06_evaporasi

Upload: sonia-wulandari

Post on 14-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    1/28

    BAB VI

    PROSES EVAPORASI

    6.1. Pendahuluan

    Evaporasi adalah salah satu kaedah utama dalam industri kimia untuk

    memekatkan larutan yang encer. Pengertian umum dari evaporasi ini adalah

    menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan didalam tabung yang

    sesuai yang disebut evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang

    terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.

    Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarut yang digunakan adalah air.

    Evaporasi dilaksanakan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehinggadidapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporasi tidak

    sama dengan pengeringan; dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-

    kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Evaporasi berbeda pula dari

    distilasi karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu

    merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk

    memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Evaporasi berbeda dari kristalisasi dalam hal

    penekanannya disini ialah pada pemekatan larutan dan bukan pembuatan zat padat

    atau kristal. Dalam situasi-situasi tertentu, misalnya pada penguapan air asin untuk

    membuat garam, garis pemisah antara evaporasi dan krista1isasi tidaklah dapat

    dikatakan tegas. Sebab evaporasi kadang-kadang menghasilkan lumpur kristal di

    dalam larutan induk.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    2/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-2

    Lazimnya, dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk

    yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Tetapi, dalam

    suatu situasi tertentu, kebalikannyalah yang benar. Air yang mengandung mineral

    seringkali diuapkan untuk mendapatkan hasil yang bebas zat padat untuk umpan ketel

    didih, karena persyaratan khusus proses, dan untuk konsumsi manusia. Teknik ini

    biasa disebut disti1asi air (water distillation), tetapi dari segi teknik proses itu adalah

    evaporasi. Proses-proses evaporasi skala besar sudah banyak dikembangkan dan

    digunakan untuk membuat air minum dari air laut. Di sini hasil yang dikehendaki

    adalah air kondensasi. Hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan air dalam umpan

    yang dipulihkan, sebagian besar dikembalikan ke laut.

    Tabulasi perbedaan evaporasi dengan pengeringan, distilasi dan kristalisasi:

    Proses (12) No.Proses Keterangan

    Evaporasi Pengeringan 1. Sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang

    zat cair yangsangat viskos

    2. Sisa penguapan adalah zat padat

    Evaporasi Distilasi 1. Uap biasanya komponen tunggal. Jika uap

    berupa campuran, tidak ada usaha untuk

    memisahkan menjadi fraksi-fraksinya

    2. Uap sering berupa campuran dan akan dipisah

    menjadi fraksi-fraksinya.

    Evaporasi Kristalisasi 1. Permasalahan disini adalah pemekatan larutan

    2. Permasalahan: pembuatan zat padatatau kristal.

    Evaporasi Kristalisasi : contohnya pada penguapan air asin untuk membuat garam

    Evaporasi Distilasi : contohnya pada penguapan air yang mengandung mineraluntuk umpan ketel (boiler). Biasa disebut distilasi air, tetapi dari segi proses adalah

    evaporasi.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    3/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-3

    Penyelesaian praktis terhadap masalah evaporasi sangat ditentukan oleh

    karakteristik zat cair yang akan dikonsentrasikan. Variasi dalam karakteristik cairan

    itulah (yang menuntut keahlian dan pengalaman para insinyur dalam merancang dan

    mengoperasikan evaporator) yang menyebabkan operasi ini meluas dari perpindahan

    kalor sederhana menjadi suatu seni tersendiri. Berikut ini adalah beberapa sifat

    penting dari zat cair yang divaporasikan.

    Konsentrasi

    Walaupun cairan encer yang diumpankan ke dalam evaporator mungkincukup encer sehingga beberapa sifat fisiknya sama dengan air, tetapi jika

    konsentrasinya meningkat, larutan itu akan makin bersifat individual. Densitas dan

    viskositasnya meningkat bersamaan dengan kandungan zat padatnya, hingga larutan

    itu menjadi jenuh, atau jika tidak, menjadi terlalu lamban sehingga tidak dapat

    melakukan perpindahan kalor yang memadai. Jika zat cair jenuh didihkan terns, maka

    akan terjadi pembentukan kristal; kristal-kristal ini harus dipisahkan karena. Bisa

    menyebabkan tabung evaporator tersumbat. Titik didih larutanpun dapat meningkat

    dengan sangat cepat bila kandungan zat padatnya bertambah, sehingga suhu didih

    larutan jenuh mungkin jauh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama.

    Pembentukan busa

    Beberapa bahan tertentu, lebih-Iebih zat-zat organik, membusa pada waktu

    diuapkan. Busa yang stabi1 akan ikut ke luar evaporator bersama uap, dan

    menyebabkan banyaknya bahan yang terbawa ikut. Dalam hal-hal yang ekstrim,

    keseluruhan masa zat cair itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan

    terbuang.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    4/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-4

    Kepekaan terhadap suhu

    Beberapa bahan kimia berharga, bahan kimia farmasi, dan bahan rnakanan

    dapat rusak bila dipanaskan pada suhu sedang selama waktu yang singkat saja. Dalam

    mengkonsentrasikan bahan-bahan seperti itu diperlukan teknik khusus untuk

    mengurangi suhu zat cair dan menurunkan waktu pemanasan.

    Kerak

    Beberapa larutan tertentu menyebabkan pembentukan kerak pada permukaan

    pemanasan. Hal ini menyebabkan koefisien menyeluruh makin lama makin berkurangsampai akhimya kita terpaksa menghentikan operasi evaporator untuk

    membersihkannya. Bi1a kerak itu keras dan tak dapat larut, pembersihan itu tidak

    mudah dan memakan biaya.

