02 anemia
DESCRIPTION
anemiaTRANSCRIPT
Trigger:
R seorang mahasiswi, 19 tahun, beberapa minggu ini merasa mudah lelah dan
sering pusing terutama setelah berolahraga. R mempunyai kebiasaan makan tiadak
teratur sejak SMA dan tidak memperhatikan asupan gizinya. Beberapa hari lalu ada
acara donor darah rutin di kampus dan R mendaftar untuk donor tetapi ditolak
karena nilai Hb nya 8.
SLO
Definisi anemia
Klasifikasi anemia
Etiologi anemia
Patofisiologi anemia
Manifestasi klinis
Penatalaksanaan medis
Asuhan keperawatan
Analisis
1. Pengertian Anemia:
a. Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan/atau masa
hemoglobin yg beredar tidak memenuhi fungsinya untukmenyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh.
b. Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit, kuantitas hemoglobin atau volume
packed red cell dalam darah d bawah normal dan gejala yang ditimbulkan
oleh berbagai penyakit dan kelainan.
c. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai menurunnya jumlah hemoglobin,
dibawah 13 gr/dl bagi pria, dibawah 12 gr/dl bagi wanita dan anak usia 6-14
tahun, dan 11 gr/dl bagi anak usia 6 bulan-6 tahun.
2. Klasifikasi Anemia:
Anemia berdasarkan morfologi:
o Anemia Normositik
o Anemia Makrositik
o Anemia Megaloblastik
Anemia Defisiensi merupakan anemia akibat kekurangan (defesiensi) zat
tertentu. Diklasifikasikan lagi menjadi 3: Anemia Zat Besi, Anemia
Megaloblastik dan Anemia kerena kekurangan zat gizi mikro.
Anemia Aplastik merupakan anemia akibat kekurangan produksi sel darah
merah dikarenakan sumsum tulang tidak bisa bekerja secara maksimal dalam
memproduksi sel darah merah sehingga sel darah merah yang dihasilkan
tidaklah cukup.
Anemia Hemoragik merupakan anemia akibat pengeluaran darah dari tubuh
lewat pendarahan.
Anemia Hemolitik merupakan anemia akibat penghancuran (destruksi) sel
darah merah di dalam tubuh.
Anemia akibat gangguan pembentukan darah: a) bila jumlah besi tidak
adekuat atau kekurangan asal folat, VIT B12 atau globulin, b) defisiensi
eritropotein, yang biasa terjadi pada gagal ginjal.
Anemia akibat gangguan pembentuakn sel darah merah ini dapat
menyebabkan sel darah merah berukuran besar (makrositik) dan kandungan
hemoglobin abnormal rendah (hipokromik).
3. Etiologi Anemia:
Demographic Factors Dietary Factors Social/Physical Factors
Usia Kekurangan zat besi, vit C, B12, asam folat dll
Pengkonsumsi alkohol
Gender Terlalu banyak meminum tea/kopi
Stress
Suku/kebangsaan Diet yang berlebihan
Kemiskinan
Keturunan Penyakit GIT
Setelah d diskusikan ternyata, penyebab-penyebab diatas lebih mengarah kepada faktor resiko terjadinya anemia. Sebab, penyebab diatas tidak menyebabkan anemia secara langsung.
Contoh dalam kasus: Penyakit kronik karena turunnya produksi sel darah
merah dan adanya penyekat pada penggunaan zat besi oleh sel steroid,
misalnya pada penyakit TBC yaitu biasanya pada paru dan tulang biasanya
berbentuk benjolan kecil.
Secara fisiologi anemia dapat terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah Hb untuk mengangkut oksigen ke jaringan
Akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi bagi tubuh Akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan Kehilangan darah berlebihan misalnya pendarahan karena kecelakaan Kekurangan nutrisi misalnya tidak tercukupi kandungan unsure besi dalam
menu sehari-hari
4. Patofisiologi Anemia:
5. Manisfestasi Klinis:
Kelelahaan atau lemas.
Pucat.
Sering pinsan atau pusing.
Sering haus.
Berkeringat.
Denyut nadi cepat dan lemah,
bernapas dengan cepat.
Napas pendek.
Heart-related symptoms
(contoh: heart murmur, heart
failure)
5 L (Letih, Lesu, Lemah, Lelah
dan Lunglai.
Bibir tampak pucat.
