1 t analysis taxation analysis - cita
TRANSCRIPT
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
2
Peran CITA dalam mengawal pemilihan Dirjen Pajak
sejak 2014 hingga sekarang…
2014 2019
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Skema
3
Masalah
dan
tantangan
Kompeten
Mumpuni
Integritas
Network
Leadership
Figure??
Perubahan paradigma
Transformasi kelembagaan
Strategi intensifikasi
Semi Autonomous Revenue
Authority
KriteriaSolusi
alternatif
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
4
Posisi Dirjen Pajak dalam Semesta Sistem Perpajakan
pengusaha
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
6
Kinerja Penerimaan Pajak dalam 30 tahunTerakhir
Sumber: Kementerian Keuangan
Kinerja Penerimaan Pajak Jangka Panjang
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
7
0
20
40
60
80
100
120
-20,00%
-10,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
yoy average annual West Texas Intermediate (WTI) crude oil prices
Masih pro-cyclical, mengikuti tren harga komoditas….
Sumber: Kementerian Keuangan (Penerimaan PPN dan PPH); St. Lous Fed (Harga Minyak Dunia)
10,8%
57,5%
10,0% 11,6%16,0% 14,0%
21,3%16,4%
27,2%29,8%
44,4%50,2%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
Jan Feb Mar April Mei Juni
y-o-y pajak 2018 y-o-y WTI Crude oil 2018
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
8
94,39% 95,01%
97,38%
94,46%92,54% 91,85%
81,90% 81,60%
89,68%
92,41%
-4,55%
15,23%
18,31%
12,52%
10,17%
6,95%7,61%
4,32% 4,10%
14,32%
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
70,00%
75,00%
80,00%
85,00%
90,00%
95,00%
100 ,00%
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
% capaian penerimaan pajak terhadap target
Pertumbuhan penerimaan pajak (yoy)
Sumber: DJP, diolah
10 tahun terakhir, target pajak tidak pernah tercapai….
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
9
Struktur Perpajakan: PPh non migas dominan…
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 outlook
2019
RAPBN
2020
96,567 140,398 165,64 194,3 250 267,5 298,17 358,01 381,6 417,69 459,084552,63
630,12 596,89686,8
761,1872,5
102,57101,3
123154
209 193230,6
277,79337,58
384,71408,82
423,71412,27 480,73
538,2
592,8
685,9
14,67716,2
20,923,7
25,4 24,328,5
29,89
29
25,323,47
29,25919,44
16,77
19,4
18,9
18,6
1,872,05
2,82,74
3,03 3,113,97
3,93
4,24,93
6,2
5,5688,1 6,75
6,8
7,3
7,9
22,9435,143
43,1944,01
77,02 50,0458,87
73,09
83,4
88,7487,44
49,67136,1
49,96
64,7
57,4
55
41,949,81
51,00365,578
87,59475,39
95,1
131
144,7
155,9161,7
179,581273179
192,5
205,5
205,6
221,9
PPh Non Migas PPN/PPnBm PBB Pajak Lainnya PPh Migas kepabeanan dan cukai
Sumber: DJP
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
27,42 31,639,4
51,7 52,1 55,366,74
79,5990,16
105,625114,5
109,64117,74
134,92
2,85 4 4 5 4,4 4,6 4,9 5,5 6,83 7,2 8,5 11,3516,19 18,0113,53 13,1 16,6
25,119,2 23,6 28,29 31,6 36,33 39,5 40,3 37,98
43,1554,72
13,09 15,4 15,7 18,1 16 16,3 18,7 20,3 22,2 25,5 27,9 29,14 33,7339,74
1,6 1,8 1,6 3,6 3,3 3,6 3,2 3,7 4,38 4,7 8,3 5,31 7,83 9,41
51,4
65,1
80,8
106,4
120,3131,5
154,6 152,13 154,29149,3
185,2
171,6
208,99
254,02
8,9 10,5 14,6 14,6 18,4 23 27,23 24,61 27,9839,4
48,243,23
50,8858,86
21,9 24,1 21,6 25,233,8
40,150,812
60,3871,56
87,3
119,7 117,68106,33
115,46
0
50
100
150
200
250
300
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PPh 21 PPh 22
PPh 22 Impor PPh 23
PPh 25/29 OP PPh 25/29 badan
PPh 26 PPh Final
10Sumber: DJP, diolah
Tantangan Struktur penerimaan PPh: Penerimaan PPh
Orang Pribadi masih rendah…
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
11
Waspadai, pertumbuhan pajak s.d.Agustus 2019 hanya 0,21% (yoy)
Sumber: APBN KITA
Menurunnya kinerja penerimaan pajak disebabkan oleh:
Tren penurunan harga komoditas yang memukul kinerja
penerimaan pajak yang selama ini masih mengandalkan
kenaikan harga komoditas.
Tahunn politik yang berpengaruh terhadap penundaan
keputusan bisnis dan investasi.
