1. pendahuluan - repository.uksw.edu · reputasi auditor, nilai tambah yang didapat dari penambahan...
TRANSCRIPT
-
1
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, seharusnya
memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan
informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu
perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala rasio atau tingkat keamanan
dari semua obligasi yang diterbitkan. Peringkat obligasi menjadi penting
karena bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan, menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan dan menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang.
Sebelum ditawarkan, obligasi seharusnya diperingkat oleh suatu
lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat
obligasi adalah lembaga independen, obyektif dan dapat dipercaya yang
memberikan informasi pemeringkat skala resiko, dan didalamnya terdapat
sekuritas obligasi yang berfungsi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan
suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan
suatu perusahaan dalam hal membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Dan bagi pemilik modal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi
tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.
Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat efek, yaitu PT
PEFINDO dan PT Moody’s Indonesia. Perbedaan kedua agen tersebut adalah
dalam hal obyek penilaian. Obyek PEFINDO hanya memperingkat efek utang
dan perusahaan, sedangkan Moody’s Indonesia memberikan jasa pelayanan
-
2
pemeringkat bond, commercial paper, collateralized bond, dan general
obligation (Raharjo, 2003).
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih
banyak yang menggunakan jasa PEFINDO untuk memperingkat obligasi yang
akan diterbitkan. Pemilihan PEFINDO diharapkan dapat memberikan
informasi yang relevan karena sebagian perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia menggunakan jasa pemeringkat obligasi PEFINDO yang
berarti memiliki kepercayaan terhadap agen rating tersebut atas penilaian yang
diberikan terhadap peringkat obligasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memprediksi dengan melihat dari penelitian sebelumnya faktor-faktor apa saja
yang nantinya dapat mempengaruhi peringkat obligasi dengan membaginya ke
dalam dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
variabel pertumbuhan (growth) perusahaan, profitabilitas dan likuiditas,
Sedangkan aspek non keuangan menggunakan variabel sisa umur obligasi dan
reputasi auditor, nilai tambah yang didapat dari penambahan variabel non
keuangan adalah dalam mengukur kinerja perusahaan lebih baik lagi karena
perusahaan dapat mengerti sisa umur obligasi yang harus dibayarkan, dan
kinerja perusahaan tersebut lebih terjamin karena diaudit oleh auditor
perusahaan yang baik dan terpecaya. Alasan dipilihnya variabel tersebut
karena variabel tersebut sering digunakan investor untuk mengukur atau
menilai kinerja perusahaan.
-
3
Ada beberapa penelitian menurut Sejati (2010), Almilia dan Devi
(2007), Andry (2005), yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa growth perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Almilia dan Devi (2007)
menyatakan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi
adalah growth dan rasio likuiditas yang diproyeksikan dengan current ratio.
Andry (2005) menyatakan growth, sinking fund, umur obligasi dan auditor
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel
yang mempengaruhi sangat bervariatif. Untuk itu dalam penelitian ini akan
mengintegrasi dari hasil penelitian sebelumnya yang mempengaruhi peringkat
obligasi dengan menggunakan variabel pertumbuhan (growth) perusahaan
likuiditas, profitabilitas, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dengan
periode waktu pengamatan yang beda dari penelitian sebelumnya. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi dan
diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu oleh PEFINDO periode
tahun 2008-2011.
1.2. Persoalan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya,
persoalan penelitian dalam penelitian ini adalah :
-
4
1. Apakah pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
2. Apakah Profitabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
3. Apakah Likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
4. Apakah Sisa Umur Obligasi perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
5. Apakah Reputasi auditor perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi di perusahaan manufaktur?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menguji pengaruh pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
2. Menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
3. Menguji pengaruh Likuiditas perusahaan terhadap peringkat obligasi pada
perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
4. Menguji pengaruh Sisa Umur Obligasi perusahaan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
5. Menguji pengaruh Reputasi Auditor perusahaan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.
-
5
2. Telaah Literatur dan Konsep
2.1 Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
pengakuan hutang atas pinjaman yang diberima oleh penerbit obligasi dari
pemberi pinjaman (pemodal).
2.2 Peringkat Obligasi
Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya harus
memperhatikkan peringkat obligasi (rating bond). Peringkat merupakan
sebuah pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang
bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat
dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan yaitu peluang
emitan atau peminjam akan megalami kondisi tidak mampu memenuhi
kewajiban keuangan (Foster, 1986), peringkat obligasi perusahaan
memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang
mereka minati.
Pemodal bisa menggunakan jasa pemeringkat obligasi di Indonesia
yaitu PEFINDO untuk memberikan penilaian terhadap obligasi yang beredar
untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi.