    Bahan konstruksi

    Bila memungkinkan, evaporator sebaiknya dibuat dari baja. Akan tetapi,

    banyak larutan yang merusak bahan-bahan besi, atau menjadi terkontaminasi oleh

    bahan itu. Karena itu digunakan juga bahan-bahan konstruksi khusus seperti tembaga,

    nikel, baja tahan karat, aluminium, grafit tak-tembus, dan timba1. Oleh karena bahan-

    bahan ini relatif mahal, maka laju perpindahan kalor harus tinggi agar dapat

    menurunkan biaya pokok peralatan.

    Banyak karakteristik lain zat cair juga perlu mendapat perhatian dari

    perancang evaporator, antara lain kalor spesifik, kalor konsentrasi, titik beku,

    pembebasan gas pada waktu mendidih, sifat racun, bahaya ledak, radioaktivitas, dan

    persyaratan operasi steril (suci hama. Oleh karena adanya variasi dalam sifat-sifat zat

    cair maka dikembangkan berbagai jenis rancangan evaporator. Evaporator mana

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    5/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-5

    yang dipilih untuk suatu masalah tertentu bergantung terutarma pada karakteristik zat

    cair itu.

    6.2. Jenis-Jenis Evaporator

    Kebanyakan evaporator dipanaskan menggunakan uap yang dikondensasikan

    di atas tabung-tabung logarm. Bahan yang dievaporasikan biasanya mengalir di

    dalam tabung. Uap yang digunakan biasanya adalah uap bertekanan rendah, dibawah

    3 atm abs; zat cair yang mendidih biasanya berada da1am vakum sedang, yaitu

    sampai kira- kira 0,05 atm abs. Berkurangnya suhu didih zat cair menyebabkan bedasuhu antara uap dan zat cair yang mendidih itu meningkat, dengan demikian laju

    perpindahan kalor di da1am evaporator itu meningkat pula.

    Bila kita menggunakan satu evaporator saja, uap dari zat cair yang mendidih

    dikondensasikan dan dibuang. Metoda ini disebut sebagai evaporasi efek-tunggal

    (single-effect evaporation). Walaupun sederhana, namun proses ini tidak efektif

    dalam penggunaan uap. Untuk menguapkan l lb air dari larutan, diperlukan 1 sampai

    1,3 lb uap. Jika uap dari satu evaporator dimasukkan ke dalam rongga uap (steam

    chest) evaporator kedua, dan uap dari evaporator kedua dimasukkan ke dalam

    kondenser, maka operasi ini akan menjadi efek dua ka1i atau efek-dua (double

    effect).

    Ka1or uap yang semula digunakan lagi da1am efek yang kedua, dan evaporasi

    yang didapatkan oleh satu satuan masa uap yang diumpankan ke da1am efek pertama,

    menjadi harmpir lipat dua. Efek ini dapat ditambah lagi dengan cara yang sama.

    Metoda yang umum digunakan untuk meningkatkan evaporasi per lb uap dengan

    menggunakan sederatan evaporator antara penyediaan uap dan kondenser itu disebut

    sebagai evaporasi efek-berganda (multiple effect evaporation).

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    6/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-6

    Jenis-jenis utama evaporator tabung dengan pemasukan uap yang lazim

    dipakai adalah:

    1. Evaporator tabung horizontal

    2. Evaporator.vertikal tabung panjang

    a. Aliran ke atas (film-panjat)

    b. Aliran ke bawah (film-jatuh)

    c. Sirkulasi paksa .

    3. Evaporator film aduk

    6.2.1 Evaporator Tabung-Horizontal

    Evaporator tabung-horizontal sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar

    6.1 adalah merupakan evaporator jenis klasik yang telah lama digunakan. Larutan

    yang akan dievaporasikan berada di luar tabung horizontal dan uap mengalir di dalam

    tabung horizontal. Tabung horizontal diliputi dan dikelilingi oleh sirkulasi yang alami

    dari cairan yang mendidih sehingga meminimumkan pengadukan cairan. Sebagai

    hasilnya maka pada evaporator jenis ini dijumpai koefisien perpindahan panas

    keseluruhan yang lebih rendah berbanding pada evaporator jenis lain, ini bermanfaat

    khususnya untuk mengevaporasikan larutan yang viskos. Koefisien keseluruhan yang

    berada antara 200-400 Btu/jam.ft2.0F (1100-2300 W/m2K) akan didapatkan, yang

    tergantung pada perbedaan suhu keseluruhan, suhu didih, dan sifat larutan yang

    dievaporasikan. Evaporator tabung horizontal biasanya digunakan untuk kapasitas

    yang kecil dan untuk mengevaporasikan larutan yang encer dan larutan ini tidak

    berbusa dan tidak meninggalkan deposit padatan pada tabung evaporator .

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    7/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-7

    Gambar 6.1. Evaporator Tabung Horizontal

    6.2.2. Evaporator Satu Lintas Dan Evaporator Sirkulasi

    Evaporator dapat dioperasikan sebagai unit satu lintas atau sebagai unit

    sirkulasi. Evaporator satu 1intas dan evaporator sirku1asi ditunjukkan pada Gambar

    6.2 dan Gambar 6.3 secara berturutan. Evaporator ini merupakan pengembangan dari

    evaporator tabung-panjang. Pada kedua evaporator ini larutan mendidih di dalam

    tabung vertika1 dan media pemanas di luar tabung vertikal. Media pemanas yang

    digunakan biasanya uap yang terkondensasi. Pada evaporator satu lintas, cairan

    umpan dilewatkan melalui tabung hanya satu kali lewat saja, uapnya lepas dan keluar

    dari unit itu sebagai cairan pekat. Seluruh evaporasi dilaksanakan dalam satu lintas

    (lawatan) saja.