598,6 592,608620,840
686
799,46 801,16
-1,00%
4,76%
10,50%
16,54%
0,21%
-2,00%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
14,00%
16,00%
18,00%
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Jan-Agu 2014 Jan-Agu 2015 Jan-Agu 2016 Jan-Agu 2017 Jan-Agu 2018 Jan-Agu 2019
penerimaan pajak (Rp triliun) yoy
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
12
Penerimaan per jenis pajak Jan-Agu 2019
42,03
817
541,8
27,0639,42
454,78
288
18,94
PPh migas PPh non migas PPN dan PPnBM PBB dan Pajak
Lainnya
Jan-Agu 2018
Jan-Agu Juli 201916,36%
10,63%
23,34%
15,35%
21,13%
0,64%
9,22%
-6,47%
26,45%
-4,26%Jan-Agu 2018 Jan-Agu Juli 2019
PPh pasal 21 PPh badan
PPh 25/29 OP PPN dalam negeri
Pajak atas imporSumber: APBN KITA
PPh non migas yang tumbuh 3,97% (yoy) masih
menjadi sumber utama penerimaan pajak (57%
dari total penerimaan pajak)
Lebih lanjut, penerimaan PPh non migas masih
masih ditopang oleh PPh Pasal 21 sebesar
Rp102,13 T
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
13
Bagaimana dengan kinerja pajak sektoral…?
-4,80%
1,50%
7,70%
-1,50%
21%
-16,30%
13,40%
26,70%
5,70%10,30% 11,00%
71,60%
Industri
pengolahan
perdagangan Jasa keuangan konstruksi dan
real estat
transportasi
dan
pergudangan
pertambangan
Growth penerimaan pajak per sektor
growth Jan-Agu 2019 growth Jan-Agu 2018
215,58
155,12
108,33
48,232,59
40,21
28,9%
20,8%
14,5%
6,5%
4,4%5,4%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
35,0%
0
50
100
150
200
250
Industri
pengolahan
perdagangan Jasa keuangan konstruksi dan
real estat
transportasi dan
pergudangan
pertambangan
Realisasi dan Kontribusi Pajak sektoral
realisasi penerimaan (Rp triliun)
kontribusi
Sektor transportasi dan pergudangan dan sektor
jasa keuangan menunjukkan kinerja yang lebih baik
jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu.
Sektor industri pengolahan yang merupakan kontributor
terbesar justru tumbuh melambat yakni -4,89% (yoy) jika
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (2018:
13,4% (yoy)).
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
14
743
836
921
985
10601105,81
1151,1
1315,9
1437,5
1639,9
12,52%
10,17%
6,95%
7,61%
4,32%4,10%
14,32%
9,24%
14,08%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
14,00%
16,00%
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
LKPP 2011 LKPP 2012 LKPP 2013 LKPP 2014 LKPP 2015 LKPP 2016 LKPP 2017 LKPP 2018 Outlook 2019 RAPBN 2020
Penerimaan pajak (Rp triliun) yoy
Target Pajak 2020 terlalu optimistik di tengah stagnasi…
24,39%
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
15
298,54 358 425 571 545 628 743 836 921 985 1060 1105,81 1151,1 1315,9 1437,5 1639,9
2774,2813339,216
3950,893
5414,8416011,375
6864,1337831,726
8615,7049546,133
10569,70511531,716
12406,80913588,8
14837,4
16087
17454,54
10,76% 10,72% 10,76%10,55%
9,07% 9,15%
9,49%9,70% 9,65%
9,32%9,19%
8,91%
8,47%
8,87% 8,94%
9,40%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
0,00
5.000 ,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 outlook
2019
RAPBN
2020
penerimaan pajak PDB % penerimaan pajak trhdp PDB
% penerimaan pajak terhadap PDB
Sumber: DJP, diolah
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
16
TantanganTax ratio: Indonesia terendah dibandingkan negara Asia
lainnya…
6,0%
9,9%
11,6%
12,2%
13,1%
14,2%
14,8%
14,8%
15,4%
15,8%
22,2%
Myanmar
Indonesia
Jepang
Laos
Malaysia
Filipina
Thailand
Singapura
Korea
Selatan
Kamboja
Australia
Perbandingan Tax Ratio antar negara, 2017
Sumber: world bank, diolah
13,84%13,95%
13,56%
13,08%
11,59%
10,84%10,67%
11,42%
11,10%
11,60%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 outlook
2019
APBN
2020
Tax Ratio Indonesia
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
1.618,1
(APBN 2018)
1.786,4
(APBN 2019)
2018 2019
Perubahan target penerimaan perpajakan
dalam APBN 2019
1643,1
(outlook 2019)
10,40%
1,55% 1.786,4
(APBN 2019)1865,7
(APBN 2020)
2019 2020
Perubahan target penerimaan
perpajakan dalam APBN 2020
1643,1
(outlook
2019)
13,54%
4,43%
Sumber: Kemenkeu, diolah
Proyeksi Pertumbuhan terlalu tinggi, rawan shortfall dan defisit
melebar….
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
18
Isu sustainabilitas: Tahun ini akan kembali mengalami
shortfall…
Realisasi optimis
Realisasi Pesimis
Penerimaan pajak hingga akhir
desember diperkirakan mampu
terealisasi antara Rp1.399,17
T – Rp 1.351,18 T atau
85,66% - 88,70% dari target
dalam APBN.
Dengan demikian, penerimaan
pajak diperkirakan kembali
mengalami shortfall antara Rp
178,39 T – Rp 226,38 T.
