06_evaporasi
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 06_Evaporasi
1/28
BAB VI
PROSES EVAPORASI
6.1. Pendahuluan
Evaporasi adalah salah satu kaedah utama dalam industri kimia untuk
memekatkan larutan yang encer. Pengertian umum dari evaporasi ini adalah
menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan didalam tabung yang
sesuai yang disebut evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang
terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.
Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarut yang digunakan adalah air.
Evaporasi dilaksanakan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehinggadidapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporasi tidak
sama dengan pengeringan; dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-
kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Evaporasi berbeda pula dari
distilasi karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu
merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Evaporasi berbeda dari kristalisasi dalam hal
penekanannya disini ialah pada pemekatan larutan dan bukan pembuatan zat padat
atau kristal. Dalam situasi-situasi tertentu, misalnya pada penguapan air asin untuk
membuat garam, garis pemisah antara evaporasi dan krista1isasi tidaklah dapat
dikatakan tegas. Sebab evaporasi kadang-kadang menghasilkan lumpur kristal di
dalam larutan induk.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
2/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-2
Lazimnya, dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk
yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Tetapi, dalam
suatu situasi tertentu, kebalikannyalah yang benar. Air yang mengandung mineral
seringkali diuapkan untuk mendapatkan hasil yang bebas zat padat untuk umpan ketel
didih, karena persyaratan khusus proses, dan untuk konsumsi manusia. Teknik ini
biasa disebut disti1asi air (water distillation), tetapi dari segi teknik proses itu adalah
evaporasi. Proses-proses evaporasi skala besar sudah banyak dikembangkan dan
digunakan untuk membuat air minum dari air laut. Di sini hasil yang dikehendaki
adalah air kondensasi. Hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan air dalam umpan
yang dipulihkan, sebagian besar dikembalikan ke laut.
Tabulasi perbedaan evaporasi dengan pengeringan, distilasi dan kristalisasi:
Proses (12) No.Proses Keterangan
Evaporasi Pengeringan 1. Sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang
zat cair yangsangat viskos
2. Sisa penguapan adalah zat padat
Evaporasi Distilasi 1. Uap biasanya komponen tunggal. Jika uap
berupa campuran, tidak ada usaha untuk
memisahkan menjadi fraksi-fraksinya
2. Uap sering berupa campuran dan akan dipisah
menjadi fraksi-fraksinya.
Evaporasi Kristalisasi 1. Permasalahan disini adalah pemekatan larutan
2. Permasalahan: pembuatan zat padatatau kristal.
Evaporasi Kristalisasi : contohnya pada penguapan air asin untuk membuat garam
Evaporasi Distilasi : contohnya pada penguapan air yang mengandung mineraluntuk umpan ketel (boiler). Biasa disebut distilasi air, tetapi dari segi proses adalah
evaporasi.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
3/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-3
Penyelesaian praktis terhadap masalah evaporasi sangat ditentukan oleh
karakteristik zat cair yang akan dikonsentrasikan. Variasi dalam karakteristik cairan
itulah (yang menuntut keahlian dan pengalaman para insinyur dalam merancang dan
mengoperasikan evaporator) yang menyebabkan operasi ini meluas dari perpindahan
kalor sederhana menjadi suatu seni tersendiri. Berikut ini adalah beberapa sifat
penting dari zat cair yang divaporasikan.
Konsentrasi
Walaupun cairan encer yang diumpankan ke dalam evaporator mungkincukup encer sehingga beberapa sifat fisiknya sama dengan air, tetapi jika
konsentrasinya meningkat, larutan itu akan makin bersifat individual. Densitas dan
viskositasnya meningkat bersamaan dengan kandungan zat padatnya, hingga larutan
itu menjadi jenuh, atau jika tidak, menjadi terlalu lamban sehingga tidak dapat
melakukan perpindahan kalor yang memadai. Jika zat cair jenuh didihkan terns, maka
akan terjadi pembentukan kristal; kristal-kristal ini harus dipisahkan karena. Bisa
menyebabkan tabung evaporator tersumbat. Titik didih larutanpun dapat meningkat
dengan sangat cepat bila kandungan zat padatnya bertambah, sehingga suhu didih
larutan jenuh mungkin jauh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama.
Pembentukan busa
Beberapa bahan tertentu, lebih-Iebih zat-zat organik, membusa pada waktu
diuapkan. Busa yang stabi1 akan ikut ke luar evaporator bersama uap, dan
menyebabkan banyaknya bahan yang terbawa ikut. Dalam hal-hal yang ekstrim,
keseluruhan masa zat cair itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan
terbuang.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
4/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-4
Kepekaan terhadap suhu
Beberapa bahan kimia berharga, bahan kimia farmasi, dan bahan rnakanan
dapat rusak bila dipanaskan pada suhu sedang selama waktu yang singkat saja. Dalam
mengkonsentrasikan bahan-bahan seperti itu diperlukan teknik khusus untuk
mengurangi suhu zat cair dan menurunkan waktu pemanasan.
Kerak
Beberapa larutan tertentu menyebabkan pembentukan kerak pada permukaan
pemanasan. Hal ini menyebabkan koefisien menyeluruh makin lama makin berkurangsampai akhimya kita terpaksa menghentikan operasi evaporator untuk
membersihkannya. Bi1a kerak itu keras dan tak dapat larut, pembersihan itu tidak
mudah dan memakan biaya.