    Pendidihan atau pemanasan cairan di dalam tabung akan menyebabkan aliran

    naik ke atas melewati tabung, dan cairan yang tidak menguap mengalir ke bawah dan

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    8/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-8

    keluar melalui anulus yang terletak di bahagian dasar evaporator. Pada instalasi yang

    besar, terdapat beberapa lubang keluaran cairan atau produk dan tidak hanya satu

    seperti ditunjukkan pada Gambar 6.2.

    Gambar 6.2. Evaporator satu lintas

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    9/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-9

    Rasio evaporasi terhadap umpan dalam unit satu lintas itu adalah terbatas,

    sehingga evaporator jenis ini sesuai untuk operasi efek berganda, di mana pemekatan

    tota1 terbagi-bagi dalam beberapa efek. Evaporator film aduk (agitated film

    evaporator) selalu dioperasikan dalam satu lintas saja; tetapi evaporator film jatuh

    (falling-film evaporator) dan evaporator film panjat (climbing film-evaporator) dapat

    pula dioperasikan dengan cara ini. Suhu zat cair dapat dijaga rendah dengan

    mengoperasikan unit ini dalam vakum tinggi. Dengan sekali lewatan cepat melalui

    tabung-tabung evaporator, cairan pekat itu hanya sebentar saja berada dalam suhu

    didihnya, dan dapat didinginkan dengan cepat begitu keluar dari evaporator.

    Gambar 6.3. Evaporator sirkulasi

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    10/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-10

    Pada evaporator sirkulasi (circulation evaporator) terdapat suatu kolam zat

    cair di dalam alat itu. Umpan masuk akan bercampur dengan zat cair di dalam kolam,

    dan campuran itu lalu dialirkan melalui tabung-tabung evaporator. Zat cair yang tidak

    menguap dikeluarkan dari tabung dan kembali ke kolam, sehingga hanya sebagian

    saja dari keseluruhan evaporasi yang berlangsung dalam satu lewatan. Evaporasi

    sirkulasi paksa semuanya dioperasikan dengan cara ini, evaporator film panjat

    biasanya adalah unit sirkulasi.

    Cairan pekat dari evaporator sirkulasi dikeluarkan dari kolam. Semua cairan

    dalam kolam, oleh karena itu, harus selalu berada dalam konsentrasi maksimum. Oleh

    karena zat cair yang masuk tabung itu mengandung beberapa bagian cairan pekat di

    dalam setiap bagian umpan, maka konsentrasi, serta densitas, viskositas, dan titik

    didihnya selalu mendekati maksimum. Akibatnya, koefisien perpindahan kalornya

    akan cenderung rendah.

    Evaporator sirkulasi tidak terlalu cocok untuk memekatkan zat cair yang peka

    terhadap panas. Dengan menggunakan vakum yang cukup baik, suhu zat cair lindak

    dapat dijaga pada tingkat yang tidak merusak, tetapi zat cair itu akan berulang kali

    berada dalam kontak dengan tabung panas. Sebagian dari zat cair itu dengan

    demikian, akan terpanaskan hingga suhu yang kelewat tinggi. Walaupun waktu

    menetap (residence time) zat cair itu dalam zone pemanasan barangkali singkat saja,

    sebagian dari zat cair itu mungkin tertahan di dalam evaporator selama beberapa

    waktu. Pemanasan yang terlalu lama atas sebagian kecil sajapun dari bahan peka-

    panas seperti makanan akan dapat menyebabkan keseluruhan produk itu rusak.

    Evaporator sirkulasi, di lain pihak, dapat beroperasi dengan jangkau

    konsentrasi yang cukup luas antara umpan dan cairan pekat dalam satu unit saja, dan

    cocok pula untuk evaporasi efek tunggal. Alal ini dapat dioperasikan dengan sirkulasi

    alamiah, dimana aliran berlangsung melalui tabung dengan disebabkan oleh

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    11/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-11

    perbedaan densitas, dapat pula dengan sirkulasi paksa, di mana aliran dilaksanakan

    dengan pompa.

    Pada evapoator satu lintas dan juga evaporator sirkulasi, tabung-tabung

    didalamnya dipasang secara rolling dan welding dan tidak secara packing seperti

    pada evaporator tabung horizontal. Kedua evaporator satu lintas dan evaporator

    sirku1asi juga mempunyai kelebihan operasional berbanding dengan evaporator

    tabung horizontal. Pada kedua jenis ini, sirkulasi alami yang dihasilkannya

    mempunyai kecepatan 1 hingga 3 ft/detik sehingga koefisien perpindallan panas pada

    evaporator ini lebih tinggi dibandingkan evaporator tabung horizontal yaitu pada

    rentang 200- 500 Btu/jam.ft2.oF (1100-2800 W/m2K) tergantung kepada baik sifat

    larutan, perbedaan suhu keseluruhan, maupun titik didih larutan. Evaporator ini dapat

    digunakan untuk larutan yang membentuk deposit padatan, karena padatan yang

    terbentuk di dalam tabung dapat dihilangkan dengan pembersihan mekanis.

    Evaporator ini juga dapat menangani cairan yang viskos, akan tetapi untuk

    evaporator jenis sirkulasi, maka aliran sirkulasi yang terjadi akan bergerak dengan

    lambat, dan koefisien perpindahan panasnya menjadi kecil. Sehingga kedua-dua

    evaporator vertikal ini adalah sangat berguna untuk kebanyakan proses evaporasi,

    akan tetapi tidak sesuai untuk digunakan untuk mengevaporasikan larutan yang

    sangat viskos, larutan yang mudah membentuk busa atau untuk menguapkan larutan

    dalam masa yang singkat.