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
19
Target APBNRp 1.500 T
Potensi
Pajak
Rp 2000 T
RealisasiRp 1000 T
Extra EffortRp 500 T
intensifikasi
Tax
GapRp 1000 T
Extra Effort vsTax Gap
Unregistered
gap
Non-filing
gap
Underreporting
gap
Underpayment
gap
ekstensifikasi
Ket: angka di atas hanya ilustrasi
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Permasalahan
20
Sudah ada Tax Amnesty
Sudah ada AEoI (termasuk domestik)
Perlu integrasi data supaya dapat diidentifikasi, profiling, dan tindak lanjut dengan efektif
Akurasi data melalui bantuan teknologi akan mengurangi dispute dan mendorong kepatuhan
Momentum dan peluang membalikkan pro-cyclical ke counter-cyclical demi sustainabilitas
Mendorong keadilan (equity) dan kesetaraan (equality) melalui pajak berdasarkan prinsip ‘ability to pay’
Logika sistem perpajakan “identity dikawinkan dengan activity”
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
22
Fiscal policy as a stabilisation tool
Trade-off between stabilization and
sustainability
Moving beyond economic growth
Fiscal policy in an uncertain
environment
First Shift Second Shift Third Shift Fourth Shift
Shifts in International Thinking
On Fiscal Policy…
Shifting of fiscal policy issues from expenditure to revenue…
From sword to shield
From revenue optimalisation to
fiscal stimulus/incentives
Encourage vs Discourage
Tax is an information game or
like an art
Paradoxes of Redistribution
middle class subsidizes the have?
Global Trend Taxing “the Bad”, not
“the Good”
Long term agenda vsShort term agenda.
Paradigm Change
Shifting
Paradigm
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Strategi Intensifikasi
23
1• Peningkatan ”Audit Coverage Ratio” Pasca-TA
2• Menyasar WP yang ”Hanya Patuh kalau
Terdeteksi”
3• Peningkatan Frekuensi Pemeriksaan WP Pasca-
TA
4• Literasi Perpajakan memanfaatkan Teknologi
5• Penguatan peran tax intermediaries (RUU
Konsultan Pajak)
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
24
Transformasi kelembagaan
Direktorat Jenderal Pajak
Badan otonom/semi-
otonom penerimaan
perpajakan
Tax Reform
New Paradigm
Fiscal Stimulus
Tax RevenueVS
Transformasi kelembagaan
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
25
Terdiri dari Menteri
Keuangan, Kepala BPP, dan 3-
5 Anggota
Anggota DPBPP dipilih secara
terbuka
Kepala BPP diusulkan oleh
DPBPP, dan dipilih oleh
Presiden
Kepala BPP melapor kepada
Menteri Keuangan
Deputi Kepala BPP diusulkan
oleh Kepala BPP dan dipilih
oleh DPBPP
Administrasi pajak perlu memiliki
wewenang untuk mengatur organisasi,
SDM, dan keuangan, termasuk
investasi IT
Administrasi pajak perlu memiliki
internal kontrol dan unit anti korupsi
yang kuat
Menteri Keuangan
sebagai otoritas fiskal
perlu mengkoordinasi
sisi penerimaan dan
pengeluaran
Alternatif
penamaan
lembaga:
Badan
Penerimaan
Perpajakan
PRESIDEN
DEWAN PENGAWAS
BPPMENTERI
KEUANGAN
KEPALA
BADAN
PENERIMAAN
PERPAJAKAN
Titik debat bukan pada “pisah atautidak pisah”, melainkan “apa prasyarat
yang harus tersedia bagi Otoritas Pajakyang kuat, kredibel, kompeten”?
Best practice Otoritas Pajakbersifat semi-otonom
Semi-otonom tercermin dalam
keleluasaan anggaran, pengelolaanSDM, tata organisasi.
Transformasi Kelembagaan sarana atau tujuan untuk mencapai
Reformasi Perpajakan
Perlu pendalaman identifikasi persoalan, penyusunan alternatif
solusi, roadmap.
