11. bab ii (1)
DESCRIPTION
,el,,,,,,,,,,,,,,,,,,,ejejeTRANSCRIPT
BAB II
Tinjauan Pustaka Dan Lingkup Penelitian
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini penulis akan mambahas mengenai rangkuman teori-teori yang berkaitan dengan
topik dan masalah penelitian yang meliputi pengertian-pengertian dan karakteristik dari celebrity
endoser dan keputusan pembelian yang akan diperluas kembali oleh penulis.
2.1.1 Konsep Pemasaran
Pemasasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat untuk memperoleh nilai dari pelanggan sebagai balasannya (Kotler
& Amstorng 2012:5). Konsep dasar pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi adalah perusahaan harus lebih menjadi efektif dibandingkan para pesaing dalam
menciptakan, menyerahkan dan mengkommunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang
terpilih. Definisi marketing oleh para manajer seringkali dideskripsikan sebagai “seni dalam menjual
produk”, namun bagian terpenting dari pemasaran bukanlah penjualan itu sendiri. Penjualan hanyalah
bagian kecil dari konsep pemasaran. Peter Drucker (kotler & Keller, 2009:49),
mengungkapkan:“Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk mengetahui dan mengerti
pelanggan dengan baik sehingga produk dan jasa yang dijual sesuai dengan kebutuhan mereka.”
2.1.2 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan. Suatu usaha akan
dapat berhasil bila didukung oleh kegiatan pemasaran yang baik, namun suatu kegiatan pemasaran itu
sendiri tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh manajemen yang baik pula.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang manajemen pemasaran, berikut ini seorang ahli
mengemukakan pendapat mereka tentang manajemen pemasaran, menurut Kotler & Keller (2007;6),
mengungkapkan bahwa :
“Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu dalam memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”
Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengontrol pelaksanaan
strategi-strategi pemasaran agar dapat berjalan secara efektif. Sedangkan tujuan dari manajemen
pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan waktu dan komposisi permintaan sehingga
dapat membantu perusahaan dalam mencapai sasarannya.
11
2.1.3 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran. Bauran pemasaran
mencakup sistem atau alat-alat untuk mengaplikasikan konsep pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu
setiap perusahaan setelah memutuskan strategi pemasaran secara kompetitifnya , secara keseluruhan
perusahaan harus mulai menyiapkan rencana bauran pemasaran yang rinci. Berikut ini pengertian
bauran pemasaran menurut beberapa ahli.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:25) bauran pemasaran (marketing mix) adalah :
“Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.”
Istilah bauran pemasaran (4P) mengacu pada paduan strategi produk (Product), tempat /
distribusi(Place ), promosi (promotion), dan penentuan harga (price) yang bersifat unik yang
dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Variabel
pemasaran khusus dalam setiap P ditunjukan dalam gambar 2.1. Keputusan bauran pemasaran harus
dibuat untuk mempengaruhi saluran dagang dan juga konsumen akhir.
Sumber : (Kotler – Keller 2012:25)
Gambar 2.1
Bauran Pemasaran
2.1.4 Promosi
Menurut Kotler dan Amstrong (2009:554) Promosi digunakan sebagai salah satu kampanye dari
marketing yang biasa dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang didesain untuk merangsang
konsumen didalam pasar untuk pembelian produk atau jasa yang lebih cepat dan / atau lebih baik.
Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan disebut sebagai bauran
12
promosi (promotion mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan
berbagai jenis promosi secara stimultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk.
2.1.5 Bauran Promosi
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:408) “promotion mix adalah kombinasi khusus dari alat
promosi yang digunakan perusahaan secara persuasif mengkomunikasikan nilai pelanggan dan
membangun hubungan pelanggan.”
Variabel-variabel yang ada dalam promotion mix ada enam:
a. Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa
yang dibayar oleh sponsor tertentu.
b. Hubungan masyarakat dan publisitas adalah pendorong permintaan secara non pribadi untuk
suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial didalam media masa dan
sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
c. Penjualan personal adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon
pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
d. Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan suatu produk dan jasa.
e. Acara khusus dan pengalaman merupakan soft sell yang tidak langsung.
f. Pemasaran langsung bentuk pemasaran langsung ialah seperti tele marketing dan internet.