    6.2.3. Evaporator Sirkulasi Paksa

    Evaporator sirkulasi paksa mempunyai bentuk seperti yang ditunjukkan pada

    Gambar 6.4 dan Gambar 6.5. Gambar 6.4 merupakan evaporator sirkulasi paksa

    dengan elemen pemanas tersusun vertikal dan berada di dalam tabung.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    12/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-12

    Gambar 6.4. Evaporator Sirkulasi Paksa dengan Pemanas Vertikal di dalam Tabung

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    13/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-13

    Gambar 6.5 merupakan evaporator sirkulasi paksa dengan elemen pemanas

    tersusun horizontal dan terletak terpisah dengan tabung. Pada evaporator sirkulasi

    paksa, caitan yang akan dievaporasikan dipompakan melewati penukar panas (heat

    exchanger) dimana media pemanas mengelilingi pipa-pipa yang membawa cairan

    yang akan dievaporasikan. Gabungan penurunan tekanan dan head hidrostatik di

    dalam alat ini adalah cukup besar untuk mencegah larutan mendidih di dalam pipa

    penukar panas, sehingga uap yang dihasilkan akan tersembur keluar, pada saat cairan

    memasuki ruang kosong di dalam tabung.

    Gambar 6.5. Evaporator Sirkulasi Paksa dengan Elemen Pemanas Terpisah Horizontal

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    14/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-14

    Karena kecepatan semburan ada1ah tinggi, di dalam ruang kosong diletakkan

    sekat yang berguna untuk memisahkan uap dari larutan yang masih ada. Desain sekat

    yang tepat diperlukan untuk mencegah penggabungan gelembung-gelembung kecil

    cairan dan juga untuk mencegah perubahan arah dari aliran cairan.

    Evaporator sirkulasi paksa yang moderen biasanya ditengkapi dengan pemanas yang

    terletak di luar tabung sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.5, dari pada

    evaporator dengan permukaan perpindahan panas yang terletak di da1am badan

    tabung sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.4. Penggunaan pemanas di luar

    tabung akan menjadikan evaporator ini lebih sering digunakan karena pembersihan

    pipa-pipa pemanas dan penggantian pipa-pipa yang mengalami korosi lebih mudah

    dilakukan. Evaporator sirkulasi paksa dengan elemen pemanas terpisah juga

    merupakan evaporator yang berbentuk lebih kompak sehingga dapat dipasang pada

    ruang dengan tinggi atap yang rendah. Dalam mengevaporasikan cairan umpan,

    adalah merupakan hal yang penting untuk mencegah pendidihan di dalam pipa-pipa

    elemen pemanas, untuk mengurangi terbentuknya endapan-endapan padatan di dalam

    pemanas.

    Pada evaporator dengan pemanasan di luar , pendidihan dapat dengan mudah

    dicegah dengan cara meletakkan pemanas pada posisi yang lebih rendah

    dibandingkan letak ruang pelepasan. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan mudah jika

    permukaan penukar panas berada di dalam badan evaporator.

    Pada evaporator sirkulasi paksa, koefisien perpindahan panas akan bergantung

    kepada kecepatan sirkulasi, titik didih, dan sifat-sifat sistem. Pada tingkat sirkulasi

    yang rendah, pendidihan akan terjadi disepanjang pipa-pipa pemanas. Pendidihan ini

    akan meningkatkan kejatuhan larutan dan menjadikan koefisien pendidihan menjadi

    dua ka1i lebih besar berbanding dengan tanpa pendidihan. Fraksi dari cairan yang

    menguap ketika melewati pipa akan menjadi kecil, sehingga kecepatan sirkulasi

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    15/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-15

    keseluruhan yang melalui pipa adalah beberapa kali lebih besar dari kecepatan

    umpan.

    6.2.4. Evaporator Vertikal Tabung Panjang

    Contoh evaporator vertikal tabung panjang dengan alian zat cair ke atas

    terlihat pada Gambar 6.6. Tabung-tabungnya biasanya mempunyai panjang 12

    hingga 20 ft dengan diameter 1 sampai 2 inci. Bagian-bagian utama evaporator jenis

    ini ialah : ( 1) sebuah penukar panas jenis tabung dengan uap dalam selongsong, dan

    zat cair yang akan dipekatkan di dalam pipa/tabung, (2) sebuah separator (pemisah)atau ruang uap (vapour space) untuk memisahkan zat cair yang terbawa ikut dari uap,

    dan (3) bila a1at ini dioperasikan sebagai unit sirkulasi, sebuah kaki pemulang (return

    leg) untuk mengembalikan zat cair dari separator ke bagian bawah penukar panas.

    Alat itu mempunyai lubang masuk masing-masing untuk zat cair umpan dan

    untuk uap, lubang keluar masing-masing untuk uap, cairan pekat, kondensat uap, dan

    gas takmampu kondensasi yang terkandung dalam uap. Zat cair dan uap mengalir ke

    atas di dalam tabung sebagai akibat dari peristiwa didih zat cair yang terpisah

    kembali ke dasar tabung dengan gravitasi.

