01. pengaturan zonasi penggunaan lahan di kawasan tepian das kahayan1

Upload: rasthoen

Post on 13-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengaturan Zonasi Di Sekitar Kawasan DAS Kahayan

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    1/13

    VI-92

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    PENGATURAN ZONASI PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN

    TEPIAN DAS KAHAYAN

    (Studi Kasus : Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya)

    Enni Lindia Mayona,MT, Zulfadly Urufi, M.Eng, Ridwandoni ST

    Jurusan Teknik Planologi Itenas, Bandung

    (Email :[email protected],[email protected],[email protected])

    ABSTRAK

    Seiring dengan meningkatnya kebutuhan lahan menyebabkan penduduk merubah

    fungsi kawasan yang awalnya kawasan konservasi menjadi kawasan permukiman

    terutama pada Kawasan Tepian Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan.

    Kelurahan Pahandut merupakan bagian dari DAS Kahayan yang memiliki

    kepadatan penduduk tinggi dengan permukiman yang ada tidak memperhatikan

    ketentuan yang berlaku sehingga kawasan ini berkembang menjadi kawasan

    kumuh. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya erosi, penurunan kualitas air,kurangnya daerah tangkapan air, dan banjir.

    Penelitian ini bertujuan merumuskan pedoman pengendalian pemanfaatan lahan

    dengan cara menyusun Aturan Zonasi penggunaan lahan kawasan Tepian DAS

    Kahayan, yang diharapkan dapat mengurangi dampak bencana banjir. Analisis

    yang dilakukan berupa analisis pembagian dan klasifikasi zona berdasarkan

    kondisi guna lahan saat ini, dan rencana tata ruang kawasan, analisis

    pengaturan pemanfaatan ruang dan bentuk aturan pelaksanaan pemanfaatan

    ruang berupa aturan variansi, insentif dan disinsentif.

    Pengaturan penggunaan lahan yang dihasilkan adalah terbaginya 4 zona

    pemanfaatan yaitu Zona Sempadan Sungai, Zona Rumah Renggang, Zona

    Rumah Kampung dan Zona Pelabuhan. Ketentuan-ketentuan penggunaan lahan

    tersebut disesuaikan dengan karakteristik kawasan sehingga dapat menjadi

    arahan di dalam pengendalian pemanfaaatan ruang agar kegiatan yang ada

    dapat tertata dengan fungsi yang telah ditetapkan.

    Kata Kunci : Guna Lahan, Daerah Aliran Sungai, Aturan Zonasi.

    PENDAHULUAN

    Latar BelakangPeningkatan permukiman penduduk pada daerah aliran sungai (DAS) memicu

    pertumbuhan kawasan tersebut, sehingga pada nantinya akan muncul

    guna lahan lainnya yang dapat menunjang kegiatan bermukim penduduk,

    seperti perdagangan dan jasa serta fasilitas-fasilitas umum. Pertumbuhan di

    kawasan ini sangat cepat yaitu dengan merubah fungsi lahan yang

    seharusnya berfungsi sebagai kawasan konservasi menjadi kawasan terbangun

    yang padat penduduk, sehingga akan mempengaruhi karakteristik lahan

    daerah aliran sungai dan berdampak terjadinya bencana.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    2/13

    VI-93

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    Oleh karena itu untuk mengatasi peningkatan penggunaan lahan yang

    mengakibatkan penurunan kualitas lahan pada daerah aliran sungai sebagai

    akibat dari pesatnya pembangunan fisik di kawasan tersebut, maka

    dibutuhkan suatu pengendalian terhadap penggunaan lahan yang ada.

    Pengendalian (controlling) secara umum adalah serangkaian kegiatan yangbertujuan untuk menjaga kekonsistenan pelaksanaan tindakan dengan tujuan

    awal. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang pasal 35 menyebutkan bahwa pengendalian pemanfaatan

    ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan,

    pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi.

    Rumusan Masalah

    Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan Kota Palangka Raya termasuk ke

    dalam wilayah Kelurahan Pahandut, Kelurahan Langkai dan Kelurahan

    Palangka. Ketiga kelurahan tersebut cenderung dikhususkan sebagai daerah

    konservasi wilayah di Kota Palangka Raya (RDTR Kota Palangka Raya, 1999-2009).

    Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas permukiman yang berada di

    Kawasan Tepian DAS Kahayan khususnya di Kelurahan Pahandut yang

    merupakan cikal bakal berdirinya Kota Palangka Raya, lahan yang

    seharusnya digunakan sebagai lahan konservasi (kawasan sempadan sungai)

    berubah fungsi menjadi lahan terbangun. Fungsi kegiatan yang berada di

    kawasan tersebut berupa perumahan, perdagangan dan jasa serta fasilitas

    umum lainnya. Kondisi kawasan yang padat dan kumuh sangat memprihatikan,

    mengingat karakteristik Kawasan Tepian DAS Kahayan Kelurahan Pahandutyang sangat rentan dengan bencana alam.

    Bagian wilayah Kelurahan Pahandut terutama yang berada di Tepian DAS

    Kahayan merupakan dataran rendah dan pada musim penghujan air

    Sungai Kahayan seringkali menggenangi kawasan perumahan yang berada

    di wilayah tersebut. Apabila dilihat dari kawasan yang lebih tinggi kawasan

    Pahandut tersebut menyerupai sebuah muara atau danau yang oleh

    penduduk setempat dinamakan Danau Seha.

    Gambar 1. Kondisi Kelurahan Pahandut

    Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2008

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    3/13

    VI-94

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    Lemahnya proses pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan studi

    dikarenakan belum adanya peraturan zonasi pemanfaatan ruang baik

    dalam lingkup Kota Palangkaraya secara umum dan khususnya di daerah

    sempadan aliran Sungai Kahayan tersebut. Terkait dengan permasalahan

    yang terjadi di atas maka pertanyaan studi ini adalah bagaimana bentukaturan zonasi penggunaan lahan di Kelurahan Pahandut Kawasan Tepian

    DAS Kahayan sebagai arahan pengendalian pelaksanaan pemanfaatan ruang?

    TujuanTujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk merumuskan pedoman

    pengendalian pemanfaatan lahan yang dilakukan dengan menyusun Aturan

    Zonasi (Zoning Regulation) Penggunaan Lahan di Kelurahan Pahandut

    Kawasan Tepian DAS Kahayan, yang dapat dijadikan arahan pengendalian

    pelaksanaan pemanfaatan ruang.

    ManfaatManfaat penelitian ini adalah terumuskannya aturan-aturan untuk setiap

    klasifikasi penggunaan lahan, di Kawasan Tepian DAS Kahayan dan bentuk

    pengaturan pelaksanaan pemanfaatan ruang sebagai arahan pengendalian

    pemanfaatan ruang yang sesuai dengan karakteristik DAS. Rumusan aturan-

    aturan tersebut dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah didalam

    menyusun Aturan Zonasi Kota Palangkaraya khususnya yang terkait dengan

    Kelurahan Pahandut.

    Tinjauan Pustaka

    Pengendalian Pemanfaatan RuangPengendalian pemanfaatan ruang menurut Undang-Undang RI No.26 Tahun

    2007 tentang Penataan Ruang adalah merupakan kegiatan yang berkaitan

    dengan pengawasan dan penertiban terhadap implementasi rencana, agar

    pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Dalam Undang-

    Undang RI No. 26 tahun 2007 Pasal 35 dijelaskan bahwa Pengendalian

    pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan Peraturan zonasi, perizinan,

    pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Peraturan disusun

    berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang.

    Teknik Pengendalian Pemanfaatan Lahan

    Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Zoning.Penerapan zoning terjadi diberbagai negara. Di Amerika Utara, Kota yang

    pertama kali mengaplikasikan aturan zoning adalah kota New York yakni pada

    tahun 1916. Di Kanada pada tahun 1924 tepatnya di Kota Ontario. Di Jerman,

    perencana kota pada pertengahan abad 19 menggunakan zoning dalam

    merencanakan pertumbuhan kota-kota industri-nya untuk menjamin

    efisiensi bagi perusahaan/pabrik dan bentuk tanggung jawab bagi perumahan

    pekerja pabrik.Zoning merupakan alat yang sangat kuat di dalam

    perencanaan dan pengendalian penggunaan lahan (Branch, 1995; Merriam,

    2005). Peraturan zoning yang pertama kali digunakan di New York awalnya

    hanya dikaitkan dengan tinggi bangunan dan jarak bangunan-bangunan

    tersebut terhadap jalan disampingnya. Saat ini terdapat banyak kategoripengaturan zoning khususnya di kota besar yang minimal akan mempunyai

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    4/13

    VI-95

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    20 atau bahkan mungkin sampai dengan 50 aturan zoning (catanese, 1988).