Transformasi Kelembagaan
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Semi Autonomous Revenue Authority
26
Badan perpajakan otonom memang memiliki banyak keunggulan antara lain:
Fleksibilitas Kelembagaan
Namun demikian, tidak semua elemen dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi memerlukan
otonomi. Hal ini melatarbelakangi terciptanya bentuk Semi-Otonom RA:
kewenangan atas alokasi belanja organisasi
strategi operasional
standardisasi pelayanan
kewenangan rekrutmen pegawai, pemberhentian dan
remunerasi
pengembangan teknologi dan manajemen
interpretasi aturan perpajakan
diskresi atas enforcement; dan
fleksibilitas dalam penetapan sanksi pajak
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
27
Semi Autonomous Revenue Authority
IMF dalam penelitiannya menemukan beberapa alasan negara-negara
mengadopsi SARA sebagai bentuk institusi pajaknya, antara lain:
Rendahnya efektifitasadministrasi perpajakan dan
tingkat kepatuhan wajibpajak
Sebagai katalisator untukmemperluas reformasi
Lemahnya kebijakansehubungan dengan SDM
(terkait rekrutmen, pemberhentian,
pembayaran gaji)
Kurangnya komunikasi danpertukaran data antarinstitusi penerimaan
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
28
Semi Autonomous Revenue Authority
Beberapa risiko yang berpotensi menyertai implementasi SARA
sebagaimana disebutkan oleh IMF adalah sebagai berikut:
Lemahnya akuntabilitas dan control pada institusi
pajak/penerimaan negara yang baru
Memperburuk hubunganantara Kementerian
Keuangan dan InstitusiPajak/Penerimaan negara
Potensi munculnya ekanan dari intitusi/lembaga negara
lain untuk dapat memperoleh privilege yang
sama dengan institusi pajak/penerimaan negara
Munculnya kemungkinan kompetisi dengan
Kementerian Keuangan terkait isu-isu kebijakan
perpajakan
Tingginya ekspektasiPemerintah dan masyarakat
sehubunagn denganpenerimaan negara yang
lebih baik serta peningkatankualtas pelayanan terhadap
masyarakat/Wajib Pajak
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Indonesian Tax ReformConcept and Implementation
Update
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Pilar Reformasi Perpajakan
3
SARANA DAN PRASARANA ANGGARAN
SINERGI PIHAK LAIN
Optimalisasi Penerimaan Pajak
Institusi Perpajakan yang Kuat, Kredibel, dan Akuntabel
Peraturan perundang-
undangan yang memberikan
kepastian hukum, menampung
dinamika kegiatan perekonomian yang
berkembang, mengurangi biaya
kepatuhan, memperluas basis perpajakan, dan meningkatkan
penerimaan pajak
SDMOrganisasi Peraturan
Perundang-undangan
Teknologi Informasi
dan Basis Data
Proses bisnis yang sederhana untuk
membuat pekerjaan menjadi efektif,
efisien, akuntabel, berbasis IT, dan
mencakup seluruh pekerjaan DJP
sistem informasi yang reliable dan
handal untuk mengolah data
perpajakan yang akurat berbasis teknologi sesuai
dengan core business DJP
SDM yang professional,
kompeten, kredibel, berintegritas, dan
dapat menjalankan proses bisnis DJP
dalam rangka menghimpun
penerimaan negara sesuai dengan
potensi yang ada
struktur organisasi yang ideal (best fit)
dengan memperhatikan
cakupan geografis, karakteristik organisasi,
ekonomi, kearifan lokal, potensi
penerimaan dan rentang kendali
(span of control) yang memadai
Proses Bisnis
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Reformasi PerpajakanTax Ratio = 11%
Tax Ratio = 14%.
Pengadaan core tax system
Penyusunan konsep pola: mutasi,
promosi, remunerasi,
manajemen talenta, kebutuhan, dan
rekrutmenProgram Budaya Teladan Pimpinan
Penyusunan konsep struktur organisasi KP
DJP, Kanwil, dan KPP (klasifikasi) Penyusunan
konsep pengelolaan formasi WP dalam KPP
Expected 2020Existing 2016 2017 2018 2019
Redesign Organisasi dan Redesign Pengelolaan Wajib Pajak
Redesign Regulasi
Redesign Basis Data
Redesign IT dan Proses Bisnis
Redesign Sumber Daya Manusia
Persiapan infrastruktur dan implementasi
organisasi dan formasi WP yang diharapkan
(secara bertahap)
Melanjutkan implementasi dan
evaluasi redesign organisasi dan
pengelolaan Wajib Pajak
Tercukupinya SDM sesuai
tugas dan fungsinya
dalam organisasi
Penciptaan budaya kerja positif
Implementasi dan Evaluasi redesign SDM
Penataan ulang database Pelaksanaan migrasi data
Penyusunan dan Pembahasan RUU
Pembenahan, penguatan, dan
simplifikasiMapping dan kodefikasi peraturan
perpajakan yang berlaku
Regulasi perpajakan yang
dirasa masih kurang