    Umpan encer, biasanya pada suhu disekitar suhu kamar, masuk ke dalam

    sjstem dan bercampur dengan zat cair yang kembali dari separator. Umpan jtu

    mengalir ke atas di dalam tabung sebagai zat cair pada jarak tertentu, yang tidak

    panjang, sambil menerima kalor dari uap. Di dalam zat cair itu terbentuk gelembung-

    gelembung sehingga meningkatkan kecepatan liniernya dan meningkatkan laju

    perpindahan panas. Di dekat puncak tabung, gelembung itu bertambah besar dengan

    cepat. Pada zone ini gelembung uap berganti-ganti dengan potongan zat cair dalam

    tabung naik dengan cepat melalui tabung dan keluar dengan kecepatan tinggi dari

    ujung atas tabung.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    16/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-16

    Dari tabung itu, campuran zat cair selanjutnya masuk ke dalam separator.

    Diameter separator itu lebih besar dari diameter penukar panas, sehingga kecepatan

    linier uap menjadi jauh berkurang. Untuk membantu pemisahan tetes-tetes zat cair,

    uap itu dibuat menumbuk seperangkat sekat, lalu mengalir melewati sekat itu

    sebelum keluar dari separator. Evaporator seperti Gambar 2.6 hanya dapat bekerja

    sebagai unit sirkulasi saja.

    Fraksi yang diuapkan pada evaporator ini biasanya lebih besar dibandingkan

    pada operasi sirkulasi paksa. Jika diperlukan, penukar panas dari evaporator ini dapat

    diletakkan di luar badan evaporator, agar pembersihan lebih mudah djlakukan.

    Walaupun evaporator ini tidak dapat digunakan untuk zat cair yang viskos, akan

    tetapi evaporator vertikal tabung panjang sangat efektif untuk memekatkan cairan

    yang mempunyai kecenderungan untuk berbusa. Busa itu akan pecah bila campuran

    zat cair dan uap berkecepatan tinggi menumbuk sekat di bagian kepala uap. Selain itu

    evaporator ini juga sangat berguna untuk digunakan menangani material yang sensitif

    terhadap panas karena evaporator ini dapat dioperasikan tanpa proses resirkulasi.

    Tingkat evaporasi tiap-tiap lewatan (pass) pada jenis ini juga jauh lebih tinggi

    dibandingkan jenis-jenis evaporator sirkulasi lainnya dan evaporasi masih dapat

    ditingkatkan dengan menambah panjang tabung-tabung pemanas atau dengan

    mendinginkannya.

    Masalah yang mungkin timbul dalam mengoperasikan evaporator ini adalah

    pada saat mendistribusikan zat cair ke dalam tabung-tabung atau tube.

    Pendistribusian harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga level cairan,

    misalnya dengan menyemprotkan cairan ke dinding tabung. Koefisien perpindahan

    panas evaporator ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Nusselt.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    17/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-17

    Gambar 6.6. Evaporator Vertikal Tabung Panjang

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    18/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-18

    6.2.5. Evaporator Film Jatuh

    Masalah pemekatan bahan-bahan yang sangat peka terhadap panas, seperti air

    jeruk, dan yang mengharuskan waktu kontak yang singkat sekali dengan permukaan

    panas dapat diatasi dengan evaporator film jatuh. Pada evaporator film-jatuh satu

    lintas, zat cair masuk dari atas, lalu mengalir ke bawah di dalam tabung panas itu

    dalam bentuk film, kemudian keluar dari bawah. Tabung-tabungnya biasanya agak

    besar, berdiameter 2 hingga 10 inci. Uap yang keluar dari zat cair itu biasanya

    terbawa turun bersama zat cair, dan keluar dari bagian bawah unit itu. Evaporator ini

    bentuknya menyerupai sebuah penukar panas jenis tabung, yang panjang, vertikal,dan dilengkapi dengan separator zat cair uap di bawah, dan distributor/penyebar zat

    cair di atas.

    Masalah utama dengan evaporator film-jatuh ialah dalam mendistribusikan zat

    cair itu secara seragam menjadi film di bagian dalam tabung. Hal ini dilakukan

    dengan menggunakan seperangkat plat logam berlubang-lubang (perforasi) yang

    ditempatkan lebih tinggi di atas plat tabung yang dipasang dengan teliti agar benar-

    benar horisontal. Tabung-tabung itu diberi sisip pada ujungnya yang memungkinkan

    zat cair mengalir dengan teratur ke setiap tabung itu. Atau, dapat pula dipasang

    distributor 'kalajengking' dengan lengan-lengan radial untuk menyemprotkan umpan

    dengan laju stedi ke dalam permukaan dalam setiap tabung. Cara lain ialah dengan

    menggunakan nosel penyemprot di dalam setiap tabung.

    Bila sirkulasi dapat dilakukan tanpa menimbulkan kerusakan pada zat cair,

    distribusi zat cair pada lubang itu dapat dipercepat dengan melakukan daur ulang zat

    cair itu ke puncak tabung. Hal ini memungkinkan volume aliran yang lebih besar

    melalui tabung dibandingkan dengan pada operasi sekali lintas. Untuk mendapatkan

    perpindahan kalor yang baik, angka Reynolds fi1m-jatuh harus lebih besar dari 2000

    pada setiap titik di dalam tabung. Selama berlangsung evaporasi, kuantitas zat cair

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    19/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-19

    berkurang secara kontinu selama ia mengalir dari puncak tabung ke dasarnya,

    sehingga jum1ah pemekatan yang dapat dilaksanakan da1am satu lewatan terbatas

    seka1i. Evaporator film-jatuh tanpa sirku1asi dengan waktu tinggal yang sangat

    singkat dapat menangani produk-produk yang peka yang tidak dapat ditangani

    dengan cara lain. Alat ini juga sesuai sekali untuk memekatkan zat cair viskos.