Definisi peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO adalah
sebagai berikut :
-
6
Tabel 2.1
Definisi peringkat PT. PEFINDO
SIMBOL ARTI
AAA Efek uang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko
paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor
yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai
dengan perjanjian.
AA Efek utang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah
peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor
yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif
dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak
mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.
A Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki
kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding
entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup
peka terhadap perubahan yang merugikan.
BBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah
didukung oleh kemampuan obligor yang memadai,
relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk
-
7
SIMBOL ARTI
memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan
perjanjian. Namun kemampuan tersebut dapat
diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan.
BB Efek utang menunjukkan dukungan kemampuan obligor
yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban fianncial ajangka
panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka
terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak
menentu dan merugikan.
B Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan
yang sangat lemah, walaupun obligor masih memiliki
kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya. Namun adanya perubahan keadaan
bisnis dan perekonomian yang merugikan akan
memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi
kewajiban financialnya.
CCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi
kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada
perbaikan keadaan eksternal.
D Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti
berusaha.
SUMBER : PEFINDO tahun 2004
-
8
2.3. Teori Sinyal
Teori Sinyal mengatakan adanya hubungan asimetri antara manajemen
dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan
(Raharja dan Sari, 2008).
Asimetri informasi yang diberikan oleh manajemen perusahaan
menyebabkan pihak eksternal sangat sulit membedakan antara perusahaan
yang memiliki kualitas yang tinggi atau rendah. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, pihak eksternal perusahaan yang lain seperti calon
investor sangat membutuhkan informasi tentang kondisi obligasi melalui
sinyal yang diberikan oleh manajemen atau pihak internal perusahaan dengan
menggunakan agen pemeringkat obligasi sehingga nantinya calon investor
dapat membedakan apakah obligasi setelah diinvestasikan tersebut berpotensi
gagal bayar atau tidak.
2.4. Nalar Konsep
2.4.1. Pengaruh Pertumbuhan (growth) perusahaan terhadap
Peringkat Obligasi
Pertumbuhan (growth) suatu perusahaan didasarkan pada teori sinyal
diatas, karena pihak manajemen perusahaan memberikan informasi tentang
pertumbuhan perusahaan dengan melihat nilai book to market ratio dalam
laporan keuangan perusahaan yang membagi antara nilai buku perusahaan
(book value of firm) dengan nilai pasar (market value of firm), pertumbuhan
-
9
perusahaan dikatakan baik jika nilai pasar lebih besar dari nilai buku (book
value), karena nilai pasar disini menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dari nilai jual per saham yang tinggi dan
beredar di pasar, sehingga dengan keuntungan yang didapat dari nilai jual per
saham yang tinggi, maka perusahaan pada saat itu dalam pertumbuhan yang
baik, dan memiliki modal yang baik dan besar yang didapat dari keuntungan
nilai jual per saham yang digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan
dalam jangka panjang maupun jangka pendek, sehingga secara tidak langsung
jika suatu pertumbuhan perusahaan baik maka akan berpengaruh terhadap
peringkat obligasi dan dapat memberikan peringkat obligasi yang baik.
Pottier and Sommer (1997) mengatakan bahwa pertumbuhan (growth)
perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade
yang diberikan oleh pemeringkat obligasi.
H1: Pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.4.2. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Peringkat
Obligasi
Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang tinggi dan juga untuk mengetahui efektifitas
perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki. Profitabilitas
perusahaan dihitung dan diproyeksikan dengan return on asset (ROA),
didasarkan pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan dapat
-
10
memberikan informasi melalui laporan keuangannya dengan melihat dari laba
yang tinggi dari perusahaan tersebut, dan nantinya dengan laba yang tinggi
yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk membayar dan melunasi
kewajiban jangka panjang, dan dapat digunakan sebagai pengukur risiko
default perusahaan, karena memiliki laba yang tinggi dan konsisten dari tahun
per tahun, Sehingga dapat dikatakan apabila laba perusahaan tinggi maka akan
berpengaruh terhadap peringkat obligasi, dan peringkat obligasi yang
ditimbulkan merupakan peringkat yang termasuk dalam kategori investment
grade.
Mark, K; Peter, K; and Teck-Kin, S (2001) mengatakan bahwa rasio
profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan laba, karena rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu
dan Sejati (2010) mengatakan bahwa ketika laba perusahaan tinggi maka
peringkat obligasi juga tinggi.
