3
kelompok yaitu major, moderate, minor. Tingkat keparahan major ialah efek yang
terjadi secara potensial mengancam jiwa atau dapat menyebabkan kerusakan yang
bersifat menetap. Efek dapat menyebabkan perubahan status klinik dan penambahan
pengobatan merupakan tingkat keparahan moderate. Efek yang biasanya ringan tidak
memerlukan tambahan pengobatan merupakan tingkat keparahan minor.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah derajat kepercayaan dari interaksi obat yang dapat
menyebabkan perubahan respon klinis. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
terdokumentasinya suatu efek interaksi obat khususnya pada pasien tertentu.
Dokumentasi tidak menunjukkan besarnya insidensi atau frek uensi interaksi, serta
tidak tergantung pada keparahan efek interaksi. Dekomentasi terbagi dalam 5
kelompok yaitu established, probable, suspected, possible dan unlikely. Dokumentasi
established ialah derajat kepercayaan yang telah dapat membuktikan interaksi terjadi
disertai suatu kontrol penelitian yang baik. Kelompok kedua yaitu probable ialah
sangat mungkin terjadi interaksi tetapi tidak ada bukti klinis. Yang ketiga yaitu
suspected ialah interaksi obat mungkin terjadi dan terdapat beberapa data yang baik,
tetapi membutuhkan studi penelitian lebih lanjut. Kelompok keempat yaitu possible
ialah interaksi obat dapat terjadi tetapi data masih sangat terbatas. Dan yang kelima
yaitu unlikely ialah derajat kepercayaan yang meragukan untuk terjadi interaksi obat
dan tidak ada perubahan efek klinis yang jelas.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
32/123
12
6.
Dosis terlalu tinggi (dosage too high )
Beberapa penyebabnya ialah dosis pemberian terlalu tinggi, frekuensi
pemberian terlalu cepat, durasi obat terlalu panjang, dan interaksi obat yang terjadi
menghasilkan efek toksik.
7. Ketidaktaatan (inappropiate compliance)
Beberapa penyebabnya ialah pasien tidak memahami instruksi, lebih memilih
untuk tidak melakukan pengobatan, lupa melakukan pengobatan, tidak sanggup
menebus obat karena terlalu mahal, tidak dapat menelan atau melakukan pemberian
sendiri dengan tepat dan produk obat tidak tersedia.
B. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah (hiperglikemia) disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
1. Klasifikasi
Berdasarkan etiologi, American Diabetes Association (ADA)
mengklasifikasikan Diabetes Mellitus menjadi :
a. Diabetes Mellitus tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Diabetes Mellitus tipe 1 merupakan diabetes yang tergantung pada insulin
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
33/123
13
yang disebabkan oleh adanya reaksi autoimun sehingga sel beta (ß) penghasil insulin
pada pulau-pulau langerhans pankreas menjadi rusak, akibatnya tubuh menjadi
kekurangan insulin (Triplitt dkk., 2005).
Destruksi autoimun dari sel ß langerhans kelenjar pankreas melibatkan
defisiensi sekresi insulin sehingga menyebabkan gangguan metabolisme yang
menyertai DM tipe 1. Selain itu, sel alfa (a ) kelenjar pankreas pada penderita DM tipe
1 yang tidak normal. Secara normal, hiperglikemia akan menurunkan sekresi
glukagon, namun pada penderita DM tipe 1 sekresi glukagon tetap tinggi walaupun
dalam keadaan hiperglikemi. Hal ini memperparah keadaan ketoasidosis diabetik jika
tidak mendapat terapi insulin (Anonim, 2005 a).
b. Diabetes Mellitus tipe 2 atau Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Pada diabetes tipe ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di
jaringan perifer (resistensi insulin dan disfungsi sel ß). Akibatnya, pankreas tidak
mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi resistensi insulin.
Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif (Widijanti, 2006)
Berbeda dengan DM tipe 1, pada penderita DM tipe 2 terutama yang berada
pada tahap awal, umumnya dapat terdeteksi jumlah insulin yang cukup di dalam
darahnya, di samping kadar glukosa yang tinggi. Jadi, awal patofisiologis DM tipe 2
bukan karena kurangnya sekresi insulin, tapi karena sel-sel sasaran insulin tidak
mampu merespon insulin secara normal. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada
perkembangannya penderita DM tipe 2 akan mengalami kerusakan sel-sel ß pankreas
yang terjadi secara progesif yang seringkali akan mengakibatkan defisiensi insulin
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
34/123
14
sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen (Anonim, 2005 a).
c. Diabetes Mellitus Tipe Spesifik
Meliputi individu dengan gangguan genetik fungsi sel ß, gangguan genetik
kerja insulin, penyakit endokrin pankreas, endokrinopati (akromegali, sindrom
Chusing), Diabetes Mellitus karena obat atau bahan kimia, infeksi dan sindrom
genetik (Triplitt dkk., 2005)
d. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus gestasional adalah diabetes yang dialami oleh wanita
terutama pada masa kehamilan yang diakibatkan adanya intoleransi glukosa selama
kehamilan. Diabetes gestasional terjadi pada 7% dari seluruh wanita hamil (Triplitt
dkk., 2005).
2.
Gejala
Pada DM Tip e 1 gejala awalnya adalah rasa haus dan berkemih yang
berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak).
Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki
keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan,
ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya
beberapa jam. Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita Diabetes tipe I
bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin
atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius (Anonim,
2008 a).
Penderita DM tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala- gejala selama beberapa
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
35/123
15
tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa
sering berkemih dan sering merasa haus. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai
lebih dari 1.000mg/dL, biasanya terjadi akibat stres misalnya infeksi atau obat-
obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan
kebingungan mental, pusing, dan kejang (Anonim, 2008 a).