2.1.6 Periklanan
Persaingan dalam dunia usaha untuk merebut pelanggan potensial tidak dapat dihindarkan,
terutama didalam suatu sistem ekonomi pasar yang bersaing secara sempurna. Dengan berbagai cara,
misalnyadengan memanfaatkan media iklan, masing-masing produsen saling memperebutkan
perhatian calon konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:408) ), Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi
non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Tujuan periklanan merupakan suatu bagian spesifik komunikasi yang menjadi suatu
penyelesaian dengan spesifik target audience selama beberapa waktu tertentu. Tujuan periklanan bisa
terdiri dari tujuan utama, yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajak atau mengingatkan.
Periklanan adalah segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun
perusahaan diidentifikasikan, sedangkan fungsi iklan itu sendiri menurut Shrimp(2008:357) adalah:
1. Memberikan Informasi (informing)
2. Mempersuasi (Persuading)
3. Mengingatkan (Reminding)
4. Memberikan nilai tambah (Adding Value)
5. Mendampingi (Assisting)
13
Dalam menyampaikan pesan iklankepada target sasaran, perusahaan harus memperhatikan cara
–cara penyampaian pesan yang tepat. Menurut Kotler& Keller (2012:504) untuk menghasilkan suatu
program periklanan yang baik dan tepat sehingga dapat menunjang aktivitas perusahaan dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan, maka seorang pemasar harus membuat lima keputusan penting, yaitu:
1. Apa tujuan periklanan (mission)
2. Berapa dana yang digunakan (money)
3. Apa pesan yang akan disampaikan (message)
4. Apa media yang digunakan (media)
5. Bagaimana mengevaluasi hasilnya (measurement)
Perumusan pesan (message) membutuhkan keempat permasalahannya yaitu apa yang
dikatakan(isi pesan), bagaimana mengatakan secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya
secara simbolis (format pesan) dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan).
Sumber pesan atau penyampaian pesan adalah suatu daya tarik dari pesan dan pendukung
(endorser) didalam periklanan. Periklanan diminta kreatif dalam menawarkan jasa periklanan ini.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan menonjolkan endorser dalam penyampaian
pesannya.
2.1.7 Iklan Televisi
Menurut Kotler & Keller (2012:507), Televisi umumnya diakui sebagai media iklan yang paling
kuat dan mencapai spektrum yang luas dari konsumen. Iklan TV memiliki dua kekuatan yang sangat
penting. Pertama, dengan jelas dapat menunjukkan atribut produk dan persuasif menjelaskan manfaat
berhubungan konsumen. Kedua, secara dramatis dapat menggambarkan pengguna dan penggunaan
citra, kepribadian merek, dan tidak berwujud lainnya.
Menurut Suryani (2008:312), menyatakan bahwa media TV merupakan alternative media yang
tepat untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, karena:
a. Media televisi mampu menjangkau 80% dari masyarakat Indonesia
b. Dan aspek kultur masyarakat Indonesia lebih senang mendengar dibandingkan membaca.
Kebiasaan ini sangat mendukung TV lebih diminati dibandingkan media cetak.
c. Sifat TV yang selain audio juga memperlihat visualisasi dari apa yang disampaikan menjadi TV
ini lebih menarik apalagi gambar yang ditayangkan benar- benar “hidup”, sehingga apa yang
mau digambarkan menjadi lebih jelas.
d. Menurut Mc Queen, pakar pertelevisian saat ini telah menjadi salah satu satu sarana pilihan bagi
masyarakat untuk mengisi waktu senggang.
14
2.1.8 Celebrity Endorser
Menurut Belch & Belch (2009:183) Celebrity Endorser adalahpribadi (bintang film,
penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannnya dalam bidang tertentu
yang dapat mendukung produk yang diiklankan.
