zulfajri_universitas diponegoro_pkm gt.pdf

21
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM FLOATING HOUSE, SEBAGAI HUNIAN MODERN ANTI BANJIR DI KOTA JAKARTA BIDANG PROGRAM: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Abdullah Malik Islami Filardi (21030114120008/ 2014) Annisa Tri Hutami (21030113140171/ 2013) Hibatullah Arif Yaasiin (21030114130152/ 2014) Zulfajri (21030113140169/ 2013) UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: zul-fajri

Post on 22-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

FLOATING HOUSE, SEBAGAI HUNIAN MODERN ANTI BANJIR DI

KOTA JAKARTA

BIDANG PROGRAM:

PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Abdullah Malik Islami Filardi (21030114120008/ 2014)

Annisa Tri Hutami (21030113140171/ 2013)

Hibatullah Arif Yaasiin (21030114130152/ 2014)

Zulfajri (21030113140169/ 2013)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

i

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

FLOATING HOUSE, SEBAGAI HUNIAN MODERN ANTI BANJIR DI KOTA

JAKARTA

BIDANG PROGRAM:

PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Abdullah Malik Islami Filardi (21030114120008/ 2014)

Annisa Tri Hutami (21030113140171/ 2013)

Hibatullah Arif Yaasiin (21030114130152/ 2014)

Zulfajri (21030113140169/ 2013)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

ii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iii

RINGKASAN…………………………………………………………………….iv

I. PENDAHULUAN………………………………………………………..……...1

I. 1 Latar Belakang……………………………………………………..………1

I. 2 Tujuan dan Manfaat………………………………………………..………1

II. GAGASAN…………………………………………………………………..….1

II. 1 Kondisi Kekinian Banjir Jakarta………………………………………..…1

II. 2 Konsep Yang Sudah Ada Atau Sedang Dilakukan untuk Mengatasi Kondisi Banjir di Kota Jakarta…………………………………………………..….2

II. 3 Konsep Floating house Untuk Menjawab Kondisi Banjir Jakarta…..…….4

II. 4 Struktur dan Sistem Bangunan……………… ………………………..…...4

II. 5 Pihak-Pihak Terkait Untuk Keberhasilan Proyek………….………..……..7

II. 6 Strategi Implementasi………………………………………….…...………7

III. KESIMPULAN………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….9

LAMPIRAN……………………………………………………………………..10

iv

RINGKASAN

Kota Jakarta merupakan kota dengan kondisi topografi yang memungkinkan banjir sewaktu-waktu akan melanda ketika hujan datang. Tercatat hampir tiap tahun Kota Jakarta selalu digenangi banjir. Penyebabnya bermacam-macam, dan dampaknya hampir ke seluruh aspek kehidupan di Kota Jakarta. Dampak paling terasa dialami oleh masyarakat. Ketika banjir, masyarakat harus rela perabotan rumah tangga mereka terendam banjir, rusak, tak jarang bahkan hanyut oleh banjir. Akibatnya kerugian ekonomi dirasakan oleh warga Jakarta tiap tahun karena banjir.

Masyarakat maupun pemerintah daerah Kota Jakarta telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi banjir, bahkan pemerintah pusat pun tidak jarang mengambil bagian dalam penanganan banjir di kota Jakarta. Masyarakat pada umumnya telah membuat tanggul-tanggul pasir di pinggiran sungai agar dapat membendung luapan air. Pemerintah telah melakukan berbagai cara seperti pembuatan sumur resapan, normalisasi sungai dan waduk, serta rencana pembuatan deep tunnel. Namun, upaya-upaya tersebut masih dirasa belum mampu menjadi solusi untuk menghindari banjir di Kota Jakarta.

Floating house merupakan sebuah gagasan hunian baru sebagai solusi hunian anti banjir untuk menjawab kondisi masyarakat Kota Jakarta yang dilanda banjir. Floating house ini merupakan hunian yang mampu terapung pada kondisi banjir. Rumah ini dirancang sedemikian rupa, sehingga bila air datang, rumah akan otomatis mengikuti tinggi permukaan air. Sedangkan bila permukaan air sudah surut maka rumah ini akan kembali pada posisi semula. Implementasi program floating house diharapkan akan mampu memberikan gagasan baru dibidang struktur bangunan dalam penanganan permasalahan banjir di Jakarta. Desain dan konsep rumah yang seperti ini, membuat warga tidak perlu khawatir lagi dengan barang-barang ataupun mengungsi ketempat lain karena rumah mereka terendam banjir.