3. Diagnosis
Menurut American Association of Clinical Endocrinologists (2007), diagnosa
Diabetes Mellitus baru dapat dipastikan jika :
a. Adanya gejala seperti poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan yang cepat
tanpa sebab yang jelas dan kadar glukosa darah acak = 200mg/dl atau
b. Kadar glukosa darah puasa (GDP) (dengan menggunakan plasma vena) =
126mg/dl. Puasa didefinisikan sebagai tidak adanya masukan kalori selama
setidaknya 8 jam atau
c. Kadar glukosa plasma = 200mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram
pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
abnormal tinggi (hiperglikemia) satu kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan
diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih lanjut dengan
mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang abnormal
(Anonim, 2005 a).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
36/123
16
4.
Komplikasi
Komplikasi dapat bersifat akut atau kronis. Komplikasi akut terjadi jika kadar
glukosa darah seseorang meningkat atau menurun drastis jika seseorang menjalani
diet terlalu ketat. Komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah yang akhirnya
dapat menyebabkan serangan jantung, ginjal, saraf dan penyakit berat lainnya.
a. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan
penurunan glukosa darah. Hipoglikemia ditandai dengan lemas, gemetar, pusing,
pandangan berkunang-kunang, keluar keringat dingin, detak jantung meningkat,
sampai kehilangan kesadaran. Jika tidak tertolong dapat terjadi kerusakan otak
dan akhirnya kematian (Soegondo, 2006 a).
2) Ketoasidosis Diabetik
Asidosis yang disebabkan oleh pemecahan lemak yang ber lebih, yang
menyebabkan akumulasi asam-asam lemak dan senyawa-senyawa keton di dalam
tubuh. Salah satu gejalanya nafas penderita berbau khas seperti buah dan
kecepatan nafas lebih cepat dari normal. Keadaan ketoasidosis ini dapat
mengakibatkan kehilangan kesadaran, koma dan akhirnya meninggal dunia
(Soegondo, 2006 a).
b. Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis Diabetes Mellitus terjadi pada semua pembuluh darah
di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Angiopati dibagi menjadi 2 yaitu :
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
37/123
17
1)
Makroangiopati (makrovaskuler)
Jenis komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang adalah penyakit
vaskuler perifer, gagal jantung, jantung koroner, infark miokard, dan kematian
mendadak. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit
jantung (Triplitt dkk., 2005). Yang lebih sering merasakan komplikasi ini adalah
DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau
kegemukan (Soegondo, 2006 a).
2) Mikroangiopati (mikrovaskuler)
Yang termasuk dalam komplikasi mikrovaskuler yaitu retinopati,
nefropati dan neuropati. Hal yang dapat mendorong terjadinya komplikasi
tersebut ialah terjadinya hiperglikemia dan pembetukan protein terglikasi yang
menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi semakin lemah dan rapuh dan
terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kecil (Soegondo, 2006 a).
a) Retinopati
Kejadian retinopati diabetik dikarenakan mikroangiopati yang terjadi
pada arteriola prekapiler retinal, kapiler, dan venula. Kerusakan disebabkan
karena kebocoran mikrovaskuler karena terurainya barier retinal sehingga darah
dapat masuk dan adanya sumbatan mikrovaskuler (Watkins, 2003).
b) Neuropati
Neuropati terjadi, akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil
yang memberi nutrisi pada saraf perifer dan metabolisme gula yang abnormal
(Triplitt dkk., 2005).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
38/123
18
c)
Nefropati
Kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh
darah sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja ginjal (Triplitt dkk.,
2005).
5. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Tujuan umum penatalaksanaan Diabetes Mellitus adalah memperbaiki
kelainan metabolisme pasien sehingga dapat mempertahankan status kesehatan pasien
dan memperpanjang harapan hidup pasien. Pendekatan penatalaksanaan terapi
Diabetes melitus yang lain dipusatkan pada adanya resistensi insulin dan usaha untuk
meningkatkan kemampuan insulin yang tersedia dalam memacu pengambilan glukosa
oleh jaringan (Asdie, 2000).
Pada penatalaksanaan terapi Diabetes Mellitus terdapat terapi primer dan
terapi sekunder. Penatalaksanaan terapi primer meliputi edukasi, diet, dan olahraga
sedangkan terapi sekunder dengan insulin, obat hipoglikemia oral dan cangkok
pankreas (Asdie, 2000).
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga)
belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan
langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat
hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya (Anonim, 2005 a).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
39/123
19
Gambar 1. Algoritma Terapi untuk Pasien DM Tipe 2 Menurut AACE
Tabel II. Korelasi Nilai HbA1C dengan Kadar Glukosa Darah
HbA1C(%)
Kadar Glukosa Darah(mg/dl)
6 1267 154
8 183
9 212
10 24011 269
12 298
(ADA, 2009)
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
40/123
20
a.
Terapi non farmakologi
1) Diet
Terapi nutrisi medis direkomendasikan untuk semua penderita DM.
Melalui terapi ini diharapkan dapat mencapai outcome metabolik yang optimal
dan pencegahan serta terapi komplik asi. Untuk orang dengan DM tipe 1, fokus
terutama pada pemberian insulin dan diseimbangkan dengan diet untuk mencapai
dan menjaga berat badan yang ideal. Pada pasien DM tipe 2 dilakukan
pembatasan kalori untuk mencapai penurunan berat badan. Penurunan berat
badan dapat menurunkan faktor risiko pada orang DM tipe 2 (Triplitt dkk.,
2005).