H2: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.4.3 Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek, biasanya diukur dengan current ratio. Didasarkan
pada teori sinyal diatas pihak manajemen perusahaan memberikan informasi
kepada calon investor dari laporan keuangan perusahaan dengan melihat
-
11
aktiva lancar perusahaan, jika perusahaan memiliki aktiva lancar yang tinggi
maka kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
dikatakan baik dan tepat waktu dan mengindikasikan bahwa perusahaan dalam
keadaan likuid, karena perusahaan akan mendapatkan pendapatan yang tinggi
melalui pemasukan dari kas perusahaan, dan nantinya dengan kas perusahaan
yang tinggi digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan,
maka secara tidak langsung akan memberikan peringkat obligasi yang
investment grade bagi perusahaan dari pemeringkat obligasi.
Burton et al (2000) mengatakan bahwa tingkat likuditas yang tinggi
akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan secara finansial sehingga akan
mempengaruhi peringkat obligasi.
H3: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.4.4 Perngaruh Sisa Umur Obligasi Perusahaan Terhadap
Peringkat Obligasi
Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1
tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih
kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo diatas
-
12
5 tahun. Semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, maka semakin tinggi
kupon dan bunganya yang harus dibayar.
Berdasarkan teori sinyal yang dikemukakan diatas pihak manajemen
perusahaan memberikan informasi kepada investor dengan melihat sisa umur
obligasi dari perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut memiliki sisa
umur obligasi yang lebih sedikit dari jatuh tempo (maturity) obligasi atau
memiliki sisa umur obligasi yang lebih panjang, karena jika sisa umur
obligasinya lebih pendek dari jatuh tempo (maturity) obligasi, maka
kemampuan perusahaan untuk melunasi sisanya dikatakan baik dibanding
dengan perusahaan yang memiliki sisa pelunasan pembayaran obligasi yang
lebih panjang dari jatuh tempo (maturity) obligasi.karena perusahaan tidak
bisa memprediksi pembayaran kupon dan bunga obligasi dan tidak mengerti
kondisi perekonomian yang sedang terjadi pada saat itu, dan investor di
Indonesia cenderung tidak menyukai obligasi dengan sisa umur yang panjang,
karena resiko yang didapat juga akan semakin besar, sehingga dapat dikatakan
jika perusahaan memiliki sisa umur obligasi pendek, maka peringkat obligasi
yang diberikan oleh pemeringkat obligasi akan masuk ke dalam kategori
peringkat obligasi yang investment grade.
Wydia Andry (2005) mengatakan bahwa perusahaan yang rating
obligasinya tinggi memiliki sisa umur obligasi yang pendek.
H4 : Sisa Umur Obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur.
-
13
2.4.5 Pengaruh Reputasi Auditor Perusahaan Terhadap Peringkat
Obligasi
Didasarkan pada teori sinyal yang telah dikemukakan diatas, pihak
manajemen perusahaan memberikan informasi kepada pihak eksternal
perusahaan berupa hasil laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh jasa
audit big four, karena jika kinerja laporan keuangan perusahaan diaudit oleh
big four maka tingkat kebenaran dan ketelitian dari laporan keuangan akan
semakin akurat dan terpercaya dan nantinya akan mempengaruhi peringkat
obligasi.
Sementara di Indonesia emiten yang kinerja laporan keuangan diaudit
oleh big four akan memberikan peringkat obligasi perusahaan yang investment
grade, karena kualitas kredit yang diinginkan oleh investor di Indonesia
maupun investor di luar negeri adalah kualitas kredit yang lebih kecil
resikonya tetapi dapat menghasilkan return atau penghasilan yang tinggi, dan
kualitas kredit yang kecil dan baik bagi perusahaan didukung dengan kualitas
audit yang akurat dan terpercaya.
Andry (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi reputasi auditor maka
semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin
kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Yang termasuk dalam
kategori auditor big four adalah Sidharta dan Sidharta yang berafiliasi dengan
KPMG, Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and
Young, Osman Ramli Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte Touche dan
Tohmatsu, Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.
-
14
H5: Reputasi Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi pada perusahaan manufaktur.
2.5. Kerangka Teoritis
+
+
+
-
+
3. Metode Penelitian
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2008-2011 yang menerbitkan obligasi dan diperingkat oleh lembaga
pemeringkat obligasi yaitu oleh PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperingkat oleh
PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).
Growth (H1)
Profitabilitas (H2)
Likuditas (H3)
Sisa Umur Obligasi (H4)
+++
=+ Reputasi Auditor (H5)
Peringkat Obligasi
(Y)
-
15
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut :
1. Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008 – 2011.
2. Obligasi tersebut diperingkat dan dicatat oleh Pemeringkat Efek
Indonesia (PEFINDO) tahun 2008-2011 .
3. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
keuangan tahunan secara rutin, terperinci dan memiliki kelengkapan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk tahun 2008-2011.
