1 bab i pendahuluan a. latar belakang sistem informasi

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design and implementation of health information system” Geneva (2000), adalah suatu sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang. Untuk mendukung pelaksanaan sistem informasi kesehatan tersebut pada tahun 2002 pemerintah melalui Menteri Kesehatan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA)”. Tujuan pembangunan nasional disusun dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional, hal ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 yang mempunyai tiga tujuan pembangunan nasional. Rencana pembangunan jangka panjang nasional tersebut dibagi lagi setiap lima tahunan, atau disebut juga rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang mana bertujuan memantapkan pembangunan secara menyeluruh dimana salah satunya adalah menekankan pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini bisa dilihat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan, hal ini untuk melaksanakan ketentuan pasal 168 ayat (3) Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

Upload: hoangcong

Post on 12-Jan-2017

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design and

implementation of health information system” Geneva (2000), adalah suatu

sistem informasi kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan

sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang

efektif memberikan dukungan informasi sebagai proses pengambilan

keputusan di segala jenjang. Untuk mendukung pelaksanaan sistem informasi

kesehatan tersebut pada tahun 2002 pemerintah melalui Menteri Kesehatan

pengembangan sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA)”.

Tujuan pembangunan nasional disusun dalam rencana pembangunan

jangka panjang nasional, hal ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 17

tahun 2007 yang mempunyai tiga tujuan pembangunan nasional. Rencana

pembangunan jangka panjang nasional tersebut dibagi lagi setiap lima

tahunan, atau disebut juga rencana pembangunan jangka menengah nasional

(RPJMN) yang mana bertujuan memantapkan pembangunan secara

menyeluruh dimana salah satunya adalah menekankan pembangunan di

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini bisa dilihat dengan

diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2014 tentang sistem

informasi kesehatan, hal ini untuk melaksanakan ketentuan pasal 168 ayat (3)

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

Page 2: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi

2

Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang

tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan

keberadaannya karena merupakan sumber utama dalam pengambilan

kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Berkembangnya

teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan

sangat mendukung berkembangnya sistem informasi kesehatan, hal ini juga

sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisa lebih mudah jika semua

informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu sistem informasi

kesehatan perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang telah

dikumpulkan secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang

berguna.

Pada tahun 2007 pusat data dan informasi melakukan evaluasi SIK di

Indonesia dengan menggunakan perangkat Health Metricts Network-World

Health Organization (HMN-WHO) evaluasi ini meliputi 6 komponen utama

SIK yaitu sumber daya (meliputi pengelolaan dan sumber daya), kualitas

data, diseminasi dan penggunaan data, hasil yang diperoleh adalah SIK ada

tapi tidak adekuat untuk sumber daya (47%), indikator (61%), sumber data

(51%), kualitas data (55%), penggunaan dan diseminasi data (57%), untuk

manajemen data (35%), sehingga secara umum hasil ini menunjukkan bahwa

keseluruhan SIK masih perlu ditingkatkan lagi (Kepmenkes Nomor 192,

2012).

Menurut Wahyudi (2011), kebijakan pemerintah dalam pengembangan

sistem informasi telah ada, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak

Page 3: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi

3

kendala-kendala dan hambatan yang dihadapi, pengembangan sistem

informasi kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah belum dapat

dimanfaatkan sepenuhnya karena keterbatasan sistem yang dikembangkan,

kemampuan daerah, dan sumber daya manusia.

Dinas Kesehatan sebagai salah satu organisasi pemerintah yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas tugas pembantuan di bidang kesehatan dan juga fungsi

merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan. Kinerja pelayanan

kesehatan dapat meningkat melalui dua fungsi di atas dipengaruhi oleh aspek

sumber daya kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan menajemen kesehatan

(Depkes, 2004). Salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja Dinas

Kesehatan Kota atau Kabupaten seperti yang disebutkan di atas adalah aspek

manajemen kesehatan, dimana Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten

mempunyai tugas mengelola data dan informasi yang diperoleh baik dari

puskesmas, rumah sakit, maupun sarana pelayanan kesehatan yang lain.

Sehubungan hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kota atau Kabupaten

membutuhkan pengelolaan sistem informasi kesehatan yang baik agar dalam

pengambilan keputusan kebijakan pemerintah bisa lebih tepat sesuai

kebutuhan daerahnya.

Hal ini seperti tertuang dalam rencana strategis Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dimana

mempunyai misi pembangunan kesehatan, salah satunnya adalah

mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu. Isu-isu strategis Dinas

Page 4: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi

4

Kesehatan Kabupaten Boyolali berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan

kesehatan pada identifikasi permasalahan sisi internal didapatkan kondisi

sistem informasi kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan masih

belum optimal. Berdasarkan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2014, untuk capaian kinerja pada

indikator “terwujudnya sistem informasi kesehatan di Dinas dan puskesmas

(SIMPUS)” menargetkan 29 puskesmas sudah SIMPUS dan terealisasi 29

puskesmas, sedangkan sistem informasi kesehatan Dinas Kesehatan

Kabupaten Boyolali belum ada pada rencana strategis tahun 2011-2015.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun

2011 tentang Organisasi Tata Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali

tentang Dinas Kesehatan maka dalam melaksanakan tugasnya Dinas

Kesehatan Kabupaten Boyolali mempunyai unsur satu sekretariat dan empat

bidang yaitu bidang pelayanan kesehatan, bidang pencegahan, pemberantasan

penyakit, dan penyehatan lingkungan, bidang pengembangan sumber daya

kesehatan, bidang promosi kesehatan dan penunjang. Diantara empat bidang

yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, pada bidang pelayanan

kesehatan terdapat paling banyak program-program yang menjadi indikator

keberhasilan dalam MDG’s, dimana pada tahun 2014 program-programnya

adalah menurunkan angka kematian ibu 95%, menurunkan angka kematian

bayi 8,2%, cakupan kunjungan bayi 90%, cakupan pelayanan anak balita

90%, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100%, cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

Page 5: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi

5

kebidanan 94%, cakupan pelayanan nifas 90%, cakupan neonatus dengan

komplikasi yang ditangani 85%, persentase penderita jiwa pasung dirujuk ke

rumah sakit jiwa dan diobati sampai sembuh 100%.

B. Masalah Penelitian

Melihat latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah bagaimana analisis kebutuhan perencanaan sistem Informasi kesehatan

pada bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan pada

bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan analisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan

pada seksi kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

b. Melakukan analisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan

pada seksi gizi.

c. Melakukan analisis kebutuhan perencanaan sistem informasi kesehatan

pada seksi kesehatan dasar khusus dan rujukan.

Page 6: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali

Sebagai bahan masukan dan rekomendasi dalam pelaksanaan Sistem

Informasi Kesehatan (SIK) Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali agar

ke depannya sistem informasi kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten

Boyolali bisa menampung data dan menampilkan informasi sesuai

kebutuhan yang diharapkan.

2. Bagi institusi pendidikan

Bisa bermanfaat untuk menambah referensi di perpustakaan.

3. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam mengembangkan

penelitian lebih lanjut sehingga bisa memberikan manfaat.

4. Bagi masyarakat

Masyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan informasi terhadap

kesehatan.