2) Olah Raga.
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan
asalkan dilakukan secara teratur akan bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olah
raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin
dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Anonim, 2005 a).
b. Terapi Farmakologi
1) Terapi Insulin
Bagi penderita DM Tipe 1 terapi insulin sangat dibutuhkan karena pada
penderita DM Tipe 1, sel-sel ß Langerhans kelenjar pankreas penderita telah
rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Untuk itu penderita harus
mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
41/123
21
dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Penderita DM Tipe 2 tertentu
kemungkinan juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah (Anonim, 2005 a).
Dahulu terapi insulin untuk pasien DM tipe 2 dianggap sebagai pilihan
yang terakhir, tetapi, hal tersebut mulai berubah seiring dengan waktu. Blonde
(2007) menyatakan bahwa terapi insulin intensif pada DM tipe 2 yang baru
terdiagnosa dapat meningkatkan kontrol glukosa darah dalam jangka waktu lama
menurunkan risiko mikrovaskular dan makrovaskuler, serta potensial
meningkatkan fungsi sel ß pankreas.
Insulin yang disekresikan oleh sel-sel ß pankreas akan langsung
diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, lalu didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui sirkulasi sistemik yang selanjutnya berperan untuk membantu
transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan
glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya,
glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan
sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana
seharusnya (Anonim, 2005 a).
Tabel III. Beberapa Sediaan Insulin di Indonesia
Nama Awal Kerja(jam)
Efek Puncak(jam)
Lama Kerja(Jam)
1. Kerja Cepat Actrapid®
Humulin-R®
0,5-1 0,5-1,5 3-5
2.
Kerja menengah Insultard® 2-4 4-10 10-16
Humulin® N 3-4 4-12 12-18
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
42/123
22
3.
Kerja campur Mixtard® 30
Humulin® 30/70 0,5-1 Tidak ada 10-16
4. Kerja panjang Lantus® 2-4 Tidak ada 24
(Soegondo, 2006 a)
2) Terapi Obat Hipoglikemia Oral
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat
dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
a) Golongan Sulfonilurea
Sifat perangsangan obat golongan ini berbeda dengan perangsangan
oleh glukosa, karena ketika kondisi hiperglikemia sel pankreas gagal
merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu
meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obat golongan sulfonilurea
sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar pankreasnya masih
mampu memproduksi insulin, tetapi karena sesuatu hal terhambat sekresinya
(Anonim, 2005 a). Obat golongan sulfonilurea be risiko tinggi terjadi
hipoglikemia jika pasien berusia lanjut dan mengalami insufisiensi renal atau
gangguan hati (Triplitt dkk., 2005).
Golongan sulfonilurea terdiri dari 2 agen generasi. Agen generasi
pertama meliputi klorpropamid, tolbutamid, karbutamid, asetoxamid,
tolazamid dan glikodiazin. Agen generasi kedua meliputi glibenklamid,
glipizid, gliklazid dan glimepirid (Karam, 2007).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
43/123
23
(1) Glibenklamid
Cara kerja glibenklamid adalah dengan meningkatkan sekresi insulin
dari sel ß pankreas, menurunkan glukosa dari hati, dan meningkatkan
sensitifitas insulin di jaringan perifer. Untuk pasien geriatri dosis awalnya
adalah 1,25-5 mg perhari dapat ditingkatkan dengan dosis maksimal yang
dianjurkan 20 mg perhari. Obat golongan tiazid dan beta bloker dapat
menurunkan efektfitas glibenklamid. Sedangkan penggunaan yang bersamaan
dengan golongan obat antikoagulan, salisilat, anti inflamasi non steroid atau
pun MAO inhibitor dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia (Lacy,
Armstrong, Goldman,Lance, 2006).
(2) Gliklazid
Durasi obat ini di dalam tubuh adalah 12 jam untuk itu pemberiannya
cukup 1-2 kali dalam sehari. Dosis awal penggunaannya 40-80 mg sekali
sehari, dosis maksimumnya 320 mg dalam sehari. Obat ini dimetabolisme di
hati dan metabolit dan konjugatnya ini tidak menyebabkan efek hipoglikemia
(Karam, 2007).
(3) Glipizid
Efek maksimumnya mampu menurunkan kadar glukosa post prandial .
Glipizid mempunyai waktu paruh 2-4 jam dengan lama kerjanya 10-16 jam.
Obat ini seharusnya dikonsumsi 30 menit sebelum makan karena jika
bersamaan dengan makanan maka kecepatan absorpsinya dapat tertunda
(Karam, 2007). Dosis awal 2,5-5 mg 30 menit sebelum sarapan. Bila
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
44/123
24
diperlukan ditingkatkan 5 atau 10 mg sampai 3 kali sehari sebelum makan,
maksimal 20 mg sehari (Anonim, 2000).
Obat ini dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki gangguan
hati atau ginjal, memiliki risiko tinggi terhadap hipoglikemia tetapi karena
potensinya lebih rendah dan durasinya lebih singkat maka obat ini lebih baik
digunakan untuk pasien lanjut usia dibandingkan dengan gliburid (Karam,
2007).
(4) Glikuidon.
Dosis awalnya adalah 15 mg sehari, sebelum makan pagi, dapat
ditingkatkan menjadi 45-60 mg sehari terbagi dalam 2 atau 3 dosis. Dosis
maksimal glikuidon dalam sehari adalah 180 mg (Soegondo, 2006 a).