Keyword : Banjir, Jakarta, Floating House

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Setiap hari ketika musim penghujan tiba, kita sering mendengar berita banjir yang

menggenangi Kota Jakarta. Berbagai kerugian dialami warga Kota Jakarta sebagai

dampak dari bencana yang setiap tahun terjadi. Yang paling merasakan dampak

banjir ini tentunya adalah warga Jakarta. Saat banjir, tidak jarang kita mendengar

banyaknya pengungsi, korban jiwa, kerugian-kerugian materil seperti barang-

barang rumah tangga yang rusak, hanyut oleh banjir, bahkan beberapa rumah

hanyut oleh derasnya aliran banjir. Hunian-hunian warga Kota Jakarta yang

terendam banjir akan terendam lumpur atau sampah-sampah yang terbawa oleh

aliran banjir ketika banjir telah surut. Daerah pemukiman yang padat hunian

membuat masyarakat sulit untuk mengangkut materil-materil pasca banjir. Sering

juga didengar banyaknya penyakit yang menyerang warga didaerah-daerah banjir

seperti penyakit kulit, demam berdarah, bahkan yang berbahaya adalah penyakit

yang disebabkan oleh kencing tikus yang bisa terbawa oleh aliran banjir.

Melihat kondisi Kota Jakarta saat banjir tersebut, maka dibutuhkan solusi yang

dapat mengurangi dampak dari bencana banjir ini, khususnya dampak-dampak

yang ditimbulkan saat hunian terendam banjir. Saat ini memang telah banyak

upaya yang dilakukan dalam menangani banjir di Kota Jakarta. Namun, langkah

yang diambil masih bersifat penanganan sementara. Yang dibutuhkan oleh kota

Jakarta adalah solusi penanganan banjir yang bersifat permanen sehingga saat

banjir datang, masyarakat tidak perlu khawatir lagi rumah mereka akan tergenang

oleh banjir. Sebagai ibu kota negara, tentunya diinginkan agar Kota Jakarta dapat

bebas dari bencana banjir. Setidaknya Kota Jakarta dapat mengurangi dampak

banjir yang dirasakan oleh warga Kota Jakarta.

I.2 Tujuan dan Manfaat

Dari latar belakang yang dirumuskan diatas, maka tujuan dari penulisan gagasan

ini yaitu :

1. Menyampaikan konsep floating house

2. Mengurangi dampak banjir bagi warga Kota Jakarta dengan merealisasikan

konsep floating house

3. Menjadikan floating house sebagai ikon baru Kota Jakarta

II. GAGASAN

II.1 Kondisi Kekinian Banjir Jakarta

Kondisi geografis yang tidak menguntungkan, dimana luas DKI Jakarta sebesar

662.3 Km2 dimana sebesar 40 persennya merupakan dataran rendah, yang

2

ketinggiannya berada di bawah muka air laut pasang 1 sampai dengan 1,5 meter,

dan dari 40 persen lahan tersebut baru 11.500 Hektar yang dilayani dengan

Polder, dimana di Provinsi DKI Jakarta juga mengalir 13 aliran sungai menuju

laut yang kondisinya terus mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat

adanya sampah dan bangunan liar disepanjang sungai, menyebabkan bencana

banjir dari tahun ke tahun menjadi suatu beban yang harus diwaspadai dan

ditanggulangi di Provinsi DKI Jakarta (BPLHD, 2014).

Hampir setiap banjir, masyarakat mengeluhkan banyak hal, diantaranya sampah-

sampah yang berserakan yang terbawa oleh aliran banjir, lumpur yang

menggenangi hunian warga, serta kerugian-kerugian materil seperti kerusakan

perabotan dan alat-alat rumah tangga. Selain itu, aktifitas warga harus terganggu

karena harus membersihkan rumah pasca banjir. Masyarakat juga mengeluhkan

berbagai penyakit akibat banjir seperti gatal-gatal dan demam berdarah.

Beberapa tahun terakhir, kondisi banjir di Kota Jakarta sangat memprihatinkan.