Sedangkan, menurut Schiffman& Kanuk (2007:40) Celebritybiasanya bintang film, pribadi
yang sering muncul di televisi, penghibur yang popular, dan atlit olahraga, merupakan tipe yang paling
biasa digunakan untuk menarik pemirsa. Ada dua cara menggunakan selebriti oleh sebuah perusahaan
dalam iklan. Yang pertama selebriti dapat memberikan testimonial, dimana selebriti memberikan
kesaksian mengenai penggunaan suatu produk berdasarkan pengalaman pribadinya. Kemudian yang
kedua adalah sebagai endorsement (Schiffman & Kanuk,2007:41).
Penggunaan Celebrity Endorser kerap digunakan oleh perusahaan yang mencoba
menginformasikan suatu produk agar informasi produk tersebut dapat meraih perhatian audiens karena
endorser yang digunakan sudah dikenal luas oleh masyarakat.
Dalam menyampaikan pesan, sumber pesan memiliki beberapa karakteristik yang disingkat
VisCAP. VisCAP model terdiri dari empat hal utama dari karakteristik endorser, yaitu yaitu visibility,
credibility, attraction, dan power. Berikut adalah penjelasannya (Belch & Belch ,2009:178) yaitu :
1. Visibility
Visibilitymemiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti. Dari segi keefektifan,
visibility banyak berguna bila tujuan komunikasi tersebut adalah penyadaran akan merek.
Tetapi masalah akan timbul apabila selebriti terlalu sering menjadi endorserdi banyak produk.
Akibatnya konsumen sering menjadi bingung ketika mencoba menghubungkan si selebriti
dengan produk tertentu.
2. Credibility
Credibility lebihbanyak berhubungan dengan dua hal, yaitu keahlian dan objektivitas
(kepercayaan). Komponen dari kredibilitas itu akan dijelaskan sebagai berikut:
Expertise (Keahlian)
Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator
dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada
keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih.
Objektivitas (Kepercayaan)
Kepercayaan ini merujuk kepada kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau
percaya diri pada konsumen suatu produk.
Khalayak sasaran harus mempunyai respek sepenuhnya terhadap selebritis supaya iklan atau
promosi tersebut dikredibilitas. Publik memiliki respek yang besar terhadap mereka, sebagian
disebabkan oleh karir mereka yang unggul atau terkemuka, dan sebagian lainnya juga disebabkan
karena mereka hanya mengiklankan atau mendukung beberapa produk tertentu.
15
Selebriti harus paham product knowledge. Pengetahuan produk yang mendalam akan sangat
mempengaruhi “percaya diri” ketika membintangi produk yang diiklankan. Selebritis yang memiliki
kemampuan yang sudah dipercaya kredibilitasnya akan mewakili merek yang diiklankan.
Selebritis secara tidak langsung dapat membangun proses citra diri pada khalayak sasaran.
Ketika khalayak sasaran akan membeli suatu merek produk biasanya mengkaitkan pencitraan dirinya.
3. Attractiveness
Attractiveness lebih mentitikberatkan pada daya tarik sang bintang, personality, tingkat
kesukaan masyarakat kepadanya dan kesamaan dengan khalayak. Ada dua hal penting dalam
penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik. Pertama adalah tingkat disukai
khalayak (likability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna
produk (similarity), dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan.
Likability
Kesukaan adalah daya tarik penampilan fisik dan kepribadian. Kesukaan merupakan yang
paling relevan untuk perubahan sikap pada merek. Hal ini karena kesukaan kepada endorser
membantu sebagai pemacu positif yang menyokong pada motivasi gambar yang positif.
Similarity
Komponen lain dari daya tarik adalah kesamaan. Target penoton haruslah menyamakan
dengan gambaran emosional dalam iklan dan hal ini ditambah dengan memperlihatkan seseorang
di iklan yang memiliki gaya serupa dengan anggota target penonton.
4. Power
Power adalah kemampuan selebriti yang digunakan dalam iklan harus memiliki kekuatan
untuk “memerintahkan” target audience untuk memiliki kecendrungan membeli.