(5) Glimepirid
Obat ini diberikan sekali sehari untuk monoterapi namun dapat juga
dikombinasikan dengan insulin untuk menurunkan kadar glukosa pasien yang
tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan olahraga (Karam, 2007). Dosis
awal untuk pasien usia lanjut yaitu 0,5-1 mg sekali konsumsi dan dosis
maksimalnya 8 mg per hari (Soegondo, Soewondo, Subekti, 2004).
b) Golongan Meglitinida dan Turunan Fenilalanin
Obat golongan glinida ini merupakan obat hipoglikemik generasi baru
yang kerjanya mirip dengan golongan sulfonilurea. Kedua golongan senyawa
hipoglikemik oral ini bekerja meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh
kelenjar pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik golongan
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
45/123
25
meglitinida dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi
dengan obat-obat antidiabetik oral lainnya (Carlisle, Kroon, Kimble, 2005).
c) Golongan Biguanida
Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati
dengan menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan
biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah
menyebabkan hipoglikemia. Satu-satunya senyawa biguanida yang masih
dipakai sebagai obat hipoglikemik oral di United State adalah metformin.
Kerja obat ini adalah meningkatkan sensitivitas insulin pada hati dan jaringan
perifer, sehingga meningkatkan ambilan glukosa (Triplitt dkk., 2005).
Sangat penting untuk memulai dosis dari dosis rendah dan dapat
ditingkatkan secara bertahap digunakan bersamaan waktu makan hal ini
dilakukan untuk mengurangi risiko gangguan saluran pencernaan yang
mungkin dapat terjadi (Karam, 2007). Tablet 500 mg dapat digunakan 3 kali
sehari bersamaan dengan waktu makan, atau 850 mg digunakan 2 kali sehari
namun pada beberapa pasien dapat digunakan 3 kali sehari (Semla, Beizer,
Higbee, 2002)
Monoterapi dengan metformin secara konsisten menurunkan level
HbA1c sebanyak 1,5-1,7% dan level GDP sebesar 50-70 mg/dl. Metformin
juga menurunkan kadar asam lemak bebas, kolesterol total (5-10%), dan
trigliserid plasma (10-20%) dengan sedikit atau tanpa perubahan pada HDL
(Carlisle dkk., 2005).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
46/123
26
Beberapa obat dapat berinteraksi dengan meformin seperti simetidin,
nifedipin, furosemid, ranitidin, amiloridine, prokainamid yang dapat
meningkatkan efek dari metformin sehingga dapat meningkatkan terjadinya
hipoglikemia (Semla dkk., 2002).
d) Golongan Tiazolidindion (TDZ)
Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh
terhadap insulin dengan mengikat PPAR? ( peroxisome proliferator activated
receptor-gamma) yang terutama terdapat pada sel lemak dan sel vaskuler.
Dengan demikian thiazolidindion secara tidak langsung meningkatkan
sensitivitas insulin pada otot, liver, dan jaringan lemak (Triplitt dkk., 2005).
Seperti halnya biguanin, obat golongan ini juga tidak menyebabkan
hipoglikemia. P ioglitazone dan rosiglitazone termasuk dalam obat golongan ini,
kedua obat ini efektif jika digunakan secara tunggal maupun dikombinasikan
dengan golongan sulfonilurea atau metformin atau insulin (Karam, 2007).
e) Golongan Inhibitor a-Glukosidase
Golongan obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim alfa
glukosidase yang terdapat di dinding usus halus. Enzim-enzim a-glukosidase
(maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis
oligosakarida, pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif
dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga
obat dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada penderita
Diabetes. Senyawa inhibitor a-glukosidase juga menghambat enzim a-amilase
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
47/123
27
pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus.
Sehingga obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa darah pada waktu makan
dan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah setelah itu (Triplitt dkk., 2005).
Akarbose merupakan obat yang termasuk dalam golongan ini, tersedia
dalam tablet 50 mg dan 100 mg. Dosis awal pengunaan dapat dimulai dengan
pemberian 50 mg 3 kali sehari, secara bertahap dapat ditingkatkan hingga 100
mg untuk 3 kali sehari. Obat ini memiliki keuntungan untuk mengatasi
hiperglikemia postprandial, sehingga alangkah baik jika digunakan setelah
suapan pertama saat makan (Karam, 2007).
f) Golongan Dipeptidyl-peptidase-4 (DPP-4)
DPP 4 inhibitor menurunkan hormon inkretin yang berfungsi
meningkatkan sekresi insulin dan menekan produksi glukagon, sehingga dapat
memperbaiki fungsi keseimbangan antara glukagon dan insulin (AACE, 2007).
DPP 4 menghambat penurunan glukosa darah puasa dan glukosa post prandial.
Obat golongan ini berperan untuk menghambat DPP 4. Pada suatu penelitian,
efektivitas obat golongan ini sebanding dengan obat golongan sulfonilurea dan
metformin. Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah vildagliptin,
saxagliptin dan sitagliptin yang digunakan satu kali sehari. Sitagliptin
dieliminasi melalui ginjal, pada pasien yang menderita insufisiensi renal dosis
penggunaannya harus diturunkan (AACE, 2009).
g) Glucagonlike Peptide-1 Agonist (GLP-1)
Obat golongan ini berperan seperti halnya GLP-1 (glucagon- like
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
48/123
Obat golongan ini berperan seperti halnya GLP-1 (glucagon-like
peptide-1). GLP-1 berfungsi untuk memacu sekresi insulin dan menghambat
pelepasan glucagon. Mekanisme aksi penurunan glukosa darah dari obat
golongan ini terjadi secara alami seperti pada hormon inkretin. Aksinya
meliputi memacu produksi insulin, dan merespon peningkatan glukosa darah,
menghambat pelepasan glukagon setelah makan, dan memperlambat absorbsi
makanan. Exenatide merupakan salah satu obat yang termasuk dalam golongan
ini. Exenatide dapat dikombinasikan dengan golongan sulfonilurea, metformin,
dan tiazollidindion.