memberikan keadilan,
kepastian hukum,
sederhana, dan
menunjang penerimaan
Data base yang perlu
ditata ulang untuk
persiapan implementasi
core tax
Memanfaatkan core tax
system
SIDJP yang digunakan
saat ini perlu dilakukan
pembaharuan
Persiapan infrastruktur dan
implementasi pola sumber daya
manusia
Implementasi core tax system
(bertahap)
Implementasi core tax system (full)Persiapan pengadaan core tax system
dan implementasi
Alignment proses bisnis dengan core tax
system
Membangun database yang
handal
Persiapan migrasi data Quality Control data
Pelaksanaan migrasi data
Data Quality control
SDM yang belum
tercukupi sesuai tugas
dan fungsinya dalam
organisasi
Penyusunan dan Pembahasan RUU Penyusunan dan Pembahasan RUU
Pembenahan, penguatan, dan
simplifikasi
Organisasi yang belum
seimbang yang dapat
meng-cover kondisi
geografis Indonesia dan
potensi pajak yang ada
secara efektif dan efisien
Terciptanya organisasi yang
seimbang yang dapat meng-
cover kondisi geografis
Indonesia dan potensi pajak
yang ada secara efektif dan
efisien
Regulasi perpajakan yang
lebih memberikan
keadilan, kepastian
hukum, sederhana, dan
menunjang penerimaan
4
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Expected 2020Existing 2016 2017 2018 2019
Joint Program DJBC-DJP
(Single Identity, Joint analysis, Joint
operation, dan Joint Endorsement)
Bekerja sama dengan OJK, KPPU, PPATK,
BUMN dan internal Kemenkeu (DJPB, DJPK,
DJA, DJKN)
Penyusunan konsep VAT Compliance
Improvement Plan
Pembenahan tata cara berinteraksi WP
dan fiskus
Pembenahan proses bisnis pengawasan
mempermudah pemenuhan kewajiban
perpajakan (DJP online, MTU, Aplikasi, M-
Pajak, piloting KIOSK, simplifikasi registrasi)
Meningkatkan pemahaman perpajakan kepada
masyarakat (Tax Center, inklusi perpajakan,
Pajak bertutur)
Perlu
meningkatkan
mutu pelayanan
kepada Wajib
Pajak
Meningkatnya
pelayanan kepada
Wajib Pajak
Penguatan proses
bisnis pengawasan dan
penegakan hukum
yang memadai
Pembenahan probis pemeriksaan
Pembenahan probis Keberatan dan
Banding
Implementasi dan Evaluasi program
penguatan pengawasan dan penegakan
hukum pajak
Peningkatan
kerjasama antara
DJP dengan para
pihak
Perlu
penguatan
pengawasan
dan penegakan
hukum pajak
Perlu
peningkatan
kerjasama
dengan para
pihak
Perlu terobosan
untuk
meningkatkan
kepatuhan WP
dan penerimaan
pajak
Peningkatan
kepatuhan Wajib
Pajak
Peningkatan kualitas dan channel pelayanan
secara online sejalan dengan implementasi
core tax
Meningkatkan pemahaman perpajakan kepada
masyarakat (Tax Center, inklusi perpajakan,
Pajak bertutur)
Peningkatan kualitas dan channel
pelayanan secara online sejalan dengan
implementasi core tax
Meningkatkan pemahaman perpajakan
kepada masyarakat (Tax Center, inklusi
perpajakan, Pajak bertutur)
Joint Program DJBC-DJP
(Joint analysis, Joint operation, Joint
Endorsement, dan Joint Collection)
Bekerja sama dengan OJK, KPPU, PPATK,
BUMN dan internal Kemenkeu (DJPB,
DJPK, DJA, DJKN)
Joint Program DJBC-DJP
(Joint analysis, Joint operation, Joint
Endorsement, dan Joint Collection)
Bekerja sama dengan OJK, KPPU, PPATK,
BUMN dan internal Kemenkeu (DJPB,
DJPK, DJA, DJKN)
Penyusunan konsep tata cara
pemajakan transaksi e-commerce
Implementasi VAT Compliance
Improvement Plan
Penyusunan konsep dan implementasi Income Tax
Compliance Improvement Plan Implementasi tata
cara pemajakan transaksi e-commerce
Implementasi VAT Compliance
Improvement Plan
Implementasi Income Tax Compliance
Improvement Plan Implementasi tata
cara pemajakan transaksi e-commerce
Peningkatan Mutu Pelayanan
Peningkatan Kerjasama dengan Para Pihak
Penguatan pengawasan dan penegakan hukum pajak
Peningkatan Kepatuhan Perpajakan
5
Reformasi Perpajakan
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Reformasi Perpajakan
Saat ini sedang dilakukan
reformasi perpajakan…
Redesain Basis
Data dan IT &
Proses Bisnis
Redesain SDM,
Organisasi &
Pengelolaan WP
Redesign
Regulasi (UU
Perpajakan)
Transformasi
Kelembagaan
Penguatan
pengawasan
& penegakan
hukum pajak
Peningkatan
Kerjasama
dgn Instansi
Lain
DJP-DJBC, juga OJK, KPPU, PPATK, BUMN & internal Kemenkeu
Risked Based Tax Audit menggunakan
CRM
Badan PenerimaanNegera yang Otonom
Peningkatan Mutu/ Kualitas & Kuantitas SDM, Budaya Kerja, Integritas & Profesionalitas
RUU KUP, PPh, PPN, Bea dan Cukai
Modernisasi Core Tax Administration
System
Current Tax Reform: Necessary but not sufficient?