Tabel 3.1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Akumulasi
Perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
BEI
153 153
Obligasi perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun
2008-2011
95 68
Obligasi perusahaan manufaktur
yang tidak diperingkat oleh
PEFINDO tahun 2008-2011
50 18
Tidak menerbitkan laporan
keuangan yang rinci dan
lengkap untuk penelitian ini
tahun 2008-2011
4 14
Jumlah Obligasi perusahaan
manufaktur yang terdaftar dan
diperingkat oleh PEFINDO
tahun 2008-2011
4 14
-
16
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia, Indonesia Bond Market dan
juga data dari Indonesia Capital market Direcotry (ICMD) tahun 2008 – 2011.
Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Studi Dokumentasi yaitu laporan keuangan, artikel-artikel, dan
prospektus dari sampel yang akan diteliti.
3.3. Pengukuran Variabel
Variabel Dependent (Y)
Peringkat Obligasi Klasifikasi Peringkat Kategori Peringkat
IdAAA 7 Investment
idAA+ 6 Investment
IdAA 6 Investment
idAA- 6 Investment
idA+ 5 Investment
IdA 5 Investment
idA- 5 Investment
idBBB+ 4 Investment
IdBBB 4 Investment
idBBB- 4 Investment
idBB+ 3 Speculative
IdBB 3 Speculative
idBB- 3 Speculative
idB+ 2 Speculative
IdB 2 Speculative
idB- 2 Speculative
idCCC+ 1 Speculative
IdCCC 1 Speculative
idD atau SD 1 Speculative
Sumber: Setyaningrum (2005)
-
17
Variabel Independent (X)
Skala pengukuran untuk variabel keuangan menggunakan rasio seperti
variabel growth perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan,
sedangkan untuk variabel non keuangan menggunakan variabel dummy seperti
sisa umur obligasi dan reputasi auditor.
Pertumbuhan (growth) Perusahaan (X1)
Variabel pertumbuhan (growth) perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan penelitian Wydia Andry (2005) yang melihat
growth berdasarkan kesempatan bertumbuh (growth oppurtunities) perusahaan
yang diukur dengan book to market ratio.
Book To Market= Book Value of Firm
Market Value of Firm
Profitabilitas Perusahaan (X2)
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
return on total asset (ROA). Arvian (2012)
Return On Total Asset= Laba Bersih
Total Aktiva
Likuditas Perusahaan (X3)
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
current ratio.
Current Ratio= Aktiva Lancar
Hutang Lancar
-
18
Sisa Umur Obligasi (X4)
Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan
variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika
obligasi mempunyai sisa umur antara 1-5 tahun dan 0 jika obligasi
mempunyai sisa umur lebih dari lima tahun. Almilia dan Devi (2007),
Magreta dan Poppy (2009).
Reputasi Auditor (X5)
Skala pengukuran menggunakan skala nominal karena merupakan
variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberi nilai 1 jika laporan
keuangan diaudit oleh big four dan 0 jika laporan keuangan tidak diaudit oleh
big four. Almilia dan Devi (2007), Magreta, Poppy Nurmayati (2009)
3.4. Model Penelitian
Logit (p1+ p2+ …..pk) = a 1+ β’X1 + β’X2 + β’X3 + β’X4 + β’X5 + ε
Keterangan :
P: Probabilitas Peringkat Obligasi
P1 = idD- idCCC+
P2 = idB- - idB+
P3 = idBB- - idBB+
P4 = idBBB- - idBBB+
P5 = idA- - idA+
P6 = idAA- - idAA+
-
19
P7 = idAAA
a : Konstanta
β : Koefisian Regresi
X1 : Pertumbuhan perusahaan (growth)
X2 : Profitabilitas
X3 : Likuiditas
X4 : Umur Obligasi
X5 : Reputasi Auditor
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
ordinal logistic regression. Model ini digunakan karena variabel terikat dari
penelitian ini berbentuk kategorial.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Independen
Keterangan Kode Frekuensi Persentasi Kode Frekuensi Persentasi
Sisa Umur
Obligasi
0 (< 5
tahun)
6 10,71% 1 (1-5
tahun)
50 89,29%
Reputasi
Auditor
0 (non
big
four)
20 35,71% 1 (big
four)
36 64,29%
-
20
Keterangan Minimum Maximum Rata-rata Deviasi
standar
Book to market
(Growth)
0,00 4706,79 490,84 1049,60
ROA
(Profitabilitas)
0,00 3,41 0,26 0,68
CR (Likuiditas) 0,88 8,84 2,09 1,19
Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberi
informasi tentang karakteristik variabel independen peringkat obligasi. Tabel
diatas menunjukkan bahwa untuk variabel pertumbuhaan (growth)
perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan nilainya cenderung kearah
nilai maksimumnya dan memiliki rata-rata untuk pertumbuhan perusahaan
sebesar 490,84%, profitabilitas perusahaan sebesar 0,26%, dan likuiditas
perusahaan sebesar 2,09x.