Menurut Clow (2007:78-79), pemirsa dapat lebih terpengaruh oleh sebuah pesan saat pesan
tersebut disampaikan oleh endorser yang memiliki kesamaan. Iklan dengan endorser yang memiliki
daya tarik secara fisik dapat mendapat perhatian lebih daripada iklan yang menggunakan endorser
yang biasa saja. Meskipun si selebritis terlihat tampan, namun jika memiliki watak yang buruk maka
kesukaan dari pemirsa dapat menurun.
2.1.9 Keputusan Pembelian
MenurutSchiffman&Kanuk (2008:492), membagi pembeliansebagaiberikut:
a. Mengenali kebutuhan
Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut
untuk dipenuhi konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialaminya
dengan yang diharapkan. Kesadaran akan perlunya memenuhi kebutuhan ini terjadi karena
rangsangan dari dalam maupun dari luar.
16
b. Mencari Informasi
Apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertanyaan ini
akan muncul pada konsumen. Supaya dirinya dapat memenuhi kebutuhan dengan cara
terbaik, maka konsumen berusaha untuk mencari informasi. Pencarian informasi ini akan
berbeda tingkatannya tergantung pada persepsi konsumen atas resiko dari produk yang akan
dibelinya. Produk yang dinilai beresiko akan menyebabkan situasi pengambilan keputusan
kompleks, sehingga pencarian informasi akan lebih banyak sebaliknya produk yang
dipersepsikan kurang beresiko akan mendorong konsumen untuk tidak terlalu intensif
mencari informasi.
c. Mengevaluasi Alternatif
Informasi yang
diperolehdariberbagaisumbertersebutakanmenjadibahanpertimbanganbagikonsumenuntukme
ngambilkeputusan.
Konsumenakanmempertimbangkanmanfaattermasukkepercayaanmerkdanbiayaatauresiko
yang akandiperolehjikamembelisuatuproduk.
d. Mengambil Keputusan
Setelahmengevaluasimakakonsumenmengambilkeputusan.Terdapatduafaktor yang
mempengaruhikeputusanmembelidantujuanpembelianyaitusikaporanglain, dan factor
situsional yang tidakdapatdiprediksikan (tidakterduga).
e. Evaluasi Paska Pembelian
Setelahmembeli, konsumenakanmengevaluasiataskeputusandantindakannyadalammembeli.
Jikakonsumenmenilaikinerjaprodukataulayanan yang dirasakansamaataumelebihiapa yang
diharapkan, makakonsumenakanpuasdansebaliknyajikakinerjaprodukataujasa yang
diterimakurangdari yang diharapkan, makakonsumentidakakanpuas.
Kepuasandanketidakpuasan yang
dialamikonsumenakanberpengaruhterhadapperilakuselanjutnya.
17
Gambar 2.2
Gambar Keputusan Pembelian
2.1.10 Lima Peranan Yang Terlibat Dalam Keputusan Pembelian
Menurut Suryani (2008:13), membagi peranan yang terlibat dalam keputusan pembelian:
a. Pemrakarsa yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang atau
jasa.
b. Pembawa pengaruh yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasehat yang mempengaruhi
pembelian.
c. Pengambil keputusan yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.
d. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
e. Pemakai yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang dan jasa yang dibeli.
2.1.11 Struktur Keputusan Membeli
Menurut Swastha (2008:118), struktur keputusan membeli dibagi menjadi tujuh komponen yaitu :
a. Keputusan Tentang Jenis Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk atau menggunakan uangnya
untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-
orang yang berminat membeli produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
b. Keputusan Tentang Bentuk Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan
tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, suara, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini
18
perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang
produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.
c. Keputusan Tentang Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek
memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
d. Keputusan Tentang Penjualannya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini,
produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
penjual tertentu.
e. Keputusan Tentang Jumlah Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya
pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini
perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-
beda dari pembeliannya.
f. Keputusan Tentang Waktu Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah
ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk. Oleh karena itu, perusahaan
harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan
waktu pembelian.