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Jun’16
UU Pengampunan Pajak (UU
11/2016)PMK 101/ 2016
Uang Tebusan mencapai 1%PDB
(Rp 114,2 T)
Total Deklarasi Aset Rp 4865,7 T
Total Dana Repatriasi Rp 147,1 T
Hampir Sebanyak 1 Juta WP
mengikuti TA
Terbilang sbg Program Amnesti
ter-SUKSES di dunia
Jan'17
Pembentukan Tim
Reformasi Perpajakan
KMK 885/2016
Feb’15
Reinventing PolicyPMK 29/2015
Penghapusan Sanksi
Bunga (PMK 91/2015)
Penghapusan Sanksi
Administrasi (PMK
197/2015)
Jun’15
Kenaikan PTKPPMK 101/ 2016
WPOP: 36jt >> 54jt
Kawin/Tanggungan:
3jt >> 4,5jt
New Era of
Taxation
Sept'17
PP Harta Bersih(Kesempatan KeduaPerbaiki Data Harta
Pasca TA)
PP 36/2017
DJP 2020
Okt’15
Pemotongan PPh
Revaluasi AsetPMK 191/2015
2015
Jun’15
Kenaikan PTKPPMK 122/ 2015
WPOP: 24,3jt >> 36jt
Kawin/Tanggungan:
2,025jt >> 3jt
2016 2017 2018
Jul'18
PPh Final 0,5%
PP 23/2018(Tarif Pajak
UMKM turundari 1% >>
0,5%)
Ags’18
Pengawasan WP Pasca TA
SE-14/2018Prioritas Pemeriksaan
WP Non TA
2019
• What’s Next?- Tarif PPh BadanTurun jadi 20%?- Alokasi belanjau/ insentif pajak- Pembebasan PPN sewa pesawat LN- Penurunan PPhatas BungaObligasi
Sep’15
Be Cukai Reform Portal Indonesia National
Single Window (NISW)PMK 138/ 2015 >> 2018
Agst'18
KebijakanPemeriksaan
Pajak
SE-15/PJ/2018
Apr'18
PercepatanRestitusi
PMK 39/2018
Obral Insentif Pajak untuk Mendorong Pertumbuhan..
Jun’19PMK 86/2019
Revisi batas ataskelompok hunian mewah
yg dikenakan PPnBM(dari 10 menjadi 30
Miliar)
PP 45/2019Insentif Industri Padat Karya
Super Deductible TaxPengurangan Ph Bruto atas biaya
vokasi & litbang 200-300%
Des’17
Aturan BC BarangBawaan Bebas BM
(De Minimus value dariUSD250/org atau
USD1000/keluarga
menjadi USD500/org)
PMK 203/2017
Apr'18
Ketentuan PLB baru untukmempermudah importir,
termasuk ecommerce
PMK 28/2018Okt’15
Bea Cukai
Launching
Pusat
Logistik
BerikatPMK
272/2015
Jun’15
Penurunan Tarif
PPh Pengalihan
Jual Beli Tanah
/BangunanPP 34/2016
Semula 5% menjadi
2,5%
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
35
Seleksi Calon Dirjen Pajak
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
36
Karakter Dirjen Pajak
KriteriaDirjenPajak
Kapasitas
Integritas
Kompetensi
Leadership
“Seorang Dirjen pajak harus
memiliki visi dan gambaran
ke mana DJP yang
dinahkodainya di masa
mendatang ”.
“Tanda adanya leadership,
kebijakan pusat bisa saja
tidak diikuti oleh kantor
pajak di wilayah lainnya,
muncul ketidakpastian dan
ketidakpercayaan”
“Seorang Dirjen pajak harus
menjaga integritas, untuk
selalu bersih dan berkerja
secara professional.
Kepercayaan menjadi kunci
dalam sistem self asessment,
dan dibangun melalui
integritas”
“Tentunya, diperlukan keahlian yang mumpuni
dari seorang Dirjen pajak, agar mampu mencapai
target dan tujuan secara efektif dan efisien”
“Seorang yang memiliki kelas seorang dirjen pajak, yang
tentunya bukan kapasitas pejabat tinggi biasa dengan tantangan
dan permasalahan yang kompleks.”
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
3737
MembangunSinergi
MenghadapiTekananPolitik
Berkomunikasi
MembangunNetworking
“Perlu membangun sinergi, baik antara
kantor pusat dengan wilayah maupun antar
kantor wilayah, tak hanya itu sinergi juga
diperlukan dengan kementerian lain dan juga
pihak swasta.”
“Dalam mengatasi BEPS
misalnya, diperlukan
jaringan dengan negara-
negara lain dan juga
organisasi internasional.”
“Seorang Dirjen harus mampu berkomunikasi
baik dengan internal DJP ataupun pihak internal.
Komunikasi ini penting agar dapat membangun
kepercayaan dan juga menjadikan suatu kebijakan
menjadi efektif dalam pelaksanaan.”
“Tekanan politik akan
menyebabkan kebijakan
pajak yang distortif dan
menghasilkan
penerimaan yang tak
optimal, oleh karenanya
dirjen pajak mampu
mengatasi tekanan
politik dalam tingkat
kebijakan maupun
pemungutan.”
Tantangan Dirjen Pajak
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Rasio
Fiskus
dibanding
WP
Tantangan & Permasalahan Ditjen Pajak
Mapping,
Profiling &
Auditing Data
Amnesti (WP
TA)
Pemanfaatan
data/informasi
keuangan
u/pengawasan &
penegakan
hukum
Sistem Mutasi
Kepegawaian,
Resistensi
SDM terhadap
Reformasi, dkk
Uji Kepatuhan
& Penegakan
Hukum WP
Non TA
Koordinasi
antar
instansi
penegak
hukum
Reorganisasi
Transformasi
Kelembagaan
(Badan
Penerimaan
Pajak)
Voluntary
Disclosure
Program
(Second Chance)
Big Data
Penyimpanan
Profile WP –
Database IT
Terintegrasi
Pembahasan
RUU Perpajakan
Berlarut dan Tak
Kunjung Usai
Profesionalitas
Integritas
Kapasitas
Kecanggihan
Teknologi: Tax
Stays Local,
Business Goes
Global
Model Bisnis
Digital Beragam,
No Physical
Presence,
Intangible Assets
Reformasi
Administrasi
e-service
e-administration
Leadership & Good
Governance
Kepatuhan dan
Social Trust
Perlindungan
Hukum
terhadap
Fiskus dari
tindak
Kriminal WP
Sinergi antar
Kementerian
membantu BPP
sang Breadwinner
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
39Must Be Lead by A Great Leader
Tantangan Dirjen Pajak…
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Skema Pemilihan Dirjen (Berdasarkan UU 5/2014 tentang ASN)
Pengisian Jabatan
PimpinanTinggi.