Untuk variabel sisa umur obligasi, frekuensi dan presentase yang paling
tinggi terletak pada kode 1 yaitu sisa umur obligasi yang antara1 sampai
dengan 5 tahun dengan nilai frekuensi sebanyak 50 dari 56 jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini, dan dari 14 perusahaan manufaktur yang
dijadikan sampel hampir semuanya memiliki sisa pelunasannya yang pendek
dari jatuh tempo obligasinya yaitu antara 1-3 tahun, yang berarti perusahaan
tersebut didukung dengan kemampuan finansial yang memadai dan
pertumbuhan perusahaan yang tinggi serta perusahaan tersebut memiliki
aktiva lancar yang tinggi juga yang digunakan untuk melunasi kewajiban
jangka pendeknya terlihat dari nilai current ratio sebesar 2,09x, nilai ini diatas
dari nilai rata-rata industri menurut Kasmir (2008: 208) sebesar 2x, dan juga
-
21
dapat dilihat dari profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan yang nilainya
condong kearah nilai maksimum. Untuk variabel reputasi auditor, frekuensi
dan persentase yang tertinggi terletak pada kode 1 yaitu laporan keuangan
perusahaan yang diaudit oleh big four dengan frekuensi sebanyak 36 dari 56
sampel yang ada dalam penelitian ini, dan dari 14 perusahaan manufaktur
yang dijadikan sampel hampir semuanya menggunakan jasa audit dan
memiliki kepercayaan yang tinggi akan kualitas audit yang disajikan oleh big
four diantaranya Ernst and Young, Deloitte Touche, dan Pricewaterhouse
Coopers terlihat dari nilainya yang condong kearah maksimum dari masing-
masing variabel growth, roa, dan current ratio terhadap peringkat obligasi.
2. Case Processing Summary
3.
Tabel 4.2
Case Processing Summary
N
Marginal
Percentage
Peringkatobli IdD-CCC+ 4 7.1%
IdBB--BB+ 1 1.8%
IdBBB--BBB+ 8 14.3%
IdA--A+ 22 39.3%
IdAA-AA+ 13 23.2%
IdAAA 8 14.3%
Valid 56 100.0%
Missing 0
Total 56
-
22
Berdasarkan tabel case processing summary dapat dilihat bahwa jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 56 sampel dari 14
perusahaan manufaktur dikali dengan waktu pengamatan selama 4 tahun dari
2008-2011 dengan perincian peringkat obligasi 1(idD-CCC+) sebanyak 4
sampel, peringkat obligasi 3(idBB- - BB+) sebanyak 1 sampel, peringkat
obligasi 4(idBBB- -BBB+) sebanyak 8 sampel, peringkat obligasi 5(idA- -
A+) sebanyak 22 sampel, peringkat obligasi 6(idAA- - AA+) sebanyak 13
sampel, dan peringkat obligasi 7(idAAA) sebanyak 8 sampel.
3. Hasil Analisis
Hasil pengujian dengan menggunakan ordinal logistic regression sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Estimates (β) Signifikansi
Threshold [peringkat obligasi = 1]
[peringkat obligasi = 3]
[peringkat obligasi = 4]
[peringkat obligasi = 5]
[peringkat obligasi = 6]
-5,590
-5,148
-2,604
-,239
1,139
,000
,000
,000
,678
,065
Book To Market Ratio ,000 ,520
Return On Asset -,615 ,281
Current Ratio -,110 ,649
Sisa Umur Obligasi -3,930 ,003*
Reputasi Auditor ,1,515 ,019*
Model Final Fitting ,000
R-square
McFadden ,178
Keterangan: * = Signifikan (< α= 0,05)
-
23
Berdasarkan hasil di atas model persamaan ordinal logistic regression
(PLUM) sebagai berikut:
Logit (p1+p3+p4…+p6) = 1,139 + 0,000X1 – 0,615X2 – 0,110X3 – 3,930X4 +
1,515X5
Keterangan:
P1 = Probabilitas peringkat obligasi sangat buruk
P3 = Probabilitas peringkat obligasi buruk
P4 = Probabilitas peringkat obligasi cukup baik
P5 = Probabilitas peringkat obligasi baik
P6 = Probabilitas peringkat obligasi sangat baik
X1= Book To Market
X2= ROA
X3= Current Ratio
X4= Sisa Umur Obligasi
X5= Reputasi Auditor
Misal pengaruh variabel X4 (Sisa Umur Obligasi) terhadap peringkat
obligasi dapat diinterpretasikan sebgai berikut: (X4=1 dan variabel
independen lainnya =0) maka:
P1 = Exp(-5,590-3,930) = 0,00007337
1+Exp(-5,590-3,930)
-
24
P1 + P3= Exp(-5,148-3,930) = 0,00011415
1+Exp(-5,148-3,930)
Jadi p3 = 0,00011415-0,00007337= 0,00004078
P1 +P3+P4 = Exp(-2,604-3,930) = 0,001401803
1+Exp(-2,604-3,930)