Lidah licin
Susah BAB
Nafsu makan berkurang
Menurut organ yang terkena :
a. System kardiovaskular : lesu, cepat lelah, papitasi, takikardi, sesak napas
saat beraktivitas, angina pectoris, dan gagal jantung
b. System saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
c. System uro genital : gangguan haid dan libido menurun
d. Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun serta
rambut tipis dan halus
6. Penatalaksanaan Medis
Anemia Defisiensi Besi
Mengatasi penyebab pendarahan kronik
Misalnya : pada ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai
Memberikan preparat Fe
Anemia pada penyakit kronik/keganasan
Terapi penyakit dasarnya
Bila sudah parah dilakukan transfusi darah merah seperlunya
Pemberian kobalt dan eritropoetin
Anemia Pernisiosa (defisiensi Vitamin B12)
Pemberian vitamin B12 1000mg/hari selama 5-7 hari, diulang 1 kali tiap bulan
Anemia karena perdarahan
Perdarahan Akut
Mengatasi perdarahan
Mengatasi renjatan dengan transfusi darah atau pemberian cairan perinfus
Perdarahan kronik
Mengobati sebab perdarahan
Memberikan preparat Fe
Anemia Hemolitik
Disesuaikan dengan penyababnya
Jika disebabkan karena toksis imunologik, maka diberikan obat sitostatik
seperti klorambusil dan siklofosfamid
Anemia aplastik
Transfusi darah
Atasi komplikasi dengan antibiotik (mencegah infeksi)
Pemberian kortikosteroid pada perdarahan akibat trombositopenia
Androgen, seperti fluoks, mesteron, testosterone
Efek samping : virilisasi, retensi air dan garam, perubahan hati, amenoroe
Imunosupresif, seperti : siklosporin, globulin antitimosit
Transplantasi sumsum tulang
Obat-obat yang digunakan pada anemia adalah :
Riboflavin (vitamin B2)
Dosis : 10 mg/hari peroral atau im
Piridoksin (vitamin B6)
Sebagai co-enzim perangsang pertumbuhan Hem
Tembaga
Diberikan jika anemia defisiensi Cu, karena jika Cu kurang maka absorpsi Fe
juga kurang
Cobalt
Fungsinya/mekanisme: merangsang pembentukan eritroentin Dimana dapat
meningkatkan absorpsi Fe di usus. Namun harus diwaspadai juga efek toksiknya.
Pada wanita hamil yang Hb <10 gram berikan garam besi 600-1000 mg/hari
Berikan makanan yang mengandung banyak zat besi
Transplantasi sumsum tulang
Berikan kobalt dan eritropoetin
Berikan pengobatan dengan menggunakan suplementasi zat besi
Diet : kolaborasi dengan ahli gizi yaitu dengan diberikan makanan bergizi
dengan nilai protein tinggi (sesuai kebutuhan )
Vitamin c : diberi 3x1000 mg/hari untuk meningkatkan absorbs besi (fe)
Transfuse darah : diberikan untuki indikasi tertentu ( jarang dilakukan )
o Indikasinya: - adanya penyakit jantung simptomatik
Anemia yang sangat simptomatik
Pasien melakukan peningkatan kadar Hb yang cepat (contoh:kehamilan
transmitter atau preoperasi)
7. Askep:
1. Identitas
Nama : Nn. R
Umur : 19 th
Pendidikan : mahasiswi
Alamat
Diagnosa medis : anemia
2. Riwayat KesehatanRiwayat kesehatan saat ini :Merasa sering pusingMudah lelahAsupan gizi kurangHb 8
Riwayat kesehatan masa lalu :Kemungkinan memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur
Riwayat keluarga:Pengkajian fisik:
A. Analisa Data
Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds : Mudah lelah Do : kebiasaan makan tidak teratur, asupan gizi kurang
Ds : sering pusing Do : Hb 8
Makan tidak teratur asupan gizi kurang pembentukan energi menurun mudah lelah
Makan tidak teratur asupan gizi menurun kekurangan asupan protein bahan pembentuk sel Hb berkurang Hb menurun suplai O2 ke otak berkurang sering pusing
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
keletihan
B. Prioritas masalah :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKeletihanIntoleran aktifitas
C. Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Rsional
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Keletihan
Intoleran Aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam kebutuhan nutrisi dalam tubuh pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
a. Pasien mulai menerapkan pla makan dengan giziz seimbang
b. Pasien tidak mudah lelah setelah melakukan kegiatan yang memerlukan energi
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selam
2x24 jam pasien
mampu mengatasi
keletihan dengan
kriteria hasil
a. Mempertahankan aktifitas yang adekuat
b. Mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan
c. Monitor jumlah kadar Hb
d. Monitor intake nutrisi
e. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
a. Monitor intake nutrisi
b. Instruksikan pada
Jumlah kadar Hb meningkat akan membantu monitor perkembangn gizi pasienJumlah nutrisi yang cukup baik bagi keseimbangan tubuh pasienSadar gizi penting untuk setiap individuJumlah nurisi yang masuk harus seimbang dengan kalori yang dikeluarkanPasien mampu mengatasi cara pencegahan kelelahannya secara mandiriSetiap individu perlu mengetahui bagaimana cara megatasi kelelahan sebelum timbulnya penyakit.