    Daerah Aliran SungaiSuatu daerah aliran sungai yang sering disingkat DAS adalah suatu wilayah

    daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggunggunung yangmenampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkan ke laut

    melalui sungai utama (Asdak, 2004:4). DAS juga diartikan sebagai daerah atau

    wilayah dengan kemiringan lereng bervariasi yang dibatasi punggung,

    bukit-bukit atau gunung-gunung, yang dapat menampung seluruh curah

    hujan sepanjang tahun dimana air terkumpul di sungai utama yang dialirkan

    terus sampai ke laut, sehingga merupakan suatu ekosistem tata air (Sjarief,

    1988:153). Berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang

    Sumberdaya Air, Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang

    merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

    berfungsi menampung, menyimpan,dan mengalirkan air yang berasal dari curah

    hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakanpemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang

    masih terpengaruh aktivitas daratan.

    Secara lebih rinci, suatu ekosistem DAS dapat dibagi menjadi 3 bagian yang

    secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut (Asdak, 2004:11) yaitu DAS Hulu

    (Upper Watershed), DAS Tengah (Middle Watershed) dan DAS Hilir (Lower

    Watershed)

    .

    PENGERTIAN

    SUNGAIadalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengairan airmulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya

    sepanjang

    pengalirannya oleh garis sepandan. GARIS SEMPANDAN SUNGAIadalah garis batas luar pengamanan luar. DAERAH SEMPANDAN SUNGAI adalah kawasan sepanjang kiri kanan

    sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk

    mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

    ZONA Adalah KAWASAN Atau AREA yang memiliki fungsi dankarakteristik lingkungan yang spesifik

    ZONING adalah PEMBAGIAN lingkungan kota kedalam zona-zona danMENETAPKANPENGENDALIANpemanfaatanruang/memberlakukanketentuanhukumyang berbeda-beda(Barnett, 1982: 60-61; So, 1979:251).

    ZONING REGULATION adalah KETENTUAN yang mengaturtentangKLASIFIKASI ZONA, pengaturan lebih lanjut mengenai PEMANFAATAN

    LAHAN, dan PROSEDUR PELAKSANAAN pembangunan

    METODE PENELITIAN

    Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Survey primer, berupa observasi lapangan penggunaan lahan di KawasanTepian DAS Kahayan Kelurahan Pahandut.

    2. Survey sekunder, berupa : Pencarian data-data sekunder dari instansi terkait terutama

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    5/13

    VI-96

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    kebijakan rencana-rencana yang berkaitan dengan wilayah studi,

    meliputi : RTRW Kota Palangka Raya tahun 2005, RDTR Kota

    Palangka Raya Tahun 1999-2009, Laporan Evaluasi Pembangunan 50

    Tahun Kota Palangka Raya Tahun 2007.

    Studi literatur yang berkaitan dengan ka ji an teor i meliputi :konsep zoning regulation, pengendalian pemanfaatan ruang dan

    Daerah Aliran Sungai (DAS).

    Metodologi AnalisisTahapan analisis yang dilakukan sebagai berikut :

    1. Penetapan Klasifikasi Fungsi zona

    Berupa arahan pembentukan/penentuan kawasan, baik zona dasar

    maupun kawasan lainnya yang memerlukan penanganan khusus, yang

    selanjutnya dirinci dalam penentuan zona yang masing-masing memiliki

    sifat spesifik. Penetapan zona ini disesuaikan dengan karakteristik

    wilayah yang bersangkutan dan rencana pengembangannya, dijabarkanfungsi-fungsi kegiatan setiap zona berdasarkan klasifikasi yang sudah

    ditentukan oleh pedoman zonasi. Tahapan analisis klasifikasi fungsi

    zonasi, meliputi :

    Analisis penentuan kode zonaKode klasifikasi ini ditentukan berdasarkan fungsi guna lahan

    yang direncanakan dan disesuaikan dengan daftar klasifikasi zona untuk

    peraturan zonasi yang ada karena belum adanya aturan zonasi di Kota

    Palangkaraya.

    Analisis pembagian dan klasifikasi zona, yaitu dengan cara :Ketentuan pembagian zona di Kawasan Tepian DAS Kahayan

    Kelurahan Pahandut dilakukan dengan mempertimbangkan penggunaan

    lahan saat ini dan rencana guna lahan. Berdasarkan pertimbangan

    tersebut, zona dilihat penggunaan lahan dominannya serta fungsi fungsi

    lain yang ada. Selanjutnya diidentifikasi kesesuaian setiap fungsi di

    dalamnya terhadap dominasi zona.

    2. Pengaturan ketentuan pemanfaatan ruang tiap zona

    Penentuan jenis kegiatan lahan di tiap zona, berdasarkan rencana dan

    kriteria penggunaan lahan yang mempengaruhi pengembanganm lahan.

    Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut :

    Analisis klasifikasi pemanfaatan ruangMerupakan pengelompokan penggunaan lahan di wilayah studiberdasarkan fungsinya, yang dirinci dari penggunaan lahan yang

    dominan hingga penggunaan lahan yang lebih mikro.

    Analisis pengaturan pemanfaatan ruang tiap zonaBerdasarkan rencana dan kriteria penggunaan lahan ditentukan jenis

    kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, diperbolehkan

    terbatas atau dilarang pada suatu zona.

    3. Pengaturan pelaksanaan pemanfaatan ruang tiap zona

    Perangkat dalam pengaturan pelaksanaan pemanfaatan ruang terdiri dariAturan Variansi (kelonggaran dalam pemanfaatan lahan), aturan insentif

    dan aturan Disinsentif .

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    6/13

    VI-97

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    PENGATURAN ZONASI PENGGUNAAN LAHAN DI KELURAHAN

    PAHANDUT TEPIAN DAS KAHAYAN

    Karakteristik Fisik KawasanDalam menyusun pengaturan guna lahan di Kawasan Tepian Daerah Aliran

    Sungai (DAS) Kahayan Kelurahan Pahandut memperhatikan kondisi fisikkawasan sebagai berikut :1. Kemiringan lereng cenderung landai yaitu 0-15% namun lahan potensi

    yang dapat dikembangkan adalah lahan yang berada di luar garis sempadan

    sungai berjarak100 meter dari tepian sungai.

    3. Jenis tanah aluvial yang terdiri dari Tufa batu apung, pasir tufaan, lapili,lava berongga, breksi volkanik; miring landai ke selatan mengipas,

    bersilang jari satu sama lain dan mudah terkena erosi serta dataran danau

    yang terdiri dari Lempung, lempung tufaan, lempung organik, pasir,

    kerikil (breksi); hampir horisontal, bersilang jari, lensa dan tidak mudah

    menyerap air sehingga mempunyai potensi banjir.

    4. Curah hujan normal sekitar 1500-2000 mm/th, apabila curah hujandiatas normal (musim hujan) aliran permukaan (run off) sungai meningkat.Curah hujan di atas normal yang dapat berlangsung hampir setiap

    hari, dapat mempengaruhi terjadinya banjir pada lahan bila curah hujan

    maksimum mencapai 471 mm/hari atau sepanjang tahunnya rata-rata adalah

    2048.5 mm,

    5. Debit maksimum Sungai Kahayan sebesar 1938.03 m3/det dan lebar sungai306 m serta kecepatan aliran sungai 0,99 m/det, dengan tinggi genangan

    sungai maksimum, yaitu 6 m.

    Penetapan Klasifikasi Fungsi Zona Pada Kawasan Tepian DAS

    KahayanKelurahan PahandutBerdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Palangkaraya Tahun

    1999-2009,zona di wilayah kajian terdiri dari Zona perumahan,Zona RTH

    sempadan, berupaSempadan sungai dan Sempadan danau dan Zona Tranportasi

    berupa Pelabuhan. Berdasarkan hasil kajian, kawasan Kelurahan Pahandut

    merupakan kawasan yang dominasi fungsi lahannya adalah perumahan, namun terdapat

    beberapa fungsi lainnya seperti perdagangan, lahan kosong dan fungsi pelayanan lainnya.

    Kondisi pemanfaatan lahan di kawasan studi dapat dilihat pada gambar 1.

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    7/13

    VI-98

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    Gambar 2. Fungsi Kegiatan di Kelurahan Pahandut

    Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2008

    Kelurahan Pahandut berdasarkan hasil kajian terdiri dari 3 fungsi pemanfaatan

    lahan yaitu perumahan, Sempadan sungai, dan Pelabuhan. Berdasarkan fungsi

    yang ada maka terdapat 4 zona yang terdapat di Kawasan Tepian DAS

    Kahayan Kelurahan Pahandut. Kode Zona yang digunakan mengacu pada

    Panduan Peraturan Zonasi secara umum karena Peraturan Zonasi yang berlaku

    untuk Kota Palangkaraya belum tersedia. Pembagian zona tersebut sebagai berikut:

    Zona perumahan (R), berupaRumah Renggang (R-2)danRumah Kampung

    (R-8). perumahan di wilayah studi terdapat 3 tipe, yaitu rumah

    renggang, rumah kampung dan rumah terapung. Namun rumah

    terapung dimasukkan dalam kategori rumah kampung.