Tabel IV. Obat Hipoglikemia Oral yang Beredar di Indonesia
Nama
Generik
Nama
Dagang
Dosis
harian
(mg)
Dosis Awal
untuk Elderly
(mg/hari)
Dosis
maksimal
(mg/hari)
Lama
kerja
(jam)
1.
Sulfonilurea
Klorpropamid(100-250 mg)
Diabenese® 100-500 300 500 24-36
Glibenklamid(2,5mg-5mg)
Euglucon®Prodiabet®
2,5-5 - - 12-24
Glipizid(5 mg-10mg)
Minidiab®Glucotrol®
5-20 2,5-5 40 10-16
Glikazid(80 mg)
Diamicron®Glucodex®
30-120 - - 10-20
Glikuidon(30 mg)
Glurenorrn® 30-120 - - -
Glimepirid
(1 mg, 2 mg, 3mg, 4 mg)
Amaryl®
Gluvas®
6 0,5-1 8 24
2. Short -Acting Insuli n Secretagogues (Glinid)
Nateglinid(120 mg)
Starlix® 360 120 denganmakanan
360 4
Repaglinid(0,5 mg, 1 mg,
2 mg)
Novonorm® 6 0,5-1 denganmakanan
16 4
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
49/123
Nama
Generik
Nama
Dagang
Dosis
harian
(mg)
Dosis Awal
untuk Elderly
(mg/hari)
Dosis
maksimal
(mg/hari)
Lama
kerja
(jam)
3. Biguanid
Metformin(500-850mg)
Glucopaghe®Diabex®
Neodipar®
250-3000 1000 2550 6-8
4. Thiazolindione/ Glitazon
Pioglitazon
(15 mg- 30mg)
Actos® 15-30 15 45 24
5. Penghambat α-glukosidase25 mg
Acarbose(50-100 mg)
Glucobay® 50-300 75 300 12-24
(Soegondo, dkk., 2004 dan Semla dkk., 2002)
b. Terapi kombinasi
Pemberian obat hipoglikemia oral (OHO) maupun insulin selalu dimulai dengan dosis
rendah, untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar
glokosa darah. Terapi dengan OHO kombinasi, dipilih berdasarkan dua macam obat
dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar
glukosa darah belum tercapai, dapat pula diberikan kombinasi tiga OHO dari
kelompok yang berbeda atau kombinasi OHO dengan insulin. Pada pasien dengan
alasan klinik di mana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, dipilih terapi
dengan kombinasi tiga OHO. Bila kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak
dapat terkendali, maka OHO dihentikan dan diberikan insulin saja. Untuk kombinasi
OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah kombinasi OHO dengan insulin
basal (insulin kerja sedang/panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
50/123
30
Dengan pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat memperoleh kendali glukosa
darah yang baik dengan dosis insulin yang cukup kecil (Soegondo, 2006 a).
C. Geriatri
Istilah geriatri berasal dari geros yang artiny usia lanjut dan iateria yg artinya
merawat. Pada usia ini terjadi proses menua yang akan mengakib atkan timbulnya
beberapa perubahan fisiologi, anatomi, psikologi dan sosiologi. Keadaan ini
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan (Darmojo dan Martono,
2004).
Menurut WHO, geriatri diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu lansia
(elderly) dengan kisaran usia 60-75 tahun, tua (old ) dengan kisaran usia 75-90, dan
sangat tua (very old ) dengan kisaran usia lebih dari 90 tahun (Laksmiarti dan
Maryam, 2002).
Proses menua dapat mempengaruhi farmakokinetik dan farmakodinamik obat
di dalam tubuh. Proses farmakokinetik meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi, sedangkan proses farmakodinamik berupa antaraksi obat dengan reseptor.
Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi yaitu ginjal yang merupakan jalur
utama ekskresi mengalami perubahan saluran ginjal (laju filtrasi glomeruler)
akibatnya waktu paruh eliminasi obat dapat lebih lama berada dalam tubuh. Hal ini
memungkinkan perpanjangan kinerja farmakologi dan toksikologi obat (Donatus,
1999). Maka dianjurkan untuk pemilihan obat hipoglikemia yang tepat dan
pemberian dosis yang disesuaikan dengan kondisi pasien geriatri (Rochmah, 2006).
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
51/123
31
D.
Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi Drug Therapy
Problems obat hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri Diabetes Mellitus tipe 2
di instalasi rawat jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
52/123
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai evaluasi Drug Therapy Problems obat hipoglikemia
kombinasi pada pasien geriatri DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 merupakan jenis penelitian non eksperimental
dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian
ini bersifat non eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subyek penelitian
(Pratiknya, 2001). Rancangan penelitian deskriptif ini karena data yang diperoleh
kemudian dievaluasi berdasarkan studi pustaka dan dideskripsikan dengan
memaparkan fenomena yang terjadi, yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan
gambar. Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu, yaitu pada
lembar rekam medik pasien geriatri DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr
Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009.
B. Definisi Operasional Variabel
1.
Geriatri adalah pasien yang berusia lebih atau sama dengan 60 tahun.
2. Rekam medik merupakan lembar catatan dokter dan perawat yang berisi data
laboratorium, data klinis serta perkembangan kondisi pasien geriatri DM tipe 2
yang menerima terapi obat hipoglikemia kombinasi di Instalasi Rawat Jalan RSUP
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
53/123
33
Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009.