Pada penghujung tahun 2012 hingga januari tahun 2013, tercatat banjir besar

melanda Kota Jakarta. Pada rentan waktu tersebut tercatat luas daerah yang

tergenang banjir tersebar di 124 kelurahan, korban jiwa mencapai 20 orang, dan

terdapat 33.502 warga yang harus mengungsi. Kerugian ekonomi mencapai 20

triliun rupiah. (Wikipedia, 2015)

Pada tahun 2014, terdapat tercatat korban jiwa akibat banjir sebanyak 2 orang,

jumlah pengungsi sebanyak 2.000 warga dan total kerugian mencapai 5 triliun

rupiah. Sedangkan pada tahun ini (2015) tercatat 1 orang korban jiwa dengan

jumlah pengungsi sebanyak 14.163 warga. (Tempo, 2015)

II. 2 Konsep Yang Sudah Ada Atau Sedang Dilakukan untuk Mengatasi

Kondisi Banjir di Kota Jakarta

Dalam kaitannya untuk antisipasi banjir di wilayah DKI Jakarta, disiapkan

pompa-pompa pengendali banjir pada Waduk dan pintu air. Selain hal tersebut

dalam kaitan penanganan mengurangi bahaya banjir di DKI Jakarta, pada tahun

2013 juga telah disiapkan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir di Provinsi DKI Jakarta, diantaranya :

1. Pembuatan Sumur Resapan

Sumur Resapan adalah sistem resapan buatan yang berfungsi

sebagai penampung air hujan, dapat berupa sumur, parit atau alur taman

resapan. Manfaat Sumur Resapan antara lain dapat menampung dan

menahan air hujan baik yang melalui atap rumah maupun yang langsung

ke tanah sehingga tidak langsung keluar dari pekarangan rumah, tetapi

mengisi kembali air tanah dangkal sebagai sumber air bersih.

3

2. Melakukan normalisai Sungai di DKI Jakarta

Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 2013 melakukan normalisai

Sungai di DKI Jakarta diantarannya Sungai Pesanggrahan, Sungai Angke

dan Sungai Sunter dimana permukiman pada sekitar sungai tersebut telah

dilakukan pendataan pada tahun 2012 dan diharapkan pada tahun 2013

sudah dilaksanakan pembebasan tanah untuk pelaksanaan normalisasi

sungai tersebut. Dengan adanya normalisasi ketiga sungai tersebut

diharapkan selain mengurangi beban pencemaran akibat adanya

pembuangan limbah domestik yang dilakukan oleh warga sekitar,

diharapkan juga dapat mengurangi jumlah genangan banjir antara 8 – 12

titik banjir di wilayah DKI Jakarta.

3. Melakukan normalisasi Waduk

Waduk Pluit yang telah mengalami pendangkalan baik dikarenakan

oleh aktivitas penduduk yang melakukan pengurukan untuk dibuat

perumahan maupun hasil pembuangan sampah secara sembarangan, data

saat ini yang ada bahwa Waduk Pluit luasnya adalah sebesar 60 Ha dan

kedalaman adalah 1-2 meter, diharapkan dengan adanya normalisasi

tersebut Waduk yang akan digunakan menampung air dari sungai di

wilayah DKI Jakarta sebelum dialirkan ke laut menjadi 80 Ha dengan

kedalaman 10 meter dengan disisi Waduk akan dibuat jalan arteri dan

dibuat tanggung pembatas serta dilakukan penghijauan.

4. Pembangunan Deep Tunnel

Fungsi terowongan yang juga sudah dibangun di Malaysia,

Singapura, Hongkong dan Chicago antara lain untuk mengatasi

kemacetan, banjir, pengadaan air baku PAM, limbah dan utilitas umum

berupa telepon umum maupun listrik (Media Indonesia, 26/3). Sebagai

gambaran proyek Deep Tunnel adalah suatu proyek terpadu untuk

mengatasi problem Jakarta. Seperti pengendalian banjir, pengadaan air

baku PDAM, penanganan air limbah, jalan tol dan utilitas umum. Proyek

itu bisa menghasilkan uang dari retribusi jalan tol, utilitas umum, listrik

dan kompos. Apalagi pembangunan Deep Tunnel tidak perlu

membebaskan lahan karena proyeknya di bawah tanah. Selain sebagai

pengendali banjir, perut terowongan multifungsi itu akan menghasilkan

uang sewa dan retribusi yang besar sehingga pasti banyak investor

berminat.

Berbagai upaya tersebut telah banyak dilakukan di berbagai daerah, namun

hasilnya belum seperti yang diharapkan, banjir masih terus terjadi dengan korban

4

dan kerugian yang tidak sedikit. Upaya mengatasi banjir juga kadang-kadang

ditentang penduduk karena mereka harus pindah atau direlokasi ke wilayah lain

(Rosyidie, 2012).