Jadi p4 = 0,001401803-0,00004078= -0,01406596
P1+P3+P4+P5 = Exp(-0,239-3,930) = 0,015467763
1+Exp(-0,239-3,930)
Jadi p5 = 0,015467763-0,001401803= 0,01406596
P1+P3+P4+P5+P6 = Exp(1,139-3,930) = 0,061359938
1+Exp(1,139-3,930)
Jadi p6 = 0,061359938-0,015467763= 0,045892175
Dimana exp = exponensial (e) = 2,71828
Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan
sampel masing-masing memiliki sisa umur pelunasan obligasi yang lebih
pendek dari jatuh tempo obligasi (maturity) yaitu antara 1-5 tahun dan
berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menurunkan probabilitas
peringkat obligasi sangat buruk sebesar 0,0073%, probabilitas buruk sebesar
0,004078%, probabilitas cukup baik dan baik sebesar 1,40%, dan menurunkan
probabilitas peringkat obligasi sangat baik sebesar 4,59%.
-
25
Pengaruh variabel X5 (Reputasi Auditor) terhadap peringkat obligasi
dapat diintrepetasikan sebagai berikut: (X5=1, dan variabel independen
lainnya 0):
P1= Exp(-5,590+1,515) = 0,016992261
1+Exp(-5,590+1,515)
P1+P3= Exp(-5,418+1,515) = 0,020181329
1+Exp(-5,418+1,515)
Jadi p3= 0,020181329-0,016992261= 0,003189068
P1+P3+P4= Exp(-2,604+1,515) = 0,336553124
1+Exp(-2,604+1,515)
Jadi p4= 0,336553124-0,020181329= 0,316371795
P1+P3+P4+P5= Exp(-0,239+1,515) = 3,582278827
1+Exp(-0,239+1,515)
Jadi p5= 3,582278827-0,336553124= 3,245725703
P1+P3+P4+P5+P6= Exp(1,139+1,515) = 14,21074281
1+Exp(1,139+1,515)
Jadi p6= 14,21074281-3,582278827= 10,62846399
-
26
Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan
sampel dalam menyusun laporan keuangannya menggunakan jasa audit big
four berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menaikkan probabilitas
peringkat obligasi sangat buruk sebesar 1,70%, probabilitas buruk sebesar
3,19%, probabilitas cukup baik sebesar 31,63%, probabilitas baik sebesar
3,24% dan menaikkan probabilitas sangat baik sebesar 10,63%.
Model dalam penelitian ini dikatakan fit jika nilai signifikansinya
kurang dari α=< 0,05, sementara dalam tabel diatas nilai signifikannya 0,000
berarti model penelitian ini dengan menggunakan variabel book to market,
roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dikatakan fit atau
cocok.
Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang dihasilkan oleh variabel
yang terkait dalam model penelitian ini dengan variabel lain yang tidak terkait
dapat dilihat dari nilai McFadden yang dilihat dari R-square dalam tabel diatas
yaitu sebesar 0,178 atau 17,8%, yang artinya sebanyak 17,8% variasi
peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variabel yang terkait yaitu book to
market, roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor, dan 82,2%
dijelaskan oleh variabel yang tidak terkait dalam model penelitian ini.
4.2 Pembahasan
Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi ditolak. Pada
-
27
umumnya dengan pertumbuhan (growth) perusahaan yang baik akan
memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Namun growth
perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari kesempatan
bertumbuh (growth opportunities) saja yang baik, tetapi juga dapat dilihat dari
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari tingkat
penjualan bersih atau dengan kata lain dalam mengukur growth perusahaan
bisa melihat dari net profit margin, jika suatu perusahaan memiliki net profit
margin yang tinggi, maka secara langsung perusahaan tersebut akan memiliki
pertumbuhan yang baik, dan nantinya dengan memiliki pertumbuhan yang
baik kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban baik jangka pendek
maupun jangka panjang dikatakan baik, dan dapat menghasilkan peringkat
obligasi yang investment grade. Kemungkinan lainnya dalam penelitian ini
hasil tidak signifikan disebabkan waktu atau periode pengamatan yang
berbeda dengan penelitian seblumnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Arvian (2012).
Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang
diukur dengan ROA berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak.
Hal ini terbukti bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi tidak
memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, hal ini disebabkan perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini tidak membukukan laba bersih
secara konstan, terlihat pada grafik dibawah ini:
-
28
Karena dalam grafik diatas terlihat dari kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih yang diukur dengan ROA dari tahun 2008-2011
cenderung berfluktuasi dan tidak stabil, sehingga menyebabkan sulitnya
menilai resiko obligasi hanya sekedar dilihat dari profitabilitas perusahaan
saja, hal ini berdampak pada tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap
peringkat obligasi. Dan bagi calon investor sebaiknya mengabaikan sinyal
tentang profitabilitas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Alimilia
dan Vieka (2007), Sejati (2010) dan Arvian (2012).
Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan yang diukur
dengan current ratio berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak.
Hal ini membuktikan bahwa meskipun current ratio yang dimiliki oleh
perusahaan tinggi, tidak menjamin bahwa akan memberikan peringkat obligasi
yang baik terhadap perusahaan penerbit obligasi, karena dalam penelitian ini 4
perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel tidak dapat membukukan
keuntungan perusahaan melalui laba bersih yang konsisten dan stabil terlihat
pada grafik ROA diatas pada pembahasan hipotesis 2, karena likuiditas
perusahaan tidak hanya didukung dengan aktiva lancar yang tinggi, tetapi juga
didukung oleh kemampuan membukukan atau memberikan keuntungan bagi
-
29
perusahaan dari tahun ke tahun yang konsisten dan stabil melalui laba yang
tinggi, sebab perusahaan tidak hanya berorientasi untuk pembayaran jangka
pendek saja, tetapi juga berorientasi pembayaran untuk jangka panjang. Ini
mengindikasikan bahwa secara umum likuiditas perusahaan tidak
diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi, dan bagi calon investor
sebaiknya mengabaikan sinyal atau informasi yang diberikan oleh pihak
manajemen tentang likuiditas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Magreta, Poppy Nurmayati (2009), dan Sejati (2010).
Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa sisa umur obligasi perusahaan
berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti semakin
sedikit sisa umur obligasinya dari jatuh tempo (maturity) obligasi yaitu sisa
pelunasan pembayaran obligasi yang kurang dari 5 tahun, akan berpengaruh
terhadap peringkat obligasi, karena karakteristik perusahaan manufaktur di
Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hampir semuanya
memiliki sisa umur obligasi yang lebih sedikit yaitu antara 1-3 tahun dari jatuh
tempo obligasi, bahkan ada perusahaan yang tinggal 1 tahun seperti
perusahaan Indofood Sukses Makmur,Tbk, karena dengan memiliki sisa umur
obligasi yang lebih kecil dari jatuh tempo obligasi, resiko yang dihadapi oleh
perusahaan juga akan semakin kecil, dan bagi PEFINDO hendaknya
memperhatikan informasi tersebut, sehingga dapat dijadikan pedoman atau
acuan sebelum memberikan peringkat obligasi terhadap perusahaan tersebut,
karena kencenderungan investor di Indonesia lebih menyukai obligasi yang
memiliki sisa umur yang lebih pendek serta resiko yang dihadapi kecil, tetapi
-
30
dapat menghasilkan return yang tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Andry (2005) dan Adhi (2012).
Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa reputasi auditor perusahaan
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti emiten di
Indonesia memberikan kepercayaan yang penuh terhadap kualitas audit yang
diberikan oleh KAP big four, karena anggapan para emiten bahwa perusahaan
yang menggunakan jasa audit big four dalam mengaudit laporan keuangannya,
maka kualitas audit yang diberikan akurat dan terpercaya, serta dapat
mengurangi resiko perusahaan mengalami default atau kebangkrutan. Dan
KAP yang ada di Indonesia umumnya sudah berafiliasi dengan KAP big four
yang berada di luar negeri seperti Sidharta yang berafiliasi dengan KPMG,
Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja dengan Ernst and Young, Osman Ramli
Satrio dengan Deloitte Touche and Tohmatsu, dan Haryanto Sahari yang
berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers, ini berarti KAP big four yang
berada di luar negeri memiliki reputasi yang baik, dan dalam mengaudit
laporan keuangan perusahaan tingkat keakuratan dan kepercayaan tidak
diragukan lagi, dan nantinya bagi calon investor akan melihat ini sebagai
pedoman atau acuan untuk berinvestasi obligasi, selain melihat dari kualitas
jasa audit yang diberikan oleh big four, calon investor juga harus
memperhatikan opini auditor dari big four karena itu juga penting untuk
dijadikan penilaian untuk berinvestasi obligasi. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005).