Bahan konstruksi
Bila memungkinkan, evaporator sebaiknya dibuat dari baja. Akan tetapi,
banyak larutan yang merusak bahan-bahan besi, atau menjadi terkontaminasi oleh
bahan itu. Karena itu digunakan juga bahan-bahan konstruksi khusus seperti tembaga,
nikel, baja tahan karat, aluminium, grafit tak-tembus, dan timba1. Oleh karena bahan-
bahan ini relatif mahal, maka laju perpindahan kalor harus tinggi agar dapat
menurunkan biaya pokok peralatan.
Banyak karakteristik lain zat cair juga perlu mendapat perhatian dari
perancang evaporator, antara lain kalor spesifik, kalor konsentrasi, titik beku,
pembebasan gas pada waktu mendidih, sifat racun, bahaya ledak, radioaktivitas, dan
persyaratan operasi steril (suci hama. Oleh karena adanya variasi dalam sifat-sifat zat
cair maka dikembangkan berbagai jenis rancangan evaporator. Evaporator mana
-
7/29/2019 06_Evaporasi
5/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-5
yang dipilih untuk suatu masalah tertentu bergantung terutarma pada karakteristik zat
cair itu.
6.2. Jenis-Jenis Evaporator
Kebanyakan evaporator dipanaskan menggunakan uap yang dikondensasikan
di atas tabung-tabung logarm. Bahan yang dievaporasikan biasanya mengalir di
dalam tabung. Uap yang digunakan biasanya adalah uap bertekanan rendah, dibawah
3 atm abs; zat cair yang mendidih biasanya berada da1am vakum sedang, yaitu
sampai kira- kira 0,05 atm abs. Berkurangnya suhu didih zat cair menyebabkan bedasuhu antara uap dan zat cair yang mendidih itu meningkat, dengan demikian laju
perpindahan kalor di da1am evaporator itu meningkat pula.
Bila kita menggunakan satu evaporator saja, uap dari zat cair yang mendidih
dikondensasikan dan dibuang. Metoda ini disebut sebagai evaporasi efek-tunggal
(single-effect evaporation). Walaupun sederhana, namun proses ini tidak efektif
dalam penggunaan uap. Untuk menguapkan l lb air dari larutan, diperlukan 1 sampai
1,3 lb uap. Jika uap dari satu evaporator dimasukkan ke dalam rongga uap (steam
chest) evaporator kedua, dan uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam
kondenser, maka operasi ini akan menjadi efek dua ka1i atau efek-dua (double
effect).
Ka1or uap yang semula digunakan lagi da1am efek yang kedua, dan evaporasi
yang didapatkan oleh satu satuan masa uap yang diumpankan ke da1am efek pertama,
menjadi harmpir lipat dua. Efek ini dapat ditambah lagi dengan cara yang sama.
Metoda yang umum digunakan untuk meningkatkan evaporasi per lb uap dengan
menggunakan sederatan evaporator antara penyediaan uap dan kondenser itu disebut
sebagai evaporasi efek-berganda (multiple effect evaporation).
-
7/29/2019 06_Evaporasi
6/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-6
Jenis-jenis utama evaporator tabung dengan pemasukan uap yang lazim
dipakai adalah:
1. Evaporator tabung horizontal
2. Evaporator.vertikal tabung panjang
a. Aliran ke atas (film-panjat)
b. Aliran ke bawah (film-jatuh)
c. Sirkulasi paksa .
3. Evaporator film aduk
6.2.1 Evaporator Tabung-Horizontal
Evaporator tabung-horizontal sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar
6.1 adalah merupakan evaporator jenis klasik yang telah lama digunakan. Larutan
yang akan dievaporasikan berada di luar tabung horizontal dan uap mengalir di dalam
tabung horizontal. Tabung horizontal diliputi dan dikelilingi oleh sirkulasi yang alami
dari cairan yang mendidih sehingga meminimumkan pengadukan cairan. Sebagai
hasilnya maka pada evaporator jenis ini dijumpai koefisien perpindahan panas
keseluruhan yang lebih rendah berbanding pada evaporator jenis lain, ini bermanfaat
khususnya untuk mengevaporasikan larutan yang viskos. Koefisien keseluruhan yang
berada antara 200-400 Btu/jam.ft2.0F (1100-2300 W/m2K) akan didapatkan, yang
tergantung pada perbedaan suhu keseluruhan, suhu didih, dan sifat larutan yang
dievaporasikan. Evaporator tabung horizontal biasanya digunakan untuk kapasitas
yang kecil dan untuk mengevaporasikan larutan yang encer dan larutan ini tidak
berbusa dan tidak meninggalkan deposit padatan pada tabung evaporator .
-
7/29/2019 06_Evaporasi
7/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-7
Gambar 6.1. Evaporator Tabung Horizontal
6.2.2. Evaporator Satu Lintas Dan Evaporator Sirkulasi
Evaporator dapat dioperasikan sebagai unit satu lintas atau sebagai unit
sirkulasi. Evaporator satu 1intas dan evaporator sirku1asi ditunjukkan pada Gambar
6.2 dan Gambar 6.3 secara berturutan. Evaporator ini merupakan pengembangan dari
evaporator tabung-panjang. Pada kedua evaporator ini larutan mendidih di dalam
tabung vertika1 dan media pemanas di luar tabung vertikal. Media pemanas yang
digunakan biasanya uap yang terkondensasi. Pada evaporator satu lintas, cairan
umpan dilewatkan melalui tabung hanya satu kali lewat saja, uapnya lepas dan keluar
dari unit itu sebagai cairan pekat. Seluruh evaporasi dilaksanakan dalam satu lintas
(lawatan) saja.