    6.2.6. Evaporator Film Turbulen

    Akhir-akhir ini banyak dikembangkan evaporator modern yang bertujuan

    untuk menangani bahan yang viskos, peka, dan korosif. Evaporator film-turbulen

    sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.7 merupakan evaporator yang banyakdigunakan untuk tujuan tersebut karena dapat menangani baik bahan yang viskos,

    berlumpur bahkan kering.

    Pada evaporator ini, tahanan pokok terhadap perpindahan panas menyeluruh

    dari uap kepada zat cair yang mendidih di dalam evaporator terletak pada sisi-sisi zat

    cair. Oleh karena itu, setiap cara yang dapat mengurangi tahanan itu akan

    memberikan perbaikan yang berarti terhadap koefisien perpindahan panas

    menyeluruh. Dalam evaporator tabung panjang, lebih-lebih yang menggunakan

    sirkulasi paksa, kecepatan zat cair di dalam tabung itu tinggi. Zat cair itu sangat

    turbulen, dan laju perpindahan kalorya besar. Cara lain untuk meningkatkan

    keturbulenan ada1ah dengan pengadukan mekanik terhadap film zat cair itu, seperti

    dalam evaporator pada Gambar 6.7. Evaporator itu merupakan modifikasi daripada

    evaporator film jatuh yang mempunyai tabung tunggal bermantel, di mana di dalam

    tabung itu terdapat sebuah pengaduk. Umpan masuk dari puncak bagian bermantel

    dan disebarkan menjadi film tipis yang sangat turbulen dengan bantuan daun-daun

    vertika1 agitator (pengaduk) itu. Konsentrat keluar dari bawah bagian bermantel, uap

    naik dari zone penguapan masuk ke dalam bagian tak bermantel yang diametemya

    agak lebih besar dari tabung evaporasi.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    20/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-20

    Di dalam separator, zat cair yang terbawa ikut dilemparkan ke arah luar oleh

    daun-daun agitator, sehingga menumbuk plat-plat vertikal yang stasioner. Tetesan-

    tetesan itu bergabung (koalesensi) pada plat ini dan kembali ke bagian evaporasi. Uap

    bebas zat cair itu lalu keluar melalui lubang ke luar pada bagian atas unit itu.

    Gambar 6.7. Evaporator film Turbulen

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    21/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-21

    Keunggulan utama dari evaporator film aduk ialah kemampuannya

    menghasilkan laju perpindahan kalor yang tinggi pada zat cair viskos. Produk

    evaporasi bisa mencapai viskositas sampai setinggi 1000 P pada suhu evaporasi.

    Sebagaimana juga pada evaporator jenis lain, koefisien menye1uruh turun dengan

    cepat bila viskositas naik, tetapi dalarn rancang ini penurunan itu cukup 1ambat.

    Dengan bahan-bahan yang sangat viskos, koefisien itu nyata lebih besar dari

    yang didapatkan pada evaporator sirkulasi paksa, dan jauh lebih besar daripada unit

    sirkulasi alamiah. Evaporator fi1m aduk sangat efektif dengan produk viskos yang

    peka panas, seperti gelatin, lateks karet, antibiotika dan sari buah. Kelemahannya

    ialah biayanya yang tinggi, adanya bagian-bagian dalam yang bergerak, yang

    mungkin memerlukan perawatan dan pemeliharaan dan kapasitas setiap unitnya kecil,

    jauh di bawah kapsitas evaporator bertabung banyak.

    6.3. Kapasitas Evaporator

    Untuk evaporator jenis tabung dengan pemanasan uap, maka performa

    evaporator diukur berdasarkan atas kapasitas evaporator tersebut. Kapasitas

    didefinisikan sebagai banyaknya pon air yang diuapkan perjam.

    Jika zat cair dievaporasikan, kesan kedalaman cairan dan percepatan perlu untuk

    diketahui, demikian juga halnya dengan kesan dari konsentrasi zat cair sewaktu

    berada pada titik didihnya. Untuk larutan ideal, kesan konsentrasi dapat diestimasi

    dengan menggunakan hukum Raoult dan Dalton sebagai berikut:

    bbaabaxPxPppP

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    22/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-22

    dimana a dan b merupakan simbol untuk menyatakan solute (zat terlarut) dan solvent

    (pelarut) secara berturutan. Jika zat terlarut bersifat non volatil dan untuk operasi

    evaporasi, maka laju perpindahan panas q melalui permukaan pemanasan suatu

    evaporator, menurut definisi dari koefisien perpindahan kalor menyeluruh, yaitu hasil

    kali dari tiga faktor: luas permukaan perpindahan panas, A; koefisien perpindahan

    panas menyeluruh, U; dan penurunan suhu menyeluruh T; atau:

    )( TAUq

    Jika umpan masuk evaporator itu berada pada suhu didih sesuai dengan

    tekanan absolut ruang uapnya, semua kalor yang berpindah melalui permukaan

    pemanas dapat digunakan untuk evaporasi, dan kapasitasnya menjadi q. Jika

    umpannya dingin, kalor yang diperlukan untuk memanaskannya sampai suhu didih

    mungkin cukup tinggi, sehingga kapasitasnya untuk suatu nilai q tertentu akan

    berkurang sesuai dengan itu, karena kalor yang digunakan untuk memanaskan umpan

    tidak dapat digunakan untuk evaporasi. Sebaliknya, jika umpan itu berada pada suhu

    di atas titik didih pada ruang uap, sebagian dari umpan akan menguap secara spontan

    melalui penyeimbangan adiabatik dengan tekanan ruang-uap, dan kapasitasevaporator akan lebih besar dari yang ditunjukkan q. Proses ini disebut evaporasi

    kilatan (f1ash evaporation).