3.
Drug Therapy Problems yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah butuh
tambahan obat, obat tanpa indikasi, salah obat, dosis terlalu rendah, adverse drug
reaction dan dosis terlalu tinggi.
4. Kelas terapi obat adalah kelompok besar obat yang terdiri dari beberapa golongan
obat yang mempunyai sasaran pengobatan yang sama, dikelompokkan berdasarkan
formularium RSUP Dr. Sardijito tahun 2009.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan poliklinik geriatri RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi meliputi pasien geriatri yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan diagnosa utama Diabetes Mellitus tipe 2, memiliki
data laboratorium terutama data glukosa darah (GDP/2JPP) dan menggunakan
kombinasi 2 atau lebih obat hipoglikemia oral dan obat hipoglikemi kombinasi
dengan insulin.
Jumlah pasien DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 adalah sebanyak 185 pasien, di mana yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak 26 pasien.
D. Bahan Penelitian
Alat yang diperlukan berupa lembar pengumpulan data, alat tulis untuk
menulis data secara langsung, buku pedoman dan guideline pengobatan Diabetes
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
54/123
34
Mellitus seperti Pharmacotherapy, Informatorium Obat Nasional (IONI), dan
Informasi Spesialite Obat (ISO), Guidelines for Clinical Practice for The
Management of Diabetes Mellitus, Standard of Medical Care in Diabetes-2009; buku
pedoman interaksi obat dan perhitungan dosis meliputi Geriatric Dosage Handbook ,
Drug Informatorium Handbook , Drug Interaction Fact .
Bahan yang digunakan adalah kartu rekam medik pasien yang mencakup data
pasien, data obat, riwayat penyakit, kondisi pasien dan data laboratorium pasien.
Kartu rekam medik merupakan informasi sekaligus sarana komunikasi yang
dibutuhkan pasien, maupun pelayanan kesehatan dan pihak terkait untuk
mempertimbangkan dalam menentukan suatu kebijakan tatalaksanan atau tindakan
medik. Rekam medik memuat informasi karakteristik demografi pasien, tanggal
kunjung, tanggal rawat, tanggal selesai rawat, riwayat penyakit riwayat pengobatan,
catatan anamnesis, gejala klinik yang diobservasi, pemeriksaan lain, catatan
diagnosis, dan paraf dokter yang menangani, dan petugas perekam medik.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
yang terletak di Jalan Kesehatan No. 1 Sekip Yogyakarta.
F. Tata Cara Penelitian
Penelitian mengenai Evaluasi Drug Therapy Problems Obat hipoglikemia
kombinasi pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan di RSUP
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
55/123
35
Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 dilakukan dalam beberapa tahap :
1.
Persiapan
Tahap ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2009. Pada tahap awal
penelitian ini, peneliti mencari pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Setelah proposal disusun, kemudian surat ijin penelitian diajukan kepada
pihak fakultas dan ditandatangani oleh Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma. Selanjutnya proposal dan surat tersebut disampaikan kepada Direktur RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta untuk dapat melakukan penelitian dengan tembusan kepada
Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian. Setelah mendapat ijin, maka peneliti
mengajukan permohonan untuk mendapatkan keterangan kelaikan etik ( Ethical
Clearance) kepada kepala Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan di
Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Setelah mendapatkan keterangan kelaikan etik ( Ethical Clearance), peneliti kembali
ke bagian pendidikan dan penelitian RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk
menyelesaikan administrasi.
2. Pengambilan data
Tahap pengambilan data dilakukan beberapa proses, yaitu :
a. Penelusuran dan pengumpulan data
Proses ini dilakukan dengan cara melihat data di bagian Instalasi Catatan
Medis yang memuat laporan jenis penyakit pasien rawat jalan. Berdasarkan laporan
tersebut, kita dapat mencatat nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, anamnesis,
diagnosis, hasil pemeriksaan fisik maupun laboratorium pasien, golongan dan jenis
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
56/123
36
obat, jumlah obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat.
b.
Pencatatan data
Dari proses penelusuran data diketahui bahwa jumlah pasien geriatri penderita
DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta periode Januari-
Juni 2009 adalah sebanyak 185 pasien, di mana yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 26 pasien. Maka proses selanjutnya ialah pencatatan data 26 pasien
tersebut. Data yang diambil adalah nomor rekam medik, umur, jenis kelamin,
anamnesis, diagnosis, hasil pemeriksaan laboratorium pasien, golongan dan jenis
obat, jumlah obat, dan aturan pakai obat.
3. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dengan mengelompokkan pasien
berdasarkan usia, jenis kelamin, penyakit komplikasi, penyakit penyerta dan
mengelompokkan obat yang digunakan dalam pengobatan Diabetes Mellitus tipe
2 berdasarkan kelas terapi, golongan obat, jenis obat, jumlah obat dan
menganalisis terjadinya DTPs. Evaluasi DTPs dilakukan per pasien dengan
menggunakan referensi Geriatric Dosage Handbook , Drug Interaction Fact ,
Drug Information Handbook , Stockley’s Drug Interaction, Informatorium Obat
Nasional Indonesia , Informatorium Standar Obat , Standar of Medical Care in
Diabetes 2009, AACE Guidelines.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
57/123
37
G. Tata Cara Analisis Hasil
Data dibahas secara deskriptif evaluatif dalam bentuk tabel dan gambar
1. Karakteristik Pasien
a. Persentase jenis kelamin pasien geriatri penderita DM tipe 2 dihitung
dengan cara menghitung jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin dibagi
dengan jumlah pasien yang dianalisis kemudian dikalikan 100%
b. Persentase umur pasien pasien geriatri penderita DM tipe 2 dikelompokkan
menjadi 3 kelompok umur yaitu : 60-75 tahun, 76-90 tahun, > 90 tahun.