    Zona RTH sempadan (KL), berupa Sempadan sungai (KL-1)

    Pada dasarnya kondisi eksisting zona ini adalah perumahan penduduk

    yang sudah ada sejak turun temurun, jarak dari tepi sungai sangat dekat

    karena berdasarkan fisik kawasan tersebut merupakan area

    tergenang yang menyerupai danau dan zona ini sebagai daerah limitasidan resiko banjir. Untuk zona sempadan danau yang tertuang di dalam

    RDTR tidak dapat menjadi sebuah zona karena sempadan danau di rencana

    tidak diketahui dasar penentuan peruntukannya, sehingga sempadan danau

    termasuk ke dalam zona sempadan sungai.

    Zona Tranportasi (TR), berupaPelabuhan (TR-3)

    Pelabuhan Rambang pada saat itu merupakan tempat tambatan kapalbesar dan kapal kecil serta tempat bongkar muat barang dan mempunyai

    beberapa buah kapal motor, diantaranya adalah KM. Palangka Raja yang

    sebelumnya bernama KM. Pulau Sebaru. Kapal ini berukuran kurang

    lebih 350 ton yang menghubungkan Banjarmasin dan juga Pulau Jawa.

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    8/13

    VI-99

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    Zona yang akan diatur penggunaan lahannya di wilayah studi, disusun

    berdasarkan penggunaan lahan pada hirarki yang lebih khusus yaitu hirarki 3

    dan 4, karena mempertimbangkan penggunaan lahan secara umum sampa

    pada penggunaan lahan yang lebih detail atau rinci yang dilihat dari RDTK

    Kota Palangka Raya. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 danGambar 3.

    Tabel 1

    Kode Zona Berdasarkan Hirarki Zona Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Studi

    Hirarki 1 Hirarki 2 Hirarki 3 Hirarki 4Kawasan

    LindungKawasan

    Perlindungan

    Setempat

    Sempadan(KL) SempadanSungai(KL-1)

    berupa Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan

    berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh

    Pejabatyangberwenang.

    Kawasan

    BudidayaKawasan

    PermukimanPerumahan(R) RumahRenggang(R-1) :

    Perumahan unit tunggal dengan peletakan

    renggang ditujukan untuk pembangunan unit rumah

    tunggal dengan mengakomodasikan berbagai ukuranperpetakan dan jenis bangunan perumahan serta

    mengupayakan peningkatan kualitas lingkungan hunian,

    karakter,dansuasana kehidupannya.

    RumahKampungTipePanggung (R-8) :

    Perumahan rakyat dengan bentuk bangunan lebar kapling

    yang seragam dan berkepadatan tinggi denganprasarana

    jalan berupa gang. Rumah yangbagian atasnya digunakan

    sebagai tempat tinggal,danbagian bawahnya berupa tiang-

    tiang penyangga rumah tidak digunakan, sehingga apabila

    ada aliran air/gelombang yang cukup besar, air dapatmengalir tanpa merusak/mengganggu bagian yang dijadikan

    tempat tinggal dan kawasan perumahan ini cenderung

    menghadap kearahsungai.

    Tranportasi Pelabuhan(TR-3) Pelabuhan(TR-3)Tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

    disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

    kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang

    dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,

    naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang

    yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran

    dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

    perpindahan intra dan antar moda transportasi.sebagai

    tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    9/13

    VI-100

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    Gambar 3 Klasifikasi Zona Di Kawasan Studi

    Aturan Pemanfaatan Ruang

    Kegiatan penggunaan lahan di wilayah Tepian DAS Kahayan Kelurahan

    Pahandut antara lain kegiatan kawasan lindung berupa kawasan konservasi

    dan kawasan sempadan sungai (RTH) serta kawasan budidaya, yaitu kawasan

    perumahan baik yang berupa rumah renggang maupun rumah panggung serta

    kawasan dermaga. Pengaturan wilayah Tepian DAS Kahayan Kelurahan

    Pahandut lebih diprioritas pada penataan dan peremajaan kawasan lingkungan

    kumuh dan kawasan dengan resiko bencana banjir, tetapi penataan kawasan

    perumahan kumuh disesuaian dengan lahan potensi yang tersedia, yaitu sebesar

    7450 m2 dan apabila lahan potensi yang ada tidak mencukupi untukmemenuhi kebutuhan perumahan, maka dilakukan relokasi ke wilayah yang

    lebih baik atau dibangun rumah susun kecil yang dapat menampung beberapa

    kepala keluarga dengan berdasarkan standar teknis pembangunan yang telah

    ditentukan.

    a. Pemanfaatan DiizinkanPada wilayah studi pemanfaatan yang diizinkan berupa kawasan lindung

    sempadan sungai, karena sesuai dengan rencana dan karakteristik kawasan

    yang merupakan DAS, namun mempertimbangkan vegetasi yang sesuai

    dengan ciri khas daerah sungai dan rawa, seperti beberapa macam

    rumput, beberapa macam bambu kecil dan krotalaria, (Jayadinata, 1999:44).