Pendidihan atau pemanasan cairan di dalam tabung akan menyebabkan aliran
naik ke atas melewati tabung, dan cairan yang tidak menguap mengalir ke bawah dan
-
7/29/2019 06_Evaporasi
8/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-8
keluar melalui anulus yang terletak di bahagian dasar evaporator. Pada instalasi yang
besar, terdapat beberapa lubang keluaran cairan atau produk dan tidak hanya satu
seperti ditunjukkan pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2. Evaporator satu lintas
-
7/29/2019 06_Evaporasi
9/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-9
Rasio evaporasi terhadap umpan dalam unit satu lintas itu adalah terbatas,
sehingga evaporator jenis ini sesuai untuk operasi efek berganda, di mana pemekatan
tota1 terbagi-bagi dalam beberapa efek. Evaporator film aduk (agitated film
evaporator) selalu dioperasikan dalam satu lintas saja; tetapi evaporator film jatuh
(falling-film evaporator) dan evaporator film panjat (climbing film-evaporator) dapat
pula dioperasikan dengan cara ini. Suhu zat cair dapat dijaga rendah dengan
mengoperasikan unit ini dalam vakum tinggi. Dengan sekali lewatan cepat melalui
tabung-tabung evaporator, cairan pekat itu hanya sebentar saja berada dalam suhu
didihnya, dan dapat didinginkan dengan cepat begitu keluar dari evaporator.
Gambar 6.3. Evaporator sirkulasi
-
7/29/2019 06_Evaporasi
10/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-10
Pada evaporator sirkulasi (circulation evaporator) terdapat suatu kolam zat
cair di dalam alat itu. Umpan masuk akan bercampur dengan zat cair di dalam kolam,
dan campuran itu lalu dialirkan melalui tabung-tabung evaporator. Zat cair yang tidak
menguap dikeluarkan dari tabung dan kembali ke kolam, sehingga hanya sebagian
saja dari keseluruhan evaporasi yang berlangsung dalam satu lewatan. Evaporasi
sirkulasi paksa semuanya dioperasikan dengan cara ini, evaporator film panjat
biasanya adalah unit sirkulasi.
Cairan pekat dari evaporator sirkulasi dikeluarkan dari kolam. Semua cairan
dalam kolam, oleh karena itu, harus selalu berada dalam konsentrasi maksimum. Oleh
karena zat cair yang masuk tabung itu mengandung beberapa bagian cairan pekat di
dalam setiap bagian umpan, maka konsentrasi, serta densitas, viskositas, dan titik
didihnya selalu mendekati maksimum. Akibatnya, koefisien perpindahan kalornya
akan cenderung rendah.
Evaporator sirkulasi tidak terlalu cocok untuk memekatkan zat cair yang peka
terhadap panas. Dengan menggunakan vakum yang cukup baik, suhu zat cair lindak
dapat dijaga pada tingkat yang tidak merusak, tetapi zat cair itu akan berulang kali
berada dalam kontak dengan tabung panas. Sebagian dari zat cair itu dengan
demikian, akan terpanaskan hingga suhu yang kelewat tinggi. Walaupun waktu
menetap (residence time) zat cair itu dalam zone pemanasan barangkali singkat saja,
sebagian dari zat cair itu mungkin tertahan di dalam evaporator selama beberapa
waktu. Pemanasan yang terlalu lama atas sebagian kecil sajapun dari bahan peka-
panas seperti makanan akan dapat menyebabkan keseluruhan produk itu rusak.
Evaporator sirkulasi, di lain pihak, dapat beroperasi dengan jangkau
konsentrasi yang cukup luas antara umpan dan cairan pekat dalam satu unit saja, dan
cocok pula untuk evaporasi efek tunggal. Alal ini dapat dioperasikan dengan sirkulasi
alamiah, dimana aliran berlangsung melalui tabung dengan disebabkan oleh
-
7/29/2019 06_Evaporasi
11/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-11
perbedaan densitas, dapat pula dengan sirkulasi paksa, di mana aliran dilaksanakan
dengan pompa.
Pada evapoator satu lintas dan juga evaporator sirkulasi, tabung-tabung
didalamnya dipasang secara rolling dan welding dan tidak secara packing seperti
pada evaporator tabung horizontal. Kedua evaporator satu lintas dan evaporator
sirku1asi juga mempunyai kelebihan operasional berbanding dengan evaporator
tabung horizontal. Pada kedua jenis ini, sirkulasi alami yang dihasilkannya
mempunyai kecepatan 1 hingga 3 ft/detik sehingga koefisien perpindallan panas pada
evaporator ini lebih tinggi dibandingkan evaporator tabung horizontal yaitu pada
rentang 200- 500 Btu/jam.ft2.oF (1100-2800 W/m2K) tergantung kepada baik sifat
larutan, perbedaan suhu keseluruhan, maupun titik didih larutan. Evaporator ini dapat
digunakan untuk larutan yang membentuk deposit padatan, karena padatan yang
terbentuk di dalam tabung dapat dihilangkan dengan pembersihan mekanis.
Evaporator ini juga dapat menangani cairan yang viskos, akan tetapi untuk
evaporator jenis sirkulasi, maka aliran sirkulasi yang terjadi akan bergerak dengan
lambat, dan koefisien perpindahan panasnya menjadi kecil. Sehingga kedua-dua
evaporator vertikal ini adalah sangat berguna untuk kebanyakan proses evaporasi,
akan tetapi tidak sesuai untuk digunakan untuk mengevaporasikan larutan yang
sangat viskos, larutan yang mudah membentuk busa atau untuk menguapkan larutan
dalam masa yang singkat.