Masing-masing dibagi dengan jumlah pasien yang dianalisis kemudian
dikalikan 100%.
c. Persentase jenis penyakit komplikasi pasien geriatri penderita DM tipe 2
dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien berdasarkan jenis penyakit
komplikasi dibagi dengan jumlah kasus yang dianalisis kemudian dikalikan
100%.
d. Persentase jenis penyakit penyerta pasien geriatri penderita DM tipe 2
dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien berdasarkan jenis penyakit
penyerta dibagi dengan jumlah pasien yang dianalisis kemudian dikalikan
100%
2.
Profil Obat
Pengelompokan kelas terapi pada profil obat menggunakan Standar
Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito dan Informatorium Obat Nasional
(IONI). Persentase kelas terapi obat dihitung berdasarkan jumlah pasien yang
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
58/123
37
menggunakan kelas terapi obat tertentu dibagi jumlah pasien yang dianalisis
dan dikalikan 100%.
3. Evaluasi Drug Therapy Problems
Mengevaluasi kerasionalan terapi berdasarkan Drug Therapy Problem
dengan metode SOAP secara per kasus :
a. menentukan subyek
b. menentukan obyek
c.
menentukan assessment meliputi : butuh obat hipoglikemia, tidak perlu
obat hipoglikemia, obat hipoglikemia yang diberikan tidak sesuai dengan
indikasi, pasien mendapat dosis obat hipoglikemia yang kurang, mengalami
Adverse Drug Reaction, dosis obat yang diterima pasien terlalu tinggi.
d. menentukan plan/ rekomendasi
H. Kesulitan Penelitian
Proses pengambilan data untuk evaluasi Drug Therapy Problems obat
hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri DM tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 yang dilakukan di unit
rekam medik mengalami beberapa kesulitan meliputi :
1.
Belum terdapat rekam tahunan, maka peneliti harus membuka semua data rekam
medis pasien geriatri yang didiagnosa DM tipe 2 baru kemudian diambil yang
sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
59/123
39
2. Beberapa data tidak dapat ditemukan karena ada beberapa dokter yang tidak
menulis rekam medik pasien. Selain itu ada beberapa rekam medik yang tidak
tertulis lengkap misalnya diagnosis, terapi yang diberikan serta data
laboratoriumnya. Hal tersebut diatasi dengan memasukkan ke daftar subyek
eksklusi.
3. Kesulitan dalam membaca beberapa tulisan yang ada di rekam medik. Usaha
yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti menanyakan kepada
beberapa pihak yang mengerti seperti petugas rekam medik atau dokter yang
kebetulan juga sedang mengadakan penelitian.
4. Selain itu tidak adanya catatan keluhan pasien, di mana hal ini sangat berguna
bagi evaluasi DTPs yang mungkin terjadi. Hal tersebut diatasi dengan
menentukan DTPs pada penelitian ini bersifat aktual dan potensial.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
60/123
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Therapy Problems Obat Hipoglikemia
Kombinasi pada Pasien Geriatri DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2009” dilakukan dengan penelusuran data
rekam medik. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan maka diperoleh 26
pasien sebagai subyek penelitian.
Hasil dan pembahasan penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian
pertama berisi karakteristik pasien ditinjau dari jenis kelamin, usia, penyakit
komplikasi dan penyakit penyerta yang dialami oleh pasien. Bagian kedua yaitu
menggambarkan profil obat meliputi kelas terapi, golongan dan jenis obat yang
digunakan untuk mengatasi penyakit yang dialami oleh pasien. Dan bagian yang
ketiga berupa evaluasi DTPs yang bersifat aktual dan atau potensial yang
dikemukakan oleh peneliti.
A. Karakteristik Pasien
Di bawah ini akan dideskripsikan karakteristik pasien menurut jenis
kelamin, usia, penyakit komplikasi dan penyakit penyerta.
1.
Berdasarkan jenis kelamin
Deskripsi jenis kelamin diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
dominasi antara pasien laki-laki dan perempuan. Dari data yang diperoleh, jumlah
pasien rawat jalan yang terdiagnosa Diabetes tipe 2 yang mendapat terapi obat
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
61/123
41
hipoglikemia kombinasi di RSUP Dr. Sardjito periode Januari-Juni 2009 adalah 26
pasien dengan perbandingan laki-laki sebanyak 11 pasien (42,3 %) dan perempuan
sebanyak 15 pasien (57,7%).
Gambar 2. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Adanya perbedaan jumlah antara pasien laki-laki dan perempuan tidak
menandakan bahwa perempuan lebih berisiko menderita DM dikarenakan jenis
kelamin bukanlah suatu faktor risiko terjadinya DM. Risiko terjadinya DM pada
perempuan adalah sama yang terjadi pada laki-laki (ADA, 2009).
2. Berdasarkan kelompok usia
Pengelompokan pasien berdasarkan usia dilakukan untuk mengetahui
karakteristik usia pasien geriatri yang terdiagnosis DM tipe 2 yang mendapat terapi
obat hipoglikemia kombinasi. Menurut WHO, pembagian terhadap populasi geriatri
meliputi 3 kelompok yaitu lansia (elderly) dengan kisaran usia 60-75 tahun, tua (old )
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
62/123
42
dengan kisaran usia 75-90, dan sangat tua (very old ) dengan kisaran usia lebih dari 90
tahun (Laksmiarti dan Maryam, 2002).