    Jenis-jenis tanaman perkebunan meliputi tanaman palawija sampai tanamankeras.

    b. Pemanfaatan TerbatasPemanfaatan terbatas yang ada di wilayah studi adalah zona

    perumahan, karena mempertimbangkan lahan potensi kawasan yang

    terbatas, yaitu dengan jumlah luas lahan potensi sebesar 7450 m2 dan

    merupakan tipe kavling rumah kecil sebesar 200 m2. Berdasarkan standar

    tersebut perumahan di kawasan ini dibatasi hanya berjumlah 37 unit, baik

    berupa rumah renggang maupunrumah kampung serta adanya batasan

    ketentuan tata massa bangunannya, antara lain apabila rumah

    menggunakan pagar harus mempunyai tinggi pagar 1 meter, jumlah

    lantai maksimum 2 lantai dan jarak antar bangunan 3 meter.

    c. Pemanfaatan Bersyarat

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    10/13

    VI-101

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    Persyaratan ini diperlukan mengingat pemanfaatan di kawasan studi

    memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitarnya. Persyaratan ini

    antara lain:

    Lokasi penempatan TPS,

    Vegetasi Taman dan Sempadan Sungai Karakteristik kawasan sempadan sungai

    Di dalam kawasan studi pemanfaatan bersyarat diberikan kepada jenis

    kegiatan kawasan lindung dengan melihat persyaratan berupa

    penyusunan upaya pengelolaan lingkungan, karena kawasan ini

    merupakan kawasan yang rawan banjir dan erosi maka persyaratannya

    berupa reboisasi dan membiarkan beberapa jalur dengan tumbuhan

    alamiah (misalnya rumput tinggi atau yang lainnya) di antara tanaman

    pertanian yang cocok dengan karakteristik kawasan.

    d. Pemanfaatan DilarangPemanfaatan yang dilarang, karena sifatnya tidak sesuai dengan

    peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampakyang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya. Sehingga pemanfaatan

    lahan untuk kawasan yang memiliki tanda ini tidak diperkenankan, selain

    penggunaan lahan yang sesuia dengan rencana.

    Uraian aturan pemanfaatan pada 4 (empat) zona di kawasan studi adalah

    sebagai berikut :

    Zona perumahan (R), berupa Rumah Renggang (R-2) dan Rumah

    Kampung (R-8).

    Dengan menyesuaikan arahan rencana dan karakter kawasan saatini yang merupakan kawasan padat penduduk dengan luas lahan potensi

    yang sangat rendah, sehingga untuk ketentuan KDB rumah renggang

    adalah KDB tinggi yaitu 5075%, dengan ketinggian bangunan maksimum

    2 lantai. Hal ini berupaya untuk mengatur bangunan agar lebih rapi dan

    teratur dari sebelumnya serta mempunyai kepadatan yang sedang.

    Kegiatan rumah renggang ini bersifat diizinkan terbatas (T) karena

    melihat luas lahan yang sangat kecil sehingga jumlahnya dibatasi 10 unit

    (asumsi 1 unit rumah 200 m2 dan 1 KK 5 Jiwa) dengan jumlah lantaimaksimum 2. Zona ini juga dapat dilengkapi dengan fasilitas penunjang

    perumahan, oleh karena itu pada zona ini kegiatan lain yang diizinkan

    dapat berupa kegiatan komersil dan fasilitas pelayanan dengan ketentuan

    diizinkan terbatas, yaitu terbatas pada jenis kegiatan skala lingkungan. Berdasarkan arahan dari rencana untuk rumah kampung yang tidak

    berada langsung pada kawasan tepi sungai dan bertipe panggung, ketentuan

    Koefisien Dasar Bangunan (KDB) termasuk kedalam kriteria KDB sedang

    dengan prasarana jalan berupa gang yaitu KDB antara 20-50% dan

    ketinggian bangunan maksimum 2 lantai. Melihat luas lahan yang sangat

    terbatas sehingga jumlahnya dibatasi 20 unit rumah dengan jarak antar

    bangunan minimal 3 meter dan tinggi minimal panggung bangunan 6 m dari

    permukaan tanah. hal ini dilakukan karena kawasan ini merupakan

    kawasan dengan penduduk yang padat, sehingga untuk dapat melayani

    kebutuhan rumah panggung dan mengantisipasi banyaknya rumah yang

    direlokasi.