“Direktur jenderal” termasuk
dalam Jabatan PimpinanTinggi
Ps. 19 (1) huruf b
Seleksi
Terbuka
Kalangan PNS
(Ps. 108)
Kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan, dan integritas
Ps. 131 Eselon I dan II setara dengan pimpinan tinggi. Seluruh
Eselon I dan II dapat ikut.
Kalangan Non PNS
(Ps. 109)
Persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara
terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam Keputusan
Presiden.
Mutasi
(Ps. 68)
PNS dapat berpindah
antar dan antara Jabatan
Pimpinan Tinggi, Jabatan
Administrasi, dan Jabatan
Fungsional di Instansi
Pusat dan Instansi Daerah
berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, dan penilaian
kinerja.
Dilakukan melalui uji
kompetensi dari pejabat yang
ada – Ps. 131 (1)
Syarat:
a) satu klasifikasi Jabatan;
b) memenuhi standar
kompetensi Jabatan; dan
c) telah menduduki Jabatan
paling singkat 2 tahun
dan paling lama 5 tahun
– Ps. 131 (1)
Ketentuan mengenai
pengisian JPT secara
terbuka dan kompetitif
dapat dikecualikan pada
Instansi Pemerintah yang
telah menerapkan
Sistem Merit dalam
pembinaan Pegawai ASN
dengan persetujuan Komisi
Aparatur Sipil Negara.
PP
No
.11
thn
2017
PP No. 11 /2017 Ps. 134
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
41
Dirjen Pilihan Menteri dan Presiden
• Pemilihan beberapa nama oleh Menteri Keuangan
• Penyerahan namakepada Presiden
Proses I
• Pengujian oleh timpenilaian akhir
• Yang lolos akandiumumkan melaluiKeputusan Presiden(Kepres)
Proses 2 • Tim penilai akhir terdiri dariPresiden sebagai ketua, WakilPresiden sebagai wakil ketuadan Menteri SekretarisKabinet sebagai sekretaris
• Akan dipilih satu nama melalui Keputusan Presiden
Proses 3
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
DIRJENLINIMASA
PAJAK
Penunjukanlangsung
HADI POERNOMO
2001 s.d. 2006DARMIN NASUTION
Penunjukanlangsung
Non-Pegawai DJP
pertama yang menjadi
Dirjen Pajak
April 2006 s.d. Juli 2009
MOCHAMAD TJIPTARDJO
Penunjukanlangsung
Juli 2009 s.d. Januari 2011
AHMAD FUAD RAHMANY
Penunjukanlangsung
2011 - 2015
UUASN
SIGIT PRIADI PRAMUDITO
Seleksi Terbuka
Februari 2015 s.d Desember 2015
KEN DWIJUGIASTEADI
Penunjukanlangsung
2015 - 2017
ROBERT PAKPAHAN
Seleksi Terbuka
2017 - 2019
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
47Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI (2016 – sekarang)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1999)
Kepala Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi (2004 – 2005)
Kepala Lembaga Demografi (2005 – 2008)
Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan bidang Desentralisasi Fiskal (2009 –
2011)
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi (2009 – 2013)
Wakil Ketua Komite Pengawas Pelaksanaan Otonomi Daerah (2009 – 2015)
Koordinator Pokja Kebijakan di Sekretariat Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan pada Kantor Wakil Presiden RI (2010 – 2015)
Anggota Dewan Komite Ekonomi Nasional (2013 – 2014)
Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (2015 – 2016)
Kepala Badan Kebijakan
Fiskal
Prof. Suahasil Nazara,
S.E., M.Sc., PhD.