g. Keputusan Tentang Cara Pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang
dibeli apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi
keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus
mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
Dari beberapa pendapat di atas, keputusan pembelian dapat diartikandimana seorang
yang akan menjadi konsumen atau membeli melihat produk yang akan di beli apakah produk
tersebut sudah sesuai dengan keinginan dari konsumen dilihat dari jenis produk,waktu
pembelian dan harga yang diberikan. Dan dalam penelitian ini akan menggunakan pendapat
dari swastha(2008:118) yang mendefinisikan keputusan pembelian terdiri dari tujuh bagian
yaitu, keputusan tentang jenis produk, keputusan tentang merk, keputusan tentang bentuk
19
produk, keputusan tentang penjualanya, keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang
waktu pembelian, dan keputusan tentang cara pembayaranya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini konsep-konsep rujukan yang digunakan disesuaikan dengan judul
penelitian, yaitu “Pengaruh Celebrity Endoser terhadap Keputusan Pembelian(studi kasus pada
Penggunaan Noah pada iklan Yamaha Mio GT di kota Bandung)”.Berikut ini konsep penelitian
terdahulu yang dipergunakan sebagai rujukan dalam skripsi ini.
Skripsi
Judul penelitian Variabel Metode penelitian
Penjelasan dan kesimpulan
perbedaan
Analisis pengaruh grup Band J-Rock sebagai Celebrity Endorser Indosat M3 berdasarkan karakteristik Expertise, Trustworhiness, Likability Terhadap Respon Pelajar SMA Negeri Kota Pekalongan Tahun 2010 (Bagus Afandi, 2006)
Variabel Independent: Celebrity Endoser
Variabel Dependent: Respon Konsumen
Analisi Jalur dan Analisi Jenjang
Penelitian ini menunjukkan bahwa analisis nilai jenjang didapat respon konsumen terhadap grup band J-Rocks berada pada kategori baik dan respon konsumen terhadap produk Indosat M3 pada kategori baik. Sedangkan hasil penelitian dengan menggunakan Analisis Jalur maka didapat bahwa Celebrity Endorser grup band J-Rocks yang terdiri dari tiga sub variabel yaitu Expertise, Trustwothiness, dan likabillity secara bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap respon konsumen, dan untuk pengujian
Varibel Dependent: Keputusan Pembelian
20
secara individual didapat bahwa subvariabel Trustworthiness berpengaruh signifikan terhadap respon konsumen, sedangkan subvariabel Expertise dan likability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap respon konsumen.
Pengaruh Celebrity Endorser dan Citra Merek terhadap keputusan pembelian BiskuitOreo (Survey pada siswa SMPN 29 Gegerkalong Girang). (Wildan Rismawan, 2009)
Variabel Independent: Celebrity Endoser Dan Citra Merk
Variabel Dependent: Keputusan Pembelian
Analisi Jalur Mempunyai kesimpulan adanya pengaruh yang tidak terlalu signifikan antara Variebel Independent yaitu dengan variabel visibility, credibility, dan power dan citra merek terhadap variabel Y yaitu keputusan pembelian.
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisi jenjang
Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Mahasiswa Kartu Seluler Prabayar Simpati Ekstra Di Bandung Tahun 2007. (Tulus Pandapotan Manulang, 2008)
Variabel Independent: Celebrity Endoser Dan Citra Merk
Variabel Dependent: Minat Beli
Analisis Jalur Kesimpulan dari hasil penelitian menggunakan analisis jalur dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh antara celebrity endorser dengan sub variebel visibility, credibility, attractiveness, power terhadap minat beli mahasiswa dan variabel dependentnya adalah minat beli konsumen.
Pda penelitian ini menggunakan analisi regresi berganda dan Variabel keputusan Pembelian
21
Pengaruh Irfan Bachdim Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Brand Awareness Pocari Sweat studi kasus di Institut Manajemen Telkom. (R.A Andrasti Destrua Surya, 2011)
Variabel Independent: Celebrity Endoser
Variabel Dependent: Brand Awarness
Analisi Jalur Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga variabel Celebrity Endorser tersebut didapat bahwa tanggapan terbesar responden terdapat pada dimensi Likability, hal ini menunjukkan bahwa indikator pada likability mempengaruhi kesadaran responden dalam menggunakan produk pocari sweat, dilihat dari indikator penampilan secara fisik Irfan Bachdim sebagai Celebrity Endorse
Perbedaan pada variabel Dependent , pada penelitian ini menggunakan variabel keputusan pembelian
Pengaruh Pendukung Selebritis Pada Media Iklan TV Terhadap Proses keputusan pembelian Produk Sarimi (Studi kasus pada Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Pelindung Hewan Bandung). (mokhamad Afdal, 2009)
Variabel Independent: Celebrity Endoser
Variabel Dependent: Keputusan Pembelian
Analisis Jalur Dengan menggunakan analisis Jalur.Kesimpulan dari penelitian ini pendukung Celebrity endoseryang terdiri atas Power, Visibility, Attractiveness, dan Credibility secara serentak berpengaruh pada proses keputusan pembelian produk Sarimi.