    Kegiatan penunjang pada zona ini berupa kegiatan perdagangan (warung)

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    11/13

    VI-102

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    diperbolehkan terbatas yaitu terbatas yaitu hanya berskala lingkungan dan

    diberi batasan maksimal 20% dari luas bangunan rumah., hal ini untuk

    menunjang kegiatan perumahan tersebut.

    RTH Berfungsi sebagai taman skala kelurahan dan lingkungan denganketentuan 30%, merupakan jalur hijau dan vegetasi yang menyesuaikandengan karakteristik lahan.

    TPS berada disekitar kawasan namun letaknnya radius 200 m dari jalanutama dan pusat keramaian(kawasan perumahan) serta kedap air agar tidak

    menimbulkan polusi yang dapat mengganggu lingkungan sekitar (SNI 03-

    6981-2004 dan Kimpraswil No.534/KPTS/M/2001)

    Zona RTH sempadan (KL), berupa Sempadan sungai (KL-1)

    Pemanfaatan diizinkan secara bersyarat (B) berupa hutan konversidan perkebunan. Pemanfaatan ruang kebun diijinkan namum terbatas

    penggunaan lahannya seperti jenis vegetasi yang ditanam, dan batas

    pengoperasian, karena pada musim hujan daerah tersebut beresiko banjir

    akibat sungai tidak dapat menampung air hujan dan air sungai

    menggenangi kawasan tersebut. Tanaman sebaiknya berupa tanaman yang

    sesuai dengan karakteristik lahan namun dapat pula menahan erosi

    (masuknya materi-materi soil ke dalam sungai).

    Area sempadan ini tidak dimungkinkan untuk membangun bangunanpermanen, karena karakteristik zona berfungsi lindung, maka jenis kegiatan

    saat ini berupa pembibitan ikan air tawar harus di relokasi ke kawasan

    yang sesuai, namun letaknya berada di luar wilayah studi yang

    letaknya berada di seberang kawasan studi, sehingga masih mudah

    untuk dijangkau dengan menggunakan transportasi air, berupa ferrytradisional, sehingga masih dapat menjadi potensi lokal Kawasan Tepian

    DAS Kahayan dan tidak menggangu alur pelayaran kapal yang menuju

    Pelabuhan Rambang. Langkah ini juga untuk memberikan ruang bagi rumah

    terapung yang berfungsi sebagai pembibitan ikan dan juga agar tidak

    mengganggu alur pelayaran.

    Perumahan pada zona ini bersifat dilarang (-), yaitu berupa kegiatanrumah renggang, rumah susun dan rumah kampung, karena kegiatan

    perumahan ini bersifat permanen dalam jangka waktu yang lama.

    Zona Tranportasi (TR), berupaPelabuhan (TR-3)

    Zona Pelabuhan salah satu sumber mata pencaharian penduduk yangbekerja sebagai buruh, namun pelabuhan ini juga merupakan alternatif

    sarana transportasi khsususnya bagi masyarakat di wilayah studi dan

    umumnya masyarakat Kota Palangka Raya. Kegiatan pelabuhan ditunjang

    oleh kegiatan lainnya seperti kawasan komersial yang berada di sekitar

    pelabuhan, sifat dari kawasan penunjang ini adalah diizinkan terbatas (T),

    namun tertata dengan rapi.

    Kegiatan yang dibatasi adalah dengan tidak membangun dermaga khusus,namun dapat memanfaatkan lokasi dan fasilitas pelabuhan yang sudah ada.

    Aturan Variansi, Insentif dan Disinsentif

    Aturan variansi pemanfaatan ruang merupakan aturan yang memberikan

    kelonggaran atau kebebasan untuk tidak mengikuti rencana/ ketentuan

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    12/13

    VI-103

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    yang terkait dalam kondisi-kondisi tertentu. Peraturan pada suatu zonasi

    kadangkala sulit dilaksanakan karena berbagai hal yang menghambat. Oleh

    karena itu, perlu dipikirkan kelonggaran sampai pada batas tertentu yang

    diperkenankan tanpa mengubah secara signifikan karakteristik pemanfaatan

    ruang yang ditetapkan dalam peraturan zonasi. Aturan variansi di kawasanstudi disesuaikan dengan aturan pemanfaatan ruang sebelumnya. Aturan

    variansi tersebut antara lain seperti, minor variance dan non conforming use.