6.2.3. Evaporator Sirkulasi Paksa
Evaporator sirkulasi paksa mempunyai bentuk seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6.4 dan Gambar 6.5. Gambar 6.4 merupakan evaporator sirkulasi paksa
dengan elemen pemanas tersusun vertikal dan berada di dalam tabung.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
12/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-12
Gambar 6.4. Evaporator Sirkulasi Paksa dengan Pemanas Vertikal di dalam Tabung
-
7/29/2019 06_Evaporasi
13/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-13
Gambar 6.5 merupakan evaporator sirkulasi paksa dengan elemen pemanas
tersusun horizontal dan terletak terpisah dengan tabung. Pada evaporator sirkulasi
paksa, caitan yang akan dievaporasikan dipompakan melewati penukar panas (heat
exchanger) dimana media pemanas mengelilingi pipa-pipa yang membawa cairan
yang akan dievaporasikan. Gabungan penurunan tekanan dan head hidrostatik di
dalam alat ini adalah cukup besar untuk mencegah larutan mendidih di dalam pipa
penukar panas, sehingga uap yang dihasilkan akan tersembur keluar, pada saat cairan
memasuki ruang kosong di dalam tabung.
Gambar 6.5. Evaporator Sirkulasi Paksa dengan Elemen Pemanas Terpisah Horizontal
-
7/29/2019 06_Evaporasi
14/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-14
Karena kecepatan semburan ada1ah tinggi, di dalam ruang kosong diletakkan
sekat yang berguna untuk memisahkan uap dari larutan yang masih ada. Desain sekat
yang tepat diperlukan untuk mencegah penggabungan gelembung-gelembung kecil
cairan dan juga untuk mencegah perubahan arah dari aliran cairan.
Evaporator sirkulasi paksa yang moderen biasanya ditengkapi dengan pemanas yang
terletak di luar tabung sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.5, dari pada
evaporator dengan permukaan perpindahan panas yang terletak di da1am badan
tabung sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.4. Penggunaan pemanas di luar
tabung akan menjadikan evaporator ini lebih sering digunakan karena pembersihan
pipa-pipa pemanas dan penggantian pipa-pipa yang mengalami korosi lebih mudah
dilakukan. Evaporator sirkulasi paksa dengan elemen pemanas terpisah juga
merupakan evaporator yang berbentuk lebih kompak sehingga dapat dipasang pada
ruang dengan tinggi atap yang rendah. Dalam mengevaporasikan cairan umpan,
adalah merupakan hal yang penting untuk mencegah pendidihan di dalam pipa-pipa
elemen pemanas, untuk mengurangi terbentuknya endapan-endapan padatan di dalam
pemanas.
Pada evaporator dengan pemanasan di luar , pendidihan dapat dengan mudah
dicegah dengan cara meletakkan pemanas pada posisi yang lebih rendah
dibandingkan letak ruang pelepasan. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan mudah jika
permukaan penukar panas berada di dalam badan evaporator.
Pada evaporator sirkulasi paksa, koefisien perpindahan panas akan bergantung
kepada kecepatan sirkulasi, titik didih, dan sifat-sifat sistem. Pada tingkat sirkulasi
yang rendah, pendidihan akan terjadi disepanjang pipa-pipa pemanas. Pendidihan ini
akan meningkatkan kejatuhan larutan dan menjadikan koefisien pendidihan menjadi
dua ka1i lebih besar berbanding dengan tanpa pendidihan. Fraksi dari cairan yang
menguap ketika melewati pipa akan menjadi kecil, sehingga kecepatan sirkulasi
-
7/29/2019 06_Evaporasi
15/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-15
keseluruhan yang melalui pipa adalah beberapa kali lebih besar dari kecepatan
umpan.
6.2.4. Evaporator Vertikal Tabung Panjang
Contoh evaporator vertikal tabung panjang dengan alian zat cair ke atas
terlihat pada Gambar 6.6. Tabung-tabungnya biasanya mempunyai panjang 12
hingga 20 ft dengan diameter 1 sampai 2 inci. Bagian-bagian utama evaporator jenis
ini ialah : ( 1) sebuah penukar panas jenis tabung dengan uap dalam selongsong, dan
zat cair yang akan dipekatkan di dalam pipa/tabung, (2) sebuah separator (pemisah)atau ruang uap (vapour space) untuk memisahkan zat cair yang terbawa ikut dari uap,
dan (3) bila a1at ini dioperasikan sebagai unit sirkulasi, sebuah kaki pemulang (return
leg) untuk mengembalikan zat cair dari separator ke bagian bawah penukar panas.
Alat itu mempunyai lubang masuk masing-masing untuk zat cair umpan dan
untuk uap, lubang keluar masing-masing untuk uap, cairan pekat, kondensat uap, dan
gas takmampu kondensasi yang terkandung dalam uap. Zat cair dan uap mengalir ke
atas di dalam tabung sebagai akibat dari peristiwa didih zat cair yang terpisah
kembali ke dasar tabung dengan gravitasi.