Perbedaan dalam penelitian ini adalah objek penelitia dan metode analisi yang digunakan.
22
Jurnal Nasional
Judul penelitian Variabel Metode penelitian
Penjelasan dan kesimpulan
perbedaan
Persepsi komunitas Underground pada Event Bandung Indie movement terhadap daya tarik Celebrity Endorser sebagai positioning iklan di antonim wardrobe(Ahmad Ramadhan, 2006)
Variabel Independent: Celebrity Endoser
Variabel Dependent: Positioning Iklan
Mengunakan Metode Survey dan Korelasional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pengemasan pesan yang disampaikan Celebrity Endorser pada Event Bandung Indie Movementmenggunakan format kolaborasi dari tiga macam bentuk daya tarik, yaitu daya tarik moral, rasional dan emosional, sehingga besarnya pengaruh antara bentuk pengemasan pesan dengan persepsi komunitas Underground adalah sebesar 34,80 %. Celebrity Endorser juga sudah mempunyai kredibilitas yang cukup baik. Tetapi responden mempunyai perhatian yang kurang baik yaitu sekitar 12,64%. Namun pengertian responden terhadap daya tarik Celebrity Endorser yang disampaikan dalam Event Bandung Indie Movement sudah cukup baik yaitu sekitar 18,02% dan perhatian responden terhadap daya tarik Celebrity Endorser juga sudah cukup baik sebesar 14,74%. Sehingga secara umum persepsi komunitas Underground dipengaruhi oleh daya tarik Celebrity Endorser dan secara keseluruhan sudah besar.
23
Pengaruh selebriti pendukung (Celebrity Endorser) Gita Gutawa terhadap Minat pembelian ulang Indomie (Studi Kasus pada Mahassiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, 2009 ditulis oleh Nabhan, Marya Desyeni
Variabel Independent: Celebrity Endoser Dan Citra Merk
Variabel Dependent: Minat beli
Analisi Regresi Berganda
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang cukup erat antara variabel attractivenes, trustworthiness, dan expertise terhadap minat pembelian ulang indomie sebesar 52,9% dengan adjusted R square sebesar 25,6% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini Hasil uji F menyatakan variabel attractiveness, trustworthiness dan expertise secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia. Uji t menunjukkan variabel trustworthiness merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat pembelian ulang Indomie pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia.
Mengkaji Iklan Televisi LUX berdasarkan konsep Brand Awareness dan Esterika Massa, 2011.(Made Arini Hanindharni,S.sn)
Variabel Independent: Iklan Televisi
Variabel Dependent: Brand Awareness dan estterika masa
Metode Kepustakaan
Hasil penelitian ini menujukan Brand Awareness pada iklan Lux terlihat beragam dan kreatif, Lux tidak hanya selalu menampilkan konsep yang berada di setiap iklan tetapi juga memanfaatkan momentum entertainment yang sedang naik daun pada zamannya. Iklan televisi Lux juga memberi
24
pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya wanita. Berdasarkanfaktor kebutuhan, pengaruh iklan televisi Lux memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia
Analisa Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar XL Bebas di Bandar Lampung 2007.(Pratiwi, Anisa )
Variabel Independent: Celebrity Endoser
Variabel Dependent: Brand Image
determinant three factors analysis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan Celebrity endorser menggunakan selebritis maupun non selebritis mampu sangat berpengaruh pada Brand Image kartu Prabayar XL di Bandar Lampung.