    Penurunan suhu nyata melintas permukaan pemanasan bergantung pada

    larutan yang diuapkan, pada perbedaan tekanan antara rongga uap-pemanas dan ruang

    uap hasil evaporasi di atas zat cair mendidih itu, serta pada kedalaman zat cair itu di

    atas permukaan pemanasan. Pada beberapa evaporator, kecepatan zat cair di dalam

    tabung juga dipengaruhi oteh penurunan suhu karena adanya rugi gesekan di dalam

    tabung yang meningkatkan tekanan efektif zat cair itu. Bila zat cair itu mempunyai

    karakteristik seperti air murni, titik didihnya dapat dibaca dari tabel uap, jika

    tekanannya diketahui, sebagaimana jika kita membaca suhu uap yang kondensasi.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    23/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-23

    Namun, dalam evaporator nyata titik didih larutan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

    kenaikan titik didih dan tinggi tekan zat cair .

    Tekanan uap kebanyakan larutan dalam air lebih kecil dari tekanan uap air

    pada suhu yang sama. Akibatnya untuk suatu tekanan tertentu, titik didih larutan lebih

    tinggi dari titik didih air mumi. Kenaikan titik didih di atas titik didih air ini dikenal

    sebagai kenaikan titik didih larutan. Nilainya kecil untuk larutan encer dan larutan

    koloida organik, tetapi bisa sampai setinggi 150oF pada larutan pekat garam

    anorganik. Kenaikan titik didih ini harus dikurangkan dari penurunan suhu yang

    diramalkan dari tabel uap.

    Untuk larutan pekat, kenaikan titik didih itu dapat dicari dengan mudah

    dengan menggunakan aturan empirik yang dikenal sebagai kaedah Duhring yang

    menyatakan bahwa titik didih suatu larutan tertentu merupakan fungsi linier dari titik

    didih air mumi pada tekanan yang sama. Jadi, jika titik didih larutan digambarkan

    terhadap titik didih air pada tekanan yang sama, akan didapat suatu garis lurus.

    Untuk konsentrasi yang berlainan, kita dapatkan pula garis-garis yang

    berbeda. Jika jangkau tekanan terlalu besar, kaedah ini tidak eksak, tetapi dalam

    jangkau yang sedang, garis-garis itu sangat mendekati lurus, walaupun tidak selalu

    harus sejajar.

    Jika kedalaman zat cair di dalam evaporator itu cukup besar, titik didih yang

    berkaitan dengan tekanan di dalam ruang uap ialah titik didih lapisan permukaan zat

    cair itu saja. Suatu tetesan zat cair yang berada pada jarak Z ft di bawah permukaan

    berada pada tekanan ruang uap di tambah tinggi-tekan Z ft zat cair, dan karena itu

    titik didihnya lebih tinggi. Disamping itu, bila kecepatan zat cair itu besar, rugi

    gesekan di dalam tabung akan meningkatkan lagi tekanan rata-rata zat cair itu. Dalam

    evaporator nyata, oleh karena itu, titik didih zat cair di dalam tabung lebih tinggi dari

    titik didih yang ditunjukkan oleh tekanan ruang uap. Kenaikan titik didih ini akan

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    24/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-24

    menyebabkan kekurangan penurunan suhu rata-rata antara uap dan zat cair dan

    mengurangi kapasitas. Besarnya pengurangan tidak dapat ditaksir secara kuantitatif,

    tetapi efek kualitatif daripada tinggi-tekan zat cair itu dapat diabaikan, lebih-lebih bila

    tinggi permukaan dan kecepatan zat cair itu tinggi.

    Fluks kalor dan kapasitas evaporator dipengaruhj oleh perubahan beda suhu

    maupun perubahan koefisien perpindahan kalor. Penurunan suhu itu ditentukan oleh

    sifat-sifat uap dan zat cair yang mendidih, dan kecuali karena pengaruh tinggi tekan

    hidrostatik, bukanlah merupakan fungsi konstruksi evaporator. Tetapi, koefisien

    menyeluruh sangat dipengaruhi oleh rancang evaporator dan metode operasinya.

    Tahanan menyeluruh terhadap uap dan zat cair mendidih ialah jumlah dari lima

    macam tahanan tersendiri: tahanan film uap; dua buah tahanan kerak, yaitu di dalam

    tabung dan di luar tabung; tahanan dinding tabung; dan tahanan dari zat cair yang

    mendidih. Koefisien menyeluruh ialah kebalikan dari tahanan menyeluruh itu.

    Pada kebanyakan evaporator, faktor penggotoran uap kondensasi dan tahanan

    dinding tabung biasanya sangat kecil, dan biasanya diabaikan dalam perhitungan

    evaporator. Tetapi, dalam evaporator film aduk, dinding tabung biasanya agak tebal,

    sehingga tahanannya mungkin merupakan bagian yang cukup penting dari

    keseluruhan tahanan.

    Koefisien film uap selalu tinggi, juga jika kondensasi itu kondensasi film.

    Untuk mendapatkan kondensasi tetes, dan dengan demikian koefisien yang lebih

    tinggi lagi, kepada arus uap itu biasanya ditambahkan promotor. Oleh karena adanya

    gas yang tak-mamppu kondensassi dapat menyebabkan turunnya koefisien film uap,

    maka harus ada ventilasi untuk membuang gas-gas tak-mampu kondensasi itu dari

    rongga uap pemanas dan mencegah udara masuk bila tekanan uap lebih rendah dari

    tekanan atmorfir .