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Staf Ahli Bidang
Kepatuhan Pajak
Suryo Utomo
Kepala KPP Penanaman Modal Asing 3 (2006 – 2008)
Kepada Subdit Pertambahan Nilai Industri (2002 – 2006)
Kepala Seksi PPN Industri (1998 – 2002)
Pelaksana Kementerian Keuangan, Sekretariat DJP (1993 – 1998)
Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Kepatuhan Pajak (2015 –
sekarang)
Direktur Ekstentifikasi dan Penilaian (2015)
Direktur Peraturan Perpajakan I (2010 – 2015)
Kepala KanWil DJP Jawa Tengah I (2009 – 2010)
Kepala KPP Wajib Pajak Besar I (2008 – 2009)
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
Eselon II
Direktur Peraturan
Perpajakan I
Arif Yanuar Yunirwansyah
Direktur Peraturan
Perpajakan II
Irawan
Direktur Pemeriksaan
dan Penagihan
Yuli Kristiyono
Direktur
Penegakan Hukum
Angin Prayitno Aji
Direktur Ekstensifikasi
dan Penilaian
Teguh Budiharto
Direktur Keberatan
dan Banding
Direktur Potensi,
Kepatuhan dan
Penerimaan Pajak
Yon Arsal
Hestu Yoga Saksama
Direktur Penyuluhan,
Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat
R. Dasto Ledyanto
Direktur Data dan
Informasi Perpajakan
Harry GumelarDirektur Kepatuhan
Internal dan
Transformasi Sumber
Daya Aparatur
Iwan Djuniardi
Direktur Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Hantriono Joko Susilo
Direktur Transformasi
Proses Bisnis
John Hutagaol
Direktur Perpajakan
Internasional
Pontas Pane
Direktur Intelijen Perpajakan
Mekar Satria Utama
Kepala Kanwil DJP Wajib
Pajak Besar
Budi Susanto
Kepala Kanwil DJP Jakarta Khusus
Mukhtar
Kepala Kanwil DJP
Sumatera Utara I
Edward Sianipar
Kepala Kanwil DJP Riau
Slamet Sutantyo
Kepala Kanwil DJP Kepulauan Riau
Imam Arifin
Kepala Kanwil DJP Sumatera Selatan
dan Kepulauan Bangka Belitung
Kepala Kanwil DJP Bengkulu
dan Lampung
Eddi Wahyudi LindawatyKepala Kanwil DJP Sumatera
Barat dan Jambi
Estu BudiartoKepala Kanwil DJP
Jakarta Pusat
Erna Sulistyowati
Kepala Kanwil DJP
Jakarta Barat
Aim Nursalim Saleh
Kepala Kanwil DJP
Jakarta Selatan I
Edi Slamet IriantoKepala Kanwil DJP
Jakarta Selatan II
Arfan
Kepala Kanwil DJP
Jakarta Timur
Adjat JatnikaKepala Kanwil DJP
Jakarta Utara
Jatnika
Kepala Kanwil DJP Banten
Neilmaldrin Noor
Kepala Kanwil
DJP Jawa Barat I
Kepala Kanwil DJP
Jawa Barat II
Yoyok Satiotomo Catur Rini Widosari
Kepala Kanwil DJP
Jawa Barat III
Suparno
Kepala Kanwil DJP
Jawa Tengah I
Rida Handanu
Kepala Kanwil DJP
Jawa Tengah II
Who’s Next? Internal DJP?
Eksternal DJP?
Siapa yang Layak?(Daftar Nama Eselon 2)
Peni Hirjanto
Sekretaris
Ditjen Pajak
Rudy Gunawan BastariKepala Kanwil DJP
Jawa Timur 1II
Dionysius Lucas Hendrawan
Kepala Kanwil DJP
Yogyakarta
Eka Sila KusnaKepala Kanwil DJP
Jawa Timur 1
Lusiani
Kepala Kanwil DJP
Jawa Timur 1I
Farid Bachtiar
Kepala Kanwil DJP
Kalimantan Barat
Kepala Kanwil DJP
Kalimantan Selatan
& Tengah
Cucu Supriatna
Kepala Kanwil DJP
Kalimantan Timur &
Utara
Samon Jaya
Kepala Kanwil DJP
Sulawesi Selatan,
Barat, Tenggara
Wansepta Nirwanda
Kepala Kanwil DJP Sulawesi
Tengah, Utara, Gorontalo,
Maluku Utara
Agustin Vita Atantin
Kepala Kanwil DJP
Bali
Goro EkantorTri Bowo
Kepala Kanwil DJP
Nusa Tenggara
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
50
Catatan Akhir
Ditjen Pajak adalah institusi penting dan strategis bagi negara ini. Maka penguatan kelembagaan, supaya lebih profesional, kredibel, akuntabel adalah kenisayaan
Karenanya, dirjen pajak juga jabatan yang sangat penting dan strategis. Selain memimpin DJP untukmencapai misinya yaitu penerimaan negara yang optimal, juga menjadi dirijen atas orkestra pembaruansistem perpajakan. Maka dibutuhkan sosok yang mumpuni: kapabel, kompeten, berintegritas, kepemimpinanyg kuat, konunikator handal, jejaring yg luas
Belajar dari pemilihan dirjen pajak pasca UU ASN, telah terjadi 3 kali pergantian dlm rentangwaktu yang terlalu pendek. Maka pemilihan kali ini diharapkan menghasilkan dirjen pajak ygmemenuhi kriteria dan dapat bekerja maksimal.
Presiden dan Menkeu dapat mempertimbangkan aspek efektivitas, kontinuitas, dan pertimbanganpragmatis sekaligus dlm memilih dirjen pajak saat ini. Perlu dirancang roadmap agar in line dg agenda reformasi perpajakan dan tantangan ekonomi kontemporer
Center for IndonesiaTaxation AnalysisCenter for IndonesiaTaxation Analysis
51
(Proses Seleksi)
Peran Publik
Masyarakat perlu
mengawal proses seleksi
agar mendapatkan
kandidat sesuai kriteria
dan menjawab tantangan