Umpan encer, biasanya pada suhu disekitar suhu kamar, masuk ke dalam
sjstem dan bercampur dengan zat cair yang kembali dari separator. Umpan jtu
mengalir ke atas di dalam tabung sebagai zat cair pada jarak tertentu, yang tidak
panjang, sambil menerima kalor dari uap. Di dalam zat cair itu terbentuk gelembung-
gelembung sehingga meningkatkan kecepatan liniernya dan meningkatkan laju
perpindahan panas. Di dekat puncak tabung, gelembung itu bertambah besar dengan
cepat. Pada zone ini gelembung uap berganti-ganti dengan potongan zat cair dalam
tabung naik dengan cepat melalui tabung dan keluar dengan kecepatan tinggi dari
ujung atas tabung.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
16/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-16
Dari tabung itu, campuran zat cair selanjutnya masuk ke dalam separator.
Diameter separator itu lebih besar dari diameter penukar panas, sehingga kecepatan
linier uap menjadi jauh berkurang. Untuk membantu pemisahan tetes-tetes zat cair,
uap itu dibuat menumbuk seperangkat sekat, lalu mengalir melewati sekat itu
sebelum keluar dari separator. Evaporator seperti Gambar 2.6 hanya dapat bekerja
sebagai unit sirkulasi saja.
Fraksi yang diuapkan pada evaporator ini biasanya lebih besar dibandingkan
pada operasi sirkulasi paksa. Jika diperlukan, penukar panas dari evaporator ini dapat
diletakkan di luar badan evaporator, agar pembersihan lebih mudah djlakukan.
Walaupun evaporator ini tidak dapat digunakan untuk zat cair yang viskos, akan
tetapi evaporator vertikal tabung panjang sangat efektif untuk memekatkan cairan
yang mempunyai kecenderungan untuk berbusa. Busa itu akan pecah bila campuran
zat cair dan uap berkecepatan tinggi menumbuk sekat di bagian kepala uap. Selain itu
evaporator ini juga sangat berguna untuk digunakan menangani material yang sensitif
terhadap panas karena evaporator ini dapat dioperasikan tanpa proses resirkulasi.
Tingkat evaporasi tiap-tiap lewatan (pass) pada jenis ini juga jauh lebih tinggi
dibandingkan jenis-jenis evaporator sirkulasi lainnya dan evaporasi masih dapat
ditingkatkan dengan menambah panjang tabung-tabung pemanas atau dengan
mendinginkannya.
Masalah yang mungkin timbul dalam mengoperasikan evaporator ini adalah
pada saat mendistribusikan zat cair ke dalam tabung-tabung atau tube.
Pendistribusian harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga level cairan,
misalnya dengan menyemprotkan cairan ke dinding tabung. Koefisien perpindahan
panas evaporator ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Nusselt.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
17/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-17
Gambar 6.6. Evaporator Vertikal Tabung Panjang
-
7/29/2019 06_Evaporasi
18/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-18
6.2.5. Evaporator Film Jatuh
Masalah pemekatan bahan-bahan yang sangat peka terhadap panas, seperti air
jeruk, dan yang mengharuskan waktu kontak yang singkat sekali dengan permukaan
panas dapat diatasi dengan evaporator film jatuh. Pada evaporator film-jatuh satu
lintas, zat cair masuk dari atas, lalu mengalir ke bawah di dalam tabung panas itu
dalam bentuk film, kemudian keluar dari bawah. Tabung-tabungnya biasanya agak
besar, berdiameter 2 hingga 10 inci. Uap yang keluar dari zat cair itu biasanya
terbawa turun bersama zat cair, dan keluar dari bagian bawah unit itu. Evaporator ini
bentuknya menyerupai sebuah penukar panas jenis tabung, yang panjang, vertikal,dan dilengkapi dengan separator zat cair uap di bawah, dan distributor/penyebar zat
cair di atas.
Masalah utama dengan evaporator film-jatuh ialah dalam mendistribusikan zat
cair itu secara seragam menjadi film di bagian dalam tabung. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan seperangkat plat logam berlubang-lubang (perforasi) yang
ditempatkan lebih tinggi di atas plat tabung yang dipasang dengan teliti agar benar-
benar horisontal. Tabung-tabung itu diberi sisip pada ujungnya yang memungkinkan
zat cair mengalir dengan teratur ke setiap tabung itu. Atau, dapat pula dipasang
distributor 'kalajengking' dengan lengan-lengan radial untuk menyemprotkan umpan
dengan laju stedi ke dalam permukaan dalam setiap tabung. Cara lain ialah dengan
menggunakan nosel penyemprot di dalam setiap tabung.
Bila sirkulasi dapat dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan pada zat cair,
distribusi zat cair pada lubang itu dapat dipercepat dengan melakukan daur ulang zat
cair itu ke puncak tabung. Hal ini memungkinkan volume aliran yang lebih besar
melalui tabung dibandingkan dengan pada operasi sekali lintas. Untuk mendapatkan
perpindahan kalor yang baik, angka Reynolds fi1m-jatuh harus lebih besar dari 2000
pada setiap titik di dalam tabung. Selama berlangsung evaporasi, kuantitas zat cair
-
7/29/2019 06_Evaporasi
19/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-19
berkurang secara kontinu selama ia mengalir dari puncak tabung ke dasarnya,
sehingga jum1ah pemekatan yang dapat dilaksanakan da1am satu lewatan terbatas
seka1i. Evaporator film-jatuh tanpa sirku1asi dengan waktu tinggal yang sangat
singkat dapat menangani produk-produk yang peka yang tidak dapat ditangani
dengan cara lain. Alat ini juga sesuai sekali untuk memekatkan zat cair viskos.