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    25/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-25

    Koefisien sebelah zat cair sangat bergantung pada kecepatan zat cair itu di

    atas permukaan panas. Pada kebanyakan evaporator, dan lebih-lebih pada yang

    menangani zat cair viskos, tahanan pada sisi zat cairlah yang menentukan laju

    perpindahan kalor menyeluruh ke zat cair yang mendidih itu. Dalam evaporator

    sirkulasi alamiah, koefisien sisi zat cair untuk larutan encer dalam air adalah antara

    200 dan 600 Btu/ft2.jam.0F.

    6.4. Ekonomi Evaporator

    Ekonomi ada1ah banyaknya pon yang diuapkan per pon uap yang

    diumpankan ke da1am unit itu. Pada evaporator efek tunggal, ekonominya hampirselalu kurang dari satu, tetapi pada alat efek berganda, ekonominya mungkin jauh

    lebih besar. Konsumsi uap, dalam pon per jam, juga tidak kalah pentingnya. Nilai

    konsumsi uap merupakan hasil bagi antara kapasitas dengan ekonomi evaporator.

    Faktor utama yang mempengaruhi sistim ekonomi evaporator ialah banyaknya

    efek. Melalui suatu perancangan yang baik, entalpi penguapan uap=pemanas ke efek

    pertama dapat digunakan satu kali atau beberapa kali, bergantung pada jumlah

    efeknya. Ekonomi evaporator juga dipengaruhi oleh suhu umpan. Jika suhu umpan

    lebih rendah dari titik didih di dalam efek pertama, beban pemanasan itu akan

    menggunakan sebagian dari entalpi penguapan uap pemanas, dan hanya sebagian

    yang tersisa untuk evaporasi. Jika suhu umpan lebih tinggi dari titik didih, kilat yang

    terjadi akan menyebabkan evaporasi lebih tinggi dari yang bisa dibangkitkan oleh

    entalpi penguapan uap itu. Secara kuantitatif, ekonomi evaporator adalah semata-

    mata masalah neraca entalpi.

    6.4.1. Neraca Entalpi Evaporator Efek Tunggal

    Pada evaporator efek tunggal, ka1or laten kondensasi uap pemanas berpindah

    melalui permukaan pemanasan dan menguapkan air dari 1arutan yang mendidih. Ada

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    26/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-26

    dua neraca entalpi yang diperlukan, satu untuk uap-pemanas, dan satu lagi untuk sisi-

    cairan atau uap larutan.

    Gambar 6.8. Neraca bahan dan neraca enta1pi pada evaporator .

    ms =laju aliran uap pemanas dan laju aliran kondensat

    mf =laju aliran cairan encer, atau umpan

    m =1aju a1iran cairan pekat

    mfm =laju aliran uap cairan ke da1am kondensor, andaikan tidak ada zat padat

    yang mengendap dari cairan itu.

    Ts =suhu kondensassi uap pemanas

    T =suhu zat cair yang mendidih di da1am evaporator

    Tf =dan suhu umpan.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    27/28

    Zuhrina/TK-USU/06 6-27

    Dimisalkan selanjutnya bahwa tidak ada kebocoran atau zat cair yang terbawa

    ikut bersama uap, dan bahwa aliran gas yang tak mampu kondensasi dapat diabaikan,

    dan bahwa rugi ka1or evaporator itu tidak perlu diperhitungkan. Uap pemanas yang

    masuk kedalam rongga uap pemanas itu bisa panas lanjut, dan kondensatnya biasanya

    keluar dari rongga itu agak dingin lanjut di bawa hingga didihnya. Namun, keduanya,

    baik panas lanjut uap maupun dingin lanjut kondensat itu kecil, dan dapat diabaikan

    dalam penyusunan neraca entalpi. Kesalahan kecil yang mungkin diakibatkannya

    akan dikompensasikan oleh kesalahan karena mengabaikan rugi kalor dari rongga

    uap-pemanas. Dengan pengandaian ini, selisih antara entalpi uap pemanas dan

    kondensat hanyalah s, yaitu kalor laten kondensasi uap. Neraca entalpi sisi uap

    ialah:

    sscsss mHHmq (6.1)

    dimana:

    qs = laju perpindahan kalor melalui permukaan pemanasan dari uap pemanas.

    Hv = enta1pi spesifik uap pemanas

    Hc = entalpi spesifik uap kondensat

    s = kalor laten kondensasi uap pemanas

    ms = laju aliran uap pemanas

    Neraca entalpi untuk sisi cairan ialah:

    mHHmHmmqffvf (6.2)

    dimana:

    q = laju perpindahan kalor dari permukaan pemanasan ke zat cair .

    Hv = entalpi spesifik uap cairan

    Hf = entalpi spesifik cairan encer

    H = entalpi spesifik cairan pekat.

  • 7/29/2019 06_Evaporasi

    28/28

    Jika tidak ada rugi kalor, kalor yang berpindah dari uap pemanas ke tabung harus

    sama dengan kalor yang berpindah dari tabung pemanas ke cairan, dan qs = q.

    Jadi dengan menggabungkan persamaan 6.1 dan 6.2: Jika kalor pengenceran

    zat cair yang akan dipekatkan itu cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan, entalpi

    tidak linier dengan konsentrasi pada suhu tetap. Sumber yang terbaik untuk

    mendapatkan nilai Hf dan H untuk digunakan pada persamaan 6.2 ialah diagram

    entalpi-konsentrasi, dimana entalpi dalam Btu per pon atau joule per gram larutan,

    digambarkan grafiknya terhadap konsentrasi, dalam fraksi massa atau persen bobot

    zat terlarut. Isoterm-isoterm pada gambar itu menunjukkan entalpi sebagai fungsi

    konsentrasi pada suhu tetap.