25
2.3 Kerangka Pemikiran
Menurut (Sekaran, 2007:114) Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
dianggap penting untuk masalah.
Dalam suatu Perusahaan, aktivitas yang dilakukan tidak hanya menciptakan atau memproduksi
produk-produk yang bermutu saja, tetapi perusahaan perlu juga memasarkan produknya dengan salah
satu caranya yaitu promosi. Promosi hanyalah salah satu elemen dasar dari marketing mix. Pada
dasarnya promosi adalah adalah segala aktivitas yang bersifat komunikatif yang bertujuan untuk
mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan tingkah laku konsumen dan berusaha untuk
meyakinkan, agar dapat menerima produk, jasa, atau ide yang dihasilkannya. Untuk melakukan hal itu
pihak perusahaan perlu merencanakan dan menyebarkan informasi tentang produk yang mereka
hasilkan, kegunaan, serta manfaat yang mereka peroleh dari produk tersebut serta informasi
perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya suatu hubungan yang saling bergantung
satu sama lain antara pihak yang menyebarkan pesan iklan dan pihak konsumen sebagai pihak yang
menyebarkan iklan tersebut menurut persepsi mereka masing-masing.
Hubungan antara dua pihak yang digambarkan diatas tersebut juga sebagai unsur komunikasi. Salah
satu strategi periklanan tersebut adalah dengan menggunakan celebrity endorser, penggunaan celebrity
endorser yang tepat akan memudahkan perusahaan dalam meraih perhatian khalayak dan
memunculkan ketertarikan khalayak terhadap produk yang diiklankan, sehingga secara otomatis akan
merangsang keinginan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Peneliti menggunakan istilah celebrity endorser menurut Royan (2005:15) dalam bukunya
Marketing Celebrities, ada 4 karakteristik dari seorang endorser, yaitu visibility, credibility, attraction
dan power. Dimana:
1. Visibility (X1), adalah dimensi seberapa jauh popularitas seorang selebriti dan komitmen
celebrity endorser membintangi iklan produk.
2. Credibility (X2), adalah keahlian celebrity endorser dalam menyampaikan pesan iklan
dan kemampuan celebrity endorser dalam merangsang minat beli.
3. Attractiveness (X3), adalah daya tarik yang dimiliki celebrity endorser dengan produk
yang dibintangi dengan produk yang dibintangi.
4. Power (X4), adalah kemampuan selebriti yang digunakan dalam iklan harus memiliki
kekuatan untuk “memerintahkan” target audience untuk memiliki kecenderungan untuk
membeli dan memiliki daya tarik fisik serta personality dan attitude yang baik.
Sedangkan untuk variabel keputusan pembelian pada penelitian ini menggunakan
pendapatSwastha & Handoko( 2011)yaitu dengan variabel pengambilan inisiatif, orang
yang mempengaruhi, pembuat keputusan, pembeli dan pemakaian.
28
Sumber : Belch & Belch (2009) Sumber : Suryani (2008)
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
2. 4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang
dilandasi dengan teori, dalil, hukum yang sudah ada sebelumnya. Hipotesis dapat juga berupa
pernyataan yang menggambarkan atau memprediksikan hubungan-hubungan tertentu diantara dua
variabel atau lebih, yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari
kebenaran. (Sanusi, 2011:44).
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis mengemukakan hipotesa sebagai berikut :
Ho :Celebrity Endoser berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.
H1 :Celebrity Endoser tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.
29
2.5 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tidak melebar kemana-mana, dan tetap fokus pada tujuan awalnya, maka
penulis membuat batasam masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
antara lain :
1. Variabel dalam penelitian ini adalah Celebrity Endorser dengan dimensi : Visibility (dimensi
popularitas), Credibility ( Keahlian menyampaikan pesan), Attractiveness (daya tarik), Power
(kemampuan) serta variabel Keputusan Pembelian.
2. Masalah difokuskan pada pengaruh Celebrity EndorserPada Iklan Yamaha Mio Gt terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen dikota Bandung kawasan kampus IMTelkom .
30