-
31
5. PENUTUP
5.1. Simpulan
Sesuai dengan pembahasan dan hasil uji hipotesis diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini mengintegrasi dari penelitian sebelumnya
dengan melihat pengaruh faktor akuntansi yaitu pertumbuhan (growth)
perusahaan, profitabilitas perusahaan, serta likuiditas perusahaan dan faktor
non akuntansi berupa sisa umur obligasi dan reputasi auditor terhadap
peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi
PEFINDO, dan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis ordinal
logistic regression (PLUM) dan hasil dari penelitian ini hanya faktor non
akuntansi yaitu sisa umur obligasi dan reputasi auditor yang berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi pada 14 perusahaan manufaktur yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2011.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dialami penulis dalam penyusunan kertas
kerja adalah sebagai berikut:
1. Di dalam penelitian ini faktor-faktor yang digunakan masih
menggunakan acuan dari penelitian sebelumnya, karena Pefindo
sendiri tidak dapat memberikan informasi secara eksplisit serta
rinci tentang faktor-faktor apa saja yang digunakan untuk
-
32
melakukan penilaian oleh pefindo dalam mengeluarkan peringkat
obligasi.
2. Dalam penelitian ini likuiditas perusahaan yang diukur dengan
current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi.
3. Untuk variabel reputasi auditor dalam penelitian ini hanya melihat
berdasarkan kualitas audit yang diberikan oleh jasa audit big four
dan non big four.
5.3. Saran Penelitian Selanjutnya
Dari keterbatasan penelitian yang dikemukakan diatas, penulis memberi
saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih memahami lagi
tentang karakteristik Pefindo, mungkin Pefindo dalam
memberikan penilaian terhadap peringkat obligasi tidak
berdasarkan faktor keuangan maupun non keuangan, tetapi
melihat dari segi kemampuan perusahaan dalam hal membayar
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dan melihat
apakah perusahaan tersebut mengalami kondisi default atau
kebangkrutan, bisa menggunakan skala pengukuran Altman Z
Score untuk melihat kondisi perusahaan tersebut.
2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya proksi atau skala
pengukuran yang digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan
-
33
bisa menggunakan cash ratio, karena rasio ini menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mendapatkan
keuntungan dari kas perusahaan, karena yang dipertimbangkan
oleh investor obligasi adalah ketersediaan uang kas yang baik dan
tinggi yang digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek
perusahaan.
3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya apabila masih
menggunakan reputasi auditor sebagai variabel di dalamnya tidak
hanya dilihat dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh big
four, tetapi perlu dilihat dan ditambahkan juga dari segi opini
auditornya, karena opini auditor jauh lebih penting untuk melihat
kondisi resiko perusahaan gagal bayar dari oblligasinya daripada
hanya melihatnya dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh
big four.
-
34
DAFTAR PUSTAKA
Andry, Widya, 2005, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi”, Jurnal Buletin Ekonomi dan Moneter dan
Perbankan, Vol. 8, No. 2, September.
Almilia, Luciana Spica, dan Vieka Devi, 2007, “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, SMART November.
Bursa Efek Surabaya. 2006. Obligasi. www.google.com. 05 Oktober 2012.
Burton, B: Mike, A; dan hardwick, P. 2000, The Determinants of Credit
Ratings in United Kingdom Insurance Industry.
Dyah, Setyaningrum, 2005, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2 Juli-Desember (2005;
73-102).
Foster, George. 1986, Financial Statement Analysis, Prentice Hall International,
Inc.
Grace Putri Sejati, 2010, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan manufaktur”, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Vol. 17, No. 1, Hal: 70-78, Januari-April.
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19, Cetakan V, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2008.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.
http://www.google.com/
-
35
Magreta dan Poppy Nurmayati, 2009, ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non
Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11, No. 3, Desember
(2009; 143-154).
Mark, K; Peter, K; dan Teck-kin, S.2001, Combining Bond Ratting Forecasts
Using Logit, The Financial Review, pp 75-96.
Pottier, Steven W, and David W Sommer, 1997, “Agency Theory and Life Insurer
Ownership Structure”. The Journal of Risk Ang Insurance, Vol. 64,
No. 3.
Pandutama, Arvian, 2012, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi pada Perusahaan Manufaktur Di BEI”, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 4, Juli.
Prabowo, Adhi, 2012, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Perusahaan GO Publik Yang Listing Di BEI Periode Tahun 2007-2010”,
Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Februari.
Raharjo, Sapto, 2003, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.