Gambar 3. Persentase Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia
Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah penderita DM yang paling
banyak adalah pada usia lansia (elderly) sebanyak 19 pasien (73,1%), selebihnya
pada usia tua (old ) sebanyak 7 pasien (27,9%) dan tidak terdapat pasien dengan usia
lebih dari 90 tahun. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat penelitian ini jumlah
pasien yang menjalani di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito sebagian besar
ialah pasien usia lansia yaitu antara 60-75 tahun.
3.
Berdasarkan penyakit komplikasi
Komplikasi adalah penyakit yang menyertai DM tipe 2 terkait dengan
komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi ini muncul seiring
dengan kondisi pasien yang semakin parah. Beberapa pasien mungkin saja dapat
menderita bermacam-macam komplikasi. Hal tersebut tergantung dari pengendalian
serta keberhasilan terapi yang dijalani. Semakin rendah kesadaran pasien untuk
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
63/123
43
memperhatikan kondisi kesehatan terutama dalam hal menjaga kestabilan glukosa
darahnya, maka semakin tinggi pula risiko pasien tersebut mengidap penyakit
komplikasi.
Tabel V. Jenis dan Persentase Komplikasi
No Jenis komplikasi No Pasien Jumlah
pasien
Persentase
(%)
1. Hipertensi 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,
22,24,25,26
24 92,3
2. Dislipidemia 1,2,3,17,19,23,25 7 26,93. IHD ( Ischemic Heart Disease) 6 1 3,8
4. HHD ( Hipertensive Heart Disease) 7,10,14,17 4 15,4
5. APS ( Angina Pektoris) 1 1 3,8
6. AKD ( Acute Kidney Disease) 12 1 3,8
7. CKD (Chronic Kidney Disease) 12 1 3,8
8. Insufisiensi Renal 1,19 2 7,7
9. Neuropati 18 1 3,8
Berdasarkan data yang diambil, penyakit komplikasi yang terbanyak
diderita pasien adalah hipertensi sebesar 92,3% . Proses terjadinya DM komplikasi
hipertensi adalah saat kadar glukosa darah yang terlalu banyak akan menyebabkan
cairan ekstraselular menjadi lebih pekat karena glukosa darah tidak mudah berdifusi
melalui pori-pori membran sehingga menarik cairan dari dalam sel dan
menyebabkan volume cairan menjadi bertambah. Kenaikan volume cairan ini akan
meningkatkan cardiac output sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tekanan
darah pasien. Hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terjadi pada
pasien diabetes dari pada pasien non diabetes, di mana patogenesis terjadinya
komplikasi terkait dengan resistensi terhadap insulin dan hiperinsulinnemia. Untuk
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
64/123
44
itu perlu dilakukan manajemen terapi untuk mengurangi risiko (Guyton dan Hall,
1996).
4. Berdasarkan penyakit penyerta
Pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan mengalami keluhan yang
dirasakan sangat mengganggu. Selain keluhan akibat penyakit DM dan komplikasi
yang dialami, ada beberapa yang mengeluh akibat penyakit penyerta yang
dialaminya seperti gangguan saluran pernapasan, gangguan saluran pencernaan,
gangguan otot skelet dan sendi serta penyakit penyerta lain. Pada penelitian ini yang
disertai penyakit penyerta sebanyak 14 pasien (53,6%,), sedangkan yang tidak
disertai penyakit penyerta sebanyak 12 pasien (46,4%). Dari data penyakit penyerta
yang paling banyak diderita adalah osteoatritis sebanyak 5 pasien (19,2 %).
Tabel VI. Jenis dan Persentase Penyakit Penyerta
No Penyakit Penyerta Jumlah
Pasien
(n=26)
Persentase
(%)
1. Athralgia 1 3,8
2. Asma 3 11,5
3. Benign Prostat Hipertropi 1 3,8
4. Dermatitis alergi 1 3,8
5. Digitate Pedis 1 3,8
6. Dispepsia 2 7,7
7. Gastropati 1 3,8
8. Hiperuremia 1 3,8
9. Konstipasi 1 3,810. Low back pain (LBP) 1 3,8
11. Osteoartritis 5 19,2
12. Pneumonia 1 3,8
13. Vertigo 1 3,8
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
65/123
45
B. Profil Obat
Kelas terapi obat adalah kelompok obat yang terdiri atas beberapa
golongan obat yang mempunyai tujuan pengobatan yang sama yang diberikan kepada
pasien, baik obat hipoglikemia maupun obat lain yang digunakan untuk mengobati
penyakit komplikasi dan penyerta yang diderita.
Gambar 4. Distribusi Penggunaan Obat Berdasarkan Kelas Terapi
Penggolongan kelas terapi obat dilakukan berdasarkan formularium RSUP
Dr. Sardjito tahun 2009 hal ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi rumah
sakit tentang profil obat yang digunakan untuk menangani pasien geriatri DM tipe 2
di Instalasi Rawat Jalan rumah sakit tersebut. Dari gambar di atas dapat diketahui
bahwa obat hipoglikemia digunakan oleh semua pasien. Obat kardiovaskuler berada
diurutan kedua dari kelas terapi yang banyak digunakan. Obat kardiovaskuler
digunakan untuk menangani penyakit komplikasi yang diderita oleh beberapa pasien.
-
8/20/2019 Www.unlock-PDF.com 068114152 Full
66/123
46
Penggolongan obat pada pasien geriatri penderita DM tipe 2 yang
mendapat obat hipoglikemia kombinasi ini terdiri dari 11 kelas terapi meliputi :
a. Obat Susunan Saraf
Obat susunan saraf terdir