    Sebagai contoh aturan variansi adalah pada kegiatan rumah renggang

    dengan aturan variansi Non Conforming Use, berupa pembatasan jumlah unit

    jumlah sebanyak10 unit rumah (asumsi 1 unit rumah 200 m2 dan 1 KK 5Jiwa) yang sesuai dengan daya dukung lahan. Untuk kegiatan penunjang

    seperti warung dan pertokoan diberikan kelonggaran hanya boleh dibangun

    sebesar 20% dari luas bangunan rumah, hal ini mengingat terbatasnya

    lahan potensi dan untuk mendukung kegiatan bermukim bagi penduduk

    setempat.

    Penerapan aturan insentif dilakukan dengan beberapa cara, seperti

    kemudahan izin, penyediaan sarana dan prasarana penunjang, dll. Aturan

    insentif dimaksudkan untuk mendorong/ merangsang suatu pembangunan di

    kawasan tertentu yang dapat menunjang dan mendukung fungsi dari

    kawasan tersebut. Aturan disinsentif, penerapannya lebih bersifat

    menghambat atau membatasi suatu pembangunan dalam suatu kawasan. Hal ini

    dilakukan apabila suatu pembangunan dinilai dapat mengurangi atau

    merubah fungsi awal dari kawasan tersebut yang tentunya akan

    menimbulkan dampak negatif dalam berbagai aspek. Penerapannya dapat

    dilakukan dengan cara tidak diberikannya izin, dikenakan denda dalam jumlahtertentu, dan adanya pajak. Dengan demikian aturan ini diharapkan dapat

    menjaga fungsi dari kawasan tersebut agar tidak berubah dan terpengaruh oleh

    suatu pembangunan yang dapat merugikan. Di kawasan studi, aturan insentif

    yang dapat diberlakukan di zona perumahan adalah kemudahan izin dan

    penyediaan prasarana dan sarana penunjang, seperti air bersih dan TPS, wc

    umum, jembatan kayu, dan listrik. Disinsentif dilakukan dengan pengenaan pajak

    dan denda bila melanggar dari ketentuan teknis yang ada.

  • 5/22/2018 01. Pengaturan Zonasi Penggunaan Lahan Di Kawasan Tepian DAS Kahayan1

    13/13

    VI-104

    S E M I N A R N A S I O N A LIMPLIKASI UU PENATAAN RUANG NO. 26 TAHUN 2007

    TERHADAP KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DAN WILAYAH BERWAWASAN LINGKUNGANUniversitas Brawijaya Malang

    29 April 2009

    KESIMPULAN

    Kelurahan Pahandut di Kawasan Tepian DAS Kahayan terdiri dari 4 zona yaitu

    perumahan berupa Rumah Renggang dan Rumah Kampung, Sempadan Sungai dan

    Pelabuhan. Dominasi fungsi utama Kawasan Tepian DAS Kahayan KelurahanPahandut ialah zona perumahan terbatas karena terdapat kawasan lindung

    berupa sempadan sungai. Setelah dibuat mekanisme aturan izin pemanfaatan

    ruang di tiap zona maka upaya pengendalian pemanfaatan ruang selanjutnya

    ialah menentukan aturan pemanfaatan ruang pada zona-zona tersebut disertai

    aturan variansi dan aturan insentif serta disinsentif tiap zona. Aturan-aturan

    pada zona kawasan yang terdiri dari rumah renggang, rumah kampung, sempadan

    dan pelabuhan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam

    merumuskan peraturan zonasi Kota Palangkaraya khususnya zoning text dan

    zoning mapdi Kelurahan Pahandut yang memiliki nilai sejarah dan nilai strategis.

    DAFTAR PUSTAKAA. Kelompok Buku TeksAsdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

    Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

    Barnett, J. 1982.An Introduction to Urban Design. New York: Harper & Row

    Jayadinta, T. Johara. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan,

    Perkotaan, dan Wilayah: Edisi Ketiga. Bandung: ITB

    Merriam, Dwight H. 2005. The Complete Guide To Zoning. New York :

    McGraw-Hill, 2005.Chapter 1

    B. Kelompok Terbitan Terbatas

    Sjarief, Roestam. 1997. Kawasan Pedesaan Ditinjau Dari Sistem Tata Air

    Daerah Aliran Sungai (DAS), Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,Vol.8,

    No.1.

    Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Konsep Dasar Panduan Penyusunan

    Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan

    Badan Pusat Statsitik. 2006. Kota Palangka Raya Dalam Angka tahun 2006.

    Pemerintah Kota Palangka Raya. 2007. Laporan Tahunan Kelurahan Pahandut

    2007.

    Dinas Tata Kota Palangka Raya. 1999. Review Rencana Detail Tata Ruang Kota

    Palangka Raya 1999-2009.

    C. Kelompok Peraturan dan PerundanganUndang-undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.