6.2.6. Evaporator Film Turbulen
Akhir-akhir ini banyak dikembangkan evaporator modern yang bertujuan
untuk menangani bahan yang viskos, peka, dan korosif. Evaporator film-turbulen
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.7 merupakan evaporator yang banyakdigunakan untuk tujuan tersebut karena dapat menangani baik bahan yang viskos,
berlumpur bahkan kering.
Pada evaporator ini, tahanan pokok terhadap perpindahan panas menyeluruh
dari uap kepada zat cair yang mendidih di dalam evaporator terletak pada sisi-sisi zat
cair. Oleh karena itu, setiap cara yang dapat mengurangi tahanan itu akan
memberikan perbaikan yang berarti terhadap koefisien perpindahan panas
menyeluruh. Dalam evaporator tabung panjang, lebih-lebih yang menggunakan
sirkulasi paksa, kecepatan zat cair di dalam tabung itu tinggi. Zat cair itu sangat
turbulen, dan laju perpindahan kalorya besar. Cara lain untuk meningkatkan
keturbulenan ada1ah dengan pengadukan mekanik terhadap film zat cair itu, seperti
dalam evaporator pada Gambar 6.7. Evaporator itu merupakan modifikasi daripada
evaporator film jatuh yang mempunyai tabung tunggal bermantel, di mana di dalam
tabung itu terdapat sebuah pengaduk. Umpan masuk dari puncak bagian bermantel
dan disebarkan menjadi film tipis yang sangat turbulen dengan bantuan daun-daun
vertika1 agitator (pengaduk) itu. Konsentrat keluar dari bawah bagian bermantel, uap
naik dari zone penguapan masuk ke dalam bagian tak bermantel yang diametemya
agak lebih besar dari tabung evaporasi.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
20/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-20
Di dalam separator, zat cair yang terbawa ikut dilemparkan ke arah luar oleh
daun-daun agitator, sehingga menumbuk plat-plat vertikal yang stasioner. Tetesan-
tetesan itu bergabung (koalesensi) pada plat ini dan kembali ke bagian evaporasi. Uap
bebas zat cair itu lalu keluar melalui lubang ke luar pada bagian atas unit itu.
Gambar 6.7. Evaporator film Turbulen
-
7/29/2019 06_Evaporasi
21/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-21
Keunggulan utama dari evaporator film aduk ialah kemampuannya
menghasilkan laju perpindahan kalor yang tinggi pada zat cair viskos. Produk
evaporasi bisa mencapai viskositas sampai setinggi 1000 P pada suhu evaporasi.
Sebagaimana juga pada evaporator jenis lain, koefisien menye1uruh turun dengan
cepat bila viskositas naik, tetapi dalarn rancang ini penurunan itu cukup 1ambat.
Dengan bahan-bahan yang sangat viskos, koefisien itu nyata lebih besar dari
yang didapatkan pada evaporator sirkulasi paksa, dan jauh lebih besar daripada unit
sirkulasi alamiah. Evaporator fi1m aduk sangat efektif dengan produk viskos yang
peka panas, seperti gelatin, lateks karet, antibiotika dan sari buah. Kelemahannya
ialah biayanya yang tinggi, adanya bagian-bagian dalam yang bergerak, yang
mungkin memerlukan perawatan dan pemeliharaan dan kapasitas setiap unitnya kecil,
jauh di bawah kapsitas evaporator bertabung banyak.
6.3. Kapasitas Evaporator
Untuk evaporator jenis tabung dengan pemanasan uap, maka performa
evaporator diukur berdasarkan atas kapasitas evaporator tersebut. Kapasitas
didefinisikan sebagai banyaknya pon air yang diuapkan perjam.
Jika zat cair dievaporasikan, kesan kedalaman cairan dan percepatan perlu untuk
diketahui, demikian juga halnya dengan kesan dari konsentrasi zat cair sewaktu
berada pada titik didihnya. Untuk larutan ideal, kesan konsentrasi dapat diestimasi
dengan menggunakan hukum Raoult dan Dalton sebagai berikut:
bbaabaxPxPppP
-
7/29/2019 06_Evaporasi
22/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-22
dimana a dan b merupakan simbol untuk menyatakan solute (zat terlarut) dan solvent
(pelarut) secara berturutan. Jika zat terlarut bersifat non volatil dan untuk operasi
evaporasi, maka laju perpindahan panas q melalui permukaan pemanasan suatu
evaporator, menurut definisi dari koefisien perpindahan kalor menyeluruh, yaitu hasil
kali dari tiga faktor: luas permukaan perpindahan panas, A; koefisien perpindahan
panas menyeluruh, U; dan penurunan suhu menyeluruh T; atau:
)( TAUq
Jika umpan masuk evaporator itu berada pada suhu didih sesuai dengan
tekanan absolut ruang uapnya, semua kalor yang berpindah melalui permukaan
pemanas dapat digunakan untuk evaporasi, dan kapasitasnya menjadi q. Jika
umpannya dingin, kalor yang diperlukan untuk memanaskannya sampai suhu didih
mungkin cukup tinggi, sehingga kapasitasnya untuk suatu nilai q tertentu akan
berkurang sesuai dengan itu, karena kalor yang digunakan untuk memanaskan umpan
tidak dapat digunakan untuk evaporasi. Sebaliknya, jika umpan itu berada pada suhu
di atas titik didih pada ruang uap, sebagian dari umpan akan menguap secara spontan
melalui penyeimbangan adiabatik dengan tekanan ruang-uap, dan kapasitasevaporator akan lebih besar dari yang ditunjukkan q. Proses ini disebut evaporasi
kilatan (f1ash evaporation).