II.3 Konsep Floating house Untuk Menjawab Kondisi Banjir Jakarta

Kondisi topografi kota Jakarta memang cukup rumit. Kondisi tanah yang tiap

tahun turun, ditambah lagi tata letak bangunan dan sistem drainase yang tidak

terencana dengan baik membuat banjir tidak dapat lagi dihindari. Kondisi ini mau

tidak mau harus diterima oleh warga Jakarta. Di setiap musim penghujan,

kerugian ekonomi selalu dihadapi warga. Hal ini membuat seluruh kalangan harus

berpikir keras guna merencanakan pembangunan yang cocok untuk Jakarta.

Mengingat bahwa banjir Jakarta tidak dapat lagi dihindari, maka perlu

direncanakan sebuah antisipasi guna memberikan kenyamanan dan tentunya

meminimalisir kerugian materil akibat banjir ini.

Proyek floating house ini merupakan jawaban atas permasalahan banjir yang

dialami oleh warga Jakarta setiap tahun. Sesuai dengan namanya, Floating house

ini merupakan hunian yang mampu terapung pada kondisi banjir. Rumah ini

dirancang sedemikian rupa, sehingga bila air datang, rumah akan otomatis

mengikuti tinggi permukaan air. Sedangkan bila permukaan air sudah surut maka

rumah ini akan kembali pada posisi semula. Kelebihan yang ditawarkan dari

konsep yang dikemukan disini yaitu rumah dapat terapung pada kondisi banjir

yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dibangun di seluruh wilayah Jakarta yang

rawan banjir. Desain dan konsep rumah yang seperti ini, membuat warga tidak

perlu khawatir lagi dengan barang-barang ataupun mengungsi ketempat lain

karena rumah mereka terendam banjir.

Hunian anti banjir ini sejatinya merupakan penerapan hukum Archimedes tentang

gaya apung. Beberapa konsep floating house sejenis telah banyak dikembangkan

dan beberapa diantaranya menghasilkan produk, salah satunya adalah di negara

Belanda yang menerapkan konsep floating house ini kedalam bentuk houseboat.

Desain rumah yang modern memberikan nuansa yang indah, dan sangat cocok

diterapkan di kota-kota besar seperti Jakarta.

II. 4 Struktur dan Sistem Bangunan

Pada dasarnya, sistem floating house ini menyerupai kapal, sehingga pada

perencanaan haruslah memenuhi standar-standar umum yang dimiliki oleh sebuah

kapal. Yang paling utama, stabilitas floating house ini ketika menerima

perubahan-perubahan gaya yang bekerja terhadapnya. Bedanya dengan kapal,

floating house ini tidak bergerak kearah horizontal, pergerakan hanya terjadi

secara vertikal melalui gerakan fluktuatif air saat banjir. Beberapa komponen

penting untuk membangun floating house ini yaitu pondasi ponton, sistem kolam

air, sistem tiang penyangga dan bangunan utama. Komponen lain seperti sistem

5

drainase dan kelistrikan harus juga menjadi bahan pertimbangan , mengingat

bahwa rumah akan bergerak kearah vertikal ketika banjir datang. Materil-materil

penyusun bangunan utama tersusun dari materil-materil ringan dan kuat. Misalnya

pada dinding akan dibuat dari beton-beton polimer, rangka bangunan akan

disusun dari baja ringan, tujuannya untuk mengurangi beban yang diterima oleh

pondasi. Bangunan akan diletakkan diatas kolam, jadi bangunan disini sudah

dalam keadaan terapung. Konstruksi bangunan harus mempertimbangkan antara

jumlah susunan ponton dan beban diatasnya, hal ini bertujuan untuk mengetahui

bagian dari bangunan yang akan tenggelam. Hal ini juga untuk mengetahui berapa

kedalaman kolam air yang akan digunakan sebagai tempat pengapungan sistem

bangunan ini.

1. Pondasi Ponton

Ponton pada struktur bangun floating house ini berfungsi untuk memberikan gaya

angkat pada bangunan saat terjadi luapan air. Material-material yang dipilih

haruslah tahan lama serta mempunyai struktur yang kuat karena pondasi ini akan

diterapkan secara permanen sebagai pondasi dari sistem bangunan. Yang

terpenting, pondasi ponton nantinya mampu menahan beban diatasnya dan

mampu stabil pada berbagai kondisi mekanik.

2. Kolam Air

Kolam air berfungsi sebagai tempat penampungan sekaligus pengapungan

bangunan. Pada perancangannya, rumah sudah dibuat dalam keadaan terapung.

Tujuannya, ketika air sedang naik, sistem bangunan tidak perlu lagi menyesuaikan

berapa bagian dari sistem bangunan yang akan tenggelam, jadi permukaan

bangunan langsung naik menyesuaikan ketinggian kenaikan air saat banjir. Selain

itu, kondisi rumah yang dibuat sudah terapung untuk mencegah terjadinya fraktur

pada pondasi akibat tekanan yang sangat besar dari beban diatasnya. Air banjir

biasanya membawa serta lumpur yang dapat mengendap didasar kolam. Selain itu,

air dalam kolam haruslah selalu di kuras secara berkala. Untuk melakukan ini,

maka akan dipasang sistem drainase pada kolam yang dilengkapi juga dengan

pompa khusus untuk menyedot lumpur.

3. Tiang Penyangga dan Sistem Roda

Tiang penyangga disini berfungsi untuk menahan rumah agar tidak hanyut. Di

tiang penyangga terdapat ring beroda yang akan dihubungkan ke sisi bangunan.

Fungsinya untuk mempermudah pergerakan fluktuatif.

4. Bangunan Utama

Bangunan utama sama seperti bangunan pada umumnya, modelnya di desain

modern agar lebih menarik. Bedanya dengan rumah-rumah pada umumnya,

materil-materil penyusun rumah terbuat dari material-material kuat namun ringan.

6

Rangka rumah akan dibuat dengan material baja ringan, untuk dinding, pintu,

kaca, jendela, semuanya berbahan dasar polimer, sehingga akan didapatkan berat

bangunan yang lebih ringan.

Gambar 1 Model Floating house

Sumber : Zulfajri, dkk. 2015

Gambar 2 Pondasi Ponton

Sumber : Zulfajri, dkk, 2015

Gambar 3 Model Pondasi Ponton

Sumber : Zulfajri, dkk, 2015

Gambar 3 Tiang Penyangga

Sumber : Zulfajri, dkk. 201

Gambar 4 Model Tiang Penyangga

Sumber : D. Han, et.al. 2002

7

II.5 Pihak-Pihak Terkait Untuk Keberhasilan Proyek

1. Arsitek

Arsitek memegang peranan penting dalam pelaksanaan proyek ini.. Peran

arsitek harus mampu mentransformasikan desain rumah menjadi desain

floating house dengan mempertimbangkan berbagai kondisi fisis yang mungkin

terjadi ketika banjir datang. Arsitek juga berperan untuk memikirkan desain

floating house yang aman, nyaman, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Kota Jakarta. Nilai-nilai estetika dan futuristik floating house merupakan hal

yang mestinya menjadi bahan pertimbangan arsitek, agar floating house ini

kedepannya dapat dijadikan sebagai ikon baru Kota Jakarta

2. Konsultan Perencana

Dalam perencanaan proyek floating house, konsultan perencana mempunyai

peran dalam menganalisis kelayakan floating house ditunjau dari kekuatan

struktur bangunan dan kondisi-kondisi fisis saat banjir. Hal-hal teknis lain yang

dipikirkan oleh konsultan perencana yaitu membuat rencana kerja, syarat-

syarat pelaksanaan bangunan (RKS), dan melakukan proyeksi anggaran biaya

pelaksanaan proyek.

3. Kontraktor

Kontraktor berperan untuk membantu merealisasikan floating house.

4. Pemerintah

Peran pemerintah dalam proyek ini terkait dengan hal-hal fundamental seperti

perijinan.

5. Masyarakat

Masyarakat adalah sasaran dari pelaksanaan proyek ini. Floating house adalah

hunian yang semata-mata dibuat untuk menjawab keluhan masyarakat saat

banjir. Diharapkan masyarakat mendukung penuh atas terlaksananya proyek

ini.

II. 6 Strategi Implementasi

Penyempurnaan Konsep dan Perencanaan Proyek

Floating house merupakan konsep rumah yang baru, sehingga sebisa mungkin

penyempurnaan konsep harus dilakukan. Segala hal yang berkaitan dengan

floating house baik itu design, infrastruktur, dan lain-lain harus dipikirkan dengan

matang dan menyesuaikan kondisi daerah di Kota Jakarta sehingga floating house

ini dapat benar-benar menjadi solusi yang tepat sebagai hunian anti banjir. Selain

itu, perencanaan proyek harus dipikirkan dengan matang, agar tercapai tujuan

yang diinginkan.

Pertemuan Semua Pihak Terkait

Setelah penyempurnaan konsep dan perencanaan proyek, barulah diadakan

pertemuan antar seluruh pihak. Tujuannya untuk menyampaikan proyek dan

8

meminta dukungan penuh dari seluruh pihak terkait agar proyek floating house di

Kota Jakarta dapat betul-betul dilaksanakan.

Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan proyek dilakukan setelah seluruh pihak menyetujui keberlangsungan

proyek ini. Dalam keberlangsungan proyek, diperlukan koordinasi yang baik

antara seluruh pihak guna terwujudnya pembangunan proyek hunian floating

house di Kota Jakarta.

Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan

Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan teratur akan membantu

pembangunan dan pengembangan konsep floating house di Kota Jakarta, yang

selanjutnya dapat memberikan hasil yang maksimal sebagai hunian anti banjir.

III. KESIMPULAN

Hadirnya hunian Floating House diharapkan mampu memberikan solusi terhadap

banjir yang dialami warga Kota Jakarta. Untuk dapat merealisasikan gagasan ini,

maka dibutuhkan kerjasama antara seluruh pihak terkait baik itu masyarakat,

pemerintah, dan pihak-pihak yang terkait yang mampu mewujudkan gagasan ini.

Selain itu, untuk dapat mewujudkannya, dibutuhkan kesadaran bahwa banjir di

Kota Jakarta bukan lagi hal yang sepele, bahkan bencana ini sudah menjadi

bencana luar biasa mengingat kerugian-kerugian yang terjadi pada berbagai

sektor. Sehingga dengan adanya kesadaran tersebut, gagasan ini dapat dijalankan.

Kehadiran floating house ini pada akhirnya akan mengurangi dampak terkait

banjir, khususnya dampak-dampak bagi warga Kota Jakarta. Kehadiran floating

house juga dapat memberikan nilai tambah. Penerapan floating house di Kota

Jakarta sebagai ibukota negara akan menjadi sebuah ikon baru hunian modern

bebas banjir.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Banjir Jakarta 2013. id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2013.

Diakses pada tanggal 10 Maret 2015

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2013): Bencana di Indonesia 2012.

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah. 2014. Status Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2013. Jakarta:

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah

D. Han et al. 2002. Design Studies on Flood Proof House. Bristol (USA).

Department of Civil Engineering, University of Bristol

Evan. 2015. Apa Beda Banjir Jakarta 2007, 2013, 2014, dan 2015.

http://www.tempo.co/read/news/2015/02/12/083641933/Apa-Beda-Banjir-

9

Jakarta-2007-2013-2014-dan-2015/1/2. Diakses pada tanggal 10 Maret

2015

Kodoatie, Robert, J dan Roestam Sjarief (2008): Pengelolaan Bencana Terpadu.

Penerbit Yarsif Watampone, Jakarta.

Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa. 2009. Gambaran Umum Wilayah Jakarta.

Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup

Rosyidie, Arief. (2012): Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai Citarum. Laporan Penelitian LPPM, ITB

10

11

12

13

14

Biodata Dosen Pembimbing

A.

Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dyah Hesti Wardhani, S.T., M.T., Ph.D 2 Jenis Kelamin P 3 Program Studi S1 Teknik Kimia 4 NIP 19760528 200012 2 001 5 Tanggal Lahir 28 Mei 1976 6 E-mail [email protected] 7 Pekerjaan 1. 2000-Sekarang staf pengajar di Jurusan

Teknik Kimia, Universitas Diponegoro 2. 2009-Sekarang Dosen pembimbing di

Laboratorium Mikrobiologi Industri Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro

B. Riwayat Pendidikan 1. September 2004 – Juni 2009 Doktor Teknik Kimia The University of

Manchester, Manchester, UK 2. Oktober 1999 – Januari 2002 Master Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta 3. September 1994 – Oktober 1998 Sarjana Teknik Kimia Universitas

Diponegoro, Semarang

15

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian

Tugas

1 Zulfajri/ 21030113140169

Teknik

Kimia

Teknik 10 jam/

minggu

Merancang Gambar Floating

House dan Konsultasi

Dosen Pembimbing

2 Annisa Tri

Hutami/

21030113140171

Teknik

Kimia

Teknik 10 jam/

minggu

Menyusun

Proposal

3 Abdullah Malik Islami Filardi/ 21030114120008

Teknik

Kimia

Teknik 10 jam/

minggu

Menyusun

Proposal

4 Hibatullah Arif Yaasiin/ 21030114130152

Teknik

Kimia

Teknik 10 jam/

minggu

Menyusun

Proposal

16