Penurunan suhu nyata melintas permukaan pemanasan bergantung pada
larutan yang diuapkan, pada perbedaan tekanan antara rongga uap-pemanas dan ruang
uap hasil evaporasi di atas zat cair mendidih itu, serta pada kedalaman zat cair itu di
atas permukaan pemanasan. Pada beberapa evaporator, kecepatan zat cair di dalam
tabung juga dipengaruhi oteh penurunan suhu karena adanya rugi gesekan di dalam
tabung yang meningkatkan tekanan efektif zat cair itu. Bila zat cair itu mempunyai
karakteristik seperti air murni, titik didihnya dapat dibaca dari tabel uap, jika
tekanannya diketahui, sebagaimana jika kita membaca suhu uap yang kondensasi.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
23/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-23
Namun, dalam evaporator nyata titik didih larutan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
kenaikan titik didih dan tinggi tekan zat cair .
Tekanan uap kebanyakan larutan dalam air lebih kecil dari tekanan uap air
pada suhu yang sama. Akibatnya untuk suatu tekanan tertentu, titik didih larutan lebih
tinggi dari titik didih air mumi. Kenaikan titik didih di atas titik didih air ini dikenal
sebagai kenaikan titik didih larutan. Nilainya kecil untuk larutan encer dan larutan
koloida organik, tetapi bisa sampai setinggi 150oF pada larutan pekat garam
anorganik. Kenaikan titik didih ini harus dikurangkan dari penurunan suhu yang
diramalkan dari tabel uap.
Untuk larutan pekat, kenaikan titik didih itu dapat dicari dengan mudah
dengan menggunakan aturan empirik yang dikenal sebagai kaedah Duhring yang
menyatakan bahwa titik didih suatu larutan tertentu merupakan fungsi linier dari titik
didih air mumi pada tekanan yang sama. Jadi, jika titik didih larutan digambarkan
terhadap titik didih air pada tekanan yang sama, akan didapat suatu garis lurus.
Untuk konsentrasi yang berlainan, kita dapatkan pula garis-garis yang
berbeda. Jika jangkau tekanan terlalu besar, kaedah ini tidak eksak, tetapi dalam
jangkau yang sedang, garis-garis itu sangat mendekati lurus, walaupun tidak selalu
harus sejajar.
Jika kedalaman zat cair di dalam evaporator itu cukup besar, titik didih yang
berkaitan dengan tekanan di dalam ruang uap ialah titik didih lapisan permukaan zat
cair itu saja. Suatu tetesan zat cair yang berada pada jarak Z ft di bawah permukaan
berada pada tekanan ruang uap di tambah tinggi-tekan Z ft zat cair, dan karena itu
titik didihnya lebih tinggi. Disamping itu, bila kecepatan zat cair itu besar, rugi
gesekan di dalam tabung akan meningkatkan lagi tekanan rata-rata zat cair itu. Dalam
evaporator nyata, oleh karena itu, titik didih zat cair di dalam tabung lebih tinggi dari
titik didih yang ditunjukkan oleh tekanan ruang uap. Kenaikan titik didih ini akan
-
7/29/2019 06_Evaporasi
24/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-24
menyebabkan kekurangan penurunan suhu rata-rata antara uap dan zat cair dan
mengurangi kapasitas. Besarnya pengurangan tidak dapat ditaksir secara kuantitatif,
tetapi efek kualitatif daripada tinggi-tekan zat cair itu dapat diabaikan, lebih-lebih bila
tinggi permukaan dan kecepatan zat cair itu tinggi.
Fluks kalor dan kapasitas evaporator dipengaruhj oleh perubahan beda suhu
maupun perubahan koefisien perpindahan kalor. Penurunan suhu itu ditentukan oleh
sifat-sifat uap dan zat cair yang mendidih, dan kecuali karena pengaruh tinggi tekan
hidrostatik, bukanlah merupakan fungsi konstruksi evaporator. Tetapi, koefisien
menyeluruh sangat dipengaruhi oleh rancang evaporator dan metode operasinya.
Tahanan menyeluruh terhadap uap dan zat cair mendidih ialah jumlah dari lima
macam tahanan tersendiri: tahanan film uap; dua buah tahanan kerak, yaitu di dalam
tabung dan di luar tabung; tahanan dinding tabung; dan tahanan dari zat cair yang
mendidih. Koefisien menyeluruh ialah kebalikan dari tahanan menyeluruh itu.
Pada kebanyakan evaporator, faktor penggotoran uap kondensasi dan tahanan
dinding tabung biasanya sangat kecil, dan biasanya diabaikan dalam perhitungan
evaporator. Tetapi, dalam evaporator film aduk, dinding tabung biasanya agak tebal,
sehingga tahanannya mungkin merupakan bagian yang cukup penting dari
keseluruhan tahanan.
Koefisien film uap selalu tinggi, juga jika kondensasi itu kondensasi film.
Untuk mendapatkan kondensasi tetes, dan dengan demikian koefisien yang lebih
tinggi lagi, kepada arus uap itu biasanya ditambahkan promotor. Oleh karena adanya
gas yang tak-mamppu kondensassi dapat menyebabkan turunnya koefisien film uap,
maka harus ada ventilasi untuk membuang gas-gas tak-mampu kondensasi itu dari
rongga uap pemanas dan mencegah udara masuk bila tekanan uap lebih rendah dari
tekanan atmorfir .
-
7/29/2019 06_Evaporasi
25/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-25
Koefisien sebelah zat cair sangat bergantung pada kecepatan zat cair itu di
atas permukaan panas. Pada kebanyakan evaporator, dan lebih-lebih pada yang
menangani zat cair viskos, tahanan pada sisi zat cairlah yang menentukan laju
perpindahan kalor menyeluruh ke zat cair yang mendidih itu. Dalam evaporator
sirkulasi alamiah, koefisien sisi zat cair untuk larutan encer dalam air adalah antara
200 dan 600 Btu/ft2.jam.0F.
6.4. Ekonomi Evaporator
Ekonomi ada1ah banyaknya pon yang diuapkan per pon uap yang
diumpankan ke da1am unit itu. Pada evaporator efek tunggal, ekonominya hampirselalu kurang dari satu, tetapi pada alat efek berganda, ekonominya mungkin jauh
lebih besar. Konsumsi uap, dalam pon per jam, juga tidak kalah pentingnya. Nilai
konsumsi uap merupakan hasil bagi antara kapasitas dengan ekonomi evaporator.
Faktor utama yang mempengaruhi sistim ekonomi evaporator ialah banyaknya
efek. Melalui suatu perancangan yang baik, entalpi penguapan uap=pemanas ke efek
pertama dapat digunakan satu kali atau beberapa kali, bergantung pada jumlah
efeknya. Ekonomi evaporator juga dipengaruhi oleh suhu umpan. Jika suhu umpan
lebih rendah dari titik didih di dalam efek pertama, beban pemanasan itu akan
menggunakan sebagian dari entalpi penguapan uap pemanas, dan hanya sebagian
yang tersisa untuk evaporasi. Jika suhu umpan lebih tinggi dari titik didih, kilat yang
terjadi akan menyebabkan evaporasi lebih tinggi dari yang bisa dibangkitkan oleh
entalpi penguapan uap itu. Secara kuantitatif, ekonomi evaporator adalah semata-
mata masalah neraca entalpi.
6.4.1. Neraca Entalpi Evaporator Efek Tunggal
Pada evaporator efek tunggal, ka1or laten kondensasi uap pemanas berpindah
melalui permukaan pemanasan dan menguapkan air dari 1arutan yang mendidih. Ada
-
7/29/2019 06_Evaporasi
26/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-26
dua neraca entalpi yang diperlukan, satu untuk uap-pemanas, dan satu lagi untuk sisi-
cairan atau uap larutan.
Gambar 6.8. Neraca bahan dan neraca enta1pi pada evaporator .
ms =laju aliran uap pemanas dan laju aliran kondensat
mf =laju aliran cairan encer, atau umpan
m =1aju a1iran cairan pekat
mfm =laju aliran uap cairan ke da1am kondensor, andaikan tidak ada zat padat
yang mengendap dari cairan itu.
Ts =suhu kondensassi uap pemanas
T =suhu zat cair yang mendidih di da1am evaporator
Tf =dan suhu umpan.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
27/28
Zuhrina/TK-USU/06 6-27
Dimisalkan selanjutnya bahwa tidak ada kebocoran atau zat cair yang terbawa
ikut bersama uap, dan bahwa aliran gas yang tak mampu kondensasi dapat diabaikan,
dan bahwa rugi ka1or evaporator itu tidak perlu diperhitungkan. Uap pemanas yang
masuk kedalam rongga uap pemanas itu bisa panas lanjut, dan kondensatnya biasanya
keluar dari rongga itu agak dingin lanjut di bawa hingga didihnya. Namun, keduanya,
baik panas lanjut uap maupun dingin lanjut kondensat itu kecil, dan dapat diabaikan
dalam penyusunan neraca entalpi. Kesalahan kecil yang mungkin diakibatkannya
akan dikompensasikan oleh kesalahan karena mengabaikan rugi kalor dari rongga
uap-pemanas. Dengan pengandaian ini, selisih antara entalpi uap pemanas dan
kondensat hanyalah s, yaitu kalor laten kondensasi uap. Neraca entalpi sisi uap
ialah:
sscsss mHHmq (6.1)
dimana:
qs = laju perpindahan kalor melalui permukaan pemanasan dari uap pemanas.
Hv = enta1pi spesifik uap pemanas
Hc = entalpi spesifik uap kondensat
s = kalor laten kondensasi uap pemanas
ms = laju aliran uap pemanas
Neraca entalpi untuk sisi cairan ialah:
mHHmHmmqffvf (6.2)
dimana:
q = laju perpindahan kalor dari permukaan pemanasan ke zat cair .
Hv = entalpi spesifik uap cairan
Hf = entalpi spesifik cairan encer
H = entalpi spesifik cairan pekat.
-
7/29/2019 06_Evaporasi
28/28
Jika tidak ada rugi kalor, kalor yang berpindah dari uap pemanas ke tabung harus
sama dengan kalor yang berpindah dari tabung pemanas ke cairan, dan qs = q.
Jadi dengan menggabungkan persamaan 6.1 dan 6.2: Jika kalor pengenceran
zat cair yang akan dipekatkan itu cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan, entalpi
tidak linier dengan konsentrasi pada suhu tetap. Sumber yang terbaik untuk
mendapatkan nilai Hf dan H untuk digunakan pada persamaan 6.2 ialah diagram
entalpi-konsentrasi, dimana entalpi dalam Btu per pon atau joule per gram larutan,
digambarkan grafiknya terhadap konsentrasi, dalam fraksi massa atau persen bobot
zat terlarut. Isoterm-isoterm pada gambar itu menunjukkan entalpi sebagai fungsi
konsentrasi